qadariyyah

Upload: puterictfairuz

Post on 14-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hjk

TRANSCRIPT

Slide 1

PENGAJIAN AQIDAHPIM3112 (QADARIYYAH)DISEDIAKAN OLEH :FADZLIYAH BINTI HASHIMJAPIMQADARIYYAH PENGAJIAN AQIDAH

DEFINISIQadariyah diambil dari bahasa Arab, kata dasarnya adalah qadara yang beerti kemampuan atau kekuasaanPengertian qadariyah berdasarkan terminoloi adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan, artinya tanpa campur tangan Tuhan

Dalam bahasa Inggris qadariyah ini diertikan sebagai free will and free act, bahwa manusialah yang mewujudkan perbuatan-perbuatan dengan kemauan dan tenaganyaSEJARAH MUNCULNYA FAHAM QADARIYAHAliran qadariyah ini muncul pada tahun 70 H dengan berbagai versi yang memperdebatkan mengenai tokoh pemulanyaVersi pertama dikemukakan oleh Ahmad Amin berdasarkan pendapat beberapa ahli teologi bahawa fahaman qadariyah ini pertama kali diperkenalkan oleh Mabad Al-Jauhani dan Ghailan Ad-DimasyqyVersi kedua, masih dikemukakan oleh Ahmad Amin berdasarkan pendapat Ibnu Nabatah dalam kitabnya Syarh Al-Uyun bahwa faham qadariyah ini pertama kali dimunculkan oleh seorang Kristian Irak yang masuk Islam kemudian kembali kepada Kristen yang bernama SusanVersi ketiga dikemukakan oleh W. Montgomery Watt berdasarkan tulisan Hellmut Ritter yang ditulis dalam bahasa Jerman, menyebutkan bahwa faham qadariyah ditemukan dalam kitab Ar-Risalah karya Hasan Al-BasriNamun versi ini menjadi perdebatan panjang bahwa Hasan Al-Basri seorang Qadariyah. Dalam kitab ini, dia menulis bahwa manusia berhak memilih mana yang baik dan buruk bagi dirinyaSeharusnya, sebutan qadariyah diberikan kepada aliran yang berpendapat bahwa qadar menentukan segala tingkahlaku manusia, baik yang bagus maupun yang jahat. Namun, sebutan tersebut telah melekat kaum sunni, yang percaya bahwa manusia mempunyai kebebasan berkehendak. Menurut Ahmad Amin, sebutan ini diberikan kepada para pengikut faham qadar oleh lawan mereka dengan merujuk Hadits yang menimbulkan kesan negatif bagi nama Qadariyah. Yakni Bahwa kaum qadariyah majusinya ummat ini.

Beberapa ayat Al-Quran yang digunakan sebagai dasar pemikiran mereka adalah:

Ertinya: Dan katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (Al-Kahfi: 29)

Ertinya: Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: Darimana datangnya (kekalahan) ini? Katakanlah: Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Ali Imran: 165).

ITIQAD QADARIYAH YANG BERTENTANGAN DENGAN AHLUSSUNNAH WALJAMAAH1. Manusia mempunyai daya dan kekuatan untuk menentukan nasibnya, melakukan segala sesuatu yang diinginkan baik dan buruknya. Jadi surga atau neraka yang didapatnya bukan merupakan takdir Tuhan melainkan karena kehendak dan perbuatannya sendiri.2. Takdir merupakan ketentuan Allah SWT terhadap alam semesta sejak zaman azali, iaitu hukum yang dalam Al-Quran disebut sunnatullah

3. Secara alamiah manusia mempunyai takdir yang tak dapat diubah mengikuti hukum alam seperti tidak memiliki sayap untuk terbang, tetapi manusia memiliki daya untuk mengembangkan pemikiran dan daya kreatifannya sehingga manusia dapat menghasilkan karya untuk mengimbangi atau mengikuti hukum alam tersebut dengan menciptakan pesawat terbangPERBANDINGAN ALIRAN JABARIYAH DAN QADARIYAH Beberapa perbedaan mendasar terhadap berbagai permasalahan teologi yang berkembang diantara kedua aliran ini diantaranya adalah:1. Jabariyah meyakini bahwa segala perbuatan manusia telah diatur dan dipaksa oleh Allah sehingga manusia tidak memiliki kemampuan dan kehendak dalam hidup, sementara qadariyah meyakini bahwa Allah tidak ikut campur dalam kehidupan manusia sehingga manusia memiliki sepenuhnya dalam menentukan hidup dan dalam menentukan sikapJabariyah menyatakan bahwa surga dan neraka tidak kekal, setiap manusia pasti merasakan surga dan neraka, setelah itu keduanya akan lenyap Qadariyah menyatakan bahwa manusia yang berbuat baik akan mendapat surga, sementara yang berbuat jahat akan mendapat ganjaran di neraka, kedua keputusan itu merupakan konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan manusia berdasarkan kehendak dan pilihannya sendiri.

Takdir dalam pandangan kaum jabariyah memiliki makna bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dan digariskan Allah SWT, sehingga tidak ada pilihan bagi manusia Sementara takdir menurut kaum qadariyah merupakan ketentuan Allah terhadap alam semesta sejak zaman azali, manusia menyesuaikan terhadap alam semesta melalui upaya dan pemikirannya yang tercermin dalam kreatifitasnya

Pandangan Ahli Ilmu Kalam Terhadap Aliran Jabariyah Dan Qadariyah

Para ahli ilmu kalam banyak memperdebatkan ajaran-ajaran yang dikembangkan oleh ulama jabariyah maupun ulama qadariyah. Beberapa argument diberikan untuk menolak ajaran kedua faham iniJika manusia tidak memiliki daya dan segala perbuatannya dipaksa oleh Allah, maka sejauh mana eksistensi manusia sebagai khalifah di muka bumi, bagaimana fungsi berita gembira dan ancaman yang Allah berikan, serta untuk apa Allah menyediakan ganjaran atas segala perilaku manusia selama hidupKeyakinan bahwa manusia dipaksa (majbur) dalam melakukan segala sesuatu akan membuat manusia menjadi malas berusaha karena menganggap semuanya merupakan takdir yang tak dapat diubah, juga dapat menyebabkan manusia tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap segala sesuatuPenolakan terhadap ajaran qadariyah ini disebabkan oleh beberapa perkara, diantaranya; Pertama: Bangsa Arab telah terbiasa dengan pemikiran pasrah terhadap alam yang keras dan ganas Kedua: Pemerintah yang menganut jabariyah menganggap gerakan faham qadariyah sebagai suatu usaha menyebarkan faham dinamis dan daya kritis rakyat, yang pada gilirannya mampu mengkritik kebijakan-kebijakan mereka yang dianggap tidak sesuai, bahkan dapat menggulingkan kedudukan mereka di dalam pemerintahanDengan semakin berkembang teologi, pemikiran ahli ilmu kalam pun semakin berkembang dan tentu semakin kritisHal ini banyak membantu masyarakat awam untuk memilih ajaran murni yang datang dari Allah SWT dan utusan-NyaMasyarakat dapat memperkokoh keimanannya melalui ajaran yang disebarkan oleh para ulama ilmu kalam moden masa kini, maka tidak heran bila saat ini banyak terbuka ketimpangan dan kerancuan dalam berbagai aliran karena kekritisan ulama ilmu kalam moden masa kiniPara ulamak telah bangkit menentang pendapat Qadariyah atas dua sebab, iaitu: Masalah pemaksaan yang membawa kepada ta'thil dan meninggalkan amal dan rukun kepada takdirSikap melampau mereka di dalam mentakwilkan ayat-ayat al-Quran yang menyebutkan dan menetapkan sifat-sifat Allah. Takwilan-takwilan ini membawa bahaya kepada al-Quran dan kefahaman makna-maknanyaDakwah mereka ini telah dipimpin oleh dua orang tokoh, iaitu: Ma'bad bin Khalid al-Juhni di Iraq. Beliau telah terbunuh ketika keluar berperang bersama Ibnu al-Asy'as dengan al-HajjajGhailan bin Marwan al-Dimasyqi di Damsyiq. Umar Abdul Aziz telah memanggilnya dan berdebat dengannya sehingga beliau bertaubat. Semasa Hisyam bin Abdul Malik memerintah, beliau telah dibunuh. KESIMPULANGolongan Qadariyah dihukumkan kafir kerana keingkaran mereka terhadap takdir. Mazhab Qadariyah dan Jabbariyah telah lenyap. Keduanya tidak lagi wujud secara berdiri sendiri. Dan kesannya dapat kita lihat pada mazhab Muktazilah. Sehingga kini masalah al-jabar (keterpaksaan) dan ikhtiar masih diperselisihkan oleh para pengkaji.