pengujian benih (laporan tetap praktikum dasar - dasar agronomi) febri irawan 05091002006 teknik...

18
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR AGRONOMI Nama : Febri Irawan Tanggal : 28 April 2010 NIM : 05091002006 Asisten : Jurusan : Teknologi Pertanian 1. Agustino Kelompok : V 2. Agung Setiawan Judul : Pengujian Benih 3. Deny Ferdison 4. Ricky Erwanto 5. Ika maryanti 6. Mayang Segara 7. Sheli Arizona 8. Nur Rahmawati Nilai : A. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah dengan uji daya kecambah ini mempunyai daya informasi kemampuan benih untuk tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam kondisi yang optimum.

Upload: febri-irawan-putra-zenir

Post on 27-Jul-2015

1.891 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR – DASAR AGRONOMI

Nama : Febri Irawan Tanggal : 28 April 2010

NIM : 05091002006 Asisten :

Jurusan : Teknologi Pertanian 1. Agustino

Kelompok : V 2. Agung Setiawan

Judul : Pengujian Benih 3. Deny Ferdison

4. Ricky Erwanto

5. Ika maryanti

6. Mayang Segara

7. Sheli Arizona

8. Nur Rahmawati

Nilai :

A. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah dengan uji daya kecambah ini mempunyai

daya informasi kemampuan benih untuk tumbuh normal menjadi tanaman yang

berproduksi wajar dalam kondisi yang optimum.

B. HASIL

a. Sistematika

1. Jagung ( Zea mays )

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Graminales

Family : Oryzae

Genus : Oryza

Page 2: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

Spesies : Zea mays

2. Kacang Hijau ( Vigna radiata )

Divisio : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Family : Leguminoceae

Genus : Vigna

Species : Vigna radiata

b. Tabel

BenihParameter

perkembanganHari ke-2 Hari ke-5 Jumlah

Jagung

Normal 23 1

30Abnormal - -

Keras - -

Busuk - 6

Kacang Hijau

Normal 30 -

30Abnormal - -

Keras - -

Busuk - -

Jumlah total 60

c. Perhitungan

Perhitungan persentase benih jagung :

% Benih Normal =

=

= 80 %

Page 3: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

% Benih Abnormal =

=

= 0 %

% Benih Busuk =

=

= 20 %

% Benih Keras =

=

= 0 %

Perhitungan persentase benih kacang hijau :

% Benih Normal =

=

= 100 %

% Benih Abnormal =

=

= 0 %

% Benih Busuk =

=

= 0 %

Page 4: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

% Benih Keras =

=

= 0 %

d. Gambar

Page 5: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

Perkecambahan jagung

Perkecambahan kacang hijau

Page 6: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

C. PEMBAHASAN

Page 7: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

Menurut Sutopo (1984), benih diartikan sebagai biji tanaman yang

dipergunakan untuk tujuan penanaman. Benih yang baik ditandai oleh sifat fisik,

genetik dan fisiologis yang baik. Sifat fisik yang baik adalah benih-benih yang

berukuran seragam dan tidak ada kerusakan fisik pada permukaan benih, sedangkan

sifat genetik yang baik adalah benih-benih yang murni genetiknya dan berasal dari

varietas unggul. Sifat fisiologis yang baik adalah ditandai dengan kemampuan benih

yang tumbuh, baik pada kondisi lingkungan ekstrim di lapangan .

Biji merupakan suatu struktur kompleks, yang terdiri dari embrio atau

lembaga, kulit biji dan persediaan makanan cadangan (Tjitrosomo et al, 1983).

Perkecambahan adalah pengulangan kembali tentang pertumbuhan janin, dan

akan dilengkapi dengan keluarnya radikula di luar biji. Keadaan tertentu dalam

lingkungan yang perlu bagi perkecambahan biji adalah :

(1) kelembapan,

(2) oksigen dan,

(3) suhu. (Tjitrosomo et al, 1983).

Setelah biji berkecambah akan menjadi tumbuhan dewasa. Selain itu

ditambahkan Fitter dan Hay, (1998), bahwa biji-bijian dari banyak spesies tidak akan

berkecambah pada keadaan gelap dikarenakan biji-bijian tersebut memerlukan

rangsangan cahaya.

Jadi dengan demikian cahaya memiliki pengaruh yang cukup berarti bagi

perkecambahan biji. Ciri yang amat penting dalam reproduksi seksual adalah

pembuahan yaitu penyatuan sel betina dan sel jantan atau gamet untuk membentuk

zigot. Zigot tumbuh menjadi embrio (janin) di dalam biji.

Pada kondisi yang memungkinkan maka benih tersebut akan mengalami fase

perkecambahan. Tipe perkecambahan benih ada dua tipe yaitu :

1. Tipe Epigeal, dimana munculnya radikel diikuti dengan memanjangnya

hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plimula ke

atas permukaan tanah. Contoh : kacang hijau, kacang-kacangan dan lain-

lain.

Page 8: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

2. Tipe Hipogeal, dimana munculnya radikel diikuti dengan pemanjangan

plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan tanah sedangkan

kotiledon tetap berada di dalam kulit biji di bawah permukaan tanah.

Contoh : jagung, Fam. Graminae.

Pengujian benih dilakukan dengan tujuan mengetahui mutu atau kualitas benih.

Mutu ini dapat dipergunakan untuk penelitian dan sertifikasi benih. Pengujian benih

meliputi daya tumbuh dan uji kesehatan benih.

Pengujian daya tumbuh (viabilitas) benih dapat dibedakan menjadi 2 :

1. Pengujian secara langsung

Pengujian langsung adalah pengujian yang langsung diketahui atribut

perkecambahan (atribut perkecambahan adalah adanya plumula, radikel yang tumbuh

sempurna).

Pengujian langsung ada beberapa cara yang dilakukan :

a. Uji kertas digulung

b. Uji diatas kertas

c. Uji muncul tanah

d. Uji bata merah

Keuntungan dari pengujian ini adalah :

a. Atribut perkecambahan (radikel, plumula) telah ada

b. Lebih murah

Kelemahan dari pengujian ini :

Waktu yang dibutuhkan relatif lama.

Contohnya : uji tetra zolium, uji daya lenting, uji berat jenis.

2. Pengujian secara tidak langsung

Pengujian tak langsung hanya mendeteksi apakah benih tersebut viabel

(hidup) atau tidak. Pengujian langsung biasanya membutuhkan waktu yang lama,

beberapa hari, beberapa minggu, tergantung kapan benih tersebut berkecambah.

Tetapi pada pengujian tak langsung, diperlukan waktu hanya beberapa jam atau

beberapa menit saja.

Page 9: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

Pengujian tak langsung biasanya menggunakan bahan kimia yang relatif

mahal. Perbanyakan tanaman secara generatif merupakan cara alami dan yang paling

umum terjadi pada setiap tanaman. Perbanyakan secara generatif pada tanaman yaitu

dengan menggunakan bijinya. Salah satu hal yang mendukung keberhasilan

pertunbuhan tanaman yaitu biji benihnya. Dimana biji benih tersebut nantinya akan

berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman muda baru.

Bahan yang digunakan pada saat pengujian benih sebaiknya :

1. Bersih (terbebas dari penyakit)

2. Higroskopis ( mampu menahan air )

3. Lebih murah

4. Mudah didapat

Media Pengujian

Terdapat dua macam substrat pengujian yaitu substrat alami dan substrat

buatan. Substrat buatan misalnya towel, blotter, kertas merang dll. Sedangkan

substrat alami adalah media-media yang digunakan adalah bagian dari alam,

misalnya tanah atau pasir.

1. Kecambah normal

Kecambah normal adalah kecambah yang menunjukkan potensi untuk

berkembang lebih lanjut menjadi tanaman normal bila ditumbuhkan pada tanah yang

berkualitas baik dan dibawah kondisi kelembaban, suhu dan cahaya yang sesuai.

Kecambah normal terdiri dari

a. Kecambah utuh

b. Kecambah dengan sedikit kerusakanKecambah Abnormal

2. Kecambah abnormal

Kecambah abnormal tidak menunjukkan adanya potensi untuk berkembang

menjadi tanaman normal jika ditumbuhkan pada tanah berkualitas baik dan di bawah

kondisi kelembaban suhu dan cahaya yang sesuai bagi pertumbuhannya. Kecambah

abnormal terbagi tiga yaitu :

Page 10: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

a. Kecambah rusak

b. Kecambah yang tidak sempurna

c. Kecambah busuk

3. Benih tidak berkecambah

Benih yang tidak berkecambah adalah benih yang hingga akhir periode

pengujian tidak berkecambah. Benih tersebut diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Benih keras

b. Benih segar

c. Benih mati

Tahap-tahap dalam proses perkecambahan benih yaitu

a. imbibisi

b. reakyivasi enzim,

c. penguraian bahan simpanan, dan

d. pertumbuhan radikel

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perkecambahan yaitu :

Faktor internal

yaitu faktor genetis benih, apakah berasal dari varitas unggul atau bukan

harus bersifat higrokopis.

Faktor eksternal

yaitu meliputi suhu, kelembaban, temperatur, penyinaran yang akan

menentukan kualitas dari benih tersebut.

Pengujian benih biasanya merupakan tahap akhir dari pengelolaan panen dan

pasca panen dalam produksi benih. Salah satu metode pengujian benih secara

langsung adalah uji daya berkecambah dengan beberapa cara, yaitu uji kertas

digulung, uji antara kertas, uji di dalam kertas, uji kertas digulung didirikan dalam

plastik, uji bata merah, dan yang sederhana adalah uji muncul tanah.

Page 11: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

Dalam praktikum uji daya kecambah benih ini menggunakan cara Uji Kertas

Digulung dalam Plastik (UKD). Pengujian benih ini bahan yang digunakan antara

lain :

a. Plastik

Kegunaan plastik pada lapisan terluar gulungan kertas merang yaitu untuk

mengurangi penguapan air pada kertas merang sehingga kertas merang terus lembab

lebih lama.

b. Kertas merang

Kegunaan kertas merang dalam uji daya kecambah, yaitu kertas merang

bersifat higroskopis dan bisa menahan air lebih lama, selain itu tekstur kertas merang

rapuh terlebih bila sudah di basahi, hal ini berguna agar perkecambahan bisa tumbuh

lebih leluasa dan akarnya bisa menembus kertas lebih mudah.

Efek dari penyusunan benih yaitu :

Pada penyusunan benih jagung dan kacang hijau, tempat dimana munculnya

hipokotil diletakkan pada arah yang sama, agar arah pertumbuhan akar dan

batangnya sama semua sehingga memudahkan pengamatan.

Dalam peletakkan benih-benih di atas kertas merang, benih disusun seperti

bata, agar ruang untuk tempat tumbuh lebih luas, dan perkecambahan lebih optimal.

Pada pengamatan hari ketujuh, tampak plumula sudah tumbuh melampaui kertas

begitu pula akarnya.

Page 12: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

D. KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan :

1. Pengujian benih adalah analisis mutu benih yang lazimnya dilakukan oleh

laboratorium.

2. Benih adalah tanaman / bagian yang digunakan untuk memperbanyak atau

mengembangbiakkan tanaman.

3. Pengujian benih dibagi 2 yaitu :

a. Pengujian langsung

b. Pengujian tidak langsung

4. Media pengujian benih ada 2 yaitu :

a. Substrat alami (tanah, pasir)

b. Substrat buatan (towel, kertas)

5. Setelah benih tumbuh, ada beberapa kemungkinan yang terjadi, yaitu :

a. Kecambah normal (kecambah utuh, kecambah dengan sedikit kerusakan)

b. Kecambah abnormal ( kecambah busuk, kecambah rusak, kecambah

tidaksempurna)

c. Benih yang tidak berkecambah (benih keras, benih hampa, benih tak

berembrio dan benih rusak)

Saran :

Untuk mendapatkan hasil produksi pertanian yang berkualitas tinggi

sebaiknya menggunakan benih yang berkualitas tinggi pula, yaitu benih berkualitas

unggul (hibrid).

Page 13: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

DAFTAR PUSTAKA

Djakfar, Z.R, Dartius, Ardi, Suryati, D, Yuliadi, E, Hadiyono, Sjofyan, Y, Aswad,

M, dan Sagiman, S. 1990. Dasar-dasar Agronomi. Palembang : BKS-B

USAID.

Fitter, A.H, dan Hay, R.K.M. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Lakitan, B. 2000. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Untung, K. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Jakarta : Universitas

Gajah Mada.

Tjitrosomo, S.S., Kusumaningrat, T., Sunarso, H., Mondong, R., Sudiato A. 1983.

Botani Umum I. Bandung : Angkasa Bandung.

Oren L Justice dan Louis N Bass. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih.

Jakarta : raja Grafindo Persada.

Suhardi. 2007. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Jakarta : Kanisius.

Setiawan, Asep dan Wahju Qamara Mugnisyah. 1995. Pengantar Produksi Benih.

Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Page 14: Pengujian Benih (Laporan Tetap Praktikum Dasar - Dasar Agronomi) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian UNSRI

J. Vink, G. 1984. Dasar-Dasar Usaha Tani di Indonesia. Jakarta : Yayasan Odor

Indonesia