satria adi

15
a. N.XII : dalam batas normal I. PEMERIKSAAN PENUNJANG A. Pemeriksaan Laboratorium darah tanggal 01/09/2009 Hb : 12,7 g/dl Hct : 39% AL : 5,4 ribu/ul AT : 292 ribu/ul AE : 4,45 juta/ul Albumin : 3,8 g/dl Na : 140 mmol/L K : 4,3 mmol/L Cl : 1,11 mmol/L B. Pemeriksaan PA : Ca epitel ductus C. Pemeriksaan Radiologis 1. Foto thorax AP/Lat Cor : CTR tidak valid diukur, kesan konfigurasi HHD Pulmo : tampak lesi nodul terutama di region parahiler Kesan : menyokong gambaran metastase 2. Foto thoracolumbal Kesan: kompresi pada vertebra lumbal 1, gambaran metastase pada V.Th 11-12, V.L 1-2

Upload: satria-adi-putra

Post on 15-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Satria Adi

TRANSCRIPT

Page 1: Satria Adi

a. N.XII : dalam batas normal

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Pemeriksaan Laboratorium darah tanggal 01/09/2009

Hb : 12,7 g/dl

Hct : 39%

AL : 5,4 ribu/ul

AT : 292 ribu/ul

AE : 4,45 juta/ul

Albumin : 3,8 g/dl

Na : 140 mmol/L

K : 4,3 mmol/L

Cl : 1,11 mmol/L

B. Pemeriksaan PA : Ca epitel ductus

C. Pemeriksaan Radiologis

1. Foto thorax AP/Lat

Cor : CTR tidak valid diukur, kesan konfigurasi HHD

Pulmo : tampak lesi nodul terutama di region parahiler

Kesan : menyokong gambaran metastase

2. Foto thoracolumbal

Kesan: kompresi pada vertebra lumbal 1, gambaran metastase pada

V.Th 11-12, V.L 1-2

3. MRI

Kesan : destruksi V.L 1 dan ada indentasi bagian anterior spinal cord/

ada kanal stenosis

DD. Metastasis

spondylitis

4. USG

Kesan : tidak tampak tanda-tanda abdominal metastase

Page 2: Satria Adi

II. ASSESMENT : Ca Mammae T4N2M1 dengan metastase ke V.Th 11-12,

V.L 1-2, dan paru

III. DAFTAR MASALAH

A. Problem Medis

Ca Mammae T4N2M1 dengan metastase ke V.Th 11-12, V.L 1-2, dan

paru

Paraparese inferior

Parese lengan kanan atas

Hipestesi tangan kanan

B. Problem Rehabilitasi Medis

1. Fisioterapi : kelemahan pada lengan kanan atas, dan ekstrermitas

bawah.

2. Terapi wicara : tidak ada

3. Terapi okupasi : gangguan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari

(ADL)

4. Sosiomedik : memerlukan bantuan untuk melakukan aktivitas

sehari-hari. Edukasi terhadap keluarga.

5. Orthesa-protesa : tidak ada

6. Psikologis : ansietas, depressi akibat penyakit yang diderita beserta

pengobatannya.

IV. PENATALAKSANAAN

A. Terapi Medikamentosa

Infus RL 20 tpm

Injeksi ceftriakson 1gr/24 jam

Injeksi ketorolac 1ampul/8jam

Injeksi ranitidin 1 ampul/12 jam

Page 3: Satria Adi

Cataflam D 2x1

Neurodex 2x1

Pro kemoterapi ke-3 : Taxofen 120 mg& Carboplastin 450 mg

Post radioterapi 40 Gy (lengkap)

B. Terapi Rehabilitasi Medis

1. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit dan pengobatan yang

dilakukan

2. Fisioterapi :

a. Strengthening exercise

b. ROM exercise

c. Prevensi ulkus dekubitus

d. Prevensi thrombosis vena

3. Terapi okupasi : latihan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

4. Sosiomedik : motivasi dan edukasi keluarga untuk menjaga dan

merawat penderita

5. Psikologis :

a. memberikan dukungan mental dan konseling pada pasien untuk

tidak menyerah dan putus asa dalam menghadapi penyakitnya.

b. Member motivasi pasien untuk konsisten melaksanakan program

rehabilitasi.

V. IMPAIRMENT, DISABILITY, DAN HANDICAP

Impairment : Ca Mammae T4N2M1 dengan metastase ke V.Th 11-12,

V.L 1-2, dan paru, paraparese inferior, parese lengan kanan

atas

Disability : penurunan fungsi tungkai bawah, dan lengan kanan atas

Handicap : keterbatasan melakukan aktivitas sehari hari

VI. GOAL

Page 4: Satria Adi

- Mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien

- Meminimalkan impairment, disability, dan handicap yang dialami

- Mengatasi masalah psikologis yang timbul akibat penyakit yang diderita

pasien

VII. PROGNOSIS

Ad vitam : malam

Ad sanam :malam

Ad bonam :malam

Page 5: Satria Adi

DAFTAR PUSTAKA

insidens kanker payudara pada perempuan di Amerika Serikat adalah 1 banding

8 (sekitar 13%).

* Pada 2008, sekitar 182.460 kasus baru kanker payudara invasif diharapkan

dapat didiagnosis pada perempuan di Amerika Serikat, bersama dengan 67.770

kasus baru kanker payudara non-invasif (in situ).

* Kira-kira 1.990 kasus baru kanker payudara invasif akan didiagnosis pada pria

pada 2008. Kurang dari 1% dari semua kasus baru kanker payudara terjadi pada

laki-laki.

Resiko kanker payudara dari seorang perempuan kira-kira dua kali lipat jika dia

memiliki turunan pertama (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) yang telah

didiagnosis dengan kanker payudara. Sekitar 20-30% perempuan dengan diagnosis

kanker payudara memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara.

* Kira-kira 5-10% dari kanker payudara disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan

dari satu ibu atau ayah. Mutasi dari gen BRCA1 dan BRCA2 adalah yang paling

sering. Perempuan dengan mutasi ini memiliki resiko terkena kanker payudara

sampai 80%, dan mereka sering didiagnosis pada usia muda (sebelum usia 50).

Meningkatkan resiko kanker ‘ovarium’ juga dikaitkan dengan mutasi gen ini. Laki-

laki dengan mutasi BRCA1 memiliki 1% risiko perkembangan menjadi kanker

payudara pada usia 70 dan 6% apabila mereka memiliki mutasi BRCA2.

* Kira-kira 90% dari kanker payudara adalah bukan herediter, tetapi abnormalitas

Page 6: Satria Adi

genetik yang terjadi sebagai proses aging/penuaan dan gaya hidup pada umumnya.

Menurut American Cancer Society, perubahan di luar biasanya pada payudara bisa

menjadi gejala dari kanker payudara:

* Bengkak semua atau sebagian dari payudara,

* Iritasi kulit atau dimpling,

* Payudara sakit,

* Puting susu sakit atau masuk kedalam,

* Kemerahan atau penebalan puting susu atau kulit payudara,

* Nipple discharge atau cairan puting selain air susu,

* Benjolan di daerah ketiak.

Perubahan ini dapat juga menjadi tanda untuk kondisi yang tidak bersifat kanker,

seperti infeksi (inflamasi/peradangan) atau kista. Penting bahwa perubahan pada

payudara segera diperiksakan pada dokter!

Pemeriksaan Kanker Payudara: Skrining, Diagnosis dan Monitoring

Kanker payudara dan pemeriksaan medis saling mendukung baik anda belum pernah

sebelumnya menderita kanker payudara dan ingin melakukan pemeriksaan dini, anda

baru saja didiagnosa ataupun sementara pengobatan dan tindak lanjut.

Pemeriksaan yang paling sering dilakukan sehubungan dengan kanker payudara

adalah:

* Skrining tes: Skrining tes seperti mammografi tahunan-hasilnya disebut

mammogram- diberikan secara rutin untuk orang-orang yang sehat dan tidak diduga

mengalami kanker payudara. Tujuannya adalah untuk menemukan kanker payudara

sedini mungkin sebelum gejala kanker berkembang dan biasanya lebih mudah untuk

ditangani.

Page 7: Satria Adi

* Tes Diagnostik: tes Diagnostik seperti biopsi diberikan kepada orang-orang yang

diduga memiliki kanker payudara, baik karena gejala yang ditemukan atau dari hasil

pemeriksaan. Tes ini digunakan untuk menentukan apakah kanker payudara atau

bukan, dan jika demikian, ditentukan juga apakah kankernya sudah menyebar di luar

payudara. Tes diagnostik juga digunakan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut

tentang kanker untuk menentukan pengobatan apa yang sesuai dengan kanker

payudaranya.

* Pemantauan/monitoring: Setelah diagnosis kanker payudara, banyak tes

dilakukan selama dan setelah perawatan untuk memantau seberapa baik terapi yang

diberikan. Pemantauan tes juga dapat digunakan untuk memeriksa tanda-tanda

kekambuhan (rekurensi).

Secara lengkap pemeriksaan yang dilakukan adalah:

- Biopsi

- Hitung sel darah

- Kimia darah

- Scan tulang

- MRI payudara

- Pemeriksaan fisis payudara

- Pemeriksaan payudara sendiri (Breast self exam)

- CT scan

- Foto rontgen dada

- Tomosintesis digital

- Ductal lavage

- FISH (Fluorescence in situ Hybridization)

- Immunohistokimia (IHC)

- Mammogram

- Molecular Breast Imaging

- Oncotype DX

Page 8: Satria Adi

- PET scan

- SPoT-Light HER2 CISH

- Termografi

- Ultrasound (USG)

Stage atau Stadium/Tahap Kanker Payudara

- Stage 0: tahap sel

Kanker payudara tetap di dalam kelenjar payudara, tanpa invasi ke dalam jaringan

payudara normal yang berdekatan.

- Stage I: adalah 2 cm atau kurang dan batas yang jelas (Kelenjar getah bening

normal).

- Stage IIA: tumor tidak ditemukan pada payudara tapi sel-sel kanker ditemukan di

Kelenjar getah bening ketiak, ATAU tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang dan

telah menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak/aksiller, ATAU tumor yang lebih

besar dari 2 tapi tidak lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke Kelenjar getah

bening ketiak.

- Stage IIB: tumor yang lebih besar dari 2 cm, namun tidak ada yang lebih besar dari

5 cm dan telah menyebar ke Kelenjar getah bening yg berhubungan dgn ketiak,

Page 9: Satria Adi

ATAU tumor yang lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke Kelenjar getah

bening ketiak.

- Stage IIIA: tidak ditemukan tumor di payudara. Kanker ditemukan di Kelenjar

getah bening ketiak yang melekat bersama atau dengan struktur lainnya, atau kanker

ditemukan di Kelenjar getah bening di dekat tulang dada, ATAU tumor dengan

ukuran berapapun dimana kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak,

terjadi pelekatan dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di Kelenjar getah

bening di dekat tulang dada.

- Stage IIIB: tumor dengan ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding dada

dan/atau kulit payudara dan mngkin telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak

yang berlengketan dengan struktur lainnya, atau kanker mungkin telah menyebar ke

kelenjar getah bening di dekat tulang dada.

Kanker payudara inflamatori (berinflamasi) dipertimbangkan paling tidak pada tahap

IIIB.

- Stage IIIC: ada atau tidak tanda kanker di payudara atau mugkin telah menyebar ke

dinding dada dan/atau kulit payudara dan kanker telah menyebar ke kelenjar getah

bening baik di atas atau di bawah tulang belakang dan kanker mungkin telah

menyebar ke Kelenjar getah bening ketiak atau ke Kelenjar getah bening di dekat

tulang dada.

- Stage IV: kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh.

Tipe atau Jenis-jenis Kanker payudara

Kanker payudara dapat mulai di berbagai daerah pada payudara – duktus, lobulus,

atau dalam beberapa kasus, di antara jaringan payudara. Namun secara garis besar

kanker payudara dapat dibagi atas:

• Karsinoma in situ Duktal (DCIS),

• Karsinoma in situ Lobular (LCIS),

Page 10: Satria Adi

• Karsinoma Duktal Invasif (IDC),

• Karsinoma Duktal Invasif Subtipe Jarang,

• Karsinoma Lobular Invasif (ILC),

• Kanker Payudara Inflamatori,

• Kanker Payudara Pria dan

• Kanker Payudara Rekuren dan Metastatik.

Terapi atau Pengobatan kanker payudara dan Efek Samping-nya

Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat kemajuan terhadap perawatan kanker

payudara, ini membawa harapan dan kebahagiaan. Bukan hanya satu atau dua pilihan,

saat ini terdapat banyak pilihan terapi melawan kanker payudara. Keputusan untuk

melakukan operasi lalu mungkin radiasi, terapi hormonal (anti-estrogen), dan/atau

kemoterapi bisa sangat membantu.

Tindakan tersebut akan bergantung dari stadium kanker-nya. Untuk itu dilakukan

perencanaan jenis pengobatan atau terapi yang tersedia dan yang mungkin cocok bagi

penderita.

Tindakan yang mungkin akan dilakukan adalah:

- Bedah

Lumpectomy atau Breast conserving surgery (Bedah dengan seminimal mungkin

menjaga payudara tetap utuh), mastektomi (pengangkatan payudara, bisa sebagian

atau seluruhnya) dan/atau diseksi kelenjar getah bening.

- Kemoterapi

- Terapi radiasi

- Therapi hormonal

- Kedokteran Holistik dan Komplementer, seperti akupunktur, meditasi, dan yoga

yang dapat membantu anda selain perawatan medis.

Page 11: Satria Adi

Efek samping yang bisa dialami penderita kanker payudara setelah menjalani terapi

bisa mermacam-macam tergantung jenis terapi yang didapatkannya antara lain: nyeri

perut, adiksi, reaksi alergi, anemia, ansietas (cemas), perubahan selera, rasa tidak

enak pada ketiak, nyeri punggung, masalah perdarahan pembekuan darah dan flebitis

(phlebitis), nyeri tulang dan sendi, nyeri dada, gejala flu, konstipasi, batuk, dehidrasi,

penyembuhan luka yang lambat, depresi, diare, mulut kering, pusing, kulit kering,

ketidakseimbangan elektrolit, endometriosis, lemah, pingsan, masalah fertilitas,

demam, kentut, (flatus), perubahan rambut, hand-foot syndrome (HFS) atau palmar-

plantar erythrodysesthesi (PPE), sakit kepala, masalah pendengaran, masalah jantung,

refluks gastro-esofagal (GERD), hematoma, hipertensi, kolesterol tinggi, hot flashes

(serangan panas), infeksi, reaksi pada tempat suntikan, insomnia (susah tidur), gatal,

masalah ginjal, kram kaki, hepatotoksisitas (masalah hati), hilangnya libido,

hipotensi, penurunan jumlah sel darah putih, masalah paru-paru, limfedema, hilang

ingatan, gejala menopause, mual, neuropati, perdarahan dari hidung, hilang rasa,

osteoporosis, gangguan stres pasca trauma, infeksi saluran kemih, perubahan kulit,

perubahan berat badan, muntah, masalah penglihatan dan mata, perubahan pada kuku

dan lain-lain.