sediaan suspensi

26
Kelompok 1 Nama Anggota : Asy Syaffa A.R Cindy Al-Fangestika Fatimah Muh. Syafe’i Rensina Monica Syilfa Nur Qolbi Kelas : XI – B SMKF Swadaya Global School I L M U R E S E P “Suspensi”

Upload: syilfxx

Post on 23-Jul-2015

275 views

Category:

Education


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sediaan Suspensi

Kelompok 1Nama Anggota :

Asy Syaff a A.R Cindy Al-Fangesti ka Fati mah Muh. Syafe’i Rensina Monica Syilfa Nur Qolbi

Kelas : XI – B

SMKF Swadaya Global School

ILMU

RESEP“Suspensi”

Page 2: Sediaan Suspensi

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung parti kel padat ti dak larut yang terdispersi dalam fase cair. (Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hal 17)Sediaan yang digolongkan sebagai suspensi adalah :1. Suspeni oral adalah sediaan cair mengandung parti kel dapat

yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral.

2. Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung parti kel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk pengguanan pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi eti ket sebagai “loti o” termasuk dalam kategori ini.

DEFINISI

Page 3: Sediaan Suspensi

3. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung parti kel-parti kel halus yang ditujukan untuk diteteskan telinga bagian luar.

4. Suspensi optalmik adalah sedaan cair steril yang mengandung parti kel-parti kel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensi haru dalam bentu termikronisasi agar ti dak menimbulka iritasi atau goresan pada kornea. Supensi obat mata ti dak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau menggumpal.

5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan ti dak disunti kkan secara intravena atau kedalam larutan spinal.

6. Suspensi untuk injeksi terkonsti tusi adalah sediaan kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuklaruatan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan yang sesuai.

Page 4: Sediaan Suspensi

CONTOH GAMBAR MACAM-MACAM SUSPENSI

SUSPENSI

Page 5: Sediaan Suspensi

SUSPENSI ORAL

SUSPENSI INJEKSI

SUSPENSI TETES

TELINGA

CONTOH GAMBAR MACAM-MACAM SUSPENSI

Page 6: Sediaan Suspensi

1. Suspensi ti dak boleh diinjeksikan secara intratekal2. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu

harus mengandung zat anti mikroba.3. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan4. Jika dikocok, harus segera terdispersi kembali5. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.6. Zat terdispersi harus halus dan ti dak boleh mengendap7. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabil itas

suspensi8. Kekentalan suspensi ti dak boleh terlalu ti nggi agar sediaan

mudah dikocok dan dituang.9. Karakteristi k suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran

parti kel dari suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan.

SYARAT SUSPENSI :

Page 7: Sediaan Suspensi

STABILITAS SUSPENSI

Salah satu ti ndakan untuk menjaga stabilitas suspensi adalah memperlambat penimbunan parti kel serta menjaga homo genitas dari parti kel. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :1. Ukuran parti kel

Arti nya semakin besar ukuran parti kel semakin kecil luas penampangnya. (dalam volume yang sama). Sedangkan semakin besar luas penampang parti kel daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran parti kel.

2. Kekentalan (viscositas)Kekentalan suspensi ti dak boleh terlalu ti nggi agar sediaan

mudah dikocok dan dituang. Hal ini dapat dibukti kan dengan hukum “STOKES”

Page 8: Sediaan Suspensi

3. Jumlah parti kel (konsentrasi)Apabila didalam suatu ruangan berisi parti kel dalam

jumlah besar , maka parti kel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara parti kel tersebut.

Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi parti kel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan parti kel dalam waktu yang singkat.

4. Sifat/muatan parti kelAda kemungkinan terjadi interaksi antar bahan

tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita ti dak dapat mempengaruhinya.

d 2 ( ῤ1 - ῤ 0 ) g

V = -------------------------

Keterangan:V = kecepatan aliran d = diameter dari partikel ῤ1 = berat jenis dari partikel ῤ 0 = berat jenis cairan g = gravitasi = viskositas cairan

Page 9: Sediaan Suspensi

Bahan-bahan pengental sering disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya bersifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).

Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Bahan pensuspensi dari alamBahan pensuspensi alam dari jenis gom sering

disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir yang dapat menambahakan vikositas dan stabilitas suspensi.

Page 10: Sediaan Suspensi

TERMASUK GOLONGAN GOM ADALAH :

Didapat sebagai eksudat tanaman akasia sp, dengan kadar kekentalannya 35 %

A. ACASIA (PULVIS GUMMI ARABICI)

Page 11: Sediaan Suspensi

Diperoleh dari tanaman chondrus crispus atau gigarti na mamilosa

B. CHONDRUS

Page 12: Sediaan Suspensi

Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Mucilago tragacanth baik sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi bukan sebagai emulgator.

C. TRAGACANTH

Page 13: Sediaan Suspensi

Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya yakni Natrium Alginat. Kadar yang dipakai sebagai suspending agent umumnya 1-2 %.

D. ALGIN

Page 14: Sediaan Suspensi

Golongan bukan gom2. Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat.Tanah

liat yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum . Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam air mereka akan mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan penggojokan. Peristi wa ini disebut ti ksotrofi . Bahan pensuspensi sinteti s :

Derivat selulosaTermasuk dalam golongan ini adalah meti l selulosa

(methosol, tylose), karboksi meti l selulosa (CMC), hidroksi meti l selulosa. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga digunakan sebagai laksansia dan bahan penghancur/disintregator dalam pembuatan tablet.

Golongan organik polimer Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Carbophol

934 (nama dagang suatu pabrik). Untuk memper-oleh viskositas yang baik diperlukan kadar 1 %. Carbophol sangat peka terhadap panas dan elektrolit. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan viskositas dari larutannya.

Page 15: Sediaan Suspensi

CONTOH GAMBAR

BENTONIT VEEGUMHECTORITE

Page 16: Sediaan Suspensi

1. Metode pembuatan suspensi. Suspensi dapat dibuat secara : Metode dispersi

Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian baru diencerkan. Untuk menurunkan tegangan antar muka antara parti kel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau wetti ng agent . Zat pembasah yang digunakan antara lain : alkohool, gliserin, sorbitol, dan cairan higroskopis lainnya.

Metode praesipitasiZat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut

organik yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencer- kan dengan larutan pensuspensi dalam air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi. Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan polieti lenglikol

CARA MENGERJAKAN OBAT DALAM SUSPENSI

Page 17: Sediaan Suspensi

2. Sistem pembentukan suspensi Sistem fl okulasi

Dalam sistem fl okulasi, parti kel terfl okulasi terikat lemah,cepat mengendap dan pada penyimpanan ti dak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali

Sistem defl okulasiDalam sistem defl okulasi parti kel defl okulasi

mengendap perlahan dan akhirnya membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.

Secara umum sifat-sifat dari parti kel fl okulasi dan defl okulasi adalah :

Defl okulasi :1. Parti kel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang

lain.2. Sedimentasi yang terjadi lambat masing - masing parti kel

mengendap terpisah dan ukuran parti kel adalah minimal

Page 18: Sediaan Suspensi

3. Sedimen terbentuk lambat4. Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar

terdispersi lagi5. Ujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam

waktu relati f lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.

Flokulasi :1. Partikel merupakan agregat yang bebas.2. Sedimentasi terjadi cepat.3. Sedimen terbentuk cepat.4. Sedimen tidak membentuk cake yang

keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula

5. Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.

Page 19: Sediaan Suspensi

Membuat suspensi stabil secara fi sis ada 2 kategori :Penggunaan “structured vehicle” untuk menjaga parti kel

defl okulasi dalam suspensi structured vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti ti lose, gom, bentonit, dan lain-lain.

Penggunaan prinsip-prinsip fl okulasi untuk membentuk fl ok, meskipun terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan ringan mudah disuspensikan kembali.

Pembuatan suspensi sistem fl okulasi ialah :

1.Parti kel diberi zat pembasah dan dispersi medium2. Lalu ditambah zat pemfl okulasi, biasanya berupa larutan

elektrolit, surfaktan atau polimer.3.Diperoleh suspensi fl okulasi sebagai produk akhir.

FORMULASI SUSPENSI

Page 20: Sediaan Suspensi

4. Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah structured vehicle

5. Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam structured vehicle

Bahan pemflokulasi yang digunakan dapat berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer. Untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif, dan sebaliknya. Contohnya suspensi bismuthi subnitras yang bermuatan positif digunakan zat pemflokkulasi yang bermuatan negatif yaitu kalium fosfat monobase. Suspensi sulfamerazin yang bermuatan negatif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu AlCl3 (Aluminium trichlorida)

Page 21: Sediaan Suspensi

Bahan PengawetPenambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk

menambah stabilitas suspensi, antara lain penambahan bahan pengawet. Bahan ini sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri. Sebagai bahan pengawet dapat digunakan buti l p. benzoat (1 : 1250), eti l p. benzoat (1 : 500 ), propil p. benzoat (1 : 4000), nipasol, nipagin ± 1 %

Disamping itu banyak pula digunakan garam komplek dari mercuri untuk pengawet, karena memerlukan jumlah yang kecil, ti dak toksik dan ti dak iritasi. Misalnya fenil mercuri nitrat, fenil mercuri chlorida, fenil mercuri asetat.

Page 22: Sediaan Suspensi

1. Volume sedimentasi2. Derajat fl okulasi

Adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari suspensi fl okulasi (Vu) terhadap volume sedimen akhir suspensi defl okulasi ( Vo c)

3. Metode reologi Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan

redispersibilitas, membantu menentukan perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan parti kel untuk tujuan perbandingan.

4. Perubahan ukuran parti kelDigunakan cara Freeze – thaw cycling yaitu temperatur

diturunkan sampai ti ti k beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pokok menjaga ti dak terjadi perubahan ukuran parti kel dan sifat kristal.

PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI

Page 23: Sediaan Suspensi

1. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-anak.

2. Homogenitas ti nggi3. Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas

permukaan kontak antara zat akti f dan saluran cerna meningkat).

4. Dapat menutupi rasa ti dak enak / pahit obat (dari larut / ti daknya)

5. Mengurangi penguraian zat akti f yang ti dak stabil dalam air.

KEUNTUNGAN SEDIAAN SUSPENSI

Page 24: Sediaan Suspensi

1. Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal j ika jenuh, degradasi, dll)

2. Jika membentuk “cacking ” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun.

3. Alirannya menyebabkan sukar dituang4. Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan5. Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem

dispersi (cacking, fl okulasi-defl okulasi) terutama jika terjadi fl uktuasi / perubahan temperatur.

6. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.

KEKURANGAN SEDIAAN SUSPENSI

Page 25: Sediaan Suspensi

Video Cara Pembuatan Suspensi

Contoh Pembuatan Larutan, Koloid, Suspensi

Larutan dan Suspensi

Page 26: Sediaan Suspensi

THANKS FOR WATCHING