praktikum anatomi i modul 2.1.pdf

20
PRAKTIKUM ANATOMI I MODUL SISTEM SARAF DAN NEUROENDOKRIN Tujuan Praktikum: 1. Mahasiswa mampu memahami lapisan-lapisan kulit kepala 2. Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifikasi berbagai lapisan meninges 3. Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifikasi duplikatur duramater 4. Mahasiswa mampu memahami tentang sinus duramatris dan sistem aliran darah sinus 5. Mahasiswa mampu menyebutkan vaskularisasi dan inervasi meninges KEPALA (CAPUT) Kepala terdiri dari beberapa lapisan mulai dari kulit dan turunannya (rambut dan kelenjar), fascia, otot, tulang, meninges (selaput otak) dan otak. Kulit, fascia, dan otot selanjutnya dikenal dengan istilah SCALP. SCALP, tulang kepala (cranium), dan meninges berfungsi sebagai pelindung otak. Sebelum kita lebih lanjut membicarakan mengenai otak sebagai central dari sistem saraf, terlebih dahulu kita akan membahas ketiga struktur pelindung otak itu sendiri (cranium sudah dipelajari pada modul 1.2). Untuk memudahkan memahami anatomi kepala, maka pembahasan dimulai dari struktur paling luar. SCALP SCALP terdiri dari cutis (kulit) dan jaringan subcutis yang membungkus cranium dari linea nuchealis superior os. occipitale sampai ke margo orbitalis superior os. frontale. Batas lateral melingkupi fascia temporalis sampai ke arcus zygomaticus. Gambar 1. Scalp dan otot wajah

Upload: nachiruldioakbary

Post on 16-Jan-2016

236 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

PRAKTIKUM ANATOMI I MODUL SISTEM SARAF DAN NEUROENDOKRIN

Tujuan Praktikum:

1. Mahasiswa mampu memahami lapisan-lapisan kulit kepala

2. Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifikasi berbagai lapisan meninges

3. Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifikasi duplikatur duramater

4. Mahasiswa mampu memahami tentang sinus duramatris dan sistem aliran darah sinus

5. Mahasiswa mampu menyebutkan vaskularisasi dan inervasi meninges

KEPALA (CAPUT)

Kepala terdiri dari beberapa lapisan mulai dari kulit dan turunannya (rambut dan kelenjar),

fascia, otot, tulang, meninges (selaput otak) dan otak. Kulit, fascia, dan otot selanjutnya

dikenal dengan istilah SCALP. SCALP, tulang kepala (cranium), dan meninges berfungsi

sebagai pelindung otak.

Sebelum kita lebih lanjut membicarakan mengenai otak sebagai central dari sistem saraf,

terlebih dahulu kita akan membahas ketiga struktur pelindung otak itu sendiri (cranium sudah

dipelajari pada modul 1.2). Untuk memudahkan memahami anatomi kepala, maka

pembahasan dimulai dari struktur paling luar.

SCALP

SCALP terdiri dari cutis (kulit) dan jaringan subcutis yang membungkus cranium dari linea

nuchealis superior os. occipitale sampai ke margo orbitalis superior os. frontale. Batas lateral

melingkupi fascia temporalis sampai ke arcus zygomaticus.

Gambar 1. Scalp dan otot wajah

Page 2: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

SCALP terdiri dari 5 lapisan yang merupakan kepanjangan dari huruf-huruf penyusunnya: S

= skin, C= connective tissue, A= Aponeurosis, L = loose conective tissue, P = pericranium.

Tiga lapisan pertama saling terikat kuat sehingga dapat bergerak bersamaan, seperti gerakan

mengerutkan dahi.

Gambar 2. Lapisan-lapisan kulit kepala

1. Skin (kulit kepala)

Kulit kepala merupakan lapisan yang tipis dibanding kulit di regio tubuh lain, kecuali

pada regio occipital. Kulit kepala banyak mengandung glandula sebacea, glandula

sudorifera, dan folikel rambut. Selain itu juga kaya akan vaskularisasi dan memiliki

drainase yang baik.

2. Conective tissue (jaringan ikat; subcutis)

Jaringat ikat di bawah kulit kepala (subcutis) tebal, padat, kaya vaskularisasi,

mendapatkan inervasi dari nervus cutaneus (saraf menuju kulit).

3. Aponeurosis (galea aponeurotica = aponeurosis epicranialis)

Page 3: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Suatu vagina tendineus (sarung tendon) berupa jaringan ikat padat fibrosa yang

membungkus calvaria cranii dari luar, menerima perlekatan dari venter occipitalis m.

occipitofrontalis dan m. auricularis superior. Lapisan ini berada dibawah subcutis.

4. Loose conective tissue (jaringan ikat longgar)

Lapisan ini terletak di bawah galea aponeurotica dan disebut ruang potensial karena

memiliki potensi terisi cairan (hasil trauma atau infeksi. Lapisan ini berbentuk spons.

Lapisan ini memberikan kemungkinan pergerakan SCALP propria (tiga lapisan

pertama) untuk bergerak terhadap calvaria. (propria = yang sesungguhnya).

5. Pericranium

Merupakan lembaran jaringan ikat padat yang tipis dan sekaligus sebagai lapisan

terdalam dari SCALP. Lapisan ini sebenarnya merupakan suatu

periosteum/pericranium eksterna (selaput cranium luar). Merupakan jaringan ikat

padat dan melekat sangat kuat dengan cranium, tetapi dapat dengan mudah dilepaskan

dari cranium pada orang hidup kecuali pada sutura.

Inervasi Kepala

Inervasi = persarafan yaitu istilah yang menggambarkan nervus apa yang akan bertanggung

jawab untuk menerima stimulus atau mengantarkan perintah dari otak pada suatu

area/regio/struktur tertentu. Inervasi SCALP berasal dari dua sumber utama yaitu nervi

craniales atau nervi spinales. Area di anterior vertex dan telinga di inervasi oleh cabang-

cabang nervus trigeminus (NC V) sedangkan area di posterior vertex dan telinga di inervasi

oleh cabang-cabang nervi cervicales.

Posterior vertex dan telinga Anterior vertex dan telinga

Cabang-cabang NC V1: n. supratrochlearis, n.

supra-orbitalis , n. zygomaticotemporalis, dan n.

auriculotemporalis

Cabang-cabang plexus cervicalis: n.

auricularis mayor, n. occipitalis mayor et

minor, n. occipitalis tertius

Page 4: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Gambar 3. Inervasi SCALP

Vaskularisasi dan Drainase SCALP

Vaskularisasi (perdarahan) yaitu arteri yang akan menyuplai darah ke suatu regio/struktur

sedangkan drainase adalah vena yang akan membawa darah dan sisa metabolisme dari suatu

regio/struktur ke jantung.

Vaskularisasi berasal dari cabang-cabang a.carotis eksterna dan cabang a. opthalmica (cabang

dari a. carotis interna). Ada tiga cabang a. carotis eksterna yang akan memvaskularisasi

SCALP yaitu:

a. A. temporalis superficilais

b. A. occipitalis

c. A. auricularis posterior

Drainase darah SCALP melalui vena-vena yang namanya sesuai arteri tersebut.

Korelasi klinis: laserasi SCALP

Robekan pada kulit kepala menyebabkan pendarahan yang masif karena kaya vaskularisasi.

Jumlah darah yang keluar jauh lebih banyak untuk luka yang sama pada daerah lain sehingga

menimbulkan kecemasan pasien. Umumnya pendarahan SCALP adalah arterial karena vena-

vena SCALP tekanannya sangat rendah dan sulit untuk retraksi karena jaringan ikat.

Page 5: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Korelasi Klinis SCALP: Cedera dan infeksi pada SCALP

Jaringan ikat longgar pada SCALP merupakan area bahaya karena darah dan pus (nanah)

dapat menumpuk disana. Infeksi daerah ini juga bisa menyebar ke intracranial melalui vena

emmisaria (vena yang menembus cranium). Akan tetapi tidak bisa menyebar sampai ke regio

colli (leher) karena batas SCALP posterior dan lateral buntu (berikatan kuat dengan tulang).

Sedangkan batas anterior tidak menempel ke tulang sehingga infeksi dan cairan (darah atau

nanah) dapat masuk ke kelopak mata dan pangkal hidung. Apabila darah dari SCALP

mengisi kelopak mata maka kelopak mata tampak kemerahan yang dikenal dengan istilah

ekimosis.

Gambar 4. Vaskularisasi dan drainase darah SCALP

CRANIUM (sudah dipelajari)

MENINGES

Meninges adalah pembungkus organ sistem saraf pusat (otak dan medulla spinalis).

Meninges otak memiliki lapisan-lapisan dan membentuk struktur-struktur yang khas.

Page 6: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Meninges berfungsi sebagai: a) pelindung otak dan medulla spinalis, b) pembentuk rangka

dari arteri, vena, dan sinus venosus, c) melingkupi (melapisi) spatium arachnoidale.

Meninges tersusun atas tiga lapis lembaran jaringan ikat, yaitu:

1. Dura mater (Pachymeninx), merupakan lapisan paling luar yang liat dan tebal.

2. Arachnoid mater; merupakan lapisan tengah yang tipis.

3. Pia mater; lapisan terdalam yang lebut dan mengandung pembuluh darah. Arachnoid

mater dan pia mater keduanya disebut juga leptomeninx.

A. Dura Mater

Dura mater dibagi menjadi dua lapis membran yaitu lamina endostealis (disebut juga

periosteum*/pericranium) dan lamina meningealis. Keduanya selalu melekat erat kecuali

pada beberapa bagian dimana di antara keduanya terdapat ruangan (sinus) yang berisi darah

(memiliki fungsi sebagai vena) sehingga disebut sinus venosus duramatris (lihat Gambar 1).

Gambar 5. Lapisan-lapisan meninges pada otak (Tugas: berdasarakan modul 1.2 lengkapilah

struktur yg belum dimani pada tepi kanan gambar)

Lamina endostealis merupakan selaput tipis yang tidak lain adalah periosteum*

cranium yang menempel erat pada permukaan dalam cranium. Pada foramen magnum lamina

endostealis tidak ikut melanjutkan diri membungkus medulla spinalis. Pada foramen-foramen

pada basis cranii (for.ovale, for. rotundum, canalis opticus, dll), lamina endostealis

melanjutkan diri dengan periosteum cranium externum.

Page 7: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Gambar 6. Lanjutan dura mater dari cavum cranii ke canalis spinalis

Lamina meningealis merupakan duramater yang sebenarnya. Lamina meningealis

merupakan membran fibrousa kuat yang membungkus otak dan melalui foramen magnum

melanjutkan diri untuk membungkus medulla spinalis. Lamina ini juga melanjutkan diri pada

foramen-foramen pada basis cranii membentuk suatu sarung yang menyelubungi nervus-

nervus. Setelah keluar dari cranium (melalui foramen-foramen pada basis cranii), lamina

meningealis bersatu dengan epineurium** dari nervus tersebut. Dura mater berdasarkan

organ yang dibungkusnya dibagi menjadi dura mater cranialis (dura mater encephali) dan

dura mater spinalis.

Sekat sagittal (sekat yang membagi otak menjadi dua bagian) disebut falx cerebri

dan falx cerebelli. Falx cerebri membagi cerebrum menjadi hemispherium cerebri dextra

(belahan otak kanan) dan hemispherium cerebri sinistra sedangkan falx cerebelli membagi

cerebellum menjadi hemispherium cerebelli dextra dan hemispherium cerebelli sinsitra.

Sekat tranversal (melintang) disebut tentorium cerebelli (tentorium = atap) memisahkan

antara cerebrum (di superior) dan cerebellum (di inferior). Selain itu dura mater juga

membentuk suatu membran yang menutup sella turcica yang disebut diaphragma sella.

Diaphragma sella ditembus oleh tangkai dari glandula pituitari (hypophysis) yang disebut

infundibulum.

* periosteum (peri = di sekitar; osteum = tulang) adalah lapisan jaringan ikat tipis yang membungkus tulang. Periosteum

merupakan lapisan tulang.

** epineurium (epi =atas; neurium = neurit/akson) adalah lapisan terluar dari kumpulan akson yang disebut juga nervus

(saraf)

Page 8: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Gambar 7. Sekat-sekat otak yang dibentuk dari lipatan lamina meningealis ke dalam

B. Sinus Duramatris

Pada bagian pangkal lipatan dan ujung bebas sekat tersebut terbentuk ruangan yang

berisi darah (bertindak sebagai vena) disebut sinus venosus duramatris. Sinus venosus

duramatris merupakan ruangan yang dilapisi oleh endotel yang terletak diantara lamina

ekstrerna dan lamina interna dura mater (lihat Gambar 1; gambaran sinus sagittalis superior).

Sinus-sinus ini berperan dalam mendrainase darah dari otak dan juga muara pembuangan

(eksresi) LCS (liquor cerebro-spinal = cairan otak). Artinya sinus menerima dua sumber

cairan yaitu darah dari vena-vena otak dan LCS dari spatium arachnoidale. Cairan tersebut

akan dibawa ke vena jugularis internus dan selanjutnya akan dibawa kembali kejantung.

Ada beberapa sinus duramatris yaitu:

1. Sinus sagitalis superior; terletak pada pangkal lipatan falx cerebri (margo superior),

dimulai dari ujung anterior falx cerebri (crista frontalis) sampai ke pertemuan falx

cerebri dengan falx cerebelli dan tentorium cerebelli. Tempat pertemuan ini disebut

confluens sinuum (merupakan tempat bertemunya sinus-sinus). Letak confluens

sinuum adalan tepat di anterior protuberentia occipitalis interna. Sinus sagitalis ini

menerima cairan berupa darah dari vena-vena cerebri superior, vena emissaria

(emissaria = vena yang menembus baik tulang maupun otot), vena diploica (vena dari

lapisan diploe cranium), dan juga menerima LCS dari spatium arachnoidale melaui

granulationes arachnoidale.

Page 9: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

2. Sinus sagitalis inferior; terletak pada tepi bebas (margo inferior falx cerebri).

Menerima darah dari vena-vena cerebri kecil dan dari vena falx cerebri. Sinus ini

mengalir dari anterior ke posterior mengikuti lengkung margo inferior cerebri menuju

ke anterior confluens sinuum (pertemuan margo inferior falx cerebri dan margo

anterior tentorium cerebelli). Pada titik ini juga bermuara vena cerebri mayor.

3. Sinus rectus; Maura vena cerebri mayor dan sinus sagittalis inferior tersebut

diteruskan oleh suatu sinus yang lurus ke posterior menuju confluens sinuum. Sinus

ini dikenal dengan nama sinus rectus (rectus = lurus). Selain dari dua sumber tersebut

sinus rectus juga menerima darah dari vena cerebri posterior, vena cerebellaris

superior, dan vena-vena dari falx cerebri.

4. Sinus occipitalis; terletak pada pangkal lipatan falx cerebelli. Menghubungakan

sistem sinus dengan plexus venosus vertebralis.

5. Confluens sinuum; seperti yang sudah diceritakan di atas, struktur ini merupakan

tempat maura sinus venosus (sinus sagittalis superior, sinus rectus, sinus occipitalis).

Darah yang sudah terkumpul di sini akan di alirkan ke kanan dan kiri nya melalui

sinus transversus.

6. Sinus tranversus; merupakan sinus yang berpangkal pada confluens sinuum,

mengalirkan darah dari confluens sinuum ke sinus sigmoideus. Sinus tranversus juga

menerima darah dari sinus petrosus superior.

7. Sinus sigmoideum; merupakan lanjutan dari sinus transversus. Sinus ini mengalirkan

darah ke bulbus internus vena jugularis interna.

8. Selain sistem sinus diatas juga terdapat sistem sinus pada basis cranii terutama daerah

fossa cerebrimedia. Sinus cavernosus; terletak di sisi kanan dan kiri corpus

sphenoidalis (sella tuircica). Kedua sinus cavernosus ini berhubungan melalui sinus

intercavernossi. Sinus cavernosus menerima darah dari vena opthalmica dan vena

emissaria dari plexus venosus pterigoideus. Vena-vena ini mendrainase darah dari

wajah terutama segitiga hidung. Infeksi kulit pada area tersebut dapat menyebar ke

dalam otak melalui hubungan tersebut. Darah dari sinus cavernosus dialirkan ke sinus

petrosus superior et inferior.

Page 10: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Gambar 8. Sinus venosus duramatris intracranium (Tugas: namailah sinus duramatris dan vena-vena

yang ditunjuk pada gambar; berilah tanda panah untuk menunjukkan alitan darah di dalam sinus

lihat Gambar 5)

9. Sinus sphenoparitalis; merupakan sinus yang berjalan pada tepi ala minor os

sphenoidale. Menerima darah dari vena-vena diploica dan vena meningea. Sinus ini

mengalirkan darahnya ke sinus cavernosus.

10. Sinus petrosus superior; terletak pada margo superior pars petrosa os temporale.

Menerima darah dari sinus cavernosus dan mengalirkannya ke sinus transversus.

11. Sinus perosus inferior; terletak di pertemuan antara pars petrosus os temporale

dengan pars basalsi os occipitale. Menerima darah dari sinus cavernosus dan

mengalirkannyalangsung ke bulbus internus vena jugularis interna.

Page 11: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Gambar 9. Aliran darah sinus venosus duramatris pada basis cranii

C. Arachnoid mater & Pia mater

Arachnoid mater dan pia mater disebut juga leptomeninx karena kedua mater ini

saling berkelanjutan (continious). Keduanya dipisahakan oleh suatu ruangan yang disebut

spatium arachnoidale. Spatium ini berisi LCS yang berasal dari sistem ventrikel. LCS pada

spatium ini akan dibuang kedarah melalui sistem sinus duramatris (terutama sinus sagittalis

superior). Selain itu pada spatium ini juga terletak vena dan arteri cerebri. Vena cerebri akan

menembus arachnoid mater untuk bermuara ke sinus sagittalis superior. Apabila vena

tersebut pecah tepat sebelum bermuara ke sinus (tetapi sudah menembus arachnoid mater)

maka akan menyebabkan tergenangnya darah pada ruangan dibawah duramater. Keadan ini

disebut subdural hematome (perdarahan subdural). Apabila vena pecah ketika masih didalam

spatium arachnoidale maka menyebabkan perdarahan subarachnoid (subarachnoid hematom).

Pia mater merupakan lembaran tipis yang kaya vaskularisasi yang menempel erat dengan

permukaan otak.

Page 12: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Gambar 10. Lapisan meninges dan ruang-ruang di antara lapisan tersebut

D. Vaskularisasi Meninges

Vaskularisasi (perdarahan) adalah jalur vaskuler (arteri) yang membawa oksigen dan nutrisi

ke sel-sel yang pada suatu lokasi. Sementara itu aliran balik darah disebut drainase (melalui

vena).

Vaskularisasi meninges melalui arteri-arteri meningeales yaitu: a. meningea anterior, a.

meningea media, a. meningea posterior, a. meningea assesoria, dan ramus meningealis a.

occipitalis dan a. vertebralis. Semua arteri tersebut termasuk arteri-arteri kecil kecuali a.

meningea media yang merupakan arteri besar. A. meningea anterior merupakan cabang a.

ethmoidalis memvaskularisasi meninges di area fossa cranii anterior. A. meningea posterior

merupakan cabang dari a. pharingealis ascenden dan memperdarahi meninges pada fossa

cranii posterior dibantu oleh ramus meningealis a. occipitalis dan ramus meningealis a.

vertebralis.

Arteri menengia media adalah arteri yang cukup besar yang dipercabangkan oleh a.

maxillaris. Arteri ini masuk ke cavum cranii melalui foramen spinosum dan bercabang

menjadi dua yaitu ramus anteior dan ramus posterior. Ramus anterior berjalan supero-anterior

menuju pterion. Pada pterion memberikan cabanng ke arah vertex. Ramus posterior berjalan

postero-superior. Selain memperdarahi meninges arteri-arteri meningea juga memperdarahi

calvaria cranii (masuk ke diploe). Tugas: Apakah arti klinis arteri ini?

Page 13: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Gambar 11. Vascularisasi meninges

E. Inervasi Meninges

Inervasi adalah jalur saraf yang membawa impuls dari dan ke suatu lokasi (dapat bersifat

sensoris maupun motoris). Inervasi meninges dibawa oleh ramus meningealis dari ketiga

cabang nervus trigeminus dan ramus meninealis nervus cervicalis I dan II.

SYSTEM CAROTIS

Sistem carotis dimulai oleh a.carotis communis. Sistem ini bertanggungjawab untuk

vaskularisasi regio kepala-leher. Arteri carotis communis dextra di percabangkan oleh

truncus brachiocephalica sedangkan arteri carotis communis sinistra langsung di

percabangkan dari arcus aorta. Arteri ini berjalan di latero-anterior leher (tepat di lateral

thracea) di dalam suatu sarung jaringat ikat yang disebut vagina carotica (carotid sheat).

Arteri carotis communis bercabang dua (disebut bifurcatio carotica) menjadi a. carotis interna

dan a. carotis externa setinggi tepi atas cartilago thyroidea. Bagian superior a. carotis

communis dan percabangannya terletak pada trigonum caroticum colli.

Pada bifurcatio ini, bagian pangkal a. carotis interna berdilatasi (melebar) yang dikenal

dengan sinus caroticus. Sinus caroticus mengandung reseptor yang mendeteksi perubahan

tekanan darah. Informasi sensorik ini akan dibawa melalui nervus IX. Selain itu, terdapat

Page 14: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

suatu jaringan yang menempel tepat di antara pangkal a. carotis interna dan eksterna yang

disebut glomus caroticum (corotid body). Jaringan ini kaya akan arteriola cabang langsun

system carotis. Glomus caroticus mengadung reseptor-reseptor untuk mendeteksi perubangan

kimia darah (terutama kadar oksigen darah). Glomus caroticum diinervasi oleh n. IX dan X.

Gambar 12. Glomus caroticus dan sinus caroticus

Arteri carotis eksterna akan menuju ke wajah sedangkan arteri carotis interna akan menuju ke

cavitas cranialis. Arteri carotis eksterna akan bercabang menjadi:

1. A. thyroidea superior

2. A. pharyngeal ascendens

3. A. lingualis

4. A. facialis

5. A. occipitalis

6. A. auricularis posterior

7. A. temporalis superficialis

8. A. maxillaris

9. A. carotis externa berakhir sebagai a.temporalis superficialis

Arteri carotis interna naik dari percabang menuju ke dalam cavitas cranialis melalui canalis

caroticus . arteri ini tidak memberikan percabangan selama berjalan di leher. Setelah masuk

ke dalam cavitas cranialis arteri ini bersama-sama dengan arteri basilaris membentuk

anastomosis yang membentuk lingkaran yang dikenal dengan circulus Willisi.

Page 15: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mengetahui klasifikasi system saraf

2. Mahasiswa mengetahui embryologi system saraf

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi anggota sistem saraf pusat

4. Mahasiswa mangetahui struktur cerebrum

KLASIFIKASI SYSTEMA NERVOSUM

Berdasarkan struktur anatominya systema nervosum dapat dibagi menjadi systema

nervosum centrale (sistem saraf pusat = SSP) dan systema nervosum periphericum (sistem

saraf tepi). Sementara itu jika ditinjau dari fungsinya sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem

saraf sensoris dan sistem saraf motoris, pembagian lain juga bisa dilihat dari segi sifat dan

lokasi kerjanya yaitu sistem saraf somatic dan sistem saraf otonom (visceral). Jika kita

mempelajari struktur, maka kita menggunakan pembagian yang pertama, akan tetapi dalam

mempelajari lebih lanjut kita tidak bisa terlepas dari klasifikasi fungsionalnya.

EMBRYOLOGI SYSTEMA NERVOSUM

Pada waktu embrio sistem saraf pusat berkembang dari neural tube (tabung neural) yang

dalam perkembangannya, neural tube bagian cranial akan membentuk tiga gelembung primer

(vesicle primer), a.l: prosencephalon, mesencephalon, dan rhombencephalon. Gelembung ini

terbentuk pada bagian cranial sedangkan bagian caudalnya tidak membentuk gelembung

tetapi tetap dalam bentuk tabung panjang ke arah caudal. Bagian yang tetap ini akan menjadi

medulla spinalis. Neural tube memiliki dinding yang disusun oleh sel-sel dan bagian tengah

yang berlubang. Dinding neural tube akan berkembang menjadi parenkim SSP sedangkan

saluran (lubang) ditengahnya akan berkembang menjadi sistem saluran cairan otak (sistem

ventrikel).

1. Prosensephalon (forebrain; otak depan)

Prosencepalon akan berkembang menjadi dua gelembung lagi yaitu:

a. Telencephalon, selanjutnya akan menjadi hemispherium cerebri dextra et

sinistra. Keduanya disebut cerebrum (otak besar). Ruangan yang terdapat

didalam bagian ini akan menjadi ventricel lateral dextra et sinista. Pada atap

ventricel ini terdapat plexus chorideus yang menghasilkan LCS. LCS dari

ventricel lateral akan engalir ke ruangan yang terdapat pada diencephalon.

Page 16: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

b. Diencephalon, selanjutnya akan menjadi epithalamus, thalamus dan

hipothalamus. Ketiga bagian ini terletak dibawah dan diantara hemispherium

cerebri. Ruangan yang ada ditengahnya menjadi ventricel tertius. LCS dari

ventricel lateral mengalir ke ventricel tertius melalui lubang yang dikenal

dengan foramen monroe.

2. Mesencephalon (midbrain = otak tengah)

Mesencephalon pada manusia tidak begitu berkembang, ukurannya tidak banyak

berubah seperti pada gelembung lainnya. Sampai dewasa nama bagian ini pun tidak

berubah yaitu tetap disebut mesencephalon. Lubang ditengah mesencephalon menjadi

saluran yang disebut aquaductus mesencephali (aquaductus cerebri; aquaductus

sylvius). Parenkim mesencephalon dapat dibagi menjadi dua bagian:

a. Tectum (daerah di posterior aquaductus sylvius). Bagian ini terdiri dari suatu

struktur kembar empat yang disebut corpora quadrigemina (empat badan

kembar). Keempatnay menimbulkan tonjolan pada belakang mesencephalon

(2 diatas dan 2 dibawah), struktur menonjol ini disebut colliculus superior

dan colliculus inferior.

b. Pedunculus cerebri (daerah di anterior aquaductus sylvius). Pedunculus cerebri

terdiri atas tegmentum dan crus serebri. Sebagian penulis mengatakan

mesencephalon sebenarnya ahanya terdiri dari tectum dan tegmentum saja

diseabbkan crus cerebri merupakan struktur berisi akson dari cerebrum yang

berjalan menuju medulla spinalis. Akan tetapi dalam hal ini kita memaknai

bahwa secar struktural crus cerebri merupakan bagian tidak terpisahkan dari

mesencephalon. Tegmentum dan crus cerebri dipisahkan substantia nigra

(berwarna hitam). Potongan melintang yang dilakukan pada mesencephalon

memberikan dua gambaran tegmentum. Potongan melintang setinggi

colliculus inferior memberikan gambaran pada tegmentum yaitu nucleus NC

IV dan decussatio pedunculus cerebellaris superior. Potongan setinggi

colliculus infeior memberikan gambaran nucelus NC III dan nucleus ruber.

3. Rhombencephalon

Rhombencephalon selanjutnya berkembang menjadi dua gelembung lagi yaitu:

a. Metencephalon, dinding metencephalon bagian anterior berkembang menjadi

pons dan dinding posteiror menjadi cerebellum. Saluran ditengahnay

melebar membentuk ventricel quartus (ventricel IV). LCS dari aquaductus

sylvius akan mengalir ke ventricel IV. Dari ventricel IV ini LCS akan masuk

Page 17: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

ke spatium subarachnoidale melaui dua lubang yang disebut foramen luscka

dan foramen magendie.

b. Myelencephalon, dindingnya akan menjadi medulla oblongata sedangkan

salurannya ikut membentuk ventricel IV.

4. Spinal chord(naural tube bagian caudal) akan berkembang menjadi medulla spinalis.

SYTEMA NERVOSUM CENTRALE (SNC) = SISTEM SARAF PUSAT (SSP) =

CENTRAL NERVOUS SYSTEM (CNS)

Secara keseluruhan SSP pada orang dewasa dapat dibagi mejadi:

1. Cerebrum yaitu terdiri dari dua himispherium cerebri dan diencephalon

2. Truncus cerebri (brain stem; batang otak) = mesencephalon, pons, dan medulla

oblongata

3. Cerebellum

4. Medulla spinalis

CEREBRUM

Cereberum adalah bagian otak paling besar yang mengisi fossa cranii anterior dan media.

Cerebrum dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu diencephalon dan telencephalon.

Telencepahlon terdiri dari hemisferium cerebri dextra dan sinistra. Hemisferium cerebri

memiliki struktur permukaan yang dikenal dengan istilah gyrus dan sulcus. Gyrus adalah

struktur menonjol sedangkan suclus adalah struktur celah yang seolah-olah masuk ke dalam

parenkim. Masing-masing hemisfer dibagi menjadi 6 lobus: Lobus frontalis, Lobus parietalis,

Lobus temporalis, Lobus occipitalis, Lobus insularis, dan lobus limbicus.

a. Lobus temporalis di posterior dibatasi oleh sulcus centralis (rolando)dengan lobus

parietalis. Gyrus-gyrus yang harus diidentifikasi mahasiswa:

Gyrus precentralis; merupakan area broadman (area fungsional) 4; merupakan

korteks (pusat) motorik primer. Gyrus ini dapat digambarkan sebagai

homonculus motorius (homonculus = manusia kecil). Homonculus motorius

adalah peta seluruh otot-otot ditubuh dari kaki hingga kepala yang tesusun secara

urut di sepanjang gyrus centralis.

Page 18: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Gambar 13. Homonculus motorius

Gyrus frontalis superior dan gyrus frontalis media kedua bagian ini disebut

dengan cortex pre-frontalis (CPF). CPF diyakini berperan dalam fungsi-fungsi

luhur (fungsi intelektual) yaitu: fungsi belajar, fungsi merencanakan,

memecahkan masalah, berfikir abstrak, mengenal baik dan buruk, dsb. Fungsi-

fungsi ini secara utuh hanya dimiliki oleh manusia. CPF dewasa ini menjadi

objek penelitian yang paling digandrungi dalam bidan neurosains.

Gyrus frontalis inferior dibagi menjadi 3 bagain: pars opercularis, pars

triangularis, dan pars orbitalis. Pars opercularis dan triangularis merupakan area

brodman 44 dan 45 disebut area broca (area bicara motoris). Kerusakan disini

menyebabkan orang tidak bisa mengucapkan kata-kata (tapi dia bisa memahami

pembicaraan orang). Kelainan ini disebut aphasia expressive (aphasia=tidak bisa

berbahasa, expressive= mengeksprsikan).

Bagain lobus frontalis yang menghadap kebawah terdapat gyrus rectus dan gyrus

orbitalis. Disana juga terdapat bangunan bulbus olfactorius dan tractus

olfactorius

Bagian medial (yg menghadap ketengah) terdiri dari gyrus frontalis medial

b. Lobus paretalis di anterior dibatasi oleh gyrus centralis dan posterior dibatasi oleh

linea parieto-occipitalis (garis khayal yang menghubungkan ujung sulcus parieto

occipitalis dengan incisura pre occipitalis). Gyrus-gyrus yang harus diidentifikasi:

Gyrus post centralis terletak diposterior sulcus centralis merupakan area

brodmann 1, 2 , dan 3. Area ini merupakan korteks (pusat) sensorik primer.

Page 19: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Gyrus parietalis superior

Gyrus parietalis media

Gyrus supra marginalis dan gyrus angularis menjadi area asosiasi (brodmann

22) : area wernicke (bahasa sensorik)

c. Lobus occipitalis dibatasi di anterior oleh linea parieto occipitalis dan meliputi polus

posterior. Bagian medial dari lobus occipitalis berbentuk segitiga disebut cuneus yang

dibatasi oleh sulcus parieto occipitalis dan sulcus calcarinus. Pada sulcus calcarinus ini

terdapat korteks visual (pusat penglihatan) merupakan area brodmann 17, 18, 19.

d. Lobus temporalis meliputi polus temporalis dan daerah dibawah fissura lateralis

(sysvius). Batas dengan parietalis dan occipitalis oleh garis-garis khayal yang terlihat

pada gambar. Gyrus-gyrus yang perlu diidentifikasi:

Gyrus temporalis superior ditepi fissura lateralis merupakan area brodman

41 dan 42 yang merupakan area auditorik primer. Sedangakan daerah

diposteriornya merupakan area asosiasi. Daerah tempat bertemunya segala

macam info baik visual, sensorik maupun auditorik. Area ini disebut area

wernicke (22) (pusat berbahasa sensorik). Semua info sensorik diolah disini,

sehingga apa bila area ini rusak maka orang tersebut tidak akan faham akan

bahasa baik yg didengar ataupun yg dilihat aphasia receptive.

Gyrus temporalis media

Gyrus temporalis inferior

e. Lobus insularis merupakan korteks yang tertanam di dalam sulcus lateralis dan

membentuk dasar sulcus tersebut (untuk melihatnya, sulcus harus dibuka). Lobus ini

merupakan pusat penghidu (pembauan)

f. Lobus limbicus

Aspek medial hemisferium yg harus diidentifikasi:

Labulus paracentralis

Precuneus

Cuneus

Girus cinguli

Corpus callosum

Page 20: Praktikum Anatomi I Modul 2.1.pdf

Arteri-arteri

yang harus diidentifikasi:

Arteri utama yang mensuplai darah otak berasal dari dua arteri besar yaitu:

1. Arteri carotis interna

Arteri ini cabang dari arteri carotis communis dan masuk kedalam cranium melalui

canalis caroticus. Setelah masuk kedalam cranium arteri ini bercabang menjadi arteri

cerebri media dan arteri cerebri anterior. Selain itu arteri ini membentuk anastomosis

(hubungan) dengan arteri cerebri posterior melalui arteri comunican posterior. Arteri

cerebri anterior kanan dan kiri saling berhubungan melalui arteri comunican anterior.

2. Arteri vertebralis

Arteri ini dipercabangkan langsung oleh aorta descenden dan bejalan di sisi-sisi

vertebra. Masuk ke cranium melalui foramen magnum. Dianterior pons kedua arteri

ini bersatu menjadi arteri basilaris. Arteri ini mempercabangkan arteri-arteri:

Arteri cerebellaris antero-inferior

Arteri-arteri pontis

Arteri cerebellaris superior

Dan cabang akhirnya yaitu arteri cerebri posterior

Sirculus willisi adalah menunjukkan hubungan arteri-arteri (anastomosis) pada basis otak

yang berbentuk melingkar yang terdiri dari: arteri carotis interna, arteri cerebri anterior,

arteri comunican aterior, arteri comunican poterior dan arteri cerebri posterior.