penyakit membran hialin (2)
TRANSCRIPT
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 1/27
REFERAT
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN
Pembimbing :
dr Alfred Daniel,SpA
Di ! !n "le# :
Rand$ %alen&in' Alf'n
()*+( (+--
KEPANITERAAN ILM. KESEHATAN ANAK
PERI"DE /) MEI 0 /( 1.LI
FAK.LTAS KED"KTERAN .NI%ERSITAS KRISTEN IND"NESIA
1AKARTA /(+2
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 2/27
BAB I
PENDAH.L.AN
Penyakit Membran Hialin (PMH) disebut juga Sindrom Gangguan Pernapasan (SGP),merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi
yang lahir dengan masa gestasi kurang. Penyebab terbanyak dari angka morbiditas dan
mortalitas pada bayi prematur adalah PMH. Sekitar !"#$ didapatkan pada bayi kurang
bulan, #$ pada bayi dengan berat badan lahir #"!" ## gram (%emons et al,&##"). PMH
merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi selama periode baru lahir. ',"#
Penyakit ini terjadi pada bayi kurang bulan karena pematangan parunya yang belumsempurna. Pada PMH tingkat pematangan paru lebih berperan terhadap timbulnya penyakit
bila dibandingkan dengan masalah kurang bulan sehingga dengan pengelolaan yang baik bayi
dengan PMH dapat diselamatkan sehingga angka kematian dapat ditekan. eberhasilan ini
dapat di apai dengan memperbaiki keadaan surfaktan paru yang belum sempurna dengan
*entilasi mekanik, pemberian surfaktan dari luar tubuh, asuhan antenatal yang baik serta
pemberian steroid pada ibu kehamilan kurang bulan dengan janin yang mengalami stres
pernapasan. +efisiensi surfaktan diperkenalkan pertama kali oleh *ery dan Mead pada "- -
sebagai faktor penyebab terjadinya PMH. Penemuan surfaktan untuk PMH termasuk salah
satu kemajuan di bidang kedokteran karena pengobatan ini dapat mengurangi kebutuhan
tekanan *entilator dan mengurangi konsentrasi oksigen yang tinggi. Surfaktan dapat
diberikan sebagai pen egahan PMH maupun sebagai terapi penyakit pernapasan pada bayi
yang disebabkan adanya defisiensi atau kerusakan surfaktan. ',"#
Penyakit membran hialin biasanya mun ul dalam beberapa menit setelah bayi lahir
yang ditandai dengan pernapasan epat , frekuensi lebih dari #/0menit, pernapasan uping
hidung, retraksi interkostal, suprasternal, dan epigastrium. Manifestasi dari PMH disebabkan
adanya atelektasis al*eoli, edema, dan kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bo ornya
serum protein ke dalam al*eoli sehingga menghambat fungsi surfaktan. 1aktor yang
mempermudah terjadinya PMH adalah persalinan kurang bulan, asfiksia intrauterin, tindakan
seksio aesaria, diabetes melitus dan ibu dengan riwayat persalinan kurang bulan
sebelumnya, kelahiran yang diper epat setelah perdarahan antepartum, serta riwayat
sebelumnya dengan penyakit membran hialin. ',"#
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 2
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 3/27
BAB II
PEMBAHASAN
/3+ DEFINISI
Penyakit Membran Hialin (PMH) adalah nama lain untuk Sindrom Gangguan
Pernafasan (SGP) atau Respiratory Distress Syndrome (2+S) dalam bahasa 3ngris. 3ni adalah
diagnosis klinis pada bayi baru lahir prematur dengan kesulitan pernapasan, termasuk
takipnea (4 # napas0menit), retraksi dada, dan sianosis di ruangan biasa yang menetap atau
berlangsung selama 56!- jam pertama kehidupan, dan gambaran foto rontgen dada yang
karakteristik (pola retikulogranular seragam dan bronkogram udara perifer).&
/3/ EPIDEMI"L"4I
ejadian PMH ini berbanding terbalik dengan usia kehamilan dan berat lahir. +i
merika Serikat, PMH telah diperkirakan terjadi pada &#,###!7#,### bayi baru lahir setiap
tahun dan merupakan komplikasi pada sekitar "$ kehamilan. Sekitar #$ dari neonatus yang
lahir pada usia kehamilan & !&6 minggu terjadi PMH, sedangkan kurang dari 7#$ dari
neonatus prematur lahir pada usia kehamilan 7#!7" minggu terjadi kondisi tersebut. 6
+alam satu laporan, tingkat kejadian PMH adalah 5&$ pada bayi dengan berat #"!
" ## g, dengan '"$ dilaporkan pada bayi dengan berat #"!' # g, 5$ dilaporkan pada bayi
dengan berat ' "!"### g, 7 $ dilaporkan pada bayi dengan berat "##" ! "& #g, dan &&$
dilaporkan pada bayi dengan berat "& "!" ##g, di antara "& rumah sakit uni*ersitas yang
berpartisipasi dalam National Institute of Child Health and Human Development (839H+)
Neonatal Research Network. PMH terjadi pada : #$ dari bayi dengan berat lahir antara #"
dan " ## g (%emon et al, &##"). &,6
Penyakit membrane hialin kurang ditemukan di negara berkembang dibandingkan di
tempat lain, terutama karena sebagian besar bayi prematur yang ke il untuk usia kehamilan
mereka telah mengalami stres di dalam rahim karena kekurangan gi;i atau hipertensi yang
diinduksi kehamilan. Selain itu, karena sebagian besar persalinan di negara berkembang
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 3
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 4/27
terjadi di rumah, atatan yang akurat di wilayah ini tidak tersedia untuk menentukan
frekuensi PMH. PMH telah dilaporkan dalam semua ras, terjadi paling sering pada bayi
prematur berkulit putih. ",&,5
2esiko terjadi PMH meningkat pada ibu dengan diabetes, kelahiran kembar,
persalinan se ara se tio aesar , persalinan terjal, asfiksia, stres dingin, dan riwayat bayi
prematur sebelumnya. +i sisi lain, risiko PMH berkurang pada ibu dengan hipertensi kronis
atau terkait!kehamilan dan rupture membran yang berkepanjangan, dan profilaksis
kortikosteroid antenatal. elangsungan hidup telah meningkat se ara signifikan, terutama
setelah adanya surfaktan eksogen (Malloy < 1reeman, &###) dan sekarang angka
kelangsungan hidup menjadi 4 -#$. Saat ini, PMH menyumbang = $ dari semua kematian
neonatus. ",&,5,'
Tabel + . 1aktor 2esiko yang meningkatkan dan menurunkan PMH
/32 ETI"L"4I
+efisiensi surfaktan (penurunan produksi dan sekresi) adalah penyebab utama dari
PMH. onstituen utama surfaktan adalah dipalmitoyl fosfatidilkolin (lesitin),
phosphatidylgly erol, apoprotein (protein surfaktan SP! ,!>,!9,!+), dan kolesterol. +engan
pertambahan usia kehamilan, jumlah fosfolipid yang disintesis meningkat dan disimpan
dalam sel al*eolar tipe 33. >ahan aktif!permukaan ini akan dilepaskan ke dalam al*eoli, di
mana mereka akan mengurangi tegangan permukaan dan membantu mempertahankan
stabilitas al*eolus dengan men egah runtuhnya ruang udara ke il pada akhir ekspirasi.
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 4
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 5/27
?umlah yang dihasilkan atau dilepaskan mungkin tidak ukup untuk memenuhi kebutuhan
pas a kelahiran karena immaturitas. Surfaktan yang hadir dalam konsentrasi tinggi pada paru
janin mengalami homogenasi pada usia kehamilan &# minggu, tetapi tidak men apai
permukaan paru!paru sampai nanti. 3a mun ul dalam airan amnion pada waktu di antara &6
dan 7& minggu. @ingkat maturitas dari surfaktan paru biasanya terjadi setelah 7 minggu. "
Meskipun jarang, kelainan genetik dapat berkontribusi untuk terjadinya gangguan
pernapasan. elainan pada gen protein surfaktan > dan 9 serta sebuah gen bertanggung
jawab untuk mengangkut surfaktan melintasi membran ( >9 transporter 7 A >9 7B)
berhubungan dengan penyakit pernapasan berat dan sering mematikan yang diturunkan.
Sebagian sintesis surfaktan bergantung pada pH normal, suhu, dan perfusi. sfiksia,
hipoksemia, dan iskemia paru, khususnya terkait dengan hipo*olemia, hipotensi, dan stres
dingin, dapat menekan sintesis surfaktan. %apisan epitel paru!paru juga dapat terluka oleh
konsentrasi oksigen yang tinggi dan efek dari manajemen respirator, sehingga mengakibatkan
pengurangan surfaktan yang lebih lanjut. ",6
/3- PAT"FISI"L"4I
egagalan untuk men apai kapasitas residu fungsional (1ungsional 2esidual 9apa ity
A129B) yang memadai dan ke enderungan paru!paru yang terkena untuk menjadi atelektatik
berkorelasi dengan tegangan permukaan yang tinggi dan tidak adanya surfaktan paru.
telektasis al*eolar, pembentukan membran hialin, dan edema interstisial membuat paru!
paru kurang komplians, sehingga tekanan lebih besar diperlukan untuk mengembangkan
al*eoli dan saluran!saluran napas yang ke il. Pada bayi yang sudah terkena PMH, bagian
bawah dinding dada ditarik ke dalam apabila diafragma menurun, dan tekanan intratoraks
menjadi negatif, sehingga membatasi jumlah tekanan intratoraks yang dapat diproduksi,
hasilnya akan terjadi atelektasis. +inding dada yang sangat komplians pada bayi prematur
memberikan ketahanan lebih rendah dari bayi yang matur dengan ke enderungan paru!paru
untuk kolaps. +engan demikian, pada akhir ekspirasi, *olume toraks dan paru!paru
enderung untuk mendekati *olume residu, dan atelektasis dapat terjadi. ",&,5,6
ekurangan sintesis atau pelepasan surfaktan, bersama!sama dengan unit pernapasanke il dan dinding dada yang komplians, menghasilkan atelektasis dan menghasilkan al*eoli
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 5
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 6/27
yang diperfusi tetapi tidak ber*entilasi, yang menyebabkan hipoksia. Penurunan komplians
paru!paru, *olume tidal yang ke il, peningkatan ruang mati fisiologis, peningkatan kerja
pernapasan, dan *entilasi al*eolar yang tidak memadai pada akhirnya menyebabkan
hiperkapnia. ombinasi hiperkapnia, hipoksia, dan asidosis mengakibatkan *asokonstriksi
arteri pulmonari dengan peningkatan shunting kanan!ke!kiri melalui foramen o*ale dan
duktus arteriosus dan dalam paru!paru itu sendiri. liran darah paru berkurang, dan edera
iskemik pada sel!sel yang memproduksi surfaktan dan pembuluh darah yang akan
mengakibatkan terjadi efusi bahan protein ke dalam ruang al*eolar dan terjadi pembentukan
membran hialin (Gambar "). ",&,5,6
4ambar +3 Patogenesis Penyakit Membran Hialin.
Hipoksia, asidosis, hipotermia, dan hipotensi dapat mengganggu produksi dan0atau
sekresi surfaktan. Pada sebagian neonatus, toksisitas oksigen dengan barotrauma dan
*olutrauma pada paru!paru mereka yang belum matang se ara struktural menyebabkan
influks sel inflamasi, yang memperburuk edera *askular, menyebabkan displasia
bronkopulmonal (>ron hopulmonary +ysplasia A>P+B). ekurangan antioksidan dan edera
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 6
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 7/27
radikal bebas memperburuk ke ederaan. Pada e*aluasi makroskopik, paru!paru bayi baru
lahir yang terkena tampak pengap dan kemerahan (yaitu, seperti hepar). Cleh karena itu,
paru!paru memerlukan peningkatan tekanan pembukaan yang penting untuk mengembang.
telektasis difus rongga udara distal bersama dengan distensi saluran napas distal dan daerah
perilimfatik dapat diamati se ara mikroskopis. telektasis progresif, barotrauma atau
*olutrauma, dan toksisitas oksigen merusak sel!sel endotel dan epitel pada lapisan saluran
udara distal ini, mengakibatkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari darah.
Membran hialin yang melapisi al*eoli (lihat gambar di bawah) dapat membentuk dalam
waktu setengah jam setelah kelahiran. Pada bayi prematur lebih besar, epitel mulai
menyembuh dalam waktu 7 !'& jam setelah lahir, dan sintesis surfaktan endogen dimulai.
1ase pemulihan ditandai dengan regenerasi sel!sel al*eolar, termasuk sel tipe 33, dengan
peningkatan dalam akti*itas surfaktan. Proses penyembuhan ini adalah kompleks.
Sebuah proses kronis sering terjadi kemudian pada bayi yang sangat immatur dan sakit berat
dan pada bayi lahir dari ibu dengan korioamnionitis, sehingga menyebabkan >P+. Pada bayi
yang sangat prematur, penghentian dalam pengembangan paru!paru sering terjadi selama
tahap sakular, mengakibatkan penyakit paru!paru kronis yang disebut >P+ DbaruE. 6
/3 MANIFESTASI KLINIS
@emuan fisik konsisten dengan maturitas bayi yang dinilai dengan menggunakan
pemeriksaan +ubowit; atau modifikasi dengan >allard. @anda!tanda gangguan pernafasan
progresif di atat segera setelah lahir dan termasuk yang berikut 6F
• @akipnea• kspirasi merintih (dari penutupan sebagian glotis)• 2etraksi sub ostal dan interkostal• Sianosis• 8apas uping hidung• Pada neonatus yang sangat immatur dapat terjadi apnea dan0atau hipotermia.
@anda!tanda PMH biasanya mun ul dalam beberapa menit selepas lahir, meskipun
mereka mungkin tidak disadari untuk beberapa jam pada bayi prematur lebih besar sampai
pernapasan yang epat dan dangkal telah meningkat menjadi # kali0menit atau lebih. Sebuah
onset terlambat dari takipnea harus menunjukkan kondisi lain. >eberapa pasienmembutuhkan resusitasi pada saat lahir karena asfiksia intrapartum atau gangguan
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 7
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 8/27
pernapasan yang parah terdahulu(terutama dengan berat lahir ".### g =). Se ara karakteristik,
takipnea, menonjol (sering terdengar) merintih, retraksi interkostalis dan sub ostal, napas
uping hidung, dan kepu atan di atat. Sianosis meningkat dan relatif sering tidak responsif
terhadap pemberian oksigen. >unyi nafas mungkin normal atau berkurang dengan kualitas
tubular yang keras dan, pada inspirasi dalam, ronki halus dapat didengar, terutama pada
bagian posterior basal paru!paru. "
Perjalanan alami PMH yang tidak diobati ditandai dengan memburuknya sianosis se ara
progresif dan dyspnea. ?ika kondisi ini tidak diobati, tekanan darah bisa turun, kelelahan,
sianosis, dan kepu atan meningkat, dan rintihan berkurang atau hilang seiring dengan kondisi
yang memburuk. pnea dan respirasi tidak teratur terjadi karena bayi kelelahan dan
merupakan tanda buruk yang memerlukan inter*ensi segera. Pasien juga mungkin memiliki
asidosis metabolik!respiratorik ampuran, edema, ileus, dan oliguria. egagalan pernapasan
dapat terjadi pada bayi dengan perkembangan penyakit yang epat. +alam kebanyakan kasus,
gejala dan tanda!tanda men apai pun aknya dalam waktu 7 hari, setelah itu membaik se ara
bertahap. Perbaikan sering dikatakan oleh diuresis spontan dan kemampuan untuk
mengoksigenisasi bayi pada kadar oksigen inspirasi yang rendah atau *entilator dengan
tekanan rendah. ematian jarang pada hari pertama penyakit, biasanya terjadi antara hari ke &
dan ', dan berhubungan dengan kebo oran udara al*eolar (emfisema interstisial,
pneumotoraks), perdarahan paru, atau intraventricular hemorrhage (3 H). ematian
mungkin tertunda beberapa minggu atau bulan jika >P+ berkembang pada bayi dengan PMH
yang parah yang dipasang *entilasi mekanik. "
/3* PEMERIKSAAN PEN.N1AN4
Pemeri5 aan Lab'ra&'ri!m &:
". Pengambilan sampel gas darah penting dalam pengelolaan PMH. >iasanya, pengambilan
sampel arteri se ara intermiten dilakukan. Meskipun tidak ada konsensus, sebagian besar
ahli neonatologi setuju bahwa tekanan oksigen arteri #!'# mm Hg dan tekanan karbon
dioksida arteri 5 ! # mm Hg dapat diterima. Sebagian besar akan mempertahankan pH
pada atau di atas ',& dan saturasi oksigen arteri pada 66 ! - $. Selain itu, oksigen
transkutaneus se ara kontinu dan pemantauan karbon dioksida atau pemantauan saturasi
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 8
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 9/27
oksigen, atau keduanya, yang membuktikan sangat membantu dalam pemantauan menit!
ke!menit bayi!bayi ini.
&. Pemeriksaan Sepsis. Sebuah pemeriksaan sepsis parsial, termasuk hitung sel darah
lengkap dan kultur darah, harus dipertimbangkan untuk setiap bayi dengan diagnosisPMH, karena sepsis yang berlangsung awal (Misalnya, infeksi streptokokus grup > atau
Haemophilus influen;ae) sudah dapat dibedakan dari PMH atas dasar klinis saja.
7. adar glukosa serum dapat menjadi tinggi atau rendah pada awalnya dan harus dipantau
se ara ketat untuk menilai ke ukupan infus dekstrosa. Hipoglikemia saja dapat
menyebabkan takipnea dan gangguan pernapasan.
5. adar elektrolit serum termasuk kalsium harus dipantau setiap "&!&5 jam untuk
pengelolaan airan parenteral. Hipokalsemia dapat berkontribusi lebih banyak pada gejala
pernafasan dan sering pada bayi sakit, asupan gi;i kurang, bayi prematur, atau bayi yang
asfiksia.
Pemeri5 aan Radi'l'gi &,6
Sebuah foto rontgen dada P harus diperoleh untuk semua bayi dengan gangguan
pernapasan dengan durasi apa pun. @emuan radiografi khas pada PMH adalah pola
retikulogranular yang seragam, disebut sebagai gambaran ground-glass , disertai dengan
bronkogram udara perifer. Selama perjalanan klinis penyakit, gambaran foto dada sekuensial
dapat mengungkapkan kebo oran udara sekunder yang disebabkan inter*ensi *entilasi
mekanik serta timbulnya perubahan yang sesuai dengan >P+. +alam PMH, temuan
radiografi dada klasik terdiri dari hypoaerasi yang jelas, opasitas reti ulogranular yang
menyebar se ara bilateral pada parenkim paru, dan bronkogram udara yang meluas ke perifer.
2etikulogranularitas ini terjadi karena superimposisi beberapa nodul asinar yang disebabkan
oleh al*eoli yang atelektatik. Perkembangan bronkogram udara tergantung pada koalesensi
daerah atelektasis asinar sekitar bronkus dan bronkiolus yang teraerasi. Pada bayi yang tidak
diintubasi, didapatkan kubah sefalika dari diafragma dan hypoekspansi. 1itur radiografi
klasik PMH terlihat pada gambar &.
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 9
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 10/27
Gambar &. lasik penyakit membran hialin (PMH). +ada berbentuk lon eng adalah karena
kurang aerasi umum. olume paru!paru berkurang, parenkim paru!paru memiliki pola
retikulogranular menyebar, dan terdapat bronkogram udara perifer memperluas.
Gambar 7.Penyakit membran hialin (PMH) sedang!berat. Pola retikulogranular lebih
menonjol dan distribusinya lebih seragam dari biasanya. Paru!paru hipoaerasi. ir
!ronchogram yang meningkat diamati.
Gambar 5. Penyakit membran hialin (PMH) berat. ekeruhan reti ulogranular didapatkan
sepanjang kedua lapang paru!paru, dengan air !ronchogram menonjol dan mengaburkan
bayang jantung se ara total. +aerah kistik di paru!paru kanan dapat mewakili al*eoli yang
melebar atau emfisema paru interstisial(P3 ) awal.
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 10
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 11/27
Spektrum radiologis dari PMH berkisar dari ringan sampai berat (seperti terlihat pada
gambar 7 dan gambar 5) dan biasanya berkorelasi dengan keparahan dari temuan klinis. Pada
tahap awal penyakit ini, bronkogram udara kurang menonjol, karena bronkus utama terletak
pada bagian yang lebih anterior dari paru!paru dan karena atelektasis al*eolus enderung
untuk melibatkan daerah paru!paru yang dependen, di mana merupakan bagian posterior pada
bayi yang terlentang. 8amun, gambaran gelembung, yang mewakili distensi berlebihan dari
bronkiolus dan saluran al*eolar dapat diamati.
Sewaktu PMH berlangsung, pola retikulogranular menjadi menonjol karena
koalesensi daerah atelektatik yang ke il. oalesensi ini mengarah kepada peningkatan
opasitas daerah paru!paru yang lebih besar. Sewaktu bagian anterior dari paru!paru terjadi
mi roatele tasis, distribusi granularitas menjadi merata, dan bronkogram udara dapat dilihat.
+engan peningkatan keparahan penyakit, opasifikasi yang progresif dari bagian anterior
paru!paru menyebabkan bayang!bayang jantung tidak kelihatan dan pembentukan
bronkogram udara menjadi lebih menonjol. Pada penyakit yang lebih berat, paru!paru mun ul
opak dan bronkograms udara menjadi jelas, dengan bayang!bayang ardiomediastinal tidak
kelihatan sama sekali.
Pada bayi dengan PMH ringan sampai sedang, hipoaerasi dan opasitas
retikulogranular menetap selama 7! hari. Penurunan opasitas terjadi dari perifer ke daerah
medial dan dari lobus superior ke lobus inferior dimulai pada akhir minggu pertama. >ayi
dengan PMH berat tmengalami hipoaerasi progresif dan opasitas bilateral yang difus.
Perdarahan parenkim yang jelas juga didapatkan. ?enis PMH yang parah dan progresif sering
menyebabkan kematian, biasanya dalam waktu '& jam. @emuan radiografi dari PMH
tergantung waktu pemberian surfaktan. ?ika awal, meskipun pen egahan dengan surfaktan,
paru!paru sudah mengalami hipoaerasi dan memiliki pola retikulogranular karena airaninterstitial dan al*eoli yang atele tatik. dministrasi surfaktan biasanya menghasilkan sedikit
perbaikan, yang mungkin simetris atau asimetrisI yang asimetri biasanya menghilang dalam
&! hari.
>ayi yang sedang diberikan *entilasi dengan tekanan positif intermiten dengan
tekanan akhir!ekspirasi positif mungkin memiliki paru!paru yang mempunyai aerasi baik
tanpa bronkogram udara. >ayi dengan penyakit yang berat mungkin tidak dapatmengembangkan paru!paru mereka, mereka memiliki radiograf yang opak total. Pada
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 11
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 12/27
akhir perjalanan penyakit, edema paru, kebo oran udara, atau perdarahan paru dapat
mempengaruhi gambaran radiografik. +engan *entilasi tekanan!positif, opasitas paru!paru
menurun, dan timbul perbaik se ara radiografik. 8amun, tekanan positif diperlukan untuk
mengaerasi paru!paru dapat mengganggu epitelium, menghasilkan edema interstisial dan
al*eolar. Hal ini juga dapat menyebabkan diseksi udara ke septae interlobar dan saluran
limfatik, menghasilkan emfisema interstisial opasitas (pulmonary interstitial emphysema
AP3 B), yang memiliki gambaran berliku!liku, " ! untuk 5!mm linier lusen yang berukuran
relatif seragam. 3ni meman ar keluar dari daerah hilus.Setelah mendapat dukungan *entilasi
selama berhari!hari, fibrosis interstisial terjadi akibat dari efek kumulatif dari beban
terapeutik pada parenkim paru. 1ibrosis ini sering disertai dengan nekrosis eksudatif dan
gambaran sarang lebah dari paru!paru pada radiografi dada. ondisi ini disebut sebagai
displasia bronkopulmonalis (bron hopulmonary dysplasia A>P+B). Penampilan sarang lebah
menunjukkan kelompok al*eolar yang mengalami distensi se ara fokal pada paru!paru
terluka dan immatur.
Pada bayi dengan PMH biasanya mengalami hipoksia karena duktus arteriosus
mungkin masih tetap paten. Pada peringkat awal penyakit, shunting adalah dari kanan ke kiri.
Pada akhir minggu pertama, shunting menjadi kiri ke kanan disebabkan tekanan arteri
pulmonalis yang menurun karena peningkatan komplians dari paru!paru sedang dalam fase
penyembuhan. dema paru interstisial dapat berkembang. arena itu, ketika pola granular
dari penyakit membran hialin berubah ke gambaran opak yang homogen, edema paru terjadi
akibat duktus arteriosus yang paten ( patent ductus arteriosus AP+ B) atau awal dari
perubahan paru kronis harus di urigai. ?ika foto dada pada bayi prematur menunjukkan
opasitas retikulogranular, PMH boleh didiagnosa dengan keyakinan sehingga -#$.
.l&ra 'n'grafi 6
Cpaksifikasi yang homogen pada paru!paru adalah karena konsolidasi lobus inferior
yang boleh dilihat pada ultrasonografi abdominal bagian atas. Selain itu, ultrasonografi
sangat berguna dalam mendiagnosa atau menyingkirkan efusi pleura yang timbul bersamaan
atau sebagai komplikasi.
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 12
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 13/27
E5'5ardi'grafi &
Merupakan alat diagnostik yang berharga dalam e*aluasi bayi dengan hipoksemia
dan gangguan pernapasan. Hal ini digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis P+ serta
merekod respon terhadap terapi. Penyakit jantung kongenital yang signifikan dapat
disingkirkan dengan teknik ini juga.
/3) DIA4N"SIS ",5,
+iagnosis gangguan napas dapat ditegakkan se ara klinis maupun dengan analisa gas
darah ( !lood gas analysis ). Perhitungan indeks oksigenisasi akan menggambarkan beratnya
hipoksemia. >ila menge*aluasi bayi dengan gangguan napas harus hati!hati atau waspada
karena dapat terjadi bayi dengan gejala pernapasan yang menonjol, tetapi tidak menderita
gangguan napas (misalnya asidosis metaboli , + J diabeti ketoasidosis) dan sebaliknya
gangguan napas berat dapat juga terjadi pada bayi tanpa gejala distress respirasi
(hipo*entilasi sentral akibat intoksikasi obat atau infeksi). Penilaian yang hati!hati
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik yang lengkap dan pemeriksaan penunjang dapat
menjelaskan tentang diagnosis. Penilaian se ara serial tentang kesadaran, gejala respirasi,
nalisis Gas +arah dan respons terhadap terapi merupakan kun i berarti untuk menentukan
perlunya inter*ensi selanjutnya.
". %angkah awal untuk men ari penyebabFa. namnesis yang teliti
b. Pemeriksaan fisik yang tepat. Menilai tingkat maturitas dengan >allard atau +ubowit; (bila keadaan bayi masih
labil pemeriksaan ini ditunda dulu)
&. Pemeriksaan penunjangFa. Pemeriksaan radiologik dada
b. nalisa gas darah. Septic work up dan men ari kemungkinan penyebab karena pneumoniaF minimal
kultur darah dan jumlah sel.d. Status metabolikF dilakukan pemeriksaan analisa gas darah, skrining kadar glukosa
darah.
Anamne i
namnesis tentang riwayat keluarga, maternal, prenatal dan intrapartum sangat diperlukan,antara lain tentang halF
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 13
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 14/27
• Prematuritas, sindrom gangguan napas. sindrom aspirasi mekonium, infeksiF
pneumonia,dysplasia pulmoner, trauma persalinan sungsang, kongesti nasal, depresi
susunan saraf pusat, perdarahan susunan saraf pusat, paralisi ner*us frenikus,
takikardia atau bradikardia pada janin, depresi neonatal, tali pusat menumbung, bayilebih bulan, demam atau suhu yang tidak stabil (pada pneumonia).
• Gangguan SSPF tangis melngking, hipertoni, flasiditas, atonia, trauma, miastenia.• elainan ongenitalF arteri umbilikaslis tunggal, anomali ongenital lainF anomali
kardiopulmonal, abdomen ekung pada hernia diafragmatika, paralisis erb (paralisi
ner*us frenikus, atresia khoanae, kongesti nasal obstruktif, meningkatnya diameter
anterior posterior paru, hipoplasia paru, trakeoesofageal fistula).• +iabetes pada ibu, perdarahan antepartum pada persalinan kurang bulan, partus lama,
kulit ketuban pe ah dini, oligohidramnion, penggunaan obat berlebihan.
Pemeri5 aan Fi i5
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai gejala klinik gangguan napas sepertiF
• Merintih atau grunting tetapi warna kulit masih kemerahan, merupakan gejala
menonjol.• Sianosis• 2etraksi• @anda obstruksi saluran napas mulai dari hidungF atresia koana, ditandai kesulitan
memasukkan pipa nasogastrik melalui hidung.• ir ketuban ber ampur mekonium atau pewarnaan hijau!kekuningan pada tali pusat.• bdomen mengempis (s aphoid abdomen).
Pemeri5 aan pen!n6ang
". Pemeriksaan laboratoriuma. nalisis gas darah ( G+)F
•
+ilakukan untuk untuk menentukan adanya gagal napas akut yang ditandaidenganF Pa9C& 4 # mmHg, PaC& = #mmHg, atau saturasi oksigen arterial =
-#$.• +ilakukan pada >>% yang memerlukan suplementasi oksigen lebih dari &# menit.
darah arterial lebih dianjurkan.• +iambil berdasarkan indikasi klinis dengan mengambil sampel darah dari arteri
umbilikalis atau pungsi arteri.• Menggambarkan gambaran asidosis metaboli atau asidosi respiratorik dan
keadaan hipoksia.
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 14
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 15/27
• sidosis respiratorik terjadi karena atelektasis al*eolar dan0atau o*erdistensi
saluran napas bawah.• sidosis metabolik, biasanya diakibatkan asidosis laktat primer, yang merupakan
hasil dari perfusi jaringan yang buruk dan metabolisme anaerobi .hipoksi terjadi
akibat pirau dari kanan ke kiri melalui pembuluh darah pulmonal, P+ dan0atau
persisten foramen o*ale.• "ulse o#ymeter digunakan sebagai ara non in*asif untuk memantau saturasi
oksigen yang dipertahankan pada -#!- $. b. lektrolitF
• enaikan kadar serum bikarbonat mungkin karena kompensasi metaboli untuk
hiperkapnea kronik.• adar glukosa darah untuk menentukan adanya keadaan hipoglikemia.• elainan elektrolit ini dapat juga diakibatkan oleh karena kondisi kelemahan
tubuhI hipokalemia dan hipofosfatemia dapat mengakibatkan gangguan kontraksi
otot.. Pemeriksaan jumlah sel darahF polisitemia mungkin karena hipoksemia kronik.
&. Pemeriksaan radiologik • Pemeriksaan radiologi toraks pada bayi dengan PMH, menunjukkan gambaran
retikulogranular yang difus bilateral atau gambaran bronkogram udara ( air
!ronchogram ) dan paru tidak berkembang.• Gambaran air !ronchogram yang menonjol menunjukkan bronkious yang menutup
latar belakang al*eoli yang kolaps.• Gambaran jantung yang samar mungkin normal atau membesar.• ardiomegali mungkin merupakan akibat asfiksia prenatal, maternal diabetes, P+ ,
berhubungan dengan kelainan jantung bawaan atau pengambangan paru yang buruk.
Gambaran ini mungkin akan berubah dengan pemberian terapi surfaktan se ara dini
atau terapi indometasin dengan *entilator mekanik.• Gambaran radiologik PMH ini kadang tidak dapat dibedakan se ara nyata dengan
pneumonia.• Pemeriksaan transiluminasi toraks dilakukan dengan ara memberi iluminasi atau
sinar yang terang menembus dinding dada untuk mendeteksi adanya penumpukan
abnormal misalnya pneumotoraks. Pemeriksaan radiologik toraks ini berguna untuk
membantu konfirmasi ada tidaknya pneumotoraks dan gangguan parenkimal seperti
pneumonia atau PMH.• +i samping itu pemeriksaan radiologi toraks juga berguna untukF
*aluasi adanya kelainan yang memerlukan tindakan segera misalnyaF malposisi
pipa endotrakeal, adanya pneumotoraks.
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 15
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 16/27
Mengetahui adanya hal!hal yang berhubungan dengan gangguan atau gagl napas
seperti berikutF• Penyakit fokal atau difus (misalF pneumonia, acute respiratory distress
syndrome ( 2+S), hiperinflasi bilateral, pengambangan paru asimetris. fusi
pleura, kardiomegali)• >ila terjadi hipoksemia tetapi pemeriksaan foto toraks normal, maka harus
dipikirkan kemungkinan penyakit jantung bawaaan tipe sianotik, hipertensi
pulmonal atau emboli paru.
Dera6a& Bera&7ringan Tem!an pada pemeri5 an radi'l'gi5 &'ra5
3 2ingan adang normal atau gambaran granuler, homogen, tidak ada
air !ronchogram33 2ingan!Sedang Seperti tersebut di atas ditambah gambaran air !ronchogram
333 Sedang!>erat Seperti di atas ditambah batas jantung menjadi tidak jelas
3 >erat D white lung E F paru putih menyeluruh
@abel &. Gambaran pemeriksaan radiologik toraks pada PMH menurut kriteria >omsel terdiri
dari 5 stadium.
Gambar . Gambaran pemeriksaan radiologik toraks pada PMH menurut kriteria >omsel.
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 16
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 17/27
/38 DIA4N"SIS BANDIN4 6
ondisi yang perlu dipertimbangkan dalam diagnosis diferensial dari penyakit membran
hialin adalah sebagai berikutF
• elainan metabolik • elainan hematologik • ebo oran udara paru• nomali kongenital dari paru!paru
ntara diagnosis differensial penyakit membran hialin adalahF• nemia, akut• Sindrom spirasi• 2eflu/ gastroesofageal• Hipoglikemia• Pneumomediastinum• Pneumonia• Pneumotoraks• Polisitemia•
Sindrom ematian >ayi Mendadak • @akipnea @ransien dari >ayi
/39 K"MPLIKASI 6
omplikasi akut dari penyakit membran hialin termasuk sebagai berikutF
• 2uptur al*eolar • 3nfeksi• Perdarahan intrakranial dan leukomalasia peri*entrikular • "atent ductus arteriosus (P+ ) dengan meningkatnya pirau kiri!ke!kanan• Perdarahan paru!paru• Necroti$ing enterocolitis (8 9) dan 0 atau perforasi gastrointestinal (G3)• pnea pada bayi prematur
omplikasi kronis penyakit membran hialin meliputiF
• %ronchopulmonary dysplasia (>P+)• 2etinopati pada bayi prematur (2>P)
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 17
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 18/27
• Gangguan neurologis
2uptur al*eolar
+iduga terjadi kebo oran udara (misalnya, pneumomediastinum, pneumoperi ardium,
emfisema interstisial, pneumotoraks) ketika bayi dengan penyakit membrane hialin tiba!tiba
memburuk dengan hipotensi, apnea, atau bradikardia atau ketika asidosis metabolik menjadi
persisten.
3nfeksi
3nfeksi dapat mempersulit penatalaksanaan penyakit membrane hialin dan dapat
bermanifestasi dalam berbagai ara, termasuk kegagalan untuk memperbaiki, pemburukan
se ara tiba!tiba, atau perubahan jumlah sel darah putih atau trombositopenia. ?uga, prosedur
in*asif (misalnya, *enipun ture, insersi kateter, penggunaan peralatan pernapasan) dan
penggunaan steroid pas a kelahiran memberi akses untuk organisme menyerang hos dengan
kekebalan tubuh yang sudah terkompromi.+engan mun ulnya terapi surfaktan, bayi ke il dan
sakit dapat bertahan, dengan peningkatan insiden terjadi septikemia sekunder bagi
staphylo o al epidermidis dan 0 atau infeksi andida. etika septi aemia di urigai, dapatkan
kultur darah dari & lokasi dan mulakan pemberian antibiotik yang tepat sampai hasil kultur
diperoleh.
Perdarahan in trakranial dan leukomala ia peri*entrikular
Perdarahan intra*entri ular diamati pada &#!5#$ bayi prematur, dengan frekuensi yang lebih
besar pada bayi dengan penyakit membrane hialin yang membutuhkan *entilasi mekanik.
Kltrasonografi kranial dilakukan pada minggu pertama dan selanjutnya seperti yang
diindikasikan pada neonatus prematur yang lebih muda dari usia kehamilan 7& minggu.
Profilaksis terapi indometasin dan steroid antenatal telah menurunkan frekuensi perdarahan
intrakranial pada pasien dengan PMH. Hypokarbia dan korioamnionitis dikaitkan dengan
peningkatan leukomala ia peri*entrikular.
"atent ductus arteriosus dengan meningkatnya pirau kiri!ke!kanan
Pirau ini dapat mempersulit perjalanan penyakit membrane hialin, terutama pada bayi yang
disapih epat setelah terapi surfaktan. >ayi diduga mempunyai patent ductus arteriosus
(P+ ) pada setiap bayi yang mengalami perburukan setelah perbaikan awal atau mempunyai
sekret trakeal yang berdarah. Meskipun membantu dalam diagnosis P+ , murmur jantung
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 18
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 19/27
dan tekanan nadi yang lebar tidak selalu jelas pada bayi yang kritis. kokardiogram
memungkinkan dokter untuk mengkonfirmasikan diagnosis. @atalaksana P+ dengan
ibuprofen atau indometasin, yang dapat diulang selama & minggu pertama jika P+
membuka kembali. +alam insiden penyakit membrane hialin yang refraktori atau pada bayi
yang memiliki kontraindikasi terapi medis, dilakukan operasi penutupan P+ .
Perdarahan paru
ejadian perdarahan paru meningkat pada bayi prematur ke il, terutama setelah terapi
surfaktan. @ingkatkan tekanan akhir ekspirasi positif (P P) pada *entilator dan berikan
epinefrin intratrakeal untuk mengelola perdarahan paru. Pada beberapa pasien, perdarahan
paru mungkin terkait dengan P+ I perdarahan paru pada indi*idu tersebut harus segera
mengobati.
Necroti$ing enterocolitis dan 0 atau perforasi G3
Pada setiap bayi dengan temuan abdominal abnormal pada pemeriksaan fisik di urigai
menderita 8 9 dan 0 atau perforasi gastrointestinal. 2adiografi perut membantu dalam
mengkonfirmasikan adanya penyakit tersebut. Perforasi spontan (tidak harus sebagai bagian
dari 8 9) kadang terjadi pada bayi prematur yang sakit kritis dan telah dikaitkan dengan
penggunaan steroid dan 0 atau indometasin.
pnea prematuritas
pnea prematuritas adalah umum pada bayi belum matang, dan insiden telah meningkat
dengan terapi surfaktan, mungkin karena ekstubasi dini. @atalaksana apnea prematuritas
dengan metil/antin (kafein) dan 0 atau tekanan aliran udara yang positif melalui nasal (9P P)atau dengan *entilasi yang dibantu pada insiden yang refraktori. Septikemia, kejang, refluks
gastroesophageal, dan penyebab metabolik dan lainnya harus disingkirkan pada bayi
prematur dengan apnea.
%ronkopulmon ary displasia
>P+ adalah penyakit paru!paru kronis yang didefinisikan sebagai kebutuhan oksigen pada
usia kehamilan 7 minggu yang sudah dikoreksi. >P+ terkait langsung dengan *olume tinggidan 0 atau tekanan yang digunakan untuk *entilasi mekanis atau untuk mengelola infeksi,
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 19
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 20/27
peradangan, dan kekurangan *itamin . 3nsiden >P+ meningkat pada usia kehamilan yang
semakin rendah. Penggunaan terapi surfaktan postnatal, *entilasi yang tidak berlebihan,
*itamin , steroid dosis rendah, dan inhalasi oksida nitrat dapat mengurangi keparahan >P+.
2etinopati p ada bayi prematur (2>P)
>ayi dengan penyakit membran hialin yang memiliki nilai tekanan parsial oksigen (PaC&)
lebih dari "##mm Hg mempunyai resiko tinggi untuk menderita 2>P. Cleh karena itu, harus
dipantau ketat PaC& dan dijaga agar nilai PaC& tetap pada #!'#mm Hg. Meskipun oksimetri
nadi digunakan pada semua bayi prematur, ia tidak membantu dalam men egah 2>P.
Gangguan neurologis
Gangguan neurologis terjadi pada sekitar "#!'#$ dari bayi dan berhubungan dengan usia
kehamilan bayi, tingkat dan jenis patologi intrakranial, dan apa adanya hipoksia dan infeksi.
9a at pendengaran dan penglihatan dapat menganggu perkembangan pada bayi yang
menderita penyakit tersebut. Pasien dapat mengembangkan ketidakmampuan belajar yang
spesifik dan perilaku yang menyimpang. Cleh karena itu, bayi ini harus ditindaklanjuti se ara
berkala untuk mendeteksi bayi yang mempunyai gangguan neurologis, dan dapat dilakukan
inter*ensi yang tepat.
/3+( TATA LAKSANA &,
Pen ega#an
". ortikosteroid antenatal. National Institutes of Health Consensus Development
Conference pada tahun "--5 tentang efek kortikosteroid untuk pematangan janin pada
hasil perinatal menyimpulkan bahwa kortikosteroid antenatal mengurangi risikokematian, PMH, dan intraventricular hemorrhage (3 H). Penggunaan betametason
antenatal untuk meningkatkan kematangan paru janin sekarang telah dilaksanakan dan
umumnya dianggap sebagai standar perawatan. 2egimen glukokortikoid yang
direkomendasikan terdiri dari pemberian dua dosis betametason "& mg yang diberikan
intramuskuler &5 jam se ara terpisah kepada ibu. +eksametason tidak lagi dianjurkan
karena peningkatan risiko leukomala ia peri*entrikular kistik pada bayi yang sangat
prematur yang mengalami efek obat sebelum lahir (>aud et al, "---).
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 20
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 21/27
&. >eberapa tindakan pen egahan dapat meningkatkan kelangsungan hidup bayi beresiko
untuk PMH dan termasuk ultrasonografi antenatal untuk penilaian lebih akurat usia
kehamilan dan kesejahteraan janin, pemantauan janin se ara berterusan untuk
mendokumen kesejahteraan janin selama persalinan atau tanda!tanda perlunya inter*ensi
saat gawat janin ditemukan, agen tokolitik yang men egah dan mengobati persalinan
prematur, dan penilaian kematangan paru janin sebelum persalinan (rasio lesitin-
sphingomyelin A%SB dan phosphatidylglycerol ) untuk men egah prematuritas iatrogenik.
Terapi Penggan&i S!rfa5&an
@erapi pengganti surfaktan sekarang dianggap sebagai standar perawatan pada
pengobatan bayi diintubasi dengan PMH. Sejak akhir "-6#!an, lebih dari 7# per obaan klinis
telah dilakukan se ara a ak yang melibatkan 4 ### bayi telah dilakukan. @injauan sistematis
terhadap uji oba ini (Soll < ndrus a*age, "---) menunjukkan surfaktan ini, apakah
digunakan se ara profilaksis dalam ruang persalinan untuk men egah PMH atau dalam
pengobatan penyakit yang telah terjadi, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam
risiko pneumotoraks dan risiko kematian. Manfaat ini diamati baik di uji oba surfaktan
ekstrak alami atau surfaktan sintetik. Surfaktan pengganti, meskipun terbukti
segera efektif dalam mengurangi keparahan PMH, tiada bukti jelas ia dapat menurunkan
kebutuhan oksigen jangka panjang atau perkembangan perubahan kronis paru!paru.
Saat ini, penelitian tindak lanjut jangka panjang tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara pasien yang diobati surfaktan dan kelompok kontrol yang tidak diobati
sehubungan dengan P+ , 3 H, 2>P, 8 9, dan >P+. da bukti menunjukkan bahwa
lamanya penggunaan *entilasi mekanik dan *entilator total telah berkurang dengan
penggunaan surfaktan pada semua tingkat usia kehamilan, walaupun dengan peningkatan
bayi berat badan lahir sangat rendah. Sebuah kejatuhan dramatis pada kematian akibat PMHdimulai pada tahun "--". 3ni mungkin men erminkan pengenalan terapi surfaktan pengganti
di negara!negara tentang. +alam tindak lanjut studi jangka panjang, tidak ada efek samping
disebabkan terapi surfaktan telah diidentifikasi.
D!5!ngan Pernapa an
". 3ntubasi endotrakeal dan *entilasi mekanik adalah terapi andalan untuk bayi dengan PMH
yang mengalami antaranya apnea atau hipoksemia dengan asidosis respiratorik yang berkembang. entilasi mekanis biasanya dimulai dengan kadar 7#! # napas0menit dan
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 21
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 22/27
rasio inspirasi!ekspirasi "F&. Sebuah P3P awal "6!7# m H&C digunakan, tergantung pada
ukuran bayi dan keparahan penyakit. Sebuah P P dengan 5! m H&C menunjukkan
hasil oksigenasi yang meningkat, mungkin karena membantu dalam pemeliharaan dari
129 yang efektif. @ekanan terendah yang memungkinkan dan konsentrasi oksigen
inspirasi diselenggarakan dalam upaya untuk meminimalkan kerusakan pada jaringan
parenkim. entilator dengan kapasitas untuk menyinkronkan upaya pernafasan dapat
mengurangi barotrauma. Penggunaan awal H1C telah menjadi semakin populer dan
merupakan modus *entilator yang sering digunakan untuk bayi berat badan lahir rendah
(Gerstmann et al, "-- I Pla*ka et al, "---).
&. 9P P dan nasal synchroni$ed intermittent mandatory ventilation (S3M ). Nasal C" "
(89P P) atau nasopharyngeal C" " (8P9P P) dapat digunakan dini untuk menunda
atau men egah kebutuhan untuk intubasi endotrakeal. Kntuk meminimalkan edera paru!
paru berhubungan dengan intubasi dan *entilasi mekanis, telah ada minat baru dalam
menggunakan 9P P sebagai strategi pengobatan awal untuk mengobati PMH bahkan
pada bayi berat badan lahir sangat rendah. +i beberapa pusat, praktik ini telah telah
digunakan dengan sukses dan menghasilkan penurunan insiden >P+ ( ly, &##"I +e
lerk < +e lerk, &##"I an Marter et al, &###). Selain itu, pengobatan dini dengan
surfaktan, yang dikelola selama periode singkat intubasi diikuti oleh ekstubasi dan
penerapan 89P P semakin sedang digunakan di ropa. Pendekatan ini telah digunakan
pada bayi prematur usia kehamilan =7# minggu kehamilan dan se ara signifikan
mengurangi kebutuhan *entilasi mekanik selanjutnya ( amper, "---I erder et al, "---).
89P P dan 8P9P P dapat digunakan pada ekstubasi dan dapat mengurangi
kemungkinan diintubasi lagi.
D!5!ngan airan dan n!&ri iPada bayi yang sangat sakit, sekarang memungkinkan untuk mempertahankan dukungan gi;i
dengan nutrisi parenteral untuk periode yang diperpanjang. ebutuhan spesifik prematur dan
bayi ukup bulan telah dipahami dengan baik, dan persiapan nutrisi yang tersedia
men erminkan pemahaman ini.
Terapi an&ibi'&i5
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 22
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 23/27
ntibiotik yang men akup infeksi neonatal yang paling sering biasanya
dimulai se ara awal. +osis inter*al aminoglikosida ditingkatkan untuk bayi prematur.
Seda i
Sedasi umumnya digunakan untuk mengontrol *entilasi pada bayi yang sakit. 1enobarbital
sering digunakan untuk menurunkan tingkat akti*itas bayi. Morfin, fentanil, atau lora;epam
dapat digunakan untuk analgesik serta obat penenang. elumpuhan otot dengan pankuronium
untuk bayi dengan PMH tetap menjadi kontro*ersial. Sedasi mungkin diindikasikan untuk
bayi yang LmelawanL *entilator dan menghembuskan napas selama inspirasi siklus *entilasi
mekanis. Pola pernapasan dapat meningkat kemungkinan karena komplikasi seperti
kebo oran udara dan seharus dihindari. Sedasi bayi dengan fluktuasi ke epatan aliran darah
otak se ara teoritis menurunkn resiko 3 H.
/3++ PR"4N"SIS ",&,5
Persediaan awal mulai dari pengamatan intensif dan perawatan bayi baru lahir yang
berisiko tinggi se ara signifikan dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas yang terkait
dengan PMH dan penyakit neonatal akut yang lain. Steroid antenatal, penggunaan surfaktan
postnatal, peningkatan modus *entilasi, dan perawatan sesuai perkembangan penyakit telah
menurunkan mortalitas dari PMH ( "#$). Hasil yang optimal tergantung pada ketersediaan
personil yang berpengalaman dan terampil, unit rumah sakit daerah khusus diran ang dan
diselenggarakan, peralatan yang tepat, dan kurangnya komplikasi seperti asfiksia berat, perdarahan intrakranial, atau malformasi kongenital.
@erapi surfaktan telah mengurangi angka kematian dari PMH sekitar 5#$I kejadian
>P+ yang mempengaruhi belum terukur. Prognosis untuk bertahan hidup dengan atau tanpa
gejala sisa neurologis pernapasan dan sangat tergantung pada berat badan lahir dan usia
kehamilan. ematian meningkat dengan menurunnya usia kehamilan. Meskipun 6 !-#$ dari
semua bayi dengan PMH yang masih hidup setelah membutuhkan dukungan *entilasi denganrespirator adalah normal, prognosis jauh lebih baik bagi mereka dengan berat lebih dari ". ##
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 23
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 24/27
g. Prognosis jangka panjang untuk fungsi paru yang normal pada bayi yang masih hidup
dengan PMH sangat baik. orban kegagalan pernafasan neonatal yang parah mungkin
memiliki gangguan paru!paru dan perkembangan saraf yang signifikan. Morbiditas utama
(>P+, 8 9, dan 3 H berat) dan pertumbuhan postnatal yang kurang tetap tinggi untuk bayi
yang terke il.
>ayi dengan PMH, 6# sampai -#$ bertahan hidup, dan sebagian besar korban
memiliki paru!paru normal pada usia " bulan. >eberapa terjadi gangguan pernapasan yang
menetap, bagaimanapun mungkin memerlukan konsentrasi oksigen inspirasi tinggi selama
berminggu!minggu. Mereka dengan perjalanan penyakit yang berkepanjangan memiliki
insiden tinggi untuk memiliki penyakit pernafasan dengan mengi pada tahun!tahun pertama
kehidupan. Meskipun sebagian bayi fungsi paru!paru menjadi normal, mereka enderung
mengalami laju aliran ekspirasi yang berkurang dan di masa kanak!kanak akhir sering
memiliki bronkospasme yang diinduksi aktifitas atau metakolin. >ayi prematur dengan
gangguan pernapasan neonatal lebih enderung memiliki gangguan perkembangan
dibandingkan bayi yang lahir prematur tanpa gangguan pernapasan neonatal.
BAB III
KESIMP.LAN
Penyebab paling umum dari gangguan pernapasan pada bayi prematur adalah
penyakit membran hialin. 3nsiden meningkat dari $ bayi lahir di 7 !7 minggu usia
kehamilan kepada lebih dari #$ dari bayi yang lahir pada & !&6 minggu kehamilan. ondisi
ini disebabkan oleh kekurangan surfaktan. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan di
al*eolus selama ekspirasi, yang memungkinkan al*eolus untuk tetap sebagian diperluas dan
dengan ara itu mempertahankan kapasitas residual fungsional. @idak adanya surfaktan
menyebabkab dalam komplians paru!paru yang rendah dan atelektasis. >ayi harus
mengeluarkan banyak upaya untuk memperluas paru!paru dengan setiap napas, dan
kemudian akan terjadi gangguan pernafasan.
>ayi dengan penyakit membran hialin menunjukkan semua tanda!tanda klinis
gangguan pernapasan seperti takipnea, sianosis, dan ekspirasi yang disertai rintihan. Pada
auskultasi, didapatkan gerakan udara berkurang meskipun usaha napas bayi kuat. 1oto
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 24
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 25/27
rontgen dada menunjukkan atelektasis difus bilateral, menyebabkan gambaran ground!glass.
Saluran udara utama yang yang ditandai oleh kantung udara atele tati , menghasilkan air
!ronchogram . Pada anak yang tidak diintubasi, pengkubahan dari diafragma dan
hipoekspansi terjadi.
Cksigen tambahan, penggunaan 9P P hidung, intubasi dini untuk administrasi
surfaktan dan *entilasi, dan penempatan selang arteri umbilikalis dan *ena adalah inter*ensi
awal yang diperlukan. Sebuah *entilator yang dapat memberikan napas yang disinkronkan
dengan upaya pernapasan bayi (disinkronkan *entilasi wajib intermiten) harus digunakan.
1rekuensi tinggi *entilator juga tersedia untuk penyelamatan bayi melakukan buruk pada
*entilasi kon*ensional atau yang memiliki masalah kebo oran udara. @erapi pengganti
surfaktan, digunakan baik di ruang bersalin sebagai profilaksis dan bayi yang sudah dengan
penyakit membran hialin sebagai penyelamatan, menurunkan tingkat kematian baik pada bayi
prematur dan bayi dengan komplikasi kebo oran udara dari penyakit tersebut. Selama
perjalanan awal penyakit, pengaturan dan persyaratan *entilator oksigen se ara signifikan
lebih rendah pada bayi yang dirawat surfaktan dibanding subjek kontrol.
Persediaan awal mulai dari pengamatan intensif dan perawatan bayi baru lahir yang
berisiko tinggi se ara signifikan dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas yang terkait
dengan PMH dan penyakit neonatal akut yang lain. Steroid antenatal, penggunaan surfaktan
postnatal, peningkatan modus *entilasi, dan perawatan sesuai dengan tahapan perkembangan
telah menurunkan mortalitas dari PMH ( "#$). Hasil yang optimal tergantung pada
ketersediaan personil yang berpengalaman dan terampil, unit rumah sakit daerah khusus
diran ang dan diselenggarakan, peralatan yang tepat, dan kurangnya komplikasi seperti
asfiksia berat, perdarahan intrakranial, atau malformasi kongenital.
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 25
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 26/27
BAB I%
DAFTAR P.STAKA
". +udell GG, Stoll >?. 2espiratory +istress Syndrome (Hyaline Membrane +isease).
+alamF liegman 2M, >ehrman 2 , ?enson H>, Stanton >1, editors. 8elson
@e/tbook of Pediatri s. disi ke "6. PhiladelphiaF SaundersI &##'.
&. Mohamed 1>. Hyaline Membrane +isease (2espiratory +istress Syndrome). +alamF
Gomella @%, yal 1G, Nenk , editors. 8eonatologyF Management, Pro edures, Cn!
9all Problems, +iseases, and +rugs. disi ke! . 8ew OorkF @he M Graw!Hill
9ompaniesI &##5.
7. @hilo H. @he 8ewborn 3nfant. +alamF Hay , %e*in M?, Sondheimer ?M,
+eterding 22, editors. 9urrent Pediatri +iagnosis < @reatment, disi ke!"6.
9oloradoF @he M Graw!Hill 9ompaniesI &##'.
5. Hansen @H. Hyaline Membrane +isease. +alamF 2udolph 9+, 2udolph M,
Hostetter, M , %ister G, Siegel 8?. 2udolphQs Pediatri s, disi ke!&". 8ew OorkF
M Graw!Hill 9ompaniesI &##7.
PENYAKIT MEMBRAN HYALIN 26
8/20/2019 Penyakit Membran Hialin (2)
http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-membran-hialin-2 27/27
. >hakta O. 2espiratory +istress Syndrome. +alamF 9loherty ?P, i henweld 9,
Stark 2, editors. Manual of 8eonatal 9are. disi ke! . PhiladelphiaF %ippin ott
illiams < ilkinsI &##6. h. 7&7!7#.
. osim MS. Gangguan 8apas pada >ayi >aru %ahir. +alamF osim MS, Ounanto ,
+ewi 2i;alya, dkk. >uku jar 8eonatologi. disi ke!". ?akartaF >adan Penerbit 3+ 3I
&##6. h. "& !5 .
'. 8ur , tika 2, +amanik SM dkk. Pemberian Surfaktan Pada >ayi Prematur +engan
2espiratory +istress Syndrome. *ailable fromFwww.pediatrik. om0buletin0# &&5""7-# !' sial.do . essed +is 7# th,&#"".
6. Pramanik , dkk. 2espiratory +istress Syndrome. KpdatedF C t "# th, &#"".
*ailable fromF
httpF00emedi ine.meds ape. om0arti le0-' #75!o*er*iew . essed +is 7" th,&#"".
-. M 9lure P9. Hyaline Membrane +isease 3maging. KpdatedF May & th, &#"".*ailable fromF
httpF00emedi ine.meds ape. om0arti le05#-5#-!o*er*iew . essed +is 7" th,&#""
"#. %ubis H8K. Penyakit Membran Hialin. *ailable fromFhttpF00www.kalbe. o.id0files0 dk0files0#6PenyakitMembranHialin"&".pdf0#6Penyakit
MembranHialin"&".html . essed +is 7# th,&#"".