penguatan kualitas belanja
TRANSCRIPT
1
PENGUATAN KUALITAS
BELANJA
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARANK E M E N T E R I A N K E U A N G A N
Disampaikan oleh Direktur Jenderal Anggaran
dalam
Talk show Penguatan Komunikasi di Tahun Politik
Executive Gathering Kemenkeu21 Januari 2019
2
2KEMENTERIAN KEUANGAN
2
Outline
1. APBN 2019 : HAL BARU & STRATEGIS
2. PENANGANAN DEFISIT BPJS
3. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
3
3KEMENTERIAN KEUANGAN
3
APBN 2019 : HAL BARU DAN
STRATEGIS1
4
4KEMENTERIAN KEUANGAN
4
5
5KEMENTERIAN KEUANGAN
5
6
6KEMENTERIAN KEUANGAN
6
PENANGANAN DEFISIT BPJS2
7
7KEMENTERIAN KEUANGAN
Konsepsi Program Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia
Undang Undang tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial01
02
03
04
05
06
07
08
Dasar Hukum:
UU 40/2014 dan UU 24/2011
Alat mewujudkan Universal
Health Coverage
Seluruh masyarakat memiliki akses terhadap layanan
kesehatan yang dibutuhkan dengan biaya yang
terjangkau
Images Source: yeshivacollege.co.za, pluspng.com, ru.123rf.com, connectworks.com, iconfinder.com
Kepesertaan bersifat
wajib
Skema: Bantuan dan
Asuransi Sosial
Seluruh warga negara wajib menjadi peserta,
secara bertahap
Seluruh peserta membayar iuran, negara
menanggung iuran orang miskin dan tidak mampu
Menjamin seluruh jenis penyakit, termasuk obat dan
alat kesehatan, selama indikasi medis
Pemisahan aset BPJS, selaku pengelola,
dengan aset program (Dana Jaminan Sosial)
Dana wali amanat
(trusts)
Layanan berjenjang
(referral managed care)
Secara umum, layanan diberikan secara berjenjang
dimulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Metode pembayaran
prospektifKapitasi pada FKTP dan case payment Diagnostic Related
Group (DRG) (INA-CBGs) pada Faskes Tingkat Lanjut (FKTL)
Paket manfaat: Kebutuhan
dasar, komprehensif
8
8KEMENTERIAN KEUANGAN
Fokus JKN diarahkan untuk Meningkatkan efektivitas program dan
menjaga keberlanjutan program
Financial protection
out of pocket spending menurun
Perbaikan kualitas layanankesehatan kualitas kesehatan
meningkat
Meningkatkan akses ke layanankesehatan utilisasi meningkat
Financial Sustainability DJS Kesehatan dan BPJS Kesehatan
Perbaikan supply side
faskes dan tenaga kesehatan
memadai dan merata
9
9KEMENTERIAN KEUANGAN
2014 2015 2016 2017 2018
Bukan Pekerja 4,9 5,0 5,1 5,0 5,1
Pekerja Informal 9,1 15,0 19,3 25,4 30,4
Pekerja Formal Swasta 10,1 22,4 25,0 28,2 31,6
ASN/TNI/Polri 14,3 15,4 16,1 16,7 17,2
Didaftarkan Pemda 8,8 11,2 15,4 20,3 28,4
Orang Miskin dan Tidak Mampu (PBI) 86,4 87,8 91,1 92,4 92,3
133,4156,8
171,9180
205,1
0
50
100
150
200
250
Kepesertaan JKN Indonesia mencapai 215 juta jiwa (Januari 2019) dengan porsi terbesar peserta subsidi Pemerintah (PBI)
1. Masih sekitar 50 juta orang yang belum jadi peserta untuk mencapai UHC2. Terdapat peserta tidak aktif dari beberapa segmen (per Okt 2018) berpengaruh terhadap koletibilitas iuran:
a. Pekerja formal swasta 3,5 juta
b. Pekerja Informal 14,1 juta
c. Bukan Pekerja 70 rb
10
10KEMENTERIAN KEUANGAN
10
Beban yang harus dibayar BPJS lebih tinggi dari iuran yang diterima dari
peserta, utamanya pada segmen pekerja informal dan bukan pekerja
1. Sejak JKN berjalan, segmen yang mengalami defisit
Penduduk didaftarkan Pemda, Bukan Pekerja, dan Pekerja
Informal (paling besar)
2. Data per segmen ini sebagai salah satu alat bantu untuk
mendiagnosa penyebab defisit dan bagaimana upaya
perbaikannya, bukan untuk menyalahkan segmen tertentu
atas terjadinya defisit
3. Dana operasional BPJS Kesehatan tahun 2018 sebesar Rp3,8
triliun.
Penyebab Defisit:
1. Struktur iuran underpriced (di bawah perhitungan aktuaria)
2. Peserta mendaftar dalam keadaan sakit (adverse selection) terutama dari kelompok pekerja informal (mandiri)
3. Kolektabilitas (terutama kelompok informal) rendah
4. Beban pembiayaan terbesar berasal dari penyakit katastrofik
Dukungan Pemerintah untuk menangani defisit 2015-2016 PMN Rp11,8 T : 2017-2018 Bantuan Pendanaan Rp13,9 T
6,2
5,3 7,4
4,7
3,8
(1,5)
(1,7) (1,2)
(1,7)
(2,3)
4,9
3,5
2,8
1,0
0,8
0,2
3,2
7,2
7,7 10
,5
(8,5)
(10,7
)
(11,6
)
(16,6
)
(19,0
)
(3,2)
(4,0)
(4,5)
(5,4)
(6,0)
Orang miskin dan tidak mampu
Didaftarkan Pemda
ASN, TNI, dan Polri
Pekerja Formal Swasta
Pekerja informal
Bukan Pekerja
2014 2015 2016 2017 2018
11
11KEMENTERIAN KEUANGAN
Berbagai Bauran Kebijakan dalam rangka pengendalian defisit
keuangan BPJS Kesehatan
11
• Intercept tunggakan
iuran Pemda (PMK
183/2017
• Penggunaan DBH CHT
untuk kegiatan promotif-
preventif dan supply side
(PMK 222/2017)
• Pemanfaatan Pajak Rokok (PMK 128/2018)
perhitungan disinergikan
dengan jamkesda
Besaran
persentase dana
operasional
tahun 2019
sebesar 4,66 %
dari total iuran
atau maksimal
Rp4,09 T (PMK
185/2018)
Sinergitas antara
BPJS Kesehatan
dengan:
BPJS Kesehatan
PT Jasa Raharja
PT Taspen
PT Asabri
(PMK 141/2018)
Dapat dicairkan 3
bulan di muka,
untuk membantu
manajemen kas
DJS Kesehatan
(PMK 10/2018)
PP Nomor 82 Tahun 2018
tentang Jaminan Sosial:
• Perbaikan manajemen klaim
fasilitas kesehatan.
• Perbaikan sistem rujukan dan
rujuk balik.
• Pelaksanaan Strategic
purchasing. Menunggu
peraturan BPJS dan
Peraturan Menteri
Kesehatan.
PP 53/2018 (Pengelolaan aset
jaminan sosial kesehatan)
Upaya memperkuat kas DJS
melalui peningkatan dana
talangan dari aset BPJS
Peningkatan Peran Pemda
Efisiensi Dana Operasional
Sinergitas dengan
Penyelenggara Jamsos Lainnya
Percepatan Pencairan Iuran
PBI
Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Layanan
Kesehatan
12
12KEMENTERIAN KEUANGAN
Strategi Kebijakan untuk Keberlanjutan JKN terus diupayakan, dengan tetap
memperhatikan dampak sosial yang akan ditimbulkan
12
1. Perluasan kepesertaan
2. Perbaikan kualitas layanan
3. Bauran Kebijakan
4. Reviu besaran iuran
Jangka Pendek(fokus menjaga likuiditas)
1. Penguatan promotif dan
preventif, antara lain melalui
gerakan hidup sehat (Germas)
Jangka Panjang
1. Melanjutkan perbaikan
kualitas layanan
2. Peningkatan supply side
(faskes dan tenaga
kesehatan)
3. Peningkatan peran Pemda
4. Enforcement
5. Penerapan single class
6. Reviu besaran iuran
7. Reviu tarif INA-CBGs
Jangka Menengah
1. Penyelesaian tunggakan Pemda
2. Efisiensi biaya operasional
3. Penggunaan pajak rokok
4. Perbaikan manajemen klaim (mitigasi
fraud)
5. Perbaikan sistem rujukan dan rujuk balik
(optimalisasi dana kapitasi)
6. Iur Biaya moral hazard
7. Strategic purchasing
8. Sinergi dengan penyelenggaran jamsos
lainnya (BPJS Ketenagakerjaan, Jasa
Raharja, Taspen, dan Asabri)
BAURAN KEBIJAKAN
13
89,8
Melalui Transfer 33,4
Melalui Belanja Pusat
Kemenkes
BPOM
BKKBN
JKN PNS/TNI/POLRI
58,7
2,0
3,8
5,8
DAK Fisik
BOK dan BOKB
19,9
12,2
2019
Anggaran Kesehatan 5% untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, serta penguatan penanganan stunting
Triliun
Rupiah
Peningkatan Kualitas dan Perbaikan Akses
a. Perluasan Penerima Bantuan Iuran dalam rangka JaminanKesehatan Nasional (2019: 96,8 juta jiwa) diikutipeningkatan ketepatan sasaran
b. Perbaikan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
c. Percepatan penanganan stunting melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif pada 160 Kabupaten kota (2018:100 kab/kota).
d. Melanjutkan optimalisasi bauran kebijakan pengendalian defisit BPJS kesehatan a.l.:
- Kebijakan pajak rokok.
- Perbaikan sistem rujuk dan rujuk balik.
- Perbaikan manajemen klaim.
Beberapa perbaikan yang dilakukan tahun 2019
59,7 65,9
91,4 92,4103,4
123,1 29,6
10,4
38,7
1,111,9
19,0
-60
-40
-20
0
20
40
60
0
20
40
60
80
100
120
140
2014 2015 2016 2017 2018 APBN 2019
Anggaran kesehatan Pertumbuhan (%)
Prevalensi Stunting
24,8%
Prevalensi Tuberkulosis per 100 ribu penduduk
245
Jumlah Kabupaten/kota dengan eliminasi malaria 300
Kartu Indonesia Sehat (juta jiwa PBI)
96,8
14
14KEMENTERIAN KEUANGAN
14
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR3
15
15KEMENTERIAN KEUANGAN
INDEKS INFRASTRUKTUR INDONESIA DIBAWAH RATA-RATAPerlu upaya untuk mengejar ketertinggalan, agar tidak semakin jauh tertinggal
Brazil
Rusia
India
China
Indonesia
Philippines
Malaysia
Thailand
Vietnam
2
2,5
3
3,5
4
- 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000
Infr
astr
uct
ure
Ind
ex
GDP per capita
•gap
• Penyediaan infrastruktur Indonesia masih di bawah rata-rata negara lain yang setara. • Pembangunan infrastruktur perlu diakselerasi untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Indeks rata-rata
16
16KEMENTERIAN KEUANGAN
KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR TINGGI
Untuk Mengejar Gap dan Ketertinggalan Pembangunan
KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
(2015 – 2019)
RENCANA SUMBER PEMBIAYAANSektor Rp Tn
Jalan 733,0
Kereta Api 226,0
Penerbangan 144,0
Transportasi Laut 591,2
Sumber Daya Air 450,9
Perumahan 327,5
Transportasi Perkotaan 86,0
Transportasi Darat (ASDP) 47,0
Kelistrikan 1.000,0
Energi 507,3
Air Bersih & Pengolahan Limbah 403,0
Komunikasi & TI 280,3
TOTAL 4.796,2
SWASTA Rp1.751,5 T
BUMN Rp1.066,2 T
APBN + APBD Rp1.978,6 T
41,3%
22,2%
36,5%
Realisasi & Alokasi:• 2015: Rp256,3 T• 2016: Rp269,1 T• 2017: Rp379,7 T• 2018: Rp410,4 T
Termasuk skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
Beberapa fasilitas yang tersedia Viability Gap Fund (VGF), Project Development Fund (PDF), Availability Payment (AP), dan Penjaminan
Antara lain didukung oleh pengalokasian Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh Pemerintah
16
17
17KEMENTERIAN KEUANGAN
Komitmen
Reformasi
Awal
Reformasi
Reformasi kebijakan belanja negara telah mengalihkan belanja konsumtif ke belanjayang lebih produktif (a.l Infrastruktur) konsisten sejak tahun 2014
341,8
160
375,4
492,5
154,7
415,0
59,7
123,184,7
385,2
0
100
200
300
400
500
600
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 APBN 2018APBN 2019
Subsidi Energi Anggaran Pendidikan Anggaran Infrastruktur
Anggaran Kesehatan Perlindungan Sosial
An
gg
ara
n(t
riliu
nru
pia
h)
Pertumbuhan
(2014 – 2019)
Subsidi Energi
Pendidikan
Kesehatan
Infrastruktur
53,2
106,2
39,4
168,3
Perlindungan
Sosial
354,8
18
18KEMENTERIAN KEUANGAN
DAYA SAING DITINGKATKAN DENGAN MENGEJAR PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURDaya saing meningkat diantaranya dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur. Kualitas pembangunan infrastruktur terus ditingkatkan karena masih relatif tertinggal dari negara sejawat.
Sumber: World Economic Forum 2017-2018
0
1
2
3
4
5
6Basic requirements
Institutions
Infrastructure
Macroeconomic environment
Health and primary education
Efficiency enhancers
Higher education and training
Goods market efficiencyLabor market efficiency
Financial market development
Technological readiness
Market size
Innovation and sophisticationfactors
Business sophistication
Innovation
Global Competitiveness Index Score: 4,4 (2012-13) --> 4,7 (2017-18)
Score infrastruktur naik dari 3,7 menjadi 4,5
2012-13 2017-18
3,7
4,5
0
20
40
60
80
100
120Basic requirements
Institutions
Infrastructure
Macroeconomic environment
Health and primary education
Efficiency enhancers
Higher education and training
Goods market efficiencyLabor market efficiency
Financial market development
Technological readiness
Market size
Innovation and sophisticationfactors
Business sophistication
Innovation
Global Competitiveness Index Ranking: 50 (2012-13) --> 36 (2017-18)
Rangking infrastruktur naik dari 78 menjadi 52
2012-13 2017-18
5278
INFRASTRUCTURE RANKSCGI 2012-13 GCI 2017-18
INDONESIA INDONESIA MALAYSIA THAILAND PHILIPPINES INDIA
Overall 92 68 21 67 113 46
Road 90 64 23 59 104 55
Railroad 51 30 14 72 91 28
Port 104 72 20 63 114 47
Electricity 93 86 36 57 92 80
Air Transport 89 51 21 39 124 61
19
19KEMENTERIAN KEUANGAN
Pembangunan Infrastruktur yang masif juga tercermin dari perbaikan Logistic Performance Index, walaupun masih sedikit tertinggal dari negara di kawasan Asean
2014 2016 2018
Singapore 5 5 7
Malaysia 25 32 41
Thailand 35 45 32
Indonesia 57 63 46
Vietnam 48 64 39
Philippines 53 71 60
Cambodia 83 73 98
Ranking of ASEAN Countries in the Logistics
Performance Index
Sumber: Bank Duniahttps://www.indonesia-investments.com/id/news/todays-headlines/indonesia-s-rank-in-the-logistics-performance-index-improves/item8913?
Indicator 2014 2016 2018
Customs 55 69 62
Infrastructure 56 73 54
International Shipments
74 71 42
Logistics Competence
41 55 44
Tracking & Tracing 58 51 39
Timeliness 50 61 41
Indonesia's Performance in the LPI per Indicator
20
20KEMENTERIAN KEUANGAN RI
173,8
Melalui Transfer
Melalui Pembiayaan
196,2
45,0
Melalui Belanja Pusat
Peningkatan alokasi infrastruktur juga didukung perbaikan dan terobosandalam implementasinya
2019
Kemen PU Pera*
Kemenhub*
108,2
38,1
DAK 33,5
DAU dan DBH non earmark** 130,4
**) pemanfaatan 25% untuk bidang infrastruktur
Dana Desa 28,0
17,8
LMAN 22,0
PMN
*) alokasi belanja di luar belanja pegawai
Triliun
Rupiah
154,7256,1 269,1
379,4 388,7 415,00
65,6 5,1 412,5
5,5
-200
-150
-100
-50
0
50
100
0
200
400
600
800
2014 2015 2016 2017 2018 APBN
2019
Infrastructure Expenditure Growth (%)
Perbaikan eksekusi proyek infrastruktur;
Peningkatan koordinasi lintas sektoral termasuk
dengan Pemda;
Mengoptimalkan peran Pemda melalui transfer ke
daerah
Pemberdayaan BUMN dan swasta melalui skema KPBU
AP (4 proyek Kemen PUPR; 4 proyek Kemenhub; dan 2
proyek KLHK)
Beberapa perbaikan yang dilakukan tahun 2019
Pembangunan/ rekonstruksi/ Pelebaran Jalan (km)
1.834,7 Pembangunan dan Rehabilitasi Jembatan (m)
37.177,0
Pembangunan/ Penyelesaian Rel KA(km’sp)
Pembangunan Bandara baru(unit)
394,84
Jaringan Irigasi (ribu hektar) 170,4 Bendungan (unit) 48
APBN
a.l.
Target tahun 2019
Investasi Pemerintah1. PMN kepada BUMN untuk mendukung pemodalan dalam
penugasan pembangunan infrastruktur PT KAI (Sarpras LRT); pembiayaan infrastruktur perumahan bagi
MBR.2. Dana bergulir FLPP
Untuk mengatasi permasalahan backlog perumahan dan meningkatkan aksesibilitas MBR untuk kepemilikan rumah.
3. Pembiayaan investasi kepada BLU LMANUntuk mendukung penyediaan uang ganti kerugian pengadaantanah dalam rangka pengadaan tanah PSN
4. Penjaminan Pemerintah Mendukung percepatan pembangunan infrastruktur nasional dan penyediaan pembiayaan infrastruktur daerah 21
Pembangunan Infrastruktur juga dilakukan melalui skema KPBU, baik dalam bentuk dukungan belanja, investasi Pemerintah pada pos Pembiayaan, maupun skema ketersediaan layanan (KPBU AP)
Dukungan Belanja (Non KL)1. VGF Kontribusi tunai atas sebagian biaya konstruksi proyek KPBU
untuk meningkatkan kelayakan finansial proyek s.d. 2018 mendukung 3 proyek senilai 3,6 T a.l.: SPAM
Umbulan, SPAM Lampung2. PDF Fasilitas untuk membiayai penyiapan kajian akhir studi
kelayakan dan pendampingan transaksi
s.d. 2018 Rp728 M untuk mendukung 15 proyek KPBU senilai Rp54 T a.l.: Palapa Ring, LRT Medan, RSUD Krian, RS PTN Sam
Ratulangi
KPBU Availibility Payment (2019 senilai Rp9,38 T)
1. Kemen PUPR 4 proyeka. Preservasi Jalan dan Jembatan di lintas
tengah dan barat Pulau Sumaterab. Preservasi Jalan lintas timur Riau dan
Sumatera Selatanc. Penggantian jembatan di lintas utama
Pulau Jawad. Preservasi Jalan Trans Papua (Wamena-
Mamugu)
2. Kemenhub 4 proyeka. Pembangunan Proving Ground BPLSKB
Bekasib. Pengembangan dan Pengoperasian
Pelabuhan Anggrek Gorontaloc. Pengembangan dan Pengoperasian
Pelabuhan Bau-Baud. Pembangunan Jalur KA (Makassar-Pare
Pare)
3. Kemen LHK 2 proyek
a. Pembangunan Pusat Pengolahan Limbah B3 Terpadu Regional Sulawesi
b. Pembangunan Pusat Pengolahan Limbah B3 Terpadu Regional Sumatera
22
22KEMENTERIAN KEUANGAN
Kementerian PekerjaanUmum dan Perumahan
Rakyat (4 proyek)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2 proyek)
Kementerian Perhubungan (4 proyek)
Preservasi Jalan lintas timur Riau dan Sumatera Selatan
Preservasi Jalan Trans Papua(Wamena-Mamugu)
Penggantian jembatan di lintas utama Pulau Jawa
Preservasi Jalandan Jembatan di lintas tengah danbarat PulauSumatera
Pembangunan PusatPengolahan Limbah B3 Terpadu Regional Sumatera
Pembangunan Pusat
Pengolahan Limbah B3 Terpadu Regional Sulawesi
Pengembangan dan PengoperasianPelabuhan Bau-Bau
Pengembangan dan Pengoperasian Pelabuhan Anggrek Gorontalo
Pembangunan Jalur KA (Makassar-Pare Pare)Pembangunan Proving
Ground BPLSKB Bekasi
Keterlibatan Peran Swasta dan BUMN dalam Mendukung Pembangunan Infrastruktur melalui KPBU AP diperkuat mulai Tahun 2019
23
23KEMENTERIAN KEUANGAN
Review atas Pembangunan Infrastruktur menunjukkan perlu perbaikan baik dalam perencanaan maupun eksekusi proyek
23
Anomali (Kasus)Anggaran infrastruktur meningkat, namun
pertumbuhan turun (pada wilayah dan sektor
tertentu)a. Wilayah Sulawesi, Papua
b. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Secara rata-rata,Anggaran infrastruktur naik, pertumbuhan naik
meskipun relatif kecil (1% kenaikan anggaran
infrastruktur meningkatkan pertumbuhan ekonomi
sebesar 0,169%)
Bukan faktor dominankoefisien regresi anggaran infrastruktur terhadap
pertumbuhan ekonomi lebih kecil dibandingkan
koefisien regresi variabel tenaga kerja terhadap
pertumbuhan ekonomi (β infrastruktur = 0,169 < 1,123 =
β tenaga kerja)
Tenaga kerja Memberi kontribusi lebih tinggi bagi pertumbuhan
ekonomi (1% kenaikan tenaga kerja meningkatkan
pertumbuhan 1,12%) Namun cenderung padat modal (capital intensive)
menggunakan mesin/alat berteknologi canggih tidak
terlalu optimal menyerap tenaga kerja lokal
Kualitas Infrastruktur (kajian WB)
Stok infrastruktur fisik dan kualitas infrastruktur
Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan
negara lain;
Frontier Analysis: belanja infrastruktur Indonesia
kurang efisien
Integrasi antar sektorPerlu penguatan perencanaan dan penganggaran
belanja infrastruktur yang terintegrasi antar sektor
- Contoh: Pembangunan Bandara sinkron dengan
akses jalanan/kereta api menuju bandara tersebut
24
24KEMENTERIAN KEUANGAN
Mengoptimalkan peran BUMN dan Swasta
Pemberdayaan BUMN dan swasta melalui skema KPBU, seperti VGF (mulai 2015), PDF, penjaminan, dan KPBU AP (mulai 2019).
Fokus infrastruktur konektivitas, dan peningkatan kapasitas produksi al: jalan, bandara, pelabuhan, energi dan ketenagalistrikan, irigasi bendungan serta embung
Meningkatkan koordinasi lintas sektoral termasuk dengan Pemda
Peningkatan efektivitas alokasi anggaran infrastruktur dan memperbaiki eksekusi proyek infrastruktur; termasuk penajaman pemilihan lokasi dalam rangka mengembangkan simpul-simpul ekonomi baru
Mendorong komitmen pembangunan sekaligus pemeliharaan infrastruktur terutama pada K/L terkait infrastruktur
Kebijakan
1. PEMBIAYAAN (financing gap
yang cukup besar di tengah
keterbatasan fiskal, sehingga
perlu pemberdayaan swasta,
BUMN, Pemda, dll)
2. KOORDINASI (koordinasi lintas
sektoral dan penyelarasan
pembangunan belum optimal
terlaksana)
3. ADMINISTRASI (pembebasan
lahan, perijinan, regulasi, dll)
4. KEBERLANJUTAN (pemeliharaan,
penyediaan subsidi, dan
pemanfaatan infrastruktur bagi
masyarakat)
TANTANGAN DAN ISU STRATEGI
Kebijakan program dan alokasi bidang infrastruktur disesuaikan dengan tantangan serta isu strategis
25
25KEMENTERIAN KEUANGAN
Terima Kasih