laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIAKAN VEGETATIF
OKULASI, GRAFTING DAN CANGKOK
OLEH :
FEBRINA SINAGA
130420017
ASISTEN : TRI JUNI MUNTHE
DPJ : Ir. PATRICIUS SIPAYUNG, M.Si
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan
tanpa melalui proses peleburan dua gamet, artinya satu induk tumbuhan dapat
memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan
induknya. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami atau
buatan (artifisial).
Perkembangbiakan secara vegetatif alami merupakan cara
perkembangbiakan yang dilakukan tumbuhan tanpa melibatkan bantuan manusia.
Contoh perkembangbiakan secara vegetatif alami antara lain : Rhizoma, Stolon,
Umbi lapis, Tunas, Umbi batang, Spora. Sedangkan perkembangbiakan secara
vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja
dilakukan oleh manusia. Manusia sengaja memanfaatkan kemampuan
maristematis tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak keturunan.
Cara perkembangbiakan ini tergolong cara yang sangat efektif karena
dilakukan dalam waktu yang relative lebih singkat dibandingkan dengan
perkembang biakan secara vegetatif alami. Contoh perkembangbiakan secara
vegetatif buatan antara lain : Setek, Cangkok, Sambung (enten), Tempel (okulasi),
Runduk, Kultur Jaringan.
Mengenten atau Penyambungan (Grafting) serta Okulasi atau Penempelan
Mata Tunas (Budding) merupakan teknik perbanyak tanaman yang dilakukan
secara vegetatif. Selain kedua teknik ini masih ada teknik-teknik yang lain seperti
Mencangkok (Air Layering) dan Perundukan Tanaman (Ground Layering). Pada
teknik perbanyakan secara Budding perlu disediakan bagian tanaman sebagai
calon batang atas dan bagian tanaman sebagai calon batang bawah (dari tanaman
sejenis). Umumnya calon batang atas adalah tanaman yang produksinya
diutamakan sedangkan batang bawah adalah batang yang memiliki ketahanan
terhadap faktor lingkungan seperti kekeringan dan lain sebagainya. Oleh sebab itu
laporan ini disusun untuk mengetahui teknik perbanyakan vegetatif dengan cara
okulasi dan hasil okulasi tanaman kakao dari praktikum yang telah dilaksanakan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan percobaan praktikum pembiakan vegetatif
tentang okulasi tanaman kakao adalah untuk mempelajari cara melakukan
berbagai perbanyakan vegetatif dengan okulasi pada berbagai tanaman.
BAB II
TEORI
Teknik okulasi merupakan teknik penempelan mata tunas dari tanaman
batang atas ke batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Dalam okulasi
batang bawah disebut rootstoc dan batang atas disebut entres. Dengan cara ini
akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua tanaman dalam waktu yang
relatif pendek dan memperlihatkan pertumbuhan yang seragam. Tujuan utama
membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih tinggi.
Pada proses pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu
batang atas dan batang bawah. Kriteria batang bawah untuk dijadikan sebagai
bahan okulasi adalah merupakan induk yang diperoleh dari pembiakan generatif
yang masih muda. Sedangkan untuk batang atas bagian tanaman yang diambil
adalah yang sudah tua. Tanaman batang atas harus diketahui asalnya untuk
mempermudah menentukan hasil akhir okulasi serta bagian atas yang diambil
memiliki empat payung,pucuk tanaman dalam keadaan tua (Parto Rahardja dan
Wahyu Wiryanta, 2003).
Mengetahui jenis-jenis mata okulasi adalah sangat penting agar okulasi
yang dilaksanakan tidak sia-sia dan tingkat keberhasilannya tinggi. Jenis-jenis
mata okulasi, yaitu :
a) Mata sisik : terdapat pada ujung internodia, pertumbuhannya paling lambat.
Kurang baik untuk okulasi.
b) Mata prima : mata tunas yang terletak diketiak daun. Mata inilah yang terbaik
untuk okulasi. Letaknya dibagian tengah internodia. Jumlahnya tiap meter
kayu entres terdapat 15-20 mata okulasi.
c) Mata palsu : mata tunas yang tidak pada ketiak daun, berada dibagian paling
bawah internodia, jumlahnya antara 3-5 mata. Bila mata ini digunakan untuk
okulasi tidak akan tumbuh.
Jenis-Jenis okulasi
Okulasi bentuk batang, kotak atau bentuk persegi.
Okulasi bentuk T.
Okulasi bentuk miring (Anonim, 2010).
Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium suatu jenis tanaman
dengan jenis tanaman lain agar berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya
dilakukan pada awal musim hujan. Karena pada saat ini kambium dapat
mempertahankan diri tidak segera menjadi kering., demikian pula dengan mata
tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim kemarau, mata tunas yang
dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang sebelumnya sudah dibuat pada
pola keratannya. Untuk okulasi yang dilakukan pada batang bawah, biasanya
dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang sudah berumur sekitar 1 tahun, dan
yang memiliki pertumbuhan baik, sehat serta memiliki kulit batang yang mudah
dikelupas (Zainal Abidin, 2001).
Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu : tanaman tidak sedang Flush (sedang
tumbuh daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur
yang sama. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Umur
tanaman antara batang atas dan batang bawah sama. Pada klon yang dijadikan
batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang
penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya
disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah
yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun,
memiliki pertumbuhan yang cepat Pada klon yang akan dijadika batang atas atau
entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuha
yang cepat, dan tahan terhadap penyakit (Anonim, 2013).
Pada budidaya kakao, bibit kakao yang yang terbaik adalah yang berasal
dari klon unggul dan diperbanyak dengan cara vegetatif sehingga secara genetik
sifat-sifat unggul yang diinginkan tetap dapat dipertahankan. Teknik perbanyakan
tanaman dengan cara vegetatif yang lazim digunakan pada komoditas kakao
adalah dengan cara okulasi, meskipun terdapat beberapa teknik perbanyakan
vegetatif lainnya seperti sambung dan kultur jaringan. Seperti halnya okulasi pada
tanaman perkebunan lainnya (karet, kopi, dll.), okulasi pada tanaman kakao
bertujuan menempelkan mata entres dari klon unggul tertentu yang diinginkan
sifat-sifatnya kepada batang bawah. Untuk melakukan okulasi kakao (coklat),
yang pertama perlu diperhatikan adalah sumber mata entres (kayu olulasi) harus
berasal dari klon/varietas yang unggul. Selanjutnya sumber entres harus
berkualitas baik yaitu berwarna coklat (tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda)
serta mata entres yang akan diambil dalam keadaan baik (nampak jelas).
Kayu okulasi dapat berasal dari 2 (dua) jenis cabang yaitu ortotrop dan
plagiotrop. Tanaman yang dihasilkan dari okulasi tunas ortotrop pada umumnya
habitus baik, tanaman berjorget, tanaman tinggi besar dan percabangan teratur
serta lebih lambat berbunga/berbuah. Sedangkan tanaman yang dihasilkan dari
okulasi tunas plagiotrop pada umumnya habitus pendek, percabangan mulai dari
permukaan tanah dan tanaman cepat berbuah (Anonim, 2012).
Keuntungan dari mengenten ataupun okulasi diantaranya tanaman dapat
berproduksi lebih cepat, hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung
batang atas yang digunakan. Sebagai contoh anda memiliki dua jenis rambutan,
ada yang rasanya manis tetapi tidak tahan terhadap genangan air (akar membusuk)
dan disisi lain ada rambutan yang masam namun tahan terhadap genangan air.
Jenis ini dapat dipadukan, bagian atas tanaman dipilih yang rasanya manis dan
bagian bawah dipilih yang tahan genangan air sehingga dapat dihasilkan rambutan
yang manis dan tahan pada daerah yang tergenang.
Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi
yaitu:
Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena
tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres) perlu
menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini. Bila salah satu syarat dalam
kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak
tumbuh sangat besar (Anonim, 2009).
BAB III
BAHAN DAN METODA SERTA PELAKSANAAN OKULASI
3.1 Tempat dan waktu
Praktikum Pembiakan Vegetatif dengan Cara Okulasi (Budding)
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 7 Mei 2015 pukul 15.00 WIB – 16.30 WIB,
bertempat di laboratorium ilmu tanah Fakultas Pertanian Universitas Katolik
Santo Thomas Sumatera Utara, Medan.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Tanaman kakao (Theobroma cacao)
2. Tanah top soil
3. Pestisida
4. Air
3.2.2 Alat
1. Polybag
2. Gembor
3. Plastik Pengikat
4. Plastik Pembungkus
5. Pisau Okulasi/Cutter
3.3 Prosedur Pelaksanaan Okulasi
1. Tanaman yang akan diokulasi adalah tanaman kakao
2. sebagai batang bawah disiapkan tanaman kakao lain yang tumbuh didalam
polybag setinggi ± 50 cm
3. Tanaman kakao yang akan dijadikan sebagai calon batang atas (entress) juga
disiapkan. Calon batang atas mata tunas dari tanaman kakao dari tanaman lain
4. Kulit batang bawah dikerat selebar ± 0,5 – 1 cm dengan panjang ± 2 cm
berbentuk persegi panjang atau jendela
5. Kulit dibuka dari batang tetapi tidak sampai terlepas dari batang dan sebagian
lidah kupasan dibuang (±2/3 bagian)
6. Masing-masing entris yang ada mata tunasnya diambil dari calon batang atas
7. Ujung bawah mata tunas diselipkan pada bagian ujung lidah yang tersisa pada
batang bawah dan kemudian diikat ddengan tali plastik yang transparan. Mata
tunas diusahakan tidak ikut terbungkus
8. Keberhasilan okulasi ditunggu selama tiga minggu dan selama itu dilakukan
penyiraman setiap hari
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil : Data terlampir
4.2 Pembahasan
Praktikum pembiakan vegetatif yang telah dilaksanakan yaitu tentang
okulasi (budding), tanaman yang diokulasi adalah tanaman kakao (Theobroma
cacao). Memilih dan menentukan tanaman yang akan di sambung, harus
memenuhi beberapa ciri diantaranya tanaman harus satu varietas, tidak terlalu tua
dan tidak terlalu mudah, tanaman yang sehat, sehingga dipilih tanaman kakao dan
durian yang memiliki family yang sama Sterculiaceae. Membuat jendela okulasi
pada batang bawah dengan mengerat bagian bawah tanaman kakao, tinggi sisi
kanan dan kiri jendela teratas adalah 10 cm dari tanah sedang tinggi sisi kanan dan
kiri jendela terbawah adalah 4 cm dari tanah. Pembuatan jendela pada batang
bawah dapat dilakukan dengan bukaan ke atas dan bukaan ke bawah.
Mengambil mata okulasi dari kayu entres dilakukan dengan cara membuat
jendela pada batang bawah. Mata okulasi yang idambil adalah mata okulasi yang
dapat digunakan (mata okulasi hidup), Kesiapan batang bawah yang dapat
dilakukan okulasi adalah saat daun kakao pada daun teratas sudah tua, jika daun
teratas masih muda, tanaman kakao akan tumbuh kurang baik. Rata-rata tanaman
yang diokulasi baik batang bawah atau batang atas (entres) minimal mempunyai 2
payung. Sebelum membuat jendela untuk mengambil mata okulasi, getah yang
melekat pada pisau okulasi harus dibersihkan dahulu dengan lap bersih. Untuk
membuat jendela okulasi pada batang bawah dan membuat jendela pada kayu
entres untuk mengambil mata okulasi , diperlukan pisau okulasi yang tajam. Pisau
okulasi yang tidak tajam (majal) akan mengakibatkan mata okulasi yang diambil
menjadi sobek/ pecah dan akan mati jika disambungkan dengan batang bawah,
irisan menjadi berat dan keseluruhan pekerjaan okulasi menjadi lambat.
Membuka jendela pada batang bawah, menempelkan mata okulasi dan
membalut jendela pada batang bawah. Sebelum membuka jendela pada batang
bawah getah yang keluar dari irisan pembuatan jendela harus dibersihkan dahulu
dengan kain atau tissue. Teknik pengambilan mata okulasi dan menempelkannya
pada batang bawah yaitu:
1. Setelah membuat jendela pada kayu entres dan mengirisnya, pangkal irisan
dipotong dengan pisau okulasi.
2. Langkah selanjutnya adalah memotong ujung irisan dan langsung mengambil
mata okulasi untuk ditempelkan pada batang bawah.
3. Batang atas dan bawah yang sudah di potong tersebut ditempelkan dengan
pas kemudian pada sambungan tersebut di ikat dengan plastik transparan
dengan kencang dan rapat, kemudian setelah di ikat pada tanaman bagian atas
di buang daun yang tidak perlu, tinggalkan daun hanya dua helai dan pada
perlakuan tanaman yang satu memotong semua daun yang tumbuh, sehabis
semua daunnya dibuang tanaman tersebut dibungkus dengan plastik yang
transparan, tujuannya adalah untuk mengurangi daya transpirasi dan
menaungi dari cahaya matahari secara langsung, plastik pembungkus
(sungkup plastik) ini boleh dilepas setelah tanaman hasil sambungan
mencapai umur 14 hari atau dua minggu.
Dari praktikum yang telah dilaksanakan okulasi tanaman kakao tidak berhasil atau
tanaman yang diokulasi mati. Okulasi berhasil jika entress yang disambung pada
batang kakao terlihat segar dan berwarna hijau. Hal ini dikarenakan oleh beberapa
faktor misalnya,
1. pada saat pengeratan batang kakao dilakukan terlalu dalam sehingga
kambium menjadi rusak dan entress tidak dapat tersambung
2. Pisau okulasi yang digunakan sudah berkarat ataupun terkontaminasi oleh
mikroba
3. Pada saat penyungkupan atau pengikatan dengan plastik transparan tidak
terlalu kuat yang menyebabkan bagian tanaman kakao yang diokulasi kontak
langsung dengan udara luar seperti terkena air, ditumbuhi jamur dan hasilnya
bagian yang diokulasi jadi hitam.
4. Kurangnya penyiraman pada polybag
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari hasil Percobaan praktikum pembiakan vegetatif
tentang okulasi tanaman kakao (Theobroma cacao) yang telah dilaksanakan
diantaranya,
1. Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu tanaman tidak sedang Flush (sedang
tumbuh daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur
yang sama.
2. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Umur tanaman
antara batang atas dan batang bawah sama.
3. Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh,
tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah
yang banyak.
4. Umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan
benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang
cepat
5. Pada klon yang akan dijadikan batang atas atau entres tanaman harus
memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuha yang cepat, dan
tahan terhadap penyakit.
6. Waktu yang tepat untuk melakukan okulasi adalah jam 06.00 – 10.00 pagi
dan jam 15.00 – 17.00 sore.
7. Faktor yang menyebabkan okulasi berhasil atau tidak secara teknis dapat
diketahui dari cara pengeratan batang, kesterilan pisau okulasi, cara mengikat
plastik transparan pada batang yang diokulasi dan penyiraman tanah tanaman
induk.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2001. Dasar – dasar tentang Pembiakan Vegetatif. Angkasa
Pustaka. Bandung.
Anonim. 2009. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Gramedia. Jakarta
Anonim, 2010. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian
IPB. Bogor.
Anonim. 2012. http://info -perkebunan.blogspot.com/2012/03/perbanyakan-bibit-
kakao-cokelat-melalui.html , diakses pada hari Kamis 11 Juni 2015.
Anonim. 2013. http://rimha- follow .blogspot .com /2013/07/ laporan - praktikum-
teknik-sambung-dan.html , diakses pada hari Kamis 11 Juni 2015.
Rahardja, Parto dan Wahyu Wiryanta. 2003. Aneka Cara Memperbanyak
Tanaman. Agromedia Pustaka. Bandung.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Untuk memperoleh tanaman yang sama sifat dengan induknya, pembiakan
tanaman secara vegetatif mempunyai peranan penting terutama bagi tanaman yang
sukar dibiakkan dengan biji. Oleh karena itu dalam usaha memperoleh tanaman
yang mempunyai sifat lebih baik dari induknya dalam waktu yang relatif singkat
maka pembiakan secara vegetatif dalam praktikum ini yaitu teknik sambung
(Grafting) pada tanaman sirsak (Annona muricata) layak dicoba. Jadi
penyambungan disini berarti menyatukan antara batang bawah dan batang atas
sehingga gabungan ini benar-benar membentuk individu yang baru.
Dalam melakukan penyambungan banyak ragamnya di antaranya adalah
penyambungan dengan tanaman yang satu jenis tetapi beda warna, ata mempunyai
beda sifat digabung dengan maksud agar kedua sifat tersebut bisa bersatu,
tanaman cocok untuk menyambung ini umumnya bagian tanaman yang tidak
terlalu tua karena apabila terlalu tua maka tanaman tersebut sulit untuk menyatu
karena perbedaan sel. selain di atas juga perlakuan ini dengan maksud untuk
membentuk tanaman yang satu menjadi beberapa variasi warna yang berbeda
sehingga tampilannya indah untuk dilihat.
Sambung biasanya dilakukan pada tumbuhan yang sama genusnya, tujuan
sambung bukanlah menghasilkan tumbuhan baru melainkan seperti yang di
jelaskan di atas yaitu untuk menggabungkan tanaman dua sifat tumbuhan yang
berbeda dengan sifat yang unggul misalnya tanaman kamboja memiliki warna
yang bebeda antara tanaman yang satu dengan yang lain sehingga untuk
mengggabungkan antara dua warna yang berbeda dalam satu pohon, satu-satunya
yang bisa di lakukan adalah dengan metode menyambung ini. Dalam
menyambung kita bisa memperoleh tanaman yang berbeda sifat baik warna
maupun rasa, selain itu tanaman yang telah disambung harga jualnya lebih mahal
dari pada tanaman yang tidak disambung.
Pada sambung pucuk, batang atasnya tidak menggunakan mata tempel
tetapi tunas pucuk. Cara penyambungannya ada yang secara langsung, ada pula
yang menggunakan teknik penyusuan. Pada sambungan langsung, pucuk tanaman
dipotong dan ditempel pada ujung batang bawah yang juga telah dipotong. Pada
penyusuan, hanya sebagian kulit batang dikerat, lalu ditempelkan dan diikat.
Setelah dua batang ini menyatu, baru tanaman dipotong, dipisahkan. Laporan
praktikum ini membahas tentang cara penyambungan tanaman sirsak (Annona
muricata).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan percobaan praktikum pembiakan vegetatif
tentang okulasi tanaman Annona muricata adalah untuk mempelajari cara
melakukan berbagai perbanyakan vegetatif dengan sambung (grafting) pada
berbagai tanaman.
BAB II
TEORI
Menyambung atau mengenten merupakan penggabungan batang bawah
dengan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga terjadi
penyatuan, dan kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
Terjadinya penyatuan ini disebabkan oleh menyatunya kambium batang bawah
dan kambium batang atas. Pada dasarnya sangat banyak teknik sambung yang
dapat kita gunakan tergantung dari berbagai macam tanaman yang akan kita
jadikan media untuk perkembangbiakannya. Sambung pucuk adalah penyatuan
pucuk (sebagai calon batang atas) dengan batang bawah sehingga terbentuk
tanaman baru yang mampu saling menyesuaikan diri secara kompleks (Rini
Widyayanto, 2007).
Jenis-Jenis Sambung
Dalam grafting atau tehnik sambung terdapat beberapa jenis sambung
diantaranya,
a. Sambung baji (wedge grafting)
Sambung baji/sambung celah merupakan cara penyambungan yang paling
mudah dilakukan. Cara ini yang paling banyak dilakukan oleh penangkar-
penangkar bibit. Sambung baji ini dapat dilakukan dengan memotong batang
bawah 2-3 cm di atas perbatasan warna hijau dan coklat. Kemudian dibelah sama
besar sepanjang 2-5 cm, calon batang atas dipotong sepanjang 2-3 ruas (7,5-10
cm) kemudian pangkalnya diiris menyerong pada kedua sisinya. Pengirisan harus
sampai sebagian kayunya. Bentuk irisan ini menyerupai bentuk lancip atau mata
kampak. Calon batang atas yang telah diiris lalu dimasukan ke celah batang
bawah kemudian diikat.
b. Sambung baji terbalik (interved wedge grafting)
Cara penyambungan ini merupakan kebalikan dari sambung celah. Caranya
yaitu batang bawah diiris pada kedua sisi yang berlawanan sehingga berbentuk
mata baji/kampak. Calon batang atasnya dibelah, kemudian batang bawah
dimasukan pada celah batang atas kemudian diikat dengan menggunakan tali
plastik. Cara pengikatan dimulai dari bawah ke atas dengan menggunakan sistim
genteng. Batang atas dan bagian yang disambung ditutup dengan rantang plastik
bening kemudian diikat. Tujuan pemberian rantang plastik ini adalah untuk
menjaga kelembaban udara di sekitar sambungan.
c. Sambung cumeti
Sambung cumeti ini cocok dilakukan untuk bibit tanaman yang agak besar,
dan telah memiliki diameter batang antara 0,7-1,2 cm. Cara pembuatan
sambungan ini sangat mudah. Irisan yang dibuat sambungan berbentuk diagonal.
Kedua batang yang telah diiris dengan bentuk yang sama ini digabungkan satu
sama lain kemudian di ikat dengan tali plastik. Agar sambungan ini tidak mudah
goyah dan kedap udara, sebaiknya sambungan ditutup dengan lilin atau malam.
Lilin atau malam sebelum dioleskan ke sambungan terlebih dahulu dipanaskan
sampai mencair.
d. Sambung celah lidah (whip and tongue grafting)
Metode sambung ini belum digunakan secara luas, karena pelaksanaan
sambungan cukup rumit dan sulit. Cara penyambungannya adalah batang bawah
diiris diagonal sepanjang ± 1/3 dari irisan diagonal bagian atas dibuat irisan ke
bawah lalu ke atas lagi, sehingga di tengah irisan diagonal terdapat celah. Pangkal
batang atas juga dibuat irisan diagonal, lalu dibuat celah selebar 1/3 dari panjang
irisan diagonal. Bentuk irisan batang atas harus sama dengan bentuk irisan batang
bawah, agar kedua permukaan potongan ini dapat bertemu dengan tepat. Bila
kedua irisan tersebut tidak dapat bertemu dengan tepat maka kedua kambium
antara batang atas dan batang bawah tidak dapat menyatu sehingga sambungan
akan mengalami kegagalan (Anonim, 2014).
Beranalogi dari tujuan perkembangbiakan secara vegetatif buatan dapat
diketahui bahwa tujuan utamnya adalah untuk menghasilkan tumbuhan baru
dengan varietas yang berbeda dalam waktu yang relatif singkat. Namun
sebenarnya ada beberapa tujuan lain dari penggunaan teknik sambung ini
diantaranya :
1. Untuk mendapatkan bibit tanaman baru.
2. Untuk membantu pertumbuhan.
3. Untuk menyambung atau menghubungkan jaringan yang terpisah (Anonim,
2012).
Metoda sambung atau grafting memiliki keunggulan dan kelemahan, beberapa
keuntungan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan teknik ini
dintaranya,
a. Memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu, seperti perakaran kuat,
toleran terhadap lingkungan tertentu,
b. Mengubah kultivar dari tanaman yang telah berproduksi, yang disebut top
working.
c. Mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah lebih awal,
d. mempercepat pertumbuhan tanaman dan mengurangi waktu produksi,
e. Mendapatkan bentuk pertumbuhan tanaman khusus dan.
f. Memperbaiki kerusakan pada tanaman (Anonim, 2012).
Walaupun pembiakan vegetatif melalui teknik grafting (sambung)
bertujuan untuk mendapatkan hasil tanaman yang lebih baik dari iniduknya,
ternyata ada kelemahan grafting yang perlu juga diperhatikan. Berikut merupakan
beberapa kelemahan grafting.
a. Kelemahannya sulit mendapatkan sambungan batanga atas dalam jumlah
banyak.
b. Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang
patah jika ditiup angin kencang.
c. Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara batang atas dan
batang bawah (Indra Gunawan, 2004).
2.
BAB III
BAHAN DAN METODA SERTA PELAKSANAAN SAMBUNG
3.1 Tempat dan waktu
Praktikum Pembiakan Vegetatif dengan Cara Sambung (Grafting)
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 Mei 2015 pukul 14.00 WIB – 15.30
WIB, bertempat di laboratorium ilmu tanah Fakultas Pertanian Universitas
Katolik Santo Thomas Sumatera Utara, Medan.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Polibag
2. Tanaman Sirsak (Annona muricata)
3. Air
3.2.2 Alat
1. Cutter
2. Plastik transparan
3.3 Prosedur Pelaksanaan Sambung (Grafting)
1. Sebagi bahan bawah disiapkan tanaman sirsak (Annona muricata) yang telah
tumbuh didalam polybag setinggi ± 50 cm sebanyak tiga tanaman
2. Tanaman sirsak yang akan dijadikan batang atas juga disiapkan. Diusahakan
ukurannya sama dengan batang bawah
3. Batang bawah dipotong dan disisakan setinggi ± 15 cm dari permukaan
polybag, kemudian dibelah sama besar dengan ukuran 3cm – 5 cm
4. Batang atas yang hendak disambung dipotong dari tanaman induk dengan
panjang 10 cm – 16 cm dari pucuknya
5. Pucuk tersebut bagian pangkal kiri dan kanannya dipotong miring seperti
kapak sepanjang 3 cm – 5 cm
6. Pucuk diselipkan pada batang bawah dan diikat dengan tali plastik
7. Setelah tanaman tersambung sempurna, daun –daun yang ada dipangkas
sehingga dalam satu tanaman paling banyak terdapat 3 helai daun
8. Tanaman disungkup dengan menggunakan plastik transparan dan sungkup
tersebut juga menutupi sambungan.
9. keberhasilan sambungan pucuk ditunggu selama tiga minggu dan selama itu
dilakukan penyiraman setiap hari.
1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil : Data terlampir
4.2 Pembahasan
Praktikum pembiakan vegetatif yang telah dilaksanakan yaitu tentang
sambung (grafting), tanaman yang diokulasi adalah tanaman sirsak (Annona
muricata). Dari praktikum yang telah dilaksanakan hasilnya adalah tanaman yang
disambung mati. Hal ini dikarenakan beberapa faktor teknis dalam prosedur kerja
teknik sambung (grafting). Faktor terbesar yang mempengaruhi berhasilnya
tanaman sambung adalah kecocokan antara batang atas dan batang bawah, jika
batang atas dan batang bawah cocok maka dalam proses pengikatan dengan
plastik transparan akan tertutup sempurna sehingga air tidak masuk pada bagian
yang disambung sehingga tidak busuk ataupun berjamur.
Syarat Tanaman yang dapat di Sambung diantaranya adalah batang atas
dan batang bawah harus kompatibel artinya harus memiliki kecocokan jika
disambungkan, jaringan kambium kedua tanaman harus bersinggungan agar dapat
melekat sempurna dan menghasilkan sambungan yang layak tanam,
penyambungan harus segera dilakukan sesudah entris diambil dari pohon induk
agar entris tidak terkontaminasi dengan mikroba penghambat tumbuh, tunas yang
tumbuh pada batang bawah (wiwilan) harus dibuang setelah penyambungan
selesai agar tidak menyaingi pertumbuhan tunas batang atas, entris harus dari
batang yang berproduksi tinggi/berbuah banyak,bentuk buah baik/sempurna dan
rasanya enak, tahan terhadap hama dan penyakit, digemari oleh banyak orang
karena mempunyai sifat-sifat unggul, ranting/cabang yang baik berbentuk bulat
atau silendris.
Batang atas yang disambungkan ditutup dengan kantong plastik bening
kemudian diikat. Tujuan pemberian kantong plastik ini adalah untuk menjaga
kelembaban udara di sekitar sambungan. Bibit tanaman yang sudah disambung
sebaiknya di tempatkan pada tempat yang teduh dengan sinar matahari 20 – 25 %,
dan jangan ditempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari langsung. Maka
dari itu tempat pembibitan perlu diberi naungan. Setelah 3-5 minggu sambungan
biasanya telah keluar tunas baru, ini sebagai tanda sambungan berhasil. Bila
sambungan tidak berhasil biasanya ditandai dengan adanya kering batang.
Setelah sambungan benar-benar jadi maka kerudung plastik dapat dibuka.
Pelepasan ikatan sambungan dilakukan bila tepi bagian bawah tali pengikat
batang bawah membengkak. Hal ini menandakan bahwa sambungan telah betul-
betul kuat. Untuk menjamin keberhasilan sambungan sebaiknya pelaksanaan
penyambungan dilakukan pada waktu hari cerah dan tidak hujan, angin bertiup
tidak kencang dan tidak di bawah terik sinar matahari. Hal ini untuk menjaga agar
kambium tidak kering selama pelaksanaan penyambungan berlangsung, bila
kambium sampai kering selama pelaksanaan sambungan dapat berhasil.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari hasil Percobaan praktikum pembiakan vegetatif
tentang teknik grafting (sambung) tanaman sirsak (Annona muricata) yang telah
dilaksanakan diantaranya,
1. Sambung biasanya dilakukan pada tumbuhan yang sama genusnya.
2. Pada sambung pucuk (grafting), batang atasnya tidak menggunakan mata
tempel tetapi tunas pucuk. Cara penyambungannya ada yang secara langsung,
ada pula yang menggunakan teknik penyusuan.
3. Dalam grafting atau tehnik sambung terdapat beberapa jenis sambung
diantaranya,Sambung baji (wedge grafting), Sambung baji terbalik (interved
wedge grafting), Sambung cumeti, Sambung celah lidah (whip and tongue
grafting).
4. Beberapa tujuan dari penggunaan teknik sambung ini diantaranya, untuk
mendapatkan bibit tanaman baru, untuk membantu pertumbuhan, untuk
menyambung atau menghubungkan jaringan yang terpisah.
5. Faktor terbesar yang mempengaruhi berhasilnya tanaman sambung adalah
kecocokan antara batang atas dan batang bawah, jika batang atas dan batang
bawah cocok maka dalam proses pengikatan dengan plastik transparan akan
tertutup sempurna sehingga air tidak masuk pada bagian yang disambung
sehingga tidak busuk ataupun berjamur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. http://jakakelana85.blogspot.com/2012/04/teknik-sambung-pucuk-
grafting-pada.html , diakses pada hari Kamis 21 Mei 2015.
Anonim. 2012. https://warasfarm.wordpress.com/2012/11/27/teknologi-sambung-
pucuk-pada-tanaman/ , diakses pada hari Kamis 21 Mei 2015.
Anonim. 2014. http://www.nusatani.com/2014/11/cara-menyambung-pucuktop-
grafting-pada.html , diakses pada hari Kamis 21 Mei 2015.
Gunawan, Indra. 2004. Perkembangbiakan Vegetatif. Aviva. Klaten.
Widyayanto, Rini. 2007. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar
swadaya. Jakarta.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan sehari – hari, tanaman melakukan beberapa aktivitas
yang berguna dalam rangka mempertahankan hidup, seperti bernafas,
berfotosintesis, respirasi dan berkembang biak. Awal perkembangbiakan ditandai
dengan perkecambahan dan tentunya didalamnya terdapat struktur yang cukup
rumit. Perkembangbiakan pada setiap tanaman tidaklah sama. Ada beberapa
spesies tanaman yang berkembangbiak dengan cara generatif dan aja juga yang
berkembangbiak dengan cara vegetatif. Perkembangbiakan baik secara vegetatif
sebagian besar berasal dari salah satu bagian tanaman, misalnya berasal dari
batang, akar, daun dan lain – lain atau bisa juga disebut bibit. Sedangkan
perkembangbiakan secara generatif umumnya berasal dari biji.
Mencangkok merupakan teknik pembiakan tanaman yang sudah dikenal
sejak lama. Namun, melihat keadaan saat ini jarang sekali ditemukan orang –
orang yang melakukan pembiakan mencangkok meskipun ada hanya terbatas pada
orang – orang tertentu saja. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
tentang cara mencangkok. Dalam mencangkok yang perlu diperhatikan dalam
perlakuannya harus penuh kesabaran serta ketelitian supaya hasil cangkokan dapat
berhasil dengan baik.
Perbanyakan vegetatif akhir – akhir ini sedang gencar – gencarnya
dilakukan oleh para petani atau orang yang tertarik dalam bidang ini dan
seringkali dipadukan dengan karya seni yang mengagumkan, tidak hanya pada
tanaman hias saja tapi buah – buahan juga diaplikasikan. Jadi, teknik mencangkok
ini ada baiknya perlu diketahui untuk ilmu cadangan masa depan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara mencangkok dan untuk
mengetahui pertumbuhan akar cangkokan.
2. Untuk mengetahui pengaruh media cangkokan terhadap pembentukan
sistem perakaran.
BAB II
TEORI
Cangkok adalah cara perkembangbiakan pada tumbuhan dengan menanam
batang atau dahan yang diusahakan berakar terlebih dahulu sebelum di potong dan
di tanam di tempat lain. Tidak semua tumbuhan bisa di cangkok. Tumbuhan yang
bisa di cangkok hanyalah tumbuhan dikotil dan tumbuhan biji terbuka. Cara
perkembang biakan dengan mencangkok adalah sangat istimewa terutama untuk
buah-buahan. Karena rasa dan bentuk buah yang dihasilkan biasanya akan sama
persis dengan induknya. Berbeda jika perkembang biakan di lakukan dengan
menanam biji, terkadang tanaman yang dihasilkan tidak sama dengan kriteria
yang dimiliki oleh induknya (Anonim, 2012).
Beberapa persyratan yang harus dipenuhi oleh tanaman induk cangkokan
adalah sebagi berikut: (1). Pohon induk tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda;
(2). Pohon induk telah berbunga (untuk tanaman hias) dan telah berbuah
sedikitnya tiga kali (untuk tanaman buah – buahan); (3). Pohon nampak kuat dan
subur; (4). Sehat, tidak terserang hama dan penyakit; (5). Pohon harus banyak
bercabang. Cabang yang baik untuk dicangkok adalah cabang yang ukurannya
tidak terlalu besar, kira – kira sebesar kelingking atau pensil dengan syarat batang
atau cabang berkulit mulus dan berwarna cokelat muda. Bentuk cabang yang baik
adalah tegap dan mulus. Cabang yang berwarna coklat muda akan lebih cepat
terbentuk kalus akar. Panjang cabang cangkokan antara 20 – 30 cm, kalau terlalu
panjang mengalami kesulitan pada waktu penanaman dilapangan (Patricius
Sipayung, 2015).
Cara mencangkok sebenarnya sangat mudah dan disarankan untuk
dilakukan pada musim hujan, sehingga tidak perlu capek menyiram. Berikut ini
adalah langkah-langkah mencangkok:
dahan yang akan dicangkok di lukai lebih dahulu dengan cara dikelupas
kulitnya secara melingkar dengan lebar kira-kira 5 cm
lapisan lendir pada kayun (kambium) dibersihkan dengan mengikis atau
mengerok
luka yang dibuat kemudian ditutup dengan tanah basah dan dibalut dengan
sabut kelapa
jaga kelembabannya dengan menyiram sabut kelapa secara teratur
setelah akarnya tumbuh baru dahan dapat di potong dan ditanam di tempat
yang di inginkan (Anonim, 2006).
Ada beberapa keuntungan dari mencangkok diantaranya,
Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan
yang ditanam dari biji
Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya
Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses mencangkok akar
akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk
Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya
Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi
atau di pematang kolam ikan
Disamping keuntungan, terdapat juga beberapa kekurangan/ kerugian
pembibitan dengan sistem cangkok.
Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering
Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang
Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong
Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja,
sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan
dengan cara ini (Anonim, 2013).
BAB III
BAHAN DAN METODA SERTA PELAKSANAAN CANGKOK
3.1 Tempat dan waktu
Praktikum Pembiakan Vegetatif dengan Cara Cangkok dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 4 Juni 2015 pukul 14.00 WIB – 15.30 WIB, bertempat di
laboratorium ilmu tanah Fakultas Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas
Sumatera Utara, Medan.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Tanaman Lengkeng (Euphoria longana)
2. Serabut kelapa
3. Pupuk kompos
4. Pupuk kandang
5. Air
3.2.2 Alat
1. Pisau tajam (cutter)
2. Timba
3. Tali rafia
4. Plastik
3.3 Prosedur Pelaksanaan Cangkok
1. Bahan dan alat yang diperlukan disiapkan
2. Batang atau cabang dipilih tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda
3. Kulit disayat atau dihilangkan dari kambium pada batang atau cabang
tersebut sepanjang ± 10 cm
4. Bagian yang luka diberi media secukupnya dengan pupuk kandang dan
kompos, kemudian serabut kelapa ditutup dengan plastik
5. kelembapan media dijaga dengan cara disiram dengan air
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil : Data terlampir
4.2 Pembahasan
Praktikum pembiakan vegetatif yang telah dilaksanakan yaitu tentang
cangkok, tanaman yang dicangkok adalah tanaman lengkeng (Euphoria longana).
Penggempelan media berbentuk bulat atau lonjong yang
bertujuan memudahkan saat pemberian media pada sayatan
yang akan di cangkok. Tanaman lengkeng yang sudah di
tentukan cabang yang akan di cangkok lalu di lakukan
penyayatan dan pengerokan cairan kambium agar kegiatan
mencangkok dapat berhasil dengan baik. Setelah selesai proses
penyayatan dan pengeratan maka dilakukan pemberian media
pada cabang yang telat di sayat dan diikatan agar media tidak
hilang dan hanyut saat terkena air hujan.
Dalam peraktikum ini hasil mencangkok kelengkeng yang
telah berhasil mengeluarkan akar dan siap untuk di lakukan
pemotongan dan aklimatisasi di dalam pembibitan dan setelah
sudah siap bibit dapat di pindahkan di lapangan.
Setelah melihat hasil cangkokan ternyata tingkat
keberhasilan memuaskan. Cangkokan lengkeng bisa dikatakan
semua hampir semua hidup. Dan setelah di perhatikan hasil
cangkokan yang rusak atau mati di perkirakan karena kurangnya
penyiraman sehingga menyebabkan media menjadi kering
sehingga cabang sukar untuk menumbuhkan akar ke media
tersebut. Dan hal lain yang mempengaruhi ketidak berhasilan
mencangkok adalah pada saat penyayatan dan pengeratan
kambium yang kurang bersih sehingga kulit dari cabang
kelengkeng tersebut dapat menyatu kembali.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari hasil Percobaan praktikum pembiakan vegetatif
tentang cangkok tanaman lengkeng (Euphoria longana) yang telah dilaksanakan
diantaranya,
1. Tidak semua tumbuhan bisa di cangkok. Tumbuhan yang bisa di cangkok
hanyalah tumbuhan dikotil dan tumbuhan biji terbuka.
2. Cabang yang baik untuk dicangkok adalah cabang yang ukurannya tidak
terlalu besar, kira – kira sebesar kelingking atau pensil dengan syarat batang
atau cabang berkulit mulus dan berwarna cokelat muda.
3. Cangkokan yang rusak atau mati di perkirakan karena
kurangnya penyiraman sehingga menyebabkan media
menjadi kering sehingga cabang sukar untuk menumbuhkan
akar ke media tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006.http://www. Eduacedemi.com/2006/08/08/teknik-memperbanyak-
lengkeng-dengan-cangkok.html , diakses pada hari Kamis, 4 juni 2015.
Anonim. 2012. http://www.kamusq.com/2012/08/cangkok – cara – mencangkok –
pengertian – dan .html , diakses pada hari Kamis, 4 juni 2015.
Anonim. 2013. http://tipspetani.blogspot.com/2013/02/keuntungan-dan-kerugian-
mencangkok.html , diakses pada hari Kamis, 4 juni 2015.
Sipayung, Patricius. 2015. Penuntun Praktikum Pembiakan Vegetatif. Fakultas
Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara. Medan.