sistem murabahah emas batangan mulia menurut …

82
1 SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT HUKUM ISLAM (Studi Kasus PT. Pegadaian Syariah (Persero) Cabang Jelutung Kota Jambi) SKRIPSI ROSYANI TRIMALAWATI NIM: SHE.151828 PEMBIMBING: Drs. A. Faruk, MA Mustiah RH, S.Ag, M.Sy PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

1

SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA

MENURUT HUKUM ISLAM

(Studi Kasus PT. Pegadaian Syariah (Persero) Cabang Jelutung Kota Jambi)

SKRIPSI

ROSYANI TRIMALAWATI

NIM: SHE.151828

PEMBIMBING:

Drs. A. Faruk, MA

Mustiah RH, S.Ag, M.Sy

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …
Page 3: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …
Page 4: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …
Page 5: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

MOTTO

ا فاكتبا أ إن أجم يس تى بد آيا إذا تدا انر

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya.” (QS. Al- Baqarah : 282)

Page 6: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobil’alamin. Dengan menyebut nama allah SWT yang Maha Esa,

dengan rahmat dan kasih-Nya yang telah memberikan saya kekuatan, dan telah

menuntun dan memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi

ini ku persembahkan untuk:

Mamaku tersayang Henny supriyanti dan Bapakku tercinta Robby. HS,

terimakasih mama dan bapak yang tak henti-hentinya memberikan dukungan

lewat doa, nasihat, semangat, serta kesabaran dan kasih sayang yang telah kalian

beriakan kepadaku, untuk kakak dan adikku serta sahabat dan teman seperjuangan

yang telah menyemangati serta memberikan semanagat menyelesaikan kuliah.

Semoga allah selalu memberikan rahmat dan nikmat untuk kita semua Amin.

Page 7: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

ABSTRAK

Rosyani Trimalawati, SHE151828: Sistem Murabahah Emas Batangan Mulia

Menurut Hukum Islam (Studi Kasus PT. Pegadaian Syariah Cabang Jelutung

Kota Jambi)

Salah satu produk Pegadaian Syariah yang banyak diminati masyarakat yaitu

Mulia (Investasi Abadi Murabahah) yang memfasilitasi Pembiayaan secara

angsuran selain tunai dan arisan kepada masyarakat yang mana dapat

memudahkan setiap orang dapat memiliki emas untuk investasi jangka panjang

dan mewujudkan impian dimasa yang akan datang. Rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Bagaimana Sistem Murabahah Emas Batangan Mulia

Menurut Hukum Islam (Studi Kasus PT. Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota

Jambi), Bagaimana Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Murabahah Emas

Batangan Mulia. Tujuan penelitian ini Ingin mengetahui Sistem Murabahah Emas

Batangan Mulia, Untuk mengetahui tinjauan hukum islam terhadap Sistem

Murabahah Emas Batangan Mulia. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan

(field research), yang bersifat deskriftif analisis, diperkaya dengan data

kepustakaan. Penelitian lapangan dilakukan untuk menghimpun data lapangan

tentang Sistem Murabahah Emas Batangan mulia. Sumber data yang digunakan

adalah data primer dan sekunder. Tekhnik pengumpulan data melalui wawancara

(interview) dan dokumentasi, Analisa data menggunakan metode kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan Sistem Murabahah emas batangan Mulia

di PT. Pegadaian Syariah Cabang Jelutung menggunakan akad Murabahah yaitu

kesepakatan kedua belah pihak kemudian untuk penerapan perawatan dan

pemeliharaan barang jaminan menggunakan akad rahn selama masa pelunasan

belum selesai dan denda apabila mengalami keterlambatan pembayaran sebesar

4% per 30 hari dimana denda tersebut dapat memberatkan nasabah. Berdasarkan

analisis merupakan bentuk kehati-hatian pihak pegadaian syariah terhadap

nasabah agar tidak melakukan wanprestasi dikemudian hari, pada praktiknya

menurut hukum islam dua akad murabahah dan rahn bukanlah akad yang dilarang

menurut agama yang menimbulkan ketidakjelasan dan kepraktikan riba

Kata Kunci :Murabahah, Emas Batangan Mulia, Gadai Syariah

Page 8: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan pencipta alam dan

segala isinya yang telah memberikan kenikmatan Iman, Islam dan kesehatan

jasmani maupun rohani. Shalawat serta salam kita hadiahkan kepada Nabi besar

Muhammad SAW, semoga kita dapat mendapat syafaatnya pada hari kiamat

nanti. Skripsi ini berjudul Sistem Murabahah Emas Batangan Mulia Menurut

Hukum Islam (Studi Kasus PT. Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi)

Skripsi ini di susun sebagai salah satu syarat untuk mempeoleh gelar sarjana (S1)

di UIN Sulthan Thaha Saifuddin jambi. Kurang lebih jika terdapat kesalahan atau

kekeliruan di dalamnya, sesungguhnya itu terjadi ketidak sengajaan dan karna

keterbatasan ilmu pengetahuan penulis. Karena saran, koreksi dan kritik yang

proposional serta konstruktif sangat diharapkan.

Dalam penulisan skripsi ini tentu saja tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu melalui skripsi ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi

2. Bapak Dr. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi

3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc.,M. HI., Ph.D, selaku Wakil Dekan I

bidang Akademik Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Page 9: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, M.HI, selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syariah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

5. Ibu Dr. Yuliatin, S. Ag, M.HI, selaku wakil Dekan III bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi

6. Ibu Dr. Maryani, S. Ag, M.HI dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH, M,Sy selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

7. Bapak Drs. A. Faruk, MA selaku pembimbing I, dan Ibu Mustiah RH,

S.Ag, M.Sy, selaku pembimbing II, yang telah menyediakan waktu dan

pemikirannya untuk memberikan bimbingan dan arahan agar tersusunnya

skripsi ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Beserta Staff Akademik Fakultas Syariah

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan

9. Kepala perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beserta staff

yang turut memberi data berupa literature sebagai sumber dalam penulisan

skripsi

10. Para Guru-Guru tercinta di sekolah SD,SMP,SMA dan Guru-guru lainnya

yang telah membimbingku sejak kecil hingga sekarang, terimakasih telah

memberikan ilmunya.

11. Untuk semua pihak PT. Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

yang telah membantu dalam penyesaian skripsi ini.

Page 10: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

12. Kedua orangtuaku, kakak dan adikku terimakasih telah memberikan doa

dan dukungannya. Semoga allah membalasnya dan memberikan

keberkahan kepada kita semua.

Page 11: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

C. Batasan Masalah .................................................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 6

E. Kerangka Teori ...................................................................................... 7

F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 29

BAB II: METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ............................................................................... 31

1. Jenis Penelitian ............................................................................... 31

2. Sifat Penelitian................................................................................ 31

3. Pendekatan Masalah ....................................................................... 31

4. Subjek dan Objek Penelitian .......................................................... 32

5. Sumber Data ................................................................................... 32

6. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 32

B. Sistematika Penulisan ....................................................................... 33

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah.............................................. 35

B. Legalitas dan Latar Belakang Pendirian Pegadaian Syariah ............. 36

Page 12: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

C. Visi dan Misi PT. Pegadaian Syariah................................................38

D. Struktur Organisasi PT. Pegadaian Syariah ...................................... 39

E. Produk PT. Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi ........... 42

BAB IV: ANALISIS DATA

A. Sistem Murabahah Emas Batangan Mulia ...................................... 46

1. Persyaratan dalam Pengajuan Pembiayaan Mulia .................... 46

2. Akad Dalam Pembiayaan Mulia ................................................ 51

3. Pembiayaan Emas Secara Angsuran .......................................... 52

B. Tinjauan Hukum Islam Sistem Murabahah Emas Batangan Mulia

di PT. Pegadaian Syariah ................................................................. 58

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 62

B. Saran ................................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 13: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga Pegadaian pertama kali dikenal Indonesia pada masa

penjajahan Belanda. Pemerintah belanda saat itu mendirikan lembaga

keuangan yang berkerja dengan sistem Gadai. Lembaga ini di sebut bank

Leening, didirikan di batavia pada tanggal 20 Agustus 1746, kemudian seiiring

bergantinya pemegang kekuasaan (penjajah) atas Indonesia (Belanda, Inggris,

Jepang), sistem pegadaian juga mengalami beberapa perubahan.

Sejak masa itu pegadaian sudah beberapa kali berubah statusnya, yaitu

sebagai perusahaan negara sejak 1 Januari 1961, kemudian sebagai Perusahaan

Jawatan (Perjan), lalu sebagai Perusahaan Umum (Perum), dan menjadi

Perseroan pada tanggal 13 Desember 2011.1

Pemanfaatan barang oleh pihak penerima gadai (marhun bih) merupakan

bentuk pengecualian. Dikatakan demikian sebab ketentuan tersebut hanya

berlaku terhadap barang gadai (marhun) yang keberadaannya memerlukan

perawatan khusus dengan dana yang bukan berasal dari pihak penggadai

sebagai pemilik barang (rahin). terhadap barang gadai (marhun) yang

keberadaannya memerlukan perawatan khusus dengan dana yang bukan berasal

dari pihak penggadai sebagai pemilik barang (rahin).

1Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia, (Gadjah Mada University Press

Yogyakarta,2005),hlm 88

Page 14: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Ulama Syafi‟i berpendapat bahwa rahin dibolehkan untuk memanfaatkan

barang borg (marhun). Jika tidak menyebabkan borg berkurang tidak perlu

meminta izin, seperti menyebabkan barang berkurang, seperti sawah, kebun,

rohin harus meminta izin kepada murtahin. Pemanfaatan murtahin atas barang

yang digadaikan masih terjadi kesimpangsiuran, ada pendapat yang

membolehkan dan ada pula yang melarangnya. Murtahin dibolehkan

mengambil manfaat sekedar untuk mengganti ongkos pembiayaan.

Pembiayaan MULIA (Murabahah Logam Mulia Untuk Invesantasi

Abadi) merupakan pembiayaan murabahah yang salah satu bentuk

pembiayaannya secara angsuran karena pembiayaan ini dilakukan secara

angsuran. Secara praktik, dalam pembiayaan ini melibatkan tiga pihak, yang

pertama pihak nasabah, kedua pihak Pegadaian Syariah yang diminta untuk

membelikan nasabah barang yang dikehendaki dan yang ketiga pihak supplier

yang menyediakan barang yaitu PT. Aneka Tambang (ANTAM).2

Murabahah adalah transaksi jual beli dimana Bank menyebut jumlah

keuntungannya, Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai

pembeli. Harga jual adalah harga beli Bank dari pemasok ditambah

keuntungan. Dalam praktik perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan

pembayaran secara cicilan atau angsuran. Dalam transaksi ini barang

diserahkan segera setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara

tangguh.

2 Wawancara, Ayu Wulandani, Pegawai Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Page 15: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Pembiyaan murabahah juga sudah diatur dalam fatwa DSN MUI NO:

4/DSN-MUI/IV/2000 yang membahas tentang ketentuan umum murabahah

dalam Bank Syariah, ketentuan murabahah kepada nasabah, jaminan dalam

murabahah,utang dalam murabahah,penundaan pembayaran dalam murabahah,

dan juga bangkrut dalam murababah. Dalam pembiayaan logam mulia ini

pihak nasabah berkewajiban menyediakan jaminan atas pembiayaan pembelian

logam ini yang diterima dari peminjam (Pegadaian Syariah). Jaminan tersebut

terjadi karena adanya transaksi muamalah yang tidak tunai (angsuran).

Sehingga untuk menghindari nasabah melakukan wanprestasi atau

terjadi kelalaian dan menjamin nasabah membayar angsuran tepat waktu, maka

nasabah diwajibkan untuk menyediakan jaminan. Dalam hal ini yang menjadi

jaminan adalah objek pembiayaan itu sendiri dalam hal ini adalah logam mulia.

Sehingga pihak nasabah tidak langsung menikmati objek pembiayan itu

sebelum ia melunasi angsurannya.3

Peraturan mengenai objek jaminan tersebut sudah diatur dalam fatwa

DSN MUI No:4/DSN-MUI/IV/2000 yang menyatakan bahwa jaminan dalam

murabahah diperbolehkan, bank/lembaga keuangan non bank dapat meminta

nasabah utuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang agar nasabah serius

dengan pesanannya. Selain itu juga menurut pasal 127 dalam KHES

(Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah) juga menyatakan bahwa penjual dapat

3 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah

Page 16: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

meminta kepada pembeli untuk menyediakan jaminan atas benda yang

dijualnya pada akad murababah.4

Salah satu bentuk akad muammalah yang dibolehkan dalam hukum Islam

untuk mengakomodir keinginan dan kebutuhan masyarakat adalah akad

murabahah yang merupakan harga pembelian barang kepada pembeli, ia

mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu. Kemudian bentuk akad lain

yang dibolehkan dalam hukum Islam yaitu gadai yang dikenal dengan istilah

Ar-Rahn yang merupakan jaminan kebendaan yang merupakan suatu jenis

perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai tanggungan utang.5

Hal itu, berdasarkan firman allah Swt dalam surah Al-baqarah ayat 283

yang berbunyi:

ا ض ع ى ب ك ض ع ب ي أ ئ ف ت ض ب ق ي ا س ف ا ب ت ا ا ك د ج ى ت ن س ف س ه ى ع ت ك إ

ت ا ي أ ت ؤ ا انر د ؤ ه ف ئ ف ا ت ك ي ة د ا ا انش ت ك ت ا ن ب ز ه ن ا تق ن

ى ه ع ه ع ت ا ب ه ن ا ب ه ق ى ث آ

Artinya:“ Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuammalah tidak secara tunai)

sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah

ada seorang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).

Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,

maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya

(hutangnya) dan hendaklah ia berkata kepada allah dan janganlah

kamu (para saksi) menyembunyikan, maka sesungguhnya ia adalah

orang yang berdosa hatinya dan allah maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan”.6

Penerapan muammalah dalam masyarakat bersifat fleksibel, dimana

sejalan dengan perkembangan zaman yang diiringi dengan kebutuhan dan

keinginan masyarakat yang semakin kompleks. Pegadaian syariah memberikan

4 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah pasal 127 tentang murabahah

5 Ibid, hlm 96

6 QS. Al- Baqarah (2): 283

Page 17: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

kontribusi dengan salah satu produknya, yaitu MULIA, (Murabahah Logam

Mulia untuk Investasi Abadi), yaitu penjualan logam mulia oleh pegadaian

kepada masyarakat.7

Berikut adalah bentuk simulasi kredit emas logam mulia :

SIMULASI KREDIT EMAS LOGAM MULIA

LM Harga Uang Jangka Waktu

Dasar (Rp) Muka (Rp)

3 Bulan

(Rp) 6 Bulan (Rp)

12 Bulan

(Rp)

18 Bulan

(Rp)

24 Bulan

(Rp)

36 Bulan

(Rp)

1 gr 653.000 97.950 290.630 107.860 57.066 40.209 31.838 23.578

2

gr 1.265.000 189.750 389.862 200.595 106.130 74.779 59.212 43.850

5 gr 3.166.000 467.400 934.975 481.070 254.523 179.337 142.003 105.163

10

gr 6.158.000 923.700 1.830.834 942.015 498.398 351.171 278.064 205.926

25 gr 15.280.000 2.292.000 4.517.232 2.324.241 1.229.701 866.448 686.070 508.084

50

gr 30.560.000 4.584.000 9.017.141 4.639.568 2.454.686 1.729.572 1.369.510 1.014.219

100 gr 61.020.000 9.153.000 17.987.510 9.255.071 4.896.638 3.450.137 2.731.916 2.023.177

250

gr

154.000.000 23.100.000 45.369.810 23.244.020 12..350.786 8.702.355 6.890.698 5.103.048

500

gr

304.600.000 45.690.000 89.721.008 46.163.936 24.424.244 17.209.331 13.626.691 10.091.527

1

kg 0 - 17.323 8.913 4.716 3.323 2.631 1.948

Mulia dapat menjadi alternatif pilihan investasi yang aman untuk

mewujudkan kebutuhan masa depan, seperti menunaikan ibadah haji,

mempersiapkan pendidikan anak, memiliki rumah idaman serta kendaraan

pribadi.8 Mulia itu sendiri merupakan emas batangan dimana selain secara

tunai dan arisan juga tedapat pembelian secara angsuran .

Tersedia pilihan emas batangan dengan berat mulai dari 5 gram sampai 1

kilogram, uang muka mulai dari 10% sampai 90% dari nilai logam mulia serta

7 Wawancara, Aris Kurniawan, Pegawai Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi,

02 agustus 2018 8 Brosur Simulasi Kredit Logam Mulia Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Page 18: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

jangka waktu angsuran mulai dari 3 bulan sampai dengan 36 bulan,

memudahkan bagi setiap masyarakat yang ingin berinvestasi karena memiliki

jarak waktu pelunasannya sesuai dengan yang waktu yang di inginkan.9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok

permasalahan di dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Bagaimana sistem murabahah emas batangan mulia di PT. Pegadaian

Syariah (Persero) cabang jelutung kota jambi ?

2. Bagaimana menurut hukum Islam terhadap sistem sistem murabahah emas

batangan mulia di PT. Pegadaian Syariah (Persero) cabang jelutung kota

jambi ?

C. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi perluasan terhadap pokok bahasan dalam penulisan

skripsi ini, maka penulis memfokuskan penelitian pada aspek Sistem

Murabahah Emas Batangan Mulia Menurut Hukum Islam (Studi Kasus PT.

Pegadaian Syariah (Persero) Cabang Jelutung Kota Jambi.

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Bertolak dari latar belakang masalah dari pokok permasalahan yang

menjadi subjek bahasan, maka yang akan dicapai dalam penulisan skripsi ini

adalah :

9Produk Pegadaian Syariah:https//www.pegadaian.co.id/produk/mulia,Kamis, 01 November

2018,15:42

Page 19: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

a. Ingin mengetahui mekanisme investasi pembiayaan emas batangan mulia

secara angsuran

b. Untuk Mengetahui dampak positif dan negatif terhadap investasi

pembiayaan emas batangan mulia

c. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap pembiayaan emas

batangan mulia secara angsuran

2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang masalah dari pokok permasalahan

yang menjadi subjek bahasan, maka yang menjadi kegunaan penelitian ini

adalah :

a. Ingin kerangka ilmiah ini dapat menjadi referensi dan memberikan

sumbangan konseptual bagi Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas

Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

b. Ingin menambah cakrawala berpikir bagi penulis dan untuk menambah

keilmuan yang di persembahkan kepada mahasiswa khususnya Fakultas

Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

c. Ingin menjadikan salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana stara

satu

(S1) pada Fakultas Syariah bagi Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

Universitas Islam Negeri Sultah Thaha Saifuddin Jambi.

E. Kerangka Teori

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat memiliki problematika

keuangan. Keuangan yang akan di jadikan sebagai biaya kehidupan sehari-hari

Page 20: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

atau modal usaha. Sebagai salah satu solusi dari permasalahan itu, lembaga

keuangan bank atau non bank telah menyediakan usaha yang biasanya disebut

pegadaian.

Secara sederhana transaksi di artikan peralihan hak dan kepemilikan dari

satu tangan ke tangan lain. Ini merupakan satu cara dalam sistem muammalah

Islam untuk memperoleh harta disamping mendapatkan sendiri sebelum milik

seseorang. Dan ini merupakan cara yang lazim dalam mendapatkan hak.

Suatu transaksi harus memenuhi rukun dan syarat yang harus ada dalam

setiap transaksi. Jika salah satu rukun tidak ada dalam transaksi yang

dilakukannya, maka transaksi tersebut di pandang tidak sah menurut

pandangan islam.

1) Konsep Rahn

a. Pengertian Ar-rahn

Dalam istilah bahasa Arab, gadai diistilahkan dengan rahn dan dapat

juga dinamai al-hasbu. Secara etimologi, arti rahn adalah tetap dan lama,

sedangkan al-hasbu berarti penahanan terahadap suatu barang dengan hak

sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut.

Sedangkan menurut sabiq rahn adalah menjadikan barang yang

mempunyai nilai harta menurut pandangan syara‟ sebagai jaminan hutang,

hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia boleh

mengambil sebagian (manfaat) barang itu. Pengertian ini didasarkan pada

praktek bahwa apabila seseorang ingin berhutang kepada orang lain, ia

menjadikan barang miliknya baik berupa barang tak bergerak atau berupa

Page 21: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

barang ternak berada di bawah penguasaan pemberi pinjaman sampai

penerima pinjaman melunasi hutangnya. 10

Adapun pengertian rahn menurut Ibnu Qudhamah dalam kitab al-

mughni adalah suatu benda yang dijadikan kepercayaan dari suatu hutang

untuk dipenuh dari harganya, apabila yang berhutang tidak sanggup

membayarnya dari orang yang berpiutang.

Sedangkan imam abu zakaria al- anshary dalam kitabnya fathul

wahab mendefinisikan rahn adalah menjadikan benda yang bersifat harta

benda sebagai kepercayaan dari suatu yang dapat dibayarkan dari harta

benda itu bila utang tidak dibayar. Dari beberapa pengertian rahn adalah

menahan harta salah satu milik si peminjam sebagai jaminan atas peminjam

yang diterimanya.11

Secara sederhana dapat di jelaskan bahwa rahn adalah semacam

jaminan utang atau gadai. Pengertian yang ada dalam syariah agak berbeda

dengan pengertian gadai yang ada dalam hukum positif seperti yang

tercantum Burgerlijk Wetbook (kitab undang-undang hukum perdata) adalah

suatu hak yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berhutang atau

oleh orang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada si

berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara

didahulukan dari pada orang-orang yang berpiutang lainnya, dengan

pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya-biaya mana

yang harus didahulukan (pasal 1150 KUHPerdata) yaitu gadai adalah hak

10

Muhammad dan Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2003),

hlm 14 11

Ibnu Qudamah dalam Kitab AL-Mughni

Page 22: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

yang diperoleh kreditur atas benda benda bergerak yang diserahkan padanya

oleh debitur yang memberikan (I) pengertian kekuasaan pada kreditur untuk

mengambil pelunasan dari barang dengan hak prefent. Prof. Sri Soedewi,

gadai adalah hak yang diperoleh oleh kreditur atas benda yang bergerak

untuk menjamin suatu hutang yang bertubuh. (II) objek semua benda yang

bergerak tak bertubuh surat berharga.

Selain berbeda dengan KUHPerdata, pengertian gadai menurut syariat

islam juga berbeda dengan pengertian gadai menurut ketentuan hukum adat

yang mana dalam ketentuan hukum adat pengertian gadai yaitu

menyerahkan tanah untuk menerima pembayaran sejumlah uang secara

tunai, dengan ketentuan si penjual (penggadai) tetap berhak atas

pengembalian tanahnya dengan jalan menebusnya kembali.12

b. Dasar Hukum Rahn

Dasar hukum yang menjadi landasan Rahn adalah ayat-ayat Al-

qur‟an, hadist Nabi Muhammad Saw,ijma‟ ulama, dan fatwa MUI.13

Hal

dimaksud diungkapkan sebagai berikut:

1) Al-Qur‟an

yang digunakan sebagai dasar dalam membangun konsep gadai

adalah sebagi berikut:

12

Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika,2008), hlm 8 13

Adiwarman Aswar Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta,2000).

Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: Pustaka Agung Harapan,

2001)

Page 23: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

ي أ ئ ف ت ض ب ق ي ا س ف ا ب ات ا ك د ج ى ت ن س ف س ه ى ع ت ك إ ى ك ض ع ب

ي ة د ا ا انش ت ك ت ا ن ب ز ه ن تق ا ن ت ا ي أ ت ؤ ا انر د ؤ ه ف ا ض ع ب

ى ه ع ه ع ت ا ب ه ن ا ب ه ق ى ث آ ئ ف ا ت ك

Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuammalah tidak secara

tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka

hendaklah ada seorang tanggungan yang dipegang (oleh yang

berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai

sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu

menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia berkata

kepada allah dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan,

maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan

allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.14

2) Hadis Nabi Muhammad Saw.

Dasar hukum yang kedua untuk dijadikan rujukan adalah Nabi

Muhammad Saw yang antara lain diungkapkan sebagai berikut:

إل أجل ورهنه عأ در من حدد هىد ه وسلم اشتري طعاما من أن النب صل لله عل

Artinya: “Sesungguhnya, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam membeli

bahan makanan dari seorang yahudi dengan cara berutang, dan

beliau menggadaikan baju besinya.”15

Didalam buku Ahmad bin Ali Hajar al-Aqanlaniy. Bulugh al-

Maram, Dari al-Fikr,t.th. Tentang Barangsiapa memberi pinjaman,

hendaklah meminjamkan pada takran yang diketahui, dan hingga tempo

yang diketahui.

ى ت د سهى ان صه الله عه ا قال: قدو انب الله ع عباس زض اب از ع ف اث سهف

و م يعه ك س فهسهف ف ت أسهف ف فقال: "ي انست ".انست

14

QS. Al-Baqarah (2): 283 15

Al- Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Ensiklopedia Hadist: Shahih Al-

Bukhari I, Terjemahan Masyhar dan Muhammad Suhadi, (Jakarta: Almahira Cetakan I, 2011),

hlm 460

Page 24: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Artinya:“ Bersumber dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata, “Nabi saw. Datang di

Madinah dan penduduknya sudah biasa meberi pinjaman berupa

buah buahan dalam jangka waktu setahun atau dua tahun.

Kemudian beliau bersabda, „Barang siapa yang memberi

pinjaman berupa buah buahan, hendaklah ia memberi dalam

takaran, timbangan dan waktu tertentu.”16

3) Ijma‟ Ulama

Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai. Hal

dimaksud, berdasarkan kisah Nabi Muhammad Saw, yang menggadaikan

baju besinya untuk mendapatkan mendapatkan makanan dari seorang

Yahudi.

Para ulama juga mengambil indikasi dari contoh Nabi Muhammad

Saw tersebut, ketika beliau beralih dari yang biasanya bertransaksi

kepada para sahabat yang kaya kepada seseorang Yahudi, bahwa hal itu

tidak lebih sebagai sikap Nabi Muhammad Saw, yang tidak mau

memberatkan para sahabat yang biasanya enggan mengambil ganti

ataupun harga yang diberikan oleh Nabi Muhammad Saw, kepada

mereka.17

c. Rukun Rahn

Dalam Fiqh Empat Mazhab (al Fiqh „ala al-Madzahib al-arba‟ah)

dinyatakan bahwa rukun gadai adalah sebagai berikut:

1) Aqid (orang yang berakad)

Aqid adalah orang yang melakukan akad yang meliputi dua

arah, yaitu Rahin (orang yang menggadaikan barangnya), dan

16

Asqalani, Syihab Al-Din Ahmad Bin Hajar Al-Tahdzib Al-Tahdzib, (Beirut: Dar Al- Fikr,

1995), hlm 854

17 Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah... hlm 10

Page 25: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

murtahin (orang yang berpiutang dan menerima barang gadai) atau

penerima gadai. Hal dimaksud didasari oleh sighat, yaitu ucapan

berupa ijab qabul (serah terima antara penggadai dengan penerima

gadai).

Untuk melaksanakan akad rahn yang memenuhi kriteria syariat

Islam, sehingga akad yang dibuat oleh dua pihak atau lebih harus

memenuhi beberapa rukun dan syarat.

2) Ma‟qud „alaih (Barang yang Diakadkan)

Ma‟qud „alaih meliputi 2 (dua) hal, yaitu Marhun (barang yang

digadaikan), dan Marhun bihi (utang yang karenanya diadakan akad

rahn).18

d. Syarat Rahn

1) Sighat

Makna sighat adalah ungkapan ijab dan qabul atau serah terima

objek yang akan digadaikan. Syarat sighat tidak boleh terikat dengan

syarat tertentu dan waktu yang akan datang. Misalnya, orang yang

menggadaikan hartanya mempersyaratkan tenggang waktu utang habis

dan utang belum terbayar, sehingga pihak penggadai dapat

diperpanjang satu bulan tenggang waktunya. Kecuali jika syarat itu

mendukung kelancaran akad maka diperbolehkan.

Sebagai contoh, pihak penerima gadai meminta supaya akad itu

disaksikan oleh dua orang saksi.

18

Ibid, hlm 13

Page 26: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

a) Pihak-pihak yang Berakad Cakap Menurut Hukum.

Pihak-pihak yang dimaksud disini adalah rahin dan marhun

cakap melakukan perbuatan hukum, yang ditandai dengan aqil baligh,

berakal sehat, dan mampu melakukan akad. Ulama Syafi‟iyah

menyatakan ukuran yang dipakai bila seseorang telah dapat

melakukan jual beli yaitu berakal dan mumayyiz, tetapi tidak

disyaratkan harus baligh, dengan kondisi ini maka anak kecil yang

sudah mumayyiz dan orang yang bodoh boleh melakukan rahn atas

izin walinya.19

b) Marhun Bih (Utang)

Marhun bih adalah hak yang diberikan ketika transaksi rahn

terjadi. Hak ini tidak berpindah secara permanen melainkan sifatnya

sementara yatu hanya bertahan sampai utang tersebut dilunasi dan

barang jaminan kembali kepada peminjam (pemiliknya).

Berkaitan dengan marhun ini, ulama Hanafiyah mengelaborasi

beberapa syarat yang diperlukan antara lain:

Dapat diserahkan kepada orang yang memerlukan baik berupa uang

maupun berupa benda. Barang tersebut bermakna harus berada

dalam kekuasaan orang yang memberi jaminan. Tujuannya untuk

membedakan dengan bentuk dari jaminan lain dalam Islam seperti

kafalah maupun dhaman.

19

Ibid, hlm 14

Page 27: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

a) Dimungkinkan untuk dapat dan segera dibayarkan kepada yang

membutuhkan, sekiranya tidak dapat dilakukan maka hal tersebut

menyebabkan rahn tidak sah, karena sifat rahn adalah bantuan

segera yang diberikan kepada yang sangat berhajat.

b) Hak dan kewajiban terhadap marhun bih harus jelas, seperti mana

yang menjadi utang dan wajib dibayar oleh peminjam atau hak apa

saja yang ia dapat dari bentuk perjanjian tersebut. Apakah bentuk

pembayarannya atau hak menggunakannya untuk berapa lama dan

sebagainya.20

Sedangkan ulama Hanabilah dan Syafi‟iyah menyebutkan

persyaratan marhun bih antara lain: berupa utang yang tetap dan dapat

dimanfaatkan, ketentuan utang harus jelas dan pasti pada waktu akad

berlangsung, serta bentuk utang tersebut harus jelas dan dimengerti

oleh para pihak.

2) Marhun

Marhun adalah harta yang dipegang oleh murtahin (penerima

gadai) atau wakilnya sebagai jaminan utang. Para ulama menyepakati

bahwa syarat yang berlaku pada barang gadai adalah syarat yang

berlaku pada barang yang dapat diperjual belikan, yang ketentuannya

adalah:

Agunan itu harus bernilai dan dapat dimanfaatkan menurut

ketentuan syariat Islam; sebaliknya agunan yang tidak bernilai dan

20

Ibid, hlm 15

Page 28: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

tidak dapat dimanfaatkan menurut syariat Islam maka tidak dapat

dijadikan agunan.

a) Agunan harus dapat dijual dan nilainya seimbang dengan besarnya

utang.

b) Agunan harus jelas dan tertentu (harus dapat ditentukan secara

spesifik).

c) Agunan itu milik sah debitur.

d) Agunan itu tidak terikat dengan hak orang lain (bukan milik orang

lain, baik sebagian maupun seluruhnya). Agunan dimaksud,

berbeda dengan agunan dalam praktik perbankan konvensional,

agunan kredit boleh milik orang lain, baik sebagian maupun

seluruhnya.

Hal tersebut adalah sejalan dengan ketentuan KUHPerdata yang

membolehkan hal demikian. Dalam hal debitur mengendaki agar

barang pihak ketiga yang menjadi agunan, seharusnya ditempuh

dengan menggunakan prinsip kafalah.

e) Agunan itu harus harta yang utuh, tidak berada di beberapa tempat.

Lain halnya dalam praktik perbankan konvensional, agunan kredit

boleh berupa tagihan (yang dibuktikan dengan surat utang atau

bukti lainnya). Demikian pula boleh dijadikan agunan kredit

barang-barang yang bertebaran di berbagai lokasi tersebut sejalan

dengan ketentuan KUHPerdata yang membolehkan hal itu.

Page 29: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

f) Agunan itu dapat diserahkan kepada pihak lain, bak materinya

maupun manfaatnya.21

2) Konsep Murabahah

a. Pengertian Murabahah

Secara bahasa, murabahah berasal dari kata ribh yang bermakna

tumbuh dan berkembang dalam perniagaan. Dalam istilah syariah,

konsep murabahah terdapat berbagai formulasi pengertian yang berbeda-

beda menurut pendapat para ulama (ahli).

Diantaranya menurut Utsmani, pengertian murabahah adalah salah

satu bentuk jual beli yang mengharuskan penjual memberikan informasi

kepada pembeli tentang biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

mendapatkan komoditas (harga pokok pembelian) dan tambahan profit

yang ditetapkan dalam bentuk harga jual nantinya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Al-Kasani, pengertian murabahah

adalah mencerminkan transaksi jual beli : harga jual merupakan

akumulasi dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk mendatangkan

objek transaksi atau harga pokok pembelian dengan tambahan

keuntungan tertentu yang diinginkan penjual (margin), harga beli dan

jumlah keuntungan yang diinginkan diketahui oleh pembeli. Artinya

pembeli diberitahu berapa harga belinya dan tambahan keuntungan yang

diinginkan.

b. Landasan Hukum Jual Beli Murabahah

21

Muhammad dan Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah...hlm, 20

Page 30: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

1) Al-Qur‟an

Artinya:“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu”.22

Artinya:” orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat

berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan

syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka

yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan

riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai

kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari

mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya

dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)

kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka

orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal

di dalamnya”.23

c. Rukun Murabahah

22

QS. An-Nissa (4):29 23

Al-Baqarah (2):275

Page 31: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi

ada beberapa, yaitu:

1) Pelaku akad, yaitu ba‟i (pejual) adalah pihak yang memiliki barang

untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memrlukan

dan akan membeli barang.

2) Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga).

3) Shighah, yaitu ijab dan qabul.

d. Syarat- syarat Murabahah

Beberapa syarat pokok murabahah menurut ustmani (1999), antara

lain sebagai berikut:

1) Murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli ketika penjual seara

eksplisit menyatakan biaya perolehan barang yang akan dijualnya dan

menjual kepada orang lain dengan menambahkan tingkat keuntungan

yang diinginkan.

2) Tingkat keuntungan dalam murabahah dapat ditentukan berdasarkan

kesepakatan bersama dalam bentuk lumpsum atau persentase tertentu

dari biaya.

3) biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh barang,

seperti biaya pengiriman, pajak, dan sebagainya dimasukkan kedalam

biaya perolehan untuk menemukan harga agregat dan margin

keuntungan didasarkan pada harga agregat ini.

4) Murabahah dikatakan sah hanya ketika biaya-biaya perolehan barang

dapat ditentukan secara pasti. Jika biaya-biaya tidak dapat dipastikan,

barang/komoditas tersebut tidak dapat dijual dengan prinsip

murabahah.

e. Macam-macam Murabahah

1) Murabahah Sederhana Murabahah sederhana adalah bentuk akad

murabahah ketika penjual memasarkan barangnya kepada pembeli

dengan harga sesuai harga perolehan ditambah marjin keuntungan

yang di inginkan.

Page 32: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

2) Murabahah kepada pemesan Bentuk murabahah ini melibatkan tiga

pihak, yaitu pemesan, pembeli dan penjual. Bentukmurabahah ini juga

melibatkan pembeli sebagai perantara karena keahliannya atau karena

kebutuhan pemesan akan pembiayaan. Bentuk murabahah inilah yang

diterapkan perbankan syariah dalam pembiayaan.

f. Sumber Hukum Fiqh Muammalah

1) Al-Qur‟an

Perkataan Al-Qur‟an berasal dari kata kerja qaraa yang artinya

dia telah membaca. Kata kerja ini menjadi kata benda quran, yang

secara harfiah berati bacaan atau sesuatu yang harus dibaca atau

dipelajari. Makna perkataan itu sangat erat hubungannya dengan arti

ayat Al-Qur‟an yang pertama diturunkan di Gua Hira‟ yang dimulai

dengan perkataan iqra’ artinya bacalah. Membaca adalah salah satu

usaha untuk menambah ilmu pengetahuan dan memahami pesan-

pesan hukum didalamnya.

Selanjutnya, para ulam mendefinisikan Al-Qur‟an adalah kalam

allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dalam bahasa

arab dengan perantara malaikat jibril, sebagai argumentasi beliau

dalam mendakwahkan kerasulannya dan sebagai pedoman hidup bagi

manusia duniawi dan ukhrawi.

Dari sumbernya, Al-Qur‟an di kategorikan sebagai sumber

qath’iy al-wurud, yakni kepastian adanya allah, tanpa keraguan

sedikitpun dan untuk segi kandungannya, ayat Al-Qur‟an dalam qath’i

Page 33: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

al-dilalah (makna yang pasti tanpa perlu penafsiran) dan dzanny al-

dilalahi (makna relatif yang membutuhkan penafsiran) yang

memerlukan interprestasi dalam berbagai sudut ijtihad.24

2) Sunnah Nabi Muhammad Saw

Sunnah dalam bahasa Arab artinya tradisi, kebiasaan, adat

istiadat. Dalam terminologi islam, sunnah berarti perbuatan, perkataan

dan keizinan Nabi Saw. Menurut rumusan ulama Ushul Fiqh, sunnah

membawa arti segala yang dipindahkan dari Nabi Saw, berupa

perkataan, perbuatan ataupun taqrir yang mempunyai kaitan dengan

hukum. Jadi, sunnah pada intinya adalah ajaran-ajaran Nabi Saw, yang

disampaikan lewat ucapannya, tindakannya, atau persetujuannya.25

3) Ijma‟

Ijma‟ secara etimologi berati kesepakatan atau ketetapan hati

untuk melakukan sesuatu. Menurut ahli hukum islam ijma‟ adalah

kesepakatan para mujtahid sesudah zaman Nabi Saw, mengenai

hukum sauatu kasus tertentu. Secara umum dikatakan bahwa

kesapakatan komunitas dijamin kebenarannya dan mehirkan

keyakinan yang pastimeskipun sebuah konsesus tentang persoalan

tertentu diperoleh dari hadis ahad.

Para mujtahid dalam melakukan konsesus hanya memutuskan

bagian mana dari wahyu yang dapat diterima dan mana yang tidak

dapat diterima. Para ahli Fiqh ada yang menganggap bahwa ijma;

24

M. Hasbi Ummar, Filsafat Fiqh Muamalat Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004),

hlm 29 25

Ibid, hlm 30

Page 34: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

bersifat mengikat, wajib diamalkan, dan tidak boleh ada kajian ulang

dalam meniali hukum yang telah diputuskan oleh genarasi berikutnya.

Pendapat lainnya bahwa ijma‟ adalah kesepakatan umat, bukan

hanya kesepakatan mujtahid saja. Ijma‟ yang bersifat pasti dan

mengikat, menurut sebagian ahli hukum dari mazhab syafi‟i adalah

jika semua mujtadid bekerja sama secara aktif dalam membangun

sebuah konsesus dan melalui sanad yang mutawatir. Tetapi, jika hanya

sebagian dari mereka menyuarakan secara terbuka kesepakatan

mereka atas sebuah persoalan, sementara yang lain hanya bersikap

diam saja atau sanad bersifat ahad, maka konsesus seperti ini hanya

mencapai ketetapan hukum zhanni dan tidak dapat dianggap

mengingat.26

4) Qiyas

Qiyas disebut juga dengan analogi yang secara bahasa berati

mengukur sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk diketahui adanya

persamaan antara keduanya. Menurut istilah Ushul Fiqh adalah

penghubungan atau penyamaan hukum sesuatu yang tidak ada

ketentuan hukumnya dengan sesuatu yang hukumnya kerena adanya

kesamaan antara keduanya.

Peranan qiyas dalam sejarah hukum syara‟ sangat penting

karena kesalihannya di dukung oleh sejumlah dalil Al-Qur‟an dan

Sunnah. Lebih dari pada itu qiyas adalah satu metodologi hukum

26

Ibid, hlm 31

Page 35: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

syara‟ yang dikembangkan sedemikian rupa sehingga ia menjadi satu

dalil penting dalam memberi jawaban hukum kepada berbagai

persoalan hidup yang semakin berkembang dan rumit. Karena itulah

hukum-hukum yang berdasrkan qiyas ini lebih banyak pada hukum-

hukum yang ditegaskan secara langsung oleh nas Al-Qur‟an, As-

sunnah dan Ijma‟.27

5) Istihsan

Dilihat dari segi kebahasaan, istisan berati mengikuti sesuatu

yang menurut analisis nalar adalah baik sama ada fisik maupun nilai.

Kata ini kemudian digunakan sebagai suatu tecnishe term yang

membentuk pengertian baru yang menggambarkan suatu konsep

penalaran dalam rangka penggunaan rasio secara lebih luas untuk

menggali dan menemukan hukum suatu kejadian yang tidak

ditetapkan hukumnya dari pada sumber syariat yang tersurat atau

sumber hukum yang dipersamakan dengan itu.

Secara khusus, istihsan bermakna berpaling dari satu hasil qiyas

pada hasil qiyas lain yang lebih kuat, atau dengan kata lain,

mentakhsis qiyas dengan hasil qiyas lain yang lebih kuat. Jadi dapat

dikatakan bahwa istihsan berada dalam ruang lingkup kajian qiyas.

Hanya saja analogi istihsan tidak terikat pada ketaatan analogi qiyas

27

Ibid, hlm 32

Page 36: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

karena dimungkinkan adanya qiyas alternatif yang terlepas dari pada

elemen „illat, atas pertimbangan suatu alasan yang lebih kuat. 28

Dengan kata lain, lingkup kajian istihsan lebih luas dan

menyeluruh dengan melihat berbagai „illat atau dengan

menginventariskan „illat sebanyak-banyaknya,serta mengembangkan

alternatif asal yang bervariasi, sehingga dapat mengemukakan

berbagai pilihan hukum untuk mengkaji lebih lanjut mana

diantarannya yang lebih kuat, dengan melihat pada kepentingan

sosiologi. Pilihan-pilihan yang kuat relevansinya dengan keperluan

sosial yang berdasarkan kepada kemaslahatan hidup masyarakat, akan

dipilih oleh mujtahidnya itu.29

6) Maslahat al-Murshalat

Maslahah secara harfiah berati manfaat dan mursalah berati

netral. Konteks kajian ilmu Ushul Fiqh, kata tersebut menjadi sebuah

istilah teknikal, yang bermakna berbagai manfaat yang di maksudkan

syar‟i dalam penetapan hukum bagi hamba-hambanya yang mencakup

tujuan memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta kekayuaan,

serta mencegah hal-hal yang dapat mengakibatkan luputnya seseorang

dari kelima kepentingan tersebut.

Dalil Maslahah al-Murshalah dalam kajian hukum dimulai

dengan perumusan kaidah-kaidahnya yang dilakukan melalui sistem

analisis induktif terhadap dalil-dalil hukum suatu perbuatan yang

28

Ibid, hlm 35 29

Ibid, hlm 35

Page 37: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

berbeda satu sama lain namun memperlihatkan substansi ajaran yang

sama. Kesamaan pada dimensi substansinya itulah yang dijadikan

premis-premis dalam perumusan kesimpulan induktifnya, sehingga

dapat dirumuskan menjadi kaidah-kaidah maslahah al-murshalah yag

merupakan kaidan kulli. Kaidah-kaidah tersebut selanjutnya dijadikan

sebagai hukum asal untuk melihat kedudukan furu’ yang dihadapi

para mujtahid. 30

7) Al- Zari‟ah

Secara etimologi berarti jalan yang menghubungkan sesuatu

pada sesuatu yang lain. Sedangkan secara terminologi berarti sesuatu

yang akan membawa kepada perbuatan-perbuatan terlarang dan

menimbulkan mafsadah, atau yang akan membawa kepada perbuatan-

perbuatan yang baik dan menimbulkan maslahah.31

Dari definisi diatas dapat ditegaskan bahwa al-zari‟ah itu

terbagi kepada dua bentuk, yaitu pertama sesuatu yang akan

membawa kepada perbuatan terlarang dan mafsadah, dan kedua

sesuatu yang akan membawa kepada perbuatan baik dan menimbulkan

maslahah. Termasuk dalam al-zari‟ah jenis pertama peluang yang

membawa kepada perbuatan buruk dan menimbulkan mafsadah, maka

dalam hal ini harus ditutup. Proses inilah yang disebut dengan sadd al-

zari‟ah, yakni penutupan yuridis (hukum) terhadap perbuatan-

30

Ibid, hlm 39 31

Ibid, hlm 44

Page 38: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

perbuatan yang pada awalnya boleh kemudian dihukumkan haram

atau makruh, tergantung kadar mafsadah yang akan ditimbulkannya.32

8) Istishab

Secara etimologi istishab berasal dari kata istish ha-ba dalam

sighat istif’al, yang berarti sealu menyertai. Penggunaan arti ini sesuai

dengan kaidah istishab yang berlaku dikalangan ulama ushul yang

menggunakan istishab sebagai dalil, karena mereka mengambil

sesuatu yang telah diyakini dan diamalkan di masa lalu dan secara

konsisten menyertainya untuk diamalkan sama kemasa selanjutnya.

Secara terminologi, terdapat beberapa rumusan pengertian

istishab meskipun berbeda namun secara keseluruhan dapat

disimpulkan bahwa istishab itu adalah mengukuhkan apa yang pernah

ada atau apa yang pernah berlaku secara tetap pada masa lalu, pada

prinsipnya tetap berlaku pada masa yang akan datang.

Dapat ditegaskan bahwa istishab adalah kelangsungan status

hukum suatu perkara dimasa lalu pada masa kini dan masa depan

sejauh belum ada perubahan terhadap status hukum tersebut. Istishab

ada tiga macam yaitu: pertama, kelangsungan status hukum kebolehan

umum, maksudnya adalah segala sesuatu diluar tindakan ritual ibadah,

asas umumnya adalah kebolehan umum sampai ada dalil yang

bmenunjukan lain. Kedua, kelangsungan kebebasan asli, maksudnya

adalah bahwa zimmah (tanggung jawab hukum) seseorang menurut

32

Ibid, hlm 45

Page 39: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

status hukum yang asli adalah bebas dari beban-beban dan kewajiban

hukum sampai ada bukti yang menunjukkan lain. Ketiga,

kelangsungan hukum yang sudah ada, maksudnya adalah bahwa status

hukum yang sudah ada di masa lampau terus berlaku hingga ada dalil

yang menentukan lain.33

9) Al-Urf (adat)

„Urf dalam istilah hukum islam adalah suatu hal yang diakui

keberadaannya dan diikuti oleh masyarakat serta diterima oleh akal

sehat dan menjadi kebiasaan dalam kehidupan, baik berupa perkataan

maupun perbuatan, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan

nas- nas syariah atau ijma‟

Keterkaitan antara hukum dan adat tradisi dan kebiasaan-

kebiasaan masyarakat merupakan suatu kepastian. Bahkan sebelum

kedatangan islam hubungan itu sudah terjalin dengan kuatnya.34

10) Qoul Sahabat Nabi Saw

Sahabat Nabi adalah orang yang hidup sezaman dengan Nabi

Saw, dan pernah bertemu dengan baginda walaupun sebentar. Mereka

mempunyai posisi yang agung dimata allah dan umat islam, karena

mereka telah berjuang membela islam, berinteraksi langsung dengan

Nabi Saw, dan lebih memahami Al- Qur‟an dan As-Sunnah.

Sementara itu yang dimaksud dengan Qaul sahabat Nabi adalah

pendirian seorang sahabat mengenal suatu masalah hukum ijtihadiah

33

Ibid,hlm 48 34

Ibid, hlm 49

Page 40: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

baik yang tercermin dalam fatwanya maupun dalam keputusannya

yang menyangkut masalah dimana tidak terdapat penegasan dalam Al-

Qur‟an, Hadis Nabi Saw ataupun dalam ijma‟.35

Para ulama sepakat bahwa Qaul sahabat yang dapat diterima

sebagai dalil hukum adalah Qaul sahabat yang bukan hasil pemikiran

dan ijtihadnya sendiri melainkan merupakan sesuatu yang

diketahuinya dari Rosulullah Saw. Begitu pula apabila para sahabat

sepakat pendapatnya mengenal suatu masalah sehingga menjadi ijma‟

maka dapat dijadikan dalil hukum. Akan tetapi apabila Qaul sahabat

merupakan hasil ijtihad murni, maka Qaul tersebut diperselisihkan

oleh ahli hukum islam apakah dapat menjadi dalil hukum atau tidak.

g. Berakhirnya Murabahah

1) Pembatalan akad, jika terjadi pembatalan akad oleh pembeli, maka

uang muka yang dibayar tidak dapat dikembalikan.

2) Terjadinya aib pada objek barang yang akan dijual yang kejadiannya

ditangan penjual.

3) Objek hilang atau musnah, seperti emas yang akan dijual hilang dicuri

orang.

4) Tenggang waktu yang telah disepakati pada akad murabahah telah

berakhir. Baik cara pembayarannya secara sekaligus ataupun secara

angsuran.

35

Ibid, hlm 50

Page 41: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

5) Menurut jumhur ulama akad murabahah tidak berakhir (batal) apabila

salah seorang yang berakad meninggal dunia dan pembayaran belum

lunas, maka hutangnya harus dibayar oleh ahli warisnya.36

F. Tinjauan Pustaka

Sejauh ini informasi yang penulis ketahui ada beberapa penelitian skripsi

yang membahas tentang investasi murabahah logam mulia atau produk

pegadaian syariah pembiayaan emas batang mulia yaitu :

Skripsi Arma Safitri,2011. Program Studi Muammalat Fakultas Hukum

Dan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

berjudul tentang “Pengaruh Penjualan Logam Mulia Terhadap Peningkatan

Pendapatan Pegadaian Syariah” yang membahas tentang pengaruh penjualan

produk logam mulia dalam meningkatkan pendapatan pegadaian syariah

cabang cinere serta menganalisis kendala yang mempengaruhi penjualan

produk logam mulia di pegadaian syariah cinere.37

Skripsi Dewi masyithoh, 2016. Program Studi Hukum Bisnis Syariah

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,

yang berjudul “Penangguhan Penyerahan Barang Dalam Pembiayaan

Murabahah Logam Mulia Di Pegadaian Syariah Jokotole Cabang Pemekasan

Perspektif Mazhab Syafi’i “ yang membahas tentang alasan pihak pegadaian

syariah jokotole cabang pemekasan menangguhkan penyerahan barang kepada

nasabah serta pendapat mazhab syafi‟i mengenai alasan penangguhan barang

36

Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: Ull Pers, 2005), hlm 97 37

Skripsi, Arma Safitri, 2011, Pengaruh Penjualan Logam Mulia Terhadap Peningkatan

Pendapatan Pegadaian Syariah, Program Studi Muammalat Fakultas Hukum Dan Syariah

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Page 42: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

yang dilakukan oleh pegadaian syariah jokotole pemekasan dalam produk

pembiayaan murabahah logam mulia.38

Skripsi Jasmawati, 2012. Program studi Hukum Bisnis Syariah Fakultas

Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim Riau, yang berjudul

“Kontribusi Produk Mulia (Murabahah Emas Logam Mulia Untuk Investasi

Abadi) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Nasabah Pada

Pegadaian Syariah Cabang H.R. Soebratas Panam” yang membahas tentang

operasional produk mulia pada pegadaian syariah cabang H.R. Soebratas

Panam serta kontribusi produk mulia dalam meningkatkan kesejahteraan

ekonomi nasabah pada pegadaian syariah cabang H.R. Soebratas Panam.39

Namun yang membedakan penelitian skripsi penulis dengan penelitian

sebelumnya adalah penulis lebih memfokuskan membahas tentang mekanisme

pada pegadaian syariah cabang jelutung kota jambi, kemudian dampak yang

ditimbulkan dari murabahah logam mulia investasi abadi tersebut dan tinjauan

hukum islam tentang akad pembiayaan emas batangan mulia di PT. Peagadaian

syariah (Persero) cabang jelutung kota jambi.

38

Skripsi Dewi masyithoh, 2016, Penangguhan Penyerahan Barang Dalam Pembiayaan

Murabahah Logam Mulia Di Pegadaian Syariah Jokotole Cabang Pemekasan Perspektif

Mazhab Syafi’i, Program Studi Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang “

39 Skripsi Jasmawati, 2012, Kontribusi Produk Mulia (Murabahah Emas Logam Mulia

Untuk Investasi Abadi) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Nasabah Pada

Pegadaian Syariah Cabang H.R. Soebratas Panam, Program studi Hukum Bisnis Syariah

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim Riau

Page 43: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

43

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian sangat penting dalam mencapai suatu tujuan termasuk

dalam penelitian dan dalam metode yang di gunakan dalam peyusunan skripsi

ini adalah:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach), yaitu

mencari data dengan melakukan penelitian langsung di lapangan. Adapun

lokasi penelitian yang akan penulis lakukan untuk memperoleh data dan

informasi adalah PT. Pegadaian Syariah (Persero) cabang Jelutung Kota Jambi.

2. Sifat Penelitian

a. Deskriptif yaitu: penelitian yang menggambarkan kaedah, subjek dan

objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada.

b. Deduktif yaitu: menguraikan masalah secara umum untuk menarik

kesimpulan secara khusus.40

3. Pendekatan Masalah

a. Pendekatan Normative adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara

mempelajari perundang-undangan, teori-teori dan konsep-konsep yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Adapun dilakuakan

pendekatan normative dengan melihat dan memilih data-data tentang

40

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali pers,2011), hlm 37

Page 44: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

investasi pembiayaan emas mulia, dalam hal ini penulis mencari dan

mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi dengan cara

mengobservasi langsung ke lokasi penelitian.41

4. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang,benda,ataupun

lembaga (organisasi). Sebagai subjek dalam penelitian observasi

langsung ke lokasi adalah pimpinan atau yang mewakili PT. Pegadaian

Syariah

b. Objek penelitian adalah sifat atau keadaan suatu benda, orang atau yang

menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Sebagai objek penelitian

adalah sistem murabahah pembiayaan emas batangan mulia.42

5. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer adalah: data yang di peroleh dari responden.

b. Data sekunder adalah: data yang di peroleh dari dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan penelitian.43

6. Teknik pengumpulan data

Adapun teknik yang dikumpulkan dalam pengumpulan data yaitu:

a. Wawancara, adalah pembuktian terhadap informasi atau ketererangan

yang diperoleh sebelumnya. Wawancara yang dilakukan dengan

mengadakan tanya jawab langsung kepada pengelola dan nasabah sistem

41

Saifuddin, Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm 46 42

Ibid, hlm 52 43

Moleong, J. Lexy, Metode Penelitian Kulaitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),

hlm 20

Page 45: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

murabahah emas batangan mulia di PT. Pegadaian Syariah Cabang

Jelutung Kota jambi

b. Observasi, adalah informasi yang diperoleh dari ruang (tempat) yang

meliputi pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa,

waktu dan perasaan. Penulis melakukan pengamatan terhadap kejadian-

kejadian yang berhubungan dengan masalah itu.

c. Dokumentasi, adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan

penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan pemberian atau

pengumpulan bukti dan keterangan (seperti gambar, kutipan, guntingan

koran, dan bahan referensi lain.44

B. Sistematika Penulisan

Rangkaian sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab. Masing-masing

bab diperinci lagi dengan beberapa sub bab yang saling berhubungan antara

satu sama lainya. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

kerangaka teori, dan tinjauan pustaka.

BAB II : Pada bab ini untuk memberikan landasan pada bab berikutnya yang

akan dibahas tentang gambaran tentang sistem investasi pembiayaan emas

mulia pada pegadaian syariah dalam bab empat. Dalam bab ini penulis

membahas pengertian investasi.

44

Koentjaningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta, Indonesia: PT.

Gramedia: 2008), hlm 17

Page 46: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

BAB III : Gambaran umum lokasi penelitian yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti adalah langsung observasi di PT. Pegadaian Syariah Cabang

Jelutung Kota Jambi.

BAB IV : Laporan temuan penelitian yang akan membahas isi dari

permasalahan yang diteliti di PT. Pegadaian Syariah cabang jelutung kota

jambi

BAB V : Membahas yang mana didalamnya mencakup kesimpulan dari hasil

peneliti, dan juga saran.

Page 47: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

47

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Pegadaian Syariah yang terletak di Jalan Hayam Wuruk No.17

Kecamatan Jelutung Kota Jambi merupakan kantor cabang Pegadaian di Kota

Jambi yang berdiri pada tahun 2010 yang sebelumnya kantor cabang terbesar

Kanwil II terletak di Sumatera Barat yang telah berdiri pada tahun 2007 yang

meliputi wilayah Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu

lampung dan Sumatera Selatan.

Majunya kantor cabang di Kota Jambi juga disebabkan lokasi yang lebih

nyaman dan mudah dikunjungi karena lokasinya yang strategis, kantor cabang

Pegadaian Syariah di Jalan Hayam Wuruk ini menjadi kantor terbesar di Kota

Jambi yang telah memiliki kantor unit di beberapa Kecamatan di Kota Jambi

dimana hal ini berdampak positif bagi kemajuan pertumbuhan Pegadaian

Syariah di Kota Jambi.

Keberadaan Pegadaian Syariah pada awalnya didorong oleh

perkembangan dan keberhasilan lembaga-lembaga keuangan syariah. Di

samping itu, juga di landasi oleh kebutuhan masyarakat indonesia terhadap

hadirnya sebuah pegadaian yang menerapkan prinsip-prinsip syariah45

45

Wawancara, Ayu Wulandani, Pegawai Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi, 2

April 2019

Page 48: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

B. Legalitas dan Latar Belakang Pendirian Pegadaian Syariah Cabang

Jelutung Kota Jambi

Landasan dibukanya layanan gadai syariah pada Perum Pegadaian

Syariah secara umum didasarkan PP No.103 tahun 2003 tahun 2000 Bagian ke

3 butir b tentang maksud dan tujuan Perum Pegadaian yang berbunyi :

“maksud dan tujuan adalah menghidarkan masyarakat dari gadai gelap, praktik

riba dan pinjaman tidak wajar lainnya”

Sedangkan landasan syariah berdasarkan pada:

1. Al-Qur‟an

ي أ ئ ف ت ض ب ق ي ا س ا ف ب ت ا ا ك د ج ى ت ن س ف س ه ى ع ت ك إ

ت ؤ ا د انر ؤ ه ا ف ض ع ى ب ك ض ع ا ب ت ك ت ا ن ب ز تق انه ن ت ا ي أ

ى ه ع ه ع ت ا ب انه ب ه ى ق ث آ ئ ا ف ت ك ي ة اد انش

Artinya:” Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara

tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka

hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang

berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai

sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu

menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa

kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)

menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang

menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang

berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan.46

2. Hadis riwayat Aisyah RA., Beliau berkata:

ز طعايا د سهى ي عه صه انه عائشت قانت اشتس زسل انه ع

حدد دزعا ي

46

QS. Al-Baqarah (2):283

Page 49: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Artinya:“ Rasulullah SAW. pernah membeli makanan dari seorang Yahudi

dengan cara menangguhkan pembayarannya, lalu beliau

menyerahkan baju besi beliau sebagai jaminan”.47

3. Fatwa Dewan Syariah Nasional

Landasan Hukum Syariah dalam mengeluarkan produk Pegadaian

Syariah juga berdasarkan pada Fatwa DSN/No. 25/DSN-MUI/III/2002,

tanggal 26 Juni 2002 yang menyatakan bahwa pinjaman dengan

mengendalikan barang sebangai jaminan hutang dalam bentuk Rahn di

bolehkan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Murtahin (Penerima Barang) mempunyai hak untuk menahan Marhun

(Barang) sampai semua hutang Rahn dilunasi.

b. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin, pada prinsipnya

Marhun tidak boleh tidak boleh dimanfaaatkan oleh Murtahin kecuali

seizin Rahin, dengan tidak mengurangi nilai Marhun dan

pemanfaatannya itu sekedar penngganti biaya pemeliharaan

perawatannya.

c. Pemeliharaan dan penyimpanan Marhun pada dasarnya menjadi

kewajiban Rahin, namun dapat dilakukan juga oleh Murtahin, sedangkan

biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban Rahin.

d. Besar biaya administrasi dan penyimpan Marhun tidak boleh ditentukan

berdasarkan jumlah pinjaman.

e. Penjualan Marhun: apabila jatuh tempo, Murtahin harus mengingatkan

Rahin untuk segera melunasi hutangnya, apabila Rahin tetap ntidak dapat

47

Al- Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Ensiklopedia Hadist...hlm 460

Page 50: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

melunasi hutangnya, maka Marhun dijual paksa (Eksekusi), hasil

penjualan Marhun digunakan untuk melunasi hutang, biaya pemeliharaan

dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan, kelebihan

hasil penjualan menjadi milik Rahin dan kekurangannya menjadi

tanggung jawab Rahin.48

Layanan Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi Mulai dibuka

pada tahun 2010 ini beralamat di Jalan Hayam Wuruj No.17 Kecamatan

Jelutung Kota Jambi. Berdirinya Layanan Gadai ini di latar belakangi oleh:

1. Mayoritas masyarakat Jambi yang Muslim

2. Untuk mencegah praktik ijon, renternir dan pinjaman tidak wajar lainnya

3. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jambi

4. Untuk mendukung program Pemerintah di Bidang Ekonomi dan

Pembangunan Nasional

5. Kebutuhan masyarakat akan prinsip Syariah

Dismaping faktor-faktor tersebut diatas juga terdapat faktor Internal

dimana layanan Gadai Syariah ini mengembangkan Pegadaian Syariah dengan

bekerja sama dengan Bank Muammalah Indonesia sehingga terbentuknya

layanan Gadai Syariah.49

C. Visi dan Misi PT. Pegadaian Syariah

1. Visi PT. Pegadaian Syariah

a. Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan

Sebagai Agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat.

48

Website Pegadaian, www.pegadaian.co.id, 02 April 2019,15.50 49

Wawancara, Ayu Wulandani, Pegawai Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Page 51: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

b. Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu

menjadi Market Leader dan Micro berbasis Fudisia selalu menjadi

yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah.

2. Misi PT. Pegadaian Syariah

a. Memberikan manfaat dan keuntungan optimal bagi seluruh pemangku

kepentingan dengan mengembangkan bisnis inti.

b. Membangun bisnis yang lebih beragam dengan mengembangkan bisnis

baru untuk menambah proposisi nilai ke nasabah dan pemangku

kepentingan.

c. Memberikan service excelence dengan focus nasabah melalui Bisnis

proses yang lebih sederhana dan digital, Teknologi informasi yang

handal dan mutakhir, Praktek manajemen risiko yang kokoh, SDM yang

profesional berbudaya kinerja baik.

d. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah,aman, dan selalu

pemberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah

atau mendorong perekonomian masyarakat.

e. Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka

Optimalisasi sumber daya masyarakat.50

D. Struktur Organisasi PT. Pegadaian Syariah Cabang Jelung Kota Jambi

Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi yang terletak di Jalan

Hayam Wuruk No. 17 Jelutung Kota Jambi adalah Lembaga non-Bank (

50

Website Pegadaian, www.pegadaian.co.id, 02 April 2019,15:50

Page 52: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Pegadaian Syariah) di bawah Binaan Unit Usaha Syariah PT. Pegadaian, yang

secara struktual terpisah pengelolanya (operasional) dari unit usaha gadai

secara konvensional. Adapun struktur organisasi Pegadaian Syariah Cabang

Jelutung Kota Jambi adalah sebagai berikut:

Pimpinan Cabang yaitu Pejabat Struktual dibawah pimpinan wilayah

uyang bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan kantor cabang dan unit-

unit pelayanan yang ada dibawahnya yaitu meliputi: Perencanaan,

Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan seluruh kegiatan Operasional dan

Keamanan kantor cabang dan unit-unit pelayanan yang ada dibawahnya.

Penaksir yaitu Petugas Fungsional dibawah Pimpinan Cabang, Penaksir

bertugas menaksir Marhun untuk menentukan mutu dan nilai barang sesuai

dengan ketentuan yang berlaku dan rangka mewujudkan penetapan taksiran

dan uang pinjaman yang wajar serta citra baik perusahaan.

Pengelola yaitu Petugas Fungsional dibawah Pimpinan Cabang yang

bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan Cabang atas kelancaran dan

kebenaran pengadministrasian, penyimpanan,keamanan, dan kebersihan barang

jaminan titipan nasabah (Rahin) dan dokumen penting lainnya yang dititipkan

oleh pemilik kepadanya.

Penaksir

Asih Taryono

Pengelola

Indra Gunawan

Kasir

Budi Herman

Peng.G24

Anto Irawan

PIMPINAN CABANG

Heriyadi

Page 53: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Kasir yaitu Petugas Fungsional dibawah Pimpinan Cabang, Kasir

melakukan tugas penerimaan barang dan pembayaran serta pembukuan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan operasional

kantor cabang.

Pengelola G24 (Pengelola galeri 24) yaitu Petugas Fungsional dibawah

Pimpinan Cabang yng bertugas melakukan jual beli emas batangan atau logam

mulia.51

Adapun budaya Organisasi dalam menjalankan perusahaan dan

pelayanan kepada masyarakat PT. Pegadaian Syariah menetapkan suatu budaya

organisasi yang wajib dipublikasikan bagi seluruh Pegadaian termasuk PT.

Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi:

1) Berinisiatif, Kreatif, Produktif dan Adaptif

2) Berorientasi pada solusi bisnis

3) Taat beribadah

4) Jujur dan berpikir positif

5) Kompeten dibidang tugasnya

6) Selalu mengembangkan diri

7) Peka dan cepat tanggap

8) Empati, santun dan ramah

9) Bangga sebagai insan Pegadaian

10)Bertanggung jawab atas aset dan reputasi perusahaan52

51

Wawancara, Ayu Wulandani, Pegawai Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi 52

Wawancara, Ayu Wulandani, Pegawai Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Page 54: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

E. Produk PT. Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Adapun produk-produk yang dikeluarkan oleh PT. Pegadaian Syariah

Cabang Jelutung Kota Jambi meliputi sebagai berikut:

1. Arrum Haji

Produk yang satu ini bermanfaat untuk siapa saja yang berencana

pergi haji ke Tanah Suci tapi kekurangan biaya. Arrum Haji dapat

memberikan pinjaman kepada nasabah sebesar Rp 25 juta. Nasabah hanya

menjaminkan emas senilai Rp 7 juta atau logam mulia seberat 15 gram.

Syaratnya, nasabah menyerahkan fotokopi KTP dan memenuhi syarat

sebagai pendaftar haji. Keunggulan produk ini adalah nasabah bisa

memperoleh tabungan haji yang langsung dapat digunakan untuk

memperoleh nomor porsi haji.

2. Arrum BPKB

Mendapatkan modal untuk pengembangan usaha mikro kini semakin

mudah. Salah satunya kita bisa menggunakan layanan Arrum (Ar Rahn

untuk Usaha Mikro). Produk satu ini memudahkan nasabah mendapatkan

pinjaman uang dengan jaminan BPKB kendaraan.

Syaratnya, harus sudah memiliki usaha yang sudah berjalan selama

setahun. Sertakan juga fotokopi KTP, kartu keluarga (KK), dan BPKB

(buku pemilik kendaraan bermotor) asli. Banyak keunggulan yang bisa

didapat apabila meminjam modal usaha di Pegadaian Syariah. Kamu bisa

pilih jangka waktu pinjaman mulai dari 12, 18, 24, sampai 36 bulan.

3. Amanah

Page 55: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Layanan Amanah ini tersedia hampir di seluruh outlet Pegadaian di

seluruh Indonesia. Untuk uang muka pembelian sepeda motor, nasabah

harus membayar mulai 20 persen dari harga. Sementara, untuk pembelian

mobil 25 persen dari harga. Jangka waktu cicilan bisa dipilih mulai dari 12,

18, 24, 36, 48, hingga 60 bulan.

Proses transaksi layanan Amanah ini berprinsip syariah yang adil

sesuai fatwa Dewan Syariah Nasional No 92/DSN-MUI/IV/2014.

4. Rahn (Gadai Syariah)

Produk ini memberikan pinjaman hanya dengan waktu sekitar 15 hari.

Pinjaman bisa didapat mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 200 juta dengan

jangka waktu pinjaman maksimal empat bulan. Pinjam Uang dengan produk

layanan ini, hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan emas, BPKB,

dan barang berharga lainnya.

Untuk meminjam uang dengan cara ini, nasabah hanya perlu

membawa fotokopi KTP dan menyerahkan jaminan. Layanan ini bisa

dilakukan di seluruh outlet Pegadaian Syariah.

5. Multi Pembayaran Online

Bayar tagihan listrik, air, telepon, hingga pembelian tiket kereta api

kini bisa didilakukan lewat produk Multi Pembayaran Online (MPO).

Fasilitas ini tersedia di outlet Pegadaian Syariah seluruh Indonesia.

6. Konsinyasi Emas

Produk ini memberikan layanan jual-titip emas batangan. Nasabah

bisa membeli emas sekaligus menitipkannya untuk dikonsinyasikan di

Page 56: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Pegadaian Syariah. Nasabah akan mendapat bagian dari hasil penjualan

kalau emas yang dikonsinyasikan tersebut terjual. Dengan demikian, emas

yang kita titipkan akan lebih produktif dan bisa ngasih untung daripada

hanya disimpan aja.

Pengajuan Produk ini cukup menyerahkan fotokopi identitas diri,

seperti KTP, SIM, atau paspor, serta mengisi dokumen pengajuan

konsinyasi dan memperlihatkan bukti pembelian emas.

7. Tabungan Emas

Dengan membeli emas mulai dari Rp 6.000-an atau setara 0,01 gram,

Nasabah sudah bisa berinvestasi emas. Hanya membuka rekening tabungan

emas di outlet terdekat dan mengisi formulir pembukaan rekening dan

membayar biaya administrasi sebesar Rp 10.000 dan biaya fasilitas titipan

selama 12 bulan sebesar Rp 30.000. Lampirkan juga identitas diri seperti

KTP, SIM atau paspor.

8. Mulia

Produk Mulia Pegadaian Syariah melayani penjualan emas batangan

kepada masyarakat. Produk ini bisa digunakan sebagai alternatif pilihan

investasi buat masa depan. Emas batangan pada produk Mulia ini bisa dibeli

mulai dari 5 gram hingga 1 kilogram. Selain bisa dibeli tunai, emas

batangan juga bisa di beli secara angsuran serta secara arisan .

Page 57: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Untuk pembelian dengan cara angsuran, Pegadaian memberi pilihan

uang muka pembelian mulai dari 10 persen hingga 90 persen dari nilai

emas. Sementara jangka waktu cicilan mulai dari 3 bulan hingga 36 bulan.53

53

Website Pegadaian Syariah, www.pegadaian.co.id , 2 April 2019, 15:50

Page 58: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

58

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Sistem Murabahah Emas Batangan Mulia di PT. Pegadaian Syariah

(Persero) Cabang Jelutung Kota Jambi

Pegadaian Syariah cabang Jelutung Kota Jambi sebagai lembaga

keuangan syariah non bank yang mempunyai fungsi lembaga intermediary,

yakni perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang

kekurangan dana. Salah satu kegiatan Pegadaian Syariah cabang Jelutung Kota

Jambi dengan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan ke

dalam bentuk pembiayaan.

Hal ini PT. Pegadaian Syariah Cabang Jelutung dalam sistem murabahah

emas batangan mulia nasabah harus mengetahui beberapa hal beberapa hal

sebagai berikut:

1. Persyaratan Dalam Pengajuan Mulia

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persyaratan pengajuan

Investasi Pembiayaan Emas Batangan mulia meliputi sebagai berikut:

a. Menyerahkan fotocopy KTP/identitas resmi lainnya.

b. Mengisi formulir aplikasi Mulia.

c. Menyerahkan uang muka mulai dari 15% sampai dengan 90%

d. Menanda tangani akad mulia,54

54

Wawancara, Ayu Wulandani, Pegawai Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Page 59: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Selain itu nasabah juga harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang

diberikan oleh PT. Pegadaian Syariah cabang Kota Jambi antara lain sebagai

berikut:

1) Nasabah dapat langsung datang ke pegadaian syariah dengan maksud

untuk melakukan jual beli emas dalam pembiayaan Mulia. Kemudian

menyerahkan foto copy KTP, menyerahkan kartu keluarga dan

menyerahkan NPWP.

Mengisi formulir yang diberikan dengan beberapa kompenen yaitu

formulir pengajuan mulia, formulir persetujuan pembiayaan, formulir

bukti pembayaran uang muka, dan bukti status pemesanan, selain itu

uang muka harus di bayarkan nasabah sebesar 20% dari jumlah

pembiayaan, setelah itu nasabah dan kantor cabang pelaksana produk

mulia mengirim bukti uang muka kepada kantor cabang distribusi mulia

melalui fax.

Setelah kantor cabang distribusi menerimabukti uang muka dari

kantor cabang pelaksana produk mulia, uang muka ini langsung

ditransfer kepada PT. Antam Logam Mulia. Sekaligus menegaskan

bahwa kantor cabang distribusi mulia (Pegadaian Syariah) sebagai

perwakilan nasabah untuk membeli emas kepada PT. Antam Logam

Mulia.

Pada saat membeli atau memesan emas ke PT. Antam Logam

Mulia, Pegadaian Syariah menggunakan akad Wakalah yaitu pemberian

kuasa. Selanjutnya kantor cabang distribusi mulia mengirim formulir

Page 60: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

status pemesanan emas kepada kantor cabang pelaksanamulia melalui

fax, formulir ini sebagai bukti bahwa pihak pegadaian telah membeli

emas sesuai dengan kesepakatan nasabah.

Kemudian nasabah akan diberikan kwitansi dan buku angsuran

pembiayaan, apabila emas yang dibeli belum tersedia di Pegadaian

Syariah maka kwitansi ini akan ditahan oleh Pegadaian Syariah dan emas

diberikan apabila nasabah telah melunasi seluruh hutangnya.55

Dengan terpenuhinya berbagai persyaratan serta ditanda tanganinya

akad, maka nasabah secara tidak langsung telah menjadi pemilik emas.

Nasabah mempunyai kewajiban dalam akad murabahah yaitu:

a) Mentaati isi akad murabahah yang telah disepakati bersama

b) Membayar kembali harga barang yang telah ditentukan secara

angsuran

c) Membayar margin keuntungan sesuai batas waktu dan jumlah yang

telah ditentukan

d) Membayar uang muka atas harga barang pada saat menandatangani

akad murabahah

Setelah pengisian formulir oleh nasabah, kepala cabang Pegadaian

Syariah mempunyai wewenang untuk memberikan keputusan yaitu:

a) Keputusan untuk menolak. Dalam hal ini nasabah segera diberitahu

dan diberi alasan mengapa memberi penolakan

55

Wawancara, Ayu Wulandani, Pegawai Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Page 61: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

b) Keputusan untuk menerima. Persetujuan permohonan pembiayaan

diberikan apabila pemohon telah memenuhi persyaratan dalam

pengajuan permohonan pembiayaan. Apabila permohonan telah di

terima oleh Pegadaian Syariah maka proses berikutnya adalah

pelaksanaan penandatanganan akta akad murabahah.

Setelah itu dilaksanakannya realisasi pembiayaan. Jangka waktu

realisasi pembiayaan adalah 15 hari. Apabila sampai batas waktu

tersebut calon nasabah tidak merealisasikannya maka akad murabahah

dianggap batal karena untuk memberikan keputusan tersebut

didasarkan pada suatu kreteria dan analisis tertentu, maka sifatnya

obyektif berdasarkan kejujuran dan keadilan yang dapat

dipertanggung jawabkan. Hal ini menunjukan penerapan prinsip

kejujuran, keadilan dan prinsip tauhid dalam ekonomi syariah.

Setelah semua persyaratan nasabah sudah dilengkapi maka

Pegadaian Syariah akan memesan atau membeli emas di PT. Antam

Logam Mulia namun sebelum itu, Pengelola Unit Pegadaian Syariah

harus melakukan prosedur pemesanan emas logam mulia yang sudah

ditetapkan oleh pihak Pegadaian Syariah untuk menghindari sesuatu yang

tidak di inginkan.

Adapun prosedur yang dilakukan oleh pengelola unit/cabang harus

melakukan verifikasi data yang disampaikan oleh calon nasabah.

Verifikasi-verifikasi dalam proses ini adalah

a) Kelengkapan administrasi

Page 62: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

b) Kemampuan membayar uang muka

c) Kemampuan akan membayar angsuran Mulia

d) Motif dan tujuan menggunakan Mulia

Analisis pembiayaan dengan calon nasabah dilakukan secra

lengkap dan obyektif meliputi:

a) Karakter, evaluasi terhadap karakter calon nasabah melalui

wawancara yang memungkinkan diambilnya suatu kesimpulan bahwa

calon nasabah yang bersangkutan mempunyai integritas dan

berkesanggupan untuk membayar kembali pembiayaan yang

diterimanya serta kewajiban-kewajiban lainnya.

b) Modal, analisis ini digunakan untuki mengetahui seberapa besar

pendapatan yang akan dihasilkan oleh nasabah dan juga apakah

nasabah tersebut memiliki simpanan dilembaga keuangan lain dan

apakah memiliki penghasilan tetap untuk pembayaran angsuran

c) Kemampuan, penilaian atas setiap kemampuan setiap calon nasabah

produk mulia untuk membayar kembali pembiayaan murabahah yang

telah diterimanya serta kewajiban-kewajiban lainnya. Batas

pembiayaan untuk nasabah ditentukan berdasarkan kemampuan

nasabah untuk dapat membayar kembali

d) Kondisi, penilaian ini merupakan penilaian yang dilakukan Pegadaian

Syariah untuk melihat kondisi-kondisi yang akan menimbulkan

masalah pada pembayaran kembali dimasa yang akan datang,

sehingga proses evaluasi kelayakan usaha tidak hanya didasari post

Page 63: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

perfomance, tetapi juga evaluasi terhadap prospek kondisi yang akan

datang

e) Agunan, agunan atau jaminan yang dijadikan nasabah pada produk

mulia ini adalah emas yang dibeli tersebut

2. Akad Dalam Pembiayaan Mulia

Pada produk Pembiayaan Mulia dalam jual beli secara angsuran di

Pegadaian Syariah menggunakan Akad Murabahah, dimana akad tersebut

telah disetujui dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada saat mengisi

formulir pengajuan Pembiayaan Emas Batangan Mulia. 56

Atas Akad Murabahah pada Pembiayaan Mulia pihak Nasabah

(Rahin) sepakat untuk menyerahkan barang miliknya sebagai jaminan

hutang sampai selesai masa pelunasan yang telah disetujui oleh Nasabah

pada sebelumnya. Sebagaimana di definisikan oleh para ulama adalah

menjadikan barang berharga menurut tinjauan syariat sebagai jaminan

hutang, sekiranya pembayaran hutang atau sebagian bisa diambil dari benda

yang digadaikan tersebut.

Jaminan pelunasan hutang atas akad murabahah pada Pembiayaan

Mulia tersebut yaitu berupa objek atau emas yang dibeli secara angsuran

pada saat awal pengajuan yang mana emas teresebut tidak dapat langsung

diberikan kepada Nasabah selama masa pelunasan emas belum selesai.

Dalam masa pemeliharaan atau perawatan emas yang masih di

jadikan jaminan kepada Pegadaian Syariah tersebut Nasabah harus

56

Wawancara, Ayu Wulandani, Pegawai Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Page 64: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

membayar uang pemeliharaan dan perawatan atas emas yang dijaminkan

seperti pada Pembiayaan Rahn yaitu barang di jadikan jaminan selama masa

angsuran dan kemudian Nasabah membayar perawatan atau pemeliharaan

barang yang di jadikan jaminan selain itu Nasabah menerima uang atas

Gadai yang ia lakukan.

Adapun jangka waktu pelunasan dalam Pembiayaan Mulia ini

minimal 3 bulan dan maksimal 36 bulan dengan tanggal jatuh tempo

terhitung dimulainya dari awal akad perjanjian. Jika terjadi keterlambatan

pembayaran angsuran maka akan dikenakan denda 4 % per-30hari.

Jika nasabah belum juga membayar angsuran selama 2 bulan maka

emas yang dijadikan jaminan hutang tetap berada dibawah kekuasaan

Pegadaian Syariah untuk disimpan dan dijual jika sewaktu-waktu ada

nasabah lain yang ingin memesan atau dilakukan pelelangan.57

3. Pembiayaan Emas Secara Angsuran

Barang yang menjadi objek pada pembiayaan emas batangan secara

angsuran ini memiliki kreteria berat yang berbeda, nasabah hanya perlu

memperhitungkan emas mana yang ingin ia investasikan, selain dari pada

itu nasabah juga harus memperhitungkan berapa lama jangka pembiayaan

emas tersebut, sedangkan perusahaan bertanggung jawab dan menjamin

emas yang akan di investasikan itu terjaga perawatan serta keamanannya.

Selain itu biaya administrasi besarnya tergantung berapa berat emas

yang ingin di investasikan karna setiap berat emas memiliki golongan yang

57

Wawancara, Ayu Wulandani, Pegawai Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Page 65: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

berbeda dimana ketentuan kebijakan penetapan harga ditetapkan oleh PT.

Peagadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi.

Adapun penetapan Marhun Bih dalam delapan golongan pinjaman

diantarannya adalah sebagai berikut:

a. Golongan A, nasabah akan dimasukan golongan A apabila Pegadaian

Syariah memberikan pinjaman dengan nominal uang Rp. 20.000 sampai

Rp. 150.000

b. Golongan B, nasabah akan dimasukan golongan B apabila Pegadaian

Syariah memberikan pinjaman dengan nominal uang Rp. 151.000 sampai

dengan Rp. 500.000

c. Golongan C1, nasabah akan dimasukan golongan ini apabila Pegadaian

Syariah memberikan pinjaman dengan nominal uang Rp. 501.000 sampai

dengan Rp. 1.000.000

d. Golongan C2, nasabah akan dimasukan golongan ini apabila Pegadaian

Syariah memberikan pinjaman dengan nominal uang Rp. 1.005.000

sampai dengan Rp. 5.000.000

e. Golongan C3, nasabah akan dimasukan golongan ini apabila Pegadaian

Syariah memberikan pinjaman dengan nominal uang Rp. 5.050.000

sampai dengan Rp. 10.000.000

f. Golongan C4, nasabah akan dimasukan golongan ini apabila Pegadaian

Syariah memberikan pinjaman dengan nominal uang Rp. 10.050.000

sampai dengan Rp. 20.000.000

Page 66: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

g. Golongan D, nasabah akan dimasukan golongan ini apabila Pegadaian

Syariah memberikan pinjaman dengan nominal uang Rp. 20.100.000

sampai dengan Rp. 50.000.000

h. Golongan E, nasabah akan dimasukan golongan ini apabila Pegadaian

Syariah memberikan pinjaman dengan nominal uang Rp. 50.100.000

sampai dengan 200.000.000.58

Berikut adalah bentuk simulasi kredit emas logam mulia :

SIMULASI KREDIT EMAS LOGAM MULIA

LM Harga Uang Jangka Waktu

Dasar (Rp) Muka (Rp)

3 Bulan

(Rp)

6 Bulan

(Rp)

12 Bulan

(Rp)

18 Bulan

(Rp)

24 Bulan

(Rp)

36 Bulan

(Rp)

1 gr 653.000 97.950 290.630 107.860 57.066 40.209 31.838 23.578

2

gr 1.265.000 189.750 389.862 200.595 106.130 74.779 59.212 43.850

5 gr 3.166.000 467.400 934.975 481.070 254.523 179.337 142.003 105.163

10

gr 6.158.000 923.700 1.830.834 942.015 498.398 351.171 278.064 205.926

25 gr 15.280.000 2.292.000 4.517.232 2.324.241 1.229.701 866.448 686.070 508.084

50

gr 30.560.000 4.584.000 9.017.141 4.639.568 2.454.686 1.729.572 1.369.510 1.014.219

100 gr 61.020.000 9.153.000 17.987.510 9.255.071 4.896.638 3.450.137 2.731.916 2.023.177

250

gr

154.000.000 23.100.000 45.369.810 23.244.020 12..350.786 8.702.355 6.890.698 5.103.048

500

gr

304.600.000 45.690.000 89.721.008 46.163.936 24.424.244 17.209.331 13.626.691 10.091.527

1

kg 0 - 17.323 8.913 4.716 3.323 2.631 1.948

Adapun komponen-komponen yang terkait Pembiayaan Produk Mulia

sebagai berikut:

a. Harga. Dalam hal ini harga yang dimaksud adalah harga perolehan dari

emas batangan yang akan dibeli. Pada prinsipnya, ketika melakukan

58

Skripsi, Haryati, 2016, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Murabahah di Pegadaian

Syariah Lampung , Program Studi Muammalah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri

Raden Intan

Page 67: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

pembiayaan secara angsuran, pihak Pegadaian Syariah langsung

membelikan emas batangan di pemasok. Dimana pihak Pegadaian Syariah

akan menutup kekurangan dana terlebih dahulu dan menyimpan emas yang

mereka beli, emas tersebut akan diserahkan oleh nasabah setelah pelunasan.

b. Margin merupakan keuntungan yang akan diperoleh oleh pihak Pegadaian

Syariah. Semakin besar (gram) emas yang dibeli maka keuntungan

Pegadaian Syariah akan semakin meningkat, namun lain halnya apabila

nasabah mengalami telat bayar atau menunggak saat melunasi pembayaran

maka ini akan merugikan Pegadaian Syariah.

c. Biaya administrasi. Biaya ini merupakan biaya yang diminta oleh Pegadaian

Syariah untuk hal-hal yang berkaitan dengan formulir, photocopy dan lain-

lain.

d. Pembayaran awal (DP) atau uang muka. Pembayaran ini menunjukan

kesungguhan dari nasabah yang ingin membeli emas.

e. Agunan. Agunan adalah sejumlah dana yang harus dibayarkan nasabah

secara rutin tiap bulan untuk melakukan usaha pelunasan dari emas

batangan yang telah dibeli. Angka angsuran ini diperoleh dari besarnya

biaya perolehan dikurangi dengan DP kemudian dibagi dengan jangka

waktu yang di inginkan. Jangka waktu angsuran yang dapat dipilih untuk

melakukan pembelian emas batangan secara angsuran di Pegadaian Syariah

adalah 3 sampai 36 bulan.

Sebagaimana yang telah di jelaskan diatas, maka pihak pegadaian

syariah menetapkan beberapa ketentuan-ketentuan tambahan dalam

Page 68: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

melakukan pembiayaan murabahah dengan sistem angsuran ini.

Diantaranya, pihak pegadaian syariah mensyaratkan adanya jaminan.

Jaminan atau rahn yang dikenal dalam hukum islam adalah menjadikan

barang yang mempunyai nilai harta sebagai jaminan hutang atau bisa

mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu. Adanya ketentuan tersebut

secara otomatis emas batangan mulia yang di jadikan jaminan (marhun)

untuk pelunasan sisa hutang nasabah kepada pihak pegadaian syariah.

Setelah semua hutang lunas, maka emas batangan mulia beserta

dokumen-dokumennya diserahkan kepada nasabah. 59

Ketentuan-ketentuan yang ada dalam pembiayaan emas batangan

mulia sudah disediakan oleh pihak pegadaian syariah, maka dalam

membuat kesepakatan akad nasabah lebih bersifat pasif tidak bisa

mengajukan syarat-syarat perjanjian kecuali yang sudah ditentukan oleh

pegadaian sysriah, seperti halnya ketentuan emas batangan mulia yang

merupakan objek jual beli dijadikan jaminan. Tentu saja dapat merugikan

nasabah, sebab emas batangan mulia tidak dapat langsung diserahkan

kepada nasabah. Sehingga emas batangan mulia tidak dapat langsung

dimiliki oleh nasabah sebelum lunasnya hutang atas barang tersebut.

Padahal yang dapat menjadi barang gadai (marhun) adalah setiap barang

atau harta yang dapat diperjual belikan bisa berupa barang perhiasan,

barang elektronik kendaraan dan barang-barang lain yang dianggap

bernilai dan dibutuhkan. Penyerahan benda yang diperjual belikan dalam

59

Wawancara, Ayu Wulandani, Pegawai Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Page 69: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

hukum islam merupakan kewajiban. Akad yang tidak dibarengi dengan

penyerahan objek maka akad tersebut dinilai sebagai gharar.

Melalui akad rahn nasabah menjaminkan emas batangan mulia

kepada pihak pegadaian syariah kemudian pihak pegadaian syariah

menyimpan dan merawatnya ditempat yang telah disediakan. Akibat

yang timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya-biaya yang

meliputi biaya penyimpanan, biaya perawatan, dan seluruh proses

kegiatan. Selain itu adanya biaya administasi dan biaya ekspedisi

disamping keuntungan yang dikenakan oleh pihak pegadaian syariah

sangat memberatkan nasabah. Demikian juga dengan adanya pembayaran

denda keterlambatan yang sangat memberatkan bagi nasabah, karena

nasabah tidak hanya membayar cicilan hutang murabahah akan tetapi

membayar denda yang berlipat setiap melebihi tangan yang telah

ditetapkan. 60

Menurut Zanial, dalam perjanjian murabahah emas batangan mulia,

pihak nasabah berkewajiban menyediakan barang jaminan (rahn) atas

pembiayaan logam mulia yang terjadi. Jaminan tersebut terjadi karena

adanya transaksi muammalah yang tidak tunai antara Pegadaian Syariah

dan nasabah sehingga untuk menghindari wanprestasi yang dilakukan

oleh nasabah seperti kelalaian, dan menjamin nasabah membayar

angsuran tepat waktu maka dari itu pihak pegadaian mewajibkan nasabah

untuk menjadikan emas tersebut sebagai barang jaminan atas hutangnya.

60

Wawancara, Zanial, Nasabah Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Page 70: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Sehingga nasabah tidak dapat menerima manfaat dari emas yang di

belinya secara angsuran sebelum melunasi masa angsurannya. Hal ini

terjadi karna objek dari pembiayaan murabahah logam mulia itu adalah

emas batangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan bertujuan

untuk mengindari nasabah melakukan wanprestasi. Sehingga timbulah

akan rahn dalam murabahah emas batangan mulia yang mana akad rahn

berfungsi sebagai perawatan dan pemeliharan atas emas yang di beli

secara angsuran selain itu pihak pegadaian dapat menjamin bahwa emas

tersebut dalam perawatan dan pemeliharaan yang baik sehingga pada

waktu masa pelunasan selesai emas tersebut dapat terjaga kwalitasnya.61

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Pembiayaan Emas Batangan

Mulia

Muammalah merupakan hal yang sangat dalam kehidupan manusia,

sebab dengan muammalah ini manusia dapat berhubungan satu sama lain yang

menimbulkan hak dan kewajiban, sehingga akan tercipta segala sesuatu yang di

inginkan dalam mencapai kebutuhan hidupnya. 62

Akad, dalam literatur ilmu hukum, terdapat berbagai istilah yang

sering dipakai sebagai rujukan disamping istilah Hukum Perikatan untuk

menggambarkan ketentuan hukum yang mengatur transaksi dalam masyarakat.

Dimana bentuk abstrak dari terjadinya keterikatan itu antara para pihak yang

melakukan transaksi tersebut.63

61

Wawancara, Ayu Wulandani, Pegawai Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi 62

Syafe‟i, Rachmat, Fiqh Muammalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001),hlm 105 63

Ibid, hlm 112

Page 71: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Menurut istilah Fiqh, kata multi akad merupakan terjemahan dari kata

arab yaitu Al- Uqud Al- Murakkabah yaitu berarti akad ganda (rangkap). Multi

akad itu sendiri memiliki batasan-batasan karna tidak semua multi akad

diperbolehkan menurut agama. 64

Dalam pembiayaan murabahah emas batangan mulia secara angsuran

di PT. Pegadaiam Syariah (Persero) cabang jelutung kota jambi ini melakukan

penangguhan dalam penyerahan emas batangan dan menjadikan emas sebagai

barang jaminan sampai masa pelunasan selesai sehingga dalam pembiaayan

emas batangan secara angsuran ini menerapkan dua akad yaitu akad murabahah

dan akad rahn. Akad murabahah yaitu akad jual beli barang dengan

menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati penjual dan

pembeli sehingga akad murabahah di pergunakan dengan tujuan mencari

keuntungan atau laba ketika transaksi, akad murabahah di dalam pembiayaan

emas batangan mulia ini merupakan akad pokok atau akad utama.

Sedangkan akad rahn yaitu menahan harta milik nasabah sebagai

jaminan atas hutang yang diterimanya. Dengan akad ini pihak pegadaian

syariah menahan barang yang menjadi objek transaksi emas batangan mulia.

Akad rahn ini merupakan akad tabarru‟ yaitu akad yang dipergunakan dengan

tujuan saling tolong menolong, akad rahn pada pembiayaan mulia ini sebagai

accessoir atau akad tambahan yang keberlakuannya bergantung pada perjanjian

utama.

64

Muhammad Syafii Antonie, Akad Syariah, (Bandung: Mizan Pustaka,2011), hlm 38

Page 72: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Akad dalam pembiayaan murabahah logam mulia untuk investasi

abadi yaitu akad murabahah dan akad rahn telah sesuai dengan syarat dan

rukun menurut hukum islam baik yang menyangkut para pihak, objek

perjanjian, maupun sighat (ijab dan qabul). Pensyaratan dan prosedur

pembiayaan mulia yang telah di tentukan oleh pegadaian syariah dengan

kaidah-kaidah hukum islam yaitu persyaratan sederhana, prosedurnya mudah,

akad secara tertulis, pembiayaan atau hutang dengan jaminan barang yang

sudah dibeli, tidak dipungut bunga, keuntungan margin dan isi perjanjian

disepakati oleh kedua belah pihak serta pembiayaan tidak mengandung gharar.

Pembiayaan mulia dengan akad murabahah dan akad rahn tidak termasuk

kategori dua akad dalam satu transaksi yang dilarang. Hal ini didadasarkan

dengan adanya kejelasan antara kedua belah pihak. Akad murabahah terlebih

dahulu dilakukan dan merupakan akad pokoknya kemudian disusul dengan

akad rahn. Bahwasanya yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW adalah jual

beli dengan harga yang tidak pasti. Pembiayaan mulia di perbolehkan karena

tidak mengandung riba maupun gharar serta barang jaminan sudah menjadi

milik nasabah ketika terjadinya akad murabahah.

Berdasarkan penjelasan di atas, akad dalam pembiayaan mulia yaitu

akad murabahah dan akad rahn merupakan prosedur yang telah ditentukan

sesuai batas kewajaran, dimana merupakan wujud kehati-hatian pihak

pegadaian syariah dalam mrnghadapi resiko tidak terbayar oleh nasabah,

sebagaimana dalam penetapan uang muka, penetapan keuntungan (margin),

penetapan jaminan (marhun), penetapan denda dan ketentuan lainnya, maka hal

Page 73: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

itu di perbolehkan. Meskipun dalam praktiknya nasabah tetap dirugikan karena

harus membayar hutang murabahah dan biaya penyimpanan atas barang

jaminan.

Page 74: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Secara umum Sistem Murabahah Emas Batangan Mulia di PT. Pegadaian

Syariah (Persero) Cabang Jelutung Kota Jambi menggunakan Akad

Murabahah yaitu jual beli dengan keuntungan yang disepakati kedua belah

pihak sedangkan Rahn yaitu pembiayaan yang dilakukan setelah emas telah

di beli secara angsuran dan dilakukan perawatan serta pemeliharaan karena

emas tidak dapat langsung diterima oleh nasabah. Hal ini bertujuan agar

tidak terjadinya wanprestasi dari pihak nasabah kepada PT. Pegadaian

Syariah. Persyaratan sederhana, prosedurnya mudah, akad secara tertulis,

pembiayaan atau hutang dengan jaminan barang yang sudah dibeli, tidak

dipungut bunga, keuntungan margin dan isi perjanjian disepakati oleh kedua

belah pihak serta pembiayaan tidak mengandung gharar. Nasabah hanya

membayar uang muka minimal 15% atas emas yang di beli secara angsuran,

kemudian objek akad yaitu emas logam mulia dijadikan sebagai barang

jaminan dengan jangka waktu pelunasan mulai dari 3 bulan sampai 36

bulan, kemudian nasabah harus membayar biaya-biaya yang terdapat dalam

pembiayaan emas batangan mulia seperti biaya penyimpanan, biaya

perawatan jaminan, biaya administrasi, biaya ekspedisi serta denda sebesar

4% per 30 hari apabila nasabah mengalami keterlambatan dalam

pelunasannya.

Page 75: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

2. Tinjauan Hukum Islam Terhadap sistem murabahah emas batangan mulia

yaitu dalam jual beli emas secara angsuran ini mensyaratkan penangguhan

atas barang jaminan (mahrun) oleh nasabah ke Pegadaian Syariah. Sehingga

dalam transaksi Pembiayaan Mulia Pegadaian Syariah Cabang Jelutung

Kota Jambi menerapkan dua akad perjanjian, yaitu akad murabahah dan

akad rahn. Akad yaitu akad jual beli barang dengan menyatakan harga

perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan

pembeli. Sehingga akad murabahah dipergunakan dengan tujuan untuk

mencari keuntungan atau laba ketika bertransaksi. Akad murabahah di

dalam pembiayaan Mulia ini merupakan akad pokok atau akad utama. Akad

rahn yaitu menahan harta milik nasabah sebagai jaminan atas hutang yang

diterimanya, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil

kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Dengan akad ini Pegadaian

Syariah menahan barang yang menjadi objek transaksi yaitu emas logam

mulia. Akad rahn ini merupakan akad tabarru‟ yaitu akad yang

dipergunakan utuk tujuan saling menolong tanpa mengharap imbalan

kecuali dari Allah SWT. Pensyaratan dan prosedur pembiayaan mulia yang

telah di tentukan oleh pegadaian syariah dengan kaidah-kaidah hukum islam

yaitu persyaratan sederhana, prosedurnya mudah, akad secara tertulis,

pembiayaan atau hutang dengan jaminan barang yang sudah dibeli, tidak

dipungut bunga, keuntungan margin dan isi perjanjian disepakati oleh kedua

belah pihak serta pembiayaan tidak mengandung gharar. akad murabahah

dan akad rahn merupakan prosedur yang telah ditentukan sesuai batas

Page 76: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

kewajaran, dimana merupakan wujud kehati-hatian pihak pegadaian syariah

dalam menghadapi resiko tidak terbayar oleh nasabah, sebagaimana dalam

penetapan uang muka, penetapan keuntungan (margin), penetapan jaminan

(marhun), penetapan denda dan ketentuan lainnya, maka hal itu di

perbolehkan.

B. Saran

1. Pegadaian syariah Cabang Jelutung Kota Jambi diharapkan mampu

memberikan keterangan yang jelas atas akad yang sedang di buat agar akad

tersebut tidak cacat hukum karena ada faktor yang tersembunyi atau tidak

terang pengertiannya.

2. Hukum islam itu sendiri telah menetapkan bahwa suatu akad akan dilarang

menurut agama apabila dapat menimbulkan ketidakpastian (Gharar) dan

ketidak jelasan (Jahalah), menjerumuskan kepraktik riba.

Page 77: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Al-Qur‟an dan Terjemahan, Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta:

Bumi Restu, 1976

Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia, Gadjah Mada University

Press Yogyakarta,2005

Adiwarman Aswar Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer,

Jakarta,2000). Departemen Agama RI Al-Qur‟an dan Terjemahannya,

Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2001

Al- Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Ensiklopedia Hadist: Shahih

Al- Bukhari I, Terjemahan Masyhar dan Muhammad Suhadi, Jakarta:

Almahira Cetakan I, 2011

Asqalani, Syihab Al-Din Ahmad Bin Hajar Al-Tahdzib Al-Tahdzib, Beirut: Dar

Al- Fikr, 1995

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali pers, 2011

Koentjaningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta, Indonesia: PT.

Gramedia, 2008

M. Hasbi Ummar, Filsafat Fiqh Muamalat Kontemporer, Jakarta: Rajawali Pers,

2004

Muhammad dan Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah, Jakarta: Salemba Diniyah,

2003

Muhammad Syafii Antonie, Akad Syariah, Bandung: Mizan Pustaka,2011

Saifuddin, Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998

Syafe‟i, Rachmat, Fiqh Muammalah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2001

Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: Ull Pers, 2005

Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, Jakarta: Sinar Grafika,2008

B. Peraturan Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata BAB 20 Pasal 1150 Ayat 1 dan 2 Tentang

Gadai

C. Jurnal

Arma Safitri, Pengaruh Penjualan Mulia Terhadap Peningkatan Pendapatan

Pegadaian Syariah, Skripsi, Fakultas Hukum dan Syariah, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

Page 78: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …

Dewi masyithoh, Penangguhan Penyerahan Barang Dalam Pembiayaan

Murabahah Logam Mulia Dipegadaian syariah Jokotole Cabang

Pemekaran Perspektif Mazhab Syafi’i, Skripsi, Fakultas Syariah,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim malang, 2016

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang

Murabahah

Jasmawati, Kontribusi Produk Mulia (Murabahah Emas Logam Mulia Untuk

Investasi Abadi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Nasabah

Pada Pegadaian Syariah Cabang H.R Soebratas Panam, Skripsi,

Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim Riau, 2012

Haryati, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Murabahah di Pegadaian

Syariah Lampung, Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2016

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah tentang Murabahah

D. Lain-Lain

Produk Pegadaian Syariah:https//www.pegadaian.co.id/produk/mulia

Website Pegadaian, www.pegadaian.co.id

Wawancara Ayu Wulandani, Pengelola Pegadaian Syariah cabang Jelutung Kota

Jambi

Wawancara Zanial, Nasabah Pegadaian Syariah Cabang Jelutung Kota Jambi

Page 79: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …
Page 80: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …
Page 81: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …
Page 82: SISTEM MURABAHAH EMAS BATANGAN MULIA MENURUT …