pertemuan dengan wakil ketua mwa

3
 representasi.komunikasi.aspirasi [email protected] [email protected] mwaitb_mahasiswa.tumblr.com     P    a    g    e     1  Laporan Pertemuan dengan Wakil Ketua MWA Oleh : Syarif Rousyan Fikri Juni 2011

Upload: mwa-itb-wakil-mahasiswa

Post on 07-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/6/2019 Pertemuan dengan Wakil Ketua MWA

http://slidepdf.com/reader/full/pertemuan-dengan-wakil-ketua-mwa 1/3

 

[email protected]

[email protected]

mwaitb_mahasiswa.tumblr.com

    P   a   g   e

    1

Laporan

Pertemuan dengan Wakil Ketua MWAOleh : Syarif Rousyan Fikri

Juni 2011

8/6/2019 Pertemuan dengan Wakil Ketua MWA

http://slidepdf.com/reader/full/pertemuan-dengan-wakil-ketua-mwa 2/3

 

[email protected]

[email protected]

mwaitb_mahasiswa.tumblr.com

    P   a   g   e

    2

Pendahuluan

10 Juni 2011, perwakilan dari KM ITB bersilaturahmi dan berdiskusi dengan Wakil Ketua MWA, Pak Djoko

Suharto di kantor MWA ITB. Peserta forum yang diadakan pada sore tersebut di antaranya adalah

perwakilan dari Kabinet (Tizar Bijaksana, Aditya Putra Tama, Enggar), Kongres (Agathon Chandra,

Ananta Pramana), serta tak lupa PJS MWA Wakil Mahasiswa(Syarif Rousyan Fikri). Pada pertemuan

tersebut dibahas beberapa isu terkini seputar ITB, terutama mengenai perubahan statuta.

Laporan Kegiatan

Perbincangan diawali dengan sekilas info mengenai isu terkini di kampus ITB. Isu tersebut menyatakan

bahwa ITB akan membuka program studi baru terkait sport science agar dapat memajukan dunia olah

raga. Namun, kebijakan tersebut harus dikaji kembali urgensinya.

Setelah itu Pak Djoko Suharto membagikan kertas fotokopi tulisan Dr. Soepomo sebagai salah satu

perancang UUD. Dalam tulisan yang berasal dari puluhan tahun lalu, Soepomo telah memikirkan bahwa

seharusnya universitas di Indonesia hendaknya merupakan sebuah badan hukum.

Pak Djoko sendiri menyatakan mendukung adanya RUU PT agar ITB berkesempatanmenjadi badan

hukum. Jika isu yang menjadi perhatian adalah biaya pendidikan, seharusnya bukan dilakukan

diskriminasi terhadap orang kaya dan miskin dalam membayar biaya pendidikan. Seharusnya dilakukan

pembenahan sistem perpajakan agar keadilan terhadap kaya dan miskin terjadi. Jika keadilan telah

terjadi pada penarikan pajak, biaya pendidikan tidak perlu lagi dibeda-bedakan antara kaya dan miskin.

Kondisi saat ini, tax ratio Indonesia hanya sekitar 12,4%, masih sangat minim. Selain itu anggaran yang

diperoleh untuk ITB pun masih sangat kecil, sebab anggaran untuk Pendidikan masih dibagi-bagi kepada

institusi pendidikan lain yang tidak dibawah Dikti, seperti Akabri, STPDN, STAN, dan lain-lain. Pada

akhirnya ITB hanya memperoleh sekitar 300 miliar rupiah.

Menurut Pak Djoko, ITB seharusnya dapat menjadi sebuah universitas badan hukum yangagile tetapi

tidka komersil. Pendidikan tetap tidak boleh dikomersialisasi. Namun, tentu saja penyelenggaraan

pendidikan membutuhkan biaya. Dalam hal ini, menurut Pak Djoko, 10% biaya ditanggung oleh anak

didik dan 20% biaya ditanggung oleh Negara adalah hal yang wajar. Namun, sementara system

perpajakan yang belum ideal, perlu dicari solusi agar mahasiswa dengan ekonomi lemah tetap dapat

menanggung biaya tersebut. Solusi tersebut bisa berupa beasiswa atau loan, seperti beberapa Negara

asing.

Selain itu, Pak Djoko juga membagi mimpinya tentang kemajuan ITB di masa mendatang. Menurut

beliau, ITB memiliki 4 mesin kegiatan yang terkelompok menjadi dua jenis: internal combustion engine 

dan external combustion engine. Dua mesin kegiatan yang tergabung dalam kelompok pertama adalahpendidikan dan penelitian. Selain itu mesin kegiatan yang ketiga adalah industrialisasi, yakni bagaimana

agar ITB dapat berperan dalam mengembangkan industri nasional. ITB sendiri telah diakui oleh dunia

sebagai salah satu universitas generasi ketiga yang mampu terlibat dalam pengembangan industri. Jika

tujuh juta TKI dapat menghasilkan lebih dari 6 Miliar dolar, seharusnya ITB dan alumni-alumninya dapat

menghasilkan lebih banyak lagi dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Terakhir, mesin kegiatan

keempat adalah turut bekerjasama untuk mengembangkan institusi pendidikan lainnya.

8/6/2019 Pertemuan dengan Wakil Ketua MWA

http://slidepdf.com/reader/full/pertemuan-dengan-wakil-ketua-mwa 3/3

 

[email protected]

[email protected]

mwaitb_mahasiswa.tumblr.com

    P   a   g   e

    3

Pak Djoko mengungkapkan bahwa sejak tahun 1959 ITB telah memiliki tradisi sebagai sebuah universitas

yang agile dan sering bekerjasama dengan berbagai pihak. Sekali lagi beliau mengatakan, hendaknya

ITB dapat terus menjadi universitas yang agile (otonom) namun tetap tidak mengkomersialisasikanpendidikan.

Terakhir, Pak Djoko memberikan informasi bahwa ITB Bekasi belum beroperasi, sementara ITB

Jatinangor akan mulai membuka jurusan bioengineering tahun depan.

Penutup

Demikianlah hasil diskusi dengan Pak Djoko Suharto, Wakil Ketua MWA ITB. Banyak wawasan dan sudut

pandang baru yang didapatkan melalui diskusi ini terkait dengan kemajuan ITB, dan kemajuan bangsa di

masa mendatang.

Semoga hasil diskusi ini dapat bermanfaat dan memacu mahasiswa ITB untuk terus kritis dan belajar

tentang banyak hal.

Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater 

 Merdeka!

Syarif Rousyan Fikri (13207188)

PJS MWA Wakil Mahasiswa 2011

[email protected]