referat neuritis optik

19
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Mata merupakan organ yang sangat berkaitan erat dengan otak dan seringkali memberikan petunjuk diagnostik yang penting akan adanya gangguan pada sistem saraf pusat. Penyakit intrakranial umumnya menyebabkan gangguan penglihatan oleh karena destruksi ataupun tekanan pada bagian tertentu dari jalur impuls visual. Jalur impuls aferen melewati struktur-struktur yang terlibat dalam penerimaan dan pemrosesan informasi visual yang meliputi: mata, nervus optikus, chiasma optik, traktus optikus, nukleus genikulatum lateral, radiasio optik dan korteks striatum. Pada umumnya abnormalistas visual memiliki berbagai macam etiologi dan tergantung letak lesi yang dikenainya. Neuritis optikus merupakan keadaan inflamasi, demielinisasi yang menyebabkan kehilangan penglihatan secara akut dan biasanya melibatkan satu mata (monokular). Neuritis

Upload: cho-hyeri-herolovers

Post on 17-Feb-2016

73 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

referat neuritis optik

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Neuritis Optik

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Mata merupakan organ yang sangat berkaitan erat dengan otak dan

seringkali memberikan petunjuk diagnostik yang penting akan adanya gangguan

pada sistem saraf pusat. Penyakit intrakranial umumnya menyebabkan gangguan

penglihatan oleh karena destruksi ataupun tekanan pada bagian tertentu dari jalur

impuls visual.

Jalur impuls aferen melewati struktur-struktur yang terlibat dalam

penerimaan dan pemrosesan informasi visual yang meliputi: mata, nervus optikus,

chiasma optik, traktus optikus, nukleus genikulatum lateral, radiasio optik dan

korteks striatum. Pada umumnya abnormalistas visual memiliki berbagai macam

etiologi dan tergantung letak lesi yang dikenainya. Neuritis optikus merupakan

keadaan inflamasi, demielinisasi yang menyebabkan kehilangan penglihatan

secara akut dan biasanya melibatkan satu mata (monokular). Neuritis optikus tidak

berdiri sendiri, namun disebabkan oleh berbagai macam penyakit / keadaan.

Kehilangan penglihatan dan adanya defek pupil aferen relatif merupakan

gambaran umum dari neuritis optikus. Diskus optik terlihat hiperemis dan

membengkak. Terdapat subtipe dari neuritis optikus, yaitu neuritis retrobulbar dan

papilitis. Keadaan tersebut menggambarkan adanya inflamasi pada saraf optik.

Pada makalah ini khusus akan dibahas lebih lanjut mengenai neuritis

optikus.

Page 2: Referat Neuritis Optik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi

Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung

reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Retina berbatas dengan koroid

dengan sel pigmen epitel retina dan terdiri dari beberapa lapisan.

Komponen yang paling utama dari retina adalah sel-sel reseptor sensoris

atau fotoreseptor dan beberapa jenis neuron dari jaras penglihatan. Lapisan

terdalam (neuron pertama) retina mengandung fotoreseptor (sel batang dan

sel kerucut) dan dua lapisan yang lebih superfisial mengandung neuron

bipolar (lapisan neuron kedua) serta sel-sel ganglion (lapisan neuron ketiga).

Sel batang berfungsi dalam proses penglihatan redup dan gerakan

sementara sel kerucut berperan dalam fungsi penglihatan terang, penglihatan

warna, dan ketajaman penglihatan. Sel batang memiliki sensitivitas cahaya

yang lebih tinggi daripada sel kerucut dan berfungsi pada penglihatan perifer.

Sel kerucut mampu membedakan warna dan memiliki fungsi penglihatan

sentral. Badan sel dari reseptor-reseptor ini mengeluarkan tonjolan (prosesus)

yang bersinaps dengan sel-sel ganglion retina. Akson sel-sel ganglion

membentuk lapisan serat saraf pada retina dan menyatu membentuk saraf

optikus.

Page 3: Referat Neuritis Optik

Gambar 2.1 Lapisan Retina

Nervus optikus dibagi menjadi 4 bagian:

Intraocular (1 mm) : menembus sclera (lamina kribrosa), koroid dan

masuk ke mata sebagai papil disk.

Intraorbital (30 mm) : memanjang dari belakang mata sampai ke foramen

optic. Lebih ke posterior, dekat dengan foramen optic, dikelilingi oleh

annulus zinn dan origo dari ke empat otot rektus. Sebagian serat otot

rektus superior berhubungan dengan selubung saraf nervus optikus dan

berhubungan dengan sensasi nyeri saat menggerakkan mata pada neuritis

retrobulbar. Secara anterior, nervus ini dipidahkan dari otot mata oleh

lemak orbital.

Intrakanalikular (6-9 mm) : sangat dekat dengan arteri oftalmika yang

berjalan inferolateral dan melintasi secara obliq, dan ketika memasuki

mata dari sebelah medial. Ini juga menjelaskan kaitan sinusitis dengan

neuritis retrobulbar.

Page 4: Referat Neuritis Optik

Intracranial (10 mm) : melintas di atas sinus kavernosus kemudian

menyatu membentuk kiasma optikum.

Di kiasma optikus lebih dari separuh serabut yang berasal dari separuh

retina bagian nasal mengalami dekusasi dan menyatu dengan serabut serabut

temporal yang tidak menyilang dari nervus opticus kontralateral untuk

membentuk traktus optikus. Masing-masing traktus optikus berjalan

mengelilingi pedunculus cerebri menuju ke nucleus geniculatus lateralis

tempat traktus tersebut akan bersinaps. Semua serabut yang menerima impuls

dari separuh kanan lapang pandang tiap tiap mata membentuk traktus

optikuss kiri dan berproyeksi pada hemisfer serebrum kiri. Demikian juga

separuh kiri lapang pandang berproyeksi pada hemisfer serebrum kanan.

Analisis lapang pandang dapat menentukan lokasi lesi di jaras

penglihatan, diantaranya:

a. Lesi di saraf optic: Ditandai dengan hilangnya penglihatan atau kebutaan

lengkap pada sisi yang terkena dengan hilang nya refleks cahaya langsung

pada sisi ipsilateral dan reflek tidak langsung pada sisi kontralateral.

b. Lesi melalui bagian proksimal saraf optic: Gambaran penting dari lesi

tersebut yaitu hemianopsia ipsilateral dan kontralateral, hilangnya refleks

cahaya langsung pada sisi yang terkena dan reflek cahaya tidak langsung

pada sisi kontralateral.

c. Lesi di kiasma sentral: hemianopsia bitemporal dan kelumpuhan refleks

pupil.

Page 5: Referat Neuritis Optik

d. Lesi di kiasma lateral: hemianopia binasal dengan kelumpuhan refleks

pupil.

e. Lesi di saluran optic: hemianopia homonim terkait dengan reaksi pupil

kontralateral (Reaksi Wernicke).

f. Lesi di corpus genikulatum lateral: hemianopia homonim dengan refleks

pupil minimal.

g. Lesi di radiation opticus: hemianopsia homonim total.

Gambar 2.2 Lesi Di Jalur Visual

2.2 Definisi

Neuritis optik adalah gangguan penglihatan yang disebabkan karena

peradangan pada saraf optik yang berasal dari inflamasi dan demielinasi

nervus optikus.

Page 6: Referat Neuritis Optik

2.3 Etiologi

Neuritis optik dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, tetapi penyebab

paling sering adalah penyakit demielinatif seperti sklerosis multiple. untuk

etiologi lainnya diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Demielinatif :

Idiopatik

Sklerosis multiple

Neuromielitis optika (penyakit devic)

b. Diperantarai imun

Neuritis optic pasca infeksi virus (morbili, mumps, cacar air,

influenza, mononucleosis infeksiosa)

Neuritis optic pasca imunisasi

Ensefalomielitis diseminata akut

Polineuropati idiopatik akut (sindrom Guillain-Barre)

Lupus Erimatosus Sistemik

c. Infeksi langsung

Herpes zoster, sifilis, tuberculosis, crytococcosis,

cytomegalovirus

d. Neuropati optic granulomatosa

Sarkoidosis

Idiopatik

e. Penyakit peradangan sekitar

Peradangan intraocular

Page 7: Referat Neuritis Optik

Penyakit orbita

Penyakit sinus, termasuk mukormikosis

Penyakit intracranial (meningitis, ensefalitis)

2.4 Patofisiologi

Dasar patologi penyebab Neuritis optikus paling sering adalah inflamasi

demielinisasi dari saraf optik. Patologi yang terjadi sama dengan yang terjadi

pada multipel sklerosis (MS) akut, yaitu adanya plak di otak dengan

perivascular cuffing, edema pada selubung saraf yang bermielin, dan

pemecahan mielin.

Inflamasi pada endotel pembuluh darah retina dapat mendahului

demielinisasi dan terkadang terlihat sebagai retinal vein sheathing.

Kehilangan mielin dapat melebihi hilangnya akson.

Dipercaya bahwa demielinisasi yang terjadi pada Neuritis optikus

diperantarai oleh imun, tetapi mekanisme spesifik dan antigen targetnya belum

diketahui. Aktivasi sistemik sel T diidentifikasi pada awal gejala dan

mendahului perubahan yang terjadi didalam cairan serebrospinal. Perubahan

sistemik kembali menjadi normal mendahului perubahan sentral (dalam 2-4

minggu). Aktivasi sel T menyebabkan pelepasan sitokin dan agen-agen

inflamasi yang lain. Aktivasi sel B melawan protein dasar mielin tidak terlihat

di darah perifer namun dapat terlihat di cairan serebrospinal pasien dengan

Neuritis optikus. Neuritis optikus juga berkaitan dengan kerentanan genetik,

sama seperti MS. Terdapat ekspresi tipe HLA tertentu diantara pasien Neuritis

optikus.

Page 8: Referat Neuritis Optik

2.5 Gejala Klinis

Pada neuritis optic akan didapatkan gejala hilangnya penglihatan dalam

beberapa jam sampai hari yang mengenai satu atau kedua mata, dengan usia

yang khusus 18 – 45 tahun, sakit pada rongga orbita terutama pada

pergerakan mata, penglihatan warna terganggu, tanda Uhtoff (penglihatan

turun setelah olah raga atau suhu tubuh naik).pada neuritis optic tajam

penglihatan turun maksimal dalam 2 minggu dan pada sebagian besar neuritis

optic tajam penglihatan kembali normal setelah beberapa minggu, terdapat

gangguan lapang pandang sentral atau sekosentral. Pada satu mata akan

terlihat defek pupil aferen relative atau adanya Marcus Gunn pupil. Terdapat

sel dibadan kaca, edem papil dengan perdarahan lidah api ( terutama pada

anak dan pemuda) atau papil normal pada proses retrobulbar.

Gambar 2.3 Edema nervus optikus pada neuritis optikus

2.6 Klasifikasi

Berdasarkan lokasi peradangannya neuritis optic dibagi menjadi:

a. Papilitis ( Neuritis intraocular)

Papilitis adalah edema diskus yang disebabkan oleh peradangan

pada caput nervi optici (nervus optikus intraocular). Definisi lain

Page 9: Referat Neuritis Optik

menyebutkan papilitis merupakan peradangan pada serabut saraf optic

yang masuk pada papil saraf optic yang berada dalam bola mata.

Gejala klinis yang ditemukan adalah:

Penglihatan terganggu

Lapang pandang menciut

Bintik buta melebar

Skotoma sentral, Sekosentral, Altitudinal.

Terdapat tanda defek pupil aferen bila mengenai salah satu mata atau

tidak sama berat pada kedua mata.

Pada papil terlihat perdarahan, eksudat dengan perubahan pada

pembuluh darah retina dan arteri menciut dengan vena yang melebar.

Terkadang terlihat edem papil yang berat yang menyebar ke daerah

retina sekitarnya, edem papil tidak lebih dari 2-3 dioptri.

Ditemukan eksudat star figure yang menyebar dari daerah papil ke

daerah macula.

Papil saraf optic berangsur-angsur menjadi pucat yang kadang kadang

menjadi putih seperti kertas dengan tajam penglihatan masih tetap

normal.

Terlihat sel radang di dalam kaca di depan papil saraf optik

b. Neuritis retrobulbar

Neuritis retrobulbar adalah radang saraf optic dibelakang bola

mata. Biasanya berjalan akut yang mengenai salah satu atau kedua mata.

Page 10: Referat Neuritis Optik

Neuritis retrobulbar dapat disebabkan oleh sklerosis multiple,

penyakit myelin saraf, anemia pernisiosa, diabetes mellitus dan

intoksikasi.

Gejala yang timbul pada neuritis retrobulbar adalah:

Terasa berat di bagian belakang bola mata saat bola mata digerakan.

Rasa sakit bertambah bila bola mata ditekan yang disertai sakit kepala.

Reaksi pupil yang lambat

Gambaran fundus pasien tidak terlihat kelainan, namun lama

kelamaan akan terlihat kekaburan batas papil saraf optic dan

degenerasi saraf optic akibat degenerasi serabut saraf disertai atrofi

desenden sehingga akan terlihat papil pucat dengan batas yang tegas.

Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan lapang pandang dan

turunnya tajam penglihatan yang berat. Pada pemeriksaan lapang

pandang ditemukan skotoma sentral, parasentral dan cincin.

2.7 Penatalaksanaan

Pengobatan neuritis, papilitis atau neuritis retrobulbar adalah sama yaitu

kortikosteroid atau ACTH, selain itu juga diberikan antibiotic untuk menahan

infeksi sebagai penyebab, juga diberikan vasodilatasia dan vitamin.

Terapi steroid melalui jalur intravena (methylprednisolone, 1g/hari

selama 3 hari dengan atau tanpa diikuti prednisolone oral yang diturunkan

perlahan-lahan (tapering), secara oral ( methylprednisolone 500 mg/hari

hingga 2 g/ hari selama 3-5 hari dengan atau tanpa diikuti prednisolone oral

atau prednisolone oral 1mg/kgBB/hari diturunkan perlahan dalam 10 – 21

Page 11: Referat Neuritis Optik

hari, atau melalui penyuntikan retrobulbar kemungkinan besar mempercepat

perbaikan, tetapi tidak mempengaruhi hasil penglihatan akhir.

Pada multisenter besar optic neuritis treatment trial di Amerika Serikat,

prednisolone oral saja tidak mempercepat pemulihan penglihatan dan

meningkatkan resiko kekambuhan neuritis dimata yang manapun.

2.8 Prognosis

Tanpa terapi, penglihatan secara khas mulai membaik dalam 2-3 minggu

setelah awitan dan kadang-kadang membaik dalam beberapa hari. Setelah

beberapa bulan pemulihan mungkin terus berjalan secara perlahan-lahan,

ketajaman penglihatan menjadi 20/40 atau lebih dijumpai pada lebih dari 90%

kasus dalam 1 tahun dan 10 tahun sejak awitan, asalkan tidak ada episode

neuritis optic yang lebih lanjut.

Pada Optic Neuritis Treatment Trial secara keseluruhan 38 % neuritis

optic demielinatif idiopatik episode pertama beresiko menjadi sklerosis

multiple yang nyata secara klinis dalam 10 tahun.

Page 12: Referat Neuritis Optik

BAB III

KESIMPULAN

Neuritis optikus merupakan keadaan inflamasi, demielinisasi yang

menyebabkan kehilangan penglihatan secara akut dan biasanya melibatkan satu

mata (monokular). Dipercaya bahwa demielinisasi yang terjadi pada Neuritis

optikus diperantarai oleh imun, tetapi mekanisme spesifik dan antigen targetnya

belum diketahui. Neuritis optikus tidak berdiri sendiri, namun disebabkan oleh

berbagai macam penyakit/keadaan.

Kehilangan penglihatan dan adanya defek pupil aferen relatif

merupakan gambaran umum dari neuritis optikus. Diskus optik terlihat hiperemis

dan membengkak. Terdapat subtipe dari neuritis optikus, yaitu neuritis retrobulbar

dan papilitis. Keadaan tersebut menggambarkan adanya inflamasi pada saraf

optik. Pasien mengeluh adanya pandangan berkabut atau visus yang kabur,

kesulitan membaca, adanya bintik buta, perbedaan subjektif pada terangnya

cahaya, persepsi warna yang terganggu, hilangnya persepsi dalam atau kaburnya

visus untuk sementara.

Pengobatan neuritis, papilitis atau neuritis retrobulbar adalah sama yaitu

kortikosteroid atau ACTH, selain itu juga diberikan antibiotic untuk menahan

infeksi sebagai penyebab, juga diberikan vasodilatasia dan vitamin.