perbandingan jumlah izin pulang mahasiswa s1 pgsd berasrama dari kabupaten tanah laut, barito kuala,...
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA S1
PGSD BERASRAMA DARI KABUPATEN TANAH LAUT,
BARITO KUALA, HULU SUNGAI TENGAH, DAN
TABALONG SEMESTER VI
PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitian
Dosen Pembimbing :
Bapak Drs. H. Fansuri, M. Pd
Disusun Oleh:
Nama : Nana Norliani
NIM : A1E 307918
PROGRAM STUDI S1 PGSD TERINTEGRASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi bimbingan,
kekuatan, dan hikmah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian
ini walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana sekali. Penelitian ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Kelas dengan
judul penelitian “Perbandingan Jumlah Izin Pulang Mahasiswa S1 PGSD
Berasrama dari Kabupaten Tanah Laut, Batola, Hulu Sungai Tengah, dan
Tabalong Semester VI”.
Melalui penulisan penelitian ini penulis berharap dapat memberikan
sumbangan pemikiran dan masukan kepada mahasiswa untuk dapat meningkatkan
minat terhadap profesi guru serta kepada para dosen untuk dapat meningkatkan
mutu perkuliahan agar dapat menghasilkan mahasiswa yang berkualitas
khussunya bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, S1 PGSD Berasrama
Banjarbaru.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
penelitian ini dapat diperbaiki dan disempurnakan. Selesainya penulisan
penelitian ini, tidak terlepas dari bimbingan dan pengarahan yang tulus dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah membantu baik moral maupun material, terutama kepada:
1. Bapak Drs. H. Fansuri, M.Pd sebagai pembimbing mata kuliah Metodologi
Penelitian.
2. Bapak Drs. H. Soemidjan, B.Sc, selaku Ketua Asrama PGSD UNLAM
Banjarbaru.
3. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat
dalam penyelesaian penelitian ini.
4. Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru, selaku sampel penelitian
proposal ini.
5. Semua pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala bantuan, dukungan serta bimbingan yang telah berikan
dalam menyelesaikan proposal penelitian ini mendapat berkah dari Allah SWT.
Mudah-mudahan hasil penelitian ini bermanfaat bagi saya dan bagi kita semua
sebagai mahasiswa Insan Pendidik, dan orang tua mahasiswa untuk meningkatkan
kedisiplinan guru dimasa mendatang.
Banjarbaru, Juni 2010
Peneliti
Nana Norliani
NIM A1E 307918
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………...................i
DAFTAR ISI ………………………………………………………..................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………….…………….1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………..………4
C. Batasan Masalah ..………………………………………………....4
D. Rumusan Masalah ………………………………………………….5
E. Tujuan Penelitian ……………………………………….................5
F. Kegunaan Penelitian …..…………………………….………...5
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa untuk Izin
Pulang..............................................................................................6
1. Stres ............................……………………………………..….6
2. Keluarga.......……………………………………..……………10
3. Kesehatan........................…………………………..………….16
4. Jarak.............…………………………...………..……….……20
B. Kerangka
Berpikir...........................................................................................21
C. Hipotesis.........................................................................................21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian……………… ..……………………….............22
B. Populasi dan Sampel Penelitian . ……………...……….……..…..23
C. Teknik Pengumpulan Data.. ……………………..…….……...….23
D. Metode Analisis Data …………………...……..............................28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan…….. ……………………………………..................... 30
B. Pelaksanaan Penelitian.....……………………………………..….30
C. Analisis Deskriptif………………………. …………………........31
D. Analisis Statistik…………………………………….………... ....40
E. Pembahasan........................………………………………..……..48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………….……………………….…..50
B. Saran-saran ……………….…………………………………..… 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan guru dalam pendidikan sangat penting. Guru
merupakan salah satu unsur dalam pembelajaran untuk
mengasilkan generasi masa depan yang berkualitas. Agar seorang
guru dapat melaksanakan peranannya tersebut dengan sebaik-
baiknya, maka mahasiswa sebagai calon guru harus dibekali
dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang menjadi
syarat utama menjadi seorang guru. Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 pasal 28 menyatakan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kompetensi yang harus dimiliki
tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Semua hal tersebut
adalah syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru yang
profesional.
Guru profesional adalah guru yang memiliki dedikasi tinggi
dalam pendidikan, tanpa dedikasi tinggi maka proses belajar
mengajar akan kacau balau. Dalam proses belajar mengajar, yang
telah berlangsung di dalam kelas, dapat ditemukan beberapa
komponen yang bersama-sama mewujudkan proses belajar
mengajar yang dapat juga dinyatakan sebagai struktur dasar dalam
proses belajar mengajar. Guru sebagai pendidik dan murid sebagai
peserta didik dapat saja dipisahkan kedudukannya, akan tetapi
mereka tidak dapat dipisahkan dalam mengembangkan murid
dalam mencapai cita-citanya. Tidak sembarangan orang dapat
melakukan tugas guru, tetapi orang-orang tertentu yang memenuhi
persyaratan berikut ini yang dipandang mampu bertakwa, berilmu,
sehat jasmani, dan berkelakuan baik.
Pembentukan calon guru yang profesional atau mempunyai
berbagai kompetensi dimulai dari pembentukkan mahasiswa yang
berkompetensi melalui perguruan tinggi. Mahasiswa sebagai
pelaku utama dan agent of exchange dalam gerakan-gerakan
pembaruan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia intelektual,
memandang segala sesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis
yang bertanggung jawab, dan dewasa. Secara moril mahasiswa
akan dituntut tangung jawab akademisnya dalam menghasilkan
“buah karya” yang berguna bagi kehidupan lingkungan.
Proses pembentukkan calon guru yang professional juga
telah dilakukan oleh Program S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, salah satunya
yang ada di kampus PGSD Unlam Banjarbaru yang
menyelenggarakan Program S1 PGSD Berasrama. Sebanyak 80
orang mahasiswa dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Unlam Banjarmasin telah mendapatkan kesempatan menjalani
program dari Pendidikan Tinggi (Dikti), yakni Pendidikan Guru
Berasrama. Program ini bertujuan untuk membentuk karakter atau
kepribadian guru sekolah dasar yang profesional. Mahasiswa
mendapat pendidikan di asrama ini merupakan mahasiswa yang
perwakilan dari empat kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan,
yaitu Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah,
dan Tabalong yang telah berhasil lulus tes masuk sebagai
mahasiswa berasrama.
Mahasiswa S1 PGSD Berasrama Banjarbaru mendapat
berbagai macam pendidikan yang menjadi bekal bagi mereka saat
menjadi guru kelak. Mereka diwajibkan tinggal di asrama dan
mengikuti semua kegiatan yang disusun oleh pengelola asrama,
serta peraturan yang ada di asrama. Kegiatan untuk mahasiswa
berasrama meliputi kegiatan perkuliahan, ekstrakurikuler,
pengembangan diri, perkebunan, dan berbagai kegiatan yang
bertujuan mengembangkan kedisiplinan, kepribadian, keagamaan,
keterampilan, kemasyarakatan, dan lain-lain. Semua kegiatan
tersebut diarahkan untuk pembentukkan calon guru professional
yang dapat menyambut tantangan dunia pendidikan.
Mahasiswa berasrama adakalanya mempunyai keperluan di
luar asrama, sehingga harus meminta izin untuk keluar asrama. Izin
tersebut harus sepengetahuan petugas keamanan dengan mengisi
buku izin keluar. Mahasiswa yang minta izin untuk pulang
kampung atau keluar asrama dengan waktu yang cukup lama (
seharian penuh atau lebih) harus mengunakan surat izin keluar
yang ditandatangani oleh Pembina asrama dan petugas keamanan.
Pemberian izin keluar bagi mahasiswa berasrama tidak
setiap waktu. Ada ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi.
Misalnya , mahasiswa boleh pulang tiap dua minggu sekali dan
menyebutkan keperluannya untuk pulang. Hal tersebut kadang
membuat mahasiswa yang kebetulan ada keperluan mendadak sulit
mendapat surat izin, karena yang bersangkutan sudah pulang
minggu sebelumnya. Namun, Pembina asrama memberikan
kebijakan bagi mahasiswa yang benar-benar mempunyai
kepentingan mendesak.
Keinginan mahasiswa berasrama untuk pulang dipengaruhi
juga oleh beragam faktor. Kurangnya kegiatan yang wajib diikuti
mahasiswa pada akhir pekan membuat mereka terpikir untuk
pulang saja, dengan berbagai alasan penyerta. Sebaliknya , apabila
kegiatan yang diselenggarakan pihak asrama cukup padat, maka hal
tersebut mempengaruhi tingkat kelelahan atau stres mereka,
sehingga mereka ingin pulang ke rumah untuk merasakan suasana
rumah bersama keluarga.
Mahasiswa memiliki hak atau kesempatan yang sama untuk
memperoleh surat izin pulang. Namun, tidak semua mahasiswa
menggunakanya. Bahkan ada beberapa orang mahasiswa yang
tidak pulang sampai satu semester penuh. Hal tersebut banyak
dikarenakan oleh jarak kampung halaman mereka yang cukup jauh,
sehingga tidak cukup waktu. Mahasiswa yang jarak tempat
tinggalnya dekat, lebih sering pulang. Berdasarkan hal tersebut
penulis ingin mengetahui Perbandingan Frekuensi Izin Pulang
dan Faktor yang Mempengaruhi Izin Pulang Mahasiswa S1
PGSD Berasrama dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala,
Hulu Sungai Tengah, dan Tabalong Semester VI.
B. Identifikasi Masalah
Mahasiswa berasrama terikat dengan peraturan asrama
yang sudah diberitahukan kepada mereka sebelum memutuskan
untuk bersedia menjadi mahasiswa berasrama. Salah satunya
peraturan tentang izin pulang ke rumah yang terbatas, tidak seperti
mahasiswa yang tinggal di kost, sehingga bagi mahasiswa yang
terbiasa dekat dengan orangtua harus dapat hidup lebih mandiri.
Berbagai keperluan mahasiswa sudah tersedia di asrama,
seperti fasilitas tempat tinggal, makan, pelayanan kesehatan, ruang
komputer, serta pemberian uang saku. Semua hal tersebut
memungkinkan mahasiswa dapat memenuhi keperluan yang
berhubungan dengan tugas kuliah atau keperluan sehari-hari.
Namun, mahasiswa tetap perlu untuk izin pulang, misalnya ketika
sakit, karena tidak ada yang menjaga dan merawat jika berada di
asrama. Alasan sakit tersebut turut meningkatkan permintaan izin
pulang oleh mahasiswa
C. Batasan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai
beberapa alasan yang menyebabkan permintaan izin pulang oleh
mahasiswa dari Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai
Tengah, dan Tabalong, serta mencaritahu perbandingan frekuensi
izin pulangnya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa yang menyebabkan mahasiswa berasrama ingin pulang?
2. Bagaimana perbandingan tingkat izin pulang antara mahasiswa
dari Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Batola, Kabupaten Hulu
Sungai Tengah, dan Kabupaten Tabalong ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai adalah
untuk dapat mengetahui perbandingan tingkat izin pulang antara
mahasiswa S1 PGSD Berasrama dari Kabupaten Tanah Laut,
Kabupaten Batola, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten
Tabalong berdasarkan beberapa alasan yang menyebabkan
mahasiswa ingin pulang.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai :
1. Bahan untuk mengetahui frekuensi kepulangan mahasiswa.
2. Bahan untuk membandingkan tingkat frekuensi kepulangan
antar mahasiswa dari Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Batola,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Tabalong.
3. Bahan untuk memberitahukan data frekuensi izin pulang
mahasiswa kepada orang tua mereka.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa untuk Izin Pulang
1. Stres
a. Pengertian Stres
Pengertian stress menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ,
yaitu : Stres adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional.
Sedangkan menurut Vincent Cornelli, stress adalah gangguan pada
tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan
kehidupan. Stress dipengaruhi oleh lingkungan dan penampilan
individu dalam lingkungan tersebut. ( dalam Qamari Anwar 2003:9)
Stres adalah penderitaan jasmani, mental, atau emosional
yang diakibatkan interpetasi atas suatu peristiwa sebagai ancaman
bagi agenda pribadi seorang individu (Pace dan Faules, 2000).
Definisi ini dapat diterjemahkan bahwa setiap peristiwa adalah
kejadian yang nyata atau dibayangkan dalam kehidupan seseorang
yang menimbulkan dampak positif maupun negatif sehingga muncul
ancaman kepada agenda pribadi baik kegiatan maupun tindakan
yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan hidup setiap
individu. Sedangkan stres menurut Handoko (2001) adalah suatu
kondisi ketegangan yang menyebabkan emosi, proses berpikir dan
kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dan
menghadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri para
karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat
mengganggu pelaksanaan kerja mereka (dalam
http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stres%20Kerja%20pen
gertian).
Adapun menurut Robbins (2005) Stres adalah “a dynamic
condition in which an individual is confronted with an oppotunity
constraint, or demand related to what he or she desires and for
which the outcome is perceive to be both uncertain and important”.
Dari definisi ini dapat diartikan bahwa stres adalah suatu kondisi
dinamis dimana seseorang dihadapkan pada suatu peluang, rintangan
atau halangan dan tuntutan dalam mendapatkan apa yang diinginkan
dimana hasil yang diharapkan menjadi tidak tentu dan penting. Stres
itu sendiri dapat berdampak pada prilaku positif yaitu memberikan
dorongan semangat kerja ataupun dampak negatif yaitu tekanan.
Apabila tekanan tersebut memberikan motivasi ke arah yang lebih
baik maka akan disebut eustres sedangkan apabila kurang atau
berlebihan akan menimbulkan dismotivasi maka akan disebut
distress(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eman/2007/jiunkpe-ns-
s1-2007-31402274-8155-ultra_wahyu-chapter2.pdf )
Menurut Charles D. Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63)
menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang
mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau
suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga
biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang
tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang
(http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stres%20Kerja%20pe
ngerti).
b. Tanda-tanda Stres
Gejala seseorang berpotensi terkena stres antara lain dapat
dilihat bila seseorang bersikap terlalu defensif. Tindakan seseorang
sangat mudah menceminkan apakah orang tersebut terkena stress
atau tidak. Cary Cooper dan Alison Straw (1995:8-15)
mengemukakan gejala stress dapat berupa tanda-tanda berikut ini:
1) Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering,
tangan lembab, rnerasa panas, otot-otot tegang, pencemaan
terganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala,
salah urat dan gelisah.
2) Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel,
saiah paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa,
gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, sulit
konsentrasi, sulit berfikir jemih, sulit membuat kcputusan,
hilangnya kreatifitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan
hilangnya minat terhadap orang lain.
3) Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati menjadi cermat
yang berlebihan, cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri
menjadi rawan, penjengkel menjadi meledak-ledak.
( dalam http://www.damandiri.or.id/file/novitasariadbab2.pdf. )
c. Pengaruh Stres
Stress merupakan sistem dari dalam tubuh, organik atau
psikologis yang cenderung menyebabkab fisik menjadi lemah. stres
bisa terjadi karena manusia begitu kuat dalam mengejar keinginan
dan kebutuhannya dengan menggunakan segala kekuatan dan
potensi, sehingga melupakan bahwa mereka memiliki keterbatasan
dalam segala hal. Stres dapat diakibatkan karena adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan keinginan individu
dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Stres
dapat muncul karena seseorang memiliki keingina Bila melihat
bagaimana stres membangkitkan kewaspadaan manusia terhadap
lingkungannya, maka sebenarnya selama stres tersebut dapat
mendorong manusia untuk bereaksi dengan tepat, maka stres akan
berdampak positif.
Berdasarkan penelitian, stres sampai tahap tertentu justru
dibutuhkan dalam kerja agar tercapai hasil optimal. Walaupun
memang, bila stres tersebut berlarut-larut dan tak dapat lagi
dihadapi seseorang, maka produksi kerjanya akan menurun. Jadi
dapat dikatakan bahwa korelasi kadar stres dan produksi kerja
bagai grafik U terbalik. Penelitian lain menunjukkan bahwa orang
yang takut gagal akan bereaksi buruk bila menghadapi stres.
Sebaliknya, orang yang menganggap hambatan sebagai suatu
tantangan akan berusaha menghadapinya.
Karakter atau kepribadian seseorang memang mempengaruhi
proses pemaknaannya terhadap segala sesuatu yang terjadi.
Kelompok yang memiliki pola perilaku kuat tipe A, umumnya
memiliki tuntutan diri yang tinggi untuk berprestasi, dan ingin
mencapainya dalam waktu sesingkatnya. Kelompok ini lebih
potensial mengalami stres dibandingkan dengan kelompok yang
memiliki pola perilaku tipe B, yaitu kelompok yang lebih
mengutamakan jalinan sosial yang hangat dibandingkan
pencapaian prestasi.
Stres membuat tubuh manusia dalam keadaan siaga.
Apabila stres tersebut berlarut-larut atau tidak dapat diatasi, tubuh
akan kelelahan karena harus terus bekerja ekstra. Manusia pada
umumnya memiliki kelemahan pada organ tertentu. Dampak
kelelahan akibat stres, akan tampak terlebih dulu pada titik
kelemahan tersebut. Seseorang yang potensial memiliki penyakit
asma, misalnya, dapat mengalami sesak napas hebat bila
mengalami stres. Sementara pada orang lain yang memiliki faktor
risiko tinggi untuk penyakit jantung, akan muncul keluhan nyeri
dada, bila ia menghadapi masalah.
Berdasarkan penelitian, stres pun dapat menurunkan daya
tahan tubuh manusia. Pada derajat yang ekstrem, stres bahkan
dapat mengakibatkan kematian mendadak. Stres juga berdampak
pada kesehatan jiwa seseorang. Pada orang yang sehat mentalnya,
umumnya stres dapat diatasi dalam jangka waktu yang tidak terlalu
lama (maksimal 3 bulan). Reaksi psikologis seperti frustasi, mudah
tersinggung, berbohong, dan sebagainya, mungkin saja terjadi
namun tidak berlarut-larut karena ia terus berusaha mengatasinya.
Umumnya dukungan dari teman dekat atau keluarga pun dapat
membantunya. Kelompok ini disebut sebagai kelompok sehat
bermasalah. Namun bila reaksi psikologis tersebut makin menguat
dan memiliki pola negatif tertentu, maka orang tersebut masuk
dalam kategori bermasalah dan membutuhkan bantuan khusus dari
ahlinya ( Jacquline M. Atkinson 1997:25).
Stres tidak selamanya negatif, tetapi ada yang bersifat positif,
memberikan motivasi, memberikan rangsangan, bahkan dapat
membangkitkan gairah atau semangat kerja yang tinggi. Stres
seperti itu disebut tekanan, yaitu reaksi individu terhadap situasi
tertentu, yang diyakininya dapat dikendalikan, yang dapat
merangsang tindakkan dan antusiasme terhadap tantangan-
tantangan baru, prestasi, dan kondisi kesehatan tubuh yang baik
(Qamari Anwar 2003: 13).
2. Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga
"kulawarga" yang berarti "anggota" "kelompok kerabat". Keluarga
adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ("nuclear family") terdiri
dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
(http://digg.com/educational/Pengertian_Keluarga_Definisi_Pengerti
an).
Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.(Menurut Departemen
Kesehatan RI (1998). Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah
kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu
mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang
hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh
gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
Menurut Salvicion dan Ara Celis, keluarga adalah dua
atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa keluarga adalah :
1) Unit terkecil dari masyarakat .
2) Terdiri atas 2 orang atau lebih .
3) Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah.
4) Hidup dalam satu rumah tangga.
5) Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga .
6) Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga .
7) Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
8) Diciptakan untuk mempertahankan suatu kebudayaan.
(http://www.scribd.com/doc/4857129/KONSEP-KELUARGA )
b. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga
adalah sebagai berikut :
1) Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peranan Ibu
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Peran Anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual
(http://pernikmagazine.wordpress.com/category/pendidikan/bagai
mana-peranan-keluarga/)
Tugas-tugas keluarga pada dasarnya tugas keluarga ada
delapan tugas pokok sebagai berikut :
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
4) Sosialisasi antar anggota keluarga.
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang
lebih luas.
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
c. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yakni sebagai
berikut .
1) Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik
dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan
masa depan anak bila kelak dewasa.
2) Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan
fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik.
3) Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah
melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga
anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4) Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga
secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota
yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain
dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5) Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur
kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
6) Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah
mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-
fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari
penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7) Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak
harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting
bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton
TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan
sebagainya.
8) Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah
untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara
keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga(http://elhakeem.xtgem.com/Bagi+Calon+Mempelai/Fun
gsi+Fungsi+Keluarga).
Semua ahli sosiologi mengetahui bahwa mekanisme kunci
dari proses sosialisasi di dalam semua kebudayaan masyarakat
adalah keluarga. Dari keluarga, hal-hal yang berhubungan dengan
transformasi anak untuk menjadi anggota masyarakat dilakukan
melalui hubungan perkawinan. Keluarga di dalamnya terjadi sistem
interaksi yang intim dan berlangsung lama. Keluarga merupakan
kelompok primer yang ditandai oleh loyalitas pribadi, cinta kasih
dan hubungan intim penuh kasih sayang. Anak memenuhi sifat-sifat
kemanusiaannya dan berkembang dari insting-insting biogenetik
yang primitif untuk belajar terhadap respon-respon social dalam
keluarga. Anak juga belajar dan melakukan interaksi sosial yang
pertama serta mulai mengenal prilaku-prilaku yang dilakukan oleh
orang lain. Dengan perkataan lain, pengenalan tentang budaya-
budaya masyarakat dimulai dari keluarga. Disini anak juga belajar
tentang keunikan pribadi seorang, dan sifat-sifat kelompok sosial
disekitarnya. Hampir disemua masyarakat keluarga dikenal sebagai
unit sosial dimana anak mulai memperoleh pengalaman-pengalaman
hidupnya.
Keluarga keluarga merupakan arena dimana anak mulai
mengenal prokreasi dan kreasi secara syah dan dibenarkan.
Keluarga inti menjalankan fungsi yang sebenarnya dari masyarakat,
sementara pada masyarakat lain, pola-pola kekerabatan memegang
fungsi utama dalam membudayakan generasi muda. Keluarga adalah
sebagai perantara antara budaya lokal dan unit sosial, dimana nilai-
nilai budaya mulai ditanamkan dari generasi tua ke generasi muda.
Keluarga juga menjalankan fungsi fungsi politik. Keluarga
membantu mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
ketrampilan-ketrampilan untuk hidup berkelompok. Anak mengenal
proses pengambilan keputusan, kepatuhan terhadap penguasa dan
ketaatan untuk menjalankan aturan-aturan yang berlaku di dalam
keluarga, karena di dalam keluarga sebagai unit terkecil, terjadi
fungsi-fungsi pengambilan keputusan maka keluarga merupakan
sistem politik pada tingkat mikro. Anak pertama kali belajar
mengenal pola-pola kekuasaan, bagaimana kekuasaan terbagi serta
jaringan-jaringan hubungan kekuasaan berlangsung dalam keluarga.
Anak mulai mengenal mengapa orang tua memiliki power yang lebih
tinggi dibandingkan saudara-saudaranya yang lebih tua, serta
bagaimana pembagian kekuasaan antara lelaki dan perempuan. ,
antara yang muda dan yang tua, antara ayah dan ibu, antara anak dan
orang tua. Sifat-sifat kepatuhan anak dalam keluarga akan dibawa
dalam kepatuhan di sekolah dan di masyarakat. Demikian juga sifat-
sifat suka memberontak, kebiasaan melawan dan tidak disiplin
didalam keluarga, juga akan mempengaruhi dalam kehidupan di
sekolah dan di masyarakat.
Keluarga juga memiliki fungsi ekonomi di samping keluarga
memiliki fungsi politik, yaitu fungsi-fungsi yang berhubungan
dengan proses-proses memproduksi dan mengkonsumsi tentang
barang-barang dan jasa. Anak-anak belajar mengenal sikap-sikap
dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk memainkan
peranan dalam kegiatan produksi, konsumsi, barang, dan jasa dalam
siklus hubungan intim di dalam keluarga. Setiap keluarga
mengadopsi pembagian tugas merupakan tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh keluarga. Didalam keluarga juga ditemukan tentang
nilai-nilai kerja, penghargaan tentang kerja dan hubungan antara
kerja dan imbalan-imbalan yang dianggap layak.
Peranan keluarga bukan saja berupa peranan-peranan yang
bersifat intern antara orang tua dan anak, serta antara yang anak satu
dengan anak ang lain. Keluarga juga merupakan medium untuk
menghubungkan kehidupan anak dengan kehidupan di masyarakat,
dengan kelompok-kelompok sepermainan, lembaga-lembaga sosial
seperti lembaga agama, sekolah dan masyarakat yang lebih luas.
Setelah anak memiliki pergaulan dan pengalaman-pengalaman yang
luas didalam kehidupan masyarakatnya, sering pengaruh orang-
orang dewasa disekitarnya lebih mempengaruhi dan membentuk
prilakunya dibandingkan pengaruh dari keluarga. Dalam situasi
semacam itu tidak jarang akan terjadi konflik didalam diri anak, pola
prilaku manakah yang kemudian diadopsi untuk dijadikan pola
panutan(http://pernikmagazine.wordpress.com/category/pendidikan/
bagaimana-peranan-keluarga/).
3. Kesehatan
a. Pengertian Kesehatan
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 yang
dimaksud dengan kesehatan, “Kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis". Atas dasar definisi Kesehatan
tersebut di atas, maka manusia selalu dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh (holistik). dari unsur "badan" (organobiologik), "jiwa"
(psiko-edukatif) dan “sosial” (sosio-kultural), yang tidak dititik
beratkan pada “penyakit” tetapi pada kualitas hidup yang terdiri dan
"kesejahteraan" dan “produktivitas sosial ekonomi”
(http://www.afand.cybermq.com/post/detail/2456/pengertian-sehat).
Kesehatan, pada organisme hidup, bisa dimengerti sebagai
homeostasis - keadaan di mana suatu organisme mengimbangkan
badannya, dengan masukan tenaga dan massa dan hasil tenaga dan
massa di keseimbangan (dikurangi massa yang ditahan untuk proses
pertumbuhan biasa), dan harapan untuk kelangsungan hidup
organisme adalah positif.
Definisi tersebut juga tersirat bahwa "Kesehatan Jiwa"
merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari "Kesehatan"
dan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup
manusia yang utuh. Menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 yang
dimaksud dengan "Kesehatan Jiwa" adalah keadaan jiwa yang sehat
menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan, yang dalam
penjelasannya disebutkan sebagai berikut: "Kesehatan Jiwa adalah
suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual
dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu
berjalan selaras dengan keadaan orang lain". Makna kesehatan jiwa
mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan
semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya
dengan manusia lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa
adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial individu
secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain.
(http://www.afand.cybermq.com/post/detail/2456/pengertian-sehat).
Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Merasa senang terhadap dirinya serta
a) Mampu menghadapi situasi
b) Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
c) Puas dengan kehidupannya sehari-hari
d) Mempunyai harga diri yang wajar
e) Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak
pula merendahkan
2) Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta
a) Mampu mencintai orang lain
b) Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
c) Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
d) Merasa bagian dari suatu kelompok
e) Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan
orang lain "mengakali" dirinya
3) Mampu memenuhi tuntutan hidup serta
a) Menetapkan tujuan hidup yang realistis
b) Mampu mengambil keputusan
c) Mampu menerima tanggung jawab
d) Mampu merancang masa depan
e) Dapat menerima ide dan pengalaman baru
f) Puas dengan pekerjaannya
Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu
untuk mengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat
dikembangkan sejak masa bayi hingga dewasa, dalam berbagai
tahapan perkembangan. Pengaruh lingkungan terutama keluarga
sangat penting dalam membina jiwa yang sehat.
(http://faperta.ugm.ac.id/articles/kesehatan_jiwa.pdf)
b. Peranan Kesehatan
Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit,
maksudnya apabila tidak ada gejala penyakit yg terasa berarti tubuh
kita sehat. Padahal pendapat itu kurang tepat. Ada kalanya penyakit
baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yg baru diketahui
setelah stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu
tidak ada? Tentu saja ada, tetapi tidak terasa. Berarti tidak adanya
gejala penyakit bukan berarti sehat.
Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di
mana seluruh sistem organ di tubuh kita bekerja dengan selaras.
Faktor-faktor yg mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung
seterusnya adalah:
1) Nutrisi yang lengkap dan seimbang
2) Istirahat yang cukup
3) Olah raga yang teratur
4) Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang
5) Lingkungan yang bersih
Apabila salah satu saja dari kelima faktor ini tidak tercukupi,
akan membuat keseimbangan kinerja organ tubuh terganggu.
Sesungguhnya tubuh memiliki mekanisme otomatis untuk
mengembalikan keseimbangan kesehatannya , akan tetapi apabila
hal ini berlangsung terus-menerus atau kekurangan tersebut dalam
jumlah yang cukup besar, maka tubuh tidak mampu
mengembalikan keseimbangan, dan hal inilah yang kita sebut
sakit. Istimewanya tubuh manusia, walaupun dalam kondisi sakit
tubuh tersebut tetap dapat memulihkan dirinya sendiri. Untuk itu
perlu dibantu dengan memberikan nutrisi dalam jumlah yang
memadai secara lengkap ditambah dengan istirahat yang cukup.
Dalam keadaan ini obat bukanlah faktor utama pemulihan, karena
ada sebagian orang yg dapat pulih dari sakit tanpa bantuan obat,
seperti misalnya penderita flu dan pilek. Obat dapat digunakan
untuk membantu mengurangi gejala, tetapi penggunaannya tidak
boleh berlebihan dan harus sesuai dengan petunjuk dokter.
(faktor-faktor-kesehatan.html )
c. Pengertian Sakit
Menurut UU Pokok Kesehatan No.9 tahun 1960, Bab I
Pasal2; Kesehatan meliputi jasmani, rohani (mental), dan sosial,
bukan semata-mata keadaan bebas penyakit, cacat, dan kelemahan.
Pengertian sehat menurut WHO adalah terbebas dari segala jenis
penyakit, baik fisik, psikis (jiwa) atau emosional, intelektual, dan
sosial. Dari pengertian tersebut, dengan demikian sakit dapat
didefinisikan sebagai suatu kondisi cacat atau kelainan yang
disebabkan oleh gangguan penyakit, emosional, intelektual, dan
sosial. Dengan kata lain, sakit adalah adanya gangguan jasmani,
rohani, dan/atau sosial sehingga tidak dapat berfungsi secara
normal, selaras, serasi, dan seimbang. Berdasarkan hal itu, maka
penyakit dapat dibedakan menjadi penyakit tidak menular dan
penyakit menular. Dalam pengertian medis, penyakit menular atau
penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologi
(sepertivirus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik
(seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).
(http://id.wikipedia.org/wiki/sakit).
d. Mekanisme terjadinya Penyakit
Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor
antara lain: penyebab penyakit (agen), induk semang (hospes), dan
lingkungan yang dikenal dengan penyebab majemuk suatu penyakit
(multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab
tunggal (single causation of disease).
e. Penyebab Penyakit
Sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau
binatang yang dapat melewatkan atau menyebabkan penyakit
pada orang lain. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoar
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Sumber penularan ialah induk semang penyakit baik manusia
atau hewan yang dapat mengeluarkan benih-benih penyakit dan
menularkan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain.
Sumber penularan harus dibedakan dari sumber penyakit.
Manusia sebagai sumber penularan.
Orang yang menderita penyakit typhus, dalam darah, air
kencing dan kotorannya, terdapat basil-basil typhus. Kotoran-
kotoran dan air kencing yang mengandung basil-basil typhus
tersebut dapat membahayakan kesehatan orang-orang yang tinggal di
sekitarnya. Keterangan: lalat suka sekali hinggap di tempat-tempat
yang kotor, najis-najis dan lain-lain. Pada waktu lalat itu hinggap
pada najis yang mengandung basil-basil typhus, maka akan melekat
pada kaki-kakinya najis tersebut beserta basil-basil itu. Dari najis
lalat hinggap ke lain-lain tempat, antara lain ke makanan, piring,
cangkir dan lain-lain. Bila orang makan makanan yang sudah
mengandung basil-basil tersebut, maka mungkin orang itu akan
kejangkitan penyakit typhus. Demikianlah keterangan orang yang
sakit typhus sebagai sumber penularan.
(www.google.com-pengertian penyakit).
4. Jarak
Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud jarak
adalah ruang sela yang menunjukkan panjang luasnya antara satu titik
ketitik yang lain (http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak). Berdasarkan
definisi tersebut berarti jauh dekatnya ruang sela yang harus ditempuh
oleh siswa. Tempat tinggal adalah keberadaan siswa bernaung atau
tinggal di sebuah rumah. Tempat tinggal yang dimaksud adalah tempat
tinggal bersama orang tua, endekost, atau menumpang pada rumah
orang lain. Jadi tempat tinggal yang dimaksud dalam penelitian ini
berarti rumah yang ditempati siswa sehari-hari.
B. Kerangka Berpikir
Kemampuan beradaptasi setiap orang terhadap lingkungan baru
yang akan ditinggalinya tentu berbeda-beda. Begitu juga halnya dengan
proses adaptasi yang dihadapi oleh mahasiswa berasrama S1 PGSD Unlam
Banjarbaru. Latar belakang mereka yang berasal dari empat kabupaten
yang memiliki budaya maupun kondisi alam yang berbeda, membuat tidak
semua mahasiswa dapat betah tinggal di asrama. Apalagi dengan segenap
aturan dan keharusan untuk hidup mandiri. Hal tersebut membuat
mahasiswa sering ingin pulang.
Mahasiswa yang ingin pulang harus mengurus izin terlebih dahulu
dan menyampaikan alasannya. Berbagai hal yang dijadikan oleh
mahasiswa yang ingin pulang berkisar antara urusan keluarga, keuangan,
dan kesehatan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
“ Perbedaan empat kabupaten asal mahasiswa dan beragamnya faktor
yang mempengaruhi kehidupan mereka, menyebabkan perbedaan jumlah
izin pulang dan banyaknya faktor yang membuat ingin pulang”
C. Hipotesis
“ Ada perbedaan jumlah izin pulang dan banyaknya faktor yang
menyebabkan keinginan pulang antara mahasiswa dari kabupaten Tanah
Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, dan Tabalong.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu
pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, apad dasarnya menggunakan
metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-prinsip
logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran, sehingga
penelitian pada dasarnya adalah proses penerapan metode ilmiah tersebut yang
hasilnya adalah ilmu atau kebenaran (Soekidjo Notoatmodjo,2005:19).
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan dua
variabel atau lebih. Kedua variabel bisa jadi tidak berhubungan atau mandiri.
Tujuan penelitian ini antara lain untuk bisa menentukan mana yang lebih baik
atau mana yang sebaiknya dipilih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbandingan tingkat permintaan izin pulang antara mahasiswa dan mahasiswi
S1 PGSD Berasrama dan hubungan antara stres, kesehatan, keluarga, dan jarak
terhadap frekuensi kepulangan mahasiswa. Penelitian dilaksanakan di asrama
S1 PGSD Terintegrasi Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Penelitian ini menggunakan metode survai yaitu penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengumpul data yang pokok, serta unit analisanya adalah individu.
Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kausal- komparatif yang
bertujuan menyelidiki kemungkinan sebab-akibat dengan berdasar atas
pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu (Sumadi Suryabrata 2003:85).
Penelitian kausal-komparatif bersifat ex de facto, artinya data yang
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung atau
lewat. Peneliti mengambil mengambil satu atau lebih akibat ( sebagai “
dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke
masa lampau untuk mencari sebab akibat, saling hubungan, dan maknanya (
Sumardi Surya Brata, 84:2003).
Berdasarkan uraian tersebut, maka metode yang digunakan dalam
penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kausal- komparatif. Variabel
dalam penelitian ini adalah jumlah izin pulang mahasiswa S1 PGSD
Berasrama dengan variabel bebas, yaitu faktor penyebab izin pulang.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang
diteliti atau yang diselidiki. Objek tersebut dapat berupa hewan, tumbuhan,
benda-benda mati lainnya, serta peristiwa dan gejala yang terjadi di
masyarakat atau di alam. Keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti disebut populasi penelitian, sedangkan sebagian yang diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
disebut sampel penelitian (Soekidjo Notoatmodjo, 2005:79). Populasi
adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,
hewan, tumbuhan, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa ( Sugiyono, 2004: 118
dalam Hari Satata). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
S1 PGSD Berasrama Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru yang
berjumlah 60 orang.
Sampel adalah bagian dari populasi (Hadi, 2001: 221 dalam Hari
Satata). Menurut Arikonto (2003: 107 dalam Hari Satata) : “ Apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sebaliknya, jika jumlahnya
besar maka dapat diambil 10%- 15% atau 20%- 25% atau lebih.”, apabila
sampel dipilih berdasarkan teknik total sampling. Populasi mahasiswa S1
PGSD Berasrama yang berjumlah 60 digunakan seluruhnya dengan
dikelompokan per kabupaten yang terdiri dari Kabupaten Tanah Laut 15
orang, Kabupaten Barito Kuala 15 orang, Kabupaten Hulu Sungai Tengah
15 orang, dan Kabupaten Tabalong 15 orang.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data penelitian ini terdiri dari identifikasi
variabel, definisi operasional, pengembangan instrumen penelitian dan
pengukuran, dan uji coba penelitian.
1. Identifikasi Variabel
Variabel yang diteliti terdiri dari satu variabel terikat dan empat
variabel bebas, yaitu:
a. Variabel terikat : Izin Pulang Mahasiswa (Y)
b. Variabel bebas : Faktor Penyebab ( X)
2. Definisi Operasional
Beberapa batasan operasional adalah sebagai berikut.
a) Izin Pulang
Izin pulang adalah izin yang harus dimiliki mahasiswa yang ingin
pulang kampung. Izin tersebut diperoleh dari pengajuan surat izin kepada
Pembina asrama, ketua asrama, dan atas sepengetahuan satpam asrama
dengan memberitahukan alasan atau tujuan pulang. Setiap kepulangan
dicatat di buku izin pulang, baik saat pergi atau kembali ke asrama.
Mahasiswa yang pulang kampung harus menaati batas waktu
kepulangan. Adanya hal tersebut dapat diketahui seberapa sering
mahasiswa yang bersangkutan minta izin pulang. Jumlah izin pulang
mahasiswa diperoleh dari rekap buku izin pulang yang ada.
b) Faktor Penyebab
1) Stres
Stres adalah ketegangan mental atau ketegangan jiwa ( Susilo
Riwayadi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: 635). Stres adalah pola
adaptasi umum dan pola reaksi menghadapi stresor, yang dapat
berasal dari dalam di individu mahasiswa, maupun dari lingkungannya
yang dapat diketahui melalui adanya tanda-tanda perilaku dan tanda-
tanda fisik yang mengalami stres. Tanda perilaku mahasiswa yang
terkena stres dapat dideteksi melalui angket yang berisi pertanyaan
tentang perasaan, gaya bicara, gaya berjalan, pikiran, pola makan,
emosi, dan sikap terhadap suatu hal. Sedangkan tanda fisik yang
terkena stres dapat diketahui melalui angket yang menyangkut
keluhan yang dirasakan secara langsung pada fisik mahasiswa yang
bersangkutan, rasa tidak bertenaga, dan kegelisahan.
2) Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan badan dan emosional mahasiswa
yang stabil yang memungkinkan untuk melakukan berbagai aktivitas
fisik ataupun pikiran dengan baik. Informasi kesehatan dari seorang
mahasiswa adalah informasi yang diperoleh dengan cara menanyakan
pertanyaan tertentu, dan mahasiswa dapat memberikan jawaban yang
sesuai tentang kesehatannya. Pemeriksaan kesehatan secara rutin
seharusnya dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan dan
menentukan penanganan yang cepat jika ada permasalahan.
3) Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam
tempat tinggal bersama-sama dan masing-masing anggota keluarga
merasakan adanya pertautan batin, sehingga terjadi saling
mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri
(Soelaeman dalam Mohammad Shochib 2000:17).
Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang
masih memiliki hubungan darah. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu,
dan anak-anak mereka. Keluarga memberi kesan kasih dan saying
yang mendalam kepada anggota leluarga lainnya. Rasa rindu kepada
keluarga tentu sangat dirasakan oleh mahasiswa selama mereka
tinggal di asrama. Apalagi bagi mahasiswa yang sebelum berada di
asrama tidak pernah tinggal terpisah dari orang tua mereka, maka
kesempatan izin pulang tentu sangat diharapkan.
Keluarga memiliki fungsi ekonomis, yaitu adanya fungsi
memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab
kepala keluarga. Mahasiswa sebagai salah satu anggota dalam
keluarganya tentu mempunyai hak memperoleh nafkah atau biaya dari
keluarganya. Karena berada jauh dari keluarga, maka biaya tersebut
tidak dapat setiap saat langsung diberikan kepada mahasiswa. Ada
yang diantarkan ke asrama, dititipkan pada sopir taksi, melalui ATM,
atau diambil sendiri oleh yang bersangkutan. Jika mahasiswa
mengambil sendiri artinya mereka harus pulang dan hal itu
memerlukan izin.
4) Jarak
Jarak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jarak tempat
tinggal tetap mahasiswa atau rumah mahasiswa bersama keluarganya.
Jarak tempuh mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk pulang
karena memerlukan waktu yang cukup lama untuk sampai di rumah.
Semakin jauh jarak tentunya memerlukan biaya transportasi yang
lebih besar, khususnya apabila pulang naik taksi atau bus.
3. Pengembangan Instrumen Penelitian dan Pengukuran
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
tentang perbandingan tingkat izin pulang antara mahasiswa S1 PGSD
Berasrama Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru adalah angket dan
dokumen berupa data di buku izin pulang asrama.
Angket adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan atau daftar
isian yang harus diisi yang berdasarkan kepada sejumlah subyek.
Berdasarkan atas jawaban dan atau isian itu penyelidik mengambil
kesimpulanmengenaisubyekyangdiselidiki(http://tahugezrot.blogspot.com/2
010/03/olah-data-statistik-teknik-penulisan.html). Angket atau koesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan
langsung dari sumber data. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin
diselidiki atau responden. Dari beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang
berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk
mendapatkan jawaban secara tertulis juga (P. Joko Subagyo 1999:55).
a. Pengukuran Variabel Jumlah Izin Pulang Mahasiswa
Untuk mengungkapkan jumlah izin pulang mahasiswa digunakan
metode dokumentasi yang berupa daftar jumlah izin pulang mahasiswa
yang dicatat dari Januari 2010 sampai dengan Juni 2010 (semester VI).
NAMA ASAL
KABUPATEN
JUMLAH IZIN PULANG DARI
JANUARI – JUNI
2010
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
b. Pengukuran Variabel Faktor Penyebab Izin Pulang
Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengungkapkan
penyebab izin pulang mahasiswa, dengan pertanyaan yang dilengakapi
jawaban yang menggunakan skala Linkert dengan lima pilihan jawaban.
ASPEK YANG
DIAMATI
INDIKATOR NO ITEM
Faktor Penyebab
Izin Pulang
1. Stres
a. Tanda-tanda perilaku stres
b. Tanda-tanda fisik stress
1-10
11-20
2. Kesehatan
a. Mempunyai penyakit yang
mudah kambuh
b. Memeriksakan kesehatan
secara berkala
c. Memanfaatkan pelayanan
21
22
23
kesehatan yang ada di
asrama
d. Pernah masuk rumah sakit
24
3. Keluarga
a. Mendapat kunjungan orang
tua
b. Uang saku diambil ke rumah
25
26
4. Jarak
a. Mempertimbangkan jarak
dari asrama ke rumah
b. Mempertimbangkan waktu
tempuh
c. Biaya transportasi
27
28
29
4. Metode Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Analisis data dengan jenis statistik deskriptif digunakan untuk
menganalisa data dengan cara menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan.
Data-data yang telah dianalisis dapat ditampilkan dalam bentuk tabel,
grafik, diagram lingkaran, piktogram, modus, median, mean, perhitungan
desil, presentil, perhitungan penyebaran data dan perhitungan rata-rata,
standar deviasi, dan perhitungan persentasi.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran perbedaan banyaknya izin pulang mahasiswa S1
PGSD Berasrama dari kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai
Tengah, dan Tabalong pada semester VI berdasarkan perbedaan tingkat
faktor penyebab ingin pulangnya. Gambaran tersebut akan disajikan
dalam bentuk tabel jumlah izin pulang mahasiswa per kabupaten dari
bulan Januari s.d. Juni 2010. dan tabel distribusi alternatif jawaban
responden.
Adapun perhitungan untuk memperoleh persentase menggunakan
rumus sebagai berikut.
P = 100 %
Keterangan :
P : angka prosentasi
f : frekuensi yang dicari prosentasinya
N : jumlah data
b. Analisis Statistik
Analisis data yang dilakukan dengan statistik ini yaitu dengan
menguji perbedaan rata-rata hitung jika kelompok sampel yang diuji
lebih dari dua buah.
Kelompok sampel yang ditampilkan dalam penelitian ini, yaitu
jumlah izin pulang dan banyaknya faktor menyebab kepulangan
mahasiswa kabupaten Tanah Laut (15 orang), Batola (15 orang), Hulu
Sungai Tengah (15 orang), dan Tabalong (15 orang).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah izin
pulang dan faktor penyebab izin pulang mahasiswa dari kabupaten Tanah
Laut, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, dan Tabalong pada semester VI,
yang terhitung sejak Januari 2010 sampai dengan Juni 2010. Persiapan
awal penyusunan penelitian ini adalah dengan menyusun proposal yang
diajukan kepada dosen pembimbing mata kuliah Metodololgi Penelitian.
Setelah memperoleh persetujuan dari beliau, maka dilakukan penelitian
lapangan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Peneliti menyusun angket yang akan disebarkan kepada sampel
penelitiannya.
2. Peneliti melaksanakan penelitian dengan menyebar angket kepada
mahasiswa S1 PGSD Berasama sebanyak 60 orang terdiri dari empat
kabupaten.
3. Peneliti mengumpulkan lembaran jawaban angket yang sudah diisi oleh
mahasiswa selaku responden dan menghitung jumlah pengembalian
angket sesuai dengan responden yang ditetapkan.
4. Peneliti menyusun tabulasi jawaban angket, kemudian menghitung
frekuensinya serta melakukan analisis persentase dari data angket yang
terkumpul sebagai bahan laporan hasil penelitian.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Pengumpulan Data
Penyebaran angket dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2010 dan
dikumpulkan setelah responden diberi kesempatan untuk mengisi, yaitu
tanggal 13 Juni 2010.
2. Pengolahan Data
a. Tahap Editing
Setelah lembar jawaban angket diterima kemudian dihitung,
jumlahnya sesuai dengan sampel penelitiannya, yaitu 60 orang.
Tahap selanjutnya adalah memeriksa sesuai atau tidaknya cara
menjawab angket berdasarkan petunjuk yang telah diberikan. Pada
tahap ini juga diperiksa pilihan jawaban untuk disusun dalam
tabulasi sesuai urutan sampel.
b. Tahap Codding
Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan pemberian kode pada
lembar tabulasi berdasarkan alternatif jawaban yang sudah
ditentukan, yaitu selalu (skor 5), sering (skor 4), kadang (skor 3),
kurang sering(2), dan tidak pernah (skor 1). Nama responden diberi
kode TL 01-015 untuk mahasiswa dari Kabupaten Tanah Laut, kode
BK 01-015 untuk mahasiswa dari Kabupaten Barito Kuala, kode HS
01-15 untuk mahasiswa dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan
kode TB 01-015 untuk mahasiswa dari Kabupaten Tabalong.
c. Tahap Tabulasi
Peneliti mempersiapkan tabel kerja untuk menyusun alternatif
jawaban angket penelitian berbentuk martiks tabulasi. Seluruh
alternatif jawaban disusun sesuai urutan kode nama responden dan
urutan pertanyaan.
C. Analisis Deskriptif
Berdasarkan data jawaban angket yang terkumpul dari responden,
maka dapat dideskripsikan alternatif jawaban angket tentang jumlah izin
pulang dan faktor yang menyebabkan mahasiswa S1 PGSD Berasrama
meminta izin pulang sebagai berikut.
1. Deskripsi Jumlah Izin Pulang
Berdasarkan data jawaban angket tentang jumlah izin pulang
mahasiswa S1 PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru pada semester VI
terhitung dari Januari 2010 – Juni 2010 diketahui bahwa jumlah izin
mahasiswa dari kabupaten Tanah Laut yaitu 51 kali, Barito Kuala 38
kali, Hulu Sungai Tengah 42, dan Tabalong 28 kali.
Dari data tersebut diketahui bahwa mahasiswa yang paling sering
izin pulang adalah mahasiswa dari kabupaten Tanah Laut (32,0%),
kemudian Hulu Sungai Tengah (26,4%), Barito Kuala (24,0%), dan
yang paling sedikit jumlah izin pulang adalah mahasiswa dari Tabalong
(17,6%).
2. Deskripsi Faktor Penyebab Izin Pulang
Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden tentang Faktor Penyebab
Izin Pulang Mahasiswa Kabupaten Tanah Laut
No Pertanyaan Angket Alternatif Jawaban Responden
selalu sering kadang-
kadang jarang
tidak
pernah Apakah Anda :
Faktor Stres
1. Merasa jengkel terhadap
sesuatu
1 11 1 2
2. Merasa gelisah 2 9 3 1
3. Berbicara cepat 2 11 2
4. Berjalan cepat 3 8 4
5. Menyeret kaki saat berjalan 2 6 4 2
6. Lupa makan 5 2 4 4
7. Makan ketika tidak sedang
lapar
1 2 9 3 1
8. Merasa sulit beranjak dari
tempat tidur pada pagi hari
1 3 8 1 2
9. Merasa tidak dapat mengatasi
masalah
4 5 5 1
10. Khawatir tentang masa depan 6 5 2 2
11. Mengalami ketegangan otot 2 6 5 3
12. Nyeri punggung bawah 3 6 4 4
13. Nyeri pada bahu dan leher 1 6 3 3
14. Nyeri perut atau lambung 3 7 3 2
15. Gangguan pencernaan 1 7 5 1
16. Bermain-main dengan tangan
Anda, termasuk gerakan
berulang
(misalnya menggosok-
gosokkan tangan satu sama
lain,
menarik jari tangan)
3 8 4 2
17. Gerakan gelisah yang umum 2 6 1 2
(misalnya, menggeliat,
memindahkan
berat badan dari satu kaki ke
kaki yang satunya lagi)
18. Kulit gatal tanpa alasan yang
jelas
3 3 4 3
19. Telapak tangan berkeringat 1 3 7 3
20. Berkeringat walaupun tidak
aktif secara fisik
4 5 5 3
Jumlah frekuensi 2 60 129 63 41
Faktor Kesehatan
21. Mempunyai penyakit yang
mudah kambuh
1 2 8 4 3
22. Memeriksakan kesehatan
secara teratur
1 2 3 4 2
23. Memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada di asrama
5 3 5 3
24. Pernah di rawat di rumah
sakit
1 1 4 7 2
Jumlah frekuensi 3 8 18 20 10
Faktor Keluarga
25. Dikunjungi orang tua atau
keluarga di asrama
5 5 4
26. Mengambil uang saku harus
pulang ke rumah
3 5 5 3 2
Jumlah frekuensi 3 10 10 7 2
Faktor Jarak
27. Mempertimbangkan jarak
tempat tinggal dari asrama
2 8 4 2
28. Mempertimbangkan waktu
tempuh untuk pulang
7 5 3
29. Mempetimbangkan besarnya
biaya transportasi yang cukup
besar
7 3
Jumlah frekuensi 3 2 22 12 5
Jumlah 8 80 179 102 58
Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden tentang Faktor Penyebab
Izin Pulang Mahasiswa Kabupaten Barito Kuala
No Pertanyaan Angket
Alternatif Jawaban Responden
selalu sering kadang-
kadang jarang
tidak
pernah
Apakah Anda :
Faktor Stres
1. Merasa jengkel terhadap
sesuatu
13 2
2. Merasa gelisah 12 3
3. Berbicara cepat 3 10 4 1
4. Berjalan cepat 5 7 2 1
5. Menyeret kaki saat berjalan 1 1 3 5 5
6. Lupa makan 1 3 7 3
7. Makan ketika tidak sedang
lapar
5 6 5
8. Merasa sulit beranjak dari
tempat tidur pada pagi hari
4 7 3 2
9. Merasa tidak dapat mengatasi
masalah
9 6 1
10. Khawatir tentang masa depan 8 5 3
11. Mengalami ketegangan otot 2 7 7
12. Nyeri punggung bawah 7 7 2
13. Nyeri pada bahu dan leher 2 6 6 2
14. Nyeri perut atau lambung 2 7 6
15. Gangguan pencernaan 3 3 9
16. Bermain-main dengan tangan
Anda, termasuk gerakan
berulang
(misalnya menggosok-
gosokkan tangan satu sama
lain,
menarik jari tangan)
3 9 3
17. Gerakan gelisah yang umum
(misalnya, menggeliat,
memindahkan
berat badan dari satu kaki ke
kaki yang satunya lagi)
2 9 2 2
18. Kulit gatal tanpa alasan yang
jelas
2 3 9 1
19. Telapak tangan berkeringat 3 6 4 2
20. Berkeringat walaupun tidak
aktif secara fisik
1 7 7 1
Jumlah frekuensi 1 39 139 96 60
Faktor Kesehatan
21. Mempunyai penyakit yang
mudah kambuh
1 4 5 5
22. Memeriksakan kesehatan
secara teratur
9 5 1
23. Memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada di asrama
8 7
24. Pernah di rawat di rumah
sakit
1 2 3 9
Jumlah frekuensi 2 23 20 15
Faktor Keluarga
25. Dikunjungi orang tua atau
keluarga di asrama
1 1 5 7 1
26. Mengambil uang saku harus
pulang ke rumah
1 3 5 7 1
Jumlah frekuensi 2 4 10 14 2
Faktor Jarak
27. Mempertimbangkan jarak
tempat tinggal dari asrama
1 9 4 5
28. Mempertimbangkan waktu
tempuh untuk pulang
1 8 5 3
29. Mempetimbangkan besarnya
biaya transportasi yang cukup
besar
1 4 5 1
Jumlah frekuensi 3 21 14 9 0
Jumlah 6 66 186 139 77
Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden tentang Faktor Penyebab
Izin Pulang Mahasiswa Kabupaten Hulu Sungai Tengah
No Pertanyaan Angket
Alternatif Jawaban Responden
selalu sering kadang-
kadang jarang
tidak
pernah
Apakah Anda :
Faktor Stres
1. Merasa jengkel terhadap
sesuatu
2 10 3
2. Merasa gelisah 2 7 6
3. Berbicara cepat 3 8 4
4. Berjalan cepat 5 6 4
5. Menyeret kaki saat berjalan 4 5 6
6. Lupa makan 3 3 7 2
7. Makan ketika tidak sedang
lapar
1 8 5 1
8. Merasa sulit beranjak dari
tempat tidur pada pagi hari
2 4 8 1
9. Merasa tidak dapat mengatasi
masalah
1 8 4 1
10. Khawatir tentang masa depan 3 6 4 1
11. Mengalami ketegangan otot 1 7 4 2
12. Nyeri punggung bawah 7 3 4
13. Nyeri pada bahu dan leher 2 6 8 2
14. Nyeri perut atau lambung 2 4 8
15. Gangguan pencernaan 1 5 5 1
16. Bermain-main dengan tangan
Anda, termasuk gerakan
berulang
(misalnya menggosok-
gosokkan tangan satu sama
lain,
menarik jari tangan)
1 7 4 2
17. Gerakan gelisah yang umum
(misalnya, menggeliat,
memindahkan
berat badan dari satu kaki ke
kaki yang satunya lagi)
3 5 10 3
18. Kulit gatal tanpa alasan yang
jelas
2 7 2
19. Telapak tangan berkeringat 1 4 9 3
20. Berkeringat walaupun tidak
aktif secara fisik
2 1 4 2
Jumlah frekuensi 1 34 112 104 33
Faktor Kesehatan
21. Mempunyai penyakit yang
mudah kambuh
2 5 4 4
22. Memeriksakan kesehatan
secara teratur
1 8 7 2
23. Memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada di asrama
1 4 4 3
24. Pernah di rawat di rumah
sakit
1 3 6 7
Jumlah frekuensi 5 20 21 16
Faktor Keluarga
25. Dikunjungi orang tua atau
keluarga di asrama
3 5 5 1
26. Mengambil uang saku harus
pulang ke rumah
1 5 4 1
Jumlah frekuensi 1 8 9 6 1
Faktor Jarak
27. Mempertimbangkan jarak
tempat tinggal dari asrama
3 8 4
28. Mempertimbangkan waktu
tempuh untuk pulang
2 8 4 2
29. Mempetimbangkan besarnya
biaya transportasi yang cukup
besar
2 6 4 2
Jumlah frekuensi 7 22 12 4 0
Jumlah 9 69 153 135 50
Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden tentang Faktor Penyebab
Izin Pulang Mahasiswa Kabupaten Tabalong
No Pertanyaan Angket
Alternatif Jawaban Responden
selalu sering kadang-
kadang jarang
tidak
pernah
Apakah Anda :
Faktor Stres
1. Merasa jengkel terhadap
sesuatu
3 2 8 2
2. Merasa gelisah 1 3 9 2
3. Berbicara cepat 2 7 5 1
4. Berjalan cepat 3 4 7 1
5. Menyeret kaki saat berjalan 1 3 2 3 6
6. Lupa makan 4 5 5 1
7. Makan ketika tidak sedang
lapar
1 2 4 6 2
8. Merasa sulit beranjak dari
tempat tidur pada pagi hari
2 6 3 2 2
9. Merasa tidak dapat mengatasi
masalah
2 2 8 2 1
10. Khawatir tentang masa depan 2 3 7 3
11. Mengalami ketegangan otot 1 3 6 5
12. Nyeri punggung bawah 2 1 6 5 1
13. Nyeri pada bahu dan leher 2 1 10 2
14. Nyeri perut atau lambung 1 5 3 4 2
15. Gangguan pencernaan 4 5 2 1
16. Bermain-main dengan tangan
Anda, termasuk gerakan
berulang
(misalnya menggosok-
gosokkan tangan satu sama
lain,
menarik jari tangan)
4 7 3
17. Gerakan gelisah yang umum
(misalnya, menggeliat,
memindahkan
berat badan dari satu kaki ke
kaki yang satunya lagi)
1 6 5 5 1
18. Kulit gatal tanpa alasan yang
jelas
4 7 5 1
19. Telapak tangan berkeringat 4 3 5 2
20. Berkeringat walaupun tidak
aktif secara fisik
4 4 2 2
Jumlah frekuensi 38 71 111 62 22
Faktor Kesehatan
21. Mempunyai penyakit yang
mudah kambuh
2 3 5 5
22. Memeriksakan kesehatan
secara teratur
1 8 6
23. Memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada di asrama
1 6 8
24. Pernah di rawat di rumah
sakit
1 4 10
Jumlah frekuensi 1 4 17 23 15
Faktor Keluarga
25. Dikunjungi orang tua atau
keluarga di asrama
1 1 1 10 3
26. Mengambil uang saku harus
pulang ke rumah
1 3 7 3 3
Jumlah frekuensi 2 4 8 13 6
Faktor Jarak
27. Mempertimbangkan jarak
tempat tinggal dari asrama
1 5 3 1 1
28. Mempertimbangkan waktu
tempuh untuk pulang
1 5 3 1
29. Mempetimbangkan besarnya
biaya transportasi yang cukup
besar
1 3 3 1 1
Jumlah frekuensi 3 13 9 2 3
Jumlah 44 92 145 100 46
Dari rekapitulasi tersebut di atas, secara keseluruhan izin pulang
mahasiswa per kabupaten dipengaruhi oleh faktor penyebab yang dapat
digambarkan sebagai berikut.
a. Mahasiswa dari kabupaten Tanah Laut memilih alternatif jawaban selalu
(5,5%), sering (17,3%), kadang-kadang (39%), jarang (26%), dan tidak pernah
(12%).
b. Mahasiswa dari kabupaten Barito Kuala memilih alternatif jawaban selalu
(3,3%), sering (18%), kadang-kadang (35,3), jarang (31,3%), dan tidak pernah
(12,3%).
c. Mahasiswa dari kabupaten Hulu Sungai Tengah memilih alternatif jawaban
selalu (5,5%), sering (25,8%), kadang-kadang (28,4%), jarang (28,7%), dan
tidak pernah (11,5%).
d. Mahasiswa dari kabupaten Tabalong memilih alternatif jawaban selalu (7,6%),
sering (21,5%), kadang-kadang (30%), jarang (26,4%), dan tidak pernah
(14,5%).
D. Analisis Statistik
1. Jumlah Izin Pulang
JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA SI PGSD BERASRAMA DARI
KABUPATEN TANAH LAUT SEMESTER IV
(JANUARI-JUNI 2010)
No. Nama Jumlah Izin Pulang
Total Januari Februari Maret April Mei Juni
1. Nurhidayati 2 1 1 5
2. Khusnul Qotimah 1 1 1 1 4
3. Wahyu Setyo A. 1 1
4. Eka Fitriani 1 1 1 2 1 6
5. Norlatifah 2 1 3
6. Dewi Nur Utami 1 1 1 3
7. Choirun Nisa 1 1 2
8. Ita 1 1 2
9. Nurliani 1 1 1 1 4
10. Ukhti Fada U. 1 2 1 1 5
11. Marietna T.M. 1 1 1 1 1 5
12. Miyandi Eko A. 1 1 1 3
13. M. Eko Wahono 1 1
14. Aulia Rahman 1 1 1 3
15. Rd. A. Surya M. 1 1 1 1 4
Jumlah 51
JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA SI PGSD BERASRAMA DARI
KABUPATEN BARITO KUALA SEMESTER IV
(JANUARI-JUNI 2010)
No. Nama Jumlah Izin Pulang
Total Januari Februari Maret April Mei Juni
1. Yulyyana 2 1 1 5
2. Mariyana 1 1 1 3
3. Afdah 1 1
4. Maida Mustika 1 1 1 3
5. Nurul Azizah 1 1 2
6. Syafariatul J. 1 1 1 1 4
7. Aulia Azizah 1 1 1 3
8. Aulia Rahmi 1 1 1 3
9. Syalasiah 2 1 1 1 5
10. Dede Dewantara 1 1 2
11. Syarif Fauzan
12. Rusdi
13. A. Syadzali 1 1 2
14. Tonny Ispiani
15. Arif Rahman P. 1 2 1 1 5
Jumlah 38
JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA SI PGSD BERASRAMA DARI
KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH SEMESTER IV
(JANUARI-JUNI 2010)
No. Nama Jumlah Izin Pulang
Total Januari Februari Maret April Mei Juni
1. Musfi Rosmaini 1 2 2 1 1 6
2. Mahfuzatul H. 1 1 2
3. Rahmilasari 2 1 1 4
4. Siti Zubaidah 1 1 1 1 4
5. Megawati 1 1
6. Noorhayati 1 1 1 1 4
7. Agustina P. 2 1 2 1 6
8. Wahdiah 1 1 1 3
9. Nina Maulidya 1 1 2
10. A. Fahriadi 1 1 1 3
11. Adi Rosandi 1 1 2
12. M. Hidayatullah 1 1
13. M. Raji 1 1
14. Ernadi H. 1 1 2
15. Ary Priatna R. 1 1
Jumlah 42
JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA SI PGSD BERASRAMA DARI
KABUPATEN TABALONG SEMESTER IV
(JANUARI-JUNI 2010)
No. Nama Jumlah Izin Pulang
Total Januari Februari Maret April Mei Juni
1. Feny Norjannah
2. Laila Pitriani 1 1 2 1 5
3. Fathul Jannah 1 1 2
4. Santi Sartika
5. Asri Fatimah
6. Noviecka W. 1 1 1 3
7. Hadiatul Hasanah 1 1 2
8. Paulina Rohana 1 1 1 3
9. Sri Widiastutik 2 1 1 1 5
10. Dasimah 1 1 2
11. Triwibowo 1 1
12. Agus Setiawan 1 1 2
13. Ranto Yunawan
14. Zainul Aulia
15. A. Bahruddin J. 1 1 1 3
Jumlah 28
JUMLAH IZIN PULANG MAHASISWA S1 PGSD BERASRAMA
SEMESTER VI
No. Nama Kabupaten Jumlah Izin Prosentasi (%)
1. Tanah Laut 51 32,0
2. Hulu Sungai Tengah 42 26,4
3. Barito Kuala 38 24,0
4. Tabalong 28 17,6
2. Faktor Penyebab Izin Pulang
PROSENTASI FAKTOR PENYEBAB IZIN PULANG
MAHASISWA KABUPATEN TANAH LAUT
Faktor
Penyebab
Izin Pulang
Alternatif Jawaban
selalu sering kadang jarang Tidak
pernah
F % F % F % F % F %
Stres 2 0,68 60 20,34 129 43,73 63 21,26 41 14.00
Kesehatan 3 5,08 8 13,56 18 30,50 20 33,89 10 16,95
Keluarga 3 9,38 10 31,25 10 31,25 7 21,87 2 6,25
Jarak 3 6,80 2 4,55 22 50,00 12 27,27 5 11,36
Jumlah= 400 21,9 69,7 155,5 104,3 48,6
Rata-rata 5,5 17,3 39,0 26,0 12,0
PROSENTASI FAKTOR PENYEBAB IZIN PULANG
MAHASISWA KABUPATEN BATOLA
Faktor
Penyebab
Izin Pulang
Alternatif Jawaban
selalu sering kadang jarang Tidak
pernah
F % F % F % F % F %
Stres 1 0,29 39 11,64 139 41,49 96 28,66 60 17,91
Kesehatan 0 0 2 3,33 23 38,33 20 33,33 15 25,00
Keluarga 2 6,25 4 12,5 10 31,25 14 43,75 2 6,25
Jarak 3 6,38 21 44,68 14 29,79 9 19,15 0 0
Jumlah=400 13 72,2 141 125 49,2
Rata-rata 3,25 18,00 35,25 31,25 12,25
PROSENTASI FAKTOR PENYEBAB IZIN PULANG
MAHASISWA KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
Faktor
Penyebab Izin
Pulang
Alternatif Jawaban
selalu sering kadang jarang Tidak
pernah
F % F % F % F % F %
Stres 1 0,35 34 11,97 112 39,44 104 36,61 33 11,61
Kesehatan 0 0 5 0,06 20 0,32 21 33,87 16 25,80
Keluarga 1 4,00 8 32,00 9 36,00 6 24,00 1 4,00
Jarak 7 15,56 22 48,89 12 26,67 4 8,89 0 0
Jumlah=360 19,9 93 102,4 103,4 41,4
Rata-rata 5,53 25,83 28,44 28,72 11,50
PROSENTASI FAKTOR PENYEBAB IZIN PULANG
MAHASISWA KABUPATEN TABALONG
Faktor
Penyebab Izin
Pulang
Alternatif Jawaban
selalu sering kadang jarang Tidak
pernah
F % F % F % F % F %
Stres 38 12,50 71 23,35 111 36,51 62 20,39 22 4,24
Kesehatan 1 1,67 4 6,67 17 28,33 23 38,39 15 25,00
Keluarga 2 6,06 4 12,12 8 24,24 13 39,39 6 18,18
Jarak 3 10,00 13 43,33 9 30,00 2 6,67 3 10,00
Jumlah=397 30,2 85,5 119 104,8 57,4
Rata-rata 7,60 21,54 30 26,4 14,46
Berdasarkan deskripsi dan data statistik di atas, maka diketahui
perbandingan jumlah izin pulang oleh mahasiswa S1 PGSD Berasrama semester
VI, yaitu :
TABEL PERBANDINGAN JUMLAH IZIN PULANG
No. Nama Kabupaten Jumlah Izin Prosentasi
(%)
1. Tanah Laut 51 32,0
2. Hulu Sungai Tengah 42 26,4
3. Barito Kuala 38 24,0
4. Tabalong 28 17,6
GRAFIK PERBANDINGAN JUMLAH IZIN PULANG
TABEL TINGKAT FAKTOR PENYEBAB KEINGINAN IZIN PULANG
No Nama Kabupaten
Prosentasi Faktor Penyebab Izin Pulang
(%)
selalu sering kadang jarang tidak
pernah
1. Tanah Laut 5,5 17,3 39,0 26,0 12,0
2. Barito Kuala 3,3 18,0 35,3 31,3 12,3
0
10
20
30
40
50
60
Tanah Laut Hulu Sungai Tengah
Barito Kuala Tabalong
Jumlah Izin
Prosentasi (%)
3. Hulu Sungai Tengah 5,5 25,8 28,4 28,7 11,5
4. Tabalong 7,6 21,5 30 26,4 14,5
GRAFIK PERBANDINGAN FAKTOR PENYEBAB KEINGINAN
IZIN PULANG
E. Pembahasan
Penjelasan tersebut di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah
izin pulang antara mahasiswa dari kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Hulu
Sungai Tengah, dan Tabalong, yaitu kabupaten Tanah Laut 32%, Hulu Sungai
Tengah 26,4%, Barito Kuala 24%, dan Tabalong 17,6%. Perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh perbedaan faktor penyebab keinginan izin pulang, yaitu
faktor penyebab tidak terdapat pada mahasiswa dari kabupaten Tanah Laut
12%, Barito Kuala 12,3%, Hulu Sungai Tengah 11,5%, dan Tabalong 14,5%.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
selalu sering kadang jarang tidak pernah
Tanah Laut
Barito Kuala
Hulu Sungai Tengah
Tabalong
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian tentang stres, diketahui
bahwa stres dapat mempengaruhi harapan, tindakkan, semangat/ antusiasme,
dan kesehatan seseorang. Apabila tingkat stres seseorang semakin tinggi dan
tidak dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan berbagai masalah seperti
kinerja menurun dan kesehatan terganggu, dan akhirnya dapat menimbulkan
harapan atau keinginan yang beragam. Pengelolaan terhadap stress yang
sedang dihadapi sangat memerlukan dukungan bantuan dari luar, selain dari
dirinya sendiri, yaitu keluarga. Keluarga memiliki peranan dan fungsi yang
sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang.
Kehidupan mahasiswa di asrama S1 PGSD Unlam Banjarbaru tidak
terlepas dari pengaruh stres, keluarga, dan kesehatan. Faktor-faktor tersebut
dapat menyebabkan mahasiswa mempunyai keinginan untuk izin pulang.
Apalagi jika jarak yang ditempuh dari asrama ke rumah cukup dekat.
Adanya dua aspek perbedaan, yaitu perbedaan jumlah izin pulang dan
perbedaan faktor penyebab keinginan izin pulang ternyata tidak saling
berbanding lurus. Karena ternyata, walaupun faktor penyebab keinginan izin
pulang mahasiswa tinggi, hal itu tidak menyebabkan jumlah izin pulangnya
juga tinggi. hal itu mungkin dikarenakan faktor lain yang melatar
belakanginya. Jika ditelaah dari faktor jarak, maka sebagian besar mahasiswa
memiliki kendala pulang disebabkan jarak yang jauh dan waktu tempuh yang
lama, serta biaya transportasi yang besar. Oleh karena itu, mahasiswa yang
memiliki keinginan pulang yang tinggi akan memilih tetap di asrama.
Perbedaan jumlah izin pulang tidak sepenuhnya ditentukan oleh tingkat
faktor penyebab keinginan izin pulang. Namun , keduanya masing-masing
terdapat perbedaan untuk mahasiswa setiap kabupaten. Sebagaimana hasil
penelitian ini terdapat perbedaan jumlah izin pulang dan banyaknya faktor
penyebab keinginan izin pulang mahasiswa S1 PGSD Berasrama Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru semester VI.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh tentang
perbandingan jumlah izin pulang dan faktor penyebab izin pulang
mahasiswa S1 PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru semester VI, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Jumlah izin pulang mahasiswa dari kabupaten Tanah Laut adalah
paling tinggi di antara mahasiswa dari kabupaten lainnya , yaitu
terdapat 51 kali izin pulang atau 32%, sedangkan Hulu Sungai Tengah
42 kali izin pulang atau 26,4%, Batola 38 kali izin pulang atau 24%,
dan Tabalong 28 kali izin pulang atau 17,6% .
2. Faktor penyebab keinginan izin pulang antar empat kabupaten juga
berbeda, dapat dilihat dari gr
0
10
20
30
40
50
60
Tanah Laut Hulu Sungai Tengah
Barito Kuala Tabalong
Jumlah Izin
Prosentasi (%)
3. Perbedaan jumlah izin pulang tidak sepenuhnya ditentukan oleh tingkat
faktor penyebab keinginan izin pulang. Namun , keduanya masing-
masing terdapat perbedaan untuk mahasiswa setiap kabupaten.
Sebagaimana hasil penelitian ini terdapat perbedaan jumlah izin pulang
dan banyaknya faktor penyebab keinginan izin pulang mahasiswa S1
PGSD Berasrama Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
semester VI.
B. Saran
Kehidupan seseorang tentu tidak dapat selalu berlangsung mulus
tanpa hambatan dan tantangan, biarpun dia tinggal bersama keluarga atau
pun jauh dari keluarga, seperti mahasiswa S1 PGSD Unlam Banjarbaru
yang tinggal di asrama. Ada hal-hal yang membuat stres, sakit, atau rindu
keluarga. Oleh karena itu, penulis mengemukakan saran-saran sebagai
berikut.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
selalu sering kadang jarang tidak pernah
Tanah Laut
Barito Kuala
Hulu Sungai Tengah
Tabalong
1. Bagi mahasiswa hendaknya dapat mengatasi masalah yang dihadapi
dengan baik dan menggunakan tantangan sebagai motivator kemajuan
dalam kehidupan, serta tidak selalu minta izin pulang untuk hal-hal
yang tidak terlalu penting dan mendesak.
2. Bagi orang tua mahasiswa agar dapat mengetahui seberapa sering
anaknya pulang dan untuk alasan apa dia pulang.
3. Bagi pihak asrama/ kampus sebaiknya tidak hanya membatasi izin
pulang mahasiswa, tetapi juga dapat menyelenggarakan kegiatan yang
menarik dan bermanfaat untuk mengisi waktu luang di asrama, agar
mahasiswa tidak selalu ingin pulang .
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Qomari. 2003. Manajemen Stres Menurut Pandangan Islam. Jakarta : P.T.
Al-Mawardi Prima.
Atkinson, Jacquline M. 1997. Mengatasi Stres di tempat Kerja. Jakarta : Binarupa
Aksara.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : P.T.
Rineka Cipta.
Riwayadi, Susilo dan Suci Nur Anisah. 2000. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Surabaya : Sinar Terang.
Satata, Hari. Skripsi. 2007. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru
di SMP Negeri Kecamatan Alalak.
Shochib, Moh. 2000. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Mengembangkan
Disiplin Diri. Jakarta : P.T. Rineka Cipta.
Subagyo, P. Joko. 1999. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta :
P.T. Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : P.T. Raja Grafindo
Persada.
http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stres%20Kerja%20pengertian
( Diakses tanggal 6 Maret 2010)
http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eman/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-31402274-
8155-ultra_wahyu-chapter2.pdf ( Diakses tanggal 6 Maret 2010)
http://www.damandiri.or.id/file/novitasariadbab2.pdf.
( Diakses tanggal 6 Maret 2010)
http://digg.com/educational/Pengertian_Keluarga_Definisi_Pengertian ( Diakses
tanggal 6 Maret 2010)
http://www.scribd.com/doc/4857129/KONSEP-KELUARGA
( Diakses tanggal 6 Maret 2010)
http://pernikmagazine.wordpress.com/category/pendidikan/bagaimana-peranan-
keluarga/ ( Diakses tanggal 6 Maret 2010)
http://elhakeem.xtgem.com/Bagi+Calon+Mempelai/Fungsi+Fungsi+Keluarga
( Diakses tanggal 6 Maret 2010)
http://www.afand.cybermq.com/post/detail/2456/pengertian-sehat
( Diakses tanggal 7 Maret 2010)
http://faperta.ugm.ac.id/articles/kesehatan_jiwa.pdf ( Diakses tanggal 7
Maret 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/sakit ( Diakses tanggal 7 Maret 2010)
www.google.com-pengertian penyakit ( Diakses tanggal 7 Maret 2010)
http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak ( Diakses tanggal 7 Maret 2010)
http://www.tanahlautkab.go.id/ ( Diakses tanggal 7 Maret 2010)
http://www.tabalongkab.go.id/ ( Diakses tanggal 7 Maret 2010)
http://tahugezrot.blogspot.com/2010/03/olah-data-statistik-teknik-penulisan.html
( Diakses tanggal 21 Maret 2010)
ANGKET
IZIN PULANG
I. Petunjuk Pengisian Angket
1. Mohon kesediaan Saudara/ Saudari untuk menjawab pertanyaan yang ada.
2. Isilah jawaban pada kolom yang disediakan sesuai keadaan yang
sebenarnya berdasarkan data yang ada pada buku izin pulang.
3. Terima kasih atas kerjasama dan bantuan dari Saudara/ Saudari dalam
pengisian angket ini.
II. Izin Pulang
NAMA ASAL
KABUPATEN
JUMLAH IZIN PULANG DARI
JANUARI – JUNI
2010
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
ANGKET
FAKTOR PENYEBAB IZIN PULANG MAHASISWA
I. Petunjuk Pengisian Angket
1. Mohon kesediaan Saudara/ Saudari untuk menjawab seluruh pertanyaan
yang ada.
2. Beri tanda (X) pada kolom yang Anda pilih sesuai keadaan yang
sebenarnya.
3. Terima kasih atas kerjasama dan bantuan dari Saudara/ Saudari dalam
pengisian angket ini.
4. Ada lima alternatif jawaban yang dipilih, yaitu:
1 = selalu
2 = sering
3 = kadang
4 = jarang
5 = tidak pernah
II. Faktor Penyebab Izin Pulang Mahasiswa
NO
ITEM PERTANYAAN JAWABAN
1 2 3 4 5
1 2 3
Apakah Anda :
1. Merasa jengkel terhadap sesuatu
2. Merasa gelisah
3. Berbicara cepat
4. Berjalan cepat
5. Menyeret kaki saat berjalan
6. Lupa makan
7. Makan ketika tidak sedang lapar
8. Merasa sulit beranjak dari tempat tidur pada pagi hari
9. Merasa tidak dapat mengatasi masalah
10. Khawatir tentang masa depan
11. Mengalami ketegangan otot
12. Nyeri punggung bawah
13. Nyeri pada bahu dan leher
14. Nyeri perut atau lambung
15. Gangguan pencernaan
16. Bermain-main dengan tangan Anda, termasuk gerakan
berulang
(misalnya menggosok-gosokkan tangan satu sama lain,
menarik jari tangan)
17. Gerakan gelisah yang umum (misalnya, menggeliat,
memindahkan
berat badan dari satu kaki ke kaki yang satunya lagi)
18. Kulit gatal tanpa alasan yang jelas
19. Telapak tangan berkeringat
20. Berkeringat walaupun tidak aktif secara fisik
21. Mempunyai penyakit yang mudah kambuh
22. Memeriksakan kesehatan secara teratur
23. Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di asrama
24. Pernah di rawat di rumah sakit
25. Dikunjungi orang tua atau keluarga di asrama
26. Mengambil uang saku harus pulang ke rumah
27. Mempertimbangkan jarak tempat tinggal dari asrama
28. Mempertimbangkan waktu tempuh untuk pulang
29. Mempetimbangkan besarnya biaya tranSportasi yang
cukup besar