serangan amerika untuk menghancurkan islam

49
Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam Penulis: Syaikh Abdul Qadim Zallum Diterbitkan oleh Hizbut Tahrir Slogan-slogan Serangan Amerika: Demokrasi Pluralisme Hak Asasi Manusia Strategi Pasar Bebas م ي ح ر ل ا ن م ح ر ل له ا ل م ا س بPendahuluan Keruntuhan Uni Soviet pada awal dekade 90-an abad ini, pada hakekatnya adalah kehancuran suatu negara dalam arti keruntuhan dan kepunahan sebuah ideologi secara internasional (tidak ada lagi negara yang mengembangkannya ke seluruh dunia) dan universal (tidak dianut lagi oleh suatu umat/bangsa manapun). Hal itu karena, pertarungan yang berkobar seusai Perang Dunia II antara blok Barat pimpinan Amerika Serikat (AS) dengan blok Timur pimpinan Uni Soviet (yang dikenal dengan sebutan Perang Dingin), bukanlah semata-mata pertarungan antara dua blok secara internasional. Lebih dari itu, sesungguhnya yang berkecamuk adalah pertarungan keyakinan antara ideologi Kapitalisme melawan ideologi Sosialisme. Dan medan pertarungan ideologi ini tidak terbatas hanya di kawasan Eropa saja, akan tetapi telah menjangkau seluruh kawasan dan pelosok dunia. 1

Upload: anas-wibowo

Post on 10-Aug-2015

23 views

Category:

News & Politics


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Penulis: Syaikh Abdul Qadim ZallumDiterbitkan oleh Hizbut Tahrir

Slogan-slogan Serangan Amerika:DemokrasiPluralisme

Hak Asasi ManusiaStrategi Pasar Bebas

بســـــــم الله الرحمن الرحيـم

Pendahuluan

Keruntuhan Uni Soviet pada awal dekade 90-an abad ini, pada hakekatnya adalah kehancuran suatu negara dalam arti keruntuhan dan kepunahan sebuah ideologi secara internasional (tidak ada lagi negara yang

mengembangkannya ke seluruh dunia) dan universal (tidak dianut lagi oleh suatu umat/bangsa manapun).

Hal itu karena, pertarungan yang berkobar seusai Perang Dunia II antara blok Barat pimpinan Amerika Serikat (AS) dengan blok Timur pimpinan Uni Soviet (yang dikenal dengan sebutan Perang Dingin), bukanlah semata-mata pertarungan antara dua blok secara internasional. Lebih dari itu, sesungguhnya yang berkecamuk adalah pertarungan keyakinan antara ideologi Kapitalisme melawan ideologi Sosialisme. Dan medan pertarungan ideologi ini tidak terbatas hanya di kawasan Eropa saja, akan tetapi telah menjangkau seluruh kawasan dan pelosok dunia.

Pertarungan ini telah berakhir; ditandai dengan runtuh dan terpecah belahnya Uni Soviet menjadi banyak negara, hancurnya ideologi Sosialisme Marx sebagai sebuah sistem dan metode kehidupan bagi berbagai negara dan bangsa, serta punahnya Sosialisme Marx secara internasional dan universal.

Maka adalah wajar, kalau Amerika -dan blok Barat umumnya- beranggapan bahwa keruntuhan Uni Soviet ini merupakan kemenangan bagi ideologi Kapitalisme sebagai suatu sistem dan metode kehidupan. Lebih dari sekedar

1

Page 2: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

itu, para penganut Kapitalisme yang fanatik telah menyifati kemenangan ini secara berlebihan, sampai-sampai Francis Fukuyama -seorang filsuf Jepang- mengklaimnya sebagai babak akhir dari perjalanan sejarah.

Padahal sesungguhnya, sebuah ideologi tidaklah punah dengan hancur dan terpecah belahnya negara penganut ideologi tersebut menjadi banyak negara. Sebuah ideologi baru dikatakan punah, kalau bangsa dan negara penganutnya telah melepaskan diri dari ideologi yang dianutnya itu, kemudian memeluk ideologi lain, dan membangun kembali metode kehidupannya atas dasar ideologi baru tersebut.

Memang demikian itu yang terjadi pada ideologi Sosialisme Marx. Seluruh bangsa dan negara yang dulu menjadi anggota blok Timur telah membuang ideologi Sosialisme, lalu mengambil ideologi Kapitalisme, dan kemudian cepat-cepat membangun kehidupannya berlandaskan ideologi tersebut.

Namun ideologi Islam, sebagai perbandingan, sebenarnya dapat dikatakan masih eksis secara universal, setelah negara Khilafah Utsmaniyah runtuh pada tahun 1924M. Sebab, umat Islam dengan keanekaragaman bangsanya tetap menganut ideologi Islam ini, sekalipun memang ideologi ini telah dijauhkan dari kehidupan praktis dan tidak lagi mempunyai eksistensi internasional.

Jadi, sebuah ideologi itu pada hakekatnya tetap eksis secara universal selama masih terdapat umat yang menganutnya, meskipun mereka tidak kuasa menerapkan peraturan-peraturannya karena terdapat paksaan yang berada di luar kehendak mereka. Namun demikian, memang benar kalau dikatakan bahwa ideologi tadi tidak lagi memiliki eksistensi internasional, sebab tidak terdapat sebuah negara yang mengemban ideologi itu dan menjadikannya sebagai landasan strategi politik internasionalnya.

Atas dasar itu, maka ideologi Islam sesungguhnya tetap eksis secara universal hingga kini, semenjak terbentuknya umat Islam-berlandaskan ideologi tersebut- di Madinah setelah hijrahnya Rasulullah Saw. dan berdirinya Negara Islam yang pertama. Hanya saja memang benar, bahwa ideologi Islam ini tetap eksis secara internasional sejak detik itu hingga hancurnya Khilafah Utsmaniyah di awal abad ini.

Fakta di atas berbeda dengan apa yang terjadi pada ideologi Sosialisme. Ideologi ini mulai eksis secara universal sejak akhir abad ke-19 M, ketika mulai mendapatkan basis opini umum di antara bangsa-bangsa Eropa. Baru pada tahun 1917, Sosialisme mulai eksis secara internasional dengan berdirinya sebuah negara di Rusia dan sekitarnya -yang kemudian dikenal dengan sebutan Uni Soviet- atas dasar ideologi tersebut. Dan ideologi Sosialisme ini tetap eksis secara internasional hingga tahun 1991 ketika Uni Soviet roboh dan bangsa-bangsa penganut Sosialisme ramai-ramai melepaskan diri dari

2

Page 3: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

ideologi tersebut. Dengan demikian, Sosialisme Marx telah punah secara internasional dan universal.

Dengan hancurnya Sosialisme, akhirnya AS mendominasi percaturan politik internasional, sebab tak ada lagi negara di dunia ini yang mengemban ideologi lain dan menjalankan strategi politik internasionalnya atas dasar ideologi tersebut. Namun ditinjau dari segi eksistensi secara universal, sesungguhnya tetap terdapat dua ideologi; Islam dan Kapitalisme.

Dengan adanya dominasi tunggal AS, lahirlah Tata Dunia Baru. Sebutan Tata Dunia Baru, dapatlah dianggap tepat kalau ditinjau dari segi eksistensi ideologi secara internasional. Oleh karena itu, adalah wajar kalau Presiden AS waktu itu (George Bush) mengumumkan kelahiran Tata Dunia Baru, sebab AS adalah negara adidaya terkuat di dunia. Dialah pemimpin negara-negara Kapitalis sekaligus pembawa bendera propaganda ideologi Kapitalisme.

AS mulai menyebarkan Kapitalisme sejak dia tampil di panggung dunia sebagai negara penjajah. Metode yang digunakannya untuk menyebarkan Kapitalisme adalah dengan melakukan penjajahan (imperalisme), baik penjajahan gaya lama maupun gaya baru.

Berkaitan dengan penyebaran Kapitalisme ini, ada satu hal yang betul-betul perlu diperhatikan dengan seksama di sini. Bahwasanya, setelah AS berhasil memantapkan dominasi ideologi Kapitalisme secara internasional, kini AS tengah berusaha untuk memantapkan dominasi ideologi itu secara universal.

Sebelumnya, AS -dengan dibantu negara-negara Kapitalis lain- telah sukses menjadikan Kapitalisme sebagai asas interaksi dan konvensi internasional. Dan kini, AS mempunyai cita-cita baru untuk menjadikan Kapitalisme sebagai agama bagi seluruh bangsa dan umat di muka bumi.

Cara yang ditempuhnya untuk meraih cita-citanya itu, ialah dengan mengajak seluruh umat manusia untuk meyakini Aqidah Kapitalisme dan menjadikan ide-ide Kapitalisme sebagai persepsi-persepsi, standar-standar, dan keyakinan-keyakinan yang berlaku di segala aspek kehidupan bagi seluruh umat manusia. Jelaslah, AS sudah tidak lagi merasa cukup hanya menerapkan Kapitalisme sebagai peraturan dan undang-undang.

AS telah berusaha menjadikan ideologi Kapitalisme sebagai asas interaksi, konvensi, dan undang-undang internasional sejak lahirnya PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) pada tahun 1945. Untuk tujuan ini, AS telah menjadikan konvensi Kapitalisme sebagai landasan utama bagi Piagam PBB. Namun, AS tidak berhasil merealisasikan tujuannya tersebut, karena masih terdapat Uni Soviet sebagai kekuatan lain yang memimpin blok Timur atas dasar ideologi Sosialisme. Selain itu Uni Soviet juga telah berhasil memantapkan eksistensi ideologinya secara internasional dan universal.

3

Page 4: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Pada waktu itu, Moskwa telah berhasil mencegah dominasi Kapitalisme secara internasional, dengan mengeksploitir penderitaan dan ketertindasan yang dialami bangsa-bangsa jajahan sebagai akibat kesewenang-wenangan, kezhaliman, dan kekejaman negara-negara penjajah dari Barat. Moskwa telah melancarkan serangan yang amat ganas ke seluruh dunia dengan melukiskan hakekat wajah penjajahan yang sangat jelek, menghubungkan penjajahan dengan Kapitalisme, dan menerangkan bahwa jalan untuk melepaskan diri dari penjajahan adalah dengan mengobarkan revolusi Sosialisme.

Ternyata, serangan Moskwa ini berhasil mencapai sasaran dengan gemilang sehingga banyak bangsa sangat tertarik dan terpesona dengan Sosialisme. Bangsa-bangsa yang sedang berusaha merebut kemerdekaan dan melepaskan diri dari penjajahan gaya lama akhirnya turut mengagung-agungkan slogan Sosialisme.

Akan tetapi, AS rupanya segera sadar akan bahaya penjajahan gaya lama ini baik terhadap Barat sendiri sebagai kekuatan internasional, maupun terhadap Kapitalisme sebagai sebuah ideologi. Karena itu, AS segera merancang skenario canggih untuk membendung arus dukungan berbagai bangsa dan umat terhadap Sosialisme. Maka, AS sendirilah yang akhirnya membantu upaya berbagai bangsa dan umat tadi untuk melepaskan diri dari penjajahan Eropa yang terbuka dan telanjang, dan kemudian menawan negara-negara yang baru merdeka tadi dengan penjajahan gaya baru yang tidak kalah jahatnya.

Penjajahan gaya baru ini didasarkan pada hegemoni tak langsung dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya. Secara riil, penjajahan gaya baru ini terwujud dalam bentuk berbagai macam perjanjian, pakta militer, kesepakatan hidup berdampingan secara damai, bantuan ekonomi dan keuangan, serta kesepakatan kebudayaan. Tak ayal lagi, penjajahan gaya baru ini pun akhirnya menggantikan posisi penjajahan gaya lama, dengan memanfaatkan slogan-slogan kemerdekaan dan pembebasan sebagai kedok.

Bagaimanapun juga, keruntuhan Uni Soviet -berikut ideologi Sosialismenya- telah membukakan kesempatan kepada Kapitalisme untuk mengisi kekosongan gelanggang politik internasional. Dan dapat dikatakan, tidak ada satu perlawanan pun terhadap dominasi Kapitalisme secara internasional ini.

Konsekuensi kondisi ini, bahwa PBB yang sejak dasawarsa 40-an hanya menjadi mimbar pidato -yakni tak mempunyai pengaruh signifikan karena adanya hak veto Soviet-, kini telah menjadi sebuah alat penting internasional yang mempunyai kekuasaan dan otoritas internasional pula. Di satu sisi, PBB kini menjadi alat utama untuk mengokohkan hegemoni AS. Sementara di sisi lain, PBB berfungsi untuk menanamkan kepercayaan akan konvensi-konvensi Kapitalisme sebagai undang-undang internasional yang bersifat mengikat.

4

Page 5: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Namun dalam pada itu, serangan AS secara universal untuk menjadikan Kapitalisme sebagai ideologi seluruh umat manusia di muka bumi, memang tak menghadapi perlawanan apapun, kecuali di Dunia Islam.

Fakta di atas dikarenakan berbagai bangsa dan umat di muka bumi ini tak terlepas dari kondisi-kondisi berikut.Pertama, bangsa-bangsa yang karakter aslinya memang penganut Kapitalisme, seperti AS, Eropa Barat, dan cabang-cabangnya yang ada di Kanada, Australia, dan New Zealand.Kedua, bangsa-bangsa yang telah melepaskan diri dari Sosialisme dan membangun kehidupan barunya atas dasar Kapitalisme, seperti Rusia dan negara-negara lain bekas blok Timur.Ketiga, bangsa-bangsa yang selalu menggembar-gemborkan slogan Sosialisme secara formalitas -yakni pada hakekatnya mereka tidak meyakini Sosialisme- namun secara perlahan dan diam-diam mereka mengubah diri dan bermetamorfosis menjadi penganut Kapitalisme, seperti RRC, Korea Utara, Vietnam, dan Kuba.Keempat, bangsa-bangsa yang karakter aslinya bukan penganut suatu ideologi dan tidak mengganggap Kapitalisme sebagai musuh ideologis, seperti bangsa-bangsa Amerika Latin, dan mayoritas bangsa- bangsa di kawasan Timur Jauh, Asia Tenggara, dan Afrika.

Jadi, umat Islamlah satu-satunya umat non Kapitalis di antara bangsa dan umat di dunia ini yang mempunyai dan menganut sebuah ideologi, kendatipun memang mereka saat ini tidak hidup berlandaskan ideologi itu dan tidak menyebarluaskannya ke seluruh dunia.

Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa serangan AS untuk menguniversalkan Kapitalisme tidaklah menghadapi lawan yang tangguh, kecuali di Dunia Islam.

Memang benar, seluruh negara di Dunia Islam saat ini tidak menerapkan Islam -meskipun beberapa negara mengklaim menerapkannya- dan malah menerapkan Kapitalisme semu yang telah dimodifikasi (bersalin rupa). Akan tetapi, umat Islam yang tetap eksis setelah hancurnya Khilafah itu sejak awal dasawarsa 50-an telah mulai merambah jalan menuju kebangkitan berasaskan Islam, mulai berjuang untuk membangun kembali kehidupannya atas dasar Islam, dan bahkan telah mencanangkan cita-cita menyelamatkan dunia dengan membawa hidayah Islam.

Ya, semua upaya ini terus diperjuangkan, kendatipun umat Islam masih terpecah belah akibat rekayasa kaum kafir sebelum dan sesudah kehancuran Khilafah; dan kendatipun para penguasanya -yang menjadi agen Barat- terus mempertahankan kekufuran yang dibangun Barat di negeri-negeri muslim, berkhidmat siang malam demi kepentingan dan dominasi Barat, serta menjalankan seluruh strategi politik dalam dan luar negerinya menurut petunjuk-petunjuk dan instruksi-instruksi Barat.

5

Page 6: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Namun kebangkitan umat yang diupayakan tadi nampaknya belum mencapai kesempurnaan dan berjalan sangat lambat karena berbagai kendala. Saksikanlah, para penguasa agen Barat tadi telah bertingkah brutal dan sangat kejam terhadap para pejuang kebangkitan umat. Mereka juga terus melakukan operasi penumpasan dan melancarkan aksi teror terhadap para pejuang tadi. Sementara itu, kaum kafir juga tak ketinggalan merancang strategi yang dijalankan oleh agen-agen mereka tadi untuk melawan bangsa mereka sendiri, agar bangsa mereka tetap hina diinjak-injak dan dibelenggu oleh kekufuran.

Walau demikian keadaannya, Barat yang kafir -dengan AS sebagai gembongnya- sudah merasa gentar kalau-kalau kebangkitan umat Islam suatu ketika mencapai titik sempurna sehingga umat Islam kembali menjadi umat istimewa yang berbeda dengan manusia lainnya.

Barat yang kafir juga sudah gemetaran membayangkan umat Islam hidup kembali di bawah satu negara, yakni negara Khilafah, yang akan melanjutkan penyebaran risalah Islam ke seluruh dunia untuk mengentaskan dunia dari gelimang kesengsaraan, kegoncangan, dan kemerosotan yang parah akibat hagemoni Kapitalisme dan ide-idenya yang materialistik itu. Semua ini telah menjadikan Barat bagaikan hutan yang tidak aman dan senantiasa menimbulkan keresahan, sekalipun harus diakui mereka memang sukses dalam sains dan teknologi serta banyak meraih penemuan-penemuan ilmiah.

Barat yang kafir juga senantiasa ingat, bagaimana ideologi Islam dahulu telah mengubah kabilah-kabilah Arab -yang serba terbelakang dan tak pernah diperhitungkan dalam sejarah- menjadi umat istimewa yang berperadaban, yang kemudian tampil di pentas dunia dengan cahaya Islam serta dalam waktu singkat sanggup memantapkan posisinya sebagai pemimpin dunia.

Kejayaan ini tetap lestari untuk sekitar 10 abad lamanya. Dan sepanjang masa itu, meratalah keadilan, keamanan, kesejahteraan, dan nilai-nilai yang luhur di setiap tempat. Bendera dan panji Khilafah pun berkibar-kibar dengan gagahnya di mana-mana.

Maka dari itu adalah wajar, bila Barat yang kafir merasa kecut kalau-kalau umat Islam suatu saat kembali bangkit lalu menghancur leburkan segala pengaruh dan kepentingan mereka di manapun; tak hanya di buminya sendiri, tetapi bahkan di seluruh pelosok dunia.

Berdasarkan kesadaran AS dan Barat terhadap hakekat ini, maka sebenarnya sasaran utama serangan AS tak lain adalah, umat Islam! Sekalipun, serangan AS memang tetap bersifat universal.

Memang, serangan AS ini mempunyai motif-motif lain, seperti kerakusan serta ketamakan Amerika dan Barat yang kapitalistis terhadap sumber daya alam

6

Page 7: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

di negeri-negeri Islam dan posisi geografisnya yang amat strategis dan istimewa. Juga adanya potensi negeri-negeri Islam itu sebagai pasar raksasa bagi produk-produk Barat dan sumber bahan mentah utama bagi industri mereka, di samping adanya deposit-deposit minyak bumi yang melimpah-ruah, yang sangat vital bagi kelangsungan hidup Barat.

Meskipun memang ada motif-motif lain seperti itu, tetapi motif utama dan pertama serangan AS tak lain adalah adanya potensi bahaya dalam tubuh umat Islam yang dapat mengancam kepentingan-kepentingan Barat dan dominasi internasionalnya. Bahkan, potensi bahaya itu pada hakekatnya dapat mengancam eksistensi mereka sendiri, jika suatu saat umat Islam sadar dan bangkit serta kembali mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Basis-Basis Serangan Amerika

Untuk melancarkan serangannya terhadap Dunia Islam, AS menyandarkan dirinya pada basis-basis utama berikut ini:

Pertama, Posisi AS dalam konstelasi politik internasional dan pengaruhnya yang kuat terhadap Dunia Islam. Kondisi ini terwujud terutama setelah Perang Teluk II yang menghasilkan keuntungan-keuntungan politis bagi AS, yakni pemantapan hagemoninya di Dunia Islam secara keseluruhan. Akibat adanya posisi dan pengaruh AS itu, Dunia Islam menjadi pihak yang paling banyak menerima tekanan-tekanan AS dan menjadi sasaran serangan AS yang bertujuan menghancurkan Islam dengan cara menggiring dan mengajak kaum muslimin untuk menganut Kapitalisme.

Kedua, Kepemimpinan AS atas negara-negara Kapitalis lain yang berambisi untuk berpartisipasi dalam serangan yang dilancarkan AS. Selain itu, AS juga telah melemahkan pengaruh negara-negara Kapitalis tadi dan menundukkan agen-agennya di Dunia Islam demi kesuksesan serangannya. Meskipun demikian, negara-negara Kapitalis tadi sebenarnya tak berbeda dengan AS dalam pandangannya terhadap Islam, yakni Islam dianggap sebagai bahaya yang mengancam negara-negara Kapitalis berikut seluruh pengaruh dan kepentingan mereka.

Ketiga, AS mempunyai legitimasi dan alat internasional, yakni PBB dan Piagam PBB, termasuk berbagai badan dan organisasi yang menginduk kepada PBB. Semua alat ini telah dikendalikan oleh AS guna menjalankan strateginya dan memberikan legitimasi internasional terhadap segala tindakan yang dianggap perlu oleh AS, baik tindakan dalam bidang politik, ekonomi, militer, maupun yang lainnya.

Keempat, Sarana-sarana media massa internasional telah dikuasai oleh AS dan sekutu-sekutunya, kemudian dijadikan senjata paling mematikan untuk

7

Page 8: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

melancarkan serangan. Sarana-sarana itu selain dimanfaatkan AS untuk menjajakan slogan-slogan yang mereka gunakan dalam serangan ini, juga telah direkayasa untuk menggambarkan citra buruk mengenai Islam serta membangkitkan rasa benci dan permusuhan dunia terhadap orang-orang yang berpegang teguh pada Islam. Mereka yang konsisten terhadap Islam ini telah dicap dan dicaci maki dengan macam-macam predikat: fundamentalis, radikalis, ekstrimis, teroris, dan sebagainya.

Tak diragukan lagi, senjata mereka ini sangatlah berbahaya, terutama setelah adanya revolusi komunikasi dan informasi yang berlangsung pada paruh kedua abad ini, sehingga dunia seakan-akan telah berubah menjadi sebuah desa kecil. Akibatnya, hampir-hampir tak ada satu rumah pun di dunia ini yang tidak dimasuki oleh arus informasi, baik informasi yang dapat dibaca maupun yang bersifat audio visual.

Kelima, Barangkali basis yang paling berbahaya ialah para penguasa yang menjadi agen AS dan sekutu-sekutunya, termasuk orang-orang yang ada di sekitar para penguasa tersebut. Orang-orang yang dekat dengan para penguasa ini terdiri dari para penjilat hina yang munafik, orang-orang le- mah yang pragmatis, dan para intelektual yang kenyang dengan kebudayaan Barat yang kafir dan tertipu oleh metode kehidupan mereka. Termasuk juga dalam hal ini sebagian orang yang pura-pura membela Islam, seperti para oknum ulama pendukung penguasa, individu-individu tertentu yang ditonjol-tonjolkan sebagai intelektual muslim, dan beberapa tokoh harakah Islam. Pada hakekatnya, mereka ini tak lebih hanyalah orang-orang sekular yang mempropagandakan pe-misahan agama dari kehidupan.

Semua pihak di atas telah berkomplot dan berkhidmat demi kesuksesan serangan Amerika, yang sesungguhnya bertujuan menggiring kaum muslimin agar membuang ideologi Islam dan kemudian memeluk ideologi Kapitalisme.

Dalam hal ini cara dan sarana yang digunakan oleh para penguasa dan antek-anteknya itu beraneka ragam, di antaranya:

1. Menyesatkan umat melalui media massa.2. Memanipulasi pemahaman dan hukum Islam.3. Menerapkan peraturan-peraturan kufur dan melegislasi berbagai hukum dan

undang-undang untuk menerapkan peraturan kufur itu.4. Mengadakan berbagai macam perjanjian dan kesepakatan agar negara-

negara di Dunia Islam tetap lestari berada di bawah telapak kaki orang-orang kafir dan cengkeramannya.

5. Menjalankan rencana dan skenario yang dikarang oleh kaum kafir, yang bertujuan untuk menghina-dinakan umat dengan cara memusnahkan nilai-nilai luhur dalam ajaran Islam.

6. Menumpas secara kejam para pejuang Islam yang telah sadar dan ikhlas dari kalangan putera-puteri umat Islam, dengan tujuan untuk membungkam mulut mereka dan menyebarkan rasa ngeri sekaligus melancarkan teror terhadap rakyatnya sendiri. Dengan demikian, para penguasa tersebut berharap agar

8

Page 9: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

tak ada seorang pun yang berani menyuarakan kebenaran secara terang-terangan, sehingga mereka akan lebih mudah menginjak-injak umat dan menggiring mereka agar ridla meyakini kekufuran dan ikhlas diinjak-injak kaum kafir.

Kelima basis di atas itulah basis-basis utama yang digunakan oleh AS untuk melancarkan serangannya melawan kaum muslimin. Serangan ini bertujuan untuk menghancurkan Islam dengan cara menggiring kaum muslimin untuk memeluk dan menganut ideologi Kapitalisme.

Serangan AS itu terwujud dalam empat slogan yang sebenarnya merupakan substansi ideologi Kapitalisme, yaitu: Demokrasi, Pluralisme, Hak Asasi Manusia, dan Politik Pasar Bebas.

Sebelum slogan-slogan ini dibahas dan dikritik secara rinci, akan dijelaskan terlebih dahulu kerusakan asas pemikiran yang melahirkan slogan-slogan tadi.

Asas slogan-slogan itu adalah aqidah Kapitalisme, yaitu aqidah pemisahan agama dari kehidupan (Sekularisme).

Aqidah ini, sebenarnya bukanlah hasil proses berpikir. Bahkan, tak dapat dikatakan sebagai pemikiran yang logis. Aqidah pemisahan agama dari kehidupan tak lain hanyalah penyelesaian yang berkecenderungan ke arah jalan tengah atau bersikap moderat, antara dua pemikiran yang kontradiktif. Kedua pemikiran ini, yang pertama adalah pemikiran yang diserukan oleh tokoh-tokoh gereja di Eropa sepanjang Abad Pertengahan (abad V-XV M), yakni keharusan menundukkan segala sesuatu urusan dalam kehidupan menurut ketentuan agama. Sedangkan yang kedua, adalah pemikiran sebagian pemikir dan filsuf yang mengingkari keberadaan Al Khaliq.

Jadi, pemikiran pemisahan agama dari kehidupan merupakan jalan tengah di antara dua sisi pemikiran tadi. Penyelesaian jalan tengah, sebenarnya mungkin saja terwujud di antara dua pemikiran yang berbeda (tapi masih mempunyai asas yang sama). Namun penyelesaian seperti itu tak mungkin terwujud di antara dua pemikiran yang kontradiktif. Sebab dalam hal ini hanya ada dua kemungkinan. Yang pertama, ialah mengakui keberadaan Al Khaliq yang menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan. Dan dari sinilah dibahas: apakah Al Khaliq telah menentukan suatu peraturan tertentu lalu manusia diwajibkan untuk melaksanakannya dalam kehidupan? Juga apakah Al Khaliq akan menghisab manusia setelah mati mengenai keterikatannya terhadap peraturan Al Khaliq ini?

Sedang yang kedua, ialah mengingkari keberadaan Al Khaliq. Dan dari sinilah dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa agama tidak perlu lagi dipisahkan dari kehidupan, tapi bahkan harus dibuang dari kehidupan.

9

Page 10: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Adapun pendapat yang mengatakan bahwa keberadaan Al Khaliq tidaklah lebih penting daripada ketiadaan-Nya, maka ini adalah suatu ide yang tidak memuaskan akal dan tidak menenteramkan jiwa.

Jadi, berdasarkan fakta bahwa aqidah Kapitalisme adalah jalan tengah di antara pemikiran-pemikiran kontradiktif yang mustahil diselesaikan dengan jalan tengah, maka sudah cukuplah bagi kita untuk mengkritik dan membatalkan aqidah ini. Tak ada bedanya apakah aqidah ini dianut oleh orang yang mempercayai keberadaan Al Khaliq atau yang mengingkari keberadaan-Nya.

Tetapi dalam hal ini dalil aqli (dalil yang berlandaskan keputusan akal) yang qath'i (yang tidak diragukan lagi kebenarannya), membuktikan bahwa Al Khaliq itu ada dan Dialah yang menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan. Dalil tersebut juga membuktikan bahwa Al Khaliq ini telah menetapkan suatu peraturan bagi manusia dalam kehidupannya, dan bahwasanya Dia akan menghisab manusia setelah mati mengenai keterikatannya terhadap peraturan Al Khaliq tersebut.

Kendatipun demikian, di sini bukan tempatnya untuk melakukan pembahasan mengenai eksistensi Al Khaliq atau mengenai peraturan yang ditetapkan Al Khaliq untuk manusia. Namun yang menjadi fokus pembahasan di sini ialah aqidah Kapitalisme itu sendiri dan penjelasan mengenai kebatilannya. Dan kebatilan Kapitalisme cukup dibuktikan dengan menunjukkan bahwa aqidah Kapitalisme tersebut merupakan jalan tengah antara dua pemikiran yang kontradiktif, dan bahwa aqidah tersebut tidak dibangun atas dasar pembahasan akal.

Dengan merobohkan aqidah Kapitalisme ini, sesungguhnya sudah cukup untuk merobohkan ideologi Kapitalisme secara keseluruhan. Sebab, seluruh pemikiran cabang yang dibangun di atas landasan yang batil pada hakekatnya adalah batil juga. Dan ini berarti, tidak perlu lagi dibahas ide-ide pokok dalam Kapitalisme satu per satu secara mendetail.

Hanya saja, pembahasan secara rinci terhadap ide-ide pokok itu kini telah menjadi satu keharusan, karena sebagian ide-ide tersebut telah dipasarkan secara universal dan diterima oleh sebagian kaum muslimin. Selain itu, ide-ide tadi ternyata telah menjelma menjadi slogan-slogan yang digunakan Amerika untuk menyerang Islam dan umatnya dengan suatu serangan yang sangat ganas dan berbahaya.

Oleh karena itu, ide-ide pokok tadi harus dibahas secara terperinci, kemudian diterangkan kekeliruannya dan kontradiksinya dengan Islam. Dengan demikian, diharapkan kaum muslimin akan mengetahui bahwa mereka diharamkan untuk mengambil ide-ide tersebut. Dan lebih dari itu, mereka bahkan diwajibkan membuang sama sekali semua ide-ide itu dan menentang serta melawan siapa pun yang berusaha menjajakannya.

10

Page 11: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, slogan-slogan tersebut ada empat buah; Demokrasi, Pluralisme, Hak Asasi Manusia, dan Politik Pasar Bebas.

Slogan-slogan Serangan Amerika

A. Demokrasi

Demokrasi, merupakan standar format politik dalam ideologi Kapitalisme. Artinya, Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang harus diterapkan oleh negara-negara Kapitalis dan negara-negara lain yang mengikuti serta meniru-niru negara-negara Kapitalis.

Menurut para penganutnya, Demokrasi berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat; dengan menjalankan peraturan yang dibuat sendiri oleh rakyat.

Tak sedikit kaum Kapitalis yang menyebut sistem Kapitalisme mereka sebagai "sistem Demokrasi". Penyebutan ini tidak tepat, berdasarkan beberapa argumen berikut. Yang utama, bahwa Demokrasi bukanlah pemikiran orisinal kaum Kapitalis. Orang Yunani telah lebih dahulu mencetuskannya. Di samping itu, kaum Kapitalis bukan satu-satunya pihak yang menerapkan Demokrasi, karena kaum Sosialis Marx juga mengaku diri sebagai kaum Demokrat. Sampai di akhir hayat ideologi Sosialisme, kaum Sosialis tetap mengklaim bahwa mereka telah menerapkan Demokrasi.

Aspek terpenting dalam Demokrasi, adalah ketetapannya bahwa pihak yang berhak membuat hukum (Al Musyarri') adalah manusia itu sendiri, bukan Al Khaliq. Ini logis saja bagi penganut ide pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme), karena pemisahan agama dari kehidupan itu berarti memberikan otoritas menetapkan hukum kepada manusia, bukan kepada Al Khaliq.

Dalam hal ini, kaum Kapitalis tidak pernah membahas apakah Al Khaliq telah mewajibkan manusia untuk mengikuti dan menerapkan syari'at tertentu dalam kehidupan mereka. Bahkan, mereka sedikit pun tak pernah memperdebatkan masalah ini sama sekali. Mereka hanya menetapkan, bahwa yang berhak membuat hukum adalah manusia. Titik.

Bagi kaum muslimin, hal itu berarti tindak pembangkangan dan pengingkaran terhadap seluruh dalil yang qath'i tsubut (pasti sumbernya) dan qath'i dalalah (pasti pengertiannya) yang mewajibkan kaum muslimin untuk mengikuti syari'at Allah dan membuang peraturan apa pun selain syari'at Allah. Na'udzu billah min dzalik.

11

Page 12: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Kewajiban di atas diterangkan oleh banyak ayat dalam Al Qur'an. Dan lebih dari itu, ayat-ayat yang qath'i tadi menegaskan pula bahwa siapapun yang tidak mengikuti atau menerapkan syari'at Allah, berarti dia telah kafir, dzalim, atau fasik. Allah SWT berfirman:

Xــم ـ Xهـ Zك ــ\ Xولئـ لZ اللـــهX فZأ Zز cــ Zنـ ــا أ \مZــ Xمc ب Zحcك Zمc ي وZمZنc لZنcو Xاف\رZ cك ال

"Siapapun yang tidak memutuskan perkara hukum/politik menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang kafir." (Q.S. Al Maaidah: 44)

Xــم ـ Xهـ Zك ــ\ Xولئـ لZ اللـــهX فZأ Zز cــ Zنـ ــا أ \مZــ Xمc ب Zحcك Zمc ي وZمZنc لZنcوXم\ الظmال

"Siapapun yang tidak memutuskan perkara hukum/politik menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang dzalim." (Q.S. Al Maaidah: 45)

Xــم ـ Xهـ Zك ــ\ Xولئـ لZ اللـــهX فZأ Zز cــ Zنـ ــا أ \مZــ Xمc ب Zحcك Zمc ي وZمZنc لZنcوXق اس\ Zالفـ

"Siapapun yang tidak memutuskan perkara hukum/politik menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang fasik." (Q.S. Al Maaidah: 47)

Berdasarkan nash ayat di atas, maka siapapun juga yang tidak berhukum (menjalankan urusan pemerintahan) dengan apa yang diturunkan Allah, seraya mengingkari hak Allah dalam menetapkan hukum -seperti halnya orang-orang yang meyakini Demokrasi- maka dia adalah kafir tanpa keraguan lagi, sesuai nash Al Qur'an yang sangat jelas di atas. Hal ini karena tindakan tersebut -yakni tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah dan mengingkari hak membuat hukum yang dimiliki Allah- berarti ingkar terhadap ayat-ayat yang qath'i dalalah. Padahal orang yang mengingkari ayat yang qath'i adalah kafir, dan ini disepakati oleh seluruh fuqaha.

Kaum kafir dan antek-antek mereka -yaitu para penguasa negeri-negeri muslim-, juga seluruh propagandis Demokrasi dari kalangan kaum muslimin yang tertipu -baik individu maupun kelompok-, sesungguhnya memahami benar bahwa asas Demokrasi itu harus ditegakkan dengan tindakan membuang syari'at Allah dan menempatkan manusia pada posisi Al Khaliq.

Oleh karenanya, mereka tidak menjajakan Demokrasi dengan cara mengungkapkan hakekat itu, akan tetapi mereka mengatakan bahwa

12

Page 13: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Mereka katakan pula bahwa Demokrasi adalah meratakan persamaan di antara rakyat, menyebarkan keadilan, serta mengoreksi dan mengkritik pemerintah. Mereka tidak menyinggung-nyinggung sedikit pun mengenai tindakan membuang syari'at Allah itu, padahal substansi (inti) Demokrasi -dari awal sampai akhir- tiada lain adalah tindakan membuang syari'at Allah dan mengikuti syari'at makhluk-Nya.

Adapun ide-ide lain yang -katanya- merupakan ide Demokrasi, sebenarnya tidak ada faktanya sama sekali. Ide bahwa rakyat yang memerintah dirinya sendiri, misalnya, sebenarnya hanyalah sebuah kebohongan besar. Sebab, dalam masyarakat-masyarakat Kapitalis-Demokrasi, yang memerintah bukanlah rakyat itu sendiri. Ide ini memang hanya sebuah utopia belaka.

Yang memerintah di sana, sebenarnya adalah golongan yang berpengaruh kuat dalam masyarakat mereka. Kalau di AS, mereka adalah para kapitalis raksasa. Sedang di Inggris, mereka adalah para bangsawan. Inilah fakta yang ada di AS dan di Inggris. Padahal kedua negara ini adalah negara-negara Kapitalis-Demokrasi yang ada di barisan terdepan.

Kelompok-kelompok berpengaruh di negara-negara Kapitalis tadi, mempunyai sarana-sarana yang memadai untuk menghantarkan siapa saja yang mereka kehendaki agar dapat duduk di tampuk pemerintahan dan dewan-dewan legislatif. Dengan demikian, undang-undang yang diberlakukan dan pihak eksekutif yang melaksanakan undang-undang itu, tak lebih hanya akan tunduk untuk melayani kepentingan-kepentingan kelompok berpengaruh tersebut.

Ide-ide lain yang -katanya- juga merupakan ide Demokrasi, seperti persamaan, keadilan, dan hak mengkritik penguasa, semuanya juga cuma sebatas teori. Tak ada faktanya. Cukuplah seseorang mengamati kenyataan yang ada di AS -gembong demokrasi di dunia itu- dengan seksama. Niscaya dia akan dapat menyimpulkan bahwa persamaan, keadilan, dan kritik kepada pemerintah di sana, semuanya serba diskriminatif.

Mereka yang dapat menikmati dan menjalankan hak-hak itu hanya orang-orang tertentu dengan warna kulit, agama, dan asal-usul tertentu, atau orang-orang dengan sejumlah harta kekayaan tertentu.

Lihatlah penderitaan memilukan yang dialami oleh orang-orang kulit hitam, orang-orang Indian berkulit merah, orang-orang yang berasal dari Amerika Latin dan Asia, juga orang-orang yang non Protestan atau yang tidak berasal dari Eropa Barat.

Semua penderitaan mereka ini sudah cukup menjadi bukti bahwa apa yang -katanya- menjadi ide-ide Demokrasi, pada hakekatnya hanyalah teori kosong

13

Page 14: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

belaka. Cuma teori. Meskipun, memang kadang-kadang terjadi juga hal-hal janggal yang berbeda dengan kondisi yang telah diterangkan tadi.

Maka dari itu, seorang muslim tidak dibolehkan menerima ide Demokrasi, sebab Demokrasi adalah suatu kekufuran dan memberikan kepada manusia hak yang seharusnya merupakan hak Al Khaliq semata.

Bahkan lebih dari itu, setiap individu muslim wajib membuang dan mengenyahkan Demokrasi serta menentang dan melawan siapapun yang berusaha menjajakan Demokrasi yang kufur itu.

B. Pluralisme

Ide Pluralisme dalam ideologi Kapitalisme lahir dari pandangan mereka terhadap masyarakat. Menurut mereka, masyarakat tersusun dari individu-individu, dan individu-individu ini memiliki beraneka ragam keyakinan, opini, kepentingan, asal-usul, dan kebutuhan.

Maka atas dasar itu, mereka berpandangan bahwa sudah merupakan keharusan, bahwa dalam masyarakat akan terdapat golongan-golongan yang berbeda-beda. Setiap golongan mempunyai tujuan dan target tersendiri, yang harus diwakili oleh partai, gerakan, atau organisasi. Dan setiap partai, gerakan, atau organisasi ini harus diakui eksistensinya dan diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik. Jadi, Pluralisme dalam pandangan Kapitalisme merupakan kebalikan dari ide kelompok tunggal atau partai tunggal.

Namun demikian, Pluralisme ini sebenarnya adalah kemajemukan yang harus disesuaikan sedemikian rupa dengan format sistem politik Kapitalisme. Sehingga oleh karenanya, dalam masyarakat Kapitalis tidak ada tempat bagi golongan yang tidak mempercayai ideologi Kapitalisme, atau kelompok yang berjuang untuk menghancurkan sistem Kapitalisme yang ada.

Logika ini, yakni logika kemajemukan partai sesuai aqidah tunggal atau format sistem politik tunggal, sebenarnya diakui pula keberadaannya oleh Islam. Hanya saja, tentu hal ini bukanlah Pluralisme seperti yang digembar-gemborkan oleh orang-orang Kapitalis.

Islam memang membenarkan kemajemukan berbagai partai dan gerakan, selama mereka tetap mendasarkan diri pada Aqidah Islamiyah. Namun, Islam tidak mentolerir keberadaan partai atau gerakan yang bertujuan merobohkan sistem politik Islam. Jadi, keberadaan partai dan gerakan apapun tetap dibenarkan selama mereka tetap berpedoman dengan pendapat-pendapat yang Islami, yakni pendapat-pendapat yang terpancar dari Aqidah Islamiyah atau yang dibangun di atasnya.

14

Page 15: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Tetapi sekali lagi, ini bukan berarti Islam menerima ide Pluralisme secara mutlak, atau menerima Pluralisme dalam pengertiannya menurut Kapitalisme seperti yang dipropagandakan oleh Amerika dan Barat pada umumnya. Sebab, Pluralisme dalam Kapitalisme lahir dari aqidah Kapitalisme, yaitu pemisahan agama dari kehidupan.

Berdasarkan Pluralisme sesuai pengertian ideologi Ka-pitalisme tersebut, maka dibolehkan berdirinya partai atau gerakan yang mengajak kepada aqidah kufur, semisal pemisahan agama dari kehidupan. Atas dasar Pluralisme itu, dibolehkan juga adanya partai yang berdiri di atas asas yang diharamkan Islam, seperti partai yang berasaskan Nasionalisme dan Patriotisme. Begitu pula berdasarkan Pluralisme dibolehkan berdirinya gerakan-gerakan yang mengajak kepada apa yang diharamkan Allah, seperti melakukan penyimpangan seksual dan perzinaan, serta dibenarkan pula adanya kelompok-kelompok yang membela perjudian, minuman keras, aborsi, dan kebebasan wanita. Demikian seterusnya.

Seorang muslim tidak boleh menerima Pluralisme yang dipropagandakan AS itu dan tidak boleh pula menerima Pluralisme secara mutlak. Sebab, menerima Pluralisme berarti membenarkan adanya seruan-seruan kepada kekufuran dan segala sesuatu yang diharamkan Allah.

Sungguh, Pluralisme adalah ide yang tidak akan pernah diterima oleh seorang mu'min yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, sebab dia mengetahui -berdasarkan ilmul yaqin (informasi dari wahyu yang bersifat qath'i)- bahwa Allah di akhirat nanti akan mengazab semua orang yang melakukan kekufuran dan segala sesuatu yang diharamkan Allah.

C. Hak Asasi Manusia

Slogan ketiga yang digembar-gemborkan oleh Amerika dan Barat serta selalu mereka upayakan agar kaum muslimin mengambil dan mengadopsinya, ialah Hak Asasi Manusia (HAM). Slogan ini ternyata mempunyai penampilan yang indah dan mempesona di mata kebanyakan kaum muslimin, karena mereka memang merasakan kezhaliman, kekejaman, dan penindasan dari para penguasa mereka yang menjadi kaki tangan AS dan Barat.

Pemikiran mengenai HAM berpangkal dari pandangan ideologi Kapitalisme terhadap tabiat manusia, hubungan individu dengan masyarakat, fakta masyarakat, dan tugas negara.

Berkaitan dengan tabiat manusia, ideologi Kapitalisme memandang bahwa manusia itu pada hakekatnya adalah baik, tidak jahat. Kejahatan yang muncul dari manusia disebabkan oleh pengekangan terhadap kehendaknya. Oleh karena itu, kaum Kapitalis menyerukan untuk membebaskan kehendak manusia agar dia mampu menunjukkan tabiat baiknya yang asli. Dari sinilah,

15

Page 16: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

muncul ide kebebasan yang kemudian menjadi salah satu ide yang paling menonjol dalam ideologi Kapitalisme.

Mengenai hubungan individu dengan masyarakat, kaum Kapitalis memandang bahwa hubungan itu bersifat kontradiktif. Oleh karenanya, harus ada pemeliharaan individu dari dominasi masyarakat, sebagaimana harus ada jaminan dan pemeliharaan terhadap kebebasan-kebebasan individu. Jadi bertolak belakang dengan opini umum pada masa Feodalisme bahwa kepentingan masyarakat harus didahulukan daripada kepentingan individu, orang-orang Kapitalis mengatakan bahwa kepentingan individulah yang harus didahulukan daripada kepentingan masyarakat. Atas dasar ini, mereka menetapkan bahwa tugas pokok negara adalah menjamin kepentingan individu dan memelihara kebebasannya.

Tentang fakta masyarakat, kaum Kapitalis berpandangan bahwa masyarakat merupakan kumpulan individu-individu yang hidup bersama di suatu tempat. Jadi apabila kepentingan individu-individu itu terjamin penuh, maka secara alami akan terjamin pula kepentingan masyarakat. Demikianlah.

Sesungguhnya, seluruh pemikiran kaum Kapitalis mengenai tabiat manusia, hubungan individu dengan masyarakat, fakta masyarakat, dan tugas negara; tak lebih hanyalah setumpuk kesalahan belaka.

Sebab, tabiat manusia sesungguhnya bukanlah baik seperti yang dikatakan oleh orang-orang Kapitalis. Begitu pula bukan jahat sebagaimana pandangan Gereja yang berasal dari filsafat-filsafat kuno yang dibangun atas dasar pemahaman bahwa manusia telah mewarisi dosa Adam.

Pandangan yang benar terhadap tabiat manusia, ialah bahwa manusia itu memiliki sejumlah naluri (gharaiz) dan kebutuhan-kebutuhan jasmani (hajat al udlwiyah) yang menuntut pemuasan. Dengan akal yang dikaruniakan Allah, manusia kemudian mempunyai kehendak untuk memilih jalan yang akan dia tempuh untuk memuaskan naluri dan kebutuhan jasmaninya itu.

Maka dari itu, apabila manusia memenuhi kebutuhan naluri dan jasmaninya dengan jalan yang benar, berarti dia telah melakukan kebaikan. Sebaliknya apabila dia memenuhinya dengan jalan yang keliru atau menyimpang, berarti dia telah melakukan keburukan.

Dengan demikian, tabiat manusia itu sebenarnya siap atau berpotensi untuk menerima kebaikan dan kejahatan sekaligus. Dan manusialah yang memilih kebaikan atau keburukan, sesuai kehendaknya sendiri.

Inilah pandangan yang dilontarkan Islam, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah SWT :

16

Page 17: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Zا و Zهـ ZرcوXجXا ف ZهـZمZـه cـ Zل ا فZأ Zاهـmو Zـا سZم Zو uسcفZ وZ نا ZاهـZوcقZ ت

"Dan demi jiwa (manusia) serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah-lah yang mengilhamkan (menyerukan) kepada jiwa itu memilih (jalan) kefasikan (kemaksiatan) dan ketakwaannya (ketaatan kepada Allah)." (Q.S. Asy Syams: 7-8)

cن\ mجcـدZي اهX الن Zـ cن وZ هZدZي"dan Kami telah menunjukkan kepadanya (yakni manusia) dua jalan (baik dan buruk)." (Q.S. Al Balad: 10)

ا ZفXوcر| \مmـا ك ا وZ إ \ر| ـاك Zـا شmم\ لZ إ cـ \ي ب mالس XاهZ cنـ ا هZدZي mـ uن إ"Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir." (Q.S. Al Insan: 3)

Demikian pula apa yang mereka lontarkan mengenai hubungan individu dengan masyarakat, yang menurut mereka merupakan hubungan yang berlawanan dan bertentangan, juga merupakan kesalahan.

Semuanya tidak tepat, baik pendapat orang-orang Kapitalis yang lebih mendahulukan kepentingan individu daripada kepentingan masyarakat; maupun pendapat para propagandis sistem Feodalisme yang menyerukan bahwa kepentingan individu telah tercakup dalam kepentingan kolektif/masyarakat; ataupun pendapat orang-orang Sosialis Marx yang menjadikan individu hanya sebagai gigi dalam sebuah roda masyarakat.

Hubungan yang benar adalah seperti yang digambarkan oleh Islam, yang memandang hubungan itu sebagai hubungan keanggotaan yang bersifat saling melengkapi. Bukan hubungan yang saling berlawanan. Sebab, individu adalah bagian dari masyarakat, seperti halnya tangan merupakan bagian dari tubuh manusia. Sebagaimana tubuh tidak lengkap tanpa tangan, maka tangan pun tidak ada artinya apabila terpisah dari tubuh.

Dalam hal ini Islam telah menetapkan hak-hak bagi individu sebagaimana Islam telah menetapkan hak-hak bagi masyarakat. Hak-hak tersebut bukan saling bertentangan ataupun berlawanan, tetapi saling melengkapi.

Demikian pula Islam telah mengatur kewajiban-kewajiban masing-masing dan menyerahkan pelaksanaannya kepada negara untuk menjamin keseimbangan antara dua pihak, agar masing-masing tidak melanggar atau mendominasi pihak yang lainnya. Sebab masing-masing harus mendapatkan hak-haknya dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Berkaitan dengan hal ini, tidak

17

Page 18: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

ada gambaran yang lebih indah untuk menunjukkan hubungan antara individu dan jama'ah daripada sabda Rasulullah Saw.:

ل\ Zــ ZمZث ــا ك Zدود\ الله و الواق\ع\ فيهـXى حZعل \ \م ائ Zالقـ XلZ مZثــم XهـXبعض Zــاب صZـ

Z Zةu فZأ ــف\ين ZهZمXوا على س ت cــ u اس وcم Zــ قذ\ينZ في mــ ــانZ ال Zـ ــا، فك Xهـ فـل cس

Z ــم أ XهـXضcعZ ــا وZ ب Zهـ Zعcال أوا عZلى مZن ر� Zــ ــاء\ م ZقZوا من المZـ ت cــ \ذا اس ــا إ \هـ فZل cأس

Zا و ــ| ق cرZص\يبنا خZ ا في ن Zـ قcن ZرZا خm Zنـ Zوc أ فZوقهم فقـالوا : لXوا Zك ادXوا هZل Zـا أرZم Zوهم وX Zترك \نc ي Xؤcذ\ مZن فZوقنا فإ Zمc ن لوcا Zــ Zج وا و ن Zــ Zج ــد\ه\م ن ذXوا على أي Zــ Zخ ا و إن أ ــ| جميعـ

|ا جميعـ

"Perumpamaan orang-orang yang mencegah berbuat maksiat dan yang melanggarnya adalah seperti kaum yang diundi dalam sebuah kapal. Sebagian mendapatkan bagian atas dan sebagian yang lain berada di bawah. Jika orang-orang yang berada di bawah membutuhkan air, mereka harus melewati orang-orang yang berada di atasnya. Maka berkatalah orang-orang yang berada di bawah: 'Andai saja kami melobangi (dinding kapal) pada bagian kami, tentu kami tidak akan menyakiti orang-orang yang berada di atas kami'. Tetapi jika yang demikian itu dibiarkan oleh orang-orang yang berada di atas (padahal mereka tidak menghendaki), niscaya binasalah seluruhnya. Dan jika mereka dicegah melakukan hal itu, maka ia akan selamat dan selamatlah semuanya”. (HSR. Ahmad, Bukhari, dan Tirmidzi)

Pendapat orang-orang Kapitalis yang menyatakan bahwa masyarakat itu merupakan sekumpulan individu-individu yang hidup bersama di suatu tempat, adalah pendapat yang jauh dari kebenaran. Sebab masyarakat bukan hanya sekumpulan individu yang hidup bersama di suatu tempat, melainkan terdiri pula dari ide-ide dan perasaan-perasaan yang ada pada individu-individu tersebut serta sistem/peraturan yang diterapkan atas mereka.

Dengan kata lain, masyarakat merupakan sekumpulan individu yang memiliki interaksi yang terus-menerus. Karena itu para penumpang kapal atau kereta tidak dapat dikategorikan sebagai masyarakat sekalipun jumlahnya mencapai ribuan. Sebaliknya, penduduk kampung yang kecil bisa membentuk sebuah masyarakat, sekalipun jumlahnya hanya beberapa ratus jiwa.

18

Page 19: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Dengan demikian, jelaslah kesalahan ideologi Kapitalisme dalam memahami fakta masyarakat, tabiat manusia, serta hubungan individu dengan masyarakat.

Kesalahan pemahaman mereka mengenai peran negara lebih jelas lagi. Sebab negara bukanlah alat untuk menjamin dan menjaga kemaslahatan individu saja, akan tetapi merupakan suatu institusi yang mengurusi kebutuhan individu, jamaah, dan masyarakat sebagai satu kesatuan, baik urusan dalam maupun luar negerinya, sesuai dengan peraturan tertentu yang membatasi hak dan kewajiban masing-masing. Di samping itu negara bertugas untuk mengemban risalah ke seluruh dunia, kalau memang dia memiliki risalah kemanusiaan, yaitu risalah yang layak untuk manusia dalam kedudukannya sebagai manusia, tanpa memperhatikan pertimbangan lainnya.

Ringkasnya, atas dasar pandangan ideologi Kapitalisme terhadap tabiat manusia, hubungan individu dengan masya rakat, fakta masyarakat yang menjadi tempat hidupnya, serta peran negara yang menjamin dan menjaga kemaslahatan individu, maka ideologi ini menyerukan jaminan terhadap empat kebebasan bagi individu, yaitu: kebebasan beraqidah/ beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan hak milik, dan kebebasan bertingkah laku.

Kebebasan inilah yang merupakan asas HAM, sekaligus biang keladi segala kebobrokan yang terjadi di tubuh masyarakat-masyarakat Kapitalis. Kebebasan di sana telah menjerumuskan manusia menjadi gerombolan binatang-binatang buas di mana yang kuat akan memakan yang lemah. Kebebasan itu telah mengakibatkan pula timbulnya kebejatan moral yang memerosotkan harkat dan martabat manusia hingga sederajat dengan binatang yang hina, karena manusia dibebaskan tanpa kendali untuk memuaskan kebutuhan naluri dan kebutuhan jasmaninya.

Jadi, manusia dalam masyarakat-masyarakat Kapitalis tak ubahnya seperti kawanan binatang ternak, yang hanya bernafsu untuk meraup sebanyak mungkin kenikmatan fisik. Ironisnya, kenikmatan fisik ini dianggap sebagai puncak kebahagiaan oleh ideologi Kapitalisme. Padahal pada hakekatnya, masyarakat-masyarakat Kapitalis itu tak pernah mengecap cita rasa kebahagiaan sedikit pun, sebab kehidupan mereka memang senantiasa bergelimang dengan penderitaan, kegoncangan, dan keresahan yang tak pernah berakhir.

1. Kebebasan Beraqidah

Kebebasan beraqidah menurut kaum Kapitalis, artinya ialah manusia berhak untuk meyakini ideologi atau agama apapun dan berhak mengingkari agama atau ide apapun. Manusia juga dianggap berhak mengubah agamanya, bahkan berhak tidak mempercayai suatu agama sama sekali.

19

Page 20: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Sebagian kaum muslimin yang tertipu oleh kaum kafir dan menjadi corong mereka, menyangka bahwa kebebasan beraqidah yang dipropagandakan oleh kaum Kapitalis itu tidaklah bertentangan dengan Islam. Mereka berargumentasi dengan firman Allah SWT:

Zنc اهZا في\ الد�ي Zرc \ك Z إ ال

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)." (Q.S. Al Baqarah : 256)

cرXفc Zك cي Zل اءZ فـ Zش cنZمZ و cم\نcؤX cي Zل اءZ فــ Zش cنZمZف"Maka siapa saja yang ingin (beriman) hendaklah beriman, dan siapa saja yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." (Q.S. Al Kahfi : 29)

Mereka sengaja pura-pura tidak mengetahui objek pembahasan dua nash tersebut, karena sesungguhnya seruan (khithab) dalam dua nash tersebut terbatas hanya ditujukan untuk orang-orang kafir. Jadi, kaum muslimin tidak boleh memaksa orang kafir untuk masuk Islam, sebab orang-orang kafir dalam hal ini berhak untuk beriman kepada Islam dan berhak pula untuk tidak mengimaninya. Dengan demikian, kaum muslimin tidak boleh memaksa mereka untuk mengimani Islam.

Hanya saja seruan dalam dua nash tadi tidak tepat jika diterapkan untuk kaum muslimin, sebab setelah mereka beragama Islam, kaum muslimin tidak diberi pilihan lagi untuk kafir atau murtad dari Islam. Hukum Islam bagi seorang muslim yang murtad, ialah diminta bertaubat agar kembali kepada haribaan Islam. Jika dia tetap bersikeras pada kekafirannya, maka kepadanya dikenakan sanksi (had) yang ditetapkan untuk orang murtad, yaitu dihukum mati. Hal ini semata-mata dalam rangka melaksanakan sabda Rasulullah Saw.:

XهcوX Xل ZهX فZاقcت cن ZدmلZ د\ي مZنc ب"Siapa saja yang mengganti agama (Islam)-nya, bunuhlah dia." (HSR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Ashhabus Sunan)

Jadi, kebebasan beraqidah tidak ada dalam kamus kaum muslimin, bahkan sebaliknya, mereka wajib untuk terus memeluk Aqidah Islamiyah. Seorang muslim tidak boleh memeluk aqidah apapun selain Aqidah Islamiyah, baik aqidah itu berasal dari agama samawi lainnya seperti Yahudi dan Nashrani, maupun dari ideologi lain, seperti Kapitalisme dan Sosialisme. Dia tak boleh pula meyakini aqidah apa pun dari agama dan ide apapun, selama itu bukan Aqidah Islamiyah.

20

Page 21: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Jelaslah, bahwa seorang muslim tidak boleh menerima ide kebebasan beraqidah yang diserukan oleh orang-orang Kapitalis. Bahkan dia wajib menolaknya dan menentang siapapun yang menggembar-gemborkan ide tersebut.

2. Kebebasan Berpendapat

Kebebasan berpendapat menurut orang-orang Kapitalis berarti bahwa setiap orang memiliki hak untuk menyatakan pendapat apa saja di segala bidang dan segala persoalan tanpa terikat dengan batasan apapun.

Kebebasan berpendapat ini sangat menarik bagi sebagian kaum muslimin, sebab mereka memang hidup tertindas di negara-negara tirani (militer), yang melarang siapapun untuk menyatakan pendapatnya, apabila bertentangan dengan pendapat penguasa, walau pendapat tersebut berasal dari Islam, bahkan dari ayat-ayat Al Qur'an atau hadits-hadits Nabi. Semua pendapat ini dilarang, selama yang dimaksud oleh ayat atau hadits itu bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh penguasa atau kebijakan politik yang dijalankannya. Hal ini sudah sedemikian rupa, sampai-sampai salah seorang penguasa kaum muslimin memerintahkankan aparatnya yang penindas itu untuk mencampakkan ayat-ayat atau hadits-hadits dari dinding-dinding masjid dan tempat-tempat umum lainnya serta menyobek-nyobeknya. Mereka melakukan kejahatan ini hanya karena ayat atau hadits tersebut menjelaskan hakekat bangsa Yahudi, seperti firman Allah SWT:

Zو ZدcوXهZ Xوا الي cنZ آمZن mذ\ي \ل mاس\ عZدZاوZة| ل دm الن ZشZ Zج\دZنm أ Zت لXوا ك Zر cشZ mذ\ينZ أ ال

"Tidaklah engkau dapati manusia yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman kecuali orang Yahudi dan orang-orang musyrik.." (Q.S. Al Maaidah: 82)

Sungguhpun demikian, apa yang menimpa kaum muslimin -yakni kejahatan dan penindasan para penguasa berikut pelanggaran mereka terhadap hukum-hukum Allah- tetap tidak membolehkan kaum muslimin menerima apa yang dimurkai Allah, yakni menerima ide kebebasan berpendapat.

Kebebasan berpendapat pada ideologi Kapitalisme tidak terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan koreksi terhadap penguasa, kritik terhadap sepak-terjang para politikus, dan yang lainnya. Ide kebebasan ini juga mencakup kebebasan untuk terang-terangan bersikap kufur, ingkar terhadap adanya Allah, atau mempropagandakan ide apa saja, walaupun ide tersebut bertentangan dengan Aqidah Islamiyah atau menyalahi hukum-hukum yang terpancar dari Aqidah Islamiyah itu. Misalnya, propaganda terhadap hal-hal yang diharamkan Allah seperti praktek riba, perjudian, minuman keras, perzinaan, penyimpangan seksual, dan segala sesuatu yang menghancurkan

21

Page 22: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

nilai-nilai luhur Islam yang harus kita pegang teguh dan kita jaga sesuai perintah Allah SWT kepada kita.

Kebebasan berpendapat juga berarti kebolehan bagi para agen Barat, orang-orang munafik dan orang-orang fasik serta musuh-musuh Islam untuk berpropaganda menentang Islam dan menghancurkan kesatuan umat, dengan memecah belahnya menjadi berbagai bangsa, negara, kelompok, dan golongan yang berbeda-beda. Kebebasan berpendapat juga membolehkan seruan-seruan yang bertolak dari fanatisme golongan (ashabiyah), seperti Nasionalisme, Patriotisme, dan sebagainya. Padahal Islam telah memerintahkan umatnya untuk menghapuskan fanatisme golongan dan mengharamkan mereka untuk menyerukannya. Bahkan Rasulullah Saw. pernah mengklasifikasikannya sebagai bangkai atau ajaran yang rusak.

Selain itu kebebasan ini juga berarti kebolehan bagi agen-agen Barat tersebut untuk menyerukan ide-ide kufur yang dijajakan untuk menjatuhkan martabat kaum wanita, menyebarkan kebejatan dan kebobrokan moral, serta memusnahkan nilai-nilai luhur, kehormatan, dan kemuliaan.

Untuk mengetahui sejauh mana kebebasan ini diberikan oleh orang-orang Kapitalis, cukuplah kita mengingat hujatan Salman Rushdi yang mendiskreditkan Nabi Saw. dan isteri-isteri beliau yang mulia (ummahatul mu'minin). Semua ini dibenarkan menurut prinsip kebebasan berpendapat yang digembar-gemborkan kaum Kapitalis.

Memang benar, bahwa Islam telah membolehkan seorang muslim untuk menyatakan pendapatnya terhadap segala hal dan persoalan. Akan tetapi Islam mensyaratkan bahwa pendapat tersebut wajib terpancar dari Aqidah Islamiyah atau dibangun di atasnya, serta tetap berada di dalam lingkaran Islam. Karena itu, seorang muslim berhak menyatakan pendapat apa saja sekalipun pendapat itu bertentangan dengan pendapat yang diadopsi Khalifah dan berlawanan dengan pendapat mayoritas kaum muslimin. Tetapi tentu semua pendapatnya ini tetap harus bersandar kepada dalil syara' atau berada dalam batas-batas syara'.

Lebih dari itu, Islam telah mewajibkan seorang muslim untuk menyatakan pendapatnya dan mengoreksi penguasa, apabila mereka bertindak zhalim dan mengeluarkan pernyataan atau memerintahkan sesuatu yang dimurkai Allah. Bahkan dalam hal ini Islam mensejajarkan aktivitas seperti ini dengan jihad fi sabilillah. Rasulullah Saw. bersabda:

Zام Zل¡ قــ Xجــ ZرZو cل�بZطXد\ المc هZدZاء\ حZمcزةX بن عZب �دZ الش� ي Zس

XلهZ ZهZاه فZقت \رu فZأمره وZ ن u جZائ إلZى إمام"Penghulu para syuhada' ialah Hamzah bin Abdul Muthalib dan seseorang yang berdiri di hadapan penguasa zhalim, lalu orang itu memerintahkannya

22

Page 23: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

berbuat ma'ruf (menjalankan apa yang diwajibkan oleh syara') dan melarangnya berbuat mungkar (kekufuran/ kezhaliman/ kemaksiatan), kemudian penguasa itu membunuhnya." (HR. Al Hakim)

Sekalipun demikian, seorang muslim tidak boleh menyatakan pendapat yang bertentangan dengan Islam, yakni bila pendapat itu bertentangan dengan Aqidah Islamiyah atau bertentangan dengan pemikiran dan hukum yang terpancar darinya.

Maka dari itu, seorang muslim tidak diperkenankan menyerukan apa yang dinamakan sebagai kebebasan wanita, Nasionalisme, Patriotisme, dan sebagainya. Ia tidak boleh pula mempropagandakan ideologi-ideologi kufur seperti Kapitalisme dan Sosialisme atau pemikiran apa pun yang bertentangan dengan Islam.

Atas dasar inilah, seorang muslim tidak diperbolehkan menerima ide kebebasan berpendapat yang diserukan oleh orang-orang Kapitalis. Sebab, segala pendapat yang dinyatakan seorang muslim wajib terikat dengan hukum syara'. Rasulullah Saw. dalam konteks ini pernah bersabda:

cوZ ا أ ر| cيــZخ cلXقZ cي Zخ\ر\ فZل \ الأ Zوcم \الله\ وZ الي Xؤcم\نX ب ZانZ ي مZنc ك

cم\تcصZ \ي ل"Siapa saja yang telah beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menyatakan Al Khair atau diam." (HSR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim)

Al Khair dalam hadits di atas artinya adalah Islam atau apa yang dibenarkan Islam.

Selain itu, Islam juga telah melarang para pemeluknya untuk mempunyai kecenderungan -walaupun baru berupa kecenderungan- terhadap hal-hal yang bertentangan dengan Islam. Rasulullah saw bersabda:

\ه\ cتX ب \مZـا ج\ئ Zع|ا ل Zب XوcنZ هZوZاهX ت Zك Zى ي Xمc حZت ZحZدXك Xؤcم\نX أ Z ي ال"Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sebelum hawa nafsunya tunduk kepada apa yang aku bawa (Islam)". (HSR. Al Baghawi dan Imam Nawawi)

3. Kebebasan Hak Milik

Adapun tentang kebebasan hak milik, orang-orang Kapitalis memandang bahwa manusia berhak memiliki segala sesuatu sesuka hatinya dan menggunakan segala sesuatu miliknya itu sesuka hatinya pula, selama hal itu tidak melanggar hak-hak orang lain. Maksudnya, selama tidak melanggar hak-hak yang diakui oleh sistem Kapitalisme.

23

Page 24: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Hal ini berarti manusia berhak memiliki segala sesuatu baik yang dihalalkan oleh Allah SWT maupun yang diharamkan-Nya. Manusia juga berhak menggunakan atau mengelola apa saja yang dia miliki sekehendaknya, baik dia terikat dengan perintah dan larangan Allah maupun tidak sama sekali.

Sesuai dengan kebebasan ini, individu berhak memiliki barang-barang yang termasuk dalam pemilikan umum (public property) seperti ladang-ladang minyak, tambang-tambang besar, pantai dan sungai-sungai, air yang dibutuhkan jama'ah, dan barang-barang lain yang merupakan hajat hidup orang banyak. Individupun berhak memiliki barang-barang halal seperti rumah-rumah, kebun, toko, pabrik, sebagaimana dia juga berhak memiliki barang yang diharamkan Allah SWT untuk dimiliki seperti khamr (minuman keras), bank ribawi, peternakan babi, rumah bordil, tempat-tempat perjudian, dan barang-barang terlarang lainnya yang tidak boleh dimiliki menurut syara'.

Menurut ide kebebasan ini pula, seseorang berhak memperoleh atau mengembangkan harta baik secara halal seperti warisan, hibah, perdagangan, berburu, pertanian, dan industri, maupun secara haram seperti perjudian, riba, perdagangan khamr dan obat-obat terlarang, serta usaha-usaha haram lainnya.

Dengan demikian, jelaslah kontradiksi kebebasan hak milik dengan Islam, sehingga kaum muslimin diharamkan ide kebebasan itu.

Akibat dari adopsi orang-orang Kapitalis terhadap kebebasan ini, meratalah bencana-bencana yang tiada henti-hentinya. Perbuatan-perbuatan hina merajalela di mana-mana dalam masyarakat Kapitalis. Kejahatan terorganisir (mafia) muncul secara terang-terangan. Sikap individualisme dan egoisme diagung-agungkan sehingga rontoklah semangat hidup berjamaah. Sikap mementingkan diri sendiri menggantikan sikap mengutamakan orang lain. Penyakit-penyakit yang menakutkan pun merajalela akibat beredarnya segala macam barang secara bebas, baik yang bermanfaat maupun yang membahayakan mereka, seperti obat-obat terlarang dan lain sebagainya.

Kebebasan ini telah menimbulkan pula akumulasi kekayaan yang melimpah ruah di tangan segelintir orang yang disebut sebagai para Kapitalis. Dengan kelebihan kekayaannya itu, mereka berubah menjadi satu kekuatan hegemonik yang menguasai dan mengendalikan berbagai masyarakat dan negara, baik dalam urusan politik dalam negeri maupun luar negerinya. Dari orang-orang Kapitalis inilah, diambil nama bagi sistem mereka -sistem Kapitalisme- karena aspek paling menonjol dalam masyarakat dengan sistem ini adalah pengaruh dan dominasi kaum Kapitalis.

Di antara kaum Kapitalis ada yang menjadi pemilik industri-industri senjata dan menjadi para pelaku bisnis perang. Mereka telah melibatkan berbagai negara dan bangsa yang sudah didominasi ke dalam kancah peperangan

24

Page 25: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

yang pada hakekatnya tidak akan pernah memperoleh keuntungan apa-apa dari kemelut perang yang melanda mereka. Memang, ambisi mereka dalam hal ini semata-mata hanya mengeruk keuntungan yang akan mereka peroleh dari perdagangan senjata. Mereka tak pernah peduli sedikit pun akan darah yang ditumpahkan atau bencana-bencana yang timbul akibat perang.

4. Kebebasan Bertingkah Laku

Kebebasan keempat yang dijajakan sistem Kapitalisme dan diupayakannya agar dapat terwujud dan terpelihara, adalah kebebasan bertingkah laku. Menurut Kapitalisme, kebebasan bertingkah laku berarti setiap orang berhak menjalani kehidupan pribadinya sekehendaknya, asalkan tidak melanggar kehidupan pribadi orang lain.

Berdasarkan hal itu, seorang pria berhak menikah; atau menggauli wanita manapun selama wanita itu ridla. Dia berhak pula melakukan penyimpangan seksual selama tidak melibatkan anak di bawah umur. Begitu pula atas dasar kebebasan ini, seseorang berhak makan dan minum apa saja serta berpakaian seenaknya, dalam batas-batas peraturan umum. Antara masyarakat Kapitalis yang satu dengan yang lainnya, atau dari satu masa ke masa lain, sudah barang tentu terdapat perbedaan dan perubahan dalam hal batas-batas per-aturan umum tadi.

Menurut kaum Kapitalis, dalam kebebasan bertingkah laku ini tidak ada tempat bagi halal haram untuk mengatur perilaku manusia. Yang penting, dia dianggap sah melakukan suatu perbuatan menurut undang-undang, yang dapat saja undang-undang itu berubah dan berbeda-beda sesuai konteks waktu dan tempat pada berbagai masyarakat Kapitalisme. Jelas, agama tidak punya pengaruh sama sekali dalam kebebasan ini, sebab menurut Kapitalisme peraturan yang ada memang harus dipisahkan dari agama.

Penerapan kebebasan ini di tengah masyarakat Kapitalis, telah membudayakan kebejatan dan kebobrokan moral sedemikian rupa, sehingga pria dan wanita di sana sudah biasa hidup bersama tanpa nikah. Bahkan, sesama pria atau sesama wanita dibenarkan dan dilindungi oleh undang-undang untuk melakukan tindak penyimpangan seksual (homoseksual dan lesbian).

Dalam masyarakat Kapitalis, kebebasan bertingkah laku tidak sekedar meluaskan terjadinya penyimpangan seksual, tapi bahkan telah menimbulkan kerusakan yang amat mengerikan yang hampir-hampir tak terbayangkan. Lihatlah, di sana banyak film-film dan majalah-majalah porno, jasa-jasa telepon seks, klub-klub nudis, kaum hippies yang hidup liar dan bebas, dan sebagainya. Semua ini tak lain adalah bukti penyimpangan dan kebejatan masyarakat Kapitalis yang bersumber dari ide kebebasan bertingkah laku itu.

25

Page 26: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Kalaupun ada perbedaan tingkat kerusakan di antara masyarakat-masyarakat Kapitalis, sebenarnya ini disebabkan adanya perbedaan titik waktu kelahiran masyarakat dan fase yang ditempuhnya dalam penerapan ideologi Kapitalisme.

Hal itu dapat dipahami, karena masyarakat-masyarakat Kapitalis lahir di atas reruntuhan sistem Feodalisme dan ajaran-ajaran gereja yang mendominasi masyarakat dalam sistem Feodalisme. Namun demikian, adalah tidak mungkin mengubah kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat Feodalis dalam sekejap mata. Maka, di antara kaum Kapitalis ada sekelompok orang yang mengajak untuk menghapuskan kebiasaan-kebiasaan itu sekaligus dan sesegera mungkin. Tetapi ada pula yang menyerukan keharusan menerima kenyataan masyarakat yang ada beserta segala kebiasaannya, seraya tetap berusaha mengubahnya dan melepaskannya secara bertahap dari segala nilai, ajaran, dan kebiasaan kuno dalam sistem Feodalisme.

Mereka yang mengajak untuk menerapkan kebebasan dengan segera itu disebut sebagai orang-orang Liberal. Sedang yang berusaha menerapkannya secara bertahap, disebut dengan kaum Konservatif. Di tengah-tengah dua golongan ini, muncul golongan pertengahan yang disebut kelompok Moderat atau pertengahan. Mereka ini pun masih terbagi-bagi lagi menjadi beberapa kelompok. Ada yang cenderung kepada kelompok Konservatif, yang disebut dengan kelompok Moderat kanan. Ada yang lebih cenderung kepada kelompok Liberal, yang disebut dengan kelompok Moderat kiri.

Demikianlah. Dalam masyarakat Kapitalis arus-arus semacam itu masih terus berlangsung hingga saat ini.

Dalam hal ini, seorang muslim tidak dibenarkan menerima ide kebebasan bertingkah laku tersebut, sebab ide ini telah menghalalkan segala sesuatu yang diharamkan Allah. Terlebih lagi, kebebasan bertingkah laku ini telah melahirkan penyakit sosial yang beraneka ragam, sebab ide tersebut telah memberikan kebebasan untuk berzina, melakukan penyimpangan seksual, bertelanjang di tempat umum, minum khamr, dan malapetaka-malapetaka sosial lainnya.

Inilah keempat kebebasan pokok yang diserukan oleh ideologi Kapitalisme dan diterapkan di negara-negara Kapitalis. Dan bertolak dari ide kebebasan (liberalisme) ini, kaum Kapitalis terkadang menyebut ideologi mereka sebagai ideologi Liberalisme.

Semua ide-ide itu bertentangan dengan Islam. Tidak boleh diterima, apalagi dipropagandakan.

Ide-ide itulah yang menjadi sumber munculnya ide Hak Asasi Manusia (HAM), yang selalu digembar-gemborkan AS. Dan ide HAM ini sayangnya juga

26

Page 27: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

dipropagandakan dengan penuh kebanggaan oleh sebagian penguasa kaum muslimin dan para pendukungnya yang buta terhadap Islam, yakni para intelektual yang termakan oleh kebudayaan Barat dan tersesat dari jalan yang lurus.

Padahal siapapun -dari kalangan kaum muslimin yang mengaku muslim- yang menjajakan HAM, berarti dia tergolong orang bodoh, atau fasik, atau bahkan orang kafir.

Orang yang tidak memahami kontradiksi HAM dengan Islam, berati dia bodoh. Tak diterima lagi dalih apapun darinya setelah penjelasan ini. Sedang orang yang mengetahui kontradiksi HAM dengan Islam, tetapi mempropagandakan HAM seraya sadar telah berbuat maksiat, berarti dia fasik. Adapun orang yang mempercayai HAM dalam hakekat yang sesungguhnya -yakni sebagai ide yang terlahir dari aqidah pemisahan agama dari kehidupan yang kufur- serta menyerukan HAM atas dasar pengertiannya itu, maka tak diragukan barang sedikit pun bahwa dia telah kafir. Sebab dalam kondisi seperti itu pada hakekatnya dia tidak beriman lagi terhadap Aqidah Islamiyah.

Adapun dari segi fakta, kita mengetahui bahwa HAM telah dijadikan slogan Revolusi Perancis pada tahun 1789, dan kemudian dijadikan piagam dalam konstitusi Perancis yang ditetapkan tahun 1791. Sebelum itu, slogan-slogan HAM telah diangkat pula dalam Revolusi Amerika tahun 1776. Secara umum, HAM kemudian diadopsi oleh seluruh negara Eropa pada abad ke-19. Hanya saja saat itu HAM hanya menjadi urusan dalam negeri masing-masing negara.

HAM baru menjadi peraturan internasional setelah Perang Dunia II dan setelah berdirinya PBB, yaitu pada saat diumumkannya Deklarasi Universal Hak Hak Asasi Manusia pada tahun 1948. Kemudian, pada tahun 1961 deklarasi itu disusul dengan Perjanjian Internasional Tentang Hak Hak Sipil dan Politik. Pada tahun 1966, diumumkan pula Perjanjian Internasional Tentang HAM, Ekonomi, Budaya, dan Sosial.

Meskipun demikian, semua ketetapan mengenai HAM itu tetap sebatas peraturan internasional. AS baru berupaya menjadikannya sebagai peraturan universal -yaitu peraturan yang tak hanya diadopsi oleh negara-negara, tetapi juga oleh rakyat berbagai negara itu- setelah tahun 1993, atau dua tahun sesudah adanya dominasi tunggal AS secara internasioal akibat jatuhnya Sosialisme.

Pada tahun 1993 itu, di Wina telah diadakan konferensi tentang HAM untuk organisasi-organisasi non pemerintah/ NGO (Non Governmental Organization). Konferensi ini menghasikan Deklarasi Wina Bagi NGO Tentang HAM, yang menegaskan keuniversalan HAM dan keharusan penerapannya secara sama rata atas seluruh manusia tanpa memperhatikan perbedaan latar belakang budaya dan undang-undang. Selain itu, deklarasi ini menolak klaim bahwa HAM itu mengandung nuansa perbedaan antara satu masyarakat dengan

27

Page 28: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

masyarakat lainnya. Dengan demikian, jika HAM diterapkan di negeri-negeri Islam, maka artinya deklarasi ini telah menolak dan tidak memberikan tempat untuk penerapan Islam.

Untuk mengokohkan posisi HAM sebagai peraturan internasional, AS kemudian menjadikan HAM sebagai salah satu basis strategi politik luar negerinya. Ini terjadi pada akhir dasawarsa 70-an di masa kepemimpinan Presiden Jimmy Carter. Sejak saat itu, Departemen Luar Negeri AS selalu mengeluarkan evaluasi tahunan mengenai komitmen negara-negara di dunia untuk menerapkan HAM. Evaluasi tahunan itu juga menilai sejauh mana negara-negara itu memberikan toleransi kepada rakyatnya untuk menjalankan HAM.

Sejak saat itu pula, AS kemudian menjadikan evaluasi itu sebagai landasan bagi sikap yang akan diambilnya terhadap negara-negara yang oleh Washington dianggap tidak terikat dengan prinsip-prinsip HAM. Misalnya, Washington mengkaitkan komoditas gandumnya untuk Uni Soviet, dengan toleransi Uni Soviet kepada warga negaranya yang Yahudi untuk berimigrasi ke negara Yahudi di Palestina. AS juga menjadikan HAM sebagai alat justifikasi untuk melakukan intervensi militer di Haiti, pada tahun 1994.

Namun, seperti halnya kebijakan luar negeri AS pada umumnya, kebijakan Washington yang bertumpu pada HAM terhadap dunia itu juga bersifat diskriminatif. AS hanya menutup mata dan tidak mengganggu gugat sedikitpun negara-negara tertentu yang melanggar HAM, karena kepentingan AS mengharuskan demikian. Terhadap negara-negara seperti ini, AS hanya mengeluarkan kecaman dan kutukan dengan mulut saja.

Tetapi AS dapat bersikap ganas terhadap negara-negara pelanggar HAM yang lain, misalnya dengan mengambil tindakan-tindakan militer, seperti tindakannya terhadap Haiti. Atau mengambil tindakan-tindakan ekonomi dan perdagangan, seperti yang dilakukannya terhadap RRC. Atau mengambil tindakan-tindakan politik dan diplomatik, sebagaimana yang dilaksanakannya kepada banyak negara.

Semua itu dilakukan AS demi tuntutan kepentingan-kepentingannya, dan tuntutan-tuntutan hegemoninya atas negara-negara tertentu.

Walaupun begitu, dasar penolakan kaum muslimin terhadap HAM ialah karena HAM itu berasal dari ideologi Kapitalisme yang batil aqidahnya. Selain itu, juga karena HAM merupakan pengejawantahan dari pandangan ideologi Kapitalisme terhadap individu dan masyarakat serta merupakan perincian dari keempat macam kebebasan yang diserukan Kapitalisme.

Aqidah ideologi Kapitalisme dan seluruh pemikiran yang bersumber darinya atau dibangun di atasnya, terbukti sangat bertentangan dengan Islam, baik secara global maupun secara rinci.

28

Page 29: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Maka dari itu, kaum muslimin wajib membuang dan membatalkan HAM, serta menentang siapa saja yang berusaha mempropagandakannya.

D. Politik Pasar Bebas

Slogan keempat yang diangkat oleh AS dan Barat dalam serangan universalnya untuk menjadikan ideologi Kapitalisme sebagai agama seluruh manusia -termasuk kaum muslimin-, adalah slogan Politik Pasar Bebas.

Politik Pasar Bebas dalam serangan ini berarti penerapan kebebasan hak milik-yang bersumber dari aqidah ideologi Kapitalisme- secara internasional, yakni penerapan kebebasan hak milik dalam hubungan perdagangan internasional.

Tujuan dari Politik Pasar Bebas adalah meringankan atau menghentikan intervensi (campur tangan) negara-negara dalam perdagangan khususnya, dan dalam kegiatan perekonomian pada umumnya. Bertolak dari sini, AS berusaha menggiring negara-negara di dunia untuk menghilangkan hambatan tarif (bea masuk) dan rintangan apapun dalam perdagangan internasional. Termasuk di dalamnya kebijakan proteksi perdagangan secara langsung -seperti larangan impor komoditas tertentu untuk memproteksi produk dalam negeri dari persaingan- maupun kebijakan proteksi tidak langsung, seperti penetapan tarif yang tinggi untuk sebagian barang impor, pemberian subsidi untuk sebagian produk dalam negeri, dan penetapan kuota untuk mencegah pertukaran perdagangan.

Tujuan AS memaksakan politik pasar bebas atas negara-negara di dunia, adalah mengubah keadaan dunia menjadi "Pasar Bebas", membuka pasar negara-negara di dunia bagi penanaman modal asing, dan mengeliminir peran negara-negara di dunia untuk mengatur perekonomian, dengan melakukan privatisasi sektor publik. Tujuan terakhir ini khususnya diarahkan kepada negara-negara dengan sektor publik yang menempati proporsi tinggi dalam kegiatan perekonomian mereka. Artinya, keberadaan sektor publik ini telah dianggap menghalangi kemunculan peran dan pertumbuhan pemilikan individu (private property).

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan itu, AS dan negara-negara Kapitalis besar telah mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan internasional dan membentuk kelompok-kelompok ekonomi seperti NAFTA (beranggotakan AS, Kanada dan Meksiko), Pasar Bersama Eropa, dan APEC, yang beranggotakan negara-negara NAFTA, Australia, Selandia Baru, Jepang, Indonesia, dan negara-negara macan Asia, yang semuanya berada di sekitar Lautan Pasifik. Selain itu, AS juga telah menjadikan ketujuh negara industri kaya (negara G-7) sebagai instrumen untuk merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi, keuangan, dan perdagangan internasional, serta untuk menjamin dan mengontrol pelaksanaan semua kebijakan itu. Ini semua merupakan langkah

29

Page 30: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

persiapan yang ditempuh AS untuk melegitimasi semua kebijakan tersebut menjadi undang-undang internasional, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan di sektor perdagangan.

AS juga memanfaatkan WTO (World Trade Organization) untuk mewujudkan tujuannya. Sebelum WTO berdiri, GATT (General Agreement on Tariff and Trade) atau perjanjian umum tentang tarif dan perdagangan, tetap menjadi rujukan bagi perdagangan internasional hingga tahun lalu. Hampir semua negara di dunia terikat dengan GATT, baik negara-negara yang menandatanganinya maupun yang tidak.

Namun karena GATT hanya mengatur hubungan perdagangan antarnegara, dan tidak memberi otoritas kepada AS untuk mengatur kebijakan ekonomi dan perdagangan dalam negeri yang diambil oleh negara-negara di dunia, AS pun merasa bahwa GATT tidak memadai lagi untuk mewujudkan tujuan-tujuannya. Maka, AS kemudian mengambil langkah baru untuk menggantinya dengan WTO, yang kelahirannya telah diumumkan di Maroko tahun 1994 lalu.

Tak lama kemudian, mayoritas negara di dunia pun ramai-ramai menandatangani perjanjian baru tersebut dan bergabung dengan organisasi baru itu. Tentu, ini adalah hasil berbagai tekanan yang dilancarkan oleh AS terhadap negara-negara di dunia untuk mewujudkan tujuannya.

Aspek terpenting dari perjanjian baru itu, ialah adanya otoritas yang diberikan kepada negara-negara Kapitalis kaya dan berpengaruh -dengan AS sebagai gembongnya- untuk mengintervensi urusan ekonomi dan perdagangan negara-negara yang terikat dengan perjanjian itu secara umum, melalui peraturan yang dirancang oleh negara-negara berpengaruh tadi.

Maka bukan rahasia lagi, bahwa tujuan utama AS dan negara-negara Kapitalis dalam strategi pasar global ini adalah membuka pasar seluruh negara-negara di dunia bagi produk-produk unggulan dan investasi-investasi mereka. Dengan begitu, negara-negara yang disebut sebagai negara-negara berkembang itu akan senantiasa berada di bawah hegemoni AS dalam bidang ekonomi dan perdagangan, serta tidak berpeluang membangun ekonominya sendiri di atas basis-basis yang kuat dan kokoh.

Padahal kondisi demikian ini, akan bisa membebaskan ketergantungan ekonomi negara-negara berkembang tadi dari negara-negara kaya, sehingga nantinya negara-negara berkembang itu tidak lagi menjadi pasar bagi barang-barang konsumtif (consumer goods) yang diproduksi negara-negara kaya.

Jadi, apabila negara-negara berkembang itu tetap berada di bawah hegemoni negara-negara kaya, maka mereka tak akan pernah mampu mengubah kondisi ekonomi mereka menjadi produktif, yang harus bertumpu pada industri berat sebagai prasyarat mutlak bagi kondisi perekonomian yang produktif itu.

30

Page 31: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Berdasarkan seluruh penjelasan tadi, kaum muslimin tidak boleh menerima Politik Pasar Bebas yang dipropa-gandakan dengan gencar dan luas oleh AS dan negara-negara Barat. Sebab, strategi tersebut merupakan penerapan kebebasan hak milik yang diserukan oleh sistem Kapital-isme. Dan jelas ini bertentangan dengan hukum-hukum Islam. Selain itu, keterikatan negeri-negeri Islam dengan Politik Pasar Bebas akan memberikan kesempatan luas kepada kaum kafir untuk menguasai perekonomian negeri-negeri Islam.

Terlebih lagi, Politik Pasar Bebas juga akan menghalang-halangi negeri-negeri Islam untuk membebaskan diri dari belenggu kekufuran dan orang-orang kafir. Jelas ini adalah perkara yang diharamkan oleh Allah SWT. Firman Allah SWT:

| cال \ي ب Zس Zنc \ي cمXؤcم\ن Zف\ر\ينZ عZلZى ال cكا \ل ZجcعZلZ اللهX ل Zنc ي وZ ل

"Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang yang beriman. (Q.S. An-Nisaa': 141)

Benar, Islam memang mengharamkan ditentukannya bea cukai atas perdagangan, berdasarkan sabda Rasul Saw.:

uسcكZم Xاح\بZص Zةm ZدcخXلX الجZن Z ي ال

"Tidak akan masuk surga orang yang mengambil cukai (bea impor dari kaum muslimin dan rakyat Daulah Islamiyah)." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Al Hakim)

Demikian juga, Islam memang tidak membolehkan penetapan bea cukai yang dikenakan atas seluruh pedagang yang menjadi rakyat Daulah Islamiyah. Asal komoditas tak diperhatikan lagi di sini, sebab dalam strategi perdagangannya Islam tidak mempertimbangkan asal barang, tetapi kewarga negaraan pedagang.

Dan memang benar pula, bahwa bea cukai tidak boleh dikenakan terhadap para pedagang dengan kewarganegaraan manapun, kecuali sekedar menjalankan perlakuan yang sama dari negara asing terhadap pedagang warga negara Daulah Islamiyah.

Akan tetapi, semua ini sama sekali tidak berarti bahwa politik pasar bebas itu sesuai dengan Islam, yang berarti tidak ada larangan untuk terikat dengannya. Sebab, kalaulah sebagian hukum-hukum Islam itu mirip dengan hukum-hukum pada sistem lain dalam beberapa segi, hal itu tidak berarti kaum muslimin boleh mengambil hukum-hukum non Islam.

31

Page 32: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Jadi, kaum muslimin tetap tidak boleh mengambil hukum-hukum non Islam dengan alasan mengandung kemiripan dengan hukum-hukum Islam. Begitu pula sebaliknya, kaum muslimin tidak boleh memberikan sifat-sifat kekufuran kepada sistem Islam hanya karena adanya kemiripan antara Islam dengan aspek-aspek tertentu dalam ideologi-ideologi lain.

Perbuatan keliru seperti itu pernah dilakukan oleh sementara orang. Penyair Ahmad Syauqi, misalnya, pernah menyifati Islam sebagai sistem yang sosialistis. Dalam sebuah syairnya yang dia tujukan untuk Rasulullah saw, dia berkata: "Engkau, wahai Rasulullah, adalah pemimpin orang-orang Sosialis."

Kesalahan serupa juga diperbuat oleh sebagian kaum muslimin, yang telah menyifati syura -yang memang diserukan oleh Islam- sebagai prinsip Demokrasi.

Tindakan seperti itu sangat keliru, sebab setiap ajaran yang ada dalam Islam tiada lain adalah Islam semata. Bukan Sosialisme, bukan Demokrasi, atau apapun. Lagipula, Islam itu sendiri sudah lebih dulu ada di muka bumi ini sebelum lahirnya Sosialisme dan Demokrasi-Kapitalis.

Atas dasar ini, kaum muslimin wajib menolak Politik Pasar Bebas karena strategi ini bertentangan dengan Islam, baik ditinjau dari segi pandangan dasar yang melahirkannya dan asas-asas pijakannya, maupun dari segi berbagai kemudlaratan besar yang akan terjadi akibat adanya keterikatan kaum muslimin dengan strategi itu.

Tindakan mengikatkan perekonomian negeri-negeri muslim dengan perekonomian negara-negara Kapitalis yang melaju dengan amat cepat, adalah tindakan gegabah yang sangat berbahaya. Sebab, hal ini akan menghalangi pem bangunan ekonomi Dunia Islam di atas basis-basis yang kokoh, dan di samping itu akan memberikan kesempatan luas kepada kaum kafir untuk mempertahankan cengkeramannya atas kaum muslimin dan negeri-negeri mereka.

Penutup

Demikianlah penjelasan kami mengenai slogan-slogan terpenting yang didengung-dengungkan oleh AS dan Barat dalam serangan internasionalnya agar seluruh umat manusia menganut ideologi Kapitalisme.

32

Page 33: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Kami telah menjelaskan kebatilan aqidah ideologi tersebut dan kerusakan peraturan-peraturan yang terlahir darinya. Kami juga telah mengkritik landasan ide-ide pokoknya (Demokrasi, Pluralisme, Hak Asasi Manusia, Politik Pasar Bebas), dan menjelaskan kontradiksinya dengan Islam.

Atas dasar semua penjelasan ini, tidak dibenarkan seorang muslim berpikir -walau hanya sedetik- untuk menerima ideologi Kapitalisme atau mengambil ide apapun darinya.

Tak ada keraguan lagi, bahwa sasaran utama dan pertama dari serangan Amerika ini adalah umat Islam, sebab hanya umat Islamlah yang menganut sebuah ideologi yang akan dapat menghalangi dominasi Kapitalisme. Kaum kafir pun telah memahami benar sejarah umat Islam ini, sehingga mereka sadar terhadap apa yang akan dapat diperbuat umat Islam, jika mereka suatu saat kembali menjalani kehidupan atas dasar ideologi Islam dan menyebarluaskannya ke seluruh dunia.

Memang, umat Islamlah sebenarnya sasaran utama serangan AS. Bukti yang paling nyata, ialah bahwa di samping berupaya menguniversalkan Kapitalisme, AS juga melancarkan serangannya yang lain untuk memerangi Islam. Kadang-kadang dengan cara mencaci maki para pengemban dakwahnya dengan sebutan teroris. Atau dengan cara menyuruh para penguasa di negeri-negeri Islam -yang menjadi agen mereka- agar bertingkah sadis dan kejam terhadap orang-orang yang ikhlas berjuang untuk membangkitkan umat atas dasar Islam. Atau terkadang dengan cara menjelek- jelekkan dan memutar balikkan ajaran-ajaran Islam, yang dibantu penuh oleh para penguasa yang menjadi antek-antek mereka.

Berdasarkan penjelasan ini, tak berlebihan kiranya kalau dikatakan bahwa bahaya yang dihadapi kaum muslimin saat ini, jauh lebih besar daripada seluruh bahaya yang pernah dialami kaum muslimin sepanjang sejarah mereka.

Perang Salib, misalnya, bertujuan menduduki beberapa bagian negeri-negeri muslim. Sementara itu persekongkolan untuk menghancurkan Khilafah (1924 M), bertujuan untuk merobohkan institusi negara yang selama ini telah mempertahankan persatuan dan kesatuan negeri-negeri Islam, memelihara kaum muslimin dari ancaman kaum kafir, dan menghalangi perampokan sumber daya alam mereka oleh kaum kafir. Persekongkolan itu juga bermaksud memecah belah dan memporak porandakan kaum muslimin, serta menerapkan peraturan-peraturan kufur atas mereka.

Meskipun demikian, mereka yang mengobarkan Perang Salib atau yang bersekongkol menghancurkan Khilafah, tak pernah berpikir sedikitpun untuk mengubah dan mengganti aqidah kaum muslimin. Mereka pun tak pernah berupaya untuk mencapai tujuan itu. Oleh sebab itu, setelah mengalami serbuan kaum Salib, kaum muslimin dengan cepat bangkit kembali karena

33

Page 34: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

dorongan aqidah mereka, dan segera merapikan barisan untuk mengusir kaum Salib seluruhnya. Begitu pula setelah robohnya Khilafah, dengan dorongan aqidah mereka kaum muslimin pun tak perlu menghabiskan waktu lama untuk segera bangkit. Mereka pun segera berjuang untuk membangun kembali Khilafah dan melanjutkan penyebaran Islam ke segenap pelosok dunia.

Semua tujuan mereka tadi berbeda dengan tujuan serangan AS yang ada sekarang. Tujuan serangan AS saat ini, tak lain adalah menghancurkan Islam dengan cara mengajak kaum muslimin untuk membuang Aqidah Islamiyah dan memeluk aqidah pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme), serta menjadikan ideologi Kapitalisme sebagai agama baru untuk mereka. Dengan demikian, ideologi Kapitalisme akan dijadikan asas pemikiran dan sumber peraturan hidup bagi kaum muslimin.

Semua ini, niscaya akan benar-benar menjauhkan Islam secara lebih total dari kehidupan kaum muslimin. Dan pada gilirannya, tak akan ada satu pun ajaran Islam yang tersisa lagi, selain upacara-upacara ritual di tempat-tempat ibadah.

Inilah sesungguhnya tujuan serangan AS itu. Dan ini pula sesungguhnya tujuan propaganda para penguasa agen Barat dan segenap antek-antek mereka.

Seruan Untuk Seluruh Kaum Muslimin

Wahai kaum muslimin !Menghadapi maksud jahat AS terhadap kalian ini, kalian harus selalu waspada dan memahami hakekat berbagai rekayasa licik kaum kafir dan antek-anteknya yang diarahkan kepada kalian.

Kalian saat ini dipanggil untuk membela aqidah dan agama kalian. Kalian saat ini dipanggil untuk membela eksistensi kalian sebagai sebuah umat, sebab

34

Page 35: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

sebuah umat akan tetap eksis dengan lestarinya ideologi mereka. Dan sebaliknya, umat itu akan hancur total dengan punahnya ideologi mereka.

Saat ini adalah detik-detik kritis yang akan menjadi pemisah antara perkara yang hak dengan yang batil, antara kejayaan dan kebinasaan.

Sadarilah, bahwa AS dan Barat yang kafir, juga para penguasa kalian beserta pembela-pembelanya; yaitu orang-orang yang terpengaruh oleh Kapitalisme dan tertipu oleh metode hidupnya, para politikus, intelektual, ekonom, tokoh pers, juga para propagandis Demokrasi, Pluralisme, HAM, Politik Pasar Bebas; semuanya berada dalam satu barisan, yaitu barisan pembela kebatilan. Sementara itu, para pengemban dakwah yang penuh kesadaran dan keikhlasan dan juga siapa saja dari kalangan putera-puteri umat ini yang masih memiliki ghirah membela agama Allah, semuanya berada pada barisan yang sama, yaitu barisan pembela kebenaran.

Sadarilah pula, bahwa pertempuran hidup mati ini akan sangat menentukan nasib kalian. Sebab sesudah pertempuran ini hanya ada dua pilihan: kemenangan dan kemuliaan di dunia dan akhirat; atau kebinasaan dan kehinaan di dunia dan akhirat. Na'udzubillah min dzalik.

Maka dari itu, setiap individu muslim dan mu'min yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta beriman kepada agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw., saat ini betul-betul dituntut untuk bergabung dengan barisan pembela kebenaran tadi.

Sungguh, tak ada pilihan lain saat ini, sebab tidak boleh lagi ada seorang muslim pun yang hanya menonton pertempuran hidup mati yang sangat menentukan nasib kalian ini.

Bahaya kemusnahan ini, tak diragukan lagi akan terus mengancam kalian, selama kalian tetap hidup seperti sekawanan domba yang tersesat tanpa penggembala yang dapat menjaga dan membelanya dari segala bahaya yang mengancam. Padahal, Islam telah mewajibkan adanya seseorang yang bertugas bagaikan penggembala bagi kalian, yaitu seorang Khalifah yang akan kalian bai'at untuk mengamalkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.

Betul-betul sudah terlalu lama kalian hidup tanpa Khalifah itu. Sungguh, ini adalah kemaksiatan yang sangat besar di sisi Allah Azza wa Jalla. Bukankah Rasulullah Saw. telah bersabda:

mة| \ي Zة| جZاه\ل cت cعZة¡ مZاتZ م\ي Zي Xق\ه\ ب cسZ ف\ي عXن Zي مZنc مZاتZ وZ ل"Siapa saja yang mati dan di pundaknya tidak ada bai'at (untuk Khalifah), berarti dia telah mati jahiliyah." (HSR. Muslim)

35

Page 36: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Khalifah itu sajalah yang akan sanggup mempersatukan kalian. Dia tidak akan menyia-nyiakan atau mentelantarkan kalian. Bahkan dia akan mengenyahkan segala gangguan dan kejahatan yang mengancam kalian. Dialah yang akan mengembalikan kalian kepada karakter kalian yang asli -seperti yang dikehendaki Allah SWT atas kalian- yaitu sebagai umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia.

Dan demi Allah, kalian sebenarnya mampu untuk melepaskan diri dari segala gelimang dosa dan belenggu penderitaan ini, jika kalian berniat secara ikhlas dan bertekad dengan benar untuk berjuang !

Orang-orang kafir dan antek-anteknya -yang senantiasa menyerukan kesesatan- telah menyadari kemampuan kalian ini. Oleh karena itu, para penguasa kalian terus menyebarkan rasa takut dan pesimis di antara kalian serta terus melancarkan teror atas kalian. Mereka bermaksud agar kalian tidak berani menyampaikan kebenaran secara terang-terangan, dan agar kalian ridla menerima kekufuran dan ikhlas diinjak-injak kaum kafir.

Namun kalian harus ingat, bahwa Allah SWT telah memerintahkan kalian untuk tidak takut kepada mereka dan hanya takut kepada Allah SWT semata. Allah SWT berfirman:

Zين\ Xمc مXؤcم\ن cت Xن \نc ك ZخZافوXهXم وZ خZافXون\ إ Z ت فZال"...karena itu janganlah kalian takut kepada mereka (orang- orang kafir), tetapi takutlah kalian kepada-Ku jika kalian benar-benar orang-orang beriman." (Q.S. Ali 'Imraan: 175)

Selain itu, Allah SWT juga telah berjanji kepada kalian bahwa Dia akan memberi pertolongan kepada kalian jika kalian mengerjakan perintah Allah itu. Allah SWT berfirman:

cمX ZمZك Zقcدا �تc أ Zب Xث Xمc وZ ي ك cرXصc Zن وا اللهZ ي XرXصc Zن \نc ت إ"Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian." (Q.S. Muhammad: 7)

Yakinlah, bahwa Allah tidak akan mengingkari janji-Nya. Maka dari itu, bangkitlah kalian segera untuk mematuhi perintah-Nya dan menolong agama-Nya dengan jalan memusnahkan dan mencampakkan ideologi Kapitalisme yang kufur itu dan ide apapun yang dikatakan oleh Kapitalisme; seperti Demokrasi, Pluralisme, Hak Asasi Manusia, dan Politik Pasar Bebas. Dan kalian pun wajib menentang dan melawan siapa saja yang berupaya menjajakan dan menggembar-gemborkan ide-ide kufur itu.

Namun, hendaklah kalian menyadari bahwa perjuangan kalian itu tak akan berlangsung sempurna, kecuali jika kalian berjuang bersama-sama dengan

36

Page 37: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

para pengemban dakwah yang ikhlas, untuk menegakkan Khilafah yang akan menjadi benteng sejati bagi kalian sebagai pelindung dari segala macam ancaman dan bahaya kekufuran, keterpecah belahan, gangguan, dan kejahatan.

Wahai kaum muslimin !Marilah kita bersama-sama berjuang untuk memenangkan agama Allah SWT !

\ذZا وcل\ إ Xس mلر\ Xوا لله\ وZ ل Zج\يب ت cوا اسX cنZ آمZن mذ\ي �هZا ال يZ Zا أ ي

cمX cك \ي Xحcي Z ي Xمc لم\ا دZعZاك"Wahai orang-orang yang beriman penuhilah seruan Allah dan Rasul-Nya jika Rasul menyeru kalian kepada sesuatu yang memberi kehidupan kalian." (Q.S. Al Anfaal: 24)

Maha Benar Allah, dengan segala firman-Nya.

6 Dzulqa'dah 1416 H25 Maret 1996 MHizbut Tahrir

Daftar Isi

I. PendahuluanII. Basis-basis Serangan AmerikaIII. Slogan-slogan Serangan AmerikaA. DemokrasiB. PluralismeC. Hak Asasi Manusia

1. Kebebasan Beraqidah2. Kebebasan Berpendapat3. Kebebasan Hak Milik4. Kebebasan Bertingkah laku

D. Politik Pasar BebasIV. PenutupV. Seruan untuk Seluruh Kaum Muslimin

Serangan Amerika untuk Menghancurkan Islam

Judul Asli: الحملة األميركية للقضاء على اإلسـالم

Penulis: Abdul Qadim ZallumDiterbitkan oleh Hizbut Tahrir

37

Page 38: Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam

Penerjemah : M. Al Khaththath, dkk.Penyunting : A.R. Nasser, Muhammad Shiddiq Al JawiPenata Letak: Abu AzkaPenerbit: Pustaka Thariqul ‘IzzahCetakan Pertama , Juli 1996Pustaka Thariqul Izzahbertekad Tegakkan Khilafah

38