penggunaan media ular tangga untuk …

170
i PENGGUNAAN MEDIA ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA JALANRU KECAMATAN TANETE RIAJA KABUPATEN BARRU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH : MARINA RUSTAN 105450000115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGGUNAAN MEDIA ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK

KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA JALANRU KECAMATAN TANETE RIAJA

KABUPATEN BARRU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH :

MARINA RUSTAN 105450000115

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

ii

iii

iv

v

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Jika Kita Menginginkan Keberhasilan, Maka Haruslah

Menghargai Waktu Dengan Memanfaatkan Sebaik-Baiknya Dan

Segera Bertindak

PERSEMBAHAN :

Karya Ini Saya Persembahkan Kepada :

1. Kedua Orang Tuaku, Bapak Rustan Dan Ibu Mas‟Ati

Yang Senantiasa Memberikan Semangat, Dukungan,

Dan Doa Sepanjang Waktu

2. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Makassar

yang telah banyak memberiku kemampuan dalam

belajar

vii

ABSTRAK

Marina Rustan. 2019. Penggunaan Media Ular Tangga Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Kelompok B Di TK Dharma Wanita Jalanru Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Skripsi. Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Sukmawati dan Pembimbing II M. Yusran Rahmat.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak melalui metode bermain pada anak dikelompok B TK Dharma Wanita Jalanru. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( ClassRoom Action Reserch ). Subjek Penelitian ini anak kelompok B yang berjumlah 14 yang terdiri dari 9 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Objek penelitian ini peningkatan kemampun mengenal konsep bilangan anak melalui metode bermain. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumntasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode bermain permainan ular tangga dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak

kemampuan awal sebelum tindakan menunjukkan jumlah skor keseluruhan 415 dengan hasil rata-rata presentase 29,64% dengan kriteria tidak baik/belum berkembang (BB) setelah dilakukan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan dengan menunjukkan jumlah skor keseluruhan 635 dengan hasil rata-rata presentase 45,35% dengan kriteria cukup/ berkembang sesuai harapan (BSH). Setelah dilakukan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar dengan menunjukkan jumlah skor keseluruhan 1205 dengan hasil rata-rata presentase 86,07% dengan kriteria baik/ berkembang sesuai baik (BSB).Perolehan persentase tersebut menunjukkan bahwa kemampuan mengenal konsep bilangan anak di kelompok B dengan kriteria baik yang telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 80 %.

Kata Kunci : Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan, Media Ular Tangga. Kelompok B Tk Dharma Wanita Jalanru

viii

KATA PENGANTAR

Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk mewakili atas

segala karunia dan nikmatnya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada

detik waktu denyut jantung, gerak langkah, serta rasa rasio pada-mu sang khalik.

Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi

terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan

bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,

bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati angina mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis

kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam

dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan

tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

orang Rustan dan Mas‟ati yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan,

mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula,

penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan

motovasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dr. Sukmawati.,M.Pd

dan bapak M.Yusran Rahmat,S.Pd.,M.Pd pembimbing I dan pembimbing II, yang

ix

telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusuna

proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak

Prof. Dr.H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M. Pd., P.hD. bapak dekan fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, bapak

Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd, ketua program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak

Usia Dini serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat

bagi penulis

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

kepala sekolah, guru, staf TK Dharma Wanita Jalanru, dan ibu Harianty, S.Pd

selaku guru kelompok B di sekolah tersebut yang telah memberikan izin dan

bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada teman seperjuangan Kasmawati, Mutmainnah, Ririn, Sri nurmi, dan

Mariana yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, sahabat-sahabatku

terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini angkatan 2015 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan

bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

x

akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi

manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Makassar, 18 November 2019

Marina Rustan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .......................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Masalah Penelitian ................................................................................. 5

1.Identifikasi Masalah ............................................................................ 5 2.Alternative Pemecahan Masalah ......................................................... 5 3.Rumusan Masalah ............................................................................... 6

C. Tujuan Masalah ...................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 9

A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 9 1.Hasil Penelitian Relevan ..................................................................... 9 2.Pengertian Bilangan .......................................................................... 10 3.Konsep Bilangan di Taman Kanak-Kanak ........................................ 11 4.Tahapan Pembelajaran Mengenal Konsep Bilangan Anak di

Taman Kanak-Kanak ........................................................................ 11

xii

5. Kegiatan Bermain dengan Benda-Benda Konkrit ........................... 14 6. Media Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak ................................. 16 7. Hakikat Media Permainan Ular Tangga .......................................... 17 8. Indikator Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan pada

Kurikulum 2013 ............................................................................... 22 B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 23 C. Hipotesis Tindakan............................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 28

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 28 B. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................................... 28 C. Faktor yang Diselidiki ........................................................................ 28 D. Prosedur Penelitian............................................................................... 29 E. Instrument Penelitian ........................................................................... 31 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33 G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 33 H. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 36

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 36 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................ 36

a. Keadaan Umum ......................................................................... 36 b. Alat Permainan .......................................................................... 37 c. Struktur Organisasi .................................................................... 37 d. Proses Pembelajaran Pra Tindakan di TK Dharma

Wanita Jalanru .......................................................................... 38 B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 40

1. Data Hasil Pra Tindakan Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan............................................................. 40

2. Data Hasil Tindakan Siklus I Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan............................................................. 45

3. Data Hasil Tindakan Siklus II Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan ............................................................ 63

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 77 1. Hasil Proses Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep

Bilagan Anak Pada Siklus I dan Siklus II ...................................... 77 2. Aktivitas Anak Didik Untuk Meningkatkan Kemampuan

Mengenal Konsep Bilangan Anak ................................................ 82

xiii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 83

A. Simpulan ............................................................................................. 83 B. Saran ..................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xiv

DAFTAR TABEL

Table Halaman 3.1. Kisi-Kisi perkembangan kognitif anak kelompok B di TK Dharma

Wanita Jalanru ................................................................................................ 32

4.1. Alat Permainan di Luar Ruangan Kelas ......................................................... 37

4.2. Kualifikasi Pendidikan Tenaga Pengajar TK Dharma Wanita Jalanru .......... 37

4.3. daftar Nama Anak Didik di TK Dharma Wanita Jalanru ............................... 37

4.4. Table hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik pening

Katan kemampuan mengenal Konsep bilangan pada Pra Tindakan .............. 42

4.5. Rekapitulasi hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik pening

katan kemampuan Mengenal konsep bilangan pada Pra Tindakan 44

4.6. Table hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik peningkatan

kemampuan mengenal konsep bilangan pada pada siklus I ......................... 54

4.7. Rekapitulasi hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik

peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan pada siklus II ........... 56

4.8. Table hasil observasi dan evaluasi anak didik peningkatan kemampuan

mengenal konsep bilangan pada siklus II..................................................... 71

4.9. Rekapitulasi hasil observasi dan evaluasi anak didik peningkatan

kemampuan mengenal konsep bilangan pada siklus II ................................ 73

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1.Media gambar ular tangga ............................................................................... 19

2.2. Gambar Kerangka Pikir.................................................................................. 26

4.1.Media gambar ular tangga ............................................................................. 46

xvi

LAMPIRAN –LAMPIRAN

Lampiran 1

Kisi –Kisi Instrument

Kisi-Kisi Instrument Penilaian anak dan guru

Kisi-Kisi Instrument penilaian aktivitas anak

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (Rpph)

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I Pertemuan 1

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I pertemuan II

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I pertemuan III

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II pertemuan I

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II pertemuan II

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II pertemuan III

Gambar media pembelajaran

Hasil Observasi Penilaian anak (ceklist) dan guru Pra tindakan, siklus I dan

siklus II

Daftar absen anak didik

Dokumentasi

Lampiran 2

Surat Pengantar Dari TU

Surat Izin Penelitian Dari Lp3m

Surat Izin Penelitian Dari Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan

xvii

Surat Izin Dari Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan

Tenaga Kerja Kabupaten Barru

Surat Keterangan Validasi

Kartu Kontrol Penelitian

Surat Izin Dari TK Dharma Wanita Jalanru

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman Kanak-Kanak (TK) Merupakan lembaga pendidikan formal

sebelum anak memasuki sekolah dasar.

Sistem pendidikan nasional sebagaimana dinyatakan dalam undang-

undang RI no 20 tahun 2003 bab 1 pasal 1 butir 14 (Kemendikbud,2015:13)

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan Kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,nonformal, dan informal. Melalui proses pendidikan diharapkan aspek perkembangan pada anak

dapat berkembang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Ada enam aspek

yang harus dikembangkan anak usia dini yaitu aspek perkembangan moral dan

nilai agama, perkembangan kognitif, perkembangan fisik motorik, perkembangan

bahasa, perkembangan sosial emosional dan perkembangan seni. Hal ini

karenakan dengan mengembangkan aspek-aspek tersebut dapat mempermudah

anak untuk melanjutkan ke tahap pendidikan selanjutnya.

Salah satu aspek yang harus dikembangkan adalah aspek perkembangan

kognitif, seperti yang tercantum dalam peraturan pemerintahan nomor 58 tahun

2009 perkembangan kognitif anak usia dini di bagi menjadi tiga tahapan

perkembangan yaitu pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk dan ukuran,

dan pola, konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf. Oleh karena itu,

pemahaman konsep bilangan merupakan dasar dan pondasi yang kuat bagi anak

2

dalam mengembangan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya yang

kompleks .

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) mengungkapkan

bahwa pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemajuan

untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga

dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk

menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan. perkembangan

kognitif anak usia dini berada pada tahap praoperasional. Pada tahap ini anak

mulai menunjukkan proses berpikir yang jelas serta anak mulai mengenali

beberapa simbol, tanda, bahasa, dan gambar.

Berdasarkan hasil laporan penilaian mingguan di TK Dharma Wanita

Jalanru di kelompok B Peneliti menemukan permasalahan pada anak di kelompok

B kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan masih rendah. Berdasarkan

hasil observasi di kelompok B Dimana pada saat pembelajaran menghitung angka

1 -20 ketika anak diminta menghitungbuah yang ada dalam gambar lalu

menuliskanlambang bilangannya di dalam lembar kerja anak. Contohnya terdapat

gambar buah apel berjumlah 5 dan anak diminta menghitung jumlah buah apel

kemudian menuliskan lambang bilangan dalam lembar kerja anak, ternyataantara

jumlah buah apel dan angka yang dituliskan dikertas masih salah. Selanjutnya

guru melakukan pembiasaan sebelum anak istirahat yaitu dengan mengacak

urutan angka 1-20 siapa yang menjawab dengan benar dan tepat maka dialah yang

pertama keluar istirahat .

3

Contohnya guru mengangkat kartu angka gambar 9 dan menanyakan

kepada anak didik tersebut ini angka berapa nak, dimana masih banyak anak

kebingunan dalam menyebutkan angka 9 menjadi angka 6. Selain itu, metode

pembelajaran yang dipakai masih dengan metode konvensional. Hal ini terlihat

saat pembelajaran, guru yang lebih dominan berbicara sedangkan anak hanya

duduk rapih di kursi dan di meja tanpa adanya pengalaman yang menarik bagi

anak. Dan media yang digunakan dalam kelas hanya menggunakan lembar kerja

anak, kartu angka, bahkan menggunakan media yang sama. Pembelajaran yang

demikian akan menimbulkan rasa bosan pada anak, sehingga anak tidak mau

belajar dan tidak semangat untuk belajar.

Itulah permasalahan yang ditemukan oleh peneliti di sekolah.

Permasalahan tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif

anak,jika tidak segera diatasiakan berdampak pada kehidupan sehari-hari anak.

Sehingga seorang guru perlu mengemas pembelajaran dengan kreatif dan menarik

bagi anak untuk memunculkan rangsangan yang baik, agar anak merasa tertarik

dan bersemangat untuk belajar. Dunia belajar anak bukanlah dengan duduk di

kelas dan mendengarkan guru berbicara. Akan tetapi pembelajaran melalui

kegiatan yang sangat menyenangkan dan membuat anak bergairah. Kegiatan

tersebut adalah kegiatan bermain. Kegiatan bermain sangatlah berpengaruh

terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak baik secara fisik maupun secara

psikologis serta berpengaruh pula terhadap perkembangan intelegensinya anak.

Bermain merupakan dunia anak yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

mereka. Melalui bermain dapat membuat anak menjadi tenang. Anak-anak akan

4

merasa senang dan tertarik saat mengikuti pembelajaran karena dilakukan melalui

kegiatan bermain. Sehingga secara tidak langsung kemampuan anak dalam

mengenal konsep bilangan akan semakin meningkat.

Melihat permasalahan di atas maka pendidik dan peneliti merasa sangat

perlu untuk mengadakan perbaikan terhadap pembelajaran dalam mengenal

konsep bilangan. Dalam hal ini peneliti ingin menerapkan salah satu metode

bermain. Metode bermain adalah metode yang menerapkan permainan atau

mainan tertentu sebagai wadah pembelajaran anak.melaluiPermainan ular tangga

dapat digunakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan mengenal

konsep bilangan pada anak. Hal tersebut karena permainan ular tangga memiliki

beberapa kelebihan ( Satrianawati , 2017:72 ) sebagai berikut:

1). Termasuk dalam media pembelajaran tematik. 2). Menarik minat peserta didik untuk belajar, karena peserta didik menjadi bermain dalam pembelajaran. 3). Anak dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara langsung. 4). Media permainan ular tangga dapat dipergunakan untuk membantu semua aspek perkembangan kecerdasan logika matematika. 5). Media permainan ular tangga dapat merangsan anak belajar memecahkan masalah sederhana tanpa disadari oleh anak. 6). Penggunaan media permainan ular tangga dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Hal ini didukung oleh penelitian Itiqomah Siti pada hari selasa tanggal 13

November tahun 2018 hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan

melalui penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga dalam

mengembangkan kognitif anak usia 5- 6 tahun di Paud Sriwijaya Lampung

Timur. Dan penelitian Raysia Tiaratahun 2015 hasil penelitian ini menunjukkan

adanya peningkatan penggunaan media ular tangga dalam kemampuan berhitung

pada anak usia 5- 6 tahun di TK Tunas Melati Bandar Lampung dan Jurnal

5

Penelitian Rahayu Rita Sri, dkkhasil penelitian ini menunjukkan adanya

peningkatan kemampuan konsep dan lambang bilangan anak usia dini melalui

modifikasi permainan ular tangga dan jurnal penelitian Amelia Lina, dkk hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa permainan modifikasi permainan ular naga

efektif dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak.

Maka untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada

anak, peneliti menggunakan metode bermain melalui media ular tangga dan

melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Penggunaan media ular

tangga untuk meningkatkankemampuan mengenal konsep bilangan anak

kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru”.

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah yang

terjadi di Tk Dharma Wanita Jalanru terkait dalam meningkatkan kemampuan

mengenal konsep bilangan sebagai berikut :

a. Media atau alat pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi sehingga

kurang menarik bagi anak.

b. Anak merasa bosan dan tidak fokus dalam belajar karena metode yang di

gunakan guru metode konvensional.

c. Kemampuan mengenal konsep bilangan anak masih rendah di kelompok B

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,maka alternative pemecahan masalah

yang ada pada anak kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru, Peneliti berupaya

6

menemukan solusi pemecahan masalah melalui penelitian tindakan kelas ( PTK)

dengan perlakuan dua siklus,yang di dukung dengan pemanfaatan permainan

media ular tangga untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan

pada anak. Alasan peneliti menggunakan media ular tangga karena permainan ini

belum pernah dilakukan oleh guru sebelumnya sebagai metode dalam

meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak. Sehingga

peneliti akan menggunakan permainan ini sebagai cara untuk menstimulus anak

agar dapat mengenal konsep bilangan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Cahyo ( dalam jurnal penelitian Rahayu Rita Sri, hlm.4 ) mengemukkan bahwa

dengan bermain ular tangga, otak kiri anak akan di asah untuk menghafal angka,

belajar berhitung, mengenal angka, dan mengurutkan langkah ).

3. Rumusan Masalah

a. Bagaimana aktivitas anak didik dalam pembelajaran mengenal konsep

bilangan dengan menggunakan media ular tangga di TK Dharma Wanita

Jalanru..?

b. Apakah pembelajaran melalui media ular tangga dapat meningkatkan

kemampuan mengenal konsep bilangan di kelompok B TK Dharma Wanita

Jalanru..?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui aktivitas anak didik saat proses belajar dikelas B dengan

menggunakan media ular tangga di TK Dharma Wanita Jalanru

7

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan

menggunakan permainan media ular tangga di TK Dharma Wanita Jalanru

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari tujuan penelitian yang dikemukakan diatas maka hasil

penelitian diharapkan memberi manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.

Adapun maanfaat teoretis dan manfaat praktis yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi guru dan

calon guru dalam mengetahui keadaan anak dalam proses belajar mengajar

khususnya penggunaan media permainan ular tangga sebagai salah satu usaha

untuk meningkatkan pemahaman bilangan anak.

b. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta lebih mendukung

teori-teori yang ada sehubungan dengan media permainan ular tangga.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Penelitiaan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk memilih

media permainan alternatif dalam meningkatkan kemampuan mengenal

konsep bilangan anak Taman Kanak-kanak Penelitian ini dapat memperluas

wawasan dan pengetahuan guru dalam menggunakan media permainan ular

tanggaa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

8

b. Bagi anak

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar anak,seningga

lebih aktif, lebih persitipatif dan semangat dalam belajar.Penelitian ini

diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan

mengenal konsep bilangan anak Taman Kanak-kanak dengan menggunakan

media permainan ular tangga.

c. Bagi peneliti

Peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapatkan di bangku

Kuliah serta menambah pengalaman,wawasan,dan ilmu pengetahuan yang

telah dimiliki peneliti.

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibuat dapat memperhatikan

penelitian yang dapat dijadikan rujukan dalam mengadakan penelitian adapun

penelitian terdahulu yang hampir sama diantaranya sebagai berikut :

Raysia Tiara (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan media

permainan ular tangga dalam meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia

5-6 tahun di TK Tunas Melati Bandar Lampung”. Berdasarkan hasil penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media

ular tangga dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia 5-6 tahun.

Itiqomah Sitti ( 2018 ) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan metode

bermain melalui permainan ular tangga dalam mengembangkan kognitif anak 5-6

tahun di PAUD Sriwijaya Lampung Timur”. Berdasarkan hasil penelitian ini

dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

media ular tangga dapat mengembangkan kognitif anak 5- 6 tahun.

Amelia Lina (2017) dalam jurnalnya “Pengaruh Modifikasi Permainan

Ular Naga dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada

anak Kelompok B2 di Paud Save The Kids Banda Aceh”. Berdasarkan hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa permainan modifikasi permainan ular

naga efektif dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada

anak.

10

Dari penelitian ketiga tersebut dapat kita simpulkan bahwa penerapan

media permainan ular tangga melalui metode bermain dapat meningkatkan

kemampuan mengenal konsep bilangan anak. Penelitia-penelitian tersebut masih

berhubungan dengan penelitian ini, dengan demikian penelitian tersebut dapat

dijadikan pendukung bagi penelitian ini.

2. Pengertian Bilangan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bilangan adalah banyaknya benda,

jumlah. Sedangkan Bilangan Menurut Sudaryanti ( 2006 : 1) adalah suatu konsep

matematika yang bersifat abstrak yang sangat penting untuk anak sebagai

landasan dasar penguasaan konsep matemtika di jenjang pendidikan selanjutnya.

Macam – macam bilangan Menurut Sudaryanti (2006 : 1-4 ) adalah sebagai

berikut : a. Bilangan cardinal adalah bilangan yang digunakan untuk menyatakan

banyaknya anggota suatu himpunan, misalnya ibu membeli 2 keranjang buah

jeruk. b. Bilangan ordinal adalah bilangan yang berfungsi untuk menyatakan

urutan atau ranking( tingkat). c. Bilangan komposit ( positif ) adalah bilangan

tersusun yang didefinisikan dengan bilangan asli yang memiliki lebih dari 2 faktor

yaitu 4,6,8,10. d. Bilangan asli adalah bilangan yang digunakan untuk membilang

( menghitung mulai dari 1, secara berurutan ). e. Bilangan sempurna, Bilangan

cacah, Bilangan bulat serta bilangan pecahan.

membilang adalah menghitung dengan menyebutkan satu persatu untuk

mengetahui berapa banyaknya. Membilang merupakan tindakan matematika

untuk menentukan berapa banyak jumlah benda yang ada. Membilang di TK

11

digunakan untuk menunjukkan pengetahuan tentang nama angka, bilangan dan

nomor.

3. Konsep Bilangan di Taman Kanak-kanak

Pemahaman konsep bilangan pada anak perlu diberikan sedini mungkin

denggan menggunakan cara yang tepat. Menurut Sudaryanti (2006:1) konsep

bilangan merupakan konsep matematika yang sangat penting untuk dikuasi anak,

karena akan menjadi dasar bagi penguasaan konsep-konsep matematika

selanjutnya.

Dapat disimpulkan bahwa memahami konsep bilangan adalahkonsep

matematika yang sangat penting untuk dikuasi oleh anak yang terdiri dari

menghitung bilangan, mengurutkan bilangan, mengenal lambang bilangan, serta

membandingkan.

4. Tahapan Pembelajaran Mengenal Konsep Bilangan Anak di Taman

Kanak-Kanak

Dalam menyampaikan materi pembelajaran mengenal konsep bilangan

untuk anak. Taman kanak-kanak merupakan tahapan-tahapan dalam

menyampaikan dan dilakukan secara bertahap, pendekatan dengan menggunakan

materi kongkrit dan gambar harus secara intensif dilakukan pada tingkat awal

anak.

Pendidikan Nasional tahun 2010 (Reswita,2018:44)bahwa indikator

mengenal konsep bilangan anak usia5–6 Tahun adalah sebagai berikut: a.

Membilang/menyebut urutan bilangan 1-10 (minimal) b. Membilang dengan

menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda- benda) sampai 10 c.

12

Membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda d.

Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10

Menurut Fatimah (dhermawan 2018:10) Tahap perkembangan konsep

bilangan pada anak sebagai berikut :

a. Pengenalan kuantitas anak-ank menghitung sejumlah benda yang telah di

tentukan dilakukan secara bertahap 1 sampai 10 kemudian 11 sampai 20

b. Menghafal urutan nama bilangan, menyebutkan nama bilangan dalm urutan

yang benar

c. Menghitung secara rasional anak tersebut memahami bilangan bila dapat

menghitung benda sambal menyebut nama bilangan

d. Menghitung maju menghitung dua kelompok benda yang digabungkan dengan

menghitung semua, dimulai dari pertama sampai yang terakhir

e. Menghitung mundur menyebutkan bilangan satu atau lebih kurangnya dari

bilangan sebelumnya. Dilakukan untuk dalam operasi pengurangan angka

menggunakan angka kecil saja

f. Berhitung melompat meneyebutkan bilangan dengan cara melompat dengan

benda bilangan tertentu yang sama

Seorang guru di Taman Kanak – Kanak dalam memberikan kegiatan

pembelajaran harus memperhatikan tahap perkembangan anak didik, alat

peraga/alat permainan, metode yang digunakan ,serta waktu, tempat dan teman

bermain anak. Kegiatan pembelajaran matematika di Taman kanak- kanak adalah

sebagai berikut : 1). Mencocokkan . 2). Angka dan hitungan. 3).

Mengelompokkan dan menggolongkan. 4). Perbandingan, Bentuk, ruang,

13

pembelajaran tentang pola, pengukuran, dan lambang bilangan. Dalam

memberikan kegiatan pembelajaran, anak diberikan pengertian dan pemahaman

tentang beberapa hal misal, kegiatan dalam mencocokkan warna, ukuran, angka,

seni dan objek.

Dalam hal menghitung dan memberi angka sebuah objek, anak diajak

berhitung saat menaiki/menuruni tangga, menghitung sejumlah benda, mengenali

tulisan angka dan lainnya. Untuk mengelompokkan dan menggolongkan , anak

diberi pengertian dan pemahaman tentang beberapa hal yang dikumpulkan

bersama dan akan menjadi suatu kelompok. Pembelajaran membilang di Taman

Kanak-Kanak dapat dilaksanakan dengan cara salah satunya melalui kegiatan

bermain. Kegiatan bermain dilakukan secara menarik, bervariasi dan

menyenangkan. Guru mengenalkan angka 1 – 20 secara bertahap dengan

memperhatikan gambar yang jumlahnya sama dengan tulisan angka dibawahnya.

Kemudian guru mengajak anak untuk menghitung jumlah gambar. Kemudian

anak di ajak menghitung 1- 20 sambil menunjuk gambar. Anak diajak untuk

mengulangi apabila masih ada salah.jika anak sudah bisa, jumlah benda boleh

ditingkatkan.

Menurut Susanto ( Rindha, 2011:5 ) Penguasaan matematika anak usia TK akan

melalui tahapan sebagai berikut :

a) Tahap Konsep pada tahap konsep ini anak menghitung segala macam benda

yang dapat dihitung dan dilhat

b) Tahap Transmisi/Peralihan merupakan peralihan dari konkret ke lambang.

Pada tahap ini anak mulai sungguh-sungguh memahami. Tahap trasmisi

14

diberikan apabila tahap konsep sudah dipahami anak dengan anak membilang

benda sesuai bilangan yang disebutkan

c) Tahap lambang pada tahap ini anak sudah diberi kesempatan untuk mengenal

dan menulis lambang bilangan, bentuk-bentuk, dan sebagainnya

5. Kegiatan Bermain dengan Benda-benda Konkrit

a. Pengertian Bermain

Para Tokoh Teori Kognitif memberikan pandangan mengenai bermain,

yaitu : Menurut Piaget, anak menjalani tahapan perkembangan kognitif sampai

akhirnya proses berpikir anak menyamai proses berpikir orang dewasa. Anak

tidak belajar sesuatu yang baru tetapi mereka belajar mempraktikkan

keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya. Menurut Vygotsky menyakini

bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognitif anak.

Seorang anak tidak dapat mampu berpikir secara abstrak tanpa melihat benda

yang sebenarnya karena makna dan objek berbaur menjadi satu.

Menurut Bruner memberikan penekanan pada fungsi bermain sebagai

sarana untuk mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas serta yang paling

penting bagi anak adalah makna bermain bukan hasil akhirnya. Menurut Docket

(Fadillah,2018:8) bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui

bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan

kemampuan dirinya.

Menurut Browne (Moeslichatoen,2004:32)

melalui bermain anak belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak. Bermain merupakan cara belajar anak yang bersifat alami. Anak dapat berlatih menggunakan kemampuan kognitinya untuk

15

memecahkan berbagai masalah seperti mengukur, membandingkan, mencari jawaban yang berbeda, berhitung dan sebagainya. Bermian merupakan pengalaman penting dalam dunia anak. Dan akan

akan memperoleh kesempatan memilih kegiatan yang disukainya, bereksperimen

dengan bermacam bahan dan alat, berimajinasi, memecahkan masalah dan

bercakap-cakap secara bebas, berperan dalam kelompok, berkerja sama dalam

kelompok, dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan. Sebab bermain

berfungsi sebagai sarana yang dapat mengembangkan anak secara optimal.

Melalui kegiatan bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan

memanfaatkan objek- objek yang dekat anak.

b. Karakteristik Bermain

Menurut Jeffree (Fadillah,2018:42 )

karakteristik bermain pada anak ada enam yaitu : 1). Bermain muncul dari dalam diri anak. 2). Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat dan kegiatan untuk dinikmati. 3). Bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya. 4). Bermain harus didominasi oleh pemain. 5). Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain.

Dari uraian mengenai karakteristik bermain anak usia dini ini dapat

dipahami bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik bermain

dengan prinsip-prinsip bermain. Keduanya mempunyai peran penting sebagai

acuan utama dalam kegiatan bermain. Oleh karenanya antara prinsip bermain dan

karakteristik bermain ini diwajib menjad perhatian bagi siapa pun yang

menginginkan kegiatan bermain berjalan sesuai yang diharapkan , yakni mampu

memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.Bermain

merupakan bagian terpenting dalam kehidupan anak karena melalui bermaian

anak-anak tumbuh dan berkembang. Anak yang kebutuhan bermainnya terpenuhi,

16

makin tumbuh dengan keterampilan yang lebih tinggi dan berkembang sesuai

dengan potensi yang dimilikinya.

c. Fungsi Bermain bagi Anak di Taman kanak-kanak

Menurut Frank (Meoslichatoen,2004:33 ) ada 8 fungsi bermain bagi anak

yaitu :

1) Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya, meniru ibu masak di dapur, dokter mengobati orang sakit, dan sebagainnya. 2). Untuk melakukan berbagai peran yang ada didalam kehidupan nyata seperti guru mengajar dikelas,sopir mengendarai bus, petani menggarap sawah, dan sebagainya. 3). Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. 4). Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng,menepuk-nepuk air. 5). Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti berperan sebagai pelanggar lalu lintas dan menjadi anak nakal. 6). Mencerminkan pertumbuhan seperti pertumbuhan misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya. 7). Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah

Menurut Hetherington (Meoslichatoen,2004:34)

bermain juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu, dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

6. Media Pembelajaran di Taman Kanak- kanak

Corte menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu sarana non

personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar

yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai

tujuan intruksional. Media pembelajaran yang digunakan ditaman kanak-kanak

terdiri dari dua jenis yaitu alat peraga yaitu semua alat yang dipergunakan oleh

pendidik untuk menerangkan/memperagakan bahan pelajaran dalam proses belajar

mengajar dan alat permainan yaitu semua alat yang dipergunakan anak untuk

17

memenuhi naluri bermainnya sehingga anak dapat melakukan proses belajar

dengan cara menyenangkan.

Prinsip-prinsip pembuatan media pembelajaran di taman kanak-kanak yaitu :

a. Media pembelajaran yang dibuat hendaknya multiguna. Multiguna disini

maksudnya adalah bahwa media tersebut dapat digunakan untuk

pemgembangan berbagai aspek perkembangan anak.

b. Bahan mudah didapat dilingkungan sekiat lembaga taman kanak-kanak dan

murah atau bisa dibuat dari bahan bekas/sisa.

c. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.

d. Dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah

kesenganan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan imajinasi serta dapat

digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi.

e. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana, dapat digunakan secara individual,

kelompok, dan klasikal.

f. Dibuat sesuai dengan perkembangan anak.

7. Hakikat Media Permainan Ular Tangga

a. Pengertian Media Ular Tangga

Permainan ular tangga juga termasuk permainan populer dikalangan anak-

anak. ulartangga merupakan permainan anak-anak berbentuk papan yang

dimainkan oleh dua orang atau lebih.Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak

kecil,sejumlah”tangga”atau”ular”digambar dibeberapa kotak yang

menghubungkannya dengan kotak lain.

18

Menurut francisca ( Yuvitasari, 2015:41) Permainan ular tangga adalah

permainan papan yang terbuat dua dimensi. Permainan ular tangga merupakan

permainan anak-anak yang berbentuk papan yang dimainkan oleh dua orang atau

lebih. Papan permainan di bagi dalamkotak-kotak kecil, sejumlah ular atau tangga

digambar dibeberapa kotak yang menghubungkan dengan kotak yang lain.

Dapat disimpulkan bahwa ular tangga adalah permainan papan untuk

anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam

kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah tangga dan ular yang

menghubungkan dengan kotak lain. Permainan ini diciptakan pada tahun 1870.

Tidak ada papan permainan standar dalam hular tangga,setiaporang dapat

menciptakan papan mereka sendiri dengan jumlah kotak,ular dan tangga yang

berlainan.

b. Bentuk, Isi dan Manfaat Ular Tangga

Permainan ular tangga memiliki bentuk khusus yaitu papan permainan di

bagi dalam kotak-kotak dan di beberapa kotak digambar sejumlah ular dan tangga

yang menghubungkan dengan kotak yang lain.Setiap pemain mulai dengan

bidaknya dikotak pertama(biasanya kotak di sudut kiri bawah)dan secara

bergiliran melemparkan dadu.bidak di jalankan sesuai dengan jumlah mata dadu

yang muncul.Bila pemain mendarat di ujung bawah sebuah tangga,mereka dapat

langsung pergi ke ujung tangga yang lain.Bila mendarat di kotak dengan

ular,mereka harus turun ke kotak di ujung bawah ular. Pemenang adalah pemain

pertama yang mencapai kotak terakhir(kotak nomor 20).Biasanya bila seorang

19

pemain mendapatkan angka 6 dari dadu,mereka mendapat giliran sekali lagi. Bila

tidak, maka giliran jatuh ke pemain selanjutnya.

2.1.Media gambar ular tangga

Menurut Raisatun (Yuvitasari, 2015:43) tata cara permainan ular tangga

tujuan permainan ular tangga adalah melatih anak supaya lebih

berkonsentrasi,melatih ketelitian anak mencapai kotak terakhir tanpa dimakan

oleh ular. Peralatan yang akan dibutuhkan 1.)papan ular tangga 2.) dadu 3.) poin

dan 4.) pemain.

Cara bermain :

a) Untuk memulai,setiap pemain mengocok dan melemparkan dadu.pemain

yang melemparkan dadu dengan angka yang paling besar akan mendapatkan

giliran pertama.

b) Taruh pemain atau pion dikotak start.lemparkan dadu dan hitung jumlah angka

yang ditunjukkan kedua dadu,lalu gerakkan poin ke kotak berikutnya dijalur

papan ular tangga sesuai dengan jumlah angka pada dadu.

c) Kalau poin tersebut berhenti pada kotak yang ada gambar ujung bawah sebuah

tangga,naik ke atas.

d) Kalau poin berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular,turun ke bawah

20

Manfaat ular tangga yaitu dapat menunjang perkembangan otak kanan dan

kiri anak.dengan permainan ini,si kecil berkenalan dengan sebuah kemenangan

dan kekalahan dalam hidup.dalam permainan ini pula,si kecil belajar mengatasi

ketegangan,akankan ia menang atau kalah.lewat permainan ini si anak kecil juga

bisa mengetahui dan belajar cara memecahkan masalah. Serta anak juga akan

menghitung jumlah mata dadu yang muncul,sehingga kemampuan menghitung

anak menjadi terangsang.

c. Langkah –langkah Permainan Ular Tangga

Berdasarkan cara bermain ular tangga dari Raisatun Nisak (Yuvitasari,

2015:46) dalam penelitian ini mengembangkan langkah-langkah permainan ular

tangga sebagai berikut:

1) Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.

2) Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan yang akan dilakukan, yaitu

permainan ular tangga.

3) Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga yang akan dijelaskan

sebagai berikut:

a) Guru mengambil sebuah dadu dan pion, kemudian diperlihatkan pada anak-

anak.

b) Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian melempar dadu, dan

menyebutkan angka yang tertera pada dadu tersebut.

c) Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur papan ular tangga

sesuai jumlah angka pada dadu, kemudian menyebutkan gambar dan angkah

yang ada pada jalur papan ular tangga dimana pion berhenti.

21

d) Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar ujung bawah sebuah

tanggaa, maka naik ke atas. jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar

kepala ular, maka turun ke bawah.

e) Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular tangga secara bersama-

sama, dengan posisi anak masih duduk membentuk lingkaran, permainan

dimulai:

a) Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan kelompok yang sudah

dibagi.

b) Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak menaruh pion pada kolom

start, kemudian melempar dadu, dan menyebutkan angka yang tertera

pada dadu tersebut.

c) Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur papan ular tangga

sesuai jumlah angka pada dadu, kemudian menyebutkan angka yang ada

pada jalur papan ular tangga dimana pion berhenti.

d. Kelebihan dan Kekurangan Permainan Ular Tangga

Penggunaan media permainan ular tangga dalam proses pembelajaran

merupakan cara yang cukup efektif apabila dilihat dari beberapa keunggulan

media. Mediapermainan ular tangga sebagai berikut :

Menurut Satrianawati (2017:72)

1) Termasuk dalam media pembelajaran tematik. 2) Menarik minat peserta didik untuk belajar, karena peserta didik menjadi bermain dalam pembelajaran. 3) Anak dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara langsung. 4) Media permainan ular tangga dapat dipergunakan untuk membantu semua aspek perkembangan anak salah satu mengembangkan kecerdasan logika matematika. 5) Media permainan ular tangga dapat merangsang anak belajar memecahkan masalah sederhana

22

tanpa disadari oleh anak.6.) Penggunaan media permainan ular tangga dapat dilakukan baik didalam kelas maupun di luar kelas.

Sedangkan Kekurangan media ular tangga sebagai berikut :

Menurut Satrianawati (2017:73)

1) Tidak dapat diselasaikan tepat waktu, karena dikhawatirkan peserta didik akan terjatuh bila menemui ekor ular. 2). Penggunaan media permainan ular tanggan memerlukan banyak waktu untuk menjelaskan kepada anak. 3). Permainan ular tangga tidak dapat mengembangkan semua materi pembelajaran. 4). Kurangnya pemahaman aturan permainan oleh anak dapat menimbulkan kericuhan. 5). Bagi anak yang tidak menguasai materi dengan baik akan mengalami kesulitan dalam bermain.

Untuk itu peran guru dalam penggunaan media permainan ular tangga di

Taman kanak-kanak sangat penting sebagai fasilitator dalam permainan ular

tangga sehingga dapat memberikan kemudahan dan keleluasaan terhadap anak

dalam melakukan permainan ini dan sebagai wasit dalam permainan ini sehingga

permainan ular tangga dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan bagi setiap

anak yang bermain dalam permainan ular tangga ini.

8. Indikator Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Kurikulum

2013 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik

Indonesia no 146 tahun 2014

Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata

kerja operasional yang dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan

keterampilan. Ini berarti indikator pencapaian kompetensi merupakan rumusan

kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik untuk

menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD).

Dalam rangka meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada

anak kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru melalui metode bermain dengan

23

menggunakan media ular tangga. Pencapaian indikator kemampuan mengenal

konsep bilangan pada anak kelompok B (usia 5-6 tahun) Peraturan Menteri

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia no 146 tahun 2014

(Kemendikbud,2015) sebagai berikut :

a. Menyebutkan angka 1-20 dengan mengangkat jari sebagai pengetahuan

membilang

b. Mengurutkan angka 1-20 sebagai pengetahuan mengenal konsep bilangan

c. Menunjukkan lambang bilangan sebagai pengetahuan mengenal lambang

bilangan

Dengan demikian indikator pencapaian kompetensi merupakan tolok ukur

ketercapaian suatu Kompetensi dasar. Hal ini sesuai dengan maksud bahwa

indikator pencapaian kompetensi menjadi acuan penilaian yang berbentuk

observasi,dokumentasi, dan teks.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan kurikulum atau Standar Paud perkembangan kognitif

merupakan salah satu perkembangan yang sangat penting bagi anak usia dini.

Standar tingkat pencapaian pekembangan berisi tentang perkembangan dan

pertumbuhan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat

perkembangan merupakan semua aspek perkembangan yang dapat dicapai anak

setiap tahap perkembangan . tingkat pencapaian perkembangan anak usia 5-6

tahun dalam perkembangan kognitif yaitu membilang banyak benda 1-20,

mengenal konsep bilangan,mengenal lambang bilangan, mengetahui konsep

banyak dan sedikit. Kemampuan membilang merupakan salah satu kegiatan

24

pemebelajaran dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak. Memahami

bilangan sangat penting karena akan membantu anak dalam memecahkan

masalah.

Pembelajaran yang selama ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita

Jalanru masih monoton dan kurang bervariasi dan anak masih kesulitan dalam

pembelajaran kegiatan mengenal konsep bilangan. Media pembelajaran yang

digunakan guru dalam kegiatan membilang masih terbatas (minim) guru dalam

kegiatan membilang langsung memberikan lembar kerja peserta didik. Metode

yang digunakan guru masih belum menarik perhatian anak, sehingga

pembelajaran yang dilaksanakan di kelas terasa membosankan bagi anak.

Akibarnya kemampuan anak di kelompok B TK Dharma Wanita Jalanru dalam

mengenal konsep bilangan masih rendah (belum optimal).

Kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan belum mencapai

tahap pada umunnya. Dalam kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak , guru

sebaiknya memperhatikan dan memahami berbagai kebutuhan belajar untuk anak

usia dini. Guru perlu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan bagi anak supaya anak mengikuti kegiatan pemebelajaran dan

kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan meningkat. Pemilihan metode

yang tepat dan media pembelajaran yang menarik bagi anak dan harus sesuai

dengan materi yang digunakan. Metode yang digunakan dalam kegiatan mengenal

konsep bilangan yaitu metode bermain melalui permainan ular tangga.

Sedangkan media pembelajarannya menggunakan benda-benda konkrit.

Hal ini akan berpengaruh pada suasana kegiatan pembelajaran dan dapat

25

meningkatkan pemahaman anak dalam membilang. Melalui bermain dengan

benda-benda konkrit anak-anak mempunyai kesempatan untuk melihat/mengamati

benda, memegang benda dan membilang ( menghitung ) benda tersebut secara

langsung.

Anak dapat belajar mengingat benda, jumlah benda, dan ciri-cirinya

meskipun benda tersebut sudah tidak ada. Penggunaan benda-benda konkrit

merupakan startegi pembelajaran yang tepat untuk dapat meningkatkan

kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan serta anak dapat membilang.

Dengan kegiatan pembelajaran melalui kegiatan bermain dengan menggunakan

media permainan ular tangga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan anak

dalam mengenal konsep bilangan dan dapat membilang di kelompok B TK

Dharma Wanita Jalanru Tahun ajaran 2019/2020.Berdasarkan uraian tersebut,

maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah

ini

26

KERANGKA PIKIR

Gambar 2.2. Kerangka pikir

Kondisi awal

Guru kurang bervariasi dalam menggunakan metode dan media sehingga kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak masih rendah

Permainan ular tangga Langkah-langkah

1. Anak duduk dikarpet dalam bentuk berkelompok 2. Guru menjelaskan tentang permainan ular tangga dan guru

memberikan contoh cara bermain ular tangga 3. Anak di ajak memperaktekkan permianan ular tangga secara

bersama dengan posisi anak duduk membentuk lingkaran

Indikator

1. Anak mampu bekerja sama dengan temannya 2. menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga 3. mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga 4. menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga 5. membilang titik yang ada pada dadu 6. menghitung langkah poin sesuai dengan jumlah titik yang ada pada

dadu

Kondisi akhir Kemampuan mengenal konsep bilangan anak meningkat

27

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis penelitian yang dapat

diajukan adalah bahwa pembelajaran melalui kegiatan bermain dengan

menggunakan permainan ular tangga dapat meningkatkan kemampuan mengenal

konsep bilangan 1- 20 kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru.

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul “Penggunaan Media Ular Tangga untuk

meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Kelompok B di

TK Dharma Wanita Jalanru Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru”

menggunakan penelitian tindakan kelas. Tindakan tersebut diberikan oleh guru

dengan arahan yang diperoleh guru dari penelitian. Penelitian tindakan kelas ini

dilakukan secara kolaboratif dimana penelitian ini dilakukan secara bekerja sama

antara peneliti dengan guru dan dimana penelitian ini menggunakan 4 tahap yaitu

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di TK Dharma Wanita Jalanru yang berlokasi di

Jl. Jalanru.Kecamata Tanete Riaja, Kabupaten Barru.Seluruh peserta didik di kelas

B yang berjumlah 15 anak di TK Dharma Wanita Jalanru yang terdiri dari 10 anak

laki-laki dan 5 perempuan.

C. Faktor Yang Diselidiki

Faktor yang di selidiki di TK Dharma Wanita Jalanru adalah faktor

proses dan faktor hasil penggunaan media ular tangga untuk meningkatkan

kemampuan mengenal konsep bilangan anak di kelompok B di TK Dharma

Wanita Jalanru. peneliti mengamati perkembangan kognitif anak dalam permainan

media ular tangga.

29

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Secara

rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Adapun yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Survei terhadap kondisi sekolah, peserta didik, fasilitas, serta metode

pembelajaran yang diterapkan di sekolah

b. Menentukan tema dan sub tema pembelajaran yang akan diberikan di TK

Dharma Wanita Jalanru

c. Menyusun RPPH (Rencana Pencapaian Pembelajaran Harian ) yang memuat

kegiatan mengenal konsep bilangan dengan menggunakan media permainan

ular tangga untuk meningkatkan kemampuan bilangan anak.

d. Membuat serta Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yang akan

digunakan

e. Peneliti membuat lembar observasi untuk melihat kondisi belajar anak dikelas.

2. Pelaksanan Tindakan

Pendidik di kelompok B TK Dharma Wanita Jalanru merupakan pelaksana

tindakan. Peneliti sebagai observer ketika pendidik mempraktekkan pengajaran

dengan menggunakan model pembelajaran bermain dengan menggukan media

ular tangga namun sebelum masuk kedalam pembelajaran pendidik dan peneliti

melakukan diskusi terlebih dahulu untuk membuat RPPH yang sesuai tema dan

30

sub tema untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan

pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media ular tangga sebagai

berikut :

a. Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.

b. Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan yang akan dilakukan, yaitu

permainan ular tangga

c. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga yang akan dijelaskan

sebagai berikut:

1) Guru mengambil sebuah dadu dan pion, kemudian diperlihatkan pada anak-

anak.

2) Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian melempar dadu, dan

menyebutkan angka yang tertera pada dadu tersebut.

3) Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur papan ular tangga sesuai

jumlah angka pada dadu, kemudian menyebutkan gambar dan angkah yang

ada pada jalur papan ular tangga dimana pion berhenti.

4) Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar ujung bawah sebuah tanggaa,

maka naik ke atas. jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular,

maka turun ke bawah.

d. Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular tangga secara bersama-

sama, dengan posisi anak masih duduk membentuk lingkaran, permainan

dimulai:

1) Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan kelompok yang sudah dibagi.

31

2) Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak menaruh pion pada kolom start,

kemudian melempar dadu, dan menyebutkan angka yang tertera pada dadu

tersebut.

3) Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur papan ular tangga sesuai

jumlah angka pada dadu, kemudian menyebutkan angka yang ada pada jalur

papan ular tangga dimana pion berhenti.

3. Tahap Observasi dan Evalusi

Peneliti melakukan observasi langsung selama proses pembelajaran.

Peneliti juga bekerjasama dengan guru kelas B untuk melihat peningkatan

kemampuan mengenal konsep anak dalam bilangan 1- 20.

4. Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tahap observasi dan tahapevaluasi dikumpulkan

kemuadian dianalisis. Dengan demikian peneliti dapat melihat dan merefleksi

apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kemampuan mengenal

konsep anak dalam bilangan 1- 20

Siklus II

Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II ini relatif sama dengan

perencanaan dan pelaksanaan dalam siklus I dengan mengadakan beberapa

perbaikan. Berdasarkan hasil refleksi siklus 1. Dan N+

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Lembar observasi (ceklist) yaitu Lembar observasi digunakan agar peneliti

lebih terarah dalam melakukan observasi sehingga hasil data yang didapatkan

mudah diolah. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui

32

kemampuan mengenal konsep bilangan anak didik melalui permainan ular

tangga.

2. Dokumentasi ( foto atau video kegiatan anak) yaitu lembar dokumentasi atau

arsif yang digunakan peneliti agar bisa memberikan keterangan atau bukti

yang berhubungan dengan proses pembelajaran dalam kemampuan mengenal

konsep bilangan melalui media ular tangga.

Adapun kisi –kisi yang digunakan dalam pedoma pengamatan sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Kisi-kisi Perkembangan Kognitif Anak Kelompok B di TK

Dharma Wanita Jalanru.

Kognitif

Variabel Sub Indikator Instrument

Kemampuan

mengenal konsep

bilangan

1. Menyebutkan angka

dengan mengangkat jari

sebagai pengetahuan

membilang

Lembar

observasi

(ceklis) dan

dokumentasi

2. Mengurutkan angka

sebagai pengetahuan

mengenal konsep bilangan

Lembar

observasi

(Ceklis) dan

dokumentasi

33

3. Menunjukkan lambang

bilangan sebagai

pengetahuan mengenal

lambang bilangan

Lembar

observasi

(Ceklis) dan

dokumentasi

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati langsung

dilapangan. Teknik observasi ini lakukan melalui pengamatan dan pencatatan

gejala-gejala pada objek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian.

Dan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh peserta didik setelah

kegiatan pemberian tindakan tentang kemampuan mengenal konsep bilangan

anak dalam bilangan 1- 20.

2. Dokumentasi, yaitu alat bantu atau pendukung untuk menghasilkan data

sekunder berupa tulisan, dokumen dan foto. Disini peneliti menggunakan

dokumentasi buku penilaian, data peserta didik dan guru serta dokumenn yang

berkaitan dengan penelitian yakni di TK Dharma Wanita Jalanru.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif

dankuantitatif. Perhitungan dalam analisis data menghasilkan persentase

pencapaian yang selanjutnya di interpresentasikan dengan kalimat.Data dalam

penelitian ini diperoleh melalui observasi dan dokumentasi langsung pada proses

pembelajaran menggunakan media ular tangga di TK Dharma Wanita Jalanru

kelompok B.

34

Teknik analisis data dalam penelitian inidilakukan dengan cara merefleksi

hasil observasi terhadap proses pembelajaranyang dilaksanakan oleh pendidik dan

anak di kelas. Data yang diperoleh dalampenelitian ini berupa hasil observasi dan

catatan lapangan.

Data yang dianalisis yaitu hasil yang diperoleh pada pelaksanaan

pembelajaran bermain untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep

bilangan anak di lapangan. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu hasil

penelitian pada tiap siklus. Peneliti membuat perbandingan persentase

kemampuan anak sebelum menggunkan media ular tangga dan sesudah

menggunakan dengan model pembelajaran bermain untuk meningkatkan

kemampuan mengenal konsep bilangan anak. Adapun rumus yang digunakan

untuk mencari persentase dalam penelitian ini menurut Sudijono (Rindha,2011:7)

adalah sebagai berikut:

Keterangan:

P = Presentase frekuensi kegiatan yang muncul

F= Frekuensi

N = Jumlah aktivitas Keseluruhan

Sesuai karakteristik penelitian tindakan kelas menggunakan indikator

keberhasilan sebagai dasar bahwa penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak

berhasil. Menurut Arikunto (Puji,2014:38) Kriterian Penilaian ada 4 tingkatan

yaitu :

1. Kriteria baik, yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100

35

2. Kriteria cukup, yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79

3. Kriteria kurang, yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55

4. Kriteria tidak baik, yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40

H. Indikator Keberhasilan

Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas, dalam penelitian ini

dinyatakan meningkat apabila dalam proses pembelajaran terlihat adanya

peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui media permainan

ular tangga dari siklus 1 ke siklus berikutnya dengan kriteria baik/berkembang

sangat baik 80 % dari total anak didik dalam kelas.

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

TK dharma wanita jalanru terletak dijalan jalanru Kelurahan Lompo

Riaja, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru. Lembaga ini cukup strategis

karena satu lokasi dengan SD Inpres Jalanru. TK dharma wanita jalanru memiliki

nomor statistik 40316794. Adapun status TK dharma wanita jalanru yaitu diakui

dengan gedung milik sendiri yang berada dibawah naungan yayasan Kasriah

Dahlan dan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Barru untuk membangun TK

dharma wanita jalanru . TK dharma Wanita Jalanru didirikan pada tahun 2003

Dengan nomor SK Pendirian 42.2/1140/DP/PD.

a. Keadaan Umum

TK dharma wanita jalanru terdapat 6 bangunan yaitu, 1 ruang kepala

sekolah, 1 ruang guru,1 ruang wc, 1 ruang gudang, 2 ruang kelas yakni Kelompok

A dan Kelompok B. Lokasi anak untuk bermain di luar di lengkapi dengan

beberapa alat permainan. Lokasi TK dharma wanita jalanruterletak di daerah

perdesaan, lokasinya sangat strategis namun masih harus ada penjagaan ketat

apabila anak-anak bermain di luar kelas dikarenakan sekolah tersebut berada tepat

dipinggir jalan jalanru.

37

b. Alat Permaianan

Tabel 4.1 Alat Permainan Di Luar Ruangan Kelas

Nama Alat Permainan Jumlah Kondisi

Prosotan 1 buah Baik

Ayunan 1 buah Baik

Jungkitan 1 buah Baik

c. Struktur Organisasi

Tabel 4.2 Kualifikasi Pendidikan Tenaga Pengajar TK Dharma Wanita

Jalanru

No Nama Jabatan Alamat

1 Kasriah Dahlan,.S.Pd Kepsek Jln Ralla bawah

2 Harianti,.S.Pd Guru Jln Alebila‟e

3 Irmayani,.S.Pd Guru Jln Ralla bawah

Tabel 4.3 Daftar Nama Anak Didik Di TK Dharma Wanita Jalanru

No Nama Anak Didik Jenis Kelamin

1 Restu Aditia Perdana Laki-laki

2 Muh Fiqri Laki-laki

3 Farid Laki-laki

4 Aziza Perempuan

5 Fadilla Nur Afni Perempuan

38

6 Muh Nabil Laki-laki

7 Muh Evan Laki-laki

8 Nur Amelia Perempuan

9 Ramadhan Dwi Putra Laki-laki

10 Rahmat Rifaldy Laki-laki

11 Muh Shaleh Laki-laki

12 Muhammad Dzaki Laki-laki

13 Haikal Laki-laki

14 Adelia Perempuan

15 Nur azizah Perempuan

Dari uraian di atas mengenai gambaran umum lokasi peneliti maka yang

menjadi sasaran peneliti dalam hal ini yaitu tenaga pengajar atau tenaga pendidik

kelompok B yang memiliki jumlah anak didik sebanyak 15 orang yakni 10 orang

anak laki-laki dan 5 orang anak perempuan yang didampingi oleh 1 orang tenaga

pengajar tetapi, ada 1 anak didik yang kurang aktif yang bernama Farid.

d. Proses Pembelajaran Pra Tindakan di TK Dharma Wanita Jalanru

Proses pembelajaran meningkatkan kemampuan mengenal konsep

bilangan anak di kelompok B TK Dharma Wanita Jalanru. Pembelajaran tersebut

disusun oleh guru di kelompok B dengan alokasi waktu 60 menit. Langkah

pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi, dilanjutkan

dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu Lonceng

berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-anak masuk

satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan pembelajaran

39

didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa bersama (doa

sebelum belajar)kemudian guru mengajak peserta didik membaca surah-surah

pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru mengajak

peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari, panca indra

dan satu-satu aku sayang ibu).guru mengkomunikasikan tema yaitu „Binatang

Darat‟.

Guru melakukan tanya jawab tentang „Binatang Darat‟ pada sub tema sapi.

Kemudian guru menjelaskan atau bercakap-cakap tentang sapi. Langkah kedua

guru menjelaskan kegiatan menghitung jumlah sapi dan mewarnai gambar sapi di

lembar kerja anak (LKA).Langkah ketiga guru membimbing pelaksanaan kegiatan

menghitung jumlah sapi dan mewarnai gambar sapi akan tetapi,Proses

pembelajaran berlangsung kurang kondusif, karena masih banyak anak yang

kurang memperhatikan dan beberapa anak sibuk bermain sendiri atau teman

lainnya. Salah satu penyebab kondisi tersebut adalah anak kurang tertarik dalam

mengikuti pelajaran khususnya mengenal konsep bilangan minimnya penggunaan

media. Media pembelajaran yang dipakai guru dapat dikatakan monoton karena

hanya memakai media yang sama khususnya belajar mengenal konsep bilangan,

sehingga menimbulkan rasa cepat bosan pada anak dan berpengaruh pada prestasi

anak dalam kognitif.

Masih banyak anak yang kurang meningkat kemampuan mengenal konsep

bilangan 1-20 sehingga ini menjadi landasan untuk meningkatkan kemampuan

mengenal konsep bilangan anak dengan menggunakan media belajar ular

tangga.Langkah ke empat anak istirahat dan bermain dan pada kegiatan penutup,

40

guru mengajak anak untuk melakukandiskusi tentang pembelajaran hari ini dan

menanyakan bagaimana perasaanya saat melaksanakan kegiatan tersebut.

Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang sipaku gelang) membaca

doa sebelum pulang (surah Al-Asr) ,salam dan pulang.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Data Hasil Pra Tindakan Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep

Bilangan Anak

Untuk mengetahui kondisi awal untuk peningkatan kemampuan anak-anak

dalam mengenal konsep bilangan sebelum dilakukan penelitian. Penelitian

melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap peningkatan kemampuan awal

mengenal konsep bilangan pada kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru.

Untuk meningkatkan Kemampuan mengenal konsep bilangan yang diamati terdiri

dari 3 kemampuan, yakni menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular

tangga, mengurutkan lambang bilangan 1-20 melalui papan permainan ular

tangga, dan menunjukkan lambang bilangan 1-20 melalui papan permainan ular

tangga. Dan aktivitas anak didik yang diamati terdiri atas 2 kemampuan,

membilang titik yang ada pada dadu dan yakni menghitung langkah point sesuai

jumlah titik yang terdapat pada dadu.

Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,

dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu

Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-

anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan

pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa

bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca

41

surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru

mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,

panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). guru mengkomunikasikan tema yaitu

„Binatang Darat‟. Guru melakukan tanya jawab tentang „Binatang Darat‟ pada sub

tema sapi. Kemudian guru menjelaskan atau bercakap-cakap tentang sapi.

Langkah kedua guru menjelaskan kegiatan menghitung jumlah sapi dan mewarnai

gambar sapi di lembar kerja anak (LKA).

Langkah ketiga guru membimbing pelaksanaan kegiatan menghitung

jumlah sapi dan mewarnai gambar sapi. Pada saat proses pembelajaran

berlangsung masih banyak anak kurang memperhatikan gurunya dimana peserta

didik sibuk bermain dengan temannya, dan ada beberapa anak sibuk ngobrol

dengan teman kelompoknya sehingga tidak mengerjakan tugasnya sampai selesai.

Dalam hal ini Kondisi peningkatan kemampuan anak dalam mengenal konsep

bilangan anak dapat diketahui bahwa peningkatan kemampuan mengenal konsep

bilangan belum berkembang baik. Data kemampuan awal sebelum tindakan juga

diperoleh melalui data yang dimiliki guru. Berdasarkan data penilaian yang

dimiliki guru diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan

anak-anak dalam mengenal konsep bilangan belum berkembang baik. Langkah ke

empat anak istirahat dan bermain dan pada kegiatan penutup, guru mengajak anak

untuk melakukandiskusi tentang pembelajaran hari ini dan menanyakan

bagaimana perasaanya saat melaksanakan kegiatan tersebut. Selanjutnya guru

mengajak anak bernyanyi (lagu gelang sipaku gelang) membaca doa sebelum

pulang (surah Al-Asr) , salam dan pulang.

42

Hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik Peningkatan kemampuan

mengenal konsep bilangan pada pra tindakan yang disajikan dalam Tabel di

bawah ini :

Tabel 4.4. Hasil Observasi Dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Peningkatan

Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Pada Pra

Tindakan

No Nama Anak Didik

Mengenal Konsep Bilangan Skor Presentase Kriteria

S.1 S.2 S.3 S.4 S.5 1 Aditia

2 1 1 1 1 6 30% Tidak baik/Belum berkembang

(BB) 2 Fiqri

2 1 1 1 1 6 30% Tidak baik/Belum berkembang

(BB) 3 Aziza

1 1 1 1 1 5 25% Tidak baik/Belum berkembang

(BB)

4 Dilla 1 1 1 1 1 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

5 Nabil 2 1 1 1 1 6 30%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

6 Evan 1 1 1 1 1 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

7 Amelia 1 1 1 1 1 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

8 Putra 1 1 1 1 1 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

9 Rahmat 1 1 1 1 1 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

10 Shaleh 2 1 1 1 1 6 30%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

11 Dzaki 2 2 2 2 1 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

12 Haikal 1 1 1 1 1 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

13 Adelia 2 1 2 2 2 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

14 Nur.azizah 2 1 1 1 1 6 30%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

Rata –Rata Presentase Aktivitas Anak Didik PeningkatanKemampuan Mengenal Konsep Bilangan

29,64% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

Ket :

43

Soal 1(S.1) : Menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular tangga

Soal 2(S.2) : Mengurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga

Soal 3(S.3) : Menunjukkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga

Soal 4(S.4) : Membilang titik yang ada pada dadu

Soal 5(S.5):Menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu

Dari Tabel diatas dapat dikatakan bahwa pencapaian peningkatan

kemampuan mengenal konsep bilangan anak belum berkembang karena dilihat

dari hasil rata-ratanya yaitu 29,64% dengan menunjukkan kriteria tidak baik. Dari

14 anak didik 2 anak yang memiliki kriteria kurang atau mulai berkembang yaitu

dimana Dzaki dan Adelia sudah mampu menyebutkan, mengurutkan lambang

bilangan, menunjukan lambang bilangan kurang dari 1-10 dengan bantuan guru

melalui permainan ular tangga dan pada saat Dzaki dan Adelia menjalankan

permainan melempar daduDzaki dan Adelia dapat menyesuaikan titik yang

didapat dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu

, mengikuti aturan yang telah dijelaskan oleh guru dan 12 anak yang memiliki

kriteria tidak baik atau belum berkembang. Aditia, Fiqri, Aziza, Dilla, Nabil,

Evan, Amelia, Putra, Rahmat, Shaleh, Haikal, dan Nur azizah belum berkembang

karena dimana pada saat menyebutkan, menggurutkan lambang bilangan,

menunjukkan lambang bilangan 1-20 masih harus dibantu, di bimbing serta

dicontohkan oleh guru. Putra, Amelia, dan Nur azizah pada saat melempar

dadu/mengocok dadu saat menjalankan orang (bidak) tidak menyesuaikan titik,

langkah point yang didapat , mudah bosan serta tidak mengikuti aturan yang telah

dijelaskan oleh guru Evan, Nabil, Shaleh selalu ingin bermain sendiri sehingga

44

pada saat kegiatan berlangsung guru harus memberikan pengertian dan arahan

tentang tidak boleh egois dan harus saling berbagi sesama teman.

Tabel hasil aktivitas anak didik Peningkatan kemampuan mengenal konsep

bilangan anak pada pra tindakan diatas dapat disajikan melalui Tabel rekapitulasi

di bawah ini :

Tabel4.5. Rekapitulasi Hasil Observasi Dan Evaluasi Aktivitas Anak

Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Pra

Tindakan

No Kriteria

Jumlah Anak Didik Presentase Skor

1 Tidak Baik/ Belum Berkembang (BB) 12 23,21 325

2 Kurang /Mulai Berkembang (MB) 2 6,43 90

3 Cukup /Berkembang Sesuai Harapan(BSH)

4 Baik /Berkembang Sangat Baik (BSB)

Rata –Rata Presentase Aktivitas Anak Didik Peningkatan Mengenal Konsep Bilangan

29,64%

Adapun hasil dari rekapitulasi hasil Observasi Dan EvaluasiAktivitas anak

didik untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak sebelum

tindakan yaitu 29,64% . Masih banyak peserta didik belum mencapai nilai kriteria

yang ditentukan yaitu kriteria baik/ Berkembang sangat baik(BSB). Dengan

begitu perlu adanya tindakan selanjutnya yang akan meningkatkan kemampuan

mengenal konsep bilangan anak yang akan dilaksanakan pada siklus

I.Berdasarkan data di atas, keadaan tersebut menjadi landasan peneliti untuk

melakukan tindakan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan,

dengan menggunakan media ular tangga yang sudah disediakan oleh peneliti serta

45

menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan yaitu metode bermain

Kegiatan bermain ular tangga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

mengenal konsep bilangan anak di kelompok B TK Dharma Wanita Jalanru.

2. Data Hasil Tindakan Siklus I Peningkatan Kemampuan Mengenal

Konsep Bilangan

Penelitian dalam siklus I terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi, dimana pada siklus ini

dilaksankan tiga kali pertemuan. Pertemuan yang pertama dilaksanakan pada hari

selasa tanggal 22 Oktober 2019, pertemuan yang kedua dilaksanakan pada hari

rabu tanggal 23 Oktober 2019, dan pertemuan yang ketiga dilaksanakan pada hari

kamis tanggal 24 Oktober 2019. Berikut merupakan deskripsi pelaksanaan

penelitian siklus I.

a. Tahap Perencanaan

1. Menentukan tema

Peneliti dalam menentukan tema yang akan digunakan dengan

menyusaikan tema yang ada di TK dharma wanita jalanru. Tema yang digunakan

adalah tema “Binatang”.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini disusun oleh

peneliti yang bekerja sama dengan pendidik.

3. Menyiapkan media

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan media untuk

kegiatan pembelajaran yaitu permainan ular tangga. Seperti gambar dibawah ini

46

4.1.Media gambar ular tangga

4. Mempersiapkan Instrument

Peneliti ini menggunakan lembar observasi berbentuk ceklist. Lembar

observasi digunakan untuk mengukur Peningkatan kemampuan mengenal konsep

bilangan anak pada proses pembelajaran.

b. Tahap Tindakan

Proses tindakan siklus I terdiri dari pertemuan 1, pertemuan 2, dan

pertemuan 3 yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan ahkir. Siklus satu

menggunakan tema binatang. Deskripsi tiap pertemuan sebagai berikut :

1). Siklus I pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan dilakasankan pada hari selasa,22 Oktober 2019

dengan menggunakan tema binatang, sub tema binatang darat, dan sub-sub tema

ayam

a) Kegitan Awal

Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,

dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu

Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-

anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan

47

pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa

bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca

surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru

mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,

panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). Sebelum melakukan kegiatan proses

belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dulu dengan bercakap-

cakap dan tanya jawab tentang tema binatang ayam.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti untuk

melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan media ular tangga. Dalam

permainan ular tangga terdapat beberapa gambar binatang dan tanaman. Langkah

yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan anak

yaitu:

a) Guru menyiapkan bahan utnuk mengenal konsep bilangan anak yaitu media

ular tangga dan dadu yang sudah disediakan oleh peneliti

b) Peneliti menjelaskan aturan permainan dan mengenalkan beberapa binatang

pada anak, Peneliti membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok 1

terdiri dari 2- 4 orang anak.

c) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan

permainan ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan cara

melaksanakan kegiatan menyebutkan,menggurutkan ,menunjukkan lambang

bilangan angka 1-20 melalui permainan ular tangga dan membilang titik yang

ada pada dadu serta menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat

48

pada dadu. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan setiap

kelompok melakukan permainan sampai pada kotak terakhir/finish. Dimana

pada saat menjalankan permainan ular tangga ada beberapa anak sibuk

ngobrol dengan teman kelompoknya sehingga tidak menjalankan orang

(bidak), Evan, Nabil, Shaleh selalu ingin bermain sendiri sehingga pada saat

kegiatan berlangsung guru harus memberikan pengertian dan arahan tentang

tidak boleh egois dan harus saling berbagi sesama teman.

d) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami

kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan

membereskan peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan sebelum

makan,berdoa sebelum makan(doa sebelum makan) ,dan makan bersama.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilakukan setelah proses belajar dimana anak diajak duduk

melingkar untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan

guru bertanya pada anak, perasaan ketika melakukan kegiatan, serta menanyakan

gambar apa saja yang terdapat pada gambar ular tangga, membaca doa harian (

doa keselamatan dunia ahkirat, doa kedua orang tua,doa keluar rumah) dan pesan-

pesan untuk anak dan Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang

sipaku gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan pulang.

2). Siklus I Pertemuan Ke 2

Pelaksanaan tindakan dilakasankan pada hari rabu,23 Oktober 2019

dengan menggunakan tema binatang, sub tema binatang darat, dan sub-sub tema

kucing

49

a) Kegitan Awal

Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,

dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu

Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-

anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan

pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa

bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca

surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru

mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,

panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). Sebelum melakukan kegiatan proses

belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dulu dengan bercakap-

cakap dan tanya jawab tentang tema binatang kucing.

b). Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti untuk

melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan media ular tangga. Langkah

yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan anak

yaitu:

a) Guru menyiapkan bahan utnuk mengenal konsep bilangan anak yaitu media

ular tangga dan dadu yang sudah disediakan oleh peneliti

b) Peneliti menjelaskan aturan permainan dan mengenalkan beberapa binatang

pada anak, Peneliti membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok 1

terdiri dari 2- 4 orang anak.

50

c) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan

permainan ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan cara

melaksanakan kegiatan menyebutkan,menggurutkan ,menunjukkan lambang

bilangan angka 1-20 melalui permainan ular tangga dan membilang titik yang

ada pada dadu serta menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat

pada dadu. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan setiap

kelompok melakukan permainan sampai pada kotak terakhir/finish. Dimana

pada saat menjalankan permainan ular tangga ada beberapa anak sibuk

ngobrol dengan teman kelompoknya sehingga tidak menjalankan orang

(bidak), Evan, Nabil, Shaleh selalu ingin bermain sendiri sehingga pada saat

kegiatan berlangsung guru harus memberikan pengertian dan arahan tentang

tidak boleh egois dan harus saling berbagi sesama teman.

d) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami

kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan

membereskan peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan sebelum

makan,berdoa sebelum makan(doa sebelum makan) ,dan makan bersama

c). Kegiatan Akhir

Kegiatan ahkir dilakukan setelah proses belajar dimana anak diajak duduk

melingkar untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan

guru bertanya pada anak, perasaan ketika melakukan kegiatan, serta menanyakan

gambar apa saja yang terdapat pada gambar ular tangga, membaca doa harian (

doa keselamatan dunia ahkirat, doa kedua orang tua,doa keluar rumah) dan pesan-

51

pesan untuk anak dan Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang

sipaku gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan pulang.

3). Siklus I Pertemuan Ke 3

Pelaksanaan tindakan dilakasankan pada hari kamis,24 Oktober 2019

dengan menggunakan tema binatang, sub tema binatang darat, dan sub-sub tema

kambing

a). Kegitan Awal

Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,

dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu

Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-

anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan

pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa

bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca

surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru

mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,

panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). Sebelum melakukan kegiatan proses

belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dulu dengan bercakap-

cakap dan tanya jawab tentang tema binatang kucing.

b). Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti untuk

melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan media ular tangga. Langkah

yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan anak

yaitu:

52

a) Guru menyiapkan bahan utnuk mengenal konsep bilangan anak yaitu media

ular tangga dan dadu yang sudah disediakan oleh peneliti

b) Peneliti menjelaskan aturan permainan dan mengenalkan beberapa binatang

pada anak, Peneliti membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok 1

terdiri dari 2- 4 orang anak.

c) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan

permainan ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan cara

melaksanakan kegiatan menyebutkan,menggurutkan ,menunjukkan lambang

bilangan angka 1-20 melalui permainan ular tangga dan membilang titik yang

ada pada dadu serta menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat

pada dadu. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan setiap

kelompok melakukan permainan sampai pada kotak terakhir/finish. Dimana

pada saat menjalankan permainan ular tangga ada beberapa anak sibuk

ngobrol dengan teman kelompoknya sehingga tidak menjalankan orang

(bidak) dan tidak sabar menunggu giliran, Evan, Nabil, Shaleh mulai

bergabung bermain bersama dengan temannya yang lain. Dan ada beberapa

anak sudah bisa mematuhi aturan yang telah dijelaskan pendidik.

d) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami

kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan membereskan

peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan sebelum makan,berdoa

sebelum makan(doa sebelum makan) ,dan makan bersama

53

c). Kegiatan Akhir

dilakukan setelah proses belajar dimana anak diajak duduk melingkar

untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan guru bertanya

pada anak, perasaan ketika melakukan kegiatan, serta menanyakan gambar apa

saja yang terdapat pada gambar ular tangga, membaca doa harian ( doa

keselamatan dunia ahkirat, doa kedua orang tua,doa keluar rumah) dan pesan-

pesan untuk anak dan Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang

sipaku gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan pulang.

c. Tahap Pengamatan (observasi)

Pada saat guru menjelaskan beberapa anak berusaha memahami yang di

sampaikan oleh pendidik dan terdapat anak tidak fokus hal ini terbukti ada

beberapa anak sibuk ngobrol dengan teman kelompoknya, terdapat beberapa anak

yang tidak sabar menunggu giliran oleh karena itu ada 7 anak belum berkembang,

5 anak mulai berkembang, 2 berkembang sesuia harapan oleh karena itu pendidik

lebih menekankan untuk memberikan pengarahan tentang peraturan dalam

melaksanakan pembelajaran kemampuan mengenal konsep bilangan anak melalui

media ular tangga anak mulai paham dalam setiap aturan pelaksanaa kegiatan

pembelajaran meskipun belum seluruhnya optimal.

Adapun hasil observasi aktivitas anak didik Peningkatan kemampuan

mengenal konsep bilangan pada pertemuan kesatu, pertemuan kedua, dan

pertemuan ketiga pada Siklus I yang disajikan dalam Tabeldi bawah ini :

54

Tabel 4.6. Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Peningkatan

Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Pada Pertemuan

1,2, dan 3 Pada Siklus I

No Nama Anak Didik

Skor P. 1

Presentase Skor P.2

Presentase Skor P.3

Presentase Kriteria

1 Aditia

7 35% 7 35% 10 50% Kurang/ Mulai

Berkembang(MB)

2 Fiqri

6 30% 6 30% 9 45% Kurang/ Mulai

Berkembang(MB)

3 Aziza

5 25% 5 25% 8 40% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)

4 Dilla

5 25% 5 25% 8 40% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)

5 Nabil

6 30% 7 35% 10 50% Kurang/ Mulai

Berkembang(MB)

6 Evan

5 25% 5 25% 7 35% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)

7 Amelia

5 25% 5 25% 7 35% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)

8 Putra

5 25% 5 25% 7 35% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)

9 Rahmat

5 25% 5 25% 8 40% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)

10 Shaleh

6 30% 6 30% 11 55% Kurang/ Mulai

Berkembang(MB)

11 Dzaki

9 45% 9 45% 12 60% Cukup /Berkembang sesuai harapan(BSH)

12 Haikal

5 25% 5 25% 8 40% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)

13 Adelia

9 45% 9 45% 12 60% Cukup /Berkembang sesuai harapan(BSH)

14 Nur.aziz

ah 6 30% 6 30% 10 50%

Kurang/ Mulai Berkembang(MB)

Rata –Rata Presentase Aktivitas Anak Didik Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Siklus I

45,35%

Kurang/ Mulai Berkembang(MB)

Ket :Skor Pertemuan 1(Skor.P.1)

Skor Pertemuan 2(Skor.P.2)

Skor Pertemuan 3(Skor.P.3)

55

dapat diketahui pencapaian peningkatan kemampuan mengenal konsep

bilangan anak dikelompok b pada siklus I menggambarkan bahwa dari 14 anak

ada 7 anak yang memiliki kriteria belum berkembang karena pada saat

menjalankan permainan ular tangga sibuk cerita dengan temannya, tidak

mengikuti peraturan yang sudah dijelaskan oleh karena dimana pada saat

menjalankan orang ( bidak) tidak sesuai dengan jumlah point yang di dapat.5 anak

memiliki kriteria mulai berkembang karena dimana pada saat menjalankan orang(

bidak) mengurutkan angka yang didapat pada saat melempar dadu dari awal star

menuju angka selanjutnya ke arah kanan dan jika mendapatkan tangga maka anak

tersebut naik ke angka selanjutnya tetapi mendapatkan ular maka anak tersebut

turun ke angka yang lebih rendah. Sudah mulai mematuhi aturan yang telah

dijelaskan oleh pendidik.

2 anak yaitu Dzaki dan Adelia memiliki kriteria berkembang sesuai

harapan karena dimana sudah bisa menyebutkan, menggurutkan, menunjukkan

lambang bilangan tanpa harus di ingatkan dan di bimbing oleh peneliti serta sudah

dapat membantu temannya. Pada saat melempar dadu Dzaki dan Adelia sangat

bersemangat dan menjalankan orang (bidak) sesuai jumlah titik yang didapat pada

dadu. Mematuhi aturan karena pada saat mendapatkan ular di nomor 10 Dzaki

langsung menurunkan orang (bidak) nya di bawah ke nomor 3. Adelia pada saat

mendapatkan anak tangga di nomor 7 langsung naik ke nomor 13 tanpa harus

ditanya.

Dari Tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik peningkatan

Kemampuan mengenal konsep bilangan pada pertemuan kesatu, pertemuan kedua,

56

dan pertemuan ketiga pada siklus I di atas dapat disajikan melalui Tabel dibawah

ini:

Tabel4.7. Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik

Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada

Pertemuan Kesatu, Pertemuan Kedua,Dan Pertemuan Ketiga

Pada Siklus I

No Kriteria Jumlah Anak Didik

Presentase Skor

1 Tidak Baik/ Belum Berkembang (BB) 7 18,92% 265 2 Kurang /Mulai Berkembang (MB) 5 17,85% 250 3 Cukup /Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 2 8,58% 120 4 Baik /Berkembang Sangat Baik (BSB)

Rata –rata presentase aktivitas anak didik peningkatankemampuan mengenal konsep bilangan pada siklus I

45.35%

Berdasarkan Tabel rekapitulasi data hasil aktivitas dan evaluasi anak

didik utnuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak pada

pertemuan kesatu, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga pada siklus I

mengalami sedikit peningkatan. Dari 14 anak ada 7 anak memiliki kriteria belum

berkembang yaitu karena Aziza memperoleh jumlah skor 8 pada pertemuan ketiga

siklus I karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan

ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,

menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik

yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang

terdapat pada dadu. Aziza hanya menyebutkan dan menunjukkan 1-10 saja dan

masih harus di ingatkan dan dibantu oleh peneliti sedangkan Aziza hanya dapat

mengurutkan lambang bilangan 1 terus melangkah naik ke atas tanpa mengikuti

57

aturan yang telah ditetapkan dan di contohkan oleh peneliti. Membilang titik yang

ada pada dadu dan menghitung langkah point Aziza sudah mampu meskipun

masih harus di ingatkan dan di bantu oleh guru.

Dilla memperoleh jumlah skor 8 pada pertemuan ketiga siklus I karena

pada saat kegitan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular tangga,

menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,

menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik

yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang

terdapat pada dadu. Dilla hanya menyebutkan dan menunjukkan angka 1-10 dan

itu pun masih harus di ingatkan di bantu oleh peneliti dan aziza pun juga termasuk

anak pendiam di kelas. Mengurutkan lambang bilangan aziza belum bisa dan

sering meninggalkan pekerjaannya. Akan tetapi dalam membilang titik dan

menghitung langkah poin yang ada pada dadu lumayan bisa meskipun harus

dituntun dan dibantu oleh peneliti.

Evan memperoleh jumlah skor 7 pada pertemuan ketiga siklus I karena

pada saat kegitan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular tangga,

menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,

menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik

yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang

terdapat pada dadu. Evan hanya menyebutkan angka 1-10 dan sudah mampu

membilang titik yang ada pada dadu tersebut meskipun harus dengan bimbingan

oleh peneliti. Mengurutkan, menunjukkan lambang bilangan dan menghitung

langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu belum bisa karena pada

58

saat mengurutkan eval selalu ingin melangkah keatas tanpa mengikuti urutan

kekanan. Amel dan Putra memperoleh jumlah skor 7 pada pertemuan ketiga

siklus I karena pada saat kegitan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular

tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,

menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik

yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang

terdapat pada dadu.Amel dan Putra menyebutkan angka 1-10 dan membilang titik

yang ada pada dadu lumayan bisa meskipun harus di bimbing sedangkan

menunjukkan, mengurutkan dan menghitungkan langkah point sesuai lambang kar

bilangan belum bisa karena pada saat pembelajaran Amel dan Putra sibuk

mengganggu teman dan tidak menyelesaikan pekerjaannya dan kadang tidak

sesuai dengan jumlah titik yang didapat.

Rahmat memperoleh jumlah skor 8 pada pertemuan ketiga siklus I

karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular

tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,

menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik

yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang

terdapat pada dadu. Rahmat lumayan bisa menyebutkan dan menunjukkan

lambang bilangan 1-10 meskipun masih harus di ingatkan oleh peneliti dan pada

saat mengurutkan lambang bilangan Rahmat mengurutkan dari kiri bukan dari

kanak. Haikal memperoleh jumlah skor 8 pada siklus I karena pada saat kegiatan

menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular tangga, menggurutkan lambang

bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga, menunjukkan lambang bilangan

59

melalui permainan ular tangga, membilang titik yang ada pada dadu, dan

menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu. Haikal

lumayan bisa menyebutkan, menunjukkan 1- 10 masih tidak berurutan dalam

menyebutkan angkanya dan membilang titik yang ada pada dadu meskipun harus

di ingatkan dan contohkan oleh peneliti Haikal belum bisa mengurutkan lambang

bilangan dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu.

Bahwa anak yang memiliki kriteria kurang/mulai berkembang (MB) ada

5 anak karena Aditia memperoleh jumlah skor 10 pada pertemuan ketiga siklus I

karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular

tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,

menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik

yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang

terdapat pada dadu. Aditia hanya menyebutkan, menggurutkan, menunjukkan

angka 1 sampai 10 saja dan itu pun masih di ingatkan dan di bantu oleh

penelitimembilang dan menghitung langka point lumayan bisa meskipun harus

dibantu oleh peneliti dan selalu ingin main sendiri. Fiqri memperoleh jumlah skor

9 pada pertemuan ketiga siklus I karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-

20 melalui permainan ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui

permainan ular tangga, menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular

tangga, membilang titik yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point

sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu.

60

Fiqri hanya menyebutkan,menunjukkan,membilang titik yang ada pada

dadu dan menghitung langkah poin sesuai jumlah yang terdapat pada dadu 1

sampai 10 dan itu pun masih di ingatkan dan di bantu oleh peneliti karena pada

saat kegiatan berlangsung Fiqri selalu meninggalkan perkerjaannya tersebut. Nabil

memperoleh jumlah skor 10 pada pertemuan ketiga siklus I karena pada saat

kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular tangga, menggurutkan

lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga, menunjukkan lambang

bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik yang ada pada dadu, dan

menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu. Nabil

lumayan bisa menyebutkan angka 1-10 dan membilang titik yang ada pada dadu

meskipun tidak menyelesaikan pekerjaan dan pada saat ahkir pembelajaran Nabil

baru ingin mau melanjutkan pekerjaan setelah dibujuk oleh peneliti.

Shaleh memperoleh jumlah skor 11 pada pertemuan ketiga siklus I

karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular

tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,

menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik

yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang

terdapat pada dadu. Shaleh lumayan bisa dalam menyebutkan angka 1-20 secara

mandiri tanpa harus di ingatkan oleh peneliti. Mengurutkan, menunjukkan,

membilang titik dan menghitung langkah poin lumayan bisa karena pada saat

peneliti mencontohkan cara bermain ular tangga Shaleh menyimak dengan baik

dan dapat menyelesaikan tugasnya.

61

Bahwa anak yang memiliki kriteria cukup/berkembang sesuai harapan

(BSH) ada 2anak karena Dzaki dan Adel memperoleh jumlah skor 12 pada

pertemuan ketiga siklus I karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20

melalui permainan ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui

permainan ular tangga, menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular

tangga, membilang titik yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point

sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu. Dzaki dan Adel cukup bisa dalam

menyebutkan dan menunjukkan angka 1-20 secara mandiri tanpa bantuan oleh

peneliti dan mengurutkan, membilang titik dan menghitung langkah point

lumayan bisa karena dapat mengurutkan angka 1-10 dari awal star menuju angka

selanjutnya ke arah kanan dan dapat menyelesaikan tugas dari awal pembelajaran

sampai ahkir pembelajaran.

Berdasarkan pelaksanaan sebelum tindakan menunjukkan bahwa

peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan belum seluruhnya optimal

karena masih terdapat anak yang memiliki kriteria tidak baik/belum

berkembang(BB) Sebelum tindakan memperoleh rata-rata presentase 29,64%

yang diperoleh dari keseluruhan rata-rata yang dimiliki oleh anak. sedangkan pada

siklus I memiliki kriteria kurang/ mulai berkembang dengan memperoleh hasil

rata-rata presentase 45,35% yang diperoleh dari pertemuan terahkir yaitu

pertemuan ketiga karena pertemuan ketiga memperoleh hasil rata-rata presentase

tertinggi dari pertemuan I dan pertemuan II. Namun hal ini belum mencapai

kriteria yang diharapkan kriteria yaitu kriteria baik/ berkembang sangat baik

62

(BSB), maka peneliti ingin memperbaiki hasil pada pelaksanaan penelitian ke

siklus II.

d. Tahap Refleksi Siklus I

Refleksi dalam penelitian ini adalah evaluasi yang dilakukan yang

terhadap pelaksanaan kegiatan pada siklus I. hasil refleksi selanjutnya dijadikan

pedoman untuk pelaksanaan kegiatan Menggunakan media ular tangga melalui

metode bermain pada siklus II. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa proses

kegiatan pembelajaran menggunakan media ular tangga dinilai dapat memberikan

stimulus untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak.

Dan refleksi dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala selama proses

pemebelajaran berlangsung pada siklus I. pada tindakan siklus I terlihat anak

kurang kondusif terutama pada kelompok yang sedang menunggu giliran

bermain. Kondisi tersebut disebabkan anak menunggu giliran terlalu lama.

Adapun kendala –kendala pada siklus I sebagai berikut

1) Saat permainan berlangsung anak yang belum atau sudah mendapat giliran

cenderung untuk bermain sendiri

2) Terdapat anak ketika tidak bersemangat hanya diam atau melakukan kegiatan

sendiri

3) Beberapa anak kurang aktif dan cenderung diam, berdasarkanhasil yang

diperoleh pada siklus I terajdi peningkatan dalam kemampuan mengenal

konsep bilangan namun masih banyak belum mencapai indikator yang

ditentukan, sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II.

Dari beberapa kendala tersebut maka peneliti dan guru melakukan

perbaikan pelaksanaakan tindakan yaitu :

63

1) Guru memberikan motivasi dan semangat kepada anak khususnya anak kurang

aktif

2) Mengkondisikan anak terutama pada kelompok yang tidak sedang melakukan

permainan ular tangga.

3) Memberikan reward berupa bintang atau good job kepada keseluruh anak agar

lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran

3. Data Hasil Tindakan Siklus II Peningkatan Kemampuan Mengenal

Konsep Bilangan

Ada siklus II ini dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatkan

hasil presentase pada siklus I dalam kemampuan mengenal konsep bilangan di TK

dharma wanita jalanru dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan yang

pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 29 oktober 2019, pertemuan yang

kedua dilaksankan pada hari rabu tanggal 30 oktober 2019, dan pertemuan yang

ketiga dilaksanakan pada hari kamis tanggal 31 oktober 2019. Adapun tahapan

tindakan siklus II yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan

refleksi. Tema yang digunakan pada siklus II yaitu Tanaman. Berikut merupakan

deskripsi pelaksanaan penelitian siklus II.

a. Tahap Perencanaan

1. Menentukan tema

Peneliti dalam menentukan tema yang akan digunakan dengan

menyusaikan tema yang ada di TK dharma wanita jalanru. Tema yang digunakan

adalah tema “Tanaman”.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

64

Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini disusun oleh

peneliti yang bekerja sama dengan pendidik.

b. Tahap Tindakan

Proses tindakan siklus II terdiri dari pertemuan 1, pertemuan 2, dan

pertemuan 3 yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan ahkir. Siklus satu

menggunakan tema binatang. Deskripsi tiap pertemuan sebagai berikut :

1). Siklus II pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan dilakasankan pada hari selasa,29 Oktober 2019

dengan menggunakan tema tanaman, sub tema tanaman hias, dan sub-sub tema

tanaman kaktus

a). Kegitan Awal

Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,

dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu

Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-

anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan

pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa

bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca

surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru

mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,

panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). Sebelum melakukan kegiatan proses

belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dulu dengan bercakap-

cakap dan tanya jawab tentang tema tanaman kaktus

b). Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti untuk

melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan media ular tangga. Langkah

65

yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan anak

yaitu:

a) Guru menyiapkan bahan utnuk mengenal konsep bilangan anak yaitu media

ular tangga dan dadu yang sudah disediakan oleh peneliti

b) Peneliti menjelaskan aturan permainan dan mengenalkan beberapa binatang

pada anak, Peneliti membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok 1

terdiri dari 2- 4 orang anak.

c) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan

permainan ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan cara

melaksanakan kegiatan menyebutkan,menggurutkan ,menunjukkan lambang

bilangan angka 1-20 melalui permainan ular tangga dan membilang titik yang

ada pada dadu serta menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat

pada dadu. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan setiap

kelompok melakukan permainan sampai pada kotak terakhir/finish. Dimana

pada saat menjalankan permainan ular tangga ada 6 anak sibuk ngobrol

dengan teman kelompoknya sehingga tidak menjalankan orang (bidak), dan

ada 8 anak mengurutkan angka yang didapat pada saat melempar dadu dari

awal star menuju angka selanjutnya ke arah kanan dan jika mendapatkan

tangga maka anak tersebut naik ke angka selanjutnya tetapi mendapatkan ular

maka anak tersebut turun ke angka yang lebih rendah

d) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami

kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan

66

membereskan peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan sebelum

makan,berdoa sebelum makan(doa sebelum makan) ,dan makan bersama

c). Kegiatan Akhir

dilakukan setelah proses belajar dimana anak diajak duduk melingkar

untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan guru bertanya

pada anak, perasaan ketika melakukan kegiatan, serta menanyakan gambar apa

saja yang terdapat pada gambar ular tangga, membaca doa harian ( doa

keselamatan dunia ahkirat, doa kedua orang tua,doa keluar rumah) dan pesan-

pesan untuk anak dan Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang

sipaku gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan pulang.

Siklus II Pertemuan Ke 2

Pelaksanaan tindakan dilakasankan pada hari rabu,30 Oktober 2019

dengan menggunakan tema tanaman, sub tema tanaman hias, dan sub-sub tema

mawar

b) Kegitan Awal

Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,

dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu

Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-

anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan

pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa

bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca

surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru

mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,

panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). Sebelum melakukan kegiatan proses

67

belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dulu dengan bercakap-

cakap dan tanya jawab tentang tema tanaman mawar

b). Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti untuk

melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan media ular tangga. Langkah

yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan anak

yaitu:

a) Guru menyiapkan bahan utnuk mengenal konsep bilangan anak yaitu media

ular tangga dan dadu yang sudah disediakan oleh peneliti

b) Peneliti menjelaskan aturan permainan dan mengenalkan beberapa binatang

pada anak, Peneliti membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok 1

terdiri dari 2- 4 orang anak.

c) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan

permainan ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan cara

melaksanakan kegiatan menyebutkan,menggurutkan ,menunjukkan lambang

bilangan angka 1-20 melalui permainan ular tangga dan membilang titik yang

ada pada dadu serta menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat

pada dadu. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan setiap

kelompok melakukan permainan sampai pada kotak terakhir/finish. Dimana

pada saat menjalankan permainan ular tangga ada 1 anak sibuk ngobrol

dengan teman kelompoknya sehingga tidak menjalankan orang (bidak), dan

ada 13 anak mengurutkan angka yang didapat pada saat melempar dadu dari

awal star menuju angka selanjutnya ke arah kanan dan jika mendapatkan

68

tangga maka anak tersebut naik ke angka selanjutnya tetapi mendapatkan ular

maka anak tersebut turun ke angka yang lebih rendah

d) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami

kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan

membereskan peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan sebelum

makan,berdoa sebelum makan(doa sebelum makan) ,dan makan bersama

c). Kegiatan Akhir

dilakukan setelah proses belajar dimana anak diajak duduk melingkar

untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan guru bertanya

pada anak, perasaan ketika melakukan kegiatan, serta menanyakan gambar apa

saja yang terdapat pada gambar ular tangga, membaca doa harian (doa

keselamatan dunia ahkirat, doa kedua orang tua,doa keluar rumah) dan pesan-

pesan untuk anak dan Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang

sipaku gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan pulang.

3). Siklus II Pertemuan Ke 3

Pelaksanaan tindakan dilakasankan pada hari kamis,31 Oktober 2019

dengan menggunakan tema tanaman, sub tema tanaman hias, dan sub-sub tema

melati.

a). Kegitan Awal

Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,

dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu

Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-

anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan

pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa

bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca

surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru

69

mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,

panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). Sebelum melakukan kegiatan proses

belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dulu dengan bercakap-

cakap dan tanya jawab tentang tema tanaman melati

b). Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti untuk

melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan media ular tangga. Langkah

yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan anak

yaitu:

a) Guru menyiapkan bahan utnuk mengenal konsep bilangan anak yaitu media

ular tangga dan dadu yang sudah disediakan oleh peneliti

b) Peneliti menjelaskan aturan permainan dan mengenalkan beberapa binatang

pada anak, Peneliti membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok 1

terdiri dari 2- 4 orang anak.

c) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan

permainan ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan cara

melaksanakan kegiatan menyebutkan,menggurutkan ,menunjukkan lambang

bilangan angka 1-20 melalui permainan ular tangga dan membilang titik yang

ada pada dadu serta menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat

pada dadu. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan setiap

kelompok melakukan permainan sampai pada kotak terakhir/finish. Semua

anaksudah mampu mengurutkan angka yang didapat pada saat melempar dadu

dari awal star menuju angka selanjutnya ke arah kanan dan jika mendapatkan

tangga maka anak tersebut naik ke angka selanjutnya tetapi mendapatkan ular

maka anak tersebut turun ke angka yang lebih rendah

70

d) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami

kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan membereskan

peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan sebelum makan,berdoa

sebelum makan(doa sebelum makan) ,dan makan bersama

c). Kegiatan Akhir

dilakukan setelah proses belajar dimana anak diajak duduk melingkar

untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan guru bertanya

pada anak, perasaan ketika melakukan kegiatan, serta menanyakan gambar apa

saja yang terdapat pada gambar ular tangga, membaca doa harian (doa

keselamatan dunia ahkirat, doa kedua orang tua,doa keluar rumah) dan pesan-

pesan untuk anak dan Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang

sipaku gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan pulang.

c. Tahap Pengamatan (observasi)

Pengamatan dalam kegiatan bermain pada siklus II menunjukkan adanya

peningkatan sebagai hasil dari proses perbaikan. Sebagai besar anak mampu

mengikuti dari awal dimulai kegiatan bermain ular tangga dengan melalui metode

bermain. Anak yang tadinya mengobrol dan ingin main sendiri. Sendiri jauh lebih

berkurang. Dan mengikuti tahap demi tahap dari seluruh rangkaian permainan.

Terbukti hampir semua anak mampu menyebutkan, mengurutkan, menunjukkan

lambang bilangan, membilang titik yang ada pada dadu dan menghitung langkah

point sesuai jumlah titik yang didapat pada dadu serta mengikuti proses

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak di

kelompok B menggunakan media ular tangga melalui metode bermain.

Adapun hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik

peningkatankemampuan mengenal konsep bilangan pada pertemuan kesatu,

71

pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga pada siklus II yang diperoleh di sajikan

dalam Tabel sebagai berikut :

Tabel 4.8. Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Peningkatan

Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Pada Pertemuan

1,2, dan 3 Pada Siklus II

No Nama Anak Didik

Skor P. 1 Presentase

Skor P.2 Presentase

Skor P.3 Presentase Kriteria

1 Aditia 12 60% 15 75% 19 95% Baik/Berkembang

sangat baik(BSB)

2 Fiqri 12 60% 15 75% 19 95% Baik/Berkembang

sangat baik(BSB)

3 Aziza 10 50% 14 70% 17 85% Baik/Berkembang

sangat baik(BSB)

4 Dilla 10 50% 12 60% 15 75% Cukup/Berkembang

sesuai harapan(BSH)

5 Nabil 12 60% 15 75% 18 90% Baik/Berkembang

sangat baik(BSB)

6 Evan 10

50% 13

65% 15

75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

7 Amelia 10

50% 12

60% 15

75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

8 Putra 10

50% 10

50% 15

75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

9 Rahmat 12

60% 14

70% 18

90% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)

10 Shaleh 12 60% 15 75% 16 80% Baik/Berkembang

sangat baik(BSB)

11 Dzaki 14 70% 18 90% 20 100% Baik/Berkembang

sangat baik(BSB)

12 Haikal 11 55% 14 70% 18 90% Baik/Berkembang

sangat baik(BSB)

13 Adelia 14 70% 19 95% 20 100% Baik/Berkembang

sangat baik(BSB)

14 Nur.aziz

ah 11 55% 13 65% 16 80% Baik/Berkembang

sangat baik(BSB)

Rata –Rata Presentase Aktivitas Anak Didik PeningkatanKemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada

Siklus II 86,07

Baik/Berkembang sangat baik(BSB)

Ket :Skor Pertemuan 1(Skor.P.1)

Skor Pertemuan 2(Skor.P.2)

72

Skor Pertemuan 3(Skor.P.3)

Dapat diketahui pencapaian peningkatan kemampuan mengenal konsep

bilangan anak dikelompok b pada siklus II menggambarkan bahwa dari 14 anak

ada 4 anak yang memiliki kriteria berkembang sesuai harapan karena pada saat

menjalankan permainan ular tangga anak sudah mampu menyebutkan,

menunjukkan, menggurutkan lambang bilangan secara mandiri dan konsisten

tanpa harus di ingatkan oleh peneliti, ada 2 orang tidak mematuhi aturan karena

pada saat menjalankan orang (bidak) dimana anak tersebut tidak menurunkan

orangnya (bidak) ke nomor 15 tetapi 2 anak tersebut jalan terus tanpa

memperhatikan tanda ularnya.

10 anak memiliki kriteria berkembang sangat baik karena pada saat

menjalankan permaianan media ualar tangga anak sudah mampu menyebutkan,

menggurutkan, menunjukkan lambang bilangan secara mandiri tanpa harus di

ingatkan dan saat menjalankan orang (bidak) mengurutkan angka yang didapat

pada saat melempar dadu dari awal star menuju angka selanjutnya ke arah kanan

dan jika mendapatkan tangga maka anak tersebut naik ke angka selanjutnya tetapi

mendapatkan ular maka anak tersebut turun ke angka yang lebih rendah. Sudah

mulai mematuhi aturan yang telah dijelaskan oleh peniliti.

Dari Tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik peningkatan

kemampuan mengenal konsep bilangan pada pertemuan kesatu, pertemuan kedua,

dan pertemuan ketiga pada siklus II di atas dapat disajikan melalui Tabel dibawah

ini:

73

Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik

Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada

Pertemuan Kesatu, Pertemuan Kedua,Dan Pertemuan Ketiga

Pada Siklus II

No Kriteria Jumlah Anak Didik

Presentase Skor

1 Tidak Baik/ Belum Berkembang (BB) 2 Kurang /Mulai Berkembang (MB) 3 Cukup /Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 4 21,43% 300 4 Baik /Berkembang Sangat Baik (BSB) 10 64,64% 905

Rata –rata presentase aktivitas anak didik Peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan pada siklus II

86,07

Berdasarkan Tabel rekapitulasi data hasil observasi dan evaluasi

aktivitas anak didik untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan

anak pada pertemuan kesatu, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga pada siklus

II. Hasil yang diperoleh pada pertemua ketiga lebih tinggi dan memiliki kriteria

baik/ berkembang sangat baik (BSB). Hal ini sesuai dengan tingkat keberhasilan

yang akan dicapai. Bahwa anak yang memiliki kriteria cukup/ berkembang sesuai

harapan(BSH) ada 4 peserta didik memiliki kriteria berkembang sesuai harapan

yaitu Dilla, Evan, Amelia, dan Putra memperoleh jumlah skor 15 pada pertemuan

ketiga siklus II karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui

permainan ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan

ular tangga, menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga,

membilang titik yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah

titik yang terdapat pada dadu.

Dilla, Evan, Amelia, dan Putra menyebutkan, menunjukkan lambang

bilangan, menggurutkan lambang bilangan 1-20, membilang titik dan menghitung

74

langkah point sesuai jumlah titik yang ada pada dadu secara mandiri dan konsisten

tanpa harus di ingatkan dan di bimbing oleh peneliti. Dan mengurutkan lambang

bilangan 1-20 mulai dari star kearah kanan sesuai dengan yang di contoh oleh

peneliti dan mengikuti aturan permainan serta dapat menyelesaikan pekerjaannya

dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

Bahwa anak yang memiliki kriteria baik/ berkembang sangat baik(BSB)

ada 10 yaituAditia dan Fiqri memperoleh jumlah skor 19 pada pertemuan ketiga

siklus II karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan

ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,

menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik

yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang

terdapat pada dadu. Aditia dan Fiqri menyebutkan, menunjukkan lambang

bilangan angka 1-20, membilang titik dan menghitung jumlah point sesuai jumlah

titik yang ada pada dadu secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya yang

belum bisa menyebutkan angka 1-20 tanpa harus di ingatkan dan di bimbing oleh

peneliti. Aditia dan Fiqri dalam Mengurutkan sudah cukup baik mulai dari star

menuju ke arah kanan sampai angka 1-20.

Nabil , Rahmat dan Haikal memperoleh jumlah skor 18 pada pertemuan

ketiga siklus II karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui

permainan ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan

ular tangga, menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga,

membilang titik yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah

titik yang terdapat pada dadu. Nabil , Rahmat, Haikal menyebutkan angka 1-20 ,

75

menujukkkan lambang bilangan , mengurutkan, membilang titik dan menghitung

langkah point sudah cukup/ berkembang sangat baik(BSH) karena dapat

melakukan secara mandiri dan konsisten tanpa ada bantuan dari peneliti.

Mengikuti aturan main permainan ular tangga dan menyelesaikan pekerjaannya

sampai ahkir dan tidak menganggu temannya. Aziza dan Nur Azizah Memperoleh

jumlah skor 17 dan 16 pada pertemuan ketiga siklus II karena pada saat kegiatan

menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular tangga, menggurutkan lambang

bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga, menunjukkan lambang bilangan

melalui permainan ular tangga, membilang titik yang ada pada dadu, dan

menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu.

Aziza dan Nur Azizah sudah mampu secara mandiri dan konsisten dalam

menyebutkan, menggurutkan lambang bilangan, menunjukkan lambang bilangan

1-20 membilang titik yang ada pada dadu dan menghitung langkah point tanpa

bantuan oleh peneliti. Dzaki dan Adelia Aditia dan Fiqri memperoleh jumlah skor

20 pada pertemuan ketiga siklus II karena pada saat kegiatan menyebutkan angka

1-20 melalui permainan ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20

melalui permainan ular tangga, menunjukkan lambang bilangan melalui

permainan ular tangga, membilang titik yang ada pada dadu, dan menghitung

langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu. Dzaki dan Adeli sudah

mampu secara mandiri dan dapat membantu temannya yang belum bisa

menyebutkan angka 1-20 , menggurutkan, menujukkan lambang bilangan,

membilang titik yang terdapat pada dadu serta menghitung langkah point sesuai

jumlah titik yang terdapat pada dadu. Serta dapat mengikuti aturan permainan dari

76

awal star menuju ke arah kanan dan di angka 7 terdapat tangga menuju keatas ke

angka 13 dan angka 11 terdapat tangga menuju ke atas ke angka 19 dan

sedangkan angka 10 terdapat ular menuju ke arah bawah ke angka 3, angka 18

terdapat ular menuju ke arah bawah ke angka 15 dan mengikuti pembelajaran dari

awal sampai ahkir pembelajaran.

Hasil tindakan pada siklus II meningkat, kriteria cukup/ berkembang

sesuai harapan (BSH) dengan skor 300 dan kriteria baik/ berkembang sangat baik

(BSB) dengan skor 905. Jadi pada siklus II kemampuan mengenal konsep

bilangan anak meningkat menjadi 86,07 sehingga terdapat pada kriteria baik/

berkembang sangat baik (BSB).

d. Tahap Refleksi Siklus II

Refleksi pada siklus II dilakukan oleh peneliti dan guru pada ahkir siklus.

Refleksi dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala selama proses

pembelajaran berlangsung pada siklus II, namun setelah melakukan observasi

tidak ada kendala berarti. Hasil refleksi dari data observasi pembelajaran siklus II

sudah lebih baik dari siklus I. Proses pembelajaran berlangsung kondusif dan

antusias peserta didik menunjukkan peningkatan, selain itu peserta didik yang

aktif lebih banyak. Hasil pada siklus II menunjukkan peningkatan anak dalam

kemampuan mengenal konsep bilangan, ini dibuktikan jumlah skor keseluruhan

anak didik pada siklus I 635 dengan hasil rata-rata presentase 45,35% dan jumlah

skor keseluruhan anak didik meningkat menjadi 1205 dengan hasil rata-rata

presentase 86,07% pada siklus II. Berdasarkan presentase tersebut maka dapat

77

dikatakan bahwa penelitian ini telah berhasil dan mencapai indikator yang telah

ditetapkan , sehingga penelitian hanya sampai siklus II saja.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hasil Proses Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak

Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua anak belum paham tentang

kegiatan pembelajaran mengenal konsep bilangan anak dengan menggunakan

media ular tangga karena terbukti ada 12 anak yang memiliki kriteria belum

berkembang. pada pertemuan ketiga anak belum terlalu paham tentang kegiatan

pembelajaran mengenal konsep bilangan anak dengan menggunakan media ular

tangga karena terbukti ada 7 anak yang memiliki kriteria belum berkembang.

karena pada tindakan siklus I terlihat ada beberapa anak tidak sabaran menunggu

giliran, anak –anak pada umunya masih bersifat egosentris ini sesuaidengan

pernyataan Hartanti (Rita, 2015:67) yang menyatakan anak usia dini masih

memikirkan egonya tanpa memikirkan orang lain. Misalnya dalam hal bermain

ular tanggaada beberapa anak kurang aktif dan cenderung diam serta masih ada

anak yang harus di ingatkan, di bimbing serta di contohkan dalam menjalankan

permainan ular tangga dan beberapa anak tidak mengikuti aturan yang telah

disampaikan oleh pendidik.

Hal ini sesuai dengan teori Menurut Francisca (Yuvitasari, 2015:41)

permaina ular tangga adalah permainan papan yang terbuat dari dua dimensi.

Menurut Riasatun (Yuvitasari, 2015 43) tata cara permainan ular tangga yaitu

untuk memulai,setiap pemain mengocok dan melemparkan dadu.pemain yang

melemparkan dadu dengan angka yang paling besar akan mendapatkan giliran

78

pertama, Taruh pemain atau pion dikotak start.lemparkan dadu dan hitung jumlah

angka yang ditunjukkan kedua dadu,lalu gerakkan poin ke kotak berikutnya

dijalur papan ular tangga sesuai dengan jumlah angka pada dadu, Kalau poin

tersebut berhenti pada kotak yang ada gambar ujung bawah sebuah tangga, naik

ke atas, Kalau poin berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular,turun ke

bawah. selain itu Pendidik tidak memberikan motivasi dan semangat kepada anak

khususnya anak yang kurang aktif atau reward ketika menyelesaikan kegiatan

pembelajaran tersebut.

Tetapi, setelah dilakukan perbaikan yaitu pada siklus II menunjukkan

adanya perubahan pada anak dalam melaksanakan proses pembelajaran terbukti

anak yang tadinya suka mengobrol dengan teman kelompoknya jauh lebih

berkurang. anak yang tadinya masih di bimbing atau harus dicontohkan dalam

menghitung jumlah titik yang di dapat pada dadu, menyebutkan, mengurutkan,

menunjukkan lambang bilangan jauh lebih berkurang dan mematuhi aturan yang

telah disampaikan oleh peneliti.Pencapaian indikator kemampuan mengenal

konsep bilangan pada anak kelompok B (usia 5-6 tahun) Peraturan Menteri

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia no 146 tahun 2014

(Kemendikbud,2015) sebagai berikut Menyebutkan angka 1-20 dengan

mengangkat jari sebagai pengetahuan membilang, Mengurutkan angka 1-20

sebagai pengetahuan mengenal konsep bilangan dan Menunjukkan lambang

bilangan sebagai pengetahuan mengenal lambang bilangan

Dan seluruh langkah-langkah pembelajaran dilaksankan oleh peneliti

berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan

79

bahwa hasil penelitian pada siklus I mendapatkan nilai skor 635 dengan kriteria

mulai berkembang dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan

mendapatkan nilai skor 1205 dengan kriteria berkembang sangat baik.

Pembelajaran pada anak usia dini tidak serta merta menggunkan metode ceramah,

melainkan dengan metode belajar sambil bermain sambal belajar. Proses

pembelajaran harus dalam suasana menyenangkan agar anak dapat merasa senang

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran menyenangkan dapat

dilakukan dengan metode bermain, seperti dengan metode permainan sederhana

atau menggunakan media yang menarik bagi anak. hal ini sesuai dengan teori

Menurut Docker (dalam Fadillah,2018:8)

bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

Menurut Browne (dalam Moeslichatoen,2004:32)

melalui bermain anak belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak. Bermain merupakan cara belajar anak yang bersifat alami. Anak dapat berlatih menggunakan kemampuan kognitinya untuk memecahkan berbagai masalah seperti mengukur, membandingkan, mencari jawaban yang berbeda, berhitung dan sebagainya.

Menurut Hetherington (Meoslichatoen,2004:34 )

bermain juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu, dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

Media pembelajaran untuk anak, salah satunya adalah media belajar ular

tangga untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak.

kemampuan mengenal konsep bilangan anak sebulum tindakan menunjukkan

bahwa hampir seluruh indikator kemampuan mengenal konsep bilangan anak

80

kurang berkembang. Pencapaian pada seluruh indikator belum sesuai dengan

indikator keberhasilan yang sudah ditentukan. Menurut peneliti penurunan

presentase pada pertemuan pertama dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran yang

terpaku dengan lembar kerja anak. selain itu kemampuan mengenal konsep

bilangan anak dalam bermian. Pada pertemuan pertama sebelum tindakan

mengalami penurunan. Peningkatan yang dimaksud belum sesuai dengan

indikator keberhasilan yang sudah ditentukan. Kemampuan anak dalam menaati

aturan permainan pada pertemuan pertama sebelum tindakan juga mengalami

penurunan.

Hal ini sebabkan karena pembelajaran yang hanya terfokus lembar kerja

anak. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, menunjukkan adanya

peningkatan hasil dari indikator yang hendak dicapai jika dibandingkan dengan

kondisi awal anak sebelum tindakan. Meskipun demikian, peningkatan pada setiap

pertemuan belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan

yaitu kriteria baik. Pada pertemuan pertama hasil yang dicapai masih jauh dari

harapan yaitu memiliki kriteria kurang cukup dari indikator keberhasilan yang

sudah ditentukan yaitu kriteria baik. Menurut peneliti, hal ini sebabkan karena

anak sedang melalui proses penyusaian, dari kegiatan bermain yang bertujuan

meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak metode bermain.

Akan tetapi pada pertemuan kedua menunjukkan adanya peningkatan meskipun

belum optimal.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, permasalahan yang muncul pada

siklus I yaitu anak cepat bosan dan sibuk sendiri dalam mengikuti pembelajaran

81

karena guru kurang memotivasi dan memberikan dorongan kepada anak serta

kurangnya reward kepada anak berupa kata good job dalam mengenal konsep

bilangan anak pada anak kelompok B di TK dharma wanita jalanru kabupaten

Barru. Seperti halnya yang diungkapkan oleh santoso (Endratshi 2014:65) bahwa

anak memerlukan penghargaan yang dapat berupa ucapan, hadia, dan pujian.

Reward merupakn salah satu bentuk hadia yang diberikan untuk anak sebagai

penghargaan atas perbaikan perlakuan. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh

Azhar (Endratshi 2014:65) yang mengemukan bahwa siswa yang berhasil belajar

didorong untuk terus belajar.

Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan

perbaikan-perbaikan agar pada penelitian siklus II dapat mencapai hasil yang

lebih optimal. Kegiatan pada siklus II menunjukkan peningkatan yang lebih baik.

Anak lebih antusias mengikuti kegiatan bermain yang akan dilaksanakan. Hampir

seluruh anak mampu menyelesaikan tugas, persentase yang didapat dalam

kemampuan menyelesaikan tugas mengalami peningkatan presentase yang

berturut-turut dalam setiap pertemuan. Pencapaian pada tiap pertemuan siklsu II

sesuia dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu memiliki kriteria

baik. Selain itu pendidik memberikan motivasi berupa semangat kepada anak saat

anak bermain.

2. Aktivitas Anak Didik Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal

Konsep Bilangan

Untuk mengetahui peningkatan aktivitas anak didik dalam pembelajaran

mengenal konsep bilangan dengan menggunakan media ular tangga yang di

peroleh melalui hasil observasi sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Dilihat

82

pada Tabel4.1 hasil observasi Pra Tindakan aktivitas anak didik dan kemampuan

mengenal konsep bilangan anak dan 4,3 hasil observasi membilang titik yang ada

pada dadu dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu pada siklus I masih belum berkembang karena masih berada pada kriteria

tidak baik/ belum berkembang dan pada saat anak mengocok dadu lalu

menghitung jumlah titik yang ada pada dadu dan menjalankan jumlah poin masih

ada yang melangkah tidak sesuai jumlah titik yang didapat pada saat mengocok

dadu. 4.5 hasil observasi membilang titik yang ada pada dadu dan menghitung

langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu pada siklus II. Sudah

cukup/ berkembang sesuai harapan(BSH) pada saat mengocok dadu dan

menjalankan point peserta didik sudah dapat melangkah sesuai jumlah titik yang

didapat secara konsisten dan mandiri tanpa bantuan oleh peneliti.

83

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat di ambil kesimpulan

bahwa permainan ular tangga dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep

bilangan anak kelompok B di TK dharma wanita jalanru. Hal ini dapat di

buktikan dengan meningkatnya kemampuan mengenal konsep bilangan anak.

kemampuan awal sebelum tindakan menunjukkan jumlah skor keseluruhan 415

dengan kriteria tidak baik/belum berkembang(BB) setelah dilakukan tindakan

pada siklus I mengalami peningkatan dengan menunjukkan jumlah skor

keseluruhan 635 dengan kriteria cukup/ berkembang sesuai harapan (BSH Setelah

dilakukan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar dengan

menunjukkan jumlah skor keseluruhan 1205 dengan kriteria baik/ berkembang

sesuai baik (BSB). Telah terlaksana dengan baik sehingga indikator keberhasilan

dapat dicapai.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan

mengenal konsep bilangan anak, maka ada beberpa saran untuk meningkatkan

kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu :

1. Bagi guru sebaiknya lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan agar

lebih bermakna dan menarik minat anak untuk ikut aktif dalam kegiatan

2. Bagi peneliti ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti akan kegiatan

dalam pembelajaran khususnya kemampuan mengenal konsep bilangan anak

84

dan diharapkan dapat memberi manfaat dan sebagai kajian yang relevan dalam

penulisan karya ilmiah lainnya.

85

DAFTAR PUSTAKA

Amelia Lina (dkk).(2017). Pengaruh Modifikasi Permainan Ular Naga Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Kelompok B2 Di Paud Save The Kids Banda Aceh. Jurnal . (https://buahhati.stkipgetsempena.ac.id/?journal=home&page=article&op=view&path%5B%5D=35?journal=home&page=article&op=view&path%5B%5D=35) Di Unduh Pada Tanggal 15 September Tahun 2019 Pukul 10.00 Wita

Cahyono, Agus. (2017). Meningkatkan Kemampuan Berhitung Menggunakan Media Belajar Ular Tangga di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita 2 Jragan Tembarak Temanggun. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

Dhermawan Asep. (2018). Tahapan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Usia

Dini. Artikel. (https://agroedupolitan.blogspot.com/2018/03/tahapan-mengenal-konsep-bilangan-pada.html) Di Unduh Pada Tanggal 15 September Tahun 2019 Pukul 10.23 Wita

Fadillah, M. (2018). Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Jakarta :

Prenadamedia Group. (https://id.whhhhikipedia.org/wiki/Ular_tangga,ular)Di Unduh Pada Tanggal 16 Mei Tahun 2019 Pukul 15:36 Wita

Istiqomah Sitti.(2018). Penerapan Metode Bermain Melalui Permainan Ular Tangga dalam Mengembangkan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun di Paud Sriwijaya Lampung Timur. Skripsi. Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

(http://repository.radenintan.ac.id/5119/1/Skripsi%20Full.pdf) Di Unduh Pada Tanggal 16 Mei Tahun 2019 Pukul 13:00 Wita

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. (2015). Kemendikbud Nomor 146

Tahun 2014. Jakarta. Kemendikbud. Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : PT.

Rineka Cipta. Puji R. Lestari (2014). Peningkatan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

Melalui Penggunaan Media Kartu Angka Dan Kartu Bergambar Pada Anak Kelompok A2 TK Masyithoh Ngasem Sewon Bantul Yogyakarta. Skripsi. Fakulatas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta

Rindha Kurniawati.(2011). Meningkatkan Kemampuan Berhitung Dengan

Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B Tk Yunior Surabaya. Jurnal. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.

86

(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PAUD/article/download/14335/10411)Di Unduh Pada Tanggal 16 Mei Tahun 2019 Pukul 15.00 Wita

Reswita (dkk). (2014). Efektivitas media pasir dalam meningkatkan kemampuan

konsep bilangan pada anak usia 5-6 tahun di tk aisyiyah bengkalis. Jurnal. (https://journal.unilak.ac.id/index.php/lectura/article/download/927/663/) Di Unduh Pada Tanggal 15 September Tahun 2019 Pukul 10:12 Wita.

Raysia, Tiara.(2015) Penggunaan Media Permainan Ular Tangga dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Tunas Melati Bandar Lampung. Skripsi. Bandar Lampung. Universitas Lampung. (http://digilib.unila.ac.id/21681/20/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf) Di Unduh Pada Tanggal 16 Mei Tahun 2019 Pukul 15:10 Wita

Rahayu,Sri Lita (dkk).(2016) Meningkatkan Kemampuan Konsep dan lambang Bilangan Anak Usia Dini Melalui Modifikasi Permainan Ular Tangga. Jurnal. (http://ejournal.upi.edu/index.php/cakrawaladini/article/view/10542) Di Unduh Pada Tanggal 16 Mei Tahun 2019 Pukul 20:00 Wita.

Endrasthi Ratna (2014) Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Menggunakan Media Papan Raba Pada Anak Kelompok A Di TK KKLKMD Sedyo Rukun Bambanglipuro Bantul. Skirpsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Satrianawi. (2017). Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta : Deepublish. Sudaryanti.(2006). Pengenalan Matematika Anak Usia Dini. Yogyakarta : Fip

Uny Yuvitasari Intan.(2015) Peningkatan kemampuan mengenal kata melalui metode

permainan ular tangga kata pada anak kelompok a tk sinar melatih seriharjo ngaglik sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas negeri Yogyakarta.(http://eprints.uny.ac.id/15801/1/SKRIPSI%20Intan%20Yuvitasari%20NIM.%2012111247010)Di Unduh Pada Tangga 16 Mei Tahun 2019 Pukul 20:12 Wita

87

L A M P I R A N

83

KISI-KISI INSTRUMENT TK DHARMA WANITA JALANRU

Tabel 3.1 Kisi-kisi Perkembangan Kognitif Anak Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru.

Kognitif

Variabel Sub Indikator Instrument

Kemampuan

mengenal konsep

bilangan

4. Menyebutkan angka dengan mengangkat jari sebagai

pengetahuan membilang

Lembar observasi (ceklis) dan

dokumentasi

5. Mengurutkan angka sebagai pengetahuan mengenal

konsep bilangan

Lembar observasi (Ceklis) dan

dokumentasi

6. Menunjukkan lambang bilangan sebagai

pengetahuan mengenal lambang bilangan

Lembar observasi (Ceklis) dan

dokumentasi

84

Kisi-kisi Instrument Penilaian ( Lembar Observasi Anak )

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia no 146 tahun 2014 tentang kemampuan mengenal konsep

bilangan di TK Dharma Wanita Jalanru sebagai berikut :

No Indikator Deskripsi Kriteria Skor

1

Menyebutkan

angka 1-20

melalui papan

permainan ular

tangga

Jika anak sudah mampu menyebutkan lebih dari 20 secara

mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum

mencapai kemampuan sesuai indikator

Berkembang sangat baik

( BSB )

4

2 Jika anak sudah mampu menyebutkan 1-20 secara mandiri dan

konsisten tanpa harus diingatkan oleh guru

Berkembang sesuai harapan (

BSH )

3

3 Jika anak sudah mampu menyebutkan kurang dari 1- 10

dengan bantuan guru

Mulai berkembang

( MB )

2

4 Jika anak tidak dapat menyebutkan angka tetapi masih harus

dibimbing dan di contohkan

Belum berkembang

( BB)

1

1 Mengurutkan Jika anak sudah mampu mengurutkan lebih dari 20 secara Berkembang sangat baik 4

85

lambang bilangan

1-20 pada papan

permainan ular

tangga

mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum

mencapai kemampuan sesuai indikator

( BSB )

2 Jika anak sudah mampu mengurutkan 1-20 secara mandiri dan

konsisten tanpa harus diingatkan oleh guru

Berkembang sesuai harapan (

BSH )

3

3 Jika anak sudah mampu mengurutkan kurang dari 1-10 dengan

bantuan guru

Mulai berkembang

( MB )

2

4 Jika anak tidak dapat mengurutkan angka tetapi masih harus

dibimbing dan di contohkan

Belum berkembang

( BB)

1

1 menunjukkan

lambang bilangan

1-20 pada papan

permaianan ular

tangga

Jika anak sudah mampu menunjukkan lebih dari 20 secara

mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum

mencapai kemampuan sesuai indikator

Berkembang sangat baik

( BSB )

4

2 Jika anak sudah mampu menunjukkan 1-20 secara mandiri dan

konsisten tanpa harus diingatkan oleh guru

Berkembang sesuai harapan (

BSH )

3

3 Jika anak sudah mampu menunjukkan kurang dari 1-10 dengan Mulai berkembang 2

86

bantuan guru ( MB )

4 Jika anak tidak dapat menunjukkan angka,tetapi masih harus

dibimbing dan di contohkan

Belum berkembang

( BB)

1

87

Kisi-kisi Instrumen Penilaian Aktivitas Peserta Didik ( Lembar Observasi Anak )

di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru

Variabel Indikator Deskripsi Kriteria Instrument

Aktivitas

anak dengan

menggunakan

Ular tangga

Membilang titik yang

ada pada dadu

Jika anak sudah mampu menyesuaikan pada

saat membilang titik-titik yang terdapat pada

dadu secara mandiri dan sudah dapat

membantu temannya yang belum mencapai

kemampuan sesuai indikator

Berkembang sangat baik

( BSB )

Berkembang sesuai

harapan ( BSH )

Observasi dan dokumentasi

Jika anak sudah mampu menyesuaikan pada

saat membilang titik-titik yang terdapat pada

dadu secara mandiri dan konsisten tanpa harus

diingatkan oleh guru

88

Jika anak sudah mampu menyesuaikan pada

saat membilang titik-titik yang terdapat pada

dadu dengan bantuan guru

Mulai berkembang

( MB )

Jika anak tidak dapat menyesuaikan pada saat

membilang titik-titik yang terdapat pada dadu

angka tetapi masih harus dibimbing dan di

contohkan

Belum berkembang

( BB)

Menghitung langkah

poin sesuai jumlah

titik yang terdapat

pada dadu

Jika anak sudah mampu Menghitung langkah

poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu secara mandiri dan sudah dapat

membantu temannya yang belum mencapai

kemampuan sesuai indikator

Berkembang sangat baik

( BSB )

Jika anak sudah mampu Menghitung langkah

poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

Berkembang sesuai

harapan ( BSH )

89

dadu secara mandiri dan konsisten tanpa harus

diingatkan oleh guru

Jika anak sudah mampu Menghitung langkah

poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu dengan bantuan guru

Mulai berkembang

( MB )

Jika anak tidak dapat Menghitung langkah

poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu angka tetapi masih harus dibimbing dan

di contohkan

Belum berkembang

( BB)

90

Kisi – Kisi Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru

Nama Guru : Tanggal :

No Langkah-langkah kegiatan Tindakan

Keterangan Ya Tidak

1 A. Persiapan

1. Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.

B .Pelaksanaan

3. Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan

yang akan dilakukan, yaitu permainan ular

tangga kata.

4. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular

tangga yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Guru mengambil sebuah dadu dan pion,

91

kemudian diperlihatkan pada anak-anak.

b. Guru menaruh pion pada kolom start,

kemudian melempar dadu, dan menyebutkan

angka yang tertera pada dadu tersebut.

c. Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya

dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka

pada dadu, kemudian menyebutkan gambar dan

angkah yang ada pada jalur papan ular tangga

dimana pion berhenti.

d. Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar

ujung bawah sebuah tangga, maka naik ke atas.

jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar

kepala ular, maka turun ke bawah.

92

RENCANA PENCAPAIAN PEMBELAJARAN HARIAN(RPPH)

TK DHARMA WANITA JALANRU KELOMPOK /SEMESTER : B/1 MINGGU :XIV TEMA/SUBTEMA/CAKUPAN TEMA :BINATANG/BINATANG

DARAT/AYAM HARI/TANGGAL :SELASA,22 -10-2019 KOMPETENSI DASAR :

1.1,3.3,4.3.3.6,4.6,3.10,4.10.2.7

Indikator Pencapaian Pembelajaran

Menunjukkan anak mampu menyanyangi binatang Mampu menggunakan motorik kasar dan halus Mampu Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 melalui papan permainan

ular tangga Mampu menunjukkan lambang bilangan melalui papan permainan ular

tangga Mampu Membilang titik yang ada pada dadu Mampu Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu Mampu memahami dan melaksanakan perintah dari guru Memiliki sikap sabar

Media Dan Sumber Pembelajaran

Guru dan Anak didik

Media ular tangga

Langkah Kegiatan

1. Pembukaan (+30)

Berbaris

Salam, berdoa,menyanyi dan mengaji

Bercakap-cakap tentang binatang ( ayam)

2. Inti (+60)

Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga

Mengurutkan lambang bilangan 1-20 melalui papan permainan ular tangga

Menunjukkan lambang bilangan melalui papan permainan ular

tangga

93

Membilang titik yang ada pada dadu

Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu

Recalling

Merapikan alat yang telah digunakan

Diskusi tentang perasaan dari selama melakukan kegiatan bermain

Penguatan pengetahuan yang didapat anak

3. Istirahat (+30)

Cuci tangan ,Berdoa,makan bersama

Bermain

4. Penutup (+30)

Tanya jawab tentang pelajaran hari ini

Baca doa harian

Berdoa,salam ,pulang

94

RENCANA PENCAPAIAN PEMBELAJARAN HARIAN(RPPH)

TK DHARMA WANITA JALANRU

KELOMPOK /SEMESTER : B/1

MINGGU :XIV

TEMA/SUBTEMA/CAKUPAN TEMA :BINATANG/BINATANG

DARAT/KUCING

HARI/TANGGAL :RABU,23-10- 2019

KOMPETENSI DASAR :1.1,3.3,3.4.3.6,4.6,

3.10,4.10,2.7

Indikator Pencapaian Pembelajaran

Menunjukkan anak mampu menyanyangi binatang Mampu menggunakan motorik kasar dan halus Mampu Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Mampu menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Membilang titik yang ada pada dadu Mampu Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu Mampu memahami dan melaksanakan perintah dari guru Memiliki sikap sabar

Media Dan Sumber Pembelajaran

Guru dan Anak didik

Media ular tangga

Langkah Kegiatan

1. Pembukaan (+30)

Berbaris

Salam, berdoa,menyanyi dan mengaji

Bercakap-cakap tentang binatang ( kucing)

2. Inti (+60)

Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga

Mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular tangga

95

Menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular tangga

Membilang titik yang ada pada dadu Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu Recalling

Merapikan alat yang telah digunakan

Diskusi tentang perasaan dari selama melakukan kegiatan bermain

Penguatan pengetahuan yang didapat anak

3. Istirahat (+30)

Cuci tangan ,Berdoa,makan bersama

Bermain

4. Penutup (+30)

Tanya jawab tentang pelajaran hari ini

Baca doa harian

Berdoa,salam ,pulang

96

RENCANA PENCAPAIAN PEMBELAJARAN HARIAN(RPPH)

TK DHARMA WANITA JALANRU

KELOMPOK /SEMESTER : B/1

MINGGU :XIV

TEMA/SUBTEMA/CAKUPAN TEMA :BINATANG/BINATANG

DARAT/KAMBING

HARI/TANGGAL :KAMIS,24-10- 2019

KOMPETENSI DASAR

:1.1,3.3,3.4.3.12.4.12,3.6.4.6,2.7,

4.10

Indikator Pencapaian Pembelajaran

Menunjukkan anak mampu menyanyangi binatang Mampu menggunakan motorik kasar dan halus Mampu menirukan suara kambing Mampu Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Mampu menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Mampu membilang titik yang ada pada dadu Mampu menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu Memiliki sikap sabar Mampu memahami dan melaksanakan perintah dari guru

Media Dan Sumber Pembelajaran

Guru dan Anak didik

Media ular tangga, krayon/pensil warna dan pola gambar kambing

Langkah Kegiatan

1. Pembukaan (+30)

Berbaris

Salam, berdoa,menyanyi dan mengaji

Bercakap-cakap tentang binatang darat( kambing)

2. Inti (+60)

menirukan suara kambing Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga

97

Mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular tangga

Menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular tangga

Membilang titik yang ada pada dadu Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu Recalling

Merapikan alat yang telah digunakan

Diskusi tentang perasaan dari selama melakukan kegiatan bermain

Penguatan pengetahuan yang didapat anak

3. Istirahat (+30)

Cuci tangan ,Berdoa,makan bersama

Bermain

4. Penutup (+30)

Tanya jawab tentang pelajaran hari ini

Baca doa harian

Berdoa,salam ,pulang

98

RENCANA PENCAPAIAN PEMBELAJARAN HARIAN(RPPH)

TK DHARMA WANITA JALANRU

KELOMPOK /SEMESTER : B/1

MINGGU :Ke XV

TEMA/SUBTEMA/CAKUPAN TEMA :TANAMAN/TANAMAN

HIAS /KAKTUS

HARI/TANGGAL :SELASA,29-10- 2019

KOMPETENSI DASAR

:1.1,3.3,3.4.3.12.4.12,3.6.4.6,2.7,

4.10

Indikator Pencapaian Pembelajaran

Bersyukur atas ciptaan tuhan Mampu menggunakan motorik kasar dan halus Mampu mewarnai gambar kaktus dengan bebas Mampu menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Mampu menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Mampu membilang titik yang ada pada dadu Mampu menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu Memiliki sikap sabar Mampu memahami dan melaksanakan perintah dari guru

Media Dan Sumber Pembelajaran

Guru dan Anak didik

Media ular tangga,gambar pola kaktus,krayon, dan pensil warna

Langkah Kegiatan

1. Pembukaan (+30)

Berbaris

Salam, berdoa,menyanyi dan mengaji

Bercakap-cakap tentang tanaman hias( kaktus)

2. Inti (+60)

Mewarnai gambar kaktus

99

Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Membilang titik yang ada pada dadu Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu Recalling

Merapikan alat yang telah digunakan

Diskusi tentang perasaan dari selama melakukan kegiatan bermain

Penguatan pengetahuan yang didapat anak

3. Istirahat (+30)

Cuci tangan ,Berdoa,makan bersama

Bermain

4. Penutup (+30)

Tanya jawab tentang pelajaran hari ini

Baca doa harian

Berdoa,salam ,pulang

100

RENCANA PENCAPAIAN PEMBELAJARAN HARIAN(RPPH)

TK DHARMA WANITA JALANRU

KELOMPOK /SEMESTER : B/1

MINGGU :Ke XV

TEMA/SUBTEMA/CAKUPAN TEMA :TANAMAN/TANAMAN

HIAS /BUNGA MAWAR

HARI/TANGGAL :RABU,30-10- 2019

KOMPETENSI DASAR :1.1,3.3,3.4.3.6,4.6

,2.7,3.12.4.12

4.10

Indikator Pencapaian Pembelajaran

Bersyukur atas ciptaan tuhan Mampu menggunakan motorik kasar dan halus Mampu mewarnai bunga mawar Mampu Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Mampu menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Mampu membilang titik yang ada pada dadu Mampu menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu Memiliki sikap sabar Mampu memahami dan melaksanakan perintah dari guru

Media Dan Sumber Pembelajaran

Guru dan Anak didik

Media ular tangga,gambar pola bunga mawar

Pensil warna/krayon

Langkah Kegiatan

1. Pembukaan (+30)

Berbaris

Salam, berdoa,menyanyi dan mengaji

Bercakap-cakap tentang tanaman hias( bunga mawar)

2. Inti (+60)

Mewarnai dan menuliskan jumlah bunga mawar

101

Mampu Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga

Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular tangga

Mampu menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular tangga

Mampu membilang titik yang ada pada dadu Mampu menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang

terdapat pada dadu Recalling

Merapikan alat yang telah digunakan

Diskusi tentang perasaan dari selama melakukan kegiatan bermain

Penguatan pengetahuan yang didapat anak

3. Istirahat (+30)

Cuci tangan ,Berdoa,makan bersama

Bermain

4. Penutup (+30)

Tanya jawab tentang pelajaran hari ini

Baca doa harian

Berdoa, salam, pulang

102

RENCANA PENCAPAIAN PEMBELAJARAN HARIAN(RPPH)

TK DHARMA WANITA JALANRU

KELOMPOK /SEMESTER : B/1

MINGGU :Ke XV

TEMA/SUBTEMA/CAKUPAN TEMA :TANAMAN/TANAMAN

HIAS /MELATI

HARI/TANGGAL :KAMIS,31-10- 2019

KOMPETENSI DASAR

:1.1,3.3,3.4.3.12.4.12,3.6.4.6,2.7,

4.10

Indikator Pencapaian Pembelajaran

Bersyukur atas ciptaan tuhan Mampu menggunakan motorik kasar dan halus Mampu mengenal simbol huruf M dan menebalkannya Mampu Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Mampu menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Mampu membilang titik yang ada pada dadu Mampu menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu Memiliki sikap sabar Mampu memahami dan melaksanakan perintah dari guru

Media Dan Sumber Pembelajaran

Guru dan Anak didik

Media ular tangga,gambar pola kaktus,krayon, dan pensil warna

Langkah Kegiatan

1. Pembukaan (+30)

Berbaris

Salam, berdoa,menyanyi dan mengaji

Bercakap-cakap tentang tanaman hias( melati)

2. Inti (+60)

Mengenal simbol huruf M dan menebalkannya

103

Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular

tangga Membilang titik yang ada pada dadu Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada

dadu Recalling

Merapikan alat yang telah digunakan

Diskusi tentang perasaan dari selama melakukan kegiatan bermain

Penguatan pengetahuan yang didapat anak

3. Istirahat (+30)

Cuci tangan ,Berdoa,makan bersama

Bermain

4. Penutup (+30)

Tanya jawab tentang pelajaran hari ini

Baca doa harian

Berdoa,salam ,pulang

104

Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru

Nama Guru : Harianty Tanggal :22-oktober -2019

No Langkah-langkah kegiatan Tindakan

Keterangan Ya Tidak

1 A. Persiapan

a. Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.

B. Pelaksanaan

a. Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan

yang akan dilakukan, yaitu permainan ular tangga.

b. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga

yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Guru mengambil sebuah dadu dan pion,

kemudian diperlihatkan pada anak-anak.

Ya

Ya

Tidak

Guru tidak menyiapkan

karpet

Guru terlebih dahulu

menjelaskan tentang

permainan ular tangga

Guru terlebih dahulu

menjelaskan cara bermain

ular tangga

105

b. Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian

melempar dadu, dan menyebutkan angka yang

tertera pada dadu tersebut.

c. Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya

dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka

pada dadu, kemudian menyebutkan gambar dan

angkah yang ada pada jalur papan ular tangga

dimana pion berhenti.

d. Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar

ujung bawah sebuah tangga, maka naik ke atas.

jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar

kepala ular, maka turun ke bawah.

c. Anak-anak diajak mempraktekkan permainan ular

tangga secara bersama-sama, dengan posisi anak

Ya

Guru mengajak anak

mempraktekkan permainan

ular tangga

106

masih duduk membentuk lingkaran, permainan

dimulai:

a. Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan

kelompok yang sudah dibagi.

b. Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak

menaruh pion pada kolom start, kemudian

melempar dadu, dan menyebutkan angka yang

tertera pada dadu tersebut.

c. Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya

dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka

pada dadu, kemudian menyebutkan angka

yang ada pada jalur papan ular tangga dimana

pion berhenti.

107

Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru

Nama Guru : Harianty Tanggal :23-oktober -2019

No Langkah-langkah kegiatan Tindakan

Keterangan Ya Tidak

1 A. Persiapan

a. Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.

B. Pelaksanaan

a. Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan

yang akan dilakukan, yaitu permainan ular tangga

kata.

b. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga

yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Guru mengambil sebuah dadu dan pion,

kemudian diperlihatkan pada anak-anak.

Ya

Ya

Tidak

Guru tidak menyiapkan

karpet

Guru terlebih dahulu

menjelaskan tentang

permainan ular tangga

Guru terlebih dahulu

menjelaskan cara bermain

ular tangga

108

b. Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian

melempar dadu, dan menyebutkan angka yang

tertera pada dadu tersebut.

c. Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya

dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka

pada dadu, kemudian menyebutkan gambar dan

angkah yang ada pada jalur papan ular tangga

dimana pion berhenti.

d. Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar

ujung bawah sebuah tangga, maka naik ke atas.

jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar

kepala ular, maka turun ke bawah.

c Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular

tangga secara bersama-sama, dengan posisi anak masih

Ya

Guru mengajak anak

mempraktekkan permainan

ular tangga

109

duduk membentuk lingkaran, permainan dimulai:

a. Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan

kelompok yang sudah dibagi.

b. Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak

menaruh pion pada kolom start, kemudian

melempar dadu, dan menyebutkan angka yang

tertera pada dadu tersebut.

c. Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya

dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka

pada dadu, kemudian menyebutkan angka yang

ada pada jalur papan ular tangga dimana pion

berhenti.

110

Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru

Nama Guru : Harianty Tanggal :24-oktober -2019

No Langkah-langkah kegiatan Tindakan

Keterangan Ya Tidak

1 A. Persiapan

a. Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.

B. Pelaksanaan

a.Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan yang

akan dilakukan, yaitu permainan ular tangga kata.

b. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga

yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. .Guru mengambil sebuah dadu dan pion, kemudian

diperlihatkan pada anak-anak.

Ya

Ya

Tidak

Guru tidak menyiapkan

karpet

Guru terlebih dahulu

menjelaskan tentang

permainan ular tangga

Guru terlebih dahulu

menjelaskan cara bermain

ular tangga

111

b. Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian

melempar dadu, dan menyebutkan angka yang tertera

pada dadu tersebut.

c. Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur

papan ular tangga sesuai jumlah angka pada dadu,

kemudian menyebutkan gambar dan angkah yang ada

pada jalur papan ular tangga dimana pion berhenti.

d. Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar ujung

bawah sebuah tangga, maka naik ke atas. jika pion

berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular, maka

turun ke bawah.

c. Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular

tangga secara bersama-sama, dengan posisi anak masih

duduk membentuk lingkaran, permainan dimulai:

Ya

Guru mengajak anak

mempraktekkan permainan

ular tangga

112

a. Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan

kelompok yang sudah dibagi.

b. Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak

menaruh pion pada kolom start, kemudian

melempar dadu, dan menyebutkan angka yang

tertera pada dadu tersebut.

c. Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya

dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka

pada dadu, kemudian menyebutkan angka

yang ada pada jalur papan ular tangga dimana

pion berhenti.

113

Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru

Nama Guru : Harianty Tanggal : 29-oktober -2019

No Langkah-langkah kegiatan Tindakan

Keterangan Ya Tidak

1 A. Persiapan

a.Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.

i. Pelaksanaan

a. Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan yang

akan dilakukan, yaitu permainan ular tangga kata.

b. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga

yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Guru mengambil sebuah dadu dan pion,

kemudian diperlihatkan pada anak-anak.

b. Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian

Ya

Ya

Tidak

Guru tidak menyiapkan

karpet

Guru terlebih dahulu

menjelaskan tentang

permainan ular tangga

Guru terlebih dahulu

menjelaskan cara bermain

ular tangga

114

melempar dadu, dan menyebutkan angka yang

tertera pada dadu tersebut.

c. Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya

dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka

pada dadu, kemudian menyebutkan gambar dan

angkah yang ada pada jalur papan ular tangga

dimana pion berhenti.

d. Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar

ujung bawah sebuah tangga, maka naik ke atas.

jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar

kepala ular, maka turun ke bawah.

c. Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular

tangga secara bersama-sama, dengan posisi anak masih

duduk membentuk lingkaran, permainan dimulai:

Ya

Guru mengajak anak

mempraktekkan permainan

ular tangga

115

a. Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan

kelompok yang sudah dibagi.

b. Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak

menaruh pion pada kolom start, kemudian

melempar dadu, dan menyebutkan angka yang

tertera pada dadu tersebut.

c. Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya

dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka

pada dadu, kemudian menyebutkan angka yang

ada pada jalur papan ular tangga dimana pion

berhenti.

116

Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru Nama Guru : Harianty Tanggal :30-oktober -2019

No Langkah-langkah kegiatan Tindakan

Keterangan Ya Tidak

1 A. Persiapan

a.Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.

B. Pelaksanaan

a. Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan

yang akan dilakukan, yaitu permainan ular tangga

kata.

b. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga

yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a.Guru mengambil sebuah dadu dan pion, kemudian

diperlihatkan pada anak-anak.

Ya

Ya

Tidak

Guru tidak menyiapkan

karpet

Guru terlebih dahulu

menjelaskan tentang

permainan ular tangga

Guru terlebih dahulu

menjelaskan cara bermain

ular tangga

117

b. Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian

melempar dadu, dan menyebutkan angka yang tertera

pada dadu tersebut.

c. Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur

papan ular tangga sesuai jumlah angka pada dadu,

kemudian menyebutkan gambar dan angkah yang ada

pada jalur papan ular tangga dimana pion berhenti.

d. Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar ujung

bawah sebuah tangga, maka naik ke atas. jika pion

berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular, maka

turun ke bawah.

c.Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular

tangga secara bersama-sama, dengan posisi anak masih

duduk membentuk lingkaran, permainan dimulai:

Ya

Guru mengajak anak

mempraktekkan permainan

ular tangga

118

a. Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan

kelompok yang sudah dibagi.

b. Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak

menaruh pion pada kolom start, kemudian

melempar dadu, dan menyebutkan angka yang

tertera pada dadu tersebut.

c. Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya

dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka

pada dadu, kemudian menyebutkan angka yang

ada pada jalur papan ular tangga dimana pion

berhenti.

119

Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru

Nama Guru : Harianty Tanggal :31-oktober -2019

No Langkah-langkah kegiatan Tindakan

Keterangan Ya Tidak

1 A.Persiapan

a.Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.

B.Pelaksanaan

a.Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan yang

akan dilakukan, yaitu permainan ular tangga kata.

b.Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga

yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a.Guru mengambil sebuah dadu dan pion, kemudian

diperlihatkan pada anak-anak.

b. Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian

Ya

Ya

Tidak

Guru tidak menyiapkan

karpet

Guru terlebih dahulu

menjelaskan tentang

permainan ular tangga

Guru terlebih dahulu

menjelaskan cara bermain

ular tangga

120

melempar dadu, dan menyebutkan angka yang tertera

pada dadu tersebut.

c.Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur

papan ular tangga sesuai jumlah angka pada dadu,

kemudian menyebutkan gambar dan angkah yang ada

pada jalur papan ular tangga dimana pion berhenti.

d.Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar ujung

bawah sebuah tangga, maka naik ke atas. jika pion

berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular, maka

turun ke bawah.

c. Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular

tangga secara bersama-sama, dengan posisi anak masih

duduk membentuk lingkaran, permainan dimulai:

a.Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan

Ya

Guru mengajak anak

mempraktekkan permainan

ular tangga

121

kelompok yang sudah dibagi.

b.Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak

menaruh pion pada kolom start, kemudian melempar

dadu, dan menyebutkan angka yang tertera pada dadu

tersebut.

c.Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur

papan ular tangga sesuai jumlah angka pada dadu,

kemudian menyebutkan angka yang ada pada jalur

papan ular tangga dimana pion berhenti.

122

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA PRA TINDAKAN DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU

No. Nama Anak

L/P

Indikator Mengenal Konsep Bilangan

Skor

Presentase

Kriteria

Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga

Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Membilang titik yang ada pada dadu

Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 6 30% Tidak baik/Belum

berkembang (BB) 2 Fiqri L 6 30% Tidak baik/Belum

berkembang (BB) 3 Aziza P 5 25% Tidak baik/Belum

berkembang (BB)

4 Dilla P 5 25% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

5 Nabil L 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

6 Evan L 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

7 Amelia P 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

8 Putra L 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

123

9 Rahmat L 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

10 Shaleh L 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

11 Dzaki L 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

12 Haikal L 5 25% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

13 Adelia P 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

14 Nur.aziz

ah

P 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

Ket :

5. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 6. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 7. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 8. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40

124

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA SIKLUS 1 PERTEMUAN KE 1 DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU

No. Nama Anak

L/P

Indikator Mengenal Konsep Bilangan

Skor

Presentase

Kriteria

Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga

Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Membilang titik yang ada pada dadu

Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 7 35% Tidak baik/Belum

berkembang (BB) 2 Fiqri L 6 30% Tidak baik/Belum

berkembang (BB) 3 Aziza P 5 25% Tidak baik/Belum

berkembang (BB)

4 Dilla P 5 25% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

5 Nabil L 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

6 Evan L 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

7 Amelia P 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

8 Putra L 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

125

9 Rahmat L 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

10 Shaleh L 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

11 Dzaki L 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

12 Haikal L 5 25% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

13 Adelia P 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

14 Nur.aziz

ah

P 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

Ket :

1. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 2. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 3. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 4. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40

126

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA SIKLUS 1 PERTEMUAN KE 2 DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU

No. Nama Anak

L/P

Indikator Mengenal Konsep Bilangan

Skor

Presentase

Kriteria

Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga

Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Membilang titik yang ada pada dadu

Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 7 35% Tidak baik/Belum

berkembang (BB) 2 Fiqri L 6 30% Tidak baik/Belum

berkembang (BB) 3 Aziza P 5 25% Tidak baik/Belum

berkembang (BB)

4 Dilla P 5 25% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

5 Nabil L 7 35% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

6 Evan L 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

7 Amelia P 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

8 Putra L 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

127

9 Rahmat L 5 25%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

10 Shaleh L 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

11 Dzaki L 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

12 Haikal L 5 25% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

13 Adelia P 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

14 Nur.aziz

ah

P 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

Ket :

1. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 2. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 3. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 4. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40

128

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA SIKLUS 1 PERTEMUAN KE 3 DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU

No. Nama Anak

L/P

Indikator Mengenal Konsep Bilangan

Skor

Presentase

Kriteria

Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga

Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Membilang titik yang ada pada dadu

Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 10 50% Kurang/Mulai

Berkembang(MB) 2 Fiqri L 9 45% Kurang/Mulai

Berkembang(MB) 3 Aziza P 8 40% Tidak baik/Belum

berkembang (BB)

4 Dilla P 8 40% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

5 Nabil L 10 50% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

6 Evan L 7 35%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

7 Amelia P 7 35%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

8 Putra L 7 35%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

129

9 Rahmat L 8 40%

Tidak baik/Belum berkembang (BB)

10 Shaleh L 11 55% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

11 Dzaki L 12 60% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

12 Haikal L 8 40% Tidak baik/Belum berkembang (BB)

13 Adelia P 12 60% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

14 Nur.aziz

ah

P 10 50% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

Ket :

1. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 2. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 3. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 4. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40

130

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA SIKLUS 2 PERTEMUAN KE 1 DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU

No. Nama Anak

L/P

Indikator Mengenal Konsep Bilangan

Skor

Presentase

Kriteria

Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga

Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Membilang titik yang ada pada dadu

Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 12 60% Cukup/Berkembang

sesuai harapan(BSH)

2 Fiqri L 12 60% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

3 Aziza P 10 50% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

4 Dilla P 10 50% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

5 Nabil L 12 60% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

6 Evan L 10 50%

Kurang/Mulai Berkembang(MB)

7 Amelia P 10 50%

Kurang/Mulai Berkembang(MB)

8 Putra L 10 50%

Kurang/Mulai Berkembang(MB)

131

9 Rahmat L 12 60%

Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

10 Shaleh L 12 60% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

11 Dzaki L 14 70% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

12 Haikal L 11 55% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

13 Adelia P 14 70% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

14 Nur.aziz

ah

P 11 55% Kurang/Mulai Berkembang(MB)

Ket :

1. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 2. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 3. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 4. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40

132

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA SIKLUS 2 PERTEMUAN KE 2 DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU

No. Nama Anak

L/P

Indikator Mengenal Konsep Bilangan

Skor

Presentase

Kriteria

Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga

Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Membilang titik yang ada pada dadu

Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 15 75% Cukup/Berkembang

sesuai harapan(BSH)

2 Fiqri L 15 75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

3 Aziza P 14 70% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

4 Dilla P 12 60% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

5 Nabil L 15 75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

6 Evan L 13 65%

Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

7 Amelia P 12 60%

Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

8 Putra L 10 50%

Kurang/Mulai Berkembang(MB)

133

9 Rahmat L 14 70%

Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

10 Shaleh L 15 75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

11 Dzaki L 18 90% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)

12 Haikal L 14 70% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

13 Adelia P 19 95% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)

14 Nur.aziz

ah

P 13 65% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

Ket :

1. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 2. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 3. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 4. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40

134

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA SIKLUS 2 PERTEMUAN KE 3 DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU

No. Nama Anak

L/P

Indikator Mengenal Konsep Bilangan

Skor

Presentase

Kriteria

Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga

Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga

Membilang titik yang ada pada dadu

Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 19 95% Baik/Berkembang sangat

baik(BSB)

2 Fiqri L 19 95% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)

3 Aziza P 17 85% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)

4 Dilla P 15 75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

5 Nabil L 18 90% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)

6 Evan L 15 75%

Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

7 Amelia P 15 75%

Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

8 Putra L 15 75%

Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)

135

9 Rahmat L 18 90%

Baik/Berkembang sangat baik(BSB)

10 Shaleh L 16 80% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)

11 Dzaki L 20 100% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)

12 Haikal L 18 90% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)

13 Adelia P 20 100% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)

14 Nur.aziz

ah

P 16 80% Baik/Berkembang sangat

baik(BSB)

Ket :

1. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 2. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 3. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 4. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40

136

DOKUMENTASI

Siklus I

Peneliti mempraktekkan terlebih dahulu cara bermain ular tangga

Anak mengocok dan melempar dadu

137

Anak menjalan poin secara bergiliran

138

Siklus II

Peneliti mempraktekkan dan memberikan arahan kepada anak didik

Anak mengocok dan melempar dadu

139

Anak menjalankan poin secara bergiliran

140

141

142

143

144

145

146

147

148

RIWAYAT HIDUP

MARINA RUSTAN. Lahir di Ralla, pada tanggal 09 Juni

1997. Penulis biasanya disapa dengan panggilan Marina.

Anak pertama dari pasangan orang tua ayahanda Rustan

dan Ibunda Mas‟ati. Memiliki 3 saudara kandung Marini

Rustan, Risfiansyah dan Malikha Humaira Rustan.

Agama Islam. Penulis memasuki jenjang pendidikan di TK Dharma Wanita Ralla

pada tahun 2002 dan tamat pada tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan di

SD Inpres Kompleks Ralla pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2009.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tanete Riaja pada

tahun 2009. Dan tamat tahun 2012. Ditahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 5 Barru pada tahun 2012 dan berhasil menyelesaikan

studi pada tahun 2015. Di tahun yang sama tahun 2015 penulis melanjutkan

pendidikan di jenjang perguruan tinggi di Swasta dan penulis di terima pada

program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Program Strata 1 (S1), Universitas Muhammadiyah

Makassar (UNISMUH).