penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui mediasi …

92
PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA KELAS IA JAMBI Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syariah Oleh : Siti Maryam NIM: SHE. 162085 PEMBIMBING Rasito SH., M. Hum Dr. Maryani, S.Ag, M.Ag KONSENTRASI HUKUM BISNIS ISLAM JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITA ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI DI

PENGADILAN AGAMA KELAS IA JAMBI

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam

Ilmu Syariah

Oleh :

Siti Maryam

NIM: SHE. 162085

PEMBIMBING

Rasito SH., M. Hum

Dr. Maryani, S.Ag, M.Ag

KONSENTRASI HUKUM BISNIS ISLAM

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITA ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

1440 H / 2019 M

Page 2: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

i

Page 3: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

ii

MOTTO

“ Jika di antara orang-orang beriman terjadi perselisihan/ bertengkar/ bersengketa,

maka damaikanlah mereka, sesungguhnya Allah mencintai orang yang berlaku adil.

(QS. Al-Hujurat : 9)”

Page 4: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

iii

Page 5: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

iv

Page 6: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

v

Bimillahhirrohmannirrahim,

PERSEMBAHAN

“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta). Di

tambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan

habis- habisnya (dituliskan) kalimat Allah, sesungguhnya Allah maha perkasa lagi

maha bijaksana”. (Q.S. Al Luqman: 27)

Yaa Allah....

Terima kasih atas nikmat dan rahmatmu- MU yang agung ini, hari ini hamba bahagia.

Sebuah perjalanan panjang dan gelap... telah kau berikan secercah cahaya terang

meskipun hari esok penuh teka-teki dan tanda tanya yang aku sendiri belum tahu pasti

jawabannya.

Syukur Alhamdulillah...

Kini aku tersenyum dalam iradat-Mu kini baru kumengerti arti kesabaran dalam

penantian... sungguh tak kusangka yaa Allah, Kau menyimpan sejuta makna dan

rahasia, sungguh berarti hikmah yang kau beri.

Teruntuk Ibunda Hj Siti Nuhari dan Ayahanda H Syamsuddin Tercinta...

Inilah kata-kata yang mewakili seluruh rasa, sungguh aku tak mampu menggantikan

kasihmu dengan apapun, tiada yang dapat kuberikan agar setara dengan

pengorbananmu padaku, kasih sayangmu tak pernah bertepi, cintamu tak pernah

berujung... tiada kasih seindah kasihmu, tiada cinta semurni cintamu, kepadamu

ananda persembahkan salam yang harumnya melebihi kasturi, yang sejuknya melebihi

embun pagi, hangatnya seperti mentari di waktu Dhuha, salam suci sesuci air telaga

Kautsar yang jika diteguk akan meghilangkan dahaga selalu menjadi penghormatan

kasih dan cinta yang tidak pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan

peristiwa...

Kini sambutlah anakmu di depan pintu tempat dimana dulu aku mencium tanganmu dan

terimalah keberhasilan berwujud gelar persembahanku sebagai bukti cinta dan

kasihku..

Page 7: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

vi

Untuk Adik ku tersayang, Wahyudi Terimakasih atas canda tawa, do’a dan

dukungan dan kontribusimu selama ini. Terimakasih telah menjadi saudara

terbaikku...

Semua keluarga besarku, terimakasih atas do’a dan dukungannya selama ini...

Teruntuk Sahabat dan sahabati, terimakasih atas support dan bantuannya selama

ini…

Sahabat-sahabat dan teman-teman,

Khususnya kuucapkan terimakasih kepada teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi

Syariah (HES) Konsentrasi Hukum Bisnis Islam angkatan 2016 yang penulis

banggakan dan sayangi, dan untuk teman- teman Posko 08 Desa Teluk Rendah

terimakasih telah menjadi bagian dari hidupku juga bagian dari sejarah

pendidikanku…

Untuk seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan

Tak lupa kuucapkan terimakasih buat sahabat yang selalu kompak, kalian selalu

ada baik dikala senang maupun susah yang dialamiku, terimakasih telah menjadi

bagian dari perjalanan hidupku yang singkat ini, semoga kita bisa selalu bersama.. .

Untuk seluruh pihak yang telah membantu, memberikan doa, memberikan semangat,

semua untuk penulis dalam menyelesaikan perkuliahan maupun dalam penulisan

hukum skripsi ini semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Kaliaan semua.

Aamiin.

Page 8: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

vii

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan ekonomi syariah, kemudian muncul sengketa. Dasar

hukum Undang Undang Nomor 3 Tahun 2006 jo. Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008,

kewenangan mengadili sengketa ekonomi syariah diselesaikan di Pengadilan Agama

Berdasarkan arsip putusan Pengadilan Agama Kota Jambi telah menyelesaika sengketa

ekonomi syariah Sedangkan Pengadilan Agama dilingkup Eks belum pernah menyelesaikan

sengketa ekonomi syariah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana

Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Melalui Mediasi Di Pengadilan Agam Kelas IA

Jambi 2) Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonmi Syariah Melalui Mediasi Di Pengadilan

Agama Kelas IA Jambi

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan pendekatan yuridis

sosiologis.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumen. ]enis

data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Guna keabsahan data dalam penelitian ini

menggunakan tehnik triangulasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Perluasan kewenangan Pengadilan Agama dalam

menyelesaikan kasus sengketa ekonomi syariah di Kota Jambi telah dilaksanakan.

Berdasarkan Putusan putusan Pengadilan Agama Kota Jambi telah menyelesaikan 7 (Tujuh)

sengketa ekonomi syariah. Faktor yang mempengaruhi tingginya penyelesaian sengketa

ekonomi syariah adalah sumber daya manusia Pengadilan Agama Kota Jambi yang konsisten

dalam mengaplikasikan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2006.Para Hakim telah

memperkaya diri dengan mengikuti pelatihan ekonomi syariah, melanjutkan belajar di

perguruan tinggi, dan membaca buku. Selain itu dukungan dari lembaga peradilan diwilayah

hukum kota jambi. Serta dari masyarakat dan lembaga perbankan syariah yang

menyelesaikan sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Kota Jambi.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa keberadaan Pengadilan Agama Kota Jambi

sangat konsisten menyelesaikan sengketa ekonomi syariah.Faktor yang mendukung tingginya

sengketa di Pengadilan Agama Kota Jambi adalah faktor internal dan eksternal. Faktor

internal yaitu Sumber daya Manusia Pengadilan Agama Kota Jambi, kesiapan hakim dalam

menangani perkara ekonomi syariah.Serta faktor eksternal yaitu subjek hukum ekonomi

syariah yang mendukung pelaksanaan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2006.

Kata Kunci : Penyelesaian, Sengketa, Mediasi, Ekonomi Syariah

Page 9: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan segala kerendahan hati, izinkan penulis memanjatkan rasa syukur yang

mendalam kepada Allah SWT yang senantiasa membukakan pikiran dan hati untuk

terus berjuang dalam menegakkan agama-Nya serta skripsi yang membahas tentang

“PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI

DI PENGADILAN AGAMA KELAS IA JAMBI”, dapat penulis selesaikan.

Shalawat serta salam tidak pernah putus kita sampaikan kepada pimpinan sekaligus

guru peradaban dunia Nabi Muhammad SAW yang banyak memberikan keteladanan

dalam berfikir dan bertindak.

Kemudian dalam penyusunan skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit hambatan

dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun dalam

penyusunannya, dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan

dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah

kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini,

terutama sekali Yang Terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi

2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

3. Bapak Hermanto Harun, Lc, M.HI selaku Wakil Dekan I bidang Akademik

FakultasSyariahIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 10: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

ix

4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,M.HI selaku Wakil Dekan II bidang

Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syariah IAIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

5. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI selaku Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan dan

Kerjasama Fakultas Syariah UAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Ibu Dr. Maryani, M.HI selaku Ketua Jurusan dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH.,M.Sy

selaku Sekretaris Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi

7. Bapak Rasito, SH., M. Hum selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dr. Maryani,

M.HI selaku Dosen Pembimbing II skripsi ini yang telah membimbing,

memberikan pemikiran, arahan, koreksi serta saran hingga penulisan skripsi ini

selesai.

8. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan dan karyawati

Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

9. Semua pihak yang ikut serta membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis tuliskan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan.Maka dari itu, kepada para pembaca dan para pakar di mohon saran dan

kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan guna meningkatkan kualitas

dari skripsi ini.

Page 11: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

x

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat dan bangsa.

Wasssalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jambi,08 Oktober 2019

Page 12: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .............................. ii

NOTA DINAS............................................................................................... iii

MOTTO ........................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................ v

ABSTRAK .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

C. Batasan Masaah ................................................................................. 6

D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

E. Kerangka Teori .................................................................................. 7

F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 31

BAB II METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 34

B. Lokasi Penelitian ................................................................................ 34

C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 34

D. Teknik Pengumpulan data .................................................................. 35

E. Metode Analisis Data ......................................................................... 36

F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 39

G. Jadwal Penelitian ............................................................................... 40

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Pengadilan Agama Kota Jambi ................................ 43

B. Visi, Misi & Motto ............................................................................. 44

C. Struktur Organisasi ............................................................................ 45

D. Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Kota Jambi ................. 45

Page 13: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

xii

BAB IV PEMBAHASAN

A. Proses Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Melalui Mediasi di Pengadilan

Agama Kelas IA Jambi

B. Efektifitas Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Melalui Mediasi di Pengadilan

Agama Kelas IA Jambi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 66

B. Saran .................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRUCULUM VITAE

Page 14: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

xiii

DAFTAR SINGKATAN

ASN : Aparatur Sipil Negara

SAW : SallaAllahu „alaihi Wa sallam

STS : Sulthan Thaha Saifudin Jambi

SWT : Subhanahu Wa Ta‟ala

UUITE : Undang-Undang Informasi Teknologi Elektronik

UUPK : Undang-Undang Perlndungan Konsumen

Page 15: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam hubungan ekonomi baik konvensional maupun syariah, tidak selamanya

berjalan seperti yang diharapkan, banyak terjadi perselisihan atau sengketa di kemudian

hari. Guna mengatasi perselisihan atau sengketa dapat dilakukan maka para pihak dapat

melakukan secara musyawarah mufakat. Apabila ternyata tidak berhasil juga, maka dapat

diselesaikan sesuai dengan yang perjanjian atau kesepakatan bersama.

Upaya penyelesaian sengketa ekonomi syariah dapat dilakukan melalui pengadilan

atau lazim disebut litigasi. Namun, penyelesaian sengketa bersifat litigasi melalui

pengadilan memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Beberapa kelemahan dari proses

litigasi antara lain:

1. Penyelesaian sengketa lambat;

2. Biaya perkara mahal;

3. Peradilan tidak tanggap (unresponsive);

4. Pulusan pengadilan tidak menyelesaikan masalah;

5. Putusan pengadilan membingungkan;

6. Putusan pengadilan tidak memberi kepastian hukum;

7. Kemampuan para hakim bercorak generalis.1

1 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian,

dan Putusan Pengadilan, Cetakan keenam, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hal. 233-235

Page 16: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

2

Penyelesaian sengketa litigasi juga menimbulkan permasalahan baru, yakni

hubungan antara kedua belah pihak menjadi retak. Hal seperti itu tentu menjadi

kontraproduktif dengan tujuan penyelesaian sengketa itu sendiri. Keteratakan hubungan

antara para pihak dalam sengketa bisnis misalnya, tentu menjadi kontraproduktif jika

dilihat dari aspek bisnis yang hendaknya saling menguntungkan dan berkesinambungan.

Berpangkal tolak dari beberapa kelemahan yang ditemukan dalam pola

penyelesaian secara litigasi, orang mulai melirik metode non litigasi yang dianggap akan

lebih mendatangkan keuntungan kepada kedua belah pihak, baik secara material maupun

immaterial. Bentuk penyelesaian sengketa yang bersifat non litigasi2 saat ini mulai

dikembangkan sebagai bentuk alternatif penyelesaian sengketa yang lebih dianjurkan bagi

mereka yang sedang terlibat sengketa. Salah satu bentuk alternatif penyelesaian sengketa

tersebut adalah mediasi.

Mahkamah Agung RI telah mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 2

Tahun 2003 yang kemudian diubah/direvisi menjadi Peraturan Mahkamah Agung Nomor

1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Latar belakang mengapa

Mahkamah Agung RI mewajibkan para pihak menempuh mediasi dalam proses perkara di

Pengadilan didasari atas beberapa alasan sebagai berikut.

Pertama, proses mediasi diharapkan dapat mengatasi masalah penumpukan

perkara. Jika para pihak dapat menyelesaikan sendiri sengketa tanpa harus diadili oleh

2 Selain penyelesaian sengketa bersifat litigasi, secara umum bentuk-bentuk penyelesaian sengketa

bersifat non litigasi terdiri dari Arbitrase, Early Neutral Evaluation (Ene), Mediasi, Negosiasi, dan Pencarian

Fakta (Fact Finding). Buku Tanya Jawab Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2008 tentang

Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan, hlm. 17.

Page 17: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

3

hakim, jumlah perkara yang harus diperiksa oleh hakim akan berkurang pula. Jika

sengketa dapat diselesaikan melalui perdamaian dalam bentuk mediasi, para pihak tidak

akan menempuh upaya hukum kasasi karena perdamaian merupakan hasil dari kehendak

bersama para pihak, sehingga mereka tidak akan mengajukan upaya hukum. Sebaliknya,

jika perkara diputus oleh hakim, maka putusan merupakan hasil dari pandangan dan

penilaian hakim terhadap fakta dan kedudukan hukum para pihak. Pandangan dan

penilaian hakim belum tentu sejalan dengan pandangan para pihak, terutama pihak yang

kalah, sehingga pihak yang kalah selalu menempuh upaya hukum banding dan kasasi.

Pada akhirnya semua perkara bermuara ke Mahkamah Agung yang mengakibatkan

terjadinya penumpukan perkara.

Kedua, proses mediasi dipandang sebagai cara penyelesaian sengketa yang lebih

cepat dan murah dibandingkan dengan proses litigasi. Di Indonesia memang belum ada

penelitian yang membuktikan asumsi bahwa mediasi merupakan proses yang cepat dan

murah dibandingkan proses litigasi. Akan tetapi, jika didasarkan pada logika seperti yang

telah diuraikan pada alasan pertama bahwa jika perkara diputus, pihak yang kalah

seringkali mengajukan upaya hukum, banding maupun kasasi, sehingga membuat

penyelesaian atas perkara yang bersangkutan dapat memakan waktu bertahun-tahun, dari

sejak pemeriksaan di Pengadilan tingkat pertama hingga pemeriksaan tingkat kasasi

Mahkamah Agung. Sebaliknya, jika perkara dapat diselesaikan dengan perdamaian, maka

para pihak dengan sendirinya dapat menerima hasil akhir karena merupakan hasil kerja

Page 18: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

4

mereka yang mencerminkan kehendak bersama para pihak. Selain logika seperti yang

telah diuraikan sebelumnya, literatur memang sering menyebutkan bahwa penggunaan

mediasi atau bentuk-bentuk penyelesaian yang termasuk ke dalam pengertian alternative

dispute resolution (ADR) merupakan proses penyelesaian sengketa yang lebih cepat dan

murah dibandingkan proses litigasi.

Ketiga, pemberlakuan mediasi diharapkan dapat memperluas akses bagi para pihak

untuk memperoleh rasa keadilan. Rasa keadilan tidak hanya dapat diperoleh melalui

proses litigasi, tetapi juga melalui proses musyawarah mufakat oleh para pihak. Dengan

diberlakukannya mediasi ke dalam sistem peradilan formal, masyarakat pencari keadilan

pada umumnya dan para pihak yang bersengketa pada khususnya dapat terlebih dahulu

mengupayakan penyelesaian atas sengketa mereka melalui pendekatan musyawarah

mufakat yang dibantu oleh seorang penengah yang disebut mediator. Meskipun jika pada

kenyataannya mereka telah menempuh proses musyawarah mufakat sebelum salah satu

pihak membawa sengketa ke Pengadilan, Mahkamah Agung tetap menganggap perlu

untuk mewajibkan para pihak menempuh upaya perdamaian yang dibantu oleh mediator,

tidak saja karena ketentuan hukum acara yang berlaku, yaitu HIR dan Rbg, mewajibkan

hakim untuk terlebih dahulu mendamaikan para pihak sebelum proses memutus dimulai,

tetapi juga karena pandangan, bahwa penyelesaian yang lebih baik dan memuaskan

adalah proses penyelesaian yang memberikan peluang bagi para pihak untuk bersama-

sama mencari dan menemukan hasil akhir.

Page 19: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

5

Keempat, institusionalisasi proses mediasi ke dalam sistem peradilan dapat

memperkuat dan memaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam penyelesaian

sengketa. Jika pada masa-masa lalu fungsi lembaga pengadilan yang lebih menonjol

adalah fungsi memutus, dengan diberlakukannya PERMA tentang Mediasi diharapkan

fungsi mendamaikan atau memediasi dapat berjalan seiring dan seimbang dengan fungsi

memutus. PERMA tentang Mediasi diharapkan dapat mendorong perubahan cara pandang

para pelaku dalam proses peradilan perdata, yaitu hakim dan advokat, bahwa lembaga

pengadilan tidak hanya memutus, tetapi juga mendamaikan.3

Semua sengketa perdata yang diajukan ke Pengadilan Tingkat Pertama wajib lebih

dahulu diupayakan melalui perdamaian dengan bantuan mediator.4 Demikian halnya

dengan penyelesaian sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Kelas IA Jambi.

Seharusnya semua perkara sengketa ekonomi syariah yang diajukan ke Pengadilan

Agama Kelas IA Jambi berhasil didamaikan melalui upaya mediasi, namun dalam

kenyataannya, sebagian besar perkara gagal mencapai kesepakatan bersama setelah

menempuh upaya mediasi. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan,

sebagian besar mediasi yang dilaksanakan di pengadilan tersebut, gagal. Berdasarkan

studi pendahuluan (pra riset) yang penulis lakukan dari 7 (tujuh) perkara sengketa

3http://pn-surakarta.go.id/webpnska/index.php/publikasi/mediasi/prosedur-mediasi, diakses tanggal 25

Juli 2018.

4 Pasal 4 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia menyebutkan bahwa semua perkara yang

diselesaikan melalui prosedur pengadilan niaga, pengadilan hubungan industrial, keberatan atas putusan Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen, dan keberatan atas putusan Komisi Pengawas Persainagn Usaha, semua

sengketa perdata yang diajukan ke Pengadilan Tingkat Pertama wajib lebih dahulu diupayakan melalui

perdamaian dengan bantuan mediator.

Page 20: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

6

ekonomi syariah yang masuk ke Pengadilan Agama Kelas IA Jambi, tidak ada satu pun

yang berhasil didamaikan melalui upaya mediasi di pengadilan.5

Rendahnya tingkat keberhasilan upaya mediasi dalam penyelesaian perkara

sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Kelas IA Jambi tersebut mengandung

permasalahan yang sangat penting untuk diteliti lebih lanjut. Permasalahan tersebut

penting untuk diteliti dengan alasan sebagai berikut. Pertama, Pengadilan Agama Kelas

IA Jambi mengadili perkara bagi mereka yang beragama Islam dengan menerapkan

hukum Islam. Baik kalangan akademisi maupun praktisi hukum Islam telah mengakui

bahwa substansi mediasi tersebut adalah berasal dan milik hukum Islam. Namun

kenyataannya masih jauh dari harapan. Kedua, jumlah perkara yang masuk ke Pengadilan

Agama (termasuk sengketa ekonomi syariah) dari tahun ke tahun cenderung meningkat.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang penyelesaian sengketa ekonomi

syariah melalui mediasi di Pengadilan Agama Kelas 1A Jambi.

B. Rumusan Masalah

Proses atau prosedur mediasi dapat mempengaruhi keberhasilan mediasi dalam

sengketa ekonomi syariah. Mediasi yang hanya formalitas tentu hasilnya bisa berbeda

dengan yang dilakukan secara efektif melalui berbagai strategi atau kiat yang diupayakan

oleh mediator melalui kepiawaiannya.

5Wawancara dengan Bapak Drs. Syahrial Anas, S.H. Wakil Ketua Pengadilan Agama Jambi, pada hari

Kamis tanggal 6 September 2018.

Page 21: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

7

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana proses penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui mediasi di

Pengadilan Agama Kelas IA Jambi?

2. Bagaimana efektivitas penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui mediasi di

Pengadilan Agama Kelas IA Jambi?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas dan agar tidak terjadi perluasan permasalahan,

maka dalam skripsi ini penulis hanya memfokuskan penyelesaian sengketa ekonomi

syariah akad pembiayaan al-musyarakah di pengadilan agama kelas IA Jambi.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana tersebut di atas, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan proses penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui mediasi di

Pengadilan Agama Kelas IA Jambi.

2. Menganalisis efektivitas penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui mediasi di

Pengadilan Agama Kelas IA Jambi.

Page 22: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

8

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian yang diperoleh diantaranya:

A. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan terkait

penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui mediasi di Pengadilan Agama;

B. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan rujukan yang penting

terkait penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui mediasi di Pengadilan Agama;

C. Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan sarjana strata 1 (S1) pada

Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

F. Kerangka Teori

1. Pengertian Mediasi

Secara etimologi (bahasa), mediasi berasal dari bahasa Latin mediare yang

berarti “berada di tengah” karena seorang yang melakukan mediasi (mediator) harus

berada di tengah orang yang bertikai.6 Dari segi terminologi (istilah) terdapat banyak

pendapat yang memberikan penekanan yang berbeda tentang mediasi. Meski banyak

yang memperdebatkan mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan mediasi,

namun setidaknya ada beberapa batasan atau definisi yang bisa dijadikan acuan. Salah

satu diantaranya adalah definisi yang diberikan oleh the National Alternative Dispute

Resolution Advisory Council yang mendefinisikan mediasi sebagai berikut:

6 Spencer, David. Michael Brogan dalam Muslih MZ, Mediasi: Pengantar Teori dan Praktek, http://wmc-

iainws.com/artikel/16-mediasi-pengantar-teori-dan-praktek

Page 23: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

9

Mediation is a process in which the parties to a dispute, with the assistance of a

dispute resolution practitioner (the mediator), identify the disputed issues, develop

options, consider alternatives and endeavour to reach an agreement. The mediator

has no advisory or determinative role in regard to the content of the dispute or the

outcome of its resolution, but may advise on or determine the process of mediation

whereby resolution is attempted. (Mediasi merupakan sebuah proses dimana pihak-

pihak yang bertikai, dengan bantuan dari seorang praktisi resolusi pertikaian

(mediator) mengidentifikasi isu-isu yang dipersengketakan, mengembangkan opsi-

opsi, mempertimbangkan alternatif-alternatif dan upaya untuk mencapai sebuah

kesepakatan. Dalam hal ini sang mediator tidak memiliki peran menentukan dalam

kaitannya dengan isi/materi persengketaan atau hasil dari resolusi persengketaan

tersebut, tetapi ia (mediator) dapat memberi saran atau menentukan sebuah proses

mediasi untuk mengupayakan sebuah resolusi/penyelesaian).7

Jadi, secara singkat bisa digambarkan bahwa mediasi merupakan suatu proses

penyelesaian pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai penyelesaian yang

memuaskan melalui pihak ketiga yang netral (mediator).

Keberhasilan mediasi bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti kualitas

mediator (training dan profesionalitas), usaha-usaha yang dilakukan oleh kedua pihak

yang sedang bertikai, serta kepercayaan dari kedua pihak terhadap proses mediasi,

kepercayaan terhadap mediator, kepercayaan terhadap masing-masing pihak. Seorang

7 Ibid.

Page 24: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

10

mediator yang baik dalam melakukan tugasnya akan merasa sangat senang untuk

membantu orang lain mengatasi masalah mereka sendiri, ia akan berindak netral

seperti seorang ayah yang penuh kasih, meningkatkan kualitas pengambilan

keputusan, mempunyai metode yang harmonis, mempunyai kemampuan dan sikap,

memiliki integritas dalam menjalankan proses mediasi serta dapat dipercaya dan

berorientasi pada pelayanan. Beberapa sikap dasar yang harus dimiliki oleh mediator

adalah: bersikap terbuka, mandiri, netral, percaya diri, menghormati orang lain,

seimbang, mempunyai komitmen, fleksibel, bisa memimpin proses mediasi dengan

baik, percaya pada orang lain dan bisa dipecaya oleh orang lain serta berorientasi pada

pelayanan. Dengan kata lain, ketika membantu menyelesaikan konflik, seorang

mediator/penengah harus:

1) Fokus pada persoalan, bukan terhadap kesalahan orang lain.

2) Mengerti dan menghormati terhadap setiap perbedaan pandangan.

3) Memiliki keinginan berbagi dan merasakan.

4) Bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.

2. Model-Model Mediasi8

Ada beberapa model mediasi yang perlu diperhatikan oleh pelajar dan praktisi

mediasi. Lawrence Boulle, professor of law dan associate director of the Dispute

Resolution Center, Bond University mengemukakan bahwa model-model ini

didasarkan pada model klasik tetapi berbeda dalam hal tujuan yang hendak dicapai

8 Ibid.

Page 25: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

11

dan cara sang mediator melihat posisi dan peran mereka. Boulle menyebutkan ada

empat model mediasi, yaitu: settlement mediation, facilitative mediation,

transformative mediation, dan evaluative mediation.

Settlement mediation yang juga dikenal sebagai mediasi kompromi merupakan

mediasi yang tujuan utamanya adalah untuk mendorong terwujudnya kompromi dari

tuntutan kedua belah pihak yang sedang bertikai. Dalam mediasi model ini tipe

mediator yang dikehendaki adalah yang berstatus tinggi sekalipun tidak terlalu ahli di

dalam proses dan teknik-teknik mediasi. Adapun peran yang bisa dimainkan oleh

mediator adalah menentukan “bottom lines” dari disputants dan secara persuasif

mendorong disputants untuk sama-sama menurunkan posisi mereka ke titik

kompromi.

Facilitative mediation yang juga disebut sebagai mediasi yang berbasis

kepentingan (interest-based) dan problem solving merupakan mediasi yang bertujuan

untuk menghindarkan disputants dari posisi mereka dan menegosasikan kebutuhan

dan kepentingan para disputants dari pada hak-hak legal mereka secara kaku. Dalam

model ini sang mediator harus ahli dalam proses dan harus menguasi teknik-teknik

mediasi, meskipun penguasaan terhadap materi tentang hal-hal yang dipersengketakan

tidak terlalu penting. Dalam hal ini sang mediator harus dapat memimpin proses

mediasi dan mengupayakan dialog yang konstruktif di antara disputants, serta

meningkatkan upaya-upaya negosiasi dan mengupayakan kesepakatan.

Page 26: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

12

Transformative mediation yang juga dikenal sebagai mediasi terapi dan

rekonsiliasi, merupakan mediasi yang menekankan untuk mencari penyebab yang

mendasari munculnya permasalahan di antara disputants, dengan pertimbagan untuk

meningkatkan hubungan di antara mereka melalui pengakuan dan pemberdayaan

sebagai dasar dari resolusi (jalan keluar) dari pertikaian yang ada. Dalam model ini

sang mediator harus dapat menggunakan terapi dan teknik professional sebelum dan

selama proses mediasi serta mengangkat isu relasi/hubungan melalui pemberdayaan

dan pengakuan.

Sedangkan evaluative mediation yang juga dikenal sebagai mediasi normatif

merupakan model mediasi yang bertujuan untuk mencari kesepakatan berdasarkan

pada hak-hak legal dari para disputans dalam wilayah yang diantisipasi oleh

pengadilan. Dalam hal ini sang mediator haruslah seorang yang ahli dan menguasai

bidang-bidang yang dipersengketakan meskipun tidak ahli dalam teknik-teknik

mediasi. Peran yang bisa dijalankan oleh mediator dalam hal ini ialah memberikan

informasi dan saran serta persuasi kepada para disputans, dan memberikan prediksi

tentang hasil-hasil yang akan didapatkan.9

3. Prinsip-Prinsip Mediasi10

Dalam mediasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pelajar dan

praktisi, yakni hal-hal yang dasar filosofis diadakannya mediasi. Ruth Charlton,

9 Ibid.

10 Ibid.

Page 27: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

13

sebagaimana dikutip oleh David Spencer dan Michael Brogan11

menyebutnya sebagai

“the five basic philosophies of mediation”, yakni: confidentiality, voluntariness,

empowerment, neutrality, a unique solution.

Prinsip pertama dari mediasi, sebagaimana dikemukakan oleh Charlton, adalah

confidentiality (kerahasiaan), yaitu bahwasannya segala sesuatu yang terjadi di dalam

pertemuan yang diselenggarakan oleh mediator dan disputants (pihak-pihak yang

bertikai) bersifat rahasia dan tidak boleh disiarkan kepada publik atau pers oleh

masing-masing pihak. Demikian juga sang mediator harus menjaga kerahasiaan dari

isi mediasi tersebut serta sebaiknya menghancurkan semua catatannya di akhir sesi

mediasi yang ia lakukan. Mediator juga tidak bisa dipanggil sebagai saksi dalam kasus

yang dilakukan penyelesaiannya di dalam mediasi yang ia prakarsai apabila kasus

tersebut dibawa ke forum yang lain, seperti pengadilan. Masing-masing pihak yang

bertikai (disputants) disarankan untuk saling menghormati kerahasiaan tiap-tiap isu

dan kepentingan dari masing-masing pihak. Jaminan kerahasiaan ini harus diberikan

supaya masing-masing pihak dapat mengungkapkan masalah dan kebutuhannya

secara langsung dan terbuka.

Prinsip kedua, voluntariness (kesukarelaan). Yakni masing-masing pihak yang

bertikai (disputants) datang ke mediasi atas kemauan diri sendiri secara suka rela dan

tidak ada paksaan dari pihak luar. Prinsip kesukarelaan ini dibangun atas dasar bahwa

11

Ibid.

Page 28: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

14

orang akan mau bekerja sama untuk menemukan jalan keluar dari persengketaan

mereka bila mereka datang ke tempat perundingan atas pilihan mereka sendiri.

Prinsip ketiga, empowerment (pemberdayaan). Hal ini didasarkan pada asumsi

bahwa orang yang mau datang ke mediasi sebenarnya mempunyai kemampuan untuk

menegosiasikan masalah mereka sendiri dan dapat mencapai kesepakatan yang

mereka inginkan. Kemampuan mereka dalam hal ini harus diakui dan dihargai, oleh

karena itu setiap solusi atau jalan penyelesaian sebaiknya tidak dipaksakan dari luar

tetapi harus muncul dari pemberdayaan terhadap masing-masing pihak (disputants)

karena hal itu akan lebih memungkin bagi keduanya untuk menerimanya.

Prinsip keempat, neutrality (netralitas). Di dalam mediasi peran seorang

meditor hanyalah memfasilitasi prosesnya saja dan isinya tetap menjadi milik

disputans (pihak yang bertikai), sedangkan mediator hanya mengontrol proses. Di

dalam mediasi seorang mediator tidak bertindak layaknya seorang hakim atau juri

yang memutuskan salah benarnya salah satu pihak atau mendukung pendapat dari

salah satunya, atau memaksakan pendapat dan jalan keluar/penyelesaian kepada kedua

belah pihak.

Prinsip kelima, a uniqe solution (solusi yang unik). Bahwasanya solusi yang

dihasilkan dari proses mediasi tidak harus sesuai dengan standar legal, tetapi

dihasilkan dari proses kreatifitas dan oleh karenanya hasilnya mungkin akan lebih

Page 29: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

15

banyak. Hal ini berkaitan erat dengan konsep pemberdayaan terhadap masing-masing

pihak.

4. Tahap-Tahap Mediasi12

Dalam melakukan mediasi ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan,

yaitu:

Tahap I: Setuju untuk menengahi (Agree to mediate)

Pada tahap ini persiapan yang harus dilakukan oleh seorang mediator adalah:

1) Meraih dan menemukan kesadaran diri melalui pikiran, perasaan, dan harapan.

2) Menentukan waktu yang tepat untuk membahas konflik dari pihak-pihak yang

bertikai.

3) Menciptakan suasana yang positif bagi kedua belah pihak yang sedang bertikai.

Tahap II: Menghimpun sudut pandang (Gather points of view)

Pada tahap ini persiapan yang bisa yang harus dilakukan oleh mediator adalah:

1) Melakukan penuturan cerita (story-telling), dan membiarkan pihak-pihak yang

sedang bertikai untuk menuturkan cerita mereka tanpa diinterupsi.

2) Menggunakan keterampilan berkomunikasi secara efektif.

Tahap III: Memusatkan perhatian pada kebutuhan (Focus on interest)

Pada tahap ini persiapan yang bisa dilakukan oleh mediator adalah: Menggali lebih dalam

mengenai kebutuhan (interest) dari masing-masing pihak yang sedang bertikai dengan

12

Ibid.

Page 30: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

16

mengajak mereka berdialog untuk menggali pokok permasalahan dan kebutuhan mereka.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara:

1) Melihat apa yang ada di bawah batas posisi dan kebutuhan masing-masing pihak yang

bertikai, dan setelah itu meditor mengklarifikasi pokok permasalahan tersebut,

sehingga mediator dapat memahami situasinya dengan baik.

2) Merangkum dengan baik permasalahan maupun kebutuhan dari masing-masing pihak

yang sedang bertikai.

Tahap IV: Menciptakan pilihan terbaik (Create win-win options)

Pada tahap ini mediator membantu pihak-pihak yang bertikai untuk mencarikan solusi

bagi permasalahan mereka dengan cara memberikan beberapa ide/gagasan (brainstorm

solutions). Untuk mencapai hal tersebut mediator harus:

1) Sebisa mungkin mendapatkan ide-ide untuk solusi menang/menang.

2) Bersikap kreatif dan jangan menyalahkan ide-ide yang disampaikan oleh masing-

masaing pihak yang bertikai selama proses penyampaian ide.

3) Melakukan evaluasi terhadap solusi yang ditawarkan oleh masing-masing pihak yang

bertikai untuk dipelajari lebih lanjut sehingga akan ditemukan solusi mana yang

paling tepat untuk penyelesaian suatu konflik. Jika tidak ada solusi yang didapat maka

mediator harus mengulangi lagi proses penyelesaian konflik dan mempelajari kembali

langkah-langkah dari awal.

Page 31: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

17

4) Memilih solusi yang disetujui oleh para pihak yang sedang berkonflik. Jika tidak ada

solusi yang disepakati maka mediator harus meneruskan brainstorming, atau

mengulangi langkah-langkah penyelesaian dari awal (hal ini bisa mungkin terjadi

karena mediator belum sampai ke permasalahan yang sebenarnya).

Tahap V: Mengevaluasi pilihan (Evaluate options)

Jika opsi telah ditemukan, maka mediator harus memeriksa kembali opsi tersebut untuk

memastikan bahwa konflik tersebut benar-benar telah diselesaikan atau ditemukan

penyelesaiannya.

Tahap VI: Menciptakan kesepakatan (Create an agreement)

Pada tahap ini mediator harus mampu merumuskan solusi/resolusi dari suatu konflik

dalam rumusan yang jelas dengan cara:

1) Membuat solusi dalam rumusan yang sejelas mungkin (mengenai siapa, apa, kapan,

dan bagaimana).

2) Membicarakan kondisi “Bagaimana jika”. Mediator bisa meminta pihak-pihak yang

bertikai untuk mengatakan apa yang akan mereka lakukan jika mereka tidak dapat

memenuhi kesepakatan yang mereka buat tersebut.

3) Mengakui keberhasilan pihak-pihak yang bertikai dalam mencapai kesepakatan.

Mediator harus mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang bertikai atas

kesediaan mereka bekerja sama melakukan semuanya.

5. Teknik Mediasi

Page 32: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

18

Dalam kaitannya dengan teknik mediasi ada beberapa hal yang perlu mendapat

perhatian dari seorang mediator agar proses mediasi dapat berjalan lancar dan

memperoleh hasil yang maksimal. Beberapa hal tersebut di antaranya adalah bahwa

seorang mediator perlu untuk bersikap “SOLER” dalam melakukan praktek mediasi.

Yang dimaksud dengan ungkapan “SOLER” di sini adalah:

S (squarely). Seorang mediator ketika sedang duduk dan berbicara dengan pihak

yang bertikai (disputans), janganlah sambil berdiri, tetapi sebaiknya tetaplah dalam

posisi duduk agar bisa berhadapan langsung dengan pihak yang berkonflik ketika

mereka sedang berbicara.

O (open stance). Agar selalu terlihat memperhatikan kepada pihak yang bertikai

(disputants) dan tidak menunjukkan sikap acuh, sebaiknya mediator jangan pernah

menyilangkan tangannya di dada, tetapi lebih baik tangan tetap di bawah.

L (lean forward). Ketika sedang bicara dengan pihak yang bertikai (disputants),

mediator sebaiknya sedikit membungkukkan badannya ke arah pembicara agar terlihat

bahwa mediator memberikan perhatian penuh.

E (eye contact). Dalam melakukan tugasnya mediator harus melakukan kontak

mata dengan pihak yang bertikai (disputants). Hal ini penting sebagai bagian dari

bahasa tubuh, sebagai tanda bahwa mediator memperhatikan pembicaraan mereka.

Page 33: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

19

R (relax). Mediator harus senantiasa bersikap rileks dan santai serta tidak perlu

tegang sehingga akan memudahkan komunikasi dengan pihak-pihak yang bertikai.13

6. Para Pihak Dalam Mediasi

Telah dipaparkanmengenai pengertian dari mediasi di atas, dari pengertian-pengertian

yang dipaparkan tersebut maka dapat kita tarik suatu kesimpulan mengenai para pihak

yang terlibat dalam proses mediasi yaitu.14

a. Para Pihak Yang Bersengketa

Yang dimaksud dengan para pihak yang bersengketayaitu orang-orang atau

organisasi atau perusahaan bahkan dapat berupa suatu Negara yang mempunyai

masalah atau sengketa antara satu pihak yang tertentangan dengan pihak lain

b. Mediator

Dari uraian mengenai pengertian mediasi dapat juga disimpulkan mengenai

mediator dalam usaha penyelesaian sengketa di luar pengadilan, Mediator adalah

pihak ketiga netral yang dipercayakan oleh para pihak yangyang bersengketa

untuk membantumenyelesaikan sengketanya.

7. Macam-macam Mediator

Jika kita ikuti ketentuan dalam pasal 6 ayat 4 Undang-undan No 30 Tahun 1999, dapat

kita katakana bahwa undang-undang membedakan mediator kedalam atau menjadi

dua, yaitu:15

13

Ibid. 14

Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis, Alternatif Penyelesaian Sengketa, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2002, Hlm. 90

Page 34: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

20

a. Mediator yang ditujuk oleh para pihak secara bersama (pasal 6 ayat 3 Undang-

undang No.30 Tahun 1999).

b. Mediator yang ditunjukkan oleh lembaga arbitrase atau lembaga alternative

penyelesaian sengketa yang ditunjukkan oleh para pihak (pasl 6 ayat 4 Undang-

ndang No. 30 Tahun 1999).

Sedangkan Moore membedakan mediator menjadi tiga golongan yaitu:16

a. Social Network Mediators

Social network mediator yaitu mediator berperan dalam sebuah sengketa atas

dasar adanya hubungan sosial antara meditor dan para pihak yang bersengketa,

misalnya bila terjadi sengketa antara teman kerja dan teman usaha, mediator yang

bala dari tokoh agama termasuk dalam golongan ini

b. Authoritative Mediators

Authoritative Mediators yaitu mereka-mereka yang berusaha membantu pihak-

pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan dan memiliki

posisi yang kuat sehingga mereka memiliki potensi atau kapasitas untuk

mempengaruhi hasil akhirdari sebuah proses mediasi

c. Independent

Independent yaitu mediator dapat menjaga jarak antar pihak maupun terhadap

persoalan yang tengah dihadapi, dan tipe yang seperti ini sering di ketemukan

15

Ibid 16

Suyud Margono, ADR (Alternatif Dispute Resolution and Arbitrase) Proses Palembagaan dan Aspek

Hukum. Ghalia Indonesia: Jakarta, 2000. Hlm 61-62

Page 35: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

21

ditengah masyarakat. Budaya yang mengembangkan tradisi kemandirian akan

menghasilkan mediator-mediator yang professional, model mediasi yang seperti

ini mulai dipraktekkan dan berkembang di amerika utara. Dan satu hal ini dapat

kita lihat dari lahir dan berkembangnya para mediator seperti halnya profesi

pengacara, dokter, akuntan dan lain sebagainya.

8. Peran dan Fungsi Mediator

Dalam pembahasan mengenai peran dan fungsi dari mediator kita dapatmengutip

pendaat dari seorang pakar. Peran mediator dapat dibedakan sebagai sebuah garis

rentang dari sisi peran yang terlemah adalah apabila mediator hanya melaksanakan

peran sebagai berikut:

9. Mediasi di Pengadilan

a. Dasar Hukum Mediasi

HIR pasal 130 dan Rbg pasal 154 telah mengatur lembaga perdamaian.

Hakim wajib terlebih dahulu mendamaikan para pihak yang berperkara sebelum

perkaranya diperiksa. HIR pasal 130 dan Rbg pasal 154 tidak memberikan aturan

secara rinci mengenai prosedur perdamaian tersebut, sehingga hakim pemeriksa

perkara hanya memberikan saran, ruang dan kesempatan kepada para pihak untuk

berdamai, misalnya dengan menunda persidangan selama satu minggu untuk

memberikan kesempatan kepada para pihak untuk menempuh perdamaian. Dengan

Page 36: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

22

tidak adanya petunjuk pelaksanaan yang jelas dari proses perdamaian maka

menimbulkan rendahnya tingkat keberhasilan yang dicapai.

Kekosongan hukum dalam prosedur perdamaian sebagaimana diatur HIR

pasal 130 dan Rbg pasal 154, diantisipasi dengan dikeluarkan SEMA No. 1 Tahun

2002 tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat Pertama Menerapakan Lembaga

Damai (eks pasal 130 HIR/154 Rbg). Ternyata SEMA No. 1 Tahun 2002 tidak

mampu memberikan solusi yang memuaskan, karena secara substansial hanya

berisi himbauan atau petunjuk saja. Oleh karena itu, kemudian Mahkamah Agung

mengeluarkan PERMA No. 02 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan. Peraturan Mahkamah Agung ini pun dinilai tidak efektif, maka

kemudian di keluarkan PERMA No. 01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan.17

. Menurut peraturan Mahkamah Agung tersebut, setelah dilakukan

evaluasi terhadap pelaksanaan prosedur mediasi di Pengadilan berdasarkan

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 2 Tahun 2003 ternyata

ditemukan beberapa permasalahan yang bersumber dari peraturan Mahkamah

Agung tersebut, sehingga Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 2

Tahun 2003 direvisi dengan maksud untuk lebih mendayagunakan mediasi yang

terkait dengan proses berperkara di Pengadilan. Oleh karena Peraturan Mahkamah

Agung No. 2 Tahun 2003 diubah menjadi Peraturan Mahkamah Agung No. 1

Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.

17

D.Y. Witanto, op. cit. hlm. 52 – 56.

Page 37: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

23

b. Prosedur Mediasi

1) Setelah perkara dinomori, dan telah ditunjuk majelis hakim oleh ketua,

kemudian majelis hakim membuat penetapan untuk mediator supaya

dilaksanakan mediasi.

2) Setelah pihak-pihak hadir, majelis menyerahkan penetapan mediasi kepada

mediator berikut pihak-pihak yang berperkara tersebut.

3) Selanjutnya mediator menyarankan kepada pihak-pihak yang berperkara

supaya perkara ini diakhiri dengan jalan damai dengan berusaha mengurangi

kerugian masing-masing pihak yang berperkara.

4) Mediator bertugas selama 21 hari kalender, berhasil perdamaian atau tidak

pada hari ke 22 harus menyerahkan kembali kepada majelis yang memberikan

penetapan.

c. Mediator

Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses

perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa

menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.18

Ciri-ciri penting dari mediator adalah :

1) Netral

2) Membantu para pihak

3) Tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.

18

Pasal 1 butir 6 Perma No. 1 Tahun 2008

Page 38: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

24

Jadi, peran mediator hanyalah membantu para pihak dengan cara tidak

memutus atau memaksakan pandangan atau penilaiannya atas masalah-masalah

selama proses mediasi berlangsung kepada para pihak.

d. Tugas-tugas Mediator

1) Mediator wajib mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi kepada para

pihakuntuk dibahas dan disepakati.

2) Mediator wajib mendorong para pihak untuk secara langsung berperan dalam

proses mediasi.

3) Apabila dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus atau pertemuan

terpisah selama proses mediasi berlangsung.

4) Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali

kepentingan mereka dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik

bagi para pihak.19

e. Daftar Mediator

Demi kenyamanan para pihak dalam menempuh proses mediasi, mereka

berhak untuk memilih mediator yang akan membantu menyelesaikan sengketa.

1) Untuk memudahkan para pihak memilih mediator, Ketua Pengadilan

menyediakan daftar mediator yang sekurang-kurangnya memuat 5 (lima) nama

dan disertai dengan latar belakang pendidikan atau pengalaman dari para

mediator.

19

Pasal 15 Perma No. 1 Tahun 2008

Page 39: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

25

2) Ketua Pengadilan menempatkan nama-nama hakim yang telah memiliki

sertifikat dalam daftar mediator.

3) Jika dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan tidak ada hakim dan bukan

hakim yang bersertifikat, semua hakim pada pengadilanyang bersangkutan

dapat ditempatkan dalam daftar mediator.

4) Kalangan bukan hakim yang bersertifikat dapat mengajukan permohonan

kepada ketua pengadilan agar namanya ditempatkan dalam daftar mediator

pada pengadilan yang bersangkutan

5) Setelah memeriksa dan memastikan keabsahan sertifikat, Ketua Pengadilan

menempatkan nama pemohon dalam daftar mediator.

6) Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbarui daftar mediator.

7) Ketua Pengadilan berwenang mengeluarkan nama mediator dari daftar

mediator berdasarkan alasan-alasan objektif, antara lain karena mutasi tugas,

berhalangan tetap, ketidakaktifan setelah penugasan dan pelanggaran atas

pedoman perilaku.

f. Honorarium Mediator

1) Penggunaan jasa mediator hakim tidak dipungut biaya.

2) Uang jasa mediator bukan Hakim ditanggung bersama oleh para pihak

berdasarkan kesepakatan para pihak.

g. Beberapa Poin Mediasi/Perdamaian

Page 40: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

26

1) Dalam setiap perkara perdata, apabila kedua belah pihak hadir di persidangan,

hakim wajib mendamaikan kedua belah pihak. Usaha mendamaikan kedua

belah pihak yang berperkara tidak terbatas pada hari sidang pertama saja,

melainkan dapat dilakukan dalam sidang sidang berikutnya meskipun taraf

pemeriksaan lebih lanjut (Pasal 130 HIR/Pasal 154 RBg).

2) Jika usaha perdamaian berhasil, maka dibuat akta perdamaian, yang harus

dibacakan terlebih dahulu oleh hakim dihadapan para pihak sebelum hakim

menjatuhkan putusan yang menghukum kedua belah pihak untuk mentaati isi

perdamaian tersebut. 3. Akta/ putusan perdamaian mempunyai kekuatan yang

sama dengan putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap dan apabila tidak

dilaksanakan, eksekusi dapat dimintakan kepada Ketua Pengadilan yang

bersangkutan.

3) Akta/ putusan perdamaian tidak dapat dilakukan upaya hukum banding, kasasi

dan peninjauan kembali.

4) Jika usaha perdamaian tidak berhasil, hal tersebut harus dicatat dalam berita

acara persidangan, selanjutnya pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan

membacakan surat gugatan dalam bahasa yang dimengerti oleh para pihak, jika

perlu dengan menggunakan penterjemah (Pasal 131 HIR/Pasal 155 RBg).

Page 41: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

27

5) Khusus untuk gugatan perceraian, Hakim wajib mendamaikan kedua belah

pihak yang bersengketa, yang sedapat mungkin dihadiri sendiri oleh suami-istri

tersebut.

6) Apabila usaha perdamaian berhasil, maka gugatan penceraian tersebut harus

dicabut, apabila usaha perdamaian gagal maka gugatan perceraian diperiksa

dalam sidang yang tertutup untuk umum.

7) Dalam mengupayakan perdamaian digunakan PERMA Nomor 1 Tahun 2008

tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan yang mewajibkan agar semua perkara

yang diajukan ke pengadilan tingkat pertama wajib untuk diselesaikan melalui

perdamaian dengan bantuan mediator (Pasal 2 ayat (3) PERMA).

10. Mediasi dalam Perspektif Hukum Islam

Mediasi dalam ajaran Islam dikenal dengan istilah islah. Dalam termonologi

Islam secara umum, ishlah dapat diartikan suatuaktifitas yang ingin membawa

perubahan dari keadaan buruk menjadi keadaan baik. Sementara menurut ulama fikih,

kata ishlah diartikan sebagai perdamaian, yakni suatu perjanijian yang ditetapkan

untuk menghilangkan persengketaan diantara manusia yang bertikai, baik individu

maupun kelompok.20

Pada dasarnya, peraktih ishlah sudah dilakukan pada masa Rasulullah SAW

dengan berbagai bentuk, baik untuk mendamaikan suami istri yang sedang bertengkar,

20

Abu Muhammad Mahmud Ibn Ahmad al-Aynayni, al-Bidayah fi Syarh al-hidayah, (Beirut: Dar al-

Fikr, t.t), Jilid 9, hlm. 3

Page 42: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

28

maupun penyelesaian perselisihan antara umat Islam dengan kaum kafir dan antara

satu pihak dengan pihak yang lain. Ishlah menjadi metode untuk mendamaikan

dengan kerelaan masing-masing pihak yang sedang berselisih tanpa melalui proses

peradilan di hadapan hakim. Tujuannya agar para pihak ang berselisih dapat

menemukan jalan keluar atas konflik yang terjadi dengan dasar kerelaan semua pihak.

Ishlah merupakan ajaran Islam yang bermakna lebih menonjolkan metode

penyelesaian perselisihan atau konflik secara damai dengan mengenyampingkan

perbedaan-perbedaab yang menjadi akar perselisihan. Intinya bahwa pihak yang

berselisih diperintahkan untuk mengikhlaskan kesalahan masing-masing dan saling

memaafkan. Dalam perkembangannya, penggunaan istilah ini dipakai secara luas di

kalangan masyarakat Islam, baik untuk menyelesaikan snegketa atau perselesihan,

berupa perceraian, kasus-kasus bisnis, ekonomi dan lain-lain.21

dalam Al-Qur‟an, kata ishlah tercantum dalam beberapa ayat, yaitu:

1. Ishlah antar sesama muslim yang bertikai dan antara pemberontak (muslim) dan

pemerintah (muslim) yang adil.

(QS. Al-Hujarat ayat 9-10)

Referensi: https://tafsirweb.com/9779-surat-al-hujurat-ayat-9.html

2. Ishlah antara suami-istri yang di ambang perceraian dengan mengutus al-hakam

(juru runding) dari kedua belah pihak. (QS. Al-Nisa ayat 35)

21

Loc.cit.

Page 43: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

29

3. Ishlah memiliki nilai yang sangat luhur dalam pandangan Allah, yaitu pelakunya

memperoleh pahala yang besar (QS. Al-Nisa ayat 114)

4. Ishlah itu baik, terutama ishlah dalam sengketa rumah tangga (QS. Al-Nisa ayat

128)

Merujuk pada surah al-Nisa ayat 128 dan al-Hujarat ayat 9, Islam mengajarkan agar

pihak-pihak yang bersengketa melakukan perdamaian. Perdamaian dilakukan dengan

car musyawarah dan negosiasi oleh pihak-pihak yang bersengketa (langsung atau

tidak langsung) untuk menyelesaikan perselisihan di antara mereka.22

F. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan hasil penelusuran bahan-bahan kepustakaan, penulis menemukan

beberapa karya ilmiah yang membahas tentang mediasi. Beberapa diantaranya dapat

penulis kemukakan sebagai berikut.

Annisa Syarifah, meneliti tentang mediasi dengan judul Efektivitas Mediasi Dalam

Perkara Perceraian Di Pengadilan Agama Bangko.23

Persamaannya dengan penelitian ini

adalah sama-sama meneliti mediasi. Perbedaan dengan penelitian ini adalah lokasi

penelitian dan obyek sengketa perkara yang diteliti, Annisa Syarifah meneliti mediasi

dalam perkara perceraian, sementara penelitian ini meneliti mediasi dalam penyelesaian

sengketa ekonomi syariah. Disamping itu, ada beberapa karya ilmiah berupa buku yang

sebagian merupakan hasil penelitian yang dibukukan, di antaranya adalah sebagai berikut.

22

Mustika Dian, “Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian Di Pengadilan Agama

Jambi” Jurnal Al Risalah Vol.15, No 2, Desember 2015 23

Annisa Syarifah, Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian Di Pengadilan Agama Bangko,

Skripsi Fakultas Syariah UIN STS Jambi, 2017 tidak diterbitkan.

Page 44: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

30

D. Y. Witanto berjudul Hukum Acara Mediasi: Dalam Perkara Perdata di

Lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Agama Menurut PERMA No. 1 Tahun 2008

tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Tulisan tersebut ditulis berdasarkan hasil

penelitian dan pengalaman serta kebutuhan sebagai seorang hakim yang sering kali

ditunjuk sebagai mediator.24

Karya D. Y. Witanto ini membahas tentang mediasi sebagai

alternatif penyelesaian sengketa; ruang lingkup peraturan Mahkamah Agung tentang

mediasi; peran dan fungsi mediator; proses mediasi; dan eksekusi akta perdamaian.

Dibandingkan dengan karya Jimmy Joses Sembiring di atas, karya D.Y. Witanto

lebih spesifik, yakni lebih fokus pada mediasi khususnya di pengadilan dalam perkara

perdata di lingkungan peradilan umum dan peradilan agama. Hal yang membedakan

dengan penelitian ini, karya Witanto mengkaji mediasi di pengadilan secara umum,

penelitian ini mengkaji mediasi di peradilan agama dengan fokus pada penyelesaian

sengketa ekonomi syariah melalui mediasi di Pengadilan Agama Kelas IA Jambi.

Edi As‟Adi melakukan kajian tentang Hukum Acara Perdata dalam Perspektif

Mediasi di Indonesia. Hasil kajian Edi As‟Adi menyimpulkan bahwa pada dasarnya setiap

permasalahan perdata, atau konflik perdata atau sengketa perdata dapat diselesaikan

melalui dua cara yaitu mediasi dan pemeriksaan perkara di persidangan pengadilan oleh

majelis hakim. Jika konflik perdata dapat diselesaikan secara mediasi atau perdamaian

akan dapat diperoleh beberapa keuntungan diantaranya yaitu masih terjalinnya hubungan

24

D.Y. Witanto, Hukum Acara Mediasi: Dalam Perkara Perdata di Lingkungan Peradilan Umum dan

Peradilan Agama Menurut PERMA No. 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, Alfabeta,

Bandung, 2011. Hlm. Viii.

Page 45: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

31

baik antara kedua pihak, dan kedua belah pihak memiliki hak keadilan yang seimbang,

tidak ada yang kalah atau menang. Mediasi sebagai lembaga penyelesaian konflik perdata

sangat sesuai dengan konsep-konsep negara hukum, konsep negara kesejahteraan, dan

konsep negara hukum Pancasila di Indonesia.25

Karya Edi As‟Adi mengkaji mediasi

dalam sengketa perdata khsususnya dalam bidang lingkungan hidup di lingkungan

peradilan umum, sedangkan penelitian ini mengkaji penyelesaian sengketa ekonomi

syariah melalui mediasi di Pengadilan Agama Kelas IA Jambi

I Made Sukadana mengkaji tentang Mediasi Peradilan: Mediasi dalam Sistem

Peradilan Perdata Indonesia dalam Rangka Mewujudkan Proses Peradilan yang

Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan. Penelitian ini membahas permasalahan apakah yang

menjadi esensi mediasi dalam penyyelesaian sengketa perdata melalui lembaga peradilan?

Bagaimanakah integrasi mediasi dalam penyeleasian sengketa perdata yang diajukan ke

lembaga peradilan? Jenis penelitian tersebut adalah penelitian hukum normatif, dengan

pendekatan perundang-undangan, konseptual, sejarah hukum, perbandingan hukum,

dengan menggunakan penalaran deduktif. Hasil penelitian menyimpulkan, pertama,

esensi mediasi dalam penyelesaian sengketa perdata yang terintegrasikan ke acara

peradilan adalah “keadilan”, memenuhi keinginan kedua belah pihak, tidak ada yang

merasa dikalahkan apalagi direndahkan. Esensi mediasi sesuai dengan asas musyawarah

untuk mufakat yang merupakan cita hukum Indonesia untuk menuju harmonisasi sosial.

25

Edi As‟Adi, Hukum Acara Perdata dalam Perspektif Mediasi di Indonesia, Ghaha Ilmu, Yogyakarta,

2012. Hlm. 187.

Page 46: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

32

Kedua, mediasi memiliki keunggulan spesifik yaitu mampu menghasilkan putusan tanpa

menyisakan masalah, bersifat final dan mengikat, bertitel eksekutorial, mewujudkan

proses peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan, sehingga akan mengurangi

derasnya laju perkara ke pengadilan khususnya ke Mahkamah Agung.26

Perbedaan

dengan penelitian ini antara lain pada permasalahan penelitian yang dikaji mediasi di

pengadilan secara umum, sedangkan penelitian ini fokus pada penyelesaian sengketa

ekonomi syariah melalui mediasi di Pengadilan Agama Kelas IA Jambi.

Dian Mustika yang berjudul Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara

Perceraian di Pengadilan Agama Jambi. Penelitian ini membahas tentang bagaimana

pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Jambi? Bagaimana mediasi menyelesaikan

perkara perceraian di Pengadilan Agama Jambi?. Hasil penelitian menyimpulkan,

pertama, Implementasi mediasi dinilai belum efiktif dalam menyelesaikan perkara

perceraian di Pengadilan Agama Jambi. Kedua, rendahnya tingkat keberhasilan mediasi di

Pengadilan Agama Jambi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : factor perkara,

ketidakhadiran para pihak dalam persidangan, sehingga sebagaian besar perkara diperiksa

dan diputus secara verstek, kurangnya kemampuan mediator dalam memediasi perkara.

Perbedaan dengan penelitian ini antara lain pada permasalahan penelitian yang dikaji

mediasi di pengadilan agama jambi secara umum, sedangkan penelitian ini fokus pada

26

I Made Sukadana, Mediasi Peradilan: Mediasi dalam Sistem Peradilan Perdata Indonesia dalam

Rangka Mewujudkan Proses Peradilan yang Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan, Prestasi Pustaka, Jakarta,

2012, hlm. 224.

Page 47: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

33

penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui mediasi di Pengadilan Agama Kelas IA

Jambi.

Page 48: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

34

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pengadilan Agama Kelas IA Jambi, beralamat di Jl.

Jakarta, Kota Baru, Jambi. Yurisdiksi atau daerah kerja pengadilan ini meliputi seluruh

wilayah Kota Jambi.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui mediasi di Pengadilan

Agama Kelas IA Jambi ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Data yang

terkumpul dianalisis berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku. Mediasi di

pengadilan juga merupakan implementasi atau perwujudan hukum dalam masyarakat

secara empiris, oleh karena itu penelitian ini juga merupakan penelitian sosiologis.

Dengan demikian maka penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis-sosiologis.

C. Jenis dan Sumber Data

a) Jenis data

Secara umum jenis data dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu data primer

dan data sekunder.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dengan cara melakukan studi

lapangan, dengan cara melakukan observasi dan wawancara. Wawancara secara

Page 49: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

35

terstruktur dengan berpedoman kepada daftar pertanyaan yang telah disiapkan

yang berkaitan dengan masalah penelitian. Permasalahan yang diteliti berupa

data, fakta atau keterangan yang diperoleh secara langsung dilapangan mengenai

permasalahan yang diteliti.

2. Data Sekunder

Data Sekunder ialah data yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan

yakni melakukan serangkaian kegiatan membaca, mengutip, dan mencatat buku-buku,

menelaah perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.27

b) Sumber Data

1. Sumber Data Primer: adalah kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau

diwawancara, pencatatan sumber data utama melalui pengamatan atau observasi dan

wawancara merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan

bertanya yang dilakukan secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh

informasi yang diperlukan. Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui

wawancara dengan hakim, mediator dan para pihak yang berperkara di Pengadilan

Agama kelas 1A Jambi. Disamping itu, juga melalui observasi yakni proses jalannya

mediasi dalam penyelesaian sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama Kelas

1A Jambi. Mengingat penyelesaian sengketa ekonomi syariah tidak setiap hari ada,

27

Ishaq, Metode penelitian Hukum Dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi, (STAIN Kerinci Press, Kerinci, 2015), hal. 155-156

Page 50: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

36

jika ketiaka penelitian ini dilakukan ternyata tidak ada perkara sengketa ekonomi

syariah maka observasi sifat tentatif atau bisa berubah/bisa tidak digunakan.

2. Sumber Data Skunder: sebagai pelengkap atau pendukung data primer. Data ini

bersumber dari literature yaitu peraturan perundang-undangan, dokumen

perkara/putusan pengadilan, dokumen mediasi, laporan bulanan di Pengadilan Agama

Jambi.

D. Instrumen Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengumpulan data dalam penelitian ini juga dilakukan dengan observasi, yakni

dengan mengamati proses jalannya mediasi di Pengadilan Agama Kelas IA Jambi dalam

penyelesaian sengketa ekonomi syariah. Mengingat proses yang diamati demikian

kompleks, observasi dilakukan dengan panduan observasi (check list) sehingga

memudahkan peneliti baik dalam melakukan observasi maupun menganalisis data.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan terwawancara.28

Instrument ini digunakan untuk

mendapatkan data mentah dari informasi,sehingga dapat ditemukan data baru yang tidak

terdapatkan dalam dokumen. Data mentah ini adalah data dalam penelitian ini yang

diperoleh oleh peneliti secara langsung dari informasi yang bermanfaat untuk menjawab

28

Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 186

Page 51: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

37

persoalan peneliti.29

Wawancara dilakukan dengan pihak yang mengajukan perkara,

mediator, dan hakim yang menangani perkara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cacatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada

masa yang lampau baik berupa gambaran maupun yang bersifat cacatan. Dalam sebuah

penelitian, semua dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan

perlu dicatat sebagai sumber informasi.30

Penelusuran data melalui studi dokumentasi

dimulai dari dokumen berupa dokumen mediasi, surat gugatan dan putusan pengadilan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian menjelaskan tentang alat-alat analisi, perspektif dan

model analisis. Kerangka teoritis yang dibangun harus dijadikan sebagai dasar untuk

model analisis.31

Bogdan dan Biklen menyatakan bahwa anlisi data kualitatif adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, dipelajari, dan memutuskan apa

yang dapat diceritakan kepada orang lain.32

Berdasarkan hal tersebut maka data-data yang

diperoleh dalam penelitian ini akan di analisis dengan mengunakan beberapa teknis

29

Fakultas Syarian UIN STS Jambi, Pedoman..,hlm. 34. 30

W. Gulo, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: PT. Gasindo, 2007), hlm. 123 31

Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Pedoman…, hlm. 51-52 32

Lexy J, Moleong, Metodeologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 248

Page 52: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

38

analisis yang dapat membantu dalam menguraikan data-data yang didapat dalam

penelitian, adapun analisis yang digunakan, yaitu :

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya apabila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan, seperti

computer, notebook, dan lain sebagainya,

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan

dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu,

apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang

dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki ola, justru itulah yang harus dijadikan

perhatian peneliti dalam melakukan reduksi dat

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan

kecerdasan, keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang

masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau

orang lain yang dipandang cukup menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui

Page 53: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

39

diskusi itu, wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data

yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.33

2. Display Data (Penyajian Data)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman, yang paling seringdigunakan

untuk menyajikan data dala penelitian kulitati adalah dengan teks yang bersifat

naratif.

Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

3. Penariakan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu

objek yang sebelumnya masih remang-remang atau bahkan gelap, sehingga setelah

diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,

maupun hipotesis atau teori.34

33

http://www.ssbelajar.net/2012/11/pengolahan-data-kualitatif.html 34

Ibid

Page 54: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

40

F. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan berisi mengenai garis besar skripsi ini, yang dimaksudkan

untuk mempermudah pemahaman tentang garis besar isi penelitian ini secara keseluruhan.

Skripsi ini terbagi dalam beberapa bab, yaitu :

BAB I : Bab ini membahas mengenai pendahuluan yang mencakup latar belakang,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, batasan masalah, serta tujuan pustaka.

BAB II : Bab ini membahas mengenai Metode Penelitoan yang didalam bab ini mencakup,

jenis dan sumber data, instrument pengumpulan data, teknik analisis data serta sistematika

penulisan.

BAB III : Bab ini membahas mengenai gambaran umum tempat penelitian yang

menjelaskn mengenai tempat dimana penulis akan melakukan penelitian.

BAB IV : Bab ini membahas mengenai pembahasan dan hasil dari penelitian yang

mencakup kontribusi Sengketa Ekonomi Syariah di Pengadilan Agama Kelas IA Jambi

BAB V : Bab ini adalaha bab penutup yang didalamnya berisi kesimpulan dari hasil

penelitian, saran dan ucapan terima kasih kepada pihak yang telat turut andil dalam

penyelesaian skripsi ini.

Page 55: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

41

BAB III

GAMBARAN UMUM

PENGADILAN AGAMA KOTA JAMBI

A. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Kota Jambi

Jauh sebelumnya Negara Republik Indonesia merdeka, Bahkan pulau Sumatera dan

kususnya wilayah Jambi masih dikuasai oleh penjajahan Bangsa Belanda yang

kemudian dilanjutkan dengan kekuasaan penjajah bangsa Jepang. Wilayah Jambi yang

kala itu, masih berbentuk kesultanan Jambi dan dipimpin oleh seorang Sulthan yang

bernama Sultan Thaha Syaifuddin, ternyata sudah ada Lembaga Peradilan Agama,

meskipun peran dan tugasnya masih terbatas pada bidang Agama Islam saja, yaitu

terkait dengan perkara Nikah, Talak, Rujuk dan lain-lain, terutama yang berhubungan

masalah agama. Semua untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut dilakukan

oleh seorang Qadi.

Seorang Qadi diangkat oleh Sulthan Thaha Saifuddin sebagai seorang Sultan yang

saat itu sedang berkuasa untuk wilayah Jambi. Setiap keputusan-keputusan Qadi tidak

dapat diganggu gugat, karena merupakan keputusan akhir. Sedangkan keputusan-

keputusan seorang Hakim Agama di WILAYAH-WILAYAH Marga (setingkat

Kelurahan/Desa) dapat dimintakan banding pada rapat para Qadi.

Menurut catatan sejarah, Qadi pertama yang diangkat oleh Sultahn Jambi Tahun

1874 M/1292 H; H.M. Thaib, Qadi kedua, H. Abdul Ghani tahun 1878-1888 M/1306

Page 56: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

42

H, Qadi ketiga, H.A. Daim tahun 1888-189 M, dan yang terakhir diangkat oleh Sultha

pada tahun 1893-1905 M/1323 H, adalah Qadi H. Nasaruddin. Namun pada tahun

1905 M/1323 H, H. Nasaruddin diberhentikan sebagai Qadi Daerah Jambi oleh

pemerintah Belanda. Kemudian masih dalam waktu yang bersamaaan, istilah jabatan

Qadi diganti menjadi Hafanghulu

Jabatan terhormat sebagai Hafanghulu itu oleh pemerintah Belanda dipercayakan

kepada H. Abd Shomad, yang sebelumnya pernah menjadi Qadi dan karena beliau

juga baru pulang dari tanah suci Mekkah. Akan tetapi, belum lagi menjabat sebagai

Hafanghulu, beliau meninggal dunia.

Sepeninggalannya H. Abd Shomad, terjadi perubahan kekuasaan pemerintahan

dari Kolonial Belanda beralih kekuasaan ditangan penjajahan Jepang. Meskipun

demikian, untuk orang-orang pribumi, untuk menduduki jabatan Hafanghulu masih

diberi kesempatan, antara lain Hafanghulu yang diangkat pada tahun 1943-1945

adalah K.H. Abd Majid bin Abd Hasan. Kemudian K.H. Abd Majid bin Abd Hasan

digantikan oleh H. Moh Ja‟far pada tahun 1945 dan bertugas sampai tahun 1957.

Pada tahun 1957 barulah nama Lembaga Pengadilan Agama/Mahkamah Syar‟iyah

dikenal oleh masyarakat Jambi, dengan Perangkat Hukum PP Nomor 45 tahun 1957,

tentang pembentukan Pengadilan Agama/Mahkamah Syar‟iyah di luar Jawa dan

Madura. Setelah itu keluar lagi Peraturan Menteri Agama RI Nomor 58 Tahun 1957

tanggal 13 November 1957, tentang pembentukan Pengadilan Agama/Mahkamah

Page 57: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

43

Syar‟iyah di Sumatera, dan di dalamnya termasuk terbentuknya Pengadilan

Agama/Mahkamah Syar‟iyah Jambi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1957 berdirinya Pengadilan

Agama Kelas IA Jambi pada tahun 1958. Ketua yang pertama kali adalah KH. A

Majid Goffar berdasarkan keputusan menteri agama nomor : /I/32/1622 tanggal 31

Agustus 1958, wakil ketua belum ada namun seiring dengan itu diangkat 4 orang

pegawai dengan surat keputusan menteri agama nomor : C/VI/5/1634 yaitu Ahmad

Abdullah sebagai panitera, Hasan Bafadhal sebagai panitera, Yahya Nawawi, dan

Muhammad Said sebagai tata usaha. Gedung yang ditempati ada waktu itu adalah

bekas kantor kodim di belakang kantor walikota lama jambi di depan rumah sakit

polisi jalan Raden Mattaher Kota Jambi, kemudian pernah menempati gedung di

samping kantor dapertemen Agama dan menempati gedung Pengadilan Agama Jambi

yang dibangun dengan biaya PELITA tahun anggaran 1977/1978 di jalan Ade Irma

Suryani di belakang Kantor Wilayah Depertemen Agama Jambidi Komplek

Telanaipura. Terakhir sejak tahun 1998 pindah di gedung Pengadilan Agama Jambi di

Kota Baru Jambi. Selanjtnya Pengadilan Agama Jambi mendapat dana melalui DIPA

Pengadilan Agama Jambi untuk membangun kantor dengan luas tanah 3500 M2 lantai

dua.

Pengadilan Agama yang baru mandiri baru terbentuk pada tahun 1970 yaitu

dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Ketentuan

Page 58: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

44

Keukasaan Kehakiman yang antara lain isinya menetapkan bahwa Pengadilan Agama

adalah satu lingkungan Badan Peradilan Negara di samping tiga Baadan Peradilan

lainnya (Peradilan Umum, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara). Dengan

mengacu pada landasan hukum :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2. Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman

3. Undang-Undang Nomor 3 perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun

1985 tentang Mahkamah Agung Republik Indonesia

4. Undang-Undang nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

5. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 perubahan kedua atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

6. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 Tentng Peradilan Agama

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomir 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan

Informasu public

8. Reglemen Indonesia yang diperbaharui (RJB)

9. PP Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor I Tahun

1974 Tentang Perkawinan

10. PP Nomor 53 Tahun 2008 Tentang PNBP di ingkungan Mahkamah Agung dan

Badan Peradilan

Page 59: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

45

11. Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor I Tahun 1991 tentang Kompilasi

Hukum Islam

12. Keputusan MA.RI No.KMA/001/SK/1991 Tentang Pola Pelaksanaan dan

Pengendalian Admistrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama

13. Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. KMA/004/SK/II/1992

Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan pengadilan Agama

14. Surat Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 144 Tahun 2007

Keterbukaan Informasi Publik

15. Surat edaran Kementrian Negara Pendayagunaan Aaratur tanggal 31 November.

Dengan demikian peradilan Agama telah berdiri sejajar dengan badan peradilan lainnya,

begitu pula perubahan lainnya yaitu dihapuskannya sistem “fiet eksekusi” oleh peradilan

umum atas putusan peradilan agama

B. Visi dan Misi Pengadilan Agama Jambi

Pengadilan Agama dalam pelaksanaan tugas sebagai pelayanan public di bidang

hukum dan keadilan, harus mendukung terwujudnya cita-cita visi dan misi lembaga

peradilan yang sesuai engan KMA/080/SK/VII/2006 tanggal 24 Agustus 2006 dalam

pengertian umum.

Visi Pengadilan Agama Kota Jamb adalah “Terwujudnya badan Peradilan

Indonesia Yang Agung.

Page 60: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

46

Begitu pula misi Pengadilan Agama Kota Jambi adalah :

1. Melaksanakan Manajemen Pengadilan secara Transparan dan akuntabel

2. Terwujudnya Pelayanan Hukum yang berkeadilan kepada Pencari keadilan

3. Terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Pengadilan yang professional.

Untuk terlaksananya visi dan misi tersebut tentunya dikehendaki sumber daya manusia

yang handal, sarana dan prasarana yang memadai serta meningkatkan pelayanan

terhadap masyarakat pencari keadilan dan membudayakan sikap dan prilaku yang sopan,

ramah dan bijaksana untuk meminimalisir perasaan tidak puas masyarakat.35

C. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kota Jambi

Terorganisasinya suatu pemerintahan merupakan salah satu factor berjalannya

roda pemerintahan dengan baik, serta berhasilnya suatu kepemimpinan sebagaimana

yang diharapkan. Selain merupakan peraturan pemerintahan bahwa suatu organisasi

harus ada susunan pemerintahan atau pengurus yang jelas dan sistematis, hal ini juga

merupakan ujung tombak dari keberhasilan.36

Untuk melaksanakan peradilan sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah

sudah tentu harus ada bidang-bidang pembagian tugas masing-masing.

35

Wawancara dengan Bapak Drs. H. Efrizal, S.H., M.H. Wakil Ketua Pengadilan Agama Jambi, pada hari Selasa tanggal 14 Mei 2019

36 Skripsi Siti Saleha, Mahasiswi Jurusan Hukum Pidana Islam IAIN STS JAMBI Tahun 2014,

Implementasi Undang-undang Nomor 13 tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban Terhadap Korban Perkosaan Negeri Jambi, hlm. 8

Page 61: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

47

Page 62: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

48

Bentuk organisasi pengadilan agama terdiri dari pimpinan, hakim, anggota, panitera,

sekretaris, dan jurusita :

1 Pimpinan di pengadilan agama terdiri dari

a. Ketua bertugas memimpin Pengadilan Agama Kelas IA Jambi. Mengambil

kebijakan untuk tercapainya visi dan misi Pengadilan Agama Kelas IA Jambi.

Di samping itu juga memimpin persidangan sebagai ketua majelis.

b. Wakil ketua bertugas membantu ketua dalam memimpin Pengadilan Agama

Kelas IA Jambi. Menggantikan ketua secara penuh apabila ketua berhalangan

atau tidak berada ditempat. Wakil ketua juga bertugas sebagai koordinator

pengawasan, untuk mengkoordinasi Hakim-Hakim pengawas bidang dalam

melakukan pengawasan. Di samping itu juga memimpin siding sebagai ketua

majelis

2 Kepaniteraan pengadilan agama terdiri dari

Panitera/sekretaris bertugas memimpin kepaniteraan dan kesekretariatan agar

terlaksana fungsi administrasi dengan baik, baik di bidang kepaniteraan maupun

bidang kesekretariatan. Panitera atau sekretaris juga berfungsi sebaga kuasa

pengguna anggaran yang bertugas memimpin sebagai pelaksanaan anggaran yang

tercantum dalam DIPA Pengadilan Agama Kelas IA Jambi. Di samping itu bertugas

sebai pemimpin administrasi pengadilan baik perkara maupun kesekretariatan, juga

Page 63: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

49

bertugas mendampingi ketua majelis untuk melaksanakan siding sebagai panitera

sidang.

D. Kompetensi Absolut Pengadilan Agama Kota Jambi

Kekuasaan atau kompetensi absolut artinya kekuasaan Pengadilan yang berhubungan

dengan jenis perkara atau jenis Pengadilan atau tingkatan Pengadilan, dlam perbedaanya

dengan jenis perkara atau jenis Pengadilan atau tingkatan Pengadilan lainnya, misalnya :

Pengadilan Agama berkuasa atas perkara perkawinan bagi mereka yang beragama Islam,

sedangkan bagi yang selain beragama Islam menjadi kekuasaan Peradilan Umum.

Pengadilan Agamalah yang berkuasa memeriksa dan mengadili perkara tingkat

pertama, tidak boleh langsung berperkara di Pengadilan Tinggi Agama atau di Mahkamah

Agung. Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama memiliki kekuasaan memeriksa,

memutus dan menyelesaikan perkara perdata tertentu di kalangan golongan rakyat

tertentu, yaitu orang-orang beragama Islam.37

Adapun kekuasaan absolut Peradilan Agama sebagaimana disebutkan di dalam pasal

49 dan 50 UU Nomor 7 tahun 1989, yang berbunyi :

Pasal 49 :

a) Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan

perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang :

a. Perkawinan

b. Kewarisan, wasiat dan hibah, yang dilakukan berdasarkan hukum Islam

37

Jaih Mubarak, Peradilan Agam di Indonesia, (Bandung; Pustaka Bani Quraisy, 2004), hlm. 13

Page 64: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

50

c. Wakaf dan shadaqah

b) Bidang perkawinan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf a, ialah hal-hal

yang diatur dalam atau berdasarkan undang-undang mengenai perkawinan yang

berlaku.

a. Bidang kewarisan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf b, ialah

penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli warsi, penentuan mengenai harta

peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris, dan melaksanakan

pembagian harta peninggalan tersebut.38

Akan tetapi, setelah di Undangkan UU No. 3 Tahun 2006, pasal 49 UU No. 7

Tahun 1989 tersebut mengalami perubahan. Di mana kompetensi absolut Peradilan

Agama mendapatkan penambahan. Selengkapnya pasal 49 UU No. 3 Th. 2006 ini

berbunyi sebaga berikut : “Peradilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa,

memutus dan menyelesaikan perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang

beragama Islam, dibidang : Perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq,

shadaqah dan ekonomi syari‟ah39

Dengan demikian, penambahan kompetensi absolut

Peradilan Agama terdapat pada perkara nfaq, zakat dan ekonomi syari‟ah. Dengan

bertambahnya kewengan ini menunjukkan bahwa Peradilan Agama sebagai pelaku

kekuasaan Kehakiman telah diakui oleh Negara dan masyarakat.40

38

Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, hlm. 29 39

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006. 40

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jambi Tahun 2013, hlm. 1.

Page 65: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

51

E. Tugas Pokok Dan Fungsi Pengadilan Agama Kota Jambi

1. Tugas pokok Pengadilan Agama

Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama dilaksanakan oleh

pengadilan agama dan pengadilan tinggi agama yang berpuncak pada mahkamah

agung. Pengadilan agama Jambi sebagai badan yang melaksanakan kekuasaan

kehakiman adalah merupakan pengadilan tingkat pertama dari lingkungan peradilan

agama yang berpuncak ke mahkamah agung. Peraturan perundang-undangan yang

menjadi dasar hukum badan peradilan agama adalah undang-undang Nomr 7 Tahun

1989 yang telah mengalami perubahan sebanyak dua kali melalui undang-undang

Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009

Berdasarkan pasal 49 undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 peradilan agama

bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat

pertama adalah orang yang beragama Islam di bidang :

a. Perkawinan

b. Waris

c. Wasiat

d. Hibah

e. Wakaf

f. Zakat

g. Sedekah

Page 66: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

52

h. Ekonomi Syariah

Pengadilan tingkat pertama di mana lagi para pihak yang tidak puas terhadap

putusan hakim yang dijatuhkan oleh majelis hakim pengadilan agama dengan

persyaratan tertentu atau mengajukan upaya hukum ke pengadilan tinggi agama dan

mahkamah agung RI

2. Fungsi :

Pengadilan Agama Kelas IA Jambi sebagai Pengdilan Agama tingkat pertama

mempunyai fungsi utama lembaga yaitu :

a. F ungsi Peradilan

1) Sebagai Pengadilan Agama lingkat pertama bagi orang-orang yang beragama

Islam.

2) Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi

rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu

sebagai mana dimaksud dalam undangundang.

3) Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan.

4) Pengadilan mengadili menurut hukum dan tidak membedakan orang.

5) Pengadilan membantu para pencari keadilan dan berusaha sekeraskerasnya

mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk tercapainya peradilan yang

sederhana, cepat dan ringan.

Page 67: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

53

b. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan secara internal dilakukan oleh ketua pengadilan

sebagaimana diatur dalam pasal 53 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

yang menerangkan Ketua Pengadian mengadakan pengawasan atas pelaksanaan

tugas hakim, panitera, sekretaris, dan jurusita di wilayahnya hukumnya.

c. Fungsi Mendamaikan

1) Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor l Tahun 2008

menerangkan bahwa mediasi merupakan salah satu proses penyelesaian

sengketa yang cepat dan murah, serta dapat memberikan akses yang lebih

besar kepada para pihak menemukan penyelesaikan yang memuaskan dan

memenuhi rasa keadilan, dan pengintegrasian mediasi dalam proses beracara

di pengadilan dapat menjadi salah satu instrumen efektif mengatasi masalah

penumpukan perkara di pengadilan serta memperkuat fungsi lembaga

pengadilan dalam penyelesaian sengketa di samping proses pengadilan yang

bersifat memutus.

2) Selama perkara belum diputus, maka usaha mendamaikan dapat dilakukan

pada setiap sidang pemeriksaan.

3) Selama perkara belum diputus, maka usaha memdamaikan dapat dilakukan

pada setiap sidang pemeriksaan.

Page 68: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

54

d. Fungsi Administratif

Pengadilan agama Klas 1A Jambi telah mengelola uang pihak ketiga yang

menyangkut tentang proses penyelesaian perkara, dan pengelolahan uang

Penyetoran Negara Bukan Pajak yang di dasarkan kepada Peraturan Pemerintah

Nomor 53 Tahun 2008, di samping itu pengadilan juga mengelola biaya proses

sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Biaya

Proses Penyelesaian Perkara dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya. Kelas

Pengadilan Agama dapat mengajukan pengusulan kelas pengadilan kepada

Mahkamah Agung melaui ketua Pengadilan Tinggi Agama.

e. Fungsi Nasihat

Ketua pengadilan dapat memberikan pertimbangan dan nasihat tentang Hukum

Islam kepada Instasi Pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta.

f. Fungsi Lain-lain

Selain tugas pokok menerima, memeriksa dan mengadili scrla menyelesaikan

setiap perkara yang di ajukan kepadanya, berdasarkan undang-undang pengadilan

agama dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan undang-

undang. Pengadilan Agama memberikan isbat kesaksian rukyat hilal dalam

penentuan awal bulan pada tahun Hijriyah.

Page 69: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

55

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Proses Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Melalui Mediasi di Pengadilan

Agama Kelas IA Jambi.

Dasar hukum pelaksanaan mediasi di Pengadilan adalah Peraturan Mahkamah

Agung RI No. 1 Tahun 2008 tentang prosedur Mediasi di Pengadilan yang merupakan

hasil revisi dari Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2003 (PERMA No. 2 Th.

2003), dimana dalam PERMA No. 2 Tahun 2003 masih terdapat banyak kelemahan-

kelemahan Normatif yang membuat PERMA tersebut tidak mencapai sasaran

maksimal yang diinginkan, dan juga berbagai masukan dari kalangan hakim tentang

permasalahan dalam PERMA tersebut.

Latar Belakang mengapa Mahkamah Agung RI (MA-RI) mewajibkan para

pihak menempuh mediasi sebelum perkara diputuskan oleh hakim ialah kebijakan

MA-RI memberlakukan mediasi ke dalam proses perkara di pengadilan didasari atas

beberapa alas an sebagai berikut :

Pertama, proses mediasi diharapkan dapat mengatasi masalah penumpukkan perkara.

Jika para pihak dapat menyelesaikan sendiri sengketa tanpa harus diadili oleh hakim,

jumlah perkara yang harus diperiksa oleh hakim akan berkurang pula. Jika sengketa

dapa diselesaikan melalui perdamaian, para pihak tidak akan menempuh upaya hukum

kasasi karena perdamaian merupakan hasil dari kehendak bersama para pihak,

Page 70: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

56

sehingga mereka tidak akan mengajukan upaya hukum. Sebaliknya, jika perkara

diputus oleh hakim, maka putusan merupakan hasil dari pandangan dan penilaian

hakim terhadap fakta dan kedudukan hukum para pihak. Pandangan dan penilaian

hakim belum tentu sejalan dengan pandangan para pihak, terutama pihak yang kalah,

sehingga pihak yang kalah selalu menempuh upaya hukum banding dan kasasi. Pada

akhirya semua perkara bermuara ke Mahkamah Agung yang mengakibatkan

terjadinya penumpukkan perkara.

Kedua, proses mediasi dipandang sebagai cara penyelesaian sengketa yang lebih.

Cepat dan murah dibandingkan dengan proses litigasi. Di Indinesia memang belum

ada penelitian yang membuktikan asumsi baha mediasi merupakan proses yang cepat

dan murah dibandingkan proses litigasi. Akan tetapi, jika didasarkan pada logika

seperti yang telah diuraikan pada alasan pertama bahwa jika perkara diputus, pihak

yang kalah seringkali mengajukan upaya hukum, banding maupun kasasi, sehingga

membuat penyelesaian atas perkara yang bersangkutan dapat memakan waktu

bertahun-tahun, dari sejak pemeriksaan tingkat kasasi Mahkamah Agung. Sebaliknya,

jika perkara dapat diselesaikandengan perdamaian, maka para pihak dengan

sendirinya dapat menerima hasil akhir karena merupakan hasil kerja mereka yang

mencerminkan kehendak bersama para pihak. Selain logika seperi yang telah

diuraikan sebelumnya, literature memang sering menyebutkan bahwa penggunaan

mediasi atau bentuk-bentuk penyelesaian yang termasuk ke dalam pengertian

Page 71: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

57

alternative dispute resolution (ADR) merupakan proses penyelesaian sengketa yang

lebih cepat dan murah dibandingkan proses litigasi.

Ketiga, pemberlakuan mediasi diharapkan dapat memperluas akses bagi para pihak

untuk memperoleh rasa keadilan. Rasa keadilan tidak hanya dapat diperoleh melalui

proses litigasi, tetapi juga melalui proses musyawarah mufakat oleh para pihak.

Dengan diberlakukannya mediasi ke dalam sistem peradilan formal, masyarakat

pencari keadilan pada umumnya dan para pihak yang bersengketa pada khususnya

dapat terlebih dahulu mengupayakan penyelesaian atas sengketa mereka melalui

pendekatan musyawarah mufakat yang dibantu oleh seorang penengah yang disebut

mediator. Meskipun jika pada kenyataannya mereka telah menempuh proses

musyawarah mufakat sebelum salah satu pihak membawa sengketa ke Pengadilan,

Mahkamah Agung tetap menganggap perlu untuk mewajibkan para pihak menempuh

upaya perdamaian yang dibantu oleh mediator, tidak saja karena ketentuan hukum

acara yang berlaku, yaitu HIR dan Rbg, mewajibkan hakim untuk terlebih dahulu

mendamaikan para pihak sebelum proses memutus dimulai, tetapi juga karena

pandangan, bahwa penyelesaian yang memberikan peluang bagi para pihak untuk

bersama-sama mencari dan menemukan hasil akhir.

Keempat, institusionalisasi proses mediasi ke dalam sistem peradilan dapat

memperkuat dan memaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam penyelesaian

sengketa. Jika pada masa-masa lalu fungsi lembaga pengadilan yang lebih menonjol

Page 72: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

58

adalah fungsi memutus, dengan memberlakukan PERMA tentang mediasi diharapkan

fungsi mendamaikan atau memediasi dapat berjalan seiring dan seimbang dengan

fungsi memutus. PERMA tentang mediasi diharapkan dapat mendorong perubahan

cara pandang para pelaku dalam proses peradilan perdata, yaitu hakim dan advokat,

bahwa lembaga pengadilan tidak hanya memutus, tetapi juga mendamaikan. PERMA

tentang mediasi memberikan panduan untuk dicapainya perdamaian.

Adapun Prosedur Mediasi :

1. Setelah perkaa dinomori, dan telah ditunjuk majelis hakim oleh ketua, kemudian

majelis hakim membuat penetapan untuk mediator supaya dilaksanakan mediasi.

2. Setelah pihak-pihak hadir, majelis menyerahkan penetapan mediasi kepada

mediator berikut pihak-pihak yang berperkara tersebut.

3. Selanjutnya mediator menyarankan kepada pihak-pihak yang berperkara supaya

ini diakhiri dengan jalan damai dengan berusaha mengurangi kerugian masing-

masing pihak yang berperkara.

4. Mediator bertugas selama 21 hari kalender, berhasil perdamaian atau tidak pada

hari 22 harus menyerahkan kembali kepada majelis yang memberikan.

Penetapan Mediator

Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan

guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa mengunakan cara

Page 73: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

59

memutuskan atau memaksakan sebuah penyelesaian. Ciri-ciri penting dari mediator

adalah :

1. Netral

2. Membantu para pihak

3. Tanpa mengunkan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.

Jadi, peran mediator hanyalah membantu para pihak dengan cara tidak memutus

atau memaksakan pandangan atau penilaiannya atas masalah-masalah selama proses

mediasi berlangsung.

B. Efektifitas Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Melalui Mediasi di

Pengadilan Agama Kelas IA Jambi

Berdasarkan teori efektifitas Hukum yang dikemukana oleh Soejono

Soekanto.41

Efektif tidaknya suatu Hukum ditentukan oleh 5 faktor, faktor-faktor

tersebut mempunya arti yang netral, sehiggat dampak positif dan negatifnya

tergantung dari faktor faktor itu sendiri. Yang pertama adalah faktor Hukumnya itu.

Yang kedua adalah faktor penegak Hukum Yang ketiga adalah faktor sarana atau

fasilitas yang mendukung penegakan Hukum Yang keempat adalah faktor masyarakat.

Dan yang kelima adalah faktor

41

Soejono Soekanto, factor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta : Rajagrafindo

2007). Hlm 7

Page 74: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

60

Penerapan teori efektifitas yang terjadi di lapangan tidak semudah teori semata karna

banyak faktor yang menyebabkan proses perdamaian Melalui jalur mediasi tidak

berjalan dengan efektif.

Berdasarkan teori efektifitas Hukum yang dikemukana oleh Soejono Soekanto. Faktor

yang akan penulis kaitakan dengan teori efektifas hukum ini adalah :

a. Faktor Yang penama adalah faktor Hukumnya itu sendiri penulis

mengkaitkanya dengan PERMA No 1 tahun 2016 tentang prosedur

mediasi di pengadilan

b. Faktor Yang kedua adalah faktor penegak Hukum yakni para pegawai

Hukum di lingkungan Pengadilan Agama Kota Jambi

c. Faktor Yang ketiga adalah faktor sarana atau fasilitas yang mendukung

penegakan Hukum dalam hal ini kantor serta sarana dan prasarana

yang dimiliki oleh pengadilan agamaKota Jambi yang menunjang

proses mediasi itu sendiri.

d. Faktor Yang keempat adalah faktor masyarakat. yakni lingkungan di

mana Hukum tersebut berlaku atau diterapkan. Kepatuhan Hukum

tmsyarakat sangat dipengaruhi oleh ketiga faktor sebelumya. yaitu

Hukum. penegak Hukum. dan sarana atau fasilitas.

e. Faktor yang kelima adalah faktor kebudayaa Dalam hal Mediasi di

Pengadilan Agama yang kita ketahui para pencari keadilan disana

Page 75: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

61

adalah umat Islam. nilai nilai Islam menjadi sarat akan pedoman

karena telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Muslim.

Berdasarkan 5 (lima) faktor tersebut. Penulis menemukan penyebab tidak

efektifnya mediasi di Pegadilan Agama Dompu, berdasarkan hasil wawancara

Dengan Narasumber.

Adapun faktor tersebut adalah :

1. Faktor Hukumnya sendiri.

Lembaga peradilan sebagai penjelmaan dari kekuasaan kehakiman

(kekuasaan yudikatif) adalah kekuasaan yang bebas dan merdeka (the

independen! of judicimy)42

Indepedensi lembaga peradilan mengandung pengertian bahwa hakim bebas

dari campur tangan kekuasaan ekstra yudisial. baik kekuasaan eksekutif

legislative maupun kekuasaan ektra yudisial lainya. Pasal l8 undang undang

nomor 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman menyebutkan bahwa

kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan

peradilan dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum.peradilan agama.

peradilan militer dan peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah mahkamah

konstitusi.

42

Lihat pasal 24 Undang-undang dasar 1945 hasil amandemen menyebutkan bahwa kehakiman

merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan keadilan

Page 76: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

62

Mahkamah Agung sebagai sebagai Lembaga tertinggi yang memegang

kekuasaan kehakiman pada empat lingkungan peradilan dibawahnya, salah

satu fungsi tersebut adalah megisi kekosongan kekosongan Hukum dalam

undang undang dengan membuat peraturan Mahkamah Agung (PERMA)

yang akan menjadiaturan teknis dalam menjalankan fungsi dan tugasnya

menegakan Hukum secara adil dan bijaksana.43

Beberapa aturan yang pernah dikeluarkan oleh Mahkamah Agung antara lain

Ketentuan mengenai Mediasi didalam Pengadilan (court annexed

mediation) mulai berlaku di Indonesia mulai sejak diterbitkannya Ketentuan

Mahkamah Agung (PERMA) No. 2 Th. 2003 mengenai Prosedur Mediasi di

Pengadilan. PERMA ini mempunyai tujuan menyempurnakan Surat Edaran

Mahkamah Agung (SEMA) No l Th. 2002

Namun penerapan mediasi dalam PERMA No 2 tahun 2003 masih

ditemukan kekurangan yang menyebakan penerapan mediasi masih tidak

efektif.

Maka dalam hal ini Mahkamah Agung sebagai pembuat aturan.

mengeluarkan peraturan baru penganti PERMA N0 2 tahun 2003, yaitu

PERMA No 1 tahun 2008 yang membendakan PERMA No 1 tahun 2008

43 D.Y. WITANTO. S.H. hukum acara mediasi dalam perkara perdata di lingkungan peradilan umum

dan peradilan agama. (Bandung: Alfabeta cv) 2010, hlm 53

Page 77: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

63

dengan yang baru. Beberapa perubahan dalam PERMA No l tahun 2008

antara lain :

1. Tentang batas waktu pelaksaan mediasi

2. Tentang ancaman “batal demi Hukum ” terhadap persidangan tampa

menempuh mediasi terlebih dahulu

3. Tentang pengecualian perkara yang dapat dimediasi

4. Tentang kemungkinan hakim yang memeriksa perkara menjadi

mediator

5. Tentang Mediasi dilakukan pada pengadilan tingkat pertama, banding,

kasasi, dan peninjauan kembali sepanjang perkara tersebut belum

diputus (Pasal 21)

6. Tentang Dimungkinkan bagi para pihak untuk melakukan mediasi

secara jarak jauh dengan menggunakan alat komunikasi (Pasal 13 Ayat

6)

7. Tentang pedoman perilaku mediator. honorium dan insentif.

Namun pada praktiknya selama ini prosedur mediasi di Pengadilan belum

menghasilkan tingkat keberhasilan mediasi yang baik. Berdasarkan hal

tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan Perma Nomor I Tahun 2016

untuk mencabut Perma Nomor l Tahun 2008. dengan harapan kenaikan

tingkat keberhasilan dalam mediasi.

Page 78: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

64

Adapun yang menjadi PERMA No 1 tahun 2016 ini berbeda antara lain

adalah

b. Jangka waktu mediasi yang awalnya 40 hari dipersingkat menjadi 30

hari.

c. Adanya kewajiban bagi para pihak untuk menghadiri secara langsung

pertemuan mediasi dengan/tampa didampingi oleh kuasa Hukumkeculi

terdapat alasan yang sah.

d. Adanya adanya pengakuan mengenai kesepakatan sebagai pihak

(partial settlement) yang terlibat didalam sengketa atau kesepaktakan

sebagai objek sengketanya.

e. Pengaturan Baru Mengenai ltikad Baik Para Pihak dalam Proses

Mediasi” Ketentuan mengenai ltikad Baik para pihak yang menempuh

mediasi diatur dalam Pasal 7 PERMA No 1 Tahun 2016. Berbeda

dengan PERMA sebelumya, PERMA No l Tahun 2016 ini

mengkualifikasikan beberapa hal yang menyebabkan salah satu pihak

atau para pihak dan/atau kuasa Hukumnya dapat dinyatakan tidak

beritikad Baik (Pasal 7 Ayat (2) PERMA No 1 Tahun 2016). yaitu:

Page 79: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

65

1) Ketidakhadiran salah satu pihak atau para pihak setelah dipanggil

secara palu 2 (dua) kali berturut turut dalam pertemuan Mediasi

tanpa alasan sah;

2) Menghadiri pertemuan mediasi pertama. tetapi tidak pernah hadir

pada penemuan berikutnya meskipun telah dipanggil secara patut 2

(dua) kali benurut turut tanpa alasan yang sah;

3) Ketidakhadiran bemlang ulang yang mengganggu jadwal

penemuan Mediasi tanpa alasan yang sah;

4) Menghadiri penemuan mediasi. tetapi tidak mengajukan dan/atau

tidak menanggapi Resume Perkara pihak lain; dan/atau

5) Tidak menandatangani konsep kesepakatan Perdamaian yang telah

disepakati tanpa alasan sah.

Akibat Hukum salah satu pihak atau para pihak beritikad tidak baik dalam

proses mediasi adalah pengenaan kewajiban pembayaran biaya mediasi.

Namun. apabila pihak yang beritikad tidak baik itu merupakan pihak

penggugal. maka gugatannya juga akan dinyatakan tidak dapat diterima oleh

Hakim Pemeriksa Perkara (Pasal 22-23PERMA No 1 Tahun 2016). Lebih

lanjut, terhadap putusan yang menyatakan gugatan dapat diterima serta

penetapan pengenaan kewajiban pembayaran biaya mediasi tidak dapat

Page 80: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

66

dilakukan upaya Hukum lebih lanjut (Pasal 35 Ayat (2) PERMA No l Tahun

2016).

Akibat Hukum tidak dapat diterimanya gugatan penggugat pada dasarnya

mrupakan salah satu upaya yang diterapkan dalam PERMA No 1 Tahun 2016

untuk memicu keseriusan penggugat menyelesaikan perkara walaupun masih

di tahapan mediasi.

2. Faktor penegak Hukum (Kualifikasi mediator)

Mediator memiliki peran menentukan dalam suatu proses mediasi. Gagal

tidaknya mediasi juga sangat ditentukan oleh peran yang dilampilakan

mediator. Ia berperan aktif dalam menjembatani sejumlah pertemuan antara

para pihak. mendesain pertemuan. menjaga keseimbangan proses mediasi

dan menuntut para pihak mencapai suatu kesepakatan mempakan peran

utama yang harus dimainkan oleh mediator agar mediasi dapat berjalan

sesuai dengan PERMA No l tahun 2016 tentang prosedur mediasi

dipengadilan.

Dalam Pasal l9 Ayat (1) para pihak dapat memilih mediator yang telah

tercatat dalam daftar mediator pengadilan. ketua pengadilan lah yang

Page 81: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

67

megatur dahar mediator dan dalam daftar mediator tersebut juga dijelaskan

latar belakang Pendidikan serta profil mediator tersebut44

Penulis dalam hal ini beraggapan bahwa efektifnya suatu mediasi sangat di

pengaruhi oleh mediator itu sendiri, adapun beberapah hal yang haus

diperbaiki dalam kualifikasi mediator adalah :

a. Pengadilan Agama Jambi harus menyediakan mediator bersertifikat di

luar pengadilan,

b. Sudah seharusnya hakim yang belum memiliki sertifikat untuk segera

memperoleh sertifiikat. sehingga para hakim yang ditetapkan menjadi

mediator mendapatkan pendidikan dan pelatihan .dalam hal Mahkamah

Agung harus harus menjadi inisiator agar para hakim mendapatkan

senivikat. guna berhasilnya mediasi.

c. Para hakim harus lebih professional dalam hal memaksimalkan peran

mediasi dalam menyekesaian suatu perkara. jangan hanya sekedar

menjadi formalitas belaka. Karna pada dasarnya perdamaian lebih

banyak maslahatnya.

d. Pemberian reward/penghargaan bagi mediator yang berhasil dimediasi.

Berdasarkan Pasal 25 Ayat (1) PERMA No 1 tahun 2008 Mahkamah Agung

memberikan insenlif kepada hakim yang berhasil menjalankan fungsi mediasi.

44

Wawancara dengan Mediator Pengadilan Agama Kota Jambi, Pada Tanggal 21 Agustus 2019

Page 82: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

68

namun pada PERMA No l tahun 2016 pemberian inxemif tersebut dihapuskan,

padahal pemberian insentif/penghargaan tersebut bukan dalam bentuk uang

atau barang bisa saja dalam hal penempatan ( promosi mutasi) dalam

jabatanya . menjadi penimbangan dalam penempatan posisi dia. Adapun

tujuannya adalah untuk memotifasi agar Hakim mediator dapat meningkatkan

kinerjanya dalam keberhasilan melakukan mediasi.

3. Faktor Sarana atau fasilitas

Ruangan mediasi di Pengadilan Dompu hanya ada l (satu) mangan sederhana.

yang berukuran 3 meter x 3 meter dan didalamnya hanya berisi 2 (dua) bangku dan l

(satu) meja berbentuk oval.

Pada dasarnya mangan yang di pakai dalam prose mediasi adalah mangan kosong

yang tidak terpakai Di lingkungan Pengadilan Agama Jambi. lalu di gunakan untuk

melakukan mediasi dan fasilitas yang adala dalam mangan tersebut bias dikatakan

tidak ideal untuk melakukan proses mediasi, walaupun Mahkamah Agung sendiri

tidak memberikan standar mengenai ruang mediasi yang ideal tapi sudah seharusnya

Pengadilan Agama Jambi menyediakan fasilitas yang memadai guna lancarnya

pelaksanaan mediasi, dengan ruanganya yang nyaman akan membuat para pihak lebih

betah.

Page 83: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

69

Dalam sebuah mangan mendiasi. diupayakan harus memiliki sarana sebagaia

berikut

a. Pada ruangan yang digunakan untuk penemuan Bersama harus memiliki satu set

meja dan kursi berbentuk ovak ukuran besar.

b. Pada ruangan yang digunakan untuk penemuan sepihak atau kaukus harus

memilik satu sel meja dan kursi berbentuk oval ukuran sedang

c. Pada ruang tunggu harus memilik satu set meja dan kursi berbentuk bulat kecil.

d. Pada ruangan mediasi harus ada dua unit daftar mediator

e. Harus ada papan petunjuk yang bertuliskan “ruang tunggu”, “ruang mediasi",

“ruang kaukus”

f. Harus ada papan alur medmst pada setiap mangan mediast.

g. Pada mangan mediasi harus ada satu unti computer dan printer. lemari dan tak

buku. buku register dan satu unit pendingin mangan jika diperlukan

h. Selain itu juga diperlukan alat untuk penemuan jarak jauh (teleconference) jika

diperlukan.

Namun dibalik segala kekurangan itu Pengadilan Agama Jambi selalu berusaha

memberikan pelayanan terbaik walaupun masih banyak kekurangan dan berusaha

memperbaiki diri dalam hal faslitas dan sarana.

Page 84: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

70

4. kepatuhan masyarakat

Mengenai kepatuhan masyarakat, penulis memfokuskan pada prilaku dan

sikap para pihak selama proses mediasi, adapun yang mempengaruhi kepatuhan para

pihak selama proses mediasi, sebagai berikut :45

1. Egoisme dari para pihak yang tidak mau mengalah, merasa dialah pihak yang

paling benar sehingga mediator sangat sulit dalam mencari pokok permasalahan

dan membuat mediasi tidak berjalan dengan baik.

2. Adanya salah satu pihak yang tidak mau koorperatif atau tidak mau bekerja sama

dengan mediator. menyebabkan proses menjadi alot.

3. Pengunaan Bahasa daerah yang menyebabkan mediator tidak mengerti apa yang

di bicarakan oleh para pihak, dikarenakan mediator banyak yang bukan berasal

dari daerah Jambi sehingga menyebabkan sering terjadi misskomunikasi antara

mediator dan para pihak. Sudah tidak adanya keinginan untuk rujuk.

menyebabkan proses mediasi hanya menjadi formalitas belaka.

4. Adanya pihak yang tidak terbuka ketika mediator menayakan perihal tertentu.

sehingga mediator kesulitan dalam menemukan pokok perumalahan utama dan

mencapai kesepakatan damai.

45

Wawancara dengan Ketua Pengadilan Agama Kelas IA Jambi, Pada Tanggal 14 mei 2019

Page 85: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

71

5. Kebudayaan

Berkaitan dengan kebudayaan. penulis menafsirkan dengan budaya masyakrakat

Muslim Jambi yang berperkara di Pengadilan Jambi. Karna sesuai dengan

Undang undang No 7 tahun 1989 Pasal 1 butir (1)

“Peradilan Agama adalah peradilan bagi arang-orang yang beragama Islam "

Dalam bunyi Pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dapat berperakara di

pengadilan Agama adalah orang yang beragama Islam dan dalam hal ini yang

diamati adalah Kebudayaan Masyarakat Jambi yang beragama Islam yang

berperkara di Pengadilan Agama Jambi

Page 86: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dikemukakan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keberadaan Pengadilan Agama Jambi Sudah konsisten dalam mengaplikasikan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Pengadilan Agama di perkuat

dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 dan Surat Edaran Mahkamah Agung

Nomor 8 Tahun 2008 dalam menyelesaikan sengketa Ekonomi Syari‟ah. Hal itu

dibuktikan dengan kurun waktu 7 (Tujuh) Tahun Pengadilan Agama Jambia telah

menyelesaikan 7 perkara sengketa ekonomi Syari‟ah.

2. Mediasi dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Pengadilan Agama Jambi

tidak efektif karena dari 7 perkara tidak ada satu pun yang berhasil didamaikan

B. Saran

Berdasarkan Simpulan di atas maka peneliti memberikan saran untuk:

1. Pengadilan Agama Jambi, khususnya para Hakim dan Pejabat lebih memperkaya

pengetahuan tentang Ekonomi Syari‟ah dan Lingkup Peradilan Syari‟ah untuk

memperkuat pengetahuan pribadi dan kasus ekonomi Syari‟ah yang berbedadengan

sebelumnya. Caranya dengan melanjutkan belajar, membaca buku dan diskusi

sesame hakim Pengadilan Agama Jambi maupun se.Eks-

2. Pemerintah untuk mendukung dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat

supaya sadar akan keberadaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang

Pengadilan agama, khususnya di wilayah Hukum Eks.

Page 87: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

73

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Depertemen Agama : Jakarta, 1 Maret 1971

Abu Muhammad Mahmud Ibn Ahmad al-Aynayni, al-Bidayah fi Syarh al-hidayah,

(Beirut: Dar al-Fikr, t.t)

D. Y. Witanto, Hukum Acara Mediasi, Bandung, Alfabeta, 2011.

Edi As‟Adi, Hukum Acara Perdata dalam Perspektif Mediasi di Indonesia, Ghaha Ilmu,

Yogyakarta, 2012.

I Made Sukadana, Mediasi Peradilan: Mediasi dalam Sistem Peradilan Perdata Indonesia

dalam Rangka Mewujudkan Proses Peradilan yang Sederhana, Cepat, dan Biaya

Ringan, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2012

Ishaq, Metode penelitian Hukum Dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi, (STAIN

Kerinci Press, Kerinci, 2015)

M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Cetakan keenam, Sinar Grafika, Jakarta,

2007.

Mahkamah Agung RI, Buku Tanya Jawab Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun

2008 tentang Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan.

Mahkamah Agung RI, PERMA No. 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan

Page 88: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

74

Spencer, David. Michael Brogan dalam Muslih MZ, Mediasi: Pengantar Teori dan

Praktek, http://wmc-iainws.com/artikel/16-mediasi-pengantar-teori-dan-praktek

Sukadana, I Made. Mediasi Peradilan: Mediasi dalam Sistem Peradilan Perdata Indonesia

dalam Rangka Mewujudkan Proses Peradilan yang Sederhana, Cepat, dan Biaya

Ringan, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2012.

B. Peraturan Perundan-undangan

Pasal 1 butir 6 Perma No. 1 Tahun 2008

Pasal 15 Perma No. 1 Tahun 2008

Pasal 4 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia menyebutkan bahwa

semua perkara yang diselesaikan melalui prosedur pengadilan niaga, pengadilan

hubungan industrial, keberatan atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen, dan keberatan atas putusan Komisi Pengawas Persainagn Usaha, semua

sengketa perdata yang diajukan ke Pengadilan Tingkat Pertama wajib lebih dahulu

diupayakan melalui perdamaian dengan bantuan mediator

C. Jurnal, Skripsi, dan karya Ilmiah

Mustika, Dian. “Efektivitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian Di

Pengadilan Agama Jambi” Jurnal Al Risalah Vol.15, No 2, Desember 2015

Syarifah Annisa, Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian Di Pengadilan

Agama Bangko, Skripsi Fakultas Syariah UIN STS Jambi, tidak diterbitkan, 2017

Page 89: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

75

D. Internet

http://pn-surakarta.go.id/webpnska/index.php/publikasi/mediasi/prosedur-mediasi,

diakses tanggal 25 Juli 2018.

Page 90: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Foto Bersama Bapak Drs. H. Efrizal, S.H.,M.H Sebagai Wakil Ketua Pengadilan Agama

Kelas IA Jambi

Page 91: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …

CURRUCULUM VITAE

C. Identitas Diri

Nama : Siti Maryam

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/tgl.Lahir : Mendahara/ 17 Februari 1997

NIM : SHE162085

Alamat

1. Alamat Asal : Mendahara Tengah

2. Alamat Sekarang : Simpang Rimbo

No.Telp/HP : 0813-6747-7479

Nama Ayah : H. Syamsuddin

Nama Ibu : Hj. Siti Nuhari

D. Riwayat Pendidikan

1. SDN 62/X Mendahara Tengah

Tahun 2001- 2009

2. MTS Al-Baqiatush Shalihat Kuala Tungkal

Tahun 2009-2012

3. MA Al-Baqiatush Shalihat Kuala Tungkal

Tahun 2012-2016

Page 92: PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH MELALUI MEDIASI …