perancangan penstock pada pltm ciherang beres res

89
 PERANCANGAN PENSTOCK   PADA PLTM CIHERANG DI DESA CIAWI KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN PURWAKARTA SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Terapan D4 pada Program Studi Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik Jurusan Teknik Konversi Energi disusun oleh Rifki Nurul Shadikin NIM: 091724024 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013

Upload: deniss-walgat

Post on 12-Oct-2015

333 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • PERANCANGAN PENSTOCK PADA PLTM CIHERANG

    DI DESA CIAWI KECAMATAN WANAYASA

    KABUPATEN PURWAKARTA

    SKRIPSI

    untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Terapan D4 pada

    Program Studi Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik

    Jurusan Teknik Konversi Energi

    disusun oleh

    Rifki Nurul Shadikin

    NIM: 091724024

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

    JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2013

  • i

    PERANCANGAN PENSTOCK PADA PLTM CIHERANG

    DI DESA CIAWI KECAMATAN WANAYASA

    KABUPATEN PURWAKARTA

    SKRIPSI

    untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Terapan D4 pada

    Program Studi Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik

    Jurusan Teknik Konversi Energi

    disusun oleh

    Rifki Nurul Shadikin

    NIM: 091724024

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

    JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2013

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    Judul : Perancangan Penstock pada PLTM Ciherang di Desa Ciawi Kecamatan

    Wanayasa Kabupaten Purwakarta

    Nama : Rifki Nurul Shadikin

    NIM : 091724024

    Telah dipertahankan di hadapan dewan penguji pada tanggal 4 Juli 2013 dan

    dinyatakan LULUS, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan di

    Program Studi Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik Jurusan Teknik Konversi Energi

    Politeknik Negeri Bandung.

    Penguji I : Ir. Teguh Sasono, M.T.

    Penguji II : Drs. Djafar Sodiq, M.Eng.

    Pembimbing I Pembimbing II

    Ir. Sri Paryanto Mursid, M.Sc. Ir. Wahyu B Mursanto, M.Eng.

    19630707 199103 1 002 19651005 199403 1 002

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Teknik Konversi Energi

    Ir.Aceng Daud M.Eng.

  • iii

    195802051984031003

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Rifki Nurul Shadikin

    Tempat Tanggal Lahir : Bandung 16 September 1991

    Jenis Kelamin : Laki Laki

    Agama : Islam

    Alamat : Jalan Terusan Derwati No. 187 04/03 Bandung

    No Telepon : 0856 5907 6907

    E-mail : [email protected]

    Pendidikan :

    2009 2013 Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung

    2006 2009 SMAN 25 Bandung

    2003 2006 SMPN 48 Bandung

    1997 2003 SDN Derwati I Bandung

    Pengalaman :

    2012 Kerja Praktek di PT PJB UP Cirata Purwakarta, Jawa Barat

    2010 2013 Anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Konversi Energi

    2006 2009 Anggota PPRPG Mountaba, Bandung

    2003 2006 Ketua divisi II OSIS SMPN 48 Bandung

  • iv

    ABSTRAK

    Penstock adalah pipa bertekanan dan mengarahkan aliran air langsung menuju

    turbin. Pemilihan dan perancangan penstock yang optimal akan mendapatkan hasil yang

    optimum untuk memutarkan turbin sehingga dapat menekan biaya yang dipakai untuk

    modal pembuatan PLTM. Tujuan khusus skripsi ini adalah melakukan perancangan

    penstock pada PLTM Ciherang. Pada perancangan ini tahapannya adalah sebagai berikut:

    persiapan perancangan menentukan debit desain menentukan bahan penstock menentukan

    layout penstock menentukan jumlah belokan menentukan panjang penstock menentukan

    diameter penstock menentukan tebal penstock menghitung rugi rugi penstock

    menggambar desain. Selanjutnya akan menghasilkan data dari perhitungan tersebut. Data

    yang diperoleh dianalisa agar mendapatkan hasil perancangan yang layak direalisasikan.

    Setelah melakukan tahapan tersebut maka menghasilkan data dimensi penstock. Data

    tersebut diantaranya bahan yang digunakan terbuat dari baja galvanize, diameternya

    sebesar 1,34 m dengan tebal 0,024 m, panjang lintasannya sebesar 580 m, memiliki dua

    belokan dan satu cabang untuk dua turbin, jumlah anchor block 4 buah dan jumlah slide

    block 92 buah.

    Kata kunci:PLTM, penstock.

  • v

    ABSTRACK

    The steady depletion of non-renewable energy reserves it is required to take

    advantage of renewable energy / non fossil one potential micro power / MHP has the

    potential of 458.75 MW, with an abundance of potential then the design of micro power

    reduction of non-renewable energy reserves. Discuss more about the design of penstock.

    Penstock pipe is pressurized and direct the flow of water directly to the turbine serves to

    withstand the pressure caused by water hammer. The selection and design of optimal

    penstock will get optimum results for turbines rotate so as to reduce the cost of capital

    used for the manufacture of micro power plants. The specific objective of this thesis is to

    design the micro power penstock Ciherang. This thesis preparation methodology used is as

    follows: determine the design discharge preparation materials penstock design to

    determine determine determine the amount of the bend penstock layout determines the

    length of penstock diameter penstock determine determine the thickness penstock counting

    losses penstock design drawing. Next will generate data from these calculations. The data

    obtained were analyzed in order to get the proper design is realized.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

    memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sripsi ini,

    penyusunan skripsi yang berjudul PERANCANGAN PENSTOCK PADA PLTM

    CIHERANG DI DESA CIAWI KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN

    PURWAKARTA dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat

    untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan di Program Studi Teknologi Pembangkit

    Tenaga Listrik, Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung.

    Semoga hasil penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan

    pembaca pada umumnya. Penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

    telah membantu pelaksanaan dan penyusunan skripsi.

    Bandung, Juli 2013

    Penyusun

  • vii

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penyusun menyampaikan ucapan terima kasih terhadap pihak - pihak yang membantu

    dalam pelaksanaan dan penyusunan Skripsi:

    1. Kepada Alloh SWT yang selalu memberikan kesehatan, kemudahan dan

    kelancaran.

    2. Orang tua Bapak Ajab Kosmara dan Ibu Euis Kartini yang selalu mendoakan dan

    memberi dukungan moral maupun materi.

    3. Kakak dan adik tiada hentinya memberi motivasi dan saran dalam penyusunan

    skripsi ini.

    4. Bapak Ir. Sri Paryanto Mursid, M.T. sebagai dosen pembimbing I yang selalu

    membimbing memberi masukan dan materi dalam skripsi ini.

    5. Bapak Ir. Wahyu Budi Mursanto, M.Eng sebagai dosen pembimbing II telah

    memberikan bimbingan dan memberikan ilmu untuk kelancaran skripsi

    6. Bapak Ir. Teguh Sasono, M.T. sebagai koordinator Sidang Skripsi Jurusan Teknik

    Konversi Energi dan sebagai Penguji yang memberikan arahan dalam pelaksanaan

    Sidang Skripsi.

    7. Bapak Drs. Djafar Sodiq M.Eng. selaku penguji pada sidang skripsi yang telah

    memberikan masukan.

    8. Bapak Aceng Daud, ST. M.Eng, sebagai ketua Jurusan Teknik Konversi Energi

    memberikan motivasi.

    9. Semua Dosen maupun Teknisi yang selalu memberikan masukan.

    10. Rifani Siti Nabila tak hentinya memberikan motivasi dan semangat dalam

    penyusunan skipsi ini.

    11. Rekan kerja skripsi Andri Ichsan Ismail dan rekan rekan yang lain yang saling

    membantu satu sama lain dalam pelaksanaan skripsi.

    12. Mahasiswa Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik angkatan 2009 selalu

    memberikan motivasi.

    Semua pihak yang tidak bisa penyusun tuliskan satu per satu terima kasih untuk

    semua hal yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi

  • viii

    PERNYATAAN KEASLIAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa, skripsi ini merupakan

    karya saya sendiri (ASLI), dan isi dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

    diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademis di suatu Institusi Pendidikan,

    dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

    ditulis dan/atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah

    dan disebutkan dalam daftar pustaka

    Bandung, Juli 2013

    Rifki Nurul Shadikin

    NIM: 091724024

  • ix

    DAFTAR ISI

    COVER LEMBAR JUDUL .................................................................................................i

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iii

    ABSTRAK ........................................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vi

    UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................................. vii

    PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xiii

    DAFTAR NOMENKLATUR .......................................................................................... xiv

    BAB I .................................................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1

    1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 2

    1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2

    1.4 Batasan Masalah ........................................................................................................ 3

    1.5 Metodologi ................................................................................................................. 3

    1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................................ 4

    BAB II ................................................................................................................................... 6

    2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) ........................................................ 6

    2.1.1 Definisi PLTM .................................................................................................... 6

    2.1.2 Komponen Utama PLTM ................................................................................... 7

    2.2 Penstock ..................................................................................................................... 8

    2.2.1 Pengertian Penstock ............................................................................................ 8

    2.2.2 Bahan Penstock ................................................................................................... 8

    2.2.3 Sambungan Penstock ........................................................................................ 11

    2.2.4 Katup................................................................................................................. 14

    2.2.5 Perancangan Penstock ...................................................................................... 15

    2.2.6 Suppots dan Anchors......................................................................................... 20

  • x

    BAB III ............................................................................................................................... 25

    3.1 Penentuan Lintasan Penstock .................................................................................. 25

    3.2 Penentuan Bahan Penstock ...................................................................................... 25

    3.3 Penentuan Katup ...................................................................................................... 25

    3.4 Diameter Penstock ................................................................................................... 26

    3.5 Penentuan Tebal Penstock ....................................................................................... 26

    3.6 Menghitung Kecepatan Aliran ................................................................................. 27

    3.7 Rugi Rugi Pada Penstock ...................................................................................... 27

    3.8 Menghitung Head net ............................................................................................... 29

    3.9 Menentukan Surge Pressure .................................................................................... 29

    3.10 Sambungan pada Penstock ..................................................................................... 31

    3.11 Perhitungan Anchor Block dan Slide Block ............................................................ 31

    3.12 Perhitungan Gaya yang Terjadi Anchor Block dan Slide Block pada Penstock ..... 32

    3.12.1 Gaya pada Anchor Block 1 ................................................................................ 33

    3.12.2 Gaya yang Terjadi pada Slide Block 1 .............................................................. 37

    BAB IV ............................................................................................................................... 45

    4.1 Pendahuluan ............................................................................................................. 45

    4.2 Dimensi Penstock .................................................................................................... 45

    4.3 Anchor Block dan Slide Block .................................................................................. 46

    BAB V ................................................................................................................................. 48

    5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 48

    5.2 Saran ........................................................................................................................ 48

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 49

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Diagram Alir Perancangan ................................................................................ 5

    Gambar 2.1 Prinsip Kerja PLTM .......................................................................................... 7

    Gambar 2.2 Komponen Penstock .......................................................................................... 8

    Gambar 2.3 Sambungan Flanged ........................................................................................ 12

    Gambar 2.4 Sambungan Spigot dan Socket ......................................................................... 12

    Gambar 2.5 Sambungan Mekanik ....................................................................................... 13

    Gambar 2.6 Sambungan Las ................................................................................................ 13

    Gambar 2.7 Katup ............................................................................................................... 15

    Gambar 2.8 Diagram Moody untuk Faktor Friksi pada Pipa .............................................. 17

    Gambar 2.9 Hubungan Viskositas Air dengan Suhu ........................................................... 17

    Gambar 2.10 Rugi rugi Turbulensi pada penstock ............................................................ 18

    Gambar 2.11 Self-Berat Pada Bagian Penstock Antara Dua Anchor Block ........................ 20

    Gambar 2.12 Gaya pada Slide Block ................................................................................... 21

    Gambar 2.13 Gaya Anchor Block pada Penstock ................................................................ 23

    Gambar 2.14 Gaya yang Bekerja A. Pada Lengkungan Hidrostatis. B. Oleh Momentum

    Linier .................................................................................................................................. 24

    Gambar 3.1 Lintasan Penstock ............................................................................................ 25

    Gambar 3.2 Gaya yang Terjadi pada Belokan 1 .................................................................. 33

    Gambar 3.3 Gaya yang Terjadi pada Slide Block 1 ............................................................ 37

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Potensi Energi Terbarukan di Indonesia................................................................ 1

    Tabel 2.1 Jenis Bahan ............................................................................................................ 9

    Tabel 2.2 Karakteristik fisik bahan .................................................................................... 11

    Tabel 2.3 Nilai Koefisien Roughness .................................................................................. 16

    Tabel 3.1 Jarak Ekspansion Joint ........................................................................................ 31

    Tabel 3.2 Data Gaya Proyeksi Sumbu x dan z Negatif ....................................................... 41

    Tabel 3.3 Data Gaya Proyeksi Sumbu x dan z Positif ......................................................... 42

    Tabel 4.1 Data Perancangan penstock ................................................................................ 45

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran A Kondisi Daerah PLTM CIHERANG ........................................................ L-1

    Lampiran B LAYOUT PENSTOCK ............................................................................. L-16

  • xiv

    DAFTAR NOMENKLATUR

    Abase = Luas area base

    a = Kecepatan rambat gelombang

    d = Diameter

    E = Modulus young elastisitas

    e = Esentrisitis

    F = Gaya

    f = Bilangan friksi

    FDC = Flow diagram curve

    g = grafitasi

    GGL = Gaya gerak listrik

    h = ketinggian

    HDPE = High density polyethylene

    hfriksi = Rugi ketinggian akibat gesekan

    hgross = Ketinggian kotor

    hnet = Ketinggian bersih

    hsurge = Rugi ketinggian akibat tekanan surge

    htotal = Jumlah ketinggian

    hturb = Rugi ketinggian akibat turbulensi

    hwall loss = Rugi ketinggian pada dinding pipa

    i = Arus

    k = Konstanta roughness

    kg/m2 = Kilogram per meter persegi

    kg/m3 = Kilogram per meter kubik

    kW = Kilo watt

    kWh = Kilo watt hour

  • xv

    L = Panjang pipa

    m = Meter

    m2 = Meter persegi

    m3 = Meter kubik

    m/s = Meter per detik

    m3/s = Meter kubik per detik

    m/s2 = Meter per detik kuadrat

    MW = Mega watt

    N = Newton

    Nm = Newton meter

    N/m2 = Newton per meter persegi

    P = Daya

    PLTA = Pembangkit listrik tenaga air

    PLTM = Pembangkit listrik tenaga minihidro

    PVC = Polyvinyl cloride

    Q = Debit

    Qd = Debit desain

    Re No = Bilangan reynold

    ROR = Run off river

    S = Kekuatan bahan

    SF = Safety factor

    SNI = Standar nasional Indonesia

    t = tebal pipa

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Era globalisasi banyak manusia yang membutuhkan energi listrik, karena semakin

    berkembangnya teknologi khususnya peralatan elektronik yang membutuhkan energi

    listrik. Listrik dapat dihasilkan dari Gaya Gerak Listrik (GGL) yang ditimbulkan putaran

    generator. Generator diputarkan oleh penggerak berupa turbin, yang mengubah energi

    potensial menjadi energi kinetik. Salah satu pembangkit listrik yang ramah lingkungan

    adalah PLTA, karena tidak menghasilkan limbah berbahaya bagi lingkungan di sekitar

    pembangkit. PLTA adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi air dan head

    (ketinggian). Skala kecil dari PLTA adalah PLTM kependekan dari Pembangkit Listrik

    Tenaga Mini Hidro.

    Upaya menghambat penurunan jumlah energi tak-terbarukan dengan memanfaatkan

    energi terbarukan salahsatunya adalah energi air untuk PLTM, berdasarkan Departemen

    ESDM tahun 2006 sumber energi Mini/Mikrohidro memiliki kapasitas terpasang sebesar 8

    MW dari potensi 156.487 MW yang bisa dimanfaatkan jadi hanya 0,005% yang baru

    diperlihatkan pada tabel 1.1.

    Tabel 1.1 Potensi Energi Terbarukan di Indonesia[1]

    Energi Non Fosil Potensi

    (MW)

    Kapasitas Terpasang

    (MW)

    Pemanfaatan

    (%)

    Air 75.670 4.200 5.550

    Biomassa 49.810 302,4 0,607

    Panas Bumi 27.000 800 2.960

    Mini/Mikro Hidro 458,75 84 18,30

    Energi Surya 156,487 8 0,005

    Energi Angin 9,286 0,50 0,005

    Total 318.711,75 5.391,9 27,427

    PLTM dapat membangkitkan energi listrik berupa daya antara 1 MW sampai dengan

    10 MW. PLTM yang banyak digunakan di Indonesia adalah Run of River (ROR), dengan

    memanfaatkan aliran sungai kemudian dibendung untuk dialirkan ke head race (saluran

  • 2

    pembawa) yang menuju ke head pound (bak penenang) kemudian masuk ke dalam

    penstock (pipa pesat), setelah itu menggerakkan turbin yang dikopel dengan generator

    sehingga menghasilkan listrik, sedangkan air dari turbin dikeluarkan melalui tail race

    (saluran pembuangan) untuk dikembalikan ke sungai.

    Semakin menurunnya energi cadangan tak terbarukan maka dituntut untuk

    memanfaatkan energi terbarukan/ non fosil salah satunya potensi PLTM/PLTMH, dengan

    potensi yang berlimpah maka dilakukan perancangan PLTM untuk menghambat

    penurunan energi cadangan tak terbarukan. Pembahasan ditekankan pada perancangan

    penstock. Penstock adalah pipa bertekanan dan mengarahkan aliran air langsung menuju

    turbin Pemilihan dan perancangan penstock yang optimal akan mendapatkan hasil yang

    optimun untuk memutarkan turbin sehingga dapat menekan biaya yang dipakai untuk

    modal pembuatan PLTM.

    1.2 Tujuan

    Tujuan penyusunan skripsi ini adalah melakukan perancangan penstock pada PLTM

    Ciherang di Desa Ciawi Kecamatan Wanasaya Purwakarta. Meliputi perancangan dimensi

    penstock dan kekuatan beban terhadap tumpuannya.

    1.3 Rumusan Masalah

    Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini yaitu desain perancangan

    penstock. Perancangan ini membutuhkan studi potensi berupa data hidrologi dan topografi.

    Data tersebut penulis peroleh berdasarkan hasil kajian dari ahlinya. Data hidrologi berupa

    data debit ketersediaan air dan data debit banjir. Data topografi berupa peta topografi dan

    data kemiringan (bentuk) muka bumi lokasi PLTM. Perancangan penstock dilakukan

    sesuai standar yang berlaku yaitu mengacu pada SNI 7-6405-2000 dan SNI 13-3472-1994.

    Cakupan perancangan meliputi lokasi penstock, karakteristik air yang masuk, debit

    desain, debit banjir, korosi pada penstock, menentukan ukuran vent pipe (pipa nafas) yang

    bertujuan untuk mencegah terjadinya low pressure (tekanan rendah) akibat tersumbatnya

    ujung penstock selain itu bertujuan untuk mengeluarkan udara dari penstock ketika start

    awat PLTM beroperasi, rugi rugi yang terjadi dan water hammer (tekanan air balik,

    ketika katup intake turbin ditutup tiba - tiba).

  • 3

    Parameter yang diperlukan dalam perancangan adalah penentuan panjang lintasan,

    jumlah lintasan, diameter, tebal, antisipasi terjadi water hammer, jumlah bend (belokan),

    penentuan jumlah anchor dan support serta jaraknya. Hal yang harus diperhatikan pada

    sambungan dalam desain ini jenis sambungannya diantaranya flange, socket, sleeve type

    expansion joint, dan drain valve. Joint (sambungan) dipilih berdasarkan bahan penstock

    yang digunakan. Pemilihan material perlu diperhatikan.

    1.4 Batasan Masalah

    Pada skripsi ini ada pembatasan masalah yaitu:

    Pada bidang sipil hanya dilakukan pemilihan komponennya.

    Gaya tekanan yang terjadi pada penstock dibahas secara umum.

    Sambungan dilakukan pemilihan yang paling optimal.

    Metoda pengelasan sambungan tidak dilakukan.

    1.5 Metodologi

    Penyusunan Skripsi ini metodologi yang digunakan adalah sebagaimana dijelaskan

    sebagai berikut:

    1. Persiapan Perancangan

    Tahap ini penulis mengumpulkan data data yang berkaitan dalam perancangan

    penstock, meliputi data hidrologi dan data topografi.

    2. Menentukan Debit Desain

    Debit desain diperoleh dari Flow Duration Curve (FDC), menentukan debit yang

    paling besar menghasilkan energi dalam setahun dan pembangkit tetap beroperasi saat

    debit minimum.

    3. Menentukan Bahan Penstock

    Bahan yang digunakan biasanya adalah HDPE, baja, atau PVC. Tergantung pada

    pemilihan letak penstock, ditanam dalam tanah atau muncul di atas permukaan tanah.

    4. Menentukan Layout Penstock

    Layout penstock ditentukan dari peta topografi dengan memperhatikan garis kontur

    pada kordinat rencana lokasi penstock akan dipasang. Garis garis kontur tersebut

    dapat menentukan layput penstock yang akan dirancang.

  • 4

    5. Menentukan Jumlah Belokan

    Menentukan jumlah belokan dapat dilakukan dengan cara melihat bagaimana

    layout penstock tersebut akan dirancang.

    6. Menentukan Panjang Penstock

    Perhitungan panjang penstock yang diperoleh dari selisih elevasi intake dan outlet

    penstock maka diperoleh panjangnya dan jumlah belokan.

    7. Menentukan Diameter Penstock

    Menentukan diameter membutuhkan data kecepatan aliran (V) dan debit desain

    (Qd) maka diperoleh diameter penstock - nya.

    8. Menentukan Tebal Penstock

    Tebal penstock diperlukan daya hidro, effisiensi sambungan, diameter penstock,

    dan tegangan bahan penstock dapat diperoleh tebal penstock tersebut.

    9. Menghitung Rugi Rugi Penstock

    Menghitung rugi rugi yang terjadi pada penstock diantaranya rugi rugi gesekan

    akibat belokan dan sambungan, rugi rugi .

    10. Menggambar desain

    Pada tahap ini melakukan gambar detail penstock menggunakan software yang

    sudah tersertifikasi (AutoCAD), gambar desain dapat dilakukan setelah semua

    perhitungan selesai dilakukan.

    Gambar 1.1 menunjukkan diagram alir perancangan penstock.

    1.6 Sistematika Penulisan

    BAB I Pendahuluan: Bab ini bersisi mengenai latar belakang, tujuan, rumusan

    masalah, metodologi, dan sistematika penulisan.

    BAB II Tinjauan Pustaka: Bab ini berisi tentang teori-teori yang relvan dengan

    perancangan penstock..

    BAB III Perancangan Penstock: Bab ini berisi tentang perancangan penstock.

    BAB IV Analisis Perancangan: Bab ini berisi data dan analisis perancangan

    penstock.

    BAB V Penutup: berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisa data.

  • 5

    Tidak

    Ya

    Gambar 1.1 Diagram Alir Perancangan

    Cari friksi pada tabel

    moody

    Menghitung Head Loss

    Desain

    Penstok

    Menghitung Head Loss

    Pengambilan Data

    Potensi / Data Kriteria

    Desain

    Blue Print

    Head Loss

    diterima

    Menghitung V, Re No,

    Penentuan Diameter

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM)

    2.1.1 Definisi PLTM

    Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), adalah suatu pembangkit listrik skala

    kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi,

    sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan

    jumlah debit air. Minihidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mini yang

    berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis, PLTM memiliki tiga komponen

    utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin, dan generator.

    Minihidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian

    tertentu. Pada dasarnya, minihidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head).

    Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah

    menjadi energi listrik. Disamping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air

    dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi

    tinggi. Air dialirkan melalui sebuah penstock kedalam rumah pembangkit yang pada

    umumnya dibangun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air

    minihidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi

    energi listrik oleh sebuah generator.

    Beberapa keuntungan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga listrik minihidro

    adalah sebagai berikut:

    1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTM ini cukup murah

    karena menggunakan energi alam.

    2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil

    dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan.

    3. Tidak menimbulkan pencemaran.

    4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.

    5. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga

    ketersediaan air terjamin.

  • 7

    Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) pada prinsipnya memanfaatkan beda

    ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai

    atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi

    mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.

    Gambar 2.1 memperlihatkan prinsip kerja PLTM.

    Gambar 2.1 Prinsip Kerja PLTM

    2.1.2 Komponen Utama PLTM

    Komponen utama PLTM meliputi:

    1. Bendungan (Weir)

    2. Saluran masuk (Intake)

    3. Saluran Pembawa (Waterways)

    4. Penjebak Pasir (Sandtrap)

    5. Bak Penenang (Forebay)

    6. Saluran Pelimpah (spillway)

    7. Pipa Pesat (Penstock)

    8. Rumah Pembangkit (Power House)

    9. Saluran Buang (Tailrace)

  • 8

    2.2 Penstock[2]

    2.2.1 Pengertian Penstock

    Gambar 2.2 Komponen Penstock[2]

    Penstock adalah sebuah pipa bertekanan yang mengalirkan air bertekanan dari

    bak penenang (forebay) ke turbin. Berfungsi untuk menahan gaya pukulan air yang

    diakibatkan oleh penutupan katup secara tiba tiba. Bagian bagian penstock dapat

    dilihat pada gambar 2.2.

    Hal yang perlu diperhatian dalam perancangan ini adalah jenis bahan yang

    digunakan, panjang lintasan yang ditentukan dari peta topografi, penentuan tebal

    penstock, rugi rugi yang terjadi seperti : rugi gesekan dan rugi turbulensi.

    2.2.2 Bahan Penstock[2][3]

    Bahan yang digunakan untuk penstock bermacam macam mulai dari bahan

    alami sampai bahan buatan. Bahan alami yang digunakan adalah bahan yang terbuat

    dari kayu atau bambu. Bahan buatan terbuat dari baja, beton, unplasticized polyvinyl

    chloride (uPVC), high density pyethylene (HDPE) dan glass reinforced plastic

    (GRP). Tabel 2.1 memperlihatkan berbagai jenis bahan penstock.

  • 9

    Tabel 2.1 Jenis Bahan

    Baja

    Penstock berbahan baja banyak digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air.

    Harganya relatif mahal dan diproduksi di tempat lokal, bisa di pesan mulai dari ukuran

    medium di bengkel pembuatan baja. Penstock baja ini dibuat dari plat baja roll

    kemudian plat tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan membuat bentuk silinder.

    Memiliki gaya gesekan menengah, baja yang dilapis cat atau dilapis coating umur

  • 10

    pemakaiannya bisa mencapai 20 tahun. Sanbungan yang digunakan adalah flanges,

    pengelasan di lokasi, dan sambungan mekanik.

    Unplasticized polyvinyl chloride (uPVC)

    Bahan uPVC jarang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air di dunia.

    Harganya relatif mahal, memiliki diameter antara 25 mm sampai 500 mm, dan cocok

    untuk tekanan tinggi. Secara umum diameter luarnya konstan untuk range pressure

    rating menggunakan diameter yang ada di pasaran. Memiliki gaya gesek yang rendah

    tahan terhadap korosi, transportasi menuju lokasi mudah, namun umurnya pendek

    antara 5 sampai 10 tahun. Penstock jenis rentan terhadap suhu tinggi maka lebih baik

    ditempatkan di dalam permukaan tanah karena agar terhindar dari panas matahari

    secara langsung.

    High density pyethylene (HDPE)

    HDPE adalah alternatif dari uPVC tetapi lebih mahal. Diameter yang tersedia

    di pasaran mulai dari 25 mm sampai lebih dari 1 m. HDPE memiliki rugi gesekan

    paling kecil dan tahan terhadap korosi. Secara umum sambungan dengan cara

    dipanaskan dan fusi dibawah tekanan meengunakan alat khusus. Diameter yang kecil

    dapat menggunakan sambungan fitting.

    Glass reinforced plastic (GRP)

    Penstock GRP terbuat dari bahan resin diperkuat dengan serat fiber spiral dan

    inert filler seperti pasir. GRP dapat digunakan pada kondisi tekanan tinggi, bahannya

    ringan dan memiliki rugi gesekan yang rendah. Bahannya rapuh sehingga pada saat

    pemasangan harus hati hati. Sambungan yang digunakan biasanya adalah spigot

    dan soket dengan flexible seal.

    Beton

    Penstock bahan beton tidak cocok digunakan pada tekanan inoderate.

    Bahannya berat dan pengangkutan ke lokasi sangat sulit. Karakteristik rugi gesak

    yang bagus harus mengeluarkan biaya yang mahal. Sambungan menggunakan

    sambungan ring karet.

    Berbagai karakteristik bahan penstock diperlihatkan pada tabel 2.2 di bawah

    ini.

  • 11

    Tabel 2.2 Karakteristik fisik bahan [2]

    2.2.3 Sambungan Penstock [2]

    Sambungan pada penstock perlu dilakukan pipa yang digunakan merupakan

    gabungan dari beberapa pipa yang memiliki panjang disesuaikan kondisi di lokasi

    perancangan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sambungan adalah

    sebagaimana dijelaskan di bawah ini:

    Sambungan yang sesuai dengan bahan pipa yang digunakan.

    Keahlian teknisi dalam pemasangan sambungan.

    Pada cuaca ekstrim sambungan yang digunakan harus tahan pada cuaca

    tersebut.

    Mudah dalam pemasangan.

    Jenis sambungan yang digunakan ada empat , diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Sambungan Flanged

    Flanged biasanya digunakan untuk menyambung berbahan logam campuran

    dan baja. Pemasangan flanged sangat mudah dilakukan, akan tetapi biaya

    sambungan jenis ini sangat mahal. Contoh gambar sambungan flanged ada pada

    gambar 2.3 di bawah ini.

  • 12

    Gambar 2.3 Sambungan Flanged [2]

    2. Sambungan spigot dan socket

    Sambungan Spigot dan socket secara umumnya terbuat dari kerah, biasanya

    digunkaan untuk meningkatkan diameter selama pembuatan. Sambungan spigot

    dan socket ini biasanya digunakan untuk material pipa jenis uPVC. Ada dua jenis

    seal yaitu O ring dan single atau multiple V Contoh dari sambungan spigot dan

    socket dapat dilihat pada gambar 2.4.

    Gambar 2.4 Sambungan Spigot dan Socket [2]

    3. Sambungan Mekanik

    Sambungan mekanik ini jarang digunakan untuk penyambungan pipa

    karena biayanya mahal. Sistem sambungan ini dapat menyambungkan pipa yang

  • 13

    bahannya berbeda. Contohnya sambungan antara baja dengan uPVC. Contoh

    gambar sambungan mekanik ada pada gambar 2.5 seperti di bawah ini.

    Gambar 2.5 Sambungan Mekanik [2]

    4. Sambungan Las

    Gambar 2.6 Sambungan Las[2]

    Sambungan las merupakan jenis sambungan dengan cara pengelasan. Metoda

    yang digunakan pada bahan HDPE dibutuhkan teknik khusus sambungan ini relatif

    mahal dan harus membawa peralatan las ke lokasi instalasi. Keuntungan dari

    sambungan dengan pengelasan ini yaitu dapat menyambung pipa pada tikungan

    dengan tikungan khusus. Contoh sambungan ini dapat dilihat pada gambar 2.6.

  • 14

    5. Expansion joint

    Pada penstock umumnya akan terdapat perbedaan suhu. Perbedaan suhu yang

    dimana pada suatu saat terjadi perbuahan suhu pada penstock. Expansion joint

    merupakan sambungan yang didesain karena akibat dari pemuaian karena

    perubahan suhu yang ekstrim pada pipa. Sehingga terjadi perubahan panjang pada

    ujung-ujung pipa. Expansion joint biasanya diperhitungan di awal atau akhir

    sambungan dari penstock. Tetapi expansion joint juga bisa didesain di setiap atau

    sebelum anchor block. Berikut perhitungan dalam menentukan expansion joint

    seperti yang tertera pada persamaan (1).

    X = a (Thot Tcold) L [m] (1)

    Dimana: x = panjang expansion pipa (m)

    A = coefficient of expansion dapat dilihat pada tabel 2.1 (m/m )

    L = panjang penstock (m)

    Thot = Temperatur tertinggi pada pipa (

    Tcold = Temperatur terendah pada pipa (

    2.2.4 Katup

    Katup merupakan bagian dari penstock yang berfungsi untuk mengontrol

    aliran fluida dalam penstock. Katup yang sering digunakan untuk kontrol pada

    pentock yaitu gate valve, butterfly valve, globe valve, ball valve dan pilot valve.

    Posisi katup tersebut biasanya berapa di saluran masuk penstock dan saluran masuk

    turbin. Gambar 2.7 memperlihatkan berbagai macam katup.

  • 15

    Gambar 2.7 Katup[2]

    2.2.5 Perancangan Penstock

    1. Diameter Penstock[3]

    Menentukan diameter penstock menggunakan persamaan (2) seperti yang

    tertera di bawah ini.

    D = 0,72 . Q0,5

    (2)

    Dimana : D = diameter penstock (m)

    Q = debit (m3/s)

    2. Tebal Penstock[2]

    Menentukan ketebalan batang penstock menggunakan persamaan (3) yang

    dijelaskan sebagai berikut.

    t = (3)

    Dimana : t = tebal penstock (m)

    p = tekanan water hammer (kg/m2)

    = tegangan yang diijinkan dari bahan penstock (kg/m2)

    = effisiensi sambungan

    d = diameter (m)

  • 16

    3. Kecepatan Aliran Penstock[2]

    Menentukan kecepatan aliran menggunakan persamaan (4) yang ada pada persamaan di

    bawah ini.

    v = (4)

    Dimana : v = kecepatan aliran (m/s)

    d = diameter penstock (m)

    Menghitung faktor friksi ini dibutuhkan data dengan melihat faktor friksi dari diagram

    moody pada gambar 2.9 dengan menentukan terlebih dulu nilai nilai roughness dapat

    dilihat pada gambar 2.8 di bawah ini. Setelah mendapat nilai k maka dilanjutkan pada

    perhitungan mencari nilai k/d dan Q/d agar dapat menemukan nilai friksi.

    Tabel 2.3 Nilai Koefisien Roughness [2]

    Tabel 2.3 menjelaskan berbagai jenis bahan yang digunakan penstock berhubungan

    dengan koefisien roughness semakin pendek umur pemakain penstock maka koefisien

    roughness semakin kecil, sebaliknya jika umurnya panjang maka koefisien roughness

    semakin besar.

  • 17

    Gambar 2.8 Diagram Moody untuk Faktor Friksi pada Pipa [2]

    Gambar 2.9 Hubungan Viskositas Air dengan Suhu[4]

    Gambar 2.9 digunakan untuk mendapatkan nilai viskositas air, dengan cara

    memasukan parameter temperatur air pada lokasi perancangan PLTM.

  • 18

    4. Menghitung hfriction[2]

    Menghitung hfriktion dapat menggunakan persamaan (5)

    hfriction loss = hwall loss + hturb loss (5)

    Dimana : hfriction loss = rugi gesekan (m)

    hwall loss = rugi pada dinding penstock (m)

    hturb loss = rugi pada aliran turbulensi (m)

    Gambar 2.10 Rugi rugi Turbulensi pada penstock [2]

  • 19

    Rugi - rugi yang terjadi pada penstock dapat dilihat pada gambar 2.10, meliputi rugi

    pada jenis entrance profile yang dipilih, belokan, penyempitan pipa, dan katup yang

    dipilih. Persamaan (6) dan (7) memperlihatkan persamaan untuk menghitung losses di

    beberapa tempat.

    hwall loss = (6)

    Dimana : Q = debit (m3/s)

    L = panjang penstock (m)

    d = diameter (m)

    f = konstanta friksi (dari diagram moody)

    hturb loss = (Kentrance + Kbend + Kcontraction 1 + ... + Kvalve ) (7)

    Dimana : v = kecepatan aliran (m/s)

    g = gaya gravitasi (m/s2)

    5. Menghitung hsurge dan Kecepatan Rambat Gelombang (a)[2]

    Menghitung hsurge dan cepat rambat gelombang dilihat pada persamaan (8) dan (9).

    Surge pressure

    hsurge = (8)

    Dimana : v = kecepatan aliran

    a = kecepatan rambat gelombang

    a = (9)

    Dimana : d = diameter (m)

    t = ketebalan dinding penstock (m)

    E = modulus youngs elastisitas (N/m2)

    6. Menghitung safety factor:[2]

    Menghitung safety factor digunakan persaman (10).

    SF = (10)

  • 20

    Dimana : SF = safety factor

    t = ketebalan dinding penstock (m)

    S = kekuatan bahan (N/m2)

    d = diameter (m)

    htotal = Rugi rugi total (m)

    2.2.6 Suppots dan Anchors

    1. Pencangan slide dan anchor block[4]

    Penstock harus tetap aman ketika diletakan di atas permukaan tanah.

    penstock berada pada posisi di bak penenang, air masuk ke dalam penstock. anchor

    blok ditempatkan pada tikungan penstock, slide block berada pada antara

    sambungan penstock untuk menahan kekuatan penstock tersebut. Pada gambar 2.11

    dapat dilihat gaya yang terjadi pada dua anchor block.

    Gambar 2.11 Self-Weight Pada Bagian Penstock Antara Dua Anchor Block[4]

    2. Gaya aktual pada Sliding Block[4]

    Sliding block dirancang untuk menahan penstock agar tetap pada posisinya

    dan hanya memungkinkan arah gaya aksial. Desain bervariasi tergantung pada

    ketahanan terhadap pergeseran bearing, semakin banyak gesekan bearing penstock,

  • 21

    semakin besar gaya aksial dan semakin besar massa beton yang dibutuhkan.

    Gambar 2.12 memperlihatkan gaya yang menekan penstock pada slide block.

    Gambar 2.12 Gaya pada Slide Block[4]

    Gaya berat dari penstock dan fluida pada slide block.

    Menghitung gaya dan gesekan penstock pada slide block dapat menggunakan

    persamaan (11) dan (12).

    Fpen = L (qw + qp) cos (11)

    Ffriction = Fpen (12)

    Dimana Fpen adalah kekuatan bearing yang disebabkan oleh berat penstock

    dan air, Ffriction adalah bagian gesekan penstock bergerak naik atau turun (k adalah

    koefisien gesek kinetik tergantung pada desain slide block yang mungkin berbeda

    dari k = 0,2 - 0,5).

    Gaya berat slide block

    Gaya berat slide block dapat dihitung menurut persamaan (13).

    Wb = Vblock block g (13)

    Wb adalah gaya berat blok geser dihitung dengan volume Vb dan kepadatan b

    bahan yang digunakan.

  • 22

    Kekuatan gaya horizontal pada penstock

    Kekuatan gaya horizontal dapat dihitung menurut persamaan (14), (15) dan

    (16).

    Fpen x= Fpen . sin (14)

    Ffriction X = Ffriction cos (15)

    F X = Fpen x +Ffriction X (16)

    Kekuatan gaya vertikal pada penstock

    Kekuatan gaya vertikal dapat dihitung menurut persamaan (17), (18) dan (19).

    Fpen z= Fpen .. cos (17)

    Ffriction z = Ffriction cos (18)

    Fz = - Fpen z + Ffriction z - Wb (19)

    Resultan dari gaya horizontal dan vertikal pada penstock

    Resultan dari gaya horizontal dapat dihitung dengan rumus sebagaimana

    ditunjukkan pada persamaan (20).

    Rup = (20)

    3. Gaya aktual pada anchor block[4]

    Dibandingkan dengan blok geser, anchor blok dirancang untuk menahan

    penstock sehingga tidak memungkinkan penstock untuk bergerak ke arah manapun.

    Gaya yang terjadi pada belokan dapat dilihat pada gambar 2.13 dan gambar 2.14.

  • 23

    Gambar 2.13 Gaya Anchor Block pada Penstock[4]

    Gaya akibat berat beban air dan penstock

    Gaya akibat berat beban air dan penstock dapat dihitung dengan persamaan

    (21) dan (22).

    Fpen up = Lup (qw + qp) cos up (21)

    Fpen down = Ldown (qw + qp) cos down (22)

    Dimana: qw = g

    qp = dext teff steel g

    Komponen berat pipa disepanjang gerak (aksial) pipa dapat dihitung dengan

    persamaan (23) dan (24).

    Fpen up = Lup (qp) Sin up (23)

    Fpen down = Ldown (qp) sin down (24)

  • 24

    A B

    Gambar 2.14 Gaya yang Bekerja A. Pada Lengkungan Hidrostatis. B. Oleh

    Momentum Linier [4]

    Lengkungan yang diakibatkan oleh tekanan hidrostatis dihitung menurut

    persamaan (25).

    F3 = 15400 htotal z din2 sin ) (25)

    Lengkungan yang diakibatkan oleh momentum linier dihitung menurut

    persamaan (26).

    Fv = (26)

    Lengkungan yang diakibatkan oleh tekanan hidrostatis didaerah expansion

    joint dapat dihitung menurut persamaan (27).

    F7 = 3 x 104

    htotal din twall (27)

    Lengkungan yang diakibatkan oleh tekanan hidrodinamis dapat dihitung

    menurut persamaan (28)

    F8 = 2,5 x 103

    sin ) (28)

    Rumus berat anchor block dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

    (29)

    Wb = Vb . b . g (29)

  • 25

    BAB III

    PERANCANGAN PENSTOCK

    3.1 Penentuan Lintasan Penstock

    Gambar 3.1 Potongan Memanjang Lintasan Penstock

    Lintasan Penstock ditentukan menggunakan satu lintasan kemudian di ujung

    lintasan yang akan masuk turbin bercabang menjadi dua. Hal tersebut dipilih karena

    untuk megoptimalkan lintasannya. Panjang lintasan mengikuti kontur pada peta

    topografi yang cenderung rata agar pada memudahkan saat pemasangan. Panjang

    lintasan penstock adalah 580 m, dari bak penenang sampai menuju turbin. Lintasan

    tersebut terdiri dari pipa pipa yang disambung hingga mendapatkan panjang pipa

    yang dibutuhkan. Panjang pipa tersebut adalah 6 m, karena lokasi PLTM ini dengan

    dengan jalan besar maka kendaraan untuk transportasi pipa tersebut bisa dikirim

    sampai ke lokasi. Gambar 3.1 memperlihatkan potongan memanjang lintasan

    penstock.

    3.2 Penentuan Bahan Penstock[2]

    Bahan penstock yang digunakan adalah bahan Mild Steel Galvanized (Baja

    berlapis). Bahan tersebut dipilih karena kapasitas pembakit listrik ini kapasitasnya

    cukup besar yaitu 1,8 MW. Bahan baja ini diperhitungkan dapat menahan tekanan

    pukulan air yang sewaktu waktu terjadi, kemudian umur dari baja ini panjang bisa

    mencapai 20 tahun.

    3.3 Penentuan Katup[2]

    Pada perancangan ini membutuhkan dua katup utama, kedua katup tersebut

    dipasang pada saluran masuk penstock dan saluran keluar penstock. Katup tersebut

  • 26

    berfungsi untuk mengatur jumlah air yang mengalir di penstock dan berfungsi

    untuk menutup aliran air ketika akan dilakukan overhaul.

    3.4 Diameter Penstock[3]

    Menentukan diameter penstock dengan mengetahui terlebih dahulu Qd yang

    telah ditentukan. Qd tersebut sebesar 3,5 m3/s. Diameter penstock ditentukan

    menurut persamaan (2):

    Qd = 3,5 m3/s

    D = 0,72 x Qd0,5

    = 0,72 x 3,5 m3/s

    = 1,34 m

    Diameter penstock dihitung menggunakan persamaan (2). Diameter

    penstock yang digunakan adalah 1,346 m.

    3.5 Penentuan Tebal Penstock[2]

    Menentukan ketebalan batang penstock menggunakan persamaan (3). Tebal

    ini digunakan seoptimal mungkin agar kuat menahan tekanan pukulan air ketika

    katup input turbin ditutup secara tiba tiba. Uraian perhitungannya adalah sebagai

    berikut:

    Diketahui:

    H = 65 m

    = 0,8 m

    D = 1,34 m

    P = 65000

    = 1100 x 104 kg/m2

    t = + es

    = 0,024 m

    Tebal minimal penstock :

    tmin =

    = 0,182 inchi

  • 27

    = 0,00462 m

    = 0,46 cm

    Bahan penstock yang dipakai adalah baja (steel). Dari hasil perhitungan di

    atas maka diperoleh tebal penstock 0,024 m. Tebal minimum yang dijinkan

    adalah 0,00463 m.

    3.6 Menghitung Kecepatan Aliran[2]

    Menghitung kecepatan aliran pada penstock menggunakan persamaan

    berikut (4). Kecepatan aliran ini membutuhkan data debit dan diameter untuk

    mendapatkan nilai kecepatan aliran yang mengalir pada penstock.

    D = 1,34 m

    V =

    = 2,45 m/s

    Setelah dilakukan perhitungan didapatkan ,maka kecepatan aliran yang

    mengalir pada penstock adalah 2,45 m/s.

    3.7 Rugi Rugi Pada Penstock

    Penstock menggunakan bahan baja (steel) memiliki dua buah katup yaitu

    satu gate valve dan satu butterfly valve. Gate valve ini berada pada masukan

    penstock dan butterfly valve terletak pada keluar penstock. Belokan pada penstock

    berjumlah empat buah berupa belokan (bend) dengan masing masing sudut

    lengkung sebesar 50, 10

    0, 60

    0,

    200.

    Saluran dari bak penenang ke penstock

    menggunakan koefisien gesek yang paling kecil yaitu 0,2.

    Menghitung rugi rugi gesekan pada dinding pipa.

    material : Mild steel (galvanized)

    K = 0,15 keadaan normal

    L = 580 m

    k/D = 0,11

    Q/D = 2,59

    F = 0,038 data diperoleh dari grafik Moody

  • 28

    h wall loss =

    = 4,87 m

    Koefisien nilai Roughness untuk bahan Mild Steel dari tabel adalah 0,15

    dipilih pada keadaan normal umur bahan sekitar 5 15 tahun. Faktor friksi didapat

    dari grafik Moody pada gambar 2.9, mencari nilai k/D dan Q/D maka diperoleh

    nilai faktor friksi sebesar 0,038. Setelah dilakukan perhitungan maka nilai gesekan

    pada dinding penstock adalah 4,87 m.

    Menghitung rugi rugi gesekan pada belokan, katup, konstruksi dan saluran masuk

    jumlah total

    K enterance = 0,2 1 0,2

    K bend 1 = 0,01 1 0,01

  • 29

    Menghitung rugi rugi friksi

    h friction = h wall loss + h turb loss

    = 5,33 M

    Mendapatkan nilai hfriction , parameter yang dibutuhkan adalah hwall loss dan

    hturb loss. Nilainya adalah 4,87 m dan 0,46 m. Setelah dilakukan perhitungan maka

    diperoleh nilai h friction adalah 5,33 m.

    3.8 Menghitung Head net [2]

    Headnet adalah beda ketinggian jatuh air bersih yang digunakan untuk

    menghitung daya yang dibangkitkan oleh pembangkit. Headnet diperoleh dari Hgross

    dikurangi dengan rugi rugi yang terjadi pada penstock.

    h gross = 70 m

    h net = h gross h friction

    = 64,6 m

    Setelah dilakukan perhitungan diperoleh nilai hnet sebesar 64,6 m dibulatkan

    65 m.

    Persentase kehilangan head akibat rugi rugi

    % Losses = h friction x 100%

    h gross

    = 7,6 %

    Dari uraian perhitungan di atas maka diperoleh pensentase kehilangan tinggi

    akibat rugi rugi yang terjadi pada penstock adalah sebesar 7,6%.

    3.9 Menentukan Surge Pressure [2]

    Menentukan pressure wave velocity :

    a =

    Dimana E adalah Youngs Modulus dari tabel 2.1.

    a =

  • 30

    =

    = 1110,5 m/s

    Menggunakan persamaan Surge pressure

    hsurge =

    =

    = 278,4 m

    Hsurge yang diperoleh dari perhitungan adalah 278,4 m. Data ini digunakan

    untuk menghitung htotal.

    Menghitung Rugi Rugi Total

    h total = h gross + hsurge

    = 70 + 278,4

    = 348,4 m

    Tinggi surge yang diperoleh adalah 278,4 m , setelah itu maka head total

    sebesar 348,4 m. Htotal ini digunakan untuk mengitung safety factor.

    Menghitung Safety Factor[2]

    SF =

    =

    = 3,5

    Safety factor yang diperoleh adalah 3,5 maka penstock ini sudah memenuhi

    kriteria untuk dilakukan instalasi.

    Mengitung Jarak Ekspansion Joint[2]

    x = a (Thot Tcold) L

    Dik : Tcold = 20

  • 31

    Thot = 35

    L = 50 m

    a = 12 x 10-6

    m/m

    maka :

    x = 12 x 10-6

    m/m . (35 - 20 ). 50 m

    x = 9 mm

    X sebesar 9 mm ini dipasang di setiap sambungan awal dari pipa penstock. X

    tersebut adalah jarak expansion joint. Perhitungan di atas adalah contoh

    perhitungan yang digunakan untuk mencari jarak expansion joint yang digunakan

    menggunakan expansion joint pertama dengan panjang penstock 50 m. Data yang

    diperoleh untuk masing masing jarak expansion joint dapat dilihat pada tabel 3.1

    di bawah ini.

    Tabel 3.1 Jarak Expansion Joint

    Expansion Joint Panjang Pipa (m) x (mm)

    Pertama 50 9

    Ke-dua 250 45

    Ke-empat 185 33,3

    Ke-lima 20 0,9

    3.10 Sambungan pada Penstock [2]

    Pada perancangan penstock ini sambungan yang digunakan adalah

    sambungan dengan pengelasan. Hal ini dipilih agar biaya yang dikeluarkan relatif

    murah jika dibandingkan dengan sambungan flanged, spocket, dan spigot.

    Pengelasan sambungan dilakukan di lokasi PLTM. Panjang pipa pipa yang akan

    dilas adalah 6 m per pipa.

    3.11 Perhitungan Anchor Block dan Slide Block [2]

    Perhitungan untuk anchor block meliputi dimensi yang akan digunakan

    pada perancangan penstock. Anchor block biasanya dipasang pada belokan. Belokan

    yang terdapat pada perancangan penstock ini terdapat 4 belokan dengan masing

    masing sudut kemiringannya adalah 50, 10

    0, 60

    0, dan 20

    0. Gaya yang terjadi pada

  • 32

    anchor block akan dihitung agar memenuhi kriteria. Menentukan jumlah anchor

    block dapat dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut.

    Kebutuhan beton untuk setiap anchor block menggunakan pendekatan

    sebagai berikut[4]

    Kebutuhan beton = d/ 300 mm x 2 m3

    = 1340 mm/ 300 mm x 2 m3

    = 8,93 m3

    Dari perhitungan di atas maka diperoleh volume beton anchor block adalah

    8,93 m3. Volume tersebut untuk satu anchor block pada satu tikungan. Jumlah

    anchor block adalah berjumlah 4 buah untuk menahan tumpuan penstock.

    Slide block ditempatkan pada setiap sambungan pipa. Pada sisi slide block

    untuk menahan penstcok dapat ditentukan dengan persamaan berikut.

    Kebutuhan slide block = (jumlah panjang penstock / panjang tiap pipa)

    jumlah anchor block

    = (580/6) 4

    = 96 4 = 92 slide block

    3.12 Perhitungan Gaya yang Terjadi Anchor Block dan Slide Block pada Penstock [4]

    Pada anchor block dan slide block terjadi gaya yang diakibatkan gaya lain

    yang timbul gaya tersebut dapat mengakibatkan pergeseran pada posisi anchor block

    dan slide block. Penjelasan perhitungan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2

    penjelasan di bawah ini.

  • 33

    3.12.1 Gaya pada Anchor Block 1[4]

    Gambar 3.2 Gaya yang Terjadi pada Belokan 1

    1. Gaya pada Penstock Anchor Block

    Diketahui:

    d in = 0,8 m

    = 3,14 water = 1000 kg/m3

    g = 9,81 m/s2

    qw = (d2/4) g

    qw = 4928,544 N/m

    Diketahui :

    steel = 7800 kg/m3

    t eff = 0,54 m

    d ext = 1,34 m

    qp = .d ext. t eff. steel .g

    = 173856,8539 N/m

    Diketahui:

    Lup = 3 m

  • 34

    cos up = 1

    = 0

    Fpen up = up (qw qp) cos up = 536356,1936 N

    Diketahui:

    Ldown = 3 m

    cos down = 0,996

    = 5

    Fpen down = up (qw qp) cos down = 534210,7688 N

    2. Berat pipa di sepanjang gerak (pipa) aksial

    Diketahui:

    Lup = 6 m

    i up = 0

    = 0

    Fpenup = up (qp) in up = 0 N

    Diketahui:

    Ldown = 2,4 m

    i down = 0,087

    = 5

    Fpendown = up (qp) in down = 36301,31109 N

    3. Lengkungan yang Diakibatkan oleh Tekanan Hidrostatis

    Diketahui:

    Q = 3,5 m3/s

  • 35

    Vup = 2,4573406 m/s

    Vdown = 2,4573406 m/s

    Cos = 1

    = 0

    Fv = w.Q (Vup2 + Vdown2 2 . Vup .V down . Cos )0,5

    = 0 N

    4. Lengkungan yang Diakibatkan Oleh Momentum Linier

    Diketahui:

    Q = 3,5 m3/s

    Vup = 2,4573406 m/s

    Vdown = 2,4573406 m/s

    Cos = 1

    = 0

    Fv = w.Q (Vup2 + Vdown2 - 2 . Vup .V down . Cos )0,5

    = 0 N

    5. Lengkungan yang Diakibatkan Oleh Tekanan Hydrostatis di Daerah expansion

    joint

    Diketahui:

    h total = 379,94229 m

    d in = 1,2969917 m

    t wall = 0,0500049 m

    F7 = 3 x 104 h total d in twall

    = 739246,17 N

    6. Lengkungan yang Diakibatkan Oleh Tekanan Hydrodinamis

    Diketahui:

    in (-/2) = 0,0436

    (-/2) = 2,5

    = 0

    = 5

  • 36

    F8 = 2,5 . 103 (Q2/d in2)sin (-/2)

    = 793,758129 N

    7. Gaya Akibat Expansion joint

    Diketahui:

    E = 2E+11 N/m2

    A = 0,000012 m/m0C

    T cold = 20 0C

    T out = 32 0C

    F5 = E . a (Thot - Tin) d t wall

    = 5865058,168 N

    8. Gaya Anchor Block yang Dibutuhkan untuk Menahan Semua Gaya yang Terjadi di

    beban anchor block

    Diketahui:

    Fpen up = 536356,19

    Fpen down = 534210,77

    F3 = 429140,25

    F8 = 793,75813

    Wb = Vb . b . g

    Wb - Fpen up - Fpen down - F3 - F8 = 0

    Wb = Fpen up + Fpen down + F3 + F8

    = 1500500,972 N

  • 37

    3.12.2 Gaya yang Terjadi pada Slide Block 1

    Gaya yang terjadi pada slide block dapat dijelaskan dengan bantuan gambar 3.3 dan

    penjelasannya sebagai berikut.

    Gambar 3.3 Gaya yang Terjadi pada Slide Block 1

    1. Gaya Berat dari Penstock dan Fluida pada Slide Block

    Diketahui:

    qw = 4928,544 N/m

    qp = 173856,8539 N/m

    Cos = 0,996

    = 5

    L = 6 m

    Fpen = (qw qp) cos = 1068421,538 N

    Diketahui:

    k = 0,5

    F pen = 1068421,538 N

    2. Gaya Berat Slide Block

    Diketahui:

  • 38

    V block = 0,48 m3

    block = 2300 kg/m3

    g = 9,81 m/s2

    Wb = V block . block . g.

    = 10830,24 N

    3. Gaya Horizontal dari Penstock

    Diketahui:

    Fpen = 1068421,538 N

    = 5

    in = 0,087

    Fpen x = Fpen . in

    = 92952,67378 N

    Diketahui:

    F friction = 534210,7688 N

    Cos = 0,996

    = 5

    F friction x = F friction . Cos

    = 532073,9258 N

    F x = Fpen x + F friction x

    = 625026,5995 N

    4. Gaya Vertikal dari Penstock

    Diketahui:

    Fpen = 1068421,538 N

    Cos = 0,996

  • 39

    Fpen z = Fpen . Cos

    = 1064147,852 N

    Diketahui:

    F friction = 534210,7688 N

    in = 0,087

    F friction z = F friction . in

    = 46476,33689 N

    Diketahui:

    Fpen z = 1064147,852 N

    F friction z = 46476,33689 N

    Wb = 10830,24 N

    F z = .-Fpen z +F friction z Wb

    = -1028501,75 N

    negatif karena arah gaya ke bawah

    5. Gaya Resultan Horizontal dan Vertikal Penstock

    R up = (Fx2 + Fz

    2 )0,5

    = 1203525,7 N

    Perhitungan Dimensi Anchor block

    Diketahui :

    D = 1,34 m

    t wall = 0,006 m

    steel = 7800 kg/m3

    water = 1000 kg/m3

    g = 9,8 m/s

    2

    = 3,14

  • 40

    Wp = . d. t wall . steel . g.

    = 3,14 x 1,34 x 0,006 x 7800 x 9,8

    = 1929,7 N

    Ww = . (d2/4) . water .g.

    = 3,14 x (1,342/4) x 1000 x 9,8

    = 13813,5 N

    Dari perhitungan di atas maka diperoleh hasil nilai Wp adalah 1929,7 N dan

    Ww adalah 13813,5 N. Nilai berat penstock (Wp) dan berat air (Ww) ini digunakan

    untuk menghitung gaya F1 dan F2. Untuk lebih jelasnya dapat melihat uraiannya di

    bawah ini. L disini adalah panjang penstock antara dua slide block dan alfa ()

    adalah sudut kemiringan penstock itu sendiri.

    F1 = (Wp+Ww) L . Cos

    = (1929,7 + 13813) x 6 x 0,7071

    = 66792,6 N

    F2 = 0,5 x F1

    = 0,5 x 66792,6

    = 33396,31 N

    Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh nilai F1 adalah 66792,6 N

    dan nilai F2 adalah 33396,31 N.

    Pada perhitungan slide area dibutuhkan nilai tinggi slide block dimana

    tinggi tersebut sama dengan tinggi. Tinggi nya adalah 2 m dan nilai x, dimana x ini

    adalah tinggi dari segitiga slide block dengan nilai x adalah 0,8 m.

    Diketahui : tinggi = 2 m

    x = 0,8

    Slide area = tinggi + (x/2)

    = 2 + (0,8/2)

    = 2,4 m

    Slide area ini merupakan area yang dibutuhkan untuk slide block. Setelah

    dilakukan perhitungan maka diperoleh nilai slide area-nya adalah 2,4 m.

    Diketahui : w = 2,2 m

    concrete = 2300 kg/m2

  • 41

    Wb = Slide area x w x concrete x g

    = 0,8 x 0,8 x 2300 x 9,8

    = 119011 N

    Dari uraian di atas diperoleh bahwa nilai berat slide block (Wb) adalah

    14425,6 N.

    b = (0.33 x 0.3) + (0.5 x 0.5)

    0,8

    = 0,4 m

    Gaya yang terjadi pada penstock adalah gaya F1, F2, dan Wb. Gaya tersebut

    diproyeksikan pada sumbu x dan z, dimana sumbu x bernilai negatif. Sudut

    kemiringan () adalah 450. Gaya pada penstock tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2

    sebagaimana dijelaskan di bawah ini.

    Tabel 3.2 Data Gaya Proyeksi Sumbu x dan z Negatif

    F (N) x (N) z (N)

    F1 = 66792,6

    F1 in = -47229 F1 Cos = +47229

    F2 = 33396,3

    F2 Cos = -23615 F2 in = -23615

    Wb = 119011

    0 +119011

    Total H = -70844 V = +142625,7

    Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai Wb pada sumbu x adalah 0

    karena tidak ada gaya yang terjadi pada posisi tersebut sehingga nilainya adalah 0.

    Sehingga jumlah gaya pada H adalah -70844 N. Nilai Wb pada sumbu z adalah

    +119011 N, sehingga total gaya yang terjadi pada V adalah +142625,7 N.

    M = (F2 x F2 arm) + (F1 x F1 arm) + (Wb x Wb arm)

    = (33396,3 x 0,93) + (66792,6 x 0,04) + (119011 x 0.43 )

    = 58597 Nm

    Setelah dilakukan perhitungan maka total Momen yang terjadi adalah 58597

    Nm. Data ini digunakan untuk mengetahui berapa besar terjadi pergeseran pada

    penstock.

    vertical force = M/V = 0,41 m

  • 42

    Nilai yang diperoleh dari perhitungan vertical vorce adalah 0,41 m. Nilai

    tersbut masih dalam ambang normal.

    Gaya yang terjadi pada penstock adalah gaya F1, F2, dan Wb. Gaya tersebut

    diproyeksikan pada sumbu x dan z, dimana sumbu x bernilai positif. Sudut

    kemiringan () adalah 450. Gaya pada penstock tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3

    seperti di bawah ini.

    Tabel 3.3 Data Gaya Proyeksi Sumbu x dan z Positif

    F (N) x (N) z (N)

    F1 = 66792,6

    F1 in = -47229 F1 Cos = +47229

    F2 = 33396,3

    F2 Cos = +23615 F2 Sin = +23615

    Wb = 119011

    0 +119011

    Total H = -23614,53 V = +189854,8

    Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai Wb pada sumbu x adalah 0

    karena tidak ada gaya yang terjadi pada posisi tersebut sehingga nilainya adalah 0.

    Sehingga jumlah gaya pada H adalah -23614,53 N. Nilai Wb pada sumbu z adalah

    +119011 N, sehingga total gaya yang terjadi pada V adalah +189854,8 N.

    M = (F2 x F2 arm) + (F1 x F1 arm) + (Wb x Wb arm)

    = (33396,3 x 0,93) + (66792,6 x 0,04) + (119011 x 0,43 )

    = 98673,4 Nm

    Setelah dilakukan perhitungan maka total momen yang terjadi adalah

    104627,73 Nm. Data ini digunakan untuk mengetahui berapa besar terjadi

    pergeseran pada penstock.

    vertical vorce = M/V = 0,69 m

    Nilai yang diperoleh dari perhitungan vertical vorce adalah 0,69 m. Nilai

    tersbut masih dalam ambang normal.

    Soil movement

    Pada soil movement dihitung Pbase , dimana Pbase ini adalah momen yang terjadi

    padapenstock, Pbase digunakan dapat agar dapat dianalisis terhadap Psoil menurut

    persamaan (30).

  • 43

    (30)

    Dari uraian di atas maka diperoleh nilai Pbase adalah 393331 N/m2. Psoil nya

    adalah 200000-300000 . Pbase< Psoil maka kondisinya stabil. Pada analisis ini Pbase =

    393331< Psoil = 200000-300000 kondisinya adalah stabil.

    Sliding

    Pada sliding ini kondisi H lebih kecil dari V maka kondisinya stabil

    tetapi jika sebaliknya maka kondisinya tidak stabil.

    H < V

    70843,601 < 0,5 x 142626

    70843,601 < 71312,867

    Silding pada perancangan slide block ini sudah memenuhi kriteria, karena

    H lebih kecil dari V. Maka kondisi sliding dalam kondisi stabil.

    Toppling

    e pada kondisi pipa saat konstruksi, nilai e = 0,1

    e <

    0,1 < 2 / 6

    0,1 < 0,33

  • 44

    e pada kondisi pipa saat ekspanding, nilai e = 0,4

    e <

    0,4 < 2 / 6

    0,4 > 0,33

    Pada uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi penstock

    konstruksi e lebih besar dari Lbase/6 dengan nilai 0,1 < 0,33, maka kondisinya

    stabil. Pada kondisi pipa saat ekspanding e lebih besar dari Lbase/6, namun pada

    uraian diatas e lebih kecil dari Lbase/6 dengan nilai 0,4 > 0,33. Maka kondisi slide

    blok tidak stabil ketika ekspanding.

  • 45

    BAB IV

    ANALISIS PERANCANGAN

    4.1 Pendahuluan

    Perancangan ini dimulai dengan jumlah tersedianya air yang menjadi sumber

    utama pembangkit listrik tenaga air dalam skala kecil disebut Pembangkit Listrik

    Tenaga Mini Hidro. Sumber air tersebut diperoleh dari sungai yang memiliki beda

    ketinggian relatif tinggi dan memiliki jumlah debit yang tinggi pula. Mengingat

    Pembangkit ini memanfaatkan kedua hal tersebut agar dapat memperoleh daya yang

    optimal.

    Perancangan penstock telah dilakukan pada bab sebelumnya meliputi

    perancangan penentuan bahan , kemudian dimensi dari penstock itu sendiri terdiri dari

    penentuan panjang penstock, diameter penstock, tebal dinding penstock yang diizinkan

    agar bisa menghindari terjadinya korosi dan dapat menahan tekanan pukulan air ketika

    katup keluaran penstock ditutup secara tiba tiba. Menentukan jumlah belokan dan

    sudut kemiringannya. Menentukan jumlah katup dan jenis katup yang digunakan pada

    penstock.

    Selanjutnya adalah menentukan ukuran ukuran pada Slide Block yang

    memiliki fungsi untuk menahan penstock agar tetap kokoh pada posisinya dan

    menahan gaya - gaya yang terjadi pada penstock yang dapat mengakibatkan

    pergeseran pada penstock dan posisi anchor block.

    4.2 Dimensi Penstock

    Tabel 4.1 Data Perancangan penstock

    No Data perancangan Hasil Perancangan

    1 Bahan Penstock Mild Steel Galvanized

    2 Panjang Penstock 580 m

    3 Diameter Penstock 1,34 m

    4 Tebal Penstock 0,024 m

    5 Kecepatan Aliran 2,457 m/s

  • 46

    6 Jumlah belokan 4 belokan

    7 Belokan Pertama 50

    8 Belokan Ke-dua 100

    9 Belokan Ke-tiga 600

    10 Belokan Ke-empat 200

    11 Jumlah Katup 2 katup

    12 Gate Valve 1 katup

    13 Butterfly Valve 1 katup

    14 Jumlah Anchor Block 4 buah

    15 Jumlah Slide Block 92 buah

    Setelah dilakukan perhitungan sebagaimana dijelaskan pada Bab III

    Perancangan Penstock menggunakan persamaan yang terdapat pada Bab II Tinjauan

    Pustaka perancangan dimensi ini meliputi diameter yang digunakan, ketebalan yang

    mampu menahan tekanan pukulan air, maka diperoleh data pada tabel 4.1 di atas.

    Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa bahan yang digunakan adalah pipa

    baja. Mengingat energi yang dibangkitkan adalah 1,8 MW maka dibutuhkan bahan

    yang mampu menahan tekanan pukulan air akibat katup keluaran penstock ditutup

    secara tiba tiba.

    4.3 Anchor Block dan Slide Block

    Pada anchor block dan slide block dilakukan analisis mengenai kekuatan

    permukaan yang ditempati oleh block. Setelah dilakukan perhitungan pada Bab III

    maka diperoleh data Pbase adalah 393331 N/m2. Psoil nya adalah 200000-300000 . P-

    base< Psoil maka kondisinya stabil. Pada analisis ini Pbase = 393331< Psoil = 200000-

    300000 kondisinya adalah stabil.

    Kemudian menganalisis sliding setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh

    nilai H sebesar 70843,601 dan V sebesar 71312,867. Sliding pada perancangan

  • 47

    slide block ini sudah memenuhi kriteria, karena H lebih kecil dari V. Maka

    kondisi sliding dalam kondisi stabil.

    Pada uraian Bab III mengenai Toppling dapat dijelaskan bahwa pada kondisi

    penstock konstruksi e lebih besar dari Lbase/6 dengan nilai 0,1 < 0,33, maka

    kondisinya stabil. Pada kondisi pipa saat ekspanding e lebih besar dari Lbase/6, namun

    pada uraian di atas e lebih kecil dari Lbase/6 dengan nilai 0,4 > 0,33. Maka kondisi

    slide block tidak stabil ketika ekspanding.

  • 48

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Setelah dilakukan perancangan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

    Bahan penstock yang digunakan adalah penstock yang terbuat dari baja.

    Panjang lintasannya adalah 580 m dengan jumlah belokan sebanyak dua buah

    dan satu cabang dengan sudut belokan 50, 10

    0, 60

    0, 15

    0.

    Jumlah anchor block pada penstock ini adalah 4 buah.

    Jumlah slide block 92 buah

    Diameter penstock nya adalah 1,34 m dengan tebal 0,024 m.

    Jarak renggang ada 4 Expansion Joint masing masing sejauh 9 mm, 45 mm,

    33,3 mm, 0,9 mm.

    Pbase dari penstock ini adalah 393331 N/m2 maka keadaan permukaan tanah

    dapat menahan gaya geser yang terjadi.

    Nilai H sebesar 70843,601 dan V sebesar 71312,867. Sliding pada

    perancangan slide block ini sudah memenuhi kriteria, karena H lebih kecil

    dari V. Maka kondisi sliding dalam kondisi stabil

    5.2 Saran

    Pada perancangan ini agar lebih baik maka penulis memberikan saran

    dengan manambahkan analisis ekonomi secara rinci agar perancangan penstock

    lebih baik.

  • 49

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Departemen ESDM, Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025:

    jakarta.

    [2] Harvey, Adam. 1993. Micro-Hydro Design Manual, Intermediate Technology

    Publications: London.

    [3] Warnick, C.C. 1984. Hydropower Engineering, Prentice-Hall, Inc: America.

    [4] Arduser dan Leif, Civil Work for Micro Hydro Unit.University os Applied

    Sciences Northwestern Switzerland: Swiss.

    [5] Sulasno. 1990. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga, Mikro edisi pertama.

    Satya Wacana: Semarang.

    [6] U.S. Departement of the Interior : 1967.

    [7] IMIDAP. 2008. Standardisasi Peralatan dan Komponen Pembangkit Listrik

    Tenaga Mikrohidro (PLTMH). ESDM: Jakarta.

  • L-1

    LAMPIRAN A

    KONDISI DAERAH PLTM CIHERANG

    Pada perancangan penstock ini dilakukan di PLTM Ciherang,

    Deskripsi proyek PLTM Ciherang Kabupaten Purwakarta ini dapat

    dideskripsikan sebagai berikut :

    Nama Sungai : Ciherang

    Desa : Ciawi, Bungur Jaya dan Pondok Bungur

    Kecamatan : Wanayasa dan Pondok Salam

    Kabupaten : Purwakarta

    Propinsi : Jawa Barat

    Letak geografis : 1070 09 36.1 BT 07o 10 35.5 LU

    Peta lokasi PLTM Ciherang dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini.

    Gambar L 1

    Lokasi Studi PLTM Ciherang

    (Peta Administrasi Jawa Barat)

    Lokasi

    PLTM Ciherang

  • L-2

    Gambar L 2

    Lokasi PLTM Ciherang

    (Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta)

    Lokasi

    PLTM

  • L-3

    Data Hidrologi

    Analisa Data Debit Sungai Ciherang

    PLTM ini akan mengandalkan ketersediaan debit sungai karena

    skema PLTM ROR (Run off River) tidak memiliki waduk genangan,

    sehingga sangat bergantung kepada prakiraan distribusi debit yang

    tersedia sepanjang tahun di sungai tempat PLTM dibangun. Di sinilah

    besaran "debit optimal" berperan. Debit optimal dapat diperoleh dari data

    debit langsung, apabila tersedia dalam jangka waktu yang panjang, atau

    dari simulasi debit andalan berdasarkan data klimatologi, yang dalam hal

    ini dilakukan dengan Metoda Mock.

    FLOW DURATION CURVE (FDC)

    PLTM CIHERANG

    0.00

    2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    12.00

    14.00

    16.00

    0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

    Probabilitas (%)

    Q (

    m3

    /dt)

    FDC (pra FS)

    FDC (draft FS)

    FDC (rata-rata)

    Gambar L 3

    Kurva Durasi Debit

  • L-4

    Tabel L 1 Rekapitulasi debit per 5 % PLTM Ciherang

    Prob Q mock 1 Q mock 2 Q rata-rata

    (%) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)

    1 5 10.69 12.21 10.95

    2 10 9.61 10.81 9.71

    3 15 8.69 10.03 8.86

    4 20 7.77 9.46 8.11

    5 25 6.60 8.51 7.05

    6 30 5.75 7.89 6.32

    7 35 5.37 7.55 5.96

    8 40 5.09 7.12 5.61

    9 45 4.59 6.69 5.14

    10 50 4.04 6.27 4.65

    11 55 3.66 5.76 4.21

    12 60 3.19 4.94 3.57

    13 65 2.61 4.55 3.08

    14 70 2.35 4.21 2.78

    15 75 2.16 3.79 2.47

    16 80 1.98 3.55 2.27

    17 85 1.79 2.96 1.87

    18 90 1.49 2.70 1.59

    19 95 1.32 1.59 0.96

    No

    Debit Banjir

    Debit banjir diperlukan untuk perancangan bangunan bendung

    pada sungai. Sesuai dengan kaidah perancangan bangunan sipil, bendung

    direncanakan untuk dapat bertahan terhadap keadaan paling berbahaya.

    Tingkat bahaya banjir dalam teknik keairan dinyatakan dengan periode

    ulang. Untuk perancangan bendung PLTM Ciherang ini digunakan

    periode ulang 100 tahun.

    Untuk keperluan studi dan perencanaan ini, telah dilakukan analisa

    terhadap data curah hujan dan untuk selanjutnya akan diperoleh data

    debit banjir yang dihitung dengan menggunakan metoda analisis terhadap

    curah hujan rancangan yaitu Metoda Mononobe.

    Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai debit banjir yang

    optimal yaitu nilai hasil analisa terhadap data hujan rancangan dengan

    menggunakan metoda terpilih yaitu metode yang menghasilkan nilai

  • L-5

    pendekatan dengan nilai standar penyimpangan data terendah serta

    selisih terhadap rata-rata relatif yang terkecil yaitu metoda Mononobe.

    Selanjutnya hasil analisis tersebut ditampilkan dalam bentuk tabulasi

    sebagai berikut :

    Tabel L 2 Rekapitulasi Perhitungan Debit Banjir

    N

    o

    Nama

    sungai

    Nama

    Embun

    g

    Luas

    DPS

    (km2

    )

    Panjan

    g

    Sungai

    (km)

    Debit Banjir Periode Ulang (m3/detik)

    Q2 Q5 Q10 Q25 Q50 Q100

    1 Ciheran

    g

    Desa

    Ciawi,

    Bungur

    Jaya

    dan

    Pondok

    Bungur

    68,0

    0 20,00

    164,2

    1

    253,5

    7

    312,7

    3

    387,4

    8

    442,9

    4

    497,9

    9

    Dari tabel diatas terlihat bahwa debit banjir yang digunakan adalah

    debit yang diperoleh dari hasil perhitungan metoda Mononobe, yaitu

    sebesar 479,99 m3/det.

    Penentuan Debit Desain Optimal

    Pada tahap ini akan ditetapkan nilai debit optimal sebagai dasar

    perencanaan hidraulik bangunan utama PLTM Ciherang. Debit optimal

    yang dimaksud disini adalah debit yang memberikan Unit Construction

    Cost (UCC) yang paling rendah. Artinya, diusahakan agar biaya

    pembangunan PLTM untuk setiap satuan energi yang dihasilkan

    (Rp/kWh) adalah nilai yang paling murah. Untuk itu perlu dihitung

    prakiraan biaya konstruksi untuk setiap nilai debit tertentu serta besarnya

    energi yang dapat dibangkitkan oleh besarnya nilai debit tersebut.

    Harga Satuan yang digunakan untuk menghitung biaya didasarkan

    atas data harga satuan (unit price) dan harga dasar (basic price) yang

    dikeluarkan oleh dinas pekerjaan umum, Kabupaten Purwakarta. Untuk

    harga satuan yang tidak/belum tercantum pada data di atas, dilakukan

    analisis harga satuan dari berbagai sumber yang ada.

  • L-6

    Sedangkan volume untuk setiap satuan pekerjaan pada tahap ini

    didekati dengan persamaan dari volume yang diusulkan dari MITI, kecuali

    untuk perhitungan saluran pembawa digunakan perhitungan hasil

    modifikasi. Metoda ini meskipun masih sangat kasar, dinilai masih dapat

    digunakan pada tahap optimasi ini. Pada tahap selanjutnya, biaya akan

    disusun dengan berdasarkan atas hasil desain dasar.

    Penentuan Jumlah Turbin

    Jumlah unit turbin yang digunakan untuk PLTM ini adalah 2 unit,

    dengan masing-masing daya 2 x 900 kW. Penggunaan 2 unit turbin ini

    didasarkan atas pertimbangan :

    a. Jumlah energi yang dihasilkan oleh 2 unit turbin (2 x 0,9 MW)

    lebih besar bila dibandingkan dengan 1 unit turbin (1,8 MW). Hal

    ini karena effisiensi tubin kecil akan meningkat sebagai akibat dari

    meningkatnya effisiensi turbin yang berkaitan dengan penggunaan

    air (Q/Qmax).

    b. Penggunaan 2 unit turbin akan lebih andal dengan mengatur pola

    operasi yang bergantian. Overhaul dan pemeliharaan rutin dapat

    dilakukan secara bergantian, atau pada kondisi kemarau kering

    pembangkit masih tetap beroperasi dengan menggunakan 1 atau 2

    unit turbin. Hal ini menambah keandalan suplai listrik.

  • L-7

    Debit Desain

    Tabel L 3

    Debit Desain dan Biaya Energi yang Dibangkitkan

    1 5% 65 10.949011 5604.509 74,259.53 6,368.38

    2 10% 65 9.5494256 4888.098 66,835.85 5,203.84

    3 15% 65 8.8626749 4536.569 63,146.49 4,688.40

    4 20% 65 7.9127762 4050.341 57,974.02 4,133.95

    5 25% 65 6.9314368 3548.019 52,595.63 3,653.66

    6 30% 65 6.2577784 3203.191 48,841.09 3,358.23

    7 35% 65 5.9598508 3050.690 47,165.86 3,261.19

    8 40% 65 5.6066336 2869.887 44,563.91 3,102.67

    9 45% 65 5.1381282 2630.072 41,931.13 3,006.92

    10 50% 65 4.6505988 2380.518 38,588.09 2,887.66

    11 55% 65 4.2099471 2154.961 36,568.55 2,876.44

    12 60% 65 3.5657362 1825.206 33,199.18 2,829.32

    13 65% 65 3.0787731 1575.942 30,300.74 2,808.40

    14 70% 65 2.7770918 1421.520 28,432.85 2,810.86

    15 75% 65 2.4748672 1266.819 26,531.29 2,819.56

    16 80% 65 2.2654113 1159.604 25,192.82 2,859.60

    17 85% 65 1.8741933 959.350 23,114.25 3,059.90

    18 90% 65 1.5919455 814.875 20,741.10 3,167.73

    19 95% 65 0.9561931 489.450 16,218.22 3,981.694,073,202.43

    NoProb

    (%)

    Debit

    (m3/det)Daya (kW)

    Energi Pembangkit

    (kWh)

    9,409,712.93

    8,809,905.95

    7,553,916.41

    14,543,717.37

    14,462,753.83

    13,363,079.21

    6,547,631.42

    12,713,149.26

    11,733,957.37

    10,789,344.30

    10,115,370.58

    14,363,082.82

    13,944,854.01

    14,023,886.22

    14,395,340.71

    Head (m)Biaya per kWh

    (Rp/kWh)

    11,660,659.58

    12,843,564.50

    13,468,659.76

    Biaya Total Konstruksi (

    Rp. x 106 )

    Tabel diatas berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada

    program MS. Excel yang sebelumnya telah dibuat maka diperoleh data

    data seperti yang tertera pada (tabel 3.3). Debit desain yang digunakan

    adalah pada probabilitas 60% dengan debit 3,56 m3/detik, debit tersebut

    dipilih karena menghasilkan energi paling besar yaitu 11.733,957,37

    kWh.

  • L-8

    UMUM

    Luas wilayah Kabupaten Purwakarta adalah 971.72 km2, atau sekitar 2,81

    persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat. Jenis penggunaan tanah yang paling

    luas adalah untuk Tanaman Tahunan/ Perkebunan dengan luas 27.806 Ha.

    Kemudian untuk Hutan Produksi seluas 18.558 Ha. Kabupaten Purwakarta terdiri

    dari 17 kecamatan dan 119 pedesaan.

    Potensi PLTM Ciherang berada di Sungai Ciherang yang termasuk di wilayah

    Kabupaten Purwakarta. Secara lebih detail, pencapaian lokasi di tampilkan pada

    tabel L 4.

    Tabel L 4 Pencapaian Lokasi Rencana PLTM Ciherang

    Rute Jalan Jarak Waktu

    Tempuh

    Moda

    Transportasi Kondisi Jalan

    Jakarta Kecamatan

    Wanayasa 117 km 2,5 jam

    Kendaraan roda

    4 Aspal bagus

    Kecamatan Wanayasa

    Desa Ciawi 4 km `1,15 jam

    Kendaraan roda

    4 Aspal bagus

    Desa Ciawi - Lokasi 0.5 km 0,15 jam Jalan Kaki Jalan Setapak

    TOPOGRAFI

    Sebagian besar wilayah Purwakarta adalah daratan. Lahan-lahan pertanian

    tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan

    kehutanan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan itu ditunjang

    dengan banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai

    sumber daya pengairan tanaman pertanian.

    Berdasarkan kondisi topografi, wilayah Kabupaten Purwakarta

    diklasifikasikan menjadi 3kelompok, yaitu :

    1. Wilayah Pegunungan. Wilayah ini terletak di tenggara dengan

    ketinggian 1.100 sd 2.036 m dpl, meliputi 29,73 % dari total luas wilayah.

  • L-9

    2. Wilayah Perbukitan dan Danau. Wilayah ini terletak di barat laut

    dengan ketinggian 500 sampai dengan 1.000 m dpl, meliputi 33,8 % dari total

    luas wilayah.

    3. Wilayah Daratan. Wilayah ini terletak di utara dengan ketinggian 35

    sd 499 m dpl, meliputi 36,47 % dari total luas wilayah.

    Sedangkan, gambaran kondisi topografi lokasi studi dapat dibagi dalam 3

    (tiga) macam bahasan dataran yaitu :

    a. Dataran di hulu bendung

    Kondisi topografi di sebelah kiri dan kanan bantaran sungai merupakan

    lereng perbukitan yang relatif landai. Bagian di sebelah kiri dan kanan sungai

    dikelilingi pesawahan milik masyarakat. Bagian bibir sungai merupakan batuan,

    dengan lebar sungai yang tidak terlalu besar yaitu sekitar 15 25 m. Bila

    dibandingkan dengan lebar sungai dan debit hasil pengukuran, maka kedalaman

    sungai di lokasi bendung relatif dangkal.

    b. Kondisi topografi antara bendung sampai gedung sentral.

    Kondisi topografi daerah ini merupakan lereng yang cukup terjal.

    Kemiringan lereng di daerah ini dapat mencapai 45. Selain itu, di beberapa

    tempat juga terdapat alur, sehingga di beberapa bagian saluran pembawa akan

    dibuat gorong gorong dan talang. Di bagian awal saluran pembawa akan

    melewati tebing yang cukup terjal, sedangkan pada bagian lainnya saluran

    pembawa akan melalui pesawahan.

    Lokasi rencana bak penenang terdapat di daerah pesawahan yang cukup

    luas. Lokasi ini diperkirakan cocok, mengingat kebutuhan area bak penenang

    yang cukup besar, sebab untuk menampung debit rencana PLTM Ciherang.

  • L-10

    c. Kondisi topografi di daerah gedung sentral.

    Daerah lokasi rencana gedung sentral terletak di areal pesawahan. Di

    perlukan pengecekan kondisi tanah untuk pondasi turbin dan gedung sentral agar

    kuat.

    KLIMATOLOGI

    Dari data sekunder berupa Peta Klimatologi maka diketahui bahwa angka

    curah hujan daerah lokasi berkisar antara 3000 4000 mm/thn.

    Data hidroklimatologi yang diambil dari stasiun meteorologi yang terdekat

    dengan lokasi studi PLTM Ciherang adalah seperti terlihat pada tabel di bawah

    ini.

    Tabel L 5 Data Klimatologi rata-rata

    No Uraian Nilai Rata-rata

    1. Suhu / Temperatur (C) 18 - 30

    2. Penyinaran Matahari rata-rata (%) 70

    3. Kelembaban Udara rata-rata (%) 85 - 89

    4. Kecepatan angin (km/jam) 2 - 6

    5. Rata-rata hari hujan / tahun 145

    6. Curah hujan rata-rata (mm/th) 3000 - 4000

  • L-11

    Gambar L 3

    Gambaran Tinggi Curah Hujan Lokasi Rencana PLTM Ciherang

    (Peta Curah Hujan)

    GEOLOGI

    Penyelidikan geologi dapat memberikan informasi berbagai aspek geologi

    mencakup kondisi fisik suatu daerah yang merupakan bagian dari daya dukung

    lahan guna pembangunan fisik Pembangkit Listrik Mini Hidro (PLTM).

    Dalam pembahasan geologi di daerah tapak/proyek PLTM mencakup

    antara lain: morfologi, sebaran batuan, sifat fisik dan keteknikan tanah/batuan,

    serta bahaya lingkungan beraspek geologi seperti erosi, longsor dan sebagainya.

    Arahan atau kecenderungan pembangunan PLTM sesuai kemampuan dengan

    mempertimbangkan kemungkinan terjadinya beberapa penyimpangan aspek

    geologi akibat pembangunan tersebut yang dapat berdampak terhadap kekuatan

    dan umum PLTM.

    LOKASI

    STUDI

  • L-12

    A. Geologi Teknik

    Bila didasarkan atas peta geologi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

    Geologi (skala 1: 250.000) diperoleh posisi lokasi studi dibawah ini.

    Keterangan :

    Qos Batu pasir Tufaan dan Konglomerat : Batupasir dan Konglomerat berasal dari endapan lahar Qob

    (Hasil Gunungapi Tua).

    Msc Formasi Subang, Anggota Batulempung : Umumnya batu lempung yang mengandung lapisan-lapisan

    dan nodula batugamping napalan keras, napal dan lapisan-lapisan batugamping abu-abu tua setebal 2

    atau 3 m, kadang-kadang mengandung sisipan batupasir glaukonit hijau.

    Qa Aluvium : Lempung, lanau, pasir dan kerikil

    Pt Formasi Cilanang : Lapisan-lapisan napal tufaan berselingan dengan batupasir tufaan dan breksi

    tufaan. Mengandung lapisan-lapisan konglomerat.

    Gambar L 4

    Peta Geologi Lokasi PLTM Ciherang

    Lokasi

    PLTM Ciherang

  • L-13

    Tapak lokasi proyek, berdasarkan peta geologi lembar Cianjur yang berada

    diatas :

    1) Formasi Cilanang (Pt) : Lapisan-lapisan napal tufaan berselingan

    dengan batupasir tufaan da