rencana proposal tesis (1) baru
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan era globalisasi, informasi dan komunikasi dunia yang
sangat cepat dewasa ini, menjadikan semua sektor kehidupan manusia berbenah
dan menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman tersebut.
Salah satu sektor kehidupan manusia di Indonesia yang membenahi platform, visi
dan misinya adalah sektor pendidikan. Pendidikan sebagai ujung tombak
pembentukan dan penyediaan sumber daya manusia yang kompeten dan
berkualitas di berbagai bidang, harus bisa menjawab tantangan perubahan dunia
dewasa ini.
Pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan di Indonesia merasa perlu
kiranya untuk membenahi sektor pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan
menengah umum dan kejuruan. Salah satu yang dilakukan pemerintah untuk
menyempurnakan pendidikan di Indonesia adalah dengan membenahi kurikulum.
Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan
masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan.
Siswa-siswa Indonesia harus bisa bersaing di dunia Internasional dan mempunyai
kemampuan yang setara dengan siswa lainnya dari seluruh penjuru dunia
termasuk mempunyai kemampuan yang tidak kalah bila dibandingkan dengan
siswa-siswa dari negara maju. Untuk itulah pemerintah merasa perlu membuat
dan memberlakukan kurikulum baru untuk menjawab perubahan zaman tersebut.
1
Kurikulum 2013 lahir sebagai bagian dari pembenahan Sistem Pendidikan
Nasional. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Sebelum kurikulum
2013 ini lahir, sejak tahun 2006 pendidikan dasar dan menengah di Indonesia
menggunakan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). KTSP
merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yang digunakan sejak
tahun 2004, yang dikenal dengan sebutan KBK (Kurikulum berbasis
Kompetensi).
Sejak tanggal 15 Juli 2013, pemerintah menetapkan pelaksanaan
kurikulum baru yang diberi nama Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lahir atas
amanat UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan Inpres
Nomor 1 tahun 2010 tentang percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan
nasional, yaitu penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif
berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(KEMENDIKBUD) saat ini, M. Nuh, dalam sambutannya pada kata pengantar
buku materi Implimentasi Kurikulum 2013 menyatakan bahwa
titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.Dari uraian KEMENDIKBUD tersebut, dapatlah dipahami bahwa ada
suatu usaha dari pemerintah untuk merubah paradigma pendidikan di Indonesia
agar sumber daya manusia Indonesia siap menghadapi persaingan global, regional
2
dan Internasional di masa yang akan datang. Ada empat standar dalam kurikulum
yang mengalami perubahan, meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan
standar penilaian. Terhadap perubahan itulah maka rumusan standar kelulusan
(SKL) pun berubah. SKL untuk tingkat SMA/MA meliputi 3 domain, yaitu Sikap,
ketrampilan, dan ilmu pengetahuan.
Dalam era persaingan multi dimensi di tingkat Internasional, tentu tidak
hanya kemampuan dibidang Ilmu Pengetahuan (science) yang perlu ditingkatkan.
Tetapi yang juga harus diperhatikan untuk meningkatkan SDM (sumber daya
manusia) Indonesia di masa yang akan datang adalah penguasaan ketrampilan
dalam komunikasi untuk mendapatkan dan bertukar informasi dengan penduduk
dunia lainnya. Disinilah letak pentingnya penguasaan bahasa asing sebagai salah
satu alat ukur pencapaian sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang
berkualitas.
Bahasa asing merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
tingkat SMA. Bukan hanya diajarkan untuk jurusan Bahasa saja tetapi juga
dipelajari di jurusan IPA maupun IPS. Kedudukan bahasa asing dalam kurikulum
KTSP 2006 adalah mata pelajaran yang mengasah ketrampilan berbahasa, yang
bertujuan untuk membekali siswa agar menjadi manusia yang mampu
menghadapi tantangan zaman.
Salah satu bahasa asing yang dipelajari di jenjang SMA/MA di Indonesia
adalah bahasa Jepang. Menurut Direktur Jenderal The Japan Foundation Jakarta,
Tadashi Ogawa saat ditemui di Jakarta seperti yang dikutip dalam Republika
Online http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/ , Rabu 31 Juli 2013,
3
menyebutkan bahwa “Saat ini, berdasarkan data terbaru tahun 2012 Indonesia
merupakan negara dengan jumlah pembelajar Bahasa Jepang terbesar kedua di
dunia, di bawah Cina”. Pembelajar bahasa Jepang di Indonesia saat ini sekitar
3.984.538 orang. Bahkan bahasa Jepang telah masuk dalam kurikulum pendidikan
menengah, yang dipelajari sebagai bahasa asing di SMA/MA di Indonesia.
Pada kurikulum 2013 ini, sesuai dengan PERMENDIKBUD no.69 tahun
2013, bahasa Jepang dapat dipelajari oleh siswa peminatan non bahasa (peminatan
Matematika dan science dan peminatan ilmu-ilmu sosial) sebagai matapelajaran
pilihan lintas minat. Bahasa Jepang merupakan salah satu mata pelajaran yang ada
pada struktur kurikulum 2013, pada kelompok pilihan peminatan baik peminatan
kelompok mata pelajaran (peminatan bahasa) maupun peminatan matapelajaran
lintas minat lainnya.
Bila pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikenal Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) maka di Kurikulum 2013 dikenal
dengan istilah Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD). Kompetensi Inti
yang ada dalam Kurikulum 2013 tidaklah sama dengan Standar Kompetensi (SK)
dalam kurikulum KTSP. Bila pada KTSP Standar Kompetensi tidak sama pada
semua mata pelajaran, maka dalam Kompetensi Inti di kurikulum 2013 sama
untuk setiap mata pelajaran. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau
operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang
telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan
ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan
4
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas
dan mata pelajaran.
Mempelajari bahasa Jepang tidak dalam lingkungan aslinya dan tidak
menggunakan bahasa tersebut dalam komunikasi sehari-hari menyebabkan
penguasaan bahasa Jepang menjadi lambat bahkan stagnan. Karena itulah
diperlukan suatu media pembelajaran yang bisa menjadi penunjang kesuksesan
dalam mempelajari bahasa Jepang. Media pembelajaran yang dimaksudkan bisa
berupa alat peraga, hand out, worksheet student ataupun buku ajar. Buku ajar
bahasa Jepang untuk tingkat SMA/MA di Indonesia sangat mudah ditemukan di
pasaran. Bahkan, The Japan Foundation sebagai lembaga non profit yang bergerak
dalam pengembangan pendidikan dan kebudayaan Jepang di seluruh dunia, juga
menyediakan buku ajar untuk tingkat SMA/MA di Indonesia. Buku terbitan The
Japan Foundation Jakarta yang dibuat pada tahun 2009 telah dipakai luas dalam
pengajaran bahasa Jepang di Indonesia dan telah memberikan kontribusi yang
positif dalam pembelajaran dan pengembangan pengajaran bahasa Jepang.
Dalam juknis pendukung implementasi kurikulum 2013 yang dikeluarkan
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah yang berjudul “Pembelajaran Berbasis
Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”, disebutkan bahwa
untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut, pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru dan buku siswa untuk mata pelajaran matematika, Bahasa Indonesia dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.
5
Dari penjelasan juknis tersebut di atas menunjukkan bahwa pemerintah
saat ini hanya menyediakan buku ajar atau buku teks untuk 3 matapelajaran wajib
saja, yaitu Matematika, bahasa Indonesia dan Sejarah. Sedangkan untuk
matapelajaran yang lain, belum ada buku ajar yang disusun secara khusus sesuai
dengan penjabaran silabus kurikulum 2013 yang sudah ditetapkan.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, pemerintah hanya menyediakan buku
teks untuk 3 matapelajaran wajib, dan membolehkan guru mata pelajaran lainnya
untuk menggunakan buku teks lama (yaitu buku teks yang disusun sesuai dengan
kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 2006 atau 2004). Tetapi seiring dengan
diimplementasikannya kurikulum 2013, maka perlu kiranya dikembangkan suatu
buku teks yang sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 untuk mata pelajaran lain,
termasuk pelajaran bahasa Jepang. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan dalam
Kompetensi Inti dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa sebagai standar
kelulusannya anatara kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnya.
Bila diibaratkan seperti sepatu, yang nyaman saat dipakai karena sesuai
dengan pasangannya, maka implementasi kurikulum 2013 tidak hanya sebatas
pada penggantian pendekatan yang digunakan, silabus dan KIKD nya saja, tetapi
buku teks yang digunakan sebagai media penunjang proses pembelajaran di
lapangan, seharusnya juga menggunakan dasar, konsep dan kerangka yang sama,
yaitu kurikulum 2013.
Buku teks yang disusun sesuai kurikulum 2013, diharapkan dapat
mengaktualisasikan pendekatan metode pengajaran dengan pendekatan ilmiah
(scientific approach). Pendekatan Ilmiah (Scientific approach) pada hakikatnya
6
adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Menurut PERMENDIKBUD
no.81 tahun 2013, pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran terdiri atas
lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, bertanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Dengan kata lain, siswa
diarahan untuk mencari sendiri jawaban atas permasalahan dalam
pembelajarannya. Siswa juga diarahkan untuk menghasilkan sebuah karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning) untuk semua mata
pelajaran, termasuk pelajaran bahasa Jepang di tingkat SMA/MA di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa agar pembelajaran
bahasa Jepang di tingkat SMA/MA bisa mencapai standart kelulusan yang baik
sesuai dengan yang digariskan kurikulum, maka perlu kiranya segera ada buku
ajar siswa untuk matapelajaran bahasa Jepang yang disusun sesuai dengan
kurikulum 2013. Selain itu, guru sebagai ujung tombak pelaksanaan kurikulum di
sekolah juga harus memperhatikan pengembangan profesionalitasnya sesuai
dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah untuk menunjang suksesnya tujuan pendidikan Nasional. Salah satu
cara untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah dengan melakukan
pengembangan materi ajar sesuai dengan silabus yang sudah ada. Pengembangan
materi ajar yang dilakukan oleh guru ini bisa berupa membuat hand out,
worksheet student, media pembelajaran ataupun buku teks.
Istilah buku teks yang digunakan dalam tulisan ini adalah padanan
textbook dalam bahasa Inggris. Dalam kamus Inggris-Indonesia (Echols dan
sadily. 1983:584), textbook diterjemahkan dengan buku pelajaran. Dalam buku
7
yang berjudul “Konsep-konsep Dasar karya Tulis Ilmiah” yang diterbitkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional (2005:24) dijelaskan bahwa buku teks adalah
buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas, secara cermat disusun dan
disiapkan oleh para ahli dalam bidang itu, serta diperlengkapi dengan sarana-
sarana yang sesuai dan serasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa buku teks atau buku
pelajaran merupakan salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran di
kelas, yang berisi pengembangan materi pelajaran dari silabus, latihan soal, tugas-
tugas, pengembangan kemampuan siswa dan lain sebagainya. Buku teks juga
didasarkan pada Kompetensi Inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang menjadi
kerangka dasar pengembangan silabus kurikulum 2013.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, buku teks atau buku
pelajaran bahasa Jepang untuk SMA/MA yang sesuai dengan implementasi
kurikulum 2013 perlu segera diadakan untuk menunjang peoses belajar dan
mengajar bahasa Jepang. Buku teks bahasa Jepang yang menggunakan scientific
approach sebagai pendekatan, dirasakan urgent kehadirannya. Untuk itulah,
penelitian ini akan mencoba untuk mengembangkan materi ajar bahasa Jepang
melalui pengembangan bahan ajar berupa buku teks atau buku pelajaran bahasa
Jepang untuk kelas X semester dua atau semester genap SMA/MA yang
berorientasi pada implementasi kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) dan Madrasah Aliyah (MA).
Saat ini, belum semua sekolah menerapkan kurikulum 2013, di seluruh
Indonesia hanya ada 6.973 sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013.
Sedangkan untuk wilayah Jawa Timur dan jenjang SMA, menurut data di EPIK
8
(Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum 2013
KEMENDIKBUD) baru 212 sekolah, karena itulah buku pelajaran ini nantinya
akan diuji cobakan di SMAN 2 Mojokerto Jawa Timur yang sudah menerapkan
kurikulum 2013.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, fokus penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Proses pengembangan buku teks bahasa Jepang kelas X peminatan bahasa dan
budaya semester genap yang berorientasi pada kurikulum 2013.
2. Kualitas pengembangan buku teks bahasa Jepang kelas X peminatan bahasa
dan budaya semester genap yang berorientasi pada kurikulum 2013. Fokus
penelitian ini dirinci menjadi 4 (empat) sub fokus, yaitu:
a. Kualitas buku teks yang dikembangkan menurut aspek kelayakan isi atau
materi
b. Kualitas buku teks yang dikembangkan menurut aspek kelayakan
penyajian
c. Kualitas buku teks yang dikembangkan menurut aspek kelayakan bahasa
d. Kualitas buku teks yang dikembangkan menurut aspek kelayakan
kegrafikaan
3. Efektifitas penggunaan buku teks bahasa Jepang kelas X peminatan bahasa
dan budaya semester genap, yang meliputi 3 bagian, yaitu:
a. aktivitas siswa saat menggunakan buku teks selama kegiatan
pembelajaran.
9
b. pendapat guru dan siswa terhadap penggunaan buku teks bahasa Jepang
yang dikembangkan.
c. hasil belajar siswa setelah menggunakan buku teks selama kegiatan
pembelajaran
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materi ajar
bahasa Jepang yang berupa buku pelajaran untuk siswa kelas X semester genap
SMA/MA. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan proses pengembangan buku teks bahasa Jepang kelas X
peminatan bahasa dan budaya semester genap yang berorientasi pada
kurikulum 2013.
2. Mendeskripsikan kualitas pengembangan buku teks bahasa Jepang kelas X
semester genap bahasa dan budaya semester genap yang berorientasi pada
kurikulum 2013.
3. Tujuan mendeskripsikan kualitas buku teks bahasa Jepang kelas X peminatan
semester genap bahasa dan budaya semester genap ini dirinci menjadi 4
(empat) sub tujuan, yaitu
a. Untuk mengetahui kualitas buku teks yang dikembangkan menurut aspek
kelayakan isi atau materi
b. Untuk mengetahui kualitas buku teks yang dikembangkan menurut aspek
kelayakan penyajian
c. Untuk mengetahui kualitas buku teks yang dikembangkan menurut aspek
kelayakan bahasa
10
d. Untuk mengetahui kualitas buku teks yang dikembangkan menurut aspek
kelayakan kegrafikaan
4. Mendeskripsikan efektifitas pengembangan buku teks bahasa Jepang kelas X
peminatan bahasa dan budaya, yang meliputi 3 bagian, yaitu:
a. aktivitas siswa saat menggunakan buku teks selama kegiatan
pembelajaran.
b. pendapat guru dan siswa terhadap penggunaan buku teks bahasa Jepang
yang dikembangkan.
c. hasil belajar siswa setelah menggunakan buku teks selama kegiatan
pembelajaran
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Penelitian pengembangan tentang buku teks bahasa Jepang bagi siswa
kelas X semester genap yang berorientasi pada kurikulum 2013 ini diharapkan
memberikan manfaat praktis sebagai berikut.
a. Tersedianya buku ajar bagi siswa yang efektif dan sesuai dengan kurikulum
2013 untuk siswa kelas X peminatan bahasa dan budaya semester genap.
b. Meningkatkan profesionalitas peneliti sebagai guru bahasa Jepang dengan
mengembangkan materi ajar yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitan ini nantinya diharapkan memberikan
manfaat sebagai berikut.
11
1. Dapat digunakan sebagai wacana dan bahan pertimbangan untuk penelitian
lebih lanjut.
2. Dapat digunakan sebagai acuan guru dalam mengembangkan silabus dan
materi ajar bahasa Jepang dalam kurikulum 2013.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian pengembangan tentang buku teks atau buku pelajaran bahasa
Jepang ini dibatasi untuk hal-hal berikut ini.
1. Subyek penelitian adalah pengembangan buku teks bahasa Jepang pada kelas
X SMAN 2 Mojokerto.
2. Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada semester genap, sekitar bulan
Januari 2014, di SMAN 2 Mojokerto.
3. Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah materi ajar bahasa
Jepang yang dikembangkan dari Kompetensi Inti, Kompetensi dasar, silabus
dan memperhatikan standar isi, proses dan penilaian sesuai dengan kurikulum
2013.
4. Karena keterbatasan peneliti, maka penelitian ini dikembangkan menurut
pengembangan model 4D (four D model) dan hanya sampai pada tahap
pengembangan (Develop)
F. Definisi Istilah
Definisi secara operasional dan batasan-batasannya dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
12
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011:297). Selanjutnya Sukmadinata
(2010:164) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung
jawabkan. Sedangkan proses pengembangan adalah kegiatan mengembangkan
perangkat pembelajaran. Dalam penelitian ini, pengembangan yang
diharapkan adalah kegiatan pengembangan materi ajar yang sesuai dengan
silabus bahasa Jepang kurikulum 2013 yang dibentuk dalam format buku teks
bagi siswa kelas X peminatan bahasa dan budaya semester genap.
2. Buku teks atau buku pelajaran bahasa Jepang yang dimaksud adalah buku
pelajaran bahasa Jepang untuk siswa kelas X peminatan bahasa dan budaya
semester genap yang penyusunannya mengacu pada implementasi kurikulum
2013.
3. Kualitas buku teks atau buku pelajaran adalah ukuran buku teks atau buku
pelajaran yang didasarkan pada validitas buku atau produk yang nantinya
dihasilkan. Ukuran kualitas buku pelajaran yang nantinya akan dihasilkan
adalah skor hasil validasi buku pelajaran bahasa Jepang dengan melihat 3
komponen dalam penyusunan buku, yaitu kelayakan isi, penyajian dan
komponen kelayakan bahasa. (BSNP, 2006). Ketiga parameter tersebut dalam
menentukan kevalidan produk (buku teks bahasa Jepang) didasarkan pada
hasil validasi ahli dari validator bidang materi, validator bidang bahasa dan
validator bidang desain buku. Kualitas buku teks ini juga didasarkan pada
13
sudut pandang guru yang mencakup aktivitas dan respon guru saat buku teks
ini digunakan.
4. Efektivitas buku teks atau buku pelajaran bahasa Jepang yang dimaksudkan
adalah ukuran keberhasilan setelah penerapanan buku teks bahasa Jepang
yang telah dikembangkan. Definisi secara operasional dan batasannya untuk
ukuran efektifitas buku teks bahasa Jepang dilihat dari beberapa hal berikut
ini, yaitu:
a. Aspek keterlaksanaannya pembelajaran (RPP) adalah langkah-langkah
pembelajaran dalam RPP yang telah dibuat penelti sesuai materi yang
digunakan oleh guru pada saat uji coba yang dinyatakan dalam persen dan
dihitung dalam prosentase keterlaksanaan pembelajaran, caranya jumlah
aspek yang terlaksana dibagi jumlah aspek seluruh dikalikan seratus
persen.
b. Aspek-aspek kendala selama pembelajaran menggunakan buku teks
bahasa Jepang yang telah dikembangkan.
c. Aktivitas-aktivitas siswa adalah hasil pengamatan kegiatan siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung oleh observer dengan menggunakan
lembar pengamatan aktivitas siswa.
d. Hasil belajar atau ketuntasan belajar siswa adalah tingkat penguasaan
siswa terhadap tujuan pembelajaran selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
G. Spesifikasi Produk
14
Dalam penelitian pengembangan ini akan dihasilkan buku teks pelajaran
bahasa Jepang kelas X SMA/MA peminatan bahasa dan budaya semester genap
yang berorientasi pada kurikulum 2013.
1. Fisik buku hasil pengembangan
Buku teks yang akan dihasilkan dalam penelitian ini mempunyai spesifikasi
produk sebagai berikut:
a. Berukuran A4 dengan berat kertas 70 gram. Panjang dan lebar standart
(210x297 mm)
b. Kurang lebih akan memuat 100 halaman, yang terdiri dari:
1) sampul muka (cover depan)
2) isi buku
3) sampul belakang
c. Ukuran huruf judul buku lebih dominan dan proporsional dibandingkan
ukuran buku, nama pengarang, dan penerbit. Huruf yang digunakan
menggunakan 3 jenis huruf, yaitu Times New Roman size 12-18, Book
Antiqua dan MS Mincho size 10 untuk tulisan Hiragan, Katakana dan
Kanjinya.
d. Menggunakan kertas foto glossy untuk sampul. Sampul dan sebagian isi buku
dicetak dengan tinta warna.
2. Isi buku hasil pengembangan
Buku teks hasil pengembangan ini kurang lebih berjumlah 100 halaman
yang terdiri atas:
1) halaman judul
15
2) kata pengantar
3) panduan membaca buku
4) daftar isi
5) materi bahan ajar tema “Kehidupan Sekolah (Gakkou no seikatsu)”, yang
terdiri atas 10 sub anak tema.
6) evaluasi
7) daftar pustaka
8) glosarium
9) indeks
Buku ini juga dilengkapi dengan CD pembelajaran untuk kemampuan
mendengarkan (Kikitori), budaya dan kehidupan Jepang dewasa ini.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Buku Teks
Buku teks pelajaran yang selanjutnya akan disebut dengan buku teks
menurut PERMENDIKNAS nomor 2 tahun 2008 tentang buku, dijelaskan bahwa
yang dimaksud dengan buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di
satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi
pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan
kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan
dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang
disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Buku teks yang baik tidak
hanya mengasah aspek kognitif siswa semata, tetapi juga harus memperhatikan
aspek Afektif dan Psychomotorik siswa.
Penyusunan dan pengembangan buku teks dimulai dari ketersediaan bahan
ajar. Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk
belajar (Depdiknas, 2006). Bahan ajar yang baik dirancang sesuai dengan prinsip-
prinsip instruksional atau active learning, untuk mencapai tujuan pembelajaran
(kompetensi) yang diharapkan.
17
Trianto (2007:74) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan buku teks
adalah buku siswa yang merupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan
pembelajaran yang memuat materi ajar, kegiatan penyelidikan berdasarkan
konsep, kegiatan sains, informasi dan contoh-contoh penerapan sains dalam
kehidupan sehari-hari. Materi ajar dalam buku berisikan uraian yang mengandung
unsur kompetensi atau tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa.
Sedangkan menurut Muslich (2010:24) menjelaskan bahwa, yang
dimaksud dengan buku teks adalah buku yang berisikan uraian bahan tentang
mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang disusun secara sistematis dan telah
diseleksi berdasarkan tujuan, orientasi pembelajaran dan perkembangan siswa
untuk diasimilasikan. Buku teks yang disusun juga harus memperhatikan
perkembangan psikologis dan taraf pengetahuan siswa.
Sedangkan menurut Supriyatno (2005:24) buku teks merupakan buku
pelajaran yang ditujuakan untuk siswa sesuai jenjang pendidikan tertentu. Lebih
lanjut Supriyatno menjelaskan bahwa buku teks adalah buku yang dirancang
untuk penggunaan di kelas, secara cermat disusun dan disiapkan oleh para ahli
dalam bidang itu, serta dilengkapi dengan sarana-sarana yang sesuai dan serasi.
Dengan demikian maka dapat kita lihat adanya buku teks yang berkaitan dengan
bidang studi tertentu dan sesuai dengan jenjang pendidikan tertentu, misalnya
buku teks pelajaran bahasa Indonesia untuk SD, SLTP, SMU dan sebagainya.
Istilah buku teks yang digunakan dalam penelitian ini adalah padanan
textbook dalam bahasa Inggris. Dalam kamus Inggris-Indonesia (Echols dan
Sadily, 1983:584) textbook diterjemahkan sebagai buku pelajaran.
18
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan buku teks merupakan buku pelajaran yang digunakan dalam
proses belajar mengajar di sekolah, yang disusun untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan, yang disusun
secara sistematis berdasarkan perkembangan dan kebutuhan siswa. Buku teks juga
dilengkapi dengan media pembelajaran lain yang sesuai dengan materi ajar yang
disajikan, dan berguna untuk meningkatkan pemahaman siswa akan materi ajar
yang tengah dipelajari. Media lain yang dimaksudkan bisa berupa gambar, artikel,
video, CD pembelajaran dan lain sebagainya.
1. Fungsi Buku Teks
Greene dan Petty (1971) dalam Supriyatno (2005:24) merumuskan
beberapa peranan buku teks, sebagai berikut:
a. Mencerminkan suatu sudut pandangan mengenai pengajaran serta
mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.
b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya,
mudah dibaca dan variasi sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
ketrampilan-ketrampilan ekspresonal yang mengemban masalah pokok dalam
komunikasi.
d. Menyajikan secara bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya
yaitu metode-metode dan sarana-sarana pembelajaran untuk memotivasi
siswa.
19
e. Menyajikan fiksasi perasaan yang mendalam awal yang perlu dan sebagai
penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.
f. Menyajikan bahan/sarana evalusi dan remedial yang serasi dan efektif.
g. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa buku teks tidak hanya berisi
materi pelajaran semata, tetapi juga berisi evaluasi dan remedial bagi siswa,
yang disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan ketrampilan siswa
dan dapat memotivasi siswa dalam belajar.
Selanjutnya, fungsi dari buku teks yang lain menurut Muslich (2010:52)
adalah (1) sarana pengembang bahan dan program dalam kurikulum pendidikan;
(2) sarana pemelancar tugas akademik guru; (3) sarana pemelancar ketercapaian
tujuan pembelajaran; dan (4) sarana pemelancar efisiensi dan efektifitas kegiatan
pembelajaran.
Pada penelitian ini, buku teks yang disusun mempunyai fungsi untuk
memudahkan siswa untuk mempelajari bahasa Jepang sebagai bahasa asing
melalui 5 (lima) tahap pembelajaran sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013,
yaitu mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan sehingga siswa bisa menguasai 4 (empat) ketrampilan
berbahasa yaitu membaca, menulis, berbicara dan menyimak dalam bahasa
Jepang dengan baik. Buku teks hasil dari penelitian ini juga dikemas dalam
penyajian materi yang menarik, kreatif dan menyenangkan, sehingga bisa
memotivasi siswa untuk belajar bahasa Jepang.
2. Komponen-komponen Penyusunan Buku Teks
20
Penyusunan buku teks menurut BNSP 2007, harus memperhatikan empat
komponen, yaitu
a. Komponen kelayakan isi. Dalam komponen kelayakan isi terdapat tiga sub
komponen yang harus diperhatikan dalam penyusunan buku teks, yaitu:
1) Kesesuaian uraian materi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
mencakup keluasan materi dan kedalaman materi. Pada penelitian ini
kesesuaian materi disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) dalam silabus bahasa Jepang kurikulum 2013.
2) Keakuratan materi, yang mencakup keakuratan fakta, konsep dan keakuratan
ilustrasi.
3) Materi pendukung pelajaran, yang mencakup (a) kesesuaian dengan
perkembangan ilmu, (b) keterkinian fitur, misalnya rujukan dan sebagainya,
(c) konstektual, (d) SALINGTEMAS (Sains, Lingkungan, Tekhnologi, dan
Masyarakat)
b. Komponen kelayakan penyajian, terdiri dari beberapa sub komponen, yaitu:
1) Tekhnik penyajian, yang mencakup (a) keruntutan konsep, (b) kekonsistenan
sistematika dan (c) keseimbangan antar bab.
2) Penyajian pembelajaran, yang mencakup (a) berpusat pada peserta didik, (b)
mengembangkan ketrampilan proses, (c) memperhatikan aspek keselamatan
kerja, (d) variasi penuajian.
3) Kelengkapan penyajian, meliputi (a) pendahuluan, (b) daftar Isi, (c) glosarium,
(d) daftar pustaka, (e) rangkuman dan peta konsep, (f) evaluasi, (g) proporsi
gambar dan teks yang tepat, dan (h) ilustrasi yang mendukung pesan.
21
c. Komponen kelayakan kebahasaan, terdiri dari beberapa komponen, yaitu
1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik, mencakup (a)
kesesuaian dengan tingkat perkembangan berfikir, dan (b) kesesuaian dengan
tingkat perkembangan sosial emosional.
2) Komunikatif, yang mencakup (a) keterpahaman pesan, (b) ketepatan tata
bahasa dan (c)kebaruan istilah dan symbol.
3) Keruntutan dan kesatuan gagasan mencakup (a) keruntutan makna dalam bab,
sub-sub bab dan paragraf, (b) ketertaatan antar bab, sub-sub bab, paragraf dan
kalimat.
d. Komponen kelayakan kegrafikaan, terdiri dari beberapa sub komponen, yaitu
1) Ukuran buku, mencakup (a) kesesuaian ukuran buku dengan standar isi, (b)
kesesuaian ukuran dengan materi isi buku
2) Design kulit buku mencakup (a) tata letak, (b) tipografi kulit buku dan (c)
penggunaan huruf
3) Design isi buku mencakup (a) pencerminan isi buku, (b) keharmonisan tata
letak, (c) kelengkapan tata letak, (d) daya pemahaman tata letak, (e) tipografi
isi buku dan (f)ilustrasi isi.
3. Langkah-langkah penulisan buku Teks
Buku sangat berperan penting dalam proses pembelajaran seseorang. Buku
teks pelajaran menjadi salah satu sumber ilmu pengetahuan dan informasi selain
guru. Oleh karena itu menurut Poerwati (2013:218) dalam penulisan buku teks
pelajaran haruslah dipahami secara benar bagaimana caranya, agar informasi yang
disajikan di dalam buku menjadi lebih bermanfaat.
22
Buku teks adalah bahan ajar tertulis yang disusun secara sistematis dan
merupakan suatu buah pikiran dari pengarangnya, yang diturunkan dari
kompetensi dasar yang ada dalam silabus dan kurikulum. Berikut ini adalah
langkah-langkah penyusunan buku teks menurut Muslich (2010:192) yaitu
1. Analisis kebutuhan buku teks, yang meliputi analisis kurikulum, sumber
belajar dan karakteristik siswa.
2. Penyusunan peta bahan ajar yang bertujuan untuk mengetahui jumlah bahan
ajar yang harus ditulis.
Penyusunan bahan ajar untuk buku teks, berpedoman pada beberapa prinsip
berikut (Pustaka Yustisia, 2007:195), yaitu
a. Prinsip Relevansi, merupakan prinsip yang mengaitkan bahan ajar dengan
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b. Prinsip Konsistensi, merupakan prinsip yang menuntut keajegkan. Misalnya,
dalam pembelajaran bahasa Jepang, dikenal 4 ketrampilan dasar yang harus
dikuasai siswa, yaitu membaca 「 読 む 」 , menulis 「 書 く 」 ,
mendengarkan 「聞く」 dan berbicara 「話す」 . Maka materi atau
bahan ajar yang disajikan hendaknya juga harus meliputi keempat ketrampilan
tersebut.
c. Prinsip kecukupan berarti bahan ajar tersebut harus cukup memadai dalam
membantu siswa dalam menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Bahan ajar dapat diperoleh melalui beberapa cara, seperti adopsi dan
adaptasi bahan ajar (Hairuddin dkk, 2008:6). Yang dilakukan dalam adopsi bahan
ajar adalah menentukan apakah sudah tersedia bahan ajar yang sesuai dengan
23
tujuan pembelajaran, selanjutnya bahan ajar yang sudah ada tersebut dievaluasi
apakah sudah memuat (1) motivasi; (2) kesesuain isi materi; (3) berurutan; (4)
semua informasi yang dibutuhkan tersedia; (5) latihan soal tersedia; (6)
mengandung umpan balik yang memadai; (7) tersedianya tes yang sesuai; (8) arah
tindak lanjut memenuhi syarat untuk perbaikan tes sebelumnya. dan (9) tersedia
panduan yang memadai.
Berbeda dengan adopsi bahan ajar, adaptasi bahan ajar adalah membuat
perubahan. Perubahan dilakukan terhadap materi yang sudah ada dalam rangka
memperbaikinya atau menjadikannya lebih cocok untuk siswa. Adaptasi dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu (1) modifikasi isi; (2) menambahkan atau
mengurangi; (3) menyusun kembali isi; (4) menghilangkan bagian tertentu; (5)
memodifikasi tugas; dan (6) mengembangkan tugas yang ada.
3. Penyusunan buku teks, dilakukan melalui tiga tahap, yaitu
a. tahap perencanaan, meliputi penentuan tujuan, pemilihan bahan, penyusunan
kerangka dan pengumpulan bahan
b. tahap pelaksanaan, meliputi penyusunan sistematika penulisan, tekhnik
perujukan, penampilan ilustrasi, dan pengetikan.
c. tahap pemantapan, meliputi pengecekan validitas isi bahan sajian, pengecekan
sistematika, pengecekan bahasa dan pengecekan penampilan ilustrasi.
Pada penelitian ini, langkah-langkah penulisan buku teks pelajaran bahasa
Jepang kelas X SMA/MA semester genap yang sesuai dengan karakteristik
kurikulum 2013, yaitu
(1) Mempelajari silabus dan kurikulum 2013 serta menganalisisnya.
24
(2) Memetakan kebutuhan siswa dan guru dengan cara angket.
(3) Menentukan judul materi sesuai dengan KI dan KD. Judul per anak tema akan
diadaptasi dari buku teks bahasa Jepang sebelumnya yang sudah
distandarisasikan oleh pemerintah yaitu Nihon go 1 terbitan The Japan
Foundation.
(4) Mengumpulkan bahan penulisan, antaralain referensi dan sumber yang akurat.
(5) Memetakan bahan ajar yang ditentukan menjadi suatu kerangka bahan materi
ajar yang lengkap dan mencakup seluruh aspek yang diperlukan untuk
mencapai kompetensi sesuai yang digariskan dalam silabus.
(6) Menulis bahan ajar dengan memperhatikan pemilihan kata dan penyajian
kalimat
(7) Menyusun bahan ajar dengan memperhatikan sistematika penulisan
(8) Mengevaluasi, mengedit, menyunting hasil tulisan dengan cara membaca
ulang
(9) Memperbaiki tulisan bila ada penambahan atau pengurangan
(10) Menyerahkan kepada para validator untuk divalidasi.
4. Buku Teks yang berkualitas
Buku teks yang berkualitas harus memenuhi sepuluh kategori. Menurut
Gegne dan Pety (dalam Muslich, 2010: 53) ke sepuluh kategori tersebut adalah
1. Menarik siswa yang menggunakannya
2. Mampu memberi motivasi kepada siswa yang menggunakannya
3. Buku ajar haruslah memuat ilustrasi yang menarik
25
4. Mempertimbangkan aspek-aspek linguistic sehingga sesuai dengan
kemampuan siswa
5. Isi buku berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lain dan terencana
sehingga sebagai suatu kesatuan yang terpadu.
6. Menstimulasi dan merangsang aktivitas-aktivitas pribadi pemakai
7. Menghindari konsep-konsep yang samar dan tidak biasa agar pemakai tidak
mengalami kebingungan.
8. Memiliki sudut pandang yang jelas dan tegas
9. Mampu memberi pemantapan dan penekanan pada nilai-nlai anak dan orang
dewasa
10. Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan pribadi para pemakainya.
5. Buku Teks bahasa Jepang yang Berkualitas sesuai dengan Kurikulum 2013
Sedangkan penilaian buku teks pelajaran bahasa Jepang yang berkualitas
menurut Instrumen penilaian buku teks pelajaran bagi siswa untuk peminatan
Bahasa dan Budaya Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah ALiyah (MA)
yang digariskan oleh BNSP tahun 2013 yang terdapat dalam
http://www.puskurbuk.net/./BTP/Instrumen+Penilaian +Tahun+2013/ mencakup
tiga kategori, yaitu Kelayakan isi atau materi, kelayakan penyajian dan kelayakan
bahasa. Berikut ini akan dijabarkan isi dari ketiga kategori kelayakan buku teks
bahasa Jepang tersebut, yaitu
1. Kelayakan Isi atau kelayakan materi.
Dalam kategori kelayakan isi ini meliputi beberapa sub komponen, yaitu
26
A. Kesesuaian uraian materi dengan KD mencakup (a) kelengkapan materi (b)
keluasan materi; dan (c) kedalaman uraian materi
B. Keakuratan Materi, meliputi (a) keakuratan struktur dan pola kalimat bahasa
Jepang; (b) keakuratan penggunaan aksara; (c) Keakuratan contoh kalimat; (d)
keakuratan gambar dan ilustrasi; (e) keakuratan pemilihan tema; (f)
keakuratan materi pendukung; (g) keakuratan bahasa; (h) konsistensi
penggunaan istilah tata bahasa; (i) konsistensi penggunaan symbol dan tanda.
C. Keberdayagunaan Materi, meliputi (a) tingkat kebermaknaan materi; (b)
kebermanfaatan materi; (c) kemudahan dipelajari; (d) daya tarik materi dan (e)
keanekaragaman materi
D. Menumbuhkan Minat, meliputi (a) mendorong kreativitas; (b) penyediaan
informasi referensi; (c) ketersediaan informasi budaya; (d) materi audio
E. latihan dan Praktek harus mengembangkan 4 (empat) ketrampilan berbahasa.
2. Kelayakan Penyajian.
Dalam kategori kelayakan penyajian meliputi
A. Tekhnik Penyajian, yaitu
1) Konsistensi penyajian, dimana setiap bab meliputi pendahuluan 「導入」 ,
latihan 「練習」dan penutup「まとめ」
2) Keruntutan penyajian, materi disajikan secara runtut, mulai dari yang mudah
ke sukar, dari yang kongkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke yang
kompleks, dari lingkungan dekat ke jauh, materi bagian sebelumnya dapat
membantu pemahaman materi selanjutnya. Isi memperhatikan ketertautan satu
dengan lainnya dan mencerminkan satu tema.
27
3) Keseimbangan penyajian antar bab dan sub bab. Uraian materi antar bab
disajikan secara proporsional (tercermin dalam jumlah halaman), dengan
mempertimbangkan KI dan KD, didukung dengan beberapa ilustrasi dan
gambar yang jumlahnya berimbang sesuai dengan kebutuhan pada masing-
masing pokok bahasan.
4) Sistematika penyajian tiap bab. Pada awal tiap bab harus dicantumkan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, tanpa mencantumkan KI-KD secara eksplisit.
Tiap pelajaran atau bab harus diawali dengan “pengantar” yang dapat berupa
dialog atau bacaan.Dalam tiap pelajaran atau bab harus ada latihan
ketrampilan bahasa sesuai dengan focus pembahasan.
5) Tata letak. Tata letak teks (dialog atau narasi), kosakata, penjelasan pola
kalimat, ungkapan bersifat variatif dan menarik. Misalnya dialog, monolog
dan teks bacaan dapat diletakkan pada posisi tertentu dengan ilustrasi yang
menarik, kosakata disajikan secara variatif dengan cara mengelompokkan
berdasarkan kelas kata yang diletakkan dalam kotak atau balon; pola kalimat,
penjelasan dan latihan pola kalimat disajikan dengan jenis huruf yang jelas
dan mudah dibaca.
B. Pendukung Penyajian, yaitu
1) Pengarah tema atau materi di awal bab. Di bagian ini diuraikan kompetensi
yang akan dicapai oleh peserta didik setelah mempelajari bab tersebut, tetapi
tidak mencantumkan KI dan KD secara eksplisit.
2) Penjelasan pola kalimat. Tersedia penjelasan pola kalimat yang jelas, singkat
dan berhubungan langsung dengan hal yang dibahas. Contoh: KB (tempat) に
28
KB (Kata Benda)があります。 Digunakan untuk menjelaskan benda yang
ada pada tempat yang disebutkan.
3) Contoh kalimat. Setiap pola kalimat baru harus disertai dengan contoh
kalimat. Misalnya, KB (tempat) に KB (Kata Benda) があります。つくえ
の上にほんがあります。
4) Latihan pola kalimat. Disajikan berbagai jenis latihan pada tiap bab, baik
latihan penggunaan pola kalimat maupun kegiatan di akhir bab yang dapat
memotivasi peserta didik untuk menemukan strategi belajar yang tepat dan
berhasil guna. Contoh, latihan penggantian, latihan tanya jawab, latihan
menyempurnakan kalimat, latihan menyempurnakan percakapan dan lain-lain.
Selain itu, kegiatan bermakna dengan menggunakan pola kalimat yang telah
dipelajari untuk mendorong minat peserta didik untuk diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh: Role play/bermain peran, wawancara,
information gap, permainan, membaca, mengarang, menulis surat dan lain-
lain.
5) Contoh percakapan atau bacaan.Merupakan percakapan atau bacaan sederhana
dan alami sesuai tingkat pendidikan dalam wacana utuh dari seluruh yang
telah dipelajari dalam bab tersebut. Misalnya wawancara antara pelayan toko
dan pembeli, wacana mengenai “Rumahku”
6) Indeks. Daftar kata yang disusun berdasarkan urutan A, I, U, E, O dan
halaman kemunculannya.
29
7) Soal latihan pada akhir bab. Berbagai jenis soal latihan bagi peserta didik yang
dapat dijadikan sebagai umpan balik baik bagi pengajar maupun peserta didik
sendiri.
8) Lembar evaluasi diri. Lembar yang disediakan bagi peserta didik untuk
menilai kompetensi yang telah dicapai oleh diri sendiri pada pembelajaran bab
tersebut, serta untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi yang
telah dicapai.
9) Daftar Pustaka. Rujukan pustaka, gambar/foto , situs website atau segala
sesuatu yang digunakan dalam buku, disusun menurut aturan penulisan daftar
pustaka. Contoh: (buku) Djodjok Soepardjo.2006. Friendly Fortune Come.
Lutfansah Mediatama. (Makalah) Djodjok Soepardjo. 2009. Kajian Kosakata
Bandingan. “Jurnal Linguistik”. Unipress Unnesa. hal 235. (website)
www.nihongosaito.co.jp [12 Maret 2009]
10) Glosarium. Daftar istilah yang disertai dengan penjelasan dalam bahasa
Indonesia diletakkan di akhir buku. Contoh: Haku Ritme pengucapan yang
sesuai dengan kaidah intonasi bahasa Jepang. Misal: Kaban terdiri dari 3 haku,
ka-ba-n.
11) Lampiran. Informasi atau bahan pendukung yang membantu pembelajaran.
Antara lain, Daftar Kata, Daftar ungkapan, Daftar Pola Kalimat, Daftar
Hiragana, Katakana, Kanji, Konjugasi Kata Kerja, peta Jepang dsb.
12) Materi Audio. Menurut Rohman (2013:131), untuk pengajaran bahasa asing
media kaset audio tergolong tepat, karena bila secara langsung diberikan tanpa
media sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan
30
pengulangan dan sebagainya. Karena fungsinya sebagai media pendukung
yang penting dalam pembelajaran, maka produk dari penelitian ini, yaitu buku
teks juga dilengkapi dengan materi audio yang berupa audio. Untuk ikon
audio diberikan symbol berupa gambar kaset, CD, mike dll, yang materinya
dapat dituliskan di dalam bab atau diletakkan dibagian akhir buku berupa
lampiran sesuai dengan kebutuhan.
C. Strategi Penyajian
1) Kesesuaian Langkah Penyajian tiap bab. Materi disajikan dengan
mempertimbangkan kemudahan penggunaan buku bagi peserta didik dalam
proses pembelajaran, dengan memperhatikan langkah pembelajaran yang
dapat membuat siswa mengamati, menanyakan, mencoba, mengasosiasikan
dan mengkomunikasikan.
2) Keterlibatan peserta didik. Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipatif .
Contoh: dalam pengantar materi ada bagian Tanya jawab untuk
membangkitkan pengetahuan yang telah dimiliki yang dapat dipergunakan
untuk membantu pemahaman materi yang akan dipelajari, bentuk latihan yang
selalu melibatkan peserta didik, bentuk kegiatan dalam kelas melibatkan
peserta didik secara maksimal.
3) Pendekatan komunikatif dan unsur antar budaya. Penyajian materi
berdasarkan pendekatan komunikatif dan mengutamakan unsur-unsur budaya
untuk dibandingkan.
4) Kesetaraan jender, bebas HAKI, unsur SARA, dan unsur pornografi.
Percakapan atau dialog, contoh kalimat, ilustrasi/gambar/foto memperhatikan
31
kesetaraan jender. Misalnya tidak menampilkan kesan suatu “pekerjaan”
tertentu hanya dilakukan oleh laki-laki atau perempuan saja. Selain itu,
muatan dalam buku juga harus bebas dari unsur SARA dan unsur pornografi.
D. Kelayakan Bahasa.
Dalam kategori Kelayakan Bahasa ini meliputi antara lain
A. Keakuratan Penggunaan Bahasa, meliputi
1) Bahasa Indonesia dalam penjelasan dan instruksi.
Penjelasan dan Instruksi harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
2) Ketepatan Struktur Kalimat Bahasa Indonesia. Struktur kalimat yang
digunakan untuk penjelasan, instruksi harus sesuai dengan struktur kalimat
bahasa Indonesia yang baku.
3) Ketepatan Penggunaan Ejaan. Ejaan yang digunakan dalam penulisan
harus sesuai dengan EYD.
B. Komunikatif, meliputi
1) Keterbacaan pesan dalam bahasa Indonesia. Pesan yang disajikan dalam
bahasa Indonesia mudah dipahami, mengacu langsung pada isi pesan,
tidak menggunakan kata yang ambigu.
2) Keefektifan kalimat bahasa Indonesia. Kalimat bahasa yang dipakai sederhana
dan langsung mewakili pesan yang disampaikan.
3) Keterbacaan pesan dalam bahasa Jepang. Pesan yang disajikan dalam bahasa
Jepang mudah dipahami, tidak menggunakan kata yang ambigu, dan
berpedoman pada kosakata dasar.
C. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Peserta Didik, meliputi
32
1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan intelektual. Bahasa yang digunakan
dalam penjelasan, latihan dan instruksi sesuai dengan perkembangan
intelektual peserta didik tingkat SMA/MA.
2) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan social emosional. Bahasa yang
digunakan dalam penjelasan, latihan dan instruksi sesuai dengan
perkembangan social emosional dan usia peserta didik tingkat SMA/MA.
Terdapat 3 kategori yang digunakan dalam validasi kualitas buku teks
bahasa Jepang, tetapi ada satu kategori yang juga berperan penting dalam
penilaian buku teks yang berkualitas, yaitu kategori Kegrafikaan. Kegrafikaan
merupakan unsur pembangun minat dan memotivasi siswa agar mau
menggunakan buku teks yang telah disusun. Kegrafikaan tersebut meliputi 3 (tiga)
bagian yaitu Ukuran buku, Desain kulit depan, dan Desain Isi. Berikut ini akan
dijabarkan tentang kegrafikaan buku teks yang disesuaikan dengan penyusunan
buku teks bahasa Jepang kelas X peminatan bahasa dan budaya semester genap
yang berorientasi pada kurikulum 2013, yaitu
1. Ukuran Buku meliputi (a) ukuran buku sesuai standar ISO, yaitu ukuran A4; (b)
kesesuaian antara ukuran buku, uraian materi, tata letak dan jumlah halaman buku
teks.
2. Desain kulit depan meliputi (a) tata letak (judul, pengarang, logo, gambar atau
foto atau ilustrasi, dekoratif dan unsur yang ingin ditonjolkan di cover depan
sehingga serasi dan bisa menarik perhatian siswa. (b) Tipografi kulit buku teks
dengan judul buku “Benkyou 1” diberi warna lebih menonjol. (c) Penggunaan
jenis dan ukuran huruf dalam penulisan buku teks “benkyou 1” menggunakan
33
jenis huruf Times New Roman ukuran 18 untuk Tema, ukuran 16 untuk anak tema
dan ukuran 12 untuk uraian materi. Juga digunakan type Book Antiqua untuk
penulisan Judul buku. Sedangkan untuk kalimat bahasa Jepangnya diketik dengan
menggunakan jenis huruf MS. Mincho ukuran 10.
3. Desain Isi, meliputi (a) keharmonisan tata letak pada bidang cetak antara lain
margin, spasi antar teks dan ilustrasi; (b) Estetika tata letak terdiri dari penulisan
judul lebih besar dari sub judul, ilustrasi berdekatan dengan keterangan gambar
yang tertulis lebih kecil daripada teks; (c) ilustrasi berupa gambar dan foto dipilih
yang tidak menimbulkan pemahaman ganda terhadap suatu obyek atau hal yang
ingin dijelaskan. Ilustrasi diberikan untuk memperjelas, mempermudah
pemahaman terhadap bahasa Jepang sehingga buku bisa memotivasi siswa, mudah
dibaca dan dipahami.
Pada penelitian ini, Validasi kualitas buku teks bahasa Jepang kelas X
peminatan bahasa dan budaya semester genap yang berorientasi pada kurikulum
2013 menggunakan 4 (empat) kategori validasi, yaitu Kelayakan Isi atau materi,
Kelayakan Penyajian, Kelayakan Bahasa dan Kelayakan Kegrafikaan.
Adapun pengukuran kualitas buku teks pada peneitian ini akan
menggunakan Skala Linkert. Menurut Sugiyono (2011:93) Skala Linkert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena social. Fenomena social juga disebut
sebagai variable penelitian. Variabel penelitian yang ada dalam penelitian ini
adalah penggunaan product dari penelitian ini sendiri, yaitu penggunaan buku
teks bahasa Jepang. Dari penggunaan buku teks bahasa Jepang kelas X
34
Peminatan semester genap ini akan disusun beberapa indicator yang kemudian
akan dijadikan dasar penilaian validator untuk menilai.
B. Penggunaan Buku Teks
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and
Development (R&D), sehingga penggunaan buku teks bahasa Jepang kelas X
peminatan bahasa dan budaya semester genap yang berorientasi pada kurikulum
2013 merupakan bagian dari tahap pengembangan pada penelitian ini, yaitu pada
tahap uji coba. Uji coba produk melibatkan seluruh siswa dan guru bahasa Jepang
kelas X peminatan Bahasa dan Budaya semester genap SMAN 2 Mojokerto.
Penggunaan buku teks hasil pengembangan ini akan dilihat dari 2 (dua)
sudut pandang, yaitu guru dan siswa. Dari sudut pandang guru, penggunaan buku
teks diamati dari aktivitas dan respon saat menggunakan buku teks dalam
pembelajaran. sedangkan dari sudut pandang siswa dilihat berdasarkan aktivitas,
respon, dan hasil belajar saat menggunakan buku teks.
1. Penggunaan buku teks hasil pengembangan dilihat dari sudut pandang gurua. Aktivitas Guru
Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau
teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran
(manager of learning) (Rohman, 2013:4). Dari penjelasan tersebut dapat diketahui
bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas
atau kemampuan guru. Karena itulah, pada saat pembelajaran berlangsung,
aktivitas guru sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran.
35
Karena begitu strategisnya peran seorang guru dalam pembelajaran, maka
aktivitas guru pada saat menggunakan buku teks akan diamati oleh pengamat.
Pengamat tersebut mengamati aktivitas guru saat mengajar meliputi pengamatan
akan tingkah laku, sikap dan penyampaian materi.
Aktivitas guru dinilai berdasarkan pada keterlaksanaan pembelajaran saat
menggunakan buku teks. Aspek yang diamati meliputi aktivitas guru sesuai
dengan alur pembelajaran bahasa Jepang 「授業の流れ」, yaitu
(a) Pembukaan 「 導 入 」 , meliputi kemampuan guru untuk mengkondisikan
siswa untuk siap belajar, kemampuan membangkitkan motivasi siswa agar
siswa bersemangat untuk mengamati, menanya, mengeksplor data atau
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan tema baru
yang dipelajari.
(b) Kegiatan 「活動」, guru bisa menjadi fasilitator, dan dinamisator pada waktu
siswa berkegiatan.
(c) Penutup 「 ま と め 」 , guru bisa memberikan penilaian autentik terhadap
proses dan hasil belajar siswa, mau melakukan refleksi.
Selain penilaian tersebut di atas, seorang guru juga akan dinilai
berdasarkan penguasaan materi yang akan diajarkan, pendekatan atau strategi
yang digunakan dan pemilihan bahasa.
b. Respon Guru
Setelah guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan buku teks,
maka guru diberikan kuesioner atau angket. Sugiyono (2011:142) menjelaskan
bahwa kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan
36
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.
Pertanyaan yang diberikan meliputi (1) tanggapan guru terhadap isi atau
materi buku teks; (2) pemahaman guru terhadap uraian materi yang ada dalam
buku teks; (3) suasana kelas atau kondisi siswa saat pembelajaran berlangsung; (4)
tanggapan guru terhadap latihan soal yang terdapat dalam buku teks.
2. Penggunaan buku teks hasil pengembangan dilihat dari sudut pandang siswa
a. Aktivitas Siswa
Selain aktivitas guru yang diamati dalam proses uji coba produk, aktivitas
siswa juga diamati, hal ini dilakukan untuk mengetahui respon siswa saat
menggunakan buku teks yang dikembangkan.
Aktivitas siswa yang diamati dibagi dalam beberapa hal, yaitu (1) respon
siswa saat menerima pelajaran, misalnya siswa tenang saat penyampaian guru
menyampaikan materi, dan adanya komunikasi antara guru dan siswa dalam dua
arah (siswa aktif bertanya, menjawab dan berkegiatan); (2) siswa termotivasi dan
antusias saat pelajaran berlangsung; (3) siswa mengerjakan soal-soal yang ada di
dalam buku teks sesuai dengan perintahnya; (4) siswa melaksanakan tugas atau
berkegiatan sesuai dengan waktu yang teralokasi di dalam RPP.
b. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa digunakan oleh peneliti untuk mengetahui prosentase
pencapaian siswa dalam mengerjakan soal latihan yang terdapat dalam buku teks.
Hasil belajar siswa diperoleh dari pengukuran prosentase jawaban benar terhadap
37
jumlah butir soal dari latihan-latihan atau test yang ada dalam buku teks. Soal-soal
latihan atau test dalam buku teks merupakan soal-soal test prestasi.
Arikunto (2006: 151) menjelaskan bahwa test prestasi merupakan test
yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari
sesuatu.
Soal-soal latihan dalam buku teks mengacu pada Kompetensi Dasar yang
ingin dicapai yang kemudian dijabarkan dalam indicator pencapaian hasil belajar
dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal beserta jawabannya.
c. Respons Siswa
Sebagai pengguna buku teks langsung, siswa juga diberi kusioner untuk
mengetahui respons siswa terhadap buku teks yang mereka pakai. Meliputi (1)
Ketertarikan siswa terhadap buku teks meliputi materi, ilustrasi, penyajian gambar
dan gaya bahasa. (2) Pemahaman siswa terhadap isi atau materi yang diuraikan
dalam buku teks; (3) aktivitas siswa selama menggunakan buku teks.
C. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan
memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
Menurut Badan Pengembangan sumber daya manusia pendidikan dan
kebudayaan dan penjaminan mutu Pendidikan KEMENDIBUD, dalam penjelasan
tentang rasional Kurikulum 2013 menjelaskan bahwa Pengembangan Kurikulum
2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis
38
Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Pembelajaran yang direkomendasikan oleh kurikulum 2013 adalah
pembelajaran tematik-integratif. Pembelajaran tematik-integratif menurut
Mulyoto (2013:118) adalah pembelajaran yang mengintegraskan materi beberapa
mata pelajaran dalam satu tema pembahasan. Pembelajaran yang dilakukan oleh
guru harus bisa mengasah kompetensi sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan
ketrampilan (psikomotor) siswa sekaligus.
Menurut BNSP yang tertuang dalam penjelasan elemen perubahan
Kurikulum 2013, ada beberapa elemen yang berubah dalam proses pembelajaran
menurut Kurikulum 2013. Perubahan tersebut antara lain
a) Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
b) Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah
dan masyarakat
c) Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
d) Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
Dalam kurikulum 2013 seperti yang dijelaskan dalam naskah Pendukung
pembelajaran Kurikulum 2013 yang berjudul “Pembelajaran Berbasis
Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik” pembelajaran yang
dilakukan di kelas hendaknya mengembangkan 2 (dua) modus proses
pembelajaran, yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tak
39
langsung. Proses pembelajaran langsung dirancang oleh guru, di mana peserta
didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar berupa kegiatan-
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Pembelajaran langsung ini menyangkut KD (Kompetensi Dasar) yang
dikembangkan dari KI (Kompetensi Inti) 3 dan KI (Kompetensi Inti) 4.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan
sikap. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang
menyangkut KD (Kompetensi Dasar) yang dikembangkan dari KI (Kompetensi
Inti) 1 dan KI (Kompetensi Inti) 2. Baik pembelajaran langsung maupun
pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Sedangkan penilaian yang dilakukan adalah penilaian autentik. Penilaian
autentik adalah upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan
prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran,
seperti meniliti, menulis, merevisi dan membahas artikel , memberikan analisis
oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat dan
sebagainya. Penilaian autentik (authentic assesment) sangat relevan digunakan
sebagai bentuk penilaian dalam pembelajaran di kurikulum 13, karena
memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka meliputi
sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Bentuk tugas yang diberikan oleh guru
hendaknya fokus pada tugas-tugas yang kompleks atau kontekstual.
40
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat
pada standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus
dicapai. Sedangkan standar isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan
belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang
lingkup materi. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk
tingkat SMA adalah sebagai berikut
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Sedangkan rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesuai
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi adalah sebagai berikut
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
41
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
Pembelajaran dari semua mata pelajaran yang dilakukan di dalam kelas
harus mengembangkan sikap spiritual yang menjadi dasar atas pengembangan
sikap sosial. Kecakapan sosial akan menumbuhkan pengetahuan sebagai hasil
dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau
menganalisis sehingga kemudian siswa terampil dalam mencipta, menggunakan
dan mengkomunikasikan hasil dari apa yang telah dipelajarinya.
1. Pembelajaran bahasa Jepang
a. Pembelajaran bahasa Jepang menurut Kurikulum 2013
42
Dua model proses pembelajaran yang relevan dengan penerapan
kurikulum 2013 adalah pembelajaran langsung dengan pendekatan saintifik dan
pembelajaran tak langsung dengan pengembangan nilai dan sikap. Kedua modus
pembelajaran ini harus bersinergi dan dilakukan dalam satu kesatuan.
Kegiatan pembelajaran bahasa Jepang dikembangkan dengan pendekatan
saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
(1) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan panca
indra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau
menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu
fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau
fakta langsung yang bias disentuh, dilihat, dan sebagainya.
Contoh:
Siswa mengamati gambar/video sikap tubuh orang-orang yang bersalaman
atau menyimak percakapan memperkenalkan diri dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Jepang.
(2) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep,
prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas.
Contoh:
Siswa mendiskusikan kapan, dengan siapa, apa yang mereka katakan saat
mereka melakukan salaman yang ada pada gambar/video yang
ditampilkan.
(3) Mencoba
43
Siswa mencoba memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang, mulai dengan
mengulang kalimat, melengkapi percakapan yang rumpang, sampai
memperkenalkan diri dengan beberapa teman di kelas.
(4) Mengasosiasi
Siswa membandingkan memperkenalkan diri dalam bahasa dan budaya
Indonesia dengan bahasa dan budaya Jepang, dan menarik kesimpulan
persamaan dan perbedaannya.
(5) Mengomunikasikan
Siswa mengkomunikasikan hasil diskusi yang membandingkan antara
bahasa dan budaya Jepang dengan Indonesia.
Sedangkan pembelajaran secara tidak langsung, yang berupa
pengembangan nilai dan sikap termasuk dalam seluruh proses pembelajaran mulai
awal pembelajaran, akhir pembelajaran juga diluar pembelajaran. Sikap yang
dikembangkan didasarkan pada Kompetensi Inti (KI) 1, diantaranya menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif selama
pembelajaran berlangsung dan dalam sikap nyata sehari-hari.
2. Pengembangan Materi bahasa Jepang kelas X
Menurut Poerwati (2013:255), materi pembelajaran menempati posisi
yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar
pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Dalam penyusunan buku teks,
penulis harus melakukan pengembangan materi dari silabus untuk melakukan
44
perencanaan tentang pemilihan materi yang akan ditulis di dalam buku teks agar
sesuai dengan KI dan KD yang harus dicapai.
Berikut ini adalah pengembangan materi matapelajaran bahasa Jepang
kelas X SMA/MA. Pengembangan materi dilakukan dengann cara menganalisis
Kompetensi Inti yang menjadi dasar pengembangan Kompetensi Dasar. Prosedur
analisis KI seperti tertuang dalam naskah pendukung pembelajaran Kurikulum
2013 adalah sebagai berikut
a. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok
seperti tabel berikut
Semester 1 (satu)
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam
Silabus)3.1 Memahami cara
menyapa, berpamitan, mengucapkan terimakasih,meminta maaf, meminta izin, memberi instruksi dan memperkenalkan diri serta cara meresponnya terkait topik identitas diri (じこしょうかい ) dan kehidupan sekolah ( がっこうのせいかつ ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan ,struktur teks dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya.
4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk merespon perkenalan diri, sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, permintaan maaf, meminta izin dan instruksi terkait topik identitas diri ( じ こ し ょう か い ) dan kehidupan sekolah ( がっこうのせい か つ ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan budaya secara benar dan sesuai konteks
Tema / Topik Identitas Diri • Salam dan ungkapan (あいさつ)
• Mengenalkan diri sendiri (じこしょうかい)
• Mengenalkan orang lain (たしゃしょうかい)
• Menyebutkan nomor telepon dan tempat tinggal (でんわばんごうとすむところ)
• Nama benda (もの)• Kepemilikan dan letak benda
• Struktur :- Watashi wa KB(Nama/
status) desu.- Watashi wa
KB(sekolah/kelas)no KB(nama) desu.
- Denwabango wa
3.2 Memahami cara memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang
4.2 Memahami cara memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang dan
45
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam
Silabus) dan jasa terkait topik
identitas diri ( じ こし ょ う か い ) dan kehidupan sekolah ( がっこうのせいかつ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan ,struktur teksdan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya)
jasa terkait topik identitas diri (じこしょうかい ) dan kehidupan sekolah ( がっこうのせい か つ ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan ,struktur teksdan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya.
KB(angka) desu.- KB(nama
daerah/kota)ni sundeimasu.
- Kore wa KB (nama benda) desu.
- Kore wa KB (nama)no KB (benda) desu./ janai desu.
- Kono KB (benda) wa KB (nama)no desu./janai desu.
Ungkapan:Hajimemashite, dôzo yoroshiku, hai,soudesu, iie,chigaimasu dll.
Percakapan:A:Hajimemashite. Watashi wa Evi desu. Dôzo yoroshiku.
A:denwabangô wa nanban desuka.B: 0816 no185 no 9695 desu.
A: B-san wa, dokoni sundeimasuka.B: Kebayoran ni sundeimasu.
A: Kore wa B-san no enpitsu desuka.B: Hai, sou desu./ Iie, soujanai desu. / chigaimasu.
3.3 Memahami secara sederhana unsur kebahasaan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya terkait topik identitas diri (じこしょうかい) dan kehidupan sekolah ( がっこうのせいかつ ) yang sesuai konteks penggunaannya
4.3.Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan identitas diri (じこしょうかい ) dan kehidupan sekolah ( がっこうのせいかつ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks.
3.4 Memahami secara sederhana unsure kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra.
4.4.Menyusun teks lisan dan tulis sederhana sesuai dengan unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra
Semester 2 (dua)
46
Kompetensi Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam Silabus)
3.1 Memahami cara menyapa, berpamitan, mengucapkan terimakasih,meminta maaf, meminta izin, memberi instruksi dan memperkenalkan diri serta cara meresponnya terkait topik identitas diri (じこしょうかい ) dan kehidupan sekolah ( がっこうのせいかつ ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan ,struktur teks dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya.
4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk merespon perkenalan diri, sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, permintaan maaf, meminta izin dan instruksi terkait topik identitas diri ( じ こし ょ う か い ) dan kehidupan sekolah ( がっこうのせいかつ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan budaya secara benar dan sesuai konteks
Tema / Topik Kehidupan Sekolah (がっこうのせい
かつ)• Nama dan letak ruangan di sekolah
• Posisi dan keberadaan teman di kelas
• Hari,tanggal, bulan• Jadwal kegiatan sekolah• Jadwal sekolah• Waktu kegiatan• Kesan terhadap pelajaran•Tempat berkegiatan
• Struktur :- Koko/soko/asoko wa
KB(Nama ruang) desu.- KB(nama ruang) wa
KB(nama ruang)no KB(posisi) desu.
- KB(tempat)ni KB(orang)ga imasu.
- KB(orang)wa KB (tempat)ni imasu.
- KB (waktu)wa KB (bulan-tanggal) desu.
- KB (keterangan waktu)wa KB (nama hari) desu./ janai desu.
- KB (ket. waktu) wa KB (kegiatan)desu./janai desu.
- Ima KB(jam) desu.- Ima KB(jam)KB(menit
desu.- KB (jangka waktu) ni KB
(frekuensi) KB (nama pelajaran) no jugyou ga arimasu.
- KB (nama hari) ni KB (mata pelajaran) wo benkyoshimasu.
- KB(mata pelajaran)wa KB1(nama hari)to KB
3.2 Memahami cara memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang
dan jasa terkait topik identitas diri ( じ こし ょ う か い ) dan kehidupan sekolah ( が っ こ う の せ い かつ )dengan memperhatikan unsur kebahasaan ,struktur teksdan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya)
4.2 Memahami cara memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik identitas diri ( じ こし ょ う か い ) dan kehidupan sekolah ( がっこうのせいかつ ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan ,struktur teksdan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya.
3.3 Memahami secara sederhana unsur kebahasaan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya terkait topik identitas diri (じこしょうかい) dan kehidupan sekolah
4.3.Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan identitas diri ( じ こし ょ う か い ) dan kehidupan sekolah ( がっこうのせいかつ ) dengan
47
Kompetensi Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam Silabus)
( がっこうのせいかつ ) yang sesuai konteks penggunaannya
memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks.
(nama hari)ni arimasu.- KB(mata pelajaran)wa
KB(nama hari) no (Jam ke...)ni arimasu.
- KB(mata pelajaran)wa KS desu.
- KB(mata pelajaran)wa KS desu. Demo, KS desu.
- KB1(mata pelajaran) wa KS desu. Demo KB2(mata pelajaran) wa KS desu.
- KB (tempat) de KB(objek) wo KK masu.
Ungkapan:Sumimasen, sôdesuka.
Percakapan:A:Koko wa kyôshitsu desu.
A: Kyôshitsu wa doko desuka.B:Kyôshitsu wa jimushitsu no tonari desu.
A: Kyôshitsu ni dare ga imasuka. B: Seito ga imasu.
A: Kôchô-sensei wa doko ni imasuka.B: Kôchôshitsu ni imasu.
A:Tanjôbi wa nangatsu nannichi desuka.B:10gatsu 3ka desu.
A:Kyô wa nanyôbi desuka.B:Kinyôbi desu.
A: Raishû no nichiyôbi wa bunkasai desu.
A: Ima nanji desuka.
3.4 Memahami secara sederhana unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra.
4.4.Menyusun teks lisan dan tulissederhana sesuai dengan unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra
48
Kompetensi Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam Silabus)B: Ima 8ji desu.
A: Ima 4ji 15fun desu.
A: isshûkan ni nankai nihongo no jugyô ga arimasuka.B:ikkai desu.
A: Kinyôbi ni nani wo benkyôshimasuka.B: Nihongo wo benkyôwo shimasu.
A:Nihongo no jugyôwa itsu desuka.B: Suiyôbi to Kinyôbi desu.
A:Nihongo wa Suiyôbi no 3jikanme desu.
A: Nihongo no jugyô wa dô desuka.B: Omoshiroi desu./ Muzukashii desu. Demo, omoshiroi desu.
A:Nihongo wa omoshiroi desu. Demo, êgo wa muzukashii desu.
A: Doko de nihongo wo benkyôshimasuka.B:Gakkô de benkyôshimasuka.
1. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus)
menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur
49
2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan
yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan
penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
3. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
4. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan
5. Merancang penilaian yang diperlukan
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam
silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti (KI) ke-tiga
(pengetahuan). Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk
melihat linierisai dengan kompetensi inti keempat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat
kategori, yaitu
1. Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati.
Contoh: Mengenalkan diri sendiri
Percakapan perkenalan diri dalam bahasa Jepang. Sikap tubuh saat
memperkenalkan diri. Video perkenalan diri.
2. Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain
konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling
berhubungan.
50
Contoh:
Fakta hal-hal yang disampaikan oleh orang Jepang saat mengenalkan diri
sendiri.
Fakta salam yang digunakan saat mengenalkan diri.
3. Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang
berkaitan.
Contoh:
Dalam melakukan perkenalan diri umumnya disertai dengan salam untuk
menunjukkan kesantunan.
4. Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi
pada aspek keterampilan.
Contoh:
(membungkukan badan sejenak di depan lawan bicara)
Hajimemashite. Watashiwa Evi desu.
Dôzo yoroshiku.
Berikut ini adalah hasil analisis dasar kompetensi matapelajaran bahasa
Jepang kelas X sesuai dengan kurikulum 2013, yaitu
51
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
3.1 Memahami cara menyapa, berpamitan, mengucapkan terimakasih,meminta maaf, meminta izin, memberi instruksi dan memperkenal-kan diri serta cara meresponnya terkait topik identitas diri (じこしょうかい ) dan kehidupan sekolah(がっこうのせいかつ ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan ,struktur teks
Tema / Topik Identitas Diri • Salam dan ungkapan (あいさつ)
• Mengenalkan diri sendiri (じこしょうかい)
• Mengenalkan orang lain (たし ゃ し ょ う かい)
• Menyebutkan nomor telepon dan tempat tinggal ( でんわばんごうとすむところ)
• Nama benda (もの)
• Kepemilikan dan letak benda
• Struktur :- Watashi wa
FaktaPercakapan perkenalan diri dalam bahasa Jepang. Sikap tubuh saat memperkenalkan diri(おじぎ).Video perkenalan diri.
Konsep hal-hal
yang disampaikan oleh orang Jepang saat mengenalkan diri sendiri.
Mengamati
Mengamati gambar/video sikap tubuh orang-orang yang bersalaman atau menyimak percakap an memperkenalkan diri dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.
Menyimak wacana dialog lisan, dan mengidentifikasi bunyi ujaran (kata, frasa, dan kalimat ) yang diperdengarkan
Menanya Peserta didik
1. Tanggung-jawab
2. rasa ingin tahu
3. jujur
1. Komu-nikatif
2. aktif berta-nya
3. toleran
3.1.1 Mencocokkanujaran-ujaran (kata,frasa dan kalimat) yang didengar
3.1.2Melengkapi kata, frasa, atau kalimat dengan huruf atau kata yang didengar
3.1.3Menanya-kan, ujaran tentang
Tugas Lapor
an hasil pengamatan
Tes Tulis
Ulangan
52
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya
KB(Nama/ status) desu.
- Watashi wa KB(sekolah/kelas)no KB(nama) desu.
- Denwabango wa KB(angka) desu.
- KB(nama daerah/kota)ni sundeimasu.
- Kore wa KB (nama benda) desu.
- Kore wa KB (nama)no KB (benda) desu./ janai desu.
- Kono KB (benda) wa KB (nama)no desu./janai
な ま え 、 ~ね ん せ い 、~こうこう
salam yang digunakan saat mengenalkan diri.は じ め ま して ; ど う ぞよろしく
Prinsip;Dalam
melakukan perkenalan diri umumnya disertai dengan salam untuk menunjukkan kesantunan.は じ め ま し
mendiskusikan kapan, dengan siapa, apa yang mereka katakan saat mereka melakukan salaman yang ada pada gambar/video yang ditampilkan.
Secara berpasangan, peserta didik mengamati gambar dan mendiskusikan ucapan salam serta perkenalan yang tepat.
1. rasa ingin tahu 2. kreatif, 3. toleransi
1. kerja- sama
informasi umum, kapan, dengan siapa melakukan persalaman secara selektif, dan rinci
3.1.4Menanya-kan ujaran yang sesuai untuk mengucap kan salam dan memperke-nalkan diri sendiri dan orang lain
53
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
desu.Ungkapan:
Hajimemashite, dôzo yoroshiku, hai,soudesu, iie,chigaimasu dll.
て;どうぞよろしく
Prosedur; (membungk
uk an badan sejenak di depan lawan bicara)Hajimemashite. Watashiwa Evi desu.Dôzo yoroshiku.
Peserta didik berdiskusi ujaran apa saja yang tepat untuk melakukan dialog.
Mencoba: Secara
berpasangan peserta didik berdiskusi untuk menuliskan ujaran mengucapkan salam, memperkenalkan diri sendiri dan
2.toleran3. jujur4.Bertanggun
g jawab
1. mandiri2. komunikatif3. bertanggun
3.1.5Menanyakan ujaran-ujaran untuk melakukan dialog
3.1.6Menentukan informasi umum, selektif, dan rinci
54
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
4.1Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk
orang lain yang tepat dengan gambar
Secara berpasangan, peserta didik menentukan ujaran yang dibutuhkan untuk melakukan dialog.
g jawab 3.1.7Menentukan ujaran untuk mengucap-kan salam, memperke-nalkan diri sendiri dan orang lain
3.1.8Menentukan ujaran- ujaran untuk melakukan dialog
4.1.1Mengaso-siasikan secara lisan dan tulisan ujaran dengan
Lembar penga-matan
Unjuk kerja
portof
55
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
merespon perkenalan diri, sapaan, pamitan, ucapan terima kasih, permintaan maaf, meminta izin dan instruksi terkait topik identitas diri (あいさつ、 じこしょうかいaisatsu, jikoshoukai) dan kehidupan sekolah (がっこうの せいかつGakkou no seikatsu) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara benar sesuai konteks
Mengasosiasi Berdiskusi
mengasosiasikan makna dan bunyi ujaran (kata, frasa, dan kalimat) dengan bahasa tertentu
Secara berpasangan, peserta didik mendiskusikan pengelompokan kata-kata pada kata benda tertentu, menyusun kata menjadi kalimat, baik kalimat tanya atau kalimat
bahasa tertentu
4.1.2 menyusun kata menjadi sebuah kalimat.
4.1.3Menjelas-kan kata-kata terkait identitas diri
olio
56
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
berita.
Secara berpasangan peserta didik menjelaskan kata-kata terkait dengan identitas diri, dengan bantuan tabel.
Dengan bantuan kartu, peserta didik bertanya jawab dengan pasangannya
Secara
4.1.4Melakukan tanya jawab terkait perkenalan diri dan orang lain
4.1.5Melakukan dialog tentang diri sendiri dan orang lain dengan memperha-tikan unsur kebahasa-an, dan budaya secara
57
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
berpasangan , peserta didik melakukan dialog/ interview untuk menemukan data masing2 pasangannya
1. mandi-ri2. komunikati
f3. bertanggu
ng jawab
benar dan sesuai konteks
4.1.6Memperke-nalkan diri sendiri, orang lain sesuai dengan data yang diperoleh-nya
4.1.7Menginfor-masikan tentang
58
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
Mengkomunika-sikan
Secara berpasangan, peserta didik memperkenalkan diri sendiri dan orang lain sesuai dengan data yang diperolehnya
Peserta didik dapat menginformasikan tentang identitas diri, dan orang lain secara tertulis dalam bentuk laporan sederhana.
diri sendiri, dan orang lain secara tertulis
Semester 2
3.1 Tema / Topik Fakta Mengamati 2. Tang-gung- 3.1.1 Tugas
59
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
Memahami cara menyapa, berpamitan, mengucapkan terimakasih,meminta maaf, meminta izin, memberi instruksi dan memperkenal-kan diri serta cara meresponnya terkait topik identitas diri (じこしょうかい) dan kehidupan sekolah(がっこうのせいかつ) dengan memperhatikan unsur kebahasaan ,struktur teks dan unsur
Kehidupan Sekolah (がっこうのせいか
つ)
Nama dan letak ruangan di sekolah
Posisi dan keberadaan teman di kelas
Hari,tanggal, bulan
Jadwal kegiatan sekolah
Jadwal sekolah
Waktu kegiatan
Kesan terhadap pelajaran
Tempat berkegiatan
Dialog dengan tema kehidupan sekolah
Konsep Lingkungan
sekolahMenyatakan, menanyakan dan menjawab: Nama ruangan, letak ruangan dan posisi keberadaan seseorang
Kalender sekolah
Menyatakan
Mengamati denah ruangan di sekolah di Indonesia dan di Jepang
Menyimak wacana dialog lisan, dan mengidentifikasi bunyi ujaran (kata, frasa, dan kalimat ) yang diperdengarkan
MenanyaPeserta didik menyimak dialog serta mendiskusikan dalam kelompok ttg letak ruang di sekolah
jawab2. rasa ingin
tahu3. jujur
4. Komunikatif5. aktif berta-
nya6. toleran
mengidentifikasi nama ruangan dan letak ruangan
3.1.2Melengkapi kata, frasa, atau kalimat dengan huruf atau kata yang didengar
3.1.3Menanyakan, ujaran yang tentang informasi umum, selektif, dan rinci tentang
Laporan hasil pengamatan
Tes Lisan
Tes Tertulis
Ulangan
60
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
budaya yang sesuai konteks penggunaannya
Struktur :Koko/soko/
asoko wa KB(Nama ruang) desu.
KB(nama ruang) wa KB(nama ruang)no KB(posisi) desu.
KB(tempat)ni KB(orang)ga imasu.
KB(orang)wa KB (tempat)ni imasu.
KB (waktu)wa KB (bulan-tanggal) desu.
KB (keterangan waktu)wa KB (nama hari) desu./ janai
menanyakan dan menjawab: tanggal, bulan, nama hari, jadwal kegiatan sekolah
Jadwal Pelajaran
Menyatakan, menanyakan dan menjawab: waktu, jadwal pelajaran, kesan pelajaran, tempat kegiatan.Menyatakan kegiatan di sekolah
Di dalam kelompok peserta didik mengamati informasi umum, selektif, dan rinci dari wacana yang diperdengarkan
Peserta didik berdiskusi mengisi tabel dengan ujaran yang dibutuhkan untuk
1. rasa ingin tahu 2.kreatif, 3.toleransi
letak ruangan
3.1.4Menanyakan ujaran yang sesuai untuk menyatakan, menanyakan dan menjawab nama ruang dan letyak ruangan.
3.1.5Menanyakan ujaran-ujaran untuk melakukan dialog
61
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
desu.KB (ket.
waktu) wa KB (kegiatan)desu./janai desu.
Ima KB(jam) desu.
Ima KB(jam)KB(menit desu.
KB(jangka waktu)ni KB(frekuensi) KB(nama pelajaran)no jugyou ga arimasu.
KB(nama hari)ni KB(mata pelajaran)wo benkyoshimasu.
KB(mata pelajaran)wa
Prinsip;Pola kalimat sesuai tema
Prosedur; Struktur
kalimat berita dan kalimat tanya
Teks (dialog dan paparan)
melakukan dialog
Mencoba:Melalui diskusi peserta didik mengisi denah untuk menentukan informasi umum. Selektif dan rinci tentang letak ruang di sekolah.
Dalam kelompok, peserta didik menentukan ujaran, kalimat tanya dan jawaban untuk dialog tentang
1. kerja- sama2.toleran3. jujur4.Bertanggung
jawab
3.1.6Menentukan informasi umum, selektif, dan rinci tentang ruangan di sekolah
3.1.7Menentukan ujaran untuk menyatakan, menanyakan dan menjawab nama ruang dan letak ruang
62
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
KB1(nama hari)to KB (nama hari)ni arimasu.
KB(mata pelajaran)wa KB(nama hari) no (Jam ke...)ni arimasu.
KB(mata pelajaran)wa KS desu.
KB(mata pelajaran)wa KS desu. Demo, KS desu.
KB1(mata pelajaran) wa KS desu. Demo KB2(mata pelajaran) wa KS desu.
KB (tempat) de KB(objek)
nama dan letak ruangan
MengasosiasiPeserta didik mendiskusikan pengelompokan kata, menyusun kata menjadi kalimat,
4. mandiri5. komunikatif6. bertang-gung
jawab
3.1.8Menentukan ujaran- ujaran untuk melakukan dialog
4.1.1Mengaso-siasikan secara lisan dan tulisan ujaran tentang nama ruang dan letak ruangan di sekolah
4.1.2 mengelom-pokan kata
4.1.3.Menyusun kata
penugasan
unjuk kerja
laporan
Demonstrasi/
4.1Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk merespon perkenalan diri, sapaan, pamitan, ucapan terima kasih, permintaan maaf, meminta izin dan instruksi terkait topik identitas diri
63
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
(あいさつ 、 じこ し ょ う か いaisatsu, jikoshoukai) dan kehidupan sekolah ( が っこうの せいかつ Gakkou no seikatsu) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya secara benar sesuai konteks
wo KK masu.
Ungkapan:Sumimasen,
sôdesuka.
Percakapan:A:Koko wa kyôshitsu desu.
A: Kyôshitsu wa doko desuka.B:Kyôshitsu wa jimushitsu no tonari desu.
A: Kyôshitsu ni dare ga imasuka. B: Seito ga imasu.
A: Kôchô-sensei wa
menjadi kalimat
4.1.4Melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran dengan memperha-tikan unsur kebahasa-an, dan budaya secara benar dan sesuai konteks
64
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
doko ni imasuka.B: Kôchôshitsu ni imasu.
A:Tanjôbi wa nangatsu nannichi desuka.B:10gatsu 3ka desu.
A:Kyô wa nanyôbi desuka.B:Kinyôbi desu.
A: Raishû no nichiyôbi wa bunkasai desu.
A: Ima nanji desuka.B: Ima 8ji desu.
Mengkomunika-sikan
Secara berpasangan peserta didik, mencocokkan nama ruangan dengan letak sesuai data yang diperolehnya
4. mandiri5. komunikatif6. bertang-gung
jawab
4.1.5Menginfor-masikan secara tertulis nama ruang dan letak ruang di sekolah.
4.1.6Membuat denah sekolah dan membuat karangan berdasarkan denah
65
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
A: Ima 4ji 15fun desu.
A: isshûkan ni nankai nihongo no jugyô ga arimasuka.B:ikkai desu.
A: Kinyôbi ni nani wo benkyôshimasuka.B: Nihongo wo benkyôwo shimasu.
A:Nihongo no jugyôwa itsu desuka.B: Suiyôbi to Kinyôbi desu.
A:Nihongo wa Suiyôbi no
tersebut.
66
Kompetensi Dasar
Materi PokokMateri
PembelajaranAlternatif
Pembelajaran Aspek Sikap
Pengetahuan Keterampilan
IndikatorPenilaia
nIndikator
Penilaian
3jikanme desu.
A: Nihongo no jugyô wa dô desuka.B: Omoshiroi desu./ Muzukashii desu. Demo, omoshiroi desu.
A:Nihongo wa omoshiroi desu. Demo, êgo wa muzukashii desu.
A: Doko de nihongo wo benkyôshimasuka.B:Gakkô de benkyôshimasu.
67
68
D. Penelitian yang Relevan
69
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
Direktorat PSMA. 2013. Naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Jakarta
Mulyoto. 2013. Strategi Pembelajaran di era Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka
Muslich, Masnur. 2010. Textbook Writing: Dasar-dasar pemahaman, penulisan dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Rohman, Muhammad dkk. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Poerwati, Loeloek Endah dan Amri Sofan. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Supriyatno, Nono. 2005. Konsep Dasar Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.
70
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
http://www.puskurbuk.net/downloads/viewing/BTP/Instrumen+Penilaian+Tahun+2013/03+Instrumen+Peminatan+Ilmu+Budaya+dan+Sastra/02+Instrumen+Bahasa+Jepang/Deskripsi+Instrumen-1+BAHASA+JEPANG%E3%80%80%28Buku+Siswa%29+revisi.pdf/
71