skripsi onwardono: "pengembangan tes matematika berbasis online dengan menggunakan lms moodle...

40

Upload: onwardono-rit-riyanto

Post on 16-Apr-2017

3.404 views

Category:

Education


11 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa

evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan

secara kesinambungan. Evaluasi bukan hanya kegiatan akhir atau penutup dari

suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada

permulaan selama program berlangsung.1

Evaluasi matematika di SMP Negeri 7 Kota Cirebon. Penulis masih

menemukan siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum dan

masih ada siswa yang bekerjasama dalam mengisi jawaban tes atau ujian.

Bahkan tes masih menggunakan sistem konvensional dimana masih

menggunakan media kertas dan siswa harus menunggu koreksian jawaban

selesai agar untuk mengetahui nilai mereka.

Pembelajaran dan evaluasi matematika pokok bahasan garis singgung

lingkaran diperlukan keaktifan dan keefektifan siswa seperti banyak membaca

teori dan berlatih soal latihan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai

matematika siswa diperlukan media atau alat tes matematika yang efektif dan

efesien penggunaanya oleh siswa.

Salah satu alternatif dalam mengatasi masalah tes matematika adalah

dengan mengembangkan evaluasi tes matematika yang berbasis Online dengan

menggunakan teknologi internet.

Pada hakikatnya teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin yang

berkepentingan dengan pemecahan masalah belajar dengan berlandaskan pada

serangkain prinsip dan menggunakan berbagai macam pendekatan atau teori

komunikasi dan teknologi komunikasi.2

1 Ngalim Purwantoa. 1992. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:Rosdakarya, hal. 32Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: RinekaCipta. hal. 95

1

2

Salah satu teknologi pembelajaran adalah e-learning. Menurut

Sulistyoweni Widanarko dalam blog Tri Fitri Nasution menjelaskan bahwa E-

learning adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi (TIK) secara sistematis dengan mengintegrasikan semua

komponen pembelajaran, termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan

waktu, dengan kualitas yang terjamin.

Setelah penggunaan teknologi sudah tidak awam lagi maka

diperlukannya suatu sistem guna memperoleh hasil evaluasi yang baik sistem

tersebut dinamakan sistem informasi manajemen atau disingkat SIM.

James AF Stoner dalam buku Sistem informasi manajemenpendidikan karangan Eti Rochaety menyatakan pengertian sisteminformasi manajemen, yaitu metode yang formal yang menyediakanbagi pihak manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapatdipercaya, untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagiperencanaan, pengawasan dan fungsi operasi sebuah organisasi yanglebih efektif.3

Salah satu pengembangan SIM adalah pembuatan produk yang berbasis

teknologi, baik berupa hardware maupun software. Dalam hal ini peneliti

mecoba mengembangakan SIM berbasis software dengan bantuan penggunaan

perangkat lunak yang disebut Learning Management System (LMS) Moodle.

LMS Moodle salah satu aplikasi e-learning yang berbasis open source.

Moodle adalah paket software yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis

internet dan web. Moodle pertama kali dikembangkan oleh Martin Dogiamas.

Dia yang mempertahankan Moodle sebagai paket e-learning yang open source

(terbuka programnya).4

Dari latar belakang diatas permasalahan yang ada adalah kurang

maksmimalnya proses tes matematika dan penggunaan teknologi yang ada

sebagai media evaluasi sehingga perlu dikembangan pengembangan tes

matematika. Apakah pengembangan tes matematika berbasis Online

menggunakan LMS Moodle dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

3 Eti Rochaety, dkk. 2008. Cetakan ketiga. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. hal. 134 Surya Lesmana, dkk. 2013. 2 Jam Bisa Bikin Web E-Learnig Gratis dengan Moodle. Jakarta:Smart. Hal. 1

3

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka muncul

permasalahan dalam evaluasi pembelajaran matematika yaitu sebagai

berikut:

1. Bagaimana identifikasi kelemahan evaluasi dengan menggunakan tes biasa?

2. Bagaimana mengembangan evaluasi ketuntasan belajar?

3. Bagaimana hasil ujicoba lapangan evaluasi ketuntasan belajar yang

dikembangkan?

4. Apakah dengan pengembangan evaluasi ketuntasan belajar dapat

meningkatkan pemahaman materi yang sudah disampaikan?

5. Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah mampu

mengembangkan evaluasi ketuntasan belajar?

6. Apakah penggunaan internet mampu mengembangkan evaluasi ketuntasan

belajar sekaligus meningkatkan pemahaman materi?

7. Bagaimana efektivitas evaluasi berbasis website terhadap hasil belajar

siswa?

C. Pembatasan Masalah

Setelah membaca dan memahami latar belakang masalah dan

identifikasi masalah diatas maka demi menjaga pembahasan tidak meluas

maka perlu adanya pembatasan masalah. Maka dari itu berikut ini adalah

diberikan beberapa batasan masalah dalam peelitian ini, diantaranya sebagai

berikut:

1. Evaluasi berbasis website menggunakan LMS Moodle adalah suatu sistem

evaluasi ketuntasan belajar dengan bantuan situs website untuk

melaksanakan evaluasi belajar matematika siswa mulai dari pelaksanaan

tes hingga penentuan penilaian (Grade) pelajaran matematika.

2. Hasil belajar matematika yang diukur adalah tingkat kemampuan belajar

siswa bukan hanya dari ketercapaian standar kompetensi serta menilai

4

dengan objektif tentang seberapa jauh siswa memahami materi saat proses

belajar dikelas.

3. Evaluasi yang digunakan adalah dalam bentuk tes formatif dengan

memakai soal pilihan ganda.

4. Materi pokok bahasan yang akan dijadikan tes dalam penelitian ini adalah

materi matematika di kelas VIII semester II.

5. Penelitian ini akan diterapkan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 kota

Cirebon.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah yang telah diuraikan diatas maka pokok permasalahan adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik tes matematika berbasis Online dengan

menggunakan LMS Moodle pada SMP kelas VIII yang dikembangkan?

2. Bagaimana keefektifan tes matematika berbasis Online dengan

menggunakan LMS Moodle pokok bahasan garis singgung lingkaran

yang telah dikembangakan dalam meningkatkan hasil belajar

matematika siswa?

3. Bagaimana respon siswa setelah diterapkan tes matematika berbasis

Online?

E. Tujuan Penelitian

Berawal dari pembatasan dan perumusan masalah, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan pengembangan tes matematika berbasis Online berupa

produk website .

2. Mendeskripsikan keefektifan pengembangan tes matematika berbasis

Online dengan menggunakan LMS Moodle melalui hasil belajar siswa

mata pelajaran matematika pokok bahsan garis singgung lingkaran.

5

3. Untuk mengidentifikasi respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan penegembangan tes formatif menggunakan

website.

F. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah untuk:

1. Teoritis

Untuk menambah pengetahuan mengenai pengembangan evaluasi tes

formatif berbasis web menggunakan LMS Moodle terhadap

peningkatan hasil belajar siswa. Dan bagi peneliti, sebagai

pengalaman yang sangat berharga dan dapat dijadikan sebagai bekal

dalam penyusunan karya ilmiah selanjtunya.

2. Praktis

a. Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan

sistem penilaian tes dalam mata pelajaran disekolah.

b. Penelitian ini memberikan kontribusi positif bagi guru

matematika untuk membuat penilaian yang bisa menumbuhkan

kejujuran dan kemampuan pemahaman siswa.

c. Memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru

dan / atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan

sepesifik bidang pendidikan.

d. Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk lebih

aktif dalam pembelajaran matematika.

6

BAB IITEORI PENGEMBANGAN TES MATEMATIKA BERBASIS ONLINE

DENGAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) MOODLE

A. Deskripsi Teoritik

1. Konsep Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana

dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang

menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang

serupa.5

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi

tidak semua hasil dari pengolahan data tersebut bisa menjadi informasi,

hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak

bermanfat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang

tersebut.6

Menurut Diphusodo, manajemen merupakan proses terpadu

dimana individu-individu sebgai bagian organisasi dilibatkan untuk

memelihara, mengembangkan, mengendalikan dan menjalankan

program-program yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah

ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya

waktu.7

Davis memberikan suatu pengertia bahwa SIM adalah sebagai

sistem manusia atau mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi

guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan

keputusan dalam sebuah organisasi.8

5 Nurharyanto, Dkk. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Edisi ke empat.2007. Sistem Informasi Manajemen. Bogor. Hal. 7 diunduh darihttp://pusdiklatwas.bpkp.go.id/namafile/258/KT_SIM.pdf pada 10 Januari 2014 pukul 10.176 Deni D dan Kukun N.F. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Remaja Rosdakarya. hal.27 Ibid.8 NN. http://staff.uny.ac.id. Diunduh pada tanggal 10 januari 2014 pukul 10.22. hal. 9

66

7

Sedangkan McLeod, Jr., mengatakan SIM adalah sebagai

suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi

beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa.9

Sistem Informasi Managemen (SIM) merupakan upaya

organisasi pertama yang tujuan utamanya adalah menyediakan

informasi bagi managemen (karena itu dinamakan sistem informasi

manajemen). Ternyata dalam praktiknya SIM pada suatu organisasi

menyediakan juga informasi bagi orang-orang selain para manajer.10

Sistem informasi manajemen (manajemen information system

atau sering dikenal dengan singkatannya MIS/SIM) merupakan

penerapan sistem informasi didalam organisasi untuk mendukung

informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.

SIM dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem

informasi yang bertanggungjawab mengumpulkan dan mengoah data

untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen didalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.11

Dari beberapa pengertian SIM diatas maka dapat disimpulkan

bahwa SIM merupakan suatu sistem yang terorganisir berbasis

komputer yang mengeluarkan informasi guna untuk mencapai suatu

tujuan organisasi tertentu dalam mengembangkan program-program

yang sudah ditentukan.

9 McLeod, R., Jr. 1995. Manahement Information System. Upper Saddle River, New Jersey:Prentice-Hall.Inc. hal. 32710 Nurhayanto. Op.Cit., hal. 1811 Danu Wira Pangestu. Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM). 2007. Hal. 9 Diunduhpada 16 Januari 2014 Pukul 12.55

8

Sistem informasi memiliki 5 komponen utama pembentuk yaitu12:

1. Komponen Perangkat Keras (Hardware)

2. Komponen Perangkat Lunas (Software)

3. Komponen Sumber Daya Manusia (Brainware)

4. Komponen Jaringan Komputer (Netware)

5. Komponen Sumber Daya Data (Dataware)

2. Konsep evaluasi

Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi , dimana

suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini menerangkan secara

langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang

mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya

evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan

dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil

keputusan.13

Dikutip dari Ngalim Purwanto bahwa dalam hubungan dengan

kegiatan pengajaran. Norman E. Grounlund merumuskan pengertian

evaluasi sebagai berikut: “Evaluation ... a systematic process of

determining the extent to which intructional objectives are archieved by

pupils”. (Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk

menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan

pengajaran telah tercapai oleh siswa.14

Definisi lain yang berkaitan dengan proses pengukuran hasil

belajar siswa yaitu evaluation is a process of making an assessment of a

student’s growth. Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan

siswa dalam proses belajar mengajar.15

12 Deni D, Kunkun N.F. Op.Cit., hal. 2713 M. Sukardi MS. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 114 Ngalim Purwantob. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Rosdakarya. Hal. 315 M. Sukardi MS. Op.Cit., hal. 2

9

Setelah dijelaskan beberapa pengertian evaluasi maka dapat

disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sudah

direncanakan demi memperoleh gambaran pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru sehingga dapat

dilihat apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai.

Michael Scriven merupakan seorang ahli didalam penelitian

evaluasi telah mengemukakan pentingnya penelitian evaluasi. Ahli ini

mencoba mengidentifikasi fungsi penelitian evaluasi dan dikemukakan

fungsi evaluasi formatif berikut:

Evaluasi formatif difungsikan sebagai pengumpulan data pada

waktu pendidikan masih berlangsung. Data hasil evaluasi ini dapat

digunakan untuk ‘membentuk’ dan memodifikasi program kegiatan.

Jika pada pertengahan kegiatan sudah diketahui hal-hal apa saja yang

negatif dan para pengambilan keputusan sudah dapat menentukan sikap

tentang kegiatan yang sedang berlangsung maka terjadinya pemborosan

yang mungkin akan terjadi dapat dicegah.16

Terdapat dua jenis evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi

sumatif dan formatif. Evaluasi formatif bertujuan untuk memperoleh

informasi yang diperlukan oleh seorang evaluator tentang siswa guna

menentukan tingkat perkembangan siswa dalam satuan unit proses

belajar menajar. Evaluasi formatif dilakukan secara periodik melalui

blok atau unit-unit dalam proses belajar mengajar.17

Evaluasi belajar biasanya mennggunakan instrument tes. Tes

adalah prosedur sistematik yang dibuat dalam bentuk tugas-tugas yang

distandarisasikan dan diberikan kepada individu atau kelompok untuk

dikerjakan, dijawab atau direspon, baik dalam bentuk tertulis, lisan

maupun perbuatan.18

16 Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. hal. 22217M. Sukardi. Op.Cit., hal .5818 Nasehuddien. 2011. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar).Cirebon: Nurjati Press. Hal. 88

10

Dari penjelasan diatas maka peneliti menggunakan evaluasi

tes formatif dalam penelitian kali ini. Karena evaluasi formatif

dilakukan secara berulang ketika usai beberapa pertemuan dikelas guna

untuk mengetahui sejauh mana pengembangan tes formatif berbasis web

menggunakan LMS Moodle dapat berjalan efektif.

Dalam proses evaluasi ini menggunakan tes pilihan ganda.

Item tes pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling banyak

dilakukan oleh para guru. Tes ini dapat mengukur pengetahuan yang

luas dengan tingkat domain yang bervariasi. Item tes pilihan ganda

memiliki semua persyaratan sebagai tes yang baik, yakni dilihat dari

segi objektifitas, reliabilitas dan daya pembeda antar siswa yang berhasil

dengan siswa yang gagal atau bodoh.19

Selain itu juga item tes pilihan ganda memiliki beberapa

kelebihan diantaranya adalah tes pilihan ganda memiliki karakteristik

yang baik (lebiih fleksibel dan efektif), tepat untuk mengukur pengusaan

informasi para siswa, dapat mengukur kemampuan intelektual atau

kognitif siswa, jawaban siswa dapat dikoreksi dengan mudah.20

3. Pembelajaran berbasis Website

Pembelajaran berbasis web (tes Online) merupakan suatu

kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) yang

bisa diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran tes Online atau

yang dikenal juga “web based learning” merupakan salah satu jenis

penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning).21

Victor Jeurissen dalam artikel “IBM tackles learning in the

workplace” yang ditulis oleh B. Moeng, mengemukakan definisi e-

learning yang lebih umum. Ia mendefinisikan e-learning sebagai

pengaplikasian teknologi dan model pembelajaran inovatif untuk

19 Ibid., hal. 12520 Ibid., hal. 12621 Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta:Rajawali Findo Persada, hal. 263

11

mengubah cara individu atau organisasi dalam mengakses ilmu

pengetahuan dan memperoleh keterampilan baru.22

Dalam salah satu publikasi disitus about-learning.com,

Himpunan Masyarakat Amerika untuk kegiatan pelatihan dan

pengembangan (The American societ for training and

development/ASTD) (2009), mengemukakan defenisi e-learning

sebagai berikut23:

“E-learning is a broad set of applications and processes which

include web-based-learning, computer-based-learning, virtual

and digital classrooms. Much of this is delivered via the internet,

intranets, audio and videotape, sattelite brodcast, interactive TV,

and CD-ROM. The definition of e-learning varies depending on

the organization and how it is used but basically it is involves

electronic means communication, education and training”.

Definisi tersebut menyatakan bahwa e-learning merupakan

proses kegiatan dari kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web

(web-based-learning), pembelajaran berbasis computer (computer

based learning), kelas virtual (virtual classroms) dan/atau kelas digital

(digital classroms). Materi-materi alam kegiatan pembelajaran

elektronik tersebut kebanyakan dihantarkan melalui media internet,

intranet, video tape atau audio, penyiaran melalui satelit, televisi

interaktif serta CD-ROM. Definisi ini juga menerangkan bahwa definisi

e-learning itu bervariasi tergantung dari penyelenggara kegiatan e-

learning tersebut dan bagaimana cara penggunaannya, termasuk juga

apa tujuan penggunaannya.24

E-learning merupakan suatu teknologi informasi yang relative

baru di Indonesia. E-learning terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang

merupakan singkatan dari ‘electronic’ dan ‘learning’ yang berarti

22 Fajar. 2010 Konsep E-Learning [Online] tersedia: http://fajargm.net/files/konsep-e-learning.pdf23 Ibid.24 Ibid.

12

‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan

menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat

komputer. Karena itu, maka e-learning sering juga disebut pula dengan

‘Online course’. Dengan demikian maka e-learning atau pembelajaran

melalui Online adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung

oleh teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmits satelit atau

komputer.25

Kesimpulan dari penjelasan diatas bahwa E-learning

merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan website

sebagai media belajar/ evaluasi belajar dilakukan secara Online oleh

siswa dimanapun dan kapanpun melalui media internet.

Dalam e-learning, daya tangkap peserta didik terhadap materi

pembelajaran tidak lagi tergantung kepada instruktur/pengajar, karena

peserta didik mengkonstruk sendiri ilmu pengetahuannya melalaui

bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui interface aplikasi e-

learning.

Riyana dalam blog menyebutkan kelebihan-kelebihan e-

learning sebagai berikut:

a. Interactivity (Interaktifitas); terjadinya jalur omunikasi yang lebih

banyak, baik secara langsung (synchronous), seperti chatting atau

messenger atau tidak langsung (asynchronous), seperti forum,

mailing list atau buku tamu.

b. Independency (Kemandirian); fleksibilitas dalam aspek penyediaan

waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan

pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa (student-centered

learning)

c. Accessibility (Aksesibilitas); sumber-sumber belajar menjadi lebih

mudah diakses melalui pendistribusian dijaringan internet dengan

25 Dewi Salma P. 2007. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,hal.197-198

13

akses yang lebih luas daripada pendistribusian sumber belajar pada

pembelajaran konvensional.

d. Enrichment (Pengayaan); kegiatan pembelajaran, presentasi materi

kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan

penggunaan perangka teknologi informasi seperti video streaming,

simulasi dan animasi.

Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan

pendidikan, yang mana mahasiswa dan dosen sepenuhnya terpisah dan

tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi,

konsultasi, penugasan, latihan, ujian dan kegiatan pembelajaran lainnya

sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini

menggunakan sistem jarak jauh.26

Adapun model-model e-learning adalah sebagai berikut27:

a. Web-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Web)

Pembelajaran berbasis web merupakan “sistem

pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan

komunikasi dengan antarmuka web” (Munir 2009: 231). Dalam

pembelajaran berbasis web, peserta didik melakukan kegiatan

pembelajaran secara Online melalui sebuah situs web. Merekapun

bisa saling berkomunikasi dengan rekan-rekan atau pengajar melalui

fasilitas yang disediakan oleh situs web tersebut.

b. Computer-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Komputer)

Secara sederhana, pembelajaran berbasis komputer bisa

didefinisikan sebagai kegiatan pembelajaran mandiri yang bisa

dilakukan oleh peserta didik dengan menggunakan sebuah sistem

komputer. Rusman mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis

komputer merupakan “... program pembelajaran yang digunakan

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software

26 Ibid., hal. 29127 Fajar. Op.Cit

14

komputer yang berisi tentang judul, tujuan, materi pembelajaran dan

evaluasi pembelajaran.”

c. Virtual Education (Pendidikan Virtual)

Berdasarkan definisi dari Kurbel (2001), istilah pendidikan

virtual merujuk kepada suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi di

sebuah lingkungan belajar di mana pengajar dan peserta didik

terpisah oleh jarak dan/atau waktu. Pihak pengajar menyediakan

materi-materi pembelajaran melalui penggunaan beberapa metode

seperti aplikasi LMS, bahan-bahan multimedia, pemanfaatan

internet, atau konferensi video. Peserta didik menerima mater-

materi pembelajaran tersebut dan berkomunikasi dengan

pengajarnya dengan memanfaatkan teknologi yang sama.

d. Digital Collaboration (Kolaborasi Digital)

Kolaborasi digital adalah suatu kegiatan di mana para peserta

didik yang berasal dari kelompok yang berbeda (kelas, sekolah atau

bahkan negara bekerja) bersama-sama dalam sebuah proyek/tugas,

sambil berbagi ide dan informasi dengan seoptimal mungkin

memanfaatkan teknologi internet.

4. Learning Management System (LMS)

Learning Management System (LMS) atau Course Management

System (CMS), juga dikenal sebagai Virtual Learning Environment

(VLE) merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh

kalangan pendidik, baik universitas/perguruan tinggi dan sekolah sebagai

media pembelajaran Online berbasis internet (e-learning). Dengan

menggunakan LMS, dosen/guru/instruktur dapat mengelola

program/kelas dan bertukar informasi dengan siswa. Selain itu, akses

terhadap materi pembelajaran yang berlangsung dalam kurun waktu yang

telah ditentukan juga dapat dilakukan.28

28 Amiroh. 2012. Membangun E-Learning dengan Learning Management System Moodle.Sidoarjo: Genta Group Production, hal.1

15

Fitur-fitur yang tersedia dalam LMS untuk institusi pendidikan

adalah sebagai berikut29:

a. Pengelolaan hak akses pengguna (user)

b. Pengelolaan course

c. Pengelolaan bahan ajar (resource)

d. Pengelolaan aktivitas (activity).

e. Pengelolaan nilai (grades).

f. Menampilkan nilai (score), dan transkip.

g. Pengelolaan visualisasi e-learning, sehingga bisa diakses

dengan web browser.

Jadi, Learning Management System membuat siswa dan guru /

dosen masuk ke dalam ruang “kelas digital” untuk saling berinteraksi

(berdiskusi, mengerjakan kuis Online, dsb) serta mengakses materi-

materi pembelajaran dimana saja dan kapan saja selama terkonesi dengan

internet.30

5. Mengenal LMS Moodle

Moodle merupakan program open source yang paling terkenal

diantara program-program e-learning yang ada, misalnya ATutor, eLeap

Learning Management System dan seterusnya. Aplikasi Moodle ini

dikembangkan pertama kali oleh Martin Dougiamas pada Agustus 2002

dengan Moodle versi 1.0.31

Karena bersifat open source, maka Moodle dapat diunduh

secara gratis dari situs resminya http://www.Moodle.org dan dapat

dimodifikasi oleh siapa saja dengan lisensi GNU (General Public

License).32

Moodle juga mendukung pendistribusian paket pembelajaran

dalam format SCORM (Shareable Content Object Reference Model).

SCORM adalah standar pendistribusian paket pembelajaran elektronik

29 Ibid.30 Ibid.31 Ibid.32 Ibid.

16

yang dapat digunakan untuk menampung berbagai macam format materi

pembelajaran, baik dalam bentuk teks, animasi, audio, dan vieo. Dengan

menggunakan format SCORM maka materi pembelajaran dapat

digunakan pada aplikasi-aplikasi e-learning lainnya yang mendukung

SCORM. Dengan berbagai kelebihan dan kemudahan diatas, sudah

saatnya sistem pembelajaran berbasis kelas digital dengan menggunakan

Moodle diterapkan sebagai pendamping sistem pembelajaran berbasis

kelas konvensional yang telah dilakukan selama ini.33

Activity (Aktivitas) pada Moodle adalah seluruh kegiatan siswa

dalam kurun waktu yang sudah ditentukan oleh guru/dosen. Banyak jenis

aktivitas yang bisa dimanfaatkan untuk menguji kompetensi dan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan e-learning

Moodle.34

Quiz merupakan salah satu aktivitas dalam course berupa

pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan oleh guru.35

Banyak hal yang membuat Moodle berbeda dengan yang lain,

diantaranya36:

a. Sederhana, efesien dan ringan serta kompatibel dengan banyak

browser.

b. Instalasi yang sangat mudah

c. Dukungan berbagai bahasa termaasuk Bahasa Indonesia

d. Tersedianya manajemen situs untuk melakukan pengaturan situs

secara keseluruhan, perubahan modul dan lain sebagainya

e. Terseduanya manajemen pengguna (user management)

f. Tersedianya manajemen courses yang baik

33 Ibid,. hal. 334 Ibid., hal. 6735 Ibid., hal. 7536 Ibid., hal. 2

17

g. Tersedianya modul chat, modul polling, modul forum, modul

untuk jurnal, modul untuk kuis, modul untuk workshop dan

survei, serta masih banyak lagi.

Berikut adalah tingkatan pengguna (user level) pada e-learning

Moodle37:

a. Administrator

Merupakan pengguna yang mempunyai hak akses tertinggi yang

dapat melakukan seluruh fungsi administrasi e-learning Moodle.

b. Course Creator

Merupakan pengguna yang mempunyai hak akses untuk

membuat course baru .

c. Teacher

Sebagai guru, merupakan pengguna yang dapat melakukan

seluruh fungsi course termasuk menambah / mengubah aktivitas

dan memberi nilai.

d. Non-Editing Teacher

Mirip seperti tugas seorang asisten guru / dosen, merupakan

pengguna yang dapat mengajar pada course tetapi tidak bisa

menambah / mengubah aktivitas.

e. Student

Merupakan pengguna yang mempunyai hak untuk mengakses

sebuah course tertentu, tetapi tidak berhak melakukan perubahan

terhadap course tersebut.

f. Guest

Merupakan pengguna yang mempunyai hak akses sangat

terbatas, tergantung ada pengaturan Moodle untuk jenis

pengguna ini.

37 Ibid., hal.3

18

Instalasi Moodle pada server komputer (localhost)

membutuhkan spesifikasi komputer sebagai berikut38:

a. Hardware

1. Hardisk dnegan kapasitas minimal 160 MB.

2. Memory 256 MB, direkomendasikan 1GB.

b. Software

1. Sistem operasi windows XP/2000/2003/, Solaris 10 (Sparc

and x64), Mac OS X atau Netware 6

2. Web server Apache atau IIS.

3. PHP minimal versi 5.3.2.

4. Database

a. MySQL – versi minimun 5.0.25

b. MSSQL – versi minimun 9.0.

c. PostgreSQL – versi minimum 8.3.

d. Oracle – versi minimum 10.2

e. Sqlite – versi minimum 2.0.

6. Efektivitas dan Hasil belajar

Menurut pandangan Handayaningrat sebagaimana telah

dikutip oleh Ningzul fatimatun39 bahwa efektivitas merupakan

“Pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya”. Sedangakan menurut Mulyasa bahwa

efektivitas adalah “Bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan

dan memanfaatkan sumber daya alam sebagai usaha untuk mewujudkan

tujuan operasionalnya”. Lanjut menurut Effendy40 efektivitas yaitu:

”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan

sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan

38 Ibid., hal. 539Ningzul Fatimun. 2012. Pengembangan Penilaian Kinerja Siswa (Performance Assessment) padaLKS Mata Pelajaran Matematika kelas VIII SMP N 1 Ciwaringin. SKRIPSI. Tidak diterbitkan.Cirebon: IAIN Syekh Nurjati., hal. 2040NN.http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/487/jbptunikompp-gdl-muhamadalf-24330-2-babii.pdf,Diunduh 26 September 20013 jam 9:15 WIB

19

jumlah personil yang ditentukan”. Menurut Sondang P. Siagian

Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana

dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk

menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya secara maksimal,

saran - prasarana dan komunikasi yang berperan sebagai usaha untuk

mencapai tujuan yang direncanakan dengan waktu, biaya dan personil

yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam

pembelajaran. Nana Sudjana (2009) mendefinisikan hasil belajar siswa

pada hakikatnya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang lebih luas mencangkup bidang kognitif, afektif dan

psikomotorik. Dimyanti dan Mudjiono (2006) juga menyebutkan hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.41

Sedangkan menurut Horwart Kingsley sebagimana dikutip

oleh Nana Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1).

Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3).

Sikap dan cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapar diisi dengan

bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne

sebgaiman dikutip oleh Nana Sudjana42 mengungkapkan ada lima

kategori hasil belajar, yakni : (1) informasi verbal, (2) kecakapan

intelektul, (3) strategi kognitif, (4) sikap dan (5) keterampilan motoris.

Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang

merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan

41 http://eprints.uny.ac.id/9829/2/bab2.pdf. diunduh pada 18 Oktober 2013 pukul 14.1942 Ibid., hal.21

20

hasil belajar yaitu : ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotorik.43

Dari dua paragraf diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

hasil belajar merupakan suatu proses akhir yang dialami oleh siswa

dalam kegiaan pembelajaran yang telah diikutinya bersama seorang

guru sebagai pengajar. Sehingga dengan melihat hasil belajar siswa

setidaknya mendapat kesimpulan mengenai keberhasilan belajar siswa.

B. Tinjauan Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri

beberapa hasil penelitian skripsi terdahulu yang memiliki keterkaitan

dengan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Berikut

hasil penelitian terdahulu yang ditemukan oleh peneliti dengan

menggunakan media internet:

1. Pengembangan mobile learning (M-Learning) berbasis Moodle

sebagai daya dukung pembelajaran fisika di SMA yang dilakukan

oleh Nopita Setiawati Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas

Pendidikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011. Penelitian

ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir sarjana dengan hasil

penelitian: Kualitas Mobile Learning (M-Learning) Berbasis

Moodle Sebagai Daya Dukung Pembelajaran Fisika Di SMA yang

telah dikembangkan adalah sangat baik (SB) berdasarkan penilaian

ahli media dengan presentase keidealan 90,62%; ahli materi 80,55%

dan guru fisika SMA 90,83%. 44

Respon peserta didik terhadap mobile Learning (M-

Learning) berbasis Moodle sebagai daya dukung pembelajaran

fisika di SMA yang telah dikembangkan pada ujicoba lapangan

43 Nana Sudjana.1995.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya,hal. 2244Nopita Setiawati. 2012. Pengembangan Mobile Learning (M-Learning) Berbasis Moodle SebagaiDaya Dukung Pembelajaran Fisika di SMA. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN SunanKalijaga tersedia di http://koleksi.pustakaskripsi.com/dl.php?f=2188.pdf diunduh pada 21September 2013 Jam 12.15

21

skala kecil termasuk kategori setuju (S) 71,05%. Pada ujicoba

lapangan skala besar termasuk kategori sangat setuju (SS) 76,01%.

Hal ini menunjukan bahwa Mobile Learningyang dikembangkan

dapat diterima peserta didik dan layak digunakan sebagai salah satu

sumber alternatif media pembelajaran mandiri.45

2. Pengembangan bahan pembelajaran mandiri komputasi fisika

dengan menggunakan Moodle secara Online di jurusan fisika

universitas negeri Semarang oleh Agung Purnomo Jurusan Fisika

Fakultas Pendidikan Tahun 2006 Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir sarjana dengan

hasil penelitian: Bahan pembelajaran komputasi Fisika yang

dikembangkan oleh penulis mempunyai tingkat keterbacaan teks

sebesar 83,5%, hal ini berarti bahan pembelajaran tersebut termasuk

ke dalam kategori mudah dipahami.

Bahan pembelajaran komputasi fisika yang dikembangkan

oleh penulis mempunyai tingkat ketertarikan user terhadap

bahan pembelajaran sebesar 78,2% termasuk kategori baik.

Bahan pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana

untuk belajar mandiri. Telah dihasilkan sebuah bahan

pembelajaran komputasi fisika menggunakan Moodle secara

Online di jurusan fisika Universitas Negeri Semarang.46

3. Efektivitas penggunaan media pembelajaran e-learning berbasis

web pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi terhadap

hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 kalasan oleh Mawar

Ramdhani jurusan teknik informatika fakultas pendidikan teknik

informatika tahun 2012 Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian

ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir sarjana dengan hasil

45 Ibid.46Agung, Agung. 2006. Pengembangan Bahan Pembelajaran Mandiri Komputasi Fisika denganMenggunakan “Moodle” Secara Online di Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang. Skripsi.Tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Negeri Semarang tersedia dihttp://koleksi.pustakaskripsi.com/dl.php?f=2188.pdf diunduh pada 3 September 2013 Jam 15.41

22

penelitian: Hasil uji hipotesis posstest dengan uji t P (0,006) < α

(0,05) sehingga H0 yang berbunyi “ Efektifitas penggunaan media

pembelajaran e-learning berbasis web sama dengan media

pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa

kelas X SMA Negeri 1 Kalasan pada mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi” diterima. Perhitungan nilai gain

ternormalisasi antara kelas eksperimen juga lebih tinggi dari pada

kelas kontrol, yaitu nilai gain ternormalisasi kelas eksperimen g =

0,54 dan pada kelas kontrol g = 0,30.47

4. Pengembangan model pembelajaran Matematika berbasis website

oleh Rismaningsih Jurusan Matematika Fakultas Pendidikan Tahun

2010 UIN Syarif Hidayatullah. Penelitian ini bertujuan untuk

memenuhi tugas akhir sarjana dengan hasil penelitian: berdasarkan

hasil tes belajar siswa diperoleh rentang nilai mulai dari 3,81 sampai

100 dengan rata-rata 79,39, median 83, modus 85,23, varians

261,333 dan simpangan baku 15,166. Siswa memiliki respon yang

positif terhadap website pembelajaran matematika, sehingga siswa

termotivasi dalam mempelajari matematika. Hal ini dapat dilihat

bahwa dengan 95 siswa menyatakan bahwa website perlu digunakan

dalam pembelajaran matematika.48

Dari beberapa hasil skripsi diatas, memiliki pembahasan yang

sama yaitu tentang pengembangan pembelajaran berbasis web atau

penggunaan LMS Moodle dalam pembelajaran atau evaluasi, namun

peneliti dalam hal ini mengembangakn sistem evaluasi belajar siswa

menggunakan Moodle.

47 Mawar Ramadhani. 2012. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning BerbasisWeb Pada Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XSMA Negeri 1 Kalasan. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakartatersedia dihttp://eprints.uny.ac.id/6803/1/08520241028_Mawar%20Ramadhani_Skripsi.pdfdiunduh pada 3 September 2013 jam 15.3748 Rismaningsih. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berbasis Website.Skripsi. Tidak diterbitkan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah tersedia dihttp://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2504/1/98424-RISMANINGSIH-FITK.pdf diunduh pada 5 September 2013 Jam 15.18

23

Oleh karena itu, penelitian dengan judul “Pengembangan Evaluasi

Berbasis Web Menggunakan Moodle Pada Kelas VIII SMPN 7 Kota

Cirebon” layak dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan

merupakan tiruan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

C. Kerangka Pemikiran

Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru telah

dirancang dalam bentuk rencana mengajar yang biasanya dalam bentuk

perangkat pembelajaran. Proses evaluasi kegiatan belajar mengajar sudah

termasuk didalamnya. Dengan demikian evaluasi adalah suatu proses

kegiatan yang sudah direncanakan dalam pembelajaran guna untuk

mengukur sejauh mana keberhasilan proses belajar yang telah dilakukan

Evaluasi dilakukan oleh seorang guru agar mengetahui

kemampuan dari siswanya sebagai peserta didik. Evaluasi yang dianggap

memiliki syarat objektivitas adalah dalam bentuk tes. Tes adalah alat bantu

yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan siswa

setelah belajar.

Saat ini banyak sekali pengembangan evaluasi pembelajaran yang

dilakukan disekolah-sekolah ataupun lembaga pendidikan lainnya. Salah

satu pengembangan evaluasi tes kemampuan belajar siswa adalah melalui

media internet atau kita sering sebut tes Online. Tes Online merupakan

proses evaluasi yang dilakukan melalui media internet sehingga siswa dapat

mengaksesnya kapanpun dan dimanapun mereka sempat.

Learning Management System (LMS) Moodle merupakan program

open source untuk membuat situs website evaluasi tes secara Online.

Moodle memiliki banyak fitur yang sangat menunjang proses evaluasi

berlangsung hingga menilai hasi evaluasi yang telah dilakukan. Dengan

penggunaan model sebagai program evaluasi berarti mengurangi

kecurangan dalam tes dan juga membantu memelihara bumi (Go Green)

agar tetap lestari.

24

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas dan beberapa teori yang

dikemukakan penulis merumuskan hipotesis adalah “Dengan

dikembangkannya tes matematika berbasis Online dengan LMS Moodle

maka hasil belajar siswa efektif”.

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Kota Cirebon yang

beralamat di Jalan Ciremai Raya Nomor 65 Perumnas Kota Cirebon..

Adapun alasan peneliti memilih tempat di SMP Negeri 7 Kota Cirebon

adalah antara lain:

a. Memiliki sarana dan prasarana yang cukup seperti tersedianya

laboratorium komputer dan hotspot wifi internet.

b. Belum diterapkan tes matematika berbasis online dalam pembelajaran di

sekolah.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang digunakan sekitar empat bulan

terhitung mulai februari hingga juni dengan rincian kegiatan dalam tabel

dibawah ini.

25

26

Tabel 3.1Jadwal Penelitian

B. Prosedur Penelitian Research and Development

Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya

research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.49

Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk

bidang administrasi, pendidikan dan sosial lainnya masih rendah. Padahal

banyak produk tertentu dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu

dihasilkan melalui research and development.50

Menurut Sugiyono langkah-langkah penelitian dan pengembangan

ditunjukkan pada bagan berikut:

49 Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Αbeta, hal 29750 Sugiyono. Op.Cit. hal 298

NoNama

KegiatanFebruari Maret April Mei Juni

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1

Perencanaanwebsite tesmatematikaOnline daninstrumen

2Penyusunan Desainwebsite tesmatematika Online

3Penyusunaninstrumenpenelitian

4 Validasi website

5 Ujicoba terbatas

6Analisis data danrevisi website

7 Ujicoba luas

8 Analisis data hasilujicoba luas

9 Penyusunanlaporan

27

Gambar 3.1Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

Berdasarkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut,

maka tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah:

1. Potensi dan masalah

Potensi atau masalah adalah sesuatu yang apabila didayagunakan

akan memiliki nilai tambah (Emzir, 2007: 271). Suatu hal akan menjadi

sebuah masalah atau potensi tergantung dari sudut pandang subyek yang

menilainya. Informasi tentang masalah atau potensi dalam penelitian dan

pengembangan bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain,

wawancara, observasi dan dokumentasi laporan kegiatan.

Potensi danMasalah

PengumpulanInformasiMasalah

DesainProduk

UjicobaPemakaian

ValidasiDesain

RevisiProduk

UjicobaProduk

PerbaikanDesain

Revisi ProdukTahap Akhir

ProduksiMassal

28

2. Mengumpulkan informasi

Setelah diketahui adanya masalah atau potensi maka selanjutnya

adalah mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai

bahan dasar perencanaan produk yang akan dibuat dan diharapkan mampu

mengatasi masalah yang ditemukan.

3. Desain website tes matematika berbasis Online

Berdasarkan hasil pengumpulan informasi, tahap selanjutnya

adalah membuat desain dari produk yang akan dikembangkan. Dalam

tahap ini penulis membuat website tes matematika Online dengan

menggunakan moodle. Hasil akhir dari tahap ini adalah berupa desain

produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya.

4. Validasi desain website tes matematika berbasis Online

Validasi desain merupakan proses penilaian rancangan produk

yang diakukan dengan memberi penilaian berdasarkan pemikiran

rasional, tanpa ujicoba di lapangan. Validasi produk dapat dilakukan

dengan cara menghadirkan beberapa ahli yang sudah berpengalaman

untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat.

5. Perbaikan desain website tes matematika berbasis Online

Setelah desain website divalidasi melalui penilaian para ahli, maka

akan diketahui kekurangan selanjutnya peneliti melakukan perbaikan

terhadap desain website berdasarkan beberapa saran dari para ahli.

6. Ujicoba terbatas website tes matematika berbasis Online

Tujuan dari ujicoba produk diantaranya untuk menentukan sukses

atau tidaknya produk yang dirancang dan guna menyempurnakan

informasi dari pengguna. Tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah

melakukan ujicoba website tes matematika berbasis Online. Ujicoba ini

dilakukan pada 7 orang siswa yang diambil secara acak, ujicoba terbatas

ini berguna untuk mengetahui efektivitas dari website yang dirancang.

29

7. Revisi website tes matematika berbasis Online

Setelah dilakukan ujicoba terbatas terdapat masukan berupa

kelemahan atau kekurangan dari pengguna, maka peneliti harus

memperbaiki website sesuai saran yang diterima agar menjadi lebih baik

dari sebelumnya.

8. Ujicoba luas

Ujicoba luas dilakukan pada kelas VIII B untuk mengetahui

efektivatas website yang dikembangkan dan memperoleh masukan untuk

melakukan revisi website tahap akhir. Efektifitas website akan diukur

melalui instrumen tes. Tes hasil belajar yang akan dibandingkan dengan

tes kemampuan awal siswa sebelum produk diujicobakan dan juga

dibandingkan dengan kelas VIII D dengan tes tidak menggunakan website

(konvensional).

9. Evaluasi pemakaian

Setelah melakukan ujicoba luas dan produk dinyatakan efektif,

maka peneliti melakukan evaluasi dari penggunaan website tes

matimatika berbasis onlin. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui

respon siswa terhadap website setelah melakukan coba luas dengan cara

pengisian angket respon.

10. Kesimpulan

Peneliti tidak melakukan produk massal dikarenakan keterbatasan

waktu dan sumber daya yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu, penelitian

ini hanya sampai tahap ujicoba luas setelah itu membuat kesimpulan

tentang kelayakan dan keefektivan dari website yang dibuat.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitan dan pengembangan tes matematika berbasis Online

adalah kelas VIII B sebanyak 52 siswa. Penulis menentukan kelas VIII B

sebagai subjek penelitian dengan cara random sampling. Adapun populasi

keseluruhan kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Cirebon adalah:

30

Tabel 3.2Populasi kelas VIII SMPN 7 Kota Cirebon

No Urut Kelas Jumlah Siswa

VIII A 53

VIII B 52

VIII C 53

VIII D 53

VIII E 55

VIII F 52

VIII G 55

VIII H 51

VIII I 51

Sumber : Data SMP Negeri 7 Kota CirebonTahun Ajaran 2013/2014

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengmpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya cara

pengumpulan data dapat menggunakan tes dan angket juga observasi.

1. Definisi Konseptual

a. E-Learning atau pembelajaran melalui Online adalah pembelajaran

yang pelaksanaannya didukung oleh teknologi seperti telepon,

audio, videotape, transmits sateli tatau computer. Learning

Management System (LMS) atau Course Management System

(CMS), juga dikenal sebagai Virtual Learning Environment (VLE)

merupakan aplikasi perangkat lunak. Jadi, Learning Management

System membuat siswa dan guru / dosen masuk ke dalam ruang

“kelas digital” untuk saling berinteraksi (berdiskusi, mengerjakan

kuis Online, dsb) serta mengakses materi-materi pembelajaran

dimana saja dan kapan saja selama terkonesi dengan internet.

31

b. Efektivitas pengembangan tes berbasis Online dapat diketahui

melalui hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa adalah perubahan

tingkah laku siswa mencangkup bidang kognitif, afektif dan

psikomotorik.

2. Definisi Operasional

a. Penilaian Otentik

Penilaian otentik dalam penelitian ini adalah bentuk

pengambilan keputusan atau penilaian langsung, sistematis dan

berbasis keseluruhan bersifat kualitatif bertujuan mengukur

keseluruhan kemampuan hasil belajar siswa dan dilengkapi rubrik

holistik sebagai kriteria yang harus dicapai oleh siswa.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa dan

kemampuan-kemampuan siswa akibat dari proses pembelajaran

meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

3. Instrumen Penelitian dan Pengembangan

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini, yaitu:

a. Seperangkat website tes Online yang telah dikembangkan mata

pelajaran matematika di kelas VIII SMPN 7 kota Cirebon

b. Lembar validasi tes berbasis Online.

c. Pedoman observasi, untuk mengungkapkan aktivitas siswa pada

penerapan tes berbasis Online berupa angket yang diberikan kepada

siswa untuk menilai penerapan tesi berbasis Online dalam proses

evaluasi pembelajaran.

d. Tes. Menurut Nurul Zuriah tes ialah seperangkat rangsangan

(stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk

mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi

penetapan skor angka.51 Dalam penelitian ini digunakan tes pilihan

51 Nurul Zuriah. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.184

32

ganda dengan empat alternatif jawaban, untuk mengungkap hasil

belajar ketiga ranah tersebut .

E. Teknik Analisis Data

1. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian diperoleh berdasarkan angket respon

tes matematika berbasis Online yang bertujuan untuk memperoleh

gambaran mengenai pengembangan tes berbasis Online.

Angket yang digunakan adalah angket dengan skala likert seperti

ketentuan tabel dibawah ini:

Tabel 3.3Skor Angket Skala Likert

Alternatif Jawaban

Skor Tiap Jawaban

Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu (R) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

33

Angket yang sudah didapat selanjutnya dihitung berdasarkan rumus

dibawah ini:

Tabel 3.4Rumus perhitungan angket

No Item Skor F

Jumlah

Skor Rata-

rata

Prosentase

Nomor

pernyataan

SS (5) skor x F

jml skor SS : jml

skor x 100

S (4) skor x F

jml skor S : jml skor

x 100

RR (3) skor x F

jml skor R : jml skor

x 100

TS (2) skor x F

jml skor TS : jml

skor x 100

STS (1) skor x F

jml skor STS : jml

skor x 100

Jumlah jml F jmlh skor jumlah prosentase

Skor Maksimal 5 x jml siswa x jml item

Prosentase Rata-rata jml skor : skor maks x 100

Tabel 3.5Kriteria Indikator Angket

No Prosentase (%) Kriteria1 0 – 20 Sangat Lemah2 21 – 40 Lemah3 41 – 60 Cukup4 61 – 80 Kuat5 81 – 100 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Αbeta, hal. 137

34

2. Data Kuantitatif

a. Validitas Item Soal

Ujicoba instrumen tes dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen

tes yang akan digunakan oleh peneliti layak dipakai atau tidak.

Instrumen tes yang sudah dibuat akan divalidasi oleh expert judgement

berupa analisis ketepatan isi tes secara empirik atau logika untuk

membuat penafsiran skor hasil tes.

Hasil penelitian dari expert jedgement diolah dengan menggunakan

Content Validity Ratio (CVR) sebagaimana yang diungkapkan oleh

Lawshe dengan rumus52:

= − 22 = 2 − 1Keterangan:

CVR : Content Validity Ratio

N : Banyaknya validator

Ne : validator yang menyatakan setuju

No. No. Of Panelist Minimum Value

1. 2 1

2. 5 0,99

3. 8 0,75

4. 9 0,78

5. 10 0,62

6. 15 0,49

7. 25 0,37

Tabel 3.6Minimum Values of CVR

52 C.H, Lawse. 1975. A Quantitative Approach to Content Validity. Indiana: Bowling Green StateUniversity

35

b. Reliabilitas

Suatu instrumen harus reliabel, mengandung arti bahwa

instrumen tersebut cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.53 Pengujian

reliabilitas ini dilakukan dengan teknik KR-20 (Kuder Richardson).

Rumusnya adalah:

r11 =

ks

xkx

k

k2

)(1

1

Dengan r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal

= Standar deviasi̅= Varians total

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut: 54

0,00 < rxy≤0,20 Reliabilitas sangat rendah

0,20˂rxy≤0,40 Reliabilitas rendah

0,40˂rxy≤0,60 Reliabilitas sedang

0,60˂rxy≤0,80 Reliabilitas tinggi

0,80˂rxy≤1,00 Reliabilitas sangat tinggiTabel 3.7

Kriteria Reliabilitas

53Ibid.54Erman Suherman dan Yaya Sukjaya K. 1990. Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan AvaluasiPendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah. hal. 176

36

c. Uji Daya Pembeda

Rumus yang digunakan adalah :55= − × 100%Keterangan :

DP = Daya Pembeda

SA = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

SB = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

IA = Jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah) pada butir soal yang

diolah

Dengan kriteria daya pembedanya adalah56:

Tabel 3.8Kriteria Daya Pembeda

0% - 9 % Sangat Buruk

10% - 19% Buruk

20% - 29% Agak Baik

30% - 49% Baik

50% ke atas Sangat Baik

d. Uji Indeks Kesukaran

Rumus yang digunakan menurut Karnoto adalah :57= ++ × 100%Keterangan :

TK = Tingkat kesukaran

= Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

= Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

= Jumlah skor ideal kelompok atas pada butir soal yang

diolah

55 Karnoto. 1996. Mengenal Analisis Tes. Bandung: Jurusan Psikologi pendidikan dan BimbinganFakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung, hal. 1556 Ibid.,57 Ibid.,hal. 16

37

= Jumlah skor ideal kelompok bawah pada butir soal yang

diolah

Dengan kriteria tingkat kesukarannya58 adalah :

0 % - 15 % Sangat Sukar

16 % - 30 % Sukar

31 % - 70 % Sedang

71 % - 85 % Mudah

86 % - 100 % Sangat MudahTabel 3.9

Kriteria Tingkat kesukaran

Setelah analisis ujicoba instrumen maka langkah selanjutnya adalah uji

hipotesis dari data yang diperoleh dari hasil jawaban soal yang sudah tersaring

dalam analisis ujicoba instrumen. Namun sebelum melakukan uji hipotesis peneliti

melakukan uji prasayarat hipotesis sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah sampel yang

dipilih berdistribusi normal atau tidak. Rumus uji normalitas yang

digunakan pada penelitian ini yaitu rumus Kolmogorov-Smirnov sebagai

berikut59:

D = | S(X) – f0(X) |

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

S(X) = Fungsi distribusi frekuensi komulatif sampel

F0 = Fungsi distribusi frekuensi komulatif teoritis

58 Emha Ainun Najib. 2013. Pengaruh Penerapan Pemberian Tugas Berupa Soal-soal Tes StandarTerhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di MTs An-Nur Kota Cirebon. Skripsi. Tidak diterbitkan.Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon. hal. 2359 Millatul Khaniifah. 2010. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri TerbimbingTerhadap Kemampuan Siswa Siswa dalam Pemecahan Masalah matematika Di Kelas X MAN 2Cirebon. Skripsi. Tidak diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati. Hal. 67

38

b. Uji Homogenitas Dua Varians

Uji homogenitas dua varians adalah rumus yang digunakan untuk

mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini homogen

atau heterogen. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus Levene Test

sebagai berikut60: = − ∑ ( − )− 1 ∑ ∑ ( − )Keterangan:

L = Nilai levene hitung

W = Jumlah bobot keseluruhan data

T = Rata-rata grup ke-i

k = Banyaknya grup

ni = Banyaknya data dari grup ke-i

Wij = Bobot ke-j dari grup ke-i

Xij = Nilai ke-j dari grup ke-i

c. Uji Mann Whitney

Uji Mann Whitney merupakan uji non parametik yang tidak

mensyaratkan distribusi data normal. Uji Mann Whitney digunakan untuk

menguji apakah ada perbedaan anatara dua kelompok sampel independen.

Uji ini sering digunakan sebagai alternatif pengganti dari uji T 2 sampel

bebas (Independen Samples T Test) jika data tidak normal atau digunakan

untuk menguji perbedaan jika datanya berskala ordinal.61

60 Ibid. Hal. 6961 Duwi Priyatno. 2011. Buku Saku SPSS. Yogyakarta: MediaKom. hal. 309

39

Rumus Uji Mann Whitney adalah sebagai berikut:

= + ( + 1)2 − Keterangan:

U = Nilai uji Mann Whitney

N1 = Sampel 1

N2 = Sampel 2

Ri = Ranking ukuran sampel