spinal

38
ANESTESIA REGIONAL Pembimbing : Dr.Rosalia Sp.An Siti Azliza Binti Yaacob 030.08.304 Fk Trisakti

Upload: ct-lieza

Post on 05-Dec-2014

65 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Spinal

ANESTESIA REGIONAL

Pembimbing : Dr.Rosalia Sp.An

Siti Azliza Binti Yaacob

030.08.304

Fk Trisakti

Page 2: Spinal

PENDAHULUAN

Anestesi suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh

Tipe anestesi: anestesi total : tindakan meniadakan nyeri secara sentral

disertai hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali (reversible).trias anestesi : hipnotik, analgesik dan relaksasi otot.

anestesi lokal : pemberian obat-obat analgesik yang mampu menghambat konduksi saraf (terutama nyeri) secara reversibel pada bagian tubuh yang spesifik.

Page 3: Spinal

TEKNIK PEMBERIAN ANESTESI LOKAL :

1) Infiltrasi local

2) Blok saraf ( nerve Block )

3) Field Block ( blok lapangan )

4) Anestesi permukaan

5) Anestesi regional intravena

Page 4: Spinal

KATEGORI PEMBAHAGIAN

Neurological blockade perifer

•Topical•Infiltration•Field block•Nerve block

Neurological blockade sentral

•Anesthesia spinal•Anesthesia epidural•Anesthesia kaudal

Page 5: Spinal

Anestetika lokal yang ideal :- tidak iritatif/merusak jaringan secara permanen- batas kemanan lebar- onset cepat- durasi cukup lama- bersifat reversible- dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan

Page 6: Spinal

OBAT-OBAT LOKAL ANALGESIA

Golongan ester

• Cocaine• Procaine/novocain

• Tetracaine/pontocaine• Chlorpain

Golongan amida

• Lidocaine/ Xylocaine• Prilocaine• Bupivacaine• Etidocaine• Ropivacaine• Levobupivacaine

Derivat quinolon

• Cinchocain

Page 7: Spinal

BERDASARKAN LAMA KERJA OBAT :

Nama golongan

Preparat Sinonim Durasi

Gol ester Procain Novocain Short

Planocain

Chloropropain Nesacain Short

Amethocain tetracain Long

Pantocain

Gol amida Lignocain Xylocain Intermediate

lidocain

Bupivacain Marcain Long

Derivat quinolon

Cinchocain Dibucain Long

Nuperocain

Page 8: Spinal

DOSIS PEMBERIAN OBAT

Prokain Dosis 15 mg/kgbb. Untuk infiltrasi : larutan

0,25-0,5 dosis maksimum 1000 mg. onset : 2-5 menit, durasi 30-60 menit. Bisa ditambah adrenalin (1 : 100.000).

Dosis untuk blok epidural (maksimum) 25 ml larutan 1,5%.

Untuk kaudal : 25 ml larutan 1,5%. Spinal analgesia 50-200 mg tergantung efek

yang di kehendaki, lamanya 1 jam.

Page 9: Spinal

Lidocain topikal atau suntikan. dosis 3-4 mg/kgBB, bila ditambahkan adrenalin

dosis maksimal mencapai 6 mg/kgBB. \

Bupivicain anesthesia spinal 0,5 mg/kgBB 

Chocain Hanya dijumpai dalam bentuk topical semprot

4% untuk mukosa jalan napas atas. Lama kerja 2-30 menit.

Page 10: Spinal

MEKANISME KERJA

Bekerja langsung pada sel saraf & menghambat

kemampuan sel saraf mentransmisikan impulsmelalui aksonnya. Target anestetika lokal adalah saluran Na+

yang ada pada semua neuron. Saluran Na+ bertanggung jawab menimbulkan potensial

aksisepanjang akson dan membawa pesan daribadan sel ke terminal saraf . Anestetika lokal berikatan secara selektif

padasal. Na+, sehingga mencegah terbukanya sal.

Page 11: Spinal

PEMBAHASAN

Definisi Anestesi regional : pemberian obat-obat

analgetik secara lokal dan terjadi hambatan impuls sensorik sehingga impuls dari suatu bagian tubuh diblokir untuk sementara (reversible). Fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya. Penderita tetap sadar.

Page 12: Spinal

BLOK SENTRAL

Spinal dan Epidural Anestesi

Neuroaksial blok (spinal dan epidural anestesi) akan menyebabkan blok simpatis, analgesia sensoris dan blok motoris (tergantung dari dosis, konsentrasi dan volume obat anestesi lokal).

Page 13: Spinal

ANALGESIA SPINAL

Analgesia spinal : (subarachnoid block) dihasilkan dengan menyuntik lokal analgesia ke dalam ruang subarachnoid

Antara vertebra L2-L3, L3-L4, L4-L5, L5-S1

Indikasi : Untuk pembedahan, daerah tubuh yang dipersarafi cabang T4 ke bawah.

Page 14: Spinal

Indikasi •Bedah ekstremitas bawah•Bedah panggul•Tindakan sekitar rektum-perineum•Bedah obstetri-ginekologi•Bedah urologi•Bedah abdomen bawah•Pada bedah abdomen atas dan bedah pediatri biasanya dikombinasi dengan anestesia umum ringan.

Kontraindikasi

•Pasien menolak •Infeksi pada tempat penyuntikan•Hipovolemi berat, syok•Koagulopati atau mendapat terapi antikoagulan•Tekanan intrakranial meninggi

Page 15: Spinal

STRUKTUR ANATOMI YANG DITEMBUS OLEH JARUM SPINAL

Kulit Subkutis

Lig. Supraspinosu

m

Lig. Interspinosu

m

Lig.flavum

Ruang epidural

Durameter

Ruang subarachnoid

.

Page 16: Spinal

LIGAMENTS OF SPINE, CROSS-SECTION VIEW

Page 17: Spinal

PERSIAPAN ALATAN

Sarung tangan steril Korentang Aseptic/antiseptic Duk Kasa steril Spinal niddle / epidural set Spuit 2,5-5-10cc Plester Obat-obat yg digunakan untuk regional

anestesi

Page 18: Spinal

TEKNIK

Tentukan posisi pasien : duduk atau berbaring dengan posisi lateral dekubitus dengan punggung fleksi maksimal. Kepala menunduk.

Inspeksi : garis yang menghubungkan 2 titik tertinggi krista iliaka kanan-kiri akan memotong garis tengah punggung setinggi L4-L5.

Palpasi : untuk mengenal ruang antara 2 vertebra lumbalis.

Pungsi lumbal hanya antara : L2-L3, L3-L4, L4-L4, L5-S1.

Page 19: Spinal

Lakukan tindakan antisepsis kulit daerah punggung pasien .

Memakai sarung tangan steril. Tusukan jarum spinal pada bidang median dengan

arah 10-30° terhadap bidang horizontal ke arah kranial pada ruang antara vertebra lumbalis yang telah ditentukan.

Bila dirasakan ada perubahan tekanan bererti ujung jarum ada dirongga subaracnoid.

Stylet dicabut akan keluar LCS. Masukkan obat lokal analgesia dengan atau tanpa

adrenalin atau catapres. Kemudian, terlentangkan pasien dan tunggu

sampai terjadi kelumpuhan pada kedua tungkai, Dengan uji pinprick kita dapat menentukan

tingginya blokade.

Page 20: Spinal
Page 21: Spinal
Page 22: Spinal

PENGAWASAN SELAMA TINDAKAN

Awasi tanda vital ( tensi, nadi, EKG, suhu, kesadaran, respirasi, saturasi O2)

IV line harus tetap terpasang Perhatikan adanya komplikasi.

Page 23: Spinal

TINGGI BLOK ANALGESIA SPINAL

Volume obat yang dimasukkan Konsentrasi obat Barbotase/aspirasi Manuver valsava Kecepatan. Tingginya tempat pungsi Berat jenis Tinggi badan posisi

Page 24: Spinal

KOMPLIKASI

Komplikasi dini

•Tekanan darah menurun•Bradikardia•Mual dan muntah•Syok•Total spinal blok apnoe•Spinal headache•Retensi urin

Komplikasi lanjut

•Gangguan sirkulasi•Hipotensi ringan sampai berat, bradikardia sampai asistole•Gangguan respirasi•Depresi sampai apnoe•Gangguan traktus gastrointestinalis•Mual muntah•Sakit kepala post-spinal headache•Retensio urine•Gangguan saraf•Total spinal blok parese, paralisis, kejang, kesadaran menurun sampai koma.

Page 25: Spinal

Komplikasi sirkulasi:1) Hipotensi

vasodilatasi akibat blok simpatismemberikan infus cairan kristaloid, secara cepat (guyur), dalam 10 menit.bila dengan cairan infus tidak berhasil, diobati dengan vasopresor spt: efedrin iv sebanyak 10mg diulangi tiap 3-4 menit.

2) Bradikardia-aliran darah balik berkurang akibat blok simpatis.-Pemberian sulfas atropin

Page 26: Spinal

Komplikasi sirkulasi1) Analisis gas darah, cukup memuaskan pada

blok spinal yang tinggi bila fungsi paru normal.

2) Penderita PPOM, merupakan kontraindikasi untuk blok spinal.

3) Apnea, dapat disebabkan blok spinal terlalu tinggi atau kerana hipotensi terlalu berat.

4) Kesulitan bicara, batuk kering yang persisten, sesak nafas- tanda-tanda tidak adekuat pernafasan, harus segera diberikan oksigen dan nafas buatan.

Page 27: Spinal

Komplikasi gastrointestinal1) Nausea dan muntah

Retensio urineberlangsung selama 24jam.

Page 28: Spinal

KEUNTUNGAN

Pasien dalam keadaan sadar Pasien pasca anestesi lebih cepat pulih dan

baik Dapat untuk analgesia tertentu pada pasien

pasca bedah tanpa analgesia sistemik. Mengurangi perdarahan Mengurangi tromboemboli Perawatan lebih mudah dan cepat

Page 29: Spinal

KERUGIAN

Pasien inginnya tidur Perlu keterampilan khusus Pasien harus kooperatif Perlu waktu sampai operasi dimulai Tidak selalu memuaskan sehingga perlu obat

tambahan berupa general analgesia Blok simpatis dapat menyebabkan hipotensi Dapat terjadi kerusakan yang cukup lama.

Page 30: Spinal

FISIOLOGI ANESTESI SPINAL

Larutan Anestesi local disuntikkan ke dalam ruang subarachnoid yang akan memblok konduksi impulse saraf( motorik, sensorik dan autonom) walaupun beberapa saraf lebih mudah diblok dibanding yang lain.

Secara umum Pada penyuntikan intratekal, yang dipengaruhi dahulu ialah saraf simpatis dan parasimpatis, diikuti dengan saraf untuk rasa dingin, panas, raba, dan tekan dalam. Setelah anestesi selesai, pemulihan terjadi dengan urutan sebaliknya, yaitu fungsi motoris yang pertama kali akan pulih.

Page 31: Spinal

ANESTESI EPIDURAL

memasukan obat-obat analgesik ke rongga epidural sehingga rangsang nyeri ditiadakan.

Anatomi :Rongga epidural terletak

sepanjang kanalis spinalis diluar durameter. Radik saraf berjalan di dalam ruang epidural ini setelah keluar dari bagian lateral medula spinalis, dan selanjutnya menuju kearah luar.

Page 32: Spinal

Lokal analgesia diberikan melalui rongga epidural menyebar ke atas dan ke bawah medulla spinalis.

Onset dari epidural anestesia (10-20 menit),lebih lambat dibandingkan dengan anestesi spinal.

Dengan menggunakan konsentrasi obat anestesi lokal yang relatif lebih encer dan dikombinasi dengan obat-obat golongan opioid, serat simpatis dan serat motorik lebih sedikit diblok, sehingga menghasilkan analgesia tanpa blok motorik.

Hal ini banyak dimanfaatkan untuk analgesia pada persalinan dan analgesia post operasi.

Page 33: Spinal

Ligamentum yang harus dilalui :1) lig. Supraspinosum2) Lig. Interspinosum3) Lig. Flavum

Lokasi penyuntikan :4) Torakal5) Cervikal6) Lumbal

Page 34: Spinal

TEKNIK ANESTESI EPIDURAL

Dengan menggunakan pendekatan median atau paramedian, jarum epidural dimasukan melalui kulit sampai menembus ligamentum flavum.

Teknik yang ada untuk mengetahui apakah ujung jarum telah mencapai ruang epidural: teknik “loss of resistance” “hanging drop”. 

Page 35: Spinal

AKTIFASI EPIDURAL

Jumlah (volume dan konsentrasi) dari obat anestesi lokal yang dibutuhkan untuk anestesi epidural relatif lebih banyak bila dibandingkan dengan anestesi spinal. 

Keracunan akan terjadi bila jumlah obat sebesar itu masuk intratekal atau intravaskuler.

Jadi, harus dilakukan tes dose epidural. Uji dosis anestesi lokal dilakukan setelah

ujung jarum diyakini berada di dalam ruang epidural.

Page 36: Spinal

Test dose klasik :- kombinasi obat anestesi lokal dan epineprin :

3 ml lidokain 1,5 % + 0,005 mg/mL epineprin 1:200.000.

Hasil : 1) Letak benar : tidak ada efek setelah

beberapa menit2) Masuk ke ruang subarachnoid : blokade

spinal3) Masuk ke vena epidural : peningkatan nadi

20-30%

Page 37: Spinal

KOMPLIKASI

Salah penempatan jarum / kateter Masuk ke intravena Hipotensi Acute generalized toxicity Total spnal anestesi Headache Infeksi Epidural hematom

Page 38: Spinal

TERIMA KASIH