skripsie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1332/1/skripsi... · 2017. 3. 22. · semoga amal...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI PENGAJIAN
DENGAN PERILAKU IHSAN
( Studi pada Ibu-Ibu Jama’ah Muslimat NU di Desa Kalinegoro Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun 2016 )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh:
ADDINA HIDAYA QURROTA A’YUN
NIM: 111 10 070
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
SALATIGA
2016
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
(Q. S. Al-Baqarah: 153)
PERSEMBAHAN
Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya
persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku yang sangat aku cintai dan takdhimi (Bp. Zaenun Syafi‟i
dan Ibu Isnaini Qodariyah Nur), karena dengan bimbingan, arahan, dan do‟a-
do‟a beliaulah aku bisa menjadi yang terbaik.
2. Saudariku tersayang Irfi Maslachatul Ummah dan Rizqi Iza Mazida yang
telah mendukungku dalam segala hal.
3. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga,
dan pikirannya untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan
masukan-masukan kepada penyusun dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
4. Teman-teman PAI B yang selalu menemani dan memberi semangat agar
skripsi ini cepat terselesaikan.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat, rahmad, ridho, hidayah, serta inayah-Nya, akhirnya peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Salawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya
kejalan yang kebenaran.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna untuk memeperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini
adalah Hubungan Keaktifan Mengikuti Pengajian dengan Perilaku Ihsan (Studi
pada Jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten
Magelang Tahun 2016. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai
pihak yang telah memberikan dukungan moril mauoun materil. Dengan penuh
kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI.
4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang dengan ikhlas
mencurahkan pikiran dan tenaganya serta telah berkenan meluangkan
waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.
6. Kepada pengelola pengajian Muslimat NU Desa Kalinegoro yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian.
7. Ibu dan Bapakku tercinta yang selalu mendukung saya dalam semua hal baik
moril maupun spiritual, serta yang senantiasa berkorban dan berdo‟a demi
tercapainya cita-cita anak-anaknya.
8. Saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku semua yang telah membantu
memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan yang berkah dan berlimpah. Aamiin
Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta
pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangan penulis harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis
sendiri maupun pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia pendidikan,
bagi agama, nusa, dan bangsa. Aamiin
Salatiga, 7 Mei 2016
Penulis
Addina Hidaya Q. A
NIM : 111 10 070
ABSTRAK
Qurrota A‟yun, Addina Hidaya. 2016. Hubungan Keaktifan Mengikuti Pengajian
dengan Perilaku Ihsan Bertetangga (Studi pada Jamaah
Muslimat NU Desa Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang Tahun 2016). Skripsi. Jurusan Tarbiyah.
Program Studi Pendidikan agama Islam. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga, Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M. Pd.
Kata Kunci: Keaktifan Pengajian, Perilaku Ihsan
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan keaktifan
mengikuti pengajian dengan perilaku Ihsan Desa Kalinegoro Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten Magelang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam
penelitian ini adalah:1) Bagaimanakah tingkat keaktifan mengikuti pengajian pada
jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten
Magelang tahun 2016? 2)Bagaimanakah tingkat perilaku Ihsan bertetangga pada
jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten
Magelang tahun 2016? 3) Adakah hubungan antara keaktifan mengikuti pengajian
dengan perilaku Ihsan bertetangga pada jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro,
Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang tahun 2016?
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dimana data
yang diperoleh merupakan angka-angka yang nantinya akan memberikan hasil
gambaran mengenai variabel yang diteliti. Untuk memperoleh data-data yang
diinginkan, peneliti menggunakan dua angket yang masing-masing digunakan
untuk menguji variabel x yaitu keaktifan mengikuti pengajian Muslimat NU dan
yang kedua adalah variabel y yang digunakan untuk menguji keihsanan
bertetangga Desa Kalinegoro. Untuk melengkapi hasil penelitian, maka peneliti
melakukan observasi lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) tingkat keaktifan mengikuti pengajian
dalam kategori tinggi dengan jumlah responden 14 jamaah (31%), dalam kategori
sedang dengan jumlah 18 orang (40%), kategori rendah dengan jumlah 13 orang
(29%) 2) Tingkat Perilaku ihsan bertetangga pada jamaah Muslimat NU dalam
kategori tinggi dengan jumlah responden 25 jamaah (55%), kategori sedang
dengan jumlah 12 orang (27%), kategori rendah dengan jumlah 8 orang (18%) 3)
ada hubungan yang positif antara keaktifan mengikuti pengajian dengan keihsanan
bertetangga pada jamaah Muslimat NU. Analisis data yang didapat dari rumus
product moment menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel
x dengan variabel y, hal ini terbukti karena lebih besar dari r tabel. Setelah
dianalisis menggunakan rumus product moment diperoleh nilai sebesar 0,423
yang mana dengan N= 45 diperoleh r tabel pada taraf signifikansi 1% sebesar
0,380 sehingga hipotesis dapat diterima.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ............................................................................................ ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ..................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................ v
MOTTO .................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ..................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
F. Definisi operasional .................................................................................... 7
G. Metode Penelitian ....................................................................................... 9
H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengajian ................................................................................................... 18
1. Pengertian Pengajian ............................................................................ 18
2. Dasar Pengajian .................................................................................... 19
3. Tujuan Pengajian .................................................................................. 20
4. Materi Pengajian .................................................................................. 21
5. Metode Yang digunakan dalam Pengajian ........................................... 25
6. Subyek Dakwah…………………………………………………26
7. Objek Dakwah………………………………………………… .27
B. Perilaku Ihsan ........................................................................................... 27
1. Pengertian Ihsan ................................................................................... 27
2. Macam-macam Perilaku Ihsan ............................................................. 28
3. Indikator Perilaku Ihsan ....................................................................... 32
4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ihsan .......................................... 42
C. Hubungan Keaktifan Mengikuti Pengajian dengan Perilaku Ihsan .......... .43
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Obyek Penelitian ..................................... 46
1. Keadaan geografis Desa Kalinegoro .................................................... 46
2. Keadaan Monografis Desa Kalinegoro ................................................. 46
3. Sejarah Singkat Muslimat NU .............................................................. 48
4. Susunan Kepengurusan Muslimat NU .................................................. 51
5. Kegiatan Pengajian Muslimat NU ........................................................ 52
B. Penyajian Data ......................................................................................... .52
1. Daftar Nama Responden .................................................................... .53
2. Data Jawaban Angket Pengajian ......................................................... 55
3. Data Jawaban Angket Perilaku Ihsan ……….………………...58
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Pendahuluan ................................................................................ 61
B. Analisis Lanjutan ...................................................................................... 78
C. Analisis Uji Hipotesis ............................................................................... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 84
B. Saran ........................................................................................................ .85
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I Kisi-kisi Instrumen Angket Keaktifan Jamaah Mengikuti
Pengajian………………………………………………................... 12
Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Angket Perilaku Ihsan ...................................... 13
Tabel 3.1 Penduduk Desa kalinegoro Berdasarkan
Agama............................................................................................... 47
Tabel 3.2 Penduduk Desa kalinegoro Berdasarkan Mata
Pencaharian....................................................................................... 47
Tabel 3.3 Susunan Pengurus Pimpinan Ranting Muslimat NU Desa Kalinegoro
Masa Khidmat 2015-2020.............................................. 51
Tabel 3.4 Daftar Nama Responden………………………………………… 53
Tabel 3.5 Daftar Jawaban Angket Tenang Keaktifan Mengikuti
Pengajian............................................................................................ 55
Tabel 3.6 Daftar Jawaban Angket Perilaku Ihsan Jamaah Muslimat NU Tahun
2016......................................................................................... 58
Tabel 4.1 Data Nilai Angket Keaktifan Mengikuti pengajian ......................... 62
Tabel 4.2 Interval Keaktifan Mengikuti Pengajian........................................... 65
Tabel 4.3 Nominasi Keaktifan Mengikuti Pengajian ....................................... 66
Tabel 4.4 Persentase Keaktifan Mengikuti Pengajian....................................... 69
Tabel 4.5 Data Nilai Angket Perilaku Ihsan .................................................... 70
Tabel 4.6 Interval Perilaku Ihsan …………..................................................... 73
Tabel 4.7 Nominasi Perilaku Ihsan…………..................................................... 74
Tabel 4.8 Persentase Perilaku Ihsan …………………….…………………… 77
Variabel Keaktifan Mengikuti pengajian (X) Dan Variabel Perilaku Ihsan (Y)
.............................................................................................. 79
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Soal
Lampiran 2 Tabel Nilai r
Lampiran 3 Surat Ijin Meneliti
Lampiran 4 Surat Dari Pengelola Muslimat NU Kalinegoro
Lampiran 4 Surat Dari Kelurahan
Lampiran 5 Keterangan SKK
Lampiran 6 Lembar Konsultasi
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
dan kekurangan itu sangat berarti tatkala manusia dalam keadaan
takberdaya. Kekurangan yang ada pada diri manusia, hendaknya tak
menjadikan dia tak berdaya dan kurang percaya diri. Namun sebaliknya,
semakin memperkukuh mengasah kelebihan yang dimilikinya.
Setiap manusia berbeda antara yang satu dengan yang lain. Dari
sinilah adanya manusia yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri
dan ada juga yang tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Dengan pendidikan pula manusia dapat mencapai kebahagiaan.
Kebahagiaan manusia akan sempurna jika kebahagiaan lahir dan batin
terpenuhi dengan seimbang.
Kebahagian batin akan terpenuhi karena adanya sebuah
kepercayaan terhadap Tuhan atau agama. Dalam beragama diperlukan
suatu peribadatan dengan cara-cara tertentu. Untuk mengetahui cara
beribadah kepada Tuhan, manusia memerlukan sebuah pendidikan agama.
Banyak jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah diantaranya dengan
tasawuf yang artinya keluar dari sifat-sifat tercela menuju ke sifat-sifat
terpuji.
Tanggung jawab sebagai abdi merupakan suatu tanggung jawab
individu atau fardhu „ain. Manusia diliputi kemestian untuk memahami
lapangan aqidah dan tauhid, syariat dan akhlak. Bentuk dari ibadah
kepada Allah adalah dengan cara mentaati apa-apa yang diperintahkan
kepada manusia dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Manusia
diciptakan untuk bisa menjaga hubungan dengan Allah dan menjaga
hubungan dengan makhluk Allah lainnya (manusia, tumbuhan, hewan, dan
alam sekitarnya). Manusia dianjurkan untuk berperilaku baik (ihsan)
terhadap Allah swt. maupun terhadap sesama. Bersikap Ihsan
mencerminkan keimanan kepada Allah, sebagaimana dalam hadis berikut:
Artinya:”Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling
baik akhlaknya.” (HR. Ahmad)
Ihsan merupakan puncak ibadah dan amal sholeh yang senantiasa
menjadi target seluruh hamba Allah. Ihsan dapat menjadikan manusia
sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Allah menyukai manusia
yang baik dalam beribadah kepada-Nya maupun dalam bersikap baik
kepada sesama manusia. Bersikap baik kepada sesama manusia bisa
dilakukan dengan bersikap lembut dan kasih sayang, meskipun orang lain
tersebut pernah memperlakukan dirinya dengan tidak baik.
Namun, banyak dari manusia yang berbuat semaunya baik terhadap
Allah dan sesama. Terhadap Allah, banyak yang melalaikan atau tidak
mengerjakan ibadah wajib (sholat, puasa, zakat, dan haji). Terdapat
hubungan antara menunaikan ibadah wajib tersebut dengan kualitas akhlak
seseorang terhadap sesama. Seseorang yang mendirikan sholat tentu tidak
akan melakukan perbuatan yang keji dan mungkar. Seseorang yang benar-
benar berpuasa demi mencari ridha Allah swt., di samping menahan lapar
dan haus juga akan menahan diri dari berkata kotor dan perbuatan tercela.
Dengan zakat, maka manusia akan belajar untuk memberi dan peduli
terhadap sesama. Dengan haji pula, manusia akan menjaga hawa nafsu dan
berbuat kefasikan.
Keadaan zaman yang semakin modern,yaitu dengan kemajuan
teknologi yang pesat, di samping berpengaruh positif juga terdapat
banyak pengaruh negatifnya. Revolusi teknologi dapat menyebabkan gaya
hidup yang berbeda. Dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern.
Masyarakat modern, lebih bersifat rasional yaitu jika melakukan pekerjaan
selalu dipertimbangkan dahulu untung dan ruginya secara logika. Dengan
pemikiran yang seperti itu, masyarakat sendiri akan cenderung lebih
mengutamakan hal-hal yang bersifat keduniawian semata. Hal ini bisa saja
akan menyebabkan nilai-nilai keagamaan (Agama Islam) semakin luntur.
Dengan adanya hal tersebut peran aktif masyarakat sangat
diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang agamis. Yaitu masyarakat
yang segala ucapan, perbuatannya dilakukan atas dasar Al-Qur‟an dan
Hadits. Dengan begitu timbullah akhlak-akhlak yang baik. Untuk
menciptakan masyarakat yang agamis tersebut, dapat ditempuh melalui
pendidikan. Baik itu pendidikan formal, in-formal, dan non-formal.
Pendidikan yang diadakan dalam masyarakat biasanya melalui majelis
taklim atau pengajian-pengajian.
Pemuka agama atau ustadz dalam suatu masyarakat dalam cara
mendidik suatu masyarakat ada yang menempuh jalan mengaji.
Sebagaimana yang ada dalam masyarakat Desa Kalinegoro, Kecamatan
Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Dakwah adalah suatu proses upaya mengubah sesuatu situasi
kepada situasi lain yang lebih sesuai ajaran Islam, atau proses mengajak
manusia ke jalan Allah yaitu al-Islam (Bachtiar, 1997: 31).
Berdasarkan gambaran serta paparan latar belakang masalah di
atas, maka penulis ingi mempelajari lebih dalam dan melakukan penelitian
dengan mengangkat judul “HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI
PENGAJIAN DENGAN PERILAKU IHSAN BERTETANGGA (studi
Pada Ibu-ibu Jama‟ah Muslimat di Desa Kalinegoro Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun 2016)”
B. Rumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah yang tertulis di atas, maka
dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat keaktifan ibu-ibu mengikuti kegiatan pengajian
muslimat di Desa Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten
Magelang Tahun 2016?
2. Bagaimanakah tingkat perilaku ihsan pada jamaah Muslimat di Desa
Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun
2016?
3. Adakah hubungan antara keaktifan mengikuti pengajian dengan
perilaku ihsan pada jama‟ah Muslimat di Desa Kalinegoro Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini diadakan
dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat keaktifan pengajian yang dilaksanakan di
Desa Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun
2016.
2. Untuk mengetahui perilaku ihsan pada jama‟ah Muslimat di Desa
Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun 2016.
3. Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan mengikuti pengajian
dengan perilaku ihsan pada jama‟ah Muslimat di Desa Kalinegoro
Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun 2016.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah kesimpulan sementara (pernyataan) yang harus
dibuktikan kebenarannya, hasil pembuktian bisa salah bisa juga betul
(Machfudz dkk, 2010 : 176). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto
(2010), hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2010 :110).
Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut, penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut “ada hubungan keaktifan mengikuti pengajian
dengan perilaku ihsan pada jama‟ah Muslimat di Desa Kalinegoro
Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang”.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi semua
kalangan pendidikan. Adapun berbagai manfaat yang diharapkan itu antara
lain:
1. Manfaat Teoritis
Dalam penelitian ini, apabila ternyata ada hubungan keaktifan
mengikuti pengajian dengan perilaku ihsan pada jama‟ah Muslimat di
Desa Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang, maka
diharapkan semua ibu-ibu dapat mengikuti kegiatan pengajian
muslimat secara terus menerus, dengan begitu setiap individu akan
lebih sering bertatap muka dan akan menimbulkan keihsanan dan
terciptanya masyarakat yang rukun, damai, sejahtera.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Jamaah pengajian dapat meningkatkan intensitas mengikuti
pengajian, sehingga dapat mengambil manfaat dari kegiatan
tersebut.
b. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan tentang hubungan
keaktifan mengikuti pengajian dengan perilaku ihsan sehingga
mempunyai motivasi untuk dapat meningkatkan kuantitas dan
kualitas mengikuti pengajian, dengan demikian akan memperoleh
kerukunan dan kesejahteraan dalam masyarakat.
F. Definisi Operasional
Untuk mengetahui secara jelas dan untuk menghindari
kemungkaran terjadinya penafsiran berbeda dengan maksud utama penulis
dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, maka perlu penjelasan
beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variable peneltian.
Adapun istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut :
1. Keaktifan mengikuti pengajian
Keaktifan berasal dari kata aktif, yang artinya giat (bekerja atau
berusaha). Adapun keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan
(purwadarminto, 2006: 20). Jadi keaktifan adalah usaha yang dilandasi
ketekunan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini
keaktifan yang dimaksud yaitu keaktifan dalam mengikuti pengajian
pengaruhnya terhadap keihsanan bertetangga pada jama‟ah Muslimat.
Pengajian berarti pengajaran (agama Islam) (poerwadarminto,
1992: 688). Pengajian bisa diartikan sebagai tempat berkumpulnya
orang yang berbagai ilmu agama dengan orang yang menerima ilmu,
artinya ada ustad dan ada jama‟ahnya.
Jadi yang dimaksud keaktifan mengikuti pengajian adalah tingkat
keaktifan masyarakat dalam mengikuti pengajian baik dari segi
frekuensi kehadiran maupun kesungguhan dalam mengikuti pengajian.
Adapun Indikator dari keaktifan mengikuti pengajian dapat dirinci
sebagai berikut:
1) Sering berangkat pengajian
2) Disiplin dalam mengikuti pengajian
3) Memperhatikan isi pengajian
4) Mendengarkan pengajian secara seksama
5) Mengetahui tujuan mengikuti pengajian
6) Memahami isi pengajian
2. Perilaku Ihsan
Perilaku biasanya disamakan dengan istilah sikap (attitude)
yang artinya perbuatan yang berdasar pendirian (Poerwadarminto,
1999:731)
Ihsan secara etimologi berasal dari kata ahsana-yuhsinu-
ihsan(nan) yang berarti berbuat baik atau saleh (Kaelany, 2000:54)
Sedangkan menurut Wachid Ahmadi ihsan juga bisa diartikan
mengerjakan sesuatu secara baik, tidak asal berbuat serta mengerjakan
sesuatu secara profesional atau berkualitas (Ahmadi, 2004:165).
Wahid ahmadi menyebutkan ada beberapa macam perilaku
ihsan yaitu: 1) Ihsan dalam beribadah, 2) Ihsan dalam berbicara, 3)
Ihsan dalam membunuh dan menyembelih, 4) Ihsan dalam pergaulan
terhadap sesama, 5) Ihsan dalam berbakti kepada orang tua, 6) Ihsan
dalam keluarga, dan juga 7) Ihsan dalam berdakwah (Ahmadi,
2004:166-176).
Dari uraian diatas tersebut, peneliti mengambil dua dari
macam-macam perilaku ihsan. Yaitu yang berkaitan dengan perilaku
kepada sesama, diantaranya adalah Ihsan dalam berbicara dan Ihsan
dalam perbuatan terhadap sesama (pergaulan terhadap orang lain).
adapun indikator-indikatornya sebagai berikut:
a. Indikator perilaku ihsan dalam berbicara adalah:
1) Berbicara tentang kebaikan
2) Berbicara dengan nada yang halus
3) Tidak berbicara dengan kata keji
4) Tidak berbicara yang dusta
5) Tidak membicarakan aib orang lain
b. Indikator perilaku ihsan dalam perbuatan terhadap sesama
(pergaulan terhadap orang lain)
1) Memberi salam bila bertemu orang lain
2) Mempererat tali silaturahmi
3) Menolong orang yang sedang kesusahan
4) Menjenguk orang lain yang sedang sakit
5) Menghadiri undangan yang diberikan orang lain
6) Bersedia memaafkan kesalahan orang lain
7) Menegur kesalahan orang lain dengan bijaksana.
8) Mau menerima nasihat dari orang lain
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk
memperoleh data yang akurat. Untuk itu diperlukan adanya suatu
metode penelitian, Untuk memperoleh pemahaman tentang
permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Peneliti memilih menggunakan pendekatan kuantitatif
karena dalam penelitian ini terdapat karakteristik yang cenderung pada
penelitian kuantitaif yaitu data yang dikumpulkan berupa angka-angka.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Desa Kalinegoro Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten Magelang.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,
2010: 173). Maksud dari populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan jama‟ah muslimat Desa Kalinegoro Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten Magelang. Adapun jumlah keseluruhan
jama‟ah pengajian ada 150 orang.
b. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Dengan demikian dalam pengambilan
sampel, peneliti mengikuti pedoman Suharsimi Arikunto. Apabila
subjek yang diteliti lebih dari 100 maka diambil 10-15 % atau 20-
50 % atau lebih. Berdasarkan pendapat tersebut, dalam penelitian
ini peneliti mengambil sampel sejumlah 30% dari 150 responden
yaitu 45.
4. Metode pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu :
1. Angket
Angket adalah alat pengumpulan data dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan. Diharapkan dengan menyebarkan daftar
pertanyaan kepada setiap responden, peneliti dapat menghimpun
data yang relevan dengan tujuan penelitian dan memiliki tingkat
reliabilitas serta vaaliditasnya yang tinggi (Bachtiar, 1997: 75).
2. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto, observasi adalah suatu cara
untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang digunakan
dengan cara pengamatan secara langsung terhadap obyek yang
diteliti (Hadi, 1976: 159).
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,
2010: 274). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang
kondisi dan keadaan obyek penelitian serta memberikan gambaran
umum tentang obyek penelitian.
5. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 203).
a. Angket keaktifan mengikuti pengajian
Rancangan angket keaktifan mengikuti pengajian yang
akan disebarkan adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Kisi-Kisi Instrumen Angket Keaktifan Jamaah
Mengikuti Pengajian
No Indikator No Soal Jumlah
1 Sering berangkat pengajian 1,2 2
2 Disiplin dalam mengikuti pengajian 3,4 2
3 Memperhatikan isi pengajian 5,6 2
4 Mendengarkan pengajian secara
seksama
7,8 2
5 Mengatahui tujuan pengajian 9 1
6 Memahami isi pengajian 10 1
Total 10
b. Angket perilaku ihsan
Rancangan angket perilaku ihsan yang akan disebarkan
adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Kisi-Kisi Instrumen Angket Perilaku Ihsan Bertetangga
Pada Jama’ah Muslimat
Variabel Dimensi Indikator
Perilaku
Ihsan
1. Perilaku ihsan
dalam
berbicara
a. Berbicara tentang
kebaikan
b. Berbicara dengan
nada yang halus
c. Tidak berbicara
dengan keji
d. Tidak berbicara
yang dusta
e. Tidak
membicarakan
aib orang lain
2. Perilaku ihsan
dalam
perbuatan
terhadap
sesama
(pergaulan
terhadap orang
lain)
a. Memberi salam
bila bertemu
orang lain
b. Mempererat tali
silaturahmi
c. Menolong orang
yang sedang
kesusahan
d. Menjenguk orang
lain yang sedang
sakit
e. Menghadiri
undangan yang
diberikan orang
lain
f. Bersedia
memaafkan
kesalahan orang
lain
g. Menegur
kesalahan orang
lain dengan
bijaksana
h. Mau menerima
nasihat dari
orang lain
Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan. Angket dirancang dalam 20 pertanyaan ditujukan kepada
jamaah pengajian. Setiap item ditentukan skor 1-3 dengan
pengkatagorian:
a. Alternatif jawaban A mendapat skor 3
b. Alternatif jawaban B mendapat skor 2
c. Alternatif jawaban C mendapat skor 1
Angket yang telah dijawab oleh jamaah pengajian akan dilakukan
pengkatagorian keaktifan mengikuti pengajian dengan perilaku ihsan.
6. Teknis Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan ini dimulai
dengan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis.
Untuk membuktikan hipotesis, maka hasil penelitian akan
dilakukan analisis dengan menggunakan rumus:
a. Analisis Pengolahan Data
Pada tahap ini digunakan perhitungan awal, untuk tujuan
penelitian yang pertama dan kedua maka penulis menggunakan
presentase. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
P =
x 100 %
Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah total responden
b. Analisis Hipotesis
Dalam meneliti subyek penelitian, penulis membagi
kedalam dua variable yaitu : keaktifan mengikuti pengajian dan
perilaku ihsan pada jama‟ah muslimat. untuk mengetahui
pengaruh keaktifan mengikuti pengajian terhadap keihsanan
bertetangga pada jama‟ah muslimat, maka penulis
menggunakan rumus product moment. Adapun rumusnya
sebagai berikut :
Keterangan :
Koefisien korelasi yang dicari
Produk dari x dan y
Jumlah kuadrat variable x
Jumlah kuadrat variable y
Jumlah responden
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memperoleh penulisan penelitian yang sistematis dan
konsisten, penulisan penelitian ini dirangkai dalam lima bab, yang mana
masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun penelitian ini
disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian,
kegunaan penelitian, definisi operasional, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka menguraikan teori-teori yang digunakan
untuk mendukung penelitian agar didapat gambaran yang
jelas mengenai pengaruh keaktifan mengikuti pengajian
terhadap keihsanan bertetangga pada jama‟ah muslimat.
adapun sumber teori-teori adalah berasal dari berbagai buku
referensi, internet, dan sumber lain yang dianggap
representative sebagai pengayaan teori penelitian.
BAB III Laporan hasil penelitian yang terdiri atas gambaran umum
Desa Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten
Magelang dan penyajian data.
BAB IV Analisis Data menyajikan analisis konsep keaktifan
pengajin terhadap keihsanan bertetangga pada jama‟ah
muslimat di Desa Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten magelang, pengujian hipotesis yaitu korelasi
antara keaktifan mengikuti pengajian dengan keihsanan
bertetangga pada jama‟ah muslimat di Desa Kalinegoro.
BAB V Penutup menguraikan kesimpulan hasil penelitian
berdasarkan analisis data dan pembahasan yang ada serta
saran-saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengajian
1. Pengertian Pengajian
Pengajian berasal dari kata aji yang artinya pelajaran (agama
dsb): penyelidikan (tentang sesuatu). (Poerwadarminto, 2006:508).
Mendapat awalan peng- dan akhiran –an menjadi pengajian yang
berarti kegiatan untuk melakukan pengajaran (agama Islam),
menanamkan norma agama melalui dakwah, pembacaan Al-Qur‟an
(Poerwadarminto, 2006:508).
Pengertian secara terminologis, pengajian adalah
penyelenggaraan atau kegiatan belajar agama Islam yang berlangsung
dalam kehidupan masyarakat yang dibimbing atau diberikan oleh
seorang guru ngaji (dai) terhadap beberapa orang. Kegiatan tersebut
diselenggarakan dalam waktu dan tempat tertentu, dengan tujuan agar
orang-orang yang mengikuti dapat mengerti, memahami, dan
kemudian mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupannya
(Zein, 1997:16).
Setiap muslim adalah da‟i dalam arti luas, karena setiap muslim
memiliki kewajiban menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat
manusia. Al-Qur‟an juga mengisyaratkan bahwa dakwah bisa
dilakukan oleh muslim yang memiliki kemampuan di bidang dakwah
(professional di bidang dakwah), (Saputra, 2011:261).
Dengan demikian jama‟ah pengajian adalah sekelompok atau
gabungan dari beberapa orang (muslim) yang menyelenggarakan suatu
kegiatan pembelajaran ilmu agama Islam yang dipimpin oleh seorang
da‟i melalui berbagai media, seperti ceramah-ceramah agama yang
diadakan di rumah-rumah, masjid dan sebagainya. Adapun sumber
ajaran utamanya adalah Al-Qur‟an dan Al Hadist, dimana kegiatan itu
akan dapat berupa perbuatan yang dapat dikatakan ibadah atau
beribadah yang akan dinilai berdasarkan apa-apa yang telah dijanjikan
Allah yang berupa pahala atau surga.
2. Dasar Pengajian
Pengajian merupakan sarana penyampaian ilmu dari seorang
ulama (guru) kepada jama‟ah, sebagai upaya dakwah. Dalam hal
dakwah ini terdapat dasar-dasar pengajian yang bersumber Al-Qur‟an
diantaranya:
a. QS. Ali Imron: 104
Artinya: Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung (QS. Ali Imron: 104).
Dari ayat di atas berisi perintah kepada umat muslim untuk
menyeru kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah
dari yang mungkar. Ada banyak cara untuk amar ma’ruf nahi
mungkar, salah satunya yaitu dengan mengadakan pengajian.
b. QS. An Nahl: 125
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah,
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.
3. Tujuan Pengajian
Tujuan dakwah yaitu untuk menciptakan umat manusia dan
lingkungannya menjadi lebih baik dibandingkan sebelumya dan
dikatakan efektif bila terjadi perubahan pada sasaran dakwah (Anwar,
2000: 59).
Sedangkan Abdul Halim Mahmud mengemukakan tujuan
dakwah sebagai berikut:
1. Membantu manusia untuk beribadah kepada Allah swt sesuai
dengan syari‟atnya.
2. Membantu manusia untuk saling mengenal satu sama lain dalam
kehidupan mereka.
3. Merubah kondisi buruk yang dialami kaum muslim menjadi
kondisi yang lebih baik dan benar.
4. Mendidik kepribadian muslim dengan pendidikan Islam yang
benar.
5. Menyediakan perumahan muslim dan pendidikan bagi mereka
sesuai dengan metode dan manajemen yang Islami.
6. Menyiapkan komunitas muslim yang berdiri atas dasar-dasar
budaya dan moralitas Islam.
7. Berusaha mewujudkan Negara Islam yang berdasarkan syariat
Islam.
8. Berusaha membebaskan tanah air Islam dari musuh-musuhnya dan
kekuasaan mereka dan membebaskan dari tradisi-tradisi
peninggalan yang tidak Islami.
9. Berusaha mewujudkan persatuan Negara-negara Islam di dunia,
kesatuan pemikiran dan budaya, kesatuan visi-misi, kesatuan
ekonomi yang saling melengkapi dan kesatuan politik.
10. Berusaha menyebarkan dakwah Islam di seluruh dunia.
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa puncak dari tujuan
pengajian yaitu mengantarkan kepada manusia kepada jalan yang
baik, sehingga tercapailah kebahagiaan dunia maupun kebahagiaan
akhirat.
4. Materi Pengajian
Materi pengajian adalah ajaran Islam itu sendiri yang
merupakan agama terakhir dan sempurna, sebagaimana difirmankan
Allah swt dalam Qur‟an surah Al-maidah : 3
Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak
panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir Telah
putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu
takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari Ini Telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa. Karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang” (Pimay, 2006: 34-35).
Materi dakwah bersumber dari Al-Qur‟an dan Al-Hadist. Dan
juga yang paling penting materi pengajian adalah mengenai aqidah,
ibadah dan akhlak, ketiga aspek tersebut menjadi dasar dalam
pembentukan kepribadian manusia, jika ketiga aspek tersebut dapat
menyatu, maka kehidupan akan terasa bahagia, tidak hanya bahagia di
dunia melainkan juga bahagia di akhirat.
Seorang da‟i dalam menyampaikan materi, harus berdasarkan
Al-Qur‟an dan Al-Hadist, merupakan sumber pokok dalam ajaran
Agama Islam, sehingga dapat meyakinkan kepada manusia dengan
benar dan tepat.
Abdul Halim Mahmud mengemukakan tiga unsur ajaran
Islam sebagai materi dakwah, yakni aqidah, ibadah dan akhlak. Ketiga
aspek tersebut merupakan pondasi yang paling pokok bagi Islam serta
peradabannya dan saling berkait satu sama lain. Aqidah yang benar
menjadi dasar bagi akhlak sosial yang baik dan benar (Halimi, 2008
:36).
Dapat disimpulkan bahwa unsur dalam materi dakwah
meliputi aqidah, ibadah dan akhlak, jika ketiganya dapat terwujud
maka akan memperoleh kebahagiaan dunia maupun akhirat. Ketiga
aspek tersebut menjadi dasar yang paling pokok di dalam kehidupan
sehari-hari.
Agar tidak ada kesalahpahaman dalam menafsirkan
pengertian aqidah, ibadah, akhlak maka penulis memberikan masing-
masing penjelasan sebagai berikut:
1. Akidah atau keyakinan
Akidah ini yang menjadi dasar yang memberi arah bagi hidup
dan kehidupan seorang muslim. Seorang yang memiliki akidah
yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki
akhlak yang mulia dan bermu‟alah dengan baik. Ibadah seorang
tidak akan diterima oleh Allah tanpa dilandasi dengan akidah dan
orang tidaklah dinamai berakhlak mulia bila tidak memiliki akidah
yang benar (Ilyas, 2009 :10). Aqidah harus dapat melekat di dalam
jiwa manusia, karena jiwa merupakan kesatuan yang di dalamnya
terdapat unsur-unsur akal, subyek yang berfikir dan obyek-obyek
yang dipikirkan dan ketiga-tiganya merupakan sesuatu yang satu
(Rahmaniyah, 2010: 123).
2. Ibadah
Ibadah adalah ketundukan dan kepatuhan kepada jalan-Nya
yang tetap dan lurus. Ibadah adalah tugas yang terus menerus
dalam membebaskan manusia dari beribadah kepada Allah,
membebaskan mereka dari kesempitan dunia kepada kelapangan
dan kejahatan agama-agama kepada keadilan islam (Munadi, 2007:
15). Ibadah bisa dikatakan benar dan diterima oleh Allah swt, jika
memenuhi dua syarat yaitu niat karena Allah dan sesuai dengan
petunjuk Allah (Ahmadi, 2004: 166).
3. Akhlak
Akhlak secara bahasa merupakan bentuk jamak dari kata
“khulukun” yang berarti budi pekerti, perangai, tabiat, adat,
tingkah laku, atau system perilaku yang dibuat sedangkan secara
terminology akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik
dan buruk, antara yang baik dan tercela, baik itu berupa perkataan
maupun perbuatan manusia lahir dan batin (Mahfud, 2002: 82).
Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali mengemukakan akhlak
sebagai hakikat atau sifat yang tertanam dalam jiwa yang darinya
lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan (Sukardi dkk, 2003: 82).
Adapun ruang lingkup yang menjadi objek kajian akhlak
yaitu:
a. Akhlak yang berhubungan dengan Allah
b. Akhlak yang berhubungan dengan keluarga
c. Akhlak yang berhubungan dengan alam
d. Akhlak yang berhubungan dengan diri sendiri
e. Akhlak yang berhubungan dengan masyarakat (Ali, 2007: 30).
5. Metode Yang Digunakan dalam Pengajian
Metode pengajian adalah cara yang digunakan seorang da‟I dalam
menyampaikan materi. Metode pengajian sama dengan metode
pembelajaran dalam lembaga formal, karena pada dasarnya pengajian
merupakan suatu pembelajaran, akan tetapi tidak bersifat formal.
Dalam hal ini, pengajian pada masyarakat desa Kalinegoro
menggunakan beberapa metode, diantaranya:
a. Hikmah
Metode ini merupakan kemampuan dan keterampilan da‟i
dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik dakwah
dengan kondisi objektif mad‟u. Hikmah merupakan kemampuan
da‟i dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang
ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif
(Saputra, 2011: 247).
b. Mauidzah khasanah atau nasehat yang baik
Metode ini diterapkan dengan pemberian nasehat dengan
mengungkapkan sebab akibat atau baik buruknya suatu perbuatan
dilakukan, baik itu melalui penuturan kisah-kisah keadaan umat
pada masa lalu, melalui pemberian peringatan atau kabar gembira
(ancaman / janji), melalui pelukisan, gambaran surge atau neraka,
melalui pengungkapan perumpamaan-perumpamaan (Masyur,
1997:70)
c. Dialog yang baik
Metode ini dilaksanakan dengan cara berdialog atau
bertukar pikiran karena adanya keyakinan dengan dakwah, baik
perbedaan pemikiran dengan dakwah atau karena arah dakwah
yang berlawanan dengan akidah atau keyakinan mereka (Husain,
1997:49).
6. Subjek Dakwah
Secara teoritis, subjek dakwah atau dai adalah orang yang
menyampaikan pesan atau menyebarluaskan ajaran agama kepada
masyarakat umum (publik). Sedangkan secara praktis subjek dakwah
dapat dipahami dalam dua pengertian pertama da‟i adalah setiap
muslim atau muslimah yang melakukan aktifitas dakwah sebagai
kewajiban yang melekat dan tak terpisahkan. Kedua, dai dialamatkan
kepada mereka yang memiliki keahlian tertentu dalam bidang dakwah
Islam (Pimay, 2006: 21-22).
Selain itu juga seorang dai harus menguasai gaya bahasa yang
baik, bahasa dalam dakwah merupakan alat yang efektif untuk
menyampaikan pesan dakwah kepada khalayak, jika pesan
disampaikan dengan bahasa yang cepat maka akan terasa hebat (Arifin,
2009: 272). Jika seseorang Dai menjadi teladan yang baik, Allah akan
memberikan manfaat yang besar, tetapi jika dia menjadi teladan yang
buruk, itu akan mencelakakan dirinya dan dakwahnya (Ya‟qub, 2005:
256).
7. Objek Dakwah
Objek dakwah adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah,
mereka adalah orang-orang yang telah memiliki setidak-tidaknya telah
tersentuh oleh kebudayaan asli atau kebudayaan selain Islam (Pimay,
2006: 29).
B. Perilaku Ihsan
1. Pengertian Ihsan
Secara etimologi ihsan adalah baik (Departemen Pendidikan
Nasional, 2007:368). Kata ihsan memiliki akar kata hasanyang berarti
baik. Ihsan berarti berbuat sesuatu secara baik. Tidak asal berbuat. Ihsan
juga mengerjakan sesuatu secara profesional atau berkualitas (Ahmadi,
2004:165)
Sedangkan ihsan menurut Asmaran, (1994: 88) adalah berbuat
baik / perbuatan baik. Orang yang berihsan akan menghindari hal-hal
yang buruk,keji dan munkar, meyakini Allah maha melihat dan
membalas atas segela perbuatan.
Baik kebajikan maupun kebaikan (perilaku ihsan), erat kaitannya
dengan akhlak, yaitu keadaan yang melekat pada manusia yang
melahirkan perbuatan, tingkah lakuperangai, tabia‟at, mungkin baik
mungkin juga buruk (Ali, 2008:345-346).
Perilaku ihsan mengandung makna yang ideal, yaitu yang
termasuk dalam segala tingkah laku, tabi‟at, watak dan perangai yang
sifatnya baik. Hal ini tidak bisa lepas dari norma agama dan juga norma
kebiasaan (adat) yang baik pula.
Secara teologi ihsan dalam hubungan dengan Allah, adalah kita
beribadah seolah-olah kita melihat Allah atau kita meyakini bahwa Allah
melihat kita. Sehingga kita beribadah dengan penuh kekhusyukan.
2. Macam-macam perilaku ihsan
Wahid ahmadi menyebutkan ada beberapa macam sikap ihsan
yaitu:
a. Ihsan dalam beribadah
Ibadah yang ihsan yaitu ibadah yang dikerjakan dengan penuh
kesungguhan, terpenuhi syarat rukun dan anjuran-anjurannya, serta
berdampak pada perilakunya secara umum. Ibadah yang ihsan
dikerjakan dengan kesadaran sepenuhnya, bahwa Allah swt.
menyaksikan. Sebagaimana hadis dari Abu Hurairah r.a, beliau saw.
bersabda:
Artinya: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah
engkau melihat-Nya. Maka sesungguhnya Dia melihatmu (HR.
Bukhari-Muslim)
b. Ihsan dalam berbicara
Alat komunikasi yang paling utama antar manusia adalah
melalui kata-kata. Melalui kata-kata manusia menyampaikan isi hati
kepada lawan bicara. Bahkan, kata-katalah yang menjadi alat utama
dalam berdakwah. Maka, Islam sangat menganjurkan setiap muslim
untuk berhati-hati dalam berkata-kata, agar mendatangkan pahala dan
menghindarkan dari dosa. Hendaklah kata-kata bisa membuahkan
hasil yang positif, seperti persaudaraan dan cinta kasih. Bukan
melahirkan permusuhan dan kebencian.
Kata-kata yang baik adalah kata-kata yang sejuk didengarkan.
Tidak terlalu keras dan tidak terlalu lirih, tidak terlalu cepat dan tidak
terlalu pelan dan jelas maksudnya. Bahkan kepada musuh sekali pun,
harus berbicara dengan kata-kata yang lembut. Sebagaimana Allah
berfirman kepada Musa dan Harun ketika memerintahkan keduanya
untuk mendakwahi Fir‟aun:
Artinya: maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata
yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut (Thaha:44)
c. Ihsan dalam membunuh dan menyembelih
Membunuh sering dikaitkan dengan hal yang kejam. Tetapi
dalam Islam membunuh diperbolehkan seperti halnya dalam perang.
Maka Nabi menasihatkan agar pembunuhan dilakukan dengan ihsan.
Etika membunuh musuh juga berlaku dalam menyembelih binatang.
d. Ihsan dalam pergaulan terhadap sesama
Pergaulan merupakan bagian penting dalam kehidupan.
Melalui pergaulan, bisa mengekspresikan nilai-nilai agama dan
terjalin persaudaraan. Seorang muslim yang bergaul dan mengalami
pahit getirnya pergaulan, dianggap lebih baik kualitasnya daripada
seorang yang tidak ikut merasakan pahit getirnya perlakuan orang
lain.
e. Ihsan dalam berbakti kepada orang tua
Orang tua mendapatkan tempat yang istimewa dalam agama.
Karena melalui orang tualah Allah menciptakan dan menumbuhkan
umat manusia. Hingga Allah swt. seolah-olah menggantungkan ridha
dan murka-Nya kepada ridha dan murka orang tua.
Karena kehormatannya hingga menyebutkan ihsan kepada
orang tua disebutkan setelah perintah ibadah kepada Allah.
Allah swt. berfirman:
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat
kebaikanlah kepada ibu bapak...” (Q.S. Al-Baqarah: 83)
f. Ihsan dalam keluarga
Keluarga merupakan komponen pembentuk masyarakat. Dari
keluarga diharapkan lahir sumber daya manusia yang bisa mewarnai
kehidupan bermasyarakat. Untuk itu peran masing-masing anggota
harus dioptimalkan. Dari semua anggota keluarga diharapkan bisa
ihsan dalam menjalankan perannya masing-masing. Seorang ayah
harus menjadi pemimpin keluarga yang bertanggung jawab terhadap
anggota keluarga yang lain. Seorang ibu harus mampu membuat
suasana internal rumah tangga yang menyejukkan selain juga harus
mendidik anak. Agar menjadi anak yang baik di tengah keluarga
besarnya.
g. Ihsan dalam berdakwah
Berdakwah haruslah dilakukan secara baik atau ihsan, karena
dari hasilnya dituntut adanya ketertarikan terhadap Islam. Para dai
atau lembaga-lembaga dakwah harus memikirkan secara serius agar
dakwah yang dijalankan bernuansa ihsan, sehingga dengan kualitas
dakwah tersebut orang tertarik kepada agama Islam.
Ihsan dalam berdakwah berarti terpenuhinya rukun dakwah.
Rukun dakwah meliputi hikmah, mau‟izah hasanah, dan mujadalah.
Dan juga rukun-rukun lain yang lebih terinci antara lain penguasaan
materi, penguasaan metodologi dakwah, perilaku teladan dai,
perangkat yang memadai, dan pendukung-pendukung dakwah lainnya
seperti perencanaan, organisasi, dan evaluasi.
3. Indikator perilaku ihsan dalam berbicara dan perbuatan terhadap sesama
(pergaulan terhadap orang lain)
Ihsan merupakan puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa
menjadi target seluruh hamba Allah. Sebab dengan ihsan seseorang
mendapatkan kemuliaan disisi-Nya. Kemuliaan tersebut bisa di dapat jika
manusia ihsan kepada Allah dan kepada sesama. Seseorang yang cuma
rajin beribadah kepada Allah seperti shalat, puasa, dan haji tetapi tidak
berbuat baik terhadap sesama maka dia bukanlah orang yang berbuat
ihsan. Dia bukan orang yang disukai Allah. Dari uraian tersebut, maka
dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti perilaku ihsan dalam
berbicara dan dalam berbuat terhadap sesama (pergaulan terhadap orang
lain). Adapun indikator kedua perilaku ihsan tersebut adalah:
a. Indikator perilaku ihsan dalam berbicara
Adapun indikator-indikator perilaku ihsan dalam berbicara
adalah:
1) Berbicara tentang kebaikan
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari
orang lain. Hal ini tentu dibutuhkan komunikasi antara manusia
yang satu dengan yang lain. Manusia dibekali lisan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Dan akal untuk berpikir. Orang
yang berakal selayaknya bisa mengendalikan apa yang diucapkan.
Kalau ingin bicara hendaknya berpikir terlebih dahulu apakah
kata-kata tersebut menyakiti orang lain atau tidak. Karena tidak
hanya perbuatan yang di hisab tetapi juga perkataan. Sebagaimana
firman Allah sebagai berikut:
Artinya:“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada
di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu hadir (Q.S. Qaaf: 18)
2) Berbicara dengan nada yang halus
Selain berkata-kata yang baik, manusia dalam
berkomunikasi kepada orang lain dianjurkan untuk berbicara
dengan nada yang halus. Hal ini dianjurkan agar supaya tidak
membuat orang lain tersinggung dengan perkataan yang
diucapkan.
Berbicara dengan nada halus yaitu dalam berbicara selalu
menjaga suaranya agar tidak terlalu keras dan tidak terlalu lirih,
menggunakan intonasi yang sesuai. Berbicara yang halus tidak
hanya kalau berbicara kepada orang tua, melainkan kepada semua
orang bahkan kepada musuh sekalipun. Allah swt. berfirman:
Artinya: “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
(Q.S. Luqman: 19)
3) Tidak berbicara dengan kata keji
Berbicara dengan kata-kata keji merupakan akhlak tercela.
Allah swt. tidak menyukai orang-orang yang selalu berbicara keji.
Maka dari itu hendaknya menghindarkan dari kata-kata yang keji.
Mencela, menghina, mencemooh orang lain merupakan perkataan
yang keji, karena dengan hal itu akan membuat orang lain sakit
hati dan tersinggung.
Berbicara dengan kata keji adalah kebiasaan yang tercela
dan terlarang, harusnya selalu menjaga lisan dari kata-kata keji
yang dapat menyakiti orang lain. Kata-kata keji ini timbul dari budi
rendah dan jiwa yang hina (Hamka, 1992:36).
Allah swt berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan
orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang
ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh
Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela
dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)
yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat,
Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Hujarat:
11).
4) Tidak berbicara yang dusta
Setiap kata yang keluar dari lisan hendaknya kata-kata
yang sebenarnya. Tidak mengada-ada atau merekayasa. Karena
setiap kata yang keluar dari mulut kelak akan dimintai
pertanggung jawaban di akhirat. Berbicara dusta akan menyeret
manusia ke dalam neraka. Mukmin yang menyempurnakan
imannya memilih berkata yang sebenarnya, tidak hanya berbicara
kosong belaka tetapi tidak terealisasi dengan baik. Allah swt.
berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan.” (Q.S: Ash-Shaff : 2-3)
5) Tidak membicarakan aib orang lain
Membicarakan orang lain atau yang disebut ghibah
merupakan perbuatan tercela. Imam Al-Ghazali telah menghitung
ada dua puluh bencana karena lisan, dan salah satu diantaranya
adalah ghibah (membicarakan orang lain) (Suprianto, 2004:49).
Allah Swt tidak suka dengan orang yang sering
membicarakan orang lain. Dalam Al-Qur‟an Allah berfirman:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.” (Q.S. Al-Hujaarat: 12)
b. Indikator perilaku ihsan dalam perbuatan terhadap sesama (pergaulan
terhadap orang lain)
Adapun indikator-indikator peilaku ihsan dalam perbuatan
terhadap sesama (pergaulan terhadap orang lain)
1) Memberi salam bila bertemu orang lain
Ucapan salam termasuk dari syiar Islam yang paling
nampak, Allah menjadikannya sebagai ucapan selamat di antara
kaum muslim. Menyebarkan salam termasuk dari sebab-sebab
tersebarnya cinta dan kasih sayang di tengah-tengah kaum
muslimin. Dan tidak sepantasnya seorang membatasi ucapan
salam hanya unuk sebagian orang (yang dikenal) dan tidak kepada
lainnya (yang tidak dikenal). Hukum orang memulai salam adalah
sunnah sementara yang menjawab adalah wajib.
Allah berfirman:
Artinya:”apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu
penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih
baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.”
(Q.S. An-Nisa:86)
2) Mempererat tali silaturahmi
Silaturahmi merupakan ibadah yang sangat mulia. Karena
dengan silaturahmi bisa mempererat hubungan persaudaraan
diantara muslim dan dapat meningkatkan kerukunan antara
sesama.
Allah swt. telah berfirman:
Artinya:”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (Q.S. Ali Imran:103)
3) Menolong orang yang sedang kesusahan
sebagai seorang muslim, dianjurkan untuk saling tolong
menolong terutama dalam hal kebaikan. Allah akan melepaskan
kesulitan pada hari kiamat jika seorang tersebut menghilangkan
(membantu) kesulitan seorang mukmin di dunia. Allah akan
menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.
Siapa yang berbuat baik maka kebaikannya itu akan kembali
kepada dirinya sendiri.
Allah swt. berfirman:
Artinya:” jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi
dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu
bagi dirimu sendiri.” (Q.S. Al-Israa‟:7)
4) Menjenguk orang lain yang sedang sakit
Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, dan
terdapat keutamaan yang agung, serta pahala yang sangat besar,
dan merupakan salah satu hak setiap muslim terhadap muslim
lainnya.Dengan menjenguk orang lain yang sedang sakit, maka
akan memupuk rasa kasih sayang, rasa kebersamaan baik dalam
suka maupun duka. Maka menjenguk orang yang sedang sakit
menjadi keharusan dalam rangka menjalin hubungan
persaudaraan.
Disunnahkan pada saat menjenguk orang sakit untuk
menanyakan keadaannya, mendoakan serta menghiburnya dan
memberinya harapan karena hal tersebut merupakan sebab yang
paling besar untuk mendatangkan kesembuhan dan kesehatan.
5) Menghadiri undangan yang diberikan orang lain
Hukum memenuhi undangan seorang muslim adalah
sunnah mu‟akkaddah. Terlebih menghadiri undangan orang lain
mencerminkan sebagai seorang karib yang setia dan berbudi
tinggi. Menghadiri undangan orang lain menunjukkan rasa
menghormati orang lain. Hal ini akan menarik hati orang yang
mengundang serta mendatangkan rasa cinta dan kasih sayang.
6) Bersedia memaafkan kesalahan orang lain
Agama mengajarkan agar manusia dengan lapang dada
memberi maaf kepada orang yang telah berbuat salah. Memberi
maaf kepada orang atas ketidaksengajaannya adalah keutamaan
buat orang yang sempat tersakiti. Dan memberi maaf atas tindakan
buruk orang lain juga sebuah keutamaan.
Sebagaimana Rasulullah telah mengajarkan kepada
umatnya untuk senantiasa bersifat pemaaf. Ketika beliau melewati
dan sering diganggu oleh seseorang yang tidak suka terhadap
beliau, Nabi selalu memaafkan.
Sikap pemaaf menunjukkan seseorang memilih jalan yang
dekat dengan keridhoan Allah. Sebagaimana firman Allah swt.:
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik
di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Ali Imron: 134)
7) Menegur kesalahan orang lain dengan bijaksana.
Dalam pergaulan sehari-hari, adakalanya seseorang
melakukan kesalahan, baik itu yang disengaja ataupun tidak
disengaja. Maka sebagai seseorang yang mengetahui perbuatan
tersebut, selayaknya menegur dengan bijaksana. Yaitu dengan
menggunakan pendekatan positif dan kata-kata yang lembut.
Menegur orang lain yang berbuat salah dengan bijaksana,
merupakan sikap baik yang perlu ditumbuh kembangkan, Syeikh
Mustofa Al-Gholayani (1976 : 227-228) mengatakan:
Manakala anda melihat seseorang yang tersesat dari jalan
kebenaran, menyeleweng dari petunjuk agama yang benar
dan kemudian dia menempuh jalan yang sah dan rendah
dipandangan masyarakat, lebih-lebih jikalau dia telah
kebingungan mondar mandir kesana kesini bagaikan orang
yang berada ditengah padang luas atau samudera besar dan
hanya berpegang kepada sekerat kayu kapal yang telah
lama terbenam dan hancur sebab terbentur karang. Nah
dikala anda mengetahui orang yang berkeadaan sedemikian
itu, hendaklah anda memeras otak dan pikiran bagaimana
cara memberikan kepada manusia yang kebingungan tadi.
Gunakan kata-kata manis dan lemah lembut untuk
menyadarkannya, bahwa ia sebenarnya adalah dalam
keadaan gawat sekali, tiada diketahui dirinya sendiri.
Nasihatilah dia dengan cara yang bagus tanpa menusuk
perasaan hatinya dan berhati-hatilah untuk memilih kata
yang sopan sehingga dia tidak mengerti bahwa maksud
anda adalah menginsafkan kekeliruan jalan ditempuhnya.
8) Mau menerima nasihat dari orang lain
Nasihat dan dinasihati adalah fitrah, panggilan jiwa dan
kebutuhan manusia. Tanpa disuruhpun secara langsung atau tidak
langsung, dengan cara yang baik atau kurang baikorang akan
senang dan ringan hati selalu menasihati orang lain yang diketahui
sedang khilaf, lalai, atau tersesat. Namun tidak semua manusia
senang untuk dinasihati, serta bersedia mendengar, menerima dan
menjalankan nasihat.
Sesungguhnya orang yang tidak mau menerima nasihat
dari orang lain adalah orang yang merugi. Sebagaimana firman
Allah swt.:
Artinya:”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
(Q.S. Al-„Ashr:1-3)
1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ihsan
perilaku ihsan merupakan dasar pokok dalam menjalankan
kehidupan kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat. Menurut
Thouless (1992: 29-31) pelaksanaannya dipengaruhi oleh beberapa
faktor:
a. Faktor Sosial
Faktor sosial itu mencakup semua pengaruh sosial dalam
perkembangan perilaku ibadah yaitu tradisi-tradisi sosial dan
tekanan-tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan diri
dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati lingkungan
itu.
b. Faktor pengalaman
Adapun yang termasuk dalam faktor pengalaman yang
dapat memberikan sumbangan terhadap keihsanan bertetangga
antara lain adalah pengalaman melalui dunia nyata, mengenai
konflik moral dan mengenai keadaan emosional tertentu yang
memiliki kaitannya dengan agama.
c. Faktor kebutuhan
Adanya faktor kebutuhan yang tidak terpenuhi secara
sempurna, sehingga mengakibatkan terasa adanya kebutuhan akan
kepuasan agama. Dimana kebutuhan itu dapat dikelompokkan
menjadi beberapa bagian yaitu kebutuhan keselamatan, kebutuhan
akan cinta, kebutuhan untuk memperoleh harga diri dan kebutuhan
yang timbul karena adanya kematian.
C. Hubungan Keaktifan Mengikuti Pengajian dengan Perilaku Ihsan
Aktif adalah usaha yang dilandasi dengan ketekunan dan
keikhlasan guna mencapai tujuan yang diharapkan (Depdikbud, 1998: 19).
Sedangkan pengajian adalah suatu media belajar dan berdzikir untuk
mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1998: 491). Demikian keaktifan mengikuti pengajian adalah
usaha-usaha yang dilakukan secara tekun untuk mendekatkan diri kepada
Allah swt dengan cara belajar agama dan berdzikir kepada-Nya. Semakin
sseorang aktif mengikuti pengajian, maka diharapkan akan semakin kuat
pula ketaqwaan seseorang tersebut kepada Allah swt dan hidup seseorang
akan menjadi tenang.
Jadi, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pengajian sebagai
lembaga pendidikan agama non formal dan pendidikan seumur hidup.
Sebagai media silaturahmi, pengajian merupakan wahana bagi
persaudaraan Islam yang di dalamnya mengandung konsep Islam tentang
persaudaraan antar bangsa dan persaudaraan antar sesame umat manusia.
Allah swt berfirman
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa
- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.(Q.S. Al-Hujurat: 13)
Dengan demikian pengajian sebagai lembaga pendidikan agama
non formal adalah termasuk lembaga atau sarana dakwah Islamiyah yang
dapat mengembangkan kegiatan yang berfungsi untuk membina dan
mengembangkan ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang
bertaqwa kepada Allah swt.
Dari sinilah nampak hubungan yang baik antara keaktifan
mengikuti pengajian dengan keihsanan bertetangga. Dengan demikian
dapat diasumsikan bahwa semakin aktif mengikuti pengajian, maka
semakin kuat ketaqwaannya. Semakin kuat ketaqwaannya seseorang,
semakin matang kearifannya.
Demikian untuk melihat detail dari sebab akibat mengikuti
pengajian dan efeknya terhadap keihsanan bertetangga pada masyarakat
sekitar. Dan cara menempuh perjalanan ke hadirat Allah swt. pengajian
ini berupaya untuk mengendalikan nafsu tercela manusia salah satunya
dengan cara menggunakan atau mengisi waktu-waktu luang mereka untuk
senantiasa selalu mengingat Allah. Sehingga dengan demikian manusia
jarang mempunyai peluang untuk berbuat hal yang dipandang jelek oleh
agama. Idealnya jika pengajian itu di ikuti dengan sepenuh hati, tentu akan
menumbuhkan perilaku ihsan. Baik ihsan hubungannya dengan Allah
maupun ihsan terhadap sesama manusia.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Keadaan Geografis Desa Kalinegoro
Desa Kalinegoro merupakan salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.
Dengan luas wilayah 466,380 ha. Yang terdiri dari tiga belas dusun
yakni Dusun Bletukan, Bromo, Kaligintung, Dukuh, Jati, Maliyan,
Daren, Kelipan, Jonggrangan, Gendingsari, Jetis, Pronogaten Arga
Jaya.
Secara geografis Desa Kalinegoro yang terletak di Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten Magelang dibatasi oleh:
1. Sebelah utara : Desa Jogonegoro
2. Sebelah Timur : Desa Bondowoso dan Donorojo
3. Sebelah selatan : Desa Pasuruhan
4. Sebelah barat : Desa Sumberarum Kecamatan Tempuran
2. Keadaan Monografis
Jumlah penduduk Desa Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang tahun 2016 secara keseluruhan adalah 11.642
jiwa, dengan rincian 5.692 berjenis kelamin laki-laki dan 5.950
berjenis kelamin perempuan.
Masyarakat Desa Kalinegoro yang berjumlah 11.042 jiwa
mayoritas penduduknya adalah beragama Islam, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Penduduk Desa Kalinegoro Berdasarkan Agama
No Agama Jumlah
1 Islam 11.290
2 Katholik 132
3 Kristen 207
4 Hindu -
5 Budha 1
6 Penganut Kepercayaan 12
Jumlah 11.642
(Sumber Data: Sekertaris Desa Kalinegoro)
Adapun mata pencaharian Desa Kalinegoro Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten Magelang tahun 2016 sebagian besar adalah
pensiunan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Penduduk Desa Kalinegoro Berdasarkan Mata pencaharian
No Pekerjaan Jumlah
1 Petani 314
2 Perkebunan 115
3 Peternakan 76
4 Perikanan 31
5 Perdagangan dan Jasa 180
6 Pertambangan 11
7 Industri Kecil Mikro (UKM) 194
8 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Informatika (IPTEK)
15
9 Konstruksi 11
10 Perbengkelan 11
11 Lain lain / PNS / TNI / POLRI /
Pensiunan / Purnawirawan
10.684
JUMLAH 11.642
(Sumber Data: Sekertaris Desa Kalinegoro)
B. Profil Muslimat NU Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan,
Kabupaten Magelang
1. Sejarah Singkat
Sejarah berdiri dan perkembangan kelompok pengajian ibu-ibu
Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Desa Kalinegoro, Kecamatan
Mertoyudan, Kabupaten Magelang, pada dasarnya tidak bisa
dilepaskan dari sejarah berdiri dan perkembangan organisasi Muslimat
NU itu sendiri. Sebab jama‟ah pengajian ibu-ibu Muslimat NU Desa
Kalinegoro lahir sebagai realisasi dari program kegiatan organisasi
Muslimat NU Desa Kalinegoro. Sebaliknya, dinamika organisasi
Muslimat NU Desa Kalinegoro dalam segi-segi tertentu banyak
mendapat dukungan berkat berjalannya kegiatan pengajian yang
diorganisasikannya. Dengan kata lain, antara organisasi Muslimat NU
Desa Kalinegoro dan kelompok pengajian ibu-ibu yang
diorganisasikannya hanya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.
Dalam sejarahnya, organisasi Muslimat NU didirikan pada
tahun 1946, sedangkan Muslimat NU Ranting Kalinegoro baru
didirikan pada tahun 2007. Menurut Anggaran Dasarnya, tujuan
Muslimat NU sebagai organisasi kaum ibu dari Jam‟iyah NU adalah:
a. Terwujudnya wanita Islam yang sadar beragama, berbangsa dan
bernegara.
b. Terwujudnya wanita Islam Indonesia yang sadar akan kewajiban
dan haknya menurut ajaran Islam, baik sebagai pribadi maupun
sebagai anggota masyarakat.
c. Terwujudnya wanita Indonesia yang berkualita mandiri dan
bertakwa kepada Allah SWT.
d. Terwujudnya tujuan Jam‟iyah Nahdlatul Ulama dikalangan wanita
sehingga terwujud masyarakat adil dan makmur yang merata dan
diridhai Allah SWT. (Dokumentasi Muslimat NU Desa
Kalinegoro, dikutip tanggal 10 April 2016).
Untuk mencapai tujuan organisasi sebagaimana dimaksud di
atas, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Muslimat NU pada semua
tingkatannya adalah:
a. Mempersatukan gerak wanita Indonesia umumnya dan wanita
Ahlussunnah wal Jama‟ah pada khususnya dalam mewujudkan
masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
b. Meningkatkan kualitas wanita Indonesia untuk perkuat rasa
tanggung jawab terhadap agama, bangsa, dan negara serta
menciptakan generasi penerus bangsa yang taat beragama.
c. Meningkatkan kualitas wanita Indonesia menjadi istri dan ibu yang
baik guna pertumbuhan bangsa yang kuat beragama.
Sebagaimana sudah dikemukakan di atas, sejarah berdirinya kelompok
pengajian Muslimat NU Desa Kalinegoro terkait erat dengan sejarah berdiri
dan perkembangan organisasi Muslimat NU di desa tersebut. Muslimat NU
ranting Kalinegoro, seperti juga sudah dijelaskan sebelumnya, didirikan pada
tahun 2007. Sejak awal berdirinya, salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
Muslimat NU Desa Kalinegoro ialah bergerak aktif dalam lapangan dakwah
dan penerangan guna meningkatkan kualitas wanita Islam di Desa Kalinegoro
pada umumnya dan wanita Islam anggota Muslimat NU pada khususnya agar
menjadi istri yang baik demi pertumbuhan warga yang kuat beragama. Dengan
demikian, kelompok pengajian Muslimat NU Desa Kalinegoro telah berdiri
dan aktif menyelenggarakan kegiatannya sejak tahun 2007. Dari uraian di atas
menjadi jelas bahwa kelahiran kelompok pengajian ibu-ibu Muslimat NU
Desa Kalinegoro adalah sebagai perwujudan dari program kegiatan untuk
mencapai tujuan Muslimat NU sebagaimana yang diamanatkan oleh Anggaran
Dasarnya. Keterkaitan langsung antara tujuan dan program kegiatan Muslimat
NU di Desa Kalinegoro.
2. Susunan kepengurusan Muslimat NU
TABEL 3.3
SUSUNAN PENGURUS
PIMPINAN RANTING MUSLIMAT NU DESA KALINEGORO
MASA KHIDMAD 2015 - 2020
PENASEHAT IBU HJ. WACHIDAH
IBU SRI MUNAWAROH
KETUA I IBU HJ. WATI SUGIYO
KETUA II IBU HJ. MAEMONAH ASHARI
KETUA III IBU SARTIYAH
SEKRETARIS I IBU NGAISAH
SEKRETARIS II IBU ANWARI
BENDAHARA I IBU HJ. MARSUDI
BENDAHARA II IBU TUWUH
BIDANG ORGANISASI IBU SITI FATONAH
IBU CHOLIK
IBU NURAENI
BIDANG PENDIDIKAN IBU HJ. ROSILAH
IBU HJ. MUDRIKAH
IBU HJ. JUMILATIN
BIDANG DAKWAH IBU NYAI MUDRIK AL BAIHAQI
IBU SYAIFUL KARIM
IBU SITI NURHAYATI
BIDANG EKONOMI IBU HJ. BUDI SANTOSO
IBU DALDIRI
IBU SITI NGAISAH
3. Kegiatan Pengajian Muslimat NU di Desa Kalinegoro
Kegiatan pengajian Muslimat NU Desa Kalinegoro jatuh pada
hari Sabtu Pon dan tempatnya bergilir dari dusun ke dusun yang lain.
Pengajian Muslimat NU Kalinegoro diadakan setiap 35 hari sekali
(dalam bahasa jawanya ”selapan dino”) itu ternyata sepenuhnya
berhasil melahirkan perkembangan pengajian seperti yang diharapkan.
Ibu-ibu yang berprofesi sebagai guru, pedagang, dan petani, yang
tadinya diharapkan menjadi peserta aktif pengajian bila pengajian itu
dilaksanakan pada 35 hari sekali (dalam bahasa jawanya (”selapan
dino”), ternyata benar-benar aktif menghadiri pengajian, bahkan di
kalangan ibu-ibu yang tercatat sebagai anggota Muslimat NU.
b. Penyajian Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai
hubungan keaktifan mengikuti pengajian dengan keihsanan bertetangga
pada jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang tahun 2016. Untuk itu penulis mendistribusikan
angket yang berisi 20 item pertanyaan tentang kedua variabel tersebut
kepada responden, 10 item soal berisi pernyataan keaktifan mengikuti
pengajian dan 10 item berisi keihsanan bertetangga.
1. Daftar Responden
Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama yang dijadikan
obyek penelitian adalah sampel dari jumlah pupolasi jamaah yang
mengikuti Pengajian Muslimat di Desa Kalinegoro, Kecamatan
Mertoyudan, Kabupaten Magelang tahun 2016. Untuk lebih jelasnya
penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 3.4
Daftar Nama Responden
NO Nama Responden Pekerjaan
1 Hj. Wachidah Guru
2 Sri Munawaroh PNS
3 Hajid Mulyono Ibu Rumah Tangga
4 Hj. Wati Sugiyo PNS
5 Hj. Maemonah Ashari PNS
6 Sartiyah Guru
7 Ngaisah Guru
8 Anwari Ibu Rumah Tangga
9 Urip Petani
10 Nanik Guru
11 Pawit Petani
12 Siti Fatonah Ibu Rumah Tangga
13 Cholik Ibu Rumah Tangga
14 Daimah Ibu Rumah Tangga
15 Nuraeni Ibu Rumah Tangga
16 Sarumi Ibu Rumah Tangga
17 Rumiyati Ibu Rumah Tangga
18 Hj. Rosilah Guru
19 Warsinah Guru
20 Muflihah Pedagang
21 Solichah Ibu Rumah Tangga
22 Uswatun Hasanah Ibu Rumah Tangga
23 Zuhriyah Ibu Rumah Tangga
24 Lilik Edi Ibu Rumah Tangga
25 Salimah Guru
26 Minah Petani
27 Hj. Umi Yusuf Guru
28 Bu Nyai Mudrik Al Baihaqi Ibu Rumah Tangga
29 Siti Nur Hasanah Ibu Rumah Tangga
30 Taslimah Ibu Rumah Tangga
31 Diah sari Guru
32 Hj. Sukenti Guru
33 Lutfah Iin Guru
34 Daldiri Ibu Rumah Tangga
35 Mitro Ibu Rumah Tangga
36 Fatimah Petani
37 Woro Ibu Rumah Tangga
38 Asmaonah Pedagang
39 Istirokah Pedagang
40 Ismiyati Ibu Rumah Tangga
41 Nur Hasanah Ibu Rumah Tangga
42 Rukiyem Ibu Rumah Tangga
43 Sukriyah Petani
44 Maryam Ibu Rumah Tangga
45 Muanah Ibu Rumah Tangga
2. Data Jawaban Angket Tentang Keaktifan Mengikuti Pengajian
Tabel 3.5
Daftar Jawaban Angket Tentang Keaktifan Mengikuti Pengajian
No No
Responden
No Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 01 B B B B A B B C A B
2 02 B A A C A B A B A B
3 03 B B A B B B B C A B
4 04 B B A C A B A B A B
5 05 B B A C B C A C A A
6 06 B B A C A B A B A C
7 07 B A A C A B A B A B
8 08 A A A C A A A B A A
9 09 A A A A A B B C C B
10 010 A A B C B A A B A B
11 011 B B B B B B A A C B
12 012 A A B A A A B B A A
13 013 A C B C A A B A A B
14 014 A B C C A A B A A A
15 015 A C A A A A A C A A
16 016 A C A A A A A C A A
17 017 B B C A A A B B A A
18 018 A A B B A A A B A A
19 019 B B A A A C A C C A
20 020 A B B A B A B B A B
21 021 B B C A A C B B A A
22 022 A B A C B C A A A A
23 023 B A B B A B A A A C
24 024 A B A A B B A B A A
25 025 A A B B C A B C A A
26 026 A A B A A A B B A A
27 027 A A B A A A B B A A
28 028 B A A C A B A B A B
29 029 B A A C A B A B A B
30 030 A B B B B A B B A B
31 031 A A A A B A A B A A
32 032 A A A A A A B A A A
33 033 B A A C A B A B A B
34 034 A A B A B A A A A A
35 035 A A B A A A A A A A
36 036 A A A A A A A A A C
37 037 A A B A A A B A A C
38 038 A B B B A A A A A A
39 039 A A A A A A B C C C
40 040 B A A C A B A B A B
41 041 A B C A A B A B A B
42 042 A A A A A A A A A C
43 043 A A A A A A A A A C
44 044 B A A C A B A B A B
45 045 A A A A A A C B A B
3. Data Jawaban Angket Keihsanan Bertetangga
Tabel 3.6
Daftar Jawaban Angket Perilaku Ihsan
No No
Responden
No Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 01 B A A B B B A B B B
2 02 A A A A A B A B A A
3 03 B A A B A B A B B A
4 04 B A A A A B B B B B
5 05 B B A B B B B C B B
6 06 B A A A A A A B B B
7 07 A A A B A B B C B B
8 08 A A A B A A A A B B
9 09 A A C A A A A B B B
10 010 A B A A A A A A B B
11 011 A A A A A A A A A B
12 012 A A B A A A B A B B
13 013 A B A A A A C B B B
14 014 B B A B A A A A A B
15 015 B C B A A A A A A B
16 016 A A A A A A A A A B
17 017 A A A A A A A A A B
18 018 A A A B A A A A A B
19 019 B B A A A A A A A A
20 020 A A A A A A B A A B
21 021 B B A A B A A A A B
22 022 B A A B B A B C B B
23 023 A A A A A A B B A A
24 024 B B A A A A C B A B
25 025 A A A B B A A A A A
26 026 A A A A A A A A A A
27 027 A A A A A A A A A A
28 028 A A A B A A A A A B
29 029 A A A A A A B A A B
30 030 A A B B A A A A B A
31 031 A A B A A A A A A A
32 032 A A B B B A A A B A
33 033 A A B B A A A A B A
34 034 A A A A A A B A A B
35 035 A A B A A A A A A A
36 036 A A B A A A B A A A
37 037 A A B B A B B B A B
38 038 A A B B A A A A A A
39 039 A A B B A B A A A A
40 040 A A A B A A A A A B
41 041 B A A A A A A A A B
42 042 B A A A A A A A A A
43 043 B A A A A A A A A A
44 044 A A B B A A A A A A
45 045 B A A A A A A A A B
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul lengkap, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisa data. Dalam menganalisa data ini penulis menggunakan statistik
dengan maksud untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang
dipertanyakan, yaitu:
1. Untuk mengetahui tingakat keaktifan Ibu-ibu mengikuti pengajian Muslimat
NU di Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang tahun
2016.
2. Untuk mengetahui tingkat perilaku ihsan pada jamaah Muslimat NU di Desa
Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang tahun 2016.
3. Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan mengikuti pengajian dengan
perilaku ihsan pada jama‟ah Muslimat NU di Desa Kalinegoro, Kecamatan
Mertoyudan, Kabupaten Magelang tahun 2016.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa ini disusun
berdasarkan data hasil penelitian yang telah terkumpul. Berikut ini adalah uraian
tentang analisis terhadap data.
A. Analisis Pendahuluan
Dalam analisis ini didiskripsikan tentang keaktifan Ibu-ibu mengikuti
pengajian pada jama‟ah Muslimat NU di Desa Kalinegoro yang datanya
diperoleh dari responden.
1. Keaktifan mengikuti pengajian Muslimat NU
Data tentang keaktifan mengikuti pengajian pada jamaah Muslimat NU
diperoleh dari angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing
pertanyaan disediakan tiga alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai
berikut:
a. Alternatif jawaban A memiliki bobot nilai 3
b. Alternatif jawaban B memiliki bobot nilai 2
c. Alternatif jawaban C memiliki bobot nilai 1
Tabel 4.1
Data Nilai Angket Keaktifan Mengikuti Pengajian
Jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro
Tahun 2016
No No
Responde
No Item Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 01 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 21
2 02 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 24
3 03 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 21
4 04 2 2 3 1 3 2 3 2 3 2 23
5 05 2 2 3 1 2 1 3 1 3 3 21
6 06 2 2 3 1 3 2 3 2 3 1 22
7 07 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 24
8 08 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 27
9 09 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 23
10 010 3 3 2 1 2 3 3 2 3 2 24
11 011 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 21
12 012 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 27
13 013 3 1 2 1 3 3 2 3 3 2 23
14 014 3 2 1 1 3 3 2 3 3 3 24
15 015 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 23
16 016 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 26
17 017 2 2 1 3 3 3 2 2 3 3 24
18 018 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 27
19 019 2 2 3 3 3 1 3 1 1 3 22
20 020 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 24
21 021 2 2 1 3 3 1 2 2 3 3 22
22 022 3 2 3 1 2 1 3 3 3 3 24
23 023 2 3 2 2 3 2 3 3 3 1 24
24 024 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 26
25 025 3 3 2 2 1 3 2 1 3 3 23
26 026 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 27
27 027 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 27
28 028 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 24
29 029 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 24
30 030 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 23
31 031 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 29
32 032 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 28
33 033 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 27
34 034 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 24
35 035 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29
36 036 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 28
37 037 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 26
38 038 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 28
39 039 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 23
40 040 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 24
41 041 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 24
42 042 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 28
43 043 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 28
44 044 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 24
45 045 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 27
Dalam menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus:
Li=( )
Keterangan:
Li = Lebar interval
Ba = Batas atas
Bb = Batas bawah
Ji = Jumlah interval
Sehingga:
Li=( )
=
=3
Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui seberapa
tinggi tingkat keaktifan mengikuti pengajian jamaah Muslimat NU dengan
kategori baik, sedang dan kurang seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Interval Keaktifan Mengikuti Pengajian
Jamaah Muslimat NU di Desa Kalinegoro tahun 2016
Nilai Interval Jumlah Jamaah Nilai Nominasi
27-29 14 A
24-26 18 B
21-23 13 C
Dengan demikian dapat diketahui:
a. Untuk keaktifan mengikuti pengajian pada jamaah Muslimat NU yang
mendapat nilai baik dengan nilai interval 27-29 sebanyak 14 jamaah.
b. Untuk keaktifan mengikuti pengajian pada jamaah Muslimat NU yang
mendapat nilai sedang dengan nilai interval 24-26 sebanyak 18
jamaah.
c. Untuk keaktifan mengikuti pengajian pada jamaah Muslimat NU yang
mendapat nilai cukup dengan nilai interval 21-23 sebanyak 13 jamaah.
Yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Nominasi Keaktifan Mengikuti Pengajian
Jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro tahun 2016
No
Responden
Skor Nilai Nominasi
1 21 C
2 24 B
3 21 C
4 23 C
5 21 C
6 22 C
7 24 B
8 27 A
9 23 C
10 24 B
11 21 C
12 27 A
13 23 C
14 24 B
15 23 C
16 26 A
17 24 B
18 27 A
19 22 C
20 24 B
21 22 C
22 24 B
23 24 B
24 26 A
25 23 C
26 27 A
27 27 A
28 24 B
29 24 B
30 23 C
31 29 A
32 28 A
33 29 A
34 24 B
35 29 A
36 28 A
37 26 A
38 28 A
39 23 C
40 24 B
41 24 B
42 28 A
43 28 A
44 24 B
45 27 A
Setelah diketahui berapa banyak jamaah yang memperoleh
keaktifan mengikuti pengajian Muslimat NU, baik, sedang, cukup,
kemudian dipersentasekan dengan menggunakan rumus:
P =
X 100%
Keterangan:
P = Persentase perolehan
F = Frekuensi
N = Jumlah respoden
Adapun gambaran dari persemtase dari masing-masing kategori
adalah sebagai berikut:
a. Untuk keaktifan mengikuti pengajian jamaah Muslimat NU yang
mendapat nilai baik dengan nilai interval 27-29 sebanyak 14 jamaah,
maka dapat dinyatakan dalam persentase sebagai berikut:
P=
x 100%
P= 31,11% dibulatkan menjadi 31%
b. Untuk keaktifan mengikuti pengajian jamaah Muslimat NU yang
mendapat nilai sedang dengan nilai interval 24-26 sebanyak 18
jamaah, maka dapat dinyatakan dalam persentase sebagai berikut:
P=
x 100%
P= 40%
c. Untuk keaktifan mengikuti pengajian jamaah Muslimat NU yang
mendapat nilai cukup dengan nilai interval 21-23 sebanyak 13 jamaah,
maka dapat dinyatakan dalam persentase sebagai berikut:
P=
x 100%
P= 28,88% dibulatkan menjadi 29%
Tabel 4.4
Persentase Keaktifan Mengikuti Pengajian
Jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro
Tahun 2016
No Kategori Interval Frekuensi Persentase
1 Baik (A) 27-29 14 31%
2 Sedang (B) 24-26 18 40%
3 Cukup (C) 21-23 13 29%
Jumlah 45 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa:
a. Jumlah yang mendapat nilai A pada keaktifan mengikuti pengajian
Muslimat NU sebanyak 14 jamaah dengan persentase 31%
b. Jumlah yang mendapat nilai B pada keaktifan mengikuti pengajian
Muslimat NU sebanyak 18 jamaah dengan persentase 40%
c. Jumlah yang mendapat nilai C pada keaktifan mengikuti pengajian
Muslimat NU sebanyak 13 jamaah dengan persentase 29%
2. Perilaku Ihsan
Data tentang keihsanan bertetangga diperoleh dari penyebaran angket yang
terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan alternatif
jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban A dengan nilai 3
b. Alternatif jawaban B dengan nilai 2
c. Alternatif jawaban C dengan nilai 1
Tabel 4.5
Data Nilai Angket Perilaku Ihsan
Jamaah Muslimat NU Desa kalinegoro tahun 2016
No No
Responden
No Item Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 01 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 23
2 02 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 28
3 03 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 25
4 04 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 24
5 05 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 22
6 06 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 26
7 07 3 3 3 2 3 2 2 1 2 2 23
8 08 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 27
9 09 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 25
10 010 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 27
11 011 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
12 012 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 26
13 013 3 2 3 3 3 3 1 2 2 2 24
14 014 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 26
15 015 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 25
16 016 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
17 017 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
18 018 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28
19 019 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28
20 020 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 28
21 021 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 26
22 022 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 22
23 023 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 28
24 024 2 2 3 3 3 3 1 2 3 2 24
25 025 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 28
26 026 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
27 027 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
28 028 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 28
29 029 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 28
30 030 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 27
31 031 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29
32 032 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 26
33 033 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 27
34 034 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 28
35 035 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29
36 036 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28
37 037 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 24
38 038 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28
39 039 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 27
40 040 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 28
41 041 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 28
42 042 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29
43 043 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29
44 044 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28
45 045 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28
Dalam menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus:
Li=( )
Keterangan:
Li : Lebar interval
Ba : Batas atas
Bb : Batas bawah
Ji : Jumlah interval
Sehingga:
Li = ( )
=
= 3
Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui seberapa tinggi
tingkat perilaku ihsan jamaah Muslimat NU dengan kategori baik, sedang
dan cukup seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.6
Interval Perilaku Ihsan
Jamaah Muslimat Nu Desa Kalinegoro tahun 2016
Nilai Interval Jumlah Jamaah Nilai Nominasi
28-30 25 A
25-27 12 B
22-24 8 C
Dengan demikian dapat diketahui:
a. Untuk perilaku ihsan bertetangga jamah Muslimat NU yang mendapat
nilai baik dengan interval 28-30 sebanyak 25 jamaah.
b. Untuk perilaku ihsan bertetangga jamaah Muslimat NU yang mendapat
nilai sedang dengan interval 25-27 sebanyak 12 jamaah.
c. Untuk perilaku ihsan bertetangga jamaah Muslimat Nu yang mendapat
nilai cukup dengan interval 22-24 sebanyak 8 jamaah.
Yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Nominasi Perilaku Ihsan
Jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro tahun 2016
No Responden Skor Nilai Nominasi
1 23 C
2 28 A
3 25 B
4 24 C
5 22 C
6 26 B
7 23 C
8 27 B
9 25 B
10 27 B
11 29 A
12 26 B
13 24 C
14 26 B
15 25 B
16 29 A
17 29 A
18 28 A
19 28 A
20 28 A
21 26 B
22 22 C
23 28 A
24 24 C
25 28 A
26 30 A
27 30 A
28 28 A
29 28 A
30 27 B
31 29 A
32 26 B
33 27 B
34 28 A
35 29 A
36 28 A
37 24 C
38 28 A
39 27 B
40 28 A
41 28 A
42 29 A
43 29 A
44 28 A
45 28 A
Setelah diketahui berapa banyak jamaah yang mempunyai rasa perilaku
ihsan tinggi, sedang dan cukup kemudian dipersentasekan dengan menggunakan
rumus:
P =
Keterangan:
P : Persentase perolehan
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
Adapun gambaran dari persentase dari masing-masing kategori adalah sebagai
berikut:
a. Untuk perilaku ihsan bertetangga yang mendapat nilai baik dengan nilai
interval 28-30 sebanyak 25 jamaah, maka dapat dinyatakan dalam
persentase sebagai berikut:
P =
= 55,55% dibulatkan menjadi 55%
b. Untuk perilaku ihsan bertetangga yang mendapat nilai sedang dengan nilai
interval 25-27 sebanyak 12 jamaah, maka dapat dinyatakan dalam
persentase sebagai berikut:
P =
= 26,66% dibulatkan menjadi 27%
c. Untuk perilaku ihsan bertetangga yang mendapat nilai cukup dengan nilai
interval 22-24 sebanyak 8 jamaah, maka dapat dinyatakan dalam
persentase sebagai berikut:
P =
= 17,77% dibulatkan menjadi 18%
Tabel 4.8
Persentase Perilaku Ihsan
Jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro tahun 2016
No Kategori Interval Frekuensi Persentase
1 Baik (A) 28-30 25 55%
2 Sedang (B) 25-27 12 27%
3 Cukup (C) 22-24 8 18%
Jumlah 45 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa:
a. Jumlah yang mendapat nilai A pada perilaku ihsan bertetangga sebanyak 25
jamaah dengan persentase 55%
b. Jumlah yang mendapat nilai B pada perilaku ihsan bertetangga sebanyak 12
jamaah dengan persentase 27%
c. Jumlah yang mendapat nilai C pada perilaku ihsan bertetangga sebnyak 8
jamaah dengan persentase 18%
B. Analisis Lanjutan
Setelah diperoleh data tentang keaktifan mengikuti pengajian dengan
perilaku ihsan bertetangga jamaah Muslimat NU di Desa Kalinegoro,
Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Maka selanjutnya akan
dianalisis dengan rumus product momebt, tetapi sebelum masuk rumus
tersebut terlebih dahulu akan dilihat tabel koefiensi hubungan.
Dalam analisis lanjut ini akan menganalisis tentang keaktifan
mengikuti pengajian dengan perilaku ihsan bertetangga jamah Muslimat NU
di Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang dalam
bentuk koefiensi hubungan, dimana keaktifan mengikuti pengajian sebagai
variabel X dan perilaku ihsan bertetangga sebagai variabel Y. Maka dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.9
Koefisien Hubungan Keaktifan Mengikuti Pengajian Dengan Perilaku
Ihsan Jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro Tahun 2016
No
Responden
X Y XY
1 21 23 441 529 483
2 24 28 576 784 672
3 21 25 441 625 525
4 23 24 529 576 552
5 21 22 441 484 462
6 22 26 484 676 572
7 24 23 576 529 552
8 27 27 729 729 729
9 23 25 529 625 575
10 24 27 576 729 648
11 21 29 441 841 609
12 27 26 729 676 702
13 23 24 529 576 552
14 24 26 576 676 624
15 23 25 529 625 575
16 26 29 676 841 754
17 24 29 576 841 696
18 27 28 729 784 756
19 22 28 484 784 616
20 24 28 576 784 672
21 22 26 484 676 572
22 24 22 576 484 528
23 24 28 576 784 672
24 26 24 676 576 624
25 23 28 529 784 644
26 27 30 729 900 810
27 27 30 729 900 810
28 24 28 576 784 672
29 24 28 576 784 672
30 23 27 529 729 621
31 29 29 841 841 841
32 28 26 784 676 728
33 29 27 841 729 783
34 24 28 576 784 672
35 29 29 841 841 841
36 28 28 784 784 784
37 26 24 676 576 624
38 28 28 784 784 784
39 23 27 529 729 621
40 24 28 576 784 672
41 24 28 576 784 672
42 28 29 784 841 812
43 28 29 784 841 812
44 24 28 576 784 672
45 26 28 676 784 728
Jumlah 1111 1207 27693 32593 29901
Sehingga diketahui:
Σx : 1111 Σx² : 27693 Σxy : 29901
Σy : 1207 Σy² : 32593 N : 45
Kemudian dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut:
=
( )( )
√*( ( )
+*(
( )
)+
=
√*(
)+*(
)+
=
√( )( )
=
√( )( )
=
√
=
= 0.423
C. Analisis Uji Hipotesis
Setelah data berhasil diuji dengan menggunakan product moment. Jadi
r = 0,423 , selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Dengan N= 45,
pada taraf signifikansi 5% (0,294) dan 1% (0.380), sedangkan untuk r hitung
adalah 0,423. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho
diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r
tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih
besar dari r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian hasil
dari 0,423 tersebut adalah signifikan. Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara keaktifan mengikuti pengajian dengan perilaku ihsan
bertetangga jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro Tahun 2016.
Oleh karena itu, penelitian ini telah membuktikan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara keaktifan mengikuti pengajian dengan perilaku ihsan
bertetangga pada jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro Tahun 2016.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab III dan IV, dapat diambil
kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian
sebelumnya yakni: untuk mengetahui keaktifan mengikuti pengajian (X),
hubungannya dengan perilaku ihsan bertetangga (Y) pada jamaah
Muslimat NU Desa Kalinegoro tahun 2016, maka setelah diadakan
perhitungan menunjukkan:
1. Bahwa keaktifan megikuti pengajian dalam kategori tinggi, sedang
dan rendah dari 45 responden dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a) Tergolong kategori tinggi ada 14 orang atau 31%
b) Tergolong kategori sedang ada 18 orang atau 40%
c) Tergolong kategori rendah ada 13 orang atau 29%
2. Bahwa perilaku ihsan bertetangga pada jamaah Muslimat NU dalam
kategori tinggi, sedang dan rendah dari 45 responden adalah:
a) Tergolong kategori tinggi ada 25 orang atau 55%
b) Tergolong kategori sedang ada 12 orang atau 27%
c) Tergolong kategori rendah ada 8 orang atau 18%
3. Dari hasil olah data secara statistik menyatakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara keaktifan mengikuti pengajian dengan perilaku
ihsan bertetangga pada jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro tahun
2016, hal ini dibuktikan dengan r = 0,423, kemudian dikonsultasikan
dengan harga r tabel pada taraf kesalahan 5% (0,294) dan 1% (0,380),
dan hasilnya lebih besar r hitung.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian,
maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut :
1. Kepada seluruh jamaah Muslimat NU Desa Kalinegoro, Kecamatan
Mertoyudan, Kabupaten Magelang hendaknya benar-benar
memanfaatkan secara maksimal dalam mengikuti pengajian sehingga
terwujud pelaksanaan keihsanan bertetangga pada masyarakat yang
berperilaku sesuai dengan syariat yang telah dianjurkan oleh Allah
SWT.
2. Kepada jamaah Muslimat NU di Desa Kalinegoro, Kecamatan
Mertoyudan, Kabupaten Magelang agar tidak bosan dan malu-malu
dalam mencari ilmu agama sebagai bekal hidup dan selalu aktif
mengikuti pengajian maupun acara-acara keagamaan lainya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern. Solo :
Era Intermedia.
Anwar, Chairil. 2000. Islam Dan Tantangan Kemanusiaan Abad XXI.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Amin, Mansur. 1997. Dakwah Islam Dan Peran Moral. Yogyakarta : Al Amin
Press.
Arifin, Isep Zainal. 2009. Bimbingan Penyuluhan Islam. Jakarta : Rajawali Press.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Asmaran. 2002. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Bachtiar, Wardi. 1997. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta : Logos.
Departemen Agama RI. 2000. Al Qur’an Dan Terjemahnya. Surabaya : Mekar.
Halimi, Safrodin. 2008. Etika Dakwah Dalam Perspektif Al-Qur’an. Semarang :
Walisongo Press.
HD, Kaelany. 2000. Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Jakarta : Bumi
Aksara.
H. Thouless, Robert. 1992. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta : Rajawali.
Husain, Muh. 1997. Metodologi Dakwah Dalam Al-Qur’an. Jakarta : Penerbit
Lentera.
Ilyas, Yunahar. 2009. Kuliah Aqidah. Yogyakarta : Lppi.
Machfudz, dkk. 2010. Manajemen Sumberdaya Manusia. Malang : UIN-Maliki
Press.
Muhsin. 2004. Bertetangga Dan Bermasyarakat Dalam Islam. Jakarta : Al Qalam.
Munadi, Imam. 2007. Super Muslim. Jakarta : PT Mizan Media.
Poerwadarminto, WJS. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Rahmaniyah, Istighfarotur. 2010. Pendidikan Etika. Malang : UIN-Maliki Press.
Saputra, Wahidin. 2012. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta : Rajawali Press.
Syahrur, Muhammad. 2002. Iman Dan Islam. Yogyakarta : Penerbit Jendela.
Syamsuddin, Din. 2002. Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani.
Jakarta : Logos.
Umar Hasyim, Ahmad. 2007. Menjadi Muslim Kaffah. Yogyakarta : Mitra
Pustaka.
Ya‟qub, Syaikh Abdurrahman. 2005. Pesona Akhlak Rasulullah SAW. Bandung :
PT Mizan Pustaka.
Zein, Muhammad. 1997. Metodologi Pendidikan Agama Islam Pada Lembaga
Non-Formal. Yogyakarta : Sumbangsih.
Zuhairi, DKK. 1997. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
INSTRUMEN PENELITIAN
ANGKET PENILAIAN MENGENAI KEAKTIFAN MENGIKUTI
PENGAJIAN MUSLIMAT NU HUBUNGANNYA DENGAN PERILAKU
IHSAN BERTETANGGA DESA KALINEGORO, MERTOYUDAN,
MAGELANG TAHUN 2016
Identitas Responden
a. Nama :
b. Pekerjaan :
A. Angket Keaktifan Mengikuti Pengajian
1. Apakah Anda aktif menghadiri pengajian yang diselenggarakan Muslimat
NU Desa Kalinegoro ?
a. Ya, saya selalu berangkat tiap bulan
b. Kadang-kadang saya berangkat 2-3 bulan sekali
c. Saya tidak pernah menghadiri pengajian
2. Apakah ibu selalu datang tepat waktu ketika menghadiri pengajian
Muslimat ?
a. Ya, saya datang tepat waktu
b. Kadang-kadang tepat waktu
c. Tidak pernah
3. Apa yang mendorong ibu untuk melaksanakn pengajian Muslimat?
a. Untuk menyempurnakan amal ibadah
b. Menambah pengalaman
c. Ikut-ikut teman
4. Apakah Anda pernah meninggalkan pengajian ketika acara belum selesai ?
a. Ya saya pernah meninggalkan pengajian karena capek dan malas
b. Kadang-kadang meninggalkan karena ada urusan mendadak
c. Saya selalu mnegikuti pengajian sampai selesai agar mendapat
ilmunya
5. Apakah Anda selalu memperhatikan ceramah Ustadz / Ustadzah ketika
Anda mengikuti pengajian Muslimat NU ?
a. Selalu memperhatikan
b. Kadang-kadang karena pembicaranya kurang menarik
c. Tidak pernah memperhatikan saya sering mengantuk
6. Ketika pengajian berlangsung dan anda kurang memahami materi yang
disampaikan oleh Ustadz / Ustadzah, apakah Anda selalu bertanya ?
a. Ya, karena saya ingin tahu
b. Kadang-kadang saya malu bertanya
c. Tidak pernah, saya bertanya kepada teman sepengajian
7. Apakah Anda mengikuti pengajian dari awal sampai dengan akhir?
a. Ya, saya selalu mengikuti pengajian sampai akhir
b. Saya akan mengikuti pengajian sampai akhir selagi hati saya senang
dan tidak ada acara lain
c. Tidak pernah karena saya ikut-ikut tetangga
8. Apa yang ibu harapkan dengan mengikuti pengajian Muslimat ?
a. Mendapat ilmu dan ridho Allah
b. Mendapat pahala saja
c. Mendapat pujian dari orang lain
9. Apakah tujuan Anda mengikuti pengajian ?
a. Mendapat ilmu dan mendapat pahala
b. Mengisi waktu luang
c. Ikut-ikutan tetangga
10. Menurut ibu, apa fungsi pengajian?
a. Ajang silaturahmi dan menimba ilmu
b. Ajang silaturahmi saja
c. Ajang kumpul-kumpul saja
B. Angket Perilaku Ihsan
1. Apabila ada tetangga yang sedang membicarakan aib orang lain,
bagaimana sikap anda?
a. Menegur dan meninggalkan tetangga
b. Menegur saja
c. Ikut membicarakan aib orang lain
2. Apabila bertemu dengan teman atau tetangga atau kerabat, apakah Anda
selalu mengucapkan salam ?
a. Saya selalu mengucapkan salam
b. Kadang-kadang mengucapkan salam
c. Tidak pernah karena saya pemalu
3. Apakah Anda berlaku ramah dan santun terhadap setiap orang di
masyarakat Anda ?
a. Ya, saya tidak membeda-bedakan tetangga
b. Kadang-kadang karena semua tidak akrab dengan saya
c. Tidak pernah karena saya pemalu
4. Apakah Anda selalu menolong tetangga yang sedang kesusahan ?
a. Ya, saya ramah dengan tetangga
b. Kadang-kadang kalau saya punya waktu luang
c. Tidak pernah
5. Apabila tetangga Anda ada yang sakit, apakah Anda menjenguk ?
a. Ya, karena menjenguk mendapat pahala
b. Kadang-kadang kalau saya tahu dan punya waktu
c. Tidak pernah karena tidak ada biaya
6. Apakah Anda selalu menghadiri undangan yang diberikan oleh orang lain?
a. Ya, karena suatu penghormatan
b. Kadang-kadang kalau ada waktu luang
c. Tidak pernah karena saya sibuk
7. Apabila orang lain berbuat salah dan meminta maaf kepada Anda, apa
yang Anda lakukan?
a. Bersedia memaafkan kesalahannya
b. Merasa berat untuk memaafkannya
c. Tidak mau memaafkan kesalahannya
8. Bila ada tetangga, kerabat, teman yang melakukan kesalahan, apa yang
Anda lakukan ?
a. Segera menegurnya dengan bijaksana
b. Kadang-kadang menegurnya
c. Tidak pernah menegur
9. Apakah Anda melakukan kesalahan, dan orang lain menasehati Anda,
bagaimana sikap Anda?
a. Menerimanya dengan lapang dada dan segera intropeksi diri
b. Menerimanya tetapi dengan menggerutu dalam hati (berat hati)
c. Tidak menerima / marah terhadap orang yang memberi nasehat
10. Apabila ada tetangga yang meninggal, bagaimna sikap Anda ?
a. Takziah, ikut menyalatkan dan mengantar sampai ke kubuan
b. Takziah
c. Tidak takziah
TABEL NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
N Taraf Signif
N Taraf Signif
N Taraf Signif
5% 1% 5% 1% 5% 1%
1 … … 26 0.388 0.496 55 0.266 0.345
2 … … 27 0.381 0.487 60 0.254 0.330
3 0.997 0.999 28 0.374 0.478 65 0.244 0.317
4 0.950 0.990 29 0.367 0.470 70 0.235 0.306
5 0.878 0.959 30 0.361 0.463 75 0.227 0.296
6 0.811 0.917 31 0.355 0.456 80 0.220 0.286
7 0.754 0.874 32 0.349 0.449 85 0.213 0.278
8 0.707 0.834 33 0.344 0.442 90 0.207 0.270
9 0.666 0.798 34 0.339 0.436 95 0.202 0.263
10 0.632 0.765 35 0.334 0.430 100 0.195 0.256
11 0.602 0.735 36 0.329 0.424 125 0.176 0.230
12 0.576 0.708 37 0.325 0.418 150 0.159 0.210
13 0.553 0.684 38 0.320 0.413 175 0.148 0.194
14 0.532 0.661 39 0.316 0.408 200 0.138 0.181
15 0.514 0.641 40 0.312 0.403 300 0.113 0.148
16 0.497 0.623 41 0.308 0.398 400 0.098 0.128
17 0.482 0.606 42 0.304 0.393 500 0.088 0.115
18 0.468 0.590 43 0.301 0.389 600 0.080 0.105
19 0.456 0.575 44 0.297 0.384 700 0.074 0.097
20 0.444 0.561 45 0.294 0.380 800 0.070 0.091
21 0.433 0.549 46 0.291 0.376 900 0.065 0.086
22 0.423 0.537 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.081
23 0.413 0.526 48 0.284 0.368
24 0.404 0.515 49 0.281 0.364
25 0.396 0.505 50 0.279 0.361