profil projek tbim.pdf

Upload: muhammad-ihsan-nugraha

Post on 03-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Profil Projek TBIM.pdf

    1/6

    PROFIL PROYEK

    TAMAN BACA

    INDONESIA MENYALA

  • 7/28/2019 Profil Projek TBIM.pdf

    2/6

    Berangkat dari kepedulian tentang pengembangan minat baca, Indonesia Menyala ingin bergerak dan

    bersinergi dengan masyarakat untuk secara bertahap menjadikan membaca sebagai budaya. Indonesia

    Menyala sudah lebih dari dua tahun berinteraksi dalam dunia pengembangan minat baca dengan

    mengirimkan bukubuku ke lokasi penempatan Pengajar Muda Indonesia Mengajar.

    Sejauh ini, sudah lebih dari enam puluh ribu buku yang dikirimkan ke berbagai daerah di penjuru

    Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua dan Sangihe sampai ke Pulau Rote. Bukubuku itu kini

    dimanfaatkan oleh hampir dua puluh dua ribu siswa di tujuh belas kabupaten. Pencapaian ini tidak

    mungkin terjadi tanpa dukungan dan bantuan dari semua orang yang peduli bahwa minat baca

    menjadi aspek penting dalam kemajuan pendidikan nasional kita.

    Pencapaian itu tidak membuat Indonesia Menyala berpuas diri. Kami masih melihat banyak sekali

    celah pengembangan. Salah satu fakta penting yang kami temukan di lapangan adalah adanya buku

    tidak serta merta meningkatkan minat anakanak untuk membaca. Ternyata, kehadiran aktor

    penggerak amatlah penting untuk merangsang minat dan perhatian siswa dan masyarakat akan

    pentingnya membaca. Kami yakin dengan ketersediaan akses terhadap buku, adanya aktor penggerak,

    dan dilengkapi dengan programprogram terstruktur, budaya membaca bisa dibangun pada sebuah

    komunitas masyarakat.

    Oleh karena itu, Indonesia Menyala berinisiatif mengembangkan program Taman Baca Indonesia

    Menyala (TBIM). Program ini menitikberatkan pada kolaborasi antar semua pihak untuk menjadikan

    membaca sebagai kebutuhan hingga benarbenar menjadi budaya. Kami percaya membaca akan

    membuka jendelajendela pengetahuan sekaligus memperindah pekerti dan membuka peluang

    peluang pengembangan diri bagi semua orang.

    Dalam pelaksanaan program ini, Penyala sebutan dari aktor penggerak ini akan membantu sebuah

    komunitas masyarakat di suatu daerah untuk memulai gerakan peningkatan minat baca dan

    mempromosikan membaca sebagai suatu kegiatan yang tidak hanya bermanfaat tapi juga

    menyenangkan. Para Penyala akan bertugas di sebuah daerah selama enam bulan dengan aktif

    berinteraksi pada semua pemegang kepentingan di daerah tersebut. Secara garis besar, Penyala

    bertugas untuk mencari sebanyak mungkin aktor lokal penggerak di daerahdaerah hingga

    harapannya, masyarakat bisa bergerak mandiri untuk terus mengembangkan minat baca di daerahnya.

    Kami percaya negara ini akan terus maju dari kontribusi semua warga negara. Kami juga percayabahwa pendidikan selalu memegang peranan utama dalam kemajuan sebuah bangsa.

    Indonesia Menyala mengajak setiap orang yang peduli akan pendidikan dan masa depan bangsa ini

    untuk turut serta berkolaborasi mengembangkan minat baca hingga samasama mewujudkan mimpi

    bahwa membaca dapat menjadi sebuah budaya.

    Tentang Taman Baca Indonesia Menyala

    Halaman 2

  • 7/28/2019 Profil Projek TBIM.pdf

    3/6

    Halaman 3

    Dua atau tiga orang penyala yang sudah

    berkomitmen untuk bergabung dan

    menyukseskan program Taman Baca

    Indonesia Menyala (TBIM)

    Selama enam bulan, Penyala akan

    berinteraksi aktif dengan para pemegang

    kepentingan di daerah setempat.

    Implementasi program inipun bisa bermacam-macam. Bisa

    mengembangkan sebuah lokasi menjadi taman baca dari awal ataupun

    memanfaatkan fasilitas yang sudah ada, misalnya perpustakaan.

    Target program TBIM ini memang menyasar simpul-simpul masyarakat di

    desa, kelurahan, atau kecamatan. Harapannya, dari lingkup kecil ini,

    semangatnya akan cepat tertular ke daerah-daerah sekitarnya.

    Penyala harus aktif menyelenggarakan kegaitan berkala yang menarik bagi anak-anak dan masyarakat

    sekitar TBIM. Dengan terus melibatkan masyarakat setempat dan berinisiatif dengan ide-ide

    pengembangan baru, minat baca anak-anak dan masyarakat akan meningkat.

    Gambaran Program TBIM

  • 7/28/2019 Profil Projek TBIM.pdf

    4/6

    Informasi lebih lanjut

    Website : www.indonesia-menyala.org

    Twitter : @Penyala

    Milis : [email protected]

    Email : [email protected]

    FB Page : Indonesia MenyalaFB Group : Indonesia Menyala

    Halaman 4

    Melalui program ini, Indonesia Menyala ingin mengaktikan peran multiaktor. Menciptakan perilaku membaca

    di kalangan masyarakat bukanlah misi yang harus diemban satu orang tertentu saja. Tentu dalam pelaksanannya

    dibutuhkan banyak aktor dengan kepedulian yang sama dan tergerak untuk membaur di masyarakat demi

    menunaikan misi tersebut. Siapa saja multiaktornya? Mulai dari orangtua, guru/Kepsek, aparat masyarakat,

    Penyala, dan tidak menutup kemungkinan siswa sekolah yang sedianya menjadi target utama misi selama

    semuanya turut serta mengembangkan perilaku membaca di lingkungannya.

    Peran masingmasing aktor ini secara sederhana bisa digambarkan sebagai berikut:

    Penyalabekerja sama dengan lingkungan dan masyarakat terdekat untuk mengembangkan aktivitasyang bertujuan meningkatkan minat baca

    Orangtuamemberikan panutan maupun dorongan moril bagi anak agar suka membaca Guru/Kepsekmencontohkan penggunaan buku di luar kepentingan belajar formal Aparat masyarakatmenyumbangkan dukungan positif terhadap aktivitas apa pun yang bertujuan untuk

    meningkatkan minat baca, baik dengan terlibat aktif maupun tidak Siswa sekolahaktif menggiatkan perilaku membaca bersama temanteman sebayanya

    Metode pelaksanaan program ini secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

    Indonesia Menyala berperan menggalang Penyala yang memiliki kesamaan visi dan misi, bertanggung jawab,

    serta bersedia berkomitmen untuk menjadi aktor penggerak minat baca. Penyala yang terpilih kemudian

    ditempatkan di daerahdaerah yang bersedia dijadikan lokasi pelaksanaan program. Selama 6 bulan, Penyalaakan menjalin interaksi dan berhubungan baik dengan masyarakat, baik secara komunitas maupun pribadi

    tertentu yang juga memiliki kepedulian yang sama untuk mengembangkan budaya minat baca di daerah

    tersebut. Diharapkan setelah 6 bulan, dengan kerja sama dan peran dari berbagai aktor di daerah tersebut,

    terbentuklah suatu cikal bakal pengembangan budaya minat baca yang bisa bertahan dan diteruskan atau

    bahkan disebarkan ke daerahdaerah lain.

    Program Pilot Project Taman Baca Indonesia Menyala harus berjalan sesuai dengan 4 prinsip utama, yaitu: Sukarela: Motivasi untuk terlibat dalam kegiatan ini haruslah berasal dari tiap aktor sendiri, tanpa

    paksaan pihak mana pun. Bebas kepentingan: Setiap aktor bertindak atas nama diri pribadi, bukan instansi tertentu.

    Nonproit: Satusatunya keuntungan yang boleh dicari adalah sebuah masyarakat yangmenyala akal dan budinya sedemikian rupa hingga menerangi

    masa depan Indonesia.

    mailto:[email protected]://twitter.com/penyalahttp://www.indonesia-menyala.org/mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]://twitter.com/penyalahttp://twitter.com/penyalahttp://www.indonesia-menyala.org/http://www.indonesia-menyala.org/
  • 7/28/2019 Profil Projek TBIM.pdf

    5/6

    Indonesia Menyala adalah gerakan buku dan

    perpustakaan yang diinisiasikan oleh Gerakan

    Indonesia Mengajar. Filosoi di balik pemilihan

    nama ini, menurut Bapak Anies Baswedan, adalah

    "anak-anak desa yang menyala akal dan budinyakarena membaca buku yang baik bersama para

    Pengajar Muda, bagaikan ribuan dan jutaan lampu

    yang menyalakan Indonesia".

    Hingga saat ini, gerakan Indonesia Menyala sudah

    berjalan selama 2 tahun dan Penyalasebutan bagi

    relawan gerakan initidak hanya ada di wilayah

    Jabodetabek, namun juga tersebar di beberapa kota

    besar di Indonesia seperti Yogyakarta, Malang,

    Makassar, Ambon, Lampung, Bandung, Solo, Aceh,

    dan kotakota lain yang akan berkembang sejalanwaktu dan pihak yang ingin ikut serta bergerak

    dengan Indonesia Menyala.

    Selama 2 tahun, terdapat beberapa fakta penting

    yang menggugah perhatian Indonesia Menyala,

    seperti misalnya:

    a. B i a y a p e n g i r i m a n b u k u k e d a e r a h

    penempatan Pengajar Muda yang terletak di

    daerah pelosok bisa lebih mahal atau sama

    dengan harga buku yang dikirimkan.

    b. Mendonasikan buku sering kali diartikansebagai membuang buku oleh kebanyakan

    orang.

    c. Meski Penyala berhasil menggalang relawan

    untuk mengumpulkan buku sebanyak 60.000

    buah, 50% di antaranya tidak layak kirim.

    d. Kualitas buku siswa yang sekolah di ibu kota

    kabupaten bisa sangat berbeda dengan yang

    dimiliki oleh siswa di desadesa.

    e. Buku yang sampai ke tangan anakanak di

    daerah belum tentu dipergunakan dengan

    baik.

    f. Di sebagian desa Pengajar Muda, sudah ada

    banyak buku sebelumPenyala ada.

    g. Peningkatan jumlah buku yang diterima tidak

    berbanding lurus dengan peningkatan minat

    baca dan budaya membaca anakanak.

    Indonesia Menyala percaya bahwa buku dapat

    membuka jendelajendela pengetahuan hingga

    cahaya perubahan itu masuk dan menerangi masa

    depan. Kembali pada visi yang pernah disampaikanBapak Anies Baswedan sebelumnya, akal dan budi

    rakyat Indonesia seharusnya menyala dengan

    benderang agar mampu menerangi negara ini.

    Mengetahui besarnya dampak sebuah buku bagi

    masyarakat yang mungkin dalam kesehariannya

    hanya memiliki akses yang terbatas untukmendapatkan buku, Indonesia Menyala, sebagai

    sebuah gerakan sosial yang berbasis pada

    perpustakaan, ingin menyediakan akses kepada buku

    dengan seluasluasnya bagi masyarakat.

    Meski demikian, baik perpustakaan maupun buku

    buku di dalamnya tidak akan tepat guna dan

    berfungsi secara efektif menyalakan akal dan budi

    masyarakat bila tanpa adanya peningkatan minat

    baca serta budaya membaca. Indonesia Menyala ingin

    agar masyarakat melihat buku lebih dari sekadarkertas bertulisan atau bergambar, melainkan

    melihatnya sebagai jendela ilmu yang luas dan

    membacanya adalah sebuah kegiatan yang

    menyenangkan. Itu sebabnya Indonesia Menyala kini

    memiliki misi untuk menciptakan perilaku membaca

    hingga menjadi budaya.

    Profil Indonesia Menyala

    Halaman 5

  • 7/28/2019 Profil Projek TBIM.pdf

    6/6

    Dalam meningkatkan minat baca ini, Indonesia

    Menyala ingin mengaktikan peran multiaktor

    melalui acara Pack Your Spirit 2012 dan 2013.

    Target audiens PYS 2013 secara spesiik adalah

    kalangan profesional, anak muda, dan keluarga.

    Pada acara tersebut, kami ingin mengajak

    Penyala untuk:

    mengalami aktivitas mulai dari membeli/

    membawa, mengemas, menitipkan pesan,

    sampai mengirim buku;

    b e r d i sk u s i m e n g e n ai e f e k ti v i t a s

    peningkatan minat dan kemampuan

    membaca melalui programprogram yang

    ada;

    menjadi duta peningkatan minat baca

    melalui pendekatan multiaktor.

    Sejauh ini, Indonesia Menyala melalui kegiatan

    Pack Your Spirit dan mengakomodasi donasi

    buku dari kalangan masyarakat, sudah berhasil

    mengumpulkan dan mengirimkan lebih dari

    60000 buku ke 17 daerah penempatan Pengajar

    Muda. Dengan begitu, berarti sudah 157 desa

    yang terafeksi dengan bukubuku yang

    dikirimkan oleh Penyala. Kami amat bersyukur

    karena itu juga berarti lebih dari 22000 siswa di

    seluruh Indonesia sudah bisa menikmati buku

    buku yang berkualtias.

    Pack Your Spirit 2012 & 2013

    Rumah Belajar Bibinoi (RUBI)Rumah Belajar Bibinoi (RUBI) didirikan olehsekelompok pemuda Desa

    B i b i n o i d i K a b u p a t e n

    Halmahera Selatan, Maluku

    Utara yang berkolaborasi

    dengan Pengajar Muda.

    RUBI didirikan di bulan

    September tahun 2011 dan

    diresmikan oleh Bupati

    Halmahera Selatan. Dengan

    bantuan bukubuku dari Penyala, RUBI sudah

    memiliki koleksi lebih dari seribu judul buku.

    Kini, RUBI sudah menjadi pusat pembelajaranbagi masyarakat Desa Bibinoi.

    Setiap orang dapat memanfaatkan

    segala fasilitas yang ada dalam

    rumah belajar ini.

    RUBI tak pernah sepi dari

    pengunjung ketika jam sekolah

    telah usai. Secara bertahap, RUBI

    b e r p e r a n p e n t i n g d a l a m

    meningkatkan minat baca terutama bagi anak

    anak usia sekolah.

    Halaman 6