teknik perbanyakan klonal benih jerukditbenih.hortikultura.pertanian.go.id/sopbenih/...teknik...

2
TEKNIK PERBANYAKAN KLONAL BENIH JERUK I. PENDAHULUAN Jeruk merupakan buah yang disukai hampir seluruh lapisan masyarakat. Tanaman ini tersebar diseluruh wilayah Indonesia dengan varietas dan kualitas yang bermacam-macam. Salah satu faktor penting keberhasilan dalam mengusahakan kebun jeruk dengan skala komersial adalah penggunaan benihnya. Benih jeruk yang baik dan bermutu adalah benih jeruk yang varietasnya jelas, serta benih berasal dari pohon induk yang telah dilepas Menteri Pertanian dan diproduksi dengan sistem klonal yaitu melalui Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT). Kenyataan dilapangan menunjukkan sebagian besar penangkar masih menggunakan mata tempel yang tidak jelas asal usulnya dan tidak ditanam di dalam screen house sehingga benih yang dihasilkan belum bisa disertifikasi dan mutunya belum terjamin bebas penyakit. Sesuai dengan kebijakan Direktorat Jenderal Hortikultura untuk mengembangkan Jeruk Keprok Nasional dalam upaya menekan impor, maka perlu didukung dengan ketersediaan benih jeruk bebas penyakit sesuai kebutuhan. Untuk dapat menyediakan benih jeruk bermutu maka diperlukan pedoman teknis yang bisa dijadikan acuan bagi petugas/penangkar dalam memproduksi benih bersertifikat. II. PERBANYAKAN SISTEM KLONAL JERUK DAN MANFAATNYA Perbanyakan sistem klonal adalah perbanyakan benih dengan cara vegetatif yang berasal dari 1 (satu) pohon induk yaitu Pohon Induk Tunggal (PIT) yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian dan dilaksanakan secara bertahap melalui Blok Fondasi (BF), Blok Penggandaan Mata Tempel dan Blok Perbanyakan Benih (BPB); Pohon Induk Tunggal (PIT) adalah satu pohon induk yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dan telah Pertanaman jeruk yang merupakan benih sumber di BF dan BPMT harus berada di dalam screen house, untuk menghindari penyakit tular vektor. Karena pertanaman jeruk rentan terhadap hama dan penyakit; Batang bawah yang digunakan untuk tanaman di BF dan BPMT berasal dari biji varietas JC atau RL atau varietas untuk batang bawah yang sudah di lepas Menteri Pertanian. Khusus untuk membuat benih sumber BF maupun BPMT, batang bawah harus disemai didalam screen house. Manfaat Perbanyakan Sistem Klonal Menghasilkan benih jeruk bermutu yang jelas asal usul varietasnya, dalam jumlah dan waktu sesuai kebutuhan; Menyediakan benih jeruk bermutu bagi kegiatan pengembangan kawasan jeruk, usaha tani marginal, pekarangan dan lain-lain; III. BLOK FONDASI, BLOK PENGGAN-DAAN MATA TEMPEL, DAN BLOK PERBANYAKAN BENIH Perbanyakan benih jeruk sistem klonal dilaksanakan secara bertahap melalui Blok Fondasi, Blok Penggandaan Mata Tempel, dan Blok Perrbanyakan Benih yaitu : 1. BLOK FONDASI (BF) Merupakan lahan pertanaman di dalam Screen House (SH) untuk benih sumber jeruk yang berasal dari keturunan pertama dari Pohon Induk yang dilepas oleh Menteri Pertanian; BF dapat ditanami lebih dari satu jenis dan lebih dari satu varietas, dan ditanam di dalam pot besar; Budidaya tanaman pada BF disesuaikan dengan rekomendasi sehingga pertanaman dalam BF akanmenghasilkan mata tempel/entres yang optimal; Pertanaman jeruk di BF setiap tahun harus di indeksing untuk mengetahui bahwa tanaman tersebut masih tetap bersih dari serangan tular vektor; vektor Lokasi BF jeruk harus terisolasi dan berjarak minimal 5 km dari areal pertanaman tanaman yang terinfeksi penyakit tular vektor seperti CVPD, Tristeza dan Vein Enation/Woody gall; Kebenaran varietas yang ditanam dalam BF ditunjukkan atas dasar label yang dikeluarkan oleh BPSBTPH setempat, dengan warna label putih; Mata tempel/entres yang dihasilkan dari BF diberi label warna putih, dengan kode sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. BLOK PENGGANDAAN MATA TEMPEL (BPMT) Merupakan lahan pertanaman di dalam Screen House (SH) untuk benih jeruk yang mata tempel/ entresnya hanya berasal dari BF; Pertanaman BPMT merupakan keturunan kedua dari Pohon Induk yang dilepas oleh Menteri Pertanian; Budidaya pada BPMT disesuaikan dengan rekomendasi masing-masing varietas, kecuali jarak tanamnya; Jarak tanam rapat yaitu 20-25 cm x 40-50 cm, karena BPMT hanya berfungsi untuk menghasilkan mata tempel/bahan sambung saja, tidak sampai produksi buahnya; Pertanaman jeruk di BPMT setiap 4 tahun sekali dilakukan peremajaan, dan diganti dengan pertanaman baru; Lokasi BPMT jeruk harus terisolasi dan berjarak radius ± 5 km disekitarnya tidak dijumpai tanaman jeruk terinfeksi oleh penyakit tular vektor; Kebenaran varietas yang ditanam dalam BPMT ditunjukkan atas dasar label yang dikeluarkan oleh BPSBTPH setempat, dengan warna label ungu; Mata tempel/bahan sambung yang dihasilkan dari BPMT diberi label warna ungu, dengan kode sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

Upload: vuongquynh

Post on 24-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TEKNIK PERBANYAKAN KLONAL BENIH JERUK

I. PENDAHULUAN

Jeruk merupakan buah yang disukai hampir seluruh lapisan masyarakat. Tanaman ini tersebar diseluruh wilayah Indonesia dengan varietas dan kualitas yang bermacam-macam. Salah satu faktor penting keberhasilan dalam mengusahakan kebun jeruk dengan skala komersial adalah penggunaan benihnya. Benih jeruk yang baik dan bermutu adalah benih jeruk yang varietasnya jelas, serta benih berasal dari pohon induk yang telah dilepas Menteri Pertanian dan diproduksi dengan sistem klonal yaitu melalui Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT).

Kenyataan dilapangan menunjukkan sebagian besar penangkar masih menggunakan mata tempel yang tidak jelas asal usulnya dan tidak ditanam di dalam screen house sehingga benih yang dihasilkan belum bisa disertifikasi dan mutunya belum terjamin bebas penyakit.

Sesuai dengan kebijakan Direktorat Jenderal Hortikultura untuk mengembangkan Jeruk Keprok Nasional dalam upaya menekan impor, maka perlu didukung dengan ketersediaan benih jeruk bebas penyakit sesuai kebutuhan. Untuk dapat menyediakan benih jeruk bermutu maka diperlukan pedoman teknis yang bisa dijadikan acuan bagi petugas/penangkar dalam memproduksi benih bersertifikat.

II. PERBANYAKAN SISTEM KLONAL JERUK DAN MANFAATNYA

Perbanyakan sistem klonal adalah perbanyakan benih dengan cara vegetatif yang berasal dari 1 (satu) pohon induk yaitu Pohon Induk Tunggal (PIT) yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian dan dilaksanakan secara bertahap melalui Blok Fondasi (BF), Blok Penggandaan Mata Tempel dan Blok Perbanyakan Benih (BPB);

Pohon Induk Tunggal (PIT) adalah satu pohon induk yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dan telah

Pertanaman jeruk yang merupakan benih sumber di BF dan BPMT harus berada di dalam screen house, untuk menghindari penyakit tular vektor. Karena pertanaman jeruk rentan terhadap hama dan penyakit;

Batang bawah yang digunakan untuk tanaman di BF dan BPMT berasal dari biji varietas JC atau RL atau varietas untuk batang bawah yang sudah di lepas Menteri Pertanian.

Khusus untuk membuat benih sumber BF maupun BPMT, batang bawah harus disemai didalam screen house.

Manfaat Perbanyakan Sistem Klonal

Menghasilkan benih jeruk bermutu yang jelas asal usul varietasnya, dalam jumlah dan waktu sesuai kebutuhan;

Menyediakan benih jeruk bermutu bagi kegiatan pengembangan kawasan jeruk, usaha tani marginal, pekarangan dan lain-lain;

III. BLOK FONDASI, BLOK PENGGAN-DAAN MATA TEMPEL, DAN BLOK PERBANYAKAN BENIH

Perbanyakan benih jeruk sistem klonal dilaksanakan secara bertahap melalui Blok Fondasi, Blok Penggandaan Mata Tempel, dan Blok Perrbanyakan Benih yaitu :

1. BLOK FONDASI (BF)

Merupakan lahan pertanaman di dalam Screen House (SH) untuk benih sumber jeruk yang berasal dari keturunan pertama dari Pohon Induk yang dilepas oleh Menteri Pertanian;

BF dapat ditanami lebih dari satu jenis dan lebih dari satu varietas, dan ditanam di dalam pot besar; Budidaya tanaman pada BF disesuaikan dengan rekomendasi sehingga pertanaman dalam BF akanmenghasilkan mata tempel/entres yang optimal;

Pertanaman jeruk di BF setiap tahun harus di indeksing untuk mengetahui bahwa tanaman tersebut masih tetap bersih dari serangan tular vektor;

vektor Lokasi BF jeruk harus terisolasi dan berjarak

minimal 5 km dari areal pertanaman tanaman yang terinfeksi penyakit tular vektor seperti CVPD, Tristeza dan Vein Enation/Woody gall;

Kebenaran varietas yang ditanam dalam BF ditunjukkan atas dasar label yang dikeluarkan oleh BPSBTPH setempat, dengan warna label putih;

Mata tempel/entres yang dihasilkan dari BF diberi label warna putih, dengan kode sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. BLOK PENGGANDAAN MATA TEMPEL (BPMT)

Merupakan lahan pertanaman di dalam Screen House (SH) untuk benih jeruk yang mata tempel/entresnya hanya berasal dari BF;

Pertanaman BPMT merupakan keturunan kedua dari Pohon Induk yang dilepas oleh Menteri Pertanian;

Budidaya pada BPMT disesuaikan dengan rekomendasi masing-masing varietas, kecuali jarak tanamnya;

Jarak tanam rapat yaitu 20-25 cm x 40-50 cm, karena BPMT hanya berfungsi untuk menghasilkan mata tempel/bahan sambung saja, tidak sampai produksi buahnya;

Pertanaman jeruk di BPMT setiap 4 tahun sekali dilakukan peremajaan, dan diganti dengan pertanaman baru;

Lokasi BPMT jeruk harus terisolasi dan berjarak radius ± 5 km disekitarnya tidak dijumpai tanaman jeruk terinfeksi oleh penyakit tular vektor;

Kebenaran varietas yang ditanam dalam BPMT ditunjukkan atas dasar label yang dikeluarkan oleh BPSBTPH setempat, dengan warna label ungu;

Mata tempel/bahan sambung yang dihasilkan dari BPMT diberi label warna ungu, dengan kode sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

3. BLOK PERBANYAKAN BENIH (BPB)

Merupakan perbanyakan benih jeruk yang mata tempel/sambung hanya berasal dari BPMT;

Tanaman di BPB merupakan keturunan kedua dari

BF atau keturunan ketiga dari Pohon Induk yang

dilepas oleh Menteri Pertanian; BPB dapat terdiri lebih dari satu jenis dan masing-

masing jenis dapat lebih dari satu varietas;

Perlakuan budidaya dilaksanakan secara optimal, dapat dalam tanah atau polibag;

Semua benih yang ada di BPB harus dibawah

pengawasan BPSBTPH dan diberi label biru, sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

BPB tidak digunakan untuk menghasilkan mata

tempel, karena merupakan benih tanaman buah

yang siap tanam di lapangan untuk menghasilkan produk buah.

IV. SERTIFIKASI BENIH

Tahapan produksi benih akan diawasi dan

diperiksa oleh Balai Pengawasan Mutu dan

Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BPSBTPH) yang ada pada masing-masing wilayah tersebut. Proses sertifikasi benih diawali dengan

permohonan sertifikasi secara tertulis oleh produsen

benih pada BPSBTPH setempat paling lambat 10 hari sebelum pengambilan mata entres atau

disesuikan jenis tanaman, yang ditindaklanjuti

dengan pemeriksaan oleh petugas yang ditunjuk.

Setelah melalui tahapan pemeriksaan tersebut

selanjutnya :

Calon benih BF yang entresnya berasal dari PIT

setelah lulus tiga kali pemeriksaan lapang oleh

BPSBTPH akan Diberi label putih sebagai Benih Dasar untuk Perbanyakan benih selanjutnya

Calon benih BPMT yang entresnya berasal dari BF

setelah lulus tiga kali pemeriksaanoleh BPSBTPH akan diberi label ungu sebagai Benih Pokok untuk

perbanyakan benih selanjutnya

Calon benih di BPB yang entresnya berasal dari BPMT setelah lulus tiga kali pemeriksaan oleh

BPSBTPH akan diberi label biru sebagai Benih

Sebar dan siap disalurkan/diedarkan ke pengguna/

petani.

Gambar 1. Pola Perbanyakan Benih Tanaman Buah Sistem Klonal

Gambar 2. Diagram Alir Perbanyakan Benih

Buah Sistem Klonal

DIREKTORAT PERBENIHAN DAN SARANA PRODUKSI

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

2010

PERBANYAKAN BENIH JERUK

SISTEM KLONAL

Sub Blok

(Jenis)

Sub Blok

Sub Blok

Sub Blok

Sub-Sub Blok

(Varietas)

Sub-Sub Blok (Varietas)

Sub-Sub Blok (Varietas)

BF BPMT BPB

LAHAN PETANI / SENTRA PRODUKSI,

DLL

Petani / Pengguna

Benih

BF

BPMT

BPB

Pohon Induk (1 Batang) dari varietas unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian (Mata tempel / sambung yang berasal dari Pohon Induk. Warna Label Putih.

Tanaman yang mata tempel / sambungnya hanya berasal dari Pohon Induk yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian (Mata tempel / sambung yang berasal dari BF diberi label BPSBTPH setempat dengan lokasi BF. Warna label Putih.)

Tanaman yang mata tempel / sambungnya hanya berasal dari tanaman dalam BF (mata tempel / sambung yang berasal dari BPMT diberi label oleh BPSBTPH setempat dengan lokasi BPMT. Warna label ungu.

Tanaman yang mata tempel / sambungnya hanya berasal dari tanaman dalam BPMT. Produk BPB adalah benih siap salur / edar dan diberi label oleh BPSBTPH setempat dengan lokasi BPB. Warna label biru.

Benih yang digunakan oleh petani / pengguna benih. Hanya berasal dari BPB. Sehingga jelas asal-usul, varietas dan mutu benihnya