tabel penyakit cacing.docx

5
1. NEMATODA (CACING BULAT/CACING GELANG) KETERANGAN ANKILOSTOMIASIS (CACING TAMBANG) ASKARIASIS (CACING GELANG) ENTEROBIASIS (CACING KREMI) TRICHURIASIS (CACING CAMBUK) ETIOLOGI Necator americanus, Ancylostoma duodenale, & Ancylostoma ceylonicum Ascaris lumbricodes Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis Trichuris trichiura PENULARAN Larva menembus kulit/larva tertelan Telur tertelan Dari tangan lalu telur tertelan Telur tertelan MANIFESTASI KLINIK Gejala berupa gatal pada kulit, Gangguan pencernaan seperti kurang nafsu makan, mual, muntah, nyeri perut dan diare. Pada infeksi kronis dapat terjadi anemia. Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan tinja dengan ditemukannya telur, larva, atau bahkan cacing dewasa. Gejala penyakit berkisar dari yang ringan berupa batuk sampai yang berat seperti sesak napas. Gejala yang disebabkan cacing dewasa : penyumbatan lumen usus,sampai muntah cacing yang dapat menyumbat saluran napas. Sensasi gatal di sekitar anus dan gangguan kurang tidur. Diagnosis berdasarkan gejala dan ditemukannya telur /cacing dari apusan daerah anus. Biasanya tanpa gejala (asimptomatis). Infeksi beratbisa menyebabkan anemia ringan dan diare berdarah (bloody). Pada kasus yang jarang dapat terjadi prolaps recti. Diagnosis didapatkan dari adanya telur atau cacing dewasa dalam tinja. PENGOBATAN - Pirantel pamoat, dosis tunggal 10 mg/kgBB - Mebendazol 100 mg, 2 x sehari selama 3 hari - Albendazol 400 mg sehari, selama 5 hari - Pirantel pamoat, dosis tunggal 10 mg/kgBB - Mebendazol 100 mg, 2 x sehari selama 3 hari - Albendazol (anak > 2 tahun) 400 mg (2 tablet) dosis tunggal - Mebendazol dosis tunggal 100 mg - Garam piperazin - Tiabendazol - Pirvinium pamoat - Mebendazol 100 mg, 2 x sehari selama 3 hari - Albendazol 400 mg - Pirantel pamoat HOSPES PERANTARA Manusia (pada usus halus) Manusia (pada usus halus) Manusia (pada usus halus) Manusia (pada usus halus) LAIN-LAIN Siklus Hidup Cacing : 1) Cacing dewasa hidup dan bertelur di dalam usus halus kemudian keluar melalui tinja; 2) Larva bentuk pertama rhabditiform akan berubah menjadi larva filariform; 3) Larva memasuki tubuh manusia melalui Siklus Hidup Cacing : 1) Telur dikeluarkan cacing melalui tinja ; 2) Dalam lingkungan yang sesuai berkembang menjadi embrio dan menjadi larva infektif; 3) Larva infektif kemudian tertelan oleh manusia; 4) Di dalam usus Siklus Hidup Cacing : 5) Cacing betina bermigrasi pada malam hari dan bertelur di anus; 1) Hal ini menyebabkan rasa gatal di anus dan tergaruk dengan kuku jari lalu ke mulut; 2) Siklus Hidup Cacing : 1) Manusia tertelan telur cacing yang matang; 2) Telur akan menetas menjadi larva dan berpenetrasi pada mukosa usus halus selama 3-10 hari; 3) Larva bergerak turun dan

Upload: aldillah-nisriana-putri

Post on 28-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TABEL PENYAKIT CACING.docx

1. NEMATODA (CACING BULAT/CACING GELANG)

KETERANGAN ANKILOSTOMIASIS

(CACING TAMBANG)

ASKARIASIS

(CACING GELANG)

ENTEROBIASIS

(CACING KREMI)

TRICHURIASIS

(CACING CAMBUK)

ETIOLOGI Necator americanus, Ancylostoma duodenale, &

Ancylostoma ceylonicum

Ascaris lumbricodes Enterobius vermicularis atau Oxyuris

vermicularis

Trichuris trichiura

PENULARAN Larva menembus kulit/larva tertelan Telur tertelan Dari tangan lalu telur tertelan Telur tertelan

MANIFESTASI

KLINIK

Gejala berupa gatal pada kulit, Gangguan

pencernaan seperti kurang nafsu makan, mual,

muntah, nyeri perut dan diare. Pada infeksi

kronis dapat terjadi anemia.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan

tinja dengan ditemukannya telur, larva, atau

bahkan cacing dewasa.

Gejala penyakit berkisar dari yang ringan berupa

batuk sampai yang berat seperti sesak napas.

Gejala yang disebabkan cacing dewasa :

penyumbatan lumen usus,sampai muntah cacing

yang dapat menyumbat saluran napas.

Sensasi gatal di sekitar anus dan

gangguan kurang tidur.

Diagnosis berdasarkan gejala dan

ditemukannya telur /cacing dari apusan

daerah anus.

Biasanya tanpa gejala (asimptomatis).

Infeksi beratbisa menyebabkan anemia

ringan dan diare berdarah (bloody). Pada

kasus yang jarang dapat terjadi prolaps

recti.

Diagnosis didapatkan dari adanya telur

atau cacing dewasa dalam tinja.

PENGOBATAN - Pirantel pamoat, dosis tunggal 10 mg/kgBB

- Mebendazol 100 mg, 2 x sehari selama 3 hari

- Albendazol 400 mg sehari, selama 5 hari

- Pirantel pamoat, dosis tunggal 10 mg/kgBB

- Mebendazol 100 mg, 2 x sehari selama 3 hari

- Albendazol (anak > 2 tahun) 400 mg (2 tablet)

dosis tunggal

- Mebendazol dosis tunggal 100 mg

- Garam piperazin

- Tiabendazol

- Pirvinium pamoat

- Mebendazol 100 mg, 2 x sehari selama 3

hari

- Albendazol 400 mg

- Pirantel pamoat

HOSPES

PERANTARA

Manusia (pada usus halus) Manusia (pada usus halus) Manusia (pada usus halus) Manusia (pada usus halus)

LAIN-LAIN Siklus Hidup Cacing :

1) Cacing dewasa hidup dan bertelur di dalam

usus halus kemudian keluar melalui tinja; 2)

Larva bentuk pertama rhabditiform akan

berubah menjadi larva filariform; 3) Larva

memasuki tubuh manusia melalui kulit dan

masuk ke peredaran darah; 4) Larva akan naik ke

paru, trakea dan berlanjut ke faring, kemudian

larva tertelan ke saluran pencernaan: 5) Larva

bisa hidup di dalam usus sampai 8 tahun dengan

menghisap darah.

Pencegahan :

Pencegahan kontak dengan larva, dan

pembudidayaan perilaku hidup bersih dan sehat

pada masyarakat.

Siklus Hidup Cacing :

1) Telur dikeluarkan cacing melalui tinja ; 2)

Dalam lingkungan yang sesuai berkembang

menjadi embrio dan menjadi larva infektif; 3)

Larva infektif kemudian tertelan oleh manusia; 4)

Di dalam usus larva akan menetas; 5) Keluar dan

menembus dinding usus dan masuk ke sistem

peredaran darah; 6) Hingga sampai di usus halus,

dan larva menjadi dewasa di usus halus; 7)

Perjalanan siklus hidup cacing ini berlangsung

selama 65 – 70 hari.

Pencegahan :

Menjaga kebersihan pribadi, mencuci tangan,

memakai alas kaki dan melakukan perbaikan

sanitasi lingkungan sekitar tempat tinggal.

Siklus Hidup Cacing :

5) Cacing betina bermigrasi pada malam

hari dan bertelur di anus; 1) Hal ini

menyebabkan rasa gatal di anus dan

tergaruk dengan kuku jari lalu ke mulut;

2) Telur menetas di usus halus; 3) Larva

bermigrasi ke daerah di sekitar anus

dan tumbuh hingga dewasa; 4) Bila sifat

infeksinya retroinfeksi dari anus, maka

telur akan menetas di anus dan

bermigrasi ke kolon asendens.

Pencegahan :

Mencuci tangan sebelum dan sesudah

makan, rajin memotong kuku jari yang

sudah panjang.

Siklus Hidup Cacing :

1) Manusia tertelan telur cacing yang

matang; 2) Telur akan menetas menjadi

larva dan berpenetrasi pada mukosa usus

halus selama 3-10 hari; 3) Larva bergerak

turun dan lambat manjadi dewasa di

sekum dan kolon asendens; 4) Cacing akan

bertelur dan dalam lingkungan yang

kondusif telur akan matang dalam waktu

2-4 minggu dan akan keluar bersama tinja.

Pencegahan :

Menjaga kebersihan pribadi dan

melakukan perbaikan sanitasi pada

lingkungan sekitar.

Page 2: TABEL PENYAKIT CACING.docx

2. CESTODA (CACING PITA)

KETERANGAN CACING PITA DAGING CACING PITA IKAN CACING PITA TIKUS

ETIOLOGI Taenia solium (pada babi), Taenia saginata (pada sapi), &

Cysticercus cellulosae (pada babi)

Diphyllobothrium latum Hymenolepsis spp. (H. nana) & Drepanidotaenia spp.

PENULARAN Termakan, terdapat pada daging yang tidak dimasak atau

dimasak tetapi kurang matang

Ikut tertelan, terdapat pada ikan mentah. Sumber penularannya

adalah manusia dan beruang.

Tertelan air dan makanan yang terkontaminasi telur “dwarf

worm”. Sumber penularan tersering adalah manusia dan tikus.

MANIFESTASI

KLINIK

Gejala dan tanda penyakit adalah berupa gangguan

saluran cerna dan anemia juga dapat terjadi pada berbagai

tingkat keparahan

Gejala biasanya tidak berat, dapat berupa gangguan pencernaan

(diare, nafsu makan kurang, berat badan turun, tidak enak perut),

anemia dan obstruksi mekanik.

Diagnosis dengan menemukan telur atau proglotid dalam tinja.

Gejala bervariasi dari asimptomatis (paling banyak) hingga

nyeri perut hebat, diare, mual dan muntah, anoreksia (kurang

nafsu makan), penurunan berat badan

PENGOBATAN - Kuinakrin hidroklorida

- Niklosamid

- Prazikuantel

- Atabrin

- Librax

- Niklosamid, 4 tablet (2gr) dikunyah setelah makan

hidangan ringan

- Prazikuantel, dosis tunggal 10 mg/kg BB

- Bitionol

- Pencahar (bila cacing tidak keluar)

- Paromomisin, 1 gram aetiap 4 jam sebanyak 4 dosis

- Niklosamid

- Prazikuantel, dosis tunggal 10 mg/kg BB

HOSPES

PERANTARA

Hospes T. solium : babi

Hospes T. saginata : sapi

Hospes definitif : manusia

Cyclops dan ikan Tikus (hewan pengerat)

LAIN-LAIN Siklus Hidup Cacing :

Cacing dewasa dalam usus halus → bertelur → dikeluarkan

melalui tinja → termakan oleh babi atau sapi → telur akan

menetas menjadi larva di dalam usus hewan tersebut →

larva masuk ke pembuluh darah → menuju jaringan otot

atau ke dalam daging → daging hewan tersebut

selanjutnya di makan oleh manusia → larva menetap dan

menjadi dewasa di usus halus manusia.

Pencegahan :

Memutus rantai penularan dan memasak daging hingga

benar-benar matang, sanitasi lingkungan yang baik akan

menurunkan penyebaran telur pada tanah.

Siklus Hidup Cacing :

Telur cacing → dikeluarkan melalui lubang uterus proglotid

gravid di tinja → menetas dalam air → Larva (koradisium) →

dimakan H P pertama, anggota Cepepoda (ex. Cyclops dan

Dioptomus) → larva menjadi proserkoid → cyclops dimakan H P

kedua, ikan (ex. Salem) → proserkoid berubah menjadi larva

pleroserkoid (sparganum) → termakan manusia → sparganum

menjadi cacing dewasa di rongga usus halus manusia.

Pencegahan :

Melakukan pengawasan terhadap pengolahan ikan, pemasakan

ikan, dan sanitasi lingkungan.

Siklus Hidup Cacing :

Manusia tertular jika memakan telur cacing ini → Di dalam

usus halus, telur akan menetas menjadi oncospher dan

menembus villi usus halus serta akan kehilangan kaitnya →

Dalam 4 hari kemudian akan menjadi larva cysticercoid →

Larva ini terdapat pada tunica propria usus halus penderita →

Larva ini akan kembali ke lumen usus penderita untuk

menjadi dewasa dalam waktu 2 minggu → Telur dapat

menetas di dalam lumen usus halus penderita kemudian

oncospher akan menembus villi usus dan siklus hidupnya

akan berulang kembali.

Pencegahan :

Menjajaga hygiene perorangan, pembuangan feses secara

aman, penyediaan air bersih, pemberantasan dan

Page 3: TABEL PENYAKIT CACING.docx

pengendalian hama tikus.

3. TREMATODA (CACING DAUN)

KETERANGAN SCHISTOSOMA MANSONI SCHISTOSOMA JAPONICUM

ETIOLOGI Schistosoma mansoni Schistosoma japonicum

PENULARAN Kontak langsung dengan dengan air tawar yang mengandung larva infektif dan larva akan

menembus kulit manusia yang utuh atau sehat (tanpa luka). Sumber penularannya adalah

manusia, kera, dan tikus.

Terjadi melalui kontak langsung dengan dengan air tawar yang terkontaminasi oleh larva

infektif dari cacing ini. Sumber penularannya adalah manusia, anjing, kucing, kambing, sapi,

domba, kerbau dan hewan liar lainnya.

MANIFESTASI

KLINIK

Mempunyai gejala klinis awal yang sama, misalnya gatal-gatal pada saat serkaria telah masuk ke

dalam kulit, batuk berdahak dan demam serta hepatomegali (pembengkakan hati) dan

splenomegali (pembengkakan limpa)

Gatal-gatal (urtikaria), Gejala intoksikasi : demam hepatomegali dan eosinofilia tinggi,

Sindroma disentri, pada tingkat yang lebih lanjut dapat menyebabkan sirosis hepatis dan

splenomegali serta emasiasis.

PENGOBATAN - Praziquantel, dosis satu atau dua dari 40-60 mg / kgBB

- Oxamniquine

- Natrium antimonium tartrat

- Stiboven, secara intramuskular

- Nitridiasol

- Nitrioquinolin

- Prazikuantel, dosis 35 mg/kgBB, diberikan 2 x sehari

- Niridazol, dosis 25 mg/kg berat badan/hari selama 10 hari berturut-turut

HOSPES

PERANTARA

Keong atau Siput air tawar (fresh water snail), genus Oncomelania Keong atau Siput air tawar

LAIN-LAIN Siklus Hidup Cacing :

Manusia terinfeksi oleh serkaria di air tawar melalui penetrasi pada kulit → Serkaria masuk

tubuh melalui sirkulasi vena ke jantung, paru-paru dan sirkulasi portal → Tiga minggu

serkaria matang dan mencapai vena mesenterika superior usus halus lalu tinggal disana serta

berkembang biak → Telur yang dikeluarkan oleh cacing betina di dalam usus menembus

jaringan sub mukosa dan mukosa lalu masuk kedalam lumen usus dan keluar bersama tinja →

Telur yang berada di air tawar menetas dan melepaskan mirasidium yang kemudian berenang

bebas mencari hospes perantaranya yaitu keong → Dalam tubuh keong mirasidium

berkembang menjadi sporokista 1 dan 2 kemudian menjadi larva serkaria yang ekornya

bercabang → Serkaria selanjutnya akan mencari hospes definitif dalam waktu 24 jam.

Pencegahan :

Menghindari kontak langsung dengan air yang terkontaminasi oleh larva cacing tersebut,

sanitasi, terapi untuk penderita, dan pengendalian hospes perantara.

Siklus Hidup Cacing :

Telur dari parasit dilepaskan dalam tinja dan jika mengalami kontak dengan air mereka

menetas menjadi larva yang berenang bebas, yang disebut miracidia → Larva menginfeksi

keong dalam satu atau dua hari → Di dalam keong, larva mengalami reproduksi aseksual →

Setelah tahap reproduksi aseksual, cercaria yang dihasilkan dalam jumlah besar, yang

kemudian meninggalkan keong dan harus menginfeksi inang vertebrata yang cocok →

Cercaria menembus kulit → Cacing kemudian bermigrasi melalui sirkulasi, berakhir di

pembuluh darah mesenterika dimana mereka kawin dan mulai bertelur. Setiap pasangan

desposits sekitar 1500 - 3500 telur per hari dalam dinding usus → Telur menyusup melalui

jaringan dan terdapat dalam tinja.

Pencegahan :

Menghindari kontak langsung dengan air tawar yang terkontaminasi, sanitasi, terapi untuk

penderita, dan pengendalian siput air tawar.

Page 4: TABEL PENYAKIT CACING.docx