penggunaan model pembelajaranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49714... · 2020....
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE THINK PAIR AND SHARE
TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK PANTUN
SISWA KELAS VII-3 MTs AL-ATIQIYAH SUKABUMI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memnuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Eneng Saripah
NIM. 11150130000010
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE THINK PAIR AND SHARE
TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK PANTUN
SISWA KELAS VII-3 MTs AL-ATIQIYAH SUKABUMI TAHUN
PELAJARAN 2018/2019
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh
Eneng Saripah
NIM. 1150130000010
Di bawah Bimbingan
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd.
NIP. 19640212 199703 2001
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
N a m a : Eneng Saripah
Tempat/Tgl.Lahir : Sukabumi, 12 Juni 1996
NIM : 11150130000010
Jurusan/Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : “Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative
Think Pair And Share terhadap Keterampilan
Menyimak Pantun Siswa Kelas VII-3 MTs Al-
Atiqiyah Tahun Pelajaran 2018/2019”
Dosen Pembimbing : Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 24 Oktober 2019
KEMENTERIAN
AGAMA
FORM (FR)
No.
Dokumen
: FITK-FR-
AKD-089
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01
Jl. Ir. H. Juanda No 95
Ciputat 15412 Indonesia
Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
i
ABSTRAK
Eneng Saripah, NIM: 11150130000010. Skripsi. Penggunaan Model
Pembelajaran Cooperative Think Pair and Share terhadap Keterampilan
Menyimak Pantun Siswa Kelas VII-3 MTs Al-Atiqiyah Sukabumi Tahun
Pelajaran 2018/2019. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dra. Mahmudah Fitriyah ZA. M.Pd.
Tahun 2019.
Penelitian ini membahas mengenai penggunaan model pembelajaran
cooperative think pair and share terhadap keterampilan menyimak pantun siswa
kelas VII-3 MTs Al-Atiqiyah Sukabumi tahun pelajaran 2018/2019. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran
cooperative think pair and share terhadap keterampilan menyimak pantun siswa
kelas Vll-3 MTs Al-Atiqiyah Sukabumi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-3 dan objek dari penelitiannya adalah
keterampilan menyimak pantun dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif think pair and share. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah
teknik observasi, teknik tes (menyimak isi pantun), wawancara dan dokumentasi.
Aspek yang dinilai dalam keterampilan menyimak pantun secara tertulis yaitu
pemahaman isi teks, pemahaman detail isi teks, keruntutan organisasi teks,
ketepatan diksi serta ejaan tata tulis.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa model kooperatif think pair and
share dapat membantu siswa dalam keterampilan menyimak pantun. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian dalam analisis data siswa. Hasilnya terdapat empat belas
siswa memperoleh nilai pada kategori baik sekali (86-100), sembilan siswa yang
memperoleh nilai pada kategori baik (76-85), tujuh orang siswa yang memperoleh
nilai pada kategori cukup (56-75), dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada
kategori kurang (10-55). Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa penggunaan
model pembelajaran cooperative think pair and share mampu menghasilkan nilai
yang tergolong baik dalam keterampilan menyimak pantun siswa kelas VII-3 MTs
Al-Atiqiyah Tahun Pelajaran 2018/2019.
Kata kunci: cooperative think pair and share, pantun, keterampilan menyimak,
model pembelajaran.
ii
ABSTRACT
Eneng Saripah. NIM: 11150130000010. Thesis. The Use of Cooperative Think
Pair and Share Learning Models for Students' Attention Skills of Class VII-3
MTs Al-Atiqiyah Sukabumi 2018/2019 Academic Year. Indonesian Language
and Literature Education Department. Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training. Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervisor:
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA. M.Pd. 2019.
This study discusses the use of cooperative learning models think pair and
share on the listening skills of students of VII-3 grade MTs Al-Atiqiyah Sukabumi
in the 2018/2019 school year. The purpose of this study was to determine the use
of cooperative learning models think pair and share on the listening skills of
students in class V-3 MTs Al-Atiqiyah Sukabumi.
The research method used is descriptive qualitative method. The subject of the
research was students of class VII-3 and the object of the research was the skill of
listening to rhymes by using the cooperative learning model think pair and share.
Data collection techniques used were observation techniques, test techniques
(listening to the content of rhymes), interviews and documentation. The aspects
assessed in the skill of listening to rhymes in writing are understanding text content,
understanding detailed text content, the organization of text organization, accuracy
of diction and spelling of writing.
The results of this study prove that the think pair and share cooperative
model can help students in listening to rhymes. This can be seen from the results of
research in the analysis of student data. The result is that fourteen students scored
in the excellent category (86-100), nine students scored in the good category (76-
85), seven students scored in the sufficient category (56-75), and there were no
students who scored less in the category (10-55). Thus it can be proven that the use
of cooperative learning models think pair and share is able to produce grades that
are classified as good in the listening skills of students in class VII-3 MTs Al-
Atiqiyah 2018/2019 Academic Year.
Keywords: cooperative think pair and share, pantun, listening skills, learning
models.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Segala puji syukur ke hadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini dengan baik dan
lancar. Salawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga kita juga termasuk
umatnya hingga akhir zaman. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis menyadari bahwa skripsi
ini tidak luput dari kesalahan dan tentunya masih jauh dari kata sempurna. Namun
karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak maka skripsi ini akan dapat
terselesaikan.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Bahasa
Indonesia
4. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan kepada penulis selama
proses pembuatan skripsi.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
banyak membantu dan mengembangkan ilmu pengetahuan selama menulis
skripsi ini.
6. Drs. H. Wawan K.A, M.Pd., selaku Kepala Sekolah MTs Al-atiqiyah
Sukabumi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
7. Pepen Supendi, S.Pd., selaku Guru Bidang Studi bahasa Indonesia yang
telah memberikan dukungan dan saran kepada penulis selama penelitian
berlangsung.
iv
8. Teristimewa untuk orang tua tercinta, Ayah Ujang Riva’i dan Mamah Tuti
Aliyah yang memberi doa, cinta, dukungan, materi, nasehat , motivasi, dan
semangat yang luar biasa kepada penulis setiap waktunya.
9. Siti Aropah, Halimatussa’adiyah, Luluatul Maknunah dan Muhamad Fadli
abdul latif, adik tersayang yang selalu memberi doa dan semangat selama
penyusun skripsi.
10. Dhea Endah Judhanti, selaku karib penulis yang telah bersedia menemani
penulis dalam mencari referensi dan tidak pernah bosan memberikan
motivasi setiap waktu.
11. Muhammada Paisal Syahri Sya’ban, yang membantu dan menyemangati
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
12. Restriana Hadi Oktalasa, Faakhirah, Dinita Ayu Novela, teman
seperjuangan yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
13. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan
2015 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang selalu
menjaga kekompakan, kesetiaan untuk terus selalu bersama dan saling
membantu dalam proses belajar di kampus tercinta.
14. Perempuan-perempuan hebat yang selalu memberikan motivasi Nurul Aini,
Fatmah Hapiratul Adawiyah, Vivi Khairatna, Mutiara Fajrin, Nabila Zakia,
Tamia Ainun Azmi, Riska Maulani Fadilah, Fauziah Umami, Yani
Lutfiyani yang selalu bersedia berbagi cinta, kasih, sayang, ruang, dan
waktu, kepada penulis setiap waktunya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca serta menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Eneng Saripah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
E. Tujuan Peneltitian ................................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 7
A. Model Pembelajaran .................................................................................................. 7
1. Pengertian Model Pembelajaran ............................................................................. 7
B. Pembelajaran Kooperatif ............................................................................................ 8
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ..................................................................... 8
2. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif ................................................... 9
3. Variasi dalam Model Pembelajaran Kooperatif .................................................. 9
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif .................................................... 10
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share ................................... 11
1. Pengertian Cooperative Think Pair and Share (TPS) ........................................... 11
2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share
(TPS) ......................................................................................................................... 12
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
and Shar. ................................................................................................................... 13
4. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share ............. 13
D. Menyimak ................................................................................................................ 14
1. Hakikat Menyimak ............................................................................................... 14
2. Tujuan Menyimak ............................................................................................. 15
3. Jenis-Jenis Menyimak ....................................................................................... 16
4. Tahap-Tahap Menyimak ................................................................................... 18
vi
E. Pantun ....................................................................................................................... 19
1. Hakikat Pantun ..................................................................................................... 19
2. Ciri-Ciri Pantun ................................................................................................. 21
3. Jenis-Jenis Tema Pantun ................................................................................... 21
4. Aspek Penilaian Menyimak Pantun Secara Tertulis ......................................... 24
F. Penelitian Relevan ................................................................................................ 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 30
B. Metode Penelitian ................................................................................................. 30
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................................. 31
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 31
1. Obsevasi ............................................................................................................ 31
2. Teknik Tes (Menyimak Isi Pantun) .................................................................. 32
3. Wawancara ........................................................................................................ 32
4. Dokumentasi ..................................................................................................... 34
E. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 34
F. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 37
1. Analisis data hasil observasi ............................................................................. 38
2. Analisis data hasil teknis tes ............................................................................. 38
3. Analisis data hasil wawancara (angket) ............................................................ 38
BAB IV HASIL ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 39
A. Profil MTs Al-Atiqiyah ......................................................................................... 39
B. Pembahasan ........................................................................................................... 43
C. Hasil Penliaian Keterampilan Menyimak Pantun ................................................. 97
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 102
A. Simpulan ............................................................................................................. 102
B. Saran ................................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 : Pedoman Wawancara Guru ....................................................................... 33
Tabel 3. 2 : Pedoman Wawancara Siswa ...................................................................... 34
Tabel 3. 3 : Format Penilaian Keterampilan Menyimak Secara Tertulis .................. 34
Tabel 3. 4 : Penentuan Kriteria dengan Perhitungan untuk Skala Empat ............... 37
Tabel 4. 1 : Data Sarana dan Prasarana ....................................................................... 42
Tabel 4. 2 : Presensi Peserta Didik Kelas VII-3 MTs Al-Atiqiyah Sukabumi ........... 44
Tabel 4. 3 : Analisis Data Siswa No. 1 .......................................................................... 46
Tabel 4. 4 : Analisis Data Siswa No. 2 ........................................................................... 46
Tabel 4. 5 : Analisis Data Siswa No. 3 ........................................................................... 47
Tabel 4. 6 : Analisis Data Siswa No. 4 ........................................................................... 48
Tabel 4. 7 : Analisis Data Siswa No. 5 ........................................................................... 49
Tabel 4. 8 : Analisis Data Siswa No. 6 ........................................................................... 50
Tabel 4. 9 : Analisis Data Siswa No. 7 ........................................................................... 51
Tabel 4. 10 : Analisis Data Siswa No. 8 ......................................................................... 51
Tabel 4. 11 : Analisis Data Siswa No. 9 ........................................................................ 52
Tabel 4. 12 : Analisis Data Siswa No. 10 ....................................................................... 53
Tabel 4. 13 : Analisis Data Siswa No. 11 ....................................................................... 54
Tabel 4. 14 : Analisis Data Siswa No. 12 ...................................................................... 55
Tabel 4. 15 : Analisis Data Siswa No. 13 ....................................................................... 56
Tabel 4. 16 : Analisis Data Siswa No. 14 ....................................................................... 56
Tabel 4. 17 : Analisis Data Siswa No. 15 ....................................................................... 57
Tabel 4. 18 : Analisis Data Siswa No. 16 ....................................................................... 58
Tabel 4. 19 : Analisis Data Siswa No. 17 ....................................................................... 59
Tabel 4. 20 : Analisis Data Siswa No. 18 ....................................................................... 60
Tabel 4. 21 : Analisis Data Siswa No. 19 ....................................................................... 60
Tabel 4. 22 : Analisis Data Siswa No. 20 ....................................................................... 61
Tabel 4. 23 : Analisis Data Siswa No. 21 ....................................................................... 62
Tabel 4. 24 : Analisis Data Siswa No. 22 ....................................................................... 63
Tabel 4. 25 : Analisis Data Siswa No. 23 ....................................................................... 64
Tabel 4. 26 : Analisis Data Siswa No. 24 ....................................................................... 64
Tabel 4. 27 : Analisis Data Siswa No. 25 ....................................................................... 65
Tabel 4. 28 : Analisis Data Siswa No. 26 ....................................................................... 66
Tabel 4. 29 : Analisis Data Siswa No. 27 ....................................................................... 67
Tabel 4. 30 : Analisis Data Siswa No. 28 ....................................................................... 68
Tabel 4. 31 : Analisis Data Siswa No. 29 ....................................................................... 68
Tabel 4. 32 : Analisis Data Siswa No. 30 ....................................................................... 69
Tabel 4. 33 : Analisis Data Siswa No. 1 ......................................................................... 70
Tabel 4. 34 : Analisis Data Siswa No. 2 ......................................................................... 71
Tabel 4. 35 : Analisis Data Siswa No. 3 ......................................................................... 72
Tabel 4. 36 : Analisis Data Siswa No. 4 ......................................................................... 73
Tabel 4. 37 : Analisis Data Siswa No. 5 ......................................................................... 73
Tabel 4. 38 : Analisis Data Siswa No. 6 ......................................................................... 74
Tabel 4. 39 : Analisis Data Siswa No. 7 ......................................................................... 75
Tabel 4. 40 : Analisis Data Siswa No. 8 ......................................................................... 76
viii
Tabel 4. 41 : Analisis Data Siswa No. 9 ......................................................................... 77
Tabel 4. 42 : Analisis Data Siswa No. 10 ....................................................................... 78
Tabel 4. 43 : Analisis Data Siswa No. 11 ....................................................................... 79
Tabel 4. 44 : Analisis Data Siswa No. 12 ....................................................................... 79
Tabel 4. 45 : Analisis Data Siswa No. 13 ....................................................................... 80
Tabel 4. 46 : Analisis Data Siswa No. 14 ....................................................................... 81
Tabel 4. 47 : Analisis Data Siswa No. 15 ....................................................................... 82
Tabel 4. 48 : Analisis Data Siswa No. 16 ....................................................................... 83
Tabel 4. 49 : Analisis Data Siswa No. 17 ....................................................................... 84
Tabel 4. 50 : Analisis Data Siswa No. 18 ....................................................................... 85
Tabel 4. 51 : Analisis Data Siswa No. 19 ....................................................................... 86
Tabel 4. 52 : Analisis Data Siswa No. 20 ....................................................................... 87
Tabel 4. 53 : Analisis Data Siswa No. 21 ....................................................................... 88
Tabel 4. 54 : Analisis Data Siswa No. 22 ....................................................................... 89
Tabel 4. 55 : Analisis Data Siswa No. 23 ....................................................................... 90
Tabel 4. 56 : Analisis Data Siswa No. 24 ....................................................................... 91
Tabel 4. 57 : Analisis Data Siswa No. 25 ....................................................................... 92
Tabel 4. 58 : Analisis Data Siswa No. 26 ....................................................................... 93
Tabel 4. 59 : Analisis Data Siswa No. 27 ....................................................................... 94
Tabel 4. 60 : Analisis Data Siswa No. 28 ....................................................................... 95
Tabel 4. 61 : Analisis Data Siswa No. 29 ....................................................................... 95
Tabel 4. 62 : Analisis Data Siswa No. 30 ....................................................................... 96
Tabel 4. 63 : Penilaian Keterampilan Menyimak Pantun Siswa Sebelum
Menggunakan Model Think Pair And Share ................................................................ 98
Tabel 4. 64 : Penilaian Keterampilan Menyimak Pantun Siswa Sesudah
Menggunakan Model Think Pair And Share ................................................................ 99
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Uji Referensi
Lampiran 2 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 5 : Hasil Keterampilan Menyimak Pantun Siswa Kelas VII-3
Lampiran 6 : Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 8 : Foto Dokumentasi
Lampiran 9 : Riwayat Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses bagian utuh yang tidak terpisahkan
dari suatu pembangunan, yang mengarahkan pada tujuan untuk
mengembangkan manusia berkualitas. Manusia berkualitas dilihat dari segi
pendidikan yang mengacu pada tujuan pendidikan. Pendidikan bertujuan
mengarahkan peserta didik menuju titik optimal terhadap kemampuannya,
serta terbentuknya kepribadian secara utuh baik individu atau sosial untuk
mengabdikan dirinya sebagai umat yang beragama kepada tuhannya.
Pendidikan memiliki dua hal yang penting meliputi aspek kognitif (berpikir)
dan aspek afektif (merasa). Proses berpikir dilakukan manusia untuk
mempelajari suatu ilmu yang berkaitan dengan unsur-unsur perasaan seperti
rasa suka, rasa semangat dan lain-lain. Keberhasilan pendidikan di dalam
mencapai tujuannya tidak akan terlepas dari proses kualitas pembelajaran
yang dilaksanakan di sekolah. Proses pembelajaran merupakan inti dari
proses pendidikan. Salah satu cara agar proses pembelajaran tercapai adalah
melibatkan siswa dengan penerapan model pembelajaran yang tepat.
Salah satu cara meningkatkan motivasi yaitu dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan
pembelajaran berkelompok. Model pembelajaran kooperatif sudah
digunakan oleh para guru selama bertahun-tahun dalam bebagai bentuk
pengajaran kelompok seperti: kelompok laboratorium, kelompok tugas,
serta kelompok diskusi dan sebagainya. Model kooperatif terdiri dari
beberapa macam salah satunya ialah pembelajaran kooperatif tipe think pair
and share, model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk saling bekerja sama serta mengembangkan kemampuan
interaksi peserta didik di dalam berpikir, menjawab dan saling
berkomunikasi dengan temannya yang lain. Model pembelajaran kooperati
tipe think pair and share ini merupakan salah satu model yang dirancang
untuk mengatasi kesulitan di dalam proses pembelajaran di kelas.
2
Ciri khas dari model pembelajaran kooperatif tipe think pair and
share ialah diawali dengan peserta didik berpikir (Think) secara individu
terkait pemecahan suatu masalah yang guru berikan kepada peserta didik,
kemudian peserta didik berdiskusi secara berpasangan (pair) untuk
menemukan jawaban terkait pemecahan suatu masalah yang guru berikan,
setelah mereka berdiskusi guru meminta setiap pasangan kelompok untuk
berbagi (share) dengan pasangan kelompok yang lain tentang hasil diskusi
setiap pasangan kelompok. Penerapan model think pair and share ini
diharapkan untuk dapat menjadi motivasi peseta didik di dalam
pembelajaran agar lebih bersemangat, kompak, berpikir kritis, serta aktif di
dalam prose pembelajaran di kelas.
Kegiatan proses pembelajaran di sekolah menuntut guru dan murid
untuk memiliki keterampilan berbahasa yaitu, menyimak, berbicara,
membaca serta menulis. Keempat keterampilan bahasa ini merupakan alat
untuk berkomunikasi. Keterampilan menyimak berbeda dengan kegiatan
mendengar atau mendengarkan. Mendengar itu tidak memiliki unsur
pemahaman sedangkan mendengarkan memiliki unsur kesengajaan tetapi
belum terdapat tujuan untuk memahami isi dari apa yang orang itu dengar.
Mendengar dan mendengarkan merupakan salah satu bagian dari kegiatan
menyimak karena adanya usaha untuk menyimak serta memahami apa yang
disampaikan
Kegiatan menyimak ini digunakan di dalam kehidupan manusia
sehari-hari, baik di kantor, tempat belanja, tempat bermain, di jalan, bahkan
di sekolah karena kegiatan menyimak ini merupakan kegiatan awal
komunikasi yang sudah dipelajari dari semenjak manusia masih bayi. Di
dalam kegiatan menyimak terdapat proses mendengarkan, yang
membutuhkan pemahaman serta menginterpretasi agar mendapatkan
infromasi dan memahami dari tuturan si pembicara secara bahasa lisan.
Keterampilan menyimak memiliki banyak manfaat di antaranya
ialah membantu meningkatkan konsentrasi peserta didik karena peserta
didik dituntut untuk mendengarkan secara saksama apa yang disampaikan
oleh guru, maka dari itu peserta didik dibiasakan untuk melakukan
3
keterampilan menyimak dari semenjak dini agar tingkat konsentrasi mereka
akan lebih baik. Peserta didik juga dapat mengembangkan daya imajinasi
lewat keterampilan menyimak ini karena peserta didik akan mentransfer
materi yang disampaikan oleh guru tersebut ke dalam otak serta merespon
dan mencoba untuk membayangkan apa yang di dengar olehnya serta dapat
menyerap materi lebih banyak yang disampaikan oleh guru karena peserta
didik memiliki tuntutan untuk memahami isi materi dan mencatat hal-hal
yang dianggap penting yang disampaikan guru di kelas. Keterampilan
menyimak juga mempengaruhi kemampuan berbicara peserta didik karena
pembicara yang baik merupakan penyimak yang baik, selain itu manfaat
menyimak juga akan menghasilkan peserta didik yang lebih aktif dalam
jejaring informasi.
Keterampilan menyimak banyak dilakukan di dalam proses
pembelajaran, di antaranya ialah keterampilan menyimak pantun. Pantun
merupakan karya sastra yang dikenal luas di Nusantara, dan banyak
digemari di semua kalangan, baik muda, tua dan anak-anak. Bentuk puisi
yang berupa pantun ini juga terdapat dalam beberapa sastra daerah di
Nusantara seperti dalam sastra Minangkabau, sastra Aceh, sastra Batak
(umpama, ende-ende), sastra Sunda (paparikan), sastra Jawa (parikan atau
wangsalan). Dalam sastra asing pun juga terdapat jenis puisi seperti pantun
yaitu sastra Cina, Jepang, Arab, Spanyol, dan Jeman. Contoh pantun dalam
sastra Cina disebut Syi Cing, serta dalam sastra Spanyol disebut Copla”.1
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama atau puisi rakyat yang
memiliki bentuk sampiran dan isi. Puisi lama ialah puisi yang terikat oleh
aturan-aturan seperti, rima, jumlah suku kata, jumlah kata, jumlah bait dan
lain-lain, sedangkan puisi baru merupakan puisi bebas yang tidak terikat
oleh aturan-aturan seperti puisi lama. Pantun merupakan puisi lama yang
cukup terkenal karena pantun dapat dijumpai khususnya ketika ada kegiatan
upacara adat. Pantun berisikan tentang nasihat-nasihat serta memiliki
berbagai macam jenisnya. Pantun disebut juga sebagai kemampuan
1 Edi Sedyawati, dkk., Sastra Melayu Lintas Daerah, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2004), h.
212
4
menjaga alur berpikir, karena dapat melatih seseorang berpikir tentang
makna kata sebelum diujarkan. Selain itu, pantun dikenal sebagai penguat
penyampaian pesan. Berbalas pantun saat ini bisa dibarengi dengan nada-
nada seperti gundul-gundul pacul atau nada tokecang dengan gerakan-
gerakan unik yang biasanya diperagakan oleh anak-anak sekolah dasar atau
sekolah menengah pertama.
Berdasarkan hasil pengamatan observasi sebelum penelitian yang
dilakukan terhadap guru Bahasa Indonesia di MTs Al-Atiqiyah Sukabumi.
Minat menyimak pantun siswa kelas VII-3 masih terbilang rendah. Faktor
penyebab rendahnya minat serta kesulitan dalam menyimak pantun yaitu
berasal dari guru serta siswa itu sendiri. Faktor yang berasal dari guru,
seperti kurangnya kemampuan guru dalam pemilihan model pembelajaran
yang mampu menumbuhkan minat serta motivasi siswa dalam pembelajaran
keterampilan menyimak pantun selain itu, jumlah siswa yang terlalu banyak
sehingga menyulitkan guru dalam menciptakan situasi belajar yang efektif
dan efisien. Sementara, faktor yang berasal dari siswa, seperti kurangnya
minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada
keterampilan menyimak pantun, penguasaan perbendaharaan kata siswa
yang kurang, serta suasana kelas yang ramai membuat siswa sulit untuk
berkonsentrasi dalam menyimak materi yang disampaikan oleh guru.
Peranan guru sangatlah penting, oleh karena itu proses pengajaran
yang harus diperbaiki dan guru seharusnya mempu mencari model
pembelajaran yang tepat, efektif, dan menyenangkan, sehingga siswa dapat
termotivasi untuk meningkatkan minat dalam pembelajaran menyimak
pantun. Oleh karena itu, peneliti mencoba menggunakan model kooperatif
think pair and share sebagai salah satu solusi untuk mengatasi
permasalahan dalam keterampilan menyimak pantun di sekolah MTs Al-
Atiqiyah Sukabumi. Model pembelajaran think pair and share digunakan
untuk meningkatkan semangat dan ketertarikan siswa saat proses
pembelajaran karena siswa dapat belajar secara berpasangan atau
berkelompok, selain itu belajar dengan berpasangan atau berkelompok
5
dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa sebab ada teman untuk
bertukar pendapat, saling bertanya, dan saling membantu dalam bekerja.
Berdasarkan pemaparan kalimat di atas peneliti akan melakukan
penelitian yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative
Think Pair And Share terhadap Keterampilan Menyimak Pantun Siswa
Kelas VII-3 MTs Al-Atiqiyah Sukabumi Tahun Pelajaran 2018/2019”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Pelajaran keterampilan menyimak pantun yang kurang diminati oleh
siswa.
2. Model pembelajaran yang digunakan guru di kelas cenderung tidak
membuat siswa untuk aktif.
3. Guru belum mengetahui tentang model pembelajaran cooperative think
pair and share dan peranannya dalam pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diungkapkan di atas
maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan agar lebih terarah dan
terfokus yaitu : penggunaan model pembelajaran kooperatif think pair and
share terhadap keterampilan menyimak pantun siswa kelas VII-3 MTs Al-
Atiqiyah Sukabumi tahun pelajaran 2018/2019.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas penulis dapat merumuskan
rumusan masalah: Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif
think pair and share terhadap keterampilan menyimak pantun siswa kelas
VII-3 MTs Al-Atiqiyah Sukabumi tahun pelajaran 2018/2019?.
6
E. Tujuan Peneltitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model
pembelajaran cooperative think pair and share terhadap keterampilan
menyimak pantun siswa kelas Vll-3 MTs Al-Atiqiyah Sukabumi.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Guru
a) Membantu guru untuk menentukan suatu model pembelajaran yang
aktif untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran khususnya
keterampilan menyimak pantun.
b) Mempermudah guru dalam mengoptimalkan pemahaman dan
keterampilan menyimak pantun pada siswa dalam pembelajaran
bahasa Indonesia.
c) Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk inspirasi untul
menentukan metode lain dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar.
2. Bagi peneliti
a) Sebagai acuan dan masukan untuk memperbaiki pelaksanaan proses
pembelajaran, khususnya pada pembelajaran bahasa Indonesia.
b) Dapat memberikan semangat bagi guru Bahasa Indonesia MTs Al-
Atiqiyah untuk melaksanakan penelitian terkait dengan peningkatan
prestasi dan minat belajar siswa.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran atau model pengajaran memiliki peran yakni
mengajar untuk berpikir dan mengajar tentang berpikir. Sementara interaksi
sosial merupakan proses sosial pada umumnya.1 Agus Suprijono
berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial serta menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya seperti buku-
buku, film, komputer, kurikulum dan lain lain”.2 Joyce menyatakan bahwa
fungsi model adalah “each model guides us as we design instruction to help
students achieve various objectives”. Melalui model pembelajaran guru
dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan,
cara berpikir, dan mengekspresikan ide.3
“Gagne (1970) has distinguished between the external conditions
of learning and the internal conditions of learning. The external
conditions of learning refer to those aspects of the learning situasion
which are outside the learner, that is, in the laerner’s environment. These
conditions would include such things as the amount of practice, the
complexity of the stimulus, the amount of time between the occurrence of
a response and the onset of some type of reinforcement, etc. The internal
conditios of learning refer to such things as the previous learnig of the
individual, his level of physiological development, motivation, etc”. 4
1 Agus Suprijono, Model-Model Pembelajaran Emansipatoris, (Yogykarta: Pustaka
Pelajar, 2016), h. 46.
2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Konsep Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTS), (Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri, 2009), h. 22.
3 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016), Cet 15, h. 64-65.
4 Thomas J. Ahuell, Learning and Instruction, ( Company: United States of America,
1971), h. 10.
8
Guru menggunakan model pembelajaran agar lebih mudahkan siswa
di dalam menguasai serta memahami suatu pelajaran tertentu. Model
pembelajaran yang digunakan guru sangat tergantung pada materi yang akan
disampaikan juga pada situasi dan kondisinya, sehingga tidak ada model
pembelajaran yang paling baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata “kooperatif” yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai suatu kelompok atau satu tim.5
“Isjoni mengemukakan bahwa model kooperatif dapat di terapkan
untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya,
menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat (sharinng
ideas). Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul
dalam membantu siswa untuk memahami konsep yang sulit, tetapi juga
sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja
sama dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa
terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak
positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat
memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar”.6
“Cooperative learning refers to a variety of teaching methods in
which students work in small groups to help one another learn academic
content. In cooperative classrooms, students are expected to help each
other, to discuss and argue with each other, to assess each other’s
current knowledge and fill in gaps in each other’s understanding.
Cooperative work rarely replaces teacher in struction, but rather
replaces individual seatwork, individual study, and drill. When properly
organized, students in cooperative groups work with each other to make
certain that everyone in the group has mastered the concepts being
taught”.7
Pembelajaran kooperatif ini berfokus pada siswa untuk menjadikannya
aktif dan bekerja sama secara berkelompok serta saling membantu untuk
memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok telah menguasai konsep
yang diajarkan. Pembelajaran kooperatif ini berdampak positif terhadap
5 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antarpeserta
Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 22.
6 Ibid., h. 15-16.
7 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, (United States of America:A Simon & Schuster
Company, 1995), h. 2.
9
siswa karena dapat meningkatkan motivasi belajar serta kualitas interaksi
yang baik antar sesama teman sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar
terutama pada pembelajaran Bahasa Indonesia.
Slavin, one of the founders of cooperative learning, believes that the
group focus of cooperative learning can change the norms of youth culture
and make it more acceptable to excel in academic learning tasks.8 Slavin
merupakan salah satu pendiri pembelajaran kooperatif percaya bahwa fokus
kelompok pembelajaran kooperatif unggul dalam tugas-tugas pembelajaran
akademik.
2. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar pembelajaran
kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok
bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan
memberikan kesempaan kepada orang lain untuk mengemukakan
gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara kelompok. 9
Pembelajaran kooperatif juga memiliki manfaat yang dikemukakan
oleh Zamroni adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya
dalam wujud input pada level individual.10 Pembelajaran kooperatif ini
mengembangakan rasa solidaritas sosial yang kuat dikalangan siswa
sehingga diharapkan menjadi generasi yang memiliki prestasi akademik
yang inteligen.
3. Variasi dalam Model Pembelajaran Kooperatif
a. Student Team Achievement Division (STAD)
Pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok
kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara
heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
8 Richard. I. Arends, Learning to Teasch, (New york: The McGraw- Hill Companies,
2007), h. 345. 9 Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok
(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 21.
10 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Konsep Landasan dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTS), (Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri, 2009), h. 57-58.
10
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan
kelompok.
b. Tim Ahli (Jigsaw)
Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aroson dan
teman-teman dari Universitas Texas, dan di adopsi oleh Slavin dan
teman-teman di Universitas John Hopkins.
c. Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT)
Investigasi Kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang
paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini di
kembangkan pertama kali oleh Thelan. Dalam perkembangannya model
ini di perluas dan di pertajam oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv.
d. Think Pair and Share (TPS)
Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Kolegannya di
Universitas Maryland sesuai yang di kutip Arends, efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
e. Numbered Head Together (NHT)
Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT), atau perbandingan permainan tim dikembangkan secara asli oleh
David De Vries dan Keath Edward. Pada model ini siswa memainkan
permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh
tambahan poin untuk skor tim mereka.11 .
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 12
Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua
tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut
dan memotivasi siswa belajar.
Fase-2
Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi
kepada siswa dengan jalan
demontrasi atau lewat bahan
bacaan.
11 Ibid., h. 67-83.
12 Ibid., h. 66-67.
11
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu
sikap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat
mereka mengerjakan tugas
mereka.
Fase-5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah
dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya.
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan
kelompok.
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share
1. Pengertian Cooperative Think Pair and Share (TPS)
“Model pendekatan struktural dalam pembelajaran kooperatif
dikembangkan oleh Spencer Kagen dan kawan-kawannya. Model ini
memberikan penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang
dirancang untuk membangun pola interaksi siswa, serta dimaksudkan
sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, di
mana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa di kelas dan
siswa memberi jawaban setelah mereka mengangkat tangan atau ditunjuk
oleh guru. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu
dalam kelompok kecil dan dicirikan oleh penghargaan kooperatif dari
pada penghargaan individual. Think pair and share merupakan salah satu
model pendekatan struktural dalam pembelajaran kooperatif serta
memiliki prosedur yang ditentukan secara eksplisit dengan memberi
waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, menjawab, dan
saling membantu satu sama lain”.13
Model TPS memperkenalkan ide waktu berpikir atau waktu tunggu yang
menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa merespon
pertanyaan. Model TPS relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu
yang lama untuk mengatur tempat duduk atau mengelompokkan dan
melatih siswa untuk berani berpendapat serta siswa dapat menghargai
13 I Wayan Sadia, Model-model Pembelajaran Konstruktivistik, (Yogyakarta: Graha Ilmu.
2014), h. 96.
12
pendapat dari teman”.14 Strategi think-pair-share (TPS) atau berpikir
berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi ini
berkembang dari penelitian dan belajar kooperatif dan waktu tunggu.15
Model pembelajaran kooperatif think pair and share merupakan salah satu
model pendekatan struktural. TPS ini merupakan model pembelajaran yang
sederhana, melatih siswa untuk berpendapat dan belajar untuk menghargai
pendapat sesama temannya, selain itu model ini juga dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa di kelas sehingga siswa lebih aktif, dan
bekerja sama dengan baik ketika pembelajaran berlangsung.
2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and
Share (TPS)
a) Tahap 1: Berpikir (Think)
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi
pelajaran. Proses TPS dimulai pada saat ini, yaitu guru mengemukakan
pertanyaan yang menggalakkan berpikir ke seluruh murid di kelas.
Pertanyaan ini hendaknya berupa pertanyaan terbuka sehingga
memungkinkan dijawab dengan berbagai macam jawaban.
b) Tahap 2: Berpasangan (Pair)
Pada tahap ini siswa berpikir secara individu. Guru meminta kepada
siswa untuk berpasangan serta mulai memikirkan pertanyaan atau
masalah yang diberikan guru dalam waktu tertentu. Lamanya waktu
ditetapkan berdasarkan pemahaman guru terhadap siswanya, sifat
pertanyaannya, dan jadwal pembelajaran. Siswa disarankan untuk
menulis jawaban atau pemecahan masalah hasil pemikirannya.
c) Tahap 3: Berbagi (Share)
Pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua
maju bersama untuk melaporkan hasil diskusi kelompoknya ke seluruh
14 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014), h. 208-209.
15 Trianto, op.cit., h. 81.
13
teman di kelas. Pada tahap terakhir ini siswa seluruh kelas akan
memperoleh keuntungan dalam bentuk mendengarkan berbagai
ungkapan mengenai konsep yang sama dinyatakan dengan cara yang
berbda oleh individu yang berbeda.16
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair and Shar.
Aris Shoimin mengemukakan kelebihan model Cooperative Think Pair and
Share sebagai berikut:
a) Mudah diterapkapkan di berbagai jenjang pendidikan dan dalam setiap
kesempatan
b) Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan kualitas respon siswa
c) Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalam mata
pelajaran.
d) Siswa dapat lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama
diskusi.
e) Siswa dapat belajar dari siswa lain.
f) Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk
berbagi atau menyampaikan idenya.
Aris Shoimin mengemukakan kekurangan model Cooperative Think Pair
and Share sebagai berikut:
a) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
b) Lebih sedikit ide yang muncul
c) Jika ada perselisihan tidak ada penengah.17
4. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share
a) Memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan
orang lain.
b) Mengoptimalkan partisipasi siswa.
16 Aris Shoimin, op. cit., h. 211.
17 Ibid, h.212.
14
c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan partisipasi
mereka kepada orang lain. Skill-skill yang umumnya dibutuhkan dalam
strategi ini adalah sharing informasi, bertanya, meringkas gagasan
orang lain, paraphrasing.18
D. Menyimak
1. Hakikat Menyimak
Pengajaran bahasa lisan sering kita jumpai istilah mendengar,
mendengarkan, dan menyimak. Kegiatan istilah itu memang berkaitan dalam
makna namun tetap berbeda dalam arti. Mendengarkan berarti
mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh sedang menyimak berarti
mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca
orang”.19
“Kegiatan menyimak memang tidak menuntut seseorang untuk
mengaktifkan psikomotornya, tetapi bukan berarti aspek-aspek mentalnya
pun tidak ikut aktif. Dalam memahami pesan yang disimaknya, penyimak
harus mengaktifkan syaraf-syaraf otak dengan sungguh-sungguh untuk
mengolah pengetahuan-pengetahuan yang ada dan menghubungkannya
dengan bahan simakan sehingga dapat menangkap pesan yang
disampaikan pembicara. Pada dasarnya menyimak adalah kegiatan
mendengarkan bunyi-bunyi yang disertai dengan usaha memahami. Ini
berarti bahwa menyimak diawali dengan kegiatan mendengarkan yang
pada akhirnya penyimak memperoleh hasil dari apa yang disimaknya.
Uraian diatas menunjukkan bahwa menyimak merupakan suatu kegiatan
yang memerlukan proses karena dalam proses menyimak minimal melalui
tahapan-tahapan mendengarkan, memahami, dan menafsirkan. Dengan
demikian menyimak dapat dipandang sebagai kegiatan mental. Itulah
sebabnya menyimak dikatakan bersifat aktif-reseptif”.20
Menyimak ialah proses mendengarkan, mengenal, dan
menginterpretasikan lambang-lambang lisan atau ujaran. Dalam menyimak
dituntut kegiatan mendengarkan yang sangat penuh perhatian. Menyimak
itu berhubungan dengan komunikasi lisan dan bertujuan untuk memperoleh
18 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan
Paradigmatis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), h. 206.
19 Djago Tarigan, Pendidikan Katerampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2005), h 2.5.
20 Bustanul Arifin, dkk., Menyimak, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 1.17-1.18.
15
informasi, menangkap isi dan memahami makna komunikasi.21 Menyimak
merupakan aktivitas mendengarkan serta memperhatikan baik-baik apa
yang diucapkan atau dibaca orang, untuk dapat memahami memahami
pesan yang disimaknya, penyimak harus mengaktifkan syaraf-syaraf otak
dengan sungguh-sungguh untuk mengolah pengetahuan-pengetahuan yang
ada dan menghubungkannya dengan bahan simakan sehingga dapat
menangkap pesan yang disampaikan pembicara, selain itu ketika menyimak
dituntut kegiatan mendengarkan yang sangat penuh perhatian.
2. Tujuan Menyimak
Tujuan menyimak secara umum ialah sebagai berikut:
a) Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dalam berbagai cara. Kegiatan
pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud
dalam berbagai variasi, seperti mendengarkan radio, televisi,
penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, serta percakapan
dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman
sekerja dan lain-lain.
b) Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu di analisis. Harus
jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di
dalamnya.
c) Mengevaluasi Fakta
Kegiatan mengevaluasi fakta penyimak sering mengajukan sejumlah
pertanyaan seperti:
1. Benarkah fakta yang disampaikan?
2. Relevankah fakta yang diajukan?
3. Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang di sampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan,
pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat di terima.
21 Dendy Sugiono dkk., Buku Praktik Bahasa Indonesia Jilid 2, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2003), h. 144.
16
d) Mendapatkan Inspirasi
Orang yang menghadiri suatu konvensi serta pertemuan ilmiah bukan
untuk mencari atau mendapat fakta. Penyimak seperti ini biasanya orang
yang tidak memerlukan fakta baru, mereka memerlukan sugesti,
dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah
yang sedang mereka hadapi.
e) Menghibur Diri
Orang-orang yang sudah lelah, letih dan jenuh, mereka perlu
penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka
menyimak untuk tujuan menghibur diri.
f) Meningkatkan kemampuan berbicara
Penyimak memperhatikan seseorang pembicara ialah pada segi: cara
mengorganisasikan bahan pembicaraan, cara penyampaian bahan
pembicaraan, cara memikat perhatian pendengar, cara mengarahkan
perhatian pendengar, cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon,
alat peraga dan sebagainya, serta cara memulai dan mengakhiri
pembicaraan.
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak kemudian dipraktikkan.
Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan
peningkatan kemampuan berbicara.22
3. Jenis-Jenis Menyimak
Berdasarkan intensitas menyimak dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Menyimak Ekstensif
Menyimak Ekstensif ialah kegiatan menyimak yang berhubungan
dengan hal-hal yang bersifat umum dan tidak memerlukan bimbingan
langsung seorang guru. Hal ini dikarenakan penyimak hanya menyimak
bagian penting, secara umum, sepintas, dan garis-garis besar. Menyimak
ekstensif dikelompokkan menjadi tiga jenis ialah sebagai berikut:
1) Menyimak Sekunder
22 Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat: UIN Press, 2015), h.161-162.
17
Menyimak sekunder ialah sejenis kegiatan menyimak secara
kebetulan (casual listening) dan ekstensif (extensive listening).
Menyimak sekunder memiliki kesamaan dengan mendengarkan.
Karena menyimak sekunder dilakukan ketika seseorang melakukan
pekerjaan lain atau dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain.
2) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ini memiliki kemiripan dengan menyimak
sekunder, yaitu melakukan kegiatan sambil melakukan pekerjaan lain.
Perbedaanya ialah pada menyimak pasif perhatian dapat beralih
sepenuhnya dari satu kegiatan lain yang lebih menarik perhatian
penyimak.
3) Menyimak Estetis
Menyimak estetis disebut juga menyimak apresiatif. Jika anda
melakukan kegiatan menyimak ini maka imajinasi anda harus ikut
terlibat agar anda dapat merasakan, melakukan, dan mengalami apa
yang dilakukan oleh tokoh cerita yang anda simak. Contohnya seperti
ketika anda menonton sebuah pagelaran drama atau sinetron,
menyimak sandiwara radio, menyimak pembacaan cerita pendek, atau
menyimak pembacaan sebuah puisi maka harus menyimak sungguh-
sungguh agar dapat merasakan kegembiraan, kesedihan, atau
kecemasan yang digambarkan dalam cerita yang disimak. Jelasnya,
kegiatan menyimak estetis adalah kegiatan menyimak yang bahan
simakannya berupa karya-karya sastra.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang memerlukan
bimbingan dan arahan karena penyimak harus memahami secara
terperinci, teliti dan mendalam apa yang disimak. Kegiatan menyimak
intensif ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu:23
23 Yeti Mulyati, dkk., Bahasa Indonesia, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2013),
h. 3.25-3.26.
18
1) Menyimak Kritis
Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak yang dilakukan
secara kritis di dalamnya terlihat adanya kehadiran prasangka yang
berperan sebagai pijakan dalam mengamati ketidaktelitian yang
dilakukan pembicara dalam menyampaikan data dan fakta yang
memperkuat ide atau gagasannya. Menyimak dengan cara ini
bertujuan untuk memperoleh informasi yang akurat tentang sesuatu
sehingga menghasilkan satu kesimpulan. Jadi, penyimak menilai
segala apa yang digagaskan, diidekan, atau diinformasikan pembicara
sampai pada tingkat keterpercayaan (reliabilitas), keterandalan
(validitas), dan kebermanfaatan sebuah informasi.
2) Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif sering juga disebut a study type
listening atau menyimak sebagai kegiatan menelaah. Satu fase dari
kegiatan menyimak yang baik adalah perlunya konsentrasi terhadap
apa yang disimak, supaya dapat menangkap hal-hal tersebut baik
dalam bentuk informasi maupun dalam bentuk lain, tumpuan kearah
itu tidak menyimpang dari isi atau ide yang sebenarnya.
3) Menyimak Kreatif.
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi
seseorang. Umumnya imajinasi berhubungan dengan keindahan,
bunyi-bunyian, gerak-gerak tentang sesuatu, dan juga penglihatan
tentang sesuatu. Seseorang dapat menyimak sebuah puisi dengan baik
karena ia berimajinasi/berfantasi, dan berpartisipasi dengan baik
terhadap puisi yang sedang disimaknya sehingga ia dapat menangkap
makna yang terkandung dalam puisi tersebut. 24
4. Tahap-Tahap Menyimak
a. Tahap Mendengar
24 Bustanul Arifin, dkk., Materi Pembelajaran Menyimak, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008), h. 1.30-1.31.
19
Pada tahap ini penyimak baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran-ujaran atau pembicaraannya.
b. Tahap Memahami
Setelah ujaran-ujaran masuk ke telinga, penyimak berusaha untuk
memahami isi ujaran atau pembicaraan dengan cara mengolah bunyi-
bunyi bahasa menjadi satuan bahasa yang bermakna.
c. Tahap Menginterpretasi
Setelah penyimak memahami makna ujaran pembicara, penyimak
berusaha untuk menafsirkan isi atau maksud pembicaraan. Apakah
ujaran bermakna tersurat atau ada makna tersirat di balik ujaran-
ujarannya. Jelasnya penyimak mengerti makna dan maksud yang
terkandung dalam pembicaraan tersebut.
d. Tahap Mengevaluasi
Tahap mengevaluasi atau menafsirkan dilanjutkan dengan tahap
menilai atau mengevaluasi. Penyimak yang baik tidak asal menerima
apa-apa yang disimaknya, tetapi dia akan menila di mana keunggulan dan
kelemahan, kebaikan, dan kekurangan sang pembicara sehingga pesan,
gagasan, atau pendapat pembicara dianggapnya pantas untuk diterima
atau harus ditolaknya.
e. Tahap Menanggapi
Tahap menanggapi merupakan tahap yang berada pada tingkat yang
lebih tinggi. Di sini, penyimak mulai menggunakan kesempatan untuk
berganti peran dengan pembicara. Pada tahap ini, penyimak
mengungkapkan hasil akhir dari kegiatan menyimaknya. Penyimak akan
mengatakan setuju ataupun tidak atas isi pembicaraan yang diujarkan
oleh pembicara.25
E. Pantun
1. Hakikat Pantun
Pantun adalah puisi asli Indonesia. hampir di semua daerah di Indonesia
terdapat tradisi berpantun. Pantun tepat untuk suasana tertentu. Dalam
25 Yeti Mulyati, dkk, op. cit., h. 3.7.
20
upacara perkawinan banyak digunakan pantun untuk sambutan, penggunaan
pantun disini menimbulkan suasana akrab.26 Pantun adalah puisi lama yang
terdiri atas empat baris dalam satu baitnya. Setiap barisnya terdiri atas 8-12
suku kata. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris
ketiga serta keempatnya merupakan isi. Bunyi terakhir pada kalimat berpola
a-b-a-b.27
“Pantun tumbuh subur di semua lapisan masyarakat jauh sebelum
mereka mengenal baca-tulis (buta huruf). Pantun ini diciptakan sebagai
suatu pengucapan untuk memenuhi berbagai fungsi. Pantun yang
diciptakan itu disampaikan kepada orang lain secara lisan. Demikianlah
seterusnya, sehingga segala unsur tradisi, sejak dari menerima, mengingat,
mengolah, menyampaikan dan menyebarkan, semuanya dilakukan secara
lisan kepada generasi berikutnya. Cara-cara sosialisasi seperti ini dianggap
sebagai tidak formal, yang prosesnya dilakukan melalui institusionalisasi
dalam adat, teradat, dan diistiadatkan. Untuk mengabdikan segala tradisi,
daya ingat sangat memainkan peranan penting. Oleh karena itu, tidaklah
berlebihan jika dikatakan bahwa rujukan tersebut pertama dan utama
dalam masyarakat yang masih buta huruf adalah daya ingat (menghafal).
Bagaimanapun juga, harus diakui bahwa daya ingat saja tidaklah cukup,
karena sangat rentan terjadi, misalnya, perubahan dalam langgam dan
susunan kata-katanya, terutama pada sampiran (baris pertama dan kedua).
Namun isi pantun umumnya tidak berubah, hal ini karena pergantian dan
peredaran ruang dan masa, serta mobilitas penduduknya. Pantun yang di
hafal itu tidak diketahui penggubahan atau pengarangnya, karena sudah
milik masyarakat, walau pada awalnya dihasilkan secara individu”. 28
Pantun merupakan salah satu puisi lama yang terikat oleh aturan-aturan
penulisan seperti jumlah baris, jumlah suku kata, berima a b a b, baris pertama
dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat
merupakan isi. Pantun dihafal juga disebarluaskan secara lisan, selain itu
pantun juga sering digunakan pada upacara perkawinan untuk sambutan
sehingga menimbulkan suasana akrab. Pantun digemari oleh seluruh
golongan dalam masyarakat, mulai dari anak-anak, orang muda, hingga
26 Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, ( Jakarta: Erlangga, 2000), h. 9.
27 E. Kosasih, Apresiasi Sastra Indonesia Membaca, Menulis, Mementaskan, Menikmati
Puisi Prosa Drama, (Jakarta: Nobel Edumedia, 2008), h. 9.
28 Abd. Rahman Abror, Pantun Melayu Titik Temu Islam dan Budaya Lokal Nusantara,
(Yogyakarta, PT LkiS Printing Cemerlang, 2009), h. 135-136
21
orang tua. Walaupun pantun ini dihasilkan oleh individu tetapi sudah menjadi
milik masyarakat.
2. Ciri-Ciri Pantun
Ciri-ciri puisi Melayu tradisional menurut Hanum Mat Piah yaitu sebagai
berikut:
a. Ia dicipta dan disebarkan secara lisan dan bersifat kolektif dan fungsional,
yaitu tanpa dicantumkan pengarangnya dan digunakan dalam kehidupan
masyarakat.
b.Bentuknya terikat oleh konvensi-konvensi tertentu yang seterusnya
memberikan bentuk dan struktur pada puisinya.
c. Sebagai puisi yang bersifat fungsional yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, sebuah genre tertentu digunakan untuk suatu kegiatan,
misalnya pantun untuk kegiatan seni yang berunsur hiburan dan ritual.
d.Puisi tradisional berhubungan erat dengan magis dalam maksud dan
pengertian yang luas.
e. Sebagai bahan yang berunsur magis dan ritual, puisi dianggap suci
(sacred).
f. Puisi Melayu tradisional juga dapat dikatakan mengandung unsur-unsur
musik. Hampir semua pengucapannya disampaikan dalam lagu, irama,
atau intonasi yang tipikal.
g. Bahasanya padat, mengandung unsur-unsur perlambang, imaji, kias, dan
perbandingan-perbandingan lain yang tepat dengan maksud dan
fungsinya.29
3. Jenis-Jenis Tema Pantun
a. Pantun Anak-anak
Pantun Anak-anak merupakan cara orang Melayu dalam
mengekspresikan kegembiraan, kebahagiaan, dan kasih sayangnya kepada
anak salah satunya adalah melalui pantun. Ekspresi itu kadang dengan cara
rayuan, belaian, ayunan dan nyanyian. Isi dan temanya biasanya berupa
nasihat, harapan dan pendidikan. Dari segi struktur, pantun anak-anak
29 Ibid., h. 80.
22
lebih mudah dari pada pantun biasa. Bahasanya sederhana, mudah
dipahami, tanpa menggunakan lambang-lambang yang rumit. Pantun anak
di antaranya permainan, kasih sayang, dan perasaan gembira.
b. Pantun Percintaan dan Kasih Sayang
Pantun percintaan dan kasih sayang masing-masing pasangan
dikarunia potensi untuk saling menarik. Potensi ini mulai menampakkan
gejalanya yaitu sejak individu menginjak tahap perkembangan masa
remaja. Salah satu hal yang terlihat dalam masa remaja ini adalah masing-
masing mulai tertarik kepada lawan jenisnya. Pemenuhan atau penyaluran
fitrah melalui pernikahan akan mengantarkan pasangan laki-laki dan
perempuan pada kehidupan yang damai dan sakinah. Pantun percintaan
dan kasih sayang di antaranya ialah: perkenalan, berkasih mesra, teruji
atau gagal, serta berpisah atau bercerai.
c. Pantun tentang telatah dan cara hidup masyarakat
1) Budi
Strata masyarakat Melayu, budi di tempatkan pada tingkat yang
tinggi. Umumnya, konsep budi meliputi seluruh nilai kebaikan, yaitu
pentingnya berbudi, mengenang budi, dan membalas budi.
2) Jenaka dan permainan
Senda gurau dan humor dapat mencairkan suasana tegang, berat dan
serius, juga dapat menghilangkan kepenatan dan memecah kesunyian
ketika bersama-sama. Pantun jenis ini, selain untuk mengejek dan
bercumbu, juga untuk memperlihatkan sisi ironis kehidupan dan
membawakan makna peristiwa, situasi, perasaan dalam suasana yang
agak ringan. Walaupun pantun tersebut bernada erotis, tetapi isinya
dapat dicerna menurut kemampuan pendengar, misalnya tertawa.
Tempat yang digunakan untuk mengekspresikan pantun ini, antara lain
acara kenduri, upacara berbalas pantun, atau di ladang ketika memanen
padi.
3) Kias, ibarat dan pribahasa
Contoh pantun :
Galai-gali akar mengukuas
23
Dapat sejari akar mentemu
Cari-cari padang yang luas
Burung liar supaya bertemu.
4) Teka-teki.
Struktur pantun teka-teki mirip dengan pantun anak-anak, yaitu
bahasanya sederhana, mudah dipahami, serta tidak menggunakan
lambang-lambang yang rumit.
d. Pantun Nasihat, Agama dan Adat
Pantun juga memiliki tema tentang nasihat, pengajaran, pendidikan,
agama dan adat. Contoh pantun agama ialah:
Orang haji berbaju hijau
Memakai sorban dengan sepatu
Duduk mengaji, duduk sembanhyang
Jangan lupa dengan waktu.
e. Renungan terhadap nasib, kembaran, dan perantauan
Tema-tema yang berkaitan dengan nasib meliputi penyesalan terhadap
nasib karena tidak beruntung, miskin, terhina, dan tersingkir dari
pergaulan, serta melarat, lebih bagi orang yang hidup di tanah rantau.
Merantau dan berdagang merupakan sebagian dari kegiatan hidup puak
Melayu. Kebanyakan anak meninggalkan kampung halaman, merantau ke
negeri lain dengan tujuan antara lain, mengadu nasib dengan mencari
pekerjaan dan rezeki seperti dengan cara berdagang, mencari ilmu,
mencari pengalaman, atau menguji kemampuan dan katabahan.
f. Pantun Naratif
Pantun naratif merupakan pantun yang digunakan untuk
menyampaikan cerita (naratif), seperti dalam pantun berkait. Sumber
ceritanya bisa berasal dari cerita-cerita lisan, sejarah setempat, peristiwa
sehari-hari, dan sebagainya.
g. Pantun Mantra.
Asumsi bahwa mantra merupakan bentuk pengucapan sastra tua
dalam masyarakat Melayu sebagai usaha untuk menghubungkan dirinya
dengan makhluk gaib yang diyakini sebagai Yang Maha Kuasa. Dengan
24
demikian mantra merupakan cara untuk berkomunikasi dengan makhluk
halus dan disampaikan dalam suasana hening dan sungguh-sungguh.
Tujuannya bisa bermacam-macam untuk mengusir roh jahat,
menyembuhkan penyakit, menambah rezeki, meramal peristiwa yang
telah, sedang dan akan terjadi, dan bahkan untuk menambah kekebalan dan
kesaktian.30
4. Aspek Penilaian Menyimak Pantun Secara Tertulis
Pada menyimak pantun, penilaian dilakukan setelah mengalami proses
analisis yang dilakukan dengan mengikuti beberapa aspek. Berikut ini adalah
beberapa aspek yang digunakan dalam penilaian menyimak pantun secara
tertulis, yaitu:
a. Pemahaman isi teks
Teks diartikan sebagai kata-kata asli dari pengarang.31 Teks adalah
kandungan atau isi naskah. Teks terdiri atas isi dan bentuk. Isi
mengandung ide-ide atau amanat yang ingin disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca. Selanjutnya, bentuk berisi muatan cerita
atau pelajaran yang hendak dibaca dan dipelajari menurut berbagai
pendekatan melalui alur, perwatakan, gaya, dan sebagainya.32 Maka
dapat disimpulkan bahwa pemahaman isi teks adalah pemahaman isi
dari sebuah kata-kata yang mengandung ide-ide atau amanat, berisi
tentang muatan cerita yang ingin disampaikan pembaca.
b. Organisasi teks
Teks diartikan sebagai kata-kata asli dari pengarang.33 Teks adalah
kandungan atau isi naskah. Teks terdiri atas isi dan bentuk. Isi
mengandung ide-ide atau amanat yang ingin disampaikan oleh
30 Ibid, h. 109-120.
31 Didi Junaedi, Menafsir Teks Memahami Konteks (Menelitik Akar Perbedaan Penafsiran
terhadap Al-Qur’an), (Yogyakarta: Deepublish, 20016), h. 81.
32 I Nengah Duijah, Budaya Naskah Tradisi Lisan dan Sejarah, Jurnal Ilmu Pengetahuan,
vol. 7, No 2, Oktober 2005, h.115.
33 Didi Junaedi, loc.cit.,
25
pengarang kepada pembaca. Selanjutnya, bentuk berisi muatan cerita
atau pelajaran yang hendak dibaca dan dipelajari menurut berbagai
pendekatan melalui alur, perwatakan, gaya, dan sebagainya.34
Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata kerja
bahasa Latin organizare yang berarti membentuk sebagian atau
menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang satu dan unsur yang
lainnya saling bergantung atau terkordinasi. Jadi secara harfiah
organisasi berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya
saling bergantung.35 Maka dapat disimpulkan bahwa keruntutan
organisasi teks ialah keruntutan paduan dari sebuah teks yang bagian-
bagian satu sama lainnya saling bergantung.
c. Diksi
Diksi adalah pilihan kata terhadap bahasa-bahasa yang dikuasai
oleh penutur.36 Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan
ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna
bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami,
menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang
dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu
mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca ataupun
pendengarnya.37 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa diksi ialah pilihan kata yang sesuai dengan
konteks kalimat sehingga pembaca mamahami apa yang disampaikan.
34 I Nengah Duijah, loc.cit.,
35 Awalludin, Pengantar Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), h. 102.
36 Siswono, Teori dan Praktek (Diksi, Gaya Bahasa, dan Pencitraan), (Yogyakarta:
Deepublish, 2014), h.7.
37 Widjono, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi, (Jakarta: PT Gramedia, 2007), h. 98.
26
d. Ejaan
Ejaan merupakan kaidah tulis menulis baku yang didasarkan pada
penggambaran bunyi. Ejaan tidak hanya mengacu cara memakai
huruf, tetapi juga cara menulis kata dan cara menggunakan tanda
baca.38 Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi
bahasa (kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf atau tanda
baca).39 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa ejaan ialah kaidah atau keseluruhan peraturan yang
menggambarkan bunyi-bunyi dalam tulisan serta penggunaan tanda
baca.
F. Penelitian Relevan
Berikut ini adalah penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif think
pair and share yang pernah dilakukan oleh penneliti lainnya.
Pertama, Habibah Munawwaroh yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share (TPS)
terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SD Dharma Karya Universitas
Terbuka”, skripsi tahun 2015 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair and share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS, dengan fokus bahasan materi penelitian pada konsep
peninggalan sejarah. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi
eksperimen dengan desain penelitian two group pretest posttest design. Dari
hasil analisis data penelitian, diperoleh bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kesimpulan tersebut
didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji terhadap kedua
nilai posttest. Hasilnya adalah thitung=1,384 sedangkan nilai ttabel 1,674 dengan
38 Kushartanti dkk, Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 83.
39 Lukman Hakim dkk, Ejaan dalam Bahasa Indonesia, (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan). h. 1.
27
taraf siginifikan 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
antar kedua kelas tersebut.40 Penelitian yang dilakukan di atas memiliki
perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu berfokus bahasan
materi penelitian pada konsep peninggalan sejarah, sedangkan penelitian yang
penulis lakukan berfokus tentang keterampilan menyimak pantun. Kemudian,
metode penelitian yang digunakan di atas adalah kuasi eksperimen dengan
desain penelitian two group pretest posttest design, sedangkan penelitian yang
penulis lakukan ialah metode kualitatif deskripstif.
Kedua, Amalia Fauziah yang berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai terhadap
Keterampilan Menyimak Pantun (Quasi Eksperimen pada kelas IV SDN
Bekasi Jaya II)”. Bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh metode
permainan bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun
siswa kelas IV SDN Bekasi Jaya. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen.
Penelitian ini dilakukan di SDN Bekasi Jaya II. Sampel dalam penelitian ini
terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 25
siswa dan kelompok kontrol yang berjumlah 25 siswa. Kelompok eksperimen
adalah kelompok yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
metode permainan bahasa bisik berantai, sedangkan kelompok kontrol adalah
kelompok yang melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia tanpa metode
permainan bahasa bisik berantai. Instrumen yang digunakan adalah instrumen
tes menyimak pantun. Berdasarkan hasil uji-t pada data posttest kelas
eksperimen serta kelas kontrol dengan taraf signifikansi 0,05%, thitung (5,774)
>ttabel (1,991), dapat disimpulkan bahwa pada data kelompok eksperimen
terdapat perbedaan dalam keterampilan menyimak pantun antara sebelum dan
sesudah dilakukan perlakuan. Artinya, terdapat pengaruh metode permainan
40 Habibah Munawwaroh, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
And Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Kelas IV SD Dharma Karya Universitas Terbuka, (Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/simple-
search?query=habibah+munawwaroh.Pdf, diunduh pada tanggal 12 Juni 2019.
28
bahasa bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun siswa.41
Penelitian yang dilakukan di atas memiliki perbedaan dengan penelitian yang
penulis lakukan ialah metode kualitatif deskripstif. Kemudian, penelitian di
atas bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh metode permainan bahasa
bisik berantai terhadap keterampilan menyimak pantun siswa, sedangkan
penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui hasil keterampilan
menyimak pantun siswa.
Ketiga, Desy Wijayanti dengan judul “Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Menyimak Cerita Melalui Model Think Pair Share (TPS)
Berbantuan Media Audio pada Siswa Kelas VB SDN Petompon 01 ”. Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang Tahun 2015.
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam dua
siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri
atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas VB SDN Petompon 01. Teknik
pengumpulan data menggunakan tes, observasi/pengamatan, dokumentasi,
wawancara, dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
kuantitatif dan kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah (1) meningkatkan
keterampilan guru dalam pembelajaran menyimak cerita, (2) meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimak cerita, dan (3) meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran menyimak cerita melalui model TPS
berbantuan media audio. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa
melalui model TPS berbantuan media audio dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran menyimak cerita siswa kelas VB SDN Petompon 01 yang
meliputi keterampilan guru, aktivitas dan hasil belajar siswa. Saran bagi guru
adalah supaya lebih meningkatkan kualitas pembelajaran membaca
pemahaman dengan menerapkan model yang inovatif antara lain dengan
41Amalia Fauziah, Pengaruh Metode Permainan Bahasa Bisik Berantai terhadap
Keterampilan Menyimak Pantun Siswa Kelas IV SDN Bekasi Jaya II (Quasi Ekspresimen), (Jakarta:
Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015),
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitsream/12345678/3/AMALIA%20FAUZIA-
FITK.pdf, diunduh pada tanggal 15 Januari 2020.
29
menerapkan model Think Pair Share (TPS) berbantuan media audio.42
Penelitian yang dilakukan di atas memiliki perbedaan dengan penelitian yang
penulis lakukan, yaitu penelitian siswa di kelas VII-3 MTs Al-Atiqiyah
Sukabumi, sedangkan Desy Wijayanti Siswa di Kelas VB SDN Petompon 01.
Selanjutnya, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif, sedangkan
Desy Wijayanti menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang
diterapkan dalam dua siklus.
42 Desy Wijayanti, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak Cerita Melalui Model
Think Pair Share (TPS) Berbantuan Media Audio pada Siswa Kelas VB SDN Petompon 01,
(Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2015), http://lin.unnes.ac.id/28346/1/1401910010.pdf,
diunduh pada tanggal 15 Januari 2020.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Atiqiyah Sukabumi yang beralamatkan
di Kampung/Desa Cipanengah, RT 02/RW 03, Kecamatan Bojonggenteng,
Kabupaten. Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan pada
Desember 2018 sampai Oktober 2019.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang tepat dalam melakukan suatu kegiatan
untuk mencari, mencatat, memutuskan dan menganalisis sampai menyusun
laporannya.1 Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif.
“Nana Syaodih Sukmadinata memaparkan bahwa penelitian kualitatif
(qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip
dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan. Penelitian kualitatif
bersifat induktif peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul
dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan
pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetil
disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis
dokumen dan catatan-catatan.”. 2
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta dan sifat populasi tertentu. Peneliti hendak menggambarkan
suatu gejala (fenomena), atau sifat tertentu, tidak untuk mencari atau
menerangkan keterkaitan antar variabel. Peneliti hanya melukiskan atau
menggambarkan apa adanya.3 Peneliti menyimpulkan bahwa metode kualtatif
1 Cholid Narbuko, Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005),
h.1.
2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 60.
3Wina Sanjaya, Penelitan Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), h. 59.
31
deskriptif adalah langkah untuk menggambarkan atau menjelaskan secara
sistematis, suatu gejala (fenomena), yang mengarah pada penyimpulan dengan
pengamatan yang saksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetil
disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis
dokumen juga catatan-catatan dan bukan berupa angka-angka.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu 30 siswa yang terdiri 18 siswa perempuan dan 12
siswa laki-laki dari kelas VII-3 di MTs Al-Atiqiyah Sukabumi tahun pelajaran
2018\2019. Penulis menjadikan kelas VII-3 sebagai subjek karena saran/anjuran
dari guru bahasa Indonesia sekaligus kelas ini merupakan kelas yang unggul dan
aktif diantara kelas VII lainnya. Kemudian, objek dari penelitiannya adalah
keterampilan menyimak pantun yang ditulis oleh siswa kelas VII-3 MTs Al-
Atiqiyah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif think pair and
share. Data ini penulis gunakan untuk mengetahui bagaimana penggunaan
model pembelajaran kooperatif think pair and share yang penulis terapkan pada
keterampilan menyimak pantun.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data kualitatif dianalisis dengan cara mendeskripsikan hasil temuan. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Obsevasi
“Observasi secara bahasa berarti memperhatikan dengan penuh
perhatian seseorang atau sesuatu, memerhatikan dengan penuh perhatian
berarti mengamati tentang apa yang terjadi. Observasi yaitu suatu kegiatan
mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau
diagnosis. Jadi observasi dapat dilakukan hanya pada prilaku/sesuatu yang
tampak, sehingga potensi prilaku seperti sikap, pendapat jelas tidak dapat
diobservasi. Selain itu, sesuatu disebut observasi apabila mempunyai tujuan,
melihat, mengamati, mencermati sesuatu prilaku tidak dapat disebut
observasi jika tidak memiliki tujuan”.4
Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran bahasa Indonesia
dalam materi puisi lama yang membahas tentang keterampilan menyimak
dari simpulan isi pantun. Peneliti juga mengatami siswa-siswi dalam
4 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan Tindakan, ( Bandung:
PT Refika Aditama, 2012), h. 209.
32
menerima pembelajaran, sikap kerja sama di dalam kelas, rasa keingintahuan
serta keaktifan siswa-siswi ketika proses tanya jawab pada saat pembelajaran
materi menyimak simpulan dari isi pantun.
2. Teknik Tes (Menyimak Isi Pantun)
Teknik tes ialah seperangkat rangsangan (stimulasi) yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan
dasar bagi penetapan skor angka. Tes ini merupakan jenis tes tertulis karena
berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek
yang dingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis
pula. 5
Teknis subjek tes ini peserta didik diharuskan memiliki keterampilan
menyimak isi pantun dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
think pair and share. Peserta didik sudah menyimpulkan isi pantun secara
individu, selanjutnya peserta didik menyimpulkan isi pantun menggunakan
model think pair and share yaitu secara berpasangan dan berdiskusi saling
bertukar fikiran dengan teman sebangkunya sehingga mendapatkan jawaban
yang saling melengkapi dan sempurna, selain itu mereka juga saling bertukar
pikiran bersama semua teman satu kelas dengan cara mentransfer hasil
diskusi kelompok melalui presentasi di depan kelas. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini berupa hasil menyimak isi pantun peserta didik.
3. Wawancara
Wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat
juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain.
Wawancara ialah alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya.6 Wawancara sangat diperlukan
dalam penelitian kualitatif, karena banyak hal yang tidak dapat diobservasi
langsung, seperti perasaan, pikiran, motif, serta pengalaman, masa lalu
5 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2007), h.170
6 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2013), h. 99-100
33
responden atau informan. Oleh karena itu, wawancara dapat dipandang
sebagai cara untuk memahami atau memasuki perspektif orang lain tentang
dunia dan kehidupan sosial mereka”. 7
Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi dalam rangka
mengetahui data, informasi, dan fakta yang akurat tentang konsep kinerja
guru bahasa Indonesia. Wawancara dilakukan dengan guru dan dua orang
siswa kelas VII-3 MTs Al-Atiqiyah Sukabumi dengan satu orang siswa nilai
terendah, dan satu orang siswa nilai tertinggi. Peneliti mengajukan masing-
masing lima pertanyaan kepada para siswa yang terpilih dan guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia terkait materi menyimak pantun dan model
cooperative think pair and share. Tujuan dari wanwancara ini peneliti ingin
mengetahui apakah model cooperative think pair and share tepat atau tidak
digunakan dalam pembelajaran keterampilan menyimak pantun siswa kelas
VII-3 MTs Al-Atiqiyah Sukabumi. Berikut angket wawancara yang
digunakan saat penelitian:
Tabel 3. 1
Pedoman Wawancara Guru
No Pertanyaan Jawaban Guru
1. Bagaimana kondisi kelas VII-3 ketika proses
pembelajaran keterampilan menyimak
pantun berlangsung?
2. Apa model pembelajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran keterampilan
menyimak pantun?
3. Bagaimana respons siswa terhadap model
pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran keterampilan menyimak
pantun ?
4. Apakah pada proses pembelajaran
keterampilan menyimak pantun di kelas VII-
3 guru pernah menerapkan model kooperatif
think pair and share ?
5. Bagaimana keterampilan siswa dalam
menyimak pantun?
7 Uhar Suharsaputra, op. cit., h. 213-214
34
Tabel 3. 2
Pedoman Wawancara Siswa
No Pertanyaan Jawaban Siswa
1. Kesulitan apa yang kamu hadapi selama
proses pembelajaran keterampilan menyimak
pantun berlangsung?
2. Bagaimana cara guru saat menjelaskan
materi pembelajaran keterampilan menyimak
pantun?
3. Bagaimana pendapat kamu tentang materi
menyimak pantun dengan menggunakan
model think pair and share?
4. Apakah penggunaan model think pair and
share dapat memudahkan kamu dalam
pembelajaran keterampilan menyimak
pantun?
5. Apakah kamu dapat memahami materi
menyimak pantun dengan baik ?
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dokumenter yang
dapat memberikan kelengkapan bagi peneliti. Peneliti mengumpulkan hasil
dokumen tertulis berupa lembar tes dan hasil wawancara. Kemudian
mengumpulkan dokumen berupa gambar yaitu hasil foto yang diambil pada
saat proses penelitian berlangsung.
E. Instrumen Penelitian
Penulis menggunakan instrumen penelitian keterampilan menyimak secara
tertulis berdasarkan teori Burhan Nurgiantoro, berikut ini adalah instrumen
penilaiannya.
Tabel 3. 3
Format Penilaian Keterampilan Menyimak Secara Tertulis
(Dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori Burhan Nurgiyantoro)8
8 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi
Kedua, (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2014), h. 390.
35
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks
2. Pemahaman detail isi teks
3. Keruntutan organisasi teks
4. Ketepatan diksi
5. Ejaan dan tata tulis
Jumlah Skor =
Nilai =
Interpretasi =
Keterangan:
Nilai seorang peserta uji diperoleh dengan cara: jumlah skor dibagi skor
maksimal kali seratus atau sepuluh. Misalnya, jumlah skor 20 dan skor tertinggi
untuk contoh diatas 25, maka nilainya adalah 20:25x100= 80 (atau:
20:25x10=80). 9
Berdasarkan aspek yang dinilai di atas, terdapat beberapa tingkatan yang
ditentukan dari rentan 1-5. Keterangan dalam menentukan pemilihan tingkat
capaian kinerja adalah sebagai berikut.
1. Pemahaman Isi Teks
Skor Kriteria
5 Baik sekali karena hasil simpulan pantun tanpa atau hampir tanpa
kesalahan.
4 Baik walaupun terdapat sedikit kesalahan.
3 Sedang karena unsur benar dan salah kurang lebih seimbang.
2 Kurang karena ada sedikit unsur benar.
1 Kurang sekali karena hanya terdapat satu kata atau tidak ada
unsur benar.
2. Pemahaman Detail Isi Teks
Skor Kriteria
5 Baik sekali karena hasil simpulan pantun sangat sesuai dari teks
pantun yang diberikan tanpa atau hampir tanpa kesalahan.
4 Baik walaupun terdapat satu kata pada teks pantun yang tidak
disimpulkan.
3 Sedang karena terdapat tiga kata pada teks pantun yang tidak
disimpulkan.
9 Ibid., h. 391.
36
2 Kurang karena lebih dari empat kata pada teks pantun yang tidak
disimpulkan.
1 Kurang sekali karena hanya terdapat satu kata atau tidak ada
sama sekali kata yang disimpulkan dari teks pantun.
3. Keruntutan Organisasi Teks
Skor Kriteria
5 Baik sekali karena organisasi teks sesuai serta keseluruhan
kalimat jelas.
4 Baik walaupun isi simpulan pantun lengkap, tetapi kurang rinci
serta terdapat satu kata pada pantun yang tidak disimpulkan.
3
Sedang walaupun isi simpulan pantun kurang lengkap dan
kurang rinci, terdapat beberapa kata pada pantun yang tidak
disimpulkan.
2
Kurang karena isi simpulan pantun kurang lengkap dan kurang
rinci, serta hanya terdapat beberapa kata pada pantun yang
disimpulkan.
1 Kurang sekali karena isi simpulan pantun tidak lengkap dan tidak
rinci, serta tidak terdapat kata pada pantun yang disimpulkan.
4. Ketepatan Diksi
Skor Kriteria
5 Baik sekali karena tidak terjadi kesalahan pada ketepatan diksi.
4 Baik walaupun terdapat 1-2 kesalahan, namun tidak menggangu
pemahaman pada isi simpulan pantun.
3 Sedang walaupun terdapat 3-4 kesalahan, namun tidak
menggangu pemahaman pada isi simpulan pantun.
2 Kurang karena terdapat 5-6 kesalahan, namun menggangu
pemahaman pada isi simpulan pantun.
1 Kurang sekali karena terdapat ≥ 9 kesalahan, sehingga pembaca
tidak memahami isi simpulan pantun.
5. Ejaan dan Tata Tulis
Skor Kriteria
5 Baik sekali tidak terjadi kesalahan ketepatan ejaan dan tata tulis.
4 Baik walaupun terdapat kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi
tidak mengaburkan makna hasil simpulan pantun.
3 Sedang walaupun sering terdapat kesalahan ejaan dan tata tulis,
tetapi tidak mengaburkan makna hasil simpulan pantun.
2 Kurang karena terdapat banyak kesalahan ejaan dan tata tulis,
serta makna hasil simpulan pantun kurang jelas.
1 Kurang sekali karena terdapat banyak kesalahan ejaan dan tata
tulis, serta makna hasil simpulan pantun tidak jelas.
37
Berdasarkan penjabaran dari aspek penilaian di atas, penulis juga
melampirkan untuk mencari nilai rata-rata keseluruhan aspek yang diteliti,
menggunakan rumus sebagai berikut:10
𝑋=
∑𝑋
𝑁
Keterangan:
𝑋 = Nilai Rata-rata
∑𝑋 = Jumlah Nilai
N = Jumlah siswa.
Setelah diperoleh nilai rata-rata langkah selanjutnya yaitu
menemukan penentuan kriteria perhitungan dengan menggunakan skala
empat yaitu:
Tabel 3. 4
Penentuan Kriteria dengan Perhitungan untuk Skala Empat11
Interval Presentase
Tingkat Penguasaan
Nilai Ubahan Skala Keterangan
1-4 D-A
86-100 4 A Baik Sekali
76-85 3 B Baik
56-75 2 C Cukup
10-55 1 D Kurang
F. Teknik Analisis Data
Deskripsi data kualitatif dilakukan yaitu dengan cara menyusun dan
mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata
terhadap responden.12 Data kualitatif dianalisis dengan cara mendeskripsikan
hasil temuan, data tersebur antara lain:
10 Ibid., h. 243.
11 Ibid., h. 277
12 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Paraktek, (Yogyakarta:
PT Bumi Aksara, 2017), h. 86.
38
1. Analisis data hasil observasi
Data yang diperoleh peneliti berdasarkan kunjungan langsung di
lokasi penelitian serta diolah dan dianalisis sehingga peneliti memperoleh
data yang lebih asli dan akurat, sehingga fakta yang sesungguhnya dapat
diungkap secara lengkap serta cermat.
2. Analisis data hasil teknis tes
Peneliti menggunakan teknis tes untuk mengetahui hasil
keterampilan menyimak peserta didik dalam menyimpulkan isi pantun
ialah dengan menggunakan model kooperaif think pair and share untuk
mengetahui apakah model tersebut mampu menghasilkan hasil simakan
yang lebih baik atau tidak. Data yang terkumpul kemudian dijadikan
sebagai simpulan dari keseluruhan. Analisis data teknik tes yang menjadi
objek penelitian adalah siswa kelas VII-3 MTs Al-Atiqiyah Sukabumi
yang berjumlah 30 orang siswa.
3. Analisis data hasil wawancara (angket)
Data yang diperoleh di lapangan diolah dan dianalisis secara
deskriptif kualitatif (penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual ataupun kelompok yang
digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang
mengarah pada penyimpulan). Data yang terkumpul kemudian peneliti
analisis selanjutnya. Peneliti mengklasifikasikan sebagai data sekunder.
Sementara itu, data primer bersumber dari angket yang disebar kepada
responden yang telah dijadikan sampel. Angket yang disusun sebanyak
masing-masing 5 pertanyaan yang diajukkan kepada guru dan siswa yang
mendapatkan nilai terbesar serta terkecil dalam rangka mengetahui proses
pembelajaran keterampilan menyimak isi pantun dengan menggunakan
model kooperatif think pair and share.
39
BAB IV
HASIL ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil MTs Al-Atiqiyah
1. Sejarah Singkat
KH.Zaenul Falah lahir pada tanggal 1 Januari 1934 di
Kampung Cipanengah, Sukabumi, dari seorang ibu yang bernama
Hj. Siti Aisyah yang berasal dari Sukabumi. Adapun ayah beliau
bernama H. Mas’ud bin Agus Salim bin Abdul Majid bin H. Arsyad
seorang penghulu agama, zaman Belanda di Palembang Sumatera.
Ibunya bernama ibu H. Aisyah binti H. Ali bin Sahala bin
Najmudin berasal dari Kuningan Cirebon. Keduanya bertemu di
Makkah saat menunaikan ibadah haji. Pertemuan kedua secara tidak
sengaja di forum pembentukan cabang SI kabupaten Sukabumi di
Nanggela, karena H. Mas’ud pengurus SI pusat, Siti Aisyah aktivis
di kecamatan. Waktu umur 7 tahun ayah beliau meninggal,
meskipun hidupnya sebagai seorang yatim tidak membuatnya
berkecil hati, bahkan semakin meneguhkan hatinya untuk terus maju
terutama dalam mencari ilmu. Beliau adalah seorang yang mencintai
persatuan, pada usia 18 tahun, beliau memprakarsai untuk
menyatukan dua masjid di kampung Cipanengah menjadi satu yaitu
masjid Al-Atiqiyah, dengan alasan menghindari perpecahan di
masyarakat.
Pada usia 24 tahun beliau menikah dengan Siti Aisyah putri
dari Raden Jamaludin bin Jaya Negara bin Sanjaya (keturunan
kerajaan tulang bawang Lampung) dan ibu Hofsah binti Arifin bin
Jibin Ciledug, Mauk Banten. Raden Jamaludin nikah dengan Ibu
Hopsah adiknya Mama H. Umar Cileungsi, mereka satu pesantren
di Banten kemudian berpindah ke Sukaraja Bogor, dengan gurunya
adalah Mama Raden Abdulloh bin Sarean Sukaraja Tanah Baru
Bogor. Dari pernikahannya di karuniai 12 anak, 6 laki-laki dan 6
perempuan meninggal 2 laki-laki masih balita. Dalam menafkahi
40
keluarganya, beliau berbisnis dengan berdagang sembako dan
menyuplai minyak tanah ke toko-toko, bisnis kayu bersama H.
Juaeni kakanya, H. Madroja dan H. Sadili SB. Selanjutnya ketika
sudah merasa cukup bekal, beliau menetap di kampung halamannya
yaitu Cipanengah dan mendirikan pondok pesantren Al-Atiqiyah
pada tahun (1959). Pengalaman organisasi di antaranya yaitu pernah
aktif di PSII (Persatuan Islam Indonesia), ketua koperasi Desa
Cibodas, NU (Nahdlotul Ulama) sebagai dewan suriyah Kabupaten
Sukabumi, menjadi anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari fraksi
PPP dari tahun 1978 sampai 1992 (3 periode). Beliau seorang yang
mencintai ilmu, selain mendorong anak-anaknya untuk terus
mencari ilmu baik pendidikan formal maupun pesantren, juga sangat
memikirkan pendidikan umat (masyarakat sekitar), yang waktu itu
belum mengenyam pendidikan lanjutan SD.
Hal ini direalisasikan dengan bersama-sama para kiai dan
masyarakat mendirikan MTs Al-Atiqiyah pada tahun 1983. Guru
pertamanya di antaranya yaitu Asep Saefuloh (anak yang lain belum
dewasa) dan para tokoh pendidik seperti ustaz serta kiai sekitar
Cipanengah. Beliau sangat memikirkan kemajuan daerahnya, pada
tahun 1984 mengajak masyarakat bergotong-royong membuat jalan
yang bisa dilalui mobil yang asalnya jalan setapak (jalan Cipanengah
dari Kiai Uton sampai Lebak Picung). Pada tanggal 7 Juli 1992/ 6
Muharom 1412 H, beliau meninggalkan kita semua, dan selanjutnya
perjuangan beliau titipkan kepada putra-putrinya untuk terus
dikembangkan hingga sekarang. Pada tahun 1996 berdirilah SMA
Al-Atiqiyah, pada tahun 2010 berdirilah SMP IT, SMK BP, dan
Aliah, pada tahun 2017. Pada tanggal 17 November 2016, istri beliau
Ibu Hj.Siti Aisyah binti Raden Jamaludin meninggal dunia, pada
usia 77 tahun. Beliau meninggalkan 9 orang anak 32 orang cucu dan
8 orang cicit.
41
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Madrasah dan Indikator
Madrasah Tsanawiyah Al-Atiqiyah sebagai lembaga pendidikan
dasar perlu mempertimbangkan harapan siswa, orang tua murid,
dan masyarakat dalam merumuskan visi madrasahnya.
Madrasah Tsanawiyah Al-Atiqiyah juga diharapkan merespon
perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang
sangat cepat. Madrasah Tsanawiyah Al-Atiqiyah ingin
mewujudkan harapan dan respon tersebut dalam visi berikut :
”Unggul dalam prestasi, sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berdasarkan iman dan taqwa”.
Indikator visi Madrasah Tsanawiyah Al-Atiqiyah :
1) Terwujudnya lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah Swt.
2) Tercapainya prestasi peserta didik baik dalam bidang
akdemik ataupun non akademik
3) Terwujudnya peserta didik cerdas, mandiri, dan inovatif
4) Terwujudnya peserta didik mejadi gnerasi islami yang
berahlakulkarimah
5) Tercapainya lulusan yang terampil, unggul yang mampu
berkompetitif dan berwawasan global serta berperan aktif
dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Misi Madrasah
Untuk mencapai visi madrasah, misi dari penyelenggaran
pendidikan dan pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Al-
Atiqiyah sebagai berikut:
”Membentuk insan yang intelek, cerdas bersikap, cerdas
berpengetahuan, dan cerdas berketerampilan untuk menyongsong
masa depan”.
3. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : MTs Al-Atiqiyah
42
NSM : 121232020062
NPSN : 20252956
Status Akreditasi : Terakreditas A
Nomor Akreditasi : 02.00/692/BAP-SM/X/2011
Alamat : Kampung Cipanegah RT 02 RW 03
Desa : Cipanengah
Kecamatan : Bojonggenteng
Kabupaten : Sukabumi
Telepon : 0266 6542736
Kode Pos : 43157
Status Sekolah : Swasta
Penyelenggara Sekolah : MTs Al Atiqiyah
Jenjang Akreditasi : MTs
No Akte Pendiri Lama : Marah Hasyir, SH
Nomor 19 Tanggal 25 Februari 2009
No AktaPendirianBaru : H. Fedris, S
Nomor 14 Tanggal 23 Mei 2012
Tahun Berdiri : 1983 M
Luas Tanah : 6000 M2
Luas Bangunan : 3000 M2
Lapangan : 1170 M2
Halaman : 1830 M2
Tahun beroperasi : 1983
Kepemilikan tanah :
a. Status tanah : Wakaf
b. Luas Tanah : 6000 M2
Satus Bangunan : Milik Yayasan
Sumber dana Operasional : Yayasan dan Pemerintah
4. Sarana dan Prasarana Sekolah
Tabel 4. 1
Data Sarana dan Prasarana Sekolah
No. Jenis Ruang Kondisi
43
Jmlh
Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1 Ruang Teori/Kelas 17 17
2 Laboratorium IPA - -
3 Laboratorium Bahasa - -
4 Laboratorium IPS - -
5 Laboratorium Komputer 1 1
6 Ruang Perpustakaan
Konvensional 1 1
7 Ruang UKS 1 1
8 Ruang BP/BK 1 1
9 Ruang Kepala Sekolah 1 1
10 Ruang Guru 1 1
11 Ruang TU 1 1
12 Ruang OSIS 1 1
13 Kamar Mandi/WC Guru Laki-laki 1 1
14 Kamar Mandi/WC Guru
Perempuan 1 1
15 Kamar Mandi/WC Siswa Laki-
laki 10 10
16 Kamar Mandi/WC Siswa
Perempuan 10 10
17 Gudang 1 1
18 Ruang Ibadah 1 1
19 Rumah Penjaga Sekolah 1 1
20 Asrama Siswa 3 3
B. Pembahasan
1. Deskripsi Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitan ini dilakukan di kelas VII-3 MTs Al-
Atiqiyah pada materi pembelajaran menyimak pantun. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran
cooperative think pair and share terhadap hasil belajar menyimak
pantun siswa semester genap kelas VII-3 MTs Al-Atiqiyah tahun
pelajaran 2018/2019. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan
menerapkan model pembelajaran cooperative think pair and share
44
terhadap kelas VII-3 untuk memperoleh data tentang keterampilan
menyimak pantun.
Pembelajaran pada awal pertemuan di kelas VII-3 peneliti
melakukan tes yaitu memberikan tugas menyimpulkan pantun secara
individu. Pertemuan selanjutnya, peneliti masuk pada inti
pembelajaran dengan memberikan tugas menyimpulkan pantun dan
menerapkan model pembelajaran cooperative think pair and share.
Teks pantun yang digunakan untuk menyimak diperoleh dari buku
paket Bahasa Indonesia kelas VII. Teks pantun di bacakan oleh guru
dan disimak oleh seluruh siswa kelas VII-3. Peneliti memberikan
teks pantun yang berbeda untuk mengetahui hasil akhir yang
diperoleh oleh siswa. Lalu skor rata-rata dijadikan sebagai data yang
akan digunakan dan diolah sebagai hasil penelitian.
Tabel 4. 2
Absen Peserta Didik Kelas VII-3 MTs Al-Atiqiyah Sukabumi
No Nama Peserta Didik Koding Jenis
Kelamin
1 Adisti Maulida Rahman AMR P
2 Asri Rahmawati ARI P
3 Aulia Awaliah AAH P
4 Aula Farhatu Aeni AHH P
5 Aulia Hakimah AFA P
6 Aula Siti Zulaikha ASZ P
7 Iklima Solihatunnisa ISA L
8 M. Dzikri Pauzi MDP L
9 M. Pajar Pajrian MPP L
10 Mulki Arya Muslih MAM L
11 Nadya Khairunisa Ramadhani NKR P
12 Oyoh Rohmaniah ORH P
13 Purkon Galih Saputra PGS L
14 Putri Rahma PRA P
15 Rahmat RHA L
16 Raisya Julistya Hamdani RJH P
17 Ramdani Ottopiansyah ROH L
18 Rangga RNA L
19 Reni Febrianti RFI P
45
L = 13
P = 17 Jumlah = 30
Berdasarkan langkah-langkah analisis data, berikut ini
penulis sajikan analisis data dari setiap siswa untuk menggambarkan
taraf keterampilan menyimak pantun peserta didik secara individu.
Teks Pantun Sebelum
Kota Sampit Kalimantan
Kota Makasar Sulawesi
Teruslah berusaha jadi teladan
Raihlah cita raih prestasi
Teks Pantun Sesudah
Penghasil batik di Yogyakarta
Kalaulah Brebes penghasil beras
Berusaha terus mengejar cita
Sambil berdoa dan kerja keras
2. Analisis Data Keterampilan Menyimak Pantun Sebelum
Menggunakan Model Think Pair and Share.
20 Ridwanul Falah RFH L
21 Riva Hafidah RHH L
22 Riyan Faturrahman RFN L
23 Robi Awaludin RAN L
24 Sherli Maulani Putri SMP P
25 Sidqi Abdilah SAH L
26 Siti Herlina Khoerunisa SHK P
27 Siti Saniatussa'diah SSH P
28 Siti Wirda Hamidah SWH P
29 Sri Lestari SLI P
30 Sulton Fauzi SFI P
46
Tabel 4. 3
Analisis Data Siswa No. 1 (AMR)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 12
Nilai =
12
25𝑋100
= 48
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik AMR memperoleh nilai 48 dan interpretasi kurang sekali
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share. Peserta
didik AMR memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu pemahaman
isi teks dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan AMR kurang
terhadap pemahaman isi simpulan dari teks pantun yang diberikan.
Seperti pada kalimat: Rajinlah belajar dan berusaha, berikanlah
contoh yg baik.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 4
Analisis Data Siswa No. 2 (ARI)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
47
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 15
Nilai =
15
25𝑋100
= 60
Interoretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik ARI memperoleh nilai 60 dan interpretasi kurang sekali
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik ARI memiliki nilai cukup pada poin keempat yaitu
ketepatan diksi dengan skor nilai 3, karena terdapat pemilihan kata
serajin dari hasil menyimak pantun yang kurang tepat serta hasil
simpulan pantun tidak sesuai dengan isi simpulan dari teks pantun
yang diberikan.
Seperti kalimat: Teruslah berusaha serajin dan gapailah cita-cita
untuk raih prestasi.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 5
Analisis Data Siswa No. 3 (AAH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 14
Nilai =
14
25𝑋100
= 56
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penelitian:
48
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik AAH memperoleh jumlah nilai 56 dan interpretasi cukup
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik AAH memiliki kelemahan pada poin kedua yaitu
pemahaman detail isi teks dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan
AAH kurang lengkap atau hanya ada beberapa kata saja yang
disimpulkan dari isi teks pantun yang diberikan yaitu berusaha dan
cita-cita.
Seperti pada kalimat: teruslah berusaha dan terus belajar untuk
meraih cita-cita.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 6
Analisis Data Siswa No. 4 (AHH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 10
Nilai =
10
25𝑋100
= 40
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik AHH memperoleh jumlah nilai 40 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik AHH memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu
pemahaman isi teks dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan AHH
kurang terhadap pemahaman isi simpulan dari teks pantun yang
49
diberikan, serta terdapat teks sampiran yang seharusnya tidak
disimpulkan yaitu Kota Sampit, Kota Makassar, Kota Sempit.
Seperti pada kalimat: kota sempit dan kotamakassar jadi meski kita
diam di kota sampit harus bisa raih cita perestasi jangan pantang
menyerah.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 7
Analisis Data Siswa No. 5 (AFA)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 15
Nilai =
15
25𝑋100
= 60
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik AFA memperoleh jumlah nilai 60 dan interpretasi cukup
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik AFA pada poin ketiga yaitu keruntutan organisasi teks
mendapatkan nilai sedang dengan skor nilai 3, karena hasil
keterampilan menyimak pantun AFA sesuai dengan organisasi teks
pantun tetapi terdapat kekurangan pada pemahaman isi simpulan
dari teks pantun yang diberikan.
Seperti pada kalimat: harus berusaha dalam belajar supaya bisa
meraih cita-cita dan meraih prestasi.
50
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 8
Analisis Data Siswa No 6 (ASZ)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 14
Nilai =
14
25𝑋100
= 56
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik ASZ memperoleh jumlah nilai 56 dan interpretasi cukup
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik ASZ memiliki kelemahan pada poin kedua yaitu
pemahaman detail isi teks dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan
ASZ kurang lengkap atau hanya ada beberapa kata saja yang
disimpulkan dari isi teks pantun yang diberikan yaitu cita, dan
prestasi.
Seperti pada kalimat: Teruslah berjuang dan jangan pantang
menyerah raihlah cita-cita agar menjadi yang berprestasi.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
51
Tabel 4. 9
Analisis Data Siswa No. 7 (ISA)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 20
Nilai =
20
25𝑋100
= 80
Interpretasi = Baik
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik ISA memperoleh jumlah nilai 80 dan interpretasi baik
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik ISA memiliki kelemahan pada poin kelima yaitu ejaan
dan tata tulis dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan ISA kurang
atau terdapat banyak kesalahan pada penulisan huruf kapital baik
pada awal atau pada pertengahan kalimat yaitu kita, Harus,
telaDan, beRusaha, biaR, teRcaPai.
Seperti pada kalimat: kita Harus telaDan dan beRusaha biaR cita
kita teRcaPai.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 10
Analisis Data Siswa No. 8 (MDP)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
52
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 11
Nilai =
11
25𝑋100
= 44
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik MDP memperoleh jumlah nilai 44 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik MDP memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu
pemahaman isi teks dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan
MDP kurang terhadap pemahaman isi simpulan dari teks pantun
yang diberikan.
Seperti pada kalimat: rajin lah belajar supaya jadi anak pintar,
supaya kita bisa menuju cita2.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 11
Analisis Data Siswa No. 9 (MPP)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 10
Nilai =
10
25𝑋100
= 40
Interpretasi = Kurang
53
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik MPP memperoleh jumlah nilai 40 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik MPP memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu
pemahaman isi teks dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan MPP
kurang terhadap pemahaman isi simpulan dari teks pantun yang
diberikan.
Seperti pada kalimat: teruslah Rajin belajar dan Raih cita-citamu.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 12
Analisis Data Siswa No. 10 (MAM)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 16
Nilai =
16
25𝑋100
= 64
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik MAM memperoleh jumlah nilai 64 dan interpretasi cukup
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik MAM memiliki kelemahan pada poin kedua yaitu
pemahaman detail isi teks dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan
MAM kurang lengkap atau hanya ada beberapa kata saja yang
54
disimpulkan dari isi pantun yang diberikan yaitu cita-cita, dan
prestasi.
Seperti pada kalimat: Janganlah pantang menyerah sebelum meraih
cita-cita dan prestasi.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 13
Analisis Data Siswa No. 11 (NKR)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 16
Nilai =
16
25𝑋100
= 64
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik NKR memperoleh jumlah nilai 80 dan interpretasi baik
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik NKR memiliki nilai cukup pada poin kelima yaitu
ejaan dan tata tulis dengan skor nilai 3, karena hasil simpulan NKR
terdapat beberapa kesalahan pada tanda baca koma dan titik serta
penulisan huruf kapital pada pertengahan kalimat yaitu Teruslah,
dan Prestasi.
Seperti pada kalimat: Teruslah berusaha dan raihlah cita Tersulah
belajar dan raihlah Prestasi.
55
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 14
Analisis Data Siswa No. 12 (ORH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 16
Nilai =
16
25𝑋100
= 64
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik ORH memperoleh jumlah nilai 64 dan interpretasi cukup
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik ORH memiliki kelemahan pada poin kelima yaitu
ejaan dan tata tulis dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan teks
pantun ORH terdapat banyak kesalahan penulisan ejaan dan tata
tulis pada awal atau pada pertengahan kalimat yaitu jika, harus lah,
jika, cita2, raih lah dan Perestasi.
Seperti pada kalimat: jangan mengeluh harus lah berusaha dan
rajin jika ingin meraih cita2 raih lah Perestasi.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
56
Tabel 4. 15
Analisis Data Siswa No. 13 (PGS)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 8
Nilai =
8
25X100
= 32
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik PGS memperoleh jumlah nilai 32 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik PGS memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu
pemahaman isi teks dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan PGS
kurang terhadap pemahaman isi simpulan dari teks pantun yang
diberikan.
Seperti pada kalimat: teruslah sekolah dengan rajin supaya jadi
orang yang sukses.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 16
Analisis Data Siswa No. 14 (PRA)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
57
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 8
Nilai =
8
25X100
= 32
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik PRA memperoleh jumlah nilai 32 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik PRA memiliki kelemahan pada poin kedua yaitu
pemahaman detail isi teks dengan skor nilai 1, karena hasil simpulan
PRA kurang sekali dan tidak sesuai dengan hasil simpulan dari teks
pantun yang diberikan.
Seperti pada kalimat: Teruslah rajin biar bisa menjadi anak pintar.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 17
Analisis Data Siswa No. 15 (RHT)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 16
Nilai =
16
25𝑋100
= 64
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
58
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik RHT memperoleh jumlah nilai 64 dan interpretasi cukup
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik RHT memiliki kelemahan pada poin kelima yaitu ejaan
dan tata tulis dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan teks pantun
RHT tidak ada tanda koma dan titik serta terdapat banyak kesalahan
penulisan huruf kapital pada awal atau pada pertengahan kalimat
yaitu kiTA, semAngAt, dAn, kiTA, Terus, berusAhA, dalAm,
menggApAi, ciTA ciTA.
Seperti pada kalimat: kiTA harus semAngAt sekolah dAn kiTA harus
Terus berusAhA dalAm menggApAi ciTA ciTA.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 18
Analisis Data Siswa No. 16 (RJH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 12
Nilai =
12
25𝑋100
= 48
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik RJH memperoleh jumlah nilai 48 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik RJH memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu
pemahaman isi teks dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan RJH
59
kurang terhadap pemahaman isi simpulan dari teks pantun yang
diberikan.
Seperti pada kalimat: kita harus rajin belajar suaya bisa meraih
prestasi.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 19
Analisis Data Siswa No. 17 (ROH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 11
Nilai =
11
25𝑋100
= 44
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik ROH memperoleh jumlah nilai 44 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik ROH memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu
pemahaman isi teks dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan ROH
kurang terhadap pemahaman isi simpulan dari teks pantun yang
diberikan.
Seperti pada kalimat: kita harus Terus semangat dan beusaha untuk
menjadi contoh yang baik.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair
and share yang diterapkan.
60
Tabel 4. 20
Analisis Data Siswa No. 18 (RAN)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 12
Nilai =
12
25𝑋100
= 48
Interpetasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik RAN memperoleh jumlah nilai 48 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik RAN memiliki kelemahan pada poin kelima yaitu
ejaan dan tata tulis dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan teks
pantun RAN tidak ada tanda titik dan terdapat kesalahan penulisan
pada kata Teruslalah serta banyak penulisan huruf kapital pada awal
atau pada pertengahan kalimat yaitu Teruslalah, Rajin, Raih,
cita2mu, Raih, dan Prestasi.
Seperti pada kalimat: Teruslalah Rajin Raih ciTa2mu setinggi
mungkin dan Raih dan Prestasi yang kamu sukai.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 21
Analisis Data Siswa No. 19 (RFI)
No Aspek yang Dinilai Tingkat
Kefasihan
61
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 19
Nilai =
19
25X100
= 76
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik RFI memperoleh jumlah nilai 76 dan interpretasi baik
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik RFI memiliki nilai cukup pada poin kedua yaitu
pemahaman detail isi teks dengan skor nilai 3, karena hasil
simpulan RFI kurang lengkap atau hanya ada beberapa kata saja
yang disimpulkan dari isi teks pantun yang diberikan yaitu
berusaha, dan cita2.
Seperti pada kalimat: jangan mengeluh teruslah berusaha rajin
belajar agar bisa meraih cita2.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair
and share yang diterapkan.
Tabel 4. 22
Analisis Data Siswa No. 20 (RFH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 10
62
Nilai =
10
25X100
= 40
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik RFH memperoleh jumlah nilai 40 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik RFH memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu
pemahaman isi teks dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan RFH
kurang terhadap pemahaman isi simpulan dari teks pantun yang
diberikan.
Seperti pada kalimat: jangan mengeluh untuk berprestasi.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair
and share yang diterapkan.
Tabel 4. 23
Analisis Data Siswa No. 21 (RHH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 7
Nilai =
7
25X100
= 28
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik RHH memperoleh jumlah nilai 28 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
63
Peserta didik RHH memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu
pemahaman isi teks dengan skor nilai 1, karena hasil simpulan RHH
kurang terhadap pemahaman isi simpulan dari teks pantun yang
diberikan.
Seperti pada kalimat: Teruslah belajar dan selalu berdo’a.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair
and share yang diterapkan.
Tabel 4. 24
Analisis Data Siswa No. 22 (RFN)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 5
Nilai =
5
25X100
= 20
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta didik
RFN memperoleh jumlah nilai 28 dan interpretasi kurang sebelum
menggunakan model kooperatif think pair and share. Peserta didik
RFN memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu pemahaman isi
teks dengan skor nilai 1, karena hasil simpulan RFN kurang terhadap
pemahaman isi simpulan dari teks pantun yang diberikan.
Seperti pada kalimat: Jadilah orang yang semangat dan jujur dan
jadilah orang yang sukses.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
64
Tabel 4. 25
Analisis Data Siswa No. 23 (RAN)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 5
Nilai =
5
25X100
= 20
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta didik
RAN memperoleh jumlah nilai 20 dan interpretasi kurang sebelum
menggunakan model kooperatif think pair and share. Peserta didik
RAN memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu pemahaman isi
teks dengan skor nilai 1, karena hasil simpulan RAN kurang
terhadap pemahaman isi simpulan dari teks pantun yang diberikan.
Seperti pada kalimat: kita harus berusah semat agar belajar kita
semakin pintar.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 26
Analisis Data Siswa No. 24 (SMP)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
65
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 12
Nilai =
12
25X100
= 48
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik SMP memperoleh jumlah nilai 48 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik SMP memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu
pemahaman isi teks dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan SMP
kurang terhadap pemahaman isi simpulan dari teks pantun yang
diberikan.
Seperti pada kalimat: Rajinlah belajar dan teruslah semangat
pantang menyerah railah mimpi.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 27
Analisis Data Siswa No. 25 (SAH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 12
Nilai =
12
25X100
= 48
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
66
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik SAH memperoleh jumlah nilai 40 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik SAH memiliki nilai cukup pada poin pertama yaitu
pemahaman isi teks dengan skor nilai 3, karena SAH cukup paham
terhadap isi simpulan dari teks pantun yang diberikan.
Seperti pada kalimat: Janganlah Pantang menyerah tetplah
berusaha sampai bisa meraih cita2 dan Prestasi.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 28
Analisis Data Siswa No. 26 (SHK)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 18
Nilai =
18
25X100
= 72
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik SKH memperoleh jumlah nilai 72 dan interpretasi cukup
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik SKH memiliki nilai cukup pada poin kedua yaitu
pemahaman detail isi teks dengan skor nilai 3, karena hasil simpulan
SKH kurang lengkap atau hanya ada beberapa kata saja yang
disimpulkan dari teks pantun yang diberikan yaitu teladan, cita2, dan
prestasi.
67
Seperti pada kalimat: Jika kita ingin teladan... Maka kita pasti bisa
Meraih cita2 dan prestasi kita.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 29
Analisis Data Siswa No. 27 (SSH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 23
Nilai =
23
25X100
= 92
Interpretasi = Baik Sekali
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta didik
SSH memperoleh jumlah nilai 92 dan interpretasi baik sekali
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik SSH memiliki nilai tertinggi pada poin pertama yaitu
pemahaman isi teks dengan skor nilai 5, karena hasil simpulan SSH
baik serta paham dari isi simpulan dari teks pantun yang diberikan.
Seperti pada kalimat: Teruslah berusaha walau beribu kegagalan
melanda, karena berusaha tanpa diiringi teladan akan bisa meraih
cita2 yang diharapkan dan Prestasi yang membanggakan.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
68
Tabel 4. 30
Analisis Data Siswa No. 28 (SWH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 10
Nilai =
10
25X100
= 40
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta didik
SWH memperoleh jumlah nilai 40 dan interpretasi kurang sebelum
menggunakan model kooperatif think pair and share. Peserta didik
SWH memiliki kelemahan pada poin kelima yaitu ejaan dan tata tulis
dengan skor nilai 2, karena hasil simpulan SWH tidak ada tanda titik
serta terdapat beberapa kesalahan penulisan ejaan dan tata tulis pada
pertengahan kalimat yaitu Dan, capai lah, dan cita2.
Seperti pada kalimat: Belajar terus menerus sampai rajin Dan capai
lah cita2 dan prestasi.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 31
Analisis Data Siswa No. 29 (SLI)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
69
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik SLI memperoleh jumlah nilai 28 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik SLI memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu
pemahaman isi simpulan teks pantun dengan skor nilai 1, karena SLI
kurang paham terhadap isi simpulan dari teks pantun yang
diberikan.
Seperti pada kalimat: Jangan pantang menyerah Raihlah mimpi.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 32
Analisis Data Siswa No. 30 (SFI)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 7
Nilai =
7
25X100
= 28
Interpretasi = Kurang
Deskripsi Penilaian:
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 7
Nilai =
7
25X100
= 28
Interpretasi = Kurang
70
Berdasarkan hasil keterampilan menyimak pantun peserta
didik SFI memperoleh jumlah nilai 28 dan interpretasi kurang
sebelum menggunakan model kooperatif think pair and share.
Peserta didik SFI memiliki kelemahan pada poin pertama yaitu
pemahaman isi teks dengan skor nilai 2, karena SFI kurang paham
terhadap isi simpulan dari teks pantun yang diberikan.
Seperti pada kalimat: rajinlah belajar biar kita bisa untuk meraih
cita-cita.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
3. Analisis data Keterampilan Menyimak Pantun Seseudah
Menggunakan Model Think Pair and Share.
Tabel 4. 33
Analisis Data Siswa No. 1 (AMR)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 21
Nilai =
21
25𝑋100
= 84
Interpretasi = Baik
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik AMR memperoleh nilai 84 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sesudah menggunakan model kooperatif think pair
and share. Peserta didik AMR memperoleh peningkatan pada poin
pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 5, karena
71
kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah sesuai dengan isi
simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan walaupun
masih terdapat beberapa penulisan ejaan dan tata tulis yang kurang
tepat.
Seperti pada kalimat: kita harus kerja keras rajin belajar berusaha
sambil berdoa agar cita-cita tercapai.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 34
Analisis Data Siswa No. 2 (ARI)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 22
Nilai =
22
25𝑋100
= 88
Interpretasi = Baik
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik ARI memperoleh nilai 88 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik ARI memperoleh peningkatan
pada poin keempat yaitu ketepatan diksi dengan skor nilai 5, karena
kualitas pemilihan kata ARI sudah baik serta sesuai dengan isi
simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan.
Seperti pada kalimat: Kita harus kerja keras dan selalu berdoa untuk
menggapai cita-cita.
72
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 35
Analisis Data Siswa No. 3 (AAH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 23
Nilai =
23
25𝑋100
= 92
Interpretasi = Baik Sekali
Deskripsi Penelitian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik AAH memperoleh nilai 88 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik AAH memperoleh peningkatan
pada poin kedua yaitu pemahaman detail isi teks dengan skor nilai
4, karena kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah cukup
detail serta sesuai dengan isi simpulan dari teks pantun yang telah
penulis instruksikan walaupun masih terdapat beberapa penulisan
ejaan dan tata tulis serta diksi yang kurang tepat.
Seperti pada kalimat: kita harus kerja keras rajin belajar berusaha
sambil berdoa agar cita-cita tercapai.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari teks pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
73
Tabel 4. 36
Analisis Data Siswa No. 4 (AHH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 21
Nilai =
21
25𝑋100
= 84
Interpretasi = Baik
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik AHH memperoleh nilai 84 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sesudah menggunakan model kooperatif think pair
and share. Peserta didik AHH memperoleh peningkatan pada poin
pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 5, karena
kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah sesuai dengan isi
simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan walaupun
masih terdapat beberapa penulisan ejaan dan tata tulis serta diksi
yang kurang tepat.
Seperti pada kalimat: kita sebagai manusia harus giat belajar,
bekerja keras, dan berdoa supaya tercapai cita-cita.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 37
Analisis Data Siswa No. 5 (AFA)
No Aspek yang Dinilai Tingkat
Kefasihan
74
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 21
Nilai =
21
25𝑋100
= 84
Ingerpretasi = Baik
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik AFA memperoleh nilai 84 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sesudah menggunakan model kooperatif think pair
and share. Peserta didik AFA memperoleh peningkatan pada poin
ketiga keruntutan organisasi teks dengan skor nilai 5, karena
organisasi teks sesuai dan keseluruhan kalimat jelas serta kualitas
hasil keterampilan menyimak peserta didik sudah sesuai dengan isi
simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan.
Seperti pada kalimat: kita harus bekerja keras dan berusaha agar
bisa mengejar cita-cita.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 38
Analisis Data Siswa No 6 (ASZ)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 25
75
Nilai =
25
25𝑋100
= 100
Interpretasi = Baik
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik ASZ memperoleh nilai 84 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sesudah menggunakan model kooperatif think pair
and share. Peserta didik ASZ memperoleh peningkatan pada poin
kedua yaitu pemahaman detail isi teks dengan skor nilai 5, karena
kualitas hasil keterampilan menyimak peserta didik sudah detail
serta sesuai dengan isi simpulan dari teks pantun yang telah penulis
instruksikan.
Seperti pada kalimat: Harus rajin belajar dan berusaha sambil
berdoa agar cita-cita tercapai.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 39
Analisis Data Siswa No. 7 (ISA)
Deskripsi Penilaian:
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 20
Nilai =
20
25𝑋100
= 80
Interpretasi = Baik
76
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik ISA memperoleh nilai 80 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sesudah menggunakan model kooperatif think pair
and share. Peserta didik ISA tidak memperoleh peningkatan pada
poin kelima yaitu ejaan dan tata tulis dengan skor nilai 2, karena
ditemukan banyak kesalahan pada penulisan huruf kapital baik pada
awal atau pada pertengahan kalimat yaitu pada kata kita, beRusaha,
Punya, berDoa lah, seLalu, suPaya, tercaPai.
Seperti pada kalimat: kita harus beRusaha kalau Punya cita-cita dan
berDoa lah seLalu suPaya tercaPai.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 40
Analisis Data Siswa No. 8 (MDP)
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik MDP memperoleh nilai 60 dan termasuk ke dalam
interpretasi cukup sesudah menggunakan model kooperatif think
pair and share. Peserta didik MDP memperoleh peningkatan pada
poin pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 4, karena
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 15
Nilai =
15
25𝑋100
= 60
Interpretasi = Cukup
77
kualitas hasil keterampilan menyimak peserta didik sudah cukup
sesuai dengan isi simpulan dari teks pantun yang telah penulis
instruksikan walaupun masih terdapat beberapa penulisan ejaan dan
tata tulis serta diksi yang kurang tepat, seperti pada kata kita, Berdoa,
tanPa, cita2,
Seperti pada kalimat: kita harus tetap bekerja keras, agar bisa
menggapai cita, karna Berdoa tanPa kerja keras, tidak akan bisa
untuk menggapai cita2.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 41
Analisis Data Siswa No. 9 (MPP)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 16
Nilai =
16
25𝑋100
= 64
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik MPP memperoleh nilai 60 dan termasuk ke dalam
interpretasi cukup sesudah menggunakan model kooperatif think
pair and share. Peserta didik MPP memperoleh peningkatan pada
poin pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 4, karena
kualitas hasil keterampilan menyimak peserta didik sudah cukup
sesuai dengan isi simpulan dari teks pantun yang telah penulis
78
instruksikan walaupun masih terdapat kesalahan penulisan ejaan dan
tata tulis di awal kalimat yang kurang tepat, seperti pada kata agar.
Seperti pada kalimat: agar cita-citamu terwujud, minta doalah
dengan ibumu dan jangan pantang menyerah untuk kerja kerasmu.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 42
Analisis Data Siswa No. 10 (MAM)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 22
Nilai =
22
25𝑋100
= 88
Interpretasi = Baik sekali
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik MAM memperoleh nilai 88 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik MAM memperoleh peningkatan
pada poin kedua yaitu pemahaman detail isi teks dengan skor nilai
4, karena kualitas hasil keterampilan menyimak peserta didik
cukup detail serta sesuai dengan isi simpulan dari teks pantun yang
telah penulis instruksikan walaupun masih terdapat kesalahan
penulisan ejaan dan tata tulis di awal dan pertengahan kalimat yang
kurang tepat, seperti pada kata kita, Rajin,
Seperti pada kalimat: kita harus kerja keras, Rajin belajar, dan
berusaha sambil berdoa agar cita-cita tercapai.
79
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 43
Analisis Data Siswa No. 11 (NKR)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 23
Nilai =
23
25𝑋100
= 92
Interpretasi = Baik Sekali
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik NKR memperoleh nilai 92 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik NKR memperoleh peningkatan
pada poin kelima yaitu ejaan dan tata tulis dengan skor nilai 4,
karena ditemukan dua kesalahan yaitu penulisan huruf kapital pada
awal kalimat yaitu pada kata kita.
Seperti pada kalimat: kita sebagai manusia harus giat belajar,
bekerja keras, dan berdoa supaya tercapai cita-cita.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 44
Analisis Data Siswa No. 12 (ORH)
No Aspek yang Dinilai Sesudah
80
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 22
Nilai =
25
25𝑋100
= 88
Interpretasi = Baik Sekali
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik ORH memperoleh nilai 88 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik ORH memperoleh peningkatan
pada poin kelima yaitu ejaan dan tata tulis dengan skor nilai 3,
walaupun terdapat beberapa kesalahan pada penulisan ejaan dan
tata tulis pada awal atau pada pertengahan kalimat yaitu pada kata
jangan, cita2.
Seperti pada kalimat: jangan putus asa jika ingin meraih cita
tetaplah bedoa dan bekerja keras haruslah rajin dan sungguh-
sunggh untuk meraih sebuah impian agar bisa mencapai cita2 dan
impian.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 45
Analisis Data Siswa No. 13 (PGS)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
81
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 22
Nilai =
22
25X100
= 88
Interpretasi = Baik sekali
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik PGS memperoleh nilai 88 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik PGS memperoleh peningkatan
pada poin pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 5,
karena kualitas hasil keterampilan menyimak peserta didik sudah
sesuai dengan isi simpulan dari teks pantun yang telah penulis
instruksikan walaupun masih terdapat kesalahan penulisan ejaan
dan tata tulis pada awal kalimat yang kurang tepat, seperti pada kata
agar.
Seperti pada kalimat: agar cita-citamu terwujud, minta doalah
dengan ibumu dan jangan pantang menyerah untuk kerja kerasmu.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 46
Analisis Data Siswa No. 14 (PRA)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 24
82
Nilai =
24
25X100
= 96
Interpretasi = Baik Sekali
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik PRA memperoleh nilai 96 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik PRA memperoleh peningkatan
pada poin kedua yaitu pemahaman detail isi teks dengan skor nilai
5, karena kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah cukup
detail serta sesuai dengan isi simpulan dari teks pantun yang telah
penulis instruksikan walaupun masih terdapat beberapa penulisan
ejaan dan tata tulis di awal atau pertengahan kalimat yang kurang
tepat, seperti pada kata tetap, cita2..
Seperti pada kalimat: tetap semangat dalam hal menggapai cita2
karena itu semua butuh proses, agar ingin tercapai haruslah diiringi
dengan usaha, bekerja keras dan berdoa, berusaha dengan tekad,
bekerja keras dengan semangat dan berdoa dengan ikhlas hati.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 47
Analisis Data Siswa No. 15 (RHT)
No Aspek yang Dinilai
Sesudah
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 22
83
Nilai =
22
25𝑋100
= 88
Interpretasi = Baik Sekali
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik RHT memperoleh nilai 88 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik RHT memperoleh peningkatan
pada poin kelima yaitu ejaan dan tata tulis dengan skor nilai 3,
walaupun masih terdapat kesalahan penulisan huruf kapital pada
pertengahan kalimat yaitu kata Rajin.
Seperti pada kalimat: Kita harus kerja keras Rajin belajar dan
berusaha sambil berdoa agar cita-cita kita tercapai.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 48
Analisis Data Siswa No. 16 (RJH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 21
Nilai =
21
25𝑋100
= 84
Interpretasi = Baik
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik RJH memperoleh nilai 88 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif think
84
pair and share. Peserta didik PGS memperoleh peningkatan pada poin
pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 5, karena kualitas
hasil keterampilan menyimak peserta didik sudah sesuai dengan isi
simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan walaupun
masih terdapat kesalahan penulisan ejaan dan tata tulis yang kurang
tepat, seperti pada kata agar.
Seperti pada contoh kalimat: agar cita-citamu terwujud, minta doalah
dengan ibumu dan jangan pantang menyerah untuk kerja kerasmu.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir), mengenai isi
simpulan dari pantun melalui model think pair and share yang
diterapkan.
Tabel 4. 49
Analisis Data Siswa No. 17 (ROH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 23
Nilai =
24
25𝑋100
= 92
Interpretasi = Baik Sekali
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik ROH memperoleh nilai 92 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif think
pair and share. Peserta didik ROH memperoleh peningkatan pada poin
pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 5, karena kualitas
hasil keterampilan menyimak peserta didik sudah sesuai dengan isi
85
simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan walaupun
masih terdapat kesalahan penulisan ejaan dan tata tulis yang kurang
tepat, seperti pada kata harus.
Seperti pada kalimat: harus selalu terus berusaha dan kerja keras
ditambah dengan berdoa agar tercapai cita-cita.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and share
yang diterapkan.
Tabel 4. 50
Analisis Data Siswa No. 18 (RAN)
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik RAN memperoleh nilai 96 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik RAN memperoleh peningkatan
pada poin kelima yaitu ejaan dan tata tulis dengan skor nilai 4,
karena ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital pada awal
kalimat yaitu pada kata harus.
Seperti pada contoh kalimat: harus selalu terus berusaha dan kerja
keras ditambah dengan berdoa agar tercapai cita-cita.
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 24
Nilai =
24
25𝑋100
= 96
Interpretasi = Baik Sekali
86
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 51
Analisis Data Siswa No. 19 (RFI)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 22
Nilai =
22
25X100
= 88
Interpretasi = Baik Sekali
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik RFI memperoleh nilai 88 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik RFI memperoleh peningkatan
pada poin kedua yaitu pemahaman detail isi teks dengan skor nilai
5, karena kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah cukup
detail serta sesuai dengan isi simpulan dari teks pantun yang telah
penulis instruksikan walaupun masih terdapat beberapa penulisan
ejaan dan tata tulis di awal atau pertengahan kalimat yang kurang
tepat, seperti pada kata jangan, cita2.
Seperti pada kalimat: jangan putus asa jika ingin meraih cita
tetaplah bedoa dan bekerja keras haruslah rajin dan sungguh-
sungguh untuk meraih sebuah impian agar bisa mencapai cita2 dan
impian.
87
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 52
Analisis Data Siswa No. 20 (RFH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 18
Nilai =
18
25X100
= 72
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik RFH memperoleh nilai 72 dan termasuk ke dalam
interpretasi cukup sesudah menggunakan model kooperatif think
pair and share. Peserta didik RFH memperoleh peningkatan pada
poin pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 3, karena
kualitas hasil keterampilan menyimak peserta didik cukup sesuai
dengan isi simpulan dari teks pantun yang telah penulis
instruksikan walaupun masih terdapat beberapa penulisan ejaan
dan tata tulis di awal dan pertengahan kalimat yang kurang tepat,
seperti pada kata kita, yg.
Seperti pada kalimat: kita harus kerja keras dan jangan pantang
menyerah kita harus kuat dalam kerja keras dan jangan lupa kita
harus berdoa kepada yg maha kuasa.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
88
Tabel 4. 53
Analisis Data Siswa No. 21 (RHH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 22
Nilai =
22
25X100
= 88
Interpretasi = Baik Sekali
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik RHH memperoleh nilai 88 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik RHH memperoleh peningkatan
pada poin pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 5,
karena kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah sesuai
dengan isi simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan
walaupun masih terdapat kesalahan penulisan ejaan dan tata tulis di
awal kalimat yang kurang tepat, seperti pada kata kita..
Seperti pada kalimat: kita harus bekerja keras dan selalu berdoa
untuk menggapai cita-cita.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
89
Tabel 4. 54
Analisis Data Siswa No. 22 (RFN)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 21
Nilai =
21
25X100
= 84
Interpretasi = Baik
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik RFN memperoleh nilai 88 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik RFN memperoleh peningkatan
pada poin pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 5,
karena kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah sesuai
dengan isi simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan
walaupun masih terdapat kesalahan penulisan ejaan dan tata tulis di
awal kalimat yang kurang tepat, seperti pada kata kalau.
Seperti pada kalimat: kalau ingin sukses teruslah berusaha dan
harus berdoa/ dan jangan pernah putus asa dalam hal/ apa yang
kita inginkan, dan harus sungguh-sungguh.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
90
Tabel 4. 55
Analisis Data Siswa No. 23 (RAN)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 21
Nilai =
21
25X100
= 84
Interpretasi = Baik
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik RAN memperoleh nilai 84 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sesudah menggunakan model kooperatif think pair
and share. Peserta didik RAN memperoleh peningkatan pada poin
pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 5, karena
kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah sesuai dengan isi
simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan walaupun
masih terdapat beberapa penulisan ejaan dan tata tulis di awal serta
pertengahan kalimat yang kurang tepat, seperti pada kata kalau.
Seperti pada contoh kalimat: kalau ingin sukses teruslah berusaha
dan harus berdoa/ dan jangan pernah putus asa dalam hal/ apa yang
kita inginkan, dan harus sungguh-sungguh.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
91
Tabel 4. 56
Analisis Data Siswa No. 24 (SMP)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 18
Nilai =
18
25X100
= 72
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik SMP memperoleh nilai 72 dan termasuk ke dalam
interpretasi cukup sesudah menggunakan model kooperatif think
pair and share. Peserta didik SMP memperoleh peningkatan pada
poin pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 4, karena
kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah sesuai dengan isi
simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan walaupun
masih terdapat beberapa penulisan ejaan dan tata tulis di awal serta
pertengahan kalimat yang kurang tepat, seperti pada kata harus,
cita2.
Seperti pada kalimat: harus rajinlah berusaha dan kerja keras agar
tercapai cita2.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
92
Tabel 4. 57
Analisis Data Siswa No. 25 (SAH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 15
Nilai =
15
25X100
= 60
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik SAH memperoleh nilai 60 dan termasuk ke dalam
interpretasi cukup sesudah menggunakan model kooperatif think
pair and share. Peserta didik SAH memperoleh peningkatan pada
poin pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 4, karena
kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah sesuai dengan isi
simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan walaupun
masih terdapat beberapa penulisan ejaan dan tata tulis di awal serta
pertengahan kalimat yang kurang tepat, seperti pada kata kita, tanPa,
cita2.
Seperti pada kalimat: kita harus tetap bekerja keras, agar bisa
menggapai cita, karna Berdoa tanPa kerja keras, tidak akan bisa
untuk menggapai cita2.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
93
Tabel 4. 58
Analisis Data Siswa No. 26 (SHK)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 20
Nilai =
22
25X100
= 80
Interpretasi = Baik
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik SKH memperoleh nilai 80 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sesudah menggunakan model kooperatif think pair
and share. Peserta didik SKH memperoleh peningkatan pada poin
kedua yaitu pemahaman isi detail teks dengan skor nilai 4, karena
kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah sesuai dengan isi
simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan walaupun
masih terdapat banyak kesalahan penulisan ejaan dan tata tulis di
awal serta pertengahan kalimat yang kurang tepat, seperti pada kata
beRusaha, Punya, berDoa lah, seLalu, suPaya, tercaPai.
Seperti pada kalimat: kita harus beRusaha kalau Punya cita-cita dan
berDoa lah seLalu suPaya tercaPai.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
94
Tabel 4. 59
Analisis Data Siswa No. 27 (SSH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 24
Nilai =
24
25X100
= 96
Interpretasi = Baik Sekali
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik SSH memperoleh nilai 96 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik SSH memperoleh peningkatan
pada poin pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 5,
karena kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah sesuai
dengan isi simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan
walaupun masih terdapat beberapa penulisan ejaan dan tata tulis di
awal serta pertengahan kalimat yang kurang tepat, seperti pada kata
tetap, cita2.
Seperti pada kalimat: tetap semangat dalam hal menggapai cita2
karena itu semua butuh proses, agar ingin tercapai haruslah diiringi
dengan usaha, bekerja keras dan berdoa, berusaha dengan tekad,
bekerja keras dengan semangat dan berdoa dengan ikhlas hati.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
95
Tabel 4. 60
Analisis Data Siswa No. 28 (SWH)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 25
Nilai =
25
25X100
= 100
Interprerasi = Baik Sekali
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik SWH memperoleh nilai 100 dan termasuk ke dalam
interpretasi baik sekali sesudah menggunakan model kooperatif
think pair and share. Peserta didik SWH memperoleh peningkatan
pada poin kelima yaitu ejaan dan tata tulis dengan skor nilai 5,
karena penulis tidak ditemukan kesalah pada ejaan dan tata tulis serta
kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah sesuai dengan isi
simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan.
Seperti pada kalimat: Harus rajin belajar dan berusaha sambil
berdoa agar cita-cita kita tercapai.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 61
Analisis Data Siswa No. 29 (SLI)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
96
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
Jumlah Skor = 15
Nilai =
15
25X100
= 60
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik SLI memperoleh nilai 60 dan termasuk ke dalam
interpretasi cukup sesudah menggunakan model kooperatif think
pair and share. Peserta didik SLI memperoleh peningkatan pada
poin pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 4, karena
kualitas hasil keterampilan menyimak siswa sudah sesuai dengan isi
simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan walaupun
masih terdapat beberapa penulisan ejaan dan tata tulis di awal serta
pertengahan kalimat yang kurang tepat, seperti pada kata harus,
cita2.
Seperti pada kalimat: harus rajinlah berusaha dan kerja keras agar
tercapai cita2.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
Tabel 4. 62
Analisis Data Siswa No. 30 (SFI)
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks √
2. Pemahaman detail isi teks √
3. Keruntutan organisasi teks √
4. Ketepatan diksi √
5. Ejaan dan tata tulis √
97
Jumlah Skor = 18
Nilai =
18
25X100
= 72
Interpretasi = Cukup
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menyimak pantun
peserta didik SFI memperoleh nilai 72 dan termasuk ke dalam
interpretasi cukup sesudah menggunakan model kooperatif think
pair and share. Peserta didik SFI memperoleh peningkatan pada
poin pertama yaitu pemahaman isi teks dengan skor nilai 3, karena
kualitas hasil keterampilan menyimak peserta didik cukup sesuai
dengan isi simpulan dari teks pantun yang telah penulis instruksikan
walaupun masih terdapat beberapa penulisan ejaan dan tata tulis di
awal dan pertengahan kalimat yang kurang tepat, seperti pada kata
harus, cita2.
Seperti pada contoh kalimat: harus rajinlah berusaha dan kerja
keras agar tercapai cita2.
Hal ini diperkuat dengan data hasil menyimak (terlampir),
mengenai isi simpulan dari pantun melalui model think pair and
share yang diterapkan.
C. Hasil Penliaian Keterampilan Menyimak Pantun
Berdasarkan hasil analisis di atas, penulis memperoleh nilai
keterampilan menyimak pantun dengan menggunakan model think
pair and share. Nilai rata-rata setiap aspek dalam instrumen
penilaian menyimak pantun secara tertulis yang penuis gunakan.
Namun, penulis akan menampilkan penilaian pantun siswa sebelum
menggunakan think pair and share sebagai pembanding dalam
melihat peningkatan nilai yang terjadi. Berikut ini adalah perolehan
nilai tanpa menggunakan model think pair and share.
98
Tabel 4. 63
Penilain Keterampilan Menyimak Pantun Siswa Sebelum
Menggukan Model Think Pair and Share
No Nama Peserta Didik
Nilai
Sebelum
Interpretasi
1 Adistia Maulida Rahman 48 Kurang
2 Asri Rahmawati 60 Cukup
3 Aulia Awaliah 56 Cukup
4 Aula Farhatu Aeni 40 Kurang
5 Aulia Hakimah 60 Cukup
6 Aula Siti Zulaikha 56 Cukup
7 Iklima Solihatunnisa 80 Baik
8 M. Dzikri Pauzi 44 Kurang
9 M. Pajar Pajrian 40 Kurang
10 Mulki Arya Muslih 64 Cukup
11 Nadya Khairunisa Ramadhani 64 Cukup
12 Oyoh Rohmaniah 64 Cukup
13 Purkon Galih Saputra 32 Kurang
14 Putri Rahma 32 Kurang
15 Rahmat 64 Cukup
16 Raisya Julistya Hamdani 48 Kurang
17 Ramdani Ottopiansyah 44 Kurang
18 Rangga Adrian 48 Kurang
19 Reni Febrianti 76 Baik
20 Ridwanul Falah 40 Kurang
21 Riva Hafidah 28 Kurang
22 Riyan Faturrahman 20 Kurang
23 Robi Awaludin 20 Kurang
24 Sherli Maulani Putri 48 Kurang
25 Sidqi Abdilah 48 Kurang
26 Siti Herlina Khoerunisa 72 Cukup
27 Siti Saniatussa'diah 92 Baik Sekali
28 Siti Wirda Hamidah 40 Kurang
29 Sri Lestari 28 Kurang
30 Sulton Fauzi 28 Kurang
Rata-Rata 49,46 Kurang
99
Tabel 4. 64
Penilaian Keterampilan Menyimak Pantun Siswa
Sesudah Menggunakan Model Think Pair and Share.
No Nama 1 2 3 4 5 Nilai Ktiteria
1 AMR 5 4 5 4 3 84 Baik
2 ARI 5 4 4 5 4 88 Baik Sekali
3 AAH 5 5 5 4 4 92 Baik Sekali
4 AHH 5 4 5 4 3 84 Baik
5 AFA 5 4 5 3 4 84 Baik
6 ASZ 5 4 4 4 4 100 Baik Sekali
7 ISA 5 4 5 4 3 80 Baik
8 MDP 4 3 3 3 2 60 Cukup
9 MPP 4 3 3 3 3 64 Cukup
10 MAM 5 4 5 5 3 88 Baik Sekali
11 NKR 5 5 5 4 4 92 Baik Sekali
12 ORH 5 5 5 4 3 88 Baik Sekali
13 PGS 5 4 5 5 3 88 Baik Sekali
14 PRA 5 5 5 5 4 96 Baik Sekali
15 RHA 5 4 5 5 3 88 Baik Sekali
16 RJH 5 4 5 3 4 84 Baik
17 ROH 5 4 5 5 4 92 Baik Sekali
18 RNA 5 5 5 5 4 96 Baik Sekali
19 RFI 5 5 5 4 3 88 Baik Sekali
20 RFH 3 2 3 3 3 72 Cukup
21 RHH 5 4 4 5 4 88 Baik Sekali
22 RFN 5 4 4 5 4 84 Baik
23 RAN 5 4 4 5 4 84 Baik
24 SMP 4 3 4 4 3 72 Cukup
25 SAH 4 3 3 3 4 60 Cukup
26 SHK 5 4 5 4 3 80 Baik
27 SSH 5 5 5 5 4 96 Baik Sekali
28 SWH 5 5 5 5 5 100 Baik Sekali
29 SLI 4 3 3 3 2 60 Cukup
30 SFI 3 2 3 3 3 72 Cukup
Rata-rata 4,7 3,9 4,4 4 3,4 83,4 Baik
Keterangan Tabel:
1 = Pemahaman Isi Teks
2 = Pemahaman Detail Isi Teks
3 = Keruntutatn Organisasi Teks
4 = Ketepatan Diksi
100
5 = Ejaan dan Tata Tulis
Mencari Rata-rata:
𝑋=
∑𝑋
𝑁
Nilai rata-rata = Jumlah nilai
Jumlah siswa
= 2502
30
= 83,4
Data yang terdapat pada kedua tabel di atas merupakan hasil
penilaian siswa dalam keterampilan menyimak pantun sebelum dan
sesudah. Berdasarkan hasil kedua tabel di atas dapat dilihat nilai
tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah yang
diperoleh siswa adalah 20. Nilai keterampilan menyimak pantun
didapati dari penjumlahan keseluruhan masing-masing instrumen
penilaian yang disajikan dalam bentuk tabel sebelum dan sesudah.
Nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa dalam keterampilan
menyimak pantun menggunakan model think pair and share
memperoleh rata-rata 83,4. Nilai ini jika dilihat berdasarkan kriteria,
maka masuk kriteria dengan perhitungan untuk skala empat masuk
ke dalam kriteria baik.
Keterampilan menyimak pantun peserta didik di kelas VII-3
MTs Al-Atiqiyah Sukabumi, saat ini bisa dikatakan baik dan
mengalami peningkatan yang cukup baik, peserta didik mampu
mengemukakan ide pikiran dan pendapat mengenai simpulan isi
pantun dengan model kooperatif think pair and share dalam bentuk
lisan dan tulisan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian serta
penerapan model kooperatif think pair and share yang dapat
meningkatkan keterampilan menyimak pantun. Model think pair
and share dapat dipakai oleh guru untuk digunakan dalam
pembelajaran menyimak pantun. Jika dilihat pada tabel analisis
101
individu peserta didik, dapat disimpulkan bahwa peserta didik
mengalami kelemahan pada pemahaman detail isi teks dan ejaan dan
tata tulis.
102
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran cooperative think pair and share dapat
membantu siiswa dalam keterampilan menyimak pantun. Kemudian, siswa
sangat baik dalam menerpakan aspek pemahaman isi teks, keruntutan
organisasi teks dan ketepatan diksi dengan skor rata-rata 4 (baik). Hal ini
terjadi karena siswa dapat menyimak materi pantun dengan baik serta saling
berdiskusi dan bekerja sama dengan sesama pasangan di dalam
kelompoknya. Namun, pada aspek ejaan dan tata tulis, siswa kurang
menerapkan aspek ini dengan baik karena hanya mendapatkan skor rata-rata
3 (cukup). Penyebab dari rendahnya skor tersebut yaitu kurangnya
pengetahuan siswa mengenai ejaan yang mengakibatkan banyak ditemukan
kesalahan penulisan seperti penulisan huruf kapital, penulisan kata depan
dan penggunaan tanda baca.
Hasil dari keterampilan menyimak pantun menggunakan model
cooperative think pair and share pada siswa kelas VII-3 MTs Al-Atiqiyah
Sukabumi tergolong baik dengan nilai rata-rata siswa ialah 83,4. Hal ini
dapat dibuktikan dengan besarnya nilai siswa pada rentang nilai (86-100)
yang mencapai 14 orang sementara sisanya ialah tergolong baik dengan
kisaran nilai (76-85) yang berjumlah 9 orang dan kategori cukup dengan
kisaran nilai (56-75) sebanyak 7 orang.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka, peneliti menyampaikan saran:
1. Penggunaan model think pair and share dapat dilakukan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dengan tujuan supaya siswa tertarik dan
antusias dalam menerima pembelajaran.
2. Bagi guru bahasa Indonesia perlu mencari model-model yang dapat
digunakan dalam pembelajaran, supaya proses belajar mengajar tidak
mengalami kejenuhan.
103
3. Bagi peneliti model think pair and share dapat dikembangkan lebih
lanjut lagi sebagai model yang menarik untuk pembelajaran bahasa
Indonesia.
104
DAFTAR PUSTAKA
Ahuell, Thomas J. Learning and Instruction. Calofornia: Wadsmorth
Publishing Company. 1971.
Arends, Richard. I. Learning to Teasch. New york: The McGraw- Hill
Companies, 2007.
Arifin, Bustanul. dkk. Materi Pembelajaran Menyimak. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2008.
Arifin, Bustanul. dkk. Menyimak. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Awalludin. Pengantar Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Duijah, I Nengah. Budaya Naskah Tradisi Lisan dan Sejarah. Jurnal Ilmu
Pengetahuan. vol. 7. No 2. Oktober 2005.
Hakim, Lukman dkk. Ejaan dalam Bahasa Indonesia. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis
dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.
Isjoni. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar
Berkelompok. Bandung: Alfabeta, 2009.
Isjoni. Pembelajaran Kooperatif MeningkatkanKecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
J. Waluyo, Herman. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga, 2000.
Junaedi, Didi. Menafsir Teks Memahami Konteks (Menelitik Akar Perbedaan
Penafsiran terhadap Al-Qur’an). Yogyakarta: Deepublish, 20016.
Kosasih, E.. Apresiasi Sastra Indonesia Membaca, Menuli, Mementaskan,
Menikmati Puisi Prosa Drama. Jakarta: Nobel Edumedia, 2008.
Kushartanti dkk. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2007.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta:
Rineka Cipta, 2007.
105
Mulyati, Yeti. Bahasa Indonesia. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,
2013.
Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2005.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2013.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi
Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2014.
Rahman, Abd. Abror. Pantun Melayu Titik Temu Islam dan Budaya Lokal
Nusantara. Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang, 2009.
Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press, 2015.
Sadia, I Wayan. Model-model Pembelajaran Konstruktivistik. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2014.
Sanjaya, Wina. Penelitan Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2013.
Sedyawati, Edi. dkk. Sastra Melayu Lintas Daerah. Jakarta: Pusat Bahasa,
2004.
Shoimin, Aris. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.
Siswono. Teori dan Praktek (Diksi, Gaya Bahasa, dan Pencitraan).
Yogyakarta: Deepublish, 2014.
Slavin, Robert E. Cooperative Learning. America:1995.
Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan Tindakan.
Bandung: PT Refika Aditama, 2012.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Paraktek.
Yogyakarta: PT Bumi Aksara, 2017.
Sugiono, Dendy. dkk. Buku Praktik Bahasa Indonesia Jilid 2. Jakarta: Pusat
Bahasa, 2003.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016.
Suprijono, Agus. M odel-model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016.
106
Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005.
Tarigan, Djago. Pendidikan Katerampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2005.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Konsep
Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTS). Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2009.
Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Gramedia, 2007.
Lampiran Hasil Wawancara
Nama : Pepen Supendi S.P.d.
Wawancara Guru
No Pertanyaan Jawaban Guru
1. Bagaimana kondisi kelas VII-3
ketika proses pembelajaran
keterampilan menyimak pantun
berlangsung?
Kondisi siswa bisa
dikateegorikan belum
kondusif, karena masih
terdapat siswa yang belum
bisa memperhatikan dengan
baik.
2. Apa model pembelajaran yang
digunakan dalam proses
pembelajaran keterampilan
menyimak pantun?
Saya menjelaskan terlebih
dahulu kepada siswa,
kemudian saya memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jawab.
3. Bagaimana respons siswa terhadap
model pembelajaran yang
digunakan dalam proses
pembelajaran keterampilan
menyimak pantun ?
Respons siswa berbeda-beda
seperti yang sudah saya
jelaskan, ada siswa yang
sangat berantusias dalam
pembelajaran serta masih
terdapat juga siswa yang
belum bisa memperhatikan
dengan baik.
4. Apakah pada proses pembelajaran
keterampilan menyimak pantun di
kelas VII-3 guru pernah
menerapkan model kooperatif
think pair and share ?
Belum, karena biasanya saya
menyampaikan materi
pembelajaran kemudian
mengadakan tanya jawab.
5. Bagaimana keterampilan siswa
dalam menyimak pantun?
Sampai saat ini pembelajaran
menyimak pantun masih
belum memuaskan.
Nama : Wirda Hamidah
Wawancara Siswa
No Pertanyaan Jawaban Siswa
1. Kesulitan apa yang kamu hadapi
selama proses pembelajaran
keterampilan menyimak pantun
berlangsung?
Kesulitan menemukan kosa
kata karena ada yang susah
2. Bagaimana cara guru saat
menjelaskan materi pembelajaran
keterampilan menyimak pantun?
Menjelaskan, sesudah itu
tanya jawab
3. Bagaimana pendapat kamu tentang
materi menyimak pantun dengan
menggunakan model think pair
and share?
Bisa bediskusi dan bekerja
sama
4. Apakah penggunaan model think
pair and share dapat memudahkan
kamu dalam pembelajaran
keterampilan menyimak pantun?
Lebih memudahkan dan
saling bekerja sama
5. Apakah kamu dapat memahami
materi menyimak pantun dengan
baik ?
Lebih aktif karena bisa
bekerja kelompok dan
berdiskusi.
Nama : Sri Lestari
Wawancara Siswa
No Pertanyaan Jawaban Siswa
1. Kesulitan apa yang kamu hadapi
selama proses pembelajaran
keterampilan menyimak pantun
berlangsung?
Iya pada kosa kata dan arti
pantun
2. Bagaimana cara guru saat
menjelaskan materi pembelajaran
keterampilan menyimak pantun?
Gurunya ngejelasin dulu lalu
bertanya jawab
3. Bagaimana pendapat kamu tentang
materi menyimak pantun dengan
menggunakan model think pair
and share?
Bisa bekerja sama dan
berdiskusi
4. Apakah penggunaan model think
pair and share dapat memudahkan
kamu dalam pembelajaran
keterampilan menyimak pantun?
Lebih memudahkan karena
saling bekerja sama dan
berdiskusi bersama teman
5. Apakah kamu dapat memahami
materi menyimak pantun dengan
baik ?
Iya karena anak-anaknya bisa
bekerja sama dan saling
berdiskusi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs Al-Atiqiyah Sukabumi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII-3/2
Alokasi Waktu : 4 X40 menit (2 pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;
2. Menghargaidan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya;
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata;
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang)sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian
Kompetensi
4.9 Menyimpulkan puisi rakyat
(pantun, syair, dan bentuk puisi
rakyat setempat) yang disajikan
dalam bentuk tulis
4.9.1 Menyimpulkan isi pantun
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran dilaksanakan peserta didik diharapkan:
1. Mampu menyimpulkan isi atau pesan yang terdapat dalam puisi rakyat
berupa pantun, disajikan dalam bentuk tulis.
D. Materi Pembelajaran
Menyimpulkan puisi rakyat (pantun) yang disajikan dalam bentuk tulis.
1. Menyimpulkan isi puisi rakyat
a. Menyimpulkan isi pantun
Guna mengetahui isi pesan dalam sebuah pantun, kalian dapat
melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Membaca pantun tersebut
2) Menuliskan yang termasuk isi dari pantun tersebut.
3) Mengembangkan isi pantun tersebut secara singkat dengan
bahasa kalian sendiri.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Konvensional
F. Media Dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Lembar kerja siswa
2. Sumber Belajar : Bahasa Indonesia, kemendikbud 2016
untuk SMP/MTS kelas VII
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1) Pertemuan pertama
Kegiatan Langkah-langkah Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru membuka kegiatan belajar
mengajar dengan senyum salam
sapa.
10 menit
2. Guru memulai pembelajaran
dengan membaca doa bersama
peserta didik.
3. Memeriksa kehadiran peserta
didik.
4. Menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan
melakukan ice breaking.
5. Memberi motivasi belajar peserta
didik.
Kegiatan Inti Mengamati
6. Guru melakukan pengulasan materi
pantun
Menanya
7. Guru melakukan tanya jawab
dengan peserta didik tentang
pengertian pantun
Mengeksplorasi
8. Guru menyampaikan teknis dalam
pembelajaran pantun.
9. Guru membacakan pantun kepada
peserta didik.
Mengasosiasi
10. Peserta didik menyimpulkan isi
simpulan dari hasil simakan pantun
yang diberikan oleh guru.
60 menit
Kegiatan
Penutup
11. Guru dan peserta didik
menyimpulkan hasil dari
10 menit
pembelajaran dengan melakukan
tanya jawab.
12. Guru dan peserta didik menutup
pembelajaran dengan doa yang
dipimpin oleh ketua kelas.
I. Penilaian
1) Teknik Penilaian:
Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik
2) Bentuk Penilaian:
Tes tertulis : Lembar kerja
Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
INSTRUMEN PENUGASAN
Satuan Pendidikan MTs Al-Atiqiyah Sukabumi
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas VII-3/2
Kompetensi dasar 4.9 Menyimpulkan puisi rakyat (pantun, syair,
dan bentuk puisi rakyat setempat) yang
disajikan dalam bentuk tulis.
Indikator 4.9.1 Menyimpulkan isi pantun
Materi Puisi Rakyat (pantun, syair, dan gurindam)
Contoh Tugas
Guru membacakan teks pantun yang disajikan dalam bentuk tulis, kemudian
siswa menyimpulkan isi dari pantun yang dibacakan !
Contoh soal !
a. Pantun
Air surut memungut bayam
Sayur diisi kedalam kantung
Jangan diikuti tabiat ayam
Bertelur sebiji riuh sekampung
RUBRIK PENILAIAN
Format Penilaian Keterampilan Menyimak Secara Tertulis
(Dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori Burhan Nurgiyantoro)56
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks
2. Pemahaman detail isi teks
3. Keruntutan organisasi teks
4. Ketepatan diksi
5. Ejaan dan tata tulis
Jumlah Skor =
Nilai =
Jumlah skor x100
25
Interpretasi =
Keterangan Penilaian:
6. Pemahaman Isi Teks
Skor Kriteria
5 Baik sekali karena hasil simpulan pantun tanpa atau hampir tanpa
kesalahan.
4 Baik walaupun terdapat sedikit kesalahan.
3 Sedang karena unsur benar dan salah kurang lebih seimbang.
2 Kurang karena ada sedikit unsur benar.
56 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi
Kedua, (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2014), h. 390.
1 Kurang sekali karena hanya terdapat satu kata atau tidak ada
unsur benar.
7. Pemahaman Detail Isi Teks
Skor Kriteria
5 Baik sekali karena hasil simpulan pantun sangat sesuai dari teks
pantun yang diberikan tanpa atau hampir tanpa kesalahan.
4 Baik walaupun terdapat satu kata pada teks pantun yang tidak
disimpulkan.
3 Sedang karena terdapat tiga kata pada teks pantun yang tidak
disimpulkan.
2 Kurang karena lebih dari empat kata pada teks pantun yang tidak
disimpulkan.
1 Kurang sekali karena hanya terdapat satu kata atau tidak ada
sama sekali kata yang disimpulkan dari teks pantun.
8. Keruntutan Organisasi Teks
Skor Kriteria
5 Baik sekali karena organisasi teks sesuai serta keseluruhan
kalimat jelas.
4 Baik walaupun isi simpulan pantun lengkap, tetapi kurang rinci
serta terdapat satu kata pada pantun yang tidak disimpulkan.
3
Sedang walaupun isi simpulan pantun kurang lengkap dan
kurang rinci, terdapat beberapa kata pada pantun yang tidak
disimpulkan.
2
Kurang karena isi simpulan pantun kurang lengkap dan kurang
rinci, serta hanya terdapat beberapa kata pada pantun yang
disimpulkan.
1 Kurang sekali karena isi simpulan pantun tidak lengkap dan tidak
rinci, serta tidak terdapat kata pada pantun yang disimpulkan.
9. Ketepatan Diksi
Skor Kriteria
5 Baik sekali karena tidak terjadi kesalahan pada ketepatan diksi.
4 Baik walaupun terdapat 1-2 kesalahan, namun tidak menggangu
pemahaman pada isi simpulan pantun.
3 Sedang walaupun terdapat 3-4 kesalahan, namun tidak
menggangu pemahaman pada isi simpulan pantun.
2 Kurang karena terdapat 5-6 kesalahan, namun menggangu
pemahaman pada isi simpulan pantun.
1 Kurang sekali karena terdapat ≥ 9 kesalahan, sehingga pembaca
tidak memahami isi simpulan pantun.
10. Ejaan dan Tata Tulis
Skor Kriteria
5 Baik sekali tidak terjadi kesalahan ketepatan ejaan dan tata tulis.
4 Baik walaupun terdapat kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi
tidak mengaburkan makna hasil simpulan pantun.
3 Sedang walaupun sering terdapat kesalahan ejaan dan tata tulis,
tetapi tidak mengaburkan makna hasil simpulan pantun.
2 Kurang karena terdapat banyak kesalahan ejaan dan tata tulis,
serta makna hasil simpulan pantun kurang jelas.
1 Kurang sekali karena terdapat banyak kesalahan ejaan dan tata
tulis, serta makna hasil simpulan pantun tidak jelas.
Ciputat, 22 April 2019
Mengetahui,
Guru Bahasa Indonesia Peneliti
Pepen Supendi, S.Pd., Eneng saripah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs Al-Atiqiyah Sukabumi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII-3/2
Alokasi Waktu : 4 X40 menit (2 pertemuan)
H. Kompetensi Inti
5. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;
6. Menghargaidan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya;
7. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata;
8. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang)sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
I. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian
Kompetensi
4.9 Menyimpulkan puisi rakyat
(pantun, syair, dan bentuk puisi
rakyat setempat) yang disajikan
dalam bentuk tulis
4.9.1 Menyimpulkan isi pantun
J. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran dilaksanakan peserta didik diharapkan:
2. Mampu menyimpulkan isi atau pesan yang terdapat dalam puisi rakyat
berupa pantun, disajikan dalam bentuk tulis.
K. Materi Pembelajaran
Menyimpulkan puisi rakyat (pantun) yang disajikan dalam bentuk tulis.
2. Menyimpulkan isi puisi rakyat
b. Menyimpulkan isi pantun
Guna mengetahui isi pesan dalam sebuah pantun, kalian dapat
melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
4) Membaca pantun tersebut
5) Menuliskan yang termasuk isi dari pantun tersebut.
6) Mengembangkan isi pantun tersebut secara singkat dengan
bahasa kalian sendiri.
L. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Cooperative Think Pair and Share
Metode : Diskusi dan Presentasi
M. Media Dan Sumber Pembelajaran
3. Media : lembar kerja siswa
4. Sumber Belajar :Bahasa Indonesia, kemendikbud 2016 untuk
SMP/MTS kelas VII
N. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan kedua
Kegiatan Langkah-langkah Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru membuka kegiatan belajar
mengajar dengan senyum salam
sapa.
10 menit
2. Guru memulai pembelajaran
dengan membaca doa bersama
peserta didik.
3. Memeriksa kehadiran peserta
didik.
4. Menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan
melakukan ice breaking.
5. Memberi motivasi belajar peserta
didik.
6. Guru melakukan pengulasan materi
pantun.
Kegiatan Inti Menanya
7. Guru melakukan tanya jawab dengan
peserta didik tentang pengertian
pantun.
Mengamati
8. Guru membacakan pantun kepada
peserta didik
9. Peserta didik menyimak pantun
yang dibacakan oleh guru.
Mengeksplorasi
10. Peserta didik menyimpulkan isi
pantun yang disampaikan guru dalam
bentuk tulisan secara individu
(think).
11. Peserta didik berpasangan untuk
bertukar pikiran mengenai isi
pantun, kemudian menuliskan
60 menit
kesimpulan dari hasil simakan
yang sudah di diskusikan (pair).
Mengasosiasi
12. Peserta didik secara berkelompok
mempresentasikan simpulan dari
hasil simakan pantun yang
diberikan oleh guru (share).
Kegiatan
Penutup
13. Guru dan peserta didik
menyimpulkan hasil dari
pembelajaran dengan melakukan
tanya jawab.
14. Guru dan peserta didik menutup
pembelajaran dengan doa yang
dipimpin oleh ketua kelas.
10 menit
I. Penilaian
3) Teknik Penilaian:
Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik
4) Bentuk Penilaian:
Tes tertulis : Lembar kerja
Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
INSTRUMEN PENUGASAN
Satuan Pendidikan MTs Al-Atiqiyah Sukabumi
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas VII-3/2
Kompetensi dasar 4.9 Menyimpulkan puisi rakyat (pantun, syair,
dan bentuk puisi rakyat setempat) yang
disajikan dalam bentuk tulis.
Indikator 4.9.1 Menyimpulkan isi pantun
Materi Puisi Rakyat (pantun, syair, dan gurindam)
Contoh tugas
Guru membacakan teks pantun yang disajikan dalam bentuk tulis, kemudian
siswa menyimpulkan isi dari pantun yang dibacakan !
Contoh soal !
a. Pantun
Penghasil batik di Yogyakarta
Kalaulah Brebes penghasil beras
Berusaha terus mengejar cita
Sambil berdoa dan kerja keras
RUBRIK PENILAIAN
Format Penilaian Keterampilan Menyimak Secara Tertulis
(Dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori Burhan Nurgiyantoro)57
No Aspek yang Dinilai
Tingkat
Kefasihan
1 2 3 4 5
1. Pemahaman isi teks
2. Pemahaman detail isi teks
3. Keruntutan organisasi teks
4. Ketepatan diksi
5. Ejaan dan tata tulis
57 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi
Kedua, (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2014), h. 390.
Jumlah Skor =
Nilai =
Jumlah skor x100
25
Interpretasi =
Keterangan Penilaian:
11. Pemahaman Isi Teks
Skor Kriteria
5 Baik sekali karena hasil simpulan pantun tanpa atau hampir tanpa
kesalahan.
4 Baik walaupun terdapat sedikit kesalahan.
3 Sedang karena unsur benar dan salah kurang lebih seimbang.
2 Kurang karena ada sedikit unsur benar.
1 Kurang sekali karena hanya terdapat satu kata atau tidak ada
unsur benar.
12. Pemahaman Detail Isi Teks
Skor Kriteria
5 Baik sekali karena hasil simpulan pantun sangat sesuai dari teks
pantun yang diberikan tanpa atau hampir tanpa kesalahan.
4 Baik walaupun terdapat satu kata pada teks pantun yang tidak
disimpulkan.
3 Sedang karena terdapat tiga kata pada teks pantun yang tidak
disimpulkan.
2 Kurang karena lebih dari empat kata pada teks pantun yang tidak
disimpulkan.
1 Kurang sekali karena hanya terdapat satu kata atau tidak ada
sama sekali kata yang disimpulkan dari teks pantun.
13. Keruntutan Organisasi Teks
Skor Kriteria
5 Baik sekali karena organisasi teks sesuai serta keseluruhan
kalimat jelas.
4 Baik walaupun isi simpulan pantun lengkap, tetapi kurang rinci
serta terdapat satu kata pada pantun yang tidak disimpulkan.
3
Sedang walaupun isi simpulan pantun kurang lengkap dan
kurang rinci, terdapat beberapa kata pada pantun yang tidak
disimpulkan.
2
Kurang karena isi simpulan pantun kurang lengkap dan kurang
rinci, serta hanya terdapat beberapa kata pada pantun yang
disimpulkan.
1 Kurang sekali karena isi simpulan pantun tidak lengkap dan tidak
rinci, serta tidak terdapat kata pada pantun yang disimpulkan.
14. Ketepatan Diksi
Skor Kriteria
5 Baik sekali karena tidak terjadi kesalahan pada ketepatan diksi.
4 Baik walaupun terdapat 1-2 kesalahan, namun tidak menggangu
pemahaman pada isi simpulan pantun.
3 Sedang walaupun terdapat 3-4 kesalahan, namun tidak
menggangu pemahaman pada isi simpulan pantun.
2 Kurang karena terdapat 5-6 kesalahan, namun menggangu
pemahaman pada isi simpulan pantun.
1 Kurang sekali karena terdapat ≥ 9 kesalahan, sehingga pembaca
tidak memahami isi simpulan pantun.
15. Ejaan dan Tata Tulis
Skor Kriteria
5 Baik sekali tidak terjadi kesalahan ketepatan ejaan dan tata tulis.
4 Baik walaupun terdapat kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi
tidak mengaburkan makna hasil simpulan pantun.
3 Sedang walaupun sering terdapat kesalahan ejaan dan tata tulis,
tetapi tidak mengaburkan makna hasil simpulan pantun.
2 Kurang karena terdapat banyak kesalahan ejaan dan tata tulis,
serta makna hasil simpulan pantun kurang jelas.
1 Kurang sekali karena terdapat banyak kesalahan ejaan dan tata
tulis, serta makna hasil simpulan pantun tidak jelas.
Ciputat, 22 April 2019
Mengetahui,
Guru Bahasa Indonesia Peneliti
Pepen Supendi, S.Pd., Eneng saripah
DOKUMENTASI PENELITIAN
RIWAYAT PENULIS
Eneng Saripah lahir di Sukabumi tanggal 12
Juni 1996. Penulis merupakan putri pertama
dari lima bersaudara, lahir dari pasangan Bapak
Ujang Riva’i dan Ibu Tuti Aliyah. Penulis
bertempat tinggal di Desa Bojongkokosan RT
04/06, Kec. Parungkuda, Kab. Sukabumi.
Penulis mengawali pendidikan di SDN Kompa
2 pada tahun 2003, MTs Al-Atiqiyah pada
tahun 2009, dan SMA Al-Atiqiyah pada tahun 2012. Kemudian penulis
melanjutkan jenjang SI di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Pengalaman organisasi yang pernah dijalani adalah menjadi
anggota penelitian dan pengembangan Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2016-2017.