suara ntb rabu, 18 november 2020 belajar tatap muka di

1
Halaman 6 SUARA NTB Rabu, 18 November 2020 PENDIDIKAN BADAN Pengembangan Bahasa Kementerian Pendid- ikan dan Kebudayaan terus menggalakkan pelaksanaan tes Uji kompetensi Bahasa In- donesia (UKBI) bagi semua kalangan. Hanya saja, kelua- ran hasil tes UKBI belum ber- fungsi untuk memenuhi kebu- tuhan akademik. Misalnya tidak digunakan sebagai syar- at kelulusan mahasiswa atau syarat masuk. Saat berlangsung uji coba sistem layanan UKBI, Peneliti Ahli Pratama pada Badan Pengembangan Bahasa Ke- menterian Pendidikan dan Kebudayaan Dwi Wahyuni, menerangkan belum semua perguruan tinggi memanfaatkan hasil tes UKBI sebagai salah satu kebijakan pendukung bagi kelulusan mahasiswa. Meski demikian, di Indonesia ada beberapa kampus yang sudah menerapkan tes UKBI sebagai syarat kelulusan pen- damping ijazah. Walau masih terbatas pada jurusan bahasa Indonesia saja. Namun ini patut disyukuri. Diungkapkan kampus-kampus yang menjadikan hasil tes UKBI sebagai syarat kelulusan tersebar di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Jawa Timur terdapat 12 kampus dan Jawa Tengah ada 11 kampus. “Khusus Prodi Bahasa Indonesia yang mewajibkan maha- siswa harus punya sertifikat UKBI. Kampus di Jatim 12 kam- pus, Jateng 11 kampus. Masih sedikit kampus yang mewajib- kan. Ada banyak kendala, sulitnya akses,” ujar Dwi Wahyuni. Sementara untuk guru bahasa Indonesia, ke depan sudah ada wacana menjadikan hasil tes UKBI sebagai syarat sertifikasi guru. Karena selama ini hasil tes UKBI cukup mencengangkan. Kemam- puan secara umum ada fakta guru bahasa Indonesia nilai UKBI mereka masih rendah. Predikatnya masih di Madya, padahal untuk guru bahasa Indonesia harusnya mendapatkan predikat unggul. Ada banyak penyebabnya bisa jadi faktor internal. Seperti mungkin saja kurang familiar dengan produk badan bahasa. Sehingga ketika ikut UKBI hasilnya itu. Sementara faktor ekster- nal belum terbiasa dan akses internet dan lainnya yang masih terbatas. “ Tapi wacana guru bahasa Indonesia harus mempu- nyai predikat unggul sehingga dinyatakan sebagai guru berser- tifikasi. Ini sudah dibahas oleh Kepala Balai,” paparnya. (dys) Selong (Suara NTB) - Sejak diizinkan kegiatan pembelaja- ran tatap muka di Lombok Timur (Lotim), sekolah-sekolah di Lotim men- erapkan protokol kesehatan pada siswa atau guru yang datang. Sebelum masuk kelas, mereka harus mematuhi protokol kesehatan yang sudah diterapkan. Be- gitu juga di SMPN 1 Terara, siswa atau guru yang baru datang harus dicek suhu tubuhnya, menggunakan masker dan menjaga jarak selama berada di kelas. Kepala SMPN 1 Terara Drs. Hadi- rin Tahir, menjelaskan, sebelum sekolah diizinkan menggelar pembela- jaran tatap muka, pihaknya harus mempersiapkan fasilitas yang dibutu- hkan, seperti tempat cuci tangan, hand sanitizer, masker, thermo gun dan men- gatur jarak bangku di kelas. ‘’Siapkan ruang kelas dengan tempat duduk yang diatur, yakni 1,5 meter. Siswa dengan jumlah 1.005 terbagi jadi 32 rombongan belajar dari kelas VII sampai kelas IX. Pola yang akan kita laksanakan ke depan dengan membagi siswa per kelas masuk 2 hari seminggu. Misalnya, kelas VII masuk Senin –Se- lasa, kelas VIII masuk Rabu, Kamis dan Kelas IX masuk Jumat - Sabtu sambil menunggu petunjuk teknis dari pemer- intah daerah,’’ terangnya, Selasa (17/11). Diakuinya, siswa dan guru rindu mengikuti pembelajaran tatap muka, karena itu lebih gampang dikontrol dan memberikan penilaian pada siswa. Un- tuk itu, saat sekolah kembali diizinkan menggelar tatap muka secara langsung guru dan siswa harus mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker. Kemudian sebelum mengikuti kegiatan Belajar Tatap Muka di Zona Kuning Disarankan Bertahap Mataram (Suara NTB) - Zona penyebaran Covid-19 yang ditandai dengan warna rentan berubah seiring bertambah atau berkurangnya pasien terkonfirmasi positif. Hal itu berpengaruh pada kebijakan pembelajaran secara tatap muka. Oleh karena itu, pembelajaran secara tatap muka di sekolah yang ebrada di zona kuning disarankan dilakukan secara bertahap dan selektif. Seperti diketahui, berdasar- kan Surat Keputusan Bersa- ma (SKB) 4 Menteri, sekolah yang boleh melaksanakan pem- belajaran secara tatap muka adalah zona hijau dan kuning. Di NTB sendiri, sekolah jen- jang SMA, SMK, dan SLB ser- ta SD dan SMP di beberapa daerah yang sebelumnya bera- da di zona kuning sudah mulai menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas. Namun, pada awal pekan ini, sembilan kabupaten/kota kembali bera- da di zona oranye, dan satu kota masuk zona merah. Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), yang juga dari Serikat Guru Mataram, Mansur Sipinathe pada Selasa (17/11) mengata- kan, terkait pembelajaran tatap muka di zona kuning sebaiknya diterapkan secara selektif dan bertahap. Menurutnya, meski sudah zona kuning, seharusnya sekolah yang boleh tatap muka adalah sekolah yang memenuhi kesiapan protokol kesehatan Covid-19. Atau sekolah yang se- belumnya sudah melaksanakan simulasi tatap muka pada saat zona oranye. “Sedangkan sekolah yang belum pernah sim- ulasi harus melalui tahapan simulasi dulu,” katanya. Ia menekankan, prinsip yang perlu dipegang adalah pemerintah, pemerintah daer- ah, satuan pendidikan, dan or- ganisasi profesi harus mem- berikan perlindungan keaman- an dan keselamatan kepada pendidik, tenaga kependidi- kan, dan peserta didik. Menurutnya, jika semua sekolah diperbolehkan tatap muka, maka tidak menutup kemungkinan ada sekolah yang belum memenuhi pro- tokol kesehatan Covid-19, se- hingga sangat rentan menjadi klaster baru penularan Covid- 19. Pada akhirnya membuat satu wilayah menjadi zona oranye kembali. Ia menyarankan, untuk sekolah di zona oranye kembali kembali menerapkan simulasi tatap muka. Sementara zona kuning sebagian tatap muka terbatas dan sebagian lagi sim- ulasi tatap muka. “Satuan pen- didikan di zona kuning maupun oranye yang tidak memenuhi kesiapan protokol Covid-19 tidak diperkenankan untuk tatap muka,” ujarnya. Terpisah, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) NTB, Mohammad Mustari, MM., MA. Ph.D., mengatakan, jika ada peruba- han zona penyebaran di satu daerah menjadi zona oranye atau merah, maka pembelaja- ran dilakukan secara BDR. “Pemerintah daerah harus mengembalikan pembelaja- ran secara BDR atau pembela- jaran jarak jauh,” katanya. Sementara itu, pihak sekolah mengharapkan pem- belajaran secara tatap muka bisa terus dilaksanakan. Ter- utama dalam dekat akan di- laksanakan Penilaian Akhir Semester (PAS). Kepala SMAN 8 Mataram, Hj. Su- prapti, pada Selasa (17/11) menyampaikan, kalau klaster tidak dari sekolah, diharapkan pembelajaran secara tatap muka dapat terus berlanjut. Terpenting tetap patuh pada protokol kesehatan. “Seben- tar lagi akan berlangsung Pe- nilaian Akhir Semester ganjil. Setelah itu tergantung kebija- kan dinas, sekolah mengiku- tinya,” katanya. (ron). Belajar Tatap Muka Dimulai SMPN 1 Terara Terapkan Protokol Kesehatan Ketat CEK SUHU TUBUH - Seorang siswa di SMPN 1 Terara dicek suhu tubuhnya sebelum memasuki ruang kelas, Selasa (17/10). pembelajaran, cek suhu tubuh siswa dan guru sebelum pembelajaran dimulai. Sementara pada saat pembelajaran tatap muka masih dilarang, pihaknya me- nerapkan 2 sistem pembelajaran. Perta- ma, sistem dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). Sistem daring meng- gunakan grup Whats App (WA) dan Goo- gle Classroom. Untuk menjalankan sistem ini, pihak sekolah memfasilitasi guru sesuai dengan kemampuan sekolah. Sedangkan pada sistem luring dilakukan dengan belajar kelompok atau belajar dari rumah (BDR). Meski demikian, ujarnya, dalam menjalankan dua sistem ini dihadap- kan dengan banyak kendala. Pertama, tidak semua siswa punya smartphone, selain itu kemampuan siswa menyiap- kan kuota untuk melaksanakan pem- belajaran daring. Tidak hanya itu, jar- ingan internet di tempat siswa ber- mukim tidak ada jaringan, sehingga ini menyebabkan kegiatan pembelajaran daring tidak maksimal. Begitu juga di pembelajaran model luring. Pada sistem pembelajaran ini, pihak guru membentuk kelompok ber- dasarkan tempat tinggal siswa. Namun, p embentukan kelompok ini lumayan sulit, karena terbatasnya jangkauan guru. ‘’Guru kadang tidak tahu lokasi ru- mah siswa, ini jadi kendala yang dihada- pi pada pembelajaran luring,’’ ujarnya. Untuk itu, pada pembelajaran tatap muka ini, pihaknya sudah me- nyiapkan hand sanitizer dan tempat cuci tangan sebanyak ruang kelas, ru- ang guru, ruang Tata Usaha dan ke- pala sekolah, sehingga pembelajaran tatap muka menjadi optimal. (ham) Pembelajaran di Kelas Awal di SD Diarahkan secara Luring Galakkan Tes UKBI (Suara NTB/dys) Dwi Wahyuni SMKN 1 Sekotong Luncurkan Program SMK Sambang Desa Mataram (Suara NTB) - Universitas Mataram (Unram) telah memutuskan diri untuk menggelar wisuda secara daring periode bulan Maret, Juni dan September. Keputusan itu akhirnya di- ambil setelah dilakukan penundaan cukup lama. Akibat penundaan yang berlarut larut, penundaan wisuda tidak memberikan kepastian pada mahasiswa calon wisuda. Pelaksanaan wisuda Daring akan digelar pada 19 November mendatang. Tentu saja ada banyak perbe- daan mendasar pada pelaksanaan wisuda yang terbi- lang dengan model baru ini. “Kita akan wisuda virtual ini yang tentu saja beda,” papar Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Per- encanaan Unram Drs. Ruspan, M.Ak., Selasa (17/11). Ruspan memastikan jadwal wisuda sudah pasti dan tidak akan diundur lagi. Hingga kini peminat wisuda daring tidak kalah dengan wisuda normal umumnya. Padahal di awal, keputusan menunda wisuda, karena pendaftar wisuda daring bisa dihitung dengan jari. “Wisuda tetap tanggal 19 November dengan 713 pe- serta yang sudah mendaftar,” tutur Ruspan. Sebelumnya keputusan wisuda daring diambil set- elah memperhatikan surat Sekretaris Daerah selaku Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Pen- anggulangan Covid-19 Provinsi NTB Nomor 440/374/ Kesra tanggal 7 Oktober 2020 dan Surat Ketua Satgas Covid-19 Unram tanggal 19 Oktober 2020 tentang izin pelaksanaan wisuda pada masa pandemi Covid-19. Tidak menentunya suasana membuat wisuda dar- ing akhirnya dipilih. Namun demikian, wisuda juga akan dihadiri oleh perwakilan mahasiswa. Perwakilan mahasiswa terbaik di masing-masing program studi di tiap fakultas pada masing-masing periode. Mereka nantinya akan hadir secara offline baik pada saat gla- di bersih maupun pada saat acara puncak wisuda. “Na- mun demikian tetap harus menjaga dan mematuhi pro- tokol Covid. Sementara yang lainnya mengikutinya secara daring,” paparnya. (dys) Diikuti 713 Peserta, Unram Gelar Wisuda Daring 19 November Mataram (Suara NTB) - Pembelajaran di kelas awal teru- tama kelas 1 dan kelas 2 Sekolah Dasar (SD) diakui sangat sulit jika di- laksanakan dengan konsep Pembela- jaran Jarak Jauh (PJJ) secara dalam jaringan (daring). Oleh karena itu, Di- nas Pendidikan mengarahkan agar guru melaksanakan PJJ luar jaringan (luring) untuk kelas 1 dan 2. Kepala Dinas Pendidikan Kota Ma- taram, Drs. H. Lalu Fatwir Uzali, S.Pd., MM., ditemui di ruang kerjanya akhir pekan kemarin mengatakan, ia meminta kepada guru-guru untuk bisa melaksanakan PJJ luring untuk kelas 1 dan kelas 2. Guru diarahkan untuk mencari siswa ke rumah mereka. Na- mun harus tetap ada izin dari orang tua siswa. “Kalau secara daring mereka mulai bosan dan konsepnya juga baru. Sebaikn- ya melalui luring dengan mencari anak- anak, tetap harus ada izin dari orang tua, diterima atau tidak,” katanya. Menurutnya, pembelajaran jarak jauh bagi siswa kelas awal harus mengedepankan kolaborasi antara guru dan orang tua siswa. Ia memberikan ke- bebasan kepada guru-guru untuk memi- lih konsep pembelajaran jarak jauh. “Saya berikan kebebasan kepada guru-guru untuk melaksanakan pem- belajaran secara daring, luring, atau campuran. Terpenting agar siswa terlay- ani dengan baik,” ujar Fatwir yang juga mantan Kepala SMAN 1 Mataram ini. Sebelumnya, Kepala Seksi Kuriku- lum dan Penilaian pada Bidang Pen- didikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Mataram, Syarafudin, mengkhawatir- kan pembelajaran di kelas 1 SD, apalagi tidak semua murid pernah mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebelumnya. Dalam kesempatan bertemu den- gan guru kelas 1 SD, menur- ut Syarafudin banyak guru yang men- geluhkan hal ini. Karena biasanya guru akan memegangi tangan murid ketika belajar menulis angka dan huruf. Ke- tika pembelajaran jarak jauh, penge- nalan huruf dan angka akan semakin sulit, terlebih lagi jika orang tua mu- rid tidak memiliki kemampuan men- dampingi anaknya. Di samping itu, orang tua murid harus mencari nafkah, berdampak kesulitan memiliki waktu mendampingi anaknya belajar. Terkait permasalahan itu, pihaknya berusaha menyiasatinya melalui kun- jungan rumah. Guru diarahkan untuk melakukan kunjungan rumah ke rumah siswa. Hal ini dianggap memudahkan, apalagi biasanya rumah murid SD cuk- up dekat dengan sekolah. (ron) (Suara NTB/dok) H. Lalu Fatwir Uzali Giri Menang (Suara NTB) - Dalam rangka mendistribusi- kan ijazah para alumni yang be- lum diambil, SMKN 1 Sekotong meluncurkan Program SMK Sam- bang Desa. Kegiatan ini sebagai media untuk melakukan sosial- isasi Program Kompetensi Keahl- ian serta Pendistribusian Ijazah yang belum di ambil oleh alumni tamatan tahun 2012. ‘’Program ini berlangsung dari bulan November hingga Desember 2020 dan dihajatkan untuk mendekatkan program-program di SMKN 1 Sekotong yang mana Ko- mpetensi Keahlian yang disiapkan untuk bersama-sama menggali dan mengasah potensi guna mem- bangun Sekotong. Khususnya melalui kompetensi Peserta Did- ik yang mendulang Ilmu Penge- tahuan di SMKN 1 Sekotong,” kata Plt. Kepala SMKN 1 Seko- tong Sulman Haris, M.Pd.I., Sela- sa (17/11). Diakuinya, ada 112 Ijazah yang belum sempat diambil oleh para alumni. Atas kondisi ini, sekolah membuat Tim Khusus untuk men- sukseskan agar Ijazah dapat di- manfaatkan baik untuk melanjut- kan studi ke jenjang yang lebih tinggi ataupun untuk melamar pe- kerjaan. “Ini bisa mereka gunakan untuk lanjut studi ke jenjang pen- didikan tinggi,” jelasnya. Dikatakan Sulman, pola yang diterapkan dalam program ini ad- alah melakukan sosialisasi mela- lui perangkat desa Se-Kecamatan Sekotong dan sekaligus mencari kediaman peserta didik sesuai data yang ada di Buku Induk. Be- ragam respons yang diterima Tim SMKN 1 Sekotong dengan pro- gram yang dikembangkan ini. “Terharu, gembira dan merasa bangga dengan Program SMK Sambang Desa ini karena mende- katkan sekolah dengan stakehold- ers yang ada,” ungkap Sulman, seraya berharap program ini bisa berjalan sesuai harapan. (dys) (Suara NTB/ist) BERIKAN - Tim SMKN 1 Sekotong memberikan ijazah ke salah satu keluarga alumni dalam program SMK Sambang Desa. (Suara NTB/ist)

Upload: others

Post on 23-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SUARA NTB Rabu, 18 November 2020 Belajar Tatap Muka di

Halaman 6SUARA NTB Rabu, 18 November 2020 PENDIDIKAN

BADAN PengembanganBahasa Kementerian Pendid-ikan dan Kebudayaan terusmenggalakkan pelaksanaantes Uji kompetensi Bahasa In-donesia (UKBI) bagi semuakalangan. Hanya saja, kelua-ran hasil tes UKBI belum ber-fungsi untuk memenuhi kebu-tuhan akademik. Misalnyatidak digunakan sebagai syar-at kelulusan mahasiswa atausyarat masuk.

Saat berlangsung uji cobasistem layanan UKBI, PenelitiAhli Pratama pada BadanPengembangan Bahasa Ke-menterian Pendidikan danKebudayaan Dwi Wahyuni,menerangkan belum semua

perguruan tinggi memanfaatkan hasil tes UKBI sebagai salahsatu kebijakan pendukung bagi kelulusan mahasiswa.

Meski demikian, di Indonesia ada beberapa kampus yangsudah menerapkan tes UKBI sebagai syarat kelulusan pen-damping ijazah. Walau masih terbatas pada jurusan bahasaIndonesia saja. Namun ini patut disyukuri.

Diungkapkan kampus-kampus yang menjadikan hasil tesUKBI sebagai syarat kelulusan tersebar di Jawa Timur danJawa Tengah. Di Jawa Timur terdapat 12 kampus dan JawaTengah ada 11 kampus.

“Khusus Prodi Bahasa Indonesia yang mewajibkan maha-siswa harus punya sertifikat UKBI. Kampus di Jatim 12 kam-pus, Jateng 11 kampus. Masih sedikit kampus yang mewajib-kan. Ada banyak kendala, sulitnya akses,” ujar Dwi Wahyuni.

Sementara untuk guru bahasa Indonesia, ke depan sudah adawacana menjadikan hasil tes UKBI sebagai syarat sertifikasi guru.Karena selama ini hasil tes UKBI cukup mencengangkan. Kemam-puan secara umum ada fakta guru bahasa Indonesia nilai UKBImereka masih rendah. Predikatnya masih di Madya, padahal untukguru bahasa Indonesia harusnya mendapatkan predikat unggul.

Ada banyak penyebabnya bisa jadi faktor internal. Sepertimungkin saja kurang familiar dengan produk badan bahasa.Sehingga ketika ikut UKBI hasilnya itu. Sementara faktor ekster-nal belum terbiasa dan akses internet dan lainnya yang masihterbatas. “ Tapi wacana guru bahasa Indonesia harus mempu-nyai predikat unggul sehingga dinyatakan sebagai guru berser-tifikasi. Ini sudah dibahas oleh Kepala Balai,” paparnya. (dys)

Selong (Suara NTB) -Sejak diizinkan kegiatan pembelaja-

ran tatap muka di Lombok Timur(Lotim), sekolah-sekolah di Lotim men-erapkan protokol kesehatan pada siswaatau guru yang datang. Sebelum masukkelas, mereka harus mematuhi protokolkesehatan yang sudah diterapkan. Be-gitu juga di SMPN 1 Terara, siswa atauguru yang baru datang harus dicek suhutubuhnya, menggunakan masker danmenjaga jarak selama berada di kelas.

Kepala SMPN 1 Terara Drs. Hadi-rin Tahir, menjelaskan, sebelumsekolah diizinkan menggelar pembela-jaran tatap muka, pihaknya harusmempersiapkan fasilitas yang dibutu-hkan, seperti tempat cuci tangan, handsanitizer, masker, thermo gun dan men-gatur jarak bangku di kelas.

‘’Siapkan ruang kelas dengan tempatduduk yang diatur, yakni 1,5 meter.Siswa dengan jumlah 1.005 terbagi jadi32 rombongan belajar dari kelas VIIsampai kelas IX. Pola yang akan kitalaksanakan ke depan dengan membagisiswa per kelas masuk 2 hari seminggu.Misalnya, kelas VII masuk Senin –Se-lasa, kelas VIII masuk Rabu, Kamis danKelas IX masuk Jumat - Sabtu sambilmenunggu petunjuk teknis dari pemer-intah daerah,’’ terangnya, Selasa (17/11).

Diakuinya, siswa dan guru rindumengikuti pembelajaran tatap muka,karena itu lebih gampang dikontrol danmemberikan penilaian pada siswa. Un-tuk itu, saat sekolah kembali diizinkanmenggelar tatap muka secara langsungguru dan siswa harus mematuhi protokolkesehatan, seperti menggunakan masker.Kemudian sebelum mengikuti kegiatan

Belajar Tatap Muka di Zona Kuning Disarankan BertahapMataram (Suara NTB) -

Zona penyebaran Covid-19 yang ditandai dengan warna rentan berubahseiring bertambah atau berkurangnya pasien terkonfirmasi positif. Hal ituberpengaruh pada kebijakan pembelajaran secara tatap muka. Oleh karenaitu, pembelajaran secara tatap muka di sekolah yang ebrada di zona kuningdisarankan dilakukan secara bertahap dan selektif.

Seperti diketahui, berdasar-kan Surat Keputusan Bersa-ma (SKB) 4 Menteri, sekolahyang boleh melaksanakan pem-belajaran secara tatap mukaadalah zona hijau dan kuning.Di NTB sendiri, sekolah jen-jang SMA, SMK, dan SLB ser-ta SD dan SMP di beberapadaerah yang sebelumnya bera-

da di zona kuning sudah mulaimenerapkan pembelajarantatap muka terbatas. Namun,pada awal pekan ini, sembilankabupaten/kota kembali bera-da di zona oranye, dan satu kotamasuk zona merah.

Wakil Sekjen FederasiSerikat Guru Indonesia (FSGI),yang juga dari Serikat Guru

Mataram, Mansur Sipinathepada Selasa (17/11) mengata-kan, terkait pembelajaran tatapmuka di zona kuning sebaiknyaditerapkan secara selektif danbertahap. Menurutnya, meskisudah zona kuning, seharusnyasekolah yang boleh tatap mukaadalah sekolah yang memenuhikesiapan protokol kesehatan

Covid-19. Atau sekolah yang se-belumnya sudah melaksanakansimulasi tatap muka pada saatzona oranye. “Sedangkansekolah yang belum pernah sim-ulasi harus melalui tahapansimulasi dulu,” katanya.

Ia menekankan, prinsipyang perlu dipegang adalahpemerintah, pemerintah daer-ah, satuan pendidikan, dan or-ganisasi profesi harus mem-berikan perlindungan keaman-an dan keselamatan kepadapendidik, tenaga kependidi-kan, dan peserta didik.

Menurutnya, jika semuasekolah diperbolehkan tatap

muka, maka tidak menutupkemungkinan ada sekolahyang belum memenuhi pro-tokol kesehatan Covid-19, se-hingga sangat rentan menjadiklaster baru penularan Covid-19. Pada akhirnya membuatsatu wilayah menjadi zonaoranye kembali.

Ia menyarankan, untuksekolah di zona oranye kembalikembali menerapkan simulasitatap muka. Sementara zonakuning sebagian tatap mukaterbatas dan sebagian lagi sim-ulasi tatap muka. “Satuan pen-didikan di zona kuning maupunoranye yang tidak memenuhi

kesiapan protokol Covid-19tidak diperkenankan untuktatap muka,” ujarnya.

Terpisah, Kepala LembagaPenjaminan Mutu Pendidikan(LPMP) NTB, MohammadMustari, MM., MA. Ph.D.,mengatakan, jika ada peruba-han zona penyebaran di satudaerah menjadi zona oranyeatau merah, maka pembelaja-ran dilakukan secara BDR.“Pemerintah daerah harusmengembalikan pembelaja-ran secara BDR atau pembela-jaran jarak jauh,” katanya.

Sementara itu, pihaksekolah mengharapkan pem-

belajaran secara tatap mukabisa terus dilaksanakan. Ter-utama dalam dekat akan di-laksanakan Penilaian AkhirSemester (PAS). KepalaSMAN 8 Mataram, Hj. Su-prapti, pada Selasa (17/11)menyampaikan, kalau klastertidak dari sekolah, diharapkanpembelajaran secara tatapmuka dapat terus berlanjut.Terpenting tetap patuh padaprotokol kesehatan. “Seben-tar lagi akan berlangsung Pe-nilaian Akhir Semester ganjil.Setelah itu tergantung kebija-kan dinas, sekolah mengiku-tinya,” katanya. (ron).

Belajar Tatap Muka Dimulai

SMPN 1 Terara Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

CEK SUHUTUBUH - Seorangsiswa di SMPN 1Terara dicek suhutubuhnya sebelummemasuki ruangkelas, Selasa(17/10).

pembelajaran, cek suhu tubuh siswa danguru sebelum pembelajaran dimulai.

Sementara pada saat pembelajarantatap muka masih dilarang, pihaknya me-nerapkan 2 sistem pembelajaran. Perta-ma, sistem dalam jaringan (daring) danluar jaringan (luring). Sistem daring meng-gunakan grup Whats App (WA) dan Goo-gle Classroom. Untuk menjalankansistem ini, pihak sekolah memfasilitasiguru sesuai dengan kemampuan sekolah.Sedangkan pada sistem luring dilakukandengan belajar kelompok atau belajardari rumah (BDR).

Meski demikian, ujarnya, dalammenjalankan dua sistem ini dihadap-kan dengan banyak kendala. Pertama,tidak semua siswa punya smartphone,selain itu kemampuan siswa menyiap-kan kuota untuk melaksanakan pem-belajaran daring. Tidak hanya itu, jar-ingan internet di tempat siswa ber-mukim tidak ada jaringan, sehingga inimenyebabkan kegiatan pembelajarandaring tidak maksimal.

Begitu juga di pembelajaran modelluring. Pada sistem pembelajaran ini,pihak guru membentuk kelompok ber-dasarkan tempat tinggal siswa. Namun,p embentukan kelompok ini lumayansulit, karena terbatasnya jangkauanguru. ‘’Guru kadang tidak tahu lokasi ru-mah siswa, ini jadi kendala yang dihada-pi pada pembelajaran luring,’’ ujarnya.

Untuk itu, pada pembelajarantatap muka ini, pihaknya sudah me-nyiapkan hand sanitizer dan tempatcuci tangan sebanyak ruang kelas, ru-ang guru, ruang Tata Usaha dan ke-pala sekolah, sehingga pembelajarantatap muka menjadi optimal. (ham)

Pembelajaran di KelasAwal di SD Diarahkan

secara Luring

Galakkan Tes UKBI

(Suara NTB/dys)Dwi Wahyuni

SMKN 1 Sekotong Luncurkan Program SMK Sambang Desa

Mataram (Suara NTB) -Universitas Mataram (Unram) telah memutuskan diri

untuk menggelar wisuda secara daring periode bulanMaret, Juni dan September. Keputusan itu akhirnya di-ambil setelah dilakukan penundaan cukup lama. Akibatpenundaan yang berlarut larut, penundaan wisuda tidakmemberikan kepastian pada mahasiswa calon wisuda.

Pelaksanaan wisuda Daring akan digelar pada 19November mendatang. Tentu saja ada banyak perbe-daan mendasar pada pelaksanaan wisuda yang terbi-lang dengan model baru ini.

“Kita akan wisuda virtual ini yang tentu saja beda,”papar Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Per-encanaan Unram Drs. Ruspan, M.Ak., Selasa (17/11).

Ruspan memastikan jadwal wisuda sudah pasti dantidak akan diundur lagi. Hingga kini peminat wisudadaring tidak kalah dengan wisuda normal umumnya.Padahal di awal, keputusan menunda wisuda, karenapendaftar wisuda daring bisa dihitung dengan jari.“Wisuda tetap tanggal 19 November dengan 713 pe-serta yang sudah mendaftar,” tutur Ruspan.

Sebelumnya keputusan wisuda daring diambil set-elah memperhatikan surat Sekretaris Daerah selakuKetua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Pen-anggulangan Covid-19 Provinsi NTB Nomor 440/374/Kesra tanggal 7 Oktober 2020 dan Surat Ketua SatgasCovid-19 Unram tanggal 19 Oktober 2020 tentang izinpelaksanaan wisuda pada masa pandemi Covid-19.

Tidak menentunya suasana membuat wisuda dar-ing akhirnya dipilih. Namun demikian, wisuda jugaakan dihadiri oleh perwakilan mahasiswa. Perwakilanmahasiswa terbaik di masing-masing program studidi tiap fakultas pada masing-masing periode. Merekanantinya akan hadir secara offline baik pada saat gla-di bersih maupun pada saat acara puncak wisuda. “Na-mun demikian tetap harus menjaga dan mematuhi pro-tokol Covid. Sementara yang lainnya mengikutinyasecara daring,” paparnya. (dys)

Diikuti 713 Peserta,Unram Gelar WisudaDaring 19 November

Mataram (Suara NTB) -Pembelajaran di kelas awal teru-

tama kelas 1 dan kelas 2 SekolahDasar (SD) diakui sangat sulit jika di-laksanakan dengan konsep Pembela-jaran Jarak Jauh (PJJ) secara dalamjaringan (daring). Oleh karena itu, Di-nas Pendidikan mengarahkan agarguru melaksanakan PJJ luar jaringan(luring) untuk kelas 1 dan 2.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Ma-taram, Drs. H. Lalu Fatwir Uzali,S.Pd., MM., ditemui di ruang kerjanyaakhir pekan kemarin mengatakan, iameminta kepada guru-guru untuk bisamelaksanakan PJJ luring untuk kelas1 dan kelas 2. Guru diarahkan untukmencari siswa ke rumah mereka. Na-mun harus tetap ada izin dari orangtua siswa.

“Kalau secara daring mereka mulaibosan dan konsepnya juga baru. Sebaikn-ya melalui luring dengan mencari anak-anak, tetap harus ada izin dari orang tua,diterima atau tidak,” katanya.

Menurutnya, pembelajaran jarakjauh bagi siswa kelas awal harusmengedepankan kolaborasi antara gurudan orang tua siswa. Ia memberikan ke-bebasan kepada guru-guru untuk memi-lih konsep pembelajaran jarak jauh.

“Saya berikan kebebasan kepadaguru-guru untuk melaksanakan pem-belajaran secara daring, luring, ataucampuran. Terpenting agar siswa terlay-ani dengan baik,” ujar Fatwir yang jugamantan Kepala SMAN 1 Mataram ini.

Sebelumnya, Kepala Seksi Kuriku-lum dan Penilaian pada Bidang Pen-didikan Dasar Dinas Pendidikan KotaMataram, Syarafudin, mengkhawatir-kan pembelajaran di kelas 1 SD,apalagi tidak semua murid pernahmengikuti Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) sebelumnya.Dalam kesempatan bertemu den-

gan guru kelas 1 SD, menur-ut Syarafudin banyak guru yang men-geluhkan hal ini. Karena biasanya guruakan memegangi tangan murid ketikabelajar menulis angka dan huruf. Ke-tika pembelajaran jarak jauh, penge-nalan huruf dan angka akan semakinsulit, terlebih lagi jika orang tua mu-rid tidak memiliki kemampuan men-dampingi anaknya. Di samping itu,orang tua murid harus mencari nafkah,berdampak kesulitan memiliki waktumendampingi anaknya belajar.

Terkait permasalahan itu, pihaknyaberusaha menyiasatinya melalui kun-jungan rumah. Guru diarahkan untukmelakukan kunjungan rumah ke rumahsiswa. Hal ini dianggap memudahkan,apalagi biasanya rumah murid SD cuk-up dekat dengan sekolah. (ron)

(Suara NTB/dok)H. Lalu Fatwir Uzali

Giri Menang (Suara NTB) -Dalam rangka mendistribusi-

kan ijazah para alumni yang be-lum diambil, SMKN 1 Sekotongmeluncurkan Program SMK Sam-bang Desa. Kegiatan ini sebagaimedia untuk melakukan sosial-isasi Program Kompetensi Keahl-ian serta Pendistribusian Ijazahyang belum di ambil oleh alumnitamatan tahun 2012.

‘’Program ini berlangsung daribulan November hingga Desember2020 dan dihajatkan untukmendekatkan program-program diSMKN 1 Sekotong yang mana Ko-mpetensi Keahlian yang disiapkanuntuk bersama-sama menggalidan mengasah potensi guna mem-bangun Sekotong. Khususnyamelalui kompetensi Peserta Did-ik yang mendulang Ilmu Penge-

tahuan di SMKN 1 Sekotong,”kata Plt. Kepala SMKN 1 Seko-tong Sulman Haris, M.Pd.I., Sela-sa (17/11).

Diakuinya, ada 112 Ijazah yangbelum sempat diambil oleh paraalumni. Atas kondisi ini, sekolahmembuat Tim Khusus untuk men-sukseskan agar Ijazah dapat di-manfaatkan baik untuk melanjut-kan studi ke jenjang yang lebihtinggi ataupun untuk melamar pe-kerjaan. “Ini bisa mereka gunakanuntuk lanjut studi ke jenjang pen-didikan tinggi,” jelasnya.

Dikatakan Sulman, pola yangditerapkan dalam program ini ad-alah melakukan sosialisasi mela-lui perangkat desa Se-KecamatanSekotong dan sekaligus mencarikediaman peserta didik sesuaidata yang ada di Buku Induk. Be-

ragam respons yang diterima TimSMKN 1 Sekotong dengan pro-gram yang dikembangkan ini.

“Terharu, gembira dan merasabangga dengan Program SMK

Sambang Desa ini karena mende-katkan sekolah dengan stakehold-ers yang ada,” ungkap Sulman,seraya berharap program ini bisaberjalan sesuai harapan. (dys)

(Suara NTB/ist)BERIKAN - Tim SMKN 1 Sekotong memberikan ijazah ke salah satukeluarga alumni dalam program SMK Sambang Desa.

(Suara NTB/ist)