laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

45
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIAKAN VEGETATIF OKULASI, GRAFTING DAN CANGKOK OLEH : FEBRINA SINAGA 130420017 ASISTEN : TRI JUNI MUNTHE DPJ : Ir. PATRICIUS SIPAYUNG, M.Si PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Upload: ftentaka

Post on 21-Aug-2015

414 views

Category:

Education


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIAKAN VEGETATIF

OKULASI, GRAFTING DAN CANGKOK

OLEH :

FEBRINA SINAGA

130420017

ASISTEN : TRI JUNI MUNTHE

DPJ : Ir. PATRICIUS SIPAYUNG, M.Si

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

Page 2: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan

tanpa melalui proses peleburan dua gamet, artinya satu induk tumbuhan dapat

memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan

induknya. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami atau

buatan (artifisial).

Perkembangbiakan secara vegetatif alami merupakan cara

perkembangbiakan yang dilakukan tumbuhan tanpa melibatkan bantuan manusia.

Contoh perkembangbiakan secara vegetatif alami antara lain : Rhizoma, Stolon,

Umbi lapis, Tunas, Umbi batang, Spora. Sedangkan perkembangbiakan secara

vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja

dilakukan oleh manusia. Manusia sengaja memanfaatkan kemampuan

maristematis tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak keturunan.

Cara perkembangbiakan ini tergolong cara yang sangat efektif karena

dilakukan dalam waktu yang relative lebih singkat dibandingkan dengan

perkembang biakan secara vegetatif alami. Contoh perkembangbiakan secara

vegetatif buatan antara lain : Setek, Cangkok, Sambung (enten), Tempel (okulasi),

Runduk, Kultur Jaringan.

Mengenten atau Penyambungan (Grafting) serta Okulasi atau Penempelan

Mata Tunas (Budding) merupakan teknik perbanyak tanaman yang dilakukan

secara vegetatif. Selain kedua teknik ini masih ada teknik-teknik yang lain seperti

Mencangkok (Air Layering) dan Perundukan Tanaman (Ground Layering). Pada

teknik perbanyakan secara Budding perlu disediakan bagian tanaman sebagai

calon batang atas dan bagian tanaman sebagai calon batang bawah (dari tanaman

sejenis). Umumnya calon batang atas adalah tanaman yang produksinya

diutamakan sedangkan batang bawah adalah batang yang memiliki ketahanan

terhadap faktor lingkungan seperti kekeringan dan lain sebagainya. Oleh sebab itu

laporan ini disusun untuk mengetahui teknik perbanyakan vegetatif dengan cara

okulasi dan hasil okulasi tanaman kakao dari praktikum yang telah dilaksanakan.

Page 3: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan percobaan praktikum pembiakan vegetatif

tentang okulasi tanaman kakao adalah untuk mempelajari cara melakukan

berbagai perbanyakan vegetatif dengan okulasi pada berbagai tanaman.

Page 4: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB II

TEORI

Teknik okulasi merupakan teknik penempelan mata tunas dari tanaman

batang atas ke batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Dalam okulasi

batang bawah disebut rootstoc dan batang atas disebut entres. Dengan cara ini

akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua tanaman dalam waktu yang

relatif pendek dan memperlihatkan pertumbuhan yang seragam. Tujuan utama

membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih tinggi.

Pada proses pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu

batang atas dan batang bawah. Kriteria batang bawah untuk dijadikan sebagai

bahan okulasi adalah merupakan induk yang diperoleh dari pembiakan generatif

yang masih muda. Sedangkan untuk batang atas bagian tanaman yang diambil

adalah yang sudah tua. Tanaman batang atas harus diketahui asalnya untuk

mempermudah menentukan hasil akhir okulasi serta bagian atas yang diambil

memiliki empat payung,pucuk tanaman dalam keadaan tua (Parto Rahardja dan

Wahyu Wiryanta, 2003).

Mengetahui jenis-jenis mata okulasi adalah sangat penting agar okulasi

yang dilaksanakan tidak sia-sia dan tingkat keberhasilannya tinggi. Jenis-jenis

mata okulasi, yaitu :

a) Mata sisik : terdapat pada ujung internodia, pertumbuhannya paling lambat.

Kurang baik untuk okulasi.

b) Mata prima : mata tunas yang terletak diketiak daun. Mata inilah yang terbaik

untuk okulasi. Letaknya dibagian tengah internodia. Jumlahnya tiap meter

kayu entres terdapat 15-20 mata okulasi.

c) Mata palsu : mata tunas yang tidak pada ketiak daun, berada dibagian paling

bawah internodia, jumlahnya antara 3-5 mata. Bila mata ini digunakan untuk

okulasi tidak akan tumbuh.

Jenis-Jenis okulasi

Okulasi bentuk batang, kotak atau bentuk persegi.

Okulasi bentuk T.

Page 5: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

Okulasi bentuk miring (Anonim, 2010).

Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium suatu jenis tanaman

dengan jenis tanaman lain agar berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya

dilakukan pada awal musim hujan. Karena pada saat ini kambium dapat

mempertahankan diri tidak segera menjadi kering., demikian pula dengan mata

tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim kemarau, mata tunas yang

dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang sebelumnya sudah dibuat pada

pola keratannya. Untuk okulasi yang dilakukan pada batang bawah, biasanya

dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang sudah berumur sekitar 1 tahun, dan

yang memiliki pertumbuhan baik, sehat serta memiliki kulit batang yang mudah

dikelupas (Zainal Abidin, 2001).

Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu : tanaman tidak sedang Flush (sedang

tumbuh daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur

yang sama. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Umur

tanaman antara batang atas dan batang bawah sama. Pada klon yang dijadikan

batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang

penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya

disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah

yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun,

memiliki pertumbuhan yang cepat Pada klon yang akan dijadika batang atas atau

entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuha

yang cepat, dan tahan terhadap penyakit (Anonim, 2013).

Pada budidaya kakao, bibit kakao yang yang terbaik adalah yang berasal

dari klon unggul dan diperbanyak dengan cara vegetatif sehingga secara genetik

sifat-sifat unggul yang diinginkan tetap dapat dipertahankan. Teknik perbanyakan

tanaman dengan cara vegetatif yang lazim digunakan pada komoditas kakao

adalah dengan cara okulasi, meskipun terdapat beberapa teknik perbanyakan

vegetatif lainnya seperti sambung dan kultur jaringan. Seperti halnya okulasi pada

tanaman perkebunan lainnya (karet, kopi, dll.), okulasi pada tanaman kakao

bertujuan menempelkan mata entres dari klon unggul tertentu yang diinginkan

sifat-sifatnya kepada batang bawah. Untuk melakukan okulasi kakao (coklat),

yang pertama perlu diperhatikan adalah sumber mata entres (kayu olulasi) harus

Page 6: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

berasal dari klon/varietas yang unggul. Selanjutnya sumber entres harus

berkualitas baik yaitu berwarna coklat (tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda)

serta mata entres yang akan diambil dalam keadaan baik (nampak jelas).

Kayu okulasi dapat berasal dari 2 (dua) jenis cabang yaitu ortotrop dan

plagiotrop. Tanaman yang dihasilkan dari okulasi tunas ortotrop pada umumnya

habitus baik, tanaman berjorget, tanaman tinggi besar dan percabangan teratur

serta lebih lambat berbunga/berbuah. Sedangkan tanaman yang dihasilkan dari

okulasi tunas plagiotrop pada umumnya habitus pendek, percabangan mulai dari

permukaan tanah dan tanaman cepat berbuah (Anonim, 2012).

Keuntungan dari mengenten ataupun okulasi diantaranya tanaman dapat

berproduksi lebih cepat, hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung

batang atas yang digunakan. Sebagai contoh anda memiliki dua jenis rambutan,

ada yang rasanya manis tetapi tidak tahan terhadap genangan air (akar membusuk)

dan disisi lain ada rambutan yang masam namun tahan terhadap genangan air.

Jenis ini dapat dipadukan, bagian atas tanaman dipilih yang rasanya manis dan

bagian bawah dipilih yang tahan genangan air sehingga dapat dihasilkan rambutan

yang manis dan tahan pada daerah yang tergenang.

Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi

yaitu:

Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena

tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres) perlu

menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini. Bila salah satu syarat dalam

kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak

tumbuh sangat besar (Anonim, 2009).

Page 7: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB III

BAHAN DAN METODA SERTA PELAKSANAAN OKULASI

3.1 Tempat dan waktu

Praktikum Pembiakan Vegetatif dengan Cara Okulasi (Budding)

dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 7 Mei 2015 pukul 15.00 WIB – 16.30 WIB,

bertempat di laboratorium ilmu tanah Fakultas Pertanian Universitas Katolik

Santo Thomas Sumatera Utara, Medan.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

1. Tanaman kakao (Theobroma cacao)

2. Tanah top soil

3. Pestisida

4. Air

3.2.2 Alat

1. Polybag

2. Gembor

3. Plastik Pengikat

4. Plastik Pembungkus

5. Pisau Okulasi/Cutter

3.3 Prosedur Pelaksanaan Okulasi

1. Tanaman yang akan diokulasi adalah tanaman kakao

2. sebagai batang bawah disiapkan tanaman kakao lain yang tumbuh didalam

polybag setinggi ± 50 cm

3. Tanaman kakao yang akan dijadikan sebagai calon batang atas (entress) juga

disiapkan. Calon batang atas mata tunas dari tanaman kakao dari tanaman lain

4. Kulit batang bawah dikerat selebar ± 0,5 – 1 cm dengan panjang ± 2 cm

berbentuk persegi panjang atau jendela

Page 8: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

5. Kulit dibuka dari batang tetapi tidak sampai terlepas dari batang dan sebagian

lidah kupasan dibuang (±2/3 bagian)

6. Masing-masing entris yang ada mata tunasnya diambil dari calon batang atas

7. Ujung bawah mata tunas diselipkan pada bagian ujung lidah yang tersisa pada

batang bawah dan kemudian diikat ddengan tali plastik yang transparan. Mata

tunas diusahakan tidak ikut terbungkus

8. Keberhasilan okulasi ditunggu selama tiga minggu dan selama itu dilakukan

penyiraman setiap hari

Page 9: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil : Data terlampir

4.2 Pembahasan

Praktikum pembiakan vegetatif yang telah dilaksanakan yaitu tentang

okulasi (budding), tanaman yang diokulasi adalah tanaman kakao (Theobroma

cacao). Memilih dan menentukan tanaman yang akan di sambung, harus

memenuhi beberapa ciri diantaranya tanaman harus satu varietas, tidak terlalu tua

dan tidak terlalu mudah, tanaman yang sehat, sehingga dipilih tanaman kakao dan

durian yang memiliki family yang sama Sterculiaceae. Membuat jendela okulasi

pada batang bawah dengan mengerat bagian bawah tanaman kakao, tinggi sisi

kanan dan kiri jendela teratas adalah 10 cm dari tanah sedang tinggi sisi kanan dan

kiri jendela terbawah adalah 4 cm dari tanah. Pembuatan jendela pada batang

bawah dapat dilakukan dengan bukaan ke atas dan bukaan ke bawah.

Mengambil mata okulasi dari kayu entres dilakukan dengan cara membuat

jendela pada batang bawah. Mata okulasi yang idambil adalah mata okulasi yang

dapat digunakan (mata okulasi hidup), Kesiapan batang bawah yang dapat

dilakukan okulasi adalah saat daun kakao pada daun teratas sudah tua, jika daun

teratas masih muda, tanaman kakao akan tumbuh kurang baik. Rata-rata tanaman

yang diokulasi baik batang bawah atau batang atas (entres) minimal mempunyai 2

payung. Sebelum membuat jendela untuk mengambil mata okulasi, getah yang

melekat pada pisau okulasi harus dibersihkan dahulu dengan lap bersih. Untuk

membuat jendela okulasi pada batang bawah dan membuat jendela pada kayu

entres untuk mengambil mata okulasi , diperlukan pisau okulasi yang tajam. Pisau

okulasi yang tidak tajam (majal) akan mengakibatkan mata okulasi yang diambil

menjadi sobek/ pecah dan akan mati jika disambungkan dengan batang bawah,

irisan menjadi berat dan keseluruhan pekerjaan okulasi menjadi lambat.

Membuka jendela pada batang bawah, menempelkan mata okulasi dan

membalut jendela pada batang bawah. Sebelum membuka jendela pada batang

Page 10: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

bawah getah yang keluar dari irisan pembuatan jendela harus dibersihkan dahulu

dengan kain atau tissue. Teknik pengambilan mata okulasi dan menempelkannya

pada batang bawah yaitu:

1. Setelah membuat jendela pada kayu entres dan mengirisnya, pangkal irisan

dipotong dengan pisau okulasi.

2. Langkah selanjutnya adalah memotong ujung irisan dan langsung mengambil

mata okulasi untuk ditempelkan pada batang bawah.

3. Batang atas dan bawah yang sudah di potong tersebut ditempelkan dengan

pas kemudian pada sambungan tersebut di ikat dengan plastik transparan

dengan kencang dan rapat, kemudian setelah di ikat pada tanaman bagian atas

di buang daun yang tidak perlu, tinggalkan daun hanya dua helai dan pada

perlakuan tanaman yang satu memotong semua daun yang tumbuh, sehabis

semua daunnya dibuang tanaman tersebut dibungkus dengan plastik yang

transparan, tujuannya adalah untuk mengurangi daya transpirasi dan

menaungi dari cahaya matahari secara langsung, plastik pembungkus

(sungkup plastik) ini boleh dilepas setelah tanaman hasil sambungan

mencapai umur 14 hari atau dua minggu.

Dari praktikum yang telah dilaksanakan okulasi tanaman kakao tidak berhasil atau

tanaman yang diokulasi mati. Okulasi berhasil jika entress yang disambung pada

batang kakao terlihat segar dan berwarna hijau. Hal ini dikarenakan oleh beberapa

faktor misalnya,

1. pada saat pengeratan batang kakao dilakukan terlalu dalam sehingga

kambium menjadi rusak dan entress tidak dapat tersambung

2. Pisau okulasi yang digunakan sudah berkarat ataupun terkontaminasi oleh

mikroba

3. Pada saat penyungkupan atau pengikatan dengan plastik transparan tidak

terlalu kuat yang menyebabkan bagian tanaman kakao yang diokulasi kontak

langsung dengan udara luar seperti terkena air, ditumbuhi jamur dan hasilnya

bagian yang diokulasi jadi hitam.

4. Kurangnya penyiraman pada polybag

Page 11: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB V

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari hasil Percobaan praktikum pembiakan vegetatif

tentang okulasi tanaman kakao (Theobroma cacao) yang telah dilaksanakan

diantaranya,

1. Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu tanaman tidak sedang Flush (sedang

tumbuh daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur

yang sama.

2. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Umur tanaman

antara batang atas dan batang bawah sama.

3. Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh,

tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah

yang banyak.

4. Umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan

benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang

cepat

5. Pada klon yang akan dijadikan batang atas atau entres tanaman harus

memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuha yang cepat, dan

tahan terhadap penyakit.

6. Waktu yang tepat untuk melakukan okulasi adalah jam 06.00 – 10.00 pagi

dan jam 15.00 – 17.00 sore.

7. Faktor yang menyebabkan okulasi berhasil atau tidak secara teknis dapat

diketahui dari cara pengeratan batang, kesterilan pisau okulasi, cara mengikat

plastik transparan pada batang yang diokulasi dan penyiraman tanah tanaman

induk.

Page 12: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2001. Dasar – dasar tentang Pembiakan Vegetatif. Angkasa

Pustaka. Bandung.

Anonim. 2009. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Gramedia. Jakarta

Anonim, 2010. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian

IPB. Bogor.

Anonim. 2012. http://info -perkebunan.blogspot.com/2012/03/perbanyakan-bibit-

kakao-cokelat-melalui.html , diakses pada hari Kamis 11 Juni 2015.

Anonim. 2013. http://rimha- follow .blogspot .com /2013/07/ laporan - praktikum-

teknik-sambung-dan.html , diakses pada hari Kamis 11 Juni 2015.

Rahardja, Parto dan Wahyu Wiryanta. 2003. Aneka Cara Memperbanyak

Tanaman. Agromedia Pustaka. Bandung.

Page 13: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Untuk memperoleh tanaman yang sama sifat dengan induknya, pembiakan

tanaman secara vegetatif mempunyai peranan penting terutama bagi tanaman yang

sukar dibiakkan dengan biji. Oleh karena itu dalam usaha memperoleh tanaman

yang mempunyai sifat lebih baik dari induknya dalam waktu yang relatif singkat

maka pembiakan secara vegetatif dalam praktikum ini yaitu teknik sambung

(Grafting) pada tanaman sirsak (Annona muricata) layak dicoba. Jadi

penyambungan disini berarti menyatukan antara batang bawah dan batang atas

sehingga gabungan ini benar-benar membentuk individu yang baru.

Dalam melakukan penyambungan banyak ragamnya di antaranya adalah

penyambungan dengan tanaman yang satu jenis tetapi beda warna, ata mempunyai

beda sifat digabung dengan maksud agar kedua sifat tersebut bisa bersatu,

tanaman cocok untuk menyambung ini umumnya bagian tanaman yang tidak

terlalu tua karena apabila terlalu tua maka tanaman tersebut sulit untuk menyatu

karena perbedaan sel. selain di atas juga perlakuan ini dengan maksud untuk

membentuk tanaman yang satu menjadi beberapa variasi warna yang berbeda

sehingga tampilannya indah untuk dilihat.

Sambung biasanya dilakukan pada tumbuhan yang sama genusnya, tujuan

sambung bukanlah menghasilkan tumbuhan baru melainkan seperti yang di

jelaskan di atas yaitu untuk menggabungkan tanaman dua sifat tumbuhan yang

berbeda dengan sifat yang unggul misalnya tanaman kamboja memiliki warna

yang bebeda antara tanaman yang satu dengan yang lain sehingga untuk

mengggabungkan antara dua warna yang berbeda dalam satu pohon, satu-satunya

yang bisa di lakukan adalah dengan metode menyambung ini. Dalam

menyambung kita bisa memperoleh tanaman yang berbeda sifat baik warna

maupun rasa, selain itu tanaman yang telah disambung harga jualnya lebih mahal

dari pada tanaman yang tidak disambung.

Pada sambung pucuk, batang atasnya tidak menggunakan mata tempel

tetapi tunas pucuk. Cara penyambungannya ada yang secara langsung, ada pula

yang menggunakan teknik penyusuan. Pada sambungan langsung, pucuk tanaman

Page 14: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

dipotong dan ditempel pada ujung batang bawah yang juga telah dipotong. Pada

penyusuan, hanya sebagian kulit batang dikerat, lalu ditempelkan dan diikat.

Setelah dua batang ini menyatu, baru tanaman dipotong, dipisahkan. Laporan

praktikum ini membahas tentang cara penyambungan tanaman sirsak (Annona

muricata).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan percobaan praktikum pembiakan vegetatif

tentang okulasi tanaman Annona muricata adalah untuk mempelajari cara

melakukan berbagai perbanyakan vegetatif dengan sambung (grafting) pada

berbagai tanaman.

Page 15: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB II

TEORI

Menyambung atau mengenten merupakan penggabungan batang bawah

dengan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga terjadi

penyatuan, dan kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.

Terjadinya penyatuan ini disebabkan oleh menyatunya kambium batang bawah

dan kambium batang atas. Pada dasarnya sangat banyak teknik sambung yang

dapat kita gunakan tergantung dari berbagai macam tanaman yang akan kita

jadikan media untuk perkembangbiakannya. Sambung pucuk adalah penyatuan

pucuk (sebagai calon batang atas) dengan batang bawah sehingga terbentuk

tanaman baru yang mampu saling menyesuaikan diri secara kompleks (Rini

Widyayanto, 2007).

Jenis-Jenis Sambung

Dalam grafting atau tehnik sambung terdapat beberapa jenis sambung

diantaranya,

a. Sambung baji (wedge grafting)

Sambung baji/sambung celah merupakan cara penyambungan yang paling

mudah dilakukan. Cara ini yang paling banyak dilakukan oleh penangkar-

penangkar bibit. Sambung baji ini dapat dilakukan dengan memotong batang

bawah 2-3 cm di atas perbatasan warna hijau dan coklat. Kemudian dibelah sama

besar sepanjang 2-5 cm, calon batang atas dipotong sepanjang 2-3 ruas (7,5-10

cm) kemudian pangkalnya diiris menyerong pada kedua sisinya. Pengirisan harus

sampai sebagian kayunya. Bentuk irisan ini menyerupai bentuk lancip atau mata

kampak. Calon batang atas yang telah diiris lalu dimasukan ke celah batang

bawah kemudian diikat.

b. Sambung baji terbalik (interved wedge grafting)

Cara penyambungan ini merupakan kebalikan dari sambung celah. Caranya

yaitu batang bawah diiris pada kedua sisi yang berlawanan sehingga berbentuk

mata baji/kampak. Calon batang atasnya dibelah, kemudian batang bawah

dimasukan pada celah batang atas kemudian diikat dengan menggunakan tali

plastik. Cara pengikatan dimulai dari bawah ke atas dengan menggunakan sistim

Page 16: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

genteng. Batang atas dan bagian yang disambung ditutup dengan rantang plastik

bening kemudian diikat. Tujuan pemberian rantang plastik ini adalah untuk

menjaga kelembaban udara di sekitar sambungan.

c. Sambung cumeti

Sambung cumeti ini cocok dilakukan untuk bibit tanaman yang agak besar,

dan telah memiliki diameter batang antara 0,7-1,2 cm. Cara pembuatan

sambungan ini sangat mudah. Irisan yang dibuat sambungan berbentuk diagonal.

Kedua batang yang telah diiris dengan bentuk yang sama ini digabungkan satu

sama lain kemudian di ikat dengan tali plastik. Agar sambungan ini tidak mudah

goyah dan kedap udara, sebaiknya sambungan ditutup dengan lilin atau malam.

Lilin atau malam sebelum dioleskan ke sambungan terlebih dahulu dipanaskan

sampai mencair.

d. Sambung celah lidah (whip and tongue grafting)

Metode sambung ini belum digunakan secara luas, karena pelaksanaan

sambungan cukup rumit dan sulit. Cara penyambungannya adalah batang bawah

diiris diagonal sepanjang ± 1/3 dari irisan diagonal bagian atas dibuat irisan ke

bawah lalu ke atas lagi, sehingga di tengah irisan diagonal terdapat celah. Pangkal

batang atas juga dibuat irisan diagonal, lalu dibuat celah selebar 1/3 dari panjang

irisan diagonal. Bentuk irisan batang atas harus sama dengan bentuk irisan batang

bawah, agar kedua permukaan potongan ini dapat bertemu dengan tepat. Bila

kedua irisan tersebut tidak dapat bertemu dengan tepat maka kedua kambium

antara batang atas dan batang bawah tidak dapat menyatu sehingga sambungan

akan mengalami kegagalan (Anonim, 2014).

Beranalogi dari tujuan perkembangbiakan secara vegetatif buatan dapat

diketahui bahwa tujuan utamnya adalah untuk menghasilkan tumbuhan baru

dengan varietas yang berbeda dalam waktu yang relatif singkat. Namun

sebenarnya ada beberapa tujuan lain dari penggunaan teknik sambung ini

diantaranya :

1. Untuk mendapatkan bibit tanaman baru.

2. Untuk membantu pertumbuhan.

3. Untuk menyambung atau menghubungkan jaringan yang terpisah (Anonim,

2012).

Page 17: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

Metoda sambung atau grafting memiliki keunggulan dan kelemahan, beberapa

keuntungan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan teknik ini

dintaranya,

a. Memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu, seperti perakaran kuat,

toleran terhadap lingkungan tertentu,

b. Mengubah kultivar dari tanaman yang telah berproduksi, yang disebut top

working.

c. Mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah lebih awal,

d. mempercepat pertumbuhan tanaman dan mengurangi waktu produksi,

e. Mendapatkan bentuk pertumbuhan tanaman khusus dan.

f. Memperbaiki kerusakan pada tanaman (Anonim, 2012).

Walaupun pembiakan vegetatif melalui teknik grafting (sambung)

bertujuan untuk mendapatkan hasil tanaman yang lebih baik dari iniduknya,

ternyata ada kelemahan grafting yang perlu juga diperhatikan. Berikut merupakan

beberapa kelemahan grafting.

a. Kelemahannya sulit mendapatkan sambungan batanga atas dalam jumlah

banyak.

b. Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang

patah jika ditiup angin kencang.

c. Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara batang atas dan

batang bawah (Indra Gunawan, 2004).

2.

Page 18: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB III

BAHAN DAN METODA SERTA PELAKSANAAN SAMBUNG

3.1 Tempat dan waktu

Praktikum Pembiakan Vegetatif dengan Cara Sambung (Grafting)

dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 Mei 2015 pukul 14.00 WIB – 15.30

WIB, bertempat di laboratorium ilmu tanah Fakultas Pertanian Universitas

Katolik Santo Thomas Sumatera Utara, Medan.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

1. Polibag

2. Tanaman Sirsak (Annona muricata)

3. Air

3.2.2 Alat

1. Cutter

2. Plastik transparan

3.3 Prosedur Pelaksanaan Sambung (Grafting)

1. Sebagi bahan bawah disiapkan tanaman sirsak (Annona muricata) yang telah

tumbuh didalam polybag setinggi ± 50 cm sebanyak tiga tanaman

2. Tanaman sirsak yang akan dijadikan batang atas juga disiapkan. Diusahakan

ukurannya sama dengan batang bawah

3. Batang bawah dipotong dan disisakan setinggi ± 15 cm dari permukaan

polybag, kemudian dibelah sama besar dengan ukuran 3cm – 5 cm

4. Batang atas yang hendak disambung dipotong dari tanaman induk dengan

panjang 10 cm – 16 cm dari pucuknya

5. Pucuk tersebut bagian pangkal kiri dan kanannya dipotong miring seperti

kapak sepanjang 3 cm – 5 cm

6. Pucuk diselipkan pada batang bawah dan diikat dengan tali plastik

Page 19: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

7. Setelah tanaman tersambung sempurna, daun –daun yang ada dipangkas

sehingga dalam satu tanaman paling banyak terdapat 3 helai daun

8. Tanaman disungkup dengan menggunakan plastik transparan dan sungkup

tersebut juga menutupi sambungan.

9. keberhasilan sambungan pucuk ditunggu selama tiga minggu dan selama itu

dilakukan penyiraman setiap hari.

1.

Page 20: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil : Data terlampir

4.2 Pembahasan

Praktikum pembiakan vegetatif yang telah dilaksanakan yaitu tentang

sambung (grafting), tanaman yang diokulasi adalah tanaman sirsak (Annona

muricata). Dari praktikum yang telah dilaksanakan hasilnya adalah tanaman yang

disambung mati. Hal ini dikarenakan beberapa faktor teknis dalam prosedur kerja

teknik sambung (grafting). Faktor terbesar yang mempengaruhi berhasilnya

tanaman sambung adalah kecocokan antara batang atas dan batang bawah, jika

batang atas dan batang bawah cocok maka dalam proses pengikatan dengan

plastik transparan akan tertutup sempurna sehingga air tidak masuk pada bagian

yang disambung sehingga tidak busuk ataupun berjamur.

Syarat Tanaman yang dapat di Sambung diantaranya adalah batang atas

dan batang bawah harus kompatibel artinya harus memiliki kecocokan jika

disambungkan, jaringan kambium kedua tanaman harus bersinggungan agar dapat

melekat sempurna dan menghasilkan sambungan yang layak tanam,

penyambungan harus segera dilakukan sesudah entris diambil dari pohon induk

agar entris tidak terkontaminasi dengan mikroba penghambat tumbuh, tunas yang

tumbuh pada batang bawah (wiwilan) harus dibuang setelah penyambungan

selesai agar tidak menyaingi pertumbuhan tunas batang atas, entris harus dari

batang yang berproduksi tinggi/berbuah banyak,bentuk buah baik/sempurna dan

rasanya enak, tahan terhadap hama dan penyakit, digemari oleh banyak orang

karena mempunyai sifat-sifat unggul, ranting/cabang yang baik berbentuk bulat

atau silendris.

Batang atas yang disambungkan ditutup dengan kantong plastik bening

kemudian diikat. Tujuan pemberian kantong plastik ini adalah untuk menjaga

kelembaban udara di sekitar sambungan. Bibit tanaman yang sudah disambung

sebaiknya di tempatkan pada tempat yang teduh dengan sinar matahari 20 – 25 %,

dan jangan ditempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari langsung. Maka

dari itu tempat pembibitan perlu diberi naungan. Setelah 3-5 minggu sambungan

Page 21: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

biasanya telah keluar tunas baru, ini sebagai tanda sambungan berhasil. Bila

sambungan tidak berhasil biasanya ditandai dengan adanya kering batang.

Setelah sambungan benar-benar jadi maka kerudung plastik dapat dibuka.

Pelepasan ikatan sambungan dilakukan bila tepi bagian bawah tali pengikat

batang bawah membengkak. Hal ini menandakan bahwa sambungan telah betul-

betul kuat. Untuk menjamin keberhasilan sambungan sebaiknya pelaksanaan

penyambungan dilakukan pada waktu hari cerah dan tidak hujan, angin bertiup

tidak kencang dan tidak di bawah terik sinar matahari. Hal ini untuk menjaga agar

kambium tidak kering selama pelaksanaan penyambungan berlangsung, bila

kambium sampai kering selama pelaksanaan sambungan dapat berhasil.

Page 22: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB V

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari hasil Percobaan praktikum pembiakan vegetatif

tentang teknik grafting (sambung) tanaman sirsak (Annona muricata) yang telah

dilaksanakan diantaranya,

1. Sambung biasanya dilakukan pada tumbuhan yang sama genusnya.

2. Pada sambung pucuk (grafting), batang atasnya tidak menggunakan mata

tempel tetapi tunas pucuk. Cara penyambungannya ada yang secara langsung,

ada pula yang menggunakan teknik penyusuan.

3. Dalam grafting atau tehnik sambung terdapat beberapa jenis sambung

diantaranya,Sambung baji (wedge grafting), Sambung baji terbalik (interved

wedge grafting), Sambung cumeti, Sambung celah lidah (whip and tongue

grafting).

4. Beberapa tujuan dari penggunaan teknik sambung ini diantaranya, untuk

mendapatkan bibit tanaman baru, untuk membantu pertumbuhan, untuk

menyambung atau menghubungkan jaringan yang terpisah.

5. Faktor terbesar yang mempengaruhi berhasilnya tanaman sambung adalah

kecocokan antara batang atas dan batang bawah, jika batang atas dan batang

bawah cocok maka dalam proses pengikatan dengan plastik transparan akan

tertutup sempurna sehingga air tidak masuk pada bagian yang disambung

sehingga tidak busuk ataupun berjamur.

Page 23: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. http://jakakelana85.blogspot.com/2012/04/teknik-sambung-pucuk-

grafting-pada.html , diakses pada hari Kamis 21 Mei 2015.

Anonim. 2012. https://warasfarm.wordpress.com/2012/11/27/teknologi-sambung-

pucuk-pada-tanaman/ , diakses pada hari Kamis 21 Mei 2015.

Anonim. 2014. http://www.nusatani.com/2014/11/cara-menyambung-pucuktop-

grafting-pada.html , diakses pada hari Kamis 21 Mei 2015.

Gunawan, Indra. 2004. Perkembangbiakan Vegetatif. Aviva. Klaten.

Widyayanto, Rini. 2007. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar

swadaya. Jakarta.

Page 24: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam kehidupan sehari – hari, tanaman melakukan beberapa aktivitas

yang berguna dalam rangka mempertahankan hidup, seperti bernafas,

berfotosintesis, respirasi dan berkembang biak. Awal perkembangbiakan ditandai

dengan perkecambahan dan tentunya didalamnya terdapat struktur yang cukup

rumit. Perkembangbiakan pada setiap tanaman tidaklah sama. Ada beberapa

spesies tanaman yang berkembangbiak dengan cara generatif dan aja juga yang

berkembangbiak dengan cara vegetatif. Perkembangbiakan baik secara vegetatif

sebagian besar berasal dari salah satu bagian tanaman, misalnya berasal dari

batang, akar, daun dan lain – lain atau bisa juga disebut bibit. Sedangkan

perkembangbiakan secara generatif umumnya berasal dari biji.

Mencangkok merupakan teknik pembiakan tanaman yang sudah dikenal

sejak lama. Namun, melihat keadaan saat ini jarang sekali ditemukan orang –

orang yang melakukan pembiakan mencangkok meskipun ada hanya terbatas pada

orang – orang tertentu saja. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan

tentang cara mencangkok. Dalam mencangkok yang perlu diperhatikan dalam

perlakuannya harus penuh kesabaran serta ketelitian supaya hasil cangkokan dapat

berhasil dengan baik.

Perbanyakan vegetatif akhir – akhir ini sedang gencar – gencarnya

dilakukan oleh para petani atau orang yang tertarik dalam bidang ini dan

seringkali dipadukan dengan karya seni yang mengagumkan, tidak hanya pada

tanaman hias saja tapi buah – buahan juga diaplikasikan. Jadi, teknik mencangkok

ini ada baiknya perlu diketahui untuk ilmu cadangan masa depan.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara mencangkok dan untuk

mengetahui pertumbuhan akar cangkokan.

2. Untuk mengetahui pengaruh media cangkokan terhadap pembentukan

sistem perakaran.

Page 25: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB II

TEORI

Cangkok adalah cara perkembangbiakan pada tumbuhan dengan menanam

batang atau dahan yang diusahakan berakar terlebih dahulu sebelum di potong dan

di tanam di tempat lain. Tidak semua tumbuhan bisa di cangkok. Tumbuhan yang

bisa di cangkok hanyalah tumbuhan dikotil dan tumbuhan biji terbuka. Cara

perkembang biakan dengan mencangkok adalah sangat istimewa terutama untuk

buah-buahan. Karena rasa dan bentuk buah yang dihasilkan biasanya akan sama

persis dengan induknya. Berbeda jika perkembang biakan di lakukan dengan

menanam biji, terkadang tanaman yang dihasilkan tidak sama dengan kriteria

yang dimiliki oleh induknya (Anonim, 2012).

Beberapa persyratan yang harus dipenuhi oleh tanaman induk cangkokan

adalah sebagi berikut: (1). Pohon induk tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda;

(2). Pohon induk telah berbunga (untuk tanaman hias) dan telah berbuah

sedikitnya tiga kali (untuk tanaman buah – buahan); (3). Pohon nampak kuat dan

subur; (4). Sehat, tidak terserang hama dan penyakit; (5). Pohon harus banyak

bercabang. Cabang yang baik untuk dicangkok adalah cabang yang ukurannya

tidak terlalu besar, kira – kira sebesar kelingking atau pensil dengan syarat batang

atau cabang berkulit mulus dan berwarna cokelat muda. Bentuk cabang yang baik

adalah tegap dan mulus. Cabang yang berwarna coklat muda akan lebih cepat

terbentuk kalus akar. Panjang cabang cangkokan antara 20 – 30 cm, kalau terlalu

panjang mengalami kesulitan pada waktu penanaman dilapangan (Patricius

Sipayung, 2015).

Cara mencangkok sebenarnya sangat mudah dan disarankan untuk

dilakukan pada musim hujan, sehingga tidak perlu capek menyiram. Berikut ini

adalah langkah-langkah mencangkok:

dahan yang akan dicangkok di lukai lebih dahulu dengan cara dikelupas

kulitnya secara melingkar dengan lebar kira-kira 5 cm

lapisan lendir pada kayun (kambium) dibersihkan dengan mengikis atau

mengerok

luka yang dibuat kemudian ditutup dengan tanah basah dan dibalut dengan

sabut kelapa

Page 26: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

jaga kelembabannya dengan menyiram sabut kelapa secara teratur

setelah akarnya tumbuh baru dahan dapat di potong dan ditanam di tempat

yang di inginkan (Anonim, 2006).

Ada beberapa keuntungan dari mencangkok diantaranya, 

Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan

yang ditanam dari biji

Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya

Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses mencangkok akar

akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk

Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya

Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi

atau di pematang kolam ikan

Disamping keuntungan, terdapat juga beberapa kekurangan/ kerugian

pembibitan dengan sistem cangkok. 

Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering

Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang

Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong

Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja,

sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan

dengan cara ini (Anonim, 2013).

Page 27: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB III

BAHAN DAN METODA SERTA PELAKSANAAN CANGKOK

3.1 Tempat dan waktu

Praktikum Pembiakan Vegetatif dengan Cara Cangkok dilaksanakan pada

hari Kamis tanggal 4 Juni 2015 pukul 14.00 WIB – 15.30 WIB, bertempat di

laboratorium ilmu tanah Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas

Sumatera Utara, Medan.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

1. Tanaman Lengkeng (Euphoria longana)

2. Serabut kelapa

3. Pupuk kompos

4. Pupuk kandang

5. Air

3.2.2 Alat

1. Pisau tajam (cutter)

2. Timba

3. Tali rafia

4. Plastik

3.3 Prosedur Pelaksanaan Cangkok

1. Bahan dan alat yang diperlukan disiapkan

2. Batang atau cabang dipilih tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda

3. Kulit disayat atau dihilangkan dari kambium pada batang atau cabang

tersebut sepanjang ± 10 cm

4. Bagian yang luka diberi media secukupnya dengan pupuk kandang dan

kompos, kemudian serabut kelapa ditutup dengan plastik

5. kelembapan media dijaga dengan cara disiram dengan air

Page 28: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil : Data terlampir

4.2 Pembahasan

Praktikum pembiakan vegetatif yang telah dilaksanakan yaitu tentang

cangkok, tanaman yang dicangkok adalah tanaman lengkeng (Euphoria longana).

Penggempelan media berbentuk bulat atau lonjong yang

bertujuan memudahkan saat pemberian media pada sayatan

yang akan di cangkok. Tanaman lengkeng yang sudah di

tentukan cabang yang akan di cangkok lalu di lakukan

penyayatan dan pengerokan cairan kambium agar kegiatan

mencangkok dapat berhasil dengan baik. Setelah selesai proses

penyayatan dan pengeratan maka dilakukan pemberian media

pada cabang yang telat di sayat dan diikatan agar media tidak

hilang dan hanyut saat terkena air hujan.

Dalam peraktikum ini hasil mencangkok kelengkeng yang

telah berhasil mengeluarkan akar dan siap untuk di lakukan

pemotongan dan aklimatisasi di dalam pembibitan dan setelah

sudah siap bibit dapat di pindahkan di lapangan.

Setelah melihat hasil cangkokan ternyata tingkat

keberhasilan memuaskan. Cangkokan lengkeng bisa dikatakan

semua hampir semua hidup. Dan setelah di perhatikan hasil

cangkokan yang rusak atau mati di perkirakan karena kurangnya

penyiraman sehingga menyebabkan media menjadi kering

sehingga cabang sukar untuk menumbuhkan akar ke media

tersebut. Dan hal lain yang mempengaruhi ketidak berhasilan

mencangkok adalah pada saat penyayatan dan pengeratan

kambium yang kurang bersih sehingga kulit dari cabang

kelengkeng tersebut dapat menyatu kembali.

Page 29: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

BAB V

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari hasil Percobaan praktikum pembiakan vegetatif

tentang cangkok tanaman lengkeng (Euphoria longana) yang telah dilaksanakan

diantaranya,

1. Tidak semua tumbuhan bisa di cangkok. Tumbuhan yang bisa di cangkok

hanyalah tumbuhan dikotil dan tumbuhan biji terbuka.

2. Cabang yang baik untuk dicangkok adalah cabang yang ukurannya tidak

terlalu besar, kira – kira sebesar kelingking atau pensil dengan syarat batang

atau cabang berkulit mulus dan berwarna cokelat muda.

3. Cangkokan yang rusak atau mati di perkirakan karena

kurangnya penyiraman sehingga menyebabkan media

menjadi kering sehingga cabang sukar untuk menumbuhkan

akar ke media tersebut.

Page 30: Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006.http://www. Eduacedemi.com/2006/08/08/teknik-memperbanyak-

lengkeng-dengan-cangkok.html , diakses pada hari Kamis, 4 juni 2015.

Anonim. 2012. http://www.kamusq.com/2012/08/cangkok – cara – mencangkok –

pengertian – dan .html , diakses pada hari Kamis, 4 juni 2015.

Anonim. 2013. http://tipspetani.blogspot.com/2013/02/keuntungan-dan-kerugian-

mencangkok.html , diakses pada hari Kamis, 4 juni 2015.

Sipayung, Patricius. 2015. Penuntun Praktikum Pembiakan Vegetatif. Fakultas

Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara. Medan.