sistem akuntansi penerimaan kas pada rumah …...rumah sakit merupakan perusahaan yang berbentuk...

118
SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN TAHUN 2017 TUGAS AKHIR DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN OLEH: MAULIDA AGUSTINA A03140040 KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN JURUSAN AKUNTANSI 2017

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA RUMAH

    SAKIT ISLAM BANJARMASIN TAHUN 2017

    TUGAS AKHIR

    DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK

    MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    JURUSAN AKUNTANSI

    POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

    OLEH:

    MAULIDA AGUSTINA A03140040

    KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

    JURUSAN AKUNTANSI

    2017

  • ii

  • iii

  • iv

    SURAT PERNYATAAN

    saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

    bahwa Tugas akhir inimerupakan hasil penelitian yang telah saya lakukan segala

    kutipan dan bantuan dari berbagai sumber telah diungkapkan sebagaimana

    mestinya. Tugas akhir ini belim pernah dipublikasikan untuk keperluan lain oleh

    siapapun juga.

    Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya

    bersedia sanksi hukum dari ketidak benaran pernyataan tersebut. Saya

    memberikan hak sepenuhnya bagi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri

    Banjarmasin untuk minimal membatalkan Tugas Akhir saya.

    Banjarmasin, Agustus 2017

    Yang membuat pernyataan,

    MAULIDA AGUSTINA

    NIM A03140040

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : MAULIDA AGUSTINA

    NIM : A03140040

    Tempat Tanggal Lahir : LANDASANULIN, 5 AGUSTUS 1995

    Agama : ISLAM

    Alamat : JALAN D.I PANJAITAN RT 22 GANG 9

    NOVEMBER NO 40 BANJARMASIN

    Nama Orang Tua (Ayah) : BURHANUDDIN

    (Ibu) : RADIAMAS

    Riwayat Pendidikan : SD MUHAMMADIYAH 7 BANJARMASIN

    MTS SMIP 1946 BANJARMASIN

    MAN 1 BANJARMASIN

  • vi

    MOTTO

    JANGAN PERNAH MENYERAH

    KAMU LEBIH BERANI DARIPADA YANG KAMU PERCAYA

    DAN LEBIH KUAT

    DARI PADAYANG KAMU PIKIRKAN,

    SEMANGAT

    NEVER GIVE UP

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat-

    Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul

    “SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA RUMAH SAKIT ISLAM

    BANJARMASIN 2017”, yang disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk

    menyelesaikan studi pada program D3 pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri

    Banjarmasin.

    Dalam menyelesaikan laporan ini, sebelumnya penulis meminta maaf yang

    sebenar-benarnya jika masih banyak terdapat kekurangan ataupun kelemahan

    dalam penyajian materi, pembahasan yang dimiliki penulis, karena kurangnya

    pengalaman yang penulis miliki. Segala kritik dan saran yang sifatnya

    membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini akan penulis terima dengan

    senang hati, dan penulis hanya bisa berharap agar laporan Tugas Akhir ini dapat

    berguna dan bermanfaat bagi penulis dan orang lain yang memerlukan.

    Dalam penulisan Tugas Akhir ini telah banyak mendapatkan bantuan dari

    berbagai pihak, baik berupa moril maupun material sehingga Tugas Akhir ini

    selesai tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak

    terima kasih penulis kepada yang terhormat:.

    1. Kedua Orang tua dan Keluarga Besar Amir(Alm) dan Nyimas Nor Samah

    (Alm) yang sangat penulis sayangi, Terimakasih banyak sebesar-besarnya atas

    doa yang tak pernah putus dan selalu memberikan semangat dan dukungan

    secara materil.

  • viii

    2. Bapak H. Edi Yohanes, ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri

    Banjarmasin

    3. Ibu Andriani, SE, MM, M.Sc selaku Ketua Jurusan Politeknik Negeri

    Banjarmasin.

    4. Ibu Lea Emilia Farida, SE, MM selaku pembimbing 1 dan Bapak Rusman

    Irwansyah, SE, MM yang telah membantu memberikan pengarahan dan

    bimbingan kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini Alhamdulillah dapat

    terselesaikan.

    5. Ibu dr. Hj. Rafiqah selaku Direktur Rumah Sakit Islam Banjarmasin

    6. Bapak Bustani, SE selaku Kepala Sub Bagian Keuangan dan Akuntansi

    Rumah Sakit Islam Banjarmasin yang telah memberikan Penulis kesempatan

    untuk melaksanakan Tugas Akhir di Sub Bagian Keuangan dan Akuntansi

    juga telah bersedia memberikan data – data yang Penulis perlukan untuk

    menyusun Tugas Akhir.

    7. Seluruh staf dan karyawan Rumah Sakit Islam Banjarmasin terutama Sub

    Bagian Keuangan dan Akuntansi Bapak GT Wahyudi, Bapak Budi yanor, SE

    Bapak Suriansyah, Bapak Suriyadi Noor, Ibu Masniah, Ibu Nor Hidayah, Ibu

    Rahmi Mundzirah, Ibu Juma’ah, Ibu Warti, SE, Ibu Nursidah Ratu M. H, SE,

    Ibu Noorlaila, SE, Ibu Masniah, Ibu Noorhidayah, Kakak Rini Handayani,

    Amd, Ibu Windy Avia Dyanti, Kakak Raihanatul Jannah, Kakak Irwan Turija,

    SE, dan Kakak Rosita, terima kasih atas bimbingan yang diberikan selama

    menjalankan Tugas Akhir.

  • ix

    8. Rekan - rekan yang ada di Politeknik Negeri Banjarmasin, terutama teman-

    teman VI B Akuntansi dan juga sahabat ku Misdawati Noor, Melysyaputri,

    Tita Firdawati dan Zayanti yang telah memberikan dukungan, bantuan, saran-

    saran, dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir,

    Keluarga Besar Marching Band Gita Patria Pramuka dan teman teman ku

    Muhammad Maulidinnur, Fariz Ahmatullah, Afifah Tri Lestari, NurAulia,

    Harwiyati, Laila Sari, Novia Meyliani, Fatimatuzzahra, Rezki Amalia yang

    telah memberikan dukungan dan kecerian kepada penulis.

    9. Semua pihak yang membantu penyusunan Tugas Akhir yang tidak bisa

    disebutkan satu persatu. Terima kasih sudah menemani perjuangan penulis

    sehingga dapat selesai dengan baik dan waktu yang diterapkan.

    Penulis berharap semoga ALLAH SWT melimpahkan Rahmat dan Karunia Nya

    kepada kita semua, sehingga apa yang telah penulis buat dan sampaikan dapat

    bermanfaat bagi lingkungan Politeknik Negeri Banjarmasin dan Rumah sakit

    Islam Banjarmasin serta masyarakat pada umumnya, baik pada saat sekarang

    maupun yang akan datang

  • x

    Penulis juga menyadari Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan

    dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki dalam menyusun

    Tugas Akhir. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan

    saran dan kritik serta masukan yang membangun dari semua pihak demi

    kesempurnaan Tugas Akhir ini.

    Banjarmasin. Agustus 2017

    Penulis

  • xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ..................................................................... ii

    PENGESAHAN TUGAS AKHIR ...................................................................... iii

    SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v

    MOTTO .............................................................................................................. vi

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

    DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

    ABSTRAK .......................................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

    B. Permasalahan.............................................................................................. 3

    C. Batasan Masalah......................................................................................... 3

    D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3

    E. Kegunaan Penelitian................................................................................... 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5

    A. Landasan Teori .......................................................................................... 5

    1. Definisi Sistem ..................................................................................... 5

    2. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ...................................................... 5

    3. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai .................... 6

    4. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

    dengan Prosedur Over-The-counter-Sales ........................................... 13

    BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 31

    A. Indentifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel ...................... 31

    B. Jenis Penelitian ........................................................................................... 32

  • xii

    C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 32

    D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 35

    E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 37

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL

    PENELITIAN ..................................................................................................... .39

    A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 39

    1. Sejarah Singkat Rumah Sakit ............................................................... 39

    2. Struktur Organisasi .............................................................................. 44

    3. Tugas dan Fungsi pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin .................... 51

    B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 58

    1. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada Rumah Sakit

    Islam Banjarmasin Tahun 2017 ........................................................... 58

    a. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Pembayaran

    Rawat Inap ..................................................................................... 58

    b. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Pembayaran

    Instalasi Gawat Darurat .................................................................. 73

    c. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Pembayaran

    Klinik ............................................................................................. 88

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 102

    A. KESIMPULAN .......................................................................................... 102

    B. SARAN ...................................................................................................... 102

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xvi

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    1. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................................ 28

  • xiv

    DAFTAR BAGAN

    Halaman

    1. Penerimaan Kas dari Over-The-Counter-Sales ............................................. 9

    2. Penerimaan Kas dari COD Sales Melalui Kantor Pos .................................. 11

    3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sales........................................................ 12

    4. Prosedur Sistem Penerimaan Kas dari Over-The-Counter-Sales .................. 26

    5. Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin ................................... 45

    6. Prosedur Sistem Penerimaan Kas dari Pembayaran Rawat Inap .................. 67

    7. Prosedur Sistem Penerimaan Kas dari Instalasi Gawat Darurat ................... 81

    8. Prosedur Sistem Penerimaan Kas dari Klinik ............................................... 96

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Pengesahan Tugas Akhir

    2. Persetujuan Tugas Akhir

    3. Surat pengantar permintaan data dari Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri

    Banjarmasin

    4. Surat balasan ijin penelitian Rumah Sakit Islam Banjarmaasin

    5. Lembar Bimbingan Tugas Akhir (pembimbing 1)

    6. Lembar Bimbingan Tugas Akhir (pembimbing 2)

    7. Lembar Saran angogota penguji 1 proposal

    8. Lembar Saran Angogota Penguji 2 Proposal

    9. Denah Rumah Sakit Islam Banjarmasin

    10. Lembar Tanda Terima Penilaian Pembimbing

    11. Surat Pendirian Rumah Sakit Islam Banjarmasin

    12. NPWP Rumah Sakit Islam Banjarmasin

    13. Foto Rumah Sakit Islam Banjarmasin

  • xvi

    ABSTRAK

    Maulida Agustina / A03140040 / 2017 / SISTEM AKUNTANSI

    PENERIMAAN KAS PADA RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN

    TAHUN 2017 / Sistem informasi akuntansi / penerimaan kas dari pembayaran

    Rawat Inap, penerimaan kas dari pembayaran pada IGD, penerimaan kas dari

    pembayaran Klinik / Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Sistem Akuntansi penerimaan

    Kas pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin Tahun 2017.

    Kerangka penelitian (teoritis) penelitian ini adalah sistem akuntansi

    penerimaan kas pada rumah sakit islam banjarmasin dari pembayaran rawat inap,

    instalasi gawat darurat dan klinik yang prinsipnya sama dengan prinsip Over-the-

    counter-sales.

    Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bahwa Sistem akuntansi penerimaan

    kas dari rawat inap, penerimaan kas pada instalasi gawat darurat, dan penerimaan

    kas pada klinik apada rumah sakit islam banjarmasin adalah suatu jaringan

    prosedur mulai dari kegiatan penerimaan uang yang diterima dari pasien, baik

    berbentuk tunai maupun non tunai (transfer) dari pembayaran rawat inap, instalasi

    gawat darurat dan klinik. Setelah uang telah diterima oleh rumah sakit, kemudian

    dicatat kedalam catatan penerimaan kas rumah sakit.

    Kata Kunci : Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada Rumah Sakit Islam

    Banjarmasin, dari pembayaran pembayaran rawat inap,

    instalasi gawat darurat dan klinik, klinik yang prinsipnya

    sama dengan prinsip Over-the-counter-sales.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Rumah sakit merupakan perusahaan yang berbentuk jasa yang bertujuan

    memberikan pelayanan kesehatan. Pada umumnya penerapan sistem rumah

    sakit sangat penting bagi rumah sakit, terutama sistem akuntansi penerimaan

    kas. Hal ini dikarenakan penerimaan kas tersebut sangat mudah

    disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena

    itu, diperlukan sebuah penerapan sistem akuntansi penerimaan kas yang tepat,

    agar terjaga kas rumah sakit dari penyalahgunaan yang mungkin terjadi di

    rumah sakit.

    Rumah Sakit Islam Banjarmasin merupakan rumah sakit yang didirikan

    oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan pada 19 Agustus

    1972. Rumah sakit ini awalnya merupakan sebuah rumah sakit bersalin yang

    bernama “Rumah Sakit Siti Khadijah”. Nama ini digunakan tanggal 14

    Agustus 1974 sampai 14 Agustus 1979 dan pada tanggal 15 Agustus 1979

    berubah menjadi Rumah Sakit Islam Banjarmasin hingga sekarang, yang

    mendapatkan ijin tetap Menkes RI No. 0917/Yan-Men/RSKS/1988 yang

    berlaku selama 5 tahun dan selalu diperpanjang. Rumah Sakit bersalin Siti

    Khadijah kemudian berkembang dan berubah menjadi Rumah Sakit Islam

    Banjarmasin pada tanggal 15 agustus 1979. Tidak hanya melayani persalinan,

  • 2

    sejak itu Rumah Sakit Islam Banjarmasin menjadi Rumah Sakit yang juga

    melayani pasien umum

    Pengobatan melalui Rawat Inap atau Instalasi Rawat Inap adalah

    pengobatan oleh tenaga pelayanan kesehatan profesional pada pasien yang

    menderita suatu penyakit tertentu dengan cara diinapkan diruang rawat inap

    tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang dialami oleh pasien tersebut.

    Sedangkan pengobatan melalui Instalasi Gawat Darurat adalah khusus

    menangani pasien dengan kondisi kecelakan, dan pasien dengan penyakit yang

    mengancam nyawa yang memerlukan perawatan segera. Adapun pengobatan

    melalui Klinik atau Instalasi Rawat Jalan adalah pelayanan kesehatan untuk

    mengatasi keluhan kesehatan pasien tanpa menginap.

    Sistem akuntansi penerimaan kas dari rawat inap, penerimaan kas pada

    instalasi gawat darurat, dan penerimaan kas pada klinik adalah suatu jaringan

    prosedur mulai dari kegiatan penerimaan uang yang diterima dari pasien, baik

    berbentuk tunai maupun non tunai (transfer) dari pembayaran rawat inap,

    instalasi gawat darurat dan klinik. Setelah uang telah diterima oleh rumah

    sakit, kemudian dicatat kedalam catatan penerimaan kas rumah sakit.

    Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka pada Tugas Akhir

    ini Penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Sistem Akuntansi

    penerimaan Kas pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin Tahun 2017.

  • 3

    B. Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini, yaitu Bagaimanakah Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada

    Rumah Sakit Islam Banjarmasin Tahun 2017.

    C. Batasan Masalah

    Batasan masalah yang dibahas dalam penyusunan penelitian adalah

    bagaimana Sistem Akuntansi Penerimaan Kas yang meliputi deskripsi

    kegiatan, fungsi yang terkait, informasi yang diperlukan, dokumen yang

    digunakan, catatan akuntansi yang digunakan, jaringan prosedur yang terkait,

    unsur pengendalian intern yang membentuk dan bagan alur dalam sistem

    akuntansi penerimaan kas dari pembayaran rawat inap, sistem akuntansi

    penerimaan kas dari pembayaran instalasi gawat darurat (IGD), sistem

    akuntansi penerimaan kas dari pembayaran klinik pada Rumah Sakit Islam

    Banjarmasin tahun 2017.

    D. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini, yaitu untuk

    mengetahui Sistem Akuntansi penerimaan Kas pada Rumah Sakit Islam

    Banjarmasin Tahun 2017.

    E. Kegunaan Penelitian

    Adapun kegunaan penelitian ini, yaitu:

  • 4

    1. Bagi rumah sakit

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

    evaluasi bagi Rumah Sakit Islam Banjarmasin mengenai penerapan

    Sistem Akuntansi Penerimaaan Kas yang sedang berjalan.

    2. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin

    Penulis juga mengharapkan penelitian ini dapat berguna bagi

    pengembangan ilmu pengetahuan dan menjadi bahan refensi dibidang

    Sistem Akuntansi Penerimaan Kas.

    3. Bagi penulis

    Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menambah wawasan

    bagi penulis dalam pengembangkan di bidang akuntansi khususnya

    sistem akuntansi penerimaan kas pada Rumah Sakit.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Definisi Sistem

    Menurut Mulyadi (2001:2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok

    unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi

    bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

    2. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

    Pengertian sistem akuntansi penerimaan kas menurut V. Wiratna

    Sujarweni (2005:121) disebut sebagai berikut:

    Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu prosedur catatan yang

    dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang berasal dari

    berbagai macam sumber, yaitu dari penjualan tunai, penjualan aktiva tetap,

    pinjaman baik, dan setoran modal baru.

    Menurut Abdul Halim (2007:78) dalam Pratiwi (2009)

    Sistem akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses baik

    manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatata, penggolongan,

    peringkasan transaksi atau kejadian keuangan hingga pelaporan keuangan

    dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan

    dengan penerimaan kas.

    Menurut Mulyadi (2001:455) disebut sebagai berikut:

  • 6

    sistem penerimaan kas berasal dari dua sumber utama: penerimaan kas

    dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Penerimaan kas dari

    penjualan tunai terdiri dari penerimaan kas dari over the counter sale, dari

    cash-on-delivery sale., dan credit card sale. Sedangkan penerimaan kas

    dari piutang melalui penagihan perusahaan, kantor pos, dan lock-box-

    collection plan.

    Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

    sistem akuntansi penerimaan kas adalah adalah suatu prosedur catatan

    yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari berbagai

    sumber untuk kegiatan umum perusahaan.

    3. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

    Menurut Mulyadi (2008:455) dalam Nurlatifah (2014)

    Kegiatan perusahaan pada umumnya berujung yang memiliki peran

    penting untuk memperoleh pendapatan. Sistem penjualan tunai merupakan

    sistem yang melibatkan sumber daya dalam suatu organisasi, prosedur,

    data serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem penjualan

    sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen

    dalam pengambilan keputusan. Penjualan tunai dilaksanakan oleh

    perusahaan dengan cara pembeli harus membayar diterima perusahaan

    maka barang diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai

    dicatat oleh perusahaan. Selanjutnya, akan diuraikan mengenai prosedur

    dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai.

  • 7

    Sedangkan menurut Narko (1994:71) dalam Nurlatifah (2014):

    secara umum sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai

    dimulai dari pembeli memesan barang sampai pencatatan penerimaan kas.

    Penjualan tunai dilaksanakan apabila pembeli sudah memilih barang yang

    akan dibeli, pembeli diharuskan membayar ke bagian kasa. Jadi, sistem

    akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai merupakan sistem yang

    digunakan untuk menangani transakasi pembayaran dan pemindahan hak

    atas barangnya langsung sehingga tidak perlu ada prosedur pencatatan

    piutang pada perusahaan penjualan. Dari beberapa pendapat diatas dapat

    disimpulkan bahwa sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai

    merupakan sistem yang digunakan untuk menangani semua transaksi

    penerimaan kas dari penjualan dengan mengambil barang dari supplier dan

    langsung dikirim kepelanggan dengan pembayaran langsung

    menggunakan uang tunai

    Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga

    prosedur menurut Mulyadi (2001:456) berikut ini:

    a. Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales.

    Dalam penjualan tunai, pembeli datang langsung ke perusahaan

    untuk melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli.

    Adapun prosedur penerimaan kas dari over the counter sales adalah

    sebagai berikut:

  • 8

    1) Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales

    person) dibagian penjualan.

    2) Bagian kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat

    berperan uang tunai, cek pribadi (person check), atau kartu kredit.

    3) Bagian penjualan memerintahkan bagian pengirimana untuk

    menyerahkan barang kepada pembeli.

    4) Bagian pengiriman meyerahkan barang kepada pembeli.

    5) Bagian kasa menyetor kas yang diterima ke bank.

    6) Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal

    penjualan.

    7) Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai

    dalam jurnal penerimaan kas.

    Prosedur penerimaan kas dari Over the Counter Sales dapat dilihat

    dari gambar 1 berikut ini:

  • 9

    Bagian

    Penjualan

    Bagian penjualan

    memerintahkan

    bagian pengiriman

    menyerahkan

    barang kepada

    pembeli

    Bagian

    pengiriman

    menyerahkan

    barang kepada

    pembeli (4)

    Pembeli

    Bagian

    Pengiriman

    Barang

    Bagian Akuntansi

    Bagian kas

    (6)

    Bagian akuntansi

    mencatat

    pendapatan

    penjualan

    (2)

    Pembeli

    membayar

    harga barang

    (7)

    Bagian

    akuntansi

    mencatat

    penerimaan

    kas dari

    penjualan

    Gambar 1

    Penerimaan kas dari over the counter sales

    Pembeli memesan barang

    (1)

    Bank

    Bagian kas

    menyerahkan kas ke

    bank(5)

    Sumber: Mulyadi (2001:457)

    b. kas dari cash-on-delivery sales (COD sales).

    Transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan

    angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam menyerahkan dan

    npenerimaan kas dari hasil penjualan. COD sales melalui pos

    dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:

    1) Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui pos.

    2) Penjualan mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim

    dengan cara mengisi formulir COD Sales di kantor pos.

  • 10

    3) Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales

    sesuai dengan instruksi penjual kepada kantor pos penerima.

    4) Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir

    COD sales, memberitahukan kepada pembeli tentang

    diterimanya kiriman barang COD sales.

    5) Pembeli membawa surat panggilan ke kantor psos penerimaan

    dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam

    formulir COD sales. Kantor pos penerimaan menyerahkan

    barang kepada pembeli, dengan diterimanya kas dari pembeli.

    6) Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa

    COD sales telah dilaksanakan.

    7) Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD sales

    telah selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil

    kas yang diterima dari pembeli.

    Prosedur penerimaan kas dari COD Sales dapat dilihat dari

    gambar berikut:

  • 11

    Gambar 2

    Penerimaan kas dari COD Sales melalui pos

    Kantor pos

    pengirim

    Kantor pos mengirim barang ke alamat pembeli

    (3)

    Kantor pos Penerimaan memberitahu Kantor pos

    pengiriman bahwa COD Sales telah dilaksanakan

    (6)

    Kantor pos

    penerimaan

    Penjualan

    mengirim

    barang ke

    pembeli

    via COD

    Sales(2)

    Kantor Pos

    Pengirim

    memberitahu

    penerimaan

    kas dari

    COD Sales

    (7)

    Pembeli

    membayar

    harga

    barang dan

    menerima

    barang

    dibeli (5)

    Kantor pos

    mengirim

    pemberitahuan

    adanya COD

    Sales

    Kantor pos

    pengirim

    Kantor pos

    penerimaan

    Pembeli memesan barang

    (1)

    c. Prosedur penerimaan kas dari credit card sales

    Sebenarnya credit card sales bukan merupakan suatu tipe

    penjualan, namun merupakan salah satu cara penjualan bagi pembeli

    dan sarana penagihan bagi penjualan yang memberikan kemudahan

    baik bagi penjual maupun bagi pembeli. Credit crad sales dapat

    merupakan saran pembayaran bagi pembeli, baik dalam over the

    counter sales maupun dalam penjualan yang mengirim barangnya

    dilaksanakan melalui jasa pos atau angkatan umum. Dalam over the

    counter sales, pembeli datang keperusahaan untuk melakukan

    pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan

    Sumber: Mulyadi (2001:458)

  • 12

    pembayaran kebagian kassa dengan menggunakan kartu kredit. Dalam

    penjualan tunai yang melibatkan pos atau perusahaan angkutan umum,

    pembeli tidak perlu datang keperusahaan penjual. Pembeli

    memberikan persetujuan tertulis penggunaan kartu kredit dalam

    pembayaran harga barang, sehingga memungkinkan perusahaan

    penjual melakukan penagihan ke bank atau perusahaan penerbit kartu

    kredit.

    Prosedur penerimaan kas dari Credit Card Sales dapat dilihat dari

    gambar berikut:

    Gambar 3

    Penerimaan kas dari Credit Card Sales

    Bagian

    Penjualan

    Bank penerbit

    kartu kreditBagian Kasa

    Bagian

    Pengiriman

    Pemegang kartu

    kredit

    Bagian penjualan

    memerintahkan

    bagian

    pengiriman

    menyerahkan

    barang kepada

    pembeli (2)

    Pemegang kartu kredit memesan barang

    (1)

    Secara priodik

    bank penerbit

    kartu kredit

    melakukan

    penagihan

    kepada

    pemegang

    kartu kredit (6)

    Bagian pengiriman

    menyerahkan barang

    kepada pembeli (4)

    Menyetor slip kartu

    kredit ke bank (5)

    Pemegang kartu

    kredit membayar

    dengan kartu kredit

    (3)

    Sumber : Mulyadi (2001:461)

  • 13

    4. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai dengan

    Prosedur Over The Counter Sales

    Pengertian sistem akuntansi penerimaan kas dari over the counter sales

    Menurut V. Wiratna Sujarweni (2005:121) sebagai berikut:

    Sistem akuntansi penerimaan kas dari over the counter sales adalah

    penjualan tunai dimana pembeli datang langsung sendiri keperusahaan,

    memilih barang dan membayar langsung di kasa dan langsung

    mendapatkan barang.

    Menurut Mulyadi (2001:456) sebagai berikut:

    Dalam penjualan tunai, pembeli datang ke perusahaan, melakukan

    pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke

    kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam over the counter

    sales ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check),

    atau pembayaran langsung dari pembeli credit card, sebelum barang

    diserahkan kepada pembeli.

    Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

    Sistem akuntansi penerimaan kas dari over the counter sales adalah

    penjualan tunai, dimana pembeli datang langsung ke perusahaan untuk

    memilih barang atau produk dan melakukan pembayaran ke kasir.

    a. Deskripsi yang dijalankan dari over the counter sales.

  • 14

    Penjualan tunai ini dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara

    mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih

    dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.

    Setelah uang diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai

    kemudian dicatat oleh perusahaan.

    b. fungsi yang terkait dari penjualan tunai dengan prosedur over the

    counter sales menurut Mulyadi (2001:462) adalah:

    1) Fungsi penjualan

    Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

    bertanggung jawab untuk meneriman order dari pembeli, mengisi

    faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada

    pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi

    kas.

    2) Fungsi kas

    Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

    bertanggung jawab sebagai penerimaan kas dari pembeli.

    3) Fungsi gudang

    Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

    bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh

    pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.

    4) Fungsi pengiriman

  • 15

    Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

    bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan

    barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.

    5) Fungsi akuntansi

    Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini

    bertanggung jawab sebagai pencatatan transaksi penjualan dan

    penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.

    c. Dokumen yang digunakan terkait dari penjualan tunai dengan prosedur

    over the counter sales menurut Mulyadi (2001:463) adalah:

    1) Faktur Penjualan tunai

    Faktur penjualan diisi oleh fungsi penjualan yang berfungsi

    sebagai pengantar pembayaran kepada fungsi kas dan sebagai

    dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan kedalam

    jurnal penjualan.

  • 16

    2) Pita register kas (cash register tape).

    Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara

    mengoperasikan mesin register kas pita. Pita register ini

    merupakan bukti penerimaan kas dikelarkan oleh fungsi kas dan

    merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang

    dicatat dalam jurnal penjualan.

    3) Credit Card Sales Slip

    Dokumen ini dicetak oleh Credit Card Sales bank yang

    menerbitkan kartu kredit dan doserahkan kepada perusahaan

    (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit.

  • 17

    4) Bill of lading

    Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari

    perusahaan penjulan barang kepada perusahaan angkutan umum.

    Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan

    Cash on delivery yang menyerahkan barangnnya dilakukan oleh

    perusahaan angkutan umum.

    5) Faktur Penjualan.

    Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan Cash on

    delivery. Tembusan faktur penjualan Cash on delivery diserahkan

    kepada pelanggan melalui bagian angkutan perusahaan, kantor pos,

    atau perusahaan angkutan umum dan dimintakan tanda tangan

    penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti telah diterimanya

    barang oleh pelanggan.

  • 18

    6) Bukti setor bank.

    Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran

    kas ke bank. bukti setor di buat 3 lembar dan diserahkan oleh

    fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetor kas dari hasil

    penjualan tunai ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali

    dari bank setelah ditanda tangani dan dicap oleh bank sebagai bukti

    penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi

  • 19

    kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi

    sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan

    kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas.

    7) Rekap Harga Pokok Penjualan

    Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas

    harga pokok produk yang dijual selama satu periode (misalnya satu

    bulan). Data yang direkam dalam dokumen ini berasal dari kolom

    “jumlah harga” dalam “pemakaian”. Dokumen ini digunakan oleh

    fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan

    bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.

  • 20

    d. Informasi yang digunakan terkait dari penjualan tunai dengan prosedur

    over the counter sales menurut Mulyadi (2001:462)

    Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajem dari

    penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:

    1) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok

    produk selama jangka waktu tertentu.

    2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.

    3) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu

    tertentu.

    4) Nama dan alamat pembeli, informasi ini diperlukan dalam

    penjualan produk tertentu, namun pada umumnya infomasi nama

  • 21

    dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari

    kegiatan penjualan tunai.

    5) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.

    6) Otorisasi pejabat yang berwenang.

    e. Catatan yang digunakan terkait dari penjualan tunai dengan prosedur

    over the counter sales menurut Mulyadi (2001:468) adalah:

    1) Jurnal Penjualan

    Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

    mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual

    berbagai macam produk dan manajemen memerlukan informasi

    penjualan setiap jenis produk yang dijualnya selam jangka waktu

    tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap

    jenis produk guna meringkas informasi penjualan menurut produk

    tersebut.

    2) Jurnal Penerimaan Kas

    Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

    mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, di antara dari

    penjualan tunai.

    3) Jurnal umum

    Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini

    di gunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok

    produk yang dijual.

  • 22

    4) Jurnal Persediaan

    Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu

    persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat

    berkurangnya harga produk yang dijual. Kartu persediaan ini

    digunakan oleh akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan

    barang yang disimpan di gudang.

    5) Kartu Gudang

    Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena

    hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.

    Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat

    mutasi dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Dalam

    transaksi penjualan tunai, kartu gudang digunakan untuk mencatat

    berkurangnya kuantitas produk yang di jual.

    f. jaringan prosedur yang terkait over the counter sales menurut Mulyadi

    (2001:469-470) adalah:

    1) Prosedur Order Penjualan

    Fungsi penjualan dalam prosedur ini menerima order dari

    pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan

    pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan

    untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman

    menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.

  • 23

    2) Prosedur Penerimaan Kas

    Fungsi kas dalam prosedur ini menerima pembayaran harga

    barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa

    pita register kas dan cap ”lunas” faktur penjualan tunai) kepada

    pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan

    pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.

    3) Prosedur Penyerahan Barang

    Fungsi pengiriman dalam prosedur ini menyerahkan barang

    kepada pembeli.

    4) Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai

    Fungsi akuntansi dalam prosedur ini melakukan pencatatan

    transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal

    penerimaan kas. Di samping itu fungsi akuntansi juga mencatat

    berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu

    persediaan.

    5) Prosedur Penyetoran Kas ke Bank

    Fungsi kas dalam prosedur ini menyetor kas yang diterima dari

    penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.

    6) Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas

  • 24

    Fungsi akuntansi dalam prosedur ini mencatat penerimaan kas

    ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor yang

    diterima dari bank melalui fungsi kas.

    7) Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan

    Fungsi akuntansi dalam prosedur ini membuat rekapitulasi

    harga pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu

    persediaan. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan ini,

    fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen

    sumber untuk pencatatan harga pokok ke dalam jurnal umum.

    g. Unsur pengendalian intern terkait dari penjualan tunai dengan prosedur

    over the counter sales Menurut Mulyadi (2001:470-471).

    1) Organisasi

    a) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.

    b) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi

    c) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi

    penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.

    2) Sistem otoritasi dan prosedur pencatatan

    d) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi

    penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan

    tunai.

  • 25

    e) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara

    membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan

    penempelan pita register kas pada faktur tersebut.

    f) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan

    permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.

    g) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan

    cara membubuhkan cap “sudah” diserahkan” pada faktur

    penjualan tunai.

    h) Pencatatan kedalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi

    akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan

    tunai.

    3) Praktik yang sehat

    i) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan

    pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.

    j) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor

    seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi

    penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.

    k) Perhitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas secara

    periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.

    h. Bagan alir sistem atau prosedur over the counter sales.

    Berikut ini adalah flowchart untuk transaksi penerimaan kas dari

    penjualan tunai dari Over The Counter Sales.

  • 26

    Bagan pertama

    Sistem penerimaan kas dari over-the-sales

    Bagian order penjualan

    Mulai

    Membuat

    order dari

    pembeli

    Mengisis

    faktur

    penjulan

    tunai

    32

    1FPT

    Via

    pembeliT

    1

    Bagian Kassa

    1

    1FPT

    Menerima

    unag dari

    pembeli

    Mengopera

    sikan

    register

    kas

    1FPT

    PRK

    3

    Mengisi BSB

    32

    1

    Menyerahkan

    kas ke bank

    BSB

    3

    1

    Bank

    Bersama

    Uang 8

    T

    2

    BSB

  • 27

    Bagian Jurnal

    6

    PRK

    1FPT

    Jurnal

    Penjualan7

    4

    Bukti

    Setor

    Bank

    Jurnal

    Penjualan

    T

    4

    RHPP

    Bukti

    Memorial

    Jurnal

    Umum

    N

    Mulai

    Bagian Jurnal

    7

    Kartu

    persediaan

    PRK

    1FPT

    N

    Membuat

    rekapitulasi

    HPP

    RHPP

    Membuat

    bukti

    memorial

    RHPP

    Bukti

    Memorial

    8

    Secara

    periodik

  • 28

    B. Hasil Penelitian Terdahulu.

    Untuk melihat perbandingan dari persamaan dan perbedaan dengan hasil

    penelitian terdahulu, dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

    Tabel 1

    Penelitian Terdahulu

    Aspek/Nama Penelitian Rusy Briana Pratiwi (2007)

    Evaluasi Sistem Akuntansi

    Penerimaan Kas Instalasi Rawat

    jalan

    Febrianita Winda Hapsari

    (2011)

    Evaluasi Sistem

    Penerimaan Kas Rawat

    Inap Bangsal umum

    Pasien kelas I

    Objek Penelitian

    Rumah Sakit Waluyo Surakarta Rumah Sakit Kasih Ibu

    Surakarta

    Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah salah satu

    tempat penyelenggarakan kegiatan

    yang dimanfaatkan untuk

    memberikan pelayanan medis yang

    dibutuhkan bagi setiap pasien.

    Rumah sakit merupakan suatu

    bentuk perusahaan jasa yang

    dikelola oleh pemerintah maupun

    swasta (yayasan) yang bertujuan

    memberikan pelayanan kesehatan

    bagi masyarakat. Untuk

    memberikan pelayanan pada

    masyarakat dengan baik, harus

    didukung oleh penyelenggaraan

    sistem akuntansi rumah sakit yang

    baik pula.

    Pada zaman sekarang ini

    banyak masyarakat

    kurang memperhatikan

    kebersihan kebersihan

    lingkungan sekitar.

    Tercemarnya sungai-

    sungai yang disebabkan

    limbah pabrik maupun

    ulah manusia yang sering

    membuang sampah

    disembarangan tempat,

    membuat keadaan

    lingkungan kita semakin

    memburuk. Kumuhnya

    lingkungan ini

    menyebabkan timbulnya

    berbagai macam penyakit

    yang menggangu

    kesehatan manusia. Hal

    ini diperparah lagi

    dengan rendahnya

    kepedulian masyarakat

    akan kualitas makanan

    untuk memenuhui standar

    gizi yang baik. Lemahnya

    kepedulian masyarakat

    akan lingkungansera

    asupan gizi yang baik

  • 29

    Lanjutan:

    menyebabkan manusia

    mudah terserang Penyakit,

    seperti penyakit pada

    gangguan pencernaan, gizi

    buruk, penyakit pada

    gangguan organ dalam dan

    penyakit-penyakit lainnya.

    Rumah sakit sebagai

    tempat pelayanan secara

    optimal dalam upaya

    penyembuhan pasien. ntuk

    memperoleh hasil tersebut,

    rumah sakit hatus

    didukung oleh pelaksanaan

    sistem yang baik.

    Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui bagaimana sistem

    akuntansi penerimaan kas dijalankan

    dengan menelisuri jaringan prosedur

    yang membentuk sistem akuntansi

    penerimaan kas, fungsi yang terkait,

    dokumen dan catatan akuntansi yang

    digunakan.

    Untuk mengetahui kelemahan sistem

    Akuntansi penerimaan kas rawat

    jalan yang dijalankan

    Untuk mengetahui evaluasi

    penerapan sistem dan

    prosedur akuntansi yang

    berhubungan dengan

    penerimaan kas pada

    instalasi rawat inap Rumah

    Sakit Kasih Ibu Surakarta.

    Untuk mengetahui

    kelebihan dan kelemahan

    dari sistem penerimaan kas

    sistem Inap pada Rumah

    Sakit Katih Ibu Surakarta

    Metode penelitian

    Suatu rumah sakit yang mempunyai

    sistem akuntansi penerimaan kas

    yang baik menggambarkan bahwa

    rumah sakit tersebut memiliki

    pengelola manajemen yang baik

    pula,yang dapat menghasilkan

    laporan keuangan yang relevan yang

    berguna bagi pihak internal rumah

    sakit maupun eksternal rumah sakit

    yaitu penanam saham.

    Melakukan analisis

    kelebihan-kelebihan sistem

    akuntansi yang telah

    diterapkan oleh pihak

    Rumah sakit kasih Ibu

    Serta kelemahan-

    kelemahan adanya

    kesalahan yang timbul

    karena factor human error

    mengingat begitu

    banyaknya nota-nota rawat

    inap, maupun Kuintansi-

    kuintansi yang dihitung,

    sehingga kesalahan yang

    dalam pencatatan transaksi

    maupun pencatatan biaya

    bisa terjadi yang mungkin

    bisa menjadi koreksi bagi

    sistem penerimaan rumah

    sakit kasih ibu Surakarta.

  • 30

    Persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu

    Persama pada penelitian terdahulu adalah Rumah Sakit Swasta. Pada

    penelitian terdahulu yang pertama adalah untuk mengetahui sistem akuntansi

    penerimaan kas dan pada hasil penelitian bagi penulis, bagi rumah sakit dan bagi

    akademik atau universitas.

    Perbedaan pada penelitian terdahulu

    Penelitian terdahulu untuk evaluasi (proses pengukuran hasil kerja) sistem

    akuntansi penerimaan kas instalasi rawat jalan dan evaluasi sistem akuntansi

    penerimaan kas rawat inap bangsal umum pasien, sedangkan penulis untuk

    mengetahui sistem akuntnasi penerimaan kas dari pembayaran rawat inap,

    instalasi gawat darurat, dan klinik.

  • 31

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Indentifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel

    Sistem akuntansi penerimaan kas pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin

    Tahun 2017, yaitu:

    1. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Rawat Inap.

    Suatu jaringan prosedur untuk melaksanakan kegiatan rawat inap yang

    melibatkan beberapa fungsi yaitu fungsi pendaftaran, fungsi keperawatan,

    fungsi perincian,fungsi instalasi farmasi, fungsi kasir,fungsi bendahara

    penerimaan dan fungsi akuntansi.

    2. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas pada Instalasi Gawat

    Darurat.

    Suatu jaringan prosedur untuk melaksanakan kegiatan instalasi gawat

    darurat yang melibatkan beberapa fungsi yaitu fungsi keperawatan, fungsi

    pendaftaran, fungsi instalasi farmasi, fungsi administrasi instalasi gawat

    darurat , fungsi kasir,fungsi bendahara penerimaan dan fungsi akuntansi.

    3. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas pada Klinik.

    Suatu jaringan prosedur untuk melaksanakan kegiatan Klinik yang

    melibatkan beberapa fungsi yaitu fungsi pendaftaran, fungsi apotek

    Bagian pengiriman

  • 32

    matahari, fungsi kasir klinik, fungsi dokter spesialis, fungsi kasir,

    fungsi bendahara penerimaan, dan fungsi akuntansi

    4. Penerimaan Kas dari Rawat Inap

    Penerimaan kas dari rawat inap prosedurnya dimulai fungsi perincian

    setelah itu fungsi kasir, fungsi bendahara penerimaan ,fungsi akuntansi.

    5. Penerimaan Kas pada Instalasi Gawat Darurat

    Penerimaan kas dari Instalasi Gawat Darurat prosedur fungsi

    administrasi, fungsi kasir, fungsi bendahara penerimaan ,fungsi akuntansi.

    6. Penerimaan Kas pada Klinik

    Penerimaan Kas pada Klinik kasir klinik, kasir rawat inap ,fungsi

    akuntansi.

    B. Jenis Penelitian

    Penelitian yang dilakukan menjadi studi kasus yang dilakukan secara

    mendalam terhadap unsur-unsur sistem akuntansi penerimaan kas pada Rumah

    Sakit Islam Banjarmasin pada tahun 2017.

    C. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis data

    a. Data kualitatif

    Adapun data yang diperoleh penulis antara lain:

  • 33

    1) Sejarah Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    2) Struktur organisasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    3) Deskripsi kegiatan dijalankan pada sistem akuntansi sistem

    akuntansi penerimaan kas dari rawat inap, sistem akuntansi

    penerimaan kas pada IGD, dan penerimaan kas pada klinik pada

    Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    4) Fungsi yang terkait pada sistem akuntansi penerimaan kas dari

    rawat inap, sistem akuntansi penerimaan kas pada IGD, dan sistem

    akuntansi penerimaan kas pada klinik pada Rumah Sakit Islam

    Banjarmasin.

    5) Informasi yang digunakan pada sistem akuntansi penerimaan kas

    dari rawat inap, sistem akuntansi penerimaan kas pada IGD, dan

    sistem akuntansi penerimaan kas pada klinik pada Rumah Sakit

    Islam Banjarmasin.

    6) Dokumen yang digunakan pada sistem akuntansi penerimaan kas

    dari rawat inap, sistem akuntansi penerimaan kas pada IGD, dan

    sistem akuntansi penerimaan kas pada klinik pada Rumah Sakit

    Islam Banjarmasin.

    7) Catatan yang digunakan pada sistem akuntansi penerimaan kas dari

    rawat inap, sistem akuntansi penerimaan kas pada IGD, dan sistem

    akuntansi penerimaan kas pada klinik pada Rumah Sakit Islam

    Banjarmasin.

  • 34

    8) Jaringan prosedur yang membentuk pada sistem akuntansi

    penerimaan kas dari rawat inap,sistem akuntansi penerimaan kas

    pada IGD, dan sistem akuntansi penerimaan kas pada klinik pada

    Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    9) Sistem pengendalian intern yang diterapkan pada sistem akuntansi

    penerimaan kas dari rawat inap, sistem akuntansi penerimaan

    akuntansi kas pada IGD, dan sistem akuntansi penerimaan kas pada

    klinik pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Kemudian Bagian

    alur sistem atau prosedur yang membentuk pada sistem akuntansi

    penerimaan kas dari rawat inap, sistem akuntansi penerimaan kas

    pada IGD, dan sistem akuntansi penerimaan kas pada klinik pada

    Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    b. Sumber data

    1) Data primer

    Data yang diperoleh langsung dari objek penelitian pada Rumah

    sakit Islam Banjarmasin, yaitu:

    Deskripsi kegiatan, fungsi, dokumen, informasi, catatan, jaringan

    prosedur, sistem pengendalian intern, dan bagan alir dalam sistem

    akuntansi penerimaan kas pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    2) Data sekunder

    Data yang perlu penulis, yaitu:

    a) Sejarah rumah sakit.

  • 35

    b) Struktur Organisasi.

    c) NPWP (Nomor pokok wajib pajak).

    d) Surat izin pendirian rumah sakit.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    1. Menurut Teori

    a. Tes

    Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2014:193) Tes adalah

    serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

    mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau

    bakat yang dimiliki oleh individu kelompok.

    b. Angket atau kuesioner (questionnaires)

    Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2014:194) Kuesioner

    adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

    informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau hal-

    hal yang diketahui.

    c. Interviu (interviewer)

    Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2014:198) Interviu yang

    sering disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah

    dialog yang dilakakukan oleh pewawancara (interviewer)) untuk

    memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Interviu

    digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalkan

    untuk mencari data tentang variable latar belakang murid, orang tua,

    pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.

  • 36

    d. Observasi

    Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2014:199-200) Orang

    seringkali mengartikan observasi sebagai suatu aktiva yang sempit,

    yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Didalam

    pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan

    pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu

    objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi

    dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba,

    dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan

    langsung didalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan

    tes, kuesioner, rekaman gambar, rekam suara.

    2. Menurut Penulis

    a. Dokumentasi

    Mengumpulkan data yang diperoleh dari dokumen atau tertulis

    yang dimiliki Rumah Sakit yang berhubungan dengan sistem

    penerimaan kas dari prosedur pembayaran dari Rawat Inap,

    penerimaan kas pada Instalasi Gawat Darurat, dan penerimaan kas

    pada klinik pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    b. Wawancara

    Dengan melakukan percakapan atau tanya jawab lisan dengan

    penanggung jawab atau bagian keuangan dan pasien serat yang terkait

    untuk memperoleh data atau hal yang penting yang terkaitan dengan

  • 37

    sistem penerimaan kas dari prosedur Pembayaran dari Rawat Inap,

    penerimaan kas pada Instalasi Gawat Darurat, dan penerimaan kas

    pada klinik.pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    F. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang dilakukan yaitu, mengumpulkan data tentang

    Sistem Akuntansi Penerimaan kas Rumah Sakit Islam pada tahun 2017

    Banjarmasin yang terdiri dari :

    1. Deskripsi kegiatan yang dijalankan pada sistem akuntansi penerimaan kas

    dari rawat inap, penerimaan kas pada instalasi gawat darurat dan klinik

    pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    2. Fungsi yang terkait pada sistem akuntansi penerimaan kas dari rawat inap,

    penerimaan kas pada instalasi gawat darurat dan klinik pada Rumah Sakit

    Islam Banjarmasin.

    3. Dokumen yang digunakan pada sistem akuntansi penerimaan kas dari

    rawat inap, penerimaan kas pada instalasi gawat darurat dan klinik pada

    Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    4. Informasi yang digunakan pada sistem akuntansi penerimaan kas dari

    rawat inap, penerimaan kas pada instalasi gawat darurat dan klinik pada

    Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    5. Catatan yang digunakan pada sistem akuntansi penerimaan kas dari rawat

    inap, penerimaan kas pada instalasi gawat darurat dan klinik pada Rumah

    Sakit Islam Banjarmasin.

  • 38

    6. Jaringan prosedur yang membentuk pada sistem akuntansi penerimaan

    kas dari rawat inap, penerimaan kas pada instalasi gawat darurat dan klinik

    pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    7. Unsur pengendalian intern pada sistem akuntansi penerimaan kas dari

    rawat inap, penerimaan kas pada instalasi gawat darurat dan klinik pada

    Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    8. Kemudian membuat bagan sistem akuntansi penerimaan kas dari rawat

    inap, penerimaan kas pada instalasi gawat darurat dan klinik pada Rumah

    Sakit Islam Banjarmasin dan memberikan penjelasan terhadap bagan alir

    tersebut.

  • 39

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

    Rumah Sakit Islam Banjarmasin merupakan Musyawarah Pimpinan

    Muhammadiyah Kalimantan Selatan ke 25 yang diadakan di Nagara

    Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang berlangsung pad tanggal 15 – 17

    April 1968 merupakan tonggak sejarah Rumah Sakit Islam Banjarmasin

    ditancapkan guna mengembangkan amal usaha persyarikatan.

    Berdasarkan akta notaris Bakhtiar tanggal 01 maret 1927 No.1/1927

    telah dibentuk pengurus yayasan Rumah Sakit Islam Banjarmasin yang

    tanggal 19 Agustus 1927 di ketuai bapak H. Abdullah dengan SK Menkes

    No.673/P.Kes/0/1927 di peroleh ijin kepegawai Rumah Sakit Islam

    Banjarmasin, yang mana dalam perjalannyya pengurus yayasan tersebut

    dibubarkan oleh PWM periode 2000-2005.

    Rumah Sakit Islam Banjarmasin awalnya merupakan sebuah rumah

    sakit bersalin yang bernama “Rumah Sakit Siti Khadijah”. Nama ini

    digunakan tanggal 14 Agustus 1974 sampai 14 Agustus 1979 dan pada

    tanggal 15 Agustus 1979 berubah menjadi Rumah Sakit Islam

    Banjarmasin hingga sekarang mendapat ijin tetap Menkes RI No.

    0917/Yan-Men/RSKS/1988 yang berlaku selama 5 tahun dan selalu di

    perpanjang. Rumah Sakit bersalin siti khadijah kemudian berkembang

  • 40

    dan berubah menjadi Rumah Sakit Islam Banjarmasin pada 15 Agustus 1979.

    Tidak hanya melayani persalin, sejak itu Rumah Sakit Islam Banjarmasin

    menjadi Rumah Sakit yang juga melayani pasien Umum.

    Direktur di bantu dua orang wakil direktur yaitu wakil direktur

    administrasi umum dan keuangan dan wakil direktur medik. selama

    perjalanan rumah sakit islam banjarmasin dalam pengabdiannya jabatan

    direktur beberapa kali mengalaimi pergantian sebagai berikut :

    a. dr . H. Abu Hanifah MPH Tahun 1974 – 1984

    b. dr. H. Mochlan Aham DTMH Tahun 1984 –1994

    c. dr. H. Muhammad Asj’ari Tahun 1994 - 2001

    d. dr. H. Abimayu, Sp. PD, kgeh Tahun 2001 - 2003

    e. dr. H. Hasan Zain, Sp. P Tahun 2004 - 2009

    f. dr. H. Mohammad Isa, Sp. P Tahun 2009 – 2014

    g. dr. Hj. Rafiqah Tahun 2014 – 2019

    1) Jumlah tenaga Rumah Sakit Islam Banjarmasin 404 Orang. Adapun

    sebagai berikut:

    No Keterangan Jumlah

    a) Tenaga medik

    Dokter umum

    8 Orang

    Dokter gigi

    1 Orang

  • 41

    Dokter tidak tetap

    64 Orang

    b) Tenaga Paramedik

    Keperawatan 144 Orang

    Bidan 10 Orang

    c) Tenaga penunjang medik

    Laboratorium 7 Orang

    Farmasi 24 Orang

    Radiologi 6 Orang

    Gizi 4 Orang

    Rekam Medis 1 Orang

    Kesehatan Masyarakat 4 Orang

    Kesehatan Lingkungan 1 Orang

    Elekro Medik 1 Orang

    d) Tenaga Non Medik 129 Orang

    Dokter Spesialis Bedah

    Dokter Spesialis Dalam

    Dokter Spesialis Anak

    Dokter Spesialis Obyn

    ( Kebidanan dan

    Kandungan

    Dokter Spesialis Jiwa

    Dokter Spesialis Mata

  • 42

    Dokter Spesialis THT

    ( Telinga, Hidung, dan

    Tenggorokan)

    Dokter Spesialis Kulit

    dan Kelamin

    Dokter Spesialis

    kardiologi

    Dokter Spesialis Paru

    Dokter Spesialis Saraf

    Dokter Spesialis Bedah

    Saraf

    Dokter Spesialis Bedah

    Orthopedi

    Dokter Spesialis

    urologi

    Dokter Spesialis

    Rehabilitasi Medik

    Dokter Spesialis

    Patoligi Anatomi

    2) Fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Islam Banjarmasin seperti:

    No Keterangan Jumlah

    a) Instalasi gawat Darurat (IGD)

    1 Tempat

    b) Kamar Bedah (Operasi) 1 Tempat

    c) Kamar Bersalin (VK) 1 Tempat

    d) Medical Check Up (MCU)

    Pemeriksaan dengan

    klasifikasi sederhana

    1 Tempat

    Pemeriksaan dengan

    klasifikasi standar

    1 Tempat

    Pemeriksaan dengan

    klasifikasi lengkap

    1 Tempat

    Pemeriksaan dengan 1 Tempat

  • 43

    klasifikasi paripurna

    Pemeriksaan dengan

    klasifikasi haji

    1 Tempat

    Pemeriksaan dengan

    klasifikasi pranikah

    1 Tempat

    e) Hemodialisa 1 Tempat

    f) Penunjang Medik

    Laboratorium 1 Tempat

    Instalasi farmasi rawat

    inap

    1 Tempat

    Instalasi rawat jalan 1 Tempat

    Radiologi 1 Tempat

    Gizi 1 Tempat

    Fisioterafi 1 Tempat

    g) Rawat Inap

    Paviliun Super VIP 2 Tempat

    Ruang VIP A Al – Farabi 9 Tempat

    Ruang VIP B 3 Tempat

    Ruang VIP B Al – Farabi 3 Tempat

    Ruang kelas IA pavilion 6 Tempat

    Ruang kelas IA Al –

    Farabi

    6 Tempat

    Ar – razi VIP A1 2 Tempat

    Ruang kelas I A Ar – razi 11 Tempat

    Ruang kelas II A Ar – razi 2 Tempat

    Ruang kelas II B Ar – razi 6 Tempat

    Al – Binuri kelas II A 3 Tempat

    Al – Binuri kelas II B 4 Tempat

    Al – Binuri kelas II C 8 Tempat

    Al – Binuri kelas III A 9 Tempat

    Al – Binuri kelas III B 4 Tempat

    Al –Haitam II C Anak 6 Tempat

    Al – Haitam III B Anak 6 Tempat

    ICU / ICCU 8 Tempat

    Kamar Bayi 15 Tempat

    h) Non Medik

    Bimbingan rohani (

    Bimroh)

    1 Tempat

    i) Bimroh Karyawan 1 Tempat

    j) Pelayanan jenazah / Kamar mayat

    1 Tempat

  • 44

    k) Ambulance 1 Tempat

    l) Masjid Abu Hanifah 1 Tempat

    m) Mushola Asy Syaabirin 1 Tempat

    n) Atm Bank Mandiri Syariah

    1 Tempat

    2. Struktur Organisasi

    Struktur organisasi dalam sebuah Rumah Sakit mempunyai peran sangat

    penting, sebab adanya struktur organisasi yang baik, akan diketahui

    pembagian tugas, wewengan dan tanggung jawa dari masing-masing

    jabatan. Sehingga dapat menghindari terjadinya kekacauan serta untuk

    penghasilan pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

    Adapun struktur organisasi yang digunakan oleh Rumah Sakit Islam

    Banjarmasin adalah bentuk organisasi Lini (Garis), dimana bentuk struktur

    organisasi garis ini sangat cocok untuk digunakan disebuah rumah sakit

    karena sesuai dengan kondisi sistem operasional yang berlaku. Berikut

    struktur organisasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin

  • 45

    Bagan 1

    STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN

    DIREKTUR BPH

    Komite SPI

    Wadir Medik dan keperawatan

    Wadir Administrasi Umum dan keuangan

    Bidang Pelayanan Medik

    Bidang Keperawatan

    Bidang Penunjang Pelayanan

    Seksi keperawatan

    lnstalasi lnstalasi

    lnstalasi SMF

    Bagian Keuangan

    Sub Bagian Akuntansi, Anggaran

    dan Evaluasi

    Sub Bagian Perbendaharaan dan

    Mobilisasi Dana

    Bagian Administrasi Umum

    Sub Bagian Rumah Tangga

    Sub Bagian SDM dan Diklat

    Sub Bagian Hukum dan

    Kehumasahan

  • 46

    Lanjutan:

    STRUKTUR ORGANISASI

    BIDANG PELAYANAN MEDIK

    Ka Unit Igd Apotik

    Laboratorium Radiologi

    Ambulance

    DIREKTUR

    Kepala Bidang Pelayanan Medik

    Dokter Jaga Dokter Konsulen

    Kepala Bidang Keperawatan

    Kepala Instalasi Gawat Darurat

    Kasie keperawatan

    Wadir Medik dan keperawatan

    Inventaris Bimbingan penyeluhan

    Administrasi / laporan

    Pekarya

    kebersihan Perawat Triase Penanggung Jawab Obat Obatan

  • 47

    Lanjutan:

    STRUKTUR ORGANISASI

    BIDANG KEPERAWATAN

    DIREKTUR

    Wadir Medik dan keperawatan

    Bidang Keperawatan

    Seksi keperawatan

    Unit Gawat Darurat

    Unit Rawat Jalan

    Unit VK Bersalin

    Unit Perinatologi

    Unit Haemodialisa

    Unit ICU/ICCU

    Unit Al Haitam

    Unit Al Razi

    Unit Al Farabi

    Unit Bedah

    Unit Bedah Sentral

    Unit Recovery Room

    Unit Paviliun

    Unit Al Biruni

    IPCN

    IPCN

  • 48

    Lanjutan:

    STRUKTUR ORGANISASI

    BIDANG PENUNJANG PELAYANAN

    DIREKTUR

    Wadir Medik dan keperawatan

    Bidang Penunjang Pelayanan

    Instalasi Farmasi

    Instalasi Rekam Medik

    Instalasi Laboratorium

    Instalasi Penunjang Non Medik

    Instalasi Gizi Instalasi Rekab Medik

    Instalasi Radiologi

    Unit Farmasi Klinis

    Unit Farmasi kamar Obat

    Unit Logistik Farmasi

    Instalasi Laboratorium

    Instalasi Rekab Medik

    Instalasi Radiologi

    Unit Produk dan Distribusi

    Unit Gizi Klinis

    Unit SKL

    Unit Linen dan Laundry

    Unit CSSD

    Unit Ambulance

    Unit Bina Rohani

  • 49

    Lanjutan:

    STRUKTUR ORGANISASI

    BIDANG ADMINISTRASI UMUM

    DIREKTUR

    Wadir Administrasi Umum dn Keuangan

    Bagian Administrasi Umum

    Sub Bagian Tata Usaha dan Kerumah Tanggaan

    Sub Bagian SDM dan Diklat

    Sub Bagian Hukum dan Kehumasahan

    Unit Satpam

    Unit PSRS

    Unit Diklat Unit Pemasaran

    Unit Pengaduan masyarakat

    Unit Promkes

  • 50

    Lanjutan:

    STRUKTUR ORGANISASI

    BIDANG KEUANGAN

    DIREKTUR

    Wadir Akuntansi Umum dan Keuangan

    Bagian Keuangan

    Sub Bagian Akuntansi dan Anggaran

    Sub Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana

    Kepala Urusan Unit Akuntansi

    Kepala Urusan Utang dan Piutang

    Kepala Urusan Kas Penerimaan

    Kepala Urusan Kas Penerimaan

  • 51

    3. Tugas dan Fungsi pada Rumah Sakit Islam Banjarmasin

    Berikut ini tugas dan fungsi dari Rumah Sakit Islam Banjarmasin

    adalah sebagai berikut :

    a. Direktur

    Tugas yang dilaksanakan direktur adalah Mengkoordinasikan

    pelaksanaan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna

    dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang

    dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan

    pencegahan, melaksanakan upaya rujukan serat pelaksanaan

    pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit.

    Dalam menyelenggarakan tugas, kepala bagian tata usaha

    mempunyai fungsi sebagai berikut :

    1) Pengkoordinasikan pelayanan medis.

    2) Pengkoordinasikan pelayanan medis penunjang medis dan non

    medis.

    3) Pengkoordinasikan pelayanan dan asuhan keperawatan.

    4) Pengkoordinasikan pelayanan rujuk medis, non medis dan

    lainnya.

    5) Pengkoordinasikan pelayanan pelaksaan penelitian dan

    pengembangan pemasaran, dan

    6) Pengkoordinasikan pengelolaan administrasi, keuangan, hukum

    dan kehumasan.

    b. Badan Pelaksaan Harian (BPH)

    4

    9 4

    9 5

    0

    5

    0

  • 52

    Tugas yang dilaksanakan badan pelaksaan harian adalah

    memimpin, membina, mengkoordinasikan, mengawasi dan

    mengevaluasi seluruh kegiatan badan pelaksaan harian rumah sakit

    c. Komite

    Tugas yang dilakukan komite adalah membantu direktur rumah

    sakit menyusun standar pelayanan medis dan memantau

    pelaksaannya, melaksanakan pembinaan etika profesi, displin profesi

    dan mutu profesi. Mengatur kewenangan profesi antara kelompok

    staf medis, membantu direktur menyusun peraturan staf medis dan

    memantau pelaksaannya, membantu direktur rumah sakit menyusun

    kebijakan dan prosedur yang terkait dengan hukum medis,

    membantu direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur

    yang terkait dengan hokum etika, melakukan koordinasi dengan

    kepala bidang pelayanan medik dalam melaksanakan pemantauan

    dan pembinaan pelaksaan tugas kelompok staf medis. Dalam

    menyelenggarakan tugas, komite mempunyai fungsi sebagai berikut :

    1) Memberikan sarana kepada direktur rumah sakit atau kepada

    bidang pelayanan medik.

    2) Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medik

    3) Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika kedokteran

    4) Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus

    dilaksanakan oleh semua kelompok staf medis dirumah sakit.

    d. Wadir Medik dan keperawatan

  • 53

    Wadir medik dan keperawatan mempunyai tugas merumuskan

    kebijakan, mengembangkan, mengkoordinasikan, mengawasi,

    membina, dan mengendalikan kegiatan pelayanan medik, pelayanan

    diagnostik dan khusus, dan keperawataan. wadir medik dan

    keperawatan mempunyai fungsi sebagai berikut:

    1) Pengkoordinasian perumusan strategi dan kebijakan di bidang

    pelayanan medik, pelayanan diagnostik khusus, keperawatan dan

    instalasi di bawah koordinasinya.

    2) Perencanaan dan pengembangan pelayanan medik, pelayanan

    diagnostik khusus, keperawatan dan instalasi di bawah

    koordinasinya.

    3) Pengkoordinasian pelaksanaan pelayanan medik, pelayanan

    diagnostik dan khusus, keperawatan dan instalasi di bawah

    koordinasinya.

    4) Pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan medik,

    pelayanan diagnostik khusus, keperawatan dan instalasi dibawah

    koordinasinya

    5) Pengkoordinasian dan sinkronisasi pelayanan medik dan

    keperawatan dengan instalasi, komite dan staf fungsional

    dan/atau instansi lainnya.

    5) pengawasan, pengendalian dan evaluasi pelayanan medik, pelayanan

    diagnostik khusus, keperawatan dan instalasi di bawah

    koordinasinya.

  • 54

    1) pembinaan dan penilaian kinerja serta remunerasi karyawan di

    bawah koordinasinya.

    2) pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur.

    e. Bidang Pelayanan Medik

    Bidang pelayanan medik, mempunyai tugas merencanakan,

    mengkoordinasikan, memantau, mengevaluasi kegiatan dan

    mengembangkan pelayanan medik rawat jalan dan rawat inap,

    pelayanan rawat darurat, pembedahan, intensif dan invasif dan

    perumusan kebijakan. Bidang pelayanan medik mempunyai fungsi:

    1) Pengkoordinasian perumusan kebijakan perencanaan

    pelaksanaan dan pengembangan rawat jalan, rawat inap, dan

    pelayanan rawat darurat, pembedahan, intensif dan invasif.

    2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan pelayanan medik

    rawat jalan, rawat inap, dan pelayanan rawat darurat,

    Pembedahan, intensif dan invasif.

    3) Pelaksanaan pembinaan dan penilaian kinerja serta remunerasi

    karyawan dibidang pelayanan medic

    4) Pengkoordinasian penyusunan biaya satuan pelayanan medic

    5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh wakil direktur.

    f. Bidang Keperawatan

    Bidang keperawatan, mempunyai tugas merencanakan,

    mengkoordinasikan, memantau dan mengevaluasi kegiatan

  • 55

    pelayanan keperawatan serta koordinasi dengan instalasi dan

    perumusan kebijakan. bidang keperawatan, mempunyai fungsi:

    1) penyusunan program dan rencana kegiatan asuhan keperawatan,

    tenaga dan peralatan keperawatan.

    2) pengkoordinasian penyusunan standar dan pengembangan asuhan

    keperawatan, kebutuhan peralatan, sarana, prasarana dan sumber

    daya manusia.

    3) pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan

    pelayanan asuhan keperawatan pemanfaatan peralatan dan

    sumber daya manusia.

    4) pelaksanaan pembinaan dan penilaian kinerja sumber daya

    manusia.

    5) pelakssanaan koordinasi dengan instalasi terkait.

    6) pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh wakil direktur.

    g. Bidang Penunjang Pelayanan

    Bidang penunjang pelayanan mempunyai tugas menyusun

    perencanaankegiatan, sistem dan prosedur, pengkoordinasian,

    pelaksanaan, pengawasan dari evaluasi pelayanan penunjang

    diagnostik, logistik, beserta sarana dan prasarana. Bidang penunjang

    pelayanan mempunyai fungsi:

    1) Penyelenggaraan pelayanan penunjang diagnostik dan logistik.

    2) Penyelanggaraan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.

  • 56

    h. Wadir Administrasi Umum dan Keuangan

    Wakil Direktur Umum dan Keuangan, mempunyai tugas

    merumuskan kebijakan, mengembangkan, mengkoordinasikan,

    mengawasi, membina dan mengendalikan kegiatan kepegawaian,

    perencaraan program, ketatausahaan, pengelolaan keuangan dan

    instalasi dibawah koordinasinya. Wakil direktur administrasi umum

    dan keuangan, mempunyai fungsi :

    1) pengkoordinasian perumusan strategi dan kebijakan dibidang

    kepegawaian, perencanaan program, ketatausahaan dan keuangan

    2) perencanaan dan pengembangan kepegawaian, penyusunan

    program, ketatausahaan, dan keuangan.

    3) pengkoordinasian pelaksanaan kepegawaian, perencanaan

    program, ketatausahaan, dan keuangan .

    4) pembinaan terhadap penyelenggaraan kepegawaian, perencanaan

    program, ketatausahaan, keuangan dan instalasi di bawah

    koordinasinya.

    5) pengkoordinasian dan sinkronisasi pengelolaan kepegawaian,

    dan keuangan dengan instalasi dan atau instansi lainnya

    pemantauan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan

    kepegawaian, perencanaan program, ketatausahaan, dan

    keuangan ;

    6) pengarahan, penggerakan pelaksanaan dan pemanfaatan sumber

    daya rumah sakit.

  • 57

    7) pembinaan dan penilaian kinerja serta remunerasi karyawan

    dibawah koordinasinya.

    8) penyiapan bahan-bahan perumusan kebijakan.

    9) pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur.

    6) Bagian Keuangan

    Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan

    dan mengembangkan kegiatan perbendaharaan, penerimaan,

    verifikasi, akuntansi dan perumusan kebijakan serta koordinasi

    dengan instalasi dan perumusan kebijakan. Bagian keuangan,

    mempunyai fungsi:

    1) pengkoordinasian, pelaksanaan perencanaan kegiatan

    perbendaharaan, penerimaan, verifikasi dan akuntansi.

    2) pengkoordinasian pengembangan kegiatan perbendaharaan,

    penerimaan, verifikasi dan akuntansi.

    3) pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan perbendaharaan,

    penerimaan, verifikasi dan akuntansi.

    4) pelaksanaan koordinasi dengan instalasi .

    5) pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh wakil direktur

  • 58

    B. Pembahasan Hasil Penelitian

    1. Sistem Informasi Akuntansi penerimaan Kas pada Rumah Sakit

    Islam Banjarmasin Tahun 2017.

    a. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari rawat inap.

    1) Deskripsi kegiatan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari

    Pembayaran Rawat Inap.

    pelayanan rawat inap oleh fungsi perawat dengan melayani

    pasien, setelah itu pasien melakukan pembayaran atas kegiatan

    rawat inap ke fungsi kasir.

    2) Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari

    Pembayaran Rawat Inap.

    a) Fungsi Pendaftaran.

    Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat

    inap, fungsi ini bertanggung jawab untuk pencatatan identitas

    pasien dalam formulir rekam medis, sebagai data awal pasien,

    buku register pendaptaran rawat inap. Fungsi ini termasuk

    dalam unit pemasaran pada sub bagian hukum dan kehumasan.

    b) Fungsi Keperawatan.

    Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat

    inap, fungsi ini bertanggung jawab sebagai pelayanan

    professional yang dilakukan oleh perawat dengan cara merawat

    dan memberikan pelayanan pada pasien. Fungsi ini termasuk

    dalam seksi keperawatan pada bidang keperawatan.

  • 59

    c) Fungsi Kasir.

    Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat

    inap, fungsi ini bertanggung jawab sebagai menerima

    pembayaran dari pasien dan membuatkan kwintansi. Fungsi ini

    termasuk dalam sub bagian perbendaharaan dan mobilisasi

    dana pada bagian keuangan.

    d) Fungsi Bendahara Penerimaan.

    Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat

    inap, fungsi ini bertanggung jawab sebagai menerima biaya

    penerimaan kas dari pasien. Fungsi ini termasuk dalam sub

    bagian perbendaharaan dan mobilisasi dana pada bagian

    keuangan.

    e) Fungsi Akuntansi.

    Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat

    inap, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat penerimaan

    kas, Fungsi ini termasuk dalam sub bagian akuntansi, anggaran

    dan evaluasi pada bagian keuangan.

    f) Fungsi Perincian.

    Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat

    inap, fungsi ini bertanggung jawab sebagai merekap biaya

    biaya yang ada didalam status pasien yang sesuai biaya pasien

    rawat inap. Fungsi ini termasuk sub bagian perbendaharaan dan

    mobilisasi dana pada bagian keuangan.

  • 60

    g) Fungsi Intalasi Farmasi.

    Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat

    inap, fungsi ini bertanggung jawab sebagai melayani pasien

    untuk pengambilan obat-obatan yang diberikan sesuai resef

    dokter pada pasien rawat inap. Fungsi ini termasuk dalam unit

    pelayanan kamar obat pada instalasi farmasi.

    3) Informasi yang diperlukan dalam Sistem AKuntansi Penerimaan

    Kas dari Pembayaran Rawat Inap.

    a) Jumlah penerimaan kas dari pembayaran rawat inap.

    b) Jumlah kas yang diterima dari pendapatan tunai.

    c) Jumlah pendapatan dari pelayanan rawat inap selama 1 hari

    atau perhari.

    d) Nama dan alamat pasien, informasi yang diperlukan dalam

    penerimaan kas pasieen dari pelayanan rawat inap, informasi

    nama dan alamat pasien sangat diperlukan untuk pengarsipan.

    e) Kualitas pelayanan yang diberikan.

    f) Nama dokter dan perawat yang memberikan pelayanan dan

    pengobatan.

    g) Otoritasi sub bagian akuntansi, sub bagian perbendaharaan dan

    mobilisasi, ketua bagian keuangan, wakil direktur administrasi

    dan keuangan, direktur yang berwenang tentang laporan

    keuangan.

  • 61

    4) Dokumen yang digunakan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari

    Pembayaran Rawat Inap

    a) Pendaptaran Rawat Inap

    Dokumen ini dibuat oleh fungsi pendaftaran yang

    digunakan oleh pasien sebagai identitas. Dokumen ini dapat

    dilihat pada status rekam medis pada rekam medis A 2- A 4.

    b) Status Rekam Medis

    Dokumen ini diperlukan oleh fungsi keperawatan untuk

    mengetahui penyakit pasien. Status rekam medis yang

    digunakan fungsi keperawatan pada halaman rekam medis A 1,

    - rekam medis O 2.

    c) Peincian Biaya Pelayanan Kesehatan Rawat Inap.

    Dokumen ini dibuat oleh fungsi perincian yang direkap dari

    status rekam medis P 1-P2 dan di input ke NCI.

    d) Kwintansi.

    Dokumen ini dibuat oleh fungsi perincian dengan mengisi

    jumlah total biaya yang dibebankan kepada pasien. Kwintansi

    ini merupakan bukti pembayaran oleh pasien dengan dokumen

    pendukungnya yaitu peincian biaya pelayanan kesehatan rawat

    inap.

    e) Bukti Setor Bank.

    Dokumen ini dibut oleh bank sebagai bukti penyetoran

    biaya pasien rawat inap. Bukti setor bank diserahkan fungsi

  • 62

    bendahara penerimaan kas ke fungsi akuntansi, dan bukti setor

    bank dicatat oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal penerimaan

    kas.

    5) Catatan yang digunakan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari

    Pembayaran Rawat Inap

    a) Jurnal Penerimaan Kas.

    Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi

    untuk mencatat penerimaaan kas dari pasien.

    b) Jurnal Khusus.

    Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat

    inap, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

    memudahkan dalam pencatatan, mengkontrol laporan keuangan

    dan lain-lain.

    c) Jurnal Umum

    Dalam transaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat

    inap, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntasni untuk

    mencacat semua transaksi keuangan secara kronologis atau

    berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.

    6) Jaringan Prosedur yang membentuk Sistem Akuntansi Penerimaan

    Kas Dari Pembayaran Rawat Inap.

    a) Prosedur Pembuatan Perincian Biaya.

  • 63

    Dalam prosedur ini fungsi perincian merekap biaya pasien

    dari rawat inap. Kemudian pasien menyetor uang ke fungsi

    kasir.

    b) Prosedur Kasir.

    Dalam prosedur ini fungsi kasir menerima uang dari pasien

    dan memberikan tanda pembayaran pas.ien (berupa kwintansi

    dan stempel “Lunas” dan Stempel “Rumah Sakit”).

    c) Prosedur Penyerahan Uang Bendahara ke Bank.

    Sistem pengendalian intern terhadap penerimaan

    mengharuskan penyetoran pembayaran pasien ke bank. Dalam

    prosedur ini bendahara penerimaan menyetorkan uang yang

    diterima dari kasir ke bank.

    d) Prosedur Pencatatan Akuntansi.

    Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat penerimaan

    kas kedalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti

    pembayaran pasien yang diterima dari melalui fungsi

    bendahara penerimaan.

    7) Unsur Pengendalian Intern yang membentuk Sistem Akuntansi

    Penerimaan Kas Dari Pembayaran Rawat Inap.

    a) Organisasi.

    (1) Fungsi pendaftaran harus terpisah dari fungsi keperawatan.

    (2) Fungsi perincian harus terpisah dari fungsi kasir.

  • 64

    (3) Fungsi kasir harus terpisah dari fungsi bendahara

    penerimaan.

    (4) Fungsi bendahara penerimaa harus terpisah dari fungi

    akuntansi.

    (5) Trnsaksi penerimaan kas dari pembayaran rawat inap harus

    dilaksanakan oleh fungsi perincian, fungsi kasir, fungsi

    bendahara penerimaan dan fungsi akuntansi.

    b) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan.

    (6) Pembayaran dari pasien diotorisasi oleh fungsi kasir dengan

    mengunakan perincian pasien dan kwintansi.

    (7) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kasir dengan cara

    menstempel lunas dan rumah sakit pada perincian pasien

    dan kwintansi tersebut.

    (8) Pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas di lakukan oleh

    fungsi akuntansi

    c) Praktik yang sehat.

    (9) Perincian pasien dan kwintansi sesuai tanggal dan

    dipertanggungjawabkan oleh fungsi kasir.

    (10) Jumlah biaya pasien dari pembayaran rawat inap yang

    diterima dari pendapatan tunai disetor seluruhnya ke bank

    pada hari yang sama dengan transaksi pendapatan tunai

    atau hari kerja berikutnya.

    d) Karyawan yang mutunya terjamin.

  • 65

    (11) pendidikan utnuk fungsi akuntansi, fungsi pendaftaran,

    fungsi perincian, dan fungsi kasir minimal smk akuntansi

    dan langsung di traning selama 1 tahun.

    (12) Pendidikan utuk fungsi keperawatan minimal D3 perawat

    dan langsung di traning selama 1 tahun.

    (13) Pendidikan untuk fungsi instalasi farmasi minimal smk

    farmasi dan detraining selama 1 tahun.

    8) Bagan alir sistem akuntansi penerimaan kas dari pembayaran rawat

    inap.

    pasien berobat melalui igd, kemudian pasien mendaftar ke

    fungsi pendaftaran, setelah itu mengisi formulir pendaftaran,

    setelah itu pasien memilih ruangan kelas terlebih dahulu,

    Kemudian itu fungsi pendaftaran menghubungi fungsi

    keperawatan, dan formulir pendaftaran diserahkan ke fungsi

    perincian. Kemudian fungsi keperawatan menyiapkan ruangan

    kelas yang telah dipilih pasien, Kemudian pasien diberi tindakan

    dokter dan tindakan keperawatan dan dicatat ke status rekam

    medis, setelah itu fungsi keperawatan menyerahkan status rekam

    medis ke fungsi perincian, setelahitu fungsi perincian merekap

    biaya pasien dari status rekam medis dan di input ke NCI kedalam

    data perincian pasien dan mencetak kwintansi 2 lembar dan

    perincian pasien 2 lembar. Setelah itu kwintansi 2 lembar dan

    perincian pasien 2 lembar diserahkan ke fungsi kasir. Kemudian

  • 66

    pasien menyerahkan uang ke fungsi kasir, setelah itu kwintansi 2

    lembar dan perincian pasien 2 lembar di beri materai diberi stempel

    lunas dan rumah sakit oleh fungsi kasir. Kemudian kwintansi dan

    perincian pasien lembar pertama diserahkan ke pasien dan

    kwintansi dan perincian pasien lembar kedua bersama uang

    diserahkan ke fungsi bendahara penerimaan. Kemudian fungsi

    bendahara penerimaan menerima kwintansi dan perincian pasien

    bersama uang dari fungsi kasir lalu kwintansi dan perincian pasien

    di serahkan ke fungsi akuntansi, setelah itu fungsi bendahara

    penerimaan mengisi bukti setor bank 3 lembar dan menyerahkan

    ke bank. Kemudian bukti setor bank di otorisasi, setelah itu bukti

    setor bank lembar pertama di serahkan ke bank bersama uang,

    lembar kedua di arsip permanen menurut tanggal, dan lembar

    ketiga diserahkan ke fungsi akuntansi. Kemudian fungsi akuntansi

    meneyerahkan kwintansi dan perincian pasien dari fungsi

    bendahara penerimaan dan dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas

    lalu di arsip permanen menurut tanggal, kemudia fungsi akuntansi

    menerima bukti setor bank dari fungsi bendara penerimaan dan

    diarsip permanen menurut tanggal.

    Berikut ini adalah flowchart dalam sistem akuntansi

    penerimaan kas dari pembayaran rawat inap sebagai berikut:

  • 67

    Bagan pertama

    Prosedur sistem penerimaan kas dari pembayaran rawat inap

    Fungsi pendaftaran

    Mulai

    Menyiapkan

    formulir

    pendaftaran

    PRI

    RM A 2- A 4

    Pasien memilih

    ruangan kelas

    Menghubungi

    Fungsi

    keperawatan1

    Fungsi Keperawatan

    Menyiapkan

    ruangan

    kelas

    Pasien diberi

    tindakan

    keperawatan dan

    tindakan dokter

    SRM A1-O2

    3

    Fungsi Perincian

    1 3

    SRM P1-P2

    Merekap biaya

    pasien dari SRM

    P1-P2

    Meinput

    ke NCI

    Data Perincian biaya