empat kebenaran mulia

63
4 Kebenaran Mulia

Upload: prayogi-pangestu

Post on 17-Aug-2015

60 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: empat kebenaran mulia

4 Kebenaran Mulia

Page 2: empat kebenaran mulia

1. PendahuluanA. Salah satu dari Hukum Kebenaran

Mutlak

MUTLAK??? Yaitu tidak mengenal

Ke : Keadaan Tu : Waktu Pat : Tempat

Page 3: empat kebenaran mulia

Hukum-hukum Kebenaran Mutlak 1. 4 Kebenaran Mulia 2. Kamma dan Tumimbal-lahir 3. 3 Corak Universal 4. Sebab-akibat yang Saling

Mengondisikan

Page 4: empat kebenaran mulia

4 Kebenaran Mulia

1) Kebenaran Mulia tentang Dukkha. (Dukkha Ariya sacca)2) Kebenaran Mulia tentang Sebab Dukkha. (Dukkha Samudaya Ariya Sacca)

3) Kebenaran Mulia tentang Terhentinya Dukkha (Dukkha Nirodha Ariya Sacca). 4) Kebenaran Mulia tentang Jalan Menuju Terhentinya Dukkha.

(Dukkha Nirodha Gamini Patipada Ariya Sacca)

(Cattari Ariya Saccani)

Page 5: empat kebenaran mulia

Mana yang lebih tepat : 4 Kebenaran Mulia atau 4 Kesunyataan Mulia ?

Kesunyataan berasal berasal dari bahasa Jawa yang artinya Kebenaran.

Jadi, secara makna 4 Kesunyataan Mulia tidak salah. Hanya secara kosa kata kurang tepat karena menggunakan bahasa campuran.

Page 6: empat kebenaran mulia

Mana yang lebih tepat : asal mula dukkha atau sebab dukkha ?

Segala sesuatu timbul karena ada sebab-sebab yang mengondisikan , jadi ada sebab terdekat

Kalau asal mula tidak dibahas. Tidak dibahas sebab awal ( Causa Prima)

karena: segala sesuatu itu merupakan perpaduan. Jadi

banyak kondisi untuk terjadinya sesuatu. Kalau ada sebab awal, lalu apa yg menyebabkan adanya sebab awal tersebut?

Page 7: empat kebenaran mulia

Mana yang lebih tepat :terhentinya dukkha atau lenyapnya dukkha ?

Kalau lenyap, dari ada sesuatu lalu tiba tibahilang/musnah ditolak Sang

Buddha

Kalau terhenti karena bahan bakarnya habis (LDM nya habis) , sehingga tidak timbul lagi.

Page 8: empat kebenaran mulia

DUKKHA

Ketidak-puasan

Kondisi LDM

Dukkha karena kondisi tidak bisa dihindari

Page 9: empat kebenaran mulia

DUKKHA

Umat Buddha PESIMIS ???

Definisi “Pesimis”Menurut KBBI online :

orang yg bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik (khawatir

kalah, rugi, celaka, dsb); orang yg mudah putus (tipis) harapan

Page 10: empat kebenaran mulia

Umat Buddha Bukan Pesimis

Lalu apakah umat Buddha Optimis???

Definisi “Optimis” menurut KBBI online :

orang yg selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam

menghadapi segala hal

Umat Buddha juga bukan Optimis

Page 11: empat kebenaran mulia

Lantas ???REALISTIS Bersifat wajar

AnalogiSakit dan Dokter

Page 12: empat kebenaran mulia

No. Empat Kebenaran Mulia Sakit dan Dokter

1. Tahu dan mengerti bahwa hidup adalah DUKKHA

Tahu dan mengerti jika kita sedang sakit dan pergi ke dokter

2. Tahu dan mengerti tentang sebab DUKKHA yang kita alami

Tahu dan mengerti penyebab dari sakit yang kita alami

3. Tahu dan mengerti bahwa ada terhentinya DUKKHA

Tahu dan mengerti ada obat yg menyembuhkan sakit tsb sehingga sembuh dari sakit

4. Tahu, mengerti dan melaksanakan jalan menuju terhentinya DUKKHA

Menebus resep obat dan meminum obat untuk menyembuhkan sakit.

Page 13: empat kebenaran mulia

.

B.Isi dari Empat Kebenaran Mulia

Dukkha

SebabDukkha

TerhentiDukkha

Jalan TerhentiDukkha

Ketidak-puasan

KeinginanRendah

NIBBANA

Jalan Mulia Berunsur 8

Hasil

Sebab

Hasil

Sebab

1 Bagian menjelaskan Dukkha

1 BagianMenjelaskan

Magga/jalan

Urutannya tidak boleh dibolak balik, karena sudah tepat

Dukkha ada sebabnya Terhentinya Dukkha ada Jalannya

Page 14: empat kebenaran mulia

Pendekatan Modern Penyelesaian MasalahVS

Empat Kebenaran Mulia

1. Memahami suatu masalah dan menganalisa masalah tersebut

2. Menyadari dan menemukan ada penyebab masalah tersebut

3. Mengetahui bahwa masalah dapat teratasi dan mencari cara penyelesaiannya

4. Menemukan cara mengatasi masalah tersebut dan menjalankan caranya

Hal tersebut menunjukkan kecerdasan SangBuddha dan cara berpikir yang sangat logis

Page 15: empat kebenaran mulia

C. Empat Kebenaran Mulia Merupakan Ajaran Pokok dalam Buddha Dhamma

D. Riwayat dibabarkan Empat Kebenaran Mulia- Di Benares, Taman Rusa Isipatana

- Kepada lima orang petapa

- Nama khotbahnya: Dhammacakkappavatana Sutta

(Khotbah Pemutaran Roda Dhamma)

- Khotbah pertama dan terpenting dalam proses terbentuknya Tiratana

Page 16: empat kebenaran mulia

II. Kebenaran Mulia tentang DukkhaA. Pengertian Dukkha adalah tidak memuaskan.B. Jenis-jenis Dukkha.

Umum:

1)Dukkha dukkha

Penderitaan biasa yang umum (batin dan jasmani)Seperti: lahir,tua, sakit,mati,berpisah dengan yang dicinta, berkumpul dengan yang dibenci, tidak tercapai yang diinginkan.

2)Viparinama dukkha

Dukkha akibat perubahanSeperti: senang menjadi tidak senang, kaya menjadi miskin, sehat menjadi sakit, untung menjadi rugi, dipuji menjadi dicela.

3)Sankhara dukkha

Sebagai akibat dari keadaan yang berkondisi yaitu pancakkandha yang mengalami proses yaitu: timbul, berlangsung, dan padam.

Page 17: empat kebenaran mulia

Menurut Dhammacakkappavatana Sutta1)Jati-dukkha Kelahiran

2)Jara-dukkha Menjadi tua

3)Byadi-dukkha Sakit

4)Marana-dukkha Mati

5)Soka-dukkha Sedih

6)Parideva-dukkha Ratap tangis

7)Dukkha-dukkha Penderitaan jasmani

8)Domanasa-dukkha Penderitaan batin

9)Upayasa Dukkha Penderitaan dari putus asa

10)Appiyehi sampayoga-dukkha

Berkumpul dengan yg tidak disenangi

11)Piyehi vippayoga-dukkha

Berpisah dengan yang dicintai

12) Yampiccham nalabhati-dukkha

Tidak tercapai yang dicita-citakan

Page 18: empat kebenaran mulia

Menurut Anguttara Nikaya Dukanipata 101a) Kayika-dukkha : Penderitaan jasmani.b) Cetasika-dukkha : Penderitaan batin.

Atauc) Samisa-dukkha : Penderitaan dengan

mata kail berumpan.d) Niramisa-dukkha : Penderitaan tanpa

mata kail berumpan.

Page 19: empat kebenaran mulia

Catatan:

Seseorang yang dapat memahami dukkha secara benar, akan penuh ketenangan dan kesabaran dalam menghadapi hidup ini. Ia tidak terpengaruh oleh perubahan atau penderitaan yang dialaminya karena ia telah dapat melihat sendiri segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya.

Page 20: empat kebenaran mulia

III. Kebenaran Mulia tentang Sebab Dukkha

A. Pengertian sebab dukkha yaitu Tanha (keinginan rendah)

a) Kehausan, nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya

b) Yang menghasilkan kelangsungan kembali dan tumimbal lahir (ponobbhavika)

c) Yang terikat oleh hawa nafsu (nandiraga sahagata)

d) Yang memperoleh kenikmatan baru di sana sini (tatra-tatra bhinandini)

Page 21: empat kebenaran mulia

B.Jenis-jenis Tanhaa) Berdasarkan arammana (obyek)

yaitu kesenangan terhadap 6 obyekb) Berdasarkan keadaan yang

berlangsung, yaitu:1) Kama-tanha : kesenangan indera2) Bhava-tanha : menjadi/berlangsung3) Vibhava-tanha : tidak menjadi atau tidak

berlangsung

c) Berdasarkan pembahasan terperinci ada 108 tanha

Page 22: empat kebenaran mulia

Munculnya keinginan dikarenakan Indera-Indera kontak dengan obyeknya masing-masing

6 INDERA OBYEK KESADARANMATA(K,B,V)

BENDA (K,B,V)

MELIHAT

TELINGA (K,B,V) SUARA (K,B,V)

MENDENGAR

HIDUNG(K,B,V)

BEBAUAN(K,B,V)

MEMBAUI

LIDAH(K,B,V)

RASA (K,B,V)

MENGECAP

JASMANI (K,B,V) SENTUHAN (K,B,V)

MERASAKAN SENTUHAN

PIKIRAN (K,B,V) IDE/GAGASAN(K,B,V)

BERPIKIR

Page 23: empat kebenaran mulia

Setiap indera dan obyek mengondisikan timbulnya tiga Tanha, yaitu:

- Kama-tanha

- Bhava-tanha

- Vibhava-tanha. Kemudian, ada 3 masa yang dialami ;

1) Masa lalu = 36 tanha2) Masa Sekarang = 36 tanha3) Masa yang akan datang = 36 tanha

Jadi, totalnya adalah 36 x3 = 108 tanha setiap masa.

Page 24: empat kebenaran mulia

C.Empat pembawaan atau sifat (Lakkhanadicatukka) dari Tanhaa) Menimbulkan derita sebagai sifatnya.b) Mempunyai kesenangan dan

kemelekatan terhadap arammana, bhumi dan bhava sebagai pekerjaannya.

c) Mempunyai ketidakpuasan terhadap segala obyek sebagai hasilnya.

d) Ada Vedana sebagai sebab terdekatnya.

Page 25: empat kebenaran mulia

D.Perbedaan Tanha dengan Upadana

Tanha Keinginan rendah yang punya tenaga kecil.Kepuasan hati terhadap obyek yang ditemukannya.Keinginan terhadap obyek yang belum didapati.

Upadana Yang punya tenaga besar.Kemelekatan terhadap obyek, selalu terkenang-kenang akan obyek, dan tak akan lenyap.Kemelekatan terhadap obyek , dan, tidak akan melepaskan obyek.

Page 26: empat kebenaran mulia

Jenis-Jenis Kemelekatan / Upadana

1)Kama- upadana

Kemelekatan terhadap nafsu indera

2)Ditthi- upadana

Kemelekatan terhadap pandangan

3)Silabbata- upadana

Kemelekatan terhadap upacara atau ritual

4)Atta- upadana

Kemelekatan terhadap ‘aku’ yang kekal

Page 27: empat kebenaran mulia

1)Pengertian terhentinya dukkhaa) Yaitu terbebas sama sekali dari Tanha,

terealisasinya Nibbana (Kebebasan).

b) Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi yang merupakan tujuan umat Buddha.

c) Nibbana bukan suatu tempat tetapi merupakan tujuan akhir dan tertinggi yang harus diselami oleh para bijaksana dalam diri masing-masing.

d) Nibbana di luar logika dan akal manusia biasa.

Page 28: empat kebenaran mulia

2)Penjelasan Nibbana dalam Tipitaka (Pali)

A. Menurut sutta secara umuma) “O,bhikkhu”, apakah Yang Tidak

Tercipta” (Asankhata) itu? Padamnya hawa nafsu (ragakhayo) , padamnya kebencian (dosakhayo) , padamnya kebodohan batin (mohakhayo) itulah bhikkhu yang disebut TidakTercipta.

b) ”O,Radha, padamnya Tanha adalah Nibbana.

Page 29: empat kebenaran mulia

c) ”O, bhikkhu di antara benda apapun juga yang tercipta maupun yang tidak tercipta, maka’viraga’ (sikap yang tidak terpengaruh) adalah yang paling tinggi”. “Itu berarti bebas dari kesombongan, menghancurkan kehausan, membasmi ikatan-ikatan , memutuskan kelangsungan, padamnya tanha, tidak terpengaruh. Itulah Nibbana”.

Page 30: empat kebenaran mulia

d) Jawaban Ayasma Sariputta siswa utama Buddha Gotama, atas pertanyaan dari Parivrajaka tentang “Apakah Nibbana?” adalah sama dengan definisi Asankhata yang diberikan oleh Buddha Gotama sendiri yaitu sbb:”Padamnya hawa nafsu, padamnya kebencian,padamnya kekotoran batin”.

Page 31: empat kebenaran mulia

3) Menurut Udana VIII:1-3

“O,para bhikkhu, ada yg ‘tak terlahirkan, (ajatam), yg tak menjelma (abhutam), yang tak terciptakan (akatam),yang tak bersyarat atau yang mutlak (asankhatam). Para bhikkhu, jika tdk ada yg tak terlahirkan, yang tak terjelma,yang tak terciptakan, yg tak bersyarat / yg mutlak, maka tdk ada jalan keluar untuk terbebas dari kelahiran, penjelmaan,keterciptaan, kemunculan, yang disadari disini. Tetapi para bhikkhu, karena ada yg tak terlahirkan,yang tak menjelma, yang tak terciptakan, yang tak bersyarat atau yang mutlak, maka ada pula jalan keluar untuk terbebas dari kelahiran, penjelmaan, keterciptaan,kemunculan yang disadari.”

Page 32: empat kebenaran mulia

“Di sini,benda padat, cair, panas dan gerak

(mahabhuta) tidak mempunyai tempat;

pengertian tentang panjang dan lebar,

tentang kecil dan besar, tentang baik dan

buruk, tentang nama dan rupa, semuanya

telah dihancurkan; dan tidak dapat

ditemukan lagi dunia ini atau dunia yang

lain, yang datang, berjalan atau berdiri,

kematian atau kelahiran dan semua obyek-

obyek indera”

Page 33: empat kebenaran mulia

Apakah Nibbana negatif? Nibbana bukan “penghancuran diri”

karena tidak ada “diri” yang harus dihancurkan. Yang harus dihancurkan adalah pandangan yang menyesatkan tentang adanya “diri” itu sendiri.

Apakah Nibbana positif?

Pemikiran negatif dan positif adalah relatif dan mengambarkan suatu keadaan yang dualistis. Kedua hal tsb tdk dapat dipakai untuk menerangkan Nibbana, suatu kebenaran mutlak yg berada diluar hal-hal dualistis dan relatif.

Page 34: empat kebenaran mulia

4) Dalam Abhidhammatthasangaha “Vana sankhataya tanhaya nikkhantatta Nibbanam” Artinya: Yang terbebas dari Tanha disebut Nibbana.

5) Dalam Paramatthadipanitika “Nathi vanam ethani Nibbanam” Artinya: Ketenangan yang timbul dengan terbebasnya dari Tanha disebut Nibbana.

Page 35: empat kebenaran mulia

6) Dalam Visudhimaggaa. ”Tayidam santi lakkhanan”. Nibbana adalah kebahagiaan yang

terbebas dari kilesa.

b. ”Nibbanam paramam sukham”. Nibbana adalah kebahagiaan

tertinggi.

Page 36: empat kebenaran mulia

6) Menurut Khuddakanikaya Itivuttaka 25/258 & Anguttaranikaya Navakanipata

a. Sa-upadisesa Nibbana Nibbana dengan adanya “sisa”.

b. An-upadisesa Nibbana Nibbana tanpa adanya “sisa”.

Page 37: empat kebenaran mulia

Kata ”upadi” (arti sebenarnya ”sisa-sisa”) dapat dipergunakan untuk menyatakan:

a) Sisa lima kelompok kehidupan.b) Perasaan-perasaan pengalaman

jasmaniah (rasa panas,dingin dll) serta perasaan menyenangkan dan menyakitkan.

c) Sisa belenggu-belenggu batin (samyojana) yang belum dihancurkan.

Page 38: empat kebenaran mulia

7)Menurut Dighanikaya atthakatha iii.899

a) Kilesa Parinibbana. padamnya atau habisnya kilesa.

b) Khandha Nibbana. padamnya pancakkhandha.

c) Dhatu Parinibbana. padamnya semua sisa peninggalan tubuh , relik Sang Buddha.

Page 39: empat kebenaran mulia

8) Menurut Khuddakanikaya Patikavagga 30/353 dijelaskan tentang Nibbana yang maknanya mengacu pada “kebebasan” (vimokkha), yaitu sebagai berikut:

a) Animitta Nibbana Nibbana yang terbebas dari obyek bayangan. Obyek anicca yg dominan.

b) Appanihita Nibbana Nibbana yang terbebas dari obyek keinginan.Obyek dukkha yang dominan.

c) Sunnata NibbanaNibbana yg terbebas dari kilesa dan panca khandha, habis dan kosong. Obyek anatta yang dominan.

Page 40: empat kebenaran mulia

V. Kebenaran Mulia tentang Jalan Menuju Terhentinya Dukkha

a) Disebut juga “Jalan Tengah” dan merupakan satu-satunya jalan menuju pembebasan.

b) Jalan Tengah yang tidak mengarah pada “kekekalan diri” (sassata) ataupun “kemusnahan diri” (uccheda).

c) Jalan Tengah juga disebut Jalan Mulia Berunsur Delapan yaitu;

Page 41: empat kebenaran mulia

1) Pandangan Benar Tentang 4 Kebenaran Mulia (masing-masing terdiri 3 tahap) : Saccanana , Kiccanana dan Katanana.

Pandangan Benar menurut kitab Uparipannasa;a) Kammassakata Sammaditthi

Pandangan Benar tentang kamma niyama.

b) Vipassana SammaditthiPandangan Benar yang timbul setelah penyadaran jeli terhadap Nama (batin) dan Rupa (jasmani).

c) Magga SammaditthiBerupa pengetahuan dalam perenungan terhadap obyek-obyek indera dan batin sebagaimana adanya (yaitu dicengkeram oleh anicca,dukkha dan anatta).

Page 42: empat kebenaran mulia

d) Phala Sammaditthi Pandangan Benar yang menyertai empat tingkat “buah” yang merupakan hasil dari empat tingkat “jalan”.

e)Paccavekkhana Sammaditthi Pandangan Benar berupa perenungan yang terjadi dengan sendirinya setelah pencapaian “jalan” dan “buah”.

Page 43: empat kebenaran mulia

2) Pikiran Benar Pikiran yang bersih dari kilesa atau pikiran yang tidak mengandung L,D,M.

3) Ucapan benar Adalah berusaha menahan diri dari :Berbohong  (musavada) Menfitnah  (pisunavaca) Berucap kasar/caci maki (pharusavaca) Percakapan yang tidak bermanfaat / pergunjingan 

(samphapalapa).    Dapat dinamakan Ucapan Benar, jika memenuhi syarat

dibawah ini : - Ucapan itu benar - Ucapan itu beralasan - Ucapan itu berfaedah - Ucapan itu tepat pada waktunya  

Page 44: empat kebenaran mulia

Sang Buddha bersabda :“ Kata-kata yang mempunyai empat nilai adalah

yang diucapkan baik, bukan pembicaraan jahat, tidak salah dan tidak dicela para bijaksana. Apa empat itu ? Mengenai ini,……….

seseorang berbicara dengan kata-kata yang indah, bukannya buruk;

seorang berbicara dengan kata-kata yang benar, bukannya salah;

seseorang berbicara dengan kata-kata yang halus, bukannya kasar ;

seorang berbicara dengan kata-kata penuh kebenaran, bukan

kepalsuan”.( Sutta Nipata : 449-450 ) 

Page 45: empat kebenaran mulia

4) Perbuatan benarPerbuatan yang tidak bertentangan dengan Pancasila Buddhis.

5) Penghidupan benar Bermata pencaharian yang sesuai dengan dhamma.

Terdapat lima objek perdagangan yang seharusnya dihindari (Anguttara Nikaya, III, 153), yaitu:

Makhluk hidup Senjata Daging atau segala sesuatu yang berasal dari penganiayaan makhluk-makhluk

hidup Minum-minuman yang memabukkan atau yang dapat menimbulkan ketagihan Racun

Dan terdapat pula lima mata pencaharian salah yang harus dihindari (Majjima Nikaya. 117), yaitu:

Penipuan Ketidak-setiaan Penujuman Kecurangan Memungut bunga yang tinggi (praktik lintah darat)    

Page 46: empat kebenaran mulia

6) Daya upaya benaro Usaha untuk menghindari perbuatan

buruk yang belum muncul (-)o Menghilangkan perbuatan jahat yang

sudah ada (-) o Memunculkan perbuatan baik yang

belum ada (+)o Mengembangkan perbuatan baik yang

sudah ada (+)

Page 47: empat kebenaran mulia

1. Kayanupassana

adalah perenungan terhadap badan jasmani. Disini ada enam jenis perenungan, yaitu :

1) Pengamatan keluar-masuknya nafas (Anapanasati)

2) Pengamatan gerakan jasmani (Iriyapatha)3) Perhatian dan penyadaran (Sati-

Sampajanna)4) Menganalisis semua organ badan jasmani

(Pathikulamanasikara)5) Menganalisis keempat unsur badan jasmani

(Dhatumanasikara)6) Perenungan terhadap proses kerusakan

mayat (Navasivathika).

Page 48: empat kebenaran mulia

2. Vedananupassana adalah perenungan terhadap perasaan.

Disini ada tiga perenungan terhadap perasaan yaitu :

1) Perasaan yang menyenangkan (Sukhavedana)

2) Perasaan yang tidak menyenangkan (Dukkhavedana)

3) Perasaan yang netral (Adukkhasukhavedana)

3. Cittanupassana adalah perenungan terhadap pikiran.

yang berarti perhatian terhadap kesadaran dan bentuk-bentuk batin (cetasika).

Page 49: empat kebenaran mulia

4. Dhammanupassana adalah perenungan mengawasi ketiga renungan di atas.

4 perenungan tersebut dapat menghancurkan sukha, nicca, dan atta-vipallasa.

Page 50: empat kebenaran mulia

8) Konsentrasi benar yaitu pemusatan pikiran pada Upacara Samadhi dan Jhana

Yaitu bermeditasi mencapai Upacara Samadhi, karena pada tingkat ini 5 Rintangan Batin / Nivarana sudah ditekan oleh faktor-faktor Jhana.

5 Nivarana Faktor-faktor Jhana

Tina Midha Vitaka

Vicikiccha Vicara Byapada Piti Uddacca Kukkuccha Sukkha Kamachanda Ekaggata

Menekan

Menekan

Menekan

Menekan

Menekan

Page 51: empat kebenaran mulia

Jadi, pada tingkat Upacara Samadhi ini sudah muncul faktor-faktor Jhana, meski belum sampai menyerap obyek (Jhana)

Oleh karena itu, Konsentrasi Benar dimulai dari tahap Upacara Samadhi sampai Appanna Samadhi (Jhana)

Page 52: empat kebenaran mulia

5 macam rintangan batin (Nivarana)

1. Kamachanda yaitu nafsu keinginan yang timbul saat meditasi, hal ini muncul karena meditator pernah/ingin melihat keindahan-keindahan, yang merangsang pikiran meditator.

2. Byapada yaitu kemauan jahat, ingin menyakiti, iri, tidak suka dll. Hal ini timbul karena meditator pernah melihat, bertemu dengan obyek yang membuat tidak senang.

3. Tinamidha yaitu kemalasan dan kelelahan/kelambanan, lelah, ngantuk, capek, sakit kakinya dan lain-lain.

Page 53: empat kebenaran mulia

4. Uddaccakukkuccha yaitu kecemasan kekhawatiran. Cemas dan khawatir tentang apa yang dilakukannya menyimpang, dapat menyebabkan stress atau yang lainnya.

5. Vicikiccha yaitu keragu-raguan, misal ragu-ragu tentang pencapaian meditasi yang sedang dilakukan, termasuk ragu akan pencapaian kesucian, Jhana, dan Abhinna. Orang ini hendaknya banyak mendengar atau membaca Kitab-Kitab suci Ajaran Buddha yang mengacu pada Tipitaka.

Page 54: empat kebenaran mulia

5 FaktorJhana1. Vitaka

merupakan penopang pikiran dalam menimbulkan pemusatan atau mempertahankan obyek untuk menuju peningkatan jhana yang lebih tinggi.

2. Vicara muncul setelah vitaka dapat diselami dan tetap mempertahankan obyek. Vicara adalah gema dan vitaka di sini adalah pemusatannya/ konsentrasi terhadap obyek. Bila dianalogikan sebagai lonceng, vitaka merupakan saat dipukulnya lonceng kemudian vicara merupakan bunyi/gema dari pukulan tersebut. Jadi, pada praktiknya vitaka dan vicara merupakan proses yang bersambung/ berkelanjutan.

Page 55: empat kebenaran mulia

3. Piti adalah kegiuran dan kenikmatan. Dalam hal ini (piti) dianalogikan seperti halnya kita sedang jalan-jalan dan sangat haus lalu menemukan/ melihat sumber air.

Perasaan seperti itulah yang dinamakan sebagai piti atau kegiuran.

4. Sukha adalah perasaan gembira dalam batin. Perasaan/kondisi batin pada saat mencapai ini dianalogikan seperti halnya contoh di atas, kesenangan mendapat kebahagiaan karena sudah meminum air itulah yang disebut sebagai sukha.

5. Ekaggata setelah dapat mengatasi sukha/tetap berpegang pada obyek, maka ekaggata akan muncul. Ekaggata adalah kondisi pikiran/keadaan batin yang terpusat.

Page 57: empat kebenaran mulia

JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN(ARIYO ATTHANGIKO MAGGO)

6 76 7 6 7

11 1

6 7

1

6 7

1

6 7

1

1 2

8

3 4 5

Page 58: empat kebenaran mulia

VI. Tambahan tentang Pengertian Benar

1) Lokiya Sammaditthi (bersifat duniawi)a) Kammassakata Sammaditthi Pandangan Benar atas dalil Kamma.

kammassaka (pandangan bahwa semua makhluk memiliki kammanya masing-masing)   

kammadayada (mewarisi kammanya masing2)   

kammayoni (terlahir dari kammanya masing2) 

kammabandhu (berhubungan dengan kammanya masing2)   

kammapatisarana ( terlindungi oleh kammanya masing2)   

yam kamman karisanti; kalyanam va papakam va tassa dayada bhavisanti (apapun kamma yang diperbuatnya, baik atau buruk, itulah yang akan diwarisinya)

Page 59: empat kebenaran mulia

b. Dasavatthuka Sammaditthi Pandangan benar atas 10 hal yaitu :

1) atthi dinnam pandangan bahwa pemberian dana memberikan hasil / buah dan bermanfaat

2) atthi yittham pandangan bahwa penghormatan terhadap yang patut di puja memberikan hasil / buah

dan bermanfaat

3) atthi hutam pandangan bahwa penyambutan terhadap tamu memberikan hasil / buah dan bermanfaat

4) atthi sukatadukkhatanam kamanam phalam vipako pandangan bahwa perbuatan baik dan jahat memeberikan akibat yang setimpal, secara

langsung maupun tidak langsung

5) atthi ayam loko pandangan bahwa ada dunia sekarang

6) atthi paroloko pandangan bahwa ada dunia mendatang

7) atthi mata pandangan bahwa perlakuan baik / buruk terhadap ibu niscaya memberikan akibat di

masa datang

Page 60: empat kebenaran mulia

8) atthi pita pandangan bahwa perlakuan baik / buruk terhadap ayah niscaya

memberikan akibat di masa datang

9) atthi satta opapatika pandangan bahwa ada makhluk yang terlahir secara spontan

misalnya mahkluk2 niraya, peta, asurakaya, dewa dan brahma

10) atthi loke samana brahmana samaggata sammapatipanna ye imanca lokam paranca lokam sayam abhinna saccikatva pavedenti

pandangan bahwa di dunia ini ada petapa atau brahmana yang telah menjalankan praktik yang benar, yang telah menempuh kehidupan yang baik; serta memiliki ketenangan batin, yang dengan kebijaksanaan sendiri telah menembus dunia sini maupun dunia sana dan selanjutnya mengamalkan pengetahuannya pada makhluk lain

Page 61: empat kebenaran mulia

2) Lokuttara Sammaditthi (mengatasi duniawi). Yaitu Catusacca Sammaditthi atau Pandangan Benar terhadap Empat Kebenaran Mulia

a) Pengetahuan atas kebenaran mulia tentang dukkha.

b) Pengetahuan atas kebenaran mulia tentang sebab dukkha.

c) Pengetahuan atas kebenaran mulia tentang terhentinya dukkha.

d) Pengetahuan atas kebenaran mulia tentang jalan menuju terhentinya dukkha.

Page 62: empat kebenaran mulia

Pandangan Benar ini muncul dalam batin para suciwan (ariya puggala), Merupakan salah satu faktor dari jalan mulia, yaitu sebagai :

* kebijaksanaan (panna), * indera kebijaksanaan (pannindriya), * kekuatan kebijaksanaan

(pannabala), * penelaahan Dhamma yang merupa-kan pencerahan (Dhammavicaya-sambojjhanga).

Page 63: empat kebenaran mulia