sosiologi karya tulis

20
KATA PENGANTAR Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat illahirabbi yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “UPAYA PENGENDALIAN KONFLIK DI SEKOLAH”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya serta kepada kita selaku umatnya. Terwujudnya makalah ini tak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing proses penyusunan. Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait, terutama kepada : 1. Desi Sri M, S.sos selaku pembimbing dan guru mata pelajaran sosiologi 2. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca. Sukaresmi, April 2015 Penyusun

Upload: ryan-setiawan

Post on 03-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sosiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Sosiologi Karya Tulis

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat illahirabbi yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “UPAYA PENGENDALIAN KONFLIK DI SEKOLAH”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya serta kepada kita selaku umatnya.

Terwujudnya makalah ini tak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing proses penyusunan. Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait, terutama kepada :

1. Desi Sri M, S.sos selaku pembimbing dan guru mata pelajaran sosiologi2. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat

kami sebutkan satu-persatu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah berikutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Sukaresmi, April 2015

Penyusun

Page 2: Sosiologi Karya Tulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………………………………1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………………………..1.3 Tujuan dan Maksud Penelitian ……………………………………………………………………………..1.4 Metode Penelitian ……………………………………………………………………………………………….1.5 Sistematika Penulisan ………………………………………………………………………………………….

BAB II LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Konflik ……………………………………………………………………………………………….

2.2 Teori-teori Konflik ………………………………………………………………………………………………..

2.3 Bentuk-bentuk Konflik …………………………………………………………………………………………

2.4 Berdasarkan Bentuk dan Sifat Konflik ………………………………………………………………….

2.5 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Konflik di Sekolah ………………………………………..

2.6 Contoh-contoh Konflik di Sekolah ……………………………………………………………………….

2.7 Upaya Pencegahan Konflik …………………………………………………………………………………

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Faktor-faktor Terjadinya Konflik di Lingkungan Sekolah ………………………………………

3.2 Upaya Pengendalian Konflik di Lingkungan Sekolah …………………………………………….

3.3 Contoh Konflik di Sekolah …………………………………………………………………………………….

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………….

4.2 Saran …………………………………………………………………………………………………………………..

Page 3: Sosiologi Karya Tulis

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konflik adalah bagian dari interaksi sosial yang bersifat disosiatif.Konflik dapat mengakibatkan perorangan maupun kelompok.Hakikat masyarakat yang selalu berubah menjadi lahan bagi munculnya konflik sosial.Konflik sosial sering muncul sebagai awal dari terjadinya perubahan dalam masyarakat.Konflik atau pertentangan diartikan sebagai suatu bentuk interaksi saling mengancam, atau bahkan melukai dan saling melenyapkan di antara pihak-pihak yang terlibat.Manusia sebagai makhluk individu yang mana tidak dapat hidup sendiri dan saling bergantungan antara satu sama lainnya.Karena hal tersebutlah maka konflik ini dapat terjadi dan dapat dialami oleh siapapun.Konflik sendiri biasa terjadi disebabkan karena adanya perbedaan antar individu.

Oleh karena itu,untuk lebih mengetahui dan menghindari konflik yang bersifat disosiatif, kami bermaksud untuk menuangkannya dalam makalah yang berjudul, “UPAYA PENCEGAHAN KONFLIK DI LINGKUNGAN SEKOLAH”.

Page 4: Sosiologi Karya Tulis

1.2 Perumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, penulis merumuskan berbagai masalah sebagai berikut.

1. Apa itu konflik?2. Apa saja penyebab-penyebab dari konflik tersebut?3. Bagaimana cara mengendalikan konflik tersebut?

1.3 Maksud dan Tujuan PenelitianMaksud dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk memenuhi persyaratan UAS 2015-2016.

Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah sebagai berikut : a .Untuk mengetahui konflik apa saja yang biasa terjadi di lingkungan sekolah.

b.Untuk mengetahui penyebab konflik itu bisa terjadi.

c. Untuk menyelesaikan permasalahan dari konflit tersebut.

1.4 Metode PenelitianDalaoppm pengumpulan data, metode pembahasan yang dilakukan oleh penyusun untuk membuat karya tulis ini adalah sebagai berikut :1. Metode Observasi

Observasi dilakukan dengan melihat dan melakukan penelitian langsung di Lingkungan Sekolah.

2. Metode Analisis Media MassaSelain itu, penulis juga melakukan penjelajahan di Internet dan buku sumber yang ada untuk melengkapi karya tulis ini.

Page 5: Sosiologi Karya Tulis

1.5 Sistematika PenulisanDalam penyusunan karya tulis ini, kami membaginya dalam empat bab, dengan rincian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan dan Maksud Penelitian1.4 Metode Penelitian1.5 Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Konflik2.2 Teori-teori Konflik2.3 Bentuk-bentuk Konflik2.4 Berdasarkan Bentuk dan Sifat Konflik2.5 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Konflik2.6 Contoh Konflik di Sekolah2.7 Upaya Pencegahan Konflik

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Faktor-faktor Terjadinya Konflik di Sekolah3.2 Upaya Pengendalian Konflik di Sekolah3.3 Contoh Konflik di Sekolah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Page 6: Sosiologi Karya Tulis

BAB II LANDASAN TEORITIS2.1 Pengertian Konflik

Konflik berasal dari kata latin configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkannya atau membuatnya tidak berdaya.Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan cirri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Definisi konflik menurut beberapa ahli. 1. Menurut Taquiri, Newstorm, dan Davis (1977)

Konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

2. Menurut Gibson (1997)Hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika memiliki masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri-sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.

3. Menurut Robbin (1996)Keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

4. Menurut Muchlas (1999)Konflik ini dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi dan terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stress.

Page 7: Sosiologi Karya Tulis

5. Menurut Minnery (1985)Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.

6. Menurut Robbins (1993)Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif.

7. Menurut Pace dan Faules (1994)Konflik merupakan ekspresi pertiakian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami.

8. Menurut Folger dan Poole (1984)Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi.

9. Menurut Myers (1982), Kreps (1986),Stewart (1993)Konflik senantiasa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber-sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat.

10. Menurut Devito (1995)Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda-beda.

Page 8: Sosiologi Karya Tulis

2.2 Teori Konflik

1.Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

2. Menurut Gibson, et al (1997), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.

3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

4. Muchlas (1999), Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi. Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.

5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.

    6. Menurut Berstein (1965), Menurut Berstein, konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.

7. Menurut Pace dan Faules (1994),  Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami.

8. Robert M.Z. Lawang, Menurut Lawang, konflik adalah perjuangan memperoleh status, nilai, kekuasaan, di mana tujuan mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.

9. Ariyono Suyono, Menurut Ariyono Suyono, konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.

    10. James W. Vander Zanden, Menurut Zanden dalam bukunya Sociology, konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat yang saling berhadapan, bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.

Page 9: Sosiologi Karya Tulis

    11. Soerjono Soekanto, Menurut Soerjono Soekanto, konflik merupakan suatu proses sosial di mana orang per orangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. Dari berbagai pendapat terseb

2.3 Bentuk-bentuk konflika. Konflik Pribadi

Konflik pribadi adalah pertentangan yang terjadi antara orang per orang. Masalah yang menjadi dasar perlawanan atau konflik pribadi biasanya juga masalah pribadi. Konflik pribadi tidak jarang terjadi antara dua orang sejak mulai berkenalan. Biasanya hal itu terjadi jika sejak awal di antara mereka sudah tidak ada rasa simpati dan tidak saling menyukai.

b. Konflik Rasial

Konflik rasial adalah pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Konflik rasial sudah berlangsung lama dalam sejarah kehidupan manusia. Konflik rasial umumnya terjadi karena salah satu ras merasa sebagai golongan yang paling unggul dan paling sempurna di antara ras lainnya. Konflik rasial misalnya, terjadi di Afrika Selatan yang terkenal dengan politik apartheid. Konflik ini terjadi antara golongan kulit putih yang merupakan kelompok penguasa dan golongan kulit hitam yang merupakan golongan mayoritas yang dikuasai.

c. Konflik Politik

Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut ketidaknyamanan atau ketidaktenangan dalam masyarakat. Masalah politik sering mengakibatkan konflik antarmasyarakat. Konflik politik merupakan konflik yang menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat maupun di antara negara-negara yang berdaulat. Konflik politik pernah terjadi antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 1963.

d. Konflik Antarkelas Sosial

Konflik antarkelas sosial merupakan pertentangan antara dua kelas sosial. Konflik itu terjadi umumnya dipicu oleh perbedaan kepentingan antara kedua golongan tersebut. Misalnya, antara karyawan pabrik dengan pemiliknya karena tuntutan kenaikan gaji dari karyawan akibat minimnya tingkat kesejahteraan.

Page 10: Sosiologi Karya Tulis

e. Konflik Internasional

Konflik internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaan kepentingan. Banyak kasus terjadinya konflik internasional sebenarnya bermula dari konflik antara dua negara karena masalah politik atau ekonomi. Konflik berkembang menjadi konflik internasional karena masing-masing pihak mencari kawan atau sekutu yang memiliki kesamaan visi atau tujuan terhadap masalah yang dipertentangkan. Dengan demikian, terjadilah konflik internasional. Contoh konflik internasio

2. Konflik AntarkelompokKonflik antarkelompok terjadi karena persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur budaya asing. Selain itu, karena ada pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya konflik tradisional yang terpendam. Misalnya, hubungan antara golongan mayoritas dan minoritas. Koalisi golongan minoritas mungkin dalam bentuk sikap menerima, agresif, dan menghindari atau asimilasi. nal adalah Perang Dunia II. Konflik terjadi antara kelompok sekutu dan kelompok sentral.

2.4 Berdasarkan Bentuk dan Sifat KonflikSecara garis besar berbagai konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk konflik berikut ini.

.       Berdasarkan Sifatnyaa. Berdasarkan sifatnya, konflik dapat dibedakan menjadi:1)      Konflik destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam dari seseorang maupun kelompok terhadap pihak lain.2)      Konflik konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu masalah.b.      Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik1)      Konflik vertikal merupakan konflik antarkomponen masyarakat di dalam satu struktur yang memiliki hierarki.2)      Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi antar individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang sama.

3)      Konflik diagonal merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim

c.       Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik1)      Konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak.2)      Konflik tertutup merupakan konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik.

d.      Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia di dalam Masyarakat Konflik dibedakan menjadi konflik sosial, konflik politik, konflik ekonomi, konflik budaya, dan konflik ideologi.

Page 11: Sosiologi Karya Tulis

1)      Konflik sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial ini dapat dibedakan menjadi konflik:

a)      Konflik sosial vertikalb)      Konflik sosial horizontal2)      Konflik politik merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan.3)      Konflik ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.4)      Konflik budaya merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik.5)      Konflik ideologi merupakan konflik akibat adanya perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang.

e.       Berdasarkan Cara Pengelolaannya

1)      Konflik interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi. Perspektif konflik interindividu mencakup tiga macam situasi alternatif berikut.

a)      Konflik pendekatan-pendekatan b)      Konflik menghindari-menghindari

c)      Konflik pendekatan-menghindari 2)      Konflik antarindividu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan satu orang atau lebih, sifatnya kadang-kadang substantif menyangkut perbedaan gagasan, pendapat, kepentingan, atau bersifat emosional, menyangkut perbadaan selara, dan perasaan like/dislike.

3)      Konflik antarkelompok merupakan konflik yang banyak dijumpai dalam kenyataan hidup manusia sebagai makhluk sosial, karena mereka hidup berkelompok-kelompok.

Page 12: Sosiologi Karya Tulis

2.5 Faktor Terjadinya Konflik 1. Perbedaan Antarperorangan

Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal ini mengingat bahwa manusia adalah individu yang unik atau istimewa, karena tidak pernah ada kesamaan yang baku antara yang satu dengan yang lain.

Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik sosial, sebab dalam menjalani sebuah pola interaksi sosial, tidak mungkin seseorang akan selalu sejalan dengan individu yang lain. Misalnya dalam suatu diskusi kelas, kamu bersama kelompokmu kebetulan sebagai penyaji makalah. Pada satu kesempatan, ada temanmu yang mencoba untuk mengacaukan jalannya diskusi dengan menanyakan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dibahas dalam diskusi tersebut. 

Kamu yang bertindak selaku moderator melakukan interupsi dan mencoba meluruskan pertanyaan untuk kembali ke permasalahan pokok. Namun temanmu (si penanya) tadi menganggap kelompokmu payah dan tidak siap untuk menjawab pertanyaan. Perbedaan pandangan dan pendirian tersebut akan menimbulkan perasaan amarah dan benci yang apabila tidak ada kontrol terhadap emosional kelompok akan terjadi konflik.

2. Perbedaan Kebudayaan

Perbedaan kebudayaan memengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak sama.

Setiap individu dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang samapun tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan, karena kebudayaan lingkungan keluarga yang membesarkannya tidak sama. Yang jelas, dalam tataran kebudayaan ini akan terjadi perbedaan nilai dan norma yang ada dalam lingkungan masyarakat. Ukuran yang dipakai oleh satu kelompok atau masyarakat tidak akan sama dengan yang dipakai oleh kelompok atau masyarakat lain. Apabila tidak terdapat rasa saling pengertian dan menghormati perbedaan tersebut, tidak menutup kemungkinan faktor ini akan menimbulkan terjadinya konflik sosial. 

Contohnya seseorang yang dibesarkan pada lingkungan kebudayaan yang bersifat individualis dihadapkan pada pergaulan kelompok yang bersifat sosial. Dia akan mengalami kesulitan apabila suatu saat ia ditunjuk selaku pembuat kebijakan kelompok. Ada kecenderungan dia akan melakukan pemaksaan kehendak sehingga kebijakan yang diambil hanya menguntungkan satu pihak saja. Kebijakan semacam ini akan di tentang oleh kelompok besar dan yang pasti kebijakan tersebut tidak

Page 13: Sosiologi Karya Tulis

akan diterima sebagai kesepakatan bersama. Padahal dalam kelompok harus mengedepankan kepentingan bersama. Di sinilah letak timbulnya pertentangan yang disebabkan perbedaan kebudayaan.

Contoh lainnya adalah seseorang yang berasal dari etnis A yang memiliki kebudayaan A, pindah ke wilayah B dengan kebudayaan B. Jika orang tersebut tetap membawa kebudayaan asal dengan konservatif, tentu saja ia tidak akan diterima dengan baik di wilayah barunya. Dengan kata lain meskipun orang tersebut memiliki pengaruh yang kuat, alangkah lebih baik jika tetap melakukan penyesuaian terhadap kebudayaan tempat tinggalnya yang baru.

3. Bentrokan Kepentingan

Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga akan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain. Misalnya kebijakan mengirimkan pemenang Putri Indonesia untuk mengikuti kontes ‘Ratu Sejagat’ atau ‘Miss Universe’. Dalam hal ini pemerintah menyetujui pengiriman tersebut, karena dipandang sebagai kepentingan untuk promosi kepariwisataan dan kebudayaan. 4. Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat di dalamMasyarakat

Perubahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak akan membuat keguncangan proses-proses sosial di dalam masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada. Sebenarnya perubahan adalah sesuatu yang wajar terjadi, namun jika terjadinya secara cepat akan menyebabkan gejolak sosial, karena adanya ketidaksiapan dan keterkejutan masyarakat, yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya konflik sosial.

Page 14: Sosiologi Karya Tulis

2.6 Contoh Konflik di Sekolaha.Mencurib.Perbedaan Pendapat

Page 15: Sosiologi Karya Tulis

2.62.7 Upaya Pencegahan Konflik

Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai kestabilan dinamakan “akomodasi”. Pihak-pihak yang berkonflik kemudian saling menyesuaikan diri pada keadaan tersebut dengan cara bekerja sama. Bentuk-bentuk akomodasi :

1. Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu, guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu. Misalnya : untuk melakukan perawatan bagi yang luka-luka, mengubur yang tewas, atau mengadakan perundingan perdamaian, merayakan hari suci keagamaan, dan lain-lain.

2. Abitrasi, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak ketiga yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak. Kejadian seperti ini terlihat setiap hari dan berulangkali di mana saja dalam masyarakat, bersifat spontan dan informal. Jika pihak ketiga tidak bisa dipilih maka pemerintah biasanya menunjuk pengadilan.

3. Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi tidak diberikan keputusan yang mengikat. Contoh : PBB membantu menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dengan Belanda.

4. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya : Panitia tetap penyelesaikan perburuhan yang dibentuk Departemeapai kestabilan n Tenaga Kerja. Bertugas menyelesaikan persoalan upah, jam kerja, kesejahteraan buruh, hari-hari libur, dan lain-lain.

5. Stalemate, yaitu; keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak saling menyerang. Keadaan ini terjadi karena kedua belah pihak tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur. Sebagai contoh : adu senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa Perang dingin.

6. Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.

Page 16: Sosiologi Karya Tulis

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Faktor-faktor Terjadinya Konflik di Sekolah