perbanyakan tan.secara vegetatif

52
1 ACARA I PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF Tanggal Praktikum : 9 april 2011 A. Tujuan Mengetahui cara-cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. B. Dasar teori Perkembangbiakan atau perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan tanaman dengan memanfaatkan bagian tanaman, seperti batang, cabang, pucuk daun, umbi, dan akar. Tujuannya untuk menghasilkan tanaman baru dengan spesifikasi tanaman yang persis sama dengan induknya. Perbanyakan secara vegetatif yang disengaja oleh manusia dapat dilakukan dengan beberapa cara. Di antaranya, stek tanaman, okulasi, penyambungan atau grafting, dan cangkok. 1. Stek Untuk melakukan stek tanaman, tidak memerlukan teknik yang rumit. Cukup memotong dan menancapkan salah satu bagian tanaman. Stek tanaman mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak. Ini sangat menguntungkan. Apalagi, bahan tanaman induk yang unggul dan ingin diperbanyak tersedia amat terbatas. Stek tanaman merupakan sebuah perlakuan yang disengaja oleh manusia dengan melakukan pemisahan atau pemotongan beberapa bagian tanaman. Bagian-bagian tanaman dipotong, seperti akar, batang, daun, dan tunas, untuk mendapatkan anakan baru dengan sifat seperti induknya. Stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil. Bagi tanaman monokotil, teknik stek tanaman masih jarang diterapkan meskipun ada beberapa tanaman monokotil yang bisa di stek, seperti asparagus. Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiasi akar dapat merangsang sintesis protein dan roduksi RNA (Baraer, 1972).

Upload: ahmad-sakri

Post on 05-Dec-2014

187 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

1

ACARA I

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

Tanggal Praktikum : 9 april 2011

A. Tujuan

Mengetahui cara-cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.

B. Dasar teori

Perkembangbiakan atau perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan

cara perkembangbiakan tanaman dengan memanfaatkan bagian tanaman,

seperti batang, cabang, pucuk daun, umbi, dan akar. Tujuannya untuk

menghasilkan tanaman baru dengan spesifikasi tanaman yang persis sama

dengan induknya. Perbanyakan secara vegetatif yang disengaja oleh manusia

dapat dilakukan dengan beberapa cara. Di antaranya, stek tanaman, okulasi,

penyambungan atau grafting, dan cangkok.

1. Stek

Untuk melakukan stek tanaman, tidak memerlukan teknik yang

rumit. Cukup memotong dan menancapkan salah satu bagian tanaman.

Stek tanaman mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya dapat

menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak. Ini sangat

menguntungkan. Apalagi, bahan tanaman induk yang unggul dan ingin

diperbanyak tersedia amat terbatas.

Stek tanaman merupakan sebuah perlakuan yang disengaja oleh

manusia dengan melakukan pemisahan atau pemotongan beberapa

bagian tanaman. Bagian-bagian tanaman dipotong, seperti akar,

batang, daun, dan tunas, untuk mendapatkan anakan baru dengan sifat

seperti induknya. Stek umumnya dilakukan pada tanaman dikotil. Bagi

tanaman monokotil, teknik stek tanaman masih jarang diterapkan

meskipun ada beberapa tanaman monokotil yang bisa di stek, seperti

asparagus.

Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiasi akar

dapat merangsang sintesis protein dan roduksi RNA (Baraer, 1972).

Page 2: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

2

Dalam perkembangbiakan vegetatif secara stek memiliki beberapa

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan stek pada tanaman antara lain

sebagai berikut:

Faktor endogenus

Faktor hormone

Faktor lingkungan

Faktor dari nutrisi tanaman stok

Faktor dari food reserve

Faktor dari kemampuan memobilisasi food reserve

1. Cangkok

Mencangkok merupakan salah satu cara memperoleh perakaran

dari suatu cabang tanaman tanpa mcmotong cabang tersebut dari

induknya. Ada dua cara mencangkok yang sering dilakukan di

Indonesia, yaitu ‘cangkok kerat’ dan ‘cangkok belah’. Cangkok kerat

dilakukan terhadap tanaman vang kulitnya mudah untuk dilepas,

sedangkan cangkok belah dilakukan untuk tanaman - tanaman yang

kulitnya sukar dilepaskan. Waktu mencangkok sebaiknya dilakukan

pada musim hujan. Bila dilakukan pada musim kemarau, cangkokan

sebaiknya harus selalu disiram untuk mencegah kekeringan.

Banyak keuntungan dari teknik ini, selain caranya mudah, juga

dapat diperoleh keturunan yang banvak dalam waktu yang relatif cepat

sehingga cara ini juga efektif untuk membudidayakan tanaman yang

tergolong langka.

2. Grafting

Perbanyakan dengan cara sambung atau cara grafting pada

dasarnya adalah menggabungkan batang atas hasil memangkasnya

(prunning), dengan batang bawah tumpang. Keunggulan yang diperoleh

dengan cara perbanyakan grafting ini adalah :

Page 3: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

3

a. Tanaman hasil grafting / sambung sama seperti induknya atau bahkan

lebih baik karena faktor dominan dari jenis tumpang batang bawah yang

lebih unggul dari induk atas hasil prunning.

b. Waktu yang dibutuhkan untuk perbanyakan relatif singkat, sekitar ± 14

hari (2 minggu).

c. Satu jenis tanaman tumpang (bawah) dapat disambung beberapa jenis

sesuai keinginan.

d. Kreasi tanaman adenium yang baik dan unik menjadi semakin

menawan.

Adapun penggolongan jenis Grafting adalah sebagai berikut :

Wudianto (2002) mengatakan bahwa ada 119 bentuk grafting. Dari

sekian banyak grafting ini digolongkan menjadi tiga golongan besar,

yaitu sebagai berikut :

a. Bud-grafting atau budding, yang kita kenal dengan istilah okulasi.

b. Scion grafting, lebih populer dengan grafting saja, yaitu sambung pucuk

atau enten.

c. Grafting by approach atau inarching, yaitu cara menyambung tanaman

sehingga batang atas dan batang bawah masih berhubungan dengan

akarnya masing-masing.

Penyebab kegagalan grafting atau sambung pada tanaman dapat

dipengaruhi beberapa faktor seperti :

a. Terlalu lama proses penyambungan, sehingga kambium telah

mengering.

b. Kelembaban yang berlebihan atau terkena air langsung saat proses

penyambungan.

c. Alat pemotong atau pisau tidak bersih (tidak steril) atau alat pemotong

atau pisau tumpul (tidak tajam) sehingga menyebabkan guratan serabut

yang menyebabkan kambium sulit bersatu (menempel).

d. Pengikatan sambungan terlalu kencang, sehingga menyebabkan

metabolisme tanaman tercekik.

Page 4: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

4

e. Sambungan terkena guncangan / patah, sehingga menyebabkan

perekatan kambium terputus.

f. Faktor alam.

Cara sambung yang lazim dilakukan pada adenium adalah cara

sambung pucuk (top grafting) dan sambung batang (trunk grafting).

Metode grafting dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain :

a. Grafting ” V ”.

b. Grafting Gaya Bor.

c. Grafting Pang.

C. Bahan dan alat

1. Bahan stek

2. Bahan induk tanaman untuk di cangkok(oleander)

3. Adenium

4. Polibag

5. Media tanam (tanah;pupuk kandang)

6. Pisau steril

7. plastik

D. Cara kerja

1. Cara stek

Bahan stek dari batang tanaman

Permukaan batang bagian bawah di potong menyerong,oleskan

dengan rizoton dan tanpa rizoton

Menanaman pada campuran tanah;pupuk kandang

Menyiram setiap hari,jangan sampai becek

2. Cara cangkok

Memiilih pohon induk, tentukan cabang yang pertumbuhanya

baik

Page 5: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

5

Membuat keratin melingkar batang(cabang)sebanyak tiga buah

keratin dengan jarak antar keratin 5cm dengan menggunakan

pisau steril.

Mengupas kulit batang yang berada di antara dua keratan kulit

tersebut,bersihkan kambiumnya sampai bersih dengan cara

mengeroknya dengan pisau.

Mengambil media tanah yang sudah di basahi dan balutkan

pada bagian cabang yang telah di kupas.

Cabang yang sudah terbalut segera di bungkus dengan plastik

kemudian di ikat.

Menyiram setiap hari media cangkok, jangan sampai kering.

3. Cara grafting

Menyiapkan batang bawah dan batang atas tanaman adenium.

Memotong batang bagian bawah miring dan berbentuk V

Memotong batang atas miring dan berbentuk V terbalik.

Menyambungkan potongan batang atas dengan bawah sesuai

bentuk potongan.

Mengikat menggunakan tali plastik.

Mengerodongi tanaman dengan plastik agar tidak terkena

hujan.

Menempatkan di bawah naungan.

Page 6: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

6

E. Data pengamatan

1.Stek

Tabel Pengamatan Tanaman Ketela

Tanaman OLES TIDAK OLES

Minggu

ke-1

Minggu

ke-2

Minggu

ke-3

Minggu

ke-1

Minggu

ke-2

Minggu

ke-3

Tanaman

ITinggi 23,8 26,4 - 15,2 16,4 -

Daun 6 7 - 6 7 -

Tunas 1 2 - 1 1 -

Tanaman

IITinggi 29,8 32,2 - 17,7 18,4 -

Daun 6 8 - 4 6 -

Tunas 1 3 - 1 2 -

Tanaman

IIITinggi 25,7 26,5 - 12,2 15,4 -

Daun 5 7 - 6 6 -

Tunas 2 3 - 1 1 -

2. Cangkok

Tabel Pengamatan tanaman puring

Cangkok Puring Panjang Akar (cm) Jumlah Akar

Tanah - -

Tanah+Pupuk - -

Page 7: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

7

3. Grafting

Pengamatan I

Grafting adenium Tinggi tanaman Jumlah daun

Miring 14,5 2

Bentuk V 13 2

Pengamatan II

Grafting adenium Tinggi tanaman(cm) Jumlah daun

Miring 16 2

Bentuk V 14 2

- Untuk bentuk miring tunas mulai tumbuh pada minggu ke-4 dan

hidup 50 %

- Untuk bentuk V tunas tidak tumbuh

F. Pembahasan

Stek

Sebelum penanaman batang ketela pohon untuk proses stek, 3

(tiga) batang dicelupkan ke air, dan 3 (tiga) lainnya tidak

dicelupkan ke air. Hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman ketela pohon yang di stek.

Pengamatan pertama dilakukan pada tanggal 30 April 2011,

dan muncul tunas pertama pada tanggal 28 April 2011.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa pada

pengamatan pertama, bagian stek batang ketela yang di celupkan

dalam air memiliki rata - rata tinggi tunas 5,13 cm dan rata - rata

jumlah tunas 1,33 buah. Dan pada pengamatan kedua, memiliki

rata - rata tinggi tunas 9,92 cm dan rata - rata jumlah tunas 2,67

buah. Sedangkan pada stek batang ketela yang tidak dicelupkan

dalam air pada pengamatan pertama memiliki rata - rata tinggi

Page 8: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

8

tunas yang lebih tinggi dari stek yang dicelupkan dalam air yaitu

7,5 cm dan rata - rata jumlah tunas 2 buah, lebih banyak juga dari

stek yang di celupkan dalam air. Dan pada pengamatan kedua

memiliki rata - rata tinggi tunas yang lebih tinggi pula, yaitu 9,5

cm dan rata - rata jumlah tunas 3 buah, lebih banyak dari stek yang

di celupkan dalam air.

Hasil pengamatan stek yang tidak dicelupkan dalam air

memiliki rata - rata tinggi tunas dan rata - rata jumlah tunas yang

lebih besar daripada stek yang dicelupkan dalam air. Hal ini karena

air merusak atau mengurai jaringan batang ketela yang akan di

stek. Sehingga, tanaman yang distek akan akan memperbaiki

jaringan tersebut terlebih dahulu, kemudian mulai

pertumbuhannya. Dengan kata lain, tanaman tersebut

membutuhkan waktu yang agak lama untuk memulai

pertumbuhannya.

Cangkok

Pengamatan dinyatakan gagal karena pengairan dan proses

pencangkokan yang tidak maksimal

Grafting

Cara grafting miring muncul tunas pada tanggal 23 April 2011.

Sedangkan cara grafting berbentuk huruf “V” tidak muncul tunas

karena proses perekatan/pengikatan batang pohon tidak maksimal.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, grafting dengan cara miring,

memerlukan waktu untuk tumbuh 2 minggu setelah penempelan.

Page 9: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

9

G. Kesimpulan

Stek

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada

proses stek, pencelupan batang ketela kedalam air akan mempengaruhi

pertumbuhan stek. Stek yang tidak dicelupkan dalam air memiliki rata

- rata tinggi tunas dan rata - rata jumlah tunas yang lebih besar

daripada stek yang dicelupkan dalam air. Hal ini karena air merusak

atau mengurai jaringan batang ketela yang akan distek. Sehingga,

tanaman yang distek akan akan memperbaiki jaringan tersebut terlebih

dahulu, kemudian mulai pertumbuhannya. Dengan kata lain, tanaman

tersebut membutuhkan waktu yang agak lama untuk memulai

pertumbuhannya.

Cangkok

Mencangkok merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif

yang cukup banyak di minati karena mencangkok salah satu

perbanyakan tanaman yang efektif. Dalam mencangkok haruslah

secara intensif perawatannya karena sangat menentukan hasil

cangkokan tersebut.

Grafting

Dari pembahasan hasil penelitian diatas dapat di ambil

kesimpulan bahwa grafting dengan cara miring, memerlukan waktu

untuk tumbuh lebih singkat dibanding dengan grafting cara

membentuk huruf “V” yang memerlukan waktu lebih lama untuk

tumbuh setelah grafting dilakukan.

Page 10: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

10

H. Daftar Pustaka

http://themyfo.blogspot.com/2010/05/teknik-grafting-tanaman.htmldiunduh tanggal 1 Juni 2011

http://www.tentangbiologi.co.cc/2010/05/pembudidayaan-tanaman-dengan-teknik.html diunduh tanggal 1 Juni 2011

http://organisasi.org/reproduksi-perkembangbiakan-tumbuhan-secara-vegetatif-tak-kawin-alami-dan-buatan. diunduh tanggal 1 Juni 2011

http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2114652-penggolongan-jenis-grafting/#ixzz1MZI8Lmwq

http://unggulcomputindo.wordpress.com/my-adenium/tehnik-grafting-atau-sambung/

http://warniadeniumco.cc

Page 11: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

11

ACARA II

PERSEMAIAN

Tanggal Praktikum : 9 april 2011

A. Tujuan :

Mengetahui cara membuat persemaian untuk budidaya tanaman.

B. Dasar teori

Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan

memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang

siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di

lapangan dari kegiatan penanaman hutan karena itu sangat penting dan

merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman

Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct

planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih

dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan

biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan

jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau

jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu.

Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak

penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin keberhasilan

penanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan benih-

benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan ditanam di

lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih

langsung di lapangan.

Fungsi persemaian adalah untuk memperoleh bibit yang bermutu tinggi

dalam jumlah yang memadai dan tepat waktu untuk ditanam di lapangan.

1. Jenis Persemaian

Sebelum dimulai pembuatan perlu ditentukan terlebih dahalu jenis

persemaian apa yang akan dibuat. Pada umumnya persemaian

Page 12: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

12

digolongkan menjadi 2 jenis / tipe yaitu persemaian sementara dan

persemaian tetap. Berikut ini penjelasannya :

a. Persemaian sementara (Flyng nursery)

Jenis persemaian ini biasanya berukuran kecil dan terletak di

dekat daerah yang akan ditanami. Persemaian sementara ini

biasanya berlangsung hanya untuk beberapa periode panenan

(bibit / semai) yaitu paling lambat hanya untuk waktu 5 tahun.

a. Keuntungan :

a) Keadaan ekologi selalu mendekati keadaan yang

sebenarnya.

b) Ongkos pengangkutan bibit murah.

c) Kesuburan tanah tidak terlalu menjadi masalah karena

persemaian selalu berpindah tempat setelah tanah menjadi

miskin.

d) Tenaga kerja sedikit sehingga mudah pengurusannya.

b. Kerugiannya :

a) Ongkos persemaian jatuhnya mahal karena tersebarnya

pekerjaan dengan hasil yang sedikit.

b) Ketrampilan petugas sulit ditingkatkan, karena sering

berganti petugas.

c) Seringkali gagal karena kurangnya tenaga kerja yang

terlatih.

d) Lokasi persemaian yang terpancar menyulitkan

pengawasan.

b. Persemaian Tetap

Jenis persemaian ini biasanya berukuran (luasnya) besar dan

lokasinya menetap di suatu tempat, untuk melayani areal

penanaman yang luas.

1. Keuntungan :

a) Kesuburan tanah dapat dipelihara dengan pemupukan.

b) Dapat dikerjakan secara mekanis bila dikehendaki.

Page 13: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

13

c) Pengawasan dan pemeliharaan lebih efisien, dengan staf

yang tetap dan terpilih.

d) Perencanaan pekerjaan akan lebih teratur.

e) Produktivitas semai/bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik

dan pertumbuhannya lebih seragam.

2. Kerugiannya :

a) Keadaan ekologi tidak selalu mendekati keadaan yang

sebenarnya.

b) Ongkos pengangkutan lebih mahal dibanding dengan jenis

persemaian sementara.

c) Membutuhkan biaya untuk investasi lebih tinggi

dibanding persemaian sementara. Hal ini karena untuk

persemaian tetap biasanya keadaan sarana (misal jalan

angkutan, bangunan-bangunan di persemaian) dan

prasarana (misal: peralatan kerja / angkutan ) lebih baik

kualitas dan lebih mahal harganya dibanding yang

diperlukan persemaian sementara.

2. Pemilihan Lokasi Persemaian

Penentuan lokasi persemaian harus didahului dengan observasi

lapangan. Untuk memilih lokasi persemaian persemaian yang baik,

beberapa persyaratan yang perlu dipertimbangkan adalah aspek teknis

seperti :

a. Letak lokasi persemaian

Sejauh mungkin lokasi persemaian diusahakan terletak di

tengah-tengah daerah penanaman atau berjarak sedekat mungkin ke

setiap areal penanaman. Areal persemaian terbuka/kena sinar

matahari cukup / langsung, mudah dijangkau setiap saat dan

terlindung dari angin kencang.

Page 14: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

14

b. Jalan angkutan

Adanya dekat jalan angkutan yang memadai sesuai

keperluan, baik lewat darat maupun lewat air / sungai. Tanpa

adanya jalan angkutan ini akan mempersulit pengawasan dan

mempertinggi biaya angkutan.

c. Luas Persemaian

Luas areal persemaian tergantung pada :

1. Jumlah semai yang diproduksi / tahun.

2. cara penanaman apakah sistim akar telanjang (bare root)

atau sistim container dimana lebih banyak ruang

dibutuhkan.

3. Lamanya semai / bibit dipelihara di pesemaian sampai

diperoleh ukuran yang memenuhi persyaratan ukuran

tinggi, diameter kekokohan batang.

C. Bahan dan alat

1. Benih sayuran

2. Pupuk kandang

3. Furadan

4. Cethok

5. Plastik.

D. Cara kerja

1. Membuat media persemaian yang terdiri dari tanah dan pupuk kandang

dengan perbandingan 1:1 menggunakan plastik.

2. Membuat lubang dan tanaman benih sayuran sebanyak 2 benih per

lubang

3. Menyiram media sampai basahdan letakkan di tempat teduh.

4. Setiap hari persemaian di siram

5. Dapat di perlakukan dengan pemberian pupuk organik cair atau zpt.

Page 15: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

15

E. Data pengamatan

Pertumbuhan bibit : tinggi, jumlah dan beratPengamatan I

Tanaman cabe Tinggi (cm) Jumlah daun1 2 22 2 23 2 34 2 25 - -6 2 2

Pengamatan II

Tanaman cabe Tinggi (cm) Jumlah daun1 4 42 4 43 5 54 4 45 - -6 6 4

Pengamatan III

Tanaman cabe Tinggi (cm) Jumlah daun1 - -2 - -3 - -4 - -5 - -6 - -

F. Pembahasan

Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan tanaman cabai dalam persemaian berjalan dengan baik dan

pertumbuhannya lebih seragam. Hal ini ditunjukkan adanya pertambahan

Page 16: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

16

tinggi bibit dan pertambahan jumlah daun setiap selang waktu pengamatan

yang dilakukan setiap 2 minggu sekali.

Penanaman bibit di persemaian lebih dapat menekan angka kegagalan bibit

dibanding dengan penanaman bibit langsung di lapangan. Hal ini terlihat

dengan perbandingan keberhasilan dan kegagalan bibit sebesar 9 : 1.

G. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan tanaman cabai dalam persemaian berjalan dengan baik dan

pertumbuhannya lebih seragam. Hal ini dikarenakan, dalam persemaian

lebih mudah untuk mengawasi bibit cabai, dan dapat menjaga kesuburan

tanah dengan pemupukan, sehingga kegagalan bibit dapat diperkecil

dengan menggunakan persemaian, dan akan mendapatkan bibit dengan

kualitas yang lebih bermutu tinggi dan terjamin daripada yang langsung

ditanam di lapangan.

H. Daftar pustaka

http://baskara90.wordpress.com/2010/12/02/persemaian/ diunduh tanggal 1Juni 2011

http://www.wasalam.co.cc/2011/02/cara-bercocok-tanam-padi.html diunduhtanggal 1 Juni 2011

http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/jenis-jenis-persemaian.html

Anonim. 1986. Pedoman Pembuatan Persemaian Parmanan. Departeman

Kehutanan, Direktorat Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi.

Page 17: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

17

ACARA III

JARAK TANAM

Tanggal praktikum : 9 april 2011

A. Tujuan

1. Mengetahui kebutuhan ruang untuk tumbuh dan berkembng tanaman

2. Mengetahui luasan minimal yang di butuhkan tanaman agar tanaman

mampu berproduksi.

B. Dasar teori

Faktor -faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman :

a. Faktor Luar

1. Air dan mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2

akar. Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan

menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.

2. Kelembaban.

3. Suhu di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal

yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik

adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis

tumbuhan.

4. Cahaya mempengaruhi fotosintesis. Secara umum

merupakan faktor penghambat.

Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat

yang gelap.

Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap

intensitas cahaya dan panjang penyinaran.

b. Faktor Dalam

1. Faktor hereditas.

2. Hormon.

Jarak tanam juga berpengaruh dalam proses pertumbuhan, jarak tanam

yang rapat akan meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma karena

Page 18: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

18

tajuk tanaman menghambat pancaran cahaya ke permukaan lahan sehingga

pertumbuhan gulma menjadi terhambat, disamping itu juga laju evoporasi

ditekan. Namun, pada jarak tanam yang terlalu sempit mungkin tanaman

budidaya akan memberikan hasil relatif kurang karena adanya kompetisi antar

tanaman itu sendiri.oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam yang optimum

untuk memperoleh hasil yang maksimum

Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea

reptans Poir1. merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-

sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-

pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan

yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair. Ada

dua bentuk kangkung. Kangkung mempunyai daun yang licin dan berbentuk

mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar

dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun.

Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna

putih, yang menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih.

Terdapat juga jenis daun lebar dan daun tirus. Ada dua jenis penanaman

diusahakan: kering dan basah. Dalam keduanya, sejumlah besar bahan

organik (kompos) dan air diperlukan agar tanaman ini dapat tumbuh dengan

subur. Dalam penanaman kering, kangkung ditanam pada jarak 5 inci pada

batas dan ditunjang dengan kayu sangga. Kangkung dapat ditanam dari biji

benih atau keratan akar. Kangkung sering ditanam pada semaian sebelum

dipindahkan di kebun.

Daun kangkung dapat dipanen setelah 6 minggu ia ditanam. Jika

penanaman basah digunakan, potongan sepanjang 12-inci ditanam dalam

lumpur dan dibiarkan basah. Semasa kangkung tumbuh, kawasan basah

ditenggelami pada tahap 6 inci dan aliran air perlahan digunakan. Aliran air

ini kemudian dihentikan apabila tanah harus digemburkan. Panen dapat

Page 19: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

19

dilakukan 30 hari setelah penanaman. Apabila pucuk tanaman dipetik, cabang

dari tepi daun akan tumbuh lagi dan dapat dipanen setiap 7-10 hari.

Semasa berbunga, pucuk kangkung tumbuh dengan lambat, tetapi

pembajakan tanah dan panen cenderung menggalakkan lebih banyak daun

yang dihasilkan. Ada dua bentuk kangkung. Kangkung mempunyai daun

yang licin dan berbentuk mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini

memiliki batang yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang

menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan

menghasilkan bunga bewarna putih, yang menghasilkan kantung yang

mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis daun lebar dan daun tirus.

Keuntungan menggunakan jarak tanam rapat antara lain :

1. Sebagai benih yang tidak tumbuh atau tanaman muda yang mati

dapat terkompensasi, sehingga tanaman tidak terlalu jarang.

2. Permukaan tanah dapat segera tertutup sehingga pertumbuhan gulma

dapat ditekan.

3. Jumlah tanaman yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil

yang tinggi pula.

Sebaliknya jarak tanam yang terlalu rapat mempunyai beberapa kerugian

yakni :

1. Polong pertanaman menjadi sangat berkurang, sehingga hasil per

hektarnya menjadi rendah.

2. Ruas batang tumbuh lebih panjang sehingga tanaman kurang kokoh

dan mudah roboh.

3. Benih yang dibutuhkan lebih banyak.

4. Penyiangan sukar dilakukan.

Page 20: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

20

C. Bahan dan alat

1. Benih kangkung

2. Pupuk kandang

3. Garu

4. Tugal

5. Mal jarak tanam

D. Cara kerja

1. Membuat bedengan masing-masing seluas 90X90 cm sebanyak 2 buah

bedengan

2. Memberi pupuk kandang dan furadan secukupnya dan campur dengan

merata

3. Cara penanamanya adalh sebagai berikut :

Melubangi lahan dengan menggunakan tugal denagn jarak

10x10cm dan 10x15 cm(untuk membuat jarak tanam gunakan

mal jarak tanam)

Memasukkan benih kangkung tersebut kedalam lubang

sebanyak 3 buah benih setiap lubangnya, kemudian tutup

lubang itu dengan tanah.

Menyiram lahan dengan menggunakan gembor setiap hari

E. Data pengamatan

Tanaman yang digunakan pada praktikum ini adalah kangkung.

Pada tanaman kangkung jarak tanam yang diterapkan pada persemaian

pertama adalah 10 cm x 10 cm dan pada persemaian kedua adalah 10 cm x

15 cm.

Page 21: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

21

Berikut data pengamatan tanaman kangkung :

Gambar jarak tanam kangkung 10 cm x 10 cmU

O O O O O O 8 O O OO O O O O O O O O OO O O O O O O O O OO O O 6 O O O O O OO O O O O O O O O OO O O O O O O O O OO O 9 7 O O 3 10 O OO O 1 O O 5 O 2 4 OO O O O O O O O O OO O O O O O O O O O

Gambar jarak tanam kangkung 10cm x 15 cmU

O O 10 9 O O O O

O O O 8 O O O O

O O 7 O O O O O

O O 6 O O O O O

O 1 O O O 5 O O

O O O O 3 O O O

O O 2 O O O 4 O

Page 22: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

22

Tanaman Kangkung 10 X 10

Kangkung Tinggi Batang Jumlah Daun

I 21 20

II 22 13

III 28 14

IV 25 16

V 20 21

VI 25 18

VII 20 12

VIII 21 19

IX 15 11

X 15 15

BERAT KANGKUNG = 78 GRAM

Tanaman Kangkung 10 X 15

Kangkung Tinggi Batang Jumlah Daun

I 22 12

II 20 10

III 24 21

IV 23 9

V 20 20

VI 26 14

VII 25 12

VIII 24 23

IX 40 21

X 32 23

Page 23: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

23

BERAT KANGKUNG = 95,5 GRAM

F. Pembahasan

Penanaman kangkung tiap lubang diisi 3 biji benih kangkung.

Setelah benih kangkung sudah mulai tumbuh dilakukan pemupukan

menggunakan pupuk ZA sebanyak 5 gram tiap bedeng. Setelah selang waktu 1

minggu dilakukan pemupukan lagi menggunakan pupuk Phonska sebanyak 5

gram per bedeng. Namun penanaman tanaman kangkung mengalami banyak

kendala.Yang pertama tanaman terkena banjir dan mengakibatkan tanaman

rusak.Untuk itu diperlukan memperbaikinya dengan menanam benih kembali.

Setelah panen tanaman kangkung ini lebih kecil dibandingkan dengan

tanaman kelompok yang lain karena kelompok kami mengulang kembali

penanaman dari awal.

G. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penanaman kangkung dengan jarak tanam lebih longgar akan menghasilkan

berat segar yang lebih berat dibandingkan dengan menggunakan jarak tanam

yang lebih rapat. Walaupun bedengan I memiliki rata – rata tinggi kangkung

tertinggi, tetapi pertumbuhan kangkung tersebut kurang maksimal, karena

harus bersaing untuk mendapatkan cahaya matahari dan unsur hara dalam

tanaman. Berbeda dengan tanaman kangkung pada bedengan II yang dapat

tumbuh dengan maksimal, karena tidak perlu bersaing dalam mendapatkan

cahaya matahari dan unsur hara sebagai kebutuhan untuk perkembangannya

Page 24: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

24

H. Daftar pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Kangkung

Wibowo, S., 1999. Langkanya Benih, Seretnya Langkah Gema Palagung.

Trubus XXX No. 30: hal. 15.

Wuryaningsih, S. 1995. Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pemupukan

Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bunga Mawar Kultivar

Cherry Brandy. J. Hort. 5(2):100-106

http://duniatanaman.com/proses-penanaman.html. diunduh 1 Juni 2011

Page 25: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

25

ACARA IV

TRANSPLANTING

Tanggal praktikum : 9 april 2011

A. Tujuan :

Mengetahui cara pemindahan bibit ke lapangan.

B. Dasar teori

Pemindahan tanaman atau yang kita kenal dengan transplanting

merupakan hal yang sangat penting dalam teknik budidaya jenis-jenis

tanaman sayur dan buah. Adapun beberapa kegiatan seperti potting,

repotting, pricking off, balling dan setting out merupakan kegiatan yang

berkaitan dengan transplanting (pemindahan tanam). Potting merupakan

kegiatan pemindahan tanaman/bibit dari bedengan semai atau flat

pembibitan ke pot-pot yang telah disiapkan dengan tanah dan campuran

pupuk. Sementara Repotting merupakan kegiatan pemindahan tanaman

dari pot-pot/polybag yang lebih kecil ke pot-pot yang berukuran lebih

besar. Pricking off merupakan cara persemaian dengan hanya menaburkan

benih di atas bedengan semai untuk kemudian dipindah tanamkan ke

polibag maupun ke bedengan-bedengan yang tersedia. Dan terakhir setting

out merupakan tindakan pemindahan tanaman dari pot-pot, flat maupun

bedengan ke tempat penanaman di lapang.

Dalam pelaksanaan transplanting, bibit yang disemai akan mengalami

proses kerusakan terutama pada sistem perakarannya. Hal ini erat

kaitannya dengan proses absorbsi dengan transpirasi yang berlangsung

secara bersamaan dimana saat pemindahan, tanaman akan berhenti

mengabsorbsi air sementara di lain pihak proses transpirasi tetap

berlangsung. Dengan demikian akan terjadi reduksi air di dalam bibit

tanaman. Untuk mengembalikan pada keadaan awal, diperlukan adanya

daya bangun (recovery) atau daya sembuh dari tanaman-tanaman itu

Page 26: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

26

sendiri. Pada dasarnya daya recovery dari tanaman-tanaman sayur dan

buah yang herbaceous (berbatang lunak) tergantung dari :

(a) ukuran dan umur tanaman (size and age of plant),

(b) jenis tanaman dan

(c) perlakuan pada waktu pemindahan.

Pada saat transplanting dilakukan, umur tanaman berbanding terbalik

dengan jumlah akar rambut yang tertinggal. Artinya semakin panjang

umur tanaman, akan mengakibatkan lebih sedikitnya akar rambut yang

tertinggal. Hal ini tentunya berhubungan dengan kemampuan tanaman

tersebut dalam mengadakan absorbsi air dan unsur hara. Pada umumnya

tanaman/bibit sudah dapat dipindahkan setelah terlihat pemunculan daun

sebenarnya (true leaves) sebanyak 2–3 helai. Ukuran dan umur tanaman

juga berhubungan langsung dengan makin luasnya permukaan daun

(transpirasi). Berdasarkan kenyataan tersebut, banyak pengusaha sayuran

dan tanaman hias mengadakan pemindahan tanaman saat tanaman tersebut

masih kecil.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam transplanting adalah:

1. Harus ada kendaraan khusus untuk mengangkut top soil

2. Tenaga kerja yang digunakan harus maksimal

3. Kondisi areal lahan yang kondusif

4. Iklim yang kondusif

5. Kontrol pekerjaan yang maksimal

Tanaman Terong atau Solanum melongena L. Tanaman terong dapat

hidup pada semua jenis tanah, tetapi keadaan tanah yang paling cocok

adalah tanah jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan

drainasenya baik. PH tanah berkisar antara 5-6, sedangkan tanah yang

bereaksi asam (pH < 5) dan perlu dilakukan pengapuran. Tanaman terong

kurang baik dibudidayakan didaerah yang memiliki tanah berstruktur

padat sehingga air tidak mudah meresap ke dalam tanah dan menyebabkan

tanah menjdi becek dan tanaman peka terhadap serangan penyakit layu,

Page 27: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

27

bakteri, dengan intensif penyiraman yang cukup akan mempercepat proses

pembungaan dan pembuahan. Bila tanaman kurang sinar matahari, maka

akan terlihat pertambahan yang kurang baik. Ada dua jenis menia tanam,

yaitu;

a. Media tanam organik

b. media tanam anorganik

Media tanam organik adalah Media tanam yang termasuk dalam kategori

bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup

Karena yang peneliti gunakan adalah media tanam organik, maka peneliti

akan membahasnya.

a. Tanah sebagai media tanam, tanah menyediakan faktor-faktor utama

untuk pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara, air, dan udara dengan

fungsinya sebagai media tunjangan mekanik akar dan suhu tanah.

Semua faktor tersebut haruslah seimbang agar pertumbahan tanaman

baik dan berkelanjutan.

b. Arang sekam atau arang sekam adalah sekam / kulit padi yang dibakar

dengan teknik sedemikian rupa, sehingga menghailkan sekam yang

menjadi arang. Sekam bakar yang baik adalah sekam yang sudah

terbakar, tetapi tidak terlalu hancur. Sifat sekam bakar yang porous dan

mampu menyimpan air,

Sekam bakar juga mampu “memegang” tanaman dengan baik. Relatif

mudah ditemui, serta harga juga relative lebih murah. Kelemahan

sekam bakar adalah, relatif lebih mudah lapuk jika dibandingkan.

c. Pasir, sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses

pengangkatan bibit tanaman. Sementara bobot pasir yang cukup berat

Page 28: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

28

akan mempermudah tegaknya tanaman. Selain itu, keunggulan media

tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat

meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang

dan pasir bangunan merupakan jenis pasir yang sering digunakan

sebagai media tanam.

Transplanting adalah cara pemindahan bibit ke lapangan. Dalam

praktikum transplanting ini tanaman yang digunakan adalah terong.

Pemindahan bibit terong ke persemaian dimulai pada praktikum minggu

kedua, pengukuran tinggi batang dan jumlah daun dimulai pada minggu

ketiga praktikum. Agar terhindar dari serangan uret, maka sebelum

menanamkan bibit ke persemaian ada baiknya memberikan furadan

secukupnya pada lubang.

C. Bahan dan alat.

1. Bibit sayuran

2. Pupuk kandang

3. Furadan

4. Pacul

D. Cara kerja

1. Menyiapkan lahan bedengan untuk peneneman bibit

2. Menuyampurkan pupuk organik kompos sebagai pupuk dasar dan

furadan

3. Membuat lubang dan tanam bibit sayuran

4. Menyiram lahan sampai basah

5. Setiap hari dilakukan penyiraman

6. Untuk memacu pertumbuhan dapat di berikan pupuk organik cair

Page 29: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

29

E. Data pengamatan

Jarak tanam satu dengan yang lain yaitu 50 cm, dan jarak tanaman dari tepi

20 cm. Panjang lahan 240 cm, lebar lahan 40 cm.

Gambar Tanaman Terong Pupuk Ponska dan ZA

Gambar Tanaman Terong Pupuk Daun

Tanaman Terong Pupuk Ponska dan ZA

Tabel Pengamatan Tanggal 7 Mei 2011

Tanaman Tinggi Tanaman Jumlah Daun

I 7 5

II 8 5

III 8 5

IV 9 5

V 11 6

Tabel Pengamatan Tanggal 14 Mei 2011

Page 30: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

30

Tanaman Tinggi Tanaman Jumlah Daun

I 22 6

II 18 8

III - -

IV 15 6

V 16 7

Tanaman Terong Pupuk Daun

Tabel Pengamatan Tanggal 7 Mei 2011

Tanaman Tinggi Tanaman Jumlah Daun

I 12 4

II 12 7

III 7 5

IV 10 5

V 13 4

Taberl Pengamatan Tanggal 14 Mei 2011

Tanaman Tinggi Tanaman Jumlah Daun

I 16 4

II 16 5

III 15 5

IV 14 4

V 12 4

Page 31: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

31

F. Pembahasan

Pemindahan bibit ke bedengan dilakukan dengan hati – hati. Jangan

sampai melukai atau bahkan merusak akar tanaman yang dapat

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Setelah

dipindahkan ke bedengan I, tanaman ke 1 sampai 5 diberikan pupuk 15

gram phonska dengan cara ditaburkan disekeliling tanaman. Sedangkan

pada bedengan II, tanaman ke 6 sampai 10 diberikan pupuk dengan cara

disemprotkan pada daun tanaman.

Pada pengamatan pertama yang dilakukan didapatkan rata – rata tinggi

tanaman terong 10,1 cm dan rata – rata banyak daun 5,8 buah. Dan hasil

pengamatan kedua didapatkan rata – rata tinggi tanaman terong 11,875 cm

dan rata – rata banyak daun 8,5 buah.

Dari hasil pengamatan diatas, terjadi selisih rata – rata tinggi tanaman

dan rata – rata jumlah daun yang cukup besar. Pertumbuhan tanaman

terong lebih baik dan maksimal setelah dipindahkan ke bedengan

dibanding dengan pada saat sebelum dipindahkan dari persemaian.

Pada kasus tanaman terong yang mati, kemungkinan disebabkan oleh

cuaca yang kurang kondusif sehingga tanaman mati. Dan juga mungkin

juga karena kerusakan akar pada saat pemindahan, sehingga menyebabkan

pertumbuhan tanaman terganggun dan bahkan mati.

G. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan

bahwa pertumbuhan tanaman terong lebih baik dan maksimal setelah

dipindahkan ke bedengan dibanding dengan pada saat sebelum

dipindahkan dari persemaian. Karena terjadi selisih rata – rata tinggi

tanaman dan rata – rata jumlah daun yang cukup besar antara pengamatan

pertama dan pengamatan kedua.

Page 32: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

32

H. Daftar pustaka

http://tchpiagro.blogspot.com/2011/02/transplanting-bibit-pre-nursery-ke-main.html diunduh tanggal 1 Juni 2011

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18900/4/Chapter%20II.pdf diunduh tanggal 1 Juni 2011

http://akiuniya.wordpress.com/2011/01/17/lap-pertumbuhan/

http://www.anneahira.com/budidaya-tanaman-terong.htm

http://tchpiagro.blogspot.com/

http://www.google.co.id

Page 33: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

33

ACARA V

PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Tanggal praktikum : 16 april 2011

A. Tujuan

Mengetahui intensitas cahaya

B. Dasar teori

Pengukur cahaya atau lightmeter adalah sebuah alat untuk

mengukur intensitas cahaya.

Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan,

tanpa adanya cahaya matahari kehidupan tidak akan ada (Pearse, 1939 set

Wilsie,1962).

Bagi pertumbuhan tanaman ternyata pengaruh cahaya selain ditentukan

oleh kualitasnya ternyata ditentukan intensitasnya (Hari Suseno, 1976).

Intensitas cahaya berpengaruh nyata terhadap sifat morfologi tanaman.

Tanaman yang mendapatkan cahaya matahari dengan intensitas yang

tinggi menyebabkan lilit batang tumbuh lebih cepat, susunan pembuluh

kayu lebih sempurna, internodianya lebih pendek, daun lebih tebal, tetapi

ukurannya lebih kecil dibanding dengan tanaman yang terlindung (Wilsie,

1962). Tanaman yang kurang mendapatkan cahaya matahari akan

mempunyai akar yang pendek.

Proses fotosintesis, cahaya berpengaruh melalui intensitas, kualitas

dan lamanya penyinaran, tetapi yang terpenting adalah intensitasnya.

Sehubungan dengan laju fotosisntesi, intensitas cahaya yang semakin

tinggi (naik) mengakibatkan lalu fotosisntesis semakin tidak bertambah

lagi walaupun intensitas cahaya terus bertambah. Batas ini disebut titik

saturasi cahaya atau titik jenuh cahaya (ligh saturation point). Pada

keadaan ini cahaya bukan sebagai sumber energi maupun sebagai bentuk

perusak..

Page 34: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

34

Intensitas cahaya yang tinggi mengakibatkan temperatur daun meningkat,

sebagai akibat menutupnya stomata, sehingga sebagaian klorofil menjadi

pecah dan rusak (fotodestruktif). Sedangkan pada intensitas cahaya yang

semakin menurun sampai batas tertentu jumlah O2 yang dikeluarkan oleh

proses fotosintesis sama dengan jumlah O2 yang diperlukan oleh proses

respirasi. Batas ini disebut titik kompensasi cahaya (light compensation

point).

Dan secara garis besar dibedakan kreteria penyinaran cahaya

matahari kedalam empat kelompok, yaitu :

1. Sinar kuat, berarti sinar matahari penuh atau 100 % tidak ada

penghalang / peneduh, ini ada di daerah tropis.

2. Agak teduh, intensitas sinar matahari 50 – 100 %. Adanya

peneduh, kalau berupa tirai adalah masih ada antara untuk

masuknya cahaya yang cukup. Peneduh yang berupa pohon

biasanya pohon yang mempunyai daun majemuk yang tips

seperti : Flamboyan, sengon, petai, petai cina, asam, pinus dan

lain-lain.

3. Setengah teduh, intensitas cahaya yang menjadikan keadaan

setengah teduh menggambarkan kondisi cahaya matahari yang

masuk sebesar 50 %. Biasanya digunakan tirai kain, plastik

bening disemprot cat putih susu, dapat pula dipakai tirai bambu.

4. Teduh sekali, suatu keadaan dimana sinar matahari tidak

diterima langsung oleh tanaman, tetapi sinar diperoleh dari

difrasi/pemancaran diffuse. Disini intesitas

cahaya matahari besarnya kurang dari 5 %.

Berdasarkan ekologinya terhadap penerimmaan cahaya, tanaman

diklasifikasikan sebagai berikut ini :

1. Heliofit, yaitu tanaman yang tumbuh baik jika kena cahaya

matahari penuh.

Page 35: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

35

2. Skiofit, yaitu tanaman yang tumbuh baik di intensitas cahaya

yang lebih rendah.

Tanaman yang kurang mendapatkan cahaya matahari akan

mempunyai akar yang pendek, hal ini diperkuat oleh pendapat Shirley sit

Wilsie (1962) bahwa cahaya matahari penuh menghasilkan akar lebih

panjang dan lebih bercabang.

Untuk mengukur intensitas cahaya, dapat menggunakan alat

pengukur cahaya atau lightmeter.

C. Bahan dan alat

1. Tanaman sorgum,terong,jagung.

2. Alat pengukur intensitas cahaya (light meter)

D. Cara kerja

1. Mengukur intensitas cahaya pada tanaman sorgum

2. Mengukur bagian di atas kanopi dan bawah kanopi daun

3. Mencatat intensitasnya, buat 5 sampeluntuk masing-masing jenis

tanaman

E. Data pengamatan

Tanaman yang digunakan dalam pengukuran intensitas cahaya adalah

tanaman sorgum. Untuk pengukuran pertama dilakukan di bagian atas

daun yang letaknya paling tinggi. Dan untuk pengukuran yang kedua

dilakukan pada bagian bawah daun yang letaknya paling rendah.

Page 36: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

36

Tabel Pengukuran Intensitas Cahaya pada Tanaman

Sampel tanaman Atas kanopi ( lux ) Bawah kanopi ( lux )

Jagung 770 x 100 = 77000 500 x 100 = 50000

Sorgum 760 x 100 = 76000 500 x 100 = 50000

Terong 630 x 100 = 63000 530 x 10 = 5300

F. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data intensitas cahaya pada

tanaman sorgum dan tanaman terong. Besarnya intensitas cahaya diatas

kanopi daun sorgum lebih besar dibanding dengan besarnya intensitas

cahaya diatas kanopi daun pada tanaman terong. Hal ini juga terjadi pada

bagian bawah kanopi daun. Tanaman sorgum memiliki intensitas cahaya

dibawah kanopi daun lebih besar daripada besar intensitas cahaya dibawah

kanopi daun tanaman terong.

Bagi pertumbuhan tanaman ternyata pengaruh cahaya selain

ditentukan oleh kualitasnya ternyata juga ditentukan oleh intensitasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa intensitas cahaya berpengaruh nyata terhadap

sifat morfologi tanaman. Tanaman sorgum yang mendapatkan cahaya

matahari dengan intensitas yang tinggi daripada tanaman terong,

menyebabkan daun lebih tebal, tetapi ukurannya lebih kecil dibanding

dengan daun tanaman terong.

Intensitas cahaya yang diterima tanaman berbeda satu dengan lainnya.

Banyak sedikitnya tergantung dengan kebutuhan tanaman itu sendiri.

Page 37: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

37

G. Kesimpulan

Dari data hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan

bahwa intensitas cahaya yang diterima tanaman berbeda satu dengan

lainnya. Banyak sedikitnya intensitas cahaya yang diterima tergantung

dengan kebutuhan tanaman itu sendiri.

H. Daftar pustaka

http://prabowogetto.blogspot.com/2010/02/laporan-pengaruh-cahaya-

matahari.htmlid.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis – diunduh tanggal 1

Juni 2011

http://harikuyangcerah.blogspot.com/2008/12/bab-i-pendahuluan-1.html

diunduh tanggal 1 Juni 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukur_cahaya

http://nusaanggrek.blogspot.com/

Page 38: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

38

ACARA VI

APLIKASI PEMUPUKAN

Tanggal praktikum : 16 april 2011

A. Tujuan

1. Mengetahui jenis-jenis pupuk

2. Mengetahui cara memupuk tanaman

B. Dasar teori

Pupuk adalah zat yang ditambahkan secara langsung atau tidak

langsung kedalam media tanam atau tanaman guna mencukupi kebutuhan

hara yang tidak bisa dipenuhi oleh tanah tempat tumbuhnya, sehingga

mampu berproduksi dengan baik. Dilihat dari kandungannya, pupuk

tunggal adalah ketika hanya mengandung satu unsur hara, dan memiliki

lebih dari satu unsur hara hingga 13 unsur hara esensial. Unsur hara

esensial adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk

pertumbuhannya. Sedangkan unsur hara adalah unsur kimia yang terdapat

di dalam tubuh tanaman.

Unsur hara sendiri dibedakan menjadi :

1. Unsur hara esensial

Adalah unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

Unsur hara esensial dibagi menjadi :

1. Unsur hara makro

Terdiri dari 9 unsur, yaitu C, H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg.

2. Unsur hara mikro

Terdiri dari 7 unsur, yaitu Fe, B, Zn, Cu, Mo, Mn, dan Cl.

2. Unsur hara non-esensial

Adalah unsur hara yang tidak diperlukan untuk pertumbuhan

tanaman.

Ketersediaan unsur hara esensial secara maksimal bagi tanaman

umumnya pH 5,5 – 6,5.

Page 39: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

39

Fungsi unsur hara secara umum :

1. Membentuk protoplasma, dan dinding sel.

2. Mempengaruhi tekanan osmotik sel tanaman.

3. Mempengaruhi kemasaman cairan sel yang berfungsi sebagai

buffer.

4. Mempengaruhi permeabilitas membran sitoplasma.

Efektivitas pemupukan di pengaruhi oleh :

1. Pemilihan jenis pupuk.

2. Pemakaian dosis yang sesuai kebutuhan tanaman.

3. Cara penempatan pupuk.

Cara aplikasi pupuk dibagi menjadi :

1. Larikan.

2. Penebaran merata.

3. Pupuk terlebih dahulu (saat penanaman).

4. Penugalan.

5. Fertigasi (dilarutkan ke air lalu disemprotkan).

Cara aplikasi atau penempatan pupuk harus mempertimbangkan

faktor – faktor berikut :

1. Tanaman yang akan di pupuk

Nilai ekonomis tanaman.

Umur tanaman.

Tipe perakaran.

Jarak tanam dan karakter tajuk.

2. Jenis pupuk yang digunakan

Mobilitas unsur hara di tanah (pupuk kalium dan nitrogen

mudah bergerak dari tempat asal penebaran).

Sifat pupuk (indeks garam, butiran pupuk).

3. Dosis pupuk

4. Faktor lain

Keadaan air tanah (percuma jika pada tanah kering dilakukan

proses pemupukan).

Page 40: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

40

Peningkatan produksi pertanian dapat dicapai melalui

pendekatan yang tepat antara lain dengan menerapkan

teknologi pemupukan berimbang spesifik lokasi.

C. Bahan dan alat

1. Pupuk urea,TSP,KCL,puupk organik.

2. Timbangan analitik.

3. Plastik.

4. Gelas ukur

D. Cara kerja

1. Mendiskripsikan jenis-jenis pupuk yang tersedia

2. Menimbang pupuk urea untuk budidaya kangkung sebanyak 5 gram

3. Menimbang pupuk organic untuk budidaya kangkung sdbanyak 5 gram

4. Mengaplikasikan pupuk yang telah di timbang untuk tanaman

kangkung dengan cara di buat larikan antar baris tanaman kemudian di

tutup kembali

E. Data pengamatan

Pada praktikum aplikasi pemupukan pupuk yang digunakan pada

tanaman adalah pupuk kandang, pupuk ZA, pupuk ponska dan pupuk

semprot. Pemberian pupuk dilakukan 3x dari awal penanaman sampai dengan

panen.

Pemupukan pertama menggunakan pupuk kandang.

Aplikasi : Pupuk kandang yang telah disiapkan dicampurkan dengan tanah.

Ini dilakukan pada saat membuat persemaian. Pupuk kandang dengan tanah

diberikan sebanyak 1:1. Kemudian dicampur rata.

Pemupukan kedua dan ketiga menggunakan pupuk ZA dan Ponska.

Page 41: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

41

Aplikasi : Pemupukan dilakukan pada saat tanaman sudah tumbuh.

Pemberian pupuk tidak langsung tepat pada tanaman , namun diberikan di

sekitar tanaman dengan cara membuat larikan di antara tanaman

F. Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data pada

bedengan I dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm, memiliki rata - rata tinggi

kangkung 30,58 cm dan rata - rata jumlah daun 31,1 buah. Sedangkan pada

bedengan II dengan jarak tanam 10 cm x 15 cm diperoleh data rata - rata

tinggi kangkung 25,26 cm dan rata - rata jumlah daun 30,8 buah.

Pada masing – masing bedengan telah diberikan pupuk phonska

sebanyak 15 gr / bedengan. Cara pemupukan dengan cara larikan untuk kedua

bedengan.

Penggunaan pupuk terlihat lebih efektif pada bedengan 1 dengan jarak

tanam 10 cm x 10 cm. Karena dengan jarak tanam yang lebih rapat daripada

bedengan II pemupukan / unsur hara yang terbuang atau meresap jauh ke

dalam tanah lebih sedikit. Sehingga memberikan data rata – rata tinggi

tanaman yang lebih tinggi dari bedengan II.

G. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

penggunaan pupuk lebih efektif dengan jarak tanam yang lebih rapat, karena

unsur hara yang hilang / meresap jauh kedalam tanah lebih sedikit dibanding

dengan bedengan yang menggunakan jarak tanam lebih renggang.

Maksud atau tujuan pemberian pupuk itu sendiri adalah agar dapat

menambah pertumbuhan dan perkembangan bagian – bagian tanaman, yaitu

antara lain, batang dan daun. Pengaplikasian pupuk juga mempunyai fungsi

tersendiri terhadap tanaman, baik yang diberikan langsung pada tanaman,

ataupun yang diberikan pada tanah sebagai media tanamnya. Untuk setiap

bagian tanaman terdapat pupuk tersendiri yang sesuai dengan karakter masing

Page 42: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

42

– masing. Pemberian pupuk juga dapat memperkecil hilangnya unsur hara

baik karena terlambat / terikat oleh zarah tanah, maka pemberian pupuk

sebaiknya tidak seluruh dosis diberikan sekaligus. Pemberian pupuk organik

bukan hanya berfungsi menambah hara saja, namun dapat memperbaiki sifat

fisik tanah.

H. Daftar pustaka

dimasadityaperdana.blogspot.com/.../budidaya-kangkung.html

diunduh tanggal 1 Juni 2011

http://www.pemupukan.info/ diunduh tanggal 1 Juni 2011

http://jabritanah.wordpress.com/2009/04/08/pupuk-organik/

diunduh tanggal 1 Juni 2011

http://luki2blog.wordpress.com/2008/05/10/apa-itu-pupuk-anorganik-apa-itu-

pupuk-organik-apa-itu-pupuk-berimbang/

diunduh tanggal 1 Juni 2011

http://pusri.wordpress.com/2007/10/02/konsep-pemupukan-berimbang

http://www.kencanaonline.com/online/index.php?cPath=43&sort=2a&langua

ge=ID

Prihmantoro, Heru. 2001. Memupuk Tanaman Sayur. PT. Penebar Swadaya,

Jakarta

Page 43: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

43

ACARA VII

PENGUKURAN LUAS DAUN

Tanggal praktikum : 16 april

A. Tujuan

Mengetahui cara-cara pengukuran luas daun

B. Dasar teori

Peningkatan luas daun berhubungan erat dengan peningkatan tinggi

tanaman dan bobot bahan kering. Disamping itu, indeks luas daun makin

meningkat sehingga makin banyak daun yang terlindungi dan dengan

demikian, pada akhir pertumbuhan Laju Tumbuh Tanaman Rata - Rata

(LTT) lebih cepat menurun. Menurut Wareing dan Cooper (1971), LTT

maksimum diperoleh pada saat daun berkembang penuh sehingga dapat

mengkonversi radiasi matahari dan hara secara maksimal untuk

menghasilkan bahan kering yang potensial.

Pentingnya mengetahui luas daun suatu tumbuhan adalah untuk

mengetahui Laju Asimilasi Bersih Rata – Rata (LAB) sepuluh harian

didefinisikan sebagai rata - rata peningkatan bobot kering tanaman per

satuan luas daun per satuan waktu dalm periode sepuluh harian (Gardner et

al., 1991). LAB merupakan ukuran rata - rata fotosintesis daun dalam

suatu komunitas tanaman untuk menghasilkan bahan kering. Pola

perkembangan LAB sepuluh harian selama lima periode 10-harian periode

tumbuh tanaman rami dengan masukan raw mix semen bervariasi dosis

pada setiap taraf konsentrasi M-Bio berupa kurva kuadratik.

Perkembangan LAB semakin menurun dengan bertambahnya umur,

namun kurva - kurva tersebut tidak selalu sejajar atau berimpit, terutama

jika disertai dengan masukan M-Bio. Hal ini disebabkan oleh kecepatan

pertambahan luas daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan

pertambahan bobot kering. Meningkatnya luas daun yang seiring dengan

Page 44: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

44

bertambahnya umur tanaman tidak meningkatkan fotosintesis. Hal itu

diduga terjadi karena daun - daun tidak efisien dalam melakukan

fotosintesis karena daun saling menaungi. Ternaungi daun pada bagian

bawah menyebabkan produk total fotosintat lebih sedikit dibandingkan

dengan luas daun.

LAB paling tinggi nilainya pada saat tanaman masih kecil dan

sebagian besar daunnya terkena sinar matahari langsung. Dengan

tumbuhnya tanaman dan dengan meningkatnya ILD, makin banyak daun

yang terlindungi menyebabkan penurunan LAB sepanjang masa

pertumbuhan selanjutnya. Stoskopf (1981) menginformasikan bahwa

penuaan daun menyebabkan rendahnya LAB karena berkurangnya laju

fotosintesis, sedangkan respirasi tetap berlangsung.

C. Bahan dan alat

1. Bahan daun kacang tanah, jagung ke tela pohon

2. Timbangan anlalitis

3. Penggaris

4. Kertas millimeter

5. Gunting

6. pensil

D. Cara kerja

1. Penentuan luas daun bedasarkan berat kertas

Untuk masing-masing daun dilakukan hal-hal berikut

a) Menggambar bentuk daun yang akan di cari luasnya pada

kertas millimeter

b) Memotong gambar daun tersebut diatas sesuai dengan bentuk

daunnya

c) Menimbang gambar daun tersebut dan mencatatnya (Ag)

d) Memotong kertas millimeter dengan ukuran 10x10

cmkemudian di timbang(missal B g)

e) Menghitung luas daun yang akan di ukur dengan rumus :

Page 45: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

45

LUAS DAUN=A/Bx100cm2

2. Penentuan luas daun berdasarkan lusan pada kertas mili meter

Untuk masing-masing daun di lakukan hal berikut :

a) Menggambar bentuk daun yang akan di cari luasnya pada

kertas millimeter

b) Memotong gambar daun tersebut di atas sesuai dengan bentuk

daunnya

c) Hitunglah luasan kotak millimeter dengan mengelmpokkkan

sesuai dengan besar kotak (1 cm2) yaitu 80%-100%;60%-

80%;40%-60%;20%-40%dan <20%

d) Luas daun berdasar jumlah persentase masing-masing tersebut

kemudian di hitung,misalnya sebagai berikut :

80-100% = 3 buah--300%

60-80% = 4 buah--240%

40-60% = 6 buah--360%

20-40% = 5 buah--200%

<20% = 5 buah--100%

------------ +

1200%

Jadi luas daun bersangkutan = 1200% x 1 cm =12 cm2

Pengamatan data luas daun di buat table.

E. Data pengamatan

Pada pengukuran luas daun, daun yang digunakan adalah daun Ketela

Pohon, daun Kacang dan daun Koro Pedang masing-masing sebanyak 3

lembar. Dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menimbang berat kertas

dan berdasarkan pada luasan kertas millimeter.

Page 46: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

46

Tabel Pengukuran Berat Kertas

Tanaman Berat Kertas I

(gram)

Berat Kertas II

(gram)

Berat Kertas

III (gram)

Ketela 0,76 0,74 0,54

Kacang 0,35 0,34 0,30

Koro

Pedang

0,47 0,39 0,40

Rumus Pengukuran Luas Daun

Luas Daun = A/B x 100cm2

Keterangan

A = Berat daun

B = Berat Kertas Milimeter (10 cm x 10 cm)

Perhitungan Luas Daun Berdasarkan Rumus

Daun Koro Pedang I : 0,44 g / 1 x 100 cm2 = 44 cm2

Daun Koro Pedang II : 0,39 g / 1 x 100 cm2 = 39 cm2

Daun Koro Pedang III : 0,40 g / 1 x 100 cm2 = 40 cm2

Daun Kacang Panjang I : 0,35 g /1 x 100 cm2 = 35 cm2

Daun Kacang Panjang II : 0,34 g /1 x 100 cm2= 34 cm2

Daun Kacang Panjang III : 0,30 g /1 x 100 cm2 = 30 cm2

Daun Ketela I : 0,76 g /1 x 100 cm2 = 76 cm2

Daun Ketela II : 0,74 g /1 x 100 cm2 =74 cm2

Daun Ketela III : 0,54 g /1 x 100 cm2 = 54 cm2

Page 47: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

47

Perhitungan Luas Daun Berdasarkan Luasan pada Kertas

Milimeter

- Luas daun ketela I adalah 20700% x 1cm = 207 cm2

- Luas daun ketela II adalah 18600% x 1cm = 186 cm2

- Luas daun ketela III adalah 11900% x 1cm = 119 cm2

- Luas daun ketela I adalah 9300% x 1cm = 93 cm2

- Luas daun ketela II adalah 8000% x 1cm = 80 cm2

Daun Ketela I

100 - 80 = 108 = 10800%

80 – 60 = 15 = 1500%

60 – 40 = 38 = 3800%

40 – 20 = 15 = 1500%

>20 = 31 = 3100% +

20700%

Daun Ketela II

100 – 80 = 92 = 9200%

80 – 60 = 16= 1600%

60 -40 = 24 = 2400%

40 -20 = 22 = 2200%

>20 = 32 = 3200% +

18600%

Daun Ketela III

100 – 80 = 65 = 6500%

80 – 60 = 12 = 1200%

60 -40 = 14 = 1400%

40 -20 = 10 = 1000%

>20 = 18 =1800% +

11900%

Daun KoroPedang I

100 - 80 = 70 = 7000%

80 – 60 = 5 = 500%

60 – 40 = 5 = 500%

40 – 20 = 6 = 600%

>20 = 7 = 700%+

9300%

Daun Koro P.II

100 – 80 = 59 = 5900%

80 – 60 = 4 = 400%

60 -40 = 6 = 600%

40 -20 = 5 = 500%

>20 = 6 = 600% +

8000%

Daun Koro P. III

100 – 80 = 61 = 6100%

80 – 60 = 7 = 700%

60 -40 = 2 = 200%

40 -20 = 9 = 900%

>20 = 11 = 1100%+

9000%

Page 48: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

48

- Luas daun ketela III adalah 9000% x 1cm = 90 cm2

- Luas daun ketela I adalah 8300% x 1cm = 83 cm2

- Luas daun ketela II adalah 7700% x 1cm = 77 cm2

- Luas daun ketela III adalah 7400% x 1cm = 74 cm2

F. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan diatas, terlihat bahwa daun singkong

memiliki luas daun paling kecil dibandingkan dengan daun kacang

panjang dan kacang koro. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan

kebutuhan dan kegiatan tanaman itu sendiri. Perbedaan kebutuhan tersebut

juga akan terlihat berbeda pada morfologi tanaman tersebut. Daun sebagai

tempat fotosintesis yang merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap

tumbuhan. Luas daun berhubungan erat pula dengan peningkatan tinggi

tanaman dan bobot bahan kering.

Luas daun juga dipengaruhi oleh faktor – faktor dari luar dan dalam

tubuh tanaman tersebut. Seperti jenis tanaman, ketersediaan unsur hara,

ketersediaan air, ketersediaan cahaya matahari, dan lain – lain. Hal

Daun Kacang P. I

100 - 80 = 59 = 5900%

80 – 60 = 4 = 400%

60 – 40 = 8 = 800%

40 – 20 = 4 = 400%

>20 = 8 = 800% +

8300%

Daun Kacang P. II

100 – 80 = 56 = 5600%

80 – 60 = 5 = 500%

60 -40 = 4 = 400%

40 -20 = 4 = 400%

>20 = 8 = 800%+

7700%

Daun Kacang P. III

100 – 80 = 54 = 5400%

80 – 60 = 5 = 500%

60 -40 = 5 = 500%

40 -20 = 6 = 600%

>20 = 4 = 400%+

7400%

Page 49: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

49

tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, dan juga akan berpengaruh terhadap luas daun tanaman.

G. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat

disimpulkan bahwa daun singkong memiliki luas daun paling kecil

dibandingkan dengan daun kacang panjang dan kacang koro. Hal ini

terjadi karena terdapat perbedaan kebutuhan dan kegiatan tanaman itu

sendiri. Perbedaan kebutuhan tersebut juga akan terlihat berbeda pada

morfologi tanaman tersebut. Daun sebagai tempat fotosintesis yang

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tumbuhan. Luas daun

berhubungan erat pula dengan peningkatan tinggi tanaman dan bobot

bahan kering.

Luas daun juga dipengaruhi oleh faktor – faktor dari luar dan dalam

tubuh tanaman tersebut. Seperti jenis tanaman, ketersediaan unsur hara,

ketersediaan air, ketersediaan cahaya matahari, dan lain – lain. Hal

tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, dan juga akan berpengaruh terhadap luas daun tanaman.

H. Daftar pustaka

wiqk.wordpress.com/.../beberapa-metode-yang-digunakan-untuk-

mengukur-luas-daun/ diunduh tanggal 1 Juni 2011

cara-apapun.blogspot.com/2011/.../cara-mengukur-luas-daun.html –

diunduh tanggal 1 Juni 2011

http://www.bppt.go.id

http://www.google.co.id

http://www.bigcassava.com

Page 50: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

50

LAMPIRAN

Terong jagung

Kangkung Ubi Kayu

Puring kacang koro pedang

Page 51: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

51

PUPUK NPK

PUPUK PHONSKA

PUPUK ZA

Page 52: Perbanyakan Tan.secara Vegetatif

52

PUPUK KCL

PUPUK ORGANIK

PUPUK PPC