sediaan yang isotonis tidak selalu dapat dicapai mengingat kadang

4
Sediaan yang isotonis tidak selalu dapat dicapai mengingat kadang- kadang diperlukan zat khasiat dengan dosis tinggi untuk mendapatkan efek farmakologis yang diinginkan, sehingga isotonis terlampaui (larutan sedikit hipertonis). Untuk sediaan parenteral subkutan, intradermal, intramuskular harus dibuat seisotonis mungkin, sedangkan larutan hipotonis tidak boleh dipakai

Upload: wulandari-putri-pertama

Post on 20-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

isotonis

TRANSCRIPT

Sediaan yang isotonis tidak selalu dapat dicapai mengingat kadang-kadang diperlukan zat khasiat dengan dosis tinggi untuk mendapatkan efek farmakologis yang diinginkan, sehingga isotonis terlampaui (larutan sedikit hipertonis). Untuk sediaan parenteral subkutan, intradermal, intramuskular harus dibuat seisotonis mungkin, sedangkan larutan hipotonis tidak boleh dipakai

Sterilisasi dengan autoklafPada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 1210C atau 249,8 0F adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 1210C. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang.

Desinfeksi. Desinfektan yang melepaskan klorin.Contoh : Natrium hipoklorit (pemutih, eau de javel), Kloramin (Natrium tosilkloramid, Kloramin T) Natrium Dikloro isosianurat (NaDDC), Kalsium hipoklorit (soda terklorinasi, bubuk pemutih)b). Desinfektan yang melepaskan Iodine misalnya : Povidone Iodine (Betadine, Iodine lemah)Alkohol : Isopropil alkohol, spiritus termetilasi, etanol.Aldehid : formaldehid (formalin), glutaraldehid (cidex).Golongan lain misalnya : Virkon dan H2O2. (Imbang, 2009Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus-X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida. Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi. Antiseptik digunakan pada bagian tubuh yang mengalami luka atau sayatan bedah untuk mencegah infeksi. Di lain sisi, disinfektan digunakan pada permukaan bukan tubuh seperti alat operasi atau ruang operasi untuk menghancurkan mikroba berbahaya.Hidrogen peroksida dan alkohol adalah beberapa antiseptik yang paling umum digunakan dalam aplikasi medis dan rumah tangga.Dua bahan kimia tersebut biasanya digunakan untuk membersihkan kulit sebelum suntikan atau sayatan.Antiseptik juga dapat digunakan untuk mengobati luka atau lecet permukaan untuk membunuh mikroba yang mungkin telah memasuki luka.Hanya saja, proses ini sedikit dapat merusak jaringan dan menyebabkan ketidaknyamanan.Agen disinfektan, tidak seperti antiseptik, tidak perlu aman digunakan pada jaringan hidup.Hal ini karena disinfektan tidak digunakan pada jaringan hidup, melainkan diterapkan pada perkakas atau lokasi tertentu.

Sebagai contoh, pemutih sangat efektif membunuh sebagian mikroba sehingga digunakan secara luas dalam rumah tangga atau fasilitas medis sebagai disinfektan.Bila menggunakan bahan kimia sebagai disinfektan tidak diinginkan, pilihan lain juga tersedia seperti menggunakan sinar ultraviolet atau radiasi.[]