penghantaran implus,

Upload: rainjemz

Post on 06-Mar-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

share

TRANSCRIPT

  • PENGHANTARAN IMPLUS,KEPEKAAN SARAF,KERJA OTOT DAN TETANIILMU FAAL-PRAKTIKUM 1

  • Latar Belakang TeoritisSel peka rangsangan (excitable cell) adalah sel yang dapat menimbulkan dan menjalankan impuls elektro kimia sepanjang permukaan membrane plasmanya bila dirangsang secara adekuat (rangsangan yang telah mencapai nilai ambang). Didalam tubuh terdapat 2 jenis sel yang dapat digolongkan sebagai sel peka rangsang yaitu sel saraf dan sel otot. (Guyton, Bab 5 Pendahuluan)

    System saraf manusia merupakan sekelompok bangunan dasar system berkembang dari sel-sel neuron-efektor primitive yang berespon terhadap berbagai rangsangan dengan kontraksi pada binatang bertaraf lebih tinggi. Kontraksi merupakan fungsi khusus dari sel otot, sedangkan penghantaran sel saraf menjadi fungsi khusus dari neuron. (Ganong, hal.49)

  • Potensial Aksi Saraf

    Sinyal saraf dihantarkan melalui potensial aksi yang merupakan perubahan cepat pada potensial membran. Setiap potensial aksi dimulai dengan perubahan mendadak dari potensial negatif istirahat normal menjadi potensial membran positif dan kemudian berakhir dengan kecepatan yang hampir sama kembali ke potensial negatif. Untuk menghantarkan sinyal saraf, potensial aksi bergerak di sepanjang serat saraf sampai tiba di ujung serat. (Guyton dan Hall, ed.9. hal.76)

  • Sifat Berkas SarafSebuah saraf seperti N. Ischiadicus mengandung banyak sel sabut-sabut yang masing-masing punya sifat listrik (waktu latent, threshold, potensial aksi, nilai ambang, dan sebagainya) yang berbeda-beda antara sabut satu dengan sabut yang lainnya.

    Bila kita merangsang saraf dengan intensitas (voltage rangsangan) yang diperbesar bertahap mulai dari rangsangan terendah sampai tertinggi maka akan didapat pembagian intensitas rangsangan menjadi rangsangan sub luminal, luminal, supramaksimal, sub maksimal, maksimal, dan supra maksimal. (Ganong, ed.20, hal.58)

    Pada percobaan kita kali ini intensitas rangsangan dapat dilihat dari besarnya kontraksi M. Gastrocnemius sehingga rangsangan pada N. Ischiadicus menyebabkan kontraksinya M. Gastrocnemius dengan kuat. Kuat kontraksinya sebanding dengan besarnya rangsangan yang diberikan N. Ischiadicus berupa gabungan antara saraf N. Fibularis dan N. Tibialis.

  • Tahap-tahap kontraksi :Pengikatan neuron motorikPelepasan transmitter (acetylcholin) di endplate motorikPengikatan acetylcholin oleh reseptor acetylcholin nikotinikPeningkatan konduktor Na dan K di membrane endplateTerbentuknya potensial endplateTerbentuknya potensial aksi di serat-serat ototPenyebaran depolarisasi kedalam T.tubule (Ganong, ed.20, hal.67)

    Otot melakukan kerja bila suatu otot berkontraksi melawan suatu beban. Ini berarti ada energy yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal, sebagai contoh, untuk mengangkat suatu obyek yang lebih tinggi atau untuk mengimbangi tahanan pada waktu melakukan gerak.

  • Kontraksi preload dan afterload

    Kontraksi afterload adalah otot mendapat pembebanan setelah otot berkontraksi akibat rangsangan.

    Kontraksi preload adalah otot memberi pembebanan dahulu barulah otot berkontraksi.

  • Sumasi dan Tetani

    Sumasi berarti penjumlahan kontraksi kedutan otot untuk meningkatkan intensitas seluruh kontraksi otot. Sumasi ada 2 yaitu :

    Sumasi SpatialDiakibatkan oleh peningkatan jumlah unit motorik yang berkontraksi secara terarah.

    Sumasi TemporalTerjadi karena peningkatan frekuensi rangsangan kontraksi tiap unit motorik (Guyton, hal.720,721)

    Tetani sempurna terjadi bila dirangsang terus-menerus dengan frekuensi yang cepat dan tiap fase rangsangan belum terjadi fase relaksasi hingga terlihat grafik seperti garis. (Ganong, ed.20, hal.68)

  • Diskusi Hasil PraktikumPercobaan Kepekaan Saraf PeriferDari hasil praktikum mengenai kepekaan saraf perifer menunjukkan bahwa kontraksi otot tergantung pada besarnya intensitas rangsangan yang diberikan pada N. Ischiadicus. Dari grafik percobaan, kontraksi yang terbesar adalah ketika rangsangan mencapai 2 volt. Kekuatan rangsangan ini merupakan intensitas rangsang maksimal. Pada rangsangan 2,5 volt kontraksinya sama dengan pada saat rangsangan mencapai 2 volt. Hal ini membuktikan bahwa rangsangan 2,5 volt merupakan rangsangan supra maksimal.

  • Percobaan After LoadedPada percobaan after loaded yang kami lakukan, pada saat pemberian 20 gram beban, otot katak mencapai kerja otot yang maksimal. Hal ini disebabkan pada saat itu terjadi efisiensi yang maksimum. Sehingga pada saat pemberian beban lebih dari 30 gram kontraksinya menurun karena beban yang diberikan telah melebihi batas optimal yaitu 20 gram.

    Percobaan Pre LoadedPada percobaan pre loaded terjadi peningkatan kerja otot dari 10 gram sampai 60 gram. Hal ini disebabkan oleh perlawanan otot terhadap beban yang diberikan sehingga pada suatu saat otot katak mencapai kerja otot yang optimal. Setelah 50 gram kerja otot yang optimal. Namun, setelah 60 gram kerja otot menurun, karena bebannya telah melampaui batas optimal yaitu 50 gram.

  • Percobaan Sumasi dan Tetani

    Pada percobaan sumasi dan tetani, sumasi dan tetani dapat terjadi karena adanya peningkatan frekuensi rangsangan dan pemberian rangsangan secara terus menerus. Sumasi terjadi pada saat frekuensi rangsang mencapai 4 x/detik. Hali ini terlihat pada grafik myogram dimana pada saat fase relaksasi belum selesai, otot katak sudah berkontraksi lagi. Sedangkan pada saat frekuensi rangsangan mencapai 10 x/detik otot katak telah mengalami tetani bergerigi.

    Hal ini terjadi karena pada saat fase relaksasi otot katak sudah berkontraksi akibat diberi rangsangan multiple. Saat frekuensi rangsangan mencapai 25 x/detik otot katak telah mengalami tetani disebabkan oleh pemberian rangsangan yang multiple sehingga otot katak mengalami relaksasi. Pada frekuensi rangsang diatas 25 x/detik otot katak telah mengalami fatigue (kelelahan).

  • TERIMA KASIH