perpustakaan - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/2698/2/sri...
TRANSCRIPT
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
i
HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON TELEVISI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR ANAK SEKOLAH DI KELAS V DAN VI SD PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagian Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
SRI SINTO WATI
3211050
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2015
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Skripsi yang berjudul “Hubungan Intensitas
Menonton Televisi Terhadap Prestasi Belajar Anak sekolah di kelas V & VI SD
Piyungan ”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana
keperawatan di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kuswanto Hardjo, dr.,M.Kes, selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
2. Dewi Retno Pamungkas S.,Kep.,Ns.,MNg, selaku Ketua Prodi SI Ilmu
Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
3. Muhamat Nofiyanto M.kep selaku Ketua LPPM Stikes Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta yang memberikan ijin untuk pelaksanaan penelitian.
4. Rahayu Iskandar M.,Kep, selaku Dosen Pembimbing 1 Stikes Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan saran
selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Novita Nirmalasari S.Kep.,Ns, selaku Dosen Pembimbing II Stikes Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan saran
selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh Dosen & Karyawan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang
telah memberikan ilmu pengetahuan.
7. Kepala Sekolah beserta Bapak Ibu Guru SD Piyungan yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini.
8. Kedua Orang tuaku tercinta, keluarga dan teman-teman yang telah
memberikan doa, dorongan dan motivasi hingga terselesaikannya
penyusunan skripsi ini.
Yogyakarta, Juli 2015
Penulis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………
HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………………...
HALAMAN MOTO
i
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN…………………………………………………………………….. v
KATA PENGANTAR................................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................................. vii
INTISARI……………………………………………………………………………. x
ABSTRACT…………………………………………………………………………... xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian......................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 8
A. Televisi............................................................................................................ 8
B. Prestasi Belajar............................................................................................... C. Anak Usia Sekolah.......................................................................................... D. Kerangka Teori...............................................................................................
10
16
21
E. Kerangka Konsep 22
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 23
A. Rancangan Penelitian................................................................................... 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................... C. Populasi dan Target Populasi.......................................................................
23
23
D. Variabel penelitian....................................................................................... E. Definisi Operasional....................................................................................
24
24
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data........................................................... G. Validitas dan Reliabilitas.............................................................................. H. Analisa dan Model Statistik.......................................................................... I. Etika Penelitian............................................................................................. J. Pelaksanaan Penelitian..................................................................................
25
27
28
31
31
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi penelitian…………………………………………….
2. Karakteristik responden…………………………………………………
3. Hasil analisa Deskriptif (Univariat)…………………………………….
4. Hasil analisia deskriptif (Bivariat)………………………………………
B. Pembahasan………………………………………………………………….
C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………….
34
34
35
36
37
38
42
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………….
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………………
………………………………
43
43
43
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 45
LAMPIRAN………………………………………………………………………….. 49
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar2.1 Kerangka teori..................................................................... 21
Gambar 2.2 Kerangka konsep................................................................ 22
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Penilaian Berdasarkan Kurikulum 2013……………………… 17
Tabel 3.1 Definisi Operasional………………………………………….. 25
Tabel 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisiensi Korelasi…………………… 31
Tabel 4.1 Distribusi rata-rata usia responden…………………………… 35
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden………………………………. 36
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi intensitas menonton televisi……………. 37
Tabel 4.4 Uji normalitas Kolmogorov Smirnov……………………….. 37
Tabel 4.5 Distribusi rata-rata menonton televisi terhadap prestasai…….. 38
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
INTISARI
Latar Belakang: Televisi merupakan salah satu teknologi yang memiliki
pengaruh besar diberbagai kalangan, salah satunya anak usia sekolah. Televisi
mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positif dari menonton televisi
adalah mengambil manfaat berupa pengetahuan dari televisi sehingga
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dampak negatif yang ditimbulkan dari
menonton televisi adalah berkurangnya jam belajar anak. Sehingga dapat
berpengaruh terhadap prestasinya.
Tujuan penelitian: Mengetahui ada tidaknya hubungan intensitas menonton
televisi terhadap prestasi belajar anak sekolah di SD Piyungan.
Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasi
dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden penelitian adalah
sebanyak 86 siswa dari kelas V dan VI. Teknik pengambilan sampel
menggunakan random sampling. Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner berupa jadwal tayangan yang ditonton oleh siswa untuk menentukan
intensitas menonton televisi dan ulangan harian untuk menentukan prestasi
belajar siswa. Uji hipotesis penelitian menggunakan korelasi Pearson Product
Moment.
Hasil: Untuk uji deskriptif variabel intesitas menonton televisi didapatkan
nilai rata-rata 1802.00 menit, nilai minimum 750.00 menit, nilai maksimum
2760.00 menit dan standar devisiasi 550.39 sedangkan untuk variabel prestasi
belajar anak sekolah didapatkan nilai rata-rata sebesar 80.94 nilai minimum
70, nilai maksimum 97.50 dan standar devisiasi 4.80 Hasil uji statistik
koefisiensi korelasi sebesar 0,038 (ρ=0,05). Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan terdapat hubungan signifikan antara intensitas menonton televisi
terhadap prestasi belajar anak walaupun keeratan hubungannya sangat lemah
(-.125).
Kesimpulan: Semakin banyak waktu yang digunakan anak untuk menonton
televisi maka akan berdampak pada penurunan prestasi belajar siswa tersebut.
Kata kunci : Intensitas menonton televisi, prestasi belajar, siswa 1Mahasiswa STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
ABSTRACT
Background : Television is one of technologies which has impact on many
people such as school aged children. Television has positive and negative
impacts. The positive impact of watching television is to take benefit like
knowledge from television so that it may improve students’ study
achievements at school. The negative impact of watching television is the
shorter duration of children’s learning time allocation.
Objective : To find out the relation between the intensity of watching
television and students’ study achievements a class V and VI in Piyungan
Elementary School.
Method : The design of this study was correlative descriptive with cross
sectional approach. The number of respondents was 86 students ranged from
fifth grade until sixth grade. Samples were selected through random sampling
technique. The instrument of this study were questionnaires in the form of TV
programs schedule to be watched by students to determine the intensity of
watching television and daily examinations to determine students’ study
achievements at school. Hypothesis test applied the correlation of Pearson
Product Moment formula.
Result : The descriptive test on the variable of watching television intensity
figured out average time allocation as follows ; 1802.00 minutes, minimum
values of 750.00 minutes, maximum values of 2760.00 minutes, and deviation
standard of 550.39. The variable of students’ study achievements at school
figured out average value of 80.94, minimum value of 70 maximum value of
97.50 and deviation standard of 4.80. The result of statistical test of coefficient
correlation as many as 0,038 (p=0,05). Therefore, it could be put into
conclusion that there was a significant relation between the intensity of
watching television and children’s study achievements at school although the
value of the relation significance was very little (-125).
Conclusion : The more time duration allocated for children to watch
television would give impact on the degrading study achievements of the
students.
Keyword : The intensity of watching television, Study achievements,
Students.
1Student of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2Lecture of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
3Lecture of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Televisi merupakan media elektronik yang mampu menghibur dan
memberikan informasi kepada yang menontonnya. Televisi dalam bahasa Yunani
terdiri dari kata tele yang berarti jarak dan visi yang berarti citra atau gambar.
Oleh karena itu televisi diartikan sebagai suatu yang memberikan informasi baik
berupa gambar dan suara walaupun seseorang itu berada ditempat yang jauh
(Effendi, 2008).
Televisi merupakan media komunikasi yang membawa pengaruh terhadap
penonton. Pengaruh yang terjadi dapat berupa pengaruh positif maupun negatif.
Munculnya pengaruh tersebut tergantung pada acara yang disiarkan, siapa yang
menonton dan kondisi saat menonton (Morrisan, 2008).
Pengaruh positif dari televisi diantaranya memberikan informasi karena
dengan adanya gambar yang bergerak, sehingga mempermudah anak untuk
menerima pesan yang disampaikan. Selain memberi pengaruh positif, televisi juga
memberikan pengaruh negatif terhadap anak. Anak akan cenderung sering
menonton televisi sehingga merampas waktu anak yang seharusnya digunakan
untuk belajar. Oleh karena itu dapat berdampak pada merosotnya prestasi
akademik anak (Musbikin, 2009:71).
Televisi juga memiliki fungsi yang membantu anak dalam mengembangkan
wawasan berpikir. Ada beberapa fungsi televisi seperti fungsi rekreatif yang
memberikan hiburan kepada penonton, fungsi edukatif dimana televisi
memberikan pengetahuan agar menambah ilmu kepada yang menonton dan fungsi
informatif dengan memberikan informasi dan menambah wawasan terhadap
penonton bahkan dari tempat yang jauh (Setyobudi, 2005:2). Contoh tayangan
yang dapat menambah ilmu pengetahuan agar wawasan anak dapat berkembang
seperti Asal Usul (Trans 7) yang tayang pada hari kamis dan jumat pukul 15.00-
15.30, dan Laptop si Unyil (Trans 7) yang tayang pada hari senin sampai rabu
pada pukul 12.30-13.30 yang akan menambah keceriaan dan kreativitas anak
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
(Wiratmodjo, 2010:60). Ada tayangan yang kurang mendidik bagi anak seperti
film kartun Sinchan (2009) dan Tom and Jerry (2015) karena adegan dalam
kartun tersebut tidak sesuai dengan umur anak dan banyak adegan dalam film
tersebut terlalu ekstrem seperti memukul, mengoda wanita dewasa, sehingga
cenderung akan ditiru oleh anak (Suparyo, 2010:159).
Jean piaget dalam Hurlock (2004:49) mengungkapkan empat tingkat
perkembangan kognitif pada anak. Tingkat perkembangan kognitif tersebut
adalah 1) periode sensorimotor (0-2 tahun), 2) periode praoperasional (2-7 tahun),
3) periode operasi konkret (7-11 tahun), dan 4) periode operasi formal (11-15
tahun). Pada periode sensorimotor kemampuan anak hanya sebatas gerak-gerakan
dan simbol-simbol sederhana, pada periode praoperasional perkembangan bahasa
anak sudah mulai pesat, pada periode konkret anak mulai berpikir abstrak,
sedangkan pada periode formal anak sudah dapat berpikir logis dan mampu
memecahkan masalah yang bersifat abstrak maupun konkret.
Pada tahap periode konkret anak mulai bertanggung jawab atas perilakunya
karena pada tahap tersebut anak sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan baru
yaitu sekolah dasar. Sekolah dasar adalah tempat dimana anak memperoleh
pengalaman yang sebelumnya belum pernah didapatkan dan masa anak dianggap
mulai bisa bertanggung jawab atas perilakunya. Usia sekolah merupakan usia
anak memperolah dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri
pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu (Papalia, 2008).
Mahayoni (2007) cit Mayrizki (2011) penelitian yang dilakukan oleh akademi
dokter anak di Amerika didapatkan data bahwa anak yang dibiarkan menonton
televisi pada usia 6-`12 tahun akan banyak memperoleh hal yang merugikan. Hal
ini berpengaruh terutama pada perkembangan otak, emosi, sosial dan kemampuan
kognitif anak. Menonton televisi terlalu lama akan menyebabkan penyambungan
sel-sel syaraf dalam otak tidak berjalan sempurna karena anak yang terus-terusan
menonton televisi dapat menyebabkan gangguan yang komplek pada otak yang
disebabkan oleh kecepatan transisi gambar televisi yang dapat menyebabkan
konsentrasi anak menurun. Dampak terhadap perkembangan otak anak usia 0-3
tahun dapat menimbulkan gangguan terhadap perkembangan bicara, menghambat
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman dan menghambat kemampuan
anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, sedangkan pada anak usia 5-
10 tahun dapat meningkatkan agresivitas dan kekerasan serta tidak mampu
membedakan antara realitas dan khayalan (www.kompas.com).
Pengaruh yang diberikan televisi semakin kuat dengan semakin sering waktu
yang digunakan seseorang dalam menonton televisi. Menurut Elisabeth Noelle
Neumann dalam Theory cumulative effect media tidak memberikan efek langsung
yang kuat tetapi efek itu akan semakin menguat seiring dengan berjalannya waktu
(Vivian, 2008:472 cit Pitriawanti 2010). Penelitian oleh Pusponegoro di RS
Ciptomangunkusumo menemukan anak usia dibawah tiga tahun melihat televisi
dua jam dan usia 3-5 tahun rata-rata menonton televisi tiga jam dalam sehari.
Sedangkan usia 6-7 tahun dilakukan penilaian ulang hasilnya anak yang menonton
diatas dua jam mengalami penurunan uji membaca dan penurunan memori
(Puspitasari, 2013).
Penonton yang menonton televisi lebih dari empat jam dalam sehari
merupakan penonton yang kecanduan televisi. Pada kelompok ini akan lebih
mudah terpengaruh terutama dalam hal kedisplinan belajar, sehingga dapat
menganggu jam-jam belajar yang telah ditentukan (Nurudin, 2007:167 cit
Pitriawanti 2010). Dampak menonton televisi juga akan mempengaruhi prestasi
belajar anak karena waktu belajar anak semakin berkurang dan lebih banyak untuk
menonton televisi (Chen, 2005).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maarifah (2011) menunjukkan siswa
lebih suka menonton acara hiburan daripada acara pendidikan dengan waktu yang
diperlukan untuk menonton televisi yaitu 3-4 jam. Dampak yang terjadi pada anak
yaitu terjadi penurunan prestasi karena frekuensi yang diperlukan untuk menonton
televisi lebih banyak daripada waktu untuk mengulang pelajaran dirumah yang
hanya sebentar yaitu sekitar 1 jam dan anak pada usia sekolah dasar cenderung
lebih banyak bermain.
Studi pendahuluan yang dilakukan di SD Piyungan pada tahun ajaran
2014/2015 pada hari sabtu tanggal 23 Mei 2015 didapatkan hasil jumlah total ada
512 siswa, terdiri dari siswa kelas IV yang berjumlah 90 siswa, kelas V berjumlah
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
56 siswa, kelas VI yang berjumlah 54 siswa dan sisanya berada dikelas 1, II dan
III. Hasil wawancara terhadap 15 siswa didapatkan 73,33 % (11 orang) menonton
televisi lebih dari 3 jam dan sisanya 26,66% (4 orang) menonton televisi kurang
dari 3 jam. Hasil wawancara terhadap orang tua yang anaknya menonton televisi
diatas 3 jam menyatakan kalau anak mereka sulit untuk disuruh belajar. Hasil
observasi terhadap nilai ulangan pada hari sabtu tanggal 23 Mei 2015 untuk mata
pelajaran matematika, didapatkan data 11 siswa tersebut mendapatkan nilai yang
lebih rendah dibandingkan dengan 3 orang anak yang menonton televisi kurang
dari 3 jam. Sistem pembelajaran di SD Piyungan kelas 1, II, V dan VI
menggunakan kurikulum 2013 sedangkan kelas III dan IV masih menggunakan
kurikulum KTSP. Penelitian ini hanya mengambil kelas V dan VI karena sudah
menggunakan kurikulum 2013 dan pada usia tersebut dianggap mampu berpikir
rasional dan dapat mengisi kuesioner. Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar
karena pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nugraha (2012) di jenjang
pendidikan menengah atas (SMA) serta oleh Pitriawanti (2010) dijenjang
pendidikan menengah pertama (SMP) tidak ditemukan adanya hubungan antara
intensitas menonton televisi dengan prestasi belajar anak. Sedangkan penelitian
yang dilakukan di SD juga tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan
namun penelitian tersebut berada diluar wilayah Yogyakarta, sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian di SD di daerah Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Berapa lama waktu yang digunakan oleh siswa kelas V dan VI di SD Piyungan
untuk menonton televisi?
2. Bagaimana prestasi anak kelas V dan VI di SD Piyungan?
3. Apakah ada hubungan antara intensitas menonton televisi dengan prestasi anak
kelas V dan VI di SD Piyungan?
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan intensitas menonton televisi terhadap prestasi anak
sekolah kelas V dan VI di SD Piyungan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi intensitas menonton televisi pada anak sekolah kelas V
dan VI di SD Piyungan.
b. Mengetahui gambaran prestasi belajar anak sekolah di SD Piyungan.
c. Mengetahui keeratan hubungan antara intensitas menonton televisi dengan
prestasi belajar anak sekolah kelas V dan VI di SD Piyungan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak yaitu :
1. Ilmu Pengetahuan
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan
tentang intensitas menonton televisi terhadap prestasi belajar anak.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi Orang Tua atau Guru
Mengetahui hubungan antara waktu yang digunakan untuk menonton
televisi dengan prestasi belajar anak.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan data dasar untuk penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
1. Nugraha (2012) melakukan penelitian terhadap hubungan antara aktifitas
menonton tayangan televisi dan intensitas bimbingan orang tua dengan
prestasi belajar sosiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
aktifitas menonton televisi dan intensitas bimbingan orang tua dengan prestasi
belajar sosiologi di SMA N 1 bantul, pemilihan sampel dengan random
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
sampling, dari penelitian ini diketahui tidak ada hubungan signifikan antara
aktivitas menonton televisi dengan prestasi belajar(ρ=0,307). Sedangkan
untuk intensitas bimbingan orang tua dengan prestasi belajar siswa didapatkan
hubungan signifikan dengan arah positif(ρ=0,045). Persaman penelitian ini
dengan penelitian yang akan penulis lakukan terletak pada variabel terikat,
cara pemilihan sampel, metode penelitian. Perbedaanya terletak pada subyek
penelitian dimana penelitian ini dilakukan di siswa SMA sedangkan yang akan
penulis lakukan adalah siswa SD.
2. Karter, dkk (2014) melakukan penelitian terhadap hubungan komunikasi
orang tua dan guru dengan prestasi belajar siswa di SD N inpres 2 Lolu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan komunikasi orang
tua dan guru terhadap prestasi belajar siswa, teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan tidak ada
hubungan antara komunikasi orang tua dan guru dengan prestasi belajar siswa.
Persamaan penelitian ini dengan yang akan penulis lakukan terletak pada
variabel terikat, metode penelitian dan subjek penelitian. Sedangkan
perbedaanya terletak pada variabel bebas dan teknik pengambilan sampel
3. Pitriawanti (2010) melakukan penelitian terhadap pengaruh intensitas
menonton televisi dan komunikasi orang tua dengan anak terhadap
kedisplinan anak dalam mentaati waktu belajar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh menonton televisi dan komunikasi orang tua dengan
anak terhadap kedisplinan anak dalam menaati waktu belajar. Subyek pada
penelitian ini adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah Palebon Semarang. Metode
yang digunakan pada penelitian ini eksplanatory dengan teknik sampling
proporsional random sampling. Uji statistik yang digunakan uji regresi
logistik. Dari hasil statistik menunjukan komunikasi orang tua dengan anak
yang berpengaruh terhadap kedisiplinan anak dalam mentaati waktu belajar.
Sedangkan intensitas menonton televisi tidak berpengaruh terhadap
kedisiplinan menaati waktu belajar. Persamaan pada penelitian ini dengan
yang akan dilakukan penulis terletak pada pengambilan sampling dan subjek
penelitian. Sedangkan perbedaanya terletak pada uji statistik variabel terikat.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Piyungan merupakan salah satu SD Negeri yang terletak di
Kelurahan Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta
yang telah berdiri sejak tahun 1979. Letak SD Piyungan cukup stategis
dipinggir jalan, sehingga mudah untuk dijangkau. Berdasarkan data yang
diperoleh saat ini SD Piyungan telah terakreditasi A dengan jumlah 512 siswa
dan mempunyai 18 kelas, setiap kelas terdiri dari 3 macam kelas yaitu A, B
dan C untuk setiap jenjangnya.
Penerimaan siswa di SD Piyungan dilakukan dengan cara seleksi yaitu
ujian tertulis dan jika dinyatakan lulus maka akan diterima. Dari hasil
wawancara dengan salah satu guru, cara mengajar didalam kelas bervariasi
yaitu dengan metode ceramah, demostrasi, dan tanya jawab. Jam pelajaran
dimulai dari pukul 07.00-13.00 WIB, pada hari Senin sampai Kamis. Hari
Jumat dan Sabtu jam pelajaran dimulai dari pukul 07.00-13.30 WIB.
Ektrakurikuler diadakan setiap hari Kamis diantaranya seperti angklung,
melukis, drum band dan menari.
Di SD Piyungan terdapat peraturan-peraturan dan tata tertib yang ditaati
oleh seluruh warga sekolah seperti harus berpakaian sesuai dengan jadwal dan
tidak boleh datang terlambat. Kondisi lingkungan di sekolah ini cukup bersih,
sekolah ini ditunjang dengan perpustakaan dan ruang kesenian. Di SD
Piyungan terdapat 6 kantin dan UKS untuk pertolongan pada siswa jika sakit.
SD Piyungan juga mempunyai beberapa prestasi yang cukup baik didalam
bidang akademik dan non akademik seperti menjuarai lomba cerdas cermat
(2010) secara berturut-turut selama 3 tahun, masuk dalam 5 besar saat ujian
nasional sekecamatan Piyungan dan juga menjuarai beberapa pertandingan
dalam bidang olahraga.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
32
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa
kelas V dan VI. Dianalisis berdasarkan usia responden saat ini, usia
responden saat masuk sekolah, jenis kelamin, pendidikan orang tua dan
pekerjaan orang tua.
Usia responden saat masuk sekolah dan usia responden saat ini disajikan
dalam bentuk mean, standar devisiasi, nilai minimum, nilai maksimum, dan
CI 95% pada tabel 4.1. Sedangkan untuk jenis kelamin, pendidikan orang tua
dan pekerjaan orang tua disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi pada
tabel 4.2
Tabel 4.1 Distribusi rata-rata usia responden berdasarkan usia saat masuk dan
usia saat ini kelas V dan VI di SD Piyungan Tahun 2014/2015 (n=86)
Nilai Mean SD Minimum Maksimum CI 95%
Usia saat masuk sekolah 7.17 0.46 6.20 7.90 6.92 - 7.20 Usia saat ini 11.07 0.53 10.10 12.90 10.92 -11.28
Sumber: Data Sekunder, 2015
Tabel 4.1 menunjukkan distribusi rata-rata usia responden saat masuk
SD Piyungan 7.17 tahun dengan standar deviasi 0.46. Usia minimum saat
masuk SD Piyungan 6.20 tahun dan maksimum 7.90 tahun dengan CI 95%
6.92- 7.20 tahun. Sedangkan usia responden saat ini rata-rata berusia 11.07
tahun dengan standard deviasi 0.53. Usia minimum saat ini 10.10 dan usia
maksimum 12.90 tahun dengan CI 95 % diantara 10.92-11.28. Berdasarkan
tabel tersebut menunjukkan tidak ada siswa yang tinggal kelas karena rata-
rata peningkatan usia dari saat responden masuk sekolah (Kelas 1 SD) ke
usia saat ini adalah 4 tahun (kelas 5 SD).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
33
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin,
pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua Tahun 2014/2015
Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan orang tua SD SMP SMA Sederajat Sarjana Pekerjaan orang tua Petani Buruh Swasta Wiraswasta PNS TNI
40 46
20 23 25 18
23 20 9 11 13 10
46,5 53,4
23,2 26,7 29,1 20,9
26,7 23,2 10,4 12,7 15,1 11,6
Sumber: Data sekunder, 2015
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui jenis kelamin responden terbanyak adalah
perempuan (53.4%) dengan tingkat pendidikan orang tua terbanyak adalah
SMA (29.1%) dan pekerjaan orang tua didominasi oleh petani yaitu sebanyak
(26,7%).
3. Analisis hasil penelitian
a. Analisis univariat
Analisis univariat meliputi intensitas menonton televisi dan prestasi
belajar responden di SD Piyungan, disajikan dalam bentuk mean, standar
devisiasi, nilai minimum dan maksimum dan CI 95%.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
34
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan intensitas menonton televisi
dan prestasi belajar siswa kelas V dan V1 di SD Piyungan Tahun 2014/2015
Nilai Mean SD Minimum Maksimum CI 95%
Intensitas menonton 1802.22 550.39 750 2760 1583.50-1820.94 Prestasi belajar 80.94 4.80 70.00 97.50 79.90-81.97
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan siswa SD kelas V dan VI di SD
Piyungan rata-rata menonton televisi dalam 1 minggu 1802.22 (5 jam), dengan
standar deviasi 550.39 (1.52 jam), dan untuk prestasi belajar diperoleh rata-
rata nilai 80.94, dengan standar deviasi 4.80. Nilai minimum yang diperoleh
siswa SD kelas V dan VI adalah 70 dengan nilai maksimum 97.50 pada CI
95% diantara 79.90-81.97. Berdasarkan penilaian 0-100, prestasi anak sekolah
kelas V dan VI di SD Piyungan dikategorikan kedalam nilai A (Djamarah,
2008).
b. Analisis Bivariat
Sebelum melakukan analisis bivariat, peneliti melihat terlebih dahulu
apakah data yang diambil berdistribusi normal atau tidak dengan
menggunakan uji Kolmogorov Sminov dengan hasil uji dapat dilihat di tabel
4.4
Tabel 4.4 Uji normalitas Kolmogorov Sminov
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
intensitas menonton
televisi
.089 86 .069
prestasi belajar .120 86 .065
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
35
Dari uji Kolmogorov Smirnov diketahui nilai ρ untuk intensitas menonton
televisi 0.069 dan nilai ρ untuk prestasi belajar anak 0.065. Oleh karena nilai ρ
> 0,05 maka dapat diambil kesimpulan kedua kelompok data terdistribusi
normal, sehingga akan dilakukan uji Pearson Product Moment dapat dilihat
pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi rata-rata intensitas menonton televisi terhadap prestasi
belajar anak sekolah kelas V dan VI di SD Piyungan Tahun 2014/2015
(n=86)
Variabel Mean SD SE ρ value r
Intensitas menonton televisi 1802.22 550.39 101.98
0.038 -0.125 Prestasi belajar 0.94 4.80 0.60
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui siswa kelas V dan VI di SD Piyungan
rata-rata intensitas menonton televisi daalm 1 minggu adalah sebesar 1802.22'
(5 jam) mendapatkan rata-rata nilai 80.94 pada ρ value < 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton
televisi terhadap prestasi belajar anak sekolah kelas V dan VI di SD Piyungan
dengan koefisiensi korelasi -0.125 yang menunjukkan hubungan yang sangat
lemah. Hal ini berarti semakin lama waktu yang digunakan anak untuk
menonton televisi maka prestasi belajar anak semakin menurun.
B. Pembahasan
1. Intensitas menonton televisi
Intensitas merupakan tingkatan atau ukuran tingkatan. Ukuran disini untuk
menentukan seberapa sering anak dalam menonton televisi. Pada penelitian ini
dilakukan dengan membuat jadwal acara yang ditonton anak dalam 1 minggu
dan waktu yang digunakan untuk menonton acara tersebut. Hasil yang didapat
rata-rata waktu yang digunakan siswa di SD Piyungan untuk menonton adalah
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
36
1802.22 (5 jam) dengan waktu yang paling sedikit 750.00 (2.08 jam) dan waktu
yang paling banyak 2760.00 (7.66 jam). Tayangan yang paling disukai anak
yaitu Baalver (ANTV) dengan rata-rata waktu anak menonton tayangan
tersebut sampai selesai selama 120' (2 jam), Laptop Si Unyil (Trans 7) selama
30' dan Si Bolang (Trans 7) selama 30'. Program tersebut dapat menambah
wawasan dan pengetahuan anak sehingga ilmu anak akan bertambah. Namun di
malam hari rata-rata anak menonton acara Samson dan Dahlia (SCTV) selama
60' (1 jam), padahal pada jam tersebut anak seharusnya belajar. Media televisi
mempunyai sifat persuasif terhadap anak, sehingga anak lebih tertarik
menonton televisi daripada belajar. Hal itu dapat berpengaruh terhadap prestasi
belajarnya (Darwanto, 2007).
Morrisan (2010) menyatakan sebaiknya anak menonton televisi tidak lebih
dari tiga jam dalam sehari, karena jika anak terpapar terlalu lama oleh televisi
maka dapat menyebabkan anak menjadi pasif, berpengaruh terhadap kesehatan
dan kognitif anak tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Patimah (2010) yang menunjukkan adanya hubungan antara intensitas
menonton televisi terhadap prestasi anak pada mata pelajaran Agama Islam di
SD Nogobangsan Depok dengan keeratan hubungan yang lemah. Pada
penelitian ini didapatkan hasil anak dalam menonton televisi tergolong tinggi
namun nilai untuk pelajaran Agama Islam masih tergolong baik.
Televisi membawa dampak yang positif dan negatif terhadap anak (Arsyad,
2010). Dampak positif tersebut diantaranya menambah ilmu pengetahuan
sehingga wawasan anak bertambah (Darwanto, 2007). Sedangkan dampak
negatif dalam menonton televisi dapat mengalihkan terhadap kewajibannya
untuk belajar sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi (Santock, 2009).
Orang tua hendaknya mendampingi anak saat menonton televisi, agar dapat
mengontrol anak saat menonton televisi dan mengetahui tayangan yang sesuai
dengan perkembangan anak (Badjuri, 2010). Tayangan televisi saat ini banyak
yang tidak mendidik anak, seperti adegan kekerasan dan kejahatan dalam acara
Tom and Jerry (Global TV) berupa film kartun namun ada beberapa adegan
kekerasan didalamnya seperti memukul dan menendang, sehingga jika tidak
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
37
adanya pengawasan dari orang tua, anak akan mudah meniru apa yang ditonton
(Fachir, 2006).
Selain itu, televisi juga membawa dampak konsumtif bagi penonton. Iklan
yang ditayangkan ditelevisi menarik penonton untuk memilikinya (Masjidi,
2008).
2. Prestasi belajar
Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata dari 86 siswa yaitu 80.94
dengan nilai minimal 70 dan nilai maksimal 97.50. Menurut Slameto (2010)
Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal. Faktor internal terdiri dari
faktor kesehatan, psikologis, dan kematangan. Selain itu, juga ada faktor
eksternal seperti lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan ekonomi orang
tua. Faktor jasmani salah satunya faktor kesehatan. Pada penelitian ini
kesehatan dapat dilihat dari absensi siswa mayoritas tingkat kehadiran siswa
baik, hanya 3-5 siswa yang tidak masuk sekolah. Proses belajar akan
terganggu jika kesehatan seseorang itu terganggu, karena menyebabkan
kurang bersemangat, mudah pusing dan mengantuk (Hidayat, 2009).
Faktor psikologis dalam penelitian ini dapat dilihat dari rata-rata nilai
siswa yang menujukkan nilai yang baik. Untuk dapat menjamin hasil belajar
yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka
timbul kebosanan, sehingga siswa tidak lagi suka belajar, perasaan senang
ketika belajar menujukkan minat (Saefullah, 2012).
Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor kematangan, kematangan
merupakan suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan sesesorang. Dimana
alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan suatu kegiatan yang baru.
Kematangan bukan berarti anak dapat melaksanakan kegiatan tersebut secara
terus-menerus sehingga diperlukan suatu latihan-latihan dan pelajaran. Hal ini
sesuai dengan pendapat Purwanti (2005) yang menyatakan bahwa semakin
cukup umur, maka tingkat kematangan dan pemahaman seseorang akan
semakin bertambah. Apabila dilihat pada tabel 4.1 usia anak saat masuk
sekolah diketahui bahwa nilai mean 7.17 tahun, standar devisiasi 0.46, usia
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
38
minimum 6.20 tahun, usia maksimum 7.90 tahun dan CI 95% 6.92- 7.20.
Dengan adanya kematangan pada anak, maka anak akan lebih siap dalam
menerima pelajaran. Kesiapan adalah kesediaan seseorang dalam memberikan
respon atau beraksi (Slameto, 2010).
Selain itu, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga,
karena keluarga sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Lingkungan
keluarga diantaranya adalah hubungan yang harmonis antara keluarga,
perhatian dari orang tua, lingkungan yang cukup tenang, tersedianya tempat
dan peralatan belajar yang cukup memadai seperti meja, kursi, penerangan,
buku-buku yang lain. Orang tua akan berusaha memenuhi kebutuhan anak,
meskipun pekerjaan orang tua didominasi oleh petani 26,7% tetapi sebagian
besar pendidikan orang tua mereka SMA sederajat 29,1 %. Hal ini sesuai
dengan pendapat Notoatmodjo (2010) pendidikan dapat mempengaruhi
seseorang termasuk juga perilaku seseorang, dan mempermudah dalam
menerima informasi.
Menurut Hidayat (2009), prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor
ekternal yaitu faktor yang ada diluar individu salah satunya yaitu faktor
sekolah, karena sepertiga waktu anak dihabiskan disekolah. Fasilitas
pendukung seperti gedung, perpustakaan, cara penyajian pelajaran dan
kurikulum sudah baik dan memadai sudah dimiliki SD Piyungan. Peraturan-
peraturan yang harus ditaati oleh warga sekolah juga sudah ada agar semua
warga sekolah disiplin. Selain itu, faktor dalam keluarga juga dapat dapat
mempengaruhi belajar siswa, dimana jika dalam keluarga tersebut
menyenangkan, penuh kehangatan akan memberikan motivasi terhadap anak
untuk belajar tetapi jika sebaliknya akan menyebabkan anak kurang
bersemangat dalam belajar sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasinya
(Saefullah, 2012).
3. Hubungan intensitas menonton televisi terhadap prestasi belajar anak
Hasil analisis bivariabel dengan uji pearson product moment antara
variabel intensitas menonton televisi terhadap prestasi belajar anak diperoleh ρ
value < 0.05 yang artinya ada hubungan antara intensitas menonton televisi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
39
terhadap prestasi belajar anak sekolah di SD Piyungan. Keeratan hubungan
intensitas menonton televisi terhadap prestasi belajar anak sekolah di SD
Piyungan, lemah dengan nilai r -0,125. Hal ini menyatakan bahwa intensitas
menonton televisi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar anak, karena masih banyak faktor lainnya yang tidak diteliti dalam
penelitian ini yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak seperti
lingkungan, psikologi, dan faktor pendekatan belajar. Penelitian yang
dilakukan Deniarti (2012) menyatakan ada hubungan yang signifikan antara
intensitas menonton televisi terhadap prestasi belajar anak dengan ρ value <
0.05. Intensitas menonton televisi bukan merupakan satu-satunya penyebab
prestasi anak menurun, namun ada penyebab lain seperti adanya kegiatan anak
yang begitu padat disekolah sehingga saat anak dirumah memilih untuk
menonton televisi untuk mendapatkan hiburan.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan
Nugraha (2012), dimana hasilnya menunjukkan tidak ada hubungan signifikan
antara aktivitas menonton televisi dengan prestasi belajar (ρ=0,307),
sedangkan untuk intensitas bimbingan orang tua dengan prestasi belajar siswa
didapatkan hubungan signifikan dengan arah positif (ρ=0,045). Dalam
penelitian ini intensitas bimbingan orang tua dapat berpengaruh terhadap
prestasi belajar anak, karena dengan adanya bimbingan dan pendampingan
orang tua dapat membantu anak saat mengalami kesulitan dalam belajar.
Namun intensitas menonton televisi tidak berpengaruh, dalam hal ini tidak
semua anak suka menonton televisi.
c. Keterbatasan Penelitian
1. Peneliti mengalami kesulitan saat menentukan waktu untuk mengumpulkan
anak kelas V dan VI, dan dapat dilakukan setelah ada waktu luang yaitu saat
guru ada rapat.
2. Penilaian intensitas menonton televisi yang dilakukan dalam penelitian ini
hanya melihat dari jadwal acara yang ditonton anak dan waktu yang
digunakan dalam penilaian intensitas menonton televisi sehari untuk melihat
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
acara tersebut dengan menggunakan kuesioner, sehingga tidak diketahui
secara langsung waktu yang digunakan anak untuk menonton televisi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan intensitas
menonton televisi terhadap prestasi belajar siswa kelas V dan VI di SD
Piyungan Bantul Yogyakarta dapat diambil kesimpulan:
1. Rata-rata waktu yang digunakan anak kelas V dan VI di SD Piyungan untuk
menonton televisi adalah 5 jam (1802.22').
2. Prestasi belajar anak kelas V dan VI di SD Piyungan didapatkan rata-rata
nilai 80.94 dan masuk dalam kategori A.
3. Berdasarkan uji korelasi Pearson Product Moment didapatkan hasil ρ < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara intensitas
menonton televisi terhadap prestasi belajar siswa kelas V dan VI di SD
Piyungan dengan tingkat keeratan koefisien korelasi yang sangat lemah
(-0.125).
B. Saran
Berdasarkan hasil, pembahasan, dan kesimpulan penelitian tentang
hubungan intensitas menonton televisi terhadap prestasi belajar anak kelas V
dan VI di SD Piyungan, beberapa saran yang diajukan sebagai bahan
pertimbangan adalah:
1. Untuk siswa, agar memanfaatkan waktu sebaik mungkin terutama dalam
waktu belajar anak agar prestasi belajar anak memuaskan.
2. Untuk orang tua, agar memberi pengertian kepada anak dalam menonton
televisi dan melarang keras anak menonton televisi pada jam belajar anak.
Selain itu orang tua hendaknya mengetahui acara yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3. Untuk guru, agar memberikan pengertian kepada anak agar mengurangi
aktifitas menonton televisi.
4. Untuk penelitian selanjutnya, saat melakukan penelitian terhadap intensitas
menonton televisi agar melakukan observasi langsung, meneliti faktor-faktor
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
lain yang mempengaruhi prestasi belajar selain dari adanya televisi dan untuk
intensitas menonton sebaiknya dilakukan dalam satu hari.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. (2006). Kamus lengkap bahasa Indonesia. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arsyad Azarh. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Badjuri, Adi.(2010). Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Chen, Milton. (2005). Mendampingi Anak Menonton Televisi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Darwanto. (2007). Televisi sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Deniarti, Siska Ayu. (2012). Hubungan Intensitas Menonton Televisi dengan
Prestasi Siswa Kelas V di SD Muhammadiya Surakarta. Surakarta:
Skripsi
Djamarah, Syaiful bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Efendy, Heru. (2014). Berhenti jadi Penonton Televisi. Jakarta: KPG.
Effendy,U.O. (2008). Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fachir, Anwar. (2006). Pertelevisian Indonesia. Jakarta.
Hidayat, A.Aziz Alimul.(2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.Jakarta: PT Salemba Medika.
Hurlock, Elizabeth B. (2005). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Indriani, Devi Pranasningtyas. (2013). Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap
Perkembangan Sikap dan Perilaku Anak di Sekolah. http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-
online/article/view/3528/3455 , diakses pada tanggal 23 April 2015. Karter, Tandi, dan Gagaramusu. (2014). Hubungan Komunikasi Orang tua dan
Guru dengan Prestasi Belajar Siswa SD N Inpres 2 Lolu. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE, diakses pada tanggal 23 April 2015.
Kemendikbud. (2014). Panduan Penilaian dan Pengisian Rapor di SD. Jakarta. Lestanti, Mega Iriani. (2011). Pengaruh Intensitas Menonton Televisi
Terhadap Kedisplinan Belajar di Rumah Siswa Kelas VIII MTs WalisongoKec Kayen Kab Pati Tahun Pelajaran 2010/2011.Skripsi. IAIN Semarang.
Maarifa, Yusdin & Imran. (2011). Dampak Menonton Siaran Televisi Teradap
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn di kelas IV SD Inpres
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
2 Tada Kecamatan Tinombo Selatan. Jurnal Kreatif Online. Vol 1 No 2. 98-101.
Masjidi, Noviar .(2008). Agar Anak Suka Membaca: Sebuah Panduan Bagi
Orang Tua. Yogyakarta: Media Instan.
Mayrizki, Yosika Vidya.(2011). Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Anak. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-kewarganegaraa/article/view/7860/baca-artikel),diakses pada tanggal 3 Mei 2015.
Morrissan, M.A. (2008). Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Fajar Pratama.
Morrisan, Andi cory & Farid Hamid. (2010). Teori Komunikasi Masa. Bogor:
Ghalia Indo.
Musbikin, Imam. (2009). Mengapa Anakku Malas Belajar. Yogyakarta: Diva
Press.
Notoatmodjo, S. (2010). Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nurdin, Ibraim .(2011). Tumbuh Kembang Manusia. Jakarta: EGC.
Nursanti, Ida. (2014). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: STIKES A.YANI Yogyakarta.
Nugraha, Yudi Aditya. (2012). Hubungan antara Aktivitas Menonton
Tayangan Televisi dan Intensitas Bimbingan Orang tua dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa SMA N 1 Bantul.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sosant/article/viewFile/3956/2787 Diakses tanggal 20 April 2015.
Nursalam, F.E. (2005). Pendidikan Dalam Keperawatan.Jakarta: Salemba
Medika.
Papalia, Diane E, Olds, Sally W & Fieldman (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana Media Group.
Pitriwanti, Arista (2010). Pengaruh Intensitas Menonton Televisi dan
Komunikasi Orang tua-Anak terhadap Kedisiplinan Anak dalam Menaati Waktu Belajar. Semarang: Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/24940/1/SUMMARY_PENELITIAN_Arista_Pitriawanti.pdf diakses pada tangal 20 mei 2015.
Purwanti, Dra Endang. (2005). Perkembangan Peserta Didik. UMM.
Puspitasari, Nur Indah. (2013). Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Anak.. http://www.kompasiana.com/nurindahp/pengaruh-tayangan-televisi-
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
terhadap-perkembangan-anak_54f3e0a6745513a42b6c8165, diakses pada tanggal 16 Juli 2015.
Riwidigdo, H. (2010). Pengolahan Data dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Mutia Medika.
Riwidikdo, Handoko (2009). Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan
Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Saefulah, Dr. K.H. (2012). Spikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak. Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Santrock, John W. (2009). Perkembangan Anak. Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Setyobudi, Ciptono. (2005). Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sardiman. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supartini, Y. (2005). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC. Suparyo, Widodo, Wiratmodjo & Rejeki (2010). Ketika Ibu RT Membaca
Televisi. Yogyakarta: MPM. Suryabrata, S.(2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Wirodono, Sunnardian. (2006). Matikan Tv-mu!Teror Media Televisi
Indonesia. Yogyakarta: Langit Aksara. Wahyu, Taufiq, Rapih. (2008). Menonton Televisi Turunkan Fungsi Retina
Mata. Universitas Indonesia. Zulkarnain, Dedy & Mulyana. (2006). Bercinta dengan Televisi. Jakarta:
Erlangga.
www.kompas.com, diakses tanggal 24 Juli 2015, pukul 10.00 WIB. www.Terapiemosi.com, diakses tanggal 24 Juli 2015, pukul 11.00 WIB.