perbandingan jumlah izin pulang mahasiswa s1 pgsd berasrama dari kabupaten tanah laut, barito kuala,...

61
PERBANDINGAN JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA DARI KABUPATEN TANAH LAUT, BARITO KUALA, HULU SUNGAI TENGAH, DAN TABALONG SEMESTER VI PENELITIAN Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Dosen Pembimbing : Bapak Drs. H. Fansuri, M. Pd Disusun Oleh: Nama : Nana Norliani NIM : A1E 307918 PROGRAM STUDI S1 PGSD TERINTEGRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2010

Upload: eross-chandra

Post on 27-Jul-2015

123 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

PERBANDINGAN JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA S1

PGSD BERASRAMA DARI KABUPATEN TANAH LAUT,

BARITO KUALA, HULU SUNGAI TENGAH, DAN

TABALONG SEMESTER VI

PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Metodologi Penelitian

Dosen Pembimbing :

Bapak Drs. H. Fansuri, M. Pd

Disusun Oleh:

Nama : Nana Norliani

NIM : A1E 307918

PROGRAM STUDI S1 PGSD TERINTEGRASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2010

Page 2: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi bimbingan,

kekuatan, dan hikmah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian

ini walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana sekali. Penelitian ini disusun

untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Kelas dengan

judul penelitian “Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD

Berasrama dari Kabupaten Tanah Laut, Batola, Hulu Sungai Tengah, dan

Tabalong Semester VI”.

Melalui penulisan penelitian ini penulis berharap dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan masukan kepada mahasiswa untuk dapat meningkatkan

minat terhadap profesi guru serta kepada para dosen untuk dapat meningkatkan

mutu perkuliahan agar dapat menghasilkan mahasiswa yang berkualitas

khussunya bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, S1 PGSD Berasrama

Banjarbaru.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar

penelitian ini dapat diperbaiki dan disempurnakan. Selesainya penulisan

penelitian ini, tidak terlepas dari bimbingan dan pengarahan yang tulus dari

berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

semua pihak yang telah membantu baik moral maupun material, terutama kepada:

1. Bapak Drs. H. Fansuri, M.Pd sebagai pembimbing mata kuliah Metodologi

Penelitian.

2. Bapak Drs. H. Soemidjan, B.Sc, selaku Ketua Asrama PGSD UNLAM

Banjarbaru.

3. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat

dalam penyelesaian penelitian ini.

4. Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru, selaku sampel penelitian

proposal ini.

5. Semua pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini.

Page 3: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Semoga segala bantuan, dukungan serta bimbingan yang telah berikan

dalam menyelesaikan proposal penelitian ini mendapat berkah dari Allah SWT.

Mudah-mudahan hasil penelitian ini bermanfaat bagi saya dan bagi kita semua

sebagai mahasiswa Insan Pendidik, dan orang tua mahasiswa untuk meningkatkan

kedisiplinan guru dimasa mendatang.

Banjarbaru, Juni 2010

Peneliti

Nana Norliani

NIM A1E 307918

Page 4: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………...................i

DAFTAR ISI ………………………………………………………..................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………….…………….1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………..………4

C. Batasan Masalah ..………………………………………………....4

D. Rumusan Masalah ………………………………………………….5

E. Tujuan Penelitian ……………………………………….................5

F. Kegunaan Penelitian …..…………………………….………...5

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa untuk Izin

Pulang..............................................................................................6

1. Stres ............................……………………………………..….6

2. Keluarga.......……………………………………..……………10

3. Kesehatan........................…………………………..………….16

4. Jarak.............…………………………...………..……….……20

B. Kerangka

Berpikir...........................................................................................21

C. Hipotesis.........................................................................................21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian……………… ..……………………….............22

B. Populasi dan Sampel Penelitian . ……………...……….……..…..23

C. Teknik Pengumpulan Data.. ……………………..…….……...….23

D. Metode Analisis Data …………………...……..............................28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan…….. ……………………………………..................... 30

B. Pelaksanaan Penelitian.....……………………………………..….30

C. Analisis Deskriptif………………………. …………………........31

Page 5: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

D. Analisis Statistik…………………………………….………... ....40

E. Pembahasan........................………………………………..……..48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………….……………………….…..50

B. Saran-saran ……………….…………………………………..… 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 6: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan guru dalam pendidikan sangat penting. Guru

merupakan salah satu unsur dalam pembelajaran untuk

mengasilkan generasi masa depan yang berkualitas. Agar seorang

guru dapat melaksanakan peranannya tersebut dengan sebaik-

baiknya, maka mahasiswa sebagai calon guru harus dibekali

dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang menjadi

syarat utama menjadi seorang guru. Undang-undang Nomor 14

Tahun 2005 pasal 28 menyatakan bahwa guru wajib memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional. Kompetensi yang harus dimiliki

tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Semua hal tersebut

adalah syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru yang

profesional.

Guru profesional adalah guru yang memiliki dedikasi tinggi

dalam pendidikan, tanpa dedikasi tinggi maka proses belajar

mengajar akan kacau balau. Dalam proses belajar mengajar, yang

telah berlangsung di dalam kelas, dapat ditemukan beberapa

komponen yang bersama-sama mewujudkan proses belajar

mengajar yang dapat juga dinyatakan sebagai struktur dasar dalam

proses belajar mengajar. Guru sebagai pendidik dan murid sebagai

peserta didik dapat saja dipisahkan kedudukannya, akan tetapi

mereka tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan murid

dalam mencapai cita-citanya. Tidak sembarangan orang dapat

melakukan tugas guru, tetapi orang-orang tertentu yang memenuhi

persyaratan berikut ini yang dipandang mampu bertakwa, berilmu,

sehat jasmani, dan berkelakuan baik.

Page 7: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Pembentukan calon guru yang profesional atau mempunyai

berbagai kompetensi dimulai dari pembentukkan mahasiswa yang

berkompetensi melalui perguruan tinggi. Mahasiswa sebagai

pelaku utama dan agent of exchange dalam gerakan-gerakan

pembaruan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia intelektual,

memandang segala sesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis

yang bertanggung jawab, dan dewasa. Secara moril mahasiswa

akan dituntut tangung jawab akademisnya dalam menghasilkan

“buah karya” yang berguna bagi kehidupan lingkungan.

Proses pembentukkan calon guru yang professional juga

telah dilakukan oleh Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, salah satunya

yang ada di kampus PGSD Unlam Banjarbaru yang

menyelenggarakan Program S1 PGSD Berasrama. Sebanyak 80

orang mahasiswa dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Unlam Banjarmasin telah mendapatkan kesempatan menjalani

program dari Pendidikan Tinggi (Dikti), yakni Pendidikan Guru

Berasrama. Program ini bertujuan untuk membentuk karakter atau

kepribadian guru sekolah dasar yang profesional. Mahasiswa

mendapat pendidikan di asrama ini merupakan mahasiswa yang

perwakilan dari empat kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan,

yaitu Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah,

dan Tabalong yang telah berhasil lulus tes masuk sebagai

mahasiswa berasrama.

Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru mendapat

berbagai macam pendidikan yang menjadi bekal bagi mereka saat

menjadi guru kelak. Mereka diwajibkan tinggal di asrama dan

mengikuti semua kegiatan yang disusun oleh pengelola asrama,

serta peraturan yang ada di asrama. Kegiatan untuk mahasiswa

berasrama meliputi kegiatan perkuliahan, ekstrakurikuler,

pengembangan diri, perkebunan, dan berbagai kegiatan yang

bertujuan mengembangkan kedisiplinan, kepribadian, keagamaan,

Page 8: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

keterampilan, kemasyarakatan, dan lain-lain. Semua kegiatan

tersebut diarahkan untuk pembentukkan calon guru professional

yang dapat menyambut tantangan dunia pendidikan.

Mahasiswa berasrama adakalanya mempunyai keperluan di

luar asrama, sehingga harus meminta izin untuk keluar asrama. Izin

tersebut harus sepengetahuan petugas keamanan dengan mengisi

buku izin keluar. Mahasiswa yang minta izin untuk pulang

kampung atau keluar asrama dengan waktu yang cukup lama (

seharian penuh atau lebih) harus mengunakan surat izin keluar

yang ditandatangani oleh Pembina asrama dan petugas keamanan.

Pemberian izin keluar bagi mahasiswa berasrama tidak

setiap waktu. Ada ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi.

Misalnya , mahasiswa boleh pulang tiap dua minggu sekali dan

menyebutkan keperluannya untuk pulang. Hal tersebut kadang

membuat mahasiswa yang kebetulan ada keperluan mendadak sulit

mendapat surat izin, karena yang bersangkutan sudah pulang

minggu sebelumnya. Namun, Pembina asrama memberikan

kebijakan bagi mahasiswa yang benar-benar mempunyai

kepentingan mendesak.

Keinginan mahasiswa berasrama untuk pulang dipengaruhi

juga oleh beragam faktor. Kurangnya kegiatan yang wajib diikuti

mahasiswa pada akhir pekan membuat mereka terpikir untuk

pulang saja, dengan berbagai alasan penyerta. Sebaliknya , apabila

kegiatan yang diselenggarakan pihak asrama cukup padat, maka hal

tersebut mempengaruhi tingkat kelelahan atau stres mereka,

sehingga mereka ingin pulang ke rumah untuk merasakan suasana

rumah bersama keluarga.

Mahasiswa memiliki hak atau kesempatan yang sama untuk

memperoleh surat izin pulang. Namun, tidak semua mahasiswa

menggunakanya. Bahkan ada beberapa orang mahasiswa yang

tidak pulang sampai satu semester penuh. Hal tersebut banyak

dikarenakan oleh jarak kampung halaman mereka yang cukup jauh,

Page 9: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

sehingga tidak cukup waktu. Mahasiswa yang jarak tempat

tinggalnya dekat, lebih sering pulang. Berdasarkan hal tersebut

penulis ingin mengetahui Perbandingan Frekuensi Izin Pulang

dan Faktor yang Mempengaruhi Izin Pulang Mahasiswa S1

PGSD Berasrama dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala,

Hulu Sungai Tengah, dan Tabalong Semester VI.

B. Identifikasi Masalah

Mahasiswa berasrama terikat dengan peraturan asrama

yang sudah diberitahukan kepada mereka sebelum memutuskan

untuk bersedia menjadi mahasiswa berasrama. Salah satunya

peraturan tentang izin pulang ke rumah yang terbatas, tidak seperti

mahasiswa yang tinggal di kost, sehingga bagi mahasiswa yang

terbiasa dekat dengan orangtua harus dapat hidup lebih mandiri.

Berbagai keperluan mahasiswa sudah tersedia di asrama,

seperti fasilitas tempat tinggal, makan, pelayanan kesehatan, ruang

komputer, serta pemberian uang saku. Semua hal tersebut

memungkinkan mahasiswa dapat memenuhi keperluan yang

berhubungan dengan tugas kuliah atau keperluan sehari-hari.

Namun, mahasiswa tetap perlu untuk izin pulang, misalnya ketika

sakit, karena tidak ada yang menjaga dan merawat jika berada di

asrama. Alasan sakit tersebut turut meningkatkan permintaan izin

pulang oleh mahasiswa

C. Batasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai

beberapa alasan yang menyebabkan permintaan izin pulang oleh

mahasiswa dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai

Tengah, dan Tabalong, serta mencaritahu perbandingan frekuensi

izin pulangnya.

D. Rumusan Masalah

Page 10: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Apa yang menyebabkan mahasiswa berasrama ingin pulang?

2. Bagaimana perbandingan tingkat izin pulang antara mahasiswa

dari Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Batola, Kabupaten Hulu

Sungai Tengah, dan Kabupaten Tabalong ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai adalah

untuk dapat mengetahui perbandingan tingkat izin pulang antara

mahasiswa S1 PGSD Berasrama dari Kabupaten Tanah Laut,

Kabupaten Batola, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten

Tabalong berdasarkan beberapa alasan yang menyebabkan

mahasiswa ingin pulang.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai :

1. Bahan untuk mengetahui frekuensi kepulangan mahasiswa.

2. Bahan untuk membandingkan tingkat frekuensi kepulangan

antar mahasiswa dari Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Batola,

Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Tabalong.

3. Bahan untuk memberitahukan data frekuensi izin pulang

mahasiswa kepada orang tua mereka.

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

Page 11: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

A. Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa untuk Izin Pulang

1. Stres

a. Pengertian Stres

Pengertian stress menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ,

yaitu : Stres adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional.

Sedangkan menurut Vincent Cornelli, stress adalah gangguan pada

tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan

kehidupan. Stress dipengaruhi oleh lingkungan dan penampilan

individu dalam lingkungan tersebut. ( dalam Qamari Anwar 2003:9)

Stres adalah penderitaan jasmani, mental, atau emosional

yang diakibatkan interpetasi atas suatu peristiwa sebagai ancaman

bagi agenda pribadi seorang individu (Pace dan Faules, 2000).

Definisi ini dapat diterjemahkan bahwa setiap peristiwa adalah

kejadian yang nyata atau dibayangkan dalam kehidupan seseorang

yang menimbulkan dampak positif maupun negatif sehingga muncul

ancaman kepada agenda pribadi baik kegiatan maupun tindakan

yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan hidup setiap

individu. Sedangkan stres menurut Handoko (2001) adalah suatu

kondisi ketegangan yang menyebabkan emosi, proses berpikir dan

kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam

kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dan

menghadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri para

karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat

mengganggu pelaksanaan kerja mereka (dalam

http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stres%20Kerja%20pen

gertian).

Adapun menurut Robbins (2005) Stres adalah “a dynamic

condition in which an individual is confronted with an oppotunity

constraint, or demand related to what he or she desires and for

which the outcome is perceive to be both uncertain and important”.

Page 12: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Dari definisi ini dapat diartikan bahwa stres adalah suatu kondisi

dinamis dimana seseorang dihadapkan pada suatu peluang, rintangan

atau halangan dan tuntutan dalam mendapatkan apa yang diinginkan

dimana hasil yang diharapkan menjadi tidak tentu dan penting. Stres

itu sendiri dapat berdampak pada prilaku positif yaitu memberikan

dorongan semangat kerja ataupun dampak negatif yaitu tekanan.

Apabila tekanan tersebut memberikan motivasi ke arah yang lebih

baik maka akan disebut eustres sedangkan apabila kurang atau

berlebihan akan menimbulkan dismotivasi maka akan disebut

distress(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eman/2007/jiunkpe-ns-

s1-2007-31402274-8155-ultra_wahyu-chapter2.pdf )

Menurut Charles D. Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63)

menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang

mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau

suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga

biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang

tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang

(http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stres%20Kerja%20pe

ngerti).

b. Tanda-tanda Stres

Gejala seseorang berpotensi terkena stres antara lain dapat

dilihat bila seseorang bersikap terlalu defensif. Tindakan seseorang

sangat mudah menceminkan apakah orang tersebut terkena stress

atau tidak. Cary Cooper dan Alison Straw (1995:8-15)

mengemukakan gejala stress dapat berupa tanda-tanda berikut ini:

1) Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering,

tangan lembab, rnerasa panas, otot-otot tegang, pencemaan

terganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala,

salah urat dan gelisah.

2) Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel,

saiah paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa,

gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, sulit

Page 13: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

konsentrasi, sulit berfikir jemih, sulit membuat kcputusan,

hilangnya kreatifitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan

hilangnya minat terhadap orang lain.

3) Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati menjadi cermat

yang berlebihan, cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri

menjadi rawan, penjengkel menjadi meledak-ledak.

( dalam http://www.damandiri.or.id/file/novitasariadbab2.pdf. )

c. Pengaruh Stres

Stress merupakan sistem dari dalam tubuh, organik atau

psikologis yang cenderung menyebabkab fisik menjadi lemah. stres

bisa terjadi karena manusia begitu kuat dalam mengejar keinginan

dan kebutuhannya dengan menggunakan segala kekuatan dan

potensi, sehingga melupakan bahwa mereka memiliki keterbatasan

dalam segala hal. Stres dapat diakibatkan karena adanya

ketidakseimbangan antara kebutuhan dan keinginan individu

dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Stres

dapat muncul karena seseorang memiliki keingina Bila melihat

bagaimana stres membangkitkan kewaspadaan manusia terhadap

lingkungannya, maka sebenarnya selama stres tersebut dapat

mendorong manusia untuk bereaksi dengan tepat, maka stres akan

berdampak positif.

Berdasarkan penelitian, stres sampai tahap tertentu justru

dibutuhkan dalam kerja agar tercapai hasil optimal. Walaupun

memang, bila stres tersebut berlarut-larut dan tak dapat lagi

dihadapi seseorang, maka produksi kerjanya akan menurun. Jadi

dapat dikatakan bahwa korelasi kadar stres dan produksi kerja

bagai grafik U terbalik. Penelitian lain menunjukkan bahwa orang

yang takut gagal akan bereaksi buruk bila menghadapi stres.

Sebaliknya, orang yang menganggap hambatan sebagai suatu

tantangan akan berusaha menghadapinya.

Karakter atau kepribadian seseorang memang mempengaruhi

proses pemaknaannya terhadap segala sesuatu yang terjadi.

Page 14: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Kelompok yang memiliki pola perilaku kuat tipe A, umumnya

memiliki tuntutan diri yang tinggi untuk berprestasi, dan ingin

mencapainya dalam waktu sesingkatnya. Kelompok ini lebih

potensial mengalami stres dibandingkan dengan kelompok yang

memiliki pola perilaku tipe B, yaitu kelompok yang lebih

mengutamakan jalinan sosial yang hangat dibandingkan

pencapaian prestasi.

Stres membuat tubuh manusia dalam keadaan siaga.

Apabila stres tersebut berlarut-larut atau tidak dapat diatasi, tubuh

akan kelelahan karena harus terus bekerja ekstra. Manusia pada

umumnya memiliki kelemahan pada organ tertentu. Dampak

kelelahan akibat stres, akan tampak terlebih dulu pada titik

kelemahan tersebut. Seseorang yang potensial memiliki penyakit

asma, misalnya, dapat mengalami sesak napas hebat bila

mengalami stres. Sementara pada orang lain yang memiliki faktor

risiko tinggi untuk penyakit jantung, akan muncul keluhan nyeri

dada, bila ia menghadapi masalah.

Berdasarkan penelitian, stres pun dapat menurunkan daya

tahan tubuh manusia. Pada derajat yang ekstrem, stres bahkan

dapat mengakibatkan kematian mendadak. Stres juga berdampak

pada kesehatan jiwa seseorang. Pada orang yang sehat mentalnya,

umumnya stres dapat diatasi dalam jangka waktu yang tidak terlalu

lama (maksimal 3 bulan). Reaksi psikologis seperti frustasi, mudah

tersinggung, berbohong, dan sebagainya, mungkin saja terjadi

namun tidak berlarut-larut karena ia terus berusaha mengatasinya.

Umumnya dukungan dari teman dekat atau keluarga pun dapat

membantunya. Kelompok ini disebut sebagai kelompok sehat

bermasalah. Namun bila reaksi psikologis tersebut makin menguat

dan memiliki pola negatif tertentu, maka orang tersebut masuk

dalam kategori bermasalah dan membutuhkan bantuan khusus dari

ahlinya ( Jacquline M. Atkinson 1997:25).

Page 15: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Stres tidak selamanya negatif, tetapi ada yang bersifat positif,

memberikan motivasi, memberikan rangsangan, bahkan dapat

membangkitkan gairah atau semangat kerja yang tinggi. Stres

seperti itu disebut tekanan, yaitu reaksi individu terhadap situasi

tertentu, yang diyakininya dapat dikendalikan, yang dapat

merangsang tindakkan dan antusiasme terhadap tantangan-

tantangan baru, prestasi, dan kondisi kesehatan tubuh yang baik

(Qamari Anwar 2003: 13).

2. Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga

"kulawarga" yang berarti "anggota" "kelompok kerabat". Keluarga

adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki

hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ("nuclear family") terdiri

dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.

(http://digg.com/educational/Pengertian_Keluarga_Definisi_Pengerti

an).

Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang

yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan.(Menurut Departemen

Kesehatan RI (1998). Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah

kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu

mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang

hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh

gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

Menurut Salvicion dan Ara Celis, keluarga adalah dua

atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,

hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya

dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam

perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan

Page 16: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

suatu kebudayaan. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa keluarga adalah :

1) Unit terkecil dari masyarakat .

2) Terdiri atas 2 orang atau lebih .

3) Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah.

4) Hidup dalam satu rumah tangga.

5) Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga .

6) Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga .

7) Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.

8) Diciptakan untuk mempertahankan suatu kebudayaan.

(http://www.scribd.com/doc/4857129/KONSEP-KELUARGA )

b. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku

interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu

dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga

didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan

masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga

adalah sebagai berikut :

1) Peranan Ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa

aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok

sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2) Peranan Ibu

Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu

mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai

pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai

salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat

berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3) Peran Anak :

Page 17: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan

tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual

(http://pernikmagazine.wordpress.com/category/pendidikan/bagai

mana-peranan-keluarga/)

Tugas-tugas keluarga pada dasarnya tugas keluarga ada

delapan tugas pokok sebagai berikut :

1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing-masing.

4) Sosialisasi antar anggota keluarga.

5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.

6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang

lebih luas.

8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

c. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yakni sebagai

berikut .

1) Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik

dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan

masa depan anak bila kelak dewasa.

2) Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan

fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak

menjadi anggota masyarakat yang baik.

3) Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah

melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga

anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

4) Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga

secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota

yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama

Page 18: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain

dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

5) Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah

memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang

lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk

menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur

kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.

6) Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah

mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-

fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari

penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga

dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.

7) Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak

harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting

bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam

keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton

TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan

sebagainya.

8) Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah

untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.

Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara

keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota

keluarga(http://elhakeem.xtgem.com/Bagi+Calon+Mempelai/Fun

gsi+Fungsi+Keluarga).

Semua ahli sosiologi mengetahui bahwa mekanisme kunci

dari proses sosialisasi di dalam semua kebudayaan masyarakat

adalah keluarga. Dari keluarga, hal-hal yang berhubungan dengan

transformasi anak untuk menjadi anggota masyarakat dilakukan

melalui hubungan perkawinan. Keluarga di dalamnya terjadi sistem

interaksi yang intim dan berlangsung lama. Keluarga merupakan

kelompok primer yang ditandai oleh loyalitas pribadi, cinta kasih

dan hubungan intim penuh kasih sayang. Anak memenuhi sifat-sifat

Page 19: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

kemanusiaannya dan berkembang dari insting-insting biogenetik

yang primitif untuk belajar terhadap respon-respon social dalam

keluarga. Anak juga belajar dan melakukan interaksi sosial yang

pertama serta mulai mengenal prilaku-prilaku yang dilakukan oleh

orang lain. Dengan perkataan lain, pengenalan tentang budaya-

budaya masyarakat dimulai dari keluarga. Disini anak juga belajar

tentang keunikan pribadi seorang, dan sifat-sifat kelompok sosial

disekitarnya. Hampir disemua masyarakat keluarga dikenal sebagai

unit sosial dimana anak mulai memperoleh pengalaman-pengalaman

hidupnya.

Keluarga keluarga merupakan arena dimana anak mulai

mengenal prokreasi dan kreasi secara syah dan dibenarkan.

Keluarga inti menjalankan fungsi yang sebenarnya dari masyarakat,

sementara pada masyarakat lain, pola-pola kekerabatan memegang

fungsi utama dalam membudayakan generasi muda. Keluarga adalah

sebagai perantara antara budaya lokal dan unit sosial, dimana nilai-

nilai budaya mulai ditanamkan dari generasi tua ke generasi muda.

Keluarga juga menjalankan fungsi fungsi politik. Keluarga

membantu mengembangkan kemampuan-kemampuan dan

ketrampilan-ketrampilan untuk hidup berkelompok. Anak mengenal

proses pengambilan keputusan, kepatuhan terhadap penguasa dan

ketaatan untuk menjalankan aturan-aturan yang berlaku di dalam

keluarga, karena di dalam keluarga sebagai unit terkecil, terjadi

fungsi-fungsi pengambilan keputusan maka keluarga merupakan

sistem politik pada tingkat mikro. Anak pertama kali belajar

mengenal pola-pola kekuasaan, bagaimana kekuasaan terbagi serta

jaringan-jaringan hubungan kekuasaan berlangsung dalam keluarga.

Anak mulai mengenal mengapa orang tua memiliki power yang lebih

tinggi dibandingkan saudara-saudaranya yang lebih tua, serta

bagaimana pembagian kekuasaan antara lelaki dan perempuan. ,

antara yang muda dan yang tua, antara ayah dan ibu, antara anak dan

orang tua. Sifat-sifat kepatuhan anak dalam keluarga akan dibawa

Page 20: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

dalam kepatuhan di sekolah dan di masyarakat. Demikian juga sifat-

sifat suka memberontak, kebiasaan melawan dan tidak disiplin

didalam keluarga, juga akan mempengaruhi dalam kehidupan di

sekolah dan di masyarakat.

Keluarga juga memiliki fungsi ekonomi di samping keluarga

memiliki fungsi politik, yaitu fungsi-fungsi yang berhubungan

dengan proses-proses memproduksi dan mengkonsumsi tentang

barang-barang dan jasa. Anak-anak belajar mengenal sikap-sikap

dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk memainkan

peranan dalam kegiatan produksi, konsumsi, barang, dan jasa dalam

siklus hubungan intim di dalam keluarga. Setiap keluarga

mengadopsi pembagian tugas merupakan tugas-tugas yang harus

dilakukan oleh keluarga. Didalam keluarga juga ditemukan tentang

nilai-nilai kerja, penghargaan tentang kerja dan hubungan antara

kerja dan imbalan-imbalan yang dianggap layak.

Peranan keluarga bukan saja berupa peranan-peranan yang

bersifat intern antara orang tua dan anak, serta antara yang anak satu

dengan anak ang lain. Keluarga juga merupakan medium untuk

menghubungkan kehidupan anak dengan kehidupan di masyarakat,

dengan kelompok-kelompok sepermainan, lembaga-lembaga sosial

seperti lembaga agama, sekolah dan masyarakat yang lebih luas.

Setelah anak memiliki pergaulan dan pengalaman-pengalaman yang

luas didalam kehidupan masyarakatnya, sering pengaruh orang-

orang dewasa disekitarnya lebih mempengaruhi dan membentuk

prilakunya dibandingkan pengaruh dari keluarga. Dalam situasi

semacam itu tidak jarang akan terjadi konflik didalam diri anak, pola

prilaku manakah yang kemudian diadopsi untuk dijadikan pola

panutan(http://pernikmagazine.wordpress.com/category/pendidikan/

bagaimana-peranan-keluarga/).

3. Kesehatan

a. Pengertian Kesehatan

Page 21: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 yang

dimaksud dengan kesehatan, “Kesehatan adalah keadaan sejahtera

dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis". Atas dasar definisi Kesehatan

tersebut di atas, maka manusia selalu dilihat sebagai satu kesatuan

yang utuh (holistik). dari unsur "badan" (organobiologik), "jiwa"

(psiko-edukatif) dan “sosial” (sosio-kultural), yang tidak dititik

beratkan pada “penyakit” tetapi pada kualitas hidup yang terdiri dan

"kesejahteraan" dan “produktivitas sosial ekonomi”

(http://www.afand.cybermq.com/post/detail/2456/pengertian-sehat).

Kesehatan, pada organisme hidup, bisa dimengerti sebagai

homeostasis - keadaan di mana suatu organisme mengimbangkan

badannya, dengan masukan tenaga dan massa dan hasil tenaga dan

massa di keseimbangan (dikurangi massa yang ditahan untuk proses

pertumbuhan biasa), dan harapan untuk kelangsungan hidup

organisme adalah positif.

Definisi tersebut juga tersirat bahwa "Kesehatan Jiwa"

merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari "Kesehatan"

dan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup

manusia yang utuh. Menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 yang

dimaksud dengan "Kesehatan Jiwa" adalah keadaan jiwa yang sehat

menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan, yang dalam

penjelasannya disebutkan sebagai berikut: "Kesehatan Jiwa adalah

suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual

dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu

berjalan selaras dengan keadaan orang lain". Makna kesehatan jiwa

mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan

semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya

dengan manusia lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa

adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi yang

memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial individu

Page 22: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain.

(http://www.afand.cybermq.com/post/detail/2456/pengertian-sehat).

Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:

1) Merasa senang terhadap dirinya serta

a) Mampu menghadapi situasi

b) Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup

c) Puas dengan kehidupannya sehari-hari

d) Mempunyai harga diri yang wajar

e) Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak

pula merendahkan

2) Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta

a) Mampu mencintai orang lain

b) Mempunyai hubungan pribadi yang tetap

c) Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda

d) Merasa bagian dari suatu kelompok

e) Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan

orang lain "mengakali" dirinya

3) Mampu memenuhi tuntutan hidup serta

a) Menetapkan tujuan hidup yang realistis

b) Mampu mengambil keputusan

c) Mampu menerima tanggung jawab

d) Mampu merancang masa depan

e) Dapat menerima ide dan pengalaman baru

f) Puas dengan pekerjaannya

Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu

untuk mengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat

dikembangkan sejak masa bayi hingga dewasa, dalam berbagai

tahapan perkembangan. Pengaruh lingkungan terutama keluarga

sangat penting dalam membina jiwa yang sehat.

(http://faperta.ugm.ac.id/articles/kesehatan_jiwa.pdf)

Page 23: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

b. Peranan Kesehatan

Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit,

maksudnya apabila tidak ada gejala penyakit yg terasa berarti tubuh

kita sehat. Padahal pendapat itu kurang tepat. Ada kalanya penyakit

baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg baru diketahui

setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu

tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya

gejala penyakit bukan berarti sehat.

Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di

mana seluruh sistem organ di tubuh kita bekerja dengan selaras.

Faktor-faktor yg mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung

seterusnya adalah:

1) Nutrisi yang lengkap dan seimbang

2) Istirahat yang cukup

3) Olah raga yang teratur

4) Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang

5) Lingkungan yang bersih

Apabila salah satu saja dari kelima faktor ini tidak tercukupi,

akan membuat keseimbangan kinerja organ tubuh terganggu.

Sesungguhnya tubuh memiliki mekanisme otomatis untuk

mengembalikan keseimbangan kesehatannya , akan tetapi apabila

hal ini berlangsung terus-menerus atau kekurangan tersebut dalam

jumlah yang cukup besar, maka tubuh tidak mampu

mengembalikan keseimbangan, dan hal inilah yang kita sebut

sakit. Istimewanya tubuh manusia, walaupun dalam kondisi sakit

tubuh tersebut tetap dapat memulihkan dirinya sendiri. Untuk itu

perlu dibantu dengan memberikan nutrisi dalam jumlah yang

memadai secara lengkap ditambah dengan istirahat yang cukup.

Dalam keadaan ini obat bukanlah faktor utama pemulihan, karena

ada sebagian orang yg dapat pulih dari sakit tanpa bantuan obat,

seperti misalnya penderita flu dan pilek. Obat dapat digunakan

untuk membantu mengurangi gejala, tetapi penggunaannya tidak

Page 24: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

boleh berlebihan dan harus sesuai dengan petunjuk dokter.

(faktor-faktor-kesehatan.html )

c. Pengertian Sakit

Menurut UU Pokok Kesehatan No.9 tahun 1960, Bab I

Pasal2; Kesehatan meliputi jasmani, rohani (mental), dan sosial,

bukan semata-mata keadaan bebas penyakit, cacat, dan kelemahan.

Pengertian sehat menurut WHO adalah terbebas dari segala jenis

penyakit, baik fisik, psikis (jiwa) atau emosional, intelektual, dan

sosial. Dari pengertian tersebut, dengan demikian sakit dapat

didefinisikan sebagai suatu kondisi cacat atau kelainan yang

disebabkan oleh gangguan penyakit, emosional, intelektual, dan

sosial. Dengan kata lain, sakit adalah adanya gangguan jasmani,

rohani, dan/atau sosial sehingga tidak dapat berfungsi secara

normal, selaras, serasi, dan seimbang. Berdasarkan hal itu, maka

penyakit dapat dibedakan menjadi penyakit tidak menular dan

penyakit menular. Dalam pengertian medis, penyakit menular atau

penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologi

(sepertivirus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik

(seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).

(http://id.wikipedia.org/wiki/sakit).

d. Mekanisme terjadinya Penyakit

Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor

antara lain: penyebab penyakit (agen), induk semang (hospes), dan

lingkungan yang dikenal dengan penyebab majemuk suatu penyakit

(multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab

tunggal (single causation of disease).

e. Penyebab Penyakit

Sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau

binatang yang dapat melewatkan atau menyebabkan penyakit

pada orang lain. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoar

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Sumber penularan ialah induk semang penyakit baik manusia

Page 25: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

atau hewan yang dapat mengeluarkan benih-benih penyakit dan

menularkan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain.

Sumber penularan harus dibedakan dari sumber penyakit.

Manusia sebagai sumber penularan.

Orang yang menderita penyakit typhus, dalam darah, air

kencing dan kotorannya, terdapat basil-basil typhus. Kotoran-

kotoran dan air kencing yang mengandung basil-basil typhus

tersebut dapat membahayakan kesehatan orang-orang yang tinggal di

sekitarnya. Keterangan: lalat suka sekali hinggap di tempat-tempat

yang kotor, najis-najis dan lain-lain. Pada waktu lalat itu hinggap

pada najis yang mengandung basil-basil typhus, maka akan melekat

pada kaki-kakinya najis tersebut beserta basil-basil itu. Dari najis

lalat hinggap ke lain-lain tempat, antara lain ke makanan, piring,

cangkir dan lain-lain. Bila orang makan makanan yang sudah

mengandung basil-basil tersebut, maka mungkin orang itu akan

kejangkitan penyakit typhus. Demikianlah keterangan orang yang

sakit typhus sebagai sumber penularan.

(www.google.com-pengertian penyakit).

4. Jarak

Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud jarak

adalah ruang sela yang menunjukkan panjang luasnya antara satu titik

ketitik yang lain (http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak). Berdasarkan

definisi tersebut berarti jauh dekatnya ruang sela yang harus ditempuh

oleh siswa. Tempat tinggal adalah keberadaan siswa bernaung atau

tinggal di sebuah rumah. Tempat tinggal yang dimaksud adalah tempat

tinggal bersama orang tua, endekost, atau menumpang pada rumah

orang lain. Jadi tempat tinggal yang dimaksud dalam penelitian ini

berarti rumah yang ditempati siswa sehari-hari.

B. Kerangka Berpikir

Page 26: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Kemampuan beradaptasi setiap orang terhadap lingkungan baru

yang akan ditinggalinya tentu berbeda-beda. Begitu juga halnya dengan

proses adaptasi yang dihadapi oleh mahasiswa berasrama S1 PGSD Unlam

Banjarbaru. Latar belakang mereka yang berasal dari empat kabupaten

yang memiliki budaya maupun kondisi alam yang berbeda, membuat tidak

semua mahasiswa dapat betah tinggal di asrama. Apalagi dengan segenap

aturan dan keharusan untuk hidup mandiri. Hal tersebut membuat

mahasiswa sering ingin pulang.

Mahasiswa yang ingin pulang harus mengurus izin terlebih dahulu

dan menyampaikan alasannya. Berbagai hal yang dijadikan oleh

mahasiswa yang ingin pulang berkisar antara urusan keluarga, keuangan,

dan kesehatan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

“ Perbedaan empat kabupaten asal mahasiswa dan beragamnya faktor

yang mempengaruhi kehidupan mereka, menyebabkan perbedaan jumlah

izin pulang dan banyaknya faktor yang membuat ingin pulang”

C. Hipotesis

“ Ada perbedaan jumlah izin pulang dan banyaknya faktor yang

menyebabkan keinginan pulang antara mahasiswa dari kabupaten Tanah

Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, dan Tabalong.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Page 27: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, apad dasarnya menggunakan

metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-prinsip

logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran, sehingga

penelitian pada dasarnya adalah proses penerapan metode ilmiah tersebut yang

hasilnya adalah ilmu atau kebenaran (Soekidjo Notoatmodjo,2005:19).

Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan dua

variabel atau lebih. Kedua variabel bisa jadi tidak berhubungan atau mandiri.

Tujuan penelitian ini antara lain untuk bisa menentukan mana yang lebih baik

atau mana yang sebaiknya dipilih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perbandingan tingkat permintaan izin pulang antara mahasiswa dan mahasiswi

S1 PGSD Berasrama dan hubungan antara stres, kesehatan, keluarga, dan jarak

terhadap frekuensi kepulangan mahasiswa. Penelitian dilaksanakan di asrama

S1 PGSD Terintegrasi Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Penelitian ini menggunakan metode survai yaitu penelitian yang

mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

alat pengumpul data yang pokok, serta unit analisanya adalah individu.

Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kausal- komparatif yang

bertujuan menyelidiki kemungkinan sebab-akibat dengan berdasar atas

pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin

menjadi penyebab melalui data tertentu (Sumadi Suryabrata 2003:85).

Penelitian kausal-komparatif bersifat ex de facto, artinya data yang

dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung atau

lewat. Peneliti mengambil mengambil satu atau lebih akibat ( sebagai “

dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke

masa lampau untuk mencari sebab akibat, saling hubungan, dan maknanya (

Sumardi Surya Brata, 84:2003).

Berdasarkan uraian tersebut, maka metode yang digunakan dalam

penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kausal- komparatif. Variabel

dalam penelitian ini adalah jumlah izin pulang mahasiswa S1 PGSD

Berasrama dengan variabel bebas, yaitu faktor penyebab izin pulang.

Page 28: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang

diteliti atau yang diselidiki. Objek tersebut dapat berupa hewan, tumbuhan,

benda-benda mati lainnya, serta peristiwa dan gejala yang terjadi di

masyarakat atau di alam. Keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti disebut populasi penelitian, sedangkan sebagian yang diambil dari

keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

disebut sampel penelitian (Soekidjo Notoatmodjo, 2005:79). Populasi

adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,

hewan, tumbuhan, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa ( Sugiyono, 2004: 118

dalam Hari Satata). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa

S1 PGSD Berasrama Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru yang

berjumlah 60 orang.

Sampel adalah bagian dari populasi (Hadi, 2001: 221 dalam Hari

Satata). Menurut Arikonto (2003: 107 dalam Hari Satata) : “ Apabila

subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sebaliknya, jika jumlahnya

besar maka dapat diambil 10%- 15% atau 20%- 25% atau lebih.”, apabila

sampel dipilih berdasarkan teknik total sampling. Populasi mahasiswa S1

PGSD Berasrama yang berjumlah 60 digunakan seluruhnya dengan

dikelompokan per kabupaten yang terdiri dari Kabupaten Tanah Laut 15

orang, Kabupaten Barito Kuala 15 orang, Kabupaten Hulu Sungai Tengah

15 orang, dan Kabupaten Tabalong 15 orang.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data penelitian ini terdiri dari identifikasi

variabel, definisi operasional, pengembangan instrumen penelitian dan

pengukuran, dan uji coba penelitian.

1. Identifikasi Variabel

Variabel yang diteliti terdiri dari satu variabel terikat dan empat

variabel bebas, yaitu:

Page 29: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

a. Variabel terikat : Izin Pulang Mahasiswa (Y)

b. Variabel bebas : Faktor Penyebab ( X)

2. Definisi Operasional

Beberapa batasan operasional adalah sebagai berikut.

a) Izin Pulang

Izin pulang adalah izin yang harus dimiliki mahasiswa yang ingin

pulang kampung. Izin tersebut diperoleh dari pengajuan surat izin kepada

Pembina asrama, ketua asrama, dan atas sepengetahuan satpam asrama

dengan memberitahukan alasan atau tujuan pulang. Setiap kepulangan

dicatat di buku izin pulang, baik saat pergi atau kembali ke asrama.

Mahasiswa yang pulang kampung harus menaati batas waktu

kepulangan. Adanya hal tersebut dapat diketahui seberapa sering

mahasiswa yang bersangkutan minta izin pulang. Jumlah izin pulang

mahasiswa diperoleh dari rekap buku izin pulang yang ada.

b) Faktor Penyebab

1) Stres

Stres adalah ketegangan mental atau ketegangan jiwa ( Susilo

Riwayadi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: 635). Stres adalah pola

adaptasi umum dan pola reaksi menghadapi stresor, yang dapat

berasal dari dalam di individu mahasiswa, maupun dari lingkungannya

yang dapat diketahui melalui adanya tanda-tanda perilaku dan tanda-

tanda fisik yang mengalami stres. Tanda perilaku mahasiswa yang

terkena stres dapat dideteksi melalui angket yang berisi pertanyaan

tentang perasaan, gaya bicara, gaya berjalan, pikiran, pola makan,

emosi, dan sikap terhadap suatu hal. Sedangkan tanda fisik yang

terkena stres dapat diketahui melalui angket yang menyangkut

keluhan yang dirasakan secara langsung pada fisik mahasiswa yang

bersangkutan, rasa tidak bertenaga, dan kegelisahan.

2) Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan badan dan emosional mahasiswa

yang stabil yang memungkinkan untuk melakukan berbagai aktivitas

Page 30: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

fisik ataupun pikiran dengan baik. Informasi kesehatan dari seorang

mahasiswa adalah informasi yang diperoleh dengan cara menanyakan

pertanyaan tertentu, dan mahasiswa dapat memberikan jawaban yang

sesuai tentang kesehatannya. Pemeriksaan kesehatan secara rutin

seharusnya dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan dan

menentukan penanganan yang cepat jika ada permasalahan.

3) Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam

tempat tinggal bersama-sama dan masing-masing anggota keluarga

merasakan adanya pertautan batin, sehingga terjadi saling

mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri

(Soelaeman dalam Mohammad Shochib 2000:17).

Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang

masih memiliki hubungan darah. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu,

dan anak-anak mereka. Keluarga memberi kesan kasih dan saying

yang mendalam kepada anggota leluarga lainnya. Rasa rindu kepada

keluarga tentu sangat dirasakan oleh mahasiswa selama mereka

tinggal di asrama. Apalagi bagi mahasiswa yang sebelum berada di

asrama tidak pernah tinggal terpisah dari orang tua mereka, maka

kesempatan izin pulang tentu sangat diharapkan.

Keluarga memiliki fungsi ekonomis, yaitu adanya fungsi

memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab

kepala keluarga. Mahasiswa sebagai salah satu anggota dalam

keluarganya tentu mempunyai hak memperoleh nafkah atau biaya dari

keluarganya. Karena berada jauh dari keluarga, maka biaya tersebut

tidak dapat setiap saat langsung diberikan kepada mahasiswa. Ada

yang diantarkan ke asrama, dititipkan pada sopir taksi, melalui ATM,

atau diambil sendiri oleh yang bersangkutan. Jika mahasiswa

mengambil sendiri artinya mereka harus pulang dan hal itu

memerlukan izin.

4) Jarak

Page 31: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Jarak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jarak tempat

tinggal tetap mahasiswa atau rumah mahasiswa bersama keluarganya.

Jarak tempuh mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk pulang

karena memerlukan waktu yang cukup lama untuk sampai di rumah.

Semakin jauh jarak tentunya memerlukan biaya transportasi yang

lebih besar, khususnya apabila pulang naik taksi atau bus.

3. Pengembangan Instrumen Penelitian dan Pengukuran

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

tentang perbandingan tingkat izin pulang antara mahasiswa S1 PGSD

Berasrama Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru adalah angket dan

dokumen berupa data di buku izin pulang asrama.

Angket adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan atau daftar

isian yang harus diisi yang berdasarkan kepada sejumlah subyek.

Berdasarkan atas jawaban dan atau isian itu penyelidik mengambil

kesimpulanmengenaisubyekyangdiselidiki(http://tahugezrot.blogspot.com/2

010/03/olah-data-statistik-teknik-penulisan.html). Angket atau koesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan

langsung dari sumber data. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi

pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin

diselidiki atau responden. Dari beberapa pengertian di atas dapat

disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang

berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk

mendapatkan jawaban secara tertulis juga (P. Joko Subagyo 1999:55).

a. Pengukuran Variabel Jumlah Izin Pulang Mahasiswa

Page 32: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Untuk mengungkapkan jumlah izin pulang mahasiswa digunakan

metode dokumentasi yang berupa daftar jumlah izin pulang mahasiswa

yang dicatat dari Januari 2010 sampai dengan Juni 2010 (semester VI).

NAMA ASAL

KABUPATEN

JUMLAH IZIN PULANG DARI

JANUARI – JUNI

2010

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

b. Pengukuran Variabel Faktor Penyebab Izin Pulang

Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengungkapkan

penyebab izin pulang mahasiswa, dengan pertanyaan yang dilengakapi

jawaban yang menggunakan skala Linkert dengan lima pilihan jawaban.

ASPEK YANG

DIAMATI

INDIKATOR NO ITEM

Faktor Penyebab

Izin Pulang

1. Stres

a. Tanda-tanda perilaku stres

b. Tanda-tanda fisik stress

1-10

11-20

2. Kesehatan

a. Mempunyai penyakit yang

mudah kambuh

b. Memeriksakan kesehatan

secara berkala

c. Memanfaatkan pelayanan

21

22

23

Page 33: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

kesehatan yang ada di

asrama

d. Pernah masuk rumah sakit

24

3. Keluarga

a. Mendapat kunjungan orang

tua

b. Uang saku diambil ke rumah

25

26

4. Jarak

a. Mempertimbangkan jarak

dari asrama ke rumah

b. Mempertimbangkan waktu

tempuh

c. Biaya transportasi

27

28

29

4. Metode Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis data dengan jenis statistik deskriptif digunakan untuk

menganalisa data dengan cara menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan.

Data-data yang telah dianalisis dapat ditampilkan dalam bentuk tabel,

grafik, diagram lingkaran, piktogram, modus, median, mean, perhitungan

desil, presentil, perhitungan penyebaran data dan perhitungan rata-rata,

standar deviasi, dan perhitungan persentasi.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran perbedaan banyaknya izin pulang mahasiswa S1

PGSD Berasrama dari kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai

Tengah, dan Tabalong pada semester VI berdasarkan perbedaan tingkat

faktor penyebab ingin pulangnya. Gambaran tersebut akan disajikan

dalam bentuk tabel jumlah izin pulang mahasiswa per kabupaten dari

Page 34: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

bulan Januari s.d. Juni 2010. dan tabel distribusi alternatif jawaban

responden.

Adapun perhitungan untuk memperoleh persentase menggunakan

rumus sebagai berikut.

P = 100 %

Keterangan :

P : angka prosentasi

f : frekuensi yang dicari prosentasinya

N : jumlah data

b. Analisis Statistik

Analisis data yang dilakukan dengan statistik ini yaitu dengan

menguji perbedaan rata-rata hitung jika kelompok sampel yang diuji

lebih dari dua buah.

Kelompok sampel yang ditampilkan dalam penelitian ini, yaitu

jumlah izin pulang dan banyaknya faktor menyebab kepulangan

mahasiswa kabupaten Tanah Laut (15 orang), Batola (15 orang), Hulu

Sungai Tengah (15 orang), dan Tabalong (15 orang).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 35: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

A. Persiapan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah izin

pulang dan faktor penyebab izin pulang mahasiswa dari kabupaten Tanah

Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, dan Tabalong pada semester VI,

yang terhitung sejak Januari 2010 sampai dengan Juni 2010. Persiapan

awal penyusunan penelitian ini adalah dengan menyusun proposal yang

diajukan kepada dosen pembimbing mata kuliah Metodololgi Penelitian.

Setelah memperoleh persetujuan dari beliau, maka dilakukan penelitian

lapangan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Peneliti menyusun angket yang akan disebarkan kepada sampel

penelitiannya.

2. Peneliti melaksanakan penelitian dengan menyebar angket kepada

mahasiswa S1 PGSD Berasama sebanyak 60 orang terdiri dari empat

kabupaten.

3. Peneliti mengumpulkan lembaran jawaban angket yang sudah diisi oleh

mahasiswa selaku responden dan menghitung jumlah pengembalian

angket sesuai dengan responden yang ditetapkan.

4. Peneliti menyusun tabulasi jawaban angket, kemudian menghitung

frekuensinya serta melakukan analisis persentase dari data angket yang

terkumpul sebagai bahan laporan hasil penelitian.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Pengumpulan Data

Penyebaran angket dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2010 dan

dikumpulkan setelah responden diberi kesempatan untuk mengisi, yaitu

tanggal 13 Juni 2010.

2. Pengolahan Data

a. Tahap Editing

Setelah lembar jawaban angket diterima kemudian dihitung,

jumlahnya sesuai dengan sampel penelitiannya, yaitu 60 orang.

Page 36: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Tahap selanjutnya adalah memeriksa sesuai atau tidaknya cara

menjawab angket berdasarkan petunjuk yang telah diberikan. Pada

tahap ini juga diperiksa pilihan jawaban untuk disusun dalam

tabulasi sesuai urutan sampel.

b. Tahap Codding

Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan pemberian kode pada

lembar tabulasi berdasarkan alternatif jawaban yang sudah

ditentukan, yaitu selalu (skor 5), sering (skor 4), kadang (skor 3),

kurang sering(2), dan tidak pernah (skor 1). Nama responden diberi

kode TL 01-015 untuk mahasiswa dari Kabupaten Tanah Laut, kode

BK 01-015 untuk mahasiswa dari Kabupaten Barito Kuala, kode HS

01-15 untuk mahasiswa dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan

kode TB 01-015 untuk mahasiswa dari Kabupaten Tabalong.

c. Tahap Tabulasi

Peneliti mempersiapkan tabel kerja untuk menyusun alternatif

jawaban angket penelitian berbentuk martiks tabulasi. Seluruh

alternatif jawaban disusun sesuai urutan kode nama responden dan

urutan pertanyaan.

C. Analisis Deskriptif

Berdasarkan data jawaban angket yang terkumpul dari responden,

maka dapat dideskripsikan alternatif jawaban angket tentang jumlah izin

pulang dan faktor yang menyebabkan mahasiswa S1 PGSD Berasrama

meminta izin pulang sebagai berikut.

1. Deskripsi Jumlah Izin Pulang

Berdasarkan data jawaban angket tentang jumlah izin pulang

mahasiswa S1 PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru pada semester VI

terhitung dari Januari 2010 – Juni 2010 diketahui bahwa jumlah izin

mahasiswa dari kabupaten Tanah Laut yaitu 51 kali, Barito Kuala 38

kali, Hulu Sungai Tengah 42, dan Tabalong 28 kali.

Dari data tersebut diketahui bahwa mahasiswa yang paling sering

izin pulang adalah mahasiswa dari kabupaten Tanah Laut (32,0%),

Page 37: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

kemudian Hulu Sungai Tengah (26,4%), Barito Kuala (24,0%), dan

yang paling sedikit jumlah izin pulang adalah mahasiswa dari Tabalong

(17,6%).

2. Deskripsi Faktor Penyebab Izin Pulang

Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden tentang Faktor Penyebab

Izin Pulang Mahasiswa Kabupaten Tanah Laut

No Pertanyaan Angket Alternatif Jawaban Responden

selalu sering kadang-

kadang jarang

tidak

pernah Apakah Anda :

Faktor Stres

1. Merasa jengkel terhadap

sesuatu

1 11 1 2

2. Merasa gelisah 2 9 3 1

3. Berbicara cepat 2 11 2

4. Berjalan cepat 3 8 4

5. Menyeret kaki saat berjalan 2 6 4 2

6. Lupa makan 5 2 4 4

7. Makan ketika tidak sedang

lapar

1 2 9 3 1

8. Merasa sulit beranjak dari

tempat tidur pada pagi hari

1 3 8 1 2

9. Merasa tidak dapat mengatasi

masalah

4 5 5 1

10. Khawatir tentang masa depan 6 5 2 2

11. Mengalami ketegangan otot 2 6 5 3

12. Nyeri punggung bawah 3 6 4 4

13. Nyeri pada bahu dan leher 1 6 3 3

14. Nyeri perut atau lambung 3 7 3 2

15. Gangguan pencernaan 1 7 5 1

16. Bermain-main dengan tangan

Anda, termasuk gerakan

berulang

(misalnya menggosok-

gosokkan tangan satu sama

lain,

menarik jari tangan)

3 8 4 2

17. Gerakan gelisah yang umum 2 6 1 2

Page 38: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

(misalnya, menggeliat,

memindahkan

berat badan dari satu kaki ke

kaki yang satunya lagi)

18. Kulit gatal tanpa alasan yang

jelas

3 3 4 3

19. Telapak tangan berkeringat 1 3 7 3

20. Berkeringat walaupun tidak

aktif secara fisik

4 5 5 3

Jumlah frekuensi 2 60 129 63 41

Faktor Kesehatan

21. Mempunyai penyakit yang

mudah kambuh

1 2 8 4 3

22. Memeriksakan kesehatan

secara teratur

1 2 3 4 2

23. Memanfaatkan pelayanan

kesehatan yang ada di asrama

5 3 5 3

24. Pernah di rawat di rumah

sakit

1 1 4 7 2

Jumlah frekuensi 3 8 18 20 10

Faktor Keluarga

25. Dikunjungi orang tua atau

keluarga di asrama

5 5 4

26. Mengambil uang saku harus

pulang ke rumah

3 5 5 3 2

Jumlah frekuensi 3 10 10 7 2

Faktor Jarak

27. Mempertimbangkan jarak

tempat tinggal dari asrama

2 8 4 2

28. Mempertimbangkan waktu

tempuh untuk pulang

7 5 3

29. Mempetimbangkan besarnya

biaya transportasi yang cukup

besar

7 3

Jumlah frekuensi 3 2 22 12 5

Jumlah 8 80 179 102 58

Page 39: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden tentang Faktor Penyebab

Izin Pulang Mahasiswa Kabupaten Barito Kuala

No Pertanyaan Angket

Alternatif Jawaban Responden

selalu sering kadang-

kadang jarang

tidak

pernah

Apakah Anda :

Faktor Stres

1. Merasa jengkel terhadap

sesuatu

13 2

2. Merasa gelisah 12 3

3. Berbicara cepat 3 10 4 1

4. Berjalan cepat 5 7 2 1

5. Menyeret kaki saat berjalan 1 1 3 5 5

6. Lupa makan 1 3 7 3

7. Makan ketika tidak sedang

lapar

5 6 5

8. Merasa sulit beranjak dari

tempat tidur pada pagi hari

4 7 3 2

9. Merasa tidak dapat mengatasi

masalah

9 6 1

10. Khawatir tentang masa depan 8 5 3

11. Mengalami ketegangan otot 2 7 7

12. Nyeri punggung bawah 7 7 2

13. Nyeri pada bahu dan leher 2 6 6 2

14. Nyeri perut atau lambung 2 7 6

15. Gangguan pencernaan 3 3 9

16. Bermain-main dengan tangan

Anda, termasuk gerakan

berulang

(misalnya menggosok-

gosokkan tangan satu sama

lain,

menarik jari tangan)

3 9 3

17. Gerakan gelisah yang umum

(misalnya, menggeliat,

memindahkan

berat badan dari satu kaki ke

kaki yang satunya lagi)

2 9 2 2

18. Kulit gatal tanpa alasan yang

jelas

2 3 9 1

19. Telapak tangan berkeringat 3 6 4 2

Page 40: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

20. Berkeringat walaupun tidak

aktif secara fisik

1 7 7 1

Jumlah frekuensi 1 39 139 96 60

Faktor Kesehatan

21. Mempunyai penyakit yang

mudah kambuh

1 4 5 5

22. Memeriksakan kesehatan

secara teratur

9 5 1

23. Memanfaatkan pelayanan

kesehatan yang ada di asrama

8 7

24. Pernah di rawat di rumah

sakit

1 2 3 9

Jumlah frekuensi 2 23 20 15

Faktor Keluarga

25. Dikunjungi orang tua atau

keluarga di asrama

1 1 5 7 1

26. Mengambil uang saku harus

pulang ke rumah

1 3 5 7 1

Jumlah frekuensi 2 4 10 14 2

Faktor Jarak

27. Mempertimbangkan jarak

tempat tinggal dari asrama

1 9 4 5

28. Mempertimbangkan waktu

tempuh untuk pulang

1 8 5 3

29. Mempetimbangkan besarnya

biaya transportasi yang cukup

besar

1 4 5 1

Jumlah frekuensi 3 21 14 9 0

Jumlah 6 66 186 139 77

Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden tentang Faktor Penyebab

Izin Pulang Mahasiswa Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No Pertanyaan Angket

Alternatif Jawaban Responden

selalu sering kadang-

kadang jarang

tidak

pernah

Apakah Anda :

Faktor Stres

1. Merasa jengkel terhadap

sesuatu

2 10 3

Page 41: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

2. Merasa gelisah 2 7 6

3. Berbicara cepat 3 8 4

4. Berjalan cepat 5 6 4

5. Menyeret kaki saat berjalan 4 5 6

6. Lupa makan 3 3 7 2

7. Makan ketika tidak sedang

lapar

1 8 5 1

8. Merasa sulit beranjak dari

tempat tidur pada pagi hari

2 4 8 1

9. Merasa tidak dapat mengatasi

masalah

1 8 4 1

10. Khawatir tentang masa depan 3 6 4 1

11. Mengalami ketegangan otot 1 7 4 2

12. Nyeri punggung bawah 7 3 4

13. Nyeri pada bahu dan leher 2 6 8 2

14. Nyeri perut atau lambung 2 4 8

15. Gangguan pencernaan 1 5 5 1

16. Bermain-main dengan tangan

Anda, termasuk gerakan

berulang

(misalnya menggosok-

gosokkan tangan satu sama

lain,

menarik jari tangan)

1 7 4 2

17. Gerakan gelisah yang umum

(misalnya, menggeliat,

memindahkan

berat badan dari satu kaki ke

kaki yang satunya lagi)

3 5 10 3

18. Kulit gatal tanpa alasan yang

jelas

2 7 2

19. Telapak tangan berkeringat 1 4 9 3

20. Berkeringat walaupun tidak

aktif secara fisik

2 1 4 2

Jumlah frekuensi 1 34 112 104 33

Faktor Kesehatan

21. Mempunyai penyakit yang

mudah kambuh

2 5 4 4

22. Memeriksakan kesehatan

secara teratur

1 8 7 2

Page 42: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

23. Memanfaatkan pelayanan

kesehatan yang ada di asrama

1 4 4 3

24. Pernah di rawat di rumah

sakit

1 3 6 7

Jumlah frekuensi 5 20 21 16

Faktor Keluarga

25. Dikunjungi orang tua atau

keluarga di asrama

3 5 5 1

26. Mengambil uang saku harus

pulang ke rumah

1 5 4 1

Jumlah frekuensi 1 8 9 6 1

Faktor Jarak

27. Mempertimbangkan jarak

tempat tinggal dari asrama

3 8 4

28. Mempertimbangkan waktu

tempuh untuk pulang

2 8 4 2

29. Mempetimbangkan besarnya

biaya transportasi yang cukup

besar

2 6 4 2

Jumlah frekuensi 7 22 12 4 0

Jumlah 9 69 153 135 50

Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden tentang Faktor Penyebab

Izin Pulang Mahasiswa Kabupaten Tabalong

No Pertanyaan Angket

Alternatif Jawaban Responden

selalu sering kadang-

kadang jarang

tidak

pernah

Apakah Anda :

Faktor Stres

1. Merasa jengkel terhadap

sesuatu

3 2 8 2

2. Merasa gelisah 1 3 9 2

3. Berbicara cepat 2 7 5 1

4. Berjalan cepat 3 4 7 1

5. Menyeret kaki saat berjalan 1 3 2 3 6

6. Lupa makan 4 5 5 1

Page 43: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

7. Makan ketika tidak sedang

lapar

1 2 4 6 2

8. Merasa sulit beranjak dari

tempat tidur pada pagi hari

2 6 3 2 2

9. Merasa tidak dapat mengatasi

masalah

2 2 8 2 1

10. Khawatir tentang masa depan 2 3 7 3

11. Mengalami ketegangan otot 1 3 6 5

12. Nyeri punggung bawah 2 1 6 5 1

13. Nyeri pada bahu dan leher 2 1 10 2

14. Nyeri perut atau lambung 1 5 3 4 2

15. Gangguan pencernaan 4 5 2 1

16. Bermain-main dengan tangan

Anda, termasuk gerakan

berulang

(misalnya menggosok-

gosokkan tangan satu sama

lain,

menarik jari tangan)

4 7 3

17. Gerakan gelisah yang umum

(misalnya, menggeliat,

memindahkan

berat badan dari satu kaki ke

kaki yang satunya lagi)

1 6 5 5 1

18. Kulit gatal tanpa alasan yang

jelas

4 7 5 1

19. Telapak tangan berkeringat 4 3 5 2

20. Berkeringat walaupun tidak

aktif secara fisik

4 4 2 2

Jumlah frekuensi 38 71 111 62 22

Faktor Kesehatan

21. Mempunyai penyakit yang

mudah kambuh

2 3 5 5

22. Memeriksakan kesehatan

secara teratur

1 8 6

23. Memanfaatkan pelayanan

kesehatan yang ada di asrama

1 6 8

24. Pernah di rawat di rumah

sakit

1 4 10

Jumlah frekuensi 1 4 17 23 15

Page 44: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Faktor Keluarga

25. Dikunjungi orang tua atau

keluarga di asrama

1 1 1 10 3

26. Mengambil uang saku harus

pulang ke rumah

1 3 7 3 3

Jumlah frekuensi 2 4 8 13 6

Faktor Jarak

27. Mempertimbangkan jarak

tempat tinggal dari asrama

1 5 3 1 1

28. Mempertimbangkan waktu

tempuh untuk pulang

1 5 3 1

29. Mempetimbangkan besarnya

biaya transportasi yang cukup

besar

1 3 3 1 1

Jumlah frekuensi 3 13 9 2 3

Jumlah 44 92 145 100 46

Dari rekapitulasi tersebut di atas, secara keseluruhan izin pulang

mahasiswa per kabupaten dipengaruhi oleh faktor penyebab yang dapat

digambarkan sebagai berikut.

a. Mahasiswa dari kabupaten Tanah Laut memilih alternatif jawaban selalu

(5,5%), sering (17,3%), kadang-kadang (39%), jarang (26%), dan tidak pernah

(12%).

b. Mahasiswa dari kabupaten Barito Kuala memilih alternatif jawaban selalu

(3,3%), sering (18%), kadang-kadang (35,3), jarang (31,3%), dan tidak pernah

(12,3%).

c. Mahasiswa dari kabupaten Hulu Sungai Tengah memilih alternatif jawaban

selalu (5,5%), sering (25,8%), kadang-kadang (28,4%), jarang (28,7%), dan

tidak pernah (11,5%).

d. Mahasiswa dari kabupaten Tabalong memilih alternatif jawaban selalu (7,6%),

sering (21,5%), kadang-kadang (30%), jarang (26,4%), dan tidak pernah

(14,5%).

D. Analisis Statistik

Page 45: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

1. Jumlah Izin Pulang

JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA SI PGSD BERASRAMA DARI

KABUPATEN TANAH LAUT SEMESTER IV

(JANUARI-JUNI 2010)

No. Nama Jumlah Izin Pulang

Total Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Nurhidayati 2 1 1 5

2. Khusnul Qotimah 1 1 1 1 4

3. Wahyu Setyo A. 1 1

4. Eka Fitriani 1 1 1 2 1 6

5. Norlatifah 2 1 3

6. Dewi Nur Utami 1 1 1 3

7. Choirun Nisa 1 1 2

8. Ita 1 1 2

9. Nurliani 1 1 1 1 4

10. Ukhti Fada U. 1 2 1 1 5

11. Marietna T.M. 1 1 1 1 1 5

12. Miyandi Eko A. 1 1 1 3

13. M. Eko Wahono 1 1

14. Aulia Rahman 1 1 1 3

15. Rd. A. Surya M. 1 1 1 1 4

Jumlah 51

JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA SI PGSD BERASRAMA DARI

KABUPATEN BARITO KUALA SEMESTER IV

(JANUARI-JUNI 2010)

No. Nama Jumlah Izin Pulang

Total Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Yulyyana 2 1 1 5

Page 46: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

2. Mariyana 1 1 1 3

3. Afdah 1 1

4. Maida Mustika 1 1 1 3

5. Nurul Azizah 1 1 2

6. Syafariatul J. 1 1 1 1 4

7. Aulia Azizah 1 1 1 3

8. Aulia Rahmi 1 1 1 3

9. Syalasiah 2 1 1 1 5

10. Dede Dewantara 1 1 2

11. Syarif Fauzan

12. Rusdi

13. A. Syadzali 1 1 2

14. Tonny Ispiani

15. Arif Rahman P. 1 2 1 1 5

Jumlah 38

JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA SI PGSD BERASRAMA DARI

KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH SEMESTER IV

(JANUARI-JUNI 2010)

No. Nama Jumlah Izin Pulang

Total Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Musfi Rosmaini 1 2 2 1 1 6

2. Mahfuzatul H. 1 1 2

3. Rahmilasari 2 1 1 4

4. Siti Zubaidah 1 1 1 1 4

5. Megawati 1 1

6. Noorhayati 1 1 1 1 4

7. Agustina P. 2 1 2 1 6

8. Wahdiah 1 1 1 3

9. Nina Maulidya 1 1 2

10. A. Fahriadi 1 1 1 3

Page 47: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

11. Adi Rosandi 1 1 2

12. M. Hidayatullah 1 1

13. M. Raji 1 1

14. Ernadi H. 1 1 2

15. Ary Priatna R. 1 1

Jumlah 42

JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA SI PGSD BERASRAMA DARI

KABUPATEN TABALONG SEMESTER IV

(JANUARI-JUNI 2010)

No. Nama Jumlah Izin Pulang

Total Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Feny Norjannah

2. Laila Pitriani 1 1 2 1 5

3. Fathul Jannah 1 1 2

4. Santi Sartika

5. Asri Fatimah

6. Noviecka W. 1 1 1 3

7. Hadiatul Hasanah 1 1 2

8. Paulina Rohana 1 1 1 3

9. Sri Widiastutik 2 1 1 1 5

10. Dasimah 1 1 2

11. Triwibowo 1 1

12. Agus Setiawan 1 1 2

Page 48: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

13. Ranto Yunawan

14. Zainul Aulia

15. A. Bahruddin J. 1 1 1 3

Jumlah 28

JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA

SEMESTER VI

No. Nama Kabupaten Jumlah Izin Prosentasi (%)

1. Tanah Laut 51 32,0

2. Hulu Sungai Tengah 42 26,4

3. Barito Kuala 38 24,0

4. Tabalong 28 17,6

2. Faktor Penyebab Izin Pulang

PROSENTASI FAKTOR PENYEBAB IZIN PULANG

MAHASISWA KABUPATEN TANAH LAUT

Page 49: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Faktor

Penyebab

Izin Pulang

Alternatif Jawaban

selalu sering kadang jarang Tidak

pernah

F % F % F % F % F %

Stres 2 0,68 60 20,34 129 43,73 63 21,26 41 14.00

Kesehatan 3 5,08 8 13,56 18 30,50 20 33,89 10 16,95

Keluarga 3 9,38 10 31,25 10 31,25 7 21,87 2 6,25

Jarak 3 6,80 2 4,55 22 50,00 12 27,27 5 11,36

Jumlah= 400 21,9 69,7 155,5 104,3 48,6

Rata-rata 5,5 17,3 39,0 26,0 12,0

PROSENTASI FAKTOR PENYEBAB IZIN PULANG

MAHASISWA KABUPATEN BATOLA

Faktor

Penyebab

Izin Pulang

Alternatif Jawaban

selalu sering kadang jarang Tidak

pernah

F % F % F % F % F %

Stres 1 0,29 39 11,64 139 41,49 96 28,66 60 17,91

Kesehatan 0 0 2 3,33 23 38,33 20 33,33 15 25,00

Keluarga 2 6,25 4 12,5 10 31,25 14 43,75 2 6,25

Jarak 3 6,38 21 44,68 14 29,79 9 19,15 0 0

Jumlah=400 13 72,2 141 125 49,2

Rata-rata 3,25 18,00 35,25 31,25 12,25

PROSENTASI FAKTOR PENYEBAB IZIN PULANG

MAHASISWA KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

Faktor

Penyebab Izin

Pulang

Alternatif Jawaban

selalu sering kadang jarang Tidak

pernah

F % F % F % F % F %

Stres 1 0,35 34 11,97 112 39,44 104 36,61 33 11,61

Page 50: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Kesehatan 0 0 5 0,06 20 0,32 21 33,87 16 25,80

Keluarga 1 4,00 8 32,00 9 36,00 6 24,00 1 4,00

Jarak 7 15,56 22 48,89 12 26,67 4 8,89 0 0

Jumlah=360 19,9 93 102,4 103,4 41,4

Rata-rata 5,53 25,83 28,44 28,72 11,50

PROSENTASI FAKTOR PENYEBAB IZIN PULANG

MAHASISWA KABUPATEN TABALONG

Faktor

Penyebab Izin

Pulang

Alternatif Jawaban

selalu sering kadang jarang Tidak

pernah

F % F % F % F % F %

Stres 38 12,50 71 23,35 111 36,51 62 20,39 22 4,24

Kesehatan 1 1,67 4 6,67 17 28,33 23 38,39 15 25,00

Keluarga 2 6,06 4 12,12 8 24,24 13 39,39 6 18,18

Jarak 3 10,00 13 43,33 9 30,00 2 6,67 3 10,00

Jumlah=397 30,2 85,5 119 104,8 57,4

Rata-rata 7,60 21,54 30 26,4 14,46

Berdasarkan deskripsi dan data statistik di atas, maka diketahui

perbandingan jumlah izin pulang oleh mahasiswa S1 PGSD Berasrama semester

VI, yaitu :

TABEL PERBANDINGAN JUMLAH IZIN PULANG

No. Nama Kabupaten Jumlah Izin Prosentasi

(%)

1. Tanah Laut 51 32,0

2. Hulu Sungai Tengah 42 26,4

Page 51: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

3. Barito Kuala 38 24,0

4. Tabalong 28 17,6

GRAFIK PERBANDINGAN JUMLAH IZIN PULANG

TABEL TINGKAT FAKTOR PENYEBAB KEINGINAN IZIN PULANG

No Nama Kabupaten

Prosentasi Faktor Penyebab Izin Pulang

(%)

selalu sering kadang jarang tidak

pernah

1. Tanah Laut 5,5 17,3 39,0 26,0 12,0

2. Barito Kuala 3,3 18,0 35,3 31,3 12,3

0

10

20

30

40

50

60

Tanah Laut Hulu Sungai Tengah

Barito Kuala Tabalong

Jumlah Izin

Prosentasi (%)

Page 52: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

3. Hulu Sungai Tengah 5,5 25,8 28,4 28,7 11,5

4. Tabalong 7,6 21,5 30 26,4 14,5

GRAFIK PERBANDINGAN FAKTOR PENYEBAB KEINGINAN

IZIN PULANG

E. Pembahasan

Penjelasan tersebut di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah

izin pulang antara mahasiswa dari kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu

Sungai Tengah, dan Tabalong, yaitu kabupaten Tanah Laut 32%, Hulu Sungai

Tengah 26,4%, Barito Kuala 24%, dan Tabalong 17,6%. Perbedaan tersebut

dipengaruhi oleh perbedaan faktor penyebab keinginan izin pulang, yaitu

faktor penyebab tidak terdapat pada mahasiswa dari kabupaten Tanah Laut

12%, Barito Kuala 12,3%, Hulu Sungai Tengah 11,5%, dan Tabalong 14,5%.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

selalu sering kadang jarang tidak pernah

Tanah Laut

Barito Kuala

Hulu Sungai Tengah

Tabalong

Page 53: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian tentang stres, diketahui

bahwa stres dapat mempengaruhi harapan, tindakkan, semangat/ antusiasme,

dan kesehatan seseorang. Apabila tingkat stres seseorang semakin tinggi dan

tidak dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan berbagai masalah seperti

kinerja menurun dan kesehatan terganggu, dan akhirnya dapat menimbulkan

harapan atau keinginan yang beragam. Pengelolaan terhadap stress yang

sedang dihadapi sangat memerlukan dukungan bantuan dari luar, selain dari

dirinya sendiri, yaitu keluarga. Keluarga memiliki peranan dan fungsi yang

sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang.

Kehidupan mahasiswa di asrama S1 PGSD Unlam Banjarbaru tidak

terlepas dari pengaruh stres, keluarga, dan kesehatan. Faktor-faktor tersebut

dapat menyebabkan mahasiswa mempunyai keinginan untuk izin pulang.

Apalagi jika jarak yang ditempuh dari asrama ke rumah cukup dekat.

Adanya dua aspek perbedaan, yaitu perbedaan jumlah izin pulang dan

perbedaan faktor penyebab keinginan izin pulang ternyata tidak saling

berbanding lurus. Karena ternyata, walaupun faktor penyebab keinginan izin

pulang mahasiswa tinggi, hal itu tidak menyebabkan jumlah izin pulangnya

juga tinggi. hal itu mungkin dikarenakan faktor lain yang melatar

belakanginya. Jika ditelaah dari faktor jarak, maka sebagian besar mahasiswa

memiliki kendala pulang disebabkan jarak yang jauh dan waktu tempuh yang

lama, serta biaya transportasi yang besar. Oleh karena itu, mahasiswa yang

memiliki keinginan pulang yang tinggi akan memilih tetap di asrama.

Perbedaan jumlah izin pulang tidak sepenuhnya ditentukan oleh tingkat

faktor penyebab keinginan izin pulang. Namun , keduanya masing-masing

terdapat perbedaan untuk mahasiswa setiap kabupaten. Sebagaimana hasil

penelitian ini terdapat perbedaan jumlah izin pulang dan banyaknya faktor

penyebab keinginan izin pulang mahasiswa S1 PGSD Berasrama Universitas

Lambung Mangkurat Banjarbaru semester VI.

Page 54: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh tentang

perbandingan jumlah izin pulang dan faktor penyebab izin pulang

mahasiswa S1 PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru semester VI, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Jumlah izin pulang mahasiswa dari kabupaten Tanah Laut adalah

paling tinggi di antara mahasiswa dari kabupaten lainnya , yaitu

terdapat 51 kali izin pulang atau 32%, sedangkan Hulu Sungai Tengah

42 kali izin pulang atau 26,4%, Batola 38 kali izin pulang atau 24%,

dan Tabalong 28 kali izin pulang atau 17,6% .

Page 55: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

2. Faktor penyebab keinginan izin pulang antar empat kabupaten juga

berbeda, dapat dilihat dari gr

0

10

20

30

40

50

60

Tanah Laut Hulu Sungai Tengah

Barito Kuala Tabalong

Jumlah Izin

Prosentasi (%)

Page 56: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

3. Perbedaan jumlah izin pulang tidak sepenuhnya ditentukan oleh tingkat

faktor penyebab keinginan izin pulang. Namun , keduanya masing-

masing terdapat perbedaan untuk mahasiswa setiap kabupaten.

Sebagaimana hasil penelitian ini terdapat perbedaan jumlah izin pulang

dan banyaknya faktor penyebab keinginan izin pulang mahasiswa S1

PGSD Berasrama Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

semester VI.

B. Saran

Kehidupan seseorang tentu tidak dapat selalu berlangsung mulus

tanpa hambatan dan tantangan, biarpun dia tinggal bersama keluarga atau

pun jauh dari keluarga, seperti mahasiswa S1 PGSD Unlam Banjarbaru

yang tinggal di asrama. Ada hal-hal yang membuat stres, sakit, atau rindu

keluarga. Oleh karena itu, penulis mengemukakan saran-saran sebagai

berikut.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

selalu sering kadang jarang tidak pernah

Tanah Laut

Barito Kuala

Hulu Sungai Tengah

Tabalong

Page 57: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

1. Bagi mahasiswa hendaknya dapat mengatasi masalah yang dihadapi

dengan baik dan menggunakan tantangan sebagai motivator kemajuan

dalam kehidupan, serta tidak selalu minta izin pulang untuk hal-hal

yang tidak terlalu penting dan mendesak.

2. Bagi orang tua mahasiswa agar dapat mengetahui seberapa sering

anaknya pulang dan untuk alasan apa dia pulang.

3. Bagi pihak asrama/ kampus sebaiknya tidak hanya membatasi izin

pulang mahasiswa, tetapi juga dapat menyelenggarakan kegiatan yang

menarik dan bermanfaat untuk mengisi waktu luang di asrama, agar

mahasiswa tidak selalu ingin pulang .

DAFTAR PUSTAKA

Page 58: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

Anwar, Qomari. 2003. Manajemen Stres Menurut Pandangan Islam. Jakarta : P.T.

Al-Mawardi Prima.

Atkinson, Jacquline M. 1997. Mengatasi Stres di tempat Kerja. Jakarta : Binarupa

Aksara.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : P.T.

Rineka Cipta.

Riwayadi, Susilo dan Suci Nur Anisah. 2000. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.

Surabaya : Sinar Terang.

Satata, Hari. Skripsi. 2007. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru

di SMP Negeri Kecamatan Alalak.

Shochib, Moh. 2000. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Mengembangkan

Disiplin Diri. Jakarta : P.T. Rineka Cipta.

Subagyo, P. Joko. 1999. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta :

P.T. Rineka Cipta.

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : P.T. Raja Grafindo

Persada.

http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stres%20Kerja%20pengertian

( Diakses tanggal 6 Maret 2010)

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eman/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-31402274-

8155-ultra_wahyu-chapter2.pdf ( Diakses tanggal 6 Maret 2010)

http://www.damandiri.or.id/file/novitasariadbab2.pdf.

( Diakses tanggal 6 Maret 2010)

http://digg.com/educational/Pengertian_Keluarga_Definisi_Pengertian ( Diakses

tanggal 6 Maret 2010)

http://www.scribd.com/doc/4857129/KONSEP-KELUARGA

( Diakses tanggal 6 Maret 2010)

http://pernikmagazine.wordpress.com/category/pendidikan/bagaimana-peranan-

keluarga/ ( Diakses tanggal 6 Maret 2010)

http://elhakeem.xtgem.com/Bagi+Calon+Mempelai/Fungsi+Fungsi+Keluarga

( Diakses tanggal 6 Maret 2010)

http://www.afand.cybermq.com/post/detail/2456/pengertian-sehat

( Diakses tanggal 7 Maret 2010)

http://faperta.ugm.ac.id/articles/kesehatan_jiwa.pdf ( Diakses tanggal 7

Maret 2010)

http://id.wikipedia.org/wiki/sakit ( Diakses tanggal 7 Maret 2010)

www.google.com-pengertian penyakit ( Diakses tanggal 7 Maret 2010)

http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak ( Diakses tanggal 7 Maret 2010)

http://www.tanahlautkab.go.id/ ( Diakses tanggal 7 Maret 2010)

http://www.tabalongkab.go.id/ ( Diakses tanggal 7 Maret 2010)

Page 59: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

http://tahugezrot.blogspot.com/2010/03/olah-data-statistik-teknik-penulisan.html

( Diakses tanggal 21 Maret 2010)

ANGKET

IZIN PULANG

I. Petunjuk Pengisian Angket

1. Mohon kesediaan Saudara/ Saudari untuk menjawab pertanyaan yang ada.

2. Isilah jawaban pada kolom yang disediakan sesuai keadaan yang

sebenarnya berdasarkan data yang ada pada buku izin pulang.

3. Terima kasih atas kerjasama dan bantuan dari Saudara/ Saudari dalam

pengisian angket ini.

II. Izin Pulang

NAMA ASAL

KABUPATEN

JUMLAH IZIN PULANG DARI

JANUARI – JUNI

2010

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

ANGKET

Page 60: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

FAKTOR PENYEBAB IZIN PULANG MAHASISWA

I. Petunjuk Pengisian Angket

1. Mohon kesediaan Saudara/ Saudari untuk menjawab seluruh pertanyaan

yang ada.

2. Beri tanda (X) pada kolom yang Anda pilih sesuai keadaan yang

sebenarnya.

3. Terima kasih atas kerjasama dan bantuan dari Saudara/ Saudari dalam

pengisian angket ini.

4. Ada lima alternatif jawaban yang dipilih, yaitu:

1 = selalu

2 = sering

3 = kadang

4 = jarang

5 = tidak pernah

II. Faktor Penyebab Izin Pulang Mahasiswa

NO

ITEM PERTANYAAN JAWABAN

1 2 3 4 5

1 2 3

Apakah Anda :

1. Merasa jengkel terhadap sesuatu

2. Merasa gelisah

3. Berbicara cepat

4. Berjalan cepat

5. Menyeret kaki saat berjalan

6. Lupa makan

7. Makan ketika tidak sedang lapar

8. Merasa sulit beranjak dari tempat tidur pada pagi hari

9. Merasa tidak dapat mengatasi masalah

10. Khawatir tentang masa depan

11. Mengalami ketegangan otot

12. Nyeri punggung bawah

13. Nyeri pada bahu dan leher

14. Nyeri perut atau lambung

15. Gangguan pencernaan

Page 61: Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Dan Tabalong Semester VI

16. Bermain-main dengan tangan Anda, termasuk gerakan

berulang

(misalnya menggosok-gosokkan tangan satu sama lain,

menarik jari tangan)

17. Gerakan gelisah yang umum (misalnya, menggeliat,

memindahkan

berat badan dari satu kaki ke kaki yang satunya lagi)

18. Kulit gatal tanpa alasan yang jelas

19. Telapak tangan berkeringat

20. Berkeringat walaupun tidak aktif secara fisik

21. Mempunyai penyakit yang mudah kambuh

22. Memeriksakan kesehatan secara teratur

23. Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di asrama

24. Pernah di rawat di rumah sakit

25. Dikunjungi orang tua atau keluarga di asrama

26. Mengambil uang saku harus pulang ke rumah

27. Mempertimbangkan jarak tempat tinggal dari asrama

28. Mempertimbangkan waktu tempuh untuk pulang

29. Mempetimbangkan besarnya biaya tranSportasi yang

cukup besar