persedian gudang
TRANSCRIPT
-
8/4/2019 persedian gudang
1/9
PENDAHULUAN1.1Latar Belakang
Persaingan dunia industri saat ini tidak lagi terbatas secara lokal, tetapi mencakup kawasan regionaldan global. Setiap perusahaan berlomba-lomba mencari cara agar mampu bersaing dan memilikikeunggulan kompetitif sehingga dapat tetap hidup dan terus berkembang. Fokus yang mengarahkepada konsep kepuasan pelanggan menjadi tantangan berat bagi perusahaan dalam era
persaingan saat ini. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk menerapkan strategi jitu agar dapatmeningkatkan keunggulan bersaing, tetapi juga melakukan perbaikan dan evaluasi manajemen untukmeningkatkan performa dan kualitas secara keseluruhan, salah satunya adalah manajemen inventori(persediaan).Manajemen inventori merupakan salah satu di antara fungsi manajemen operasi yang sangat pentingkarena inventori memerlukan banyak modal dan mempengaruhi penyerahan kepada pelanggan.Manajemen inventori mempunyai dampak terhadap semua fungsi bisnis, terutama operasi,pemasaran, dan keuangan. Inventori memberikan pelayanan kepada pelanggan yang sangat vitalbagi pemasaran. Keuangan berkaitan dengan keadaan keuangan di seluruh organisasi, termasukdana yang dialokasikan untuk inventori. Sedangkan operasi memerlukan inventori untuk menjaminproduksi yang lancar dan efisien [3].
Namun, terdapat tujuan-tujuan inventori yang bertentangan di dalam peusahaan. Fungsi keuanganbiasanya menghendaki tingkat inventori yang rendah untuk menghemat modal, pemasaranmenghendaki tingkat inventori yang tinggi untuk meningkatkan penjualan, sedangkan beberapaoperasi menghendaki inventori yang tinggi untuk penyelenggaraan produksi jangka panjang dantingkat penggunaan pekerja yang lancar. Manajemen inventori harus dapat menyeimbangkanpertentangan-pertentangan tersebut sehingga memperoleh solusi yang terbaik bagi perusahaansecara keseluruhan.Inventori adalah suatu persediaan (stok) bahan yang dipakai untuk memudahkan produksi atau untukmemuaskan permintaan pelanggan. Inventori secara khusus meliputi bahan baku/bahan mentah(raw materials), barang setengah jadi (work in process), dan barang jadi (finished goods) [3].Tersedianya bahan mentah utama yang cukup merupakan faktor penting untuk menjamin kelancaran
proses produksi perusahaan. Kekurangan persediaan bahan mentah dapat berakibat terhentinyaproses produksi karena habisnya bahan untuk diproses. Oleh karena itu mereka dituntut untuk dapatmenyediakan bahan mentah tepat pada waktunya agar tidak mengalami backlogging (tidak dapatmemenuhi permintaan pelanggan karena tidak mempunyai persediaan bahan mentah). Akan tetapiterlalu besarnya persediaan bahan mentah atau banyaknya persediaan (over stock) dapat berakibatmeningkatnya biaya penyimpanan (holding cost) dan munculnya pemborosan-pemborosan yangsemestinya tidak perlu terjadi selama penyimpanan di gudang seperti stok bahan mentah yangmenganggur atau menunggu diproduksi. Padahal beberapa bahan mentah memiliki tanggalkedaluwarsa, jika prediksi peramalan salah akan mengakibatkan banyaknya bahan mentah yangkedaluwarsa dan akhirnya bahan mentah tersebut hanya dapat dibuang.Untuk mengatasi permasalahan di atas, diperlukan perencanaan dan pengelolaan yang tepat dalam
pengadaan bahan mentah. Pengadaan bahan mentah dilakukan pada periode waktu tertentu, apalagidengan harga bahan mentah yang fluktuatif, perusahaan harus memperhitungkan tingkat suku bungayang berlaku pada waktu itu, dan nilai ekonomis pada waktu yang akan datang (Net Present Value).Pengadaan bahan mentah dengan mengkombinasikan kebijakan pengadaan tepat waktu (just intime), pergudangan (warehousing) dan penundaan (backlogging) dengan kapasitas gudang yangtidak terbatas mempunyai potensi untuk melakukan penghematan biaya pengadaan bahan mentahsehingga hal ini dapat dijadikan alternatif solusi dalam melakukan penghematan biaya [1]. Namundalam kenyataannya kapasitas gudang selalu terbatas pada batasan tertentu. Oleh karena itu perluditambahkan kapasitas gudang yang terbatas agar hasilnya lebih optimal.Pada Tugas Akhir ini, digunakan teori kendali optimal untuk menyelesaikan masalah pengadaanbahan mentah dengan kebijakan pengadaan tepat waktu, pergudangan, dan penundaan dengan
kapasitas gudang yang terbatas. Dengan mengaplikasikan Pontryagins Maximum Principle (PMP)dicari biaya pengadaan bahan mentah yang optimal dengan mendapatkan nilai Net Present Value(NPV) minimum. Kemudian disimulasikan dengan menggunakan software Matlab berdasarkan dataparameter pada paper Raw Material Procurement with Fluctuating Prices.
1.2 Rumusan MasalahPermasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah1. Bagaimana menyelesaikan model pengadaan bahan mentah dengan menggunakan teori kendalioptimal.2. Bagaimana simulasi model pengadaan bahan mentah dengan menggunakan Matlab.
-
8/4/2019 persedian gudang
2/9
1.3 Batasan MasalahBatasan masalah pada Tugas Akhir ini adalah1. Persediaan awal bahan mentah diasumsikan tidak ada .2. Persediaan akhir bahan mentah diasumsikan habis digunakan dalam proses produksi .3. Biaya pemesanan bahan mentah diasumsikan tidak ada.4. Waktu tunggu (lead time) pemesanan bahan mentah diasumsikan tidak ada.5. Tingkat suku bunga diasumsikan konstan selama periode pembelian bahan mentah.
6. Kapasitas gudang diasumsikan konstan.
1.4 TujuanTujuan dari Tugas Akhir ini adalah1. Mendapatkan penyelesaian model pengadaan bahan mentah dengan menggunakan teori kendalioptimal.2. Mendapatkan hasil simulasi model pengadaan bahan mentah dengan menggunakan Matlab.
1.5 ManfaatManfaat dari Tugas Akhir ini adalah dapat menjadi salah satu metode alternatif bagi perusahaandalam mencari solusi optimal pada permasalahan pengadaan bahan mentah.
1.6 Sistematika PenulisanSistematika dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUANBab ini berisi tentang gambaran umum dari penulisan Tugas Akhir ini yang meliputi latar belakangmasalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematikapenulisan.BAB II TINJAUAN PUSTAKABab ini berisi tentang materi-materi yang mendukung Tugas Akhir ini, antara lain model pengadaan
bahan mentah dengan kebijakan tepat waktu ( just in time), pergudangan (warehousing), danpenundaan (backlogging), Net Present Value (NPV), teori kendali optimal, Pontryagins MaximumPrinciple (PMP), kendali bang-bang dan singular, formulasi current value, dan pendekatanpemrograman nonlinier.BAB III METODOLOGI PENELITIANBab ini membahas tentang metode yang digunakan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.BAB IV PEMBAHASANBab ini membahas tentang penyelesaian model pengadaan bahan mentah menggunakan teorikendali optimal dengan menerapkan Pontryagins Maximum Principle (PMP). Selain itu juga dibahasmengenai periode optimal untuk memperoleh Net Present Value (NPV) minimum dan simulasinyaberdasarkan data parameter yang diperoleh dari paper Raw Material Procurement with Fluctuating
Prices.BAB V KESIMPULAN DAN SARANBab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan masalah sebelumnya serta saran yangdiberikan untuk pengembangan selanjutnya.
DEFINISI/PENGERTIAN PERSEDIAAN (INVENTORY)
Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrikserta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusahaakan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhikeinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang/jasa. Persediaan diadakan apabila
keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya-biayayang ditimbulkannya.Adapun menurut Sofjan Assauri (1993:169) persediaan dapat didefinisikan sebagai berikut : Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan
maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal .Jadi persediaan merupakan sejumlah barang yang disediakan untuk memenuhi permintaan daripelanggan. Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan inventory(persediaan), yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut MerchandiseInventory (persediaan barang dagangan). Persediaan ini merupakan persediaan barang yang selalu
http://dansite.wordpress.com/2009/03/31/pengertian-persediaan-inventory/http://dansite.wordpress.com/2009/03/31/pengertian-persediaan-inventory/ -
8/4/2019 persedian gudang
3/9
dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut didalamperusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan.Persediaan pada dasarnya akan menimbulkan biaya-biaya. Biaya-biaya yang ditimbulkannya.tersebut dapat berupa biaya tetap dan biaya variable. MenurutBambang Rianto (1995) menyatakanbahwa untuk tujuan perencanaan besarnya persediaan kita hanya memperhatikan yang variabelnyasaja dari biaya-biaya persediaan tersebut yang secara langsung akan terpengaruh oleh rencanatersebut.Biaya Variabel dari persediaan tersebut dapat digolongkan kedalam :
1. Procurement atau Ordering CostOrdering cost adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan,
yang terdiri dari :(1) Biaya selama proses pesanan
a. Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pemesananb. Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan
(2) Biaya pengiriman pesanan(3) Biaya penerimaan barang yang dipesan
a. Pembongkaran dan pemasukan ke gudangb. Pemeriksaan material yang diterimac. Mempersiapkan laporan penerimaan
d. Mencatat kedalam Material Record Card(4) Biaya-biaya processing pembayaran
a. Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan dengan pesanan yang aslib. Persiapan pembuatan cheque untuk pembayaranc. Pengiriman cheque dan kemudian auditnya
2. Carrying CostCarrying cost adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan.
Penentuan besarnya carrying cost didasarkan pada Average Inventory (persediaan rata-rata), danbiaya ini dinyatakan dalam persentase dari nilai dalam rupiah dari average inventory. Biaya-biayayang termasuk kedalam carrying cost adalah :
(1) Biaya penggunaan/sewa ruangan gudang
(2) Biaya pemeliharaan material dan allowances untuk kemungkinan rusak(3) Biaya untuk menghitung atau menimbang barang yang dibeli(4) Biaya asuransi(5) Biaya modal(6) Biaya absolescence(7) Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang
Daur Produksi
Adalah :
- Kegiatan yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi atau jasa dan
- Mencakup kegiatan perencanaan produksi, pengendalian persediaan, akuntansi biaya
dan akuntansi aktiva tetap
Fungsi manajemen produksi berada di bawah kendali sebagai berikut (dalam struktur organisasi)
1. Manajer perencana produksi : bertanggung jawab pada perencanaan dan
penjadwalan produksi.
2. Manajer pabrik : bertanggung jawab pengendalian dan mengkoordinir kegiatan
produksi.
3. Pengawas umum (general foreman)
4. Para pengawas seksi pabrik
-
8/4/2019 persedian gudang
4/9
Ad.1 bertanggung jawab pada perencanaan dan penjadwalan produksi
Ad 2 4 bertanggung jawab pada pengendalian dan mengkoordinir kegiatan produksi
Fungsi perencanaan produksi meliputi 2 aspek :
1. Menentukan jenis-jenis barang (produk mix) yang harus diproduksi dan
- Menyangkut pula kegiatan desain produk
Tujuan desain produk untuk mendesain produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan
baik dalam kualitas, daya tahan dan fungsionalitasnya dan meminimalisasi biaya
produknya.
Menentukan jenis barang memperhitungkan pula jumlah produksi yang harus diproduksi
dalam kurun waktu tertentu, tampilan (style), ukuran, warna, dan karakteristik produk
lainnya
- Menyangkut fungsi rekayasa teknik
Fungsi rekayasa teknik (engineering) :
Adalah menentukan bagaimana melaksanakan produksi barang yang telah diputuskan
untuk diproduksi. Meliputi kegiatan spesifikasi produksi atau komponen rakitan yang
diproduksi, spesifikasi tersebut yaitu :
Menentukan kualitas standart bahan dan komponen yang diperlukan untuk setiap
produk.
Menentukan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk setiap produksi
Menentukan jangka waktu produksi standart yang diperlukan untuk setiap kegiatan
pabrikasi
Pabrik/ mesin yang diperlukan untuk setiap kegiatan pabrikasi
Spesifikasi bahan untuk suatu produk dikembangkan dalam suatu dokumen yang disebut
Bill of Material
Dokumen-dokumen :
Bill of Material adalah dokumen yang mencatat bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat suatu produk tertentu.
Manajemen SDM
Divisi
Rekayasa produksi
Divisi
pabrik2
Divisi
perencanaan
produksi 1
Direktur
produksi
Bagian
pengiriman
Bagian
pemeliharaan Pabrik3
Bagian
gudang
Seksi A
pabrik
Seksi B
pabrik4
Seksi C
pabrik4
Seksi D
pabrik
Bagian
penerimaan
4 4
-
8/4/2019 persedian gudang
5/9
Kegiatan tenaga kerja dan kebutuhan mesin jangka waktu standart yang diperlukan
untuk menyelesaikan kegiatan tersebut dan dicatat dalam dokumen Operation list atau
Route Sheet
Operation List atau Route Sheet adalah dokumen yang mencatat kegiatan tenaga kerja,
kebutuhan mesin dan jangka waktu standart yang diperlukan untuk menyelesaikan
kegiatan.
2. Menentukan saat produksi harus dilaksanakan
Tujuan untuk menyusun rencana produksi yang efisien untuk memenuhi prakiraan pesanan/
permintaan yang dapat diterima dari pelanggan tanpa persediaan yang berlebihan.
Jadwal produksi :
- Untuk menentukan jangka waktu produksi
- Juga harus ditetapkan kuantitas produk yang dapat diproduksi
- Kuantitas bahan baku dan bahan pembantu untuk setiap produk
- Ketersediaan bahan baku dan pembantu di gudang dan tenaga kerja dan peralatan
(diperoleh melalui bagian laporan status persediaan, laporan personalia dan laporan
kapasitas dan kondisi mesin).
Sistem produksi jenis-jenisnya :
JIT (Just-In-Time) adalah suatu sistem produksi yang komponen-komponen produknya dibuat
atau diperoleh apabila untuk diperlukan pada opr berikutnya.
JIT
Persediaan barang dalam proses,
bahan baku dan hasil selesai bisa
dikurangi atau justru dihapus sama
sekali
PRODUKSI KONVENSIONAL
Tidak bisa
Aspek fundamental JIT (karakteristik) :
1. Semua aktivitas yang tidak memberi nilai tambah harus dihapuskan
2. Ada komitmen terdapat kualitas yang tinggi, sehingga tidak ada lagi
peluang untuk kerja ulang
3. Perbaikan yang berkelanjutan harus selalu ditekankan dalam efisiensi
aktivitas
4. Peningkatan peluang terciptanya aktivitas bernilai tambah dilaksanakan
secara berkesinambungan
Unsur-unsur pokok sistem produksi JIT :
1. Lini produk berdasarkan kebutuhan/ permintaan
sehingga persediaan barang dalam proses bisa ditekan hingga tingkat minimum(dihilangkan).
2. Mengurangi jangka waktu (lead time) produksi yaitu
jangka waktu mulai dari tahap awal produksi sampai barang selesai.
3. Jika pekerjaan dalam proses cacat, lini produksi
dihentikan.
4. Ada tekanan untuk menyederhanakan aktifitas di lini
-
8/4/2019 persedian gudang
6/9
Sistem Akuntansi Daur Produksi
1. Sistem akuntansi biaya pesanan (job order)
Adalah sistem akuntansi biaya yang biayanya didistribusikan ke suatu pekerjaan tertentu.
a). Atur pesanan pekerjaan tertentu
Pesanan/ job/ pekerjaan tertentu tersebut adalah : Satu unit produk (yang biasanya besar/ sulit dikerjakan)
Contoh : rumah, kapal, pesawat
Sekelompok produk yang sama yang tercakup dalam satu pesanan produksi
Contoh : buku dan kinerja
b). Sistem akuntansi biaya job lot costing
Sistem akuntansi biaya yang digunakan jika pekerjaannya mencakup lebih dari satu unit
produk.
2. Sistem akuntansi biaya proses
Adalah suatu prosedur pembebanan biaya yang diterapkan untuk industri produk masal atau
produksi yang bersambung
Sistem akiva biaya proses diterapkan dengan 3 metode :
1). Metode Berurutan
Metode yang diterapkan jika semua produk mengalir melalui serangkaian proses yang
berurutan.
2). Metode Paralel
Metode biaya yang diterapkan jika 2 produk atau lebih mengalir melalui 2 rangkaian proses
atau lebih.
Rangkaian proses tersebut bisa dilaksanakan serempak atau bisa juga yang satu mendahului
yang lain.
Paralel
Upah ls
BB
Biaya produksi
tidak langsung
Biaya produksi
tidak langsung yangdiperhitungkan
WIP
Hasil selesai
HPP
BB tidak
langsung
Upah tidak
langsung
Perbedaan metode biaya pesan dan biaya proses berbeda tetapi suatu perusahaan
dapat menerapkan kedua sistem secara bersamaan. Perusahaan bisa menerapkan
sistem biaya proses pada satu pabrik dan sistem biaya pesanan pada pabrik
lainnya.
Manajemen dalam menentukan sistem biayanya sangat tergantung pada sifat
produk dan metode produksi yang digunakan.
-
8/4/2019 persedian gudang
7/9
Contoh : Kue kaleng, kecap botolBerurutan
3). Metode biaya proses selektif
Metode biaya yang diterapkan apabila produk mengalir melalui beberapa langkah
produksi, dalam arti mengalir tidak pada seluruh langkah produksi.
Contoh : produksi pengalengan daging/ ikan
Pada proses ini semua daging melalui proses pematangan kemudian dikukus/
diasapi beberapa jenis lain digarami, dibekukan, dimasukkan dalam kaleng/ bungkus.
Proses yang secara serempak terjadi pada perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan produk alami (air mineral)
Proses yang tidak serempak contohnya adalah produksi bahan makanan kaleng
contoh : kue kaleng
Upah ls
BB
Biaya produksitidak langsung
Proses 1
Proses 2
Proses 3
Proses 4
Proses 5
Proses 6
Hasil selesai
HPP
kaleng
kue
Upah ls
BB
Biaya produksi
tidak langsung
Proses 1
Proses 2
Proses 3
Proses 4
Hasil selesai
HPP
Bahan baku
Gaji dan upah produksi
Biaya produksi
tidak langsung
Proses 1
Proses 2
Proses 3
Proses 4
Proses 5
Hasil selesai
HPP
-
8/4/2019 persedian gudang
8/9
Aspek yang digunakan Biaya pesanan Biaya prosesProduksi - menurut order
tertentu
- menurut
spesifikasi yang diinginkan
pelanggan
- aliran yang
bersambung
- produk yang
homogen/sama
- digunakan
untuk membentuk
persediaanBiaya - ditentukan
menurut pesanan
- prime cost dan
beban lain dipisah dan
diklasifikasi dalam akun-akun
khusus
- dihitung jika
pesanan telah selesai
- ditentukan
menurut unit produksi
- ditentukan
untuk setiap dept/ proses
- dihitung pada
akhir period biaya
- transfer biaya
dilaksanakan dari proses
ke proses berikutnya
1. Bagian perencanaan produksi
1) Mendasarkan kegiatannya pada prakiraan penjualan yang disusun oleh bagian
pemasaran
2) Menghitung posisi/ status persediaan hasil selesai dari lapangan yang disusun oleh
petugas pencatat persediaan gudang. Hasil selesai serta laporan persediaan bahan baku
3) Menetapkan jenis dan jumlah produk yang harus diproduksi pada periode berikutnya
4) Untuk menyusun perintah produksi, bagian perencanaan produksi menggunakan
operation list dan untuk melaksanakan produksi diperlukan bahan baku, yang diminta dari
gudang. Bahan baku dengan menggunakan dokumen permintaan bahan, dokumen tersebut
disusun berdasarkan bill of material.
a. Perintah produksi dikirim ke bagian akuntansi biaya dan lembar
lainnya dikirim ke bagian produksi/ pabrik.
b. Lembar ke-3 diarsip.
5) Bagian perencanaan produksi yang membuat lembar permintaan bahan. Dokumen ini
secara langsung merupakan alat persetujuan pengeluaran barang.a. Dari gudang untuk diserahkan ke pabrik yang
ditunjuk
b. Lembar permintaan bahan dikirim ke gudang
bahan baku sebagai alat persetujuan atas perintah untuk mengeluarkan barang untuk
dikirim ke pabrik. Jika transfer sudah dilakukan, pihak penerima barang harus
menandatangani dokumen tersebut dan meneruskan ke petugas pencatat persediaan.
-
8/4/2019 persedian gudang
9/9
c. Bagian pencatat persediaan selanjutnya
mencantumkan data harga pokok barang per unit dan menahan 1 lembar dokumen
tersebut dan lembar lain dikirim ke bagian akuntansi biaya untuk dibukukan pada kartu
barang dalam proses.
d. Bagian penerima barang melekatkan lembar
permintaan bahan pada lembar perintah produksi.6) Petugas pencatat persediaan dapat mencatat setiap permintaan bahan dalam kartu
persediaan kemudian membuat voucher jurnal dan dikirim ke petugas pencatat buku besar.
7) Bagian perencanaan produksi mempersiapkan jadwal produksi harian untuk setiap unit
pabrik, disusun berdasarkan arsip perintah produksi yang selalu dipantau sehingga dapat
memberi informasi tentang perkembangan kegiatan produksi.
a. 1 lembar (jadwal produksi harian) dikirim ke
pengawas seksi pabrik dan yang lain ke pengawas umum pabrik dan lembar ke-3 ke
bagian perencana produksi.
b. Jadwal produksi harian digunakan sebagai
pedoman bagi pengawas dalam memberi tugas pada karyawan.
8) Pergerakan pekerjaan proses dari satu unit (seksi) pabrik ke unit lainnya atau dari
pabrik ke gudang hasil selesai dicatat pada dokumen laporan gerak produksi.
9) Laporan ini dikirim ke bagian perencanaan perintah produksi untuk memperbaharui
catatan perkembangan perintah produksi.
10) Bagian akuntansi biaya bertanggungjawab atas pengelolaan catatan barang dalam
proses. Pada saat perintah produksi diterima dari bagian perencanaan produksi, bagian
akuntansi biaya harus mencatatnya.
Biaya bahan baku dicatat berdasarkan dokumen permintaan bahan
Biaya upah langsung dicatat berdasarkan kartu jam kerja
Biaya produksi tidak langsung dicatat berdasarkan jam upah langsung/ biaya
upah langsung dan harus dicatat bersamaan dengan pencatatan upah langsung
Kemudian membuat voucher jurnal yang memuat data kelompok kertas jam
kerja
Voucher jurnal dikirim ke petugas pencatat buku besar
11) Jika telah selesai, produk dikirim dari pabrik ke gudang disertai dokumen perintah
produksi dan semua dokumen permintaan bahan yang bersangkutan. Dokumen perintah
produksi oleh bagian gudang dibukukan ke buku persediaan, selanjutnya dikirim ke bagian
akuntansi.
12) Biaya sebagai dasar penutupan akuntansi barang dalam proses.
13) Kemudian bagian akuntansi biaya dapat membuat voucher jurnal dan laporan biaya
produksi. Mencatat persediaan pada debet dan barang pada proses dalam kredit.
14) Kemudian dikirim ke bagian buku besar.