pmtct
TRANSCRIPT
-
TELENURSING DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN
PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK/ PMTCT
Ivonne Junita Fabanjo, NPM 1006748614
Program Pasca Sarjana Kekhususan Keperawatan Anak
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2011
Abstrak
Epidemik HIV/AIDS di Indonesia meningkat dengan cepat, dimana penularan
HIV dari ibu ke anak terus meningkat seiring bertambahnya jumlah perempuan pengidap
HIV. Meningkatnya jumlah perempuan hamil yang positif, akan meningkat pula
kebutuhan untuk layanan PMTCT berdasarkan hasil proyeksi dan pemodelan epidemic
HIV, jumlah ibu hamil yang positif memerlukan pelayanan PMTCT akan meningkat dari
5.730 orang pada tahun 2010 menjadi 8170 pada tahun 2014.
Telenursing merupakan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang
memberikan pelayanan keperawatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara
perawat dan pasien atau antara beberapa perawat, melalui telenursing ini perawat dapat
melakukan monitoring, pengkajian dan pengumpulan data, melaksanakan intervensi,
memberi dukungan pada keluarga serta melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya.
Dengan ada teknologi telenursing ini program PMTCT dapat dilaksanakan
dengan mudah dan , jangkauan pelayanan yang diberikan lebih luas tanpa batas geografis
dan waktu.
Kata kunci : Telenursing, PMTCT
I. Latar belakang
Pelayanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak/Prevention of Mother to
Child HIV Transmission/PMTCT merupakan bagian dari pelayanan Perawatan,
Dukungan dan Pengobatan/CST bagi pasien HIV/AIDS. Pelayanan PMCT menjadi
perhatian karena epidemic HIV/AIDS di Indonesia meningkat dengan cepat, dimana
penularan HIV dari ibu ke anak terus meningkat seiring bertambahnya jumlah
perempuan pengidap HIV , dari data pada tahun 2008 dari jumlah ibu hamil yang
-
mengikuti test HIV sebanyak 5.167 orang dimana 1.306 (25%) diantaranya positive
HIV. Meningkatnya jumlah perempuan hamil yang positif, akan meningkat pula
kebutuhan untuk layanan PMTCT berdasarkan hasil proyeksi dan pemodelan epidemic
HIV, jumlah ibu hamil yang positif memerlukan pelayanan PMTCT akan meningkat
dari 5.730 orang pada tahun 2010 menjadi 8170 pada tahun 2014.
Dengan mempertimbangkan keadaan geografis wilayah Indonesia yang luas serta
terdiri dari kepulauan dengan jumlah penduduk yang besar dan tersebar di seluruh
wilayah sehingga akan mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan
terutama di daerah terpencil atau pelosok, sedangkan terus terjadi peningkatan penularan
HIV/AIDS dari Ibu ke Anak, untuk mengoptimalkan pelayanan PMTCT perlu adanya
pemanfaatan teknologi komunikasi sebagai alternative dalam pelaksanaan program
PMTCT yang memberikan layanan kesehatan jarak jauh.
Telenursing merupakan praktek keperawatan di dunia maya yang memberikan
pelayanan keperawatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien atau antara beberapa perawat terhubung secara langsung menggunakan system
transmisi elektronik, melalui telenursing perawat dapat melakukan pengkajian dan
pengumpulan data, monitoring, follow up, pendidikan, melakukan intervensi,
mendukung keluarga dalam perawatan, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
dengan menggunakan teknologi seperti komputer, internet, telepon, alat pengkajian
digital dan perlengkapan telemonitoring system audio-video, satelit dan system
komunikasi yang lain, dengan demikian masyarakat atau klien dalam hal ini wanita usia
subur yang beresiko tertular HIV, pasangan usia subur yang beresiko, bayi dan balita,
tidak perlu datang ke rumah sakit, klinik VCT/PMTCT, dokter atau perawat untuk
mendapat pelayanan PMTCT, tetapi klien dapat tetap berada di rumah dan dapat
melakukan akses ke pelayanan PMTCT melalui internet, telepon atau video
conference, sehingga dengan menggunakan teknologi telenursing dapat mengurangi
jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan dan peningkatan jumlah cakupan pelayanan
keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata walaupun letak geografis yang
jauh dan kurangnya tenaga keperawatan atau dokter ini semua dapat terjangkau dengan
memanfaatkan teknologi telenursing.
-
II. Kajian Literatur
PencegahanPenularan HIV dari Ibu ke Anak /PMTCT (prevention of Mother to Child
HIV Transmission) merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah infeksi HIV
pada perempuan, seta mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke bayi(Modul pelatihan
PMTCT, Depkes 2008).
Walaupun prevalensi HIV pada perempuan di Indonesia hanya 16%, tetapi karena
mayoritas (92,54%) Odha berusia reproduksi aktif (15-49 tahun), maka diperkirakan
jumlah kehamilan dengan HIV positif akan meningkat(SRANS-KPAN, 2010)
Infeksi HIV mempunyai dampak kepada ibu dan bayi. Dampak dari infeksi HIV pada ibu
antara lain: timbulnya stigma sosial, diskriminasi, morbiditas dan mortalitas maternal.
stigma sosial dapat menyebabkan Odha(orang yang hidup dengan aids) semakin menutup
diri tentang keberadaannya, yang akhirnya akan mempersulit proses pencegahan dan
pengendalian infeksi. Diskriminasi sosial ini dapat mengakibatkan Odha kehilangan
kesempatan untuk ikut berkarya dan memberikan penghidupan yang layak pada
keluarganya, dan karena terjadi penurunan daya tahan tubuh secara bermakna, maka
morbiditas dan mortalitas maternal akan meningkat pula, sedangkan dampak infeksi HIV
terhadap bayi antara lain: gangguan tumbuh kembang karena rentan terhadap penyakit,
peningkatan mortalitas, stigma sosial, yatim piatu lebih dini akibat orang tua meninggal
karena AIDS, dan permasalahan ketaatan minum obat pada penyakit menahun seumur
hidup( Modul pelatihan PMTCT, Depkes 2008).
Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi mempunyai dua tujuan yaitu untuk
mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi karena 90% penularan infeksi HIV pada bayi
disebabkan penularan dari ibu, hanya sekitar 10% yang terjadi karena proses transfusi,
dan mengurangi dampak epidemik HIV terhadap ibu dan bayi, dampak akhir dai
epidemic HIV berupa berkurangnya kemampuan produksi serta peningkatan beban
biaya hidup yang yang harus ditanggung karena morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi .
( Modul pelatihan PMTCT, Depkes 2008).
Menurut National Council of State Boards of Nursing, telenursing is defined as the
practice of nursing over distance using telecommunications
technology(http://www.ncsbn.org/telenursing paper.pdf)
-
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh
antara perawat dan pasien atau antara beberapa perawat.
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawatuntuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire,
radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga
didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik
atau optic antara manusia dan atau computer.(http://www.medicine.mcgill.ca/Nursing-
Explorations2009/pdfs/desrochers_handouts.pdf).
Dalam praktek telenursing perawat menggunakan teknologi seperti computer,
internet,telepon, alat pengkajian digital, perlengkapan telemonitoring sistem audio-video,
satelit dan system komunikasi yang lain, hal ini berguna untuk mendukung perawat dan
pasien dengan informasi yang lebih efektif.
Dalam penelitian Jenifer lillbridge dan Barbara Hanna yang melakukan penelitian
kualitatif tentang penggunaan telehealth dalam pelayanan keperawatan manajemen kasus
bagi klien dengan HIV/AIDS , tujuan dari penelitian ini mengeksplorasi perasaan klien
tentang perawat yang menggunakan telehealth dalam managemen kasus. dalam penelitian
ini mengunakan peralatan telecare Amerika termasuk stasiun operator dan stasiun pasien.
Peralatan peripheral digunakan perawat termasuk stateskop, sphygmomanometer, skala,
glukometer, kamera dan lampu. Video monitor dipasang di tiap rumah pasien dan
dihubungkan dengan video monitor pada kantor agen. Pasien memberitahu agen
telehealth akan kesiapan mereka terhadap jadwal kunjungan melalui jalur toll free yang
nantinya terhubung dengan perawat yang akan melakukan telehealth dengan pasien.
Pasien dan perawat dapat bertatap muka secara langsung. Diagram diberikan kepada
pasien untuk dapat menggunakan stetoskop dalam meletakkan pada paru-paru, jantung,
suara usus. Sehingga dengan begitu perawat dapat mengumpulkan data pasien seperti
tekanan darah, suhu, denyut jantung, suara paru-paru, kadar gula darah, bising usus,
status gizi, kondisi kulit, dan kemungkinan adanya infeksi oportunistik. Tidak hanya itu
perawat dan pasien juga dapat melakukan diskusi tentang perlunya kunjungan gawat
darurat, rawat inap, obat-obatan saaat ini, serta status kesehatan umum, termasuk
masalah pasien sejak awal kunjungan sampai terakhir kunjungan. Kunjungan ini
dilakukan selama 20-30 menit dan biasanya berakhir dalam waktu 30 menit atau kurang
-
Hasil penelitian diatas menunjukkan kepuasan pasien dalam menggunakan peralatan
telehealth, privasi mereka terjamin dan waktu kunjungan terjadwal dengan jelas, pasien
dapat mengungkapkan semua keluhan yang berhubungan dengan kondisinya pada saat
kunjungan, pasien juga dapat melakukan pekerjaannya tanpa terganggu dengan jadwal
konsultasi ke petugas kesehatan dilayanan kesehatan yang memakan waktu dan jarak
untuk menuju lokasi pelayanan kesehatan serta menunggu giliran untuk dilakukan
pemeriksaan. Selain dari segi pelayanan kesehatan mengurangi biaya sehingga dari
perawatan dapat menghindari staf tambahan sedangkan dari pasien dapat lebih
menghemat biaya untuk transportasi dan mungkin rawat inap karena perawatan dapat
dapat dilakukan dirumah.
Dengan melihat hasil penelitian diatas maka penerapan telenursing dalam pelaksanaan
program PMTCT dapat dilakukan dengan menggunakan telenursing, Efektif dan
efisiensi dari sisi biaya kesehatan dan dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan
cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis dan waktu serta
dapat mengurangi waktu berkunjung ke tempat layanan kesehatan.
Walaupun terdapat banyak keuntungan dari penggunaan teknologi sisi lain terdapat pula
kelemahannya terutama seperti di Indonesia ini yang belum sepenuhnya menggunakan
teknologi informasi dalam bidang keperawatan, tentunya dalam penggunaan teknologi ini
membutuhkan sumber daya manusia yang mampu memahami dan menggunakan
teknologi ini, juga butuh biaya yang sangat besar untuk pengadaan peralatan.
III. Kesimpulan
Telenursing merupakan teknologi yang digunakan dalam memberikan pelayanan jarak
jauh pada pada pasien, mempunyai keuntungan dari segi penghematan biaya, jangkauan
pelayanan yang diberikan lebih luas tanpa batas geografis dan waktu, mengurangi waktu
berkunjung pada pusat layanan kesehatan, disisi lain masih terdapat kelemahan dari
telenursing ini karena diperlukan sumber daya manusia yang mampu menguasai
teknologi dan membutuhkan biaya yang tinggi dalam pengadaan peralatannya.
IV. Rekomendasi
Perlu dilakukan kajian dan penelitian yang lebih lanjut tentang telenursing dan
penerapannya di Indonesia dalam mendukung pelayanan keperawatan.
-
DAFTAR PUSTAKA
Ball. (2000). A Study of Home Telenursing. Dalam http://www.nursingworld.org/ojin.
Diperoleh tanggal 15 November 2011
Deborah.E.Sale, (2009). HIV/AIDS : Telehealth strategies and benefits.10 th Annual
HIV/STD conference. Springfeld IL
Delegated Assemby, (1997), The National Council of State Boards of Nursing Position
Paper on Telenursing : A challenge to Regulation,
http://www.ncbn.org/telenursing paper.pdf, diunduh 16 November 2011
Edripulige,Marising (2001), in age-care : systematic Evidence of practice, www.irma-
international.org/viewtitle/46739
Lillibridge J; Hanna B; (2009). Online Journal of Issues in Nursing, using telehealth to
deliver nursing case management services to HIV/AIDS clients.(journal article -
research). CINAHL , diunduh 15 November 2011.
Kawaguchi, T. (2004). Development of a Telenursing System for Patients with Chronic
Conditions. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15273035. diunduh 16 November
2011
Mc.Gill,(2009), Telenursing : future of telehealth,http: www.medicine,mcgill.ca/nursing-
exploration2009/pdfs/, diunduh 16 November 2011
Stokowski,L.A, (2008), Health care Anywhere : The pledge of telehealth: telenursing,
http://www.medscape.com/viewarticle/581800-3, diunduh 16 November 2011
______, (2008), Modul Pelatihan Pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Bayi, Depkes
RI
______,(2011), Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS
tahun 2010-2014 Komisi Penanggulangan Aids Nasional.