rencana intervensi.docx
TRANSCRIPT
A. RENCANA INTERVENSI
Risiko tinggi peningkatan tekanan intrakranial yang beru=hubungan dengan peningkatan
jumlah cairan cerenrospinal
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam tidak terjadi peningkatan TIK pada klien.
Kriteria hasil : klien tidak glisah, tidak mengeluh nyeri kepala, mual-mual dan muntah-
muntah, GCS : 4,5,6, tidak terdapat pepiledema, TTV dealam batas normal.
Intervensi Rasionalisas
Mandiri
Kaji faktor penyebab dari
situasi/keadaan undividu/prnyebab
koma/penurunan perfusi jaringan dan
kemungkinan penyebab peningkatan
TIK
Deteksi dini untuk memprioritskan,
mengkaji status neurologis/tanda-tanda
kegagalan untuk menentukan perawatan
kegawatan atau tindakan peembedahan
Monitor TTV tiap 4 jam Suatu keadaan normal bila sirkulasi
serebri terpelihara dengan baik atau
fluktuasi ditandai dengan tekanan darah
sistemik, penurunan dari autoregulator
kebanyakan merupakan tanda
penurunan difusi lokal vaskularisasi
darah serebri. Dengan peningkatan
tekanan darah (diastolik) maka
dibarengi dengan peningkatan tekanan
darah intrakranial. Adanya peningkatan
tekanan darah, bradikardi, distritmia,
dispnea merupakan tanda terjadinya
peningakatan TIK
Evaluasi pupil Reaksi pupil dan pergerakan kembali
dari bola mata merupakan tanda dan
gangguan nervus/saraf jika batang otak
terkoyak. Keseimbangan saraf antara
simpatis dan parasimpatis merupakan
respons refleks saraf kranial.
Monitor temperatur dan pengaturan
suhu lingkungan
Panas merupakan refleks dari
hipotalamus. Peningkatan metabolisme
dan O2 akan menunjang peningkatan
TIK
Pertahankan kepala/leher pada posisi
yang netral, usahakan dengan sedikit
bantal. Hindari penggunaan bantal yang
tinggi pada kepala.
Perubahan kepala pada satu sisi dapat
menimbulkan penekanan pada vena
jugularis dan menghanbat aliran darah
otak (manghambat drainase pada vena
serebri), untuk itu dapat meningkatkan
tekanan intrakranial
Berikan periode istirahat antara
tindakan perawatan dan batasi lamanya
prosedur
Tindakan yang terus menerus dapat
meningkatan TIK oleh efek rangsangan
kumulatif
Kurangi rangsangan ekstra dan berikan
berikan rasa nyaman separti masase
punggung, lingkungan yang
tenang,sentuhan yang ramah, dan
suasana/pembicaraan yang tidak gaduh
Memberikan suasan yang tenang
(colming effect) dapat mengurangi
respons psikologis dam memberikan
istirahat untuk mempertahankan TIK
yang rendah.
Cegah/hindari terjadinya valsava
maneuver
Mengurangi tekanan intrathorakal dan
intraabdominal sehingga menghindari
peningkatan TIK
Bantu klien jika batuk, muntah Aktivitas ini dapat meningkatkan
intrathoraks/tekana dalam thoraks dan
tekana dala abdomen dimana aktivitas
ini dapat meningkatkan TIK
Kaji peningkatan istirahat dan tingkah
laku pada pagi hari
Tingkah nonverbal ini dapat merupakan
indikasi peningkatan TIK atau
memberikan refleksi nyeri dimana klien
tidak mampu mengungkapkan keluhan
secara verbal, nyeri yang tidak
menahun dapat meningkatkan TIK
Palpasi pada pelebaran/pelebaran Dapat meningkatkan respon otomatis
kandung kemih, pertahankan drainase
urin secara paten jika digunakan dan
juga monitor terdapatnya konstipasi
yang potensial menaikan TIK
Berikan penjelasan pada klien (jika
sadar) dan orang tua tentang sebab-
akibat TIK meningkat
Meningkatkan kerjasama dalam
meningkatkan perawatan klien dengan
mengurangi kecemasan
Observasi tingkat kesadaran dengan GCS Perubahan kesadaran menunjukan
peningkatan TIK dan berguna
menentukan lokasi dan perkembangan
penyakit
Kolaborasi
Pemberian O2 sesuai indikasi Mengurangi hipoksemia, dimana dapat
meningkatkan vasodilatsai serebri dan
volume darah dan menaikan TIK
Berikan cairan intravena sesuai dengan
yang diindikasikan
Pemberian cairan mungkin diinginkan
untuk mengurangfi edema serebri,
peningktan minimum pada pembuluh
darah, tekanan darah dan TIK
Berikan obat diuretik osmotik,
contohnya : manitol, furioscide
Diuritek mungkin digunakan pada fase
akut untuk mengalirkan air dari
kerusakkan sel dan mengurangi edema
serebri dan TIK
Berikan steroid, contohnya :
deksametason, metil prednisolon
Untuk menurunkan inflamasi (radang)
dan mengurngi edema jaringan
Monitor hasil laboratorium sesuai
dengan indikasi seperti protrhombin,
LED
Membantu memberikan informasi
tentang evektivitas pemberian obat
Tidak efektif bersihan jalan napas yang berhubungan dengan penumpukan sputum,
peningkatan sekresi sekret, dan penurunan batuk skunder akibat nyeri dan keletihan,
adanya nyeri napas buatan pada trakea, ketidakmampuan batuk/batuk efektif.
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam terdapat perilaku peningkatan keefektifan jalan napas.
Kriteria hasil : bunyi napas terdengar bersih, ronchi tidak terdengar, tracheal tube bebas
sumbatan, menunjukan batuk yang efektif, tidak ada lagi penumpukan sekret disaluran
pernapasan
Intervensi Rasionalisas
Kaji keadaan jalan napas Obstruksi mungkin dapat disebabkan
oleh akumulasi sekret, sisa cairan
mucus, perdarahan, bronkospasme,
dan/atau posisi dari
tracheostomy/endotracheal tube yang
berubah
Evaluasi pergerakan dada dan
auskultasi suara napas pada kedua paru
(bilateral)
Pergerakan dada yang simetris dengan
suara napas yang keluar dari pari-paru
menandakan jalan napas tidak
terganggu. Saluran napas bagian bawah
tersumbat dapat terjadi pada
pneumonia/atelektasis akan
menimbulkan perubahan suara napas
seperti ronkhi atau wheezing
Lakukan pengisapan lendir jika diperlukan,
batasi durasi pengisapan dengan 15 detik
atau lebih. Gunakan kateter penghisap
yang sesuai, cairan fisiologis steril.
Berikan oksigen 100% sebellum dilakukan
pengisapan dengan ambubag
(hiperventilasi)
Pengisapan lendir tidak selama
dilakukan terus menerus, dan
durasinyapun dapat dikurangi untuk
mencegah gejakla hipksia.
Diameter kateter pengisap tuidak boleh
lebih dari 50% diameter
endotracheal/tracheostomy tube untuk
mencegah hipoksia.
Dengan membuat hipervantilasi melalui
pemberian oksigen 100% dapat
mencegah terjadinya atelektasis dan
mengurangi terjadinya hipoksia.
Anjurkan klien menggunakan teknik batuk Batuk yang efektif dapat mengeluarkan
selama pengisapan seperti waktu bernapas
panjang, batuk kuat, bersin jika ada
indikasi
sekret dari saluran napas
Atur/ubah posisi secara teratur (tiap 2 jam) Mengatur pengeluaran sekret dan
ventilasi segmen paru-paru, mengurangi
risiko atelektasis
Berikan minuman hangaat jika keadaan
memungkinkan
Membantu mengencerkan sekret,
mempermudah pengeluaran sekret
Jelaskan kepada klien tentang kegunaan
batuk yang efektif dan mengapa terdapat
penumpukan sekret disaluran napas
Pengetahuan yanng diharapkan dapat
membantu mengembnagkan kepatuhan
klien terhadap rencana terapeutik
Ajarkan klien yang kooperatif tentang
metode tepat untuk pengontrolan batuk
Batuk yang tidak terkontrol adalah
melelahkan dan tidak efektif, dapat
menyebabkan frustasi
Napass dalam dan perlahan saat duduk
setegak mungkin
Memungkinkan ekspansi paru lebih luas
Lakukan pernapasan diafragma Pernapasan daifragma menurunkan
frekuensi napas dan meningkatkan
ventilasi alveolar
Tahan napas selama 3-5 detik kemudian
secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak
mungkin melalui mulut
Meningkatkan volume udara dalam paru
untuk mempermudah pengeluaran
sekresi sekret
Lakukan napas ke dua, tahan, dan batukan
dari dada dengan melakukan dua batuk
pendek dan kuat
Pengkajian ini membantu mengevaluasi
keefektifan upaya batuk klien
Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien
batuk
Sekresi kental sulit untuk diencerkan
dan dapat menyebabkan sumbatan
mucus, yang mengarah pada atelektasis
Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan
viskositas sekresi, mempertahankan hidrasi
yang adekuat, meningkatkan masukan
cairan 1000-1500 cc/hari bila tidak ada
kontraindikasi
Untuk menghindari pengentalan dari
sekret atau mosa pada saluran napas
bagian atas
Berikan perawatan mulut yang baik setelah Higien mulut yang baik meningkatkan rasa
batuk kesejahteraan dan mencegah bau mulut
Kolaborasi dengan dokter, radiologi dan
fisioterapi.
Pemberian ekspektoran, pemberian
antibiotik, fisioterapi dada, konsul foto
thoraks
Ekspektoran untuk memudahkan
mengeluarkan lendir dean mengevaluasi
perbaikan kondisi klien atas pengembangan
parunya
Lakukan fisioterapi dada sesuai indikasi
seperti pascaural drainase,
perkkusi/penepukan
Mengngatur ventilasi segmen paru-paru dan
pengeluaran sekret
Nyeri yang berhubungan deb=ngan meningkatnya tekanan interakranial, terpasang shunt.
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam tidak ada tanda-tanda edema perifer/paru-paru
Kriteria hasil : klien dapat menunjukan tekanan darah, berat badan, nadi, intake dan
output dalam batas normal.
Intervensi Rasionalisasi
Mandiri
Pertahankan secara ketat intake dan
output
Untuk mencegah dan mengidentifikasi
secara awal terjadinya kelebihan cairan
Timbang berat badan tiap hari Peningkatan berat badan merupakan
indikasi perkembangannya atau
bertambahnya edema sebagai
manifestasi dari kelebihan cairan
Monitor tanda vital seperti tekana
darah, nadi
Kekurangan cairan dapat menunjukan
gejala peningkatan nadi dan tekanan
darah menurun
Catatlah perubahan turgor kulit, kondisi
mukosa mulut, dan karakter sputum
Penurunan kardiak outout nerpengaruh
pada perfusi fungsi otak. Kekurangan
cairan selalu di identifikasikan dengan
turgor kulit berkurang, mukosa mulut
kering, dan sekret yang kental
Hitung jumlah cairan yang masuk dan Memberikan informasi tentang keadaan
keluar cairan tubuh secara umum untuk
mempertahankannya tetap seimbang
Kolaborasi
Berikan cairan infus jika di indikasikan Mempertahankan volume sirkulasi dan
tekanan osmotis
Monitor kadar elektrolit jika
diindikasikan
Elektrolit, khususnya potasium dan
sodium dapat berkurang jika klien
mendapatkan obat diuretik
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan perubahan
kemampuan mencerna makanan, peningkatana kebutuhan metabolisme.
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dalam waktu 7 x 24
jam
Kriteria hasil : turgor baik, asypan dapat masuk sesuai kebutuhan, terdapat kemampuan
menelan, sonde dilepas, BB meningkat 1 kg, Hb dan albumin dalam batas normal.
Intervensi Rasionalisasi
Observasi tekstur, turgor kulit Mengetahui status nitrisi klien
Lakukan oral hygiene Kebersihan mulut merangsang nafsu makan
Observasi asupan keluaran Mengetahui keserimbangan nutrisi klien
Observasi posisi dan keberhasilan sonde Untuk menghindari resiko infeksi/iritasi
Tentukan kemampuan klien dalam
mengunyah, menelan, dan refleks batuk
Untuk menetapkan jenis makanan yang
akan diberikan pada klien
Lakukan posisi kepala lebih tinggi pada
saat, selama, dan sesudah makan
Agar klien lebih mudah untuk menelan
karena gaya gravitasi
Stimulasi bibir untuk menutup dan
membuka mulut secara manual dengan
menekan ringan di atas bibir/di bawah
dagu jika dibutuhkan
Membantu dalam melatih kembali
sensorik dan meningkatkan kontrol
muskular
Letakkan makanan pada daerah mulut
yang tidak terganggu
Memberikan stimulasi sensorik
(termasuk rasa kecap) yang dapat
mencetuskan usaha untuk menelan dan
meningkatkan masukan
Berikan makanan dengan perlahan pada
lingkungan yang tenang
Klien dapat berkonsentrasi pada
mekanisme makan tanpa adanya
distraksi/ganguan dari luar
Mulailah untuk memberikan makan per
oral setengah cair, makan lunak ketika
klien dapat menelan air
Makan lunak/cairan kental mudah
untuk mengendalikannya didalam
mulut, menurunkan terjadinya aspirasi
Anjurkan klien untuk beradaptasi dalam
program latihan/kegiatan
Dapat meningkatkan pelepasan endorfin
dalam otak yang meningkatkan nafsu
makan
Kolaborasi dengan tim dokter untuk
memberikan cairan melalui IV atau
makanan melalui selang
Mungkin diperlukan untuk memberikan
cairan pengganti dan juga makanan jika
klien tidak mampu untuk memesukan
segala sesuatu melaui mulut
Risiko cedera yang berhubungan dengan adanya kejang , perubahan status mental,
dan penurunan tingkat kesadaran.
Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam perawatan klien bebas dari cedera yang dapat
disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran
Kriteria hasil : klien tidak menhgalami cedera kepala apabila kejang berulang ada
Intervensi Rasionalisasi
Monitor kejang pada tangan, kaki,
mulut, dan otot-otot muka lainnya
Gambaran tribalitas sistem saraf pusat
memerlukan evaluasi yang sesuai
dengan intervensi yang tepat untuk
mencegah terjadinya komplikasi
Persiapkan lingkunagn yang aman
seperti batasan ranjang, papan
pengumuman, dan alat suction selalu
berada dekat klien
Melindungi klien bila kejabg terjadi
Pertahankan bedrest total selama fase
akut
Mengurangi resiko jatuh/terluka jika
vertigo, sincope, dan ataksia terjadi
Kolaborasi pemberian terapi : Untuk mencegah atau mengurangi
diazepam, Phenobarbital kejang.