penyakit digestif

Upload: muhammad-adhim-alwi

Post on 10-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

digestif

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    1/19

    Hemoroid

    Definisi

    Plexus hemoroid merupakan pembuluh darah normal yang terletak pada mukosa rektum

    bagian distal dan anoderm. Gangguan pada hemoroid terjadi ketika plexus vaskular ini

    membesar. Sehingga kita dapatkan pengertiannya dari hemoroid adalah dilatasi varikosus

    vena dari plexus hemorrhoidal inferior dan superior (Dorland, 2002). Hemoroid adalah

    kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal.

    Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni

    melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar

    anorektal (Felix, 2006).

    Etiologi Hemoroid

    Menurut Villalba dan Abbas (2007), etiologi hemoroid sampai saat ini belum diketahui

    secara pasti, beberapa faktor pendukung yang terlibat diantaranya adalah:

    a. Penuaan

    b. Kehamilan

    c. Hereditas

    d. Konstipasi atau diare kronik

    e. Penggunaan toilet yang berlama-lama

    f. Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama

    g. Obesitas.

    Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan kongesti vaskular dan prolapsus mukosa. Selain itu

    dikatakan ada hubungan antara hemoroid dengan penyakit hati maupun konsumsi alkohol.

    Anatomi Anal Canal

    Anal canal adalah akhir dari usus besar dengan panjang 4 cm dari rektum hingga orifisium

    anal. Setengah bagian ke bawah dari anal canal dilapisi oleh epitel skuamosa dan setengah

    bagian ke atas oleh epitel kolumnar. Pada bagian yang dilapisi oleh epitel kolumnar tersebut

    membentuk lajur mukosa (lajur morgagni). Suplai darah bagian atas anal canal berasal dari

    pembuluh rektal superior sedangkan bagian bawahnya berasal dari pembuluh rektal inferior.

    Kedua pembuluh tersebut merupakan percabangan pembuluh darah rektal yang berasal dari

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    2/19

    arteri pudendal interna. Arteri ini adalah salah satu cabang arteri iliaka interna. Arteri-arteri

    tersebut akan membentuk pleksus disekitar orifisium anal.

    Gambar 2.1.

    Anatomi anal canal yang memperlihatkan pleksus hemoroid internal dan eksternal (

    Penninger dan Zainea, 2001).

    Hemoroid adalah bantalan vaskular yang terdapat di anal canal yang biasanya ditemukan di

    tiga daerah utama yaitu kiri samping, kanan depan, dan bagian kanan belakang. Hemoroid

    berada dibawah lapisan epitel anal canal dan terdiri dari plexus arteriovenosus terutama

    antara cabang terminal arteri rektal superior dan arteri hemoroid superior. Selain itu hemoroid

    juga menghubungkan antara arteri hemoroid dengan jaringan sekitar. Persarafan pada bagian

    atas anal canal disuplai oleh plexus otonom, bagian bawah dipersarafi oleh saraf somatik

    rektal inferior yang merupakan akhir percabangan saraf pudendal.

    Patogenesis Hemoroid

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    3/19

    Anal canal memiliki lumen triradiate yang dilapisi bantalan (cushion) atau alas dari jaringan

    mukosa. Bantalan ini tergantung di anal canal oleh jaringan ikat yang berasal dari sfingter

    anal internal dan otot longitudinal. Di dalam tiap bantalan terdapat plexus vena yang

    diperdarahi oleh arteriovenosus. Struktur vaskular tersebut membuat tiap bantalan membesar

    untuk mencegah terjadinya inkontinensia (Nisar dan Scholefield, 2003).

    Efek degenerasi akibat penuaan dapat memperlemah jaringan penyokong dan bersamaan

    dengan usaha pengeluaran feses yang keras secara berulang serta mengedan akan

    meningkatkan tekanan terhadap bantalan tersebut yang akan mengakibatkan prolapsus.

    Bantalan yang mengalami prolapsus akan terganggu aliran balik venanya. Bantalan menjadi

    semakin membesar dikarenakan mengedan, konsumsi serat yang tidak adekuat, berlama-lama

    ketika buang air besar, serta kondisi seperti kehamilan yang meningkatkan tekanan intra

    abdominal. Perdarahan yang timbul dari pembesaran hemoroid disebabkan oleh trauma

    mukosa lokal atau inflamasi yang merusak pembuluh darah di bawahnya.

    Taweevisit dkk (2008) menyimpulkan bahwa sel mast memiliki peran multidimensional

    terhadap patogenesis hemoroid, melalui mediator dan sitokin yang dikeluarkan oleh granul

    sel mast. Pada tahap awal vasokonstriksi terjadi bersamaan dengan peningkatan

    vasopermeabilitas dan kontraksi otot polos yang diinduksi oleh histamin dan leukotrin.

    Ketika vena submukosal meregang akibat dinding pembuluh darah pada hemoroid melemah,

    akan terjadi ekstravasasi sel darah merah dan perdarahan. Sel mast juga melepaskanplatelet-

    activating factor sehingga terjadi agregasi dan trombosis yang merupakan komplikasi akut

    hemoroid.

    Pada tahap selanjutnya hemoroid yang mengalami trombosis akan mengalami rekanalisasi

    dan resolusi. Proses ini dipengaruhi oleh kandungan granul sel mast. Termasuk diantaranya

    tryptase dan chymase untuk degradasi jaringan stroma, heparin untuk migrasi sel endotel dan

    sitokin sebagai TNF- serta interleukin 4 untuk pertumbuhan fibroblas dan proliferasi.

    Selanjutnya pembentukan jaringan parut akan dibantu oleh basic fibroblast growth factor dari

    sel mast.

    Klasifikasi Hemoroid

    Hemoroid diklasifikasikan berdasarkan asalnya, dimana dentate line menjadi batas histologis.

    Klasifikasi hemoroid yaitu:

    a. Hemoroid eksternal, berasal dari dari bagian distal dentate line dan dilapisi oleh epitel

    skuamos yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut saraf nyeri somatik

    b. Hemoroid internal, berasal dari bagian proksimal dentate line dan dilapisi mukosa.

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    4/19

    c. Hemoroid internal-eksternal dilapisi oleh mukosa di bagian superior dan kulit pada bagian

    inferior serta memiliki serabut saraf nyeri (Corman, 2004)

    Derajat Hemoroid Internal

    Menurut Person (2007), hemoroid internal diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan yakni:

    a. Derajat I, hemoroid mencapai lumen anal canal.

    b. Derajat II, hemoroid mencapai sfingter eksternal dan tampak pada saat pemeriksaan tetapi

    dapat masuk kembali secara spontan.

    c. Derajat III, hemoroid telah keluar dari anal canal dan hanya dapat masuk kembali secara

    manual oleh pasien.

    d. Derajat IV, hemoroid selalu keluar dan tidak dapat masuk ke anal canal meski dimasukkan

    secara manual.

    Gejala klinis Hemoroid

    Gejala klinis hemoroid dapat dibagi berdasarkan jenis hemoroid (Villalba dan Abbas, 2007)

    yaitu:

    a. Hemoroid internal

    1. Prolaps dan keluarnya mukus.

    2. Perdarahan.

    3. Rasa tak nyaman.

    4. Gatal.

    b. Hemoroid eksternal

    1. Rasa terbakar.

    2. Nyeri ( jika mengalami trombosis).

    3. Gatal.

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    5/19

    Diagnosis Hemoroid

    Diagnosis hemoroid dapat dilakukan dengan melakukan:

    a. Anamnesis.

    b. Pemeriksaan fisik.

    c. Pemeriksaan penunjang.

    Anamnesis Hemoroid

    Pada anamnesis biasanya didapati bahwa pasien menemukan adanya darah segar pada saat

    buang air besar. Selain itu pasien juga akan mengeluhkan adanya gatal-gatal pada daerah

    anus. Pada derajat II hemoroid internal pasien akan merasakan adanya masa pada anus danhal ini membuatnya tak nyaman. Pasien akan mengeluhkan nyeri pada hemoroid derajat IV

    yang telah mengalami trombosis (Canan, 2002).

    Perdarahan yang disertai dengan nyeri dapat mengindikasikan adanya trombosis hemoroid

    eksternal, dengan ulserasi thrombus pada kulit. Hemoroid internal biasanya timbul gejala

    hanya ketika mengalami prolapsus sehingga terjadi ulserasi, perdarahan, atau trombosis.

    Hemoroid eksternal bisa jadi tanpa gejala atau dapat ditandai dengan rasa tak nyaman, nyeri

    akut, atau perdarahan akibat ulserasi dan trombosis,

    Pemeriksaan Fisik Hemoroid

    Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya pembengkakan vena yang mengindikasikan

    hemoroid eksternal atau hemoroid internal yang mengalami prolaps. Hemoroid internal

    derajat I dan II biasanya tidak dapat terlihat dari luar dan cukup sulit membedakannya dengan

    lipatan mukosa melalui pemeriksaan rektal kecuali hemoroid tersebut telah mengalami

    trombosis (Canan, 2002).

    Daerah perianal juga diinspeksi untuk melihat ada atau tidaknya fisura, fistula, polip, atau

    tumor. Selain itu ukuran, perdarahan, dan tingkat keparahan inflamasi juga harus dinilai

    (Nisar dan Scholefield, 2003).

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    6/19

    Gambar 2.2. menunjukkan hemoroid yang mengalami trombosis (Schubert, Schade, dan

    wexner, 2009).

    Pemeriksaan Penunjang Hemoroid

    Anal canal dan rektum diperiksa dengan menggunakan anoskopi dan sigmoidoskopi.

    Anoskopi dilakukan untuk menilai mukosa rektal dan mengevaluasi tingkat pembesaran

    hemoroid (Halverson, 2007). Side-viewingpada anoskopi merupakan instrumen yang optimal

    dan tepat untuk mengevaluasi hemoroid. Allonso-Coello dan Castillejo (2003) dalam Kaidar-

    Person, Person, dan Wexner (2007) menyatakan bahwa ketika dibandingkan dengan

    sigmodoskopi fleksibel, anoskopi mendeteksi dengan presentasi lebih tinggi terhadap lesi di

    daerah anorektal.

    Gejala hemoroid biasanya bersamaan dengan inflamasi pada anal canal dengan derajat

    berbeda. Dengan menggunakan sigmoidoskopi, anus dan rektum dapat dievaluasi untuk

    kondisi lain sebagai diagnosa banding untuk perdarahan rektal dan rasa tak nyaman seperti

    pada fisura anal dan fistula, kolitis, polip rektal, dan kanker. Pemeriksaan dengan

    menggunakan barium enema X-ray atau kolonoskopi harus dilakukan pada pasien dengan

    umur di atas 50 tahun dan pada pasien dengan perdarahan menetap setelah dilakukan

    pengobatan terhadap hemoroid (Canan, 2002).

    Diagnosa Banding hemoroid

    Menurut Kaidar-Person dkk (2007) selama evaluasi awal pasien, kemungkinan penyebab lain

    dari gejala-gejala seperti perdarahan rektal, gatal pada anus, rasa tak nyaman, massa serta

    nyeri dapat disingkirkan. Kanker kolorektal dan anal, dan melanoma anorektal merupakan

    contoh penyebab gejala tersebut. Dibawah ini adalah diagnosa banding untuk gejala-gejala

    diatas:

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    7/19

    a. Nyeri

    1. Fisura anal

    2. Herpes anal

    3. Proktitis ulseratif

    4.Proctalgia fugax

    b. Massa

    1. Karsinoma anal

    2.Perianal warts

    3. Skin tags

    c. Nyeri dan massa

    1. Hematom perianal

    2. Abses

    3.Pilonidal sinus

    d. Nyeri dan perdarahan

    1. Fisura anal

    2. proktitis

    e. Nyeri, massa, dan perdarahan

    Hematom perianal ulseratif

    f. Massa dan perdarahan

    Karsinoma anal

    g. Perdarahan

    1. Polips kolorektal

    2. Karsinoma kolorektal

    3. Karsinoma anal

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    8/19

    Penatalaksanaan Hemoroid

    Menurut Acheson dan Scholefield (2006), penatalaksanaan hemoroid dapat dilakukan dengan

    beberapa cara sesuai dengan jenis dan derajat daripada hemoroid.

    Penatalaksanaan Konservatif

    Sebagian besar kasus hemoroid derajat I dapat ditatalaksana dengan pengobatan konservatif.

    Tatalaksana tersebut antara lain koreksi konstipasi jika ada, meningkatkan konsumsi serat,

    laksatif, dan menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan kostipasi seperti kodein

    (Daniel, 2010). Penelitian meta-analisis akhir-akhir ini membuktikan bahwa suplemen serat

    dapat memperbaiki gejala dan perdarahan serta dapat direkomendasikan pada derajat awal

    hemoroid (Zhou dkk, 2006). Perubahan gaya hidup lainnya seperti meningkatkan konsumsi

    cairan, menghindari konstipasi dan mengurangi mengejan saat buang air besar dilakukan

    pada penatalaksanaan awal dan dapat membantu pengobatan serta pencegahan hemoroid,

    meski belum banyak penelitian yang mendukung hal tersebut.

    Kombinasi antara anestesi lokal, kortikosteroid, dan antiseptik dapat mengurangi gejala gatal-

    gatal dan rasa tak nyaman pada hemoroid. Penggunaan steroid yang berlama-lama harus

    dihindari untuk mengurangi efek samping. Selain itu suplemen flavonoid dapat membantu

    mengurangi tonus vena, mengurangi hiperpermeabilitas serta efek antiinflamasi meskipun

    belum diketahui bagaimana mekanismenya (Acheson dan Scholrfield, 2008).

    Pembedahan

    Acheson dan Scholfield (2008) menyatakan apabila hemoroid internal derajat I yang tidak

    membaik dengan penatalaksanaan konservatif maka dapat dilakukan tindakan pembedahan.

    HIST (Hemorrhoid Institute of South Texas) menetapkan indikasi tatalaksana pembedahan

    hemoroid antara lain:

    a. Hemoroid internal derajat II berulang.

    b. Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala.

    c. Mukosa rektum menonjol keluar anus.

    d. Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti fisura.

    e. Kegagalan penatalaksanaan konservatif.

    f. Permintaan pasien.

    Pembedahan yang sering dilakukan yaitu:

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    9/19

    1. Skleroterapi. Teknik ini dilakukan menginjeksikan 5 mL oil phenol 5 %, vegetable oil,

    quinine, dan urea hydrochlorate atau hypertonic salt solution. Lokasi injeksi adalah

    submukosa hemoroid. Efek injeksi sklerosan tersebut adalah edema, reaksi inflamasi dengan

    proliferasi fibroblast, dan trombosis intravaskular. Reaksi ini akan menyebabkan

    fibrosis pada sumukosa hemoroid. Hal ini akan mencegah atau mengurangi prolapsus

    jaringan hemoroid (Kaidar-Person dkk, 2007). Senapati (1988) dalam Acheson dan

    Scholfield (2009) menyatakan teknik ini murah dan mudah dilakukan, tetapi jarang

    dilaksanakan karena tingkat kegagalan yang tinggi.

    2. Rubber band ligation. Ligasi jaringan hemoroid dengan rubber band menyebabkan

    nekrosis iskemia, ulserasi dan scarring yang akan menghsilkan fiksasi jaringan ikat ke

    dinding rektum. Komplikasi prosedur ini adalah nyeri dan perdarahan.

    3. Infrared thermocoagulation. Sinar infra merah masuk ke jaringan dan berubah menjadi

    panas. Manipulasi instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengatur banyaknya jumlah

    kerusakan jaringan. Prosedur ini menyebabkan koagulasi, oklusi, dan sklerosis jaringan

    hemoroid. Teknik ini singkat dan dengan komplikasi yang minimal.

    4. Bipolar Diathermy. Menggunakan energi listrik untuk mengkoagulasi jaringan hemoroid

    dan pembuluh darah yang memperdarahinya. Biasanya digunakan pada hemoroid internal

    derajat rendah.

    5. Laser haemorrhoidectomy.

    6. Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation. Teknik ini dilakukan dengan

    menggunakan proktoskop yang dilengkapi dengan doppler probe yang dapat melokalisasi

    arteri. Kemudian arteri yang memperdarahi jaringan hemoroid tersebut diligasi menggunakan

    absorbable suture. Pemotongan aliran darah ini diperkirakan akan mengurangi ukuran

    hemoroid.

    7. Cryotherapy. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan temperatur yang sangat rendah

    untuk merusak jaringan. Kerusakan ini disebabkan kristal yang terbentuk di dalam sel,

    menghancurkan membran sel dan jaringan. Namun prosedur ini menghabiskan banyak waktu

    dan hasil yang cukup mengecewakan. Cryotherapy adalah teknik yang paling jarang

    dilakukan untuk hemoroid (American Gastroenterological Association, 2004).

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    10/19

    8. Stappled Hemorrhoidopexy. Teknik dilakukan dengan mengeksisi jaringan hemoroid pada

    bagian proksimal dentate line. Keuntungan pada stappled hemorrhoidopexy adalah

    berkurangnya rasa nyeri paska operasi selain itu teknik ini juga aman dan efektif sebagai

    standar hemorrhoidectomy (Halverson, 2007).

    Menurut Nagie (2007), pencegahan hemoroid dapat dilakukan dengan:

    1. Konsumsi serat 25-30 gram sehari. Makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayur-

    mayur, dan kacang-kacangan menyebabkan feses menyerap air di kolon. Hal ini membuat

    feses lebih lembek dan besar, sehingga mengurangi proses mengedan dan tekanan pada vena

    anus.

    2. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari

    3. Mengubah kebiasaan buang air besar. Segera ke kamar mandi saat merasa akan buang air

    besar, jangan ditahan karena akan memperkeras feses. Hindari mengedan.

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    11/19

    Appendicitis

    Appendicitis adalah infeksi pada appendiks karena tersumbatnya lumen oleh fekalith (batu

    feces), hiperplasi jaringan limfoid, dan cacing usus. Obstruksi lumen merupakan penyebab

    utama appendicitis. Erosi membran mukosa appendiks dapat terjadi karena parasit seperti

    Entamoeba histolytica, Trichuris trichiura, danEnterobius vermikularis.

    Gambar 2.1. Appendiks pada saluran pencernaan

    Klasifikasi Appendicitis

    Appendicitis Akut

    a. Appendicitis Akut Sederhana (Cataral Appendicitis)

    Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa disebabkan obstruksi. Sekresi

    mukosa menumpuk dalam lumen appendiks dan terjadi peningkatan tekanan dalam lumen

    yang mengganggu aliran limfe, mukosa appendiks jadi menebal, edema, dan kemerahan.

    Gejala diawali dengan rasa nyeri di daerah umbilikus, mual, muntah, anoreksia, malaise, dan

    demam ringan. Pada appendicitis kataral terjadi leukositosis dan appendiks terlihat normal,

    hiperemia, edema, dan tidak ada eksudat serosa.

    b. Appendicitis Akut Purulenta (Supurative Appendici tis)

    Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan terbendungnya

    aliran vena pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis. Keadaan ini memperberat

    iskemia dan edema pada apendiks. Mikroorganisme yang ada di usus besar berinvasi ke

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    12/19

    dalam dinding appendiks menimbulkan infeksi serosa sehingga serosa menjadi suram karena

    dilapisi eksudat dan fibrin. Pada appendiks dan mesoappendiks terjadi edema, hiperemia, dan

    di dalam lumen terdapat eksudat fibrinopurulen. Ditandai dengan rangsangan peritoneum

    lokal seperti nyeri tekan, nyeri lepas di titik Mc Burney, defans muskuler, dan nyeri pada

    gerak aktif dan pasif. Nyeri dan defans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut disertai

    dengan tanda-tanda peritonitis umum.

    c. Appendicitis Akut Gangrenosa

    Bila tekanan dalam lumen terus bertambah, aliran darah arteri mulai terganggu sehingga

    terjadi infrak dan ganggren. Selain didapatkan tanda-tanda supuratif, appendiks mengalami

    gangren pada bagian tertentu. Dinding appendiks berwarna ungu, hijau keabuan atau merah

    kehitaman. Pada appendicitis akut gangrenosa terdapat mikroperforasi dan kenaikan cairan

    peritoneal yang purulen.

    Appendicitis Infiltrat

    Appendicitis infiltrat adalah proses radang appendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh

    omentum, usus halus, sekum, kolon dan peritoneum sehingga membentuk gumpalan massaflegmon yang melekat erat satu dengan yang lainnya.

    Appendicitis Abses

    Appendicitis abses terjadi bila massa lokal yang terbentuk berisi nanah (pus), biasanya di

    fossa iliaka kanan, lateral dari sekum, retrocaecal, subcaecal, danpelvic.

    Appendicitis Perforasi

    Appendicitis perforasi adalah pecahnya appendiks yang sudah ganggren yang menyebabkan

    pus masuk ke dalam rongga perut sehingga terjadi peritonitis umum. Pada dinding appendiks

    tampak daerah perforasi dikelilingi oleh jaringan nekrotik.

    Appendicitis Kronis

    Appendicitis kronis merupakan lanjutan appendicitis akut supuratif sebagai proses radang

    yang persisten akibat infeksi mikroorganisme dengan virulensi rendah, khususnya obstruksi

    parsial terhadap lumen. Diagnosa appendicitis kronis baru dapat ditegakkan jika ada riwayat

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    13/19

    serangan nyeri berulang di perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik

    appendiks secara makroskopik dan mikroskopik. Secara histologis, dinding appendiks

    menebal, sub mukosa dan muskularis propia mengalami fibrosis. Terdapat infiltrasi sel

    radang limfosit dan eosinofil pada sub mukosa, muskularis propia, dan serosa. Pembuluh

    darah serosa tampak dilatasi.

    Gejala Appendicitis

    Beberapa gejala yang sering terjadi yaitu:

    -

    Rasa sakit di daerah epigastrum, daerah periumbilikus, di seluruh abdomen atau di

    kuadran kanan bawah merupakan gejala-gejala pertama. Rasa sakit ini samar-samar,

    ringan sampai moderat, dan kadang-kadang berupa kejang. Sesudah empat jam

    biasanya rasa nyeri itu sedikit demi sedikit menghilang kemudian beralih ke kuadran

    bawah kanan. Rasa nyeri menetap dan secara progesif bertambah hebat apabila pasien

    bergerak.

    - Anoreksia, mual, dan muntah yang timbul selang beberapa jam dan merupakan

    kelanjutan dari rasa sakit yang timbul permulaan.

    - Demam tidak tinggi (kurang dari 380C), kekakuan otot, dan konstipasi.

    -

    Appendicitis pada bayi ditandai dengan rasa gelisah, mengantuk, dan terdapat nyeri

    lokal. Pada usia lanjut, rasa nyeri tidak nyata. Pada wanita hamil rasa nyeri terasa

    lebih tinggi di daerah abdomen dibandingkan dengan biasanya.

    -

    Nyeri tekan didaerah kuadran kanan bawah. Nyeri tekan mungkin ditemukan juga di

    daerah panggul sebelah kanan jika appendiks terletak retrocaecal. Rasa nyeri

    ditemukan di daerah rektum pada pemeriksaan rektum apabila posisi appendiks di

    pelvic. Letak appendiks mempengaruhi letak rasa nyeri.

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    14/19

    Diagnosa Banding Appendicitis

    Banyak masalah yang dihadapi saat menegakkan diagnosis appendicitis karena penyakit lain yang

    memberikan gambaran klinis yang hampir sama dengan appendicitis, diantaranya:

    - Gastroenteritis ditandai dengan terjadi mual, muntah, dan diare mendahului rasa sakit.

    Sakit perut lebih ringan, hiperperistaltis sering ditemukan, panas dan leukositosis kurang

    menonjol dibandingkan appendicitis akut.

    - Limfadenitis Mesenterika, biasanya didahului oleh enteritis atau gastroenteritis. Ditandai

    dengan nyeri perut kanan disertai dengan perasaan mual dan nyeri tekan perut.

    -

    Demam dengue, dimulai dengan sakit perut mirip peritonitis dan diperoleh hasil positif

    untukRumple Leed, trombositopeni, dan hematokrit yang meningkat.

    -

    Infeksi Panggul, salpingitis akut kanan sulit dibedakan dengan appendicitis akut. Suhu

    biasanya lebih tinggi daripada appendicitis dan nyeri perut bagian bawah lebih difus.

    Infeksi panggul pada wanita biasanya disertai keputihan dan infeksi urin.

    -

    Gangguan alat reproduksi perempuan, folikel ovarium yang pecah dapat memberikan

    nyeri perut kanan bawah pada pertengahan siklus menstruasi. Tidak ada tanda radang dan

    nyeri biasa hilang dalam waktu 24 jam.

    -

    Kehamilan ektopik, hampir selalu ada riwayat terlambat haid dengan keluhan yang tidak

    jelas seperti ruptur tuba dan abortus. Kehamilan di luar rahim disertai pendarahan

    menimbulkan nyeri mendadak difus dipelvic dan bisa terjadi syok hipovolemik.

    -

    Divertikulosis Meckel, gambaran klinisnya hampir sama dengan appendicitis akut dan

    sering dihubungkan dengan komplikasi yang mirip pada appendicitis akut sehingga

    diperlukan pengobatan serta tindakan bedah yang sama.

    -

    Ulkus peptikum perforasi, sangat mirip dengan appendicitis jika isi gastroduodenum

    mengendap turun ke daerah usus bagian kanan sekum.

    -

    Batu ureter, jika diperkirakan mengendap dekat appendiks dan menyerupai appendicitis

    retrocaecal. Nyeri menjalar ke labia, skrotum, penis, hematuria, dan terjadi demam atau

    leukositosis.

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    15/19

    Hernia inguinalis

    anatomi

    Lapisan dinding kulit abdomen terdiri dari, lemak subkutan,scarpas fascia, peritoneumhesselbachs triangle, external oblique, internal oblique, transversus abdominis, transversalis

    fascia. Dan di batasi oleh artery epigastrika inferior, ligamentum inguinal dan lateralnya di batasi

    oleh rectus sheath.

    Canalis inguinalis merupakan saluran oblik yang menembus bagian bawah dinding anterior

    abomen dan terdapat pada kedua jenis kelamin. Canalis inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas

    ligamentum inguinale. Dining canalis inguinalis di bentuk oleh muskulus obliquus externus

    abdominis dan di bentuk oleh facsia abdominalis.

    Pengertian HerniaHernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari

    dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau

    bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong

    dan isi hernia (karnadihardja, 2005)

    Hernia (Latin) merupakan penonjolan bagian organ atau jaringan melalui lobang abnormal.

    (Dorland,1998). Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau

    bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui

    defek atau bagian lemah dari lapisan muskolo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas

    cincin, kantong, dan isi hernia. (Jong, 2004).

    Hernia iguinalis lateralis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah

    lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran

    berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis (buah zakar) dari perut ke

    dalam skrotum (kantung zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan

    Etiologi Hernia inguinalis

    Biasanya tidak ditemukan sebab yang pasti, meskipun kadang sering di hubungkan dengan

    angkat berat. Hernia inguinalis lateralis dapat terjadi karena anomaly congenital atau sebab

    yang didapat, hernia inguinalis lateralis dapat di jumpai pada semua usia, lebih banyak pada pria

    dari pada wanita. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk pada

    annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Disamping

    itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia untuk melewati pintu yang cukup

    lebar tersebut. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah, adanya prosesus vaginalis yang

    terbuka, peninggian tekanan dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia

    (karnadihardja, 2005)

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    16/19

    Proses turunnya testis mengikuti prosesus vaginalis, pada neonatus kurang lebih 90% prosesus

    vaginalis tetap terbuka, sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30% prosesus vaginalis

    belum tertutup. Tapi kejadian hernia inguinalis lateralis pada anak usia ini hanya beberapa

    persen. Umumnya disimpulkan bahwa adanya prosesus vaginalis yang patent bukan merupakanpenyebab tunggal terjadinya hernia inguinalis lateralis, tetapi diperlukan faktor lain, seperti

    anulus inguinalis yang cukup besar

    Sebagian besar tipe hernia inguinalis adalah hernia inguinalis lateralis, dan laki-laki lebih sering

    terkena dari pada perempuan (9:1), hernia dapat terjadi pada waktu lahir dan dapat terlihat

    pada usia berapa pun. Insidensi pada bayi populasi umum 1% dan pada bayi-bayi prematur

    dapat mendekati 5 %, hernia inguinal dilaporkan kurang lebih 30% kasus terjadi pada bayi laki-

    laki dengan berat badan 1000 gr atau kurang.

    Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis,

    yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus oblikus internus

    abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi dan adanya fasia

    transversa yang kuat yang menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot.

    Gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis lateralis.

    Klasifikasi Hernia InguinalisHernia inguinalis indirek, disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena keluar dari rongga

    peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika

    inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis, dan jika cukup panjang, menonjol

    keluar dari annulus inguinalis ekternus. Apabial hernia inguinalis lateralis berlanjut, tonjolan akan

    sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis. Kantong hernia berada dalam muskulus kremaster

    terlatak anteromedial terhadap vas deferen dan struktur lain dalamfunikulus spermatikus. Pada

    anak hernia inguinalis lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya

    prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke skrotum (karnadihardja,

    2005)

    Hernia inguinalis indirek (lateralis) merupakan bentuk hernia yang paling sering ditemukan dan

    diduga mempunyai penyebab kongenital. (Snell, 2006).Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak di

    sebelah lateral vasa epigastric inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar dari rongga perut

    melalui anulus inguinalis eksternus. (Mansjoer, 2000).

    Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi

    desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke

    daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut prosesus vaginalis peritonei.

    Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah mengalami obliterasi sehingga isi

    rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis

    ini tidak menutup. Karena testis kiri turun lebih dahulu maka kanalis kanan lebih sering terbuka.

    Dalam keadaan normal kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. (Mansjoer,

    2000).

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    17/19

    Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis

    kongenital. Pada orang tua, kanalis tersebut telah menutup namun karena lokus minoris

    resistensie maka pada keadaan yang menyebabkan peninggian tekanan intra abdominal

    meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.(Mansjoer, 2000).

    Manifestasi Klinis

    Hernia inguinalis lateralis biasanya terlihat sebagai benjolan pada daerah inguinal dan meluas ke

    depan atau ke dalam skrotum. Kadang-kadang, anak akan datang dengan bengkak skrotum tanpa

    benjolan sebelumnya pada daerah inguinal. Orang tuanya biasanya sebagai orang pertama yang

    melihat benjolan ini, yang mungkin muncul hanya saat menangis atau mengejan. Selama tidur

    atau apabila pada keadaan istirahat atau santai, hernia menghilang spontan tanpa adanya benjolan

    atau pembesaran skrotum. Riwayat bengkak pada pangkal paha, labia, atau skrotum berulang-

    ulang yang hilang secara spontan adalah tanda klasik untuk hernia inguinalis lateralis (shochat,

    2000)Pemeriksaan fisik akan menunjukkan benjolan inguinal pada setinggi cincin interna atau

    eksterna atau pembengkakan skrotum yang ukurannya dapat berkurang atau berfluktuasi. Cara

    klasik memeriksa hernia inguinalis orang dewasa dengan menempatkan jari telunjuk pada

    kanalis inguinalis, yang sebenarnya pada bayi tidak perlu dilakukan, dan ternyata bisa

    menyebabkan perasaan tidak enak. Hal ini karena cincin interna dan eksterna pada dan anak

    paralel. Hernia inguinalis lateralis dapat diketahui dengan meletakkan bayi tidur telentang

    dengan kaki lurus dan tangan diatas kepala. Posisi. Posisi ini dapat menyebabkan bayi menangismenangis, dan dapat meningkatkan tekanan intra abdomen dan akan memperlihatkan benjolan

    di tuberkulum pubis (cincin eksterna) atau pembengkakan di dalam skrotum. Anak yang lebih

    tua dapat diperiksa dengan berdiri, yang juga akan meningkatkan tekanan intra abdomen dan

    memperlihatkan hernia tersebut. Testis yang retraksi sering terjadi pada bayi dan anak-anak

    daan bisa menyerupai hernia inguinalis dengan benjolan di atas cincin eksterna. Karena itu

    sangat penting meraba testis sebelum meraba benjolan inguinal. Hal ini akan memungkinkan

    diferensiasi antara keduanya dan menghindari tindakan bedah yang tidak perlu

    Tatalaksana

    Terapi pililihan untuk hernia inguinalis lateralis adalah operasi, karena hernia inguinalis lateralis

    tidak bisa sembuh secara spontan. Operasi ini harus segera dilakukan secera elektif setelah

    diagnosis di tentukan, karena akan beresiko tinggi terjadinya inkarserata di kemudian hari setelah

    terutama selama tahun pertama kehidupan. Perbaikan elektif hernia inguinalis lateralis dapat

    dilakukan pada penderita rawat jalan (shochat, 2000).

    Ada kontroversi tentang kapan dilakukan eksplorasi pangkal paha kontralateral pada bayi dan

    anak dengan hernia inguinalis lateralis unilateral. Insiden prosesus vaginalis yang terbuka sekitar60% pada bayi 2 bulan dan sekitar 40% pada umur 2 tahun. Prosesus vaginalis yang terbuka di

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    18/19

    temukan pada 30% populasi umum. Setelah perbaikan hernia unilateral pada anak, hernia

    kontralateral menjadi 30% kasus. Jika perbaikan unilateral pada sisi kiri, peluang terjadinya

    hernia sisi kanan 40%, kemungkinan karena penurunan testis pada sisi kanan lebih lambat.

    Resiko terjadinya inkarserata lebih tinggi pada anak umur 1 tahun tahun, biasanya terjadi pada

    umur 6 bulan (shochat, 2000).

    Berdasarkan data ini, kebanyakan ahli bedah anak menganjurkan eksplorasi inguinal bilateralpada semua anak laki-laki kurang dari 1 tahun, anak wanita dengan umur kurang dari 2 tahun.

    Anak laki-laki dan wanita yang datang dengan hernia inguinalis sisi kiri beresiko terjadi hernia

    kontralateral dan harus dilakukan eksplorasi sisi kanan, (shochat, 2000).

    Manual reduction hernia inguinalis lateralis yang terinkarserasi dapat dilakukan setelah bayi

    tenang, bayi dalam posisi trendelenburg, dengan menggunakan kantong es diletakkan pada posisi

    yang terserang. Ini di kontraindikasikan pada inkarserasi yang lebih dari 12 jam atau adanya

    buang air besar bercanpur darah (stool), (shocat, 2000).

    Pembedahan efektif untuk hernia inguinalis lateralis di anjurkan pada saat kondisi anak dalam

    keadaan baik, dan koreksi pada sisi asimptomatis sering dilakukan pada anak berusia kurang dari

    2 tahun, terutama pada perempuan.

    Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka danisi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian direposisi. Kantong diajahit-ikat setinggi

    mungkin lalu dipotong (karnadihardja, 2005).

    Pada herniaplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat

    dinding belakang kanalis inguinalis (karnadihardja, 2005).

    Strangulasi di tangani dengan nasogastric suction, rehisdrasi, perbaikan defisiensi elektrolit, dan

    operasi dapat di lakukan setelah kondisi pasien stabil.

    komplikasi

    Komplikasi hernia inguinalis lateralis bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi

    hernia dapat tertahan dalam kantong hernia inguinalis lateralis, pada hernia ireponibel: ini dapat

    terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperitoneal ataumerupakan hernia akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis kecuali benjolan. Dapat pula terjadi isi

    hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata/ inkarserasi yang

    menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis, atau

    lebih kaku seperti pada hernia hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan

    parsial. (Jong, 2004 ; Girl dan Mantu, 1992).

    Jepitan cincin hernia inguinalis lateralis akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.

    Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur di dalam

    hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada

    cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia

    menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudant berupa cairan serosanguinus. Kalau

    isi hernia terdiri usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel,atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut. (Wim de Jong, 2004). Akibat

    penyumbatan usus terjadi aliran balik berupa muntah-muntah sampai dehidrasi danshock dengan

    berbagai macam akibat lain. (Girl dan Mantu, 1992).

    Hernia inkarserata inai dapat terjadi apabila isi kantong hernia tidak dapat kembali lagi ke

    rongga abdomen. Organ yang terinkarserasi biasanya usus, yang ditandai dengan gejala

    obstruksi usus, yang disertai muntah, perut kembung, konstipasi, dan terlihat adanya batas

    udara-air pada saat foto polos abdomen. Setiap anak dengan gejala obstruksi usus yang tidak

    jelas sebabnya harus dicurigai hernia inkarseta. Pada anak wanita organ yang sering

  • 5/20/2018 Penyakit Digestif

    19/19

    terinkarserasi adalah ovarium. Apabila aliran darah ke dalam organ berkurang, terjadilah hernia

    strangulasi, yang menjadi indikasi pasti untuk operasi (shochat, 2000)

    prognosis

    Prognosis hernia inguinalis lateralis pada bayi dan anak sangat baik. Insiden terjadinya

    komplikasi pada anak hanya sekitar 2%. Insiden infeksi pascah bedah mendekati 1%, dan

    recurent kurang dari 1%. Meningkatnya insiden recurrent ditemukan bila ada riwayat inkarserata

    atau strangulasi (shochat, 2000)