perbandingan peraturan tata tertib (ptt) bursa berjangka...
TRANSCRIPT
Perbandingan Peraturan Tata Tertib (PTT) Bursa
Berjangka Komoditi (BBJ) dan Fatwa DSN MUI
No. 82/DSN-MUI/VIII/2011 tentang Perdagangan
Komoditi Syariah
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister
Hukum (MH) Dalam Bidang Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Oleh:
M. Hanif Fikri
211610116
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH)
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1437 H/2016 M
Perbandingan Peraturan Tata Tertib (PTT) Bursa
Berjangka Komoditi (BBJ) dan Fatwa DSN MUI
No. 82/DSN-MUI/VIII/2011 tentang Perdagangan
Komoditi Syariah
Tesis
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister
Hukum (MH) Dalam Bidang Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Oleh:
M. Hanif Fikri
211610116
Dosen Pembimbing:
Prof. DR. H. Jaih Mubarok, MA.
DR. H. Nadratuzzaman, MA.
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH)
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1437 H/2016 M
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis dengan judul “Perdagangan Komoditi Syariah (Studi Perbandingan
antara Peraturan Tata Tertib (PTT) Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Fatwa
DSN MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011)” yang disusun oleh M. Hanif Fikri
dengan Nomor Induk Mahasiswa 211610116 telah memenuhi syarat ilmiah
untuk diujikan di sidang munaqasyah.
Pembimbing 1
Prof. Dr. Jaih Mubarok, MA
Tanggal:
Pembimbing II
Dr. Nadratuzzaman, M. Sc., M. Ec.
Tanggal:
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis dengan judul “Perdagangan Komoditi Syariah (Studi Perbandingan
antara Peraturan Tata Tertib (PTT) Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Fatwa
DSN MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011)” yang disusun oleh M. Hanif Fikri
dengan Nomor Induk Mahasiswa 211610116 telah diujikan di sidang
munaqasyah Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada
tanggal 24 Agustus 2016. Tesis tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Magister Hukum (MH) dalam bidang Ilmu Agama Islam.
Direktur Program
Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA.
Panitia Ujian
Keterangan Tanda Tangan Tanggal
Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA. _____________ _______
Ketua Sidang
Dr. H. M. Azizan Fitriana, MA. _____________ _______
Sekretaris
Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA. _____________ _______
Penguji I
Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA. _____________ _______
Penguji II
Prof. Dr. H. Jaih Mubarok, MA. _____________ _______
Pembimbing I
Dr. H. Nadratuzzaman, M. Sc., M. Ec. _____________ _______
Pembimbing II
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : M. HANIF FIKRI
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 09 Agustus 1988
NIM : 211610116
Jurusan/Prodi : Hukum Ekonomi Syariah
Judul Tesis : Perdagangan Syariah Komoditi (Studi
Perbandingan antara Peraturan Tata Tertib
(PTT) Bursa Berjangka Komoditi (BBJ) dan
Fatwa DSN MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011)
Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. H. Jaih Mubarok, MA.
2. Dr. H. Nadratuzzaman, M. Sc., M. Ec.
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat benar-benar hasil
karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis dengan apa yang
saya tulis.
Jakarta, 24 Agustus 2016
Mahasiswa Ybs,
Materai 6000
M. HANIF FIKRI
NIM: 211610116
iv
بسم الله الرحمن الرحيمKATA PENGANTAR
.ورسوله عبده امحمد ان شهدأو الله لاإ لهإ لا نأ أشهد العالمين رب لله الحمد للعالمين رحمة المبعوث محمد ومولنا سيدنا النبيين خاتم على وسلم صل اللهم
،بعد أما .أجمعين وأصحابه لهآ وعلىHanya puji syukur yang pantas terucap atas segala nikmat dan karunia-
Nya tak terhitung dan tak terhingga, sehingga karya tesis yang berjudul
“Perdagangan Komoditi Syariah (Studi Perbandingan antara Peraturan
Tata Tertib (PTT) Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Fatwa DSN MUI
No. 82/DSN-MUI/VIII/2011” ini bisa terselesaikan diantara samudera ilmu
yang ada di alam semesta.
Dan tidak lupa penulis panjatkan shalawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW., yang telah membawa Risalah
Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu keislaman,
sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Merupakan suatu kebanggaan tersendiri, jika suatu tugas dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan tesis
merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis menyadari, banyak hambatan yang
menghadang dalam proses penyusunan tesis ini, dikarenakan keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Kalaupun akhirnya tesis ini dapat
terselesaikan, tentunya karena bantuan dari berbagai pihak.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan yang sangat berarti bagi
penulis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Huzaemah Tahido Yanggo, MA. selaku Rektor Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta.
2. Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA. selaku Direktur Program
Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.
3. Prof. Dr. Jaih Mubarok, MA. dan DR. Nadratuzzaman, M. Sc., M. Ec.
selaku pembimbing yang telah banyak membimbing dan mengarahkan
sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan lancar.
4. Tim Dosen Penguji, Prof. Dr. Huzaemah Tahido Yanggo, MA. (Penguji I)
dan Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA. (Penguji II) Tesis
Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.
v
5. Seluruh Dosen Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang
telah banyak memberikan materi, arahan dan pengalamannya selama
penulis menempuh studi.
6. Seluruh staf Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.
7. Ayahanda dan Ibunda tersayang Bapak Drs. H. A. Murdani Najieb, M. Pd.
dan Ibu Hj. Nasrifah, S. Pd. I serta kedua mertuaku Bapak KH. Ahmad
Syatibi, SH. dan Ibu Hj. Abidah Noer Alie, Lc. yang selalu menjadi
penyemangat.
8. Istriku tercinta Minnatillah yang sangat sabar menemani, membantu,
memberi semangat dan mendo’akan sehingga bisa selesai penulisan tesis
ini dan menjadi motivasi besar bagi penulis untuk bisa menyelesaikan tesis
ini.
9. Kakakku Lilis Nurkholisoh dan suami Kanda Afif Rusydi serta adik-
adikku, M. Lutfi Azhari dan M. Rifki Ilham yang ikhlas mendo’akan dan
memberikan dukungan.
10. Seluruh keluarga besar Attaqwa yang tak bisa penulis sebutkan satu
persatu, terimakasih untuk semangat dan do’anya selama ini,
11. Kepada teman-teman seperjuangan di Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an
(IIQ) Jakarta dan teman-teman lainnya yang memberikan motivasi dalam
menyelesaikan tesis ini.
12. Ibu Dr. Andam Dewi dan Bapak Isa Abiyasa Djohari selaku Analis Senior
di Jakarta Future Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang
telah banyak membantu memberikan informasi dan data untuk penelitian
tesis ini, semoga Allah Swt. memberikan balasan kebaikan yang berlipat.
Amiin.
13. Bapak Dr. Rifki Ismal, SE., MA., Bapak Cecep Maskanul Hakim, M. Ec.,
dan Bapak Sanrego selaku narasumber yang bersedia meluangkan waktu
untuk diwawancarai dan memberikan informasi untuk data penulisan tesis
ini.
14. Kepada seluruh narasumber yang telah bersedia diwawancarai untuk data
penulisan tesis ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis hingga dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.
Penulis berdoa semoga semua amal dan jasa baik dari semua pihak
mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa karya ini jauh dari kesempurnaan yang ideal, dan masih banyak
kekurangan baik dalam bentuk penyajian maupun bentuk penggunaan bahasa,
karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis.
Maka dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik, saran ataupun
masukan yang sifatnya membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan
tesis ini dan semoga tesis ini kedepannya dapat bermanfaat bagi semua orang.
Amiin Yaa Rabbal ‘aalamiin.
vi
Demikianlah kata pengantar yang penulis paparkan, atas segala ucapan
yang tidak berkenan dalam tesis ini penulis memohon maaf.
Jakarta, 21 Dzulqaʻidah 1437 H.
24 Agustus 2016 M.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Persetujuan Pembimbing .................................................................................. i
Lembar Pengesahan .......................................................................................... ii
Pernyataan Penulis ............................................................................................ iii
Kata Pengantar .................................................................................................. iv
Daftar Isi ........................................................................................................... vii
Pedoman Transliterasi ...................................................................................... ix
Abstrak ..................................................................................................... xii
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Permasalahan .............................................................................. 17
1. Identifikasi Masalah ............................................................... 17
2. Pembatasan Masalah .............................................................. 18
3. Perumusan Masalah ............................................................... 18
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 19
D. Metodologi Penelitian ................................................................. 19
E. Studi Pustaka .............................................................................. 20
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 21
BAB II : TINJAUAN UMUM PERDAGANGAN BERJANGKA
KOMODITI ................................................................................... 22
A. Pengertian dan Tujuan Perdagangan Berjangka Komoditi ......... 22
B. Sejarah Perdagangan Berjangka Komoditi ................................. 25
C. Struktur Industri Perdagangan Berjangka Komoditi .................. 31
D. Sistem Perdagangan Berjangka Komoditi .................................. 49
E. Regulasi Perdagangan Berjangka Komoditi ............................... 65
BAB III : KONSEP AKAD DALAM ISLAM SERTA PENGATURAN
BURSA KOMODITI MENURUT HUKUM DI INDONESIA . 76
A. Tinjauan Umum Perikatan (Akad), Murabahah dan Tawarruq
dalam Islam ................................................................................. 76
1. Tinjauan Umum Akad............................................................ 76
2. Akad Murabahah ................................................................... 93
3. Konsep Tawarruq .................................................................. 96
B. Regulasi dalam Pelaksanaan Bursa Komoditi Syariah ............... 111
C. Pengaturan Perdagangan Komoditi Menurut Hukum di Indonesia
.................................................................................................... 114
1. Pengaturan Perdagangan Komoditi Menurut
Undang-Undang ..................................................................... 114
viii
2. Pengaturan Perdagangan Komoditi Menurut Fatwa DSN
MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011......................................... 120
3. Peraturan Tata Tertib (PTT) Bursa Berjangka Jakarta tentang
Perdagangan Komoditi Syariah ............................................. 129
BAB IV : ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA PERATURAN TATA
TERTIB (PTT) BURSA BERJANGKA JAKARTA (BBJ) DAN
FATWA DSN MUI NO. 82/DSN-MUI/VIII/2011 TENTANG
PERDAGANGAN KOMODITI SYARIAH ............................... 140
1. Analisis Kesesuaian Akad pada Peraturan Tata Tertib (PTT) yang
dikeluarkan oleh Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dengan Fatwa DSN
MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011 tentang Perdagangan Komoditi
Syariah ....................................................................................... 140
2. Analisis Kesesuaian Akad Murabahah pada Fatwa DSN No.
82/DSN-MUI/VIII/2011 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.
17/28/DKMP yang dikaitkan dengan Fatwa DSN No. 04/DSN-
MUI/IV/2000 .............................................................................. 141
3. Analisis Pemenuhan Rukun dan Syarat pada Akad Murabahah yang
digunakan pada Sertifikat Perdagangan Komoditi Berdasarkan
Prinsip Syariah Antarbank (SiKA) ............................................. 143
BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 151
A. Kesimpulan ................................................................................. 151
B. Saran-saran ................................................................................. 152
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 153
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 159
Lampiran1. Fatwa DSN MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011 ...................
Lampiran2. Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka Jakarta ...................
Lampiran3. Berita Wawancara ................................................................
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
1. Konsonan
ARAB LATIN ARAB LATIN ARAB LATIN
q ق z ز a ا
k ك s س b ب
l ل sy ش t ت
m م sh ص ts ث
n ن dh ض j ج
w و th ط h ح
h ه zh ظ kh خ
’ ء ʻ ع d د
y ئ gh غ dz ذ
f ف r ر
2. Vocal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
TANDA/ARAB LATIN KETERANGAN
A Fatẖah ٲ
I Kasrah ٳ
U Dhammah ٱ
Contoh:
ه Alhamdulillâh :الحمد للـ
x
b. Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan aksara adalah sebagai berikut:
TANDA/ARAB LATIN KETERANGAN
Ai a dan i أي
Au a dan u أو
Contoh:
بالع ق ود أوف وا : Aufû bilʻuqûd
c. Adapun untuk vokal panjang, ketentuan alih aksara (madd), yang
dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
TANDA/ARAB LATIN KETERANGAN
 a dengan topi di atas يا
Î i dengan topi di atas يى
Û u dengan topi di atas يو
Contoh:
أيها ا الذين ي ءامن و : Yâ ʼayyuha al-ladzîna âmanû
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti huruf-huruf al-qamariyah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf (l).
Contoh:
المدينة al-Baqarah :البقرة : al-Madînah
b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf as-syamsiyah
ditransliterasikan dengan mengganti al dengan huruf-huruf as-syamsiyah
yang mengikutinya.
Contoh:
الرجل : Ar-Rajul السيدة : As-Sayyidah
الشمس : Asy-Syams الدارمي : Ad-Dârimî
xi
c. Huruf ta marbûthah (ة)
Ta marbûthah dalam bahasa Arab dilambangkan dengan transliterasimya
dilambangkan dengan huruf h
Contoh: الدعوة = ad-Daʻwah
d. Tanda syaddah (tasydîd)
Transliterasinya dilambangkan dengan huruf dobel sesuai dengan huruf
yang diberi tanda.
Contoh:
الذين إن : Inna al-ladzîna
xii
ABSTRAK
Perdagangan Komoditi Syariah adalah perdagangan komoditi yang diatur
agar sesuai prinsip-prinsip syariah dengan merujuk kepada Fatwa DSN MUI
dan Peraturan Tata Tertib (PTT) yang dibuat oleh Bursa Berjangka Jakarta
(BBJ). Permasalahan yang timbul adalah tentang konsep akad yang terjadi
pada Perdagangan Komoditi Syariah beserta mekanisme transaksinya. Oleh
karena itu perdagangan ini membutuhkan informasi yang jelas tentang akad
yang terjadi. Apakah sudah sesuai syariah dengan merujuk Fatwa DSN MUI
No. 82/DSN-MUI/VIII/2011 dan Peraturan Tata Tertib (PPT) Bursa Berjangka
Jakarta (BBJ) atau belum.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akad yang terdapat
pada Peraturan Tata Tertib (PTT) Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) telah sesuai
dengan Fatwa DSN MUI No.82/DSN-MUI/VIII/2011. Namun masih ada
keganjalan dalam hal niat jual beli yang dilakukan oleh para pelaku
perdagangan dalam komoditi ini. -Seperti diketahui bersama bahwa niat itu
sulit untuk diketahui secara zhahir-. Jika niat hanya untuk uang dan
keuntungan semata, lebih baik untuk tidak bertransaksi di perdagangan ini.
Namun jika niat untuk berinvestasi dan memang berniat untuk membeli barang
komoditi tersebut serta bertransaksi karena keperluan mendesak seperti yang
terjadi pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas maka silahkan untuk
bertransaksi di perdagangan ini.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
pendekatan analisis yuridis normatif yaitu penelitian yang difokuskan untuk
mengkaji peraturan-peraturan yang tertulis. Dalam hal ini untuk menganalisis
kesesuaian akad antara Peraturan Tata Tertib yang dikeluarkan oleh Bursa
Berjangka Jakarta dengan Fatwa DSN MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011
tentang Perdagangan Komoditi Syariah. Sedangkan jenis penelitian ini adalah
library research atau studi pustaka yang sumber primernya adalah Fatwa DSN
MUI No. 82 dan PTT BBJ tentang Perdagangan Komoditi Syariah yang
ditunjang dengan buku-buku lain yang berkenaan dengan hal tersebut. Juga
ditambah dengan hasil wawancara dari lembaga Bursa Berjangka Jakarta dan
Dewan Syariah Nasional MUI serta sumber lain untuk menunjang penelitian
ini.
xiii
ABSTRACT
Sharia Trading Commodity is a trading commodity set to match the
principles of Sharia that referred to Fatwa DSN MUI (Indonesian Council of
Ulama) and Rules and Regulations (PTT) by Jakarta Future Exchange (BBJ).
The Problem that arises is about the concept of contract (akad) happened
between Sharia Trading Commodity along with their mechanism of
transactions. For that reason, this trading need detail information about the
concept of the contract (akad) that has been made, to assure whether is yet to
be set based on the Sharia rules and regulations which referred from Fatwa
DSN MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011 and Rules and Regulations (PTT) by
Jakarta Future Exchange (BBJ).
Based on the results of this study indicate that the contract (akad)
which is in the Rules and Regulations (PTT) by Jakarta Future Exchange
(BBJ) has been compatible to the Fatwa DSN MUI No.82/DSN-
MUI/VIII/2011. However, there are still some issues on the intention of
transaction among the traders in this Sharia commodity. Whereas the
intention is hard to be seen visibly, it is better not to do any transaction in this
trade when the intention (niat) is only for money and interest, but it is
welcome to do the transaction if the intention is to invest and to purchase
these commodities and trade for urgent purposes as happened to banks
experiencing liquidity problems.
The methodology used is Qualitative Method using normative juridical
analysis approach. A study which is focused on reviewing the written rules.
In this case is to analyze the suitability of the contract (akad) between the
Rules and Regulations by Jakarta Future Exchange (BBJ) and Fatwa DSN
MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011 on Sharia Trading Commodity. This type
of research is a Library Research or Literature Study which the primary
source is Fatwa DSN MUI No. 82 and PTT BBJ about Sharia Trading
Commodity supported by other books relating to it. Also soupled with the
interviews from Jakarta Future Exchange Institution and National Sharia
Board (DSN) MUI and other sources to support this study.
xiv
الملخص
، وقد أباحتها فتوى لمبادئ الشرعيةتضبط با هي تجارة عادية ةللشريع السلعتجارة ، واعتمدها القرار التنظيمي لسوق الأوراق مجلس العلماء الإندونيسي، المجلس الإسلامي الوطني المشكلة من تكييف العقد في هذه التجارة، وكيفية عقد الصفقة تظهرالمالية المؤقتة، جاكرتا.
مدى التزامها ي ب ت قد الواقعة فيها، حتى يفيها. لذا لا بد من معلومات واضحة عن صيغ الع مي المذكور.يأو عدم الالتزامها بالحكم الشرعي الذي أصدره مجلس العلماء، وبالقرار التنظ
لسوق للقرار التنظيميالتجارية هذه الصفقة ، أنبالاعتماد على نتائج هذا البحثمجلس ، المجلس الإسلامي الوطنيالصادرة من لفتوى بامطابقة الية المؤقتة، جاكرتاالأوراق الم
ت الإشكال، وهو قصد . ولكن ث ( DSN/-MUI/VII/2011/82 ، )رقمالعلماء الإندونيسي: فإن كان القصد هو -صعب الاطلاع على القصد في الظاهروي–في هذه التجارة المتعاقدين
ستثمار ، ولكن إذا كان القصد هو الافضلالأ هو ب من هذه التجارةتجنالفالمال ومجرد الربح فلا حرج في ،سيولة، مثل ما فعله الفروع البنكية في عملية والشراء الاضطراري لتلك المواد
.ملة بهاعاالموهي التي -يستخدم منهج البحث النوعي بطرق التحليل القانوني المعيارية وهذا البحث
مطابقة هذه الصفقة التجارية للقرار التنظيمي على لل تح -القواني المكتوبة دراسة تركز على، مجلس المجلس الإسلامي الوطنيبالفتوى الصادرة من لسوق الأوراق المالية المؤقتة، جاكرتا
أما نوع ( عن تجارة السلع للشريعة. DSN/-MUI/VII/2011/82العلماء الإندونيسي، )رقم الفتوى الصادرة من المجلس كونتالمكتبي أو الدراسة المكتبية و البحث فيستخدم البحث
القرار التنظيمي لسوق الأوراق المالية و 82الوطني للشريعة، مجلس العلماء الإندونيسي رقم الكتب اويؤيدهم المؤقتة، جاكرتا عن تجارة السلع للشريعة مصدرين أساسي لهذا البحث
دا بالمقابلات الشخصية من سوق الأوراق المالية المؤقتة، مع م زجه م زجا جي المتعلقة بهماجاكرتا والمجلس الوطني للشريعة، مجلس العلماء الإندونيسي والمراجع الأخرى لدعم هذا
البحث.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sektor yang mendorong munculnya bursa komoditi adalah
perkembangan dan perubahan sektor ekonomi dari agraris ke sektor industri
serta derivasinya, yakni bermigrasinya penduduk yang bekerja di sektor
pertanian ke sejumlah kota besar, mengakibatkan penduduk kota menjadi
penuh sesak, oleh sebab itu kebutuhan hidup yang harus ditanggung di kota-
kota ini menjadi kebutuhan yang harus dikelola secara teratur dengan
menjaga bahan makanan dan bebijian yang sulit diperoleh di kota tetap
tersedia. Kondisi ini menuntut adanya pasar yang menjadi pusat
berkumpulnya para pedagang dengan membawa hasil-hasil pertanian, lalu
muncullah sekelompok orang baru dari kalangan pelaku bisnis yang
mengatasnamakan diri mereka sebagai mudhârib (pengelola karena memiliki
keahlian), karena mereka berani menanggung resiko perubahan harga, dan
sejumlah pedagang membangun sejumlah kongsi gudang tempat
penyimpanan barang, dan pihak bank ikut andil membantu para pedagang
tersebut, akhirnya bermunculanlah pasar bursa di sejumlah tempat untuk
memperdagangkan hasil-hasil pertanian tersebut, yang belakangan ini disebut
bursa komoditi (burshah al-badhâ’iʻ). Bursa komoditi pertama kali
berkembang di Paris tahun 1304 M. dan di Amsterdam tahun 1608 M.1
Secara konsep, mungkin Perdagangan Komoditi mirip dengan Baiʻ as-
Salam dan telah sesuai syariah, tetapi ada beberapa hal penting lain yang
perlu diteliti terhadap praktik ini. Beberapa ketentuan dalam hadis dan
berdasarkan mazhab yang empat, kesemuanya berpendapat bahwa tidak
dibenarkan untuk menjual bahan pangan sebelum barang tersebut ada di
tangan penjualnya.2 Apa yang tercantum dalam ketentuan ini sebenarnya
dapat diterapkan terhadap praktik Opsi atas Kontrak Berjangka yang intinya
melarang praktik tersebut. Hal ini tentu saja sepertinya mencerminkan bahwa
1 Syaʻbân M. Islam al-Barwari, Burshah al-Aurâq al-Mâliyah min manzhûrin
islâmiyyin, (Damaskus: Dar al-fikr, 2002), h. 23. 2 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, terj. Nastangin Soeroyo, Vol. 4,
(Yogyakarta: Dhana Bakti Wakaf, 1995), h. 144
2
Perdagangan Komoditi di satu sisi bertentangan dengan Hukum Islam dan di
sisi lain sesuai dengan Hukum Islam.
Oleh karena itu, penelitian ini mencoba mengungkapkan bagaimana
praktik Perdagangan Komoditi dengan melihatnya dari beberapa aspek yang
perlu ditinjau.
Jual beli merupakan hal yang diperbolehkan oleh Allah Swt.
sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an yang berbunyi :
البيع وحرم الر بوا...""... وأحل الل
“…padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba….” (QS. Al-Baqarah [2]: 275)
Ayat ini jelas menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, karena
bermuamalah dengan riba termasuk dosa yang besar.3 Namun yang menjadi
permasalahan adalah; Apakah semua jenis jual beli itu diperbolehkan?
Ataukah ada kriteria-kriteria tertentu yang menyebabkan jual beli itu
diharamkan?
Jual beli menurut syaraʻ yaitu memiliki suatu harta dengan mengganti
sesuatu atas dasar izin syaraʻ atau sekedar memiliki manfaatnya saja dengan
melalui pembayaran yang berupa uang atau yang sejenisnya.4 Dan barang itu
diketahui oleh si penjual dan si pembeli. Zat, bentuk, kadar (ukuran), dan
sifat-sifatnya jelas sehingga antara penjual dan pembeli keduanya tidak saling
kecoh-mengecoh.
Di antara kriteria yang tidak diperbolehkan dalam jual beli adalah tidak
boleh menjual barang yang dia beli sampai dia menerimanya.5 Atau terdapat
unsur gharar, seperti jual beli yang tidak jelas sehingga menjadikannya
berada di antara kerusakan dan manfaat, jual beli gharar yang tidak jelas
3 Mushthafa Diib al-Bugha, Fikih Islam Lengkap; Penjelasan Hukum-Hukum Islam
Madzhab Syâfiʻi, terj. Pakihsati (Solo: Media Zikir, 2010), Cet. ke-1, h. 259. 4 Ahmad Sunarto, Fathul Qarîb, terj. (Surabaya: Al-Hidayah, 1991), h. 334. 5 Mushthafa Diib al-Bugha, Fikih Islam Lengkap; Penjelasan Hukum-Hukum Islam
Madzhab Syâfiʻi, h. 261.
3
hasilnya, seperti menjual janin dalam rahim dan susu di payudara, serta jual
beli gharar yang tidak jelas jenisnya.6
Para ulama fikih sepakat bahwa tidak semua jenis jual beli itu
perbolehkan, ada kriteria-kriteria tertentu yang menyebabkan jual beli itu
menjadi haram, di antaranya jika terdapat unsur gharar (penipuan), maisir
(judi/spekulasi), riba dan unsur-unsur lainnya yang tidak diperbolehkan
dalam agama. Jika tidak ada, maka jual beli itu diperbolehkan, karena segala
sesuatu dalam muamalat, pada dasarnya diperbolehkan.
Sebagai salah satu buktinya, dalam ilmu fikih dikenal suatu kaidah
besar yang berbunyi:
7ي ه الن ت ب ث ي ت , ح ة ح ب ال اء ي ش ال ف ل ص ال “Hukum asal dalam segala hal adalah boleh, hingga ada penetapan
dalam pelarangannya.”
Para ulama juga telah menyepakati bahwa perniagaan adalah pekerjaan
yang dibolehkan, dan kesepakatan ini telah menjadi suatu bagian dari
Syariʻat Islam yang telah diketahui oleh setiap orang. Sebagai salah satu
buktinya, setiap ulama yang menuliskan kitab fikih, atau kitab hadis, mereka
senantiasa mengkhususkan satu bab untuk membahas berbagai permasalahan
yang terkait dengan perniagaan.
Berangkat dari dalil-dalil ini, para ulama menyatakan bahwa hukum
asal setiap perniagaan adalah boleh, selama tidak bertentangan dengan
syariat.
Perdagangan Berjangka Komoditi merupakan suatu bentuk
perdagangan yang cukup potensial bagi masyarakat Indonesia dalam
memulihkan perekonomian nasional karena yang ditransaksikan sebagian
besar adalah komoditi pangan.
6 Mushthafa Diib al-Bugha, Fikih Islam Lengkap; Penjelasan Hukum-Hukum Islam
Madzhab Syâfiʻi, h. 263. 7 Ali Ahmad an-Nadwy, al-Qawâʻid al-Fiqhiyyah, (Damaskus: Dâr al-Qalam, 2011),
Cet. ke-10, h. 122.
4
Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi memberikan pengertian melalui pasal 1 butir 1, yaitu:
Perdagangan Berjangka Komoditi, yang selanjutnya disebut
Perdagangan Berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
jual beli komoditi dengan penyerahan kemudian berdasarkan Kontrak
Berjangka atau Opsi atas Kontrak Berjangka.8
Perdagangan Berjangka Komoditi ini merupakan suatu perdagangan
komoditi yang mana komoditi tersebut diserahkan di kemudian hari.
Perdagangan ini diawali dengan suatu perjanjian dagang dan kemudian
diakhiri dengan penyerahan secara tunai yang dihitung dari selisih harga
waktu kontrak ditutup atau harga waktu kontrak jatuh tempo.
Perdagangan Berjangka Komoditi merupakan sarana bisnis atau
investasi yang menarik, khususnya bagi kalangan usahawan dan investor.
Perdagangan Berjangka Komoditi menawarkan suatu keuntungan yang besar
dengan modal relatif kecil. Bagi para investor yang bermaksud melakukan
hedging, modal yang kecil ini tidak akan memberatkan posisi keuangannya
bila dibandingkan dengan resiko yang akan ditanggung bila tanpa melakukan
hedging. Namun bagi para spekulator, perlu diperhatikan bahwa bisnis atau
investasi ini mengandung resiko yang tinggi.9
Resiko ini sebenarnya tidak hanya dapat terjadi pada spekulator tetapi
juga para hedger dan para investor secara keseluruhan. Kurangnya informasi
para investor akan keadaan komoditi, jumlah, mutu, dan tempat penyerahan,
serta proses peralihan kepemilikan komoditi menjadi suatu resiko tersendiri.
Belum lagi untuk para spekulator, setiap perubahan harga yang relatif kecil
sekalipun dapat menimbulkan dampak terhadap posisi keuangan Kontrak
Berjangka Komoditi ini, sehingga menimbulkan resiko baginya. Para
spekulator itu ibarat berjudi dengan uang yang ditanamnya.
Investor mungkin akan bersikap wajar bila resiko ini timbul karena
keadaan pasar sesungguhnya. Tetapi bagaimana bila resiko ini muncul karena
suatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum yang bisa merugikan para
investor? Tentu saja para investor menginginkan ganti rugi. Perbuatan tadi
8 Indonesia, Undang-undang Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, UU No. 32,
LN No. 93 Tahun 1997, TLN No. 3720, ps. 1btr 1. 9 Johannes Arifin Wijaya, Bursa Berjangka, cet. 1, (Yogyakarta: Andi, 2002), h. 7.
5
tidak hanya bertentangan dengan hukum positif tetapi juga dengan Hukum
Islam atau Syariat.
Pada tahun 1977, kegiatan ini sempat dilarang dan ditertibkan melalui
Instruksi Menteri Perdagangan Nomor 3/M/INS/VI/1977.10 Instruksi ini
menyatakan bahwa Perdagangan Berjangka Komoditi identik dengan judi
dan melarang beroperasinya usaha sejenis ini. Tetapi beberapa tahun
kemudian, Perdagangan Berjangka Komoditi diperbolehkan kembali hingga
akhirnya memperoleh legalitasnya yang pasti melalui Undang-undang No. 32
tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka komoditi walaupun masih
terdapat kasus-kasus seperti perdagangan ilegal yang tetap mengiringi
transaksi ini.
Kasus yang terjadi sudah cukup banyak dalam transaksi Perdagangan
Berjangka Komoditi dan sebagian besat diakibatkan karena perdagangan
ilegal yang sering mengakibatkan adanya penipuan (gharar), spekulasi,
penggelapan dan perjudian. Para oknum Pialang Berjangka memanfaatkan
kelemahan dan kekurangtahuan investor tersebut untuk merugikannya.
Online Trading adalah perdagangan produk berjangka seperti valuta
asing, komoditas, indeks saham dan saham. Dalam hal ini transaksi jual beli
produk berjangka dilakukan secara online dengan menggunakan software
yang ada, sehingga transaksi bisa dilakukan dengan mudah, murah dan cepat.
Prinsip perdagangan berjangka adalah perdagangan kontrak yang sudah
dibakukan dan distandarisasikan oleh bursa. Komoditas yang masuk kontrak
akan mempunyai jumlah, kualitas, dan tanggal penyerahan yang ditentukan
oleh bursa11 sehingga seorang pedagang ingin membeli atau menjual kontrak
berjangka, yang disepakati hanya harga.12
Dengan berkembangnya teknologi informasi, produk-produk berjangka
masuk ke tahap baru yang dikenal sebagai produk OTC (over the counter).
Langkah ini untuk mempermudah investor melakukan transaksi, asalkan si
investor punya margin yang cukup bisa melakukan beli/jual melalui pialang
(trader), tanpa harus ke bursa. Karena itu, sekarang dengan adanya internet,
10 Putu Prapti Utami, Investasi Melalui Perdagangan Berjangka Komoditi dan
Permasalahan Hukumnya di Indonesia, (Skripsi Universitas Indonesia, Depok, 1995), h. 8. 11 Tempat memperjualbelikan saham, obligasi, dsb. (KBBI dalam Jaringan),
http://kbbi.web.id/bursa 12 Abe Layman, Scalping (The Art of Science): Cara Dahsyat Mengeruk Keuntungan
dari Pasar Uang, (Jakarta: Visimedia, 2010), Cet. ke-1, h. 1.
6
segala transaksi bisa dilakukan lewat ECN (electronic communications
network) secara real time.13 Dengan demikianlah terciptalah sistem jual beli
secara online trading.
Memasuki perdagangan di bursa bagaikan memasuki rumah makan
yang menyediakan aneka menu masakan, baik yang halal maupun yang
haram. Dari menu-menu yang tersedia, pengunjung tidak dapat membedakan
dengan jelas, mana yang halal dan mana yang haram. Karena itu, sering
terlintas di pikiran, bagaimana jika masakan babi bercampur dengan masakan
lainnya, misalnya opor ayam? Bukan babinya yang menjadi halal, melainkan
ayam dan menu halal lainnya menjadi haram. Seorang muslim pasti
meragukan kehalalan semua menu yang disajikan di sana. Namun, karena
tidak ada pilihan lain, ia tetap makan di sana.14 Kemudian jika menu halal
yang dijual di sana laku dijual sehingga rumah makan itu berkembang
semakin besar, bukankah berarti menu makanan halal menyuburkan yang
haram?15 Inilah yang menjadi kebimbangan dan keraguan bagi umat islam
dalam berinvestasi di bursa tersebut.
Pada prinsipnya, setiap pelaku bisnis syariah diberi kebebasan untuk
mengembangkan kreativitasnya. Pintu ijtihad sangat terbuka lebar. Hal ini
sesuai dengan kaidah fikih yang menyatakan bahwa menurut ketentuan asal,
sesuatu itu dibolehkan, selagi belum ada dalil yang mengharamkan.16
Jika dalam jual beli sudah memenuhi rukun yang ditetapkan oleh
syariah, maka jual belinya sah selama tidak ada unsur-unsur yang
diharamkan dalam praktek jual beli tersebut, seperti adanya unsur kezaliman.
Syariah melarang terjadinya interaksi bisnis yang merugikan atau
membahayakan salah satu pihak. Karena, bila hal itu terjadi, maka unsur
kezaliman telah terpenuhi.
13 Abe Layman, Scalping (The Art od Science): Cara Dahsyat Mengeruk Keuntungan
dari Pasar Uang, h. 1. 14 Muhammad Nafik, Bursa Efek dan Investasi Syariʻah, (tt.p, Serambi Ilmu Semesta,
2009), Cet. ke-1, h. 227. 15 Muhammad Nafik, Bursa Efek dan Investasi Syariʻah, (tt.p, Serambi Ilmu Semesta,
2009), Cet. ke-1, h. 227. 16 Imam Suyuti, al-Asybâh wa an-Nazhâ`ir, Juz 1, (Riyâdh: Maktabah Nazzar al-Baz,
1997), Cet. Ke-2, h. 33.
7
ي ها الذين ءامنوا " إن كنتم مؤ مني يأ ما بقى من الر ب وأا
الل وذروا فإن ل . ات قوا
علوا ر ب فأ ذنوا ت ف تم وإن ورسولهۦ الل م ن ب ولكم رءوس ف لكم ت ب ل أم ."تظ لمون ول تظ لمون
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa
riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka
bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula)
dianiaya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 278-279)
Jual beli tidak boleh terdapat unsur riba. Bahkan, Rasulullah Saw.
menyamakan dosa riba dengan zina.
ث نا حد ث نا, ممد ب ن حسي اب ن عن , أيوب عن , حازم اب ن ي ع ن جرير حديل حن ظلة ب ن الل عب د عن , ملي كة أب الل رسول قال : قال , ال ملئكة غس
تة من أشد , ي ع لم وهو الرجل ي كله رب ر هم د : " وسلم علي ه الل صلى س 17(د ح أ اه و . )ر " زن ية وثلثي
Telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad, telah
menceritakan kepada kami Jarir – yakni ibnu Hazim – dari Ayyub, dari
ibni Abi Mulaykah, dari Abdillah bin Hanzhalah, berkata ia:
Rasulullah Saw. bersabda, “Satu dirham yang didapatkan dari
transaksi riba lantas dimanfaatkan oleh seseorang dalam keadaan dia
mengetahui bahwa itu berasal dari riba dosanya lebih ngeri dari pada
berzina sebanyak tiga puluh enam kali" (HR. Ahmad).
17 Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, al-Musnad, (Kairo: Dar al-Hadits, 1995),
Hadis No. 21854, h. 149.
8
Begitu juga jika terdapat unsur Maisir (perjudian)18, Gharar
(penipuan)19, Risywah (suap/sogok)20, apalagi jika dalam transaksi jual-beli
itu memperjual-belikan barang-barang yang haram, baik dari sumber barang
maupun penggunaan (konsumsi) barang tersebut.
ث نا بة حد ث نا ، سعيد ب ن ق ت ي عطاء عن ، حبيب أب ب ن يزيد عن ، لي ث حد علي ه الل صلى الل رسول سع أنه ، الل عب د ب ن جابر عن ، ربح أب ب ن كة وهو ال فت ح عام : " ي قول ، م وسل ر ب ي ع حرم ورسوله الل إن ب م ، ال
تة نام ، وال ن زير ، وال مي ص تة شحوم أرأي ت ، الل رسول ي : فقيل ، وال ال مي ا يط لى فإنه ا هن ويد السفن ب لود ب بح ال تص ا ويس ل : ف قال ، ؟ الناس ب
ل الشيطن ف اجت نبوه ل ع لكم تفلحون 18 الأ زلم رجس من ع م الأ نصاب و يسر و الم مر و ا الخ نوا إنم ا الذين ءام يأ يه
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.” (QS. Al-Maidah [5]: 90) اعيل 19 دث ن ا إسم عف ر ، ق ال ابن أ يوب : ح اعيل بن ج ميعا ، ع ن إسم اب ن حجر ج قت يب ة ، و دث ني ي حي ى بن أ يوب ، و وح
س ل ع ل يه و لى الل ص سول الل ة ، أ ن ر ير ء ، ع ن أ بيه ، ع ن أ بي هر ني الع ل ة ط ع ، ق ال : أ خب ر ر ع ل ى صبر ل ي د ه م ، م ام ف أ دخ
اء ي اب ته السم احب الطع ام ؟ " ، ق ال : أ ص ا ه ذ ا ي ا ص ابعه ب ل ل ، ف ق ال : " م ا ، ف ن ال ت أ ص ع لت ه فيه ، ق ال : " أ ف ل ج سول الل ا ر
ن غ ش ، ف ل اه الناس ، م يس منيف وق الطع ام ك ي ي ر "
Dan telah menceritakan kepadaku Yahya bin Ayyub, dan Qutaibah, dan ibnu Hujr,
dari Ismaʻil bin Jaʻfar, ibnu Ayyub berkata: Telah Menceritakan kepada kami Ismaʻil,
berkata ia: Telah mengabarkan kepadaku al-ʻAlâʼ dari Bapaknya, dari Abi Hurairah ra.,
Rasulullah saw. pernah lewat dihadapan orang yang menjual setumpuk makanan. Lalu
beliau memasukkan tangannya kedalam tumpukan makanan itu, ternyata tangan beliau
mengenai makanan basah di dalamnya. Kemudian beliau bertanya kepada orang itu,
“mengapa ini basah wahai penjual makanan?” Orang itu menjawab, “Makanan yang di
dalam itu terkena hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa tidak kamu
letakkan di atasnya supaya diketahui oleh orang yang akan membelinya? Barang siapa
menipu, dia bukan dari golonganku.” (HR. Muslim no. 103, Abû al-Husain Muslim bin al-
Hajjâj al-Qusyairî an-Naisâbûrî, Shahîh Muslim, (Lebanon: Dar al-Kutub al-ʻIlmiyah, 2011),
h. 97.) ن 20 حم ارث بن ع بد الر اله الح دث ن ا أ بو ع امر الع ق دي ح دث ن ا ابن أ بي ذئب ع ن خ د بن المث نى ح م دث ن ا أ بو موس ى مح ح
بن ع مرو ق ال ل ع ة ع ن ع بد الل ديث ع ن أ بي س ل م المرت شي ق ال أ بو عيس ى ه ذ ا ح اشي و م الرس ل ع ل يه و لى الل ص سول الل ن ر
حيح س ن ص ح
“Telah menceritakan kepada kami [Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna], telah
menceritakan kepada kami [Abu Amir Al ʻAqadi], telah menceritakan kepada kami [Ibnu
Abu Dzi`b] dari bibinya [Al Harits bin Abdurrahman] dari [Abu Salamah] dari [Abdullah
bin Umar] ia berkata; Rasulullah shallallahu ʻalaihi wasallam melaknati penyuap dan yang
disuap. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.” (HR. Tirmidzi No. 1337. Abi ʻÎsa
Muhammad bin ʻÎsa, Sunan at-Tirmidzi, (Kairo: Dar al-Hadits, 2010), h. 401.
9
الل قاتل ذلك عن د : وسلم علي ه الل صلى الل رسول قال ث ، حرام هو لوه اشحومه علي هم حرم لما وجل عز الل إن ، ال ي هود فأكلوا بعوه ث ، أج 21(م ل س م اه و .)ر "ثنه
“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Saʻid, telah
menceritakan kepada kami Laits, dari Yazid bin Abi Habib, dari ʻAtho
bin Abi Rabah, dari Jabir bin Abdullah bahwasanya dia mendengar
Rasulullah Saw. pada tahun penaklukan Kota Mekkah dan dia di
Mekkah, berkata ia: “Sesungguhnya, Allah dan Rasul-Nya
mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi, dan patung.” Ada
yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu mengenai jual beli
lemak bangkai, mengingat lemak bangkai itu dipakai untuk menambal
perahu, meminyaki kulit, dan dijadikan minyak untuk penerangan?”
Nabi shallallahu ʻalaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh! Jual beli
lemak bangkai itu haram.” Kemudian, Rasulullah shallallahu ʻalaihi
wa sallam bersabda, “Semoga Allah melaknat Yahudi. Sesungguhnya,
tatkala Allah mengharamkan lemak bangkai, mereka mencairkannya
lalu menjual minyak dari lemak bangkai tersebut, kemudian mereka
memakan hasil penjualannya.” (HR. Muslim).
Dan begitu pula jika terdapat bentuk maksiat di dalam jual beli. Karena
apa pun bentuk maksiat yang terdapat dalam proses transaksi (muʻâmalat)
merupakan hal yang diharamkan. Abu Masʻûd al-Anshâry menuturkan,
ث نا ، حات ب ن ممد وحدثن ب ن ممد عن ، ال قطان سعيد ب ن ي ي حد قال ، خديج ب ن رافع عن ، يد ث ، يزيد ب ن السائب سع ت : قال ، يوسف
21 Abû al-Husain Muslim bin al-Hajjâj al-Qusyairî an-Naisâbûrî, Shahîh Muslim,
(Lebanon: Dar al-Kutub al-ʻIlmiyah, 2011), Kitab al-Musâqah, Hadis No. 1581, h. 47.
10
سع ت : ر : ال كس ب شر : " ي قول ، وسلم علي ه الل صلى النب ، ال بغي مه جام وكس ب ، ال كل ب وثن 22(م ل س م اه و )ر ." ال
"Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim, telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Saʻid al-Qatthan, dari
Muhammad bin Yusuf, telah berkata ia: Aku mendengar Saib bin Yazid,
telah menceritakan, dari Rafiʻ bin Khadij, berkata ia: Aku mendengar
Rasulullah Saw. Bersabda: “Seburuk-buruk usaha adalah: uang hasil
pelacuran, uang dari penjualan anjing, dan usaha tukang bekam." (HR.
Muslim).
Di dalam jual beli secara online trading ini, pelaku pasar terlibat dalam
pasar bursa. Dalam hal ini bursa diartikan sebagai: "Tempat transaksi produk-
produk surat berharga di bawah pembinaan dan pengawasan pemerintah".23
Di dalam pasar bursa terdapat pasar uang dan pasar modal. Pasar uang
merupakan tempat pertemuan antara pihak yang bersurplus dana dengan
pihak yang berdefisit dana, di mana dananya berjangka pendek. Pasar uang
melayani banyak pihak seperti pemerintah, bank, perusahaan asuransi dan
lembaga keuangan lainnya.24
Di dalam prakteknya, ada beberapa model transaksi dan jenis jual beli
di bursa yang di bolehkan oleh MUI. Berikut fatwa-fatwa DSN-MUI yang
terkait dengan pengembangan pasar modal syariah:25
1. Jual Beli Saham26
2. Investasi Reksadana27
3. Obligasi Syariah28
4. Obligasi Syariah Mudhârabah29
22 Abû al-Husain Muslim bin al-Hajjâj al-Qusyairî an-Naisâbûrî, Shahîh Muslim,
(Lebanon: Dar al-Kutub al-ʻIlmiyah, 2011), Kitab al-Musâqah, Hadis No. 1568, h. 43. 23 Husen as-Syahatah & Athiyyah Fayyadh, Bursa Efek - Tuntunan Islam Dalam
Transaksi di Pasar Modal, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2004), Cet. ke-1, h. 3. 24 Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi Di Pasar Modal
Syariah Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-1, h. 18. 25 Burhanuddin S., Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, t.t), Cet. ke-1, h. 133. 26 No. 05/DSN-MUI/IV/2000 27 No. 20/DSN-MUI/IV/2000 28 No. 32/DSN-MUI/IV/2000 29 No. 33/DSN-MUI/IV/2000
11
5. Prinsip Syariah di Pasar Modal30
6. Obligasi Syariah Ijarah31
7. Obligasi Mudhârabah Konversi32
Khusus untuk perdagangan saham, para pakar hukum Islam
mengemukakan pandangan sebagai berikut.33
1. Terlibat dalam jual beli saham diperbolehkan untuk saham-saham dari
perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang bersifat mubah. Dalam
hal ini, tidak ada unsur produk haram atau kegiatan ribawi.
2. Terlibat dalam jual beli saham untuk perusahaan-perusahaan yang
memperoduksi produk-produk yang haram (misalnya, perusahaan
minuman keras atau rokok), atau kegiatan usahannya haram karena ada
kegiatan ribawi, maka hukumnya dilarang.
3. Diperbolehkan terlibat dalam jual beli saham dengan sejumlah catatan,
yaitu saham tersebut bukan termasuk jenis saham saham
istimewa/preferen (preffered stock) atau saham kosong. Yang
diperbolehkan adalah jual beli untuk saham saham biasa (common
stock).
4. Tidak ada unsur spekulasi (gambling) dalam kegiatan jual beli saham.
Unsur spekulasi ini akan mendorong terjadinya aktivitas bisnis yang
tidak produktif.
Bagaimana dengan kegiatan trading yang lain, yaitu perdagangan
emas, forex (valas), dan derivatif? Di dalam Islam kegiatan jual beli atau
bisnis harus memenuhi unsur-unsur berikut ini.
1. Bebas dari unsur spekulasi atau gambling (maysir).
2. Terbebas dari unsur riba (ribâ).
3. Bebas dari unsur manipulasi, penipuan, dan ketidakjelasan (gharar).
Dari prinsip-prinsip bisnis dalam syariat Islam ini, kita dapat
membandingkannya dengan praktik kegiatan trading untuk mengetahui
apakah trading sebaiknya kita tinggalkan atau boleh kita lakukan.
30 No. 40/DSN-MUI/IV/2000 31 No. 41/DSN-MUI/IV/2000 32 No. 59/DSN-MUI/IV/2000 33 “Hukum Kegiatan Trading,” http://renunganislami.net/hukum-kegiatan-trading-
saham-emas-forex-derivatif-dalam-islam/, diakses tanggal 29 April 2015.
12
Berikut adalah pandangan para ulama mengenai hal ini:
1. Faktanya, perdagangan valas (forex) dilakukan bukan untuk memiliki
valas tersebut, melainkan menjadikannya komoditas untuk spekulasi
semata. Jual beli tidak dilakukan secara tunai dan jual putus. Jadi, ada
unsur spekulasi di sini.
2. Kegiatan trading tidak memenuhi rukun ada uang-ada barang yang
merupakan rukun jual beli dalam Islam. Oleh karena itu, banyak ulama
yang menolak jenis jual beli ini.
3. Dalam kegiatan trading ada praktik penjualan melebihi jumlah yang
dimiliki atau dibeli (praktik oversold). Dalam Islam, praktik bisnis
semacam ini merupakan praktik bisnis yang dilarang.
Dalam Sunah Nabi, hanya terdapat larangan menjual barang yang
belum ada, sebagaimana larangan beberapa barang yang sudah ada pada
waktu akad.
Contoh: seorang pedagang kecil menawarkan barang yang tidak dia
miliki kepada pembeli. Ketika pembeli tersebut menyepakati harganya, lalu
penjual tersebut pergi ke pembeli lain untuk membeli barang yang dibeli
tersebut, maka hukumnya haram; demikian pula orang yang mengimpor
barang dari negara lain dan melakukan penjualan barang tersebut sebelum
tiba di negerinya.34 Walhasil, tidak boleh seorang Muslim menjual barang
yang tidak ada padanya atau yang belum dimilikinya,35 karena hal itu dapat
menyakitkan pembeli ketika barang yang dibelinya ternyata tidak ada. Ini
berdasarkan riwayat dari Rasulullah Saw.:
ث نا ث نا ، مسدد حد ر أب عن ، نة عوا أبو حد , ماهك ب ن يوسف عن ، بش زام ب ن حكيم عن لي س ال ب ي ع من ف ييد الرجل ي تين ، الل رسول ي : قال ، ح
34 Taqiyy ad-Din an-Nabhani, asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah, (tt.p, Darul Ummah,
t.t), Juz II, h. 302. 35 Ibn ʻAbd al-Bar, Al-Kâfî, (Beirut: Dâr al-Kutub al-ʻllmiyyah, 1407 H.), Cet. ke-1,
Juz 1, h. 325.; al-Kasani, Badâʼiʻ ash-Shanâʼiʻ, (Beirut: Dâr al-Kutub al-ʻArabi, 1982), Cet.
ke-2. Juz V, h. 147.
13
وب أ اه و ر )." عن دك لي س ما تبع ل : ف قال . السوق من له أفأب تاعه عن دي 36(د او د
“Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan
kepada kami Abu ʻAwanah, dari Abi Bisyr, dari Yusuf bin Mahak, dari
Hakim bin Hizam berkata: “Wahai Rosululloh, telah datang kepadaku
seorang lelaki, lalu dia ingin agar aku menjual barang yang tidak aku
miliki. Maka apakah boleh aku membelikan untuknya barang dari
pasar?” Maka beliau menjawab: “Janganlah engkau menjual apa yang
bukan milikmu.”(HR. Abu Daud).
“Causa legis atau ʻillat larangan tersebut bukan ada atau tidak adanya
barang, melainkan gharar,” ujar Dr. Syamsul Anwar, MA dari IAIN SUKA
Yogyakarta menjelaskan pendapat Ibn al-Qayyim. Gharar adalah
ketidakpastian tentang apakah barang yang diperjualbelikan itu dapat
diserahkan atau tidak. Misalnya, seseorang menjual unta yang hilang. Atau
menjual barang milik orang lain, padahal tidak diberi kewenangan oleh yang
bersangkutan.
Jadi, meskipun pada waktu akad barangnya tidak ada, namun ada
kepastian diadakan pada waktu diperlukan sehingga bisa diserahkan kepada
pembeli, maka jual beli tersebut sah. Sebaliknya, kendati barangnya sudah
ada tapi – karena satu dan lain hal - tidak mungkin diserahkan kepada
pembeli, maka jual beli itu tidak sah.
Dalam perspektif hukum Islam, Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK); seperti biji kopi, minyak dan sebagainya, dapat dimasukkan ke dalam
kategori al-masâ’il al-muʻâshirah atau masalah-masalah hukum Islam
kontemporer. Karena itu, status hukumnya dapat dikategorikan kepada
masalah ijtihâdiyyah. Klasifikasi ijtihâdiyyah masuk ke dalam wilayah fi mâ
lâ nassha fîh, yakni masalah hukum yang tidak mempunyai referensi nash
hukum yang pasti.
Dalam kategori masalah hukum as-Sahrastani, ia termasuk ke dalam
paradigma an-nushûsh qad intahat wa al-waqâʼiʻ la tatanâhî. Artinya, nash
36 Abu Daud, Sunan Abi Daud, (Kairo: Dar al-Hadits, 2010), Kitab al-Buyûʻ, Hadis
no. 3503, h. 1518.
14
hukum dalam bentuk Al-Quran dan Sunnah sudah selesai; tidak lagi ada
tambahan, sedangkan kasus-kasus baru terus bermunculan. Dengan demikian,
kasus-kasus hukum yang baru muncul mesti diberikan kepastian hukumnya
melalui ijtihad.
Dalam kasus hukum PBK, ijtihad dapat merujuk kepada teori
perubahan hukum yang diperkenalkan oleh Ibnu Qoyyim al-Jauziyy. Ia
menjelaskan, fatwa hukum dapat berubah karena beberapa variabel
perubahnya, yakni: waktu, tempat, niat, tujuan dan manfaat.37 Teori
perubahan hukum ini diturunkan dari paradigma ilmu hukum dari gurunya
Ibnu Taimiyyah, yang menyatakan bahwa al-haqîqah fi al-ʼaʻyân lâ fi al-
âdzân. Artinya, kebenaran hukum itu dijumpai dalam kenyataan empirik;
bukan dalam alam pemikiran atau alam idea. Paradigma ini diturunkan dari
prinsip hukum Islam tentang keadilan yang dalam Al-Qur’an digunakan
istilah al-Mîzân, al-Qisth, al-Wasth, dan al-ʻAdl.
Dalam kaidah fiqh lainnya disebutkan:
ام د ع ا و د و ج و ة ل ع ال ع م ر و د ي م ك ال
“Hukum itu berputar bersama ʻillatnya (alasan hukum), baik dari sisi
wujudnya maupun ketiadaan ʻillatnya.”38
Dalam penerapannya, secara khusus masalah PBK dapat dimasukkan
ke dalam bidang kajian fiqh as-Siyâsah al-mâliyyah, yakni politik hukum
kebendaan. Dengan kata lain, PBK termasuk kajian hukum Islam dalam
pengertian bagaimana Hukum Islam diterapkan dalam masalah kepemilikan
atas harta benda, melalui perdagangan berjangka komoditi dalam era
globalisasi dan perdagangan bebas.
Realisasi yang paling mungkin dalam rangka melindungi pelaku dan
pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan berjangka komoditi dalam
ruang dan waktu serta pertimbangan tujuan dan manfaatnya dewasa ini,
sejalan dengan semangat dan bunyi UU No. 32/1977 tentang PBK.
37 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Iʻlâm al-Muwaqqiʻîn Rabb al-ʻÂlamîn, (Beirut: Dâr al-
Fikr, 1977) h. 14. 38 A. Jazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat Dalam Rambu-Rambu
Syariʻah, (Jakarta Timur, Prenada Media, 2003) h. 57. Mukhtar Yahya dan Fathurrahman,
Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islam (Bandung, PT Al-Maʻarif, 1996), h. 550. Abdul
Hamid Hakim, Mabâdî Awwaliyah, (Jakarta: al-Maktabah as-Saʻadiyah Putra, t.t.) h. 46.
15
Karena teori perubahan hukum seperti dijelaskan di atas, dapat
menunjukkan elastisitas hukum Islam dalam kelembagaan dan praktek
perekonomian, maka PBK dalam sistem hukum Islam dapat dianalogikan
dengan baiʻ as-Salam âjil bi ʻâjil.
Baiʻ as-Salam dapat diartikan sebagai berikut. as-Salam atau as-Salaf
adalah baiʻ âjil bi ʻâjil, yakni memperjualbelikan sesuatu yang dengan
ketentuan sifat-sifatnya yang terjamin kebenarannya. Di dalam transaksi
demikian, penyerahan ra`s al-mâl dalam bentuk uang sebagai nilai tukar
didahulukan daripada penyerahan komoditi yang dimaksud dalam transaksi
itu. Ulama Syâfiʻiyyah dan Hanâbilah mendefinisikannya dengan:
د ق ع ال سل ج ض ب و ب ق م ن م ث ب ل ج ؤ م ة م ذ ب ف و ص و ى م ل ع قد ع
“Akad yang disepakati dengan menentukan ciri-ciri tertentu dengan
membayar harganya lebih dahulu, sedangkan barangnya diserahkan
kemudian dalam suatu majlis akad.”39
Kemudian berbicara tentang akad, akad (ikatan, keputusan atau
penguatan) atau perjanjian atau kesepakatan atau transaksi dapat diartikan
sebagai komitmen yang terbingkai dengan nilai-nilai syariah. Dalam istilah
fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi tekad seseorang untuk
melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak, seperti wakaf, talak dan
sumpah, maupun yang muncul dari dua pihak, seperti jual beli, sewa,
wakalah dan gadai.40 Akad atau transaksi yang biasa digunakan bank syariah
dalam operasinya merupakan merupakan kegiatan turunan dari kegiatan
mencari keuntungan (tijarah) dan sebagian dari kegiatan tolong-menolong
(tabarruʻ).41
Tijarah mempunyai turunan, yaitu perniagaan (al-baiʻ) yang berbentuk
kontrak pertukaran dan kontrak bagi hasil dengan segala variasinya. Selain
turunan tersebut, tijarah dapat dibagi lagi menjai dua, yaitu transaksi yang
39 Wahbah az-Zuhailî, al-Fiqh al-Islâmiyy wa Adillatuhu, Juz IV, (Damaskus: Dâr al-
Fikr, 2009) Cet. Ke-31, h. 359. 40 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007),
h. 35. 41 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007),
h. 37.
16
mengandung kepastian (Natural Certainty Contracts/NCC), yaitu kontrak
dengan prinsip nonbagi hasil (jual beli dan sewa) dan transaksi yang
mengandung ketidakpastian (Natural Uncertainty Contracts/NUC), yaitu
kontrak dengan prinsip bagi hasil. Transaksi NCC berlandaskan pada teori
percampuran.42 Semua transaksi untuk mencari keuntungan tercakup dalam
pembiayaan dan pendanaan, sedangkan transaksi tidak untuk mencari
keuntungan tercakup dalam pendanaan, jasa pelayanan dan kegiatan sosial.43
Dalam kehidupan modern sekarang ini berbagai jenis transaksi
keuangan islam telah berkembang dan terspesialisasi dengan konsep yang
kompleks sekali. Industri keuangan yang paling berkembang adalah industri
perbankan syariah kemudian disusul oleh pasar modal syariah dan bursa efek
syariah. Dalam bursa komoditi berjangkapun ternyata tidak ingin tertinggal,
hal ini terbukti dengan adanya commodity trading atau perdagangan
komoditi.
Hal lainnya adalah mengenai objek transaksi karena produk ini
berkaitan dengan future, kemudian apakah produk ini sesuai dengan tujuan
syariat (maqâshid asy-syarîʻah) dalam berekonomi. Dalam ekonomi islam
segala transaksi bisnis harus berbasis pada sektor riil dan harus menunjukkan
terciptanya barang dan jasa yang merefleksikan penciptaan kekayaan bukan
transfer kekayaan. Penciptaan kekayaan memiliki peranan yang sangat
mendasar bagi kelangsungan hidup manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan
syariah yaitu hikmah dan kemaslahatan manusia di dunia dan di akhirat.
Kemaslahatan ini terletak pada keadilan, rahmat, kebahagiaan dan
kebijaksanaan. Aktifitas transfer kekayaan (non produktif) hanya akan
memperkecil perputaran barang dan jasa. Kegiatan ini sudah pasti tidak
sejalan dengan tujuan syariah. Tindakan apa pun yang bertentangan dengan
keadilan, dan mengubah rahmat menjadi kesulitan, kesejahteraan menjadi
kesengsaraan dan hikmah menjadi kebodohan, maka semua itu tidaklah
termasuk dalam bingkai Syariah Islam.44
Berbagai alasan yang telah dikemukakan di atas, tidak menghalangi
pihak DSN-MUI untuk tetap memasukkan kajian komoditi ke dalam siding
42 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004), h. 63. 43 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007),
h. 38. 44 Ibn al-Qayyim al-Jauziah, Iʻlâm al-Muwaqiʻîn, (Beirut: Dâr al-Kutub al-ʻIlmiyah,
1993), Juz III, h. 11.
17
pleno DSN-MUI. Kajian komoditi terjadi beberapa kali hingga akhirnya pada
bulan Agustus 2011 dikeluarkan fatwa, yaitu fatwa DSN MUI No. 82/DSN-
MUI/VIII/2011 mengenai Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip
Syariah di Bursa Komoditi. Alasan DSN-MUI mengeluarkan fatwa ini agar
produk komoditi murabahah yang nanti akan dioperasikan dan
dikembangkan oleh Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) tetap pada ketentuan
syariah yang berlaku. Dalam fatwa ini menjelaskan pula bahwa komoditi
murabahah telah disahkan oleh DSN-MUI dan juga BBJ selaku pihak
penyelenggara perdagangan bursa komoditi. Terdapat beberapa akad yang
digunakan dalam fatwa DSN-MUI ini, tidak hanya akad murabahah tetapi
juga akad baiʻ, wakalah, waʻd dan muqayyadhah.
Fatwa DSN-MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011 mengenai Perdagangan
Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah di Bursa Komoditi juga diharapkan
menjadi solusi yang terbaik bagi industry perbankan syariah dalam
pengelolaan likuiditas. Transaksi yang terjadi pada perdagangan komoditi
diharapkan seperti transaksi barang pada umumnya. Terdapat perpindahan
kepemilikan pada objek perdagangan dari penjual kepada pembeli, objek
yang diperdagangkan bernilai sesuai dengan harga pasar, serta lokasi
komoditi atau barang yang diperdagangkan juga diketahui. Selain pengaturan
melalui fatwa DSN-MUI No. 82, perdagangan komoditi syariah juga diatur
dalam Peraturan Tata Tertib (PTT) yang dibuat oleh Bursa Berjankga Jakarta
(BBJ).
Berkaitan dengan latar belakang tersebut maka penulis hendak
membahas mengenai akad yang terdapat pada Peraturan Tata Tertib (PTT)
Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dengan Fatwa DSN MUI No. 82/DSN-
MUI/VIII/2011 di dalam Perdagangan Komoditi Syariah sudah sesuai dengan
prinsip syariah atau belum.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Ada beberapa masalah yang mungkin muncul dari latar belakang yang
dikemukakan di atas. Beberapa permasalahan tersebut tentang transaksi-
transaksi keuangan yang terjadi pada saat ini, seperti;
a. Akad seperti apa yang terjadi pada transaksi Pasar Modal?
b. Akad seperti apa yang terjadi pada transaksi Pasar Uang?
18
c. Akad seperti apa yang terjadi pada transaksi Pasar Komoditi?
d. Akad seperti apa yang terjadi pada transaksi Online Trading dan
semacamnya yang terjadi di zaman modern ini?
Penelitian berjudul “Perdagangan Komoditi Syariah (Studi
Perbandingan antara Peraturan Tata Tertib (PTT) Bursa Berjangka
Jakarta (BBJ) dan Fatwa DSN MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011)” ini
bermaksud untuk mengetahui secara mendalam tentang akad dan mekanisme
transaksi pada Perdagangan Komoditi Syariah yang terdapat pada Peraturan
Tata Tertib (PTT) Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Fatwa DSN MUI No.
82/DSN-MUI/VIII/2011.
2. Pembatasan Masalah
Mengingat adanya berbagai kemungkinan masalah yang muncul dari
judul besar di atas, maka penulis sengaja membatasi kajian ini pada Konsep
Akad yang terjadi pada Perdagangan Komoditi Syariah yang terdapat pada
Peraturan Tata Tertib (PTT) Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Fatwa DSN
MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011 tentang Perdagangan Komoditi Syariah.
Kajian tentang transaksi seperti ini menyangkut persoalan yang sangat
penting, karena ia akan menjadi kebiasaan dalam bermuamalah jika tidak ada
hukum pastinya. Masyarakat akan berbondong-bondong melakukan transaksi
seperti ini. Padahal hasil untung rugi dalam transaksi ini akan masuk ke
dalam tubuhnya, dan memengaruhi kejiwaannya secara hakiki kepada Allah
Swt.
Oleh sebab itu, agar kajian ini lebih fokus, maka yang menjadi
permasalahan yang mendasar dalam penelitian ini adalah:
a. Mengkaji kesesuaian akad menurut Hukum di Indonesia dengan
prinsip syariah yang terjadi pada Perdagangan Komoditi Syariah.
b. Mengkaji akad murabahah yang diatur di dalam Hukum di
Indonesia dan Fatwa DSN MUI No. 82 tentang Perdagangan
Komoditi Syariah.
3. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka permasalahan pokok dapat
dirumuskan sebagai berikut:
19
a. Apakah akad-akad dalam Peraturan Tata Tertib yang dikeluarkan
oleh Bursa Berjangka Jakarta tentang Perdagangan Komoditi
Syariah telah sesuai dengan prinsip syariah?
b. Apakah akad murabahah pada Perdagangan Komoditi Syariah
telah sesuai dengan prinsip syariah?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berpijak dari pembatasan dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini
adalah untuk memperoleh kejelasan dan pengetahuan yang mendalam
tentang:
1. Kesesuaian akad yang terdapat pada Peraturan Tata Tertib (PTT) Bursa
Berjangka Jakarta (BBJ) dengan prinsip syariah.
2. Akad murabahah yang terdapat di dalam Hukum di Indonesia dan
Fatwa DSN MUI No. 82 tentang Perdagangan Komoditi Syariah.
Kemudian dari segi kegunaannya penelitian ini dapat dilihat dari dua
segi, yaitu:
1. Secara akademik penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan ilmiah yang berharga bagi pengembangan ilmu hukum
Islam, khususnya pada bidang kajian Ilmu Ekonomi Islam atau Fikih
Ekonomi. Temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini
nantinya akan dapat memberikan dorongan bagi para peneliti
berikutnya untuk melahirkan teori-teori baru dalam rangka
pengembangan teori hukum Islam. Lebih-lebih persoalan ini belum
banyak diteliti secara mendalam dalam kaitannya dengan
perkembangan hukum syaraʻ dan perkembangan zaman.
2. Secara praktis bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
masukan dan sumbangan pemikiran dalam upaya melakukan transaksi
yang diperbolehkan oleh syaraʻ dalam bertransaksi, terutama bagi para
ahli ekonomi dan masyarakat umum yang bersentuhan dengan transaksi
model tersebut.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
pendekatan analisis yuridis normatif yaitu penelitian yang difokuskan untuk
20
mengkaji peraturan-peraturan yang tertulis. Dalam hal ini untuk menganalisis
kesesuaian akad antara Peraturan Tata Tertib yang dikeluarkan oleh Bursa
Berjangka Jakarta yang berkantor di Gedung The City Tower, Lantai 20, Jl.
MH. Thamrin No. 81, Jakarta Pusat dengan Fatwa DSN MUI No. 82/DSN-
MUI/VIII/2011 yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN MUI) yang berkantor di Jl. Dempo No.19
Pegangsaan, Jakarta Pusat tentang Perdagangan Komoditi Syariah.
Sedangkan jenis penelitian ini adalah library research atau studi pustaka
yang sumber primernya adalah Fatwa DSN MUI No. 82 dan PTT BBJ
tentang Perdagangan Komoditi Syariah yang ditunjang dengan buku-buku
lain yang berkenaan dengan hal tersebut. Juga ditambah dengan hasil
wawancara dari lembaga Bursa Berjangka Jakarta dan Dewan Syariah
Nasional MUI serta sumber lain untuk menunjang penelitian ini.
E. Studi Pustaka
Penelitian ini, secara khusus ditujukan kepada legalitas transaksi
dengan berpedoman kepada aturan transaksi menurut fikih. Dapat
dikemukakan bahwa rujuk kepustakaan terarah kepada kitab fikih, buku-
buku, tulisan atau catatan yang memuat uraian jual beli pada umumnya dan
transaksi modern khususnya.
Penulis akui, sangat sulit mencari referensi yang tepat guna menunjang
kerangka berpikir penulis dalam penelitian ini. Walau begitu, alhamdulillâh,
penulis menemukan setidaknya beberapa yang bisa menjadi penunjang
penelitian ini, di antaranya:
1. Skripsi yang berjudul “Bursa Berjangka Komoditi: Sebuah Tinjauan
Etika Bisnis Islami.” yang merupakan skripsi tahun 2003 dari Deny
Pribadi, Mahasiswa Program Studi Muʻamalat Fakultas Syariah &
Hukum (FSH) UIN Jakarta.
2. Skripsi yang berjudul “Praktik Perdagangan Berjangka Komoditi
Menurut Perspektif Hukum Islam Dalam Rangka Mewujudkan Pasar
Berjangka Syariah Di Indonesia.” yang merupakan skripsi tahun 2003
dari Muhammad Faiz Aziz, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Indonesia (UI) Depok.
3. Skripsi yang berjudul “Bursa Komoditi Dalam Perspektif Hukum
Islam” yang merupakan Skripsi tahun 2014 dari Nurlaila, Mahasiswa
Fakultas Syariah & Hukum (FSH) UIN Jakarta.
21
Dari penelitian-penelitian yang disebutkan di atas, hanya membahas
tentang Hukum Bursa Berjangka Komoditi dan Etika Bisnis Islami pada
Bursa Berjangka Komoditi. Sedangkan Tesis ini fokus pada kesesuaian akad
yang terdapat pada hukum di Indonesia dengan Fatwa DSN MUI No. 82
tentang Perdagangan Komoditi Syariah.
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan tesis ini, penulis ingin menggambarkan
pola dan alur pemikiran secara sistematis dengan mengelompokannya kepada
bab-bab dan sub-sub bab berdasarkan pokok/rumusan dan batasan masalah.
Pengelompokan kepada bab-bab dan sub-sub bab tersebut adalah sebagai
berikut:
Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan yang menguraikan
persoalan pada Perdagangan Berjangka Komoditi sebagai latar belakang
pemikiran ini. Pada bab pendahuluan ini, disamping mengemukakan tujuan
penelitian, juga menjelaskan metodologi dan langkah-langkah yang ditempuh
serta pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini.
Bab Kedua, menjelaskan tentang Tinjuan Umum Perdagangan
Berjangka Komoditi. Pada bab ini diuraikan berbagai tinjauan umum seperti
definisi, sejarah, sistem perdagangan dan yang lainnya pada Perdagangan
Berjangka Komoditi
Bab Ketiga, berbicara konsep akad di Bursa Komoditi. Pada bab ini
pembicaraan berkisar tinjauan umum tentang akad. Akad murabahah dan
konsep tawarruq yang terjadi pada Bursa Komoditi. Regulasi dan pengaturan
Perdagangan Komoditi menurut Hukum Indonesia
Bab Keempat, membahas analisis kesesuaian akad pada Peraturan
Tata Tertib (PTT) Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Fatwa DSN MUI No.
82/DSN-MUI/VIII/2011 tentang Perdagangan Komoditi Syariah.
Bab Kelima, adalah merupakan bab penutup yang menggambarkan
hasil akhir atau kesimpulan dari penelitian ini dan beberapa saran yang
dipandang perlu untuk menjadi perhatian bagi lembaga/institusi yang
berwenang.
151
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, maka penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal:
1. Berdasarkan perbandingan antara akad yang terdapat di Peraturan Tata
Tertib (PTT) yang dikeluarkan oleh Bursa Berjangka Komoditi dengan
Fatwa DSN MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011 tentang Perdagangan
Komoditi Syariah telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang
berlaku. Hal ini dikarenakan PTT tersebut disusun berdasarkan Fatwa
DSN MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011.
2. Dikaitkan dengan rukun dan syarat akad menurut hukum islam maka
subjek, objek, Îjâb dan Qabûl pada akad murâbahah yang digunakan
dalam Perdagangan Komoditi Syariah telah sesuai dengan prinsip
syariah yang berlaku. Hanya saja dalam penerapan akad murâbahah
pada Fatwa DSN MUI No. 82/DSN-MUI/VIII/2011 mengenai
Perdagangan Komoditi berdasarkan Prinsip Syariah dan Surat Edaran
No.17/28/DKMP tahun 2015 tentang Sertifikat Perdagangan Komoditi
Berdasarkan Prinsip Syariah jika dikaitkan dengan ketentuan Fatwa DSN
MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2002 tentang murâbahah maka pengaturan
akad murâbahah dalam Fatwa DSN tersebut tidak dapat digunakan pada
Surat Edaran No. 17/28/DKMP tahun 2015. Hal ini dikarenakan dalam
Surat Edaran No. 17/28/DKMP tahun 2015 yang menjadi para pihaknya
adalah bank dengan bank, bukan bank dengan nasabah pembiayaannya.
Oleh karena itu, aturan akad murâbahah yang digunakan mengacu pada
aturan Fikih.
152
B. Saran
Berdasarkan pemaparan keseluruhan isi dan kesimpulan tersebut maka
penulis menyarankan kepada Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI) dan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) agar:
1. Terkait dengan Perdagangan Komoditi Syariah ini yang menggunakan
akad murâbahah maka diharapkan nantinya akan ada fatwa murâbahah
yang baru atau melengkapi fatwa murâbahah yang lama agar dapat
ditujukan kepada semua pihak. Dalam hal ini, tidak hanya antara bank
dengan nasabah pembiayaannya akan tetapi juga antara bank dengan
bank.
2. Berkaitan dengan mekanisme perdagangan komoditi dengan penjualan
lanjutan, diperlukan suatu pengaturan yang pasti pada Peserta Pedagang
Komoditi. Hal ini dikarenakan agar pihak Peserta Pedagang Komoditi
dalam transaksi Perdagangan Komoditi Syariah tidaklah pihak yang
sama ketika bertransaksi dengan Konsumen Komoditi maupun Peserta
Komersial.
3. Terkait niat atau tujuan para pelaku di Perdagangan Komoditi Syariah
semoga bisa diatur atau disusun suatu peraturan agar para pelaku
perdagangan ini bisa diawasi dan dimonitori transaksinya agar sesuai
prinsip syariah dalam melakukan proses transaksi di perdagangan
tersebut.
153
DAFTAR PUSTAKA
Abdoerraoef, Al-Quran dan Ilmu Hukum: A Comparative Study, Jakarta:
Bulan Bintang, 1970.
Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi Di Pasar
Modal Syariah Indonesia, Jakarta: Kencana, 1, 2009.
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, terj. Nastangin Soeroyo, Vol. 4,
Yogyakarta: Dhana Bakti Wakaf, 1995.
Alan, Tucker, Financial Futures, Options and Swaps, Republic of Singapore,
West Puclishing Company, 1992.
Antonio, DR. Muhammad Syafiʻi, M. Ec., Bank Syariah: Dari Teori ke
Praktik, Jakarta: Gema Insani, 1, 2001.
Anwar, Syamsul, Hukum Perjanjian Syariah: Studi Tentang Teori Akad
dalam Fikih Muamalat, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.
Azzam, Prof. DR. Abdul Aziz Muhammad, Fiqh Muamalat: Sistem
Transaksi Dalam Islam, terj. Nadirsyah Hawari, Lc., MA., Jakarta:
Amzah, 2010.
Badan Pelaksana Bursa Komoditi, Struktur dan Peranan Industri
Perdagangan Berjangka, Jakarta: Bapebti, 1994.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi dan Departemen
Perindustrian dan Perdagangan, Perdagangan Berjangka Komoditi
Jakarta, 1999.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Fungsi Ekonomi
Perdagangan Berjangka Komoditi. Jakarta 1999.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Mengenal BAPPEBTI,
Jakarta: BAPPEBTI, 2001.
154
Bakker, Henry H., Future Trading: Origin, development, and Present
Economics Status, Madison: Mimir Publisher, 1953.
Bappebti, “Instrumen Pengelolaan Risiko,” Wawasan, Kontrak Berjangka,
Edisi Juli 2002.
Bappebti, “Kontrak Berjangka Komoditi, Apa itu?” Wawasan, Kontrak
Berjangka, Edisi September 2002.
al-Barwari, Syaʻban M. Islam, Burshah al-Aurâq al-Mâliyah min manzhûrin
islâmiyyin, Damaskus: Dar al-fikr, 2002.
Basyir, Ahmad Azhar, Asas-asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam),
edisi revisi, Yogyakarta: UII Press, 2000.
al-Bugha, Mushthafa Diib, Fikih Islam Lengkap; Penjelasan Hukum-Hukum
Islam Madzhab Syâfiʻi, terj. Pakihsati, Solo: Media Zikir, 1, 2010.
Burhanuddin S., Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 1, t.t.
Dahlan, Abdul Aziz, ed., Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 5, Jakarta: Ichtiar
Baru van Hoeve, 1996.
Dewi, Gemala, Wirdyaningsih, dan Yeni Salma Barlinti, Hukum Perikatan
Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006.
Djamil, Fathurrahman, “Hukum Perjanjian Syariah”, dalam Kompilasi
Hukum Perikatan oleh Mariam Darus Badrulzaman, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2001.
Djamil, Prof. DR. Fathurrahman, MA., Penerapan Hukum Perjanjian Dalam
Transaksi Di Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika,
2012.
Downes, John and Jordan Elliot Goodman, Baron’s Finance and Investment
Handbook. New York: Baron’s, 1990.
155
Fink, Robert E., Future Trading Concept And Strategies, New York: NYIF
Corp 1988.
Gaol, Arifin Lumban, “Ketentuan Umum Perdagangan Berjangka Komoditi
Menurut Perangkat Hukum Yang Ada.” Makalah disampaikan pada
Seminar Nasional Perdagangan Berjangka Era Reformasi dan
Globalisasi Ekonomi Indonesia, Jakarta: 19 Agustus 1999.
Gould, Bruce G., Commodities Trading, Illinois: Dow Jones-Irwin Copr,
1981.
Hakim, Abdul Hamid, Mabâdi Awwaliyah, Jakarta: al-Maktabah as-
Saʻadiyah Putra, t.t.
Hanbal, Ahmad bin Muhammad bin, al-Musnad, Kairo: Dar al-Hadits, 1988.
al-Haritsi, DR. Jaribah, Fikih Ekonomi Umar bin al-Khathab, terj. Asmuni
Solihan Zamakhsyari, Jakarta: Khalifah, 2006.
Hasan, M. Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat),
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.
Hull, John, Introduction to Futures and Option Markets, New Jersey:
Prentice-Hall, 1991.
Ibn ʻAbd al-Barr, Al-Kafî, Juz 1, Beirut: Dâr al-Kutub al-ʻllmiyyah, 1, 1407
H.
Ibnu Hajar al-Asqalany, Fathul Bârî, al-ʻAbour: Maktabah Mashr, 1, 1421
H/2001 M.
Idris, Prof, DR. M. Ag., Hadis Ekonomi: Ekonomi dalam Perspektif Hadis
Nabi, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.
Imam an-Nawawy, Shahîh Muslim, Kairo: Dar al-Hadits, 1426 H/2005 M.
Imam Suyuti, al-Asybâh wa an-Nazhâ`ir, Juz 1, Riyâdh: Maktabah Nazzar
al-Baz, II, 1997.
156
Indonesia, Undang-undang Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, UU
No. 32, LN No. 93 Tahun 1997, TLN No. 3720.
al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim, Iʻlâm al-Muwaqqiʻîn Rab al-ʻÂlamîn, Beirut:
Dâr al-Fikr, 1977.
Jazuli, Ahmad, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat Dalam
Rambu-Rambu Syariʻah, Jakarta Timur: Prenada Media, 2003.
Johnson, McBride, Derivatives A Manager’s Guide to the World’s Most
Powerful Financial Instruments, United Stattes of America, The
McGraw-Hill Companies Inc, 1999.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam Jaringan, http://kbbi.web.id/
Karim, Ir. Adiwarman A., SE., MBA., MAEP., dan DR. Oni Sahroni, MA.,
Riba, Gharar dan Kaidah-kaidah Ekonomi Syariah: Analisis Fikih dan
Ekonomi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2015.
Karim, Ir. Adiwarman A., SE., MBA., MAEP., dan DR. Oni Sahroni, MA.,
Maqashid Bisnis dan Keuangan Islam: Sintesis Fikih dan Ekonomi,
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2015.
al-Kasani, Badâ’iʻ ash-Shanâʻi, Juz V, Beirut: Dâr al-Kutub al-ʻArabi, 2,
1982.
Kurnaen, Ridwan, “Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang
Perdagangan Berjangka Komoditi Di Indonesia.” Makalah
disampaikan pada Indofutop Derivatives Training, Jakarta, September
20-30 1999.
Kurniawan, Tinjauan Yuridis Atas Undang-undang No. 32 Tahun 1997
Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, Skripsi Universitas
Indonesia, 1998.
Layman, Abe, Scalping (The Art od Science): Cara Dahsyat Mengeruk
Keuntungan dari Pasar Uang, Jakarta: Visimedia, 1, 2010.
157
Masʻadi, Ghufron A., Fiqh Muamalah Kontekstual, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2002.
Mihajat, H.M. Iman Sastra, Lc., PDIBF, MSc Fin., Majalah Sharing Edisi
September 2011.
an-Nabhani, Taqiyy ad-Dîn, asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah, Juz 2, tt.p,
Darul Ummah, t.t.
an-Nadwy, Ali Ahmad, al-Qawâʻid al-Fiqhiyyah, Damaskus: Darul Qalam,
10, 2011.
Nafik, Muhammad, Bursa Efek dan Investasi Syariʻah, tt.p, Serambi Ilmu
Semesta, 1, 2009.
an-Naisabury, Abi Husain Muslim bin Hajjâj al-Qusyairy, Shahîh Muslim,
Lebanon: Dar al-Kutub al-ʻIlmiyah, 1971.
Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syarʻiyyah Modern,
Yogyakarta: ANDI, 2011.
Prodjodikoro, R. Wirjono, Asas-asas Hukum Perdata, Bandung: Sumur
Bandung, 1981.
Rachtamianto, “Supervisory Body: Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (BAPPEBTI),” Makalah disampaikan pada
Indofutop Derivatives Training, Jakarta, September 1999.
Raditzki, Marian, A Guide to Primary Commodities in the World Economy,
Stockholm: Basil Blackwell, 1990.
Rothstein, Nancy H., and James M. Little, The Handbook of Financial
Futures, New York: McGraw Hill, 1984.
Rozalinda, DR. M. Ag., Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada
Aktivitas Ekonomi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014.
Safitri, Indra, “Ethics and Business Rules”, Makalah disampaikan pada
Indofutop Derivatives Training, Jakarta September 1999.
158
Ash-Shiddieqy, Teungku Hasbi, Pengantar Fiqh Muamalat, Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 1, 1997.
Soebagjo, Felix O., Beberapa Aspek Hukum dalam Transaksi Futures
Trading, Makalah pada seminar nasional Hukum Ekonomi dalam BKK
II, LK2 SM-FMUI, Depok 7-8 Maret 1993.
Stewart, T.H., Trading in Futures, Great Britain: Woodhead Faulkner, 1989.
as-Sualimi, Sami bin Ibrahim, at-Tawarruq wa at-Tawarruq al-Munazhzham,
Makkah: Râbithah ʻAlam al-Islâmi, 2003.
Sunarto, Ahmad, Fathul Qarîb, terj., Surabaya: Al-Hidayah, 1991.
asy-Syahatah, Husen dan Athiyyah Fayyadh, Bursa Efek - Tuntunan Islam
Dalam Transaksi di Pasar Modal, Surabaya: Pustaka Progressif, 1,
2004.
Utami, Putu Prapti, Investasi Melalui Perdagangan Berjangka Komoditi dan
Permasalahan Hukumnya di Indonesia, Skripsi Universitas Indonesia,
Depok, 1995.
Washil, Prof. DR. Nashr Farid Muhammad dan Prof. DR. Abdul Aziz
Muhammad Azzam, Qawaʻid Fiqhiyyah, terj. Wahyu Setiawan, M.
Ag., Jakarta: Amzah, 2009.
Wijaya, Johannes Arifin, Bursa Berjangka, Yogyakarta: Andi, 1, 2002.
Yaʻcub, Hamzah, Kode Etik Dagang Menurut Islam: Pola Pembinaan Hidup
dalam Berekonomi, Bandung: Diponegoro, 1984.
Yahya, Mukhtar dan Fathurrahman, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Fiqh
Islam, Bandung: PT Al-Maʻarif, 1996.
az-Zuhailî, DR. Wahbah, al-Fiqh al-Islâmiyy wa Adillatuhu, Damaskus: Dar
al-Fikr, 31, 2009.