proses pembentukan mata

39
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Organogenesis disebut juga morphogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari tiga lapisan germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing- masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung atau tabung yang akan berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain. Organogenesis atau morfogenesis merupakan suatu proses pertumbuhan embrio yang masih memiliki bentuk primitif yang akan tumbuh menjadi bentuk definitif dan memiliki bentuk dan rupa yang spesifik menurut spesies. Pada tahap organogenesis ini terdapat dua periode, yaitu periode pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir. Pembentukan mata Pada Hewan periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk primitif sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embrio akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pembentukan mata merupakan proses yang sangat kompleks dimana setiap tahap memerlukan koordinasi 1 | Organogenesis-Pembentukan Mata

Upload: richard-shakespeare

Post on 21-Dec-2015

175 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

re-share semoga bermanfaat :)

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Pembentukan Mata

BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Organogenesis disebut juga morphogenesis adalah suatu proses

pembentukan organ yang berasal dari  tiga lapisan germinal embrio yang telah

terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi.

Masing- masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan

membentuk suatu bumbung atau tabung yang  akan berkembang menjadi sistem

organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain.

Organogenesis atau morfogenesis merupakan suatu proses pertumbuhan

embrio yang masih memiliki bentuk primitif yang akan tumbuh menjadi bentuk

definitif dan memiliki bentuk dan rupa yang spesifik menurut spesies. Pada tahap

organogenesis ini terdapat dua periode, yaitu periode pertumbuhan antara dan

pertumbuhan akhir.

Pembentukan mata Pada Hewan periode pertumbuhan antara atau transisi

terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk

primitif sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embrio akan memiliki

bentuk yang khusus bagi suatu spesies.

Pembentukan mata merupakan proses yang sangat kompleks dimana setiap

tahap memerlukan koordinasi antar jaringan yang berkontribusi. Perkembangan

mata mulai tampak pada tahap embrio sebagai sepasang lekukan dangkal pada

sisi kanan dan kiri otak depan. Lekukan ini selanjutnya menjadi vesikel optik.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai Pembentukan Mata pada Hewan

1.2 Tujuan

Adapun tujuan makalah ini, untuk memahami dan mengetahui

Organogenesis khususnya pada pembentukan mata pada Hewan

1 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 2: Proses Pembentukan Mata

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Organogenesis

Organogenesis (morphogenesis) adalah proses pembentukan organ atau

alat tubuh menjadi beberapa sistem yang terkoordinasi. Organogenesis ini terdiri

dari dua periode pertumbuhan, yakni pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir.

Pada pertumbuhan antara terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-

bagian tubuh embrio dari bentuk primitif menjadi bentuk definitive yang

merupakan bentuk khusus dari spesies. Sementara pada periode pertumbuhan

akhir, penyelasaian bentuk defenitif akan menjadi ciri individu, misalnya jenis

kelamin, karakter fisik dan psikis, roman wajah dan sebagainya.

Organ yang dibentuk pada proses organogenesis berasal dari masing-

masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Contohnya :

a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),

integumen (kulit), rambut dan alat indera.

b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat

reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.

c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar

pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua

lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk

hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya

mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.

Dalam makalah ini dibahas secara khusus tentang turunan atau derivate

dari lapisan ektoderm, yaitu pembentukan bola mata yang merupakan alat indera.

Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan

cahaya. Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di

dalam orbita. Cahaya kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang

sensitif terhadap cahaya yaitu retina. Retina mengandung sel-sel batang dan

kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf. Setelah

2 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 3: Proses Pembentukan Mata

melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi

penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses.

B. Pembentukan Bola Mata

a. Proses Pembentukan Mata

Secara embriologis proses pembentukan mata dimulai pada minggu ke 4

masa embrio. Proses pembentukan mata berasal dari 3 sumber yaitu

1. Penonjolan forebrain yang akan membentuk retina dan saraf optik.

2. Permukaan ektoderm yang akan diinduksi menjadi lensa dan beberapa struktur

pelengkap di bagian depan mata.

3. Jaringan mesenkim yang mengumpul membentuk tunika dan struktur-struktur

yang berkaitan dengan orbita.

3 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 4: Proses Pembentukan Mata

Dinding bola mata disusun oleh 3 tunika (lapisan) :

1. Tunika fibrosa (lapis sklera-kornea) merupakan lapisan luar bola mata terdiri

atas sklera dan kornea.

2. Tunika vaskularis (lapis uvea) merupakan lapisan tengah bola mata terdiri atas

khoroid, badan siliaris dan iris.

3. Tunika neuralis (lapis retina) merupakan lapisan dalam bola mata terdiri atas

retina.

b. Perkembangan Mata

Mata pada vertebarata merupakan organ yang sangat kompleks, dibentuk

dari sumber primordial yang berbeda, yaitu ektoderem dan mesoderem pada

daerah chepalik atau kepala embrio. Perkembangan awal komponen-komponen

mata tergantung pada interaksi induktif antara satu komponen dengan komponen

lain. Induksi ini diikuti dengan differensiasi intraseluler, dimulai dengan mitosis,

kemudian sintesis RNA utama untuk pembentukan protein intraseluler spesifik,

serabut-serabut ekstraseluler, dan matriks. Bahan-bahan ekstraseluler dan migrasi

sel memainkan peranan yang penting dalam perkembangan mata.

4 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 5: Proses Pembentukan Mata

Gambar 1. Skema utama kejadian-kejadian induktif yang berlangsug pada mata

embrionik. Kejadian-kejadian induktif atau inte-raksi jaringan ditandai dengan

garuis putus-putus (Calson, 1988).

1. Pembentukan vesikula optic

Sejarah perkembangan optik diawali pada dinding diencephalon,

perkembangan mata dimulai pada waktu dinding diencephalon embrio berumur

22 hari menggelembung keluar secara lateral dari tabung neural. Pertumbuhan

differensial ini menghasilkan vesikula optik yang berhubungan dengan

diencephalon melalui tangkai optik.

Pada pembentukan vesikula optik gen-gen khusus pada bakal vesikula

optik diaktifkan untuk membentuk pesan khusus yang mengkode protein vesikula,

sehingga evaginasi terjadi (Oppenheimer, 1976). Vesikula optik tumbuh terus dan

mencapai sel-sel mesenkim kepala hingga bersentuhan dengan ektoderem kepala.

Akibat induksi mesoderem kepala, maka ektoderem membentuk plakoda

lensa. sewaktu vesikula optik menginduksi pembentukan plakoda lensa, plakoda

lensa juga menginduksi vesikula optik dan menyebabkan perubahan-perubahan

pada vesikula optik. Vesikula optik berinvaginasi membentuk cawan optic yang

berdinding rangkap. Ketika invaginasi berlanjut, hubungan antara cawan optik

dan otak direduksi menjadi celah yang sempit.

5 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 6: Proses Pembentukan Mata

Pada waktu yang sama kedua lapisan cawan optik mulai berdifferensiasi

dengan arah yang berbeda. Bagian luar menjadi lebih tipis dan berkembang selsel

granula-granula yang mengandung melanin dan akhirnya menjadi retina

berpigmen. Sel-sel lapisan dalam berkembang menjadi sel-sel batang dan kerucut

yang peka terhadap cahaya. Lapisan ini menjadi saraf retina. Akson-akson dari

retina saraf bertemu pada dasar mata dan berjalan melalui tangkai optik. Tangkai

optik ini kemudian disebut saraf optik (Gilbert, 1985). Plakoda lensa tumbuh

terus, kemudian berinvaginasi dan melepaskan diri dari ektoderem kepala

membentuk lensa mata.

Gambar 2.  Pembentukan mata, (A) Vesikula optik dari otak bersentuhan dengan

ektoderem di atasnya, (B,C) Ektoderem ber-differensiasi menajdi sel-sel lensa

pada saat vesikula melipat, (D) Vesikula optik menjadi retina berpigmen dan

retina saraf, (E) Lensa menginduksi ektoderem di atasnyamenjadi kornea (Gilbert,

1985).

2. Diferensiasi Retina Saraf

Retina saraf berkembang menjadi lapisan yang disusun atas beberapa tipe

sel saraf yang berbeda(Gambar3), yaitu sel-sel peka terhadap cahaya dan warna,

6 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 7: Proses Pembentukan Mata

badan-badan sel dari akson saraf optik, dan neuron-neuron bipolar yang

mentransmisikan stimulus elektrik dari sel-sel sensoris ke badan sel saraf optik.

Selain itu sejumlah sel-sel yang berperan dalam memelihara integritas retina.

Pada stadium awal perkembangan retina, pembelahan sel terutama

berlangsung pada tepi cawan optik (berlawanan dengan pembelahan sel-sel tabung

saraf). Pembelahan berlangsung pada permukaan luar lapisan saraf sambil

bermigrasi menuju daerah yang lebih dalam dari cawan optik dan akhirnya cawan

optik terisi dengan selsel neuroblast. Differensiasi neuroblas dimulai pada bagian

lapisan paling dalam dari retina. Hasil differensiasi berupa terbentuknya, sel-sel

ganglion dari saraf mata, sel-\sel saraf bipolar dan apparatus sensori berupa sel

batang dan kerucut (Gilbert, 1985).

Gambar 3. Skema organisasi retina neural pada fetus umur 25 minggu(Gilbert,

1985).

Akson-akson sel-sel ganglion membentuk saraf optik. Sementara itu

dendrit-dendrit dari saraf tersebut bergabung dengan neuroblast dari lapisan dalam

7 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 8: Proses Pembentukan Mata

nuklei, menyebabkan mereka berdifferensiasi menjadi neuron bipolar retina.

Lapisan nuclei luar yang mengandung nuclei dari neuron fotoresptik

berdifferensiasi belakangan. Akson-akson sel-sel fotoreseptor tersebut bersinapsis

dengan dendrit-dendrit neuron bipolar. Pada saat mereka berdifferensiasi, badan-

badan sel dari neuron luar berdifferensiasi membentuk juluran-juluran sitoplasma

yang mengandung beberapa organel terspealisasi yang memperpanjang tunas dan

mengatur ukuran bentuk daerah fotoreaktif. Membran sel tersebut melipat dengan

sendirinya membentuk kantungkantung yang berisi pigmen-pigmen fotoreseptif.

cahaya menginduksi pigmen ini untuk melangsungkan perubahan-perubahan

kimia yang menghasilkan pelepasan electron dan inpuls eletrik yang dihasilkan

dan ditransmisikan ke otak melalui saraf mata.

3. Diferensiasi Lensa dan Kornea

Selama berlangsungnya perkembangan lensa, plakoda lensa menyentuh

ektoderem yang ada di atasnya. Plakoda lensa kemudian menginduksi ektoderem

di atasnya membentuk kornea yang transparan. Differensiasi dari jaringan lensa

menjadi suatu membran transparan yang mampu mengarahkan cahaya menuju

retina meliputi perubahan-perubahan dalam struktur dan bentuk, juga sintesis-

sintesis protein spesifik lensa yang disebut crsitallin. Cristallin ini disintesis pada

saat perubahan-perubahan bentuk sel terjadi dan menyebabkan vesikula lensa

menjadi lensa yang definitif. Sel-sel pada bagian dalam vesikula lensa

memanjang, dan dibawah pengaruh saraf retina, menghasilkan serabut-serabut

lensa.

Pada saat serabut ini terus tumbuh mereka mensisntesis cristallin yang

pada akhirnya mengisi sel dan menyebabkan inti sel terdesak. Serabut-serabut

yang mensintesis cristallin terus bertumbuh dan pada akhirnya mengisi ruang

vesikula lensa. Sel-sel yang membelah tersebut bergerak ke arah ekuator vesikula

dan pada saat melintasi ekuatorial, mereka mulai memanjang. Jadi lensa terdiri

atas tiga daerah yaitu zona dari sel-sel yang sedang membelah, daerah ekuatorial

dan pemanjangan seluler, dan zona posterior dan pusat dari sel-sel serabut yang

mengandung cristallin. Di bawah pengaruh dari jaringan lensa, ektoderem di

atasnya menjadi kolumnar dan berisi dengan granula-granula sekretori. Granula-

8 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 9: Proses Pembentukan Mata

granula ini bermigrasi ke dasar sel-sel dan mensekresikan stroma primer yang

mengandung kurang lebih 20 lapisan kolagen tipe pertama dan kedua. Sel-sel

endotelium kapiler bermigrasi ke daerah ini dan mensekresikan asam hyaluronat

kedalam matriks. Ini menyebabkan matriks bergerak dan merupakan subtrat yang

baik untuk migrasi sel-sel mesenkim turunan neural crest. Sel mesenkim

mensekresikan kolagen tipe 1 dan enzim-enzim hyaluronidase yang mencerna

asam hyaluronat. Hal ini menyebabkan stroma menyusut.

Di bawah pengaruh dari tiroksin, stroma primer berkembang menjadi

stroma sekunder dengan cara dehidrasi, dan matriks yang kaya akan kolagen dari

epitel beserta jaringan mesenkim berkembang menjadi kornea yang transparan

(Gilbert, 1985).

Gambar 4. Differensiasi sel-sel lensa. (A) Vesikula lensa, (B) sel-sel interior

memanjang menghasilkan serabut-serabut lensa, (C) lensa diisi dengan cristallin,

9 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 10: Proses Pembentukan Mata

(D) sel-sel lensa yang baru dibentuk dari epitelium anterior lensa, dan (E) pada

saat lensa tumbuh, serabut-serabut baru berdifferensiasi (Gilbert, 1985).

Gambar 5 : Perkembangan kornea. A. Cawan optik menginduksi pembentukan

lensa, B, Lensa menginduksi ektoderem di atasnya menjadi epitel selindris sekresi

C. Granula-granula yang dihasilkan epitel terinduksi untuk mensekresikan stroma

primer yang mengandung kolagen, D . sel-sel endotelium masuk dan

mensekresikan asam hyaluronat, menmenyebabkan stroma menggembung, sel-sel

mesenkim masuk, E. Sekret dari sel-sel mesenkim menyebabkan stroma

menyusut. Dibawah pengaruh tiroksin, stroma akhirnya menjadi kornea (Gilbert,

1985)

Di bawah pengaruh induktif lensa, epitel kornea berdifferensiasi dan

mensekresikan stroma primer yang mengandung lapisan kolagen. Sel-sel

endothelium kemudian mensekresikan asam hyaluronat ke dalam daerah ini,

selanjutnya sel-sel mesenkim dari neural crest masuk. Hyaluronidase yang

10 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 11: Proses Pembentukan Mata

disekresikan oleh mesenkim atau endotelium mencerna asam hyaluronat,

menyebabkan stroma primer menyusut.

C. Lapisan Dinding Bola Mata

Dinding bola mata disusun oleh 3 tunika (lapisan) yaitu:

a. Tunika fibrosa (lapis sklera-kornea) merupakan lapisan luar bola mata terdiri

atas sklera dan kornea.

b. Tunika vaskularis (lapis uvea) merupakan lapisan tengah bola mata terdiri atas

khoroid, badan siliaris dan iris.

c. Tunika neuralis (lapis retina) merupakan lapisan dalam bola mata terdiri atas

retina.

1. TUNIKA FIBROSA (LAPISAN SKLERA-KORNEA)

Tunika fibrosa membentuk sebuah kapsula fibroelastik yang kokoh

penyokong bola mata. Lapis fibrosa ini dibagi menjadi dua bagian yaitu sclera dan

kornea. Sklera merupakan bagian yang putih melingkupi lima-perenam bagian

bola mata dan terletak di sebelah belakang, sementara kornea merupakan bagian

yang jernih dan transparan melingkupi seperenam depan bola mata. Tempat

sambungan sklera dan kornea dikenal dengan nama limbus.

SKLERA

Sklera merupakan bagian bola mata yang putih seolah-olah tidak

mengandung pembuluh darah. Sklera disusun oleh serat-serat kolagen tipe 1 yang

11 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 12: Proses Pembentukan Mata

diselang-selingi oleh jala-jala serat elastin. Susunan seperti ini membentuk

struktur bola mata yang kokoh, disokong oleh tekanan intraokular yang berasal

dari humor akwaeus yang terletak di sebelah depan lensa dan badan vitreus yang

terletak di belakang lensa. Di bagian belakang sklera ditembus oleh serat-serat

saraf optik pada lamina kribrosa. Sklera mengandung pembuluh darah terutama

pada limbus (tempat pertautan sklera dan kornea).

KORNEA

Kornea merupakan bagian tunika fibrosa yang transparan, tidak

mengandung pembuluh darah, dan kaya akan ujung-ujung serat saraf. Kornea

berasal dari penonjolan tunika fibrosa ke sebelah depan bola mata. Secara

histologik kornea terdiri atas 5 lapisan yaitu:

1. Epitel kornea Merupakan lanjutan dari konjungtiva disusun oleh epitel gepeng

berlapis tanpa lapisan  tanduk. Lapisan ini merupakan lapisan kornea terluar

yang langsung kontak dengan dunia luar dan terdiri atas 7 lapis sel. Epitel

kornea ini mengandung  banyak ujung-ujung serat saraf bebas. Sel-sel yang

terletak di permukaan cepat menjadi aus dan digantikan oleh sel-sel yang

terletak di bawahnya yang bermigrasi  dengan cepat.

2. Membran Bowman Merupakan lapisan fibrosa yang terletak di bawah epitel

tersusun dari serat kolagen   tipe 1.

3. Stroma kornea Merupakan lapisan kornea yang paling tebal tersusun dari

serat-serat kolagen tipe 1 yang berjalan secara paralel membentuk lamel

kolagen. Sel-sel fibrolas terletak serat-serat kolagen

4. Membran Descemet Merupakan membran dasar yang tebal tersusun dari serat-

serat kolagen.

5. Endotel kornea Lapisan ini merupakan lapisan kornea yang paling dalam

tersusun dari epitel selapis  gepeng atau kuboid rendah. Sel-sel ini mensintesa

protein yang mungkin diperlukan  untuk memelihara membran Descement.

Sel-sel ini mempunyai banyak vesikel dan dinding selnya mempunyai pompa

natrium yang akan mengeluarkan  kelebihan ion-ion  natrium ke dalam kamera

okuli anterior. Ion-ion klorida dan air akan mengikuti secara  pasif. Kelebihan

cairan di dalam stroma akan diserap oleh endotel sehingga stroma  tetap

12 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 13: Proses Pembentukan Mata

dipertahankan dalam keadaan sedikit dehidrasi (kurang cairan), suatu faktor

yang  diperlukan untuk mempertahankan kualitas refraksi kornea. Kornea

bersifat avaskular (tak berpembuluh darah) sehingga nutrisi didapatkan dengan 

cara difusi dari pembuluh darah perifer di dalam limbus dan dari humor

akweus di  bagian tengah. Kornea menjadi buram bila endotel kornea gagal

mengeluarkan  kelebihan cairan di stroma.

LIMBUS

Limbus merupakan tempat pertemuan antara tepian kornea dengan sklera.

Pada tempat ini terdapat lekukan atau sudut akibat perbedaan kelengkungan

kornea dan sklera. Bagian luarnya diliputi epitel konjungtiva bulbi yang

merupakan epitel berlapis silindris dengan lamina propria di bawahnya.

Stromanya merupakan tepian sklera yang menyatu dengan kornea. Stroma ini

tersusun dari jaringan ikat fibrosa. Di bagian dalam stroma ini membentuk taji

sklera (scleral spur). Pada bagian anterior taji ini terdapat jaringan trabekula

(trabecula sheet) dengan jalinan ruang-ruang di antaranya dikenal sebagai ruang

trabekula (trabecular spaces/ space of Fontana).  Di atas trabekula terdapat suatu

saluran lebar dan panjang disebut kanal Schlemm.

KANAL SCHLEMM

Merupakan suatu pembuluh berbentuk cincin yang melingkari mata tepat

anterior dan eksternal skleral spur. Di sebelah luar dibatasi oleh jaringan sklera

dan di dalam oleh lapisan jaringan trabekula yang lebih dalam. Lumen kanal ini di

batasi oleh selapis sel endotel. Kanal ini akan meneruskan diri ke dalam pleksus

sklera dan akhirnya bermuara pada pleksus vena sklera. Di bagian posterior taji

sklera, pada korpus siliaris terdapat otot polos, muskulus siliaris yang berfungsi

untuk mengatur akomodasi mata.

2. TUNIKA VASKULOSA / UVEA

Tunika vaskulosa terdiri atas 3 bagian yaitu khoroid, badan siliaris dan iris.

Khoroid (Choroid)

Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah

dan sel-sel pigmen sehingga tampak bewarna hitam. Lapisan ini tersusun dari

jaringan penyambung jarang yang mengandung serat-serat kolagen dan elastin,

13 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 14: Proses Pembentukan Mata

sel-sel fibroblas, pembuluh darah dan melanosit. Khoroid terdiri atas 4 lapisan

yaitu :

1. Epikhoroid merupakan lapisan khoroid terluar tersusun dari serat-serat kolagen

dan elastin.

2. Lapisan pembuluh merupakan lapisan yang paling tebal tersusun dari

pembuluh darah dan melanosit.

3. Lapisan koriokapiler, merupakan lapisan yang terdiri atas pleksus kapiler,

jaring0-jaring halus serat elastin dan kolagen, fibroblas dan melanosit. Kapiler-

kapiler ini berasal dari arteri khoroidalis  Pleksus ini mensuplai nutrisi untuk

bagian luar retina.

4. Lamina elastika, merupakan lapisan khoroid yang berbatasan dengan epitel

pigmen retina. Lapisan ini tersusun dari jarring-jaring elastik padat dan suatu

lapisan dalam lamina basal yang homogen.

Badan Siliaris (Korpus siliaris)

Korpus siliaris (badan siliaris) adalah struktur melingkar yang menonjol ke

dalam mata terletak di antara ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan

perluasan lapisan khoroid ke arah depan. Korpus siliar disusun oleh jaringan

penyambung jarang yang mengandung serat-serat elastin, pembuluh darah dan

melanosit.

Badan siliaris membentuk tonjolan-tonjolan pendek seperti jari yang dikenal

sebagai prosessus siliaris. Dari prosessus siliaris muncul benang-benang fibrillin

yang akan berinsersi pada kapsula lensa yang dikenal sebagai zonula zinii.

Korpus siliaris dilapisi oleh 2 lapis epitel kuboid. Lapisan luar kaya akan pigmen

dan merupakan lanjutan lapisan epitel pigmen retina. Lapisan dalam yang tidak

berpigmen merupakan lanjutan lapisan reseptor retina, tetapi tidak sensitif

terhadap cahaya. Sel-sel di lapisan ini akan mengeluarkan cairan filtrasi plasma

yang rendah protein ke dalam bilik mata belakang (kamera okuli posterior).

Humor akweus mengalir dari bilik mata belakang (kamera okuli posterior) ke

bilik mata depan (kamera okuli anterior) melewati celah pupil (celah di antara iris

dan lensa), lalu masuk ke dalam jaringan trabekula di dekat limbus dan akhirnya

14 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 15: Proses Pembentukan Mata

masuk ke dalam kanal Schlemm. Dari kanal Schlemm humor akweus masuk ke

pleksus sklera dan akhirnya bermuara ke sistem vena.

Korpus siliar mengandung 3 berkas otot polos yang dikenal sebagai

muskulus siliaris. Satu berkas karena orientasinya akan menarik khoroid sehingga

membuka kanal Schlemm untuk aliran humor akweus. Dua berkas lain yang

menempel pada skleral spur berfungsi untuk mengurangi tekanan pada zonula

Zinii sehingga lensa menjadi lebih tebal dan konveks. Fungsi ini disebut

akomodasi. Glaukoma merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh

peningkatan tekanan intraokuler yang tinggi dalam waktu lama akibat kegagalan

penyaluran humor akweus dari bilik mata depan. Bila keadaan ini dibiarkan dapat

menyebabkan kebutaan.

Iris (Iris, pelangi)

Iris merupakan bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Struktur ini

muncul dari badan siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa. Iris

juga memisahkan bilik mata depan dan belakang. Celah di antara iris kiri dan

kanan dikenal sebagai pupil (pupil, gadis kecil). Iris disusun oleh jaringan ikat

longgar yang mengandung pigmen dan kaya akan pembuluh darah. Permukaan

depan iris yang menghadap bilik mata depan (kamera okuli anterior) berbentuk

tak teratur dengan lapisan pigmen yang tak lengkap dan sel-sel fibroblas.

Permukaan posterior iris tampak halus dan ditutupi oleh lanjutan 2 lapisan epitel

yang menutupi permukaan korpus siliaris. Permukaan yang menghadap ke arah

lensa mengandung banyak sel-sel pigmen yang akan mencegah cahaya melintas

melewati iris. Dengan demikian cahaya akan terfokus masuk melalui pupil.

15 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 16: Proses Pembentukan Mata

Pada iris terdapat 2 jenis otot polos yaitu otot dilatator pupil dan otot

sfingter/konstriktor pupil. Kedua otot ini akan merubah diameter pupil. Otot

dilatator pupil yang dipersarafi oleh persarafan simpatis akan melebarkan pupil,

sementara otot sfingter pupil yang dipersarafi oleh persarafan parasimpatis (N. III)

akan memperkecil diameter pupil.

Jumlah sel-sel melanosit yang terdapat pada epitel dan stroma iris akan

mempengaruhi warna mata. Bila jumlah melanosit banyak mata tampak hitam,

sebaliknya bila melanosit sedikit mata tampak bewarna biru.

Lensa Mata

Lensa terdiri atas 3 lapisan yaitu kapsul lensa, epitel subkapsul dan serat-

serat lensa. Kapsul lensa merupakan lamina basal yang umumnya disusun oleh

serat-serat kolagen tipe IV dan glikoprotein. Kapsul ini elastik, jernih dan

kompak. Epitel subkapsul hanya terdapat pada permukaan anterior lensa tepat di

bawah kapsul lensa. Epitelnya terdiri atas selapis sel kuboid. Di sebelah dalam

dari epitel subkapsul terdapat serat-serat lensa yang di bentuk dari sel-sel yang

kehilangan inti dan organel sel lainnya. Serat-serat ini kemudian diisi dengan

protein lensa kristalin (crystallins). Adanya kristalin ini akan meningkatkan index

refraksi lensa.

Lensa sama sekali tidak mengandung pembuluh darah. Nutrisi untuk lensa

diperoleh dari humor akweus dan korpus vitreus. Lensa bersifat impermeabel,

tetapi dapat ditembus cahaya dengan mudah. Pada orang tua sering dijumpai

kekeruhan pada lensa yang menyebabkan menurunnya kemampuan untuk melihat.

Keadaan ini dikenal sebagai katarak.

Kondisi mungkin disebabkan oleh bertumpuknya pigmen atau substansi

lain dan keterpaparan sinar ultra violet secara berlebihan. Di samping itu pada

orang tua terjadi suatu keadaan yang dikenal sebagai presbiopia yaitu

ketidakmampuan mata untuk melihat benda-benda dalam jarak dekat yang

disebabkan karena menurunnya elastisitas lensa akibat proses penuaan. Sebagai

akibatnya lensa tidak dapat mencembung guna memfokuskan bayangan benda

secara tepat pada retina. Keadaan ini dapat diatasi dengan pemakaian kacamata.

Lensa digantung kekorpus siliaris oleh

16 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 17: Proses Pembentukan Mata

penggantung lensa yang dikenal sebagai zonula Zinii.

Korpus Vitreus

Korpus vitreus merupakan suatu agar-agar jernih yang mengisi ruang

vitreus (ruang antara lensa dan retina). Korpus vitreus disusun hampir seluruhnya

oleh air (99%) dan mengandung elektrolit, serat-serat kolagen dan asam

hialuronat. Korpus vitreus melekat pada seluruh permukaan retina. Di tengah

korpus vitreus berjalan sisa suatu saluran yang berisi cairan dikenal sebagai kanal

hialoidea, yang semula mengandung arteri hialodea pada masa janin. Badan

vitreus berfungsi untuk memelihara bentuk dan kekenyalan bola mata.

Ruang-ruang mata

Ada 2 ruang mata yaitu kamera okuli anterior dan posterior. Kamera okuli

anterior merupakan suatu ruangan yang dibatasi di sebelah depan oleh sisi

belakang kornea dan di sebelah belakang dibatasi oleh lensa, iris dan permukaan

depan badan siliar. Batas lateralnya adalah sudut iris atau limbus yang ditempati

oleh trabekula yang merupakan tempat penyaluran humor akweus ke kanal

schlemm.

Kamera okuli posterior adalah ruangan yang dibatasi di sebelah depan oleh

iris dan disebelah belakang oleh permukaan depan lensa dan zonula Zinii serta

diperifer oleh prosessus siliaris. Kedua ruangan mata ini terisi oleh humor akweus,

yaitu suatu cairan encer yang disekresi sebagian oleh epitel siliar dan oleh difusi

dari kapiler dalam prosessus siliaris. Cairan ini mengandung materi yang dapat

berdifusi dari plasma darah, tetapi mengandung kadar protein yang rendah.

Humor akweus disekresi secara kontinu ke dalam kamera okuli posterior,

mengalir ke ruang kamera okuli anterior melalui pupil dan disalurkan melalui

jaringan trabekula ke dalam kanal Schlemm. Dalam kondisi normal jumlah cairan

yang disekresi dan dikeluarkan berimbang sehingga tekanan di dalam ruang mata

ini berkisar kira-kira 23 mmHg. Bila terjadi sumbatan dalam pengeluaran cairan

sementara sekresi berlangsung terus, maka tekanan dalam bola mata akan

meningkat. Keadaan ini disebut glaukoma dan dapat mengakibatkan kerusakan

retina dan kebutaan bila dibiarkan.

C.    TUNIKA NEURALIS (RETINA)

17 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 18: Proses Pembentukan Mata

Retina merupakan lapisan terdalam bola mata, mengandung sel-sel fotoreseptor

yaitu sel-sel batang dan kerucut. Retina berkembang dari cangkir optik (optic

cup), suatu struktur berbentuk cangkir yang terbentuk sebagai hasil proses

invaginasi (penonjolan ke arah dalam) gelembung optik primer (primary optic

vesicle). Gelembung optik primer ini berkembang dari penonjolan keluar

prosencephalon (otak depan). Tangkai dari cangkir optik (optic stalk) akan

berkembang menjadi saraf optikus (optic nerve). Dinding luar cangkir optik (optic

cup) berkembang menjadi lapisan pigmen luar sementara bagian saraf retina

(neural retina) berkembang dari lapisan dalam cangkir optik.

Lempeng optik (optik disk) (Gb-1) yang terletak di dinding belakang bola

mata merupakan tempat keluarnya nervus optikus. Serat-serat saraf di daerah ini

akan bertumpuk membentuk suatu tonjolan yang disebut papila nervus optikus.

Daerah ini tidak mengandung sel-sel fotoreseptor, tidak peka terhadap cahaya,

sehingga di sebut juga sebagai bintik buta (blind spot).

Pada papila nervus optikus terdapat arteri dan vena sentralis. Pada

umumnya arteri sentralis merupakan satu-satunya arteri bagi retina. Sumbatan

pada arteri ini dapat mengakibatkan kebutaan yang menetap. Pada beberapa

individu sebagian kebutuhan darah untuk retina juga disuplai dari arteri silioretina

untuk makula. Penyumbatan arteri sentralis pada individu ini mengakibatkan

kehilangan penglihatan perifer, karena makula tak terganggu.

Saraf optik bukan merupakan saraf perifer tetapi suatu traktus sistem saraf

pusatantara sel ganglion retina dan otak tengah (midbrain). Saraf ini berjalan ke

posterior ke kiasma optikus dan mengandung lebih dari seribu berkas serat saraf

bermielin yang disokong oleh neuroglia (astrosit) dan bukan endoneurium.

Selaput otak dan ruang subarakhnoid melanjutkan diri dari otak sebagai sarung

pembungkus saraf optik. Kira-kira 2,5 mm lateral dari bintik buta terdapat daerah

berpigmen kuning yang dikenal sebagai Makula lutea (bintik kuning). Bagian

tengah makula lutea dikenal sebagai fovea sentralis yang merupakan daerah

penglihatan yang paling peka. Fovea sentralis merupakan suatu sumur dangkal

berbentuk bulat terletak 4 mm ke arah temporal dari lempeng optik dan sekitar 0,8

mm di bawah meridian meridian horizontal. Cekungan ini disebabkan tidak

18 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 19: Proses Pembentukan Mata

adanya lapisan dalam retina, pada retina di daerah ini. Sel penglihat pada lantai

fovea terdiri dari hanya kerucut yang tersusun rapat dan berukuran lebih panjang

di bandingkan dengan yang dibagian perifer retina.

Retina optikal atau neural melapisi khoroid mulai dari papila saraf optik di bagian

posterior hingga ora serrata di anterior. Pada irisan histologik  terdapat 10 lapisan

retina dari luar ke dalam yaitu:

1. Epitel pigmen

2. Lapisan batang dan kerucut

3. Membran limitans luar

4. Lapisan inti luar

5. Lapisan pleksiform luar

6. Lapisan inti dalam

7. Lapisan pleksiform dalam

8. Lapisan sel ganglion

9. Lapisan serat saraf

10. Membran limitans dalam

Epitel pigmen adalah suatu lapisan sel poligonal yang teratur, ke arah ora

serrata bentuk selnya menjadi lebih gepeng. Inti sel berbentuk kuboid dengan

sitoplasmanya kaya akan butir-butir melanin. Fungsi epitel pigmen adalah :

1. Menyerap cahaya dan mencegah terjadinya pemantulan.

2. Berperan dalam nutrisi fotoreseptor

3. Penimbunan dan dan pelepasan vitamin A

4. Berperan dalam proses pembentukan rhodopsin         

Lapisan batang dan kerucut mengandung 2 jenis sel fotoreseptor yaitu sel

batang dan sel kerucut yang merupakan modifikasi sel saraf. Lapisan ini

mengandung badan sel batang dan kerucut. Sel batang merupakan sel khusus yang

ramping dengan segmen luar berbentuk silindris dengan panjang 28 mikrometer

mengandung fotopigmen rhodopsin dan suatu segmen dalam yang sedikit lebih

panjang yaitu sekitar 32 mikrometer. Keduanya mempunyai ketebalan 1,5

mikrometer. Inti selnya terletak di dalam lapisan inti luar. Ujung segmen luar

tertanam dalam epitel pigmen. Segmen luar dan dalam dihubungkan oleh suatu

19 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 20: Proses Pembentukan Mata

leher yang sempit. Dengan mikroskop electron segmen luar tampak mengandung

banyak lamel-lamel membran dengan diameter yang seragam dan tersusun seperti

tumpukan kue dadar. Sel batang ini di sebelah dalam membentuk suatu simpul

akhir yang mengecil pada bagian akhirnya pada lapisan pleksiform luar yang

disebut sferul batang (rod spherule). Sel batang yang hanya teraktivasi dalam

keadaan cahaya redup (dim light) sangat sensitive terhadap cahaya. Sel ini dapat

menghasilkan suatu sinyal dari satu photon cahaya. Tetapi sel ini tidak dapat

menghasilkan sinyal dalam cahaya terang (bright light) dan juga tidak peka

terhadap warna.

Cahaya yang masuk ke dalam retina diserap oleh rhodopsin, suatu  protein

yang tersusun dari opsin (protein transmembran) yang terikat pada aldehida

vitamin A. Penyerapan cahaya ini akan menyebabkan isomerisasi rhodopsin dan

memisahkan opsin dari ikatannya dengan aldehida vitamin A menjadi opsin

bentuk aktif. Opsin bentuk aktif kemudian memfasilitasi pengikatan guanosin

triphosphate (GTP) dengan protein transducin. Kompleks GTP-transducin ini

kemudian mengaktifkan ensim cyclic guanosin monophosphate phosphodiesterase

suatu ensim yang berperan dalam pembentukan senyawaan cyclic guanosin

monophosphate (cGMP). Siklik guanosin monophosphate (cGMP) ini berperan

dalam pembukaan kanal natrium di dalam plasmalema sel batang dan

menyebabkan masuknya natrium dari segmen luar sel batang menuju ke segmen

dalam sel batang. Keadaan ini akan menyebabkan hiperpolarisasi di segmen

dalam sel batang dan merangsang dilepaskannya neurotransmitter dari sel batang

menuju ke sel bipolar. Oleh sel bipolar rangsang kimiawi ini dirubah menjadi

impuls listrik yang akan diteruskan menuju ke sel ganglion untuk selanjutnya

dikirim ke otak.  

Sel kerucut mempunyai struktur yang mirip dengan sel batang tetapi

segmen luar yang mengecil dan membesar ke arah segmen dalam, sehingga

berbentuk seperti botol. Inti sel kerucut lebih besar dibandingkan dengan sel

batang. Sel kerucut di sebelah dalam melebar pada bagian akhirnya pada lapisan

pleksiform luar membentuk kaki kerucut (cone pedicle). Sel kerucut teraktivasi

dengan cahaya terang (bright light) dan menghasilkan aktivitas visual yang lebih

20 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 21: Proses Pembentukan Mata

besar di bandingkan sel batang. Sel kerucut merupakan sel fotoreseptor yang peka

terhadap warna. Ada 3 jenis sel kerucut yang masing-masing mengandung pigmen

iodopsin yang berbeda. Setiap jenis iodopsin mempunyai sensitivitas tertentu

terhadap warna merah, biru dan hijau.

Membran limitans luar merupakan rangkaian kompleks tautan antara sel

batang, sel kerucut, dan sel Muller. Dengan mikroskop cahaya tampak sebagai

garis.      Lapisan inti luar merupakan lapisan yang terdiri atas inti-inti sel batang

dan kerucut bersama badan selnya. Lapisan pleksiform luar dibentuk oleh akson

sel batang dan kerucut bersama dendrit sel bipolar dan sel horizontal yang saling

bersinaps.

Lapisan inti dalam dibentuk oleh inti-inti dan badan sel bipolar, sel

horizontal, sel amakrin, dan sel Muller. Sel bipolar dapat mempunyai dendrit

yang panjang atau pendek. Aksonnya lurus dan berjalan vertikal ke dalam lapisan

pleksiform dalam disini berhubungan dengan dendrit sel ganglion. Sel horizontal

mempunyai badan sel yang lebih besar daripada sel bipolar. Dendritnya berakhir

dalam keranjang berbentuk cangkir disekeliling sejumlah besar kaki kerucut. Sel

amakrin terletak pada baris kedua atau ketiga sebelah dalam lapisan inti dalam.

Bentuknya seperti buah pir dengan sebuah tonjolan yang berjalan ke arah dalam

untuk berakhir pada lapisan pleksiform dalam. Di lapisan ini tonjolan sel ini

bercabang secara luas dan bersinaps dengan beberapa sel ganglion. Sel Muller

disebut juga gliosit retina, berukuran raksasa dengan intinya terletak pada lapisan

inti dalam. Dari badan sel, juluran sitoplasma yang panjang dan tipis meluas ke

membran limitans luar dan dalam. Lapisan pleksiform dalam dibentuk oleh sinaps

antara sel bipolar, amakirn, dan sel ganglion. Lapisan ganglion dibentuk oleh

badan dan inti sel ganglion. Sel ganglion merupakan sel yang besar, sangat mirip

dengan neuron pada otak dengan suatu massa terdiri dari materi kromofil (badan

Nissl) dalam badan sel. Akson sel ganglion membentuk serat saraf optik.

Aksonnya tak pernah bercabang. Lapisan serat saraf optikus dibentuk oleh akson

sel ganglion. Membran limitans dalam sebenarnya adalah membrana basalis sel

Muller yang memisahkan retina dari korpus vitreum.

Media Refraksi

21 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 22: Proses Pembentukan Mata

Media refraksi merupakan bangunan transparan yang harus dilalui berkas cahaya

untuk mencapai retina. Komponen media refraksi adalah

1. Kornea

2. Kamera okuli anterior

3. Kamera okuli posterior

4. Lensa

5. Badan vitreus.

ORGAN TAMBAHAN MATA

Bola mata terletak di dalam rongga tulang yang membuka ke anterior.

Celah ini ditutup oleh kelopak mata atas dan bawah yang bila saling mendekat

akan bertemu di fissura palpebra. Konjungtiva akan melipat dari bagian tepi

kornea untuk melapisi permukaan dalam kelopak mata. Lipatan ini disebut forniks

superior dan inferior.

Organ-organ tambahan mata terdiri atas :

1.      Kelopak mata

2.      Konjungtiva

3.      Kelenjar lakrimal

KELOPAK MATA

Kelopak mata terdiri atas lempeng penyokong di bagian tengah yang

terdiri dari jaringan ikat dan otot rangka yang diliputi kulit di bagian luar dan

suatu membran mukosa di dalam. Kulit di bagian depan merupakan kulit tipis

dengan rambut kecil, kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan suatu dermis yang

terdiri dari jaringan ikat halus yang banyak serat elastin. Dermis lebih padat pada

tepi kelopak mata dan disini mengandung tiga atau empat baris rambut panjang

yang kaku disebut bulu mata, yang menembus dalam ke dermis. Di antara dan

sebelah belakang bulu mata terdapat kelenjar apokrin yang saluran keluarnya

bermuara pada folikel bulu mata disebut kelenjar Moll.

Di bawah kulit terdapat lapisan otot lingkar mata (muskulus orbikularis

okuli) yang merupakan otot rangka. Bagian atau berkas serat otot ini yang berada

di belakang saluran keluar kelenjar Meibom disebut muskulus siliaris Riolani. Di

bagian tengah palpebra terdapat jaringan ikat fibrosa yang menjadi kerangka

22 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 23: Proses Pembentukan Mata

kelopak mata yang disebut tarsus. Tarsus ini tebal pada pangkal kelopak mata dan

makin ke ujung makin semakin sempit. Di dalam tarsus terdapat untaian kelenjar

sebasea yang disebut kelenjar Meibom  yang bermuara bersama ke dalam satu

saluran keluar dan tidak berhubungan dengan folikel rambut. Epitel konjungtiva

makin ke pangkal makin tinggi dan di dalam forniks terdapat lipatan mukosa.

KONJUNGTIVA

Konjungtiva adalah membran mukosa jernih yang melapisi permukaan

dalam kelopak mata (konjungtiva palpebra) dan menutupi permukaan sklera pada

bagian depan bola mata (konjungtiva bulbi). Konjungtiva di susun oleh epitel

berlapis silindris yang mengandung sel goblet yang terletak di atas suatu lamina

basal dan lamina propia yang terdiri atas jaringan ikat longgar. Sekret sel-sel

goblet ikut menyusun tirai air mata yang berfungsi sebagai pelumas dan

pelindung epitel mata bagian depan. Pada corneoscleral junction, tempat

berawalnya kornea, konjungtiva melanjutkan diri sebagai epitel kornea berlapis

gepeng kornea dan tidak mengandung sel goblet.

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang biasanya ditandai oleh

konjungtiva yang hiperemis (merah) dan sekret yang banyak. Hal ini mungkin

disebabkan oleh bakteri, virus, alergen atau parasit-parasit lainnya.

KELENJAR LAKRIMAL

Kelenjar lakrimal utama terletak pada sudut superolateral rongga mata.

Ukurannya sebesar kenari, tubuloasinar dan serosa, dengan sel mioepitel yang

menyolok. Lobus kelenjar yang terpisah mencurahkan isinya melalui 10-15

saluran keluar ke dalam bagian lateral forniks superior konjungtiva. Juga

ditemukan banyak kelenjar lakrimal tambahan/ assesoris dalam lamina propria

kelopak mata atas dan bawah.

Air mata mengandung banyak air dan lisosim suatu zat anti bakteri. Air

mata berfungsi untuk memelihara agar epitel konjungtiva tetap lembab, kedipan

kelopak mata akan menyebabkan air mata tersebar di atas kornea seperti wiper

pada kaca mobil dan berguna untuk mengeluarkan benda asing seperti partikel

debu. Penguapan air mata yang berlebihan dicegah oleh suatu lapisan/film mukus

(dari sel goblet konjungtiva tarsal) di atas film air dan minyak (dari kelenjar

23 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 24: Proses Pembentukan Mata

meibom). Air mata disapukan ke arah medial dan kelebihannya memasuki pungta

lakrimal (lacrimal puncta) yang terletak disetiap sudut medial palpebra superior

dan inferior. Dari sini air mata kemudian masuk ke kanalikuli lakrimal (lacrimal

canaliculi), dan akhirnya masuk sakus lakrimal. Dinding kanalikuli lakrimal

tersusun oleh epitel bertingkat silindris bersilia. Sakus lakrimalis merupakan

bagian superior duktus nasolakrimalis yang melebar. Air mata kemudian masuk

ke duktus nasolakrimal yang juga dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia. Dari

sini air mata kemudian dikeluarkan ke meatus inferior yang terletak di dasar

rongga hidung.  

24 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a

Page 25: Proses Pembentukan Mata

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Organogenesis (morphogenesis) adalah proses pembentukan organ atau alat

tubuh menjadi beberapa sistem yang terkoordinasi..

2. Organ yang dibentuk pada proses organogenesis berasal dari masing-masing

lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Contohnya :

Lapisan Ektoderm

Lapisan Mesoderm

Lapisan Endoderm.

3. Secara embriologis proses pembentukan mata dimulai pada minggu ke 4

masa embrio. Proses pembentukan mata berasal dari 3 sumber yaitu

Penonjolan forebrain yang akan membentuk retina dan saraf optik,

Permukaan ektoderm yang akan diinduksi menjadi lensa dan beberapa

struktur pelengkap di bagian depan mata,

Jaringan mesenkim yang mengumpul membentuk tunika dan struktur-

struktur yang berkaitan dengan orbita.

4. Proses pembentukan Mata

Pembentukan mata diawali dengan induksi dari bagian calon otak yaitu

diencephalon.

Pembentukan vesikula optic

Diferensiasi Retina Saraf

Diferensiasi Lensa dan Kornea

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah agar materi Pembentukan

mata pada hewan ini, dapat dipahami para pembaca, maupun bagi penulis sendiri.

25 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a