sptlal im baru
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
1/41
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
2/41
a. Urtikaria 'apular
tiologi gigitan serangga (nyamuk,
lebah, dll)
'ruritus bi%asik papular àwheal *eaksi hipersensitiitas tipe ! " !+
b. Urtikaria pigmentosac. Mastositosis sistemik
d. !n%eksi disertai urtikaria
e. Urtikaria dengan penyakit sistemik yang
mendasarinya
'enyakit askuler kolagen
eganasan
etidakseimbangan sistem endokrin
%. -aktor psikogenik
g. Urtikaria " angioedema idiopatik
P!%o&enei Patogenesis:
• el mediator à mediator / (histamin) 0 &ilatasi pembuluh darah à eritema0 é permeabilitas kapiler à edema (eksudasi cairan " sel) à sara%
peri%er kulit gatal
0 'embuluh darah subkutan
• &egramulasi sel mediator
• &egranulasi sel mast kutan 1 sub kutan
0 &ilatasi kapiler àeritema0 peé permeabilitas kapiler à ekstraasasi cairan " sel (eosino%il)àudema lokal, gatal
0 +askuler subkutan à angioedema (periorbita " perioral)
• 2istologis degranulasi sel mast kutan 1 subkutan à pelepasanmediator / (histamin, lekotrin) à dilatasi pembuluh darah dermal 1subdermal dgn in%iltasi sel0sel periaskular terutama eosino%il
• 2istamin à reseptor 2 pd organ sasaran (23, 2/, 24" 25)
Ben%uk K"ini
K"!i2ik!i
Bentuk Klinis (Klasifikasi)
Urtikaria akut 6 sering pada bayi 1 anak
• Ukuran, jumlah berariasi
• 'apul udematous, datar, merah muda1terang, /07 mm à papul atau plak batas tegas, datar à bbrp lesi berkon%luensi à plak dgn tepi polisiklik
• 8atal selalu ada
• 9ayi
0 8atal tidak terlalu berat
0 Urtikaria à purpurik (urtikaria hemorhagik) à bayi " anak kecilà && askulitis
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
3/41
Angioedema
• Udema subkutan " atau submukosa
• kstremitas, bibir, palpebra, genitalia, saluran cerna (abdomen) "
%aring
• 703: ; bayi " anak < urtikaria
• Menghilang /04 hari, jarang disertai gatal
• A berulang tanpa U à 2A atau AA
• #esi A < U
0 ementara dari waktu ke waktu
0 9eberapa lesi menghilang, dapat timbul lesi baru à khronik 0 9ayi " anak à lesi menghilang dalam beberapa hari
• Ana%ilaktik idiopatik
0 U 1 A akut, luas, Wheezing , hipotensi, mual, muntah, tanda0tanda
aritmia jantung
An!mneio >nset berulang1lamanya durasi, lokasi
o &itanya mengenai %aktor pencetus
Makanan, >bat0obatan, ?at aditi%, 2obi
!nhalasi, 'enyakit in%eksi akut1kronis
-aktor/ eksaserbasi serangan
o *iwayat atopi, dan penyakit penyerta lain
Peme$ik!!n 2iik gambaran yang khas, bentuk lesi à tipe urtikari #inier ( dermogra%ism),
Urtika kecil dikelilingi daerah eritem (U. kolinergik), pada ekstremitasin%erior (U. askulitis, papular U), terbatas pada daerah paparan (U
dingin1 solar)
K$i%e$i! Di!&noi An!mnei!
Peme$ik!!n (iik
Di22$en%i!"di!&noi
Urtikaria Anak
• ritema multi%orme
• Urtikaria pigmentosa
• 8igitan serangga
• ritema Anulare
• !n%antile Acute 2emoragic edema
• 'urpura 2enoch chonlein, pitriasis rosea
Angioedema
• elulitis
• risipelas
• &ermatitis kontak• #
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
4/41
• asus bedah abdomen
*eaksi ana%ilaktik #aring
Peme$ik!!nPenunu3!n&
Pemeriksaan Penunjang Laoratorium
Basi! Tests "is!retionar# Tests Based on
$om%lete lood !ount &it'
differential
If as!ulitis is sus%e!ted :
Antinu!lear antiod#
r#t'ro!#te sedimentation
rate
*kin io%s#
Urinal#sis $+,-
Lier fun!tion tests If lier fun!tion tests anormal :
T'#roid fun!tion and
autoantiodies
*erolog# for iral 'e%atitis
Anti.F!eR autoantiod#
(if aailale)
*iwayat U. %isik à test yang sesuai
$ondition Test
@holinergic urticaria ercise, mecholyl challenge !&
&ermographism troking or scratching the skin
olar urticaria @ontrolled eposure to sunlight
@old urticaria !ce challenge
2A à periksa kadar @5, @3 !B2 (antigenik " %ungsional)
T!%!"!k!n!'ada penderita dengan pengalaman serangan akut saluran napas atas
sering dilengkapi dengan epine%rin injeksi
• liminasi à kenali %aktor pencetus dan %aktor0%aktor yangmengeksaserbasi serangan
• Cabir surya à urtikaria solar (panjang gelombang /D704/: nm)
• U. dingin à hindari mandi1 berenang di air dingin
• 2A 2indari %aktor eksaserbasi panas, aktiitas, aspirin, alkohol
• Antihistamin diberikan antihistamin penghambat reseptor
histamine 23
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
5/41
• Adregenik mula0mula diberikan larutan adrenalin (33:::)
dengan dosis :,:3 ml1kg991kali subkutan (maksimum :,4 ml)
dilanjutkan dengan pemberian antihistamin penghambat reseptor
histamine 23
• ortikosteroid diberikan bila tidak memberikan respon yang baik
dengan obat0obat lain,Eduk!i Meyakinkan penderita1keluarga
U1A à remisi spontan ( hari, bulan, tahun) U1A tidak menyebabkan cacat
U1A dapat dikontrol dengan satu atau kombinasi
obat0obatan
Kom*"ik!i d!nP$o&noi
Kom%likasi
Urtikaria merupakan bentuk kutan ana%ilaksis sistemik, dapat saja
terjadi obstruksi jalan na%as karena edema laring dan sekitarnya, atau
ana%ilaksis yang dapat mengancam jiwa.
Prognosis
9aik, dapat sembuh spontan atau dengan obat
D!2%!$ke*u%!k!!n
3. Akib AA, Muna$ir ?, urniati B. 9uku ajar alergi imunologi anak.
!katan &okter Anak !ndonesia edisi ke /. /::D.
/. 9ehrman,B, liegman, Eenson. Belson Cetbook o% 'ediatrics.
disi ke 3D. 'hiladelphia F9 aunders @o /::D.4. #eung, &onald GM, ampson 2A, 8eha *. 'ediatric Allergy
'rinciples and 'ractice. 'ennsylania F9 aunders. /:3:.L!in4"!in
A"&!$i%m!-P$o%oko"-P$oedu$-
S%!ndin& +$de$
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
6/41
DEPARTEMEN IKARSMH PALEMBANG
*I/"R0M *T1/*.20+/*0/ Kode ICD : L51.1
No Dokumen'
No.Revii1
H!"!m!n :1 #
P!ndu!n P$!k%ekK"ini
T!n&&!" Revii'' (e)$u!$i '01'
Di%e%!*k!n +"e,-Ke%u! Divii A"e$&i Immuno"o&i
D$. um!"! He"m/- S*AKDe2inii indrom teens0Eohnson (E) adalah suatu reaksi mukokutaneus
akut yang ditandai makula eritema yang cepat meluas. 9iasanya
berbentuk target lesion dan kelainan pada lebih dari satu mukosa
(mulut, konjungtia, dan anogenital). ering ditandai gejala
konstitusional dan dapat mengancam kehidupan.
E%io"o&i tiologi E sukar ditentukan dengan pasti karena dapat disebabkan
oleh berbagai %aktor, walaupun pada umumnya sering dikaitkan
dengan respons imun terhadap obat. Ada yang beranggapan bahwa
sindrom ini merupakan eritema multi%orme yang berat dan disebuteritema multi%orme mayor. 9eberapa %aktor yang sering disebut
sebagai penyebab E di antaranya dapat dilihat pada tabel 3.
Cabel 3. -aktor 'enyebab timbulnya sindrom teens0Eohnson
Infeksi
+irus
Eamur
9akteri
'arasit
2erpes simple, Mycoplasma pne
oksidioidomikosis, 2istoplasma
treptokokus, taphylococcus, 2a
tuberculosis, almonela
Malaria
0at alisilat, ul%a, 'enisilin, tambut
ontrasepti%
Makanan @oklat
Fisik Udara dingin, sinar matahari, sina
Lain.lain 'enyakit kolagen, keganasan, keh
P!%o&enei Patogenesis
'atogenesis E sampai saat ini belum jelas, walaupun sering
dihubungkan dengan reaksi hipersensiti%itas tipe !!! dan !+. 'ada
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
7/41
biopsi kulit beberapa kasus dapat ditemukan endapan !gM, !gA, @4
dan %ibrin, serta kompleks imun beredar dalam sirkulasi.
Antigen penyebab berupa hapten akan berikatan dengan karier yang
dapat merangsang respons imun spesi%ik sehingga terbentuk
kompleks imun beredar. 2apten atau karier tersebut dapat berupa
%aktor penyebab (misalnya irus, partikel obat atau metabolitnya)
atau produk yang timbul akibat aktiitas %aktor penyebab tersebut
(struktur sel atau jaringan sel yang rusak dan terbebas akibat in%eksi,
in%lamasi atau proses metabolik). ompleks imun beredar dapat
mengendap di daerah kulit dan mukosa serta menimbulkan
kerusakan jaringan akibat aktiasi komplemen dan reaksi in%lamasi
yang terjadi. erusakan jaringan dapat pula terjadi akibat aktiitas
sel C serta mediator yang dihasilkannya. erusakan jaringan yang
terlihat sebagai kelainan klinis lokal di kulit dan mukosa dapat puladisertai gejala sistemik akibat aktiitas mediator serta produk
in%lamasi lainnya.
Ben%uk K"iniK"!i2ik!i
eadaan umumnya berariasi dari ringan sampai berat. 'ada yang
berat kesadarannya menurun, penderita dapat soporous sampai
koma. Mulainya penyakit akut dapat disertai gejala prodromal
berupa demam, malaise, batuk, kori$a, sakit menelan, nyeri dada,
muntah, pegal otot dan atralgia. etelah itu akan timbul lesi kulit,
mukosa dan mata yang dapat diikuti kelainan iseral.
'ada sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa
a. elainan kulit
elainan kulit dapat berupa eritema, papul, esikel atau bula
secara simetris, berupa lesi kecil satu0satu atau kelainan luas
pada hampir seluruh tubuh. ering timbul perdarahan pada lesi
menimbulkan gejala %okal berbentuk target, iris atau mata sapi.
'redileksi pada area ekstensor tangan dan kaki serta muka yang
meluas ke seluruh tubuh sampai kulit kepala. 'ada keadaan
lanjut terjadi erosi, ulserasi, kulit mengelupas dan pada kasus berat pengelupasan kulit dapat terjadi pada seluruh tubuh
disertai paronikia dan pelepasan kuku.
elainan mukosa
elainan mukosa yang tersering adalah pada mukosa mulut
(3::;), kemudian disusul oleh kelainan di alat genital (7:;),
sedangkan di hidung dan anus jarang (masing0masing D; dan
5;). 'ada selaput mukosa dapat ditemukan esikel, bula, erosi,
ekskoriasi, perdarahan dan krusta berwarna merah. elainan di
mukosa dapat juga terdapat di %aring, traktus respiratorius bagian atas dan eso%agus. 'ada %aring dapat terbentuk
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
8/41
pseudomembran berwarna putih atau keabuan yang
menimbulkan kesukaran menelan.
c. elainan mata
elainan mata merupakan D:; diantara semua kasus, yangtersering ialah konjungtiitis kataralis. elain itu juga dapat
berupa ble%arokonjungtiitis, iritis, iridosiklitis, kelopak mata
biasanya edema dan sulit dibuka. 'ada kasus berat dapat terjadi
erosi dan per%orasi kornea.
elainan klinis E biasanya timbul cepat dan menakutkan dengan
keadaan umum yang berat, disertai demam, dehidrasi, gangguan
pernapasan, muntah, diare, melena, pembesaran kelenjar getah
bening dan hepatosplenomegali sampai pada penurunan kesadaran
dan kejang.
'erjalanan penyakit tergantung dari derajat berat penyakitnya, dapat
berlangsung beberapa hari sampai I minggu. 9erbagai komplikasi
dapat terjadi seperti ulkus kornea, simble%aron, miositis, mielitis,
bronkopneumonia, ne%ritis, poliartritis atau septikemia.
K$i%e$i! Di!&noi &iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan %isik dan
laboratorium. Anamnesis dan pemeriksaan %isik ditujukan terhadap
kelainan yang sesuai dengan trias kelainan kulit, mukosa, mata serta
hubungannya dengan %aktor penyebab. ecara klinis terdapat lesi berbentuk target, iris, atau mata sapi, kelainan pada mukosa, demam
dan hasil biopsi yang sesuai dengan E.
Di22$en%i!" di!&noi 1. Nek$o"ii e*ide$m!" %okik NETP!d! NET ke"!in!n ku"i% /!n& u%!m! !d!"!, e*ide$mi %e$"e*! d!$id!!$n/! e*ide$mo"ii /!n& men/e"u$u,. T!nd! Niko"k/ *oi%i2 *!d! ku"i% /!n& e$i%em!%o!- /!i%u 3ik! ku"i% di%ek!n d!n di&ee$-m!k! ku"i% !k!n %e$ke"u*!. Se"!in i%u %e$)en%uk e$i%em!- veike"-)u"!- e$oi d!n *u$*u$! e*e$%i SS6. Ke"!in!n *!d! m!%! d!neki%!$ o$i2iium %id!k e"!"u men/e$%!i. Pe$)ed!!n "!in i!"!,
ke!d!!n umumn/! "e)i, )u$uk.
'. S%!*,/"o7o77u 7!"ded kin /nd$omeBi!!n/! %im)u" *!d! !n!k4!n!k *!d! "ok!"i!i %e$%en%u. Be$u*!)u"! numu"!$ di "e,e$- ke%i!k d!n 8!3!,. 6u&! %e$d!*!%e*ide$mo"ii- %e%!*i e"!*u% "endi$ 3!$!n& diken!i.
Peme$ik!!nPenunu3!n&
'emeriksaan laboratorium ditujukan untuk mencari hubungannya
dengan %aktor penyebab serta untuk penatalaksanaan secara umum.
'emeriksaan yang rutin dilakukan diantaranya adalah
3. 'emeriksaan darah tepi (leukosit, hitung jenis, hitung eosino%iltotal, #&). #eukosit biasanya normal atau sedikit meninggi,
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
9/41
dan pada hitung jenis eosino%il meningkat.
/. 9iakan kuman serta uji resistensi dari darah dan tempat lesi.
4. 2istopatologik biopsi kulit. 9iasanya tidak diperlukan, bila
diragukan gambaran klinisnya dapat dilakukann biopsi dan
pemeriksaan histopatologik untuk membedakan. 'ada
pemeriksan histopatologik dapat ditemukan gambaran nekrosisepidermis sebagian atau menyeluruh, edema intrasel di daerah
epidermis, pembengkakan endotel, serta eritrosit yang keluar
dari pembuluh darah dermis super%isial. 'emeriksaan
imuno%luoresen dapat memperlihatkan endapan !gM, !gA, @4
dan %ibrin. Untuk mendapat hasil pemeriksaan imuno%luoresen
yang baik maka bahan biopsi kulit harus diambil dari lesi baru
yang berumur kurang dari /5 jam.
T!%!"!k!n!o *awat di '!@U
o 2entikan %aktor penyebab
o Antibiotika diberikan untuk mengatasi in%eksi. &ipilih
antibiotika yang jarang menimbulkan alergi, berspektrum luas,
bakterisidal dan tidak ada kontrainidkasi seperti gentamisin
7mg1kg991hari dalam dua dosis, netromisin 50I mg1kg991hari.
o Copikal
0 ulit kompres Ba@l :,J;
0 Mulut kumur0kumur antiseptik
0 Mata lubrikasi dengan air mata buatan
salep mata yang mengandung antibiotika
o
!n%us1trans%usi. 9ila terdapat esikel dan bula yang luas K in%usdarrow glukosa. 9ila terdapat purpura K bila perlu trans%usi
darah
o onsultasi dengan bagian lain sesuai kebutuhan 1keadaan
penderita (Mata, C2C)Eduk!i • 2arus dicegah kontak ulang dengan %aktor penyebab.
Kom*"ik!i d!nP$o&noi
'ada kasus yang tidak berat prognosanya baik dan penyembuhan
terjadi dalam waktu /04 minggu. 'ada kasus berat dengan berbagai
komplikasi atau dengan pengobatan terlambat dan tidak memadai,
angka kematian berkisar antara 7037;. 'rognosis lebih buruk bilaterdapat purpura yang luas. ematian biasanya disebabkan oleh
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, bronkopneumonia,
serta sepsis.
D!2%!$ ke*u%!k!!n3. Akib AA, Muna$ir ?, urniati B. 9uku ajar alergi imunologi
anak. !katan &okter Anak !ndonesia edisi ke /. /::D.
/. 9ehrman,B, liegman, Eenson. Belson Cetbook o% 'ediatrics.
disi ke 3D. 'hiladelphia F9 aunders @o /::D.
4. #eung, &onald GM, ampson 2A, 8eha *. 'ediatric Allergy
'rinciples and 'ractice. 'ennsylania F9 aunders. /:3:.L!in4"!in A"&!$i%m!-
P$o%oko"- P$oedu$-S%!ndin& +$de$
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
10/41
DEPARTEMEN IKARSMH PALEMBANG
PURPURA +/0$+.*$+0/LI/ Kode ICD : D9.0
No Dokumen;
No.Revii1
H!"!m!n :1 # ;
P!ndu!n P$!k%ekK"ini
T!n&&!" Revii'' (e)$u!$i '01'
Di%e%!*k!n +"e,-Ke%u! Divii A"e$&i Immuno"o&i
D$. um!"! He"m/- S*AK
De2inii 'urpura 2enoch chonlein adalah sindroma klinis yang disebabkanoleh askulitis pembuluh darah kecil sistemik, yang ditandai dengan
lesi kulit spesi%ik yang berupa purpura nontrombositopenik, artritis
atau artralgia, nyeri abdomen atau perdarahan gastrointestinal dan
kadang0kadang dengan ne%ritis. Bama lain purpura ana%ilaktoid,
purpura alergik atau askulitis alergik.
E%io"o&i • 'enyebab penyakit ini belum diketahui.
• -aktor0%aktor yang diduga berperanan in%eksi traktus
respiratorius bagian atas, obat0obatan, makanan dan imunisasi.
P!%o&enei &eposit kompleks imun yang mengandung !gA dan aktiasi
komplemen jalur alternati% mengakibatkan in%lamasi pada
pembuluh darah kecil di kulit, ginjal, sendi, dan abdomen sehingga
terjadi purpura dikulit, ne%ritis, artritis, dan perdarahan
gastrointestinalis. ecara histologis tampak askulitis
leukositoklatik.
Ben%uk K"ini
K"!i2ik!i
Mani%estasi klinis yang khas adalah pada kulit, berupa ruam
makuloeritematosa, berlanjut menjadi purpura, tanpa adanya
trombositopenia, terutama pada kulit bokong dan ekstremitas bagian
bawah (pada 3::; kasus) → purpura lambat laun berubah menjadi
ungu, kemudian coklat kekuning0kuningan, lalu menghilang, tetapi
dapat rekuren. 8ejala ini dapat disertai
• Angioedema pada muka (kelopak mata, bibir) pada /:; kasus,
dan ekstremitas (punggung, tangan, kaki) pada 5: kasus,
• Artralgria atau artritis migran mengenai sendi besar ekstremitas
bawah, tidak menimbulkan de%ormitas yang menetap.
• Byeri abdomen dapat berupa kolik abdomen yang berat dan
perdarahan gastrointestinalis pada 470D7; kasus, kadang0kadang
dapat per%orasi usus dan intususepsi ileoileal atau ileokolonal
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
11/41
pada /04; kasus.
• 2ematuria atau ne%ritis (pada /:07:; kasus)
K$i%e$i! Di!&noi 8ejala klinis yang spesi%ik yaitu ruam purpurik pada kulit, terutama
di bokong dan ekstremitas bawah dengan satu atau lebih gejala
berikut nyeri obdema, atau perdarahan gastrointestinalis, artralgia
atau artritis dan hematuria atau ne%ritis.
#angkah &iagnosis
3. #akukan anamnesis dan pemeriksaan %isik
/. #akukan pemeriksaan laboratorium dan penunjang untuk
mendukung atau menyingkirkan diagnosis. 2asil pemeriksaan
laboratorium pada '2 tidak spesi%ik, jumlah trombosit normal
atau meningkat, #& dapat meningkat, kadar komplemen
normal, kadar !gA dalam darah lim%osit yang mengandung !gA
mungkin meningkat. Urin dan tinja dapat mengandung darah.9iopsi lesi kulit ada askulitis leukositoklastik. !muno%loresensi
pada dinding pembuluh darah, pada deposit !gA dan komplemen.
4. Cegakkan diagnosis, identi%ikasi luasnya mani%estasi klinis dan
telusuri komplikasi.
Peme$ik!!nPenunu3!n&
'ada pemeriksaan laboratorium trombosit bisa normal atau
meningkat, membedakan purpura yang disebabkan trombositopenia,
biasanya juga eosino%ilia. #& dapat meningkat, adar komplemen
seperti @3q, @4, @5 dapat normal. 'emeriksaan kadar !gA dalam
darah mungkin meningkat, demikian pula lim%osit yangmengandung !gA. Analisa urin dapat menunjukkan hematuria,
proteinuria maupun penurunan kreatinin klirens demikian pula pada
%eses dapat ditemukan darah
T!%!"!k!n! uporti% dan simptomatis. ontrol nyeri dapat dengan analgesik
seperti asetamino%en atau ibupro%en. ortikosteroid diberikan jika
ditemukan nyeri perut yang hebat, perdarahan saluran cerna,
purpura yang persisten, adanya gangguan ginjal progresi% (sindroma
ne%rotik, kerusakan glomerulus), edema jaringan lunak yang hebat,
gangguan ', dan perdarahan paru, dengan protokol
0 induksi dengan metilprednisolon /7:0L7: mg (!+) selama 40Lhari < siklo%os%amid 3::0/:: mg1hari (oral)
0 maintenance predinson 3::0/:: mg (oral) selang sehari,
siklos%os%amid 3::0/:: mg selama 4:0L7 hari
0 Cappering o%% predinon /7 mg1bulan terapi selasai minimal
dalam I bulan.
Untuk pencegahan terjadinya ne%ritis dapat diberikan kortikosteroid
prednison dengan dosis 30/ mg1kg991hari selama L hari, kemudian
diturunkan perlahan0lahan selama /04 minggu. 8agal ginjal
ditanggulangi sesuai '. Eika akut abdomen → konsul bedah.
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
12/41
Kom*"ik!i d!nP$o&noi
• aluran cerna perdarahan, intususepsi, in%ark usus.
• 8injal gagal ginjal akut1kronis.
• ' de%isit neurologik, kejang dan penurunan kesadaran.
'rognosis baik, dapat sembuh spontan beberapa hari atau beberapa
minggu. 7:; kasus dapat rekuren.
Be%ritis kronis dapat terjadi pada 3; kasus.
D!2%!$ ke*u%!k!!n 3. Akib AA, Muna$ir ?, urniati B. 9uku ajar alergi imunologi
anak. !katan &okter Anak !ndonesia edisi ke /. /::D.
/. 9ehrman,B, liegman, Eenson. Belson Cetbook o% 'ediatrics.
disi ke 3D. 'hiladelphia F9 aunders @o /::D.
4. #eung, &onald GM, ampson 2A, 8eha *. 'ediatric Allergy
'rinciples and 'ractice. 'ennsylania F9 aunders. /:3:.
5. @assidy, 'etty *, #aer *M. Cetbook 'ediatric
*heumatology. 'hiladelphia lseier aunders. /:3:L!in4"!in A"&!$i%m!-P$o%oko"- P$oedu$-
S%!ndin& +$de$
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
13/41
DEPARTEMEN IKARSMH PALEMBANG
ARTRITI* RUMAT0I" 2U1/IL Kode ICD : M0
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
14/41
dan pembentukan jaringan granulasi akibat aktiitas sistem imun
selular. el lim%osit, makro%ag dan sinoia dapat mengeluarkan
berbagai macam sitokin seperti kolagenase, prostaglandin serta
plasminogen yang akan mengakti%kan sistem kalikrein dan kinin0
bradikinin. 'roduk0produk ini akan menimbulkan reaksiin%lamasi dan kerusakan jaringan.
Ben%uk K"iniK"!i2ik!i
• Cipe onset poliartritis gejala artritis terjadi pada lebih 5 sendi,
terbanyak pada sendi jari, biasanya simetris, dapat juga pada
sendi lutut, pergelangan kaki dan siku.
• Cipe onset oligoartritis mengenai 5 sendi atau kurang (biasanya
mengenai sendi besar) terutama didaerah tungkai.
• Cipe onset sistemik didapatkan demam intermiten dengan
puncak tunggal atau ganda 6 4J : @ selama / minggu atau lebih
→ muncul artritis. 9iasanya disertai kelainan sistemik berupa
ruam reumatoid serta kelainan iseral (hepatosplenomegali,serositis, limpadenopati).
K$i%e$i! Di!&noi endi yang terkena artritis terasa hangat dan biasanya tidak terlihat
eritem. ecara klinis ditentukan dengan menemukan paling sedikit /
gejala in%lamasi gerakan sendi yang terbatas, nyeri atau sakit pada
pergerakan dan panas. 'ada anak kecil yang lebih menonjol adalah
kekakuan sendi pada pergerakan terutama pagi hari.
&ipakai kriteria diagnosis menurut American @hallenge o%
*heumatology Association (A@*),yaitu• Usia penderita kurang dari 3I tahun
• Artritis (bengkak atau e%usi adanya dua atau lebih tanda
keterbatasan gerak, nyeri sendi, dan panas pada sendi) pada satu
sendi atau lebih
• #ama sakit lebih dari I minggu
• Cipe onset penyakit (dalam waktu I bulan)
0 'oliartritis (N7 sendi)
0 >ligoartritis ( 5 sendi)
0 istemik dan artritis dengan demam minimal / minggu,
mungkin terdapat ruam atau keterlibatan ekstrartikuler, sepertilimadeopati, hepatosplenomegali, dan perikarditis.
• emungkinan penyakit artritis lain dapat disingkirkan.
8ejala klinis yang menyokong kecurigaan A*E kaku sendi pada
pagi hari, ruam reumatoid, demam intermiten, perikarditis, ueitis
kronik, spondilitis serikal, nodul reumatoid, tenosinoitis. 'ada
pemeriksaan laboratorium ditemukan antibodi antinuklear(ABA),
%aktor reumatoid (*-), serta peningkatan titer komplemen @4 dan
@5.
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
15/41
#angkah &iagnosis
• #akukan anamnesis dan pemeriksaan %isik, diagnosis A*E
semata0mata berdasarkan klinis.
• 'emeriksaan laboratorium1 penunjang untuk mendukung1
menyingkirkan diagnosis.• Cegakkan diagnosis dan identi%ikasi luasnya mani%estasi klinis
T!%!"!k!n!&asar pengobatan suporti% bukan kurati%. 'engobatan secara terpadu
untuk mengontrol mani%estasi klinis dan mencegah de%ormitas
dengan melibatkan dokter anak, ahli %isioterapi, latihan kerja,
praktek sosial, bila perlu konsultasi pada ahli bedah dan psikiatri.
Medikamentosa
• >bat anti in%lamasi non steroid (A!B)
3. Baproksen 3:037 mg1 kg991hari dibagi / dosis.
/. Asam Astil alisat (AA) dosis L70J: mg1kg991hari peroral,
dibagi405 dosis, diberikan bersama makanan, selama 30/ tahun
setelah gejala klinis menghilang.
4. A!B lain sebagian besar tidak boleh diberikan pada anak.
'emberiannya hanya untuk mengontrol nyeri, kekakuan dan
in%lamasi pada anak tertentu yang tidak responsi% terhadap
AA atau sebagai pengobatan inisial, misalnya
Colmetin dosis inisial /: mg1kgbb1hari, kemudian 3704:
mg1kg991hari dibagi 405 dosis, diberi bersama makanan
atau antasid.• Analgesik lain Asetamino%en dosis 3:037 mg1kg991kali, setiap
50I jam sesuai kebutuhan, jangan diberikan lebih 7 kali perhari
→ untuk mengontrol nyeri atau demam terutama pada penyakit
sistemik (pemberian 6 3: hari memerlukan pengawasan yang
ketat, tidak boleh diberikan untuk waktu lama karena dapat
menimbulkan kelainan ginjal.
• >bat anti rematik kerja lambat = low Acting Anti *heumatic
&rugs (AA*&s) → hanya diberikan pada poliartristik progresi%
yang tidak menunjukkan perbaikan dengan A!B, contoh
2idroksi klorokuin, garam emas (gold salt), 'enisilamin dan
sul%a sala$in.
0 2idroksi klorokuin (dapat dipakai sebagai obat tambahan
A!B), dosis I0L mg1kg991hari, setelah D minggu turunkan
jadi 7 mg1kg991hari dibagi / dosis, jika setelah terapi I bulan
tidak ada perbaikan → obat dihentikan
0 8aram emas bisa dipakai jika penderita tidak responsi% terhadap
pengobatan AA1A!B lain setelah I bulan. 'engobatan
dengan AA1A!B lain diteruskan selama pemakaian garam
emas. 'reparat yang diapaki 8old sodium thiomalate dan auro
thioglucose. &ipakai dosis awal 7 mg !M dan kemudian dosis
ditingkatkan sampai :,L703 mg1kg991minggu ( 7:mg). Eikaremisi telah tercapai dalam I bulan diteruskan dengan dosis
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
16/41
yang sama dengan injeksi tiap0tiap / minggu selama 4 bulan,
kemudian setiap 4 minggu setelah 4 bulan, lalu setiap 5
minggu, diteruskan sampai beberapa tahun remisi. 'reparat
oral garam emas dipakai Aurano%in dosis dimulai :,30:,/
mg1kg991hari (maksimal J mg1hari), kemudian ditingkatkan 3
mg1kg991hari setiap 4 bulan sampai mencapai dosis maksimalI mg. #ama pengobatan dapat sampai beberapa tahun remisi.
0 'enisilamin diberikan inisial 4 mg1kg991hari( /7: mg1hari)
selama 4 bulan, kemudian I mg1kg991hari ( 7:: mg1hari)
dalam / dosis selama 4 bulan, sampai maksimum3:
mg1kg991hari, dalam 405 dosis terbagi selama 4 bulan. &osis
rumatan diteruskan selama 304 tahun.
0 ul%asala$in dosis 4:07:mg1kg991hari, dibagi 50I dosis, diberi
bersama makan, jangan diberikan bersama antasid. etelah
tidak ada keluhan dosis diturunkan perlahan0lahan sampai /7
mg1kg991hari. &apat digunakan beberapa tahun.
• ortikosteroid jika gejala penyakit sistemik, ueitis kronis dan
untuk pemberian obat secara parenteral termasuk intra artikuler.
'enyakit sistemik yang tidak terkontrol prednison :,/703
mg1kg991hari dosis tunggal, jika keadaan lebih berat dosis
terbagi jika terjadi perbaikan klinis dosis diturunkan pelan0pelan,
kemudian stop.
• !munosupresan pada keadaan berat yang mengancam kehidupan
dipakai metotreksat dosis inisial 7 mg1m/1minggu, jika respons
tidak adekuat setelah D minggu pemberian, dapat dinaikan
menjadi 3: mg1m/1minggu. #ama pengobatan adekuat I bulan.
• >bat lain yang bisa dipergunakan adalah a$atioprin,siklo%os%amid dan klorambusil.
Eduk!i • aluasi luas mani%estasi klinis, periksa mata, terutama pada A*E
tipe oligoartritis dengan ABA (
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
17/41
• ebagian kecil sekali menjadi bentuk artritis reumatoid dewasa.
• 'rognosis kurang baik pada tipe onset sistemik atau poliartritis,
atau disertai ueitis kronik, erosi sendi, %ase akti% yang
berlangsung lama, nodul reumatoid dan %aktor reumatoid positi%.
Angka kematian sangat rendah (/05;), sering dihubungkan dengan
gagal ginjal akibat amilodosis serta in%eksi.
D!2%!$ ke*u%!k!!n3. Akib AA, Muna$ir ?, urniati B. 9uku ajar alergi imunologi
anak. !katan &okter Anak !ndonesia edisi ke /. /::D.
/. 9ehrm, B, liegman, Eenson. /::D. Belson Cetbook o%
'ediatrics 3Dth edition. 'ennsylania aunders
4. @assidy, 'etty *, #aer *M. Cetbook 'ediatric
*heumatology. 'hiladelphia lseier aunders. /:3:.L!in4"!in A"&!$i%m!-P$o%oko"- P$oedu$-
S%!ndin& +$de$
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
18/41
DEPARTEMEN IKARSMH PALEMBANG
LUPU* RITMAT0*U* *I*TMIK
(L*)
Kode ICD : L;.0
No Dokumen5
No.Revii1
H!"!m!n :1 #
P!ndu!n P$!k%ekK"ini
T!n&&!" Revii'' (e)$u!$i '01'
Di%e%!*k!n +"e,-Ke%u! Divii A"e$&i Immuno"o&i
D$. um!"! He"m/- S*AK
De2inii #upus eritematosus sistemik adalah penyakit sistemik eoluti% yang
mengenai satu atau lebih organ tubuh, ditandai oleh in%lamasi luas
pada pembuluh darah dan jaringan ikat, bersi%at episodik yang
diselingi oleh periode remisi.
E%io"o&i Merupakan penyakit autoimun dengan berbagai %aktor penyebabyang saling berkaitan %aktor genetik, %aktor endokrin, %aktor obat
dan %aktor in%eksi. Eika salah satu %aktor tidak ada, maka penyakit
#upus tidak akan muncul secara klinis.
P!%o&enei Autoantibodi berikatan dengan autoantigen membentuk kompleks
imun yang mengendap berupa depot dalam jaringan → terjadi
antiasi komplemen, terjadi reaksi in%lamasi yang menimbulkan lesi
di tempat tersebut.
Ben%uk K"iniK"!i2ik!i
# dapat menyerang semua organ, yang dapat muncul sendiri0sendiri atau bersama0sama. Mani%estasi klinis pada masing0masing
organ ini yang la$im adalah
• &emam dan astenia merupakan gejala tersering.
• elainan kulit, berupa
0 *uam berbentuk sayap kupu0kupu, ( Butterfly rash) terdapat
didaerah muka (eritema malar) dapat berupa eritema simpel,
atau erupsi makulopapular dengan squamasi halus berwarna
kemerahan, erupsi dapat juga mengenai cuping hidung,
pangkal hidung, daerah leher atau bahu yang terbuka,
periorbita, %rontal atau darah telinga luar.
0 #upus diskoid
0 #esi askulitis (berupa eritem pada tangan, edema periungual,
makuloeritematosa kulit dan pulpa jari jemari).
0 rupsi populoeritematosa disseminata non spesi%ik terutama
dianggota gerak, kulit %otosensiti%, alopesia, non sikatrik,
sindroma *aynaud.
• elainan selaput mukosa berupa ulserasi nasal dan oral.
• elainan sendi, tulang dan otot dapat berupa artritis, de%ormitas,
tenosinoitis, artralgia, mialgia miositis lupus, serta osteonekrosis
aseptik.• elainan ginjal ditandai dengan proteinuria, hematuria, sindrom
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
19/41
ne%rotik, gagal ginjal. lasi%ikasi lupus ne%ritis lupus ne%ritis
mesangial, glomerulone%ritis proli%erati% %okal, glomerulone%ritis
proli%erati% di%us, glomerulone%ritis membranosa.
• Mani%estasi neuropsikiatrik psikosis, disorientasi delirium, atau
dapat berhubungan dengan kelainan organik serebral.
• Mani%estasi hematologik lim%adenopati super%isial atau lebihdalam (mediatinum, intra abdomen), dapat juga terjadi
splenomegali. Anemia normokrom normositik dengan kapasitas
pengikatan $at besi rendah dapat disertai ski$ositosis dan
trombositopenia, leukopenia dan gangguan hemostatis.
• elainan kardioaskuler perikarditis, miokarditis, hipertensi.
• elainan saluran na%as e%usi pleura, dapat juga terjadi
perdarahan aleolar masi%.
• Mani%estasi gineko0obstetrik amenore pada anak besar.
• elainan sistem pencernaan → terjadi akibat askulitis seperti
perdarahan intestinal, prankreatitis, per%orasi usus atau ulserasihemoragis. &apat terjadi diare karena in%eksi saluran cerna.
'erdarahan digesti% karena pemberian obat (anti in%lamasi),
hepatitis dan dapat terjadi asites.
• 8anguan pada mata dapat mengenai semua struktur dan jalur
sara% optik. 'ada retina terdapat eksudat seperti kapas disertai
perdarahan (Cotton Wool Spots), papilitis dan oklusi arteri
sentralis (paling jarang), scotoma, gangguan penglihatan
unilateral dan keratitis.
K$i%e$i! Di!&noi &asar &iagnosis:
&itegakkan secara klinis dan laboratoris. riteria diagnosis yang
paling bayak dianut adalah menurut American Rheumathism
Association (A@*). &iagnosis # ditegakkan bila terdapat paling
sedikit 5 dari 33 kriteria A*A tersebut. 5 kriteria positi%
menunjukkan J:; sensitiitas dan JI; spesi%isitas. alah satu butir
pernyataan cukup untuk memenuhi kriteria. riteria A*A ini terdiri
dari
• ritema malar ( Butterfly rash)
• #upus diskoid
• -otosensitiitas
• Ulcerasi mukokutaneus oral dan nasal• Artritis
• Be%ritis, proteinuria 6 :,7 g1/5 jam, slinder dalam urine
• nse%alopati, kon%ulsi, psikosis
• 'leuritis atau perikarditis
• itopenia
• !munoserlogi positi% antibodi antidouble stranded &BA (anti
ds&BA),
• Antibodi antinuklear m, sel #, serologi si%ilis (positi% palsu)
• Antibodi Antinuklear positif (AA) !
Langkah Diagnosis
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
20/41
3. #akukan anamnesis dan pemeriksaan %isik untuk dapat
mengidenti%ikasi mani%estasi klinis dan butir0butir kriteria A@*.
/. #akukan pemeriksaan laboratorium1 penunjang lain.
Anjuran pemeriksaan laboratorium1 penunjang untuk #
• Analisis darah tepi lengkap (darah besar dan #&)• el #
• antibodi Antinuklear (ABA)
• Anti ds &BA (anti &BA nati%)
• Autoantibodi lain (anti M, *-, anti%os%olid, antihiston, dll)
• Citer komplemen @4, @5 dan @27>
• Citer !gM, !g8 dan !gA
• rioglobulin
• Masa pembekuan
• Uji coombs
• lekro%oresis protein
• reatin dan ureum darah
• 'rotein urine (total protein dalam /5 jam)
• 9iakan kuman, terutama dalam urine
• -oto rontgen dada.
4. Cegakkan diagnosis berdasarkan kriteria A@* dan identi%ikasi
luasnya mani%estasi klinis.
5. Celusuri komplikasi.
T!%!"!k!n!&asar &iagnosis:
&itegakkan secara klinis dan laboratoris. riteria diagnosis yang
paling bayak dianut adalah menurut American Rheumathism
Association (A@*). &iagnosis # ditegakkan bila terdapat paling
sedikit 5 dari 33 kriteria A*A tersebut. 5 kriteria positi%
menunjukkan J:; sensitiitas dan JI; spesi%isitas. alah satu butir
pernyataan cukup untuk memenuhi kriteria. riteria A*A ini terdiri
dari
• ritema malar ( Butterfly rash)
• #upus diskoid
• -otosensitiitas
• Ulcerasi mukokutaneus oral dan nasal• Artritis
• Be%ritis, proteinuria 6 :,7 g1/5 jam, slinder dalam urine
• nse%alopati, kon%ulsi, psikosis
• 'leuritis atau perikarditis
• itopenia
• !munoserlogi positi% antibodi antidouble stranded &BA (anti
ds&BA),
• Antibodi antinuklear m, sel #, serologi si%ilis (positi% palsu)
• Antibodi Antinuklear positif (AA) !
Langkah Diagnosis
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
21/41
3. #akukan anamnesis dan pemeriksaan %isik untuk dapat
mengidenti%ikasi mani%estasi klinis dan butir0butir kriteria A@*.
/. #akukan pemeriksaan laboratorium1 penunjang lain.
Anjuran pemeriksaan laboratorium1 penunjang untuk #
• Analisis darah tepi lengkap (darah besar dan #&)
• el #
• antibodi Antinuklear (ABA)
• Anti ds &BA (anti &BA nati%)
• Autoantibodi lain (anti M, *-, anti%os%olid, antihiston, dll)
• Citer komplemen @4, @5 dan @27>
• Citer !gM, !g8 dan !gA
• rioglobulin
• Masa pembekuan
• Uji coombs
• lekro%oresis protein
• reatin dan ureum darah
• 'rotein urine (total protein dalam /5 jam)
• 9iakan kuman, terutama dalam urine
• -oto rontgen dada.
4. Cegakkan diagnosis berdasarkan kriteria A@* dan identi%ikasi
luasnya mani%estasi klinis.
5. Celusuri komplikasi.
Eduk!i Awasi in%eksi sekunder. !n%eksi, timbul akibat e%ek kortikoterapi,
akibat pemakaian imunosupresan atau akibat de%isiensi imun akibat
penyakit lupus.
Kom*"ik!i!n%eksi banyak terjadi pada stadium eolusi. &isamping akibat
de%isiensi imun, juga berhubungan dengan pemakaian
kortikosteroid dan imunosupresan.
• Akibat kerterlibatan isera gagal ginjal, hipertensi maligna,
ense%alopati, perikarditis, sitopenia autoimun, dsb.
P$o&noi 'rognosis penyakit lupus telah membaik dengan angka surial
untuk masa 3: tahun sebesar J:;.
• 'enyebab kematian → akibat komplikasi iseral gagal ginjal,
hipertensi maligna, kerusakan ', perikarditis, in%rak miokard,
dan sitopenia autoimun → in%eksi.
D!2%!$ ke*u%!k!!n3. Akib AA, Muna$ir ?, urniati B. 9uku ajar alergi imunologi
anak. !katan &okter Anak !ndonesia edisi ke /. /::D.
/. 9ehrman,B, liegman, Eenson. Belson Cetbook o% 'ediatrics.
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
22/41
disi ke 3D. 'hiladelphia F9 aunders @o /::D.
4. @assidy, 'etty *, #aer *M. Cetbook 'ediatric *heumatology.
'hiladelphia lseier aunders. /:3:
DEPARTEMEN IKARSMH PALEMBANG
ALR3I MAKA/A/ Kode ICD : T=
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
23/41
%aktor psikis atau beban latihan.
P!%o&enei Makanan merupakan pajanan alergen → gangguan integritas
mukosa usus → absorpsi molekul alergen (protein glikoprotein atau
polipeptida dengan berat molekul 6 3D.::: dalton, tahan panas,tahan en$im proteolitik) → pada orang yang sensiti% → reaksi alergi
yang muncul dapat berupa satu atau lebih reaksi.
*eaksi cepat terjadi berdasarkan reaksi hipersensitiitas tipe 3 %ase
cepat.
*eaksi lambat terdapat 5 kemungkinan, yaitu
3. *eaksi hipersensitiitas tipe ! %ase lambat
/. *eaksi hipersensitiitas tipe !!
4. *eaksi hipersensitiitas tipe !!!
5. *eaksi hipersensitiitas tipe !+
Ben%uk K"iniK"!i2ik!i
9erariasi berdasarkan target organ
o 'ada saluran cerna dapat berupa gatal pada bibir, mulut, %aring,
sembab tenggorokkan, muntah0muntah, nyeri perut, kembung,
mencret, perdarahan usus dan protein$ losing enteropathy!
o 'ada saluran na%as dapat berupa rinitis, asma bronkial atau batuk
kronik berulang.
o
'ada kulit dapat berupa urtikaria, angiodema atau dermatitisatopik.
o 'ada kardioaskular dapat menimbulkan reaksi ana%ilaksis,
berupa
0 Ana%ilaksis yang diinduksi makanan.
0 Ana%ilaksis yang diinduksi latihan dan tergantung makanan
( food dependente'ercise inducedanaphyla'is) gejala
ana%ilaksis timbul setelah makan suatu alergen dan kemudian
diikuti latihan %isik.
9erariasi berdasarkan target organ
o 'ada saluran cerna dapat berupa gatal pada bibir, mulut, %aring,sembab tenggorokkan, muntah0muntah, nyeri perut, kembung,
mencret, perdarahan usus dan protein$ losing enteropathy!
o 'ada saluran na%as dapat berupa rinitis, asma bronkial atau batuk
kronik berulang.
o 'ada kulit dapat berupa urtikaria, angiodema atau dermatitis
atopik.
o 'ada kardioaskular dapat menimbulkan reaksi ana%ilaksis,
berupa
0 Ana%ilaksis yang diinduksi makanan.
0 Ana%ilaksis yang diinduksi latihan dan tergantung makanan
( food dependente'ercise inducedanaphyla'is) gejala
ana%ilaksis timbul setelah makan suatu alergen dan kemudian
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
24/41
diikuti latihan %isik.
0
K$i%e$i! Di!&noi &asar diagnosis
o &iagnosis alergi makanan adalah diagnosis klinis
yang dibuktikan dengan eleminasi dan prookasi makanan.o Makanan tersangka dieleminasi selama /04
mingguKjika gejala hilang atau berkurang, dilakukan prookasi
makanan yang dicurigai
0 Eika makanan berupa cairan1makanan lunak dapat diberikan
bersama dengan cairan &uice (seperti air jeruk) atau
disembunyikan dalam bubur.
0 Eika anak usia 6 I tahun, maka bahan makanan dihaluskan
jadi buburK masukkan dalam kapsul (dosis kecil 7: mg,
dinaikkan tiap0tiap 4: menit, jika tidak ada gejala setelah
dosis D gram berarti makanan tersebut bukan alergen
penyebab. 'rookasi tidak dilakukan jika gejala yang timbul
ana%ilaksis dan edema laring.
o &iagnosis dapat didukung melalui pemeriksaan
0 Uji kulit dapat dilakukan uji gores ( scratch test ), uji suntik
intra dermal (intra dermal test ), dan uji tusuk ( prick test ).
0 &arah tepi eosino%il 67; atau 67::1ml, cenderung alergi.
Eika leukosit 7:::1ml disertai neutropenia 4:;, sering
ditemukan pada alergi makanan.
0 2emoglobin dan hematokrit yang rendah sering ditemui pada
susu sapi.
0 'emeriksaan !g spesi%ik (*AC) hanya dikerjakan atasindikasi saja.
#angkah diagnosis
• Anamnesis yang cermat dan pemeriksaan %isik,
• liminasi dan prookasi makanan yang dicurigai.
• 'emeriksaan 'enunjang
Di22$en%i!" di!&noi 0 'enyakit !n%eksi pada organ yang sama
0 'enyakit Alergi karena penyebab lain.
T!%!"!k!n! Menghentikan makanan penyebab dan memberikan makanan
pengganti. 'ada bayi1anak yang masih mendapat A!, ibunya
jangan mengkonsumsi makanan yang alergenik.
• 'engobatan simptomatis → ditujukan pada mani%estasi klinisnya
(urtikaria, diare, rinitis, asma, angiodema, ana%ilaksis, dll)
0 Urtikaria, pruritus, eritema dan rinitis diberikan antihistamin
peroral, dipakai hidroksi$in dosis 3 mg1kgbb1kali, / kali
sehari, atau dipenhidramin 3 mg1kgbb1kali, 5 kali sehari.
0 Eika kelainannya cukup luas dan timbulnya cepat sepertiangioedema , mula0mula diberikan 2@! epine%rin (adrenalin)
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
25/41
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
26/41
4. #eung, &onald GM, ampson 2A, 8eha *. 'ediatric Allergy
'rinciples and 'ractice. 'ennsylania F9 aunders. /:3:.
L!in4"!in A"&!$i%m!-P$o%oko"- P$oedu$-
S%!ndin& +$de$
Menghindari makanan penyebab
• 'ada anak yang mendapat alergi makanan sebaiknya dicobakanlagi, karena kemungkinan mengalami grow out dengan
bertambahnya usia.
DEPARTEMENIKA
RSMHPALEMBANG
ALR3I *U*U *API Kode ICD : T=<
No Dokumen=
No.Revii1
H!"!m!n :1 #
P!ndu!n P$!k%ekK"ini
T!n&&!" Revii'' 2e)$u!$i '01'
Di%e%!*k!n +"e,-Ke%u! Divii A"e$&i Immuno"o&i
D$. um!"! He"m/- S*AK
De2inii Alergi susu sapi (A) merupakan suatu penyakit yang timbul
berdasarkan reaksi imunologis abnormal terhadap protein susu sapi.
*eaksi ini biasanya dikaitkan dengan reaksi hipersensitiitas tipe !
yang diperantarai !g , dapat juga tidak diperantarai !g atau
gabungan keduanya
E%io"o&i 'rotein usu api
Protein
(Konsentrasi 4 %rotein susu)
Konsentrasi
(g5dl)
Berat
Molekul
(k"a)
2umla'
residu
asam
amino
%er
molekul
6'e#
(7-4)
(8 ,g5dl)
$asein
(9-4)
(8-g5dl)
;.laktogloulin
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
27/41
b. Cipe !! disebut reaksi sitotoksik
c. Cipe !!! dimediasi kompleks Ag0Ab.
d. Cipe !+ yang dimediasi sel #.C.
Ben%uk K"ini
K"!i2ik!i
ulit Urtikaria1angioedema, kemerahan kulit, pruritus dan dermatitis
atopi.aluran cerna muntah, kolik, konstipasi, diare, buang air besar
berdarah
aluran napas hidung tersumbat, rhinitis, batuk berulang, asma atau
rinokonjungtiitis
istemik Ana%ilaksis 1 syok K$i%e$i! Di!&noi Anamnesis
• Mengetahui jangka waktu timbulnya gejala setelah minum susu sapi
atau makanan yang mengandung susu sapi.
• 2arus diketahui riwayat pemberian makanan lainnya, termasuk diet
ibu saat pemberian A!.
• 2arus diketahui juga riwayat atopi pada keluarga atau penderita
sendiri.
• Adanya gejala klinis pada kulit, saluran napas dan saluran cerna.
• Eumlah susu sapi yang diminum 1 makan yang mengandung susu
sapi.
• 'enyakit atopi seperti asma, rinitis alergi, dermatitis atopi, urtikaria,
alergi makanan dan alergi obat pada keluarga dan penderita sendiri.
Peme$ik!!n (Iik 'emeriksaan %isik yang mungkin didapatkan pada kulit tampakkekeringan kulit, urtikaria, dermatitis atopik, siemen crease
geographic tongue, mukosa hidung pucat dan wheezing (mengi).
Di22$en%i!"di!&noi
Cipe *eaksi 8ejala yang
muncul
&iagnosa 9anding yang
dipikirkan
!g mediated
istem *espirasi
ulit
8astrointestinal
*inokonjungtiitis
Asma
dema laring
&ermatitis atopikUrtikaria
Angioedema
indrom alergi
oral
Mual dan muntah
olik , &iare
Masalah pernapasan primer
Alergi makananAlergi lingkungan
'enyakit atopik primer
Alergi lingkungan atau
makan, !n%eksi, gangguan
pengosongan lambung,
malrotasi, celiac disease
cystic fibrosis
Cipe *eaksi 8ejala yang
muncul
&iagnosa 9anding yang
dipikirkan
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
28/41
Bon!g Mediated
'ernapasan
ulit
8astrointestinal
%ulmonary
hemosiderosis
(*einer
Syndrome)
&ermatitis kontak
&ermatitis atopik
*e%luks
gastroeso%ageal
nteropati tansien
%rotein$losing
enteropathy
indrom
enterokolitis
olitis
onstipasi
"ailure to thrie
0
Alergi makanan atau
lingkungan
Atopi primer
*e%luks %isiologis,
pengosongan lambung
terlambat, celiac disease,
cystic %ibrosis, %issura anal,
hiperkalsemia, 2irschprung
disease, hipotiroid, gangguan
%ungsi gastrointestinal
Peme$ik!!nPenunu3!n&
• &arah tepi hitung jenis eosino%il 64;, atau jumlah eosino%il total
64::1ml.
• adar !g total1spesi%ik susu sapi meninggi.
• Uji kulit alergi (uji tusuk= %rick skin test , intradermal, gores)
• liminasi dan prookasi susu sapi dapat dengan baku emas adalah
+ouble Blind %lacebo Controle "ood Challenge = +B%C"C atau
dengan modi%ikasi +ouble Blind placebo controled cow,s milk
challenge (&9'@@M@).
• 'emeriksaan &arah pada tinja
T!%!"!k!n!• Catalaksana Butrisi
0 'enghindaran susu sapi harus ketat supaya toleransi dapat cepat
tercapai, tetapi harus memberikan nutrisi yang seimbang dan
sesuai untuk tumbuh kembang anak.
0 &iberikan susu hipoalergenik susu terhidrolisat ekstensi% dan
susu %ormula asam amino. Eika tidak tersedia 1 kendala biayamaka bayi 6 I bulan dapat diberi %ormula kedele (jelaskan pada
orang tua kemungkinan reaksi silang).
• Catalaksana Medikamentosa
0 *eaksi kulit ringan antihistamin peroral ( hidroksin 3 mg1kg
bb1kali, / kali sehari, atau di%enhidramin 3 mg1kg bb1kali 5 kali
sehari, atau golongan alkilamin seperti chlortrimeton :,47 mg1kg
bb1hari dibagi 4 dosis. Angioedema 2@l epine%rin (adrenalin)
larutan 33::: :,:3 cc 1kg bb (maksimal :,4 cc) subkutan, jika
perlu diulang / kali selang 37 menit à dilanjutkan peroral.0 +askulitis prednison, 30/mg1kg 991hari. linis membaik à
kemudian ditapering o%% secara cepat, biasanya 4 hari0 Asmabronkial bronkodilator (salbutamol :,/1mg1kg bb1hari
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
29/41
dibagi 4 dosis peroral atau intraena)
Eduk!i 2indari susu sapi penyebab alergi. Eika makan makanan jadi baca label
komposisinya
Kom*"ik!i o "ailure to thrieo 'enyakit atopi kronis seperti asma bronkial dan dermatitis atopik
P$o&noi • 9aik
• etelah usia /04 tahun, biasanya imaturitas saluran cerna akan
membaik. ehingga gangguan saluran cerna akan ikut berkurang
• Angka remisi 57 0 77; pada tahun pertama, I:0L7; pada tahun
kedua, D:0J:; pada tahun ketiga.
D!2%!$
ke*u%!k!!n
3. Akib AA, Muna$ir ?, urniati B. 9uku ajar alergi imunologi anak.
!katan &okter Anak !ndonesia edisi ke /. /::D.
/. 9ehrman,B, liegman, Eenson. Belson Cetbook o% 'ediatrics.disi ke 3D. 'hiladelphia F9 aunders @o /::D.
4. #eung, &onald GM, ampson 2A, 8eha *. 'ediatric Allergy
'rinciples and 'ractice. 'ennsylania F9 aunders. /:3:.L!in4"!inA"&!$i%m!-P$o%oko"-P$oedu$-S%!ndin& +$de$
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
30/41
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
31/41
urtikaria
Cipe !+
(lambat,diperantarai
oleh seluler)
'resentasi molekul
obat oleh M2@kepada sel C dgn
pelepasan sitokin
&ermatitis
kontak alergi
/0L hari setelah
paparan
Ben%uk K"iniK"!i2ik!i
Ana%ilaksis dema laring, hipotensi, bronkospasme
rupsi kulit Urtikaria1angioedema, pruritus, ruam
makulopapular morbili%ormis, erupsi obat %ikstum,
dermatitis kontak, askulitis, eritema nodusom,
eritema multi%ormis, sindrom steen0jhonson,
nekrolisis epidermal toksik, dermatitis eks%oliati%
dan reaksi %otosensitiitaselainan
hematologic
Anemia hemolitik, neutropenia, trombositopenia
elaianan
pulmonal
'neumonitis interstisialis1aleolar, edema paru,
%ibrosis paru
elainan hepatic *eaksi kolestasis, destruksi hepatoseluler
elainan renal Be%ritis interstisialis, glomerulone%ritis,
sindrom ne%rotik
+askulitis sistemik
#im%adenopati
K$i%e$i! Di!&noi Anamnesis :
• *iwayat terapi obat sebelumnya
• !n%eksi yang menyertai
• &a%tar semua terapi yang pernah diberikan termasuk dosis, indikasi,
tanggal pemberian, dan lamanya terapi
Peme$ik!!n (Iik • 8ambaran lesi kulit, dideskripsikan secara akurat mengenai
penampilan, dan distribusinya
0 rupsi morbili%orm, eksantem merupakan ruam obat klasik,0 Urtikaria
0 'urpura dan ptekiae
0 #esi makulopapular di jari tangan dan kaki atau distribusi
serpiginosa di lateral telapak kaki
0 #esi target yang terdiri dari papulaeritematosa di sentral dengan
cincin di peri%er yang edema dan eritematosa menunjukkan
eritema pigmentosa
0 +ariasi lesi papul eritematosa atau area pigmentosa sampai lesi
papuloesikuler bulosa atau urtikaria dapat menunjukkan erupsi
obat %ikstum
0 #esi papuloesikuler dan berskuama dengan adanya riwayat obattopikal dapat menunjukkan dermatitis kontak
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
32/41
0 *uam ek$ema pada area yang terpapar matahari lebih mengarah
pada reaksi %otoalergik
Di22$en%i!"di!&noi
Alergi karena penyebab lain
Peme$ik!!nPenunu3!n&
• Uji in io
. uji tusuk kulit
. uji prookasi
• Uji in itro
• Uji diagnostik pada hipersensitiitas obat
*eaksi imun Uji laboratorium Cerapi
Cipe ! Uji kulit, *AC, serum
triaptase
'enghentian obat, epine%rin,
antihistamin, kortikosteroidsistemik, bronkodilator,
rawat * bila berat
Cipe !! Uji @oombs direk dan
indirek
'enghentian obat,
kortikosteroid sistemik,
trans%usi bila berat
Cipe !!! #aju endap darah, @0
reactie protein,
kompleks imun,
komplemen,
autoantibodi, biopsi
jaringan,imuno%luoresens
'enghentian obat,
antiin%lamasi non0steroid,
antihistamin, atau
kortikosteroid sistemik atau
plasma%aresis bila berat
Cipe !+ 'atch testing,
pemeriksaan proli%erasi
lim%osit
'enghentian obat,
kortikosteroid topikal,
antihistamin atau
kortikosteroid topikal bila
berat
T!%!"!k!n! 'enghentian pemakaian obat yang dicurigai menyebabkan alergi, lalu
mengatasi gejala klinis yang timbul.
Eduk!i 9eritahukan kepada pasien untuk selalu mengingat nama obat yang
menyebabkan alergi sehingga sedapat mungkin menghindari pemakaian
obat tersebut.
Kom*"ik!i &apat terjadi perlekatan kulit, kontraktur, simble%aron, atau
kebutaan bila tindakan pencegahan terlambat dilakukan
P$o&noi 9aik, meskipun penghentian obat telah dilakukan, namun erupsi obat
masih dapat muncul secara lambat, serta dapat memburuk.
D!2%!$ke*u%!k!!n
3. Akib AA, Muna$ir ?, urniati B. 9uku ajar alergi imunologi anak.
!katan &okter Anak !ndonesia edisi ke /. /::D./. 9ehrman,B, liegman, Eenson. Belson Cetbook o% 'ediatrics. disi
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
33/41
ke 3D. 'hiladelphia F9 aunders @o /::D.
4. #eung, &onald GM, ampson 2A, 8eha *. 'ediatric Allergy
'rinciples and 'ractice. 'ennsylania F9 aunders. /:3:.
DEPARTEMENIKA
RSMHPALEMBANG
I/FK*I +I1 "A/ AI"* PA"A A/AK Kode ICD : B'0.=
No Dokumen
No.Revii1
H!"!m!n :1 #
P!ndu!n P$!k%ekK"ini
T!n&&!" Revii'' (e)$u!$i '01'
Di%e%!*k!n +"e,-Ke%u! Divii A"e$&i Immuno"o&i
D$. um!"! He"m/- S*AK
De2inii 'enyakit 2uman !mmunode%iciency +irus (2!+) adalah penyakit
yang disebabkan oleh irus 2!+, yang menyerang sel imun tubuh,
sehingga terjadi gangguan sistem imun tubuh. Acquired
!mmunode%iciency yndrome (A!&) adalah penyakit yang
menunjukkan adanya sindrom de%isiensiimun seluler sebagai akibat
in%eksi 2uman !mmunode%iciency +irus (2!+).
E%io"o&i HIV yaitu virus yang tergolong dalam keluarga retrovirus subkelompok lentivirus. Ada 2 tipe yaitu HIV1 HIV 2! yang"alaupun strukturnya berbeda tapi ge#ala klinis yangditimbulkannya sulit dibedakan. Antibodi yang terbentuk darikedua virus ini dapat bereaksi silang.
P!%o&enei2!+ masuk sel melalui molekul @&5 pada permukaan sel seperti
sel C@&5 dan sel makro%ag terjadi penurunan jumlah dan gangguan
%ungsi sel C@&5 melalui e%ek sitopatik langsung dan e%ek sitopatik
tidak langsung.
• %ek sitopatik langsung
4 #isis dan kematian sel C@&5 yang terjadi karena proses replikasiirus dalam sel C@&5
4 'enimbunan &BA irus yang tidak terintegrasi ke genom host4 !nteraksi antara molekul 8p 3/: 2!+ dan molekul @&5 intra sel4 2ambatan maturasi sel prekursor C@&5 di dalam timus sehingga
sel tersebut berkembang menjadi matur, sehingga sel C@&5
peri%er menurun
• %ek sitopatik tidak langsung
4 'embentukan sel sinsitia
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
34/41
4 Apoptosis sel C reakti% 4 &estruksi autoimun yang diinduksi 2!+
4 'erubahan produksi sitokin sehingga menginduksi hambatanmaturasi sel prekursor C@&5 sehingga jumlah sel C@&5 peri%er
berkurang.
@ara penularan
'ada bayi dan anak, penularan 2!+ melalui ibu hamil yang mengidap
2!+, dapat juga terjadi intrapartum dan melalui A!, trans%usi darah
yang mengandung 2!+ atau produk darah yang berasal dari donor yang
mengandung 2!+, jarum suntik yang tercemar 2!+ dan hubungan
seksual dengan pengidap 2!+.
-aktor risiko untuk tertular 2!+ pada bayi dan anak adalah
4 9ayi dari ibu dengan pasangan biseksual
4 9ayi dari ibu dengan pasangan berganti0ganti4 9ayi dari ibu atau pasangannya penyalah guna obat intraena4 9ayi atau anak yang mendapat tran%usi darah atau produk darah
berulang0ulang
4 9ayi atau anak yang terpapar denagn alat suntik1 tusuk bekas yangtidak steril
Ben%uk K"iniK"!i2ik!i
9erariasi sesuai tahapan penyakit
4 anak yang lahir dari ibu pengidap 2!+4 kategori B asimptomatik
4 kategori A simptomatik ringan4 kategori 9 simptomatik sedang4 kategori @ simptomatik berat atau A!&
K$i%e$i! Di!&noi • &asar diagnosis
4 anamnesa adanya %aktor risiko tertular 2!+4 gambaran klinis menunjukkan penuruan kekebalan4 adanya antibodi !g8 spesi%ik 2!+
• #angkah diagnosis
4 krining ibu hamil terhadap 2!+
4 Memantau bayi yang lahir dari ibu dengan in%eksi 2!+ positi% 4 Memantau bayi yang telah dikenal terin%eksi 2!+4 &iagnosis ditegakkan jika ditemukan antibodi 2!+ dalam serum
penderita
4 'ada bayi baru lahir, jika antibodi 2!+ positi% tanpa gejala, harusdilakukan pemeriksaan ulang setiap 4 bulan sampai bayi berumur
37 bulan karena mungkin antibodi 2!+ diperoleh dari ibu secara
pasi% selama dalam kandungan.
4 &iagnosis in%eksi 2!+ pada bayi adanya antibodi spesi%ik !g82!+, menemukan &BA 2!+ (dengan '@*), antigen '/5 2!+
pada darah bayi
4 'emeriksaan darah tepi anemia, lekositopenia, lim%openia dantrombositopenia
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
35/41
4 #im%osit @&5 menurun, @&D meningkat sehingga rasio@&51@&D menurun
4 -ungsi sel C menurun respons proli%erati% sel C terhadapantigen atau mitogen menurun, adanya anergi.
0 adar imunoglobulin meningkat secara poliklonal. Cetapi
meskipun terdapat hipergamaglobunemia, respons antibodispesi%ik terhadap antigen baru, seperti respons terhadap aksinasi
di%teri, tetanus dan hepatitis 9 menurun.
Indik!i R!8!% 'enderita 2!+ atau A!& dengan in%eksi berat dan keganasan, untuk
mengatasi in%eksi atau gejala simtomatis.
T!%!"!k!n!• Memperbaiki kondisi penderita untuk mencegah in%eksi opotunistik,
mengobati in%eksi yang terjadi dan mencegah penularan in%eksi 2!+
dari penderita kepada tenaga kesehatan, lingkungan dan teman0
temannya.
• 'ada penderita asimtomatik, dijelaskan bahwa penyakitnya dapat
menulari orang sekitarnya, dapat berkembang menjadi berat dan
juka penderita wanita dijelaskan bahwa jika hamil kemungkinan
besar anaknya akan menderita 2!+ juga.
• 9elum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit A!&. +aksin
untuk pencegahan juga belum.
• Upaya pengelolaan terhadap pasien A!&
3. 'emberian obat antiretroiral, prinsip
0 erjasama pengasuh dan orang tua
0 'enentuan satu pengasuh utama
0 9ila keluarga sudah siap dan patuh belum siap, kepatuhan buruk resistensi A*C
0 riteria A*C menggunakan kriteria klinis dan imunologis
/. *ekomendasi A*C
0 #ini pertama / B*C! < 3 BB*C! ?idoudin pilihan
utama bila 2b D gr1dlAbacair atau taudin
0 B*C! (umur 4: hari034 tahun)
?idoudin (A?C) dosis 3D:0/5: mg1m/1dosis (semua
umur)
#amiudin (4C@) dosis 5 mg1kg991dosis, /1hari (semua
umur)
&uiral (A?C
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
36/41
bulan < bila ada gejala)
0 99 dan C9 (tiap bulan selama 5 bulan, kemudian per /04
bulan)
0 'enghitungan dosis A*C (tiap bulan selama 5 bulan,
kemudian per /04 bulan)
0 >bat yang diminum bersamaan0 epatuhan minum obat
5. aluasi respon terhadap A*C
• Cindakan lanjut
0 >bserasi keaadaan umum penderita, klinis dan laboratorium
>bserasi munculnya komplikasi
Eduk!i 'encegahan
• Menghindari tingkah laku seksual yang menyimpang pada anak
remaja
•
Mencegah kehamilan ibu yang sudah terineksi 2!+• Cidak menyuntik anak dengan jarum yang tercemar
• elekti% terhadap donor darah, mereka yang berprilaku resiko tinggi
tertular 2!+ tidak dijadikan donor.
Kom*"ik!i • omplikasi pada organ spesi%ik #ymphocytic !nterstitial
pneumonitis (#!'), gangguan susunan sara% pusat, gangguan
pertumbuhan dan endokrinologi, gangguan gastrointestinal dan
nutrisi, mani%estasi hematologis dan keganasan.
• !n%eksi in%eksi bakteri berulang, in%eksi mikobakteria, irus
proto$oa, jamur dan in%eksi pneumonitis karnii.
P$o&noi 'enyakit in%eksi 2!+ berakibat %atal, L7; meninggal dalam 4 tahun
sejak diagnosis A!& ditegakkan.
D!2%!$ ke*u%!k!!n
3. Akib AA, Muna$ir ?, urniati B. 9uku ajar alergi imunologi anak.
!katan &okter Anak !ndonesia edisi ke /. /::D.
/. 9ehrman,B, liegman, Eenson. Belson Cetbook o% 'ediatrics. disi
ke 3D. 'hiladelphia F9 aunders @o /::D.
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
37/41
DEPARTEMENIKA
RSMHPALEMBANG
ANAFILAKSIS Kode ICD : T=
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
38/41
askuler, konstriksi otot polos dan lain0lainmenyebabkan gejala
ana%ilaksis
Reaksi anafilaktoid
*eaksi sama seperti ana%ilaksis di mana terjadi pelepasan mediator danreaksi yang sama, namun tidak diperantarai !g
misal 0 Aspirin dan BA!& à reaksi terjadi karena inhibisi
siklooksigenase
0 ontras radiologi à menyebabkan pelepasan
mediator secara langsung
!ndiidu terpapar kembali dengan antigen yang pernah kontaksebelumnya membentuk !g g spesi%ik, antigen tersebut berikatan
silang dengan molekul !g spesi%ik yang terikat pada sel mast dan
baso%ilsel mast dan baso%il terakti%asi dan mengalami degranulasi
mediator yang terkandung dilepaskan pada saat degranulasi, seperti
histamin dan triptase, dan membentuk mediator baru seperti
prostaglandin dan #eukotrinmediator ini beraksi pada reseptor
menyebabkan produksi mukus, pruritus, peningkatan permeabilitas
askuler, konstriksi otot polos dan lain0lainmenyebabkan gejala
ana%ilaksis
Reaksi anafilaktoid
*eaksi sama seperti ana%ilaksis di mana terjadi pelepasan mediator dan
reaksi yang sama, namun tidak diperantarai !g
misal 0 Aspirin dan BA!& à reaksi terjadi karena inhibisi
siklooksigenase
0 ontras radiologi à menyebabkan pelepasan
mediator secara langsung
Ben%uk K"iniK"!i2ik!i
Cergantung organ dan derajat beratnya serangan, penderita harus
dimonitor status respirasi dan kardioaskuler
Kulit
• -lushing, pruritus, urtikaria, angioedema, ruam morbili%ormis, pilor
erecti
• *eaksi lokal
0ral• 'ruritus pada bibir, lidah, palatum, edema pada bibir dan lidah,
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
39/41
rasa seperti logam di mulut
*aluran /afas (organ s#ok utama)
• #aring pruritus dan rasa sesak pada tenggorokan, dis%agia,
dis%onia, serak, batuk kering, gatal pada saluran telinga luar
• 'aru na%as pendek, dispnu, dada sesak, batuk dalam, whee$ing
• 2idung gatal, bengkak, rinore, bersin
• Apabila lidah dan oro%aring terkena bisa terjadi sumbatan saluran
na%as atas
• tridor bila saluran atas terkena
>bstruksi total saluran na%as merupakan penyebab kematian terbanyak
Kardioaskuler
• 'ingsan1sinkop, nyeri dada, disritmia, hipotensi
• Cakikardia kompensata karena penurunan tonus pembuluh darah• ebocoran kapiler dapat menyebabkan kehilangan olume
intraaskuler dan hipotensi
3astrointestinal
Mual, kolik, muntah, diare
K$i%e$i! Di!&noi &iagnosis ditegakkan secara klinis, perlu dicari riwayat penggunaan
obat, makanan, gigitan binatang, atau trans%usi. 'ada beberapa keadaan
dapat timbul keraguan terhadap penyebab lain sehingga perlu
dipikirkan diagnosis banding.
#angkah diagnosis anamnesis yang cermat dan pemeriksaan %isik
Di22$en%i!"di!&noi
'ada reaksi sistemik ringan dan sedang urtikaria dan angioedema
'ada reaksi sitemik berat, harus dipertimbangkan semua penyebab
distres pernapasan, kolaps kardioaskular, dan hilangnya kesadaran
antara lain adalah reaksi asoagal, dan serangan sinkop, in%ark
miokard, reaksi insulin, dan reaksi histeria.
T!%!"!k!n!
• aluasi segera keadaan jalan na%as dan jantung, bila pasien
mengalami henti jantung0paru, harus dilakukan resusitasikardiopulmoner.
• Adrenalin (epine%rin)
• !ntubasi dan trakeostomi bila terdapat sumbatan jalan na%as bagian
atas oleh edema
• Corniket kalau ana%ilaksis terjadi karena suntikan pada ekstremitas
atau sengatan1gigitan hewan berbisa maka dipasang torniket
proksimal di daerah suntikan atau tempat gigtan tersebut
• >ksigen diberikan pada penderita yang mengalami sianosis, sesak
atau penderita dengan mengi.
•
&i%enhidramin untuk mencegah reaksi berulang• @airan intraena untuk mengatasi syok pada anak
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
40/41
• Amino%ilin
• +asopresor
• ortikosteroid, walaupun kortikosteroid tidak menolong pada
penatalaksanaan akut reaksi ana%ilaksis, kortikosteroid berguna
untuk mencegah gejala berulang
'engobatan suporti%
Eduk!i
Eelaskan pada anak agar menghindari %aktor penyebab, misalnya
makanan, obat0obatan dan lain0lain.
Eelaskan pada guru0teman, pengasuh pada anak menderita reaksi
ana%ilaksis terhadap makanan, obat0obatan dan lain0lain.
'ersiapan obat adrenalin pada anak besar, dan dijelaskan dulu
tentang cara pemakaiannyaP$o&noi 9onam
D!2%!$ke*u%!k!!n
3. Akib AA, Muna$ir ?, urniati B. 9uku ajar alergi imunologi anak.
!katan &okter Anak !ndonesia edisi ke /. /::D.
/. 9ehrman,B, liegman, Eenson. Belson Cetbook o% 'ediatrics. disi
ke 3D. 'hiladelphia F9 aunders @o /::D.
4. #eung, &onald GM, ampson 2A, 8eha *. 'ediatric Allergy
'rinciples and 'ractice. 'ennsylania F9 aunders. /:3:.
-
8/16/2019 SptlAl Im Baru
41/41