petunjuk praktikum teknologi produksi...
TRANSCRIPT
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
1
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
Eko Murniyanto
Nurholis
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2020
Nama Praktikan:...............................................
NRP :..............................................
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
2
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
PERSIAPAN LAHAN
I. TUJUAN
Untuk mengenalkan kepada Mahasiswa tentang persiapan lahan mulai dari
pengukuran sampai pembuatan bedengan atau guludan untuk produksi tanaman
II. DASAR TEORI
Persiapan lahan adalah kegiatan atau pekerjaan yang harus dilakukan
sebelum melakukan suatu pengolahan lahan atau tanah untuk persiapan penanaman.
Pengolahan tanah merupakan manipulasi mekanik terhadap tanah untuk
menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan
pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat tumbuh, memperbaiki daerah
perakaran, membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma. Untuk mencegah
erosi yang berlebihan dengan masih tercapainya tujuan pengolahan tanah, maka hal
berikut perlu diperhatikan, yaitu tanah diolah seperlunya dan pengolahan tanah
tidak terlalu dalam. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya adalah penggunaan traktor, penggunaan tenaga hewan (pembajakan),
dan penggunaan tenaga manusia (pencangkulan). Menurut intensitasnya
pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi 3 yaitu; pengolahan lahan no
tillage atau TOT, Minimum tillage (pengolahan lahan secara minimal), dan
maximum tillage (pengolahan lahan secara maksimal). Bedengan atau guludan
merupakan pengolahan tanah yang dibuat pada masa tanam untuk beragam
komoditas palawija, sayuran, ubi-ubian yang ukurannya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Beberapa fungsi pembuatan bedenan atau guludan adalah memperbaiki
aerasi dan drainase, memudahkan pemeliharaan tanaman (terdapat alur), dan
memperbaiki sifat fisik tanah.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: cangkul, arit, rol meter,
tali rafia, ajir dan alat pendukung lainnya. Bahan yang digunakan yaitu pupuk
organik.
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
3
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
IV. PROSEDUR KERJA
4.1. Pengukuran Lahan dan Jarak Tanam
4.1.1. Pengukuran bedengan
Ukurlah petak bedengan dengan ukuran lebar dengan ukuran 100 cm
dengan jarak antar bedengan 20 cm, sementara panjangnya menyesuaikan
dengan kebutuhan atau luas lahan yang tersedia.
4.1.2. Pembuatan bedengan
Buatlah bedengan dengan ketinggian dan lebar ukuran 30 cm x 100 cm
dan jarak antar bedengan 20 cm, sementara panjangnya menyesuaikan dengan
kebutuhan atau luas lahan yang tersedia. Bersamaan dengan pembuatan
bedengan atau pengolahan tanah, tambahkan pupuk organik (5 ton/ha)
4.1.3 Lubang Tanam
Buatlah lubang tanaman dengan ketentuan ajir yang telah dibuat dengan
jarak tanam yang telah disesuaikan dengan komoditi yang akan ditanam
Pengaturan jarak tanam, terutama bermaksud agar tiap-tiap tanaman tidak saling
berkompetisi dalam memperoleh sumber daya.
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
4
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
PENANAMAN
I. TUJUAN
Untuk mengenalkan kepada Mahasiswa tentang seleksi bahan tanam sampai
penanaman pada proses budidaya atau produksi tanaman.
II. DASAR TEORI
Penaman adalah kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan setelah melakukan
suatu pengolahan lahan atau tanah dan telah ditentukan jarak dan pola tanamnya.
Penanaman merupakan proses menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit
pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu
bentuk pola tanam atau susunan tata letak dan tata urutan selama periode waktu
tertentu. Pola tanam terbagi dua yaitu, pola tanam monokultur dan pola tanam
polikultur. Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman
sejenis pada sebidang lahan dan waktu yang sama. Misalnya lahan ditanami padi,
jagung, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah
meningkatkan hasil pertanian. Sedangkan pola tanam polikultur ialah pola pertanian
dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana
dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik. Keberhasilan tanam sangat
dipengaruhi oleh faktor manusia (pengetahuan, keterampilan, inovasi, dan
perencanaan). Agar diperoleh interaksi yang baik dalam mendukung tercapainya
tujuan penanaman maka harus memperhatikan bahan tanam (unggul dan bermutu)
dan lahan (kesesuaian lahan) yang digunakan serta faktor lingkungan tumbuh.
Untuk bahan tanam yang berbentuk bibit ada yang setelah ditanam memerlukan
perlindungan terlebih dahulu sebelum tanaman cukup kuat untuk menerima cahaya
matahari secara langsung. Pada saat melakukan penanaman sebaiknya
memperhatikan waktu dan musim tanam. Tanaman yang ditanam pada waktu yang
kurang tepat akan menyebabkan tumbuhnya terhambat atau juga mudah terserang
hama dan penyakit.
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
5
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: rol meter/meteran, tali
raffia, tugal, dan alat pendukung lainnya. Bahan yang digunakan yaitu bilah bambu,
abu gosok/furadan, bahan tanam kedelai dan kangkung.
IV. PROSEDUR KERJA
4.1. Seleksi Bahan Tanam
4.1.1. Kedelai
Gunakanlah bahan tanam yang mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e. Bersih dari kotoran.
f. Tidak terinfeksi penyakit.
g. Kadar air benih berkisar 9-12 %.
4.1.2. Kangkung
Gunakanlah bahan tanam yang mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Berasal dari tanaman varietas unggul.
b. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d. Tidak terinfeksi penyakit.
e. Bersih dari kotoran.
4.1.3. Seleksi Bibit
Gunakanlah bahan tanam yang mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Bibit sudah mempunyai lebih dari 3 pasang cabang daun yang tumbuh (jagur)
dan sudah mempunyai cukup akar.
b. Tumbuhnya normal, bibit yang relatif lebih kecil dari yang lainnya sebaiknya
disingkirkan (tidak digunakan).
c. Tidak terserang hama dan penyakit, bila batangnya kelihatan bercak-bercak
putih seperti jamur atau daunnya menguning dan tidak segar sebaiknya tidak
digunakan.
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
6
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
d. Bibit yang ditanam haruslah bibit yang sehat, artinya keadannya hijau subur
dan tidak ada serangan nematoda.
4.2. Menghitung Kebutuhan Bahan Tanam
Kebutuhan benih dapat dihitung dengan memperkirakan jumlah populasi
tanaman kedelai per hektar, yaitu dengan rumus
1 Ha = 10.000 m2
Menentukan berat 100 biji kedelai (misalnya 100 biji = 50 gram)
Menentukan jarak tanam yang akan digunakan (misalnya : jarak tanam 40 cm x
20 cm = 0,4 m x 0,2 m = 0,1 m2
Menentukan jumlah benih per lubang tanam (misalnya per lubang kita isikan 2
biji)
Populasi per hektar = (10.000 m2 / 0.1 m2) x 2 biji
= 200.000 biji
Kebutuhan benih / ha = (200.000 / 100) x 50 gram
= 100.000 gram = 100 kg
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ
= 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛
100 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 100 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑥 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
4.3. Penanaman
4.3.1. Kedelai
Cara tanam benih kedelai dapat dilakukan dengan disebar merata di
permukaan petakan dan dimasukkan ke dalam lubang tanam (sistem tugal). Cara
tanam yang baik adalah dengan sistem tugal. Keuntungan sistem ini antara lain
jarak tanam teratur, mudah dalam pemeliharaan, dan dapat menghemat benih per
satuan luas. Tahapan penanaman benih kedelai sebagai berikut:
Tentukan jarak tanam yang digunakan (20 cm x 40 cm)
Rentangkan tali sekitar 10 cm dari sisi atau pinggir petakan, kemudian ikat
pada ajir.
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
7
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
Buat lubang tugal sedalam 3-4 cm mengikuti tanda pada tali sesuai dengan
jarak tanam yang digunakan.
Masukkan furadan atau abu gosok untuk mengurangi serangan hama lalat bibit.
Masukkan (tanamkan) benih ke dalam tiap lubang sebanyak 2-3 butir,
kemudian tutup dengan tanah.
Siramlah air secukupnya, hingga lembab pada lubang tanam.
4.3.2. Kangkung
Tahapan penanaman kangkung sebagai berikut:
Tentukan jarak tanam yang digunakan 20 antar baris dan 10 dalam barisan (20
cm x 10 cm)
Rentangkan tali sekitar 10 cm dari sisi atau pinggir guludan, kemudian ikat
pada ajir.
Tanamkan benih di atas guludan dengan tugal sedalam 3-4 cm mengikuti tanda
pada tali sesuai dengan jarak tanam yang digunakan.
Masukkan furadan atau abu gosok untuk mengurangi serangan hama lalat bibit.
Masukkan (tanamkan) benih ke dalam tiap lubang sebanyak 2-3 butir,
kemudian tutup dengan tanah.
Siramlah air secukupnya, hingga lembab pada lubang tanam.
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
8
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
PEMELIHARAAN
I. TUJUAN
Untuk mengenalkan kepada Mahasiswa tentang pemeliharaan mulai dari
penyulaman sampai pengendalian organisme pengganggu tanaman.
II. DASAR TEORI
Pemeliharaan tanaman adalah kegiatan atau pekerjaan yang harus dilakukan
setelah melakukan penanaman. Setelah selesai penanaman, hal-hal yang sangat
penting dan tidak dapat ditinggalkan adalah pemeliharaan. Hal ini dianggap penting,
karena sekalipun diperoleh bibit yang baik (unggul), tanah dan iklimnya baik, jika
tanaman itu dibiarkan saja pasti tidak akan menghasilkan atau gagal. Baik tidaknya
suatu usaha penanaman, sangat tergantung dari baik tidaknya pemeliharaan.
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyulaman, pemupukan, dan
pengendalaian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Penyiraman diperlukan untuk mengimbangi air yang digunakan tanaman
dalam proses pertumbuhannya, termasuk yang dilepas ke udara melalui proses
evaporasi dan transpirasi yang berlangsung secara simultan. Kelebihan atau
kekurangan air penyiraman sama–sama berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
tanaman. Oleh karena itu penyiraman harus dilakukan sesuai kebutuhan dan secara
hati-hati. Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya
abnormal, tujuan penyulaman untuk tetap menjaga populasi tanaman persatuan luas.
Penyulaman dilakukan seawal mungkin karena keterlambatan dalam penyulaman
akan menyulitkan pemeliharaan tanaman akibat umur dan stadium pertumbuhan yang
tidak sama. Pemupukan merupakan kegiatan menambahkan pupuk pada tanah atau
tanaman, tujuan pemupukan diantaranya yaitu untuk menjaga daya tahan tanaman,
meningkatkan produksi, dan mutu hasil serta menjaga agar produksi stabil tinggi.
Seperti tanaman lainnya, pemupukan secara umum harus tepat waktu, dosis dan jenis
pupuk serta cara pemberiannya. Semuanya tergantung pada jenis tanah, iklim dan
umur tanaman. Pengendalaian Organisme Pengganggu Tanaman dilakukan apabila
ada gejala serangan atau kompetisi. Pengendalian dilakukan dengan cara manual,
mekanik, atau kimia. Perlu dilakukan monitoring secara berkelanjutan agar
secepatnya diambil tindakan jika sudah mulai timbul gejala.
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
9
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: cangkul, koret, gembor,
alat pendukung lainnya. Bahan yang digunakan yaitu bahan tanam sulam, pupuk
Urea, SP-36, dan KCL.
IV. PROSEDUR KERJA
4.1. Penyulaman
4.1.1. Kedelai dan kangkung
Sulamlah benih kedelai dan kangkung yang tidak tumbuh atau
abnormal dengan mengganti benih yang mati dengan bahan tanam baru pada
lubang tanam yang tersedia. Lakukan penyulaman seawal mungkin yakni 7-10
hari setelah tanam. Pelaksanaan penyulaman dilakukan pada pagi hari pukul
06.00 - 09.00 atau sore hari pukul 15 - 17.00, saat cuaca tidak terlalu panas
untuk mengurangi risiko kematian.
4.2. Pemupukan
4.2.1. Kedelai dan kangkung
Pupuklah tanaman kedelai dengan menggunakan rekomendasi pemupukan
sebagai berikut:
Tabel 1. Kebutuhan jenis dan jumlah pupuk (kg/ha) menurut tingkat kelas
kesuburan tanah untuk tanaman kedelai
No. Kelas Kesuburan
Tanah Urea (N) SP36 (P) KCl (K)
1 Rendah 25-30 100-300 125-150
2 Sedang 25-30 100-250 50-150
3 Tinggi 5-25 50-150 50-100
Campurlah pupuk yang akan digunakan sesuai dosis rekomendasi.
Pupuklah tanaman dengan cara dilarik pada barisan tanam dengan kedalam 3-5
cm kemudian tutuplah dengan tanah. Jarak larikan pupuk diantara barisan
kedelai sekitar 7 cm. Pemupukan dilakukan 3 kali, pemupukan dasar pada saat
penanaman, umur 14 hari atau 2 minggu setelah tanam, dan umur 25-30 hari
atau 4 minggu setelah tanam.
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
10
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
Dosis pupuk untuk ubi jalar berkisar 150 kg Urea/ha, 150 kg SP-36/ha,
dan 150 kg KCL/ha. Pemupukan dilakukan 2 kali, pemupukan dasar pada saat
penanaman, dan umur 14 hari atau 2 minggu setelah tanam. Pupuklah tanaman
dengan cara dilarik pada barisan tanam dengan kedalam 3-5 cm kemudian
tutuplah dengan tanah. Pupuklah tanaman ubi jalar pada saat tanaman berumur 2
MST, dan sisanya diberikan berselang 1 bulan kemudian.
4.3. Penyiangan dan Pembumbunan
Lakukan penyiangan sekitar 2 kali selama pertumbuhan tanaman
kedelai. Lakukanlah penyiangan pertama pada saat tanaman berumur 15 HST,
atau tegantung banyaknya gulma. Lakukanlah penyiangan ke dua pada saat
tanaman berumur 40-45 HST. Lakukanlah penyiangan secara hati-hati agar tidak
merusak bunga sekaligus diikuti pembumbunan ke barisan tanaman untuk
menutupi bagian perakaran.
Lakukanlah penyiangan sekitar 3 kali selama pertumbuhan tanaman
kangkung. Lakukanlah penyiangan pertama pada saat tanaman berumur 14 HST,
atau tegantung banyaknya gulma. Lakukanlah penyiangan ke dua dan ke tiga
dengan selang waktu 1 minggu.
4.4. Pengendalian OPT
Lakukanlah pengamatan dan pengendalian hama serta penyakit pada
tanaman kedelai berlandaskan strategi penerapan Pengendalian Hama Terpadu
(PHT) yang dilakukan secara berkala terutama pada saat sudah muncul indikator
serangan. PHT adalah suatu cara pendekatan atau cara pengendalian hama dan
penyakit yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi
dalam rangka pengelolaan ekosistem yang berwawasan lingkungan yang
berkelanjutan. Pengendalian dilakukan secara fisik dan mekanik yang bertujuan
untuk mengurangi populasi hama atau penyakit, mengganggu aktivitas fisiologis
hama yang normal, serta mengubah lingkungan fisik menjadi kurang sesuai bagi
kehidupan dan perkembangan hama. Pengurangan populasi hama atau penyakit
dapat dilakukan juga dengan mengambil kelompok telur dan membunuh larva
hama atau imagonya atau mengambil tanaman yang sakit. Pengendalian tersebut
dilakukan pada kondisi periode kritis tanaman, misalnya pada tanaman kedelai
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
11
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
yaitu pada tanaman berumur 5-7 hari untuk lalat kacang, 16-24 untuk hama
daun, 40-50 untuk hama daun dan polong.
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
12
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
PANEN DAN PASCAPANEN
I. TUJUAN
Untuk mengenalkan kepada Mahasiswa tentang pemanenan mulai dari panen
sampai penanganan pascapanen.
II. DASAR TEORI
Hasil tanaman dapat dipanen apabila telah memenuhi kriteria masak fisiologis
atau masak komersial. Masak fisiologis terjadi apabila pertumbuhan dan kemasakan
suatu buah, biji ataupun sayuran sudah mencapai maksimum. Masak komersial yaitu
tercapainya kondisi organ tanaman (bagian tanaman yang akan dipanen) sesuai
dengan selera konsumen. Penentuan saat panen hasil tanaman didasarkan oleh:
a. Perubahan kenampakan (visual) meliputi perubahan warna, perubahan bentuk dan
ukuran, daun-daun yang menua, tanaman mengering, dan buah atau biji telah
berkembang penuh.
b. Perubahan fisik meliputi mudah lepas dari pohon induknya, kekerasan daging
buah, dan meningkatnya berat jenis dan padatan terlarut.
c. Perubahan kimiawi meliputi meningkatnya kandungan gula, menurunnya
kandungan asam, dan meningkatnya kandungan lemak serta protein.
d. Perubahan fisiologi respirasi dapat digunakan untuk mengukur tingkat
kemasakan basil tanaman terutama tanaman buah.
e. Umur tanaman sejak penanaman sampai hasil siap dipanen atau sejak bunga
mekar sampai hasil siap dipanen.
Tanda-tanda hasil tanaman sudah siap untuk dipanen sangat bervariasi
tergantung jenis atau macam tanaman, bagian tanaman yang dipanen, kegunaan atau
pemanfaatan hasill tanaman. Setelah panen perlu adanya penanganan pasca panen
sebelum hasil dipasarkan agar hasil tersebut tidak cepat mengalami penurunan
kualitas. Hasil pertanian, khusus dalam bentuk buah, sayur, dan biji-bijian merupakan
bahan pangan yang tidak tahan lama dan mudah menjadi busuk atau terjadi kerusakan.
Hasil pertanian tersebut selain tidak tahan lama serta mudah terjadi kerusakan juga
peka terhadap serangan hama maupun patogen, khususnya bakteri, virus, dan jamur.
Penanganan pasca panen pada komoditas tanaman pangan yang berupa biji-bijian
(cereal/grains), ubi-ubian dan kacangan yang umumnya dapat tahan agak lama
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
13
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
disimpan, bertujuan mempertahankan komoditas yang telah dipanen dalam kondisi
baik serta memenuhi tuntutan dikonsumsi. Penanganannya dapat berupa pemipilan
atau perontokan, pengupasan, pembersihan, pengeringan (curing atau drying),
pengemasan, penyimpanan, pencegahan serangan hama dan penyakit, dan sebagainya.
Penanganan pasca panen hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi segar
dan mudah rusak (perishable), bertujuan mempertahankan kondisi segarnya dan
mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan, seperti
pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput, dan terlalu
matang dan cepat terjadi pembusukan. Perlakuan dapat berupa: pembersihan,
pencucian, pengikatan, curing, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan dingin,
pelilinan, dan sebagainya.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: sabit, wadah panen, dan
alat pendukung lainnya. Bahan yang digunakan yaitu tanaman yang sudah siap
panen.
IV. PROSEDUR KERJA
4.1. Pemanenan
4.1.1. Kedelai dan kangkung
Panenlah bagian tanaman yang bernilai ekonomi, pemanenan berdasarkan
kenampakan secara visual meliputi perubahan warna dan perubahan bentuk serta
ukuran pada bagian organ yang bernilai ekonomi. Penentuan pemanenan juga bisa
dilakukan berdasarkan umur tanaman sejak penanaman sampai hasil siap dipanen
atau sejak bunga mekar sampai hasil siap dipanen. Untuk tanaman kedelai
lakukanlah pemanenenan sesudah berumur 75-100 setelah tanam tergantung
varietasnya dengan cara mencabut atau memotong pada pangkal batangnya. Untuk
tanaman kangkung lakukanlah pemanenan sesudah berumur sekitar 30 hari sesudah
tanam, dengan cara mencabut tanaman hingga akarnya atau memotong di bagian
pangkal tanaman sekitar 2 cm diatas permukaan tanah.
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
14
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
4.2. Pascapanen
4.2.1. Kedelai dan kangkung
Lakukanlah penanganan pascapanen pada polong kedelai diantaranya
pengeringan brangkasan, perontokan, pembersihan, pengeringan (drying) biji sampai
kadar air sekitar 12% sesuai kebutuhan, pengemasan, dan penyimpanan yang
bertujuan untuk mempertahankan komoditas yang telah dipanen dalam kondisi baik
serta memenuhi tuntutan dikonsumsi.
Lakukanlah penanganan pascapanen yang bertujuan untuk melindungi
kesegaran kangkung, yaitu dengan cara meletakkan kangkung yang baru dipanen
ditempat yang teduh atau merendamkan sisi akar dalam air. Cucilah hasil tanaman
kangkung untuk menghilangkan kotoran atau residu penyemprotan yang dilakukan
sebelum panen. Kemaslah produk tersebut dengan membungkus menggunakan plastik
ataupun bahan lain yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah.
V. TUGAS MAHASISWA
Melakukan pengamatan pada praktikum ini dilakukan dengan 2 teknik,
yaitu pengamatan secara non destruktif dan destruktif yang dilakukan pada setiap
bedengan dengan cara mengambil 3 sampel tanaman kedelai dan kangkung.
Pengamatan dimulai pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (21
HST) untuk tanaman kedelai dan 14 HST untuk tanaman kangkung dengan selang
pengamatan 7 hari secara non destruktif dan secara destruktif pada akhir
pengamatan.
Parameter yang diamati adalah :
a. Pengamatan Non Destruktif
1. Tinggi tanaman, yaitu mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah sampai
titik tumbuh teratas untuk tanaman kedelai dan kangkung.
2. Jumlah daun, menghitung daun kangkung dan daun trifoliat kedelai terhadap
daun yang tumbuh sempurna dan masih berwarna hijau.
3. Jumlah Cabang, menghitung jumlah cabang tanaman kedelai.
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
15
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
b. Pengamatan Destruktif
1. Berat kering tanaman
2. Berat kering biji
3. Jumlah biji
4. Jumlah Polong pertanaman (jumlah polong bernas, polong hampa/muda dan
total polong pertanaman).
5. Bobot basah kangkung.
VI. LEMBAR KERJA MAHASISWA
6.1. Penentuan Kebutuhan Benih
Jarak Tanam Luas
Lahan
Populasi
Tanaman
Daya
Kecambah
Berat 100
biji
Kebutuhan
Benih cm x cm m
2
40 x 10 10.000 m2
40 x 20 10.000 m2
40 x 15 10.000 m2
30 x 20 10.000 m2
20 x 20 10.000 m2
Berat 100 biji benih Kedelai Rata-
Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
16
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
6.2. Penentuan Dosis Pupuk yang diberikan
Pupuk N Kebutuhan N
per Hektar
(kg/ha)
Jumlah
Pupuk per
Hektar
Populasi Jumlah
Pupuk per
tanaman Merk Kandungan
N Urea atau
CO(NH2)2 46 % 25
50
75
100
Pupuk N Kebutuhan N
per Hektar
(kg/ha)
Jumlah
Pupuk per
Hektar
Populasi Jumlah
Pupuk per
tanaman Merk Kandungan
N ZA (Zwavelvuur
Amonium) atau
(NH4)2SO4
21 % 25
50
75
100
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
17
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
Pupuk N Kebutuhan N
per Hektar
(kg/ha)
Jumlah
Pupuk per
Hektar
Populasi Jumlah
Pupuk per
tanaman Merk Kandungan
N Amonium Nitrat
atau NH4NO3 35 % 25
50
75
100
Pupuk P Kebutuhan P
per Hektar
(kg/ha)
Jumlah
Pupuk per
Hektar
Populasi Jumlah
Pupuk per
tanaman Merk Kandungan
P2O5
SP-36 36 % 50
75
100
125
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
18
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
Pupuk K Kebutuhan P
per Hektar
(kg/ha)
Jumlah
Pupuk per
Hektar
Populasi Jumlah
Pupuk per
tanaman Merk Kandungan
K2O
Kalium Klorida
atau KCl 50 % 50
75
100
125
6.3. Pengamatan Non Destruktif
No Sampel 14 MST 21 MST 28 MST 35 MST 42 MST
Tinggi Tanaman 1
2 3
4
5
Jumlah Daun 1
2
3 4
5
Jumlah Cabang 1
2
3
4 5
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
19
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
DAFTAR PUSTAKA
Acquaah G. 2009. Horticulture: Principles and Practices. Ed ke-4. New Jersey
(US): Prentice Hall.
Gardjito M, Yuliana RS. 2014. Fisiologi Pascapanen Buah dan Sayur. Yogyakarta
(ID): UGM Press.
Guritno B. 2011. Pola Tanaman Lahan Kering. Malang (ID): UB Press.
Hardjowigeno S. 2015. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akademika Pressindo.
Harjadi SS. 1996. Pengantar Agronomi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Hartman HT, Kester DE. 2010. Plant Propagation, Principles and Practices. Ed ke-
8. New Jersey. (US): Prentice Hall.
Kays SJ. 1991. Postharvest Physiology of Perishable Plant Products. New York
(USA): Van Nostrand Reinhold
Makarim, Abdul Karim. 2011. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dalam Perspektif dan Sumbangannya terhadap Produksi dan Ketahanan
Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Mulyadi JJ, Sasa T, Sopiawati S, Partohardjono. 2001. Pengaruh cara olah tanah dan
pemupukan terhadap hasil gabah dan emisi gas metan dari pola tanam padi–
padi di lahan sawah. Penelt. Pertanian Tanaman Pangan. 20 (3) : 24- 28.
Munawar A. 2011. Kesuburan Tanaman dan Nutrisi Tanaman. Bogor (ID): IPB
Press.
Sembel DT. 2012. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta (ID):
Andioffset.
Triharso. 2010. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta (ID): UGM Press.
Untung, Kasumbogo. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta
(ID): UGM Press.
Wills R, Glasson B, Graham D, Joyce D. 1998. Postharvest, an introduction to the
physiology and handling of fruits, vegetables and ornamentals. 4th ed. UNSW
Press.
Yudoyo P. 2012. Perbenihan Tanaman. Yogyakarta (ID): UGM Press.
Laboratorium Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian – Universitas Trunojoyo
20
Modul Teknologi Produksi Tanaman 2020
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
HALAMAN JUDUL/COVER (diketik) I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA (TP min 5 pustaka) III. BAHAN DAN METODE
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil
2. Pembahasan
V. KESIMPULAN VI. DAFTAR PUSTAKA (min 5 Pustaka)
CATATAN : - Laporan ditulis tangan yang rapi kecuali COVER - Kertas A4 (batas kiri : 4 cm; kanan-atas-bawah : 3 cm)
TATA TERTIB
1. Setiap mahasiswa wajib mengikuti praktikum dari awal sampai akhir (selesai)
praktikum berlangsung.
2. Setiap mahasiswa harus hadir tepat waktu, dianjurkan dapat datang lebih awal dari
jadwal yang ditetapkan. Bagi mahasiswa yang datang terlambat harus lapor terlebih
dahulu kepada dosen pembimbing. Keterlambatan lebih dari 15 menit dianggap
tidak hadir.
3. Pakaian mahasiswa harus rapi dan sopan
4. Setiap mahasiswa tidak diperbolehkan pulang (meninggalkan kebun) sebelum
mendapat izin dari dosen pembimbing.
5. Setiap kelompok diwajibkan bekerja dengan rapi dan bertanggung jawab terhadap
peralatan kebun yang digunakan (cangkul, kored, meteran, dll.). Setiap peminjaman
dan penggunaan peralatan kebun tersebut harus lapor sebelum dan sesudahnya
kepada petugas kebun, dan dikembalikan dalam keadaan bersih kemudian diletakkan
pada tempat semula. Dilarang meninggalkan peralatan di areal kebun percobaan.
6. Setiap mahasiswa wajib membaca penuntun praktikum ini dengan seksama dan harus
memahami isinya. Selanjutnya dijadikan acuan atau pedoman dalam melakukan
praktikum. Oleh sebab itu, penuntun praktikum ini harap selalu dibawa setiap
praktikum. Setiap mahasiswa harus sudah mengetahui dan memahami betul apa
rencana kerja yang akan dilakukan sebelum pergi ke lapangan, termasuk sarana dan
prasarana atau peralatan apa yang harus dipersiapkan dan dibawa.
7. Mahasiswa yang dinilai TIDAK DISIPLIN mentaati tata tertib praktikum ini dapat
DIBATALKAN keikutsertaanya mengikuti mata kuliah ini.