sist. ind. karet i

32
SISTEM INDUSTRI ZULMAN EFENDI, STP.M.Sc KARET

Upload: trhy-prazstio

Post on 07-Aug-2015

107 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sist. Ind. Karet i

SISTEM INDUSTRI

ZULMAN EFENDI, STP.M.ScKARET

Page 2: Sist. Ind. Karet i

Cup Lump Slab

Bongkar Muat

Lateks

Hasil Crepper

Blanket

Page 3: Sist. Ind. Karet i

WOooow

• Tahun 1476, Columbus tercengang melihat orang-orang Indian bermain bola dengan menggunakan suatu bahan yang dapat melantun atau memantul bila dijatuhkan ketanah. Bola tersebut terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput yang dicampur dengan suatu bahan (lateks atau getah pohon karet) kemudian dipanaskan diatas api unggun dan dibulatkan seperti bola

Page 4: Sist. Ind. Karet i

POHON INDUSTRI

Pohon Karet

LateksBokar

Sheet(blaketRSS)

CrumbRubber

Alat kesehatan & Lab

Alat/perlengkapanKendaraan

Alat olahraga

PerlengkapanPakaian

PerlengkapanTeknik Industri

Perlengkapan Bayi

PerlengkapanRumah tangga

Barang-barang karetLainnya

Kayu

Biji Meubel

Tepung biji karet(protein)

Dot susu, balon karet

Karpet, lem perekat

Pelampung, alat KB

Air house, oil seal

Sepatu, sendal

Bola, pakaian selam

Ban, pedal, jok mobil

Karet pipet, selang

Campuran makanan

Page 5: Sist. Ind. Karet i

PERAN KOMODITI KARET DI INDONESIA• Indonesia negara eksportir karet terbesar kedua di

dunia setelah Thailand, ketiga Malaysia• Dari segi areal, Indonesia terluas didunia

produktivitasnya terendah• Sebagian besar diusahakan oleh petani 85 %,

Thailand 90%, Malaysia 91 %• Karet memegang peranan penting dalam

perekonomian Indonesia sumber devisa negara, sumber pendapatan petani,sumber lapangan kerja di hulu dan hilir

Oktober di kisaran US$ 2,6 per kg Prediksi pada akhir 2013 US$ 3,5 perkg

Page 6: Sist. Ind. Karet i

A. SISTEM PENYADAPAN (PANEN)• Kriteria Matang Sadap• pembukaan pembuluh lateks, agar lateks yang terdapat di

dalam tanaman karet dapat mengalir, menghasilkan lateks dalam jumlah yang banyak, dengan biaya yang rendah, akan tetapi tidak mengganggu kesinambungan produksi tanaman.

a. Matang Sadap Pohonberdasarkan lilit batang sudah mencapai 45 cm dan umurnya 5-6 tahun.

b. Matang Sadap Kebunapabila Jumlah tanaman yang matang sadap pohon sudah mencapai 60% atau lebih. Pada kebun yang terpelihara dengan baik, jumlah tanaman yang matang sadap pohon biasanya telah mencapai 60 - 70 % pada umur 4 - 5 tahun.

Page 7: Sist. Ind. Karet i

• Frekuensi PenyadapanDengan panjang irisan 1/2 spiral (1/2S), frekuensi penyadapan yang dianjurkan untuk karet rakyat adalah satu kali dalam 3 hari (d/3) untuk 2 tahun pertama penyadapan, dan kemudian diubah menjadi satu kali dalam 2 hari (d/2) untuk tahun selanjutnya. Menjelang peremajaan tanaman, panjang irisan dan frekuensi penyadapan dapat dilakukan secara bebas.

• Waktu Penyadapan• Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan alirannya

dipengaruhi oleh tekanan turgor sel. Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, dan kemudian akan menurun bila hari semakin siang. Oleh karena itu penyadapan sebaiknya dilakukan sepagi mungkin setelah penyadap dapat melihat tanaman dengan jelas yaitu jam 05.00 - 07.30.

Page 8: Sist. Ind. Karet i

• Arah dan Sudut Kemiringan Irisan SadapSudut kemiringan irisan sadap berpengaruh terhadap produksi, jumlah pembuluh lateks yang terpotong, daqn aliran lateks ke arah mangkuk sadap. Sudut kemiringan datar menyebabkan aliran lateks menjadi lambat dan sering membeku sebelum sampai ke mangkuk atau menyimpang dari alur aliran lateks sehingga tidak masuk ke mangkuk. Sudut kemiringan yang paling baik berkisar antara 30 - 40° terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah. Pada penyadapan bidang sadap atas, sudut kemiringannya dianjurkan sebesar 45 °.

Page 9: Sist. Ind. Karet i

a.Pengelolaan Sadap Karet

• karyawan harian lepas

• bonus apabila sudah mencapai target sadapan Excel

• Sudahkah ada aplikasi yang mampu mempercepat dan mempermudah pencatatan, menghitung upah, menghitung bonus, dan pelaporan hasil penyadapan karet ????

Page 10: Sist. Ind. Karet i

b. Kandungan Bahan-Bahan dalam Lateks Segar dan Lateks yang Dikeringkan

setelah kira kira 8 jam lateks mulai mengental dan selanjutnya membentuk gumpalankaret atau yang lebih dikenal dengan istilah prakoagulasi

Page 11: Sist. Ind. Karet i

c. Sistem pasokan bahan baku

• getah susu yang disebut lateks• menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku, maka dilakukan

pengawasan penyadap1. Bobot atau isi lateks

lateks dari ember-ember pengumpul saringan kasar dengan ukuran lubang 2 mm untuk maksudnya untuk menahan lump yang terjadi karena prakoagulasi.

2. Kadar Karet Kering (KKK) Penentuan kadar karet kering (KKK) sangat penting

dalam usaha mencegah terjadinya kecurangan para penyadap.

Page 12: Sist. Ind. Karet i

d. Penanganan Lateks kebun

• Pengumpulan lateks umumnya dilakukan 4-5 jam setelah penyadapan pertama. Lateks dalam mangkuk sadap dituangkan ke dalam ember atau bedeng dan sisa lateks dibersihkan dengan menggunakan sudip

• Salah satu bentuk bahan olah karet adalah lateks cair, yang akan diproduksi menjadi bentuk lateks pekat sebagai bahan baku industri. Untuk mendapatkan lateks tetap cair sampai di tempat pengolahan lateks pekat, lateks kebun perlu diawetkan karena lateks kebun akan menggumpal dalam beberapa jam setelah dikumpulkan.

Page 13: Sist. Ind. Karet i

Penyebab terjadinya prakoagulasi

1. Penambahan asamPenambahan asam organik ataupun anorganik mengakibatkan turunya pH lateks sehingga lateks kebun membeku

2. MikroorganismeLateks segar media pertumbuhan mikroorganisme,menghasilkan asam asam pH ↓, menimbulkan bau ( asam yang mudah menguap) , Suhu udara yang tinggi akan lebih mengaktifkan kegiatan bakteri sehingga dalam penyadapan ataupun pengangkutan diusahakan pada suhu rendah atau pagi.

Page 14: Sist. Ind. Karet i

3. IklimAir hujan kotoran dan garam yang larut dari kulit batang. Zat zat ini akan mengkatalisis terjadinya prakoagulasi. sinar matahari kestabilan koloidnya rusakprakoagulasi

4. PengangkutanPengangkutan yang terlambat, Jalan yang buruk ataupun jarak yang jauh Lateks baru tiba siang hari dan sempat kena matahari kestabilan lateks.↓

Page 15: Sist. Ind. Karet i

5. Kotoran atau bahan bahan lain yang ikut tercampurLateks akan mengalami prakoagulasi bila dicampur dengan air kotor, terutama air yang mengandung logam atau elektrolit. Prakoagulasi juga terjadi karena tercampurnya kotoran atau bahan lain yang mengandung kapur atau asam

Page 16: Sist. Ind. Karet i

Penanganan Lateks kebun, lanjutan….

1. Hal penting Hindari Prakoagulasi

2. Prakoagulasi dipengaruhi oleh :Aktivitas mikroorganismeAktivitas enzimIklim (mis : hujan, suhu tinggi)Budidaya/keadaan tanaman (tan. muda, tua/sakit)Jenis klonPengangkutan (suhu tinggi dan gonangan)Kontaminasi kotoran dari luar (mis : logam atau garam)

Page 17: Sist. Ind. Karet i

mencegah terjadinya prakoagulasi

1. Menjaga kebersihan alat alat yang digunakan dalam penyadapan, penampungan, maupun pengangkutan. Selama pengangkutan dari kebun ke pabrik pengolahan, lateks dijaga agar tidak mengalami banyak guncangan.

2. Mencegah pengenceran lateks dari kebun dengan air kotor, misalnya air sungai, air saluran atau got.

3. Memulai penyadapan pada pagi hari sebelum matahari terbit untuk membantu agar lateks dapat sampai ke pabrik atau tempat pengolahan sebelum udara menjadi panas.

Page 18: Sist. Ind. Karet i

beberapa antikoagulan• Soda atau natrium karbonat (Na2CO3)• Amonia (NH3)• Formaldehid• Natrium sulfit (Na2SO3)

Syarat zat antikoagulan adalah harus1. Dapat membunuh mikroorganisme atau setidaknya dapat menekan

keaktifan dan perkembangannya2. 2) Menaikkan pH lateks atau bereaksi alkali, Ion OH- di dalam zat

antikoagulan akan menetralkan ion H+ pada lateks, sehingga kestabilannya dapat tetap terjaga dan tidak terjadi penggumpalan

3. 3) Dapat menjadikan logam dalam lateks, khususnya ion logam berat tidak aktif.

4. 4) Tidak beracun bagi manusia dan lateks yang diperoleh5. 5) Tidak memberikan warna pada lateks atau film dari lateks tersebut6. 6) Tidak memberikan bau, tidak mengganggu proses lateks selanjutnya,

harga relatif murah serta mudah penanganannya

Page 19: Sist. Ind. Karet i

• amoniak pengawet lateks yang masih digunakan dan dipilih sebagai pengawet baku.

• Amoniak dapat diperoleh dalam dua bentuk, yaitu gas atau larutan 20%. kebutuhan umumnya larutan amonia 2,5 % per liter lateks.

• Kelemahan mudah menguap, sehingga bila dibiarkan terbuka akan cepat menurun kadarnya dan pada proses penggumpalan diperlukan asam format (semut) yang lebih banyak.

• Natrium sulfit. Natrium sulfit diperdagangkan dalam bentuk serbuk putih berkadar 90% - 98%. Natrium sulfit bersifat higroskopis dan mudah teroksidasi oleh udara. Oleh karena itu bahan ini harus disimpan dalam botol tertutup rapat serta diletakkan di tempat kering dan dingin. Dosis pemakaiannya 5 ml - 10 ml larutan Na2S03 10% untuk setiap liter lateks.

• Amonia atau natrium sulfit sedapat mungkin ditambahkan ke dalam mangkuk lateks, semakin cepat akan semakin baik.

Page 20: Sist. Ind. Karet i

B. SISTEM PENGANGKUTAN LATEKS• ember-ember atau wadah lateks dipikul ke tempat

penerimaan lateks ke tempat pembekuan dengan menggunakan truk. Cara ini tidak cukup ekonomis dan dapat mempercepat terjadinya prakoagulasi.

• Cara yang lebih ekonomis adalah : lateks kebun yang sudah dibubuhi amoniak dituangkan melalui tabung atau pipa ke dalam tangki pengangkut. Tangki dilengkapi dengan penyaring 40 mesh yang ukurannya sesuai lubang masuk. Tangki pengangkut diletakkan dalam truk. Selain tangki pengangkut lateks, prakoagulump dan skrep yang telah terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam suatu tempat lalu diangkut menuju pabrik.

Page 21: Sist. Ind. Karet i

Lateks +amoniak bereaksi alkalis tidak diperbolehkan kontak dengan benda yang terbuat dari tembaga, kuningan, seng dan sebagainya karena latek beramoniak akan bereaksi dengan logam tersebut.

Penyaring lateks juga sebaiknya terbuat dari baja tahan karat. Tangki lateks terbuat dari besi lunak (mild steel) dan dianjurkan dilapisi dengan lilin untuk mengurangi melekatnya lateks pada sisi-sisi dan alas tangki. Dengan pelapisan lilin juga memudahkan pembersihkan karena film karet yang melekat dapat dikuliti dengan mudah

Pengangkutan yang terlambat, Jalan yang buruk ataupun jarak yang jauh Lateks baru tiba siang hari dan sempat kena matahari kestabilan lateks.↓

Page 22: Sist. Ind. Karet i

faktor yang mempengaruhi kualitas lateks

• Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain-lain).

• Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau keadaan

• lateks tidak stabil).• Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan

(yang baik terbuat• dari aluminium atau baja tahan karat).• Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka waktu).• Kualitas air dalam pengolahan.• Bahan-bahan kimia yang digunakan.• Komposisi lateks.

Page 23: Sist. Ind. Karet i

C. SISTEM PENGOLAHAN KARET 1. Produk• Semi jadi Ribbed Smoked Sheet (RSS), karet krep,

lateks pekat, dan karet remah yang disebut Crumb Rubber atau SIR (Standard Indonesian Rubber)Agroindustri potensial

• social-cost ??karena proses pengolahan limbah cair pabrik karet dengan proses anaerobik dan fakultatif menghasilkan beberapa senyawa volatil antara lain senyawa sulfur dan nitrogen yang menimbulkan gangguan berupa bau

Page 24: Sist. Ind. Karet i

2. Berbagai Produk Primer Karet

• Hasil sadapan: Lateks cair : kwalitas prima, K3 + 30%

Lump adalah gumpalan karet dengan cara penggumpalan dengan asam semut atau bahan penggumpal lain atau penggumpalan alami.Cup-lump : bekuan lateks dlm mangkokLump tanah: tumpahan lateks diatas tanah, kadar kotoran + 75 %Screp : bekuan lateks pada bidang sadap

Page 25: Sist. Ind. Karet i

• 3. Hasil olahan petani

Sheet angin dan crepe : dibuat dari bahan lateks cairCompo/ brown-crepe : dibuat dari bahan cup-lump bersihCompo bermutu rendah : dibuat dari lump tanah dicampur screpSlab : dibuat dari bahan lateks, cup-lump

Cup lump : dibuat dari bahan lateks cair

Page 26: Sist. Ind. Karet i

• Hasil olahan pabrik:• RSS (Ribbed Smoke Sheet), sama dg proses

membuat sheet angin, hanya saja pengeringannya menggunakan asap

• Crumb-rubber , hasil olahan petani dilanjutkan proses: pemecahan,pencucian, penggilingan,dikering anginkan, diremah, dikeringkan dlm dryer, dikempa dan dikemas

Page 27: Sist. Ind. Karet i

• Sheet/sit adalah salah satu produk karet alam yang telah lama dikenal di pasaran, yaitu produk karet yang berbentuk lembaran lembaran yang telah bersih dan liat, bebas dari jamur, tidak saling melekat, warnanya jernih, tidak bergelembung udara dan bebas dari pengolahanyang kurang sempurna.Jenis :a. Sheet angin adalah lembaran lembaran sheet yang dikeringkan dengan cara diangin anginkan, dan umumnya berwarna putih kekuning kuningan.b. Sheet asap berwarna coklat karena lembaran lemabaran sheet tersebut mengalami pengasapan.

Page 28: Sist. Ind. Karet i

lump hasil penggumpalan alami berbau busuk

• anion dari asam lemak hasil hidrolisis lipid yang ada di dalam lateks. Anion asam lemak ini sebagaian besar akan bereaksi dengan ion magnesium dan kalsium dalam lateks membentuk sabun yang tidak larut, keduanya menyebabkan ketidakmantapan lateks yang pada akhirnya terjadi pembekuan. Prakoagulasi merupakan pembekuan pendahuluan tidak diinginkan yang menghasilkan lump atau gumpalan-gumpalan pada cairan getah sadapan.

Page 29: Sist. Ind. Karet i

3. Pengawasan mutuSebagai contoh PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate. a. Bahan Baku • karet yang dihasilkan sendiri dan karet masyarakat. b. Proses Maturasi • agar kadar kering bahan baku semakin tinggi sebelum

diolah menjadi crumb. Proses maturasi selama 3 minggu

• pemeriksaan bahan baku Uji DRC• Kadar kering pada proses maturasi biasanya sekitar 50

%.

Page 30: Sist. Ind. Karet i

SNI 06-2047-2002

Page 31: Sist. Ind. Karet i
Page 32: Sist. Ind. Karet i

Prinsip Uji Mutu dgn DRC(Dry Rubber Content)

• Sampel giling gantung potongan kecil 5x10 cmkering oven timbang

c. Pendeteksian Metal • Agar produk crumb rubber yang dihasilkan

tidak mengandung material seperti besi, ataupun batu belt conveyor dilengkapi detektor logam