aberasi optik

22
Aberasi optik Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi , cari Aberasi optik (en :optical aberration) adalah degradasi kinerja suatu sistem optik dari standar pendekatan paraksial optika geometris (en :paraxial optics). [1] Degradasi yang terjadi dapat disebabkan sifat-sifat optik dari cahaya maupun dari sifat- sifat optik sistem kanta sebagai medium terakhir yang dilalui sinar sebelum mencapai mata pengamatnya. Daftar isi [sembunyikan ] 1 Aberasi speris o 1.1 Koma o 1.2 Distorsi o 1.3 Astigmatisme 2 Aberasi kromatik 3 Aberasi monokromatik o 3.1 Aberasi defokus o 3.2 Aberasi kurva medan 4 Referensi 5 Lihat pula [sunting ] Aberasi speris Aberasi speris (en :spherical aberration) adalah aberasi optik yang dilihat dari sudut pandang dengan titik berat geometri sistem optik (kanta, cermin dll). Penyimpangan paraksial yang terjadi lebih disebabkan karena faktor desain kanta yang tidak sempurna. Kanta tidak pernah memproyeksikan citra dengan sempurna, selalu terjadi distorsi atau aberasi pada tingkat tertentu oleh karena sifat fisis geometris kanta yang berakibat pada penurunan kualitas suatu citra karena sinar cahaya yang merambat melalui kanta tersebut tidak dapat diproyeksikan menuju ke titik api yang sama pada sumbu optis .

Upload: ulat-bulu-nakal

Post on 26-Jun-2015

817 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aberasi optik

Aberasi optikDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari

Aberasi optik (en:optical aberration) adalah degradasi kinerja suatu sistem optik dari standar pendekatan paraksial optika geometris (en:paraxial optics).[1] Degradasi yang terjadi dapat disebabkan sifat-sifat optik dari cahaya maupun dari sifat-sifat optik sistem kanta sebagai medium terakhir yang dilalui sinar sebelum mencapai mata pengamatnya.

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Aberasi speris o 1.1 Koma o 1.2 Distorsi o 1.3 Astigmatisme

2 Aberasi kromatik 3 Aberasi monokromatik

o 3.1 Aberasi defokus o 3.2 Aberasi kurva medan

4 Referensi 5 Lihat pula

[sunting] Aberasi speris

Aberasi speris (en:spherical aberration) adalah aberasi optik yang dilihat dari sudut pandang dengan titik berat geometri sistem optik (kanta, cermin dll). Penyimpangan paraksial yang terjadi lebih disebabkan karena faktor desain kanta yang tidak sempurna. Kanta tidak pernah memproyeksikan citra dengan sempurna, selalu terjadi distorsi atau aberasi pada tingkat tertentu oleh karena sifat fisis geometris kanta yang berakibat pada penurunan kualitas suatu citra karena sinar cahaya yang merambat melalui kanta tersebut tidak dapat diproyeksikan menuju ke titik api yang sama pada sumbu optis.

[sunting] Koma

Page 2: Aberasi optik

Koma negatif

Koma (en:comatic aberration) adalah aberasi yang terjadi saat citra suatu obyek terproyeksi keluar dari sumbu optis kanta. Cahaya yang merambat menuju kanta dari sudut insiden θ, dari diameter insiden yang mendekati diameter kanta, akan terproyeksi ke titik api yang berbeda dan membentuk citra yang disebut lingkaran komatik (en:comatic circle), yang menjauhi sumbu optis kanta disebut koma positif dan yang mendekati sumbu optis disebut koma negatif. Lingkaran komatik terbentuk karena perbedaan rasio pembesaran kanta terhadap panjang gelombang sinar yang merambat melaluinya.

[sunting] Distorsi

Distorsi (en:distortion, tilt) adalah aberasi optik yang terjadi pada pemetaan rektilinear antara bidang fokus dan bidang fokal. Pada distorsi terjadi variasi sudut pandang atau sudut liput sepanjang sumbu optis.

Distorsi terbagi menjadi dua bagian yaitu distorsi barrel dan distorsi pincushion.

Distorsi barrel Distorsi pincushion

[sunting] Astigmatisme

Astigmatisme

Astigmatisme (bahasa Inggris: astigmatism) adalah aberasi speris yang menyebabkan sinar cahaya yang merambat melalui kanta membentuk lebih dari satu titik api pada sumbu optis.

[sunting] Aberasi kromatik

Page 3: Aberasi optik

Aberasi kromatik (en:chromatic aberration, achromatism) adalah aberasi optik yang dilihat dari sudut pandang dengan penekanan pada sifat optik fisis cahaya. Walaupun pada sebuah kanta dengan bidang speris yang sempurna, setiap bahan kanta mempunyai indeks bias yang berbeda-beda bergantung pada panjang gelombang sinar cahaya yang merambat melaluinya dan menyebabkan sinar cahaya polikromatik tersebut terdispersi dan menyebabkan purple fringe/color fringe pada citra proyeksinya. Aberasi kromatik yang seperti ini dapat diminimalkan dengan kanta komposit doublet akromatik dengan bahan low dispersion glass untuk mengatasi aberasi longitudinal (panjang gelombang yang berbeda diproyeksikan ke titik api yang berbeda-beda pada sumbu optis) dan aberasi transversal/lateral (panjang gelombang yang berbeda diproyeksikan ke titik api yang berbeda pada bidang fokal).

Purple fringe

Jenis aberasi kromatik yang lain adalah tampaknya aura berwarna putih kebiruan disekeliling citra obyek. Jika aberasi kromatik di atas terjadi karena dispersi yang disebabkan perbedaan indeks bias, aberasi ini terjadi karena dispersi yang disebabkan karena perbedaan fasa pada interferensi antara sinar backlight dan sinar difusinya yang terpantul dari antarmuka obyek.

Page 4: Aberasi optik

[sunting] Aberasi monokromatik

Aberasi monokromatik (en:monochromatic aberration) sering juga disebut aberasi tingkat ketiga (en:third-order aberration) adalah aberasi yang terjadi walaupun sistem optik mempunyai kanta dengan bidang speris yang telah sempurna dan tidak terjadi dispersi cahaya.

[sunting] Aberasi defokus

Muka gelombang sinar yang datar, setelah melewati kanta akan berinterferensi dengan muka gelombang sinar di sekitarnya dan menjadi muka gelombang aberasi yang berbentuk speris.

A lens can be used to change the shape of wavefronts. Here, plane wavefronts become spherical after going through the lens.]] Aberasi defokus (en:defocus aberration) adalah aberasi yang disebabkan karena titik api (en:focal point, foci) tidak terletak pada titik fokus paraksial sperisnya, disebut juga titik santir Gauss (en:Gaussian image point). Defokus, disebut juga wavefront aberration, dimodelkan dengan kesalahan longitudinal gelombang cahaya yang terjadi karena pergeseran titik api ideal pada bidang fokal menuju titik api pengamatan pada sumbu optis, berikut beserta sperisnya (en:radius of curvature) masing-masing yang bersinggungan pada pusat optis kanta. Sinar yang tidak terfokus pada titik api ideal akan merambat menuju bidang fokal secara transversal dan membentuk lingkaran gamang yang kita kenal dengan istilah blur.

Aberasi defokus dapat dikurangi dengan membuat sinar insiden terkolimasi (en:collimated light) dan jarak hiperfokal. Cahaya kurang terkolimasi pada nilai bukaan kecil memperbesar interferensi longitudinal gelombang cahaya yang membias menuju ke titik api, interferensi tersebut akan menimbulkan gelombang cahaya resultan yang dapat jatuh di luar titik api.

[sunting] Aberasi kurva medan

Page 5: Aberasi optik

Aberasi kurva medan (en:aberration of field curvature) adalah sebuah aberasi pada sistem optik yang mempunyai bidang fokal menyerupai lingkaran/kurva.

Page 6: Aberasi optik

Fisiologi Penglihatan

Mata, organ yang mengandung reseptor penglihatan, menyediakan visi, dengan bantuan dari

organ aksesori. Organ aksesori ini mengandung kelopak mata dan apparus lakrimal, yang

mana melindungi mata dan seperangkat otot ekstrinsik yang mana menggerakkan mata.

Lapisan pelindung luar bola mata yaitu sklera, dimodifikasi di bagian anterior untuk

membentuk kornea yang tembus pandang, dan akan dilalui berkas sinar yang akan masuk ke

mata. Di bagian dalam sklera terdapat koroid, lapisan yang mengandung banyak pembuluh

darah yang memberi makan struktur-struktur dalam bola mata.

Kornea adalah transparan, berbentuk kubah jendela yang menutupi bagian depan dari mata.

Itu sangat kuat membelokkan permukaan, menyediakan 2/3 kekuatan focus mata. Seperti

kristal pada arloji yang memberikan kita jendela yang jelas untuk melihat. Karena tidak ada

aliran darah dalam kornea, itu jelas normal dan mempunyai permukaan yang berkilau.

Kornea sangat sensitif – terdapat banyak ujung saraf dalam kornea dibandingkan dimanapun

selain di badan. Kornea orang dewasa tebalnya hanya ½ millimeter dan terdiri atas lima

lapisan : epithelium, selaput bowman, stroma, selaput descement dan endothelium.

Epithelium adalah lapisan sel yang melindungi permukaan kornea. Hanya sekitar 5-6 lapisan

sel tebal dan terjadi regenerasi dengan cepat ketika kornea mengalami cedera. Selaput

bowman berada dibawah epithelium karena lapisan ini sangat liat dan susah untuk melakukan

penetrasi, selaput bowman melindungi kornea dari cedera. Stroma merupakan lapisan paling

tebal dan berada dibawah selaput bowman. Terdiri dari sedikit serat kolagen yang mengalir

paralel satu sama lain. Bentuk khusus ini dari serat kolagen memberikan kornea kejelasan.

Selaput descement berada diantara stroma dan endothelium hanya berada dibawah descement

dan hanya satu lapisan sel yang tebal. Lapisan ini memompa air dari kornea dan menjaganya

tetap bersih. Jika terjadi kerusakan atau penyakit, sel ini tidak akan melakukan regenerasi.

Lensa kristalina adalah suatu struktur tembus pandang yang difiksasi ligamentum sirkular

lensa (zonula zinii). Zonula melekat dibagian anterior koroid yang menebal yang disebut

korpus siliaris. Korpus siliaris mengandung serat-serat otot melingkar dan longitudinal yang

melekat dekat dengan batas korneosklera. Di depan lensa terdapat iris yang berpigmen dan

tidak tembus pandang, yaitu bagian mata yang berwarna. Iris mengandung serat-serat otot

sirkular yang menciutkan dan serat-serat radial yang melebarkan pupil. Perubahan garis

Page 7: Aberasi optik

tengah pupil dapat mengakibatkan perubahan sampai lima kali lipat dari jumlah cahaya yang

mencapai retina. Ruang antara lensa dan retina sebagian besar terisi oleh zat gelatinosa jernih

yang disebut korpus vitreous. Aqueous humor, suatu cairan jernih yang memberi makan

kornea dan lensa, dihasilkan dikorpus siliaris melalui proses difusi dan transport aktif dari

plasma. Cairan ini mengalir melalui pupil untuk mengisi kamera okuli anterior (ruang

anterior mata). Dalam keadaan normal, cairan ini diserap kembali melalui jaringan trabekula

masuk ke dalam kanalis Schlemm, suatu saluran antara iris dan kornea.

Lapangan penglihatan, ketika kedua mata menatap sebuah objek, gambar difokuskan

bersersesuaian dengan bagian tiap retina. Lapangan kiri penglihatan , di sini adalah biru,

difokuskan pada sebelah kanan tiap retina; tetapi pesan yang berupa gambar difokuskan pada

bagian yang berbeda dari tiap retina relatif ke hidung. Lapangan penglihatan sebelah kiri

difokuskan pada retina kiri pada sisi yang paling dekat dengan hidung – bagian nasal, tetapi

difokuskan pada retina kanan pada sisi terjauh dari hidung – bagian temporal.

Mengagabungkan “lapangan penglihatan” kedalam penuh dengan arti yang melibatkan proses

pindah silang pada optik chiasma.. serabut optik dari bagian nasal dari pindah silang tiap

retina dan mengikuti serabut dari bagian tiap retina pada sisi berlawanan. Gabungan serabut

dari bidang optik. Begitu bidang optik kiri mengandung impuls gambar dari lapangan

penglihatan kanan dan bidang optik kanan mengandung ini dari lapangan penglihatan. Sinaps

pada kiri/kanan thalamus, serabut dilanjutkan sebagai radiasi optik ke akhir dari korteks

kanan dan kiri lobus occipitalis. Lokasi luka pada bagian penglihatan menentukan hasil cacat

penglihatan. Sebagai contoh, destruksi saraf penglihatan menghasilkan kebutaan pada kedua

mata. Kehilangan seluruh radiasi optik kanan, contohnya bisa terjadi pada stroke, penglihatan

terhalang dari lapangan penglihatan kiri dan vice versa.

Pergerakan mata, enam otot berdempet ke sklera mengendalikan pergerakan mata dalam

orbit. Enam otot ini diatur oleh saraf kranial III (okulomotor), IV (trochlear) dan VI

(abducens).

Otot Menghasilkan gerakan Saraf kranial

1. Rektus superior

2. Rektus inferior

Ke atas

Ke bawah

Okulomotor (III)

Okulomotor (III)

Page 8: Aberasi optik

3. Rektus medialis

4. Rektus lateralis

5. Oblique superior

6. Oblique inferior

Ke dalam arah hidung

Jauh dari hidung

Ke bawah dan masuk

Ke atas dan keluar

Okulomotor (III)

Abducens (VI)

Trochlear (IV)

Okulomotor (III)

Gangguan pergerakan mata dapat mnyebabkan gambar gagal difokuskan pada bagian

bersesuaian dari retina, ini menghasilkan penglihatan ganda (diplopia). Atau sama dalam

kasus paralysis satu mata tidak dapat menetapkan semua object, dihasilkan dalam monocular,

dari pada binocular, penglihatan.

Ketika cahaya bersinar pada satu mata, kedua pupil berkontriksi , konstriksi ini adalah refleks

cahaya pupil. optik atau saraf kranial II terdiri dari 80% visual dan serabut pupil afferent.

Cahaya impuls ke dalam mata menyebabkan retina menyebarkan impuls ke saraf optik,

bidang optik, otak tengah, dan korteks visual dari lobus occipitalis. Ini adalah otot afferent

dari refleks cahaya. Di otak tengah, serabut pupil menyebarkan dan disebarkan dengan

serabut silang ke depan nucleus Edinger –whestpaldari okulomotor, atau saraf kranial III.

Beberapa serabut tinggal pada sisi yang sama. Saraf kranial ketiga adalah otot efferent, yang

mana berangkat melalui badan ciliary ke otot sphincts dari iris yang menyebabkannya

berkontraksi. Efek langsungnya adalah konstriksi dari pupil mata bagian atas yang mana

cahaya bersinar. Refleks dekat terjadi ketika pelaku melihat jarak dekat. Ada tiga bagian dari

refleks dekat yakni akomodasi, menyebarkan, dan konstriksi pupil. akomodasi didefenisikan

sebagai fokus dekat dari mata yang mana diakibatkan oleh peningkatan kekuatan lensa oleh

kontraksi dari otot ciliary, di inerfasi oleh saraf kranial III.

Reseptor, setiap sel batang dan kerucut dibagi menjadi segmen luar, segmen dalam yang

mengandung inti-inti reseptor dan daerah sinaps. Segmen luar adalah modifikasi silia dan

merupakan tumpukan teratur sakulus atau lempeng dari membrane. Sakulus dan membrane

ini mengandung senyawa-senyawa peka cahaya yang bereaksi terhadap cahaya dan mampu

membangkitkan potensial aksi di jaras penglihatan . segmen luar sel batang selalu

diperbaharui oleh pembentukan lempeng-lempeng baru ditepbagian dalam segmen dsan

proses fagositosis lempeng tua serta dari ujung luar oleh sel-sel eptel berpigmen.

Page 9: Aberasi optik

Fotoreseptor terdiri atas dua jenis sel, yaitu koni (kerucut) dan basillli (batang). Sel basilli

yang lebih banyak, berfungsi untuk melihat dalam cahaya remang-remang, tidak untuk

melihat warna. Koni berfungsi untuk melihat cahaya terang dan warna. Lateral terhadap

bintik buta terdapat daerah lonjong disebut macula lutea, demgam cekungan kecil dipusatnya

yang disebut fovea sentralis. Fovea sentralis hanya mengandung koni; macula mengandung

kebanyakan koni, yang makin berkurang kea rah perifer. Retina perifer hanya mengandung

basilli. Agar melihat jelas, berkas cahaya harus jatuh tepat pada fovea sentralis, yang

besarnya hanya seujubg jarum pentul.

Semua bangunan transparan yang harus dilalui berkas cahaya untuk mencapai retina disebut

media refraksi, yaitu kornea, lensa dan korpus vitreous. Mata normal akan membiaskan

cahaya yang memasuki mata sedemikian rupa sehingga bayangannya tepat jatuh tepat di

retina, di fovea sentralis.

Mekanisme pembentukan bayangan. Mata mengubah energi dalam spekturm yang dapat

dilihat menjadi potensial aksi di nervus optikus. Panjang gelombang cahaya yang dapat

dilihat berkisar dari 397 nm sampai 723 nm. Bayangan benda di sekitar difokuskan di retina.

Berkas cahaya yang mencapai retina akan mencetuskan potensial didalam sel kerucut dan

batang. Impuls yang timbul di retina dihantarkan ke korteks serebrum, untuk dapat

menimbulkan kesan penglihatan.

Daya akomodasi , biula m. siliaris dalam keadaan istirahat, berkas sinar paralel yang jatuh

dimata yang optiknya normal (emetropia) akan difokuskan ke retina. Selama relaksasi ini

dipertahankan, maka berkas sinar dari benda yang kurang dari 6 m akan difokuskan di

belakang retina dan akibatnya benda tersebut akan nampak kabur. proses meningkatnya

kelengkungan lensa disebut akomodasi. Pada keadaan istirahat, ketegangan lensa

dipertahankan oleh tarikan ligamentum lensa. Karena bahan lensa mudah dibentuk dan

kelenturan kapsul lensa cukup tinggi, lensa dapat ditarik menjadi gepeng. Bila pandangan

diarahkan ke benda yang dekat, otot siliaris akan berkontraksi. Hal ini mengurangi jarak

antara tepi-tepi korpus siliaris dan melemaskan ligamentum lensa, sehingga lensa membentuk

mengerut membentuk benda yang lebih cembung. Pada orang berusia muda bentuk ini dapat

meningkatkan daya bias mata hingga 12 dioptri.

Page 10: Aberasi optik

Selain akomodasi, terjadi konvergensi sumbu penglihatan dan konstriksi pupil bila seseorang

melihat benda yang dekat. Respon 3 bagian ini : akomodasi, konvergensi, sumbu penglihatan,

dan kontriksi pupil disebut respon melihat dekat.

Gangguan umum pada mekanisme pembentukan bayangan, pada beberapa orang, bola mata

berukuran lebih pendek daripada normal dan sinar yang sejajar difokuskan dibelakang retina.

Kelainan ini disebut hiperopia atau penglihatan jauh. Akomodasi yang terus menerus, bahkan

sewaktu melihat benda jauh dapat sedikit mengkompensasi kelainan, tetapi kerja otot yang

terus menerus akan melelahkan dan dapat menimbulkan nyeri kepala dan penglihatan kabur.

Konvergensi sumbu penglihatan yang terus menerus yang disertai akomodasi akhirnya dapat

menimbulkan juling (strabismus), kelainan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan

kacamata dengan lensa konveks, yang membantu daya bias mata dalam memperpendek jarak

fokus. Pada miopia (penglihatan dekat), garis tengah antero posterior bola mata terlalu

panjang. Miopia bersifat genetik. Pada orang berusia muda aktivitas pekerjaan yang berkaitan

dengan benda-benda dekat, misalnya belajar dapat mempercepat timbulnya miopia. Kelainan

ini dapat diatasi dengan kacamata lensa bikonkaf, yang membuat berkas cahaya sejajar

sedikit berdivergensi sebelum masuk ke mata. Astigmatisme adalah keadaan yang sering

dijumpai dengan kelengkungan kornea tidak merata. Bila kelengkungan disatu meridian

berbeda dengan kelengkungan dimeridian lain, berkas cahaya di meridian tersebut akan

dibiaskan ke fokus yang berbeda.yang kurang dari 6 meter akan difokuskan di belakang

retina dan akibatnya benda tersebut tampak kabur.

Page 11: Aberasi optik

Anatomi Indra Penglihatan

Organ Penglihatan (Organon Visus; Mata)

Bola mata (bubus oculi), atau organ penglihatan, berada pada kavitas orbita, dimana organ ini dilindungi dari cedera dan pergerkan oleh otot-otot okular serta tulang (os sphenoidale, zygomaticum, frontale, ethmoidale, lacrimale,  dan maxilla). Selain itu, ada pula struktur aksesorius yang berhubungan dengan mata, seperti otot-otot, fascia, alis, kelopak mata, konjungtiva, dan badan lakrimal.

Ukuran bola mata lebih panjang pada diameter transversal dan antero-posterior daripada diameter vertikal. Pada wanita, ketiga diameter tersebut lebih kecil daripada laki-laki. Diameter antero-posterior pada bayi baru lahir berkisar 17.5 mm, dan saat pubertas berkisar 20-21 mm.

Bola mata terbenam dalam lemak di orbita, tetapi dipisahkan dari jaringan tersebut oleh kantung membranosa tipis, fascia bulbi.

Page 12: Aberasi optik

Lapisan Mata

Lapisan mata dari luar ke dalam adalah: (1) tunika fibrosa, terdiri dari sklera di bagian belakang dan kornea di bagian depan; (2) tunika vascular berpigmen, di bagian belakang terdapat koroid, dan di bagian depan terdapat badan siliaris dan iris; dan (3) tunika nervosa, retina.

Tunika fibrosa ( tunica fibrosa oculi )

Sklera dan kornea membentuk tunika fibrosa bola mata; sklera berada di lima perenam bagian posterior dan opak; kornea membentuk seperenam bagian anterior dan transparan.

Sklera memiliki densitas yang tinggi dan sangat keras, merupakan membran solid yang berfungsi mempertahankan bentuk bola mata. Sklera lebih tebal di bagian belakang daripada di depan; ketebalan di bagian belakang 1 mm. Permukaan eksternal sklera berwarna putiih, dan menempel pada permukaan dalam fascia bulbi; bagian anterior sklera dilapisi membran konjungtiva bulbi. Di bagian depan, sklera berhubungan langsung dengan kornea, garis persatuannya dinamakan sclero-corneal junction atau limbus. Pada bagian dalam sklera dekat dengan junction terdapat kanal sirkular, sinus venosus sclera (canal of Schlemm). Pada potongan meridional dari bagian ini, sinus tampak seperti cekungan (cleft), dinding luarnya terdiri dari jaringan solid sklera dan dinding dalamnya dibentuk oleh massa triangular jaringan trabekular.

Aqueous humor direasorbsi menuju sinus skleral oleh jalur pectinate villi yang analog dengan struktur dan fungsi arachnoid villi pada meninges serebral menuju pleksus vena sklera.

Kornea merupakan bagian proyeksi transparan dari tunika eksternal, dan membentuk seperenam permukaan anterior bola mata. Kornea berbentuk konveks di bagian anterior dan seperti kubah di depan sklera. Derajat kelengkungannya berbeda pada setiap individu.

Tunika vaskular ( tunica vasculosa oculi )

Tunika vaskular mata terdiri dari koroid di bagian belakang, badan siliaris serta iris di bagian depan.

Koroid berada di lima perenam bagian posterior bola mata, dan memanjang sepanjang ora serrata. Badan siliaris menghubungkan koroid dengan lingkaran iris. Iris adalah diafrgama sirkular di belakang kornea, dan tampak di sekeliling pusat, apertura bundar, pupil.

Koroid merupakan membran tipis, vaskular, warna coklat tua atau muda. Di bagian belakang ditembus oleh nervus optikus. Lapisan ini lebih tebal di bagian belakang daripada di bagian depan.

Salah satu fungsi koroid adalah memberikan nutrisi untuk retina serta menyalurkan pembuluh darah dan saraf menuju badan siliaris dan iris.

Badan siliaris (corpus ciliare) merupakan terusan koroid ke anterior yang terdapat processus ciliaris serta musculus ciliaris.

Page 13: Aberasi optik

Iris dinamakan berdasarkan warnanya yang beragam pada individu berbeda. Iris adalah lempeng (disk) kontraktil, tipis, sirkular, berada di aqueous humor antara kornea dan lensa, dan berlubang di tengah yang disebut pupil. Di bagian perifernya, iris menempel dengan badan siliaris, dan juga terkait dengan; permukaannya rata,  bagian anterior menghadap ke kornea, bagian posterior menghadap prosesus siliaris dan lensa. Iris membagi ruangan antara lensa dan kornea sebagai ruang anterior dan posterior. Ruang anterior mata dibentuk di bagian depan oleh permukaan posterior kornea; di bagian belakang oleh permukaan anterior iris dan bagian tengah lensa. Ruang posterior adalah celah sempit di belakang bagian perifer iris, dan di depan ligamen suspensori lensa dan prosesus siliaris.

Tunika nervosa ( Tunica interna )

Retina adalah membran nervosa penting, dimana gambaran objek eksternal ditangkap. Permukaan luarnya berkontak dengan koroid; permukaan dalamnya dengan membran hialoid badan vitreous. Di belakang, retina berlanjut sebagai nervus optikus; retina semakin tipis di bagian depan, dan memanjang hingga badan siliaris, dimana ujungnya berupa cekungan, ora serrata. Disini jaringan saraf retina berakhir, tetapi pemanjangan tipis membran masih memanjang hingga di belakang prosesus siliaris dan iris, membentuk pars ciliaris retina dan pars iridica retina. Tepat di bagian tengah di bagian posterior retina, pada titik dimana gambaran visual paling bagus ditangkap, berupa area oval kekuningan, makula lutea; pada makula terdapat depresi sentral, fovea sentralis. Fovea sentralis retina sangat tipis, dan warna gelap koroid dapat terlihat. Sekitar 3 mm ke arah nasal dari makula lutea terdapat pintu masuk nervus optikus (optic disk), arteri sentralis retina menembus bagian tengah discus. Bagian ini satu-satunya permukaan retina yang insensitive terhadap cahaya, dan dinamakan blind spot.

Media Refraksi

Media refraksi: kornea, aqueous humor, crystalline lens, vitreous body.

Aqueous humor ( humor aqueus )

Aqueous humor mengisi ruang anterior dan posterior bola mata. Kuantitas aqueous humor sedikit, memiliki reaksi alkalin, dan sebagian besar terdiri dari air, kurang dari seperlimanya berupa zat padat, utamanya klorida sodium.

Vitreous body ( corpus vitreum )

Vitreous body membentuk sekitar empat perlima bola mata. Zat seperti agar-agar ini mengisi ruangan yang dibentuk oleh retina. Transparan, konsistensinya seperti jeli tipis, dan tersusun atas cairan albuminus terselubungi oleh membrane transparan tipis, membran hyaloid. Membran hyaloid membungkus badan vitreous. Porsi di bagian depan ora serrata tebal karena adanya serat radial dan dinamakn zonula siliaris (zonule of Zinn). Disini tampak beberapa jaringan yang tersusun radial, yaitu prosesus siliaris, sebagai tempat menempelnya. Zonula siliaris terbagi atas dua lapisan, salah satunya tipis dan membatasi fossa hyaloid; lainnya dinamakan ligamen suspensori lensa, lebih tebal, dan terdapat pada badan siliaris untuk menempel pada kapsul lensa. Ligamen ini mempertahankan lensa pada posisinya, dan akan relaksasi jika ada kontraksi serat sirkular otot siliaris, maka lensa akan menjadi lebih konveks. Tidak ada pembuluh darah pada badan vitreous, maka nutrisi harus dibawa oleh pembuluh darah retina dan prosesus siliaris.

Page 14: Aberasi optik

Crystalline lens ( lens crystallina )

Lensa terletak tepat di belakang iris, di depan badan vitreous, dan dilingkari oleh prosesus siliaris yang mana overlap pada bagian tepinya. Kapsul lensa (capsula lentis) merupakan membran transparan yang melingkupi lensa, dan lebih tebal pada bagian depan daripada di belakang. Lensa merupakan struktur yang rapuh namun sangat elastis. Di bagian belakang berhadapan dengan fossa hyaloid, bagian depan badan vitreous; dan di bagian depan berhadapan dengan iris. Lensa merupakan struktur transparan bikonveks. Kecembungannya di bagian anterior lebih kecil daripada bagian posteriornya.

Organ Aksesorius Mata (Organa Oculi Accessoria)

Organ aksesorius mata termasuk otot okular, fascia, alis, kelopak mata, konjungtiva, dan aparatus lakrimal.

Lacrimal apparatus ( apparatus lacrimalis )

Apparatus lakrimal terdiri dari (a) kelenjar lakrimal, yang mensekresikan air mata, dan duktus ekskretorinya, yang menyalurkan cairan ke permukaan mata; (b) duktus lakrimal, kantung (sac) lakrimal, dan duktus nasolakrimal, yang menyalurkan cairan ke celah hidung.

Lacrimal gland (glandula lacrimalis) terdapat pada fossa lakrimal, sisi medial prosesus zigomatikum os frontal. Berbentuk oval, kurang lebih bentuk dan besarnya menyerupai almond, dan terdiri dari dua bagian, disebut kelenjar lakrimal superior (pars orbitalis) dan inferior (pars palpebralis). Duktus kelenjar ini, berkisar 6-12, berjalan pendek menyamping di bawah konjungtiva.

Lacrimal ducts (lacrimal canals), berawal pada orifisium yang sangat kecil, bernama puncta lacrimalia, pada puncak papilla lacrimales, terlihat pada tepi ekstremitas lateral lacrimalis. Duktus superior, yang lebih kecil dan lebih pendek, awalnya berjalan naik, dan kemudian berbelok dengan sudut yang tajam, dan berjalan ke arah medial dan ke bawah menuju lacrimal sac. Duktus inferior awalnya berjalan turun, dan kemudian hamper horizontal menuju lacrimal sac. Pada sudutnya, duktus mengalami dilatasi dan disebut ampulla. Pada setiap lacrimal papilla serat otot tersusun melingkar dan membentuk sejenis sfingter.

Lacrimal sac (saccus lacrimalis) adalah ujung bagian atas yang dilatasi dari duktus nasolakrimal, dan terletak dalam cekungan (groove) dalam yang dibentuk oleh tulang lakrimal dan prosesus frontalis maksila. Bentuk lacrimal sac oval dan ukuran panjangnya sekitar 12-15 mm; bagian ujung atasnya membulat; bagian bawahnya berlanjut menjadi duktus nasolakrimal.

Nasolacrimal duct (ductus nasolacrimalis; nasal duct) adalah kanal membranosa, panjangnya sekitar 18 mm, yang memanjang dari bagian bawah lacrimal sac menuju meatus inferior hidung, dimana saluran ini berakhir dengan suatu orifisium, dengan katup yang tidak sempurna, plica lacrimalis (Hasneri), dibentuk oleh lipatan membran mukosa. Duktus nasolakrimal terdapat pada kanal osseous, yang terbentuk dari maksila, tulang lakrimal, dan konka nasal inferior.

Otot-otot ekstraokular

Page 15: Aberasi optik

1. Rectus medialis.2. Rectus superior.3. Rectus lateralis.4. Rectus inferior.5. Obliquus superior.6. Obliquus inferior.

Gerakan Bola Mata

Sistem kontrol serebral yang mengarahkan gerakan mata ke obyek yang dilihat merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam menggunakan kemampuan pengelihatan sepenuhnya. Sistem ini dikatakan sama pentingnya dalam pengelihatan dengan sistem interpretasi berbagai sinyal-sinyal visual dari mata. Dalam mengarahkan gerakan mata ini, tubuh menggunakan 3 pasang otot yang berada di bawah kendali nervus III, IV, dan VI. Nukleus dari ketiga nervus tersebut saling berhubungan dengan fasikulus longitudinalis lateralis, sehingga inervasi otot-otot bola mata berjalan secara resiprokal.

Gerakan Fiksasi Bola Mata

Gerakan fiksasi bola mata dikontrol melalui dua mekanisme neuronal. Yang pertama, memungkinkan seseorang untuk untuk memfiksasi obyek yang ingin dilihatnya secara volunter; yang disebut seabgai mekanisme fiksasi volunter. Gerakan fiksasi volunter dikontrol oleh cortical field pada daerah regio premotor pada lobus frontalis. Yang kedua, merupakan mekanisme involunter yang memfiksasi obyek ketika ditemukan; yang disebut sebagai mekanisme fiksasi involunter. Gerakan fiksasi involunter ini dikontrol oleh area visual sekunder pada korteks oksipitalis, yang berada di anterior korteks visual primer. Jadi, bila ada suatu obyek pada lapang pandang, maka mata akan memfiksasinya secara involunter untuk mencegah kaburnya bayangan pada retina. Untuk memindahkan fokus ini, diperlukan sinyal volunter sehingga fokus fiksasi bisa diubah.

Gerakan saccadic

Gerakan saccadic merupakan lompatan-lompatan dari fokus fiksasi mata yang terjadi secara cepat, kira-kira dua atau tiga lompatan per detik. Ini terjadi ketika lapang pandang bergerak secara kontinu di depan mata. Gerakan saccadic ini terjadi secara sangat cepat, sehingga lamanya gerakan tidak lebih dari 10% waktu pengamatan. Pada gerakan saccadic ini, otak mensupresi gambaran visual selama saccade, sehingga gambaran visual selama perpindahan tidak disadari.

Gerakan Mengejar

Mata juga dapat terfiksasi pada obyek yang bergerak; gerakan ini disebut gerakan mengejar (smooth pursuit movement).

Gerakan vestibular

Mata meyesuaikan pada stimulus dari kanalis semisirkularis saat kepala melakukan pergerakan.

Page 16: Aberasi optik

Gerakan konvergensi

Kedua mata mendekat saat objek digerakkan mendekat.

Jaras

Cahaya yang sampai di retina tersebut akan mengakibatkan hiperpolarisasi dari reseptor pada retina. Hiperpolarisasi ini akan mengakibatkan timbulnya potensial aksi pada sel-sel ganglion, yang aksonnya membentuk nervus optikus. Kedua nervus optikus akan bertemu pada kiasma optikum, di mana serat nervus optikus dari separuh bagian nasal retina menyilang ke sisi yang berlawanan, yang kemudian akan menyatu dengan serat nervus optikus dari sisi temporal yang berlawanan, membentuk suatu traktus optikus. Serat dari masing-masing traktus optikus akan bersinaps pada korpus genikulatum lateralis dari thalamus. Kemudian serat-serat tersebut akan dilanjutkan sebagai radiasi optikum ke korteks visual primer pada fisura calcarina pada lobus oksipital medial. Serat-serat tersebut kemudian juga akan diproyeksikan ke korteks visual sekunder.

Selain ke korteks visual, serat-serat visual tersebut juga ditujukan ke beberapa area seperti: (1)nukleus suprakiasmatik dari hipotalamus untuk mengontrol irama sirkadian dan perubahan fisiologis lain yang berkaitan dengan siang dan malam, (2) ke nukleus pretektal pada otak tengah, untuk menimbulkan gerakan refleks pada mata untuk fokus terhadap suatu obyek tertentu dan mengaktivasi refleks cahaya pupil, dan (3) kolikulus superior, untuk mengontrol gerakan cepat dari kedua mata.