stimulansia sistem syaraf pusat

Upload: nadia-rani

Post on 03-Jun-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Stimulansia Sistem Syaraf Pusat

    1/8

  • 8/12/2019 Stimulansia Sistem Syaraf Pusat

    2/8

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Perangsangan system saraf pusat oleh obat pada umumnya melalui dua mekanisme yaitu

    mengadakan blockade system penghambatan dan meninggikan perangsangan sinaps. Dalam

    system saraf pusat dikenal system penghambat dan meninggikan perangsangan sinaps. Dalam

    system saraf pusat dikenal system penghambat pasca sinaps dan penghambatan prasinaps.

    Stimulan system saraf pusat kegiatannya meningkatkan norepinefrin dan dopamine dalam

    dua cara yang berbeda. Pertama, stimulant SSP meningkatkna pelepasan norepinefrin dan

    dopamine dari selsel otak. Kedua, stimulant SSP mungkin juga menghambat mekanisme yang

    biasanya mengakhiri tindakan neuorotransmiter. Sebagai hasil dari kegiatan ganda system saraf

    pusat stimulant, norepinefrin dan dopamine telah meningkatkan efek diberbagai daerah di otak.

    Meskipun tindakan yang dimaksudkan system saraf pusat stimulant berada diotak,

    tindakannya juga dapat mempengaruhi noepinephrine di bagian lain dari tubuh. Hal ini dapat

    menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan seperti peningkatan tekanan darah.

    Perangsangan nafas ada beberapa mekanisme yaitu perangsangan langsung pada pusatnafas baik oleh obat atau karena adanya perubahan pH darah, perangsanagn dari impuls sensorik

    yang berasal dari komoreseptor dibadan karotis, perangsangan dari impuls sensorik yang berasal

    dari komreseptor dibadan karotis, perangsanagn dari impuls sferen terhadap pusat nafas misalnya

    impuls yang dating dari tendo dan sendi dan pengaturan dari pusat yang lebih tinggi.

    (B.G.Katzung, 1997)

  • 8/12/2019 Stimulansia Sistem Syaraf Pusat

    3/8

    3

    BAB III

    METODE KERJA

    3.1 Alat dan Bahan

    3.1.1 Alat

    1. Jarum suntik

    2. Timbangan hewan coba

    3.1.2 Bahan

    1. Mencit

    2. Larutan Strignin Nitras 0.01 %

    3.2 Prosedur Kerja

    1. Diamati keadaan biologi dari hewan coba yang meliputi bobot badan, frekwensi

    jantung, laju nafas, refleks, tonus otot, kesadaran, rasa nyeri dan gejala lainnya

    bila ada.

    2. Dihitung dosis yang akan diberikan kepada hewan coba : Strignin Nitras 0.75 mg

    / kg BB (0.01%)

    3. Disuntikkan masingmasing zat pada hewan coba secara Intraperitonial

    4. Diamati gejala konvulsi yang terjadi dengan selang waktu setiap 10 menit

  • 8/12/2019 Stimulansia Sistem Syaraf Pusat

    4/8

    4

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Data Pengamatan

    4.1.1 Data biologi hewan coba

    PengamatanHewan coba

    Mencit (Nitras Strignin) Mencit (Caffein)

    Bobot badan 29.1 gram34.3 gram

    Frekwensi jantung 162 / menit 84/menit

    Laju nafas 192 / menit 63/menit

    Refleks +++ +

    Tonus otot +++ +++

    Kesadaran +++ +++

    Rasa nyeri +++ +++

    Salivasi

    Urinasi

    Devekasi

    4.1.2 Perhitungan dosis Strignin Nitras dan Cafein pada mencit

    No

    Mencit Berat Mencit Obat Dosis (Volume Pemberian)

    1 29.1 gram Strignin 0.2 mL

    2 34.3 gram Cafein 0.3mL

  • 8/12/2019 Stimulansia Sistem Syaraf Pusat

    5/8

    5

    4.1.3 Pengamatan gejala yang terjadi

    PengamatanNitras Strignin

    10 20 30 40 50

    Frekwensi jantung 135/menit 210/menit 120/menit 135/menit 128/menit

    Laju nafas 150/menit 198/menit 126/menit 158/menit 120/menit

    Refleks +++ +++ ++ ++ +++

    Tonus otot +++ +++ ++ +++ +++

    Kesadaran +++ ++ ++ ++ ++

    Rasa nyeri +++ ++ ++ ++ ++

    Simetris - -

    Asimetris - - - -

    Kronik - -

    Tetanik - - - -

    Spontan - - - -

    Aspontan - -

    PengamatanCafein

    10 20 30 40 50

    Frekwensi jantung 108/menit 123/menit 144/menit 168/menit 78/menit

    Laju nafas 42/menit 72/menit 126/menit 144/menit 90/menit

    Refleks ++ +++ +++ +++ +++

    Tonus otot +++ +++ +++ +++ +++

    Kesadaran +++ +++ +++ +++ +++

    Rasa nyeri +++ +++ +++ +++ +++

    Simetris - - - - -

    Asimetris - - - - -

    Kronik - - - - -

    Tetanik - - - - -

    Spontan - - - - -

    Aspontan - - - - -

  • 8/12/2019 Stimulansia Sistem Syaraf Pusat

    6/8

    6

    4.2 Perhitungan

    4.2.1 Nitras Strignin 0.75 mg / kg BB (0.1 %)

    Bobot mencit 29.1 gram

    x =

    x = 0.0218 mg

    0.01 % :

    x =

    x = 0.218 mL = 0.2 mL

    4.2.2 Kafein 100 mg/kg bb

    Bobot mencit 34.3 gram

    x =

    x = 0,00343 mg

    10 % :

    x =

    x = 0,343 mL = 0.3 mL

  • 8/12/2019 Stimulansia Sistem Syaraf Pusat

    7/8

    7

    4.3 Pembahasan

    Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, mencit dengan bobot badan 29.1 gram

    yang di beri Nitras Strignin sebanyak 0.2 mL dengan cara Intraperitonial (disuntikkan pada

    daerah abdomen) menyebabkan terjadinya konvulsi karena Nitras Strignin merupakan konvulsan

    kuat dengan sifat kejang khas dengan mengadakan blockade selektif terhadap system

    penghambatan pascasinaps, bekerja dengan cara mengadakan antagonisme kompetitif terhadap

    transmitor penghambatan yaitu glisin di daerah penghambatan pascasinaps sehingga pemberian

    Nitras Strignin pada mencit menyebakan konvulsi yang simetris, tetanik dan aspontan dan

    menyebabkan frekwensi jantung serta laju nafas meningkat dari menit ke-10 sampai menit ke-20

    hal ini dikarenakan sifat Nitras Strignin sebagai konvulsan yang kuat. Pemberian Nitras Strignin

    juga menyebabkan mencit sangat peka terhadap reflex, tonus otot, kesadaran dan rasa nyeri.

    Kemudian pada menit ke-30 sampai menit ke-50 frekwensi jantung dan laju nafas mengalami

    penurunan, hal ini disebabkan karena efek obat yang dihasilkan mulai menurun.

    Perlakuan kedua yaitu menggunakan mencit dengan bobot badan 34.3 gram yang di beri

    Cafein sebanayak 0.3 mL dengan cara yang sama yaitu dengan cara Intraperitonial (disuntikkan

    pada daerah abdomen). Pemberian Cafein pada mencit menyebabkan terjadinya konvulsi karena

    Cafein merupakan stimulant psikoaktif dan menyebabkan frekwensi jantung serta laju nafas yang

    meningkat dari menit ke-10 sampai menit ke-40 hal ini dikarenakan Cafein mengurung reseptor

    adenosin di otak. Adenosin adalah senyawa nukleotida yang berfungsi mengurangi aktivitas sel

    saraf, dampaknya aktivitas otak meningkat dan mengakibatkan hormone epinefrin dirembes.

    Hormone tersebut akan menaikkan detak jantung, meninggikan tekanan darah dan menambah

    penyalurandarah ke otot otot, hal tersebut menyebabkan kepekaan mencit pada reflex, tonus

    otot, kesadaran dan rasa nyeri. Kemudian pada menit ke-50 frekwensi jantung dan laju nafas

    mengalami penurunan, hal ini disebabkan Cafein dapat dikeluarkan dari otak dengan cepat.

  • 8/12/2019 Stimulansia Sistem Syaraf Pusat

    8/8

    8

    BAB V

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan Nitras Strignin

    pada mencit menyebabkan konvulsi yang simetris, tetanik dan aspontan karena sifat dari Nitras

    Strignin yang merupakan konvulsan kuat dengan sifat kejang khas sedangkan pemberian Caffein

    pada mencit menyebabkan frekwensi jantung dan laju nafas meningkat dari menit ke-10 sampai

    menit ke-50 hal ini dikarenakan Cafein mengurung reseptor adenosin di otak sehingga aktivitas

    otak meningkat dan mengakibatkan hormone epinefrin dirembes. Hormone tersebut akan

    menaikkan detak jantung, meninggikan tekanan darah dan menambah penyaluran darah ke otot

    otot.