safar tanpa mahram bagi wanita

Upload: denny-rivani

Post on 07-Apr-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Safar Tanpa Mahram Bagi Wanita

    1/4

    SAFAR TANPA MAHRAM BAGI WANITA

    Dikirim oleh : Nabilah pada : 12/22/2002 7:04:29 PM

    Wanita adalah topik pembicaraan yang tak pernah kering dibahas dari dulu hingga

    sekarang. Apalagi dizaman yang penuh dengan fitnah ini, dimana musuh-musuh Islamselalu berusaha melucuti kesucian dan kehormatan wanita muslimah yang telah

    dimuliakan dienul islam sejak abad 14 silam. Islam dengan segala keistimewaannya telah

    menempatkan wanita pada kedudukan yang terhormat yang tidak akan kita jumpai padaagama lain. Demikian besarnya perhatian Islam terhadap wanita agar tidak terperosok

    dalam jurang kehinaan, hingga untuk bepergian pun islam telah menetapkan bahwa

    seorang wanita dilarang melakukan safar tanpa disertai oleh mahrom.

    Larangan ini pada hakikatnya adalah untuk menjaga kehormatan wanita. Karena, mahram

    itu ibarat pengawal yang senantiasa akan membantu urusan-urusannya selama safar

    berlangsung. Mahram juga menjaga dirinya dari gangguan orang-orang iseng dan dungu.

    Semua ini bertujuan demi kemaslahatan wanita itu sendiri, bukan dimaksudkan untukmenghilangkan kepercayaan dirinya sebagaimana yang dilontarkan sebagian orang

    bahkan justru akan menenangkan jiwanya dan menjamin keselamatannya. Karena

    membiarkan wanita bepergian seorang diri akan menghantarkannya dan masyarakatseluruhnya pada malapetaka yang berbahaya. Tabiat wanita yang lemah badan dan

    jiwanya sering dikalahkan oleh laki-laki. Kelemahannya itulah yang membuat laki-lakisering mempengaruhi wanita agar dapat merusak kehidupan dan kehormatannya. Darisini bisa kita ketahui bahwa mahram bagi wanita yang bersafar adalah perkara yang

    wajib. Dan hal ini berlaku untuk setiap angkutan yang digunakan untuk bersafar baik

    angkutan zaman dulu maupun angkutan zaman sekarang karena syariat dan agama kitasesuai untuk setiap zaman dan tempat. Alhamdulillah.

    Banyak hadist yang menjelasakan tentang larangan wanita safar tanpa mahram,

    diantaranya yaitu:

    a. Dari Ibnu Umar dari Nabi bersabda Janganlah seorang wanita safar sejauh tiga hari

    (perjalanan) melainkan bersama dengan mahramnya (HR Bukhari, Muslim, Imam

    Ahmad dan Abu Daud)

    b. Dari Abu Hurairah berkata Nabi bersabda, Tidak halal (boleh) bagi seorang wanita

    yang beriman kepada Allah dan hari akhir safar sejauh sehari semalam (perjalanan)dengan tanpa mahram yang menyertainya (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad)

    c. Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi bersabda,Janganlah wanita (bepergian jauh)

    kecuali bersama dengan mahramnya dan janganlah seorang laki-laki menemuinya

  • 8/3/2019 Safar Tanpa Mahram Bagi Wanita

    2/4

    melainkan wanita itu disertai mahramnya. Maka seseorang berkata,Wahai Rasulullah

    sesungguhnya aku ingin pergi mengikuti perang anu dan anu sedangkan istriku ingin

    menunaikan ibadah haji. Beliau bersabda: Keluarlah (pergilah berhaji) bersamanya(istrimu).(HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).

    Definisi mahram

    Mahram bagi wanita adalah orang yang haram (selamanya) manikah dengannya karena

    nasab, pernikahan atau sesusuan.

    1. Mahram karena nasab, seperti anak laki-lakinya, saudara laki-lakinya, bapaknya,

    paman dari bapaknya, paman dari ibunya, kakeknya, keponakan laki-lakinya, keponakan

    perempuannya, saudara seibu atau seayah.

    2. Mahram karena pernikahan; seperti suami putrinya (menantu), suami cucu dari

    putrinya, anak-anak dari putra suaminya, anak-anak dari putri suaminya, ayah atau kakek

    suami.

    3. Mahram karena susuan; sama seperti mahram karena nasab berdasarkan sabdaRasulullah : Penyusuan itu mangharamkan sebagaimana yang diharamkan karena

    nasab (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, An-NasaI, Ibnu Majah, Imam Ahmad)

    Lalu bagaimanakah pelaksanaan haji bagi wanita yang tidak mempunyai mahram?.Dikalangan ahlul ilmi terjadi perbedaan pendapat mengenai hal ini. Sebagian dari mereka

    mengatakan, Tidak wajib bagi wanita tersebut karena mahram termasuk As-Sabiil

    (perjalanan ke baitullah) berdasarkan firman Allah : Bagi orang yang sanggupmengadakan perjalanan ke baitullah (QS Ali-Imran: 97). Ini adalah pendapat Sufyan

    Ats-Tsauri dan penduduk Kufah.

    Sebagian lagi berkata Apabila jalan menuju ke baitullah itu aman, maka wanita-wanita

    tersebut dapat keluar bersama orang banyak untuk berhaji. Ini adalah pendapat Malik

    bin Anas dan SyafiI (lihat Tuhfatul Ahwadzi IV/332).

    Sebab perbedaan ini menurut Iman Al-Qurthuby adalah karena zahir hadist ini

    bertentangan dengan firman Allah, Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia

    terhadap Allah yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke baitullah(QS. Ali-Imran: 97).

    Dhohir ayat diatas adalah kesanggupan badan sehingga wanita yang tidak mempunyaimahram akan tetapi kuat badannya, maka wajib baginya untuk berhaji. Ketika fenomena

    ini sering berlawanan, para ulama berbeda pendapat dalam menakwilkan hal itu. Dan

    masing-masing dari mereka mempunyai dalil. Dalil-dalil ulama yang melarang wanitasafar untuk haji tanpa mahram diantaranya adalah hadist Rasulullah dari Ibnu Umar, Abu

    Hurairah dan Ibnu Abbas diatas. Sedangkan dalil-dalil ulama yang membolehkan hal ini

    ternyata lemah diantaranya yaitu:

  • 8/3/2019 Safar Tanpa Mahram Bagi Wanita

    3/4

    1. Sabda Nabi , Jangan kalian melarang hamba-hamba wanita Allah menuju ke masjid

    masjid Allah. Mereka berkata masjidil haram termasuk diantara masjid-masjid Allah

    dalam hadists tersebut.

    Bantahannya: hadist tersebut shahih, akan tetapi maknanya umum dan dikhususkan untuk

    masjid-masjid yang tidak bersafar untuk menuju masjid tersebut

    2. Umar mengijinkan istri-istri Nabi berhaji yang terakhir dengan mengutus Ustman bin

    Affan dan Abdurrahman bin Auf menemani mereka. Hadist ini dikeluarkan oleh ImamBukhari (Fathul Baari IV/72).

    Bantahannya: hal ini terjadi setelah kebimbangan Umar dan beliau menjaga ketat istri-

    istri Nabi sebagaimana disebutkan dalam riwayat hadist tersebut. Dan terjadinya punsetelah Rasulullah wafat sehingga Umar tidak punya wewenang untuk merobah apa yang

    ditetapkan oleh Nabi terlebih lagi apa yang beliau larang (Yakni Umar Bin Al-Khattab

    tidak berhak merobah larangan Nabi bagi wanita untuk bersafar tanpa mahram).

    Kemudian Umar tidak membolehkan hal tersebut selain bagi istri-istri Nabi .

    Imam Nawawy berkata menukil ucapan Imam Baihaqi Kesimpulannya setiap yangdinamakan safar, maka wanita dilarang melakukannya tanpa disertai mahram baik sejauh

    satu hari, dua hari, tiga hari, satu bariid (Menurut para Ulama satu bariid adalah 4

    farsakh, satu farsakh adalah 3 mil dan satu mil adalah seribu hasta) ataupun selainnya

    berdasarkan riwayat Ibnu Abbas secara mutlak dan merupakan riwayat terakhir dariImam Muslim:

    Janganlah seorang wanita safar melainkan disertai oleh mahramnya. Ini mencakupseluruh apa yang dinamakan safar. (Syarhu Muslim IX/102).

    Syaikh Muhammad Ibrahim Syaqrah berkata

    1. Bila syarat-syarat wajib haji sudah dipenuhi oleh seorang wanita kecuali adanya suami

    atau mahram, maka gugurlah kewajiban hajinya.

    2. Bila ia safar untuk haji tanpa suami atau mahramnya, maka dia telah berbuat maksiat

    dengan safarnya tersebut. Baik bersama teman wanita yang amanah maupun yang tidak

    amanah. Tapi bila ia telah mengerjakan manasik haji maka sempurnalah hajinya dangugur kewajiban haji darinya.

    Maka dari uraian diatas, apakah mahram yang menjaga akhlak wanita, agamanya dankeselamatan hidupnya dianggap mempersempit kebebasannya serta merampas

    kepercayaan dirinya? Akan tetapi kebenaran yang nyata adalah keberadaan mahram

    merupakan bagian yang penting dari hak-hak kebebasannya, yang tidak diketahui kecualioleh orang-orang yang Allah terangi hatinya dengan cahaya Iman. Wallahu alam bish

    showwab.

    Sumber : * Majalah Assunnah Edisi 07/V/1422 H-2001 M.

  • 8/3/2019 Safar Tanpa Mahram Bagi Wanita

    4/4

    * Jawaban Islam Terhadap Subhat Yang Dituduhkan Kepada Wanita Muslimah,

    Abdullah Bin Hamd Al-Jalaaly.