presentasi b. indonesia robohnya surau kami
DESCRIPTION
Presentasi robohnya surau kami. bahasa indonesiaTRANSCRIPT
Mengamati Unsur Intrinsik Cerpen
Robohnya Surau Kami
Oleh A.A. Navis
KelompokAnggota :1. David Setiawan2. Diah Rahmawati3. Heni Kuntari4. Krisdiana5. Yanuar Riasti6. Yosua Yanuarifin
AlurDalam cerpen berjudul Robohnya Surau Kami menggunakan Alur Maju. Pada alur maju, jalan cerita berjalan maju ke arah depan secara urut.
Alur maju dalam cerita, berawal dari Haji Saleh yang berada di neraka bersama teman-temannya. Lalu mereka melakukan protes kepada Tuhan. Tuhan menyindir apa yang dilakuakan oleh mereka di dunia.
Itu adalah cerita sindiran yang dikarang oleh Ajo Sidi kepada kakek, sehingga Kakek bunuh diri disebabkan oleh sindiran itu.
Cerpen ini menggunakan alur maju yaitu pada bukti kalimat :
“Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang ngeri sekali. Ia membunuh dirinya sendiri”“Astaga. Ajo Sidi punya gara gara,” kataku seraya melangkah secepatnya meninggalkan istriku yang tercengang cengang.Aku mencari Ajo Sidi kerumahnya. Tetapi aku berjumpa sama istrinya saja. Lalu aku tanya dia.
Sruktur Alur
Keterangan :1. Pengenalan cerita
2. Awal Terjadinya Konflik3. Penanjakan Laku
4. Klimaks5. Antiklimaks6. Penyelesaian
2 3 4 5 6
1
Pada Cerpen ini, pengenalan cerita tidak ditampilkan. Jadi awal cerita langsung dimulai dari Awal Terjadinya Konflik.1. Awal Terjadinya Konflik yaitu saat Haji Saleh dan
rekan-rekannya akan protes kepada tuhan karena menurut pemikirannya Tuhan salah memasukan mereka ke neraka sampai pada saat protes dan percakapan itu berlangsung.
2. Penanjakan Laku yaitu saat Tuhan menyindir tentang mereka karena perbuatan yang tidak baik saat di dunia.
3. Klimaks yaitu pada saat Kakek dikabarkan telah meninggal.
4. Antiklimaks yaitu saat Ajo Sii meninggalkan pesan agar diberikan kain kafan untuk Kakek tujuh lapis.
5. Penyelesaian yaitu saat keadaan telah seperti semula seperti sedia kala saat Ajo Sidi tetap bekerja seperti biasa.
Sudut PandangDalam Cerpen ini, kedudukan pengarang dalam cerita yaitu sebagai Orang Ketiga serba tahu, karena dalam cerita itu pengarang menceritakan sebagai orang ketiga dan tahu apa yang dirasakan oleh tokoh. Bukti bahwa cerpen ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu terdapat dalam kalimat : 1. “Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena
di neraka itu banyak temannya di dunia terpanggang panas, merintih kesakitan.”
2. “Karena fajar kegembiraan telah membayang di wajahnya kembali. Dan yakinlah mereka sekarang, bahwa Tuhan telah silap menjatuhkan hukuman kepada mereka itu.”
Gaya BahasaPenggunaan gaya bahasa terdapat dalam Cerpen ini. Kaidah kebahasaan yang berlaku dalam cerpen ini menggunkan bahasa yang tidak baku atau formal. Bukti Kalimat :1. “Aku mencari Ajo Sidi ke rumahnya. Tetapi
aku berjumpa sama istrinya saja.”2. “Tetapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan,
ia bertanya saja pada malaikat yang menggiring mereka.”
3. “Ya. Ya. Ya. Itulah negeri kami.”4. “Di negeri, di mana penduduknya sendiri
melarat itu?”
Dalam cerita, penggunaan Majas dicantumkan. Majas berikut antara lain : Majas Hiperbola (Pengungkapan yang melebih-
lebihkan kenyataan sehingga menjadi tak masuk akal)- “Kitabmu mereka hafal di luar kepala belaka.”- “Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang.”
Majas Tautologi (Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya)- “Tanahnya yang Mahakaya Raya.”- “Semuanya menjadi pucat pasi tak berani berkata apa- apa lagi.”
Majas Repetisi (Pengulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat)
- “Benar. Benar. Benar. Tuhan kami. Itulah negeri kami.”
- “Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.”- “Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.”
Majas Personifikasi (Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia)
- “Karena fajar kegembiraan telah membayang diwajahnya kembali.” Metafora (Bahasa kiasan sejenis perbandingan namun tidak menggunakan kata pembanding.)
-”Kau lebih suka beribadat saja karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang.”
Terima Kasih