penggunaan media ular tangga untuk …
TRANSCRIPT
i
PENGGUNAAN MEDIA ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK
KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA JALANRU KECAMATAN TANETE RIAJA
KABUPATEN BARRU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH :
MARINA RUSTAN 105450000115
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Jika Kita Menginginkan Keberhasilan, Maka Haruslah
Menghargai Waktu Dengan Memanfaatkan Sebaik-Baiknya Dan
Segera Bertindak
PERSEMBAHAN :
Karya Ini Saya Persembahkan Kepada :
1. Kedua Orang Tuaku, Bapak Rustan Dan Ibu Mas‟Ati
Yang Senantiasa Memberikan Semangat, Dukungan,
Dan Doa Sepanjang Waktu
2. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah banyak memberiku kemampuan dalam
belajar
vii
ABSTRAK
Marina Rustan. 2019. Penggunaan Media Ular Tangga Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Kelompok B Di TK Dharma Wanita Jalanru Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Skripsi. Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Sukmawati dan Pembimbing II M. Yusran Rahmat.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak melalui metode bermain pada anak dikelompok B TK Dharma Wanita Jalanru. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( ClassRoom Action Reserch ). Subjek Penelitian ini anak kelompok B yang berjumlah 14 yang terdiri dari 9 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Objek penelitian ini peningkatan kemampun mengenal konsep bilangan anak melalui metode bermain. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumntasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode bermain permainan ular tangga dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak
kemampuan awal sebelum tindakan menunjukkan jumlah skor keseluruhan 415 dengan hasil rata-rata presentase 29,64% dengan kriteria tidak baik/belum berkembang (BB) setelah dilakukan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan dengan menunjukkan jumlah skor keseluruhan 635 dengan hasil rata-rata presentase 45,35% dengan kriteria cukup/ berkembang sesuai harapan (BSH). Setelah dilakukan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar dengan menunjukkan jumlah skor keseluruhan 1205 dengan hasil rata-rata presentase 86,07% dengan kriteria baik/ berkembang sesuai baik (BSB).Perolehan persentase tersebut menunjukkan bahwa kemampuan mengenal konsep bilangan anak di kelompok B dengan kriteria baik yang telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 80 %.
Kata Kunci : Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan, Media Ular Tangga. Kelompok B Tk Dharma Wanita Jalanru
viii
KATA PENGANTAR
Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmatnya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada
detik waktu denyut jantung, gerak langkah, serta rasa rasio pada-mu sang khalik.
Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi
terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan
bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,
bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati angina mencapai kesempurnaan, tetapi
kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis
kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang Rustan dan Mas‟ati yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan,
mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula,
penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan
motovasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dr. Sukmawati.,M.Pd
dan bapak M.Yusran Rahmat,S.Pd.,M.Pd pembimbing I dan pembimbing II, yang
ix
telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusuna
proposal hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak
Prof. Dr.H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M. Pd., P.hD. bapak dekan fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, bapak
Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd, ketua program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Usia Dini serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat
bagi penulis
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
kepala sekolah, guru, staf TK Dharma Wanita Jalanru, dan ibu Harianty, S.Pd
selaku guru kelompok B di sekolah tersebut yang telah memberikan izin dan
bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman seperjuangan Kasmawati, Mutmainnah, Ririn, Sri nurmi, dan
Mariana yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, sahabat-sahabatku
terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini angkatan 2015 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan
bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
x
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.
Makassar, 18 November 2019
Marina Rustan
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .......................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Masalah Penelitian ................................................................................. 5
1.Identifikasi Masalah ............................................................................ 5 2.Alternative Pemecahan Masalah ......................................................... 5 3.Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan Masalah ...................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 9
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 9 1.Hasil Penelitian Relevan ..................................................................... 9 2.Pengertian Bilangan .......................................................................... 10 3.Konsep Bilangan di Taman Kanak-Kanak ........................................ 11 4.Tahapan Pembelajaran Mengenal Konsep Bilangan Anak di
Taman Kanak-Kanak ........................................................................ 11
xii
5. Kegiatan Bermain dengan Benda-Benda Konkrit ........................... 14 6. Media Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak ................................. 16 7. Hakikat Media Permainan Ular Tangga .......................................... 17 8. Indikator Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan pada
Kurikulum 2013 ............................................................................... 22 B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 23 C. Hipotesis Tindakan............................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 28
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 28 B. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................................... 28 C. Faktor yang Diselidiki ........................................................................ 28 D. Prosedur Penelitian............................................................................... 29 E. Instrument Penelitian ........................................................................... 31 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33 G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 33 H. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 36
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 36 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................ 36
a. Keadaan Umum ......................................................................... 36 b. Alat Permainan .......................................................................... 37 c. Struktur Organisasi .................................................................... 37 d. Proses Pembelajaran Pra Tindakan di TK Dharma
Wanita Jalanru .......................................................................... 38 B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 40
1. Data Hasil Pra Tindakan Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan............................................................. 40
2. Data Hasil Tindakan Siklus I Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan............................................................. 45
3. Data Hasil Tindakan Siklus II Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan ............................................................ 63
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 77 1. Hasil Proses Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep
Bilagan Anak Pada Siklus I dan Siklus II ...................................... 77 2. Aktivitas Anak Didik Untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Konsep Bilangan Anak ................................................ 82
xiii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 83
A. Simpulan ............................................................................................. 83 B. Saran ..................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Table Halaman 3.1. Kisi-Kisi perkembangan kognitif anak kelompok B di TK Dharma
Wanita Jalanru ................................................................................................ 32
4.1. Alat Permainan di Luar Ruangan Kelas ......................................................... 37
4.2. Kualifikasi Pendidikan Tenaga Pengajar TK Dharma Wanita Jalanru .......... 37
4.3. daftar Nama Anak Didik di TK Dharma Wanita Jalanru ............................... 37
4.4. Table hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik pening
Katan kemampuan mengenal Konsep bilangan pada Pra Tindakan .............. 42
4.5. Rekapitulasi hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik pening
katan kemampuan Mengenal konsep bilangan pada Pra Tindakan 44
4.6. Table hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik peningkatan
kemampuan mengenal konsep bilangan pada pada siklus I ......................... 54
4.7. Rekapitulasi hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik
peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan pada siklus II ........... 56
4.8. Table hasil observasi dan evaluasi anak didik peningkatan kemampuan
mengenal konsep bilangan pada siklus II..................................................... 71
4.9. Rekapitulasi hasil observasi dan evaluasi anak didik peningkatan
kemampuan mengenal konsep bilangan pada siklus II ................................ 73
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1.Media gambar ular tangga ............................................................................... 19
2.2. Gambar Kerangka Pikir.................................................................................. 26
4.1.Media gambar ular tangga ............................................................................. 46
xvi
LAMPIRAN –LAMPIRAN
Lampiran 1
Kisi –Kisi Instrument
Kisi-Kisi Instrument Penilaian anak dan guru
Kisi-Kisi Instrument penilaian aktivitas anak
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (Rpph)
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I Pertemuan 1
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I pertemuan II
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I pertemuan III
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II pertemuan I
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II pertemuan II
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II pertemuan III
Gambar media pembelajaran
Hasil Observasi Penilaian anak (ceklist) dan guru Pra tindakan, siklus I dan
siklus II
Daftar absen anak didik
Dokumentasi
Lampiran 2
Surat Pengantar Dari TU
Surat Izin Penelitian Dari Lp3m
Surat Izin Penelitian Dari Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan
xvii
Surat Izin Dari Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan
Tenaga Kerja Kabupaten Barru
Surat Keterangan Validasi
Kartu Kontrol Penelitian
Surat Izin Dari TK Dharma Wanita Jalanru
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taman Kanak-Kanak (TK) Merupakan lembaga pendidikan formal
sebelum anak memasuki sekolah dasar.
Sistem pendidikan nasional sebagaimana dinyatakan dalam undang-
undang RI no 20 tahun 2003 bab 1 pasal 1 butir 14 (Kemendikbud,2015:13)
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan Kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,nonformal, dan informal. Melalui proses pendidikan diharapkan aspek perkembangan pada anak
dapat berkembang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Ada enam aspek
yang harus dikembangkan anak usia dini yaitu aspek perkembangan moral dan
nilai agama, perkembangan kognitif, perkembangan fisik motorik, perkembangan
bahasa, perkembangan sosial emosional dan perkembangan seni. Hal ini
karenakan dengan mengembangkan aspek-aspek tersebut dapat mempermudah
anak untuk melanjutkan ke tahap pendidikan selanjutnya.
Salah satu aspek yang harus dikembangkan adalah aspek perkembangan
kognitif, seperti yang tercantum dalam peraturan pemerintahan nomor 58 tahun
2009 perkembangan kognitif anak usia dini di bagi menjadi tiga tahapan
perkembangan yaitu pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk dan ukuran,
dan pola, konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf. Oleh karena itu,
pemahaman konsep bilangan merupakan dasar dan pondasi yang kuat bagi anak
2
dalam mengembangan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya yang
kompleks .
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) mengungkapkan
bahwa pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemajuan
untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga
dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk
menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan. perkembangan
kognitif anak usia dini berada pada tahap praoperasional. Pada tahap ini anak
mulai menunjukkan proses berpikir yang jelas serta anak mulai mengenali
beberapa simbol, tanda, bahasa, dan gambar.
Berdasarkan hasil laporan penilaian mingguan di TK Dharma Wanita
Jalanru di kelompok B Peneliti menemukan permasalahan pada anak di kelompok
B kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan masih rendah. Berdasarkan
hasil observasi di kelompok B Dimana pada saat pembelajaran menghitung angka
1 -20 ketika anak diminta menghitungbuah yang ada dalam gambar lalu
menuliskanlambang bilangannya di dalam lembar kerja anak. Contohnya terdapat
gambar buah apel berjumlah 5 dan anak diminta menghitung jumlah buah apel
kemudian menuliskan lambang bilangan dalam lembar kerja anak, ternyataantara
jumlah buah apel dan angka yang dituliskan dikertas masih salah. Selanjutnya
guru melakukan pembiasaan sebelum anak istirahat yaitu dengan mengacak
urutan angka 1-20 siapa yang menjawab dengan benar dan tepat maka dialah yang
pertama keluar istirahat .
3
Contohnya guru mengangkat kartu angka gambar 9 dan menanyakan
kepada anak didik tersebut ini angka berapa nak, dimana masih banyak anak
kebingunan dalam menyebutkan angka 9 menjadi angka 6. Selain itu, metode
pembelajaran yang dipakai masih dengan metode konvensional. Hal ini terlihat
saat pembelajaran, guru yang lebih dominan berbicara sedangkan anak hanya
duduk rapih di kursi dan di meja tanpa adanya pengalaman yang menarik bagi
anak. Dan media yang digunakan dalam kelas hanya menggunakan lembar kerja
anak, kartu angka, bahkan menggunakan media yang sama. Pembelajaran yang
demikian akan menimbulkan rasa bosan pada anak, sehingga anak tidak mau
belajar dan tidak semangat untuk belajar.
Itulah permasalahan yang ditemukan oleh peneliti di sekolah.
Permasalahan tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif
anak,jika tidak segera diatasiakan berdampak pada kehidupan sehari-hari anak.
Sehingga seorang guru perlu mengemas pembelajaran dengan kreatif dan menarik
bagi anak untuk memunculkan rangsangan yang baik, agar anak merasa tertarik
dan bersemangat untuk belajar. Dunia belajar anak bukanlah dengan duduk di
kelas dan mendengarkan guru berbicara. Akan tetapi pembelajaran melalui
kegiatan yang sangat menyenangkan dan membuat anak bergairah. Kegiatan
tersebut adalah kegiatan bermain. Kegiatan bermain sangatlah berpengaruh
terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak baik secara fisik maupun secara
psikologis serta berpengaruh pula terhadap perkembangan intelegensinya anak.
Bermain merupakan dunia anak yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
mereka. Melalui bermain dapat membuat anak menjadi tenang. Anak-anak akan
4
merasa senang dan tertarik saat mengikuti pembelajaran karena dilakukan melalui
kegiatan bermain. Sehingga secara tidak langsung kemampuan anak dalam
mengenal konsep bilangan akan semakin meningkat.
Melihat permasalahan di atas maka pendidik dan peneliti merasa sangat
perlu untuk mengadakan perbaikan terhadap pembelajaran dalam mengenal
konsep bilangan. Dalam hal ini peneliti ingin menerapkan salah satu metode
bermain. Metode bermain adalah metode yang menerapkan permainan atau
mainan tertentu sebagai wadah pembelajaran anak.melaluiPermainan ular tangga
dapat digunakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan mengenal
konsep bilangan pada anak. Hal tersebut karena permainan ular tangga memiliki
beberapa kelebihan ( Satrianawati , 2017:72 ) sebagai berikut:
1). Termasuk dalam media pembelajaran tematik. 2). Menarik minat peserta didik untuk belajar, karena peserta didik menjadi bermain dalam pembelajaran. 3). Anak dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara langsung. 4). Media permainan ular tangga dapat dipergunakan untuk membantu semua aspek perkembangan kecerdasan logika matematika. 5). Media permainan ular tangga dapat merangsan anak belajar memecahkan masalah sederhana tanpa disadari oleh anak. 6). Penggunaan media permainan ular tangga dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Hal ini didukung oleh penelitian Itiqomah Siti pada hari selasa tanggal 13
November tahun 2018 hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
melalui penerapan metode bermain melalui permainan ular tangga dalam
mengembangkan kognitif anak usia 5- 6 tahun di Paud Sriwijaya Lampung
Timur. Dan penelitian Raysia Tiaratahun 2015 hasil penelitian ini menunjukkan
adanya peningkatan penggunaan media ular tangga dalam kemampuan berhitung
pada anak usia 5- 6 tahun di TK Tunas Melati Bandar Lampung dan Jurnal
5
Penelitian Rahayu Rita Sri, dkkhasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan konsep dan lambang bilangan anak usia dini melalui
modifikasi permainan ular tangga dan jurnal penelitian Amelia Lina, dkk hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa permainan modifikasi permainan ular naga
efektif dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak.
Maka untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada
anak, peneliti menggunakan metode bermain melalui media ular tangga dan
melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Penggunaan media ular
tangga untuk meningkatkankemampuan mengenal konsep bilangan anak
kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru”.
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah yang
terjadi di Tk Dharma Wanita Jalanru terkait dalam meningkatkan kemampuan
mengenal konsep bilangan sebagai berikut :
a. Media atau alat pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi sehingga
kurang menarik bagi anak.
b. Anak merasa bosan dan tidak fokus dalam belajar karena metode yang di
gunakan guru metode konvensional.
c. Kemampuan mengenal konsep bilangan anak masih rendah di kelompok B
2. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,maka alternative pemecahan masalah
yang ada pada anak kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru, Peneliti berupaya
6
menemukan solusi pemecahan masalah melalui penelitian tindakan kelas ( PTK)
dengan perlakuan dua siklus,yang di dukung dengan pemanfaatan permainan
media ular tangga untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan
pada anak. Alasan peneliti menggunakan media ular tangga karena permainan ini
belum pernah dilakukan oleh guru sebelumnya sebagai metode dalam
meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak. Sehingga
peneliti akan menggunakan permainan ini sebagai cara untuk menstimulus anak
agar dapat mengenal konsep bilangan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Cahyo ( dalam jurnal penelitian Rahayu Rita Sri, hlm.4 ) mengemukkan bahwa
dengan bermain ular tangga, otak kiri anak akan di asah untuk menghafal angka,
belajar berhitung, mengenal angka, dan mengurutkan langkah ).
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana aktivitas anak didik dalam pembelajaran mengenal konsep
bilangan dengan menggunakan media ular tangga di TK Dharma Wanita
Jalanru..?
b. Apakah pembelajaran melalui media ular tangga dapat meningkatkan
kemampuan mengenal konsep bilangan di kelompok B TK Dharma Wanita
Jalanru..?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui aktivitas anak didik saat proses belajar dikelas B dengan
menggunakan media ular tangga di TK Dharma Wanita Jalanru
7
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan
menggunakan permainan media ular tangga di TK Dharma Wanita Jalanru
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan dari tujuan penelitian yang dikemukakan diatas maka hasil
penelitian diharapkan memberi manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.
Adapun maanfaat teoretis dan manfaat praktis yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi guru dan
calon guru dalam mengetahui keadaan anak dalam proses belajar mengajar
khususnya penggunaan media permainan ular tangga sebagai salah satu usaha
untuk meningkatkan pemahaman bilangan anak.
b. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta lebih mendukung
teori-teori yang ada sehubungan dengan media permainan ular tangga.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Penelitiaan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk memilih
media permainan alternatif dalam meningkatkan kemampuan mengenal
konsep bilangan anak Taman Kanak-kanak Penelitian ini dapat memperluas
wawasan dan pengetahuan guru dalam menggunakan media permainan ular
tanggaa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
8
b. Bagi anak
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar anak,seningga
lebih aktif, lebih persitipatif dan semangat dalam belajar.Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan
mengenal konsep bilangan anak Taman Kanak-kanak dengan menggunakan
media permainan ular tangga.
c. Bagi peneliti
Peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapatkan di bangku
Kuliah serta menambah pengalaman,wawasan,dan ilmu pengetahuan yang
telah dimiliki peneliti.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibuat dapat memperhatikan
penelitian yang dapat dijadikan rujukan dalam mengadakan penelitian adapun
penelitian terdahulu yang hampir sama diantaranya sebagai berikut :
Raysia Tiara (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan media
permainan ular tangga dalam meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia
5-6 tahun di TK Tunas Melati Bandar Lampung”. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media
ular tangga dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia 5-6 tahun.
Itiqomah Sitti ( 2018 ) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan metode
bermain melalui permainan ular tangga dalam mengembangkan kognitif anak 5-6
tahun di PAUD Sriwijaya Lampung Timur”. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
media ular tangga dapat mengembangkan kognitif anak 5- 6 tahun.
Amelia Lina (2017) dalam jurnalnya “Pengaruh Modifikasi Permainan
Ular Naga dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada
anak Kelompok B2 di Paud Save The Kids Banda Aceh”. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa permainan modifikasi permainan ular
naga efektif dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada
anak.
10
Dari penelitian ketiga tersebut dapat kita simpulkan bahwa penerapan
media permainan ular tangga melalui metode bermain dapat meningkatkan
kemampuan mengenal konsep bilangan anak. Penelitia-penelitian tersebut masih
berhubungan dengan penelitian ini, dengan demikian penelitian tersebut dapat
dijadikan pendukung bagi penelitian ini.
2. Pengertian Bilangan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bilangan adalah banyaknya benda,
jumlah. Sedangkan Bilangan Menurut Sudaryanti ( 2006 : 1) adalah suatu konsep
matematika yang bersifat abstrak yang sangat penting untuk anak sebagai
landasan dasar penguasaan konsep matemtika di jenjang pendidikan selanjutnya.
Macam – macam bilangan Menurut Sudaryanti (2006 : 1-4 ) adalah sebagai
berikut : a. Bilangan cardinal adalah bilangan yang digunakan untuk menyatakan
banyaknya anggota suatu himpunan, misalnya ibu membeli 2 keranjang buah
jeruk. b. Bilangan ordinal adalah bilangan yang berfungsi untuk menyatakan
urutan atau ranking( tingkat). c. Bilangan komposit ( positif ) adalah bilangan
tersusun yang didefinisikan dengan bilangan asli yang memiliki lebih dari 2 faktor
yaitu 4,6,8,10. d. Bilangan asli adalah bilangan yang digunakan untuk membilang
( menghitung mulai dari 1, secara berurutan ). e. Bilangan sempurna, Bilangan
cacah, Bilangan bulat serta bilangan pecahan.
membilang adalah menghitung dengan menyebutkan satu persatu untuk
mengetahui berapa banyaknya. Membilang merupakan tindakan matematika
untuk menentukan berapa banyak jumlah benda yang ada. Membilang di TK
11
digunakan untuk menunjukkan pengetahuan tentang nama angka, bilangan dan
nomor.
3. Konsep Bilangan di Taman Kanak-kanak
Pemahaman konsep bilangan pada anak perlu diberikan sedini mungkin
denggan menggunakan cara yang tepat. Menurut Sudaryanti (2006:1) konsep
bilangan merupakan konsep matematika yang sangat penting untuk dikuasi anak,
karena akan menjadi dasar bagi penguasaan konsep-konsep matematika
selanjutnya.
Dapat disimpulkan bahwa memahami konsep bilangan adalahkonsep
matematika yang sangat penting untuk dikuasi oleh anak yang terdiri dari
menghitung bilangan, mengurutkan bilangan, mengenal lambang bilangan, serta
membandingkan.
4. Tahapan Pembelajaran Mengenal Konsep Bilangan Anak di Taman
Kanak-Kanak
Dalam menyampaikan materi pembelajaran mengenal konsep bilangan
untuk anak. Taman kanak-kanak merupakan tahapan-tahapan dalam
menyampaikan dan dilakukan secara bertahap, pendekatan dengan menggunakan
materi kongkrit dan gambar harus secara intensif dilakukan pada tingkat awal
anak.
Pendidikan Nasional tahun 2010 (Reswita,2018:44)bahwa indikator
mengenal konsep bilangan anak usia5–6 Tahun adalah sebagai berikut: a.
Membilang/menyebut urutan bilangan 1-10 (minimal) b. Membilang dengan
menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda- benda) sampai 10 c.
12
Membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda d.
Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10
Menurut Fatimah (dhermawan 2018:10) Tahap perkembangan konsep
bilangan pada anak sebagai berikut :
a. Pengenalan kuantitas anak-ank menghitung sejumlah benda yang telah di
tentukan dilakukan secara bertahap 1 sampai 10 kemudian 11 sampai 20
b. Menghafal urutan nama bilangan, menyebutkan nama bilangan dalm urutan
yang benar
c. Menghitung secara rasional anak tersebut memahami bilangan bila dapat
menghitung benda sambal menyebut nama bilangan
d. Menghitung maju menghitung dua kelompok benda yang digabungkan dengan
menghitung semua, dimulai dari pertama sampai yang terakhir
e. Menghitung mundur menyebutkan bilangan satu atau lebih kurangnya dari
bilangan sebelumnya. Dilakukan untuk dalam operasi pengurangan angka
menggunakan angka kecil saja
f. Berhitung melompat meneyebutkan bilangan dengan cara melompat dengan
benda bilangan tertentu yang sama
Seorang guru di Taman Kanak – Kanak dalam memberikan kegiatan
pembelajaran harus memperhatikan tahap perkembangan anak didik, alat
peraga/alat permainan, metode yang digunakan ,serta waktu, tempat dan teman
bermain anak. Kegiatan pembelajaran matematika di Taman kanak- kanak adalah
sebagai berikut : 1). Mencocokkan . 2). Angka dan hitungan. 3).
Mengelompokkan dan menggolongkan. 4). Perbandingan, Bentuk, ruang,
13
pembelajaran tentang pola, pengukuran, dan lambang bilangan. Dalam
memberikan kegiatan pembelajaran, anak diberikan pengertian dan pemahaman
tentang beberapa hal misal, kegiatan dalam mencocokkan warna, ukuran, angka,
seni dan objek.
Dalam hal menghitung dan memberi angka sebuah objek, anak diajak
berhitung saat menaiki/menuruni tangga, menghitung sejumlah benda, mengenali
tulisan angka dan lainnya. Untuk mengelompokkan dan menggolongkan , anak
diberi pengertian dan pemahaman tentang beberapa hal yang dikumpulkan
bersama dan akan menjadi suatu kelompok. Pembelajaran membilang di Taman
Kanak-Kanak dapat dilaksanakan dengan cara salah satunya melalui kegiatan
bermain. Kegiatan bermain dilakukan secara menarik, bervariasi dan
menyenangkan. Guru mengenalkan angka 1 – 20 secara bertahap dengan
memperhatikan gambar yang jumlahnya sama dengan tulisan angka dibawahnya.
Kemudian guru mengajak anak untuk menghitung jumlah gambar. Kemudian
anak di ajak menghitung 1- 20 sambil menunjuk gambar. Anak diajak untuk
mengulangi apabila masih ada salah.jika anak sudah bisa, jumlah benda boleh
ditingkatkan.
Menurut Susanto ( Rindha, 2011:5 ) Penguasaan matematika anak usia TK akan
melalui tahapan sebagai berikut :
a) Tahap Konsep pada tahap konsep ini anak menghitung segala macam benda
yang dapat dihitung dan dilhat
b) Tahap Transmisi/Peralihan merupakan peralihan dari konkret ke lambang.
Pada tahap ini anak mulai sungguh-sungguh memahami. Tahap trasmisi
14
diberikan apabila tahap konsep sudah dipahami anak dengan anak membilang
benda sesuai bilangan yang disebutkan
c) Tahap lambang pada tahap ini anak sudah diberi kesempatan untuk mengenal
dan menulis lambang bilangan, bentuk-bentuk, dan sebagainnya
5. Kegiatan Bermain dengan Benda-benda Konkrit
a. Pengertian Bermain
Para Tokoh Teori Kognitif memberikan pandangan mengenai bermain,
yaitu : Menurut Piaget, anak menjalani tahapan perkembangan kognitif sampai
akhirnya proses berpikir anak menyamai proses berpikir orang dewasa. Anak
tidak belajar sesuatu yang baru tetapi mereka belajar mempraktikkan
keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya. Menurut Vygotsky menyakini
bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognitif anak.
Seorang anak tidak dapat mampu berpikir secara abstrak tanpa melihat benda
yang sebenarnya karena makna dan objek berbaur menjadi satu.
Menurut Bruner memberikan penekanan pada fungsi bermain sebagai
sarana untuk mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas serta yang paling
penting bagi anak adalah makna bermain bukan hasil akhirnya. Menurut Docket
(Fadillah,2018:8) bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui
bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan
kemampuan dirinya.
Menurut Browne (Moeslichatoen,2004:32)
melalui bermain anak belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak. Bermain merupakan cara belajar anak yang bersifat alami. Anak dapat berlatih menggunakan kemampuan kognitinya untuk
15
memecahkan berbagai masalah seperti mengukur, membandingkan, mencari jawaban yang berbeda, berhitung dan sebagainya. Bermian merupakan pengalaman penting dalam dunia anak. Dan akan
akan memperoleh kesempatan memilih kegiatan yang disukainya, bereksperimen
dengan bermacam bahan dan alat, berimajinasi, memecahkan masalah dan
bercakap-cakap secara bebas, berperan dalam kelompok, berkerja sama dalam
kelompok, dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan. Sebab bermain
berfungsi sebagai sarana yang dapat mengembangkan anak secara optimal.
Melalui kegiatan bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan
memanfaatkan objek- objek yang dekat anak.
b. Karakteristik Bermain
Menurut Jeffree (Fadillah,2018:42 )
karakteristik bermain pada anak ada enam yaitu : 1). Bermain muncul dari dalam diri anak. 2). Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat dan kegiatan untuk dinikmati. 3). Bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya. 4). Bermain harus didominasi oleh pemain. 5). Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain.
Dari uraian mengenai karakteristik bermain anak usia dini ini dapat
dipahami bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik bermain
dengan prinsip-prinsip bermain. Keduanya mempunyai peran penting sebagai
acuan utama dalam kegiatan bermain. Oleh karenanya antara prinsip bermain dan
karakteristik bermain ini diwajib menjad perhatian bagi siapa pun yang
menginginkan kegiatan bermain berjalan sesuai yang diharapkan , yakni mampu
memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.Bermain
merupakan bagian terpenting dalam kehidupan anak karena melalui bermaian
anak-anak tumbuh dan berkembang. Anak yang kebutuhan bermainnya terpenuhi,
16
makin tumbuh dengan keterampilan yang lebih tinggi dan berkembang sesuai
dengan potensi yang dimilikinya.
c. Fungsi Bermain bagi Anak di Taman kanak-kanak
Menurut Frank (Meoslichatoen,2004:33 ) ada 8 fungsi bermain bagi anak
yaitu :
1) Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya, meniru ibu masak di dapur, dokter mengobati orang sakit, dan sebagainnya. 2). Untuk melakukan berbagai peran yang ada didalam kehidupan nyata seperti guru mengajar dikelas,sopir mengendarai bus, petani menggarap sawah, dan sebagainya. 3). Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. 4). Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng,menepuk-nepuk air. 5). Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti berperan sebagai pelanggar lalu lintas dan menjadi anak nakal. 6). Mencerminkan pertumbuhan seperti pertumbuhan misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya. 7). Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah
Menurut Hetherington (Meoslichatoen,2004:34)
bermain juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu, dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
6. Media Pembelajaran di Taman Kanak- kanak
Corte menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu sarana non
personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar
yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai
tujuan intruksional. Media pembelajaran yang digunakan ditaman kanak-kanak
terdiri dari dua jenis yaitu alat peraga yaitu semua alat yang dipergunakan oleh
pendidik untuk menerangkan/memperagakan bahan pelajaran dalam proses belajar
mengajar dan alat permainan yaitu semua alat yang dipergunakan anak untuk
17
memenuhi naluri bermainnya sehingga anak dapat melakukan proses belajar
dengan cara menyenangkan.
Prinsip-prinsip pembuatan media pembelajaran di taman kanak-kanak yaitu :
a. Media pembelajaran yang dibuat hendaknya multiguna. Multiguna disini
maksudnya adalah bahwa media tersebut dapat digunakan untuk
pemgembangan berbagai aspek perkembangan anak.
b. Bahan mudah didapat dilingkungan sekiat lembaga taman kanak-kanak dan
murah atau bisa dibuat dari bahan bekas/sisa.
c. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.
d. Dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah
kesenganan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan imajinasi serta dapat
digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi.
e. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana, dapat digunakan secara individual,
kelompok, dan klasikal.
f. Dibuat sesuai dengan perkembangan anak.
7. Hakikat Media Permainan Ular Tangga
a. Pengertian Media Ular Tangga
Permainan ular tangga juga termasuk permainan populer dikalangan anak-
anak. ulartangga merupakan permainan anak-anak berbentuk papan yang
dimainkan oleh dua orang atau lebih.Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak
kecil,sejumlah”tangga”atau”ular”digambar dibeberapa kotak yang
menghubungkannya dengan kotak lain.
18
Menurut francisca ( Yuvitasari, 2015:41) Permainan ular tangga adalah
permainan papan yang terbuat dua dimensi. Permainan ular tangga merupakan
permainan anak-anak yang berbentuk papan yang dimainkan oleh dua orang atau
lebih. Papan permainan di bagi dalamkotak-kotak kecil, sejumlah ular atau tangga
digambar dibeberapa kotak yang menghubungkan dengan kotak yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa ular tangga adalah permainan papan untuk
anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam
kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah tangga dan ular yang
menghubungkan dengan kotak lain. Permainan ini diciptakan pada tahun 1870.
Tidak ada papan permainan standar dalam hular tangga,setiaporang dapat
menciptakan papan mereka sendiri dengan jumlah kotak,ular dan tangga yang
berlainan.
b. Bentuk, Isi dan Manfaat Ular Tangga
Permainan ular tangga memiliki bentuk khusus yaitu papan permainan di
bagi dalam kotak-kotak dan di beberapa kotak digambar sejumlah ular dan tangga
yang menghubungkan dengan kotak yang lain.Setiap pemain mulai dengan
bidaknya dikotak pertama(biasanya kotak di sudut kiri bawah)dan secara
bergiliran melemparkan dadu.bidak di jalankan sesuai dengan jumlah mata dadu
yang muncul.Bila pemain mendarat di ujung bawah sebuah tangga,mereka dapat
langsung pergi ke ujung tangga yang lain.Bila mendarat di kotak dengan
ular,mereka harus turun ke kotak di ujung bawah ular. Pemenang adalah pemain
pertama yang mencapai kotak terakhir(kotak nomor 20).Biasanya bila seorang
19
pemain mendapatkan angka 6 dari dadu,mereka mendapat giliran sekali lagi. Bila
tidak, maka giliran jatuh ke pemain selanjutnya.
2.1.Media gambar ular tangga
Menurut Raisatun (Yuvitasari, 2015:43) tata cara permainan ular tangga
tujuan permainan ular tangga adalah melatih anak supaya lebih
berkonsentrasi,melatih ketelitian anak mencapai kotak terakhir tanpa dimakan
oleh ular. Peralatan yang akan dibutuhkan 1.)papan ular tangga 2.) dadu 3.) poin
dan 4.) pemain.
Cara bermain :
a) Untuk memulai,setiap pemain mengocok dan melemparkan dadu.pemain
yang melemparkan dadu dengan angka yang paling besar akan mendapatkan
giliran pertama.
b) Taruh pemain atau pion dikotak start.lemparkan dadu dan hitung jumlah angka
yang ditunjukkan kedua dadu,lalu gerakkan poin ke kotak berikutnya dijalur
papan ular tangga sesuai dengan jumlah angka pada dadu.
c) Kalau poin tersebut berhenti pada kotak yang ada gambar ujung bawah sebuah
tangga,naik ke atas.
d) Kalau poin berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular,turun ke bawah
20
Manfaat ular tangga yaitu dapat menunjang perkembangan otak kanan dan
kiri anak.dengan permainan ini,si kecil berkenalan dengan sebuah kemenangan
dan kekalahan dalam hidup.dalam permainan ini pula,si kecil belajar mengatasi
ketegangan,akankan ia menang atau kalah.lewat permainan ini si anak kecil juga
bisa mengetahui dan belajar cara memecahkan masalah. Serta anak juga akan
menghitung jumlah mata dadu yang muncul,sehingga kemampuan menghitung
anak menjadi terangsang.
c. Langkah –langkah Permainan Ular Tangga
Berdasarkan cara bermain ular tangga dari Raisatun Nisak (Yuvitasari,
2015:46) dalam penelitian ini mengembangkan langkah-langkah permainan ular
tangga sebagai berikut:
1) Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.
2) Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan yang akan dilakukan, yaitu
permainan ular tangga.
3) Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
a) Guru mengambil sebuah dadu dan pion, kemudian diperlihatkan pada anak-
anak.
b) Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian melempar dadu, dan
menyebutkan angka yang tertera pada dadu tersebut.
c) Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur papan ular tangga
sesuai jumlah angka pada dadu, kemudian menyebutkan gambar dan angkah
yang ada pada jalur papan ular tangga dimana pion berhenti.
21
d) Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar ujung bawah sebuah
tanggaa, maka naik ke atas. jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar
kepala ular, maka turun ke bawah.
e) Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular tangga secara bersama-
sama, dengan posisi anak masih duduk membentuk lingkaran, permainan
dimulai:
a) Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan kelompok yang sudah
dibagi.
b) Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak menaruh pion pada kolom
start, kemudian melempar dadu, dan menyebutkan angka yang tertera
pada dadu tersebut.
c) Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur papan ular tangga
sesuai jumlah angka pada dadu, kemudian menyebutkan angka yang ada
pada jalur papan ular tangga dimana pion berhenti.
d. Kelebihan dan Kekurangan Permainan Ular Tangga
Penggunaan media permainan ular tangga dalam proses pembelajaran
merupakan cara yang cukup efektif apabila dilihat dari beberapa keunggulan
media. Mediapermainan ular tangga sebagai berikut :
Menurut Satrianawati (2017:72)
1) Termasuk dalam media pembelajaran tematik. 2) Menarik minat peserta didik untuk belajar, karena peserta didik menjadi bermain dalam pembelajaran. 3) Anak dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara langsung. 4) Media permainan ular tangga dapat dipergunakan untuk membantu semua aspek perkembangan anak salah satu mengembangkan kecerdasan logika matematika. 5) Media permainan ular tangga dapat merangsang anak belajar memecahkan masalah sederhana
22
tanpa disadari oleh anak.6.) Penggunaan media permainan ular tangga dapat dilakukan baik didalam kelas maupun di luar kelas.
Sedangkan Kekurangan media ular tangga sebagai berikut :
Menurut Satrianawati (2017:73)
1) Tidak dapat diselasaikan tepat waktu, karena dikhawatirkan peserta didik akan terjatuh bila menemui ekor ular. 2). Penggunaan media permainan ular tanggan memerlukan banyak waktu untuk menjelaskan kepada anak. 3). Permainan ular tangga tidak dapat mengembangkan semua materi pembelajaran. 4). Kurangnya pemahaman aturan permainan oleh anak dapat menimbulkan kericuhan. 5). Bagi anak yang tidak menguasai materi dengan baik akan mengalami kesulitan dalam bermain.
Untuk itu peran guru dalam penggunaan media permainan ular tangga di
Taman kanak-kanak sangat penting sebagai fasilitator dalam permainan ular
tangga sehingga dapat memberikan kemudahan dan keleluasaan terhadap anak
dalam melakukan permainan ini dan sebagai wasit dalam permainan ini sehingga
permainan ular tangga dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan bagi setiap
anak yang bermain dalam permainan ular tangga ini.
8. Indikator Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Kurikulum
2013 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia no 146 tahun 2014
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Ini berarti indikator pencapaian kompetensi merupakan rumusan
kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD).
Dalam rangka meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada
anak kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru melalui metode bermain dengan
23
menggunakan media ular tangga. Pencapaian indikator kemampuan mengenal
konsep bilangan pada anak kelompok B (usia 5-6 tahun) Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia no 146 tahun 2014
(Kemendikbud,2015) sebagai berikut :
a. Menyebutkan angka 1-20 dengan mengangkat jari sebagai pengetahuan
membilang
b. Mengurutkan angka 1-20 sebagai pengetahuan mengenal konsep bilangan
c. Menunjukkan lambang bilangan sebagai pengetahuan mengenal lambang
bilangan
Dengan demikian indikator pencapaian kompetensi merupakan tolok ukur
ketercapaian suatu Kompetensi dasar. Hal ini sesuai dengan maksud bahwa
indikator pencapaian kompetensi menjadi acuan penilaian yang berbentuk
observasi,dokumentasi, dan teks.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan kurikulum atau Standar Paud perkembangan kognitif
merupakan salah satu perkembangan yang sangat penting bagi anak usia dini.
Standar tingkat pencapaian pekembangan berisi tentang perkembangan dan
pertumbuhan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat
perkembangan merupakan semua aspek perkembangan yang dapat dicapai anak
setiap tahap perkembangan . tingkat pencapaian perkembangan anak usia 5-6
tahun dalam perkembangan kognitif yaitu membilang banyak benda 1-20,
mengenal konsep bilangan,mengenal lambang bilangan, mengetahui konsep
banyak dan sedikit. Kemampuan membilang merupakan salah satu kegiatan
24
pemebelajaran dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak. Memahami
bilangan sangat penting karena akan membantu anak dalam memecahkan
masalah.
Pembelajaran yang selama ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita
Jalanru masih monoton dan kurang bervariasi dan anak masih kesulitan dalam
pembelajaran kegiatan mengenal konsep bilangan. Media pembelajaran yang
digunakan guru dalam kegiatan membilang masih terbatas (minim) guru dalam
kegiatan membilang langsung memberikan lembar kerja peserta didik. Metode
yang digunakan guru masih belum menarik perhatian anak, sehingga
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas terasa membosankan bagi anak.
Akibarnya kemampuan anak di kelompok B TK Dharma Wanita Jalanru dalam
mengenal konsep bilangan masih rendah (belum optimal).
Kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan belum mencapai
tahap pada umunnya. Dalam kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak , guru
sebaiknya memperhatikan dan memahami berbagai kebutuhan belajar untuk anak
usia dini. Guru perlu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan bagi anak supaya anak mengikuti kegiatan pemebelajaran dan
kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan meningkat. Pemilihan metode
yang tepat dan media pembelajaran yang menarik bagi anak dan harus sesuai
dengan materi yang digunakan. Metode yang digunakan dalam kegiatan mengenal
konsep bilangan yaitu metode bermain melalui permainan ular tangga.
Sedangkan media pembelajarannya menggunakan benda-benda konkrit.
Hal ini akan berpengaruh pada suasana kegiatan pembelajaran dan dapat
25
meningkatkan pemahaman anak dalam membilang. Melalui bermain dengan
benda-benda konkrit anak-anak mempunyai kesempatan untuk melihat/mengamati
benda, memegang benda dan membilang ( menghitung ) benda tersebut secara
langsung.
Anak dapat belajar mengingat benda, jumlah benda, dan ciri-cirinya
meskipun benda tersebut sudah tidak ada. Penggunaan benda-benda konkrit
merupakan startegi pembelajaran yang tepat untuk dapat meningkatkan
kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan serta anak dapat membilang.
Dengan kegiatan pembelajaran melalui kegiatan bermain dengan menggunakan
media permainan ular tangga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan anak
dalam mengenal konsep bilangan dan dapat membilang di kelompok B TK
Dharma Wanita Jalanru Tahun ajaran 2019/2020.Berdasarkan uraian tersebut,
maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah
ini
26
KERANGKA PIKIR
Gambar 2.2. Kerangka pikir
Kondisi awal
Guru kurang bervariasi dalam menggunakan metode dan media sehingga kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak masih rendah
Permainan ular tangga Langkah-langkah
1. Anak duduk dikarpet dalam bentuk berkelompok 2. Guru menjelaskan tentang permainan ular tangga dan guru
memberikan contoh cara bermain ular tangga 3. Anak di ajak memperaktekkan permianan ular tangga secara
bersama dengan posisi anak duduk membentuk lingkaran
Indikator
1. Anak mampu bekerja sama dengan temannya 2. menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga 3. mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga 4. menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga 5. membilang titik yang ada pada dadu 6. menghitung langkah poin sesuai dengan jumlah titik yang ada pada
dadu
Kondisi akhir Kemampuan mengenal konsep bilangan anak meningkat
27
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis penelitian yang dapat
diajukan adalah bahwa pembelajaran melalui kegiatan bermain dengan
menggunakan permainan ular tangga dapat meningkatkan kemampuan mengenal
konsep bilangan 1- 20 kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian dengan judul “Penggunaan Media Ular Tangga untuk
meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Kelompok B di
TK Dharma Wanita Jalanru Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru”
menggunakan penelitian tindakan kelas. Tindakan tersebut diberikan oleh guru
dengan arahan yang diperoleh guru dari penelitian. Penelitian tindakan kelas ini
dilakukan secara kolaboratif dimana penelitian ini dilakukan secara bekerja sama
antara peneliti dengan guru dan dimana penelitian ini menggunakan 4 tahap yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di TK Dharma Wanita Jalanru yang berlokasi di
Jl. Jalanru.Kecamata Tanete Riaja, Kabupaten Barru.Seluruh peserta didik di kelas
B yang berjumlah 15 anak di TK Dharma Wanita Jalanru yang terdiri dari 10 anak
laki-laki dan 5 perempuan.
C. Faktor Yang Diselidiki
Faktor yang di selidiki di TK Dharma Wanita Jalanru adalah faktor
proses dan faktor hasil penggunaan media ular tangga untuk meningkatkan
kemampuan mengenal konsep bilangan anak di kelompok B di TK Dharma
Wanita Jalanru. peneliti mengamati perkembangan kognitif anak dalam permainan
media ular tangga.
29
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Secara
rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Adapun yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Survei terhadap kondisi sekolah, peserta didik, fasilitas, serta metode
pembelajaran yang diterapkan di sekolah
b. Menentukan tema dan sub tema pembelajaran yang akan diberikan di TK
Dharma Wanita Jalanru
c. Menyusun RPPH (Rencana Pencapaian Pembelajaran Harian ) yang memuat
kegiatan mengenal konsep bilangan dengan menggunakan media permainan
ular tangga untuk meningkatkan kemampuan bilangan anak.
d. Membuat serta Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yang akan
digunakan
e. Peneliti membuat lembar observasi untuk melihat kondisi belajar anak dikelas.
2. Pelaksanan Tindakan
Pendidik di kelompok B TK Dharma Wanita Jalanru merupakan pelaksana
tindakan. Peneliti sebagai observer ketika pendidik mempraktekkan pengajaran
dengan menggunakan model pembelajaran bermain dengan menggukan media
ular tangga namun sebelum masuk kedalam pembelajaran pendidik dan peneliti
melakukan diskusi terlebih dahulu untuk membuat RPPH yang sesuai tema dan
30
sub tema untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media ular tangga sebagai
berikut :
a. Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.
b. Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan yang akan dilakukan, yaitu
permainan ular tangga
c. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
1) Guru mengambil sebuah dadu dan pion, kemudian diperlihatkan pada anak-
anak.
2) Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian melempar dadu, dan
menyebutkan angka yang tertera pada dadu tersebut.
3) Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur papan ular tangga sesuai
jumlah angka pada dadu, kemudian menyebutkan gambar dan angkah yang
ada pada jalur papan ular tangga dimana pion berhenti.
4) Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar ujung bawah sebuah tanggaa,
maka naik ke atas. jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular,
maka turun ke bawah.
d. Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular tangga secara bersama-
sama, dengan posisi anak masih duduk membentuk lingkaran, permainan
dimulai:
1) Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan kelompok yang sudah dibagi.
31
2) Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak menaruh pion pada kolom start,
kemudian melempar dadu, dan menyebutkan angka yang tertera pada dadu
tersebut.
3) Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur papan ular tangga sesuai
jumlah angka pada dadu, kemudian menyebutkan angka yang ada pada jalur
papan ular tangga dimana pion berhenti.
3. Tahap Observasi dan Evalusi
Peneliti melakukan observasi langsung selama proses pembelajaran.
Peneliti juga bekerjasama dengan guru kelas B untuk melihat peningkatan
kemampuan mengenal konsep anak dalam bilangan 1- 20.
4. Refleksi
Hasil yang diperoleh dari tahap observasi dan tahapevaluasi dikumpulkan
kemuadian dianalisis. Dengan demikian peneliti dapat melihat dan merefleksi
apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kemampuan mengenal
konsep anak dalam bilangan 1- 20
Siklus II
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II ini relatif sama dengan
perencanaan dan pelaksanaan dalam siklus I dengan mengadakan beberapa
perbaikan. Berdasarkan hasil refleksi siklus 1. Dan N+
E. Instrumen Penelitian
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Lembar observasi (ceklist) yaitu Lembar observasi digunakan agar peneliti
lebih terarah dalam melakukan observasi sehingga hasil data yang didapatkan
mudah diolah. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui
32
kemampuan mengenal konsep bilangan anak didik melalui permainan ular
tangga.
2. Dokumentasi ( foto atau video kegiatan anak) yaitu lembar dokumentasi atau
arsif yang digunakan peneliti agar bisa memberikan keterangan atau bukti
yang berhubungan dengan proses pembelajaran dalam kemampuan mengenal
konsep bilangan melalui media ular tangga.
Adapun kisi –kisi yang digunakan dalam pedoma pengamatan sebagai
berikut :
Tabel 3.1 Kisi-kisi Perkembangan Kognitif Anak Kelompok B di TK
Dharma Wanita Jalanru.
Kognitif
Variabel Sub Indikator Instrument
Kemampuan
mengenal konsep
bilangan
1. Menyebutkan angka
dengan mengangkat jari
sebagai pengetahuan
membilang
Lembar
observasi
(ceklis) dan
dokumentasi
2. Mengurutkan angka
sebagai pengetahuan
mengenal konsep bilangan
Lembar
observasi
(Ceklis) dan
dokumentasi
33
3. Menunjukkan lambang
bilangan sebagai
pengetahuan mengenal
lambang bilangan
Lembar
observasi
(Ceklis) dan
dokumentasi
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati langsung
dilapangan. Teknik observasi ini lakukan melalui pengamatan dan pencatatan
gejala-gejala pada objek yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian.
Dan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh peserta didik setelah
kegiatan pemberian tindakan tentang kemampuan mengenal konsep bilangan
anak dalam bilangan 1- 20.
2. Dokumentasi, yaitu alat bantu atau pendukung untuk menghasilkan data
sekunder berupa tulisan, dokumen dan foto. Disini peneliti menggunakan
dokumentasi buku penilaian, data peserta didik dan guru serta dokumenn yang
berkaitan dengan penelitian yakni di TK Dharma Wanita Jalanru.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif
dankuantitatif. Perhitungan dalam analisis data menghasilkan persentase
pencapaian yang selanjutnya di interpresentasikan dengan kalimat.Data dalam
penelitian ini diperoleh melalui observasi dan dokumentasi langsung pada proses
pembelajaran menggunakan media ular tangga di TK Dharma Wanita Jalanru
kelompok B.
34
Teknik analisis data dalam penelitian inidilakukan dengan cara merefleksi
hasil observasi terhadap proses pembelajaranyang dilaksanakan oleh pendidik dan
anak di kelas. Data yang diperoleh dalampenelitian ini berupa hasil observasi dan
catatan lapangan.
Data yang dianalisis yaitu hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
pembelajaran bermain untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep
bilangan anak di lapangan. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu hasil
penelitian pada tiap siklus. Peneliti membuat perbandingan persentase
kemampuan anak sebelum menggunkan media ular tangga dan sesudah
menggunakan dengan model pembelajaran bermain untuk meningkatkan
kemampuan mengenal konsep bilangan anak. Adapun rumus yang digunakan
untuk mencari persentase dalam penelitian ini menurut Sudijono (Rindha,2011:7)
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
P = Presentase frekuensi kegiatan yang muncul
F= Frekuensi
N = Jumlah aktivitas Keseluruhan
Sesuai karakteristik penelitian tindakan kelas menggunakan indikator
keberhasilan sebagai dasar bahwa penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak
berhasil. Menurut Arikunto (Puji,2014:38) Kriterian Penilaian ada 4 tingkatan
yaitu :
1. Kriteria baik, yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100
35
2. Kriteria cukup, yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79
3. Kriteria kurang, yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55
4. Kriteria tidak baik, yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40
H. Indikator Keberhasilan
Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas, dalam penelitian ini
dinyatakan meningkat apabila dalam proses pembelajaran terlihat adanya
peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui media permainan
ular tangga dari siklus 1 ke siklus berikutnya dengan kriteria baik/berkembang
sangat baik 80 % dari total anak didik dalam kelas.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
TK dharma wanita jalanru terletak dijalan jalanru Kelurahan Lompo
Riaja, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru. Lembaga ini cukup strategis
karena satu lokasi dengan SD Inpres Jalanru. TK dharma wanita jalanru memiliki
nomor statistik 40316794. Adapun status TK dharma wanita jalanru yaitu diakui
dengan gedung milik sendiri yang berada dibawah naungan yayasan Kasriah
Dahlan dan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Barru untuk membangun TK
dharma wanita jalanru . TK dharma Wanita Jalanru didirikan pada tahun 2003
Dengan nomor SK Pendirian 42.2/1140/DP/PD.
a. Keadaan Umum
TK dharma wanita jalanru terdapat 6 bangunan yaitu, 1 ruang kepala
sekolah, 1 ruang guru,1 ruang wc, 1 ruang gudang, 2 ruang kelas yakni Kelompok
A dan Kelompok B. Lokasi anak untuk bermain di luar di lengkapi dengan
beberapa alat permainan. Lokasi TK dharma wanita jalanruterletak di daerah
perdesaan, lokasinya sangat strategis namun masih harus ada penjagaan ketat
apabila anak-anak bermain di luar kelas dikarenakan sekolah tersebut berada tepat
dipinggir jalan jalanru.
37
b. Alat Permaianan
Tabel 4.1 Alat Permainan Di Luar Ruangan Kelas
Nama Alat Permainan Jumlah Kondisi
Prosotan 1 buah Baik
Ayunan 1 buah Baik
Jungkitan 1 buah Baik
c. Struktur Organisasi
Tabel 4.2 Kualifikasi Pendidikan Tenaga Pengajar TK Dharma Wanita
Jalanru
No Nama Jabatan Alamat
1 Kasriah Dahlan,.S.Pd Kepsek Jln Ralla bawah
2 Harianti,.S.Pd Guru Jln Alebila‟e
3 Irmayani,.S.Pd Guru Jln Ralla bawah
Tabel 4.3 Daftar Nama Anak Didik Di TK Dharma Wanita Jalanru
No Nama Anak Didik Jenis Kelamin
1 Restu Aditia Perdana Laki-laki
2 Muh Fiqri Laki-laki
3 Farid Laki-laki
4 Aziza Perempuan
5 Fadilla Nur Afni Perempuan
38
6 Muh Nabil Laki-laki
7 Muh Evan Laki-laki
8 Nur Amelia Perempuan
9 Ramadhan Dwi Putra Laki-laki
10 Rahmat Rifaldy Laki-laki
11 Muh Shaleh Laki-laki
12 Muhammad Dzaki Laki-laki
13 Haikal Laki-laki
14 Adelia Perempuan
15 Nur azizah Perempuan
Dari uraian di atas mengenai gambaran umum lokasi peneliti maka yang
menjadi sasaran peneliti dalam hal ini yaitu tenaga pengajar atau tenaga pendidik
kelompok B yang memiliki jumlah anak didik sebanyak 15 orang yakni 10 orang
anak laki-laki dan 5 orang anak perempuan yang didampingi oleh 1 orang tenaga
pengajar tetapi, ada 1 anak didik yang kurang aktif yang bernama Farid.
d. Proses Pembelajaran Pra Tindakan di TK Dharma Wanita Jalanru
Proses pembelajaran meningkatkan kemampuan mengenal konsep
bilangan anak di kelompok B TK Dharma Wanita Jalanru. Pembelajaran tersebut
disusun oleh guru di kelompok B dengan alokasi waktu 60 menit. Langkah
pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi, dilanjutkan
dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu Lonceng
berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-anak masuk
satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan pembelajaran
39
didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa bersama (doa
sebelum belajar)kemudian guru mengajak peserta didik membaca surah-surah
pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru mengajak
peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari, panca indra
dan satu-satu aku sayang ibu).guru mengkomunikasikan tema yaitu „Binatang
Darat‟.
Guru melakukan tanya jawab tentang „Binatang Darat‟ pada sub tema sapi.
Kemudian guru menjelaskan atau bercakap-cakap tentang sapi. Langkah kedua
guru menjelaskan kegiatan menghitung jumlah sapi dan mewarnai gambar sapi di
lembar kerja anak (LKA).Langkah ketiga guru membimbing pelaksanaan kegiatan
menghitung jumlah sapi dan mewarnai gambar sapi akan tetapi,Proses
pembelajaran berlangsung kurang kondusif, karena masih banyak anak yang
kurang memperhatikan dan beberapa anak sibuk bermain sendiri atau teman
lainnya. Salah satu penyebab kondisi tersebut adalah anak kurang tertarik dalam
mengikuti pelajaran khususnya mengenal konsep bilangan minimnya penggunaan
media. Media pembelajaran yang dipakai guru dapat dikatakan monoton karena
hanya memakai media yang sama khususnya belajar mengenal konsep bilangan,
sehingga menimbulkan rasa cepat bosan pada anak dan berpengaruh pada prestasi
anak dalam kognitif.
Masih banyak anak yang kurang meningkat kemampuan mengenal konsep
bilangan 1-20 sehingga ini menjadi landasan untuk meningkatkan kemampuan
mengenal konsep bilangan anak dengan menggunakan media belajar ular
tangga.Langkah ke empat anak istirahat dan bermain dan pada kegiatan penutup,
40
guru mengajak anak untuk melakukandiskusi tentang pembelajaran hari ini dan
menanyakan bagaimana perasaanya saat melaksanakan kegiatan tersebut.
Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang sipaku gelang) membaca
doa sebelum pulang (surah Al-Asr) ,salam dan pulang.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Data Hasil Pra Tindakan Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep
Bilangan Anak
Untuk mengetahui kondisi awal untuk peningkatan kemampuan anak-anak
dalam mengenal konsep bilangan sebelum dilakukan penelitian. Penelitian
melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap peningkatan kemampuan awal
mengenal konsep bilangan pada kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru.
Untuk meningkatkan Kemampuan mengenal konsep bilangan yang diamati terdiri
dari 3 kemampuan, yakni menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular
tangga, mengurutkan lambang bilangan 1-20 melalui papan permainan ular
tangga, dan menunjukkan lambang bilangan 1-20 melalui papan permainan ular
tangga. Dan aktivitas anak didik yang diamati terdiri atas 2 kemampuan,
membilang titik yang ada pada dadu dan yakni menghitung langkah point sesuai
jumlah titik yang terdapat pada dadu.
Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,
dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu
Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-
anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan
pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa
bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca
41
surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru
mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,
panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). guru mengkomunikasikan tema yaitu
„Binatang Darat‟. Guru melakukan tanya jawab tentang „Binatang Darat‟ pada sub
tema sapi. Kemudian guru menjelaskan atau bercakap-cakap tentang sapi.
Langkah kedua guru menjelaskan kegiatan menghitung jumlah sapi dan mewarnai
gambar sapi di lembar kerja anak (LKA).
Langkah ketiga guru membimbing pelaksanaan kegiatan menghitung
jumlah sapi dan mewarnai gambar sapi. Pada saat proses pembelajaran
berlangsung masih banyak anak kurang memperhatikan gurunya dimana peserta
didik sibuk bermain dengan temannya, dan ada beberapa anak sibuk ngobrol
dengan teman kelompoknya sehingga tidak mengerjakan tugasnya sampai selesai.
Dalam hal ini Kondisi peningkatan kemampuan anak dalam mengenal konsep
bilangan anak dapat diketahui bahwa peningkatan kemampuan mengenal konsep
bilangan belum berkembang baik. Data kemampuan awal sebelum tindakan juga
diperoleh melalui data yang dimiliki guru. Berdasarkan data penilaian yang
dimiliki guru diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan
anak-anak dalam mengenal konsep bilangan belum berkembang baik. Langkah ke
empat anak istirahat dan bermain dan pada kegiatan penutup, guru mengajak anak
untuk melakukandiskusi tentang pembelajaran hari ini dan menanyakan
bagaimana perasaanya saat melaksanakan kegiatan tersebut. Selanjutnya guru
mengajak anak bernyanyi (lagu gelang sipaku gelang) membaca doa sebelum
pulang (surah Al-Asr) , salam dan pulang.
42
Hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik Peningkatan kemampuan
mengenal konsep bilangan pada pra tindakan yang disajikan dalam Tabel di
bawah ini :
Tabel 4.4. Hasil Observasi Dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Peningkatan
Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Pada Pra
Tindakan
No Nama Anak Didik
Mengenal Konsep Bilangan Skor Presentase Kriteria
S.1 S.2 S.3 S.4 S.5 1 Aditia
2 1 1 1 1 6 30% Tidak baik/Belum berkembang
(BB) 2 Fiqri
2 1 1 1 1 6 30% Tidak baik/Belum berkembang
(BB) 3 Aziza
1 1 1 1 1 5 25% Tidak baik/Belum berkembang
(BB)
4 Dilla 1 1 1 1 1 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
5 Nabil 2 1 1 1 1 6 30%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
6 Evan 1 1 1 1 1 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
7 Amelia 1 1 1 1 1 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
8 Putra 1 1 1 1 1 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
9 Rahmat 1 1 1 1 1 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
10 Shaleh 2 1 1 1 1 6 30%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
11 Dzaki 2 2 2 2 1 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
12 Haikal 1 1 1 1 1 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
13 Adelia 2 1 2 2 2 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
14 Nur.azizah 2 1 1 1 1 6 30%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
Rata –Rata Presentase Aktivitas Anak Didik PeningkatanKemampuan Mengenal Konsep Bilangan
29,64% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
Ket :
43
Soal 1(S.1) : Menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular tangga
Soal 2(S.2) : Mengurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga
Soal 3(S.3) : Menunjukkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga
Soal 4(S.4) : Membilang titik yang ada pada dadu
Soal 5(S.5):Menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu
Dari Tabel diatas dapat dikatakan bahwa pencapaian peningkatan
kemampuan mengenal konsep bilangan anak belum berkembang karena dilihat
dari hasil rata-ratanya yaitu 29,64% dengan menunjukkan kriteria tidak baik. Dari
14 anak didik 2 anak yang memiliki kriteria kurang atau mulai berkembang yaitu
dimana Dzaki dan Adelia sudah mampu menyebutkan, mengurutkan lambang
bilangan, menunjukan lambang bilangan kurang dari 1-10 dengan bantuan guru
melalui permainan ular tangga dan pada saat Dzaki dan Adelia menjalankan
permainan melempar daduDzaki dan Adelia dapat menyesuaikan titik yang
didapat dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu
, mengikuti aturan yang telah dijelaskan oleh guru dan 12 anak yang memiliki
kriteria tidak baik atau belum berkembang. Aditia, Fiqri, Aziza, Dilla, Nabil,
Evan, Amelia, Putra, Rahmat, Shaleh, Haikal, dan Nur azizah belum berkembang
karena dimana pada saat menyebutkan, menggurutkan lambang bilangan,
menunjukkan lambang bilangan 1-20 masih harus dibantu, di bimbing serta
dicontohkan oleh guru. Putra, Amelia, dan Nur azizah pada saat melempar
dadu/mengocok dadu saat menjalankan orang (bidak) tidak menyesuaikan titik,
langkah point yang didapat , mudah bosan serta tidak mengikuti aturan yang telah
dijelaskan oleh guru Evan, Nabil, Shaleh selalu ingin bermain sendiri sehingga
44
pada saat kegiatan berlangsung guru harus memberikan pengertian dan arahan
tentang tidak boleh egois dan harus saling berbagi sesama teman.
Tabel hasil aktivitas anak didik Peningkatan kemampuan mengenal konsep
bilangan anak pada pra tindakan diatas dapat disajikan melalui Tabel rekapitulasi
di bawah ini :
Tabel4.5. Rekapitulasi Hasil Observasi Dan Evaluasi Aktivitas Anak
Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Pra
Tindakan
No Kriteria
Jumlah Anak Didik Presentase Skor
1 Tidak Baik/ Belum Berkembang (BB) 12 23,21 325
2 Kurang /Mulai Berkembang (MB) 2 6,43 90
3 Cukup /Berkembang Sesuai Harapan(BSH)
4 Baik /Berkembang Sangat Baik (BSB)
Rata –Rata Presentase Aktivitas Anak Didik Peningkatan Mengenal Konsep Bilangan
29,64%
Adapun hasil dari rekapitulasi hasil Observasi Dan EvaluasiAktivitas anak
didik untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak sebelum
tindakan yaitu 29,64% . Masih banyak peserta didik belum mencapai nilai kriteria
yang ditentukan yaitu kriteria baik/ Berkembang sangat baik(BSB). Dengan
begitu perlu adanya tindakan selanjutnya yang akan meningkatkan kemampuan
mengenal konsep bilangan anak yang akan dilaksanakan pada siklus
I.Berdasarkan data di atas, keadaan tersebut menjadi landasan peneliti untuk
melakukan tindakan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan,
dengan menggunakan media ular tangga yang sudah disediakan oleh peneliti serta
45
menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan yaitu metode bermain
Kegiatan bermain ular tangga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
mengenal konsep bilangan anak di kelompok B TK Dharma Wanita Jalanru.
2. Data Hasil Tindakan Siklus I Peningkatan Kemampuan Mengenal
Konsep Bilangan
Penelitian dalam siklus I terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi, dimana pada siklus ini
dilaksankan tiga kali pertemuan. Pertemuan yang pertama dilaksanakan pada hari
selasa tanggal 22 Oktober 2019, pertemuan yang kedua dilaksanakan pada hari
rabu tanggal 23 Oktober 2019, dan pertemuan yang ketiga dilaksanakan pada hari
kamis tanggal 24 Oktober 2019. Berikut merupakan deskripsi pelaksanaan
penelitian siklus I.
a. Tahap Perencanaan
1. Menentukan tema
Peneliti dalam menentukan tema yang akan digunakan dengan
menyusaikan tema yang ada di TK dharma wanita jalanru. Tema yang digunakan
adalah tema “Binatang”.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini disusun oleh
peneliti yang bekerja sama dengan pendidik.
3. Menyiapkan media
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan media untuk
kegiatan pembelajaran yaitu permainan ular tangga. Seperti gambar dibawah ini
46
4.1.Media gambar ular tangga
4. Mempersiapkan Instrument
Peneliti ini menggunakan lembar observasi berbentuk ceklist. Lembar
observasi digunakan untuk mengukur Peningkatan kemampuan mengenal konsep
bilangan anak pada proses pembelajaran.
b. Tahap Tindakan
Proses tindakan siklus I terdiri dari pertemuan 1, pertemuan 2, dan
pertemuan 3 yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan ahkir. Siklus satu
menggunakan tema binatang. Deskripsi tiap pertemuan sebagai berikut :
1). Siklus I pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan dilakasankan pada hari selasa,22 Oktober 2019
dengan menggunakan tema binatang, sub tema binatang darat, dan sub-sub tema
ayam
a) Kegitan Awal
Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,
dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu
Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-
anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan
47
pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa
bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca
surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru
mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,
panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). Sebelum melakukan kegiatan proses
belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dulu dengan bercakap-
cakap dan tanya jawab tentang tema binatang ayam.
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti untuk
melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan media ular tangga. Dalam
permainan ular tangga terdapat beberapa gambar binatang dan tanaman. Langkah
yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan anak
yaitu:
a) Guru menyiapkan bahan utnuk mengenal konsep bilangan anak yaitu media
ular tangga dan dadu yang sudah disediakan oleh peneliti
b) Peneliti menjelaskan aturan permainan dan mengenalkan beberapa binatang
pada anak, Peneliti membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok 1
terdiri dari 2- 4 orang anak.
c) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan
permainan ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan cara
melaksanakan kegiatan menyebutkan,menggurutkan ,menunjukkan lambang
bilangan angka 1-20 melalui permainan ular tangga dan membilang titik yang
ada pada dadu serta menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat
48
pada dadu. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan setiap
kelompok melakukan permainan sampai pada kotak terakhir/finish. Dimana
pada saat menjalankan permainan ular tangga ada beberapa anak sibuk
ngobrol dengan teman kelompoknya sehingga tidak menjalankan orang
(bidak), Evan, Nabil, Shaleh selalu ingin bermain sendiri sehingga pada saat
kegiatan berlangsung guru harus memberikan pengertian dan arahan tentang
tidak boleh egois dan harus saling berbagi sesama teman.
d) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami
kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan
membereskan peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan sebelum
makan,berdoa sebelum makan(doa sebelum makan) ,dan makan bersama.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilakukan setelah proses belajar dimana anak diajak duduk
melingkar untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan
guru bertanya pada anak, perasaan ketika melakukan kegiatan, serta menanyakan
gambar apa saja yang terdapat pada gambar ular tangga, membaca doa harian (
doa keselamatan dunia ahkirat, doa kedua orang tua,doa keluar rumah) dan pesan-
pesan untuk anak dan Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang
sipaku gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan pulang.
2). Siklus I Pertemuan Ke 2
Pelaksanaan tindakan dilakasankan pada hari rabu,23 Oktober 2019
dengan menggunakan tema binatang, sub tema binatang darat, dan sub-sub tema
kucing
49
a) Kegitan Awal
Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,
dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu
Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-
anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan
pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa
bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca
surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru
mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,
panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). Sebelum melakukan kegiatan proses
belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dulu dengan bercakap-
cakap dan tanya jawab tentang tema binatang kucing.
b). Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti untuk
melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan media ular tangga. Langkah
yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan anak
yaitu:
a) Guru menyiapkan bahan utnuk mengenal konsep bilangan anak yaitu media
ular tangga dan dadu yang sudah disediakan oleh peneliti
b) Peneliti menjelaskan aturan permainan dan mengenalkan beberapa binatang
pada anak, Peneliti membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok 1
terdiri dari 2- 4 orang anak.
50
c) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan
permainan ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan cara
melaksanakan kegiatan menyebutkan,menggurutkan ,menunjukkan lambang
bilangan angka 1-20 melalui permainan ular tangga dan membilang titik yang
ada pada dadu serta menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat
pada dadu. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan setiap
kelompok melakukan permainan sampai pada kotak terakhir/finish. Dimana
pada saat menjalankan permainan ular tangga ada beberapa anak sibuk
ngobrol dengan teman kelompoknya sehingga tidak menjalankan orang
(bidak), Evan, Nabil, Shaleh selalu ingin bermain sendiri sehingga pada saat
kegiatan berlangsung guru harus memberikan pengertian dan arahan tentang
tidak boleh egois dan harus saling berbagi sesama teman.
d) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami
kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan
membereskan peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan sebelum
makan,berdoa sebelum makan(doa sebelum makan) ,dan makan bersama
c). Kegiatan Akhir
Kegiatan ahkir dilakukan setelah proses belajar dimana anak diajak duduk
melingkar untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan
guru bertanya pada anak, perasaan ketika melakukan kegiatan, serta menanyakan
gambar apa saja yang terdapat pada gambar ular tangga, membaca doa harian (
doa keselamatan dunia ahkirat, doa kedua orang tua,doa keluar rumah) dan pesan-
51
pesan untuk anak dan Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang
sipaku gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan pulang.
3). Siklus I Pertemuan Ke 3
Pelaksanaan tindakan dilakasankan pada hari kamis,24 Oktober 2019
dengan menggunakan tema binatang, sub tema binatang darat, dan sub-sub tema
kambing
a). Kegitan Awal
Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,
dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu
Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-
anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan
pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa
bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca
surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru
mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,
panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). Sebelum melakukan kegiatan proses
belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dulu dengan bercakap-
cakap dan tanya jawab tentang tema binatang kucing.
b). Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti untuk
melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan media ular tangga. Langkah
yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan anak
yaitu:
52
a) Guru menyiapkan bahan utnuk mengenal konsep bilangan anak yaitu media
ular tangga dan dadu yang sudah disediakan oleh peneliti
b) Peneliti menjelaskan aturan permainan dan mengenalkan beberapa binatang
pada anak, Peneliti membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok 1
terdiri dari 2- 4 orang anak.
c) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan
permainan ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan cara
melaksanakan kegiatan menyebutkan,menggurutkan ,menunjukkan lambang
bilangan angka 1-20 melalui permainan ular tangga dan membilang titik yang
ada pada dadu serta menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat
pada dadu. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan setiap
kelompok melakukan permainan sampai pada kotak terakhir/finish. Dimana
pada saat menjalankan permainan ular tangga ada beberapa anak sibuk
ngobrol dengan teman kelompoknya sehingga tidak menjalankan orang
(bidak) dan tidak sabar menunggu giliran, Evan, Nabil, Shaleh mulai
bergabung bermain bersama dengan temannya yang lain. Dan ada beberapa
anak sudah bisa mematuhi aturan yang telah dijelaskan pendidik.
d) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami
kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan membereskan
peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan sebelum makan,berdoa
sebelum makan(doa sebelum makan) ,dan makan bersama
53
c). Kegiatan Akhir
dilakukan setelah proses belajar dimana anak diajak duduk melingkar
untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan guru bertanya
pada anak, perasaan ketika melakukan kegiatan, serta menanyakan gambar apa
saja yang terdapat pada gambar ular tangga, membaca doa harian ( doa
keselamatan dunia ahkirat, doa kedua orang tua,doa keluar rumah) dan pesan-
pesan untuk anak dan Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang
sipaku gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan pulang.
c. Tahap Pengamatan (observasi)
Pada saat guru menjelaskan beberapa anak berusaha memahami yang di
sampaikan oleh pendidik dan terdapat anak tidak fokus hal ini terbukti ada
beberapa anak sibuk ngobrol dengan teman kelompoknya, terdapat beberapa anak
yang tidak sabar menunggu giliran oleh karena itu ada 7 anak belum berkembang,
5 anak mulai berkembang, 2 berkembang sesuia harapan oleh karena itu pendidik
lebih menekankan untuk memberikan pengarahan tentang peraturan dalam
melaksanakan pembelajaran kemampuan mengenal konsep bilangan anak melalui
media ular tangga anak mulai paham dalam setiap aturan pelaksanaa kegiatan
pembelajaran meskipun belum seluruhnya optimal.
Adapun hasil observasi aktivitas anak didik Peningkatan kemampuan
mengenal konsep bilangan pada pertemuan kesatu, pertemuan kedua, dan
pertemuan ketiga pada Siklus I yang disajikan dalam Tabeldi bawah ini :
54
Tabel 4.6. Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Peningkatan
Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Pada Pertemuan
1,2, dan 3 Pada Siklus I
No Nama Anak Didik
Skor P. 1
Presentase Skor P.2
Presentase Skor P.3
Presentase Kriteria
1 Aditia
7 35% 7 35% 10 50% Kurang/ Mulai
Berkembang(MB)
2 Fiqri
6 30% 6 30% 9 45% Kurang/ Mulai
Berkembang(MB)
3 Aziza
5 25% 5 25% 8 40% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)
4 Dilla
5 25% 5 25% 8 40% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)
5 Nabil
6 30% 7 35% 10 50% Kurang/ Mulai
Berkembang(MB)
6 Evan
5 25% 5 25% 7 35% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)
7 Amelia
5 25% 5 25% 7 35% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)
8 Putra
5 25% 5 25% 7 35% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)
9 Rahmat
5 25% 5 25% 8 40% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)
10 Shaleh
6 30% 6 30% 11 55% Kurang/ Mulai
Berkembang(MB)
11 Dzaki
9 45% 9 45% 12 60% Cukup /Berkembang sesuai harapan(BSH)
12 Haikal
5 25% 5 25% 8 40% Tidak Baik/Belum Berkembang (BB)
13 Adelia
9 45% 9 45% 12 60% Cukup /Berkembang sesuai harapan(BSH)
14 Nur.aziz
ah 6 30% 6 30% 10 50%
Kurang/ Mulai Berkembang(MB)
Rata –Rata Presentase Aktivitas Anak Didik Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Siklus I
45,35%
Kurang/ Mulai Berkembang(MB)
Ket :Skor Pertemuan 1(Skor.P.1)
Skor Pertemuan 2(Skor.P.2)
Skor Pertemuan 3(Skor.P.3)
55
dapat diketahui pencapaian peningkatan kemampuan mengenal konsep
bilangan anak dikelompok b pada siklus I menggambarkan bahwa dari 14 anak
ada 7 anak yang memiliki kriteria belum berkembang karena pada saat
menjalankan permainan ular tangga sibuk cerita dengan temannya, tidak
mengikuti peraturan yang sudah dijelaskan oleh karena dimana pada saat
menjalankan orang ( bidak) tidak sesuai dengan jumlah point yang di dapat.5 anak
memiliki kriteria mulai berkembang karena dimana pada saat menjalankan orang(
bidak) mengurutkan angka yang didapat pada saat melempar dadu dari awal star
menuju angka selanjutnya ke arah kanan dan jika mendapatkan tangga maka anak
tersebut naik ke angka selanjutnya tetapi mendapatkan ular maka anak tersebut
turun ke angka yang lebih rendah. Sudah mulai mematuhi aturan yang telah
dijelaskan oleh pendidik.
2 anak yaitu Dzaki dan Adelia memiliki kriteria berkembang sesuai
harapan karena dimana sudah bisa menyebutkan, menggurutkan, menunjukkan
lambang bilangan tanpa harus di ingatkan dan di bimbing oleh peneliti serta sudah
dapat membantu temannya. Pada saat melempar dadu Dzaki dan Adelia sangat
bersemangat dan menjalankan orang (bidak) sesuai jumlah titik yang didapat pada
dadu. Mematuhi aturan karena pada saat mendapatkan ular di nomor 10 Dzaki
langsung menurunkan orang (bidak) nya di bawah ke nomor 3. Adelia pada saat
mendapatkan anak tangga di nomor 7 langsung naik ke nomor 13 tanpa harus
ditanya.
Dari Tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik peningkatan
Kemampuan mengenal konsep bilangan pada pertemuan kesatu, pertemuan kedua,
56
dan pertemuan ketiga pada siklus I di atas dapat disajikan melalui Tabel dibawah
ini:
Tabel4.7. Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik
Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada
Pertemuan Kesatu, Pertemuan Kedua,Dan Pertemuan Ketiga
Pada Siklus I
No Kriteria Jumlah Anak Didik
Presentase Skor
1 Tidak Baik/ Belum Berkembang (BB) 7 18,92% 265 2 Kurang /Mulai Berkembang (MB) 5 17,85% 250 3 Cukup /Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 2 8,58% 120 4 Baik /Berkembang Sangat Baik (BSB)
Rata –rata presentase aktivitas anak didik peningkatankemampuan mengenal konsep bilangan pada siklus I
45.35%
Berdasarkan Tabel rekapitulasi data hasil aktivitas dan evaluasi anak
didik utnuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak pada
pertemuan kesatu, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga pada siklus I
mengalami sedikit peningkatan. Dari 14 anak ada 7 anak memiliki kriteria belum
berkembang yaitu karena Aziza memperoleh jumlah skor 8 pada pertemuan ketiga
siklus I karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan
ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,
menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik
yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang
terdapat pada dadu. Aziza hanya menyebutkan dan menunjukkan 1-10 saja dan
masih harus di ingatkan dan dibantu oleh peneliti sedangkan Aziza hanya dapat
mengurutkan lambang bilangan 1 terus melangkah naik ke atas tanpa mengikuti
57
aturan yang telah ditetapkan dan di contohkan oleh peneliti. Membilang titik yang
ada pada dadu dan menghitung langkah point Aziza sudah mampu meskipun
masih harus di ingatkan dan di bantu oleh guru.
Dilla memperoleh jumlah skor 8 pada pertemuan ketiga siklus I karena
pada saat kegitan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular tangga,
menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,
menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik
yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang
terdapat pada dadu. Dilla hanya menyebutkan dan menunjukkan angka 1-10 dan
itu pun masih harus di ingatkan di bantu oleh peneliti dan aziza pun juga termasuk
anak pendiam di kelas. Mengurutkan lambang bilangan aziza belum bisa dan
sering meninggalkan pekerjaannya. Akan tetapi dalam membilang titik dan
menghitung langkah poin yang ada pada dadu lumayan bisa meskipun harus
dituntun dan dibantu oleh peneliti.
Evan memperoleh jumlah skor 7 pada pertemuan ketiga siklus I karena
pada saat kegitan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular tangga,
menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,
menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik
yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang
terdapat pada dadu. Evan hanya menyebutkan angka 1-10 dan sudah mampu
membilang titik yang ada pada dadu tersebut meskipun harus dengan bimbingan
oleh peneliti. Mengurutkan, menunjukkan lambang bilangan dan menghitung
langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu belum bisa karena pada
58
saat mengurutkan eval selalu ingin melangkah keatas tanpa mengikuti urutan
kekanan. Amel dan Putra memperoleh jumlah skor 7 pada pertemuan ketiga
siklus I karena pada saat kegitan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular
tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,
menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik
yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang
terdapat pada dadu.Amel dan Putra menyebutkan angka 1-10 dan membilang titik
yang ada pada dadu lumayan bisa meskipun harus di bimbing sedangkan
menunjukkan, mengurutkan dan menghitungkan langkah point sesuai lambang kar
bilangan belum bisa karena pada saat pembelajaran Amel dan Putra sibuk
mengganggu teman dan tidak menyelesaikan pekerjaannya dan kadang tidak
sesuai dengan jumlah titik yang didapat.
Rahmat memperoleh jumlah skor 8 pada pertemuan ketiga siklus I
karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular
tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,
menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik
yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang
terdapat pada dadu. Rahmat lumayan bisa menyebutkan dan menunjukkan
lambang bilangan 1-10 meskipun masih harus di ingatkan oleh peneliti dan pada
saat mengurutkan lambang bilangan Rahmat mengurutkan dari kiri bukan dari
kanak. Haikal memperoleh jumlah skor 8 pada siklus I karena pada saat kegiatan
menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular tangga, menggurutkan lambang
bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga, menunjukkan lambang bilangan
59
melalui permainan ular tangga, membilang titik yang ada pada dadu, dan
menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu. Haikal
lumayan bisa menyebutkan, menunjukkan 1- 10 masih tidak berurutan dalam
menyebutkan angkanya dan membilang titik yang ada pada dadu meskipun harus
di ingatkan dan contohkan oleh peneliti Haikal belum bisa mengurutkan lambang
bilangan dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu.
Bahwa anak yang memiliki kriteria kurang/mulai berkembang (MB) ada
5 anak karena Aditia memperoleh jumlah skor 10 pada pertemuan ketiga siklus I
karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular
tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,
menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik
yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang
terdapat pada dadu. Aditia hanya menyebutkan, menggurutkan, menunjukkan
angka 1 sampai 10 saja dan itu pun masih di ingatkan dan di bantu oleh
penelitimembilang dan menghitung langka point lumayan bisa meskipun harus
dibantu oleh peneliti dan selalu ingin main sendiri. Fiqri memperoleh jumlah skor
9 pada pertemuan ketiga siklus I karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-
20 melalui permainan ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui
permainan ular tangga, menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular
tangga, membilang titik yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point
sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu.
60
Fiqri hanya menyebutkan,menunjukkan,membilang titik yang ada pada
dadu dan menghitung langkah poin sesuai jumlah yang terdapat pada dadu 1
sampai 10 dan itu pun masih di ingatkan dan di bantu oleh peneliti karena pada
saat kegiatan berlangsung Fiqri selalu meninggalkan perkerjaannya tersebut. Nabil
memperoleh jumlah skor 10 pada pertemuan ketiga siklus I karena pada saat
kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular tangga, menggurutkan
lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga, menunjukkan lambang
bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik yang ada pada dadu, dan
menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu. Nabil
lumayan bisa menyebutkan angka 1-10 dan membilang titik yang ada pada dadu
meskipun tidak menyelesaikan pekerjaan dan pada saat ahkir pembelajaran Nabil
baru ingin mau melanjutkan pekerjaan setelah dibujuk oleh peneliti.
Shaleh memperoleh jumlah skor 11 pada pertemuan ketiga siklus I
karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular
tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,
menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik
yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang
terdapat pada dadu. Shaleh lumayan bisa dalam menyebutkan angka 1-20 secara
mandiri tanpa harus di ingatkan oleh peneliti. Mengurutkan, menunjukkan,
membilang titik dan menghitung langkah poin lumayan bisa karena pada saat
peneliti mencontohkan cara bermain ular tangga Shaleh menyimak dengan baik
dan dapat menyelesaikan tugasnya.
61
Bahwa anak yang memiliki kriteria cukup/berkembang sesuai harapan
(BSH) ada 2anak karena Dzaki dan Adel memperoleh jumlah skor 12 pada
pertemuan ketiga siklus I karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20
melalui permainan ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui
permainan ular tangga, menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular
tangga, membilang titik yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point
sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu. Dzaki dan Adel cukup bisa dalam
menyebutkan dan menunjukkan angka 1-20 secara mandiri tanpa bantuan oleh
peneliti dan mengurutkan, membilang titik dan menghitung langkah point
lumayan bisa karena dapat mengurutkan angka 1-10 dari awal star menuju angka
selanjutnya ke arah kanan dan dapat menyelesaikan tugas dari awal pembelajaran
sampai ahkir pembelajaran.
Berdasarkan pelaksanaan sebelum tindakan menunjukkan bahwa
peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan belum seluruhnya optimal
karena masih terdapat anak yang memiliki kriteria tidak baik/belum
berkembang(BB) Sebelum tindakan memperoleh rata-rata presentase 29,64%
yang diperoleh dari keseluruhan rata-rata yang dimiliki oleh anak. sedangkan pada
siklus I memiliki kriteria kurang/ mulai berkembang dengan memperoleh hasil
rata-rata presentase 45,35% yang diperoleh dari pertemuan terahkir yaitu
pertemuan ketiga karena pertemuan ketiga memperoleh hasil rata-rata presentase
tertinggi dari pertemuan I dan pertemuan II. Namun hal ini belum mencapai
kriteria yang diharapkan kriteria yaitu kriteria baik/ berkembang sangat baik
62
(BSB), maka peneliti ingin memperbaiki hasil pada pelaksanaan penelitian ke
siklus II.
d. Tahap Refleksi Siklus I
Refleksi dalam penelitian ini adalah evaluasi yang dilakukan yang
terhadap pelaksanaan kegiatan pada siklus I. hasil refleksi selanjutnya dijadikan
pedoman untuk pelaksanaan kegiatan Menggunakan media ular tangga melalui
metode bermain pada siklus II. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa proses
kegiatan pembelajaran menggunakan media ular tangga dinilai dapat memberikan
stimulus untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak.
Dan refleksi dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala selama proses
pemebelajaran berlangsung pada siklus I. pada tindakan siklus I terlihat anak
kurang kondusif terutama pada kelompok yang sedang menunggu giliran
bermain. Kondisi tersebut disebabkan anak menunggu giliran terlalu lama.
Adapun kendala –kendala pada siklus I sebagai berikut
1) Saat permainan berlangsung anak yang belum atau sudah mendapat giliran
cenderung untuk bermain sendiri
2) Terdapat anak ketika tidak bersemangat hanya diam atau melakukan kegiatan
sendiri
3) Beberapa anak kurang aktif dan cenderung diam, berdasarkanhasil yang
diperoleh pada siklus I terajdi peningkatan dalam kemampuan mengenal
konsep bilangan namun masih banyak belum mencapai indikator yang
ditentukan, sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II.
Dari beberapa kendala tersebut maka peneliti dan guru melakukan
perbaikan pelaksanaakan tindakan yaitu :
63
1) Guru memberikan motivasi dan semangat kepada anak khususnya anak kurang
aktif
2) Mengkondisikan anak terutama pada kelompok yang tidak sedang melakukan
permainan ular tangga.
3) Memberikan reward berupa bintang atau good job kepada keseluruh anak agar
lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran
3. Data Hasil Tindakan Siklus II Peningkatan Kemampuan Mengenal
Konsep Bilangan
Ada siklus II ini dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatkan
hasil presentase pada siklus I dalam kemampuan mengenal konsep bilangan di TK
dharma wanita jalanru dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan yang
pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 29 oktober 2019, pertemuan yang
kedua dilaksankan pada hari rabu tanggal 30 oktober 2019, dan pertemuan yang
ketiga dilaksanakan pada hari kamis tanggal 31 oktober 2019. Adapun tahapan
tindakan siklus II yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan
refleksi. Tema yang digunakan pada siklus II yaitu Tanaman. Berikut merupakan
deskripsi pelaksanaan penelitian siklus II.
a. Tahap Perencanaan
1. Menentukan tema
Peneliti dalam menentukan tema yang akan digunakan dengan
menyusaikan tema yang ada di TK dharma wanita jalanru. Tema yang digunakan
adalah tema “Tanaman”.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
64
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini disusun oleh
peneliti yang bekerja sama dengan pendidik.
b. Tahap Tindakan
Proses tindakan siklus II terdiri dari pertemuan 1, pertemuan 2, dan
pertemuan 3 yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan ahkir. Siklus satu
menggunakan tema binatang. Deskripsi tiap pertemuan sebagai berikut :
1). Siklus II pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan dilakasankan pada hari selasa,29 Oktober 2019
dengan menggunakan tema tanaman, sub tema tanaman hias, dan sub-sub tema
tanaman kaktus
a). Kegitan Awal
Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,
dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu
Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-
anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan
pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa
bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca
surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru
mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,
panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). Sebelum melakukan kegiatan proses
belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dulu dengan bercakap-
cakap dan tanya jawab tentang tema tanaman kaktus
b). Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti untuk
melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan media ular tangga. Langkah
65
yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan anak
yaitu:
a) Guru menyiapkan bahan utnuk mengenal konsep bilangan anak yaitu media
ular tangga dan dadu yang sudah disediakan oleh peneliti
b) Peneliti menjelaskan aturan permainan dan mengenalkan beberapa binatang
pada anak, Peneliti membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok 1
terdiri dari 2- 4 orang anak.
c) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan
permainan ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan cara
melaksanakan kegiatan menyebutkan,menggurutkan ,menunjukkan lambang
bilangan angka 1-20 melalui permainan ular tangga dan membilang titik yang
ada pada dadu serta menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat
pada dadu. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan setiap
kelompok melakukan permainan sampai pada kotak terakhir/finish. Dimana
pada saat menjalankan permainan ular tangga ada 6 anak sibuk ngobrol
dengan teman kelompoknya sehingga tidak menjalankan orang (bidak), dan
ada 8 anak mengurutkan angka yang didapat pada saat melempar dadu dari
awal star menuju angka selanjutnya ke arah kanan dan jika mendapatkan
tangga maka anak tersebut naik ke angka selanjutnya tetapi mendapatkan ular
maka anak tersebut turun ke angka yang lebih rendah
d) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami
kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan
66
membereskan peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan sebelum
makan,berdoa sebelum makan(doa sebelum makan) ,dan makan bersama
c). Kegiatan Akhir
dilakukan setelah proses belajar dimana anak diajak duduk melingkar
untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan guru bertanya
pada anak, perasaan ketika melakukan kegiatan, serta menanyakan gambar apa
saja yang terdapat pada gambar ular tangga, membaca doa harian ( doa
keselamatan dunia ahkirat, doa kedua orang tua,doa keluar rumah) dan pesan-
pesan untuk anak dan Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang
sipaku gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan pulang.
Siklus II Pertemuan Ke 2
Pelaksanaan tindakan dilakasankan pada hari rabu,30 Oktober 2019
dengan menggunakan tema tanaman, sub tema tanaman hias, dan sub-sub tema
mawar
b) Kegitan Awal
Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,
dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu
Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-
anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan
pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa
bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca
surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru
mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,
panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). Sebelum melakukan kegiatan proses
67
belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dulu dengan bercakap-
cakap dan tanya jawab tentang tema tanaman mawar
b). Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti untuk
melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan media ular tangga. Langkah
yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan anak
yaitu:
a) Guru menyiapkan bahan utnuk mengenal konsep bilangan anak yaitu media
ular tangga dan dadu yang sudah disediakan oleh peneliti
b) Peneliti menjelaskan aturan permainan dan mengenalkan beberapa binatang
pada anak, Peneliti membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok 1
terdiri dari 2- 4 orang anak.
c) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan
permainan ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan cara
melaksanakan kegiatan menyebutkan,menggurutkan ,menunjukkan lambang
bilangan angka 1-20 melalui permainan ular tangga dan membilang titik yang
ada pada dadu serta menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat
pada dadu. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan setiap
kelompok melakukan permainan sampai pada kotak terakhir/finish. Dimana
pada saat menjalankan permainan ular tangga ada 1 anak sibuk ngobrol
dengan teman kelompoknya sehingga tidak menjalankan orang (bidak), dan
ada 13 anak mengurutkan angka yang didapat pada saat melempar dadu dari
awal star menuju angka selanjutnya ke arah kanan dan jika mendapatkan
68
tangga maka anak tersebut naik ke angka selanjutnya tetapi mendapatkan ular
maka anak tersebut turun ke angka yang lebih rendah
d) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami
kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan
membereskan peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan sebelum
makan,berdoa sebelum makan(doa sebelum makan) ,dan makan bersama
c). Kegiatan Akhir
dilakukan setelah proses belajar dimana anak diajak duduk melingkar
untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan guru bertanya
pada anak, perasaan ketika melakukan kegiatan, serta menanyakan gambar apa
saja yang terdapat pada gambar ular tangga, membaca doa harian (doa
keselamatan dunia ahkirat, doa kedua orang tua,doa keluar rumah) dan pesan-
pesan untuk anak dan Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang
sipaku gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan pulang.
3). Siklus II Pertemuan Ke 3
Pelaksanaan tindakan dilakasankan pada hari kamis,31 Oktober 2019
dengan menggunakan tema tanaman, sub tema tanaman hias, dan sub-sub tema
melati.
a). Kegitan Awal
Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel berbunyi,
dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta bernyanyi (lagu
Lonceng berbunyi dan Bom-Bom) setelah itu guru memeriksa kuku anak.anak-
anak masuk satu persatu dikelas. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan
pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa
bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca
surah-surah pendek (surah Al-Ikhlas,Al-Falaq,dan An-Naas), selanjutnya guru
69
mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu bangun tidur, nama-nama hari,
panca indra dan satu-satu aku sayang ibu). Sebelum melakukan kegiatan proses
belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dulu dengan bercakap-
cakap dan tanya jawab tentang tema tanaman melati
b). Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti untuk
melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan media ular tangga. Langkah
yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep bilangan anak
yaitu:
a) Guru menyiapkan bahan utnuk mengenal konsep bilangan anak yaitu media
ular tangga dan dadu yang sudah disediakan oleh peneliti
b) Peneliti menjelaskan aturan permainan dan mengenalkan beberapa binatang
pada anak, Peneliti membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok 1
terdiri dari 2- 4 orang anak.
c) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan
permainan ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan cara
melaksanakan kegiatan menyebutkan,menggurutkan ,menunjukkan lambang
bilangan angka 1-20 melalui permainan ular tangga dan membilang titik yang
ada pada dadu serta menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat
pada dadu. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan setiap
kelompok melakukan permainan sampai pada kotak terakhir/finish. Semua
anaksudah mampu mengurutkan angka yang didapat pada saat melempar dadu
dari awal star menuju angka selanjutnya ke arah kanan dan jika mendapatkan
tangga maka anak tersebut naik ke angka selanjutnya tetapi mendapatkan ular
maka anak tersebut turun ke angka yang lebih rendah
70
d) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami
kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan membereskan
peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan sebelum makan,berdoa
sebelum makan(doa sebelum makan) ,dan makan bersama
c). Kegiatan Akhir
dilakukan setelah proses belajar dimana anak diajak duduk melingkar
untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan guru bertanya
pada anak, perasaan ketika melakukan kegiatan, serta menanyakan gambar apa
saja yang terdapat pada gambar ular tangga, membaca doa harian (doa
keselamatan dunia ahkirat, doa kedua orang tua,doa keluar rumah) dan pesan-
pesan untuk anak dan Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu gelang
sipaku gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan pulang.
c. Tahap Pengamatan (observasi)
Pengamatan dalam kegiatan bermain pada siklus II menunjukkan adanya
peningkatan sebagai hasil dari proses perbaikan. Sebagai besar anak mampu
mengikuti dari awal dimulai kegiatan bermain ular tangga dengan melalui metode
bermain. Anak yang tadinya mengobrol dan ingin main sendiri. Sendiri jauh lebih
berkurang. Dan mengikuti tahap demi tahap dari seluruh rangkaian permainan.
Terbukti hampir semua anak mampu menyebutkan, mengurutkan, menunjukkan
lambang bilangan, membilang titik yang ada pada dadu dan menghitung langkah
point sesuai jumlah titik yang didapat pada dadu serta mengikuti proses
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak di
kelompok B menggunakan media ular tangga melalui metode bermain.
Adapun hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik
peningkatankemampuan mengenal konsep bilangan pada pertemuan kesatu,
71
pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga pada siklus II yang diperoleh di sajikan
dalam Tabel sebagai berikut :
Tabel 4.8. Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Peningkatan
Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Pada Pertemuan
1,2, dan 3 Pada Siklus II
No Nama Anak Didik
Skor P. 1 Presentase
Skor P.2 Presentase
Skor P.3 Presentase Kriteria
1 Aditia 12 60% 15 75% 19 95% Baik/Berkembang
sangat baik(BSB)
2 Fiqri 12 60% 15 75% 19 95% Baik/Berkembang
sangat baik(BSB)
3 Aziza 10 50% 14 70% 17 85% Baik/Berkembang
sangat baik(BSB)
4 Dilla 10 50% 12 60% 15 75% Cukup/Berkembang
sesuai harapan(BSH)
5 Nabil 12 60% 15 75% 18 90% Baik/Berkembang
sangat baik(BSB)
6 Evan 10
50% 13
65% 15
75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
7 Amelia 10
50% 12
60% 15
75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
8 Putra 10
50% 10
50% 15
75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
9 Rahmat 12
60% 14
70% 18
90% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)
10 Shaleh 12 60% 15 75% 16 80% Baik/Berkembang
sangat baik(BSB)
11 Dzaki 14 70% 18 90% 20 100% Baik/Berkembang
sangat baik(BSB)
12 Haikal 11 55% 14 70% 18 90% Baik/Berkembang
sangat baik(BSB)
13 Adelia 14 70% 19 95% 20 100% Baik/Berkembang
sangat baik(BSB)
14 Nur.aziz
ah 11 55% 13 65% 16 80% Baik/Berkembang
sangat baik(BSB)
Rata –Rata Presentase Aktivitas Anak Didik PeningkatanKemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada
Siklus II 86,07
Baik/Berkembang sangat baik(BSB)
Ket :Skor Pertemuan 1(Skor.P.1)
Skor Pertemuan 2(Skor.P.2)
72
Skor Pertemuan 3(Skor.P.3)
Dapat diketahui pencapaian peningkatan kemampuan mengenal konsep
bilangan anak dikelompok b pada siklus II menggambarkan bahwa dari 14 anak
ada 4 anak yang memiliki kriteria berkembang sesuai harapan karena pada saat
menjalankan permainan ular tangga anak sudah mampu menyebutkan,
menunjukkan, menggurutkan lambang bilangan secara mandiri dan konsisten
tanpa harus di ingatkan oleh peneliti, ada 2 orang tidak mematuhi aturan karena
pada saat menjalankan orang (bidak) dimana anak tersebut tidak menurunkan
orangnya (bidak) ke nomor 15 tetapi 2 anak tersebut jalan terus tanpa
memperhatikan tanda ularnya.
10 anak memiliki kriteria berkembang sangat baik karena pada saat
menjalankan permaianan media ualar tangga anak sudah mampu menyebutkan,
menggurutkan, menunjukkan lambang bilangan secara mandiri tanpa harus di
ingatkan dan saat menjalankan orang (bidak) mengurutkan angka yang didapat
pada saat melempar dadu dari awal star menuju angka selanjutnya ke arah kanan
dan jika mendapatkan tangga maka anak tersebut naik ke angka selanjutnya tetapi
mendapatkan ular maka anak tersebut turun ke angka yang lebih rendah. Sudah
mulai mematuhi aturan yang telah dijelaskan oleh peniliti.
Dari Tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik peningkatan
kemampuan mengenal konsep bilangan pada pertemuan kesatu, pertemuan kedua,
dan pertemuan ketiga pada siklus II di atas dapat disajikan melalui Tabel dibawah
ini:
73
Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik
Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada
Pertemuan Kesatu, Pertemuan Kedua,Dan Pertemuan Ketiga
Pada Siklus II
No Kriteria Jumlah Anak Didik
Presentase Skor
1 Tidak Baik/ Belum Berkembang (BB) 2 Kurang /Mulai Berkembang (MB) 3 Cukup /Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 4 21,43% 300 4 Baik /Berkembang Sangat Baik (BSB) 10 64,64% 905
Rata –rata presentase aktivitas anak didik Peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan pada siklus II
86,07
Berdasarkan Tabel rekapitulasi data hasil observasi dan evaluasi
aktivitas anak didik untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan
anak pada pertemuan kesatu, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga pada siklus
II. Hasil yang diperoleh pada pertemua ketiga lebih tinggi dan memiliki kriteria
baik/ berkembang sangat baik (BSB). Hal ini sesuai dengan tingkat keberhasilan
yang akan dicapai. Bahwa anak yang memiliki kriteria cukup/ berkembang sesuai
harapan(BSH) ada 4 peserta didik memiliki kriteria berkembang sesuai harapan
yaitu Dilla, Evan, Amelia, dan Putra memperoleh jumlah skor 15 pada pertemuan
ketiga siklus II karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui
permainan ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan
ular tangga, menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga,
membilang titik yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah
titik yang terdapat pada dadu.
Dilla, Evan, Amelia, dan Putra menyebutkan, menunjukkan lambang
bilangan, menggurutkan lambang bilangan 1-20, membilang titik dan menghitung
74
langkah point sesuai jumlah titik yang ada pada dadu secara mandiri dan konsisten
tanpa harus di ingatkan dan di bimbing oleh peneliti. Dan mengurutkan lambang
bilangan 1-20 mulai dari star kearah kanan sesuai dengan yang di contoh oleh
peneliti dan mengikuti aturan permainan serta dapat menyelesaikan pekerjaannya
dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
Bahwa anak yang memiliki kriteria baik/ berkembang sangat baik(BSB)
ada 10 yaituAditia dan Fiqri memperoleh jumlah skor 19 pada pertemuan ketiga
siklus II karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui permainan
ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga,
menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga, membilang titik
yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang
terdapat pada dadu. Aditia dan Fiqri menyebutkan, menunjukkan lambang
bilangan angka 1-20, membilang titik dan menghitung jumlah point sesuai jumlah
titik yang ada pada dadu secara mandiri dan sudah dapat membantu temanya yang
belum bisa menyebutkan angka 1-20 tanpa harus di ingatkan dan di bimbing oleh
peneliti. Aditia dan Fiqri dalam Mengurutkan sudah cukup baik mulai dari star
menuju ke arah kanan sampai angka 1-20.
Nabil , Rahmat dan Haikal memperoleh jumlah skor 18 pada pertemuan
ketiga siklus II karena pada saat kegiatan menyebutkan angka 1-20 melalui
permainan ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20 melalui permainan
ular tangga, menunjukkan lambang bilangan melalui permainan ular tangga,
membilang titik yang ada pada dadu, dan menghitung langkah point sesuai jumlah
titik yang terdapat pada dadu. Nabil , Rahmat, Haikal menyebutkan angka 1-20 ,
75
menujukkkan lambang bilangan , mengurutkan, membilang titik dan menghitung
langkah point sudah cukup/ berkembang sangat baik(BSH) karena dapat
melakukan secara mandiri dan konsisten tanpa ada bantuan dari peneliti.
Mengikuti aturan main permainan ular tangga dan menyelesaikan pekerjaannya
sampai ahkir dan tidak menganggu temannya. Aziza dan Nur Azizah Memperoleh
jumlah skor 17 dan 16 pada pertemuan ketiga siklus II karena pada saat kegiatan
menyebutkan angka 1-20 melalui permainan ular tangga, menggurutkan lambang
bilangan 1-20 melalui permainan ular tangga, menunjukkan lambang bilangan
melalui permainan ular tangga, membilang titik yang ada pada dadu, dan
menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu.
Aziza dan Nur Azizah sudah mampu secara mandiri dan konsisten dalam
menyebutkan, menggurutkan lambang bilangan, menunjukkan lambang bilangan
1-20 membilang titik yang ada pada dadu dan menghitung langkah point tanpa
bantuan oleh peneliti. Dzaki dan Adelia Aditia dan Fiqri memperoleh jumlah skor
20 pada pertemuan ketiga siklus II karena pada saat kegiatan menyebutkan angka
1-20 melalui permainan ular tangga, menggurutkan lambang bilangan 1-20
melalui permainan ular tangga, menunjukkan lambang bilangan melalui
permainan ular tangga, membilang titik yang ada pada dadu, dan menghitung
langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu. Dzaki dan Adeli sudah
mampu secara mandiri dan dapat membantu temannya yang belum bisa
menyebutkan angka 1-20 , menggurutkan, menujukkan lambang bilangan,
membilang titik yang terdapat pada dadu serta menghitung langkah point sesuai
jumlah titik yang terdapat pada dadu. Serta dapat mengikuti aturan permainan dari
76
awal star menuju ke arah kanan dan di angka 7 terdapat tangga menuju keatas ke
angka 13 dan angka 11 terdapat tangga menuju ke atas ke angka 19 dan
sedangkan angka 10 terdapat ular menuju ke arah bawah ke angka 3, angka 18
terdapat ular menuju ke arah bawah ke angka 15 dan mengikuti pembelajaran dari
awal sampai ahkir pembelajaran.
Hasil tindakan pada siklus II meningkat, kriteria cukup/ berkembang
sesuai harapan (BSH) dengan skor 300 dan kriteria baik/ berkembang sangat baik
(BSB) dengan skor 905. Jadi pada siklus II kemampuan mengenal konsep
bilangan anak meningkat menjadi 86,07 sehingga terdapat pada kriteria baik/
berkembang sangat baik (BSB).
d. Tahap Refleksi Siklus II
Refleksi pada siklus II dilakukan oleh peneliti dan guru pada ahkir siklus.
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus II, namun setelah melakukan observasi
tidak ada kendala berarti. Hasil refleksi dari data observasi pembelajaran siklus II
sudah lebih baik dari siklus I. Proses pembelajaran berlangsung kondusif dan
antusias peserta didik menunjukkan peningkatan, selain itu peserta didik yang
aktif lebih banyak. Hasil pada siklus II menunjukkan peningkatan anak dalam
kemampuan mengenal konsep bilangan, ini dibuktikan jumlah skor keseluruhan
anak didik pada siklus I 635 dengan hasil rata-rata presentase 45,35% dan jumlah
skor keseluruhan anak didik meningkat menjadi 1205 dengan hasil rata-rata
presentase 86,07% pada siklus II. Berdasarkan presentase tersebut maka dapat
77
dikatakan bahwa penelitian ini telah berhasil dan mencapai indikator yang telah
ditetapkan , sehingga penelitian hanya sampai siklus II saja.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Proses Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak
Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua anak belum paham tentang
kegiatan pembelajaran mengenal konsep bilangan anak dengan menggunakan
media ular tangga karena terbukti ada 12 anak yang memiliki kriteria belum
berkembang. pada pertemuan ketiga anak belum terlalu paham tentang kegiatan
pembelajaran mengenal konsep bilangan anak dengan menggunakan media ular
tangga karena terbukti ada 7 anak yang memiliki kriteria belum berkembang.
karena pada tindakan siklus I terlihat ada beberapa anak tidak sabaran menunggu
giliran, anak –anak pada umunya masih bersifat egosentris ini sesuaidengan
pernyataan Hartanti (Rita, 2015:67) yang menyatakan anak usia dini masih
memikirkan egonya tanpa memikirkan orang lain. Misalnya dalam hal bermain
ular tanggaada beberapa anak kurang aktif dan cenderung diam serta masih ada
anak yang harus di ingatkan, di bimbing serta di contohkan dalam menjalankan
permainan ular tangga dan beberapa anak tidak mengikuti aturan yang telah
disampaikan oleh pendidik.
Hal ini sesuai dengan teori Menurut Francisca (Yuvitasari, 2015:41)
permaina ular tangga adalah permainan papan yang terbuat dari dua dimensi.
Menurut Riasatun (Yuvitasari, 2015 43) tata cara permainan ular tangga yaitu
untuk memulai,setiap pemain mengocok dan melemparkan dadu.pemain yang
melemparkan dadu dengan angka yang paling besar akan mendapatkan giliran
78
pertama, Taruh pemain atau pion dikotak start.lemparkan dadu dan hitung jumlah
angka yang ditunjukkan kedua dadu,lalu gerakkan poin ke kotak berikutnya
dijalur papan ular tangga sesuai dengan jumlah angka pada dadu, Kalau poin
tersebut berhenti pada kotak yang ada gambar ujung bawah sebuah tangga, naik
ke atas, Kalau poin berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular,turun ke
bawah. selain itu Pendidik tidak memberikan motivasi dan semangat kepada anak
khususnya anak yang kurang aktif atau reward ketika menyelesaikan kegiatan
pembelajaran tersebut.
Tetapi, setelah dilakukan perbaikan yaitu pada siklus II menunjukkan
adanya perubahan pada anak dalam melaksanakan proses pembelajaran terbukti
anak yang tadinya suka mengobrol dengan teman kelompoknya jauh lebih
berkurang. anak yang tadinya masih di bimbing atau harus dicontohkan dalam
menghitung jumlah titik yang di dapat pada dadu, menyebutkan, mengurutkan,
menunjukkan lambang bilangan jauh lebih berkurang dan mematuhi aturan yang
telah disampaikan oleh peneliti.Pencapaian indikator kemampuan mengenal
konsep bilangan pada anak kelompok B (usia 5-6 tahun) Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia no 146 tahun 2014
(Kemendikbud,2015) sebagai berikut Menyebutkan angka 1-20 dengan
mengangkat jari sebagai pengetahuan membilang, Mengurutkan angka 1-20
sebagai pengetahuan mengenal konsep bilangan dan Menunjukkan lambang
bilangan sebagai pengetahuan mengenal lambang bilangan
Dan seluruh langkah-langkah pembelajaran dilaksankan oleh peneliti
berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan
79
bahwa hasil penelitian pada siklus I mendapatkan nilai skor 635 dengan kriteria
mulai berkembang dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan
mendapatkan nilai skor 1205 dengan kriteria berkembang sangat baik.
Pembelajaran pada anak usia dini tidak serta merta menggunkan metode ceramah,
melainkan dengan metode belajar sambil bermain sambal belajar. Proses
pembelajaran harus dalam suasana menyenangkan agar anak dapat merasa senang
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran menyenangkan dapat
dilakukan dengan metode bermain, seperti dengan metode permainan sederhana
atau menggunakan media yang menarik bagi anak. hal ini sesuai dengan teori
Menurut Docker (dalam Fadillah,2018:8)
bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
Menurut Browne (dalam Moeslichatoen,2004:32)
melalui bermain anak belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak. Bermain merupakan cara belajar anak yang bersifat alami. Anak dapat berlatih menggunakan kemampuan kognitinya untuk memecahkan berbagai masalah seperti mengukur, membandingkan, mencari jawaban yang berbeda, berhitung dan sebagainya.
Menurut Hetherington (Meoslichatoen,2004:34 )
bermain juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu, dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Media pembelajaran untuk anak, salah satunya adalah media belajar ular
tangga untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak.
kemampuan mengenal konsep bilangan anak sebulum tindakan menunjukkan
bahwa hampir seluruh indikator kemampuan mengenal konsep bilangan anak
80
kurang berkembang. Pencapaian pada seluruh indikator belum sesuai dengan
indikator keberhasilan yang sudah ditentukan. Menurut peneliti penurunan
presentase pada pertemuan pertama dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran yang
terpaku dengan lembar kerja anak. selain itu kemampuan mengenal konsep
bilangan anak dalam bermian. Pada pertemuan pertama sebelum tindakan
mengalami penurunan. Peningkatan yang dimaksud belum sesuai dengan
indikator keberhasilan yang sudah ditentukan. Kemampuan anak dalam menaati
aturan permainan pada pertemuan pertama sebelum tindakan juga mengalami
penurunan.
Hal ini sebabkan karena pembelajaran yang hanya terfokus lembar kerja
anak. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, menunjukkan adanya
peningkatan hasil dari indikator yang hendak dicapai jika dibandingkan dengan
kondisi awal anak sebelum tindakan. Meskipun demikian, peningkatan pada setiap
pertemuan belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan
yaitu kriteria baik. Pada pertemuan pertama hasil yang dicapai masih jauh dari
harapan yaitu memiliki kriteria kurang cukup dari indikator keberhasilan yang
sudah ditentukan yaitu kriteria baik. Menurut peneliti, hal ini sebabkan karena
anak sedang melalui proses penyusaian, dari kegiatan bermain yang bertujuan
meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak metode bermain.
Akan tetapi pada pertemuan kedua menunjukkan adanya peningkatan meskipun
belum optimal.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, permasalahan yang muncul pada
siklus I yaitu anak cepat bosan dan sibuk sendiri dalam mengikuti pembelajaran
81
karena guru kurang memotivasi dan memberikan dorongan kepada anak serta
kurangnya reward kepada anak berupa kata good job dalam mengenal konsep
bilangan anak pada anak kelompok B di TK dharma wanita jalanru kabupaten
Barru. Seperti halnya yang diungkapkan oleh santoso (Endratshi 2014:65) bahwa
anak memerlukan penghargaan yang dapat berupa ucapan, hadia, dan pujian.
Reward merupakn salah satu bentuk hadia yang diberikan untuk anak sebagai
penghargaan atas perbaikan perlakuan. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh
Azhar (Endratshi 2014:65) yang mengemukan bahwa siswa yang berhasil belajar
didorong untuk terus belajar.
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan
perbaikan-perbaikan agar pada penelitian siklus II dapat mencapai hasil yang
lebih optimal. Kegiatan pada siklus II menunjukkan peningkatan yang lebih baik.
Anak lebih antusias mengikuti kegiatan bermain yang akan dilaksanakan. Hampir
seluruh anak mampu menyelesaikan tugas, persentase yang didapat dalam
kemampuan menyelesaikan tugas mengalami peningkatan presentase yang
berturut-turut dalam setiap pertemuan. Pencapaian pada tiap pertemuan siklsu II
sesuia dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu memiliki kriteria
baik. Selain itu pendidik memberikan motivasi berupa semangat kepada anak saat
anak bermain.
2. Aktivitas Anak Didik Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal
Konsep Bilangan
Untuk mengetahui peningkatan aktivitas anak didik dalam pembelajaran
mengenal konsep bilangan dengan menggunakan media ular tangga yang di
peroleh melalui hasil observasi sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Dilihat
82
pada Tabel4.1 hasil observasi Pra Tindakan aktivitas anak didik dan kemampuan
mengenal konsep bilangan anak dan 4,3 hasil observasi membilang titik yang ada
pada dadu dan menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu pada siklus I masih belum berkembang karena masih berada pada kriteria
tidak baik/ belum berkembang dan pada saat anak mengocok dadu lalu
menghitung jumlah titik yang ada pada dadu dan menjalankan jumlah poin masih
ada yang melangkah tidak sesuai jumlah titik yang didapat pada saat mengocok
dadu. 4.5 hasil observasi membilang titik yang ada pada dadu dan menghitung
langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu pada siklus II. Sudah
cukup/ berkembang sesuai harapan(BSH) pada saat mengocok dadu dan
menjalankan point peserta didik sudah dapat melangkah sesuai jumlah titik yang
didapat secara konsisten dan mandiri tanpa bantuan oleh peneliti.
83
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat di ambil kesimpulan
bahwa permainan ular tangga dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep
bilangan anak kelompok B di TK dharma wanita jalanru. Hal ini dapat di
buktikan dengan meningkatnya kemampuan mengenal konsep bilangan anak.
kemampuan awal sebelum tindakan menunjukkan jumlah skor keseluruhan 415
dengan kriteria tidak baik/belum berkembang(BB) setelah dilakukan tindakan
pada siklus I mengalami peningkatan dengan menunjukkan jumlah skor
keseluruhan 635 dengan kriteria cukup/ berkembang sesuai harapan (BSH Setelah
dilakukan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar dengan
menunjukkan jumlah skor keseluruhan 1205 dengan kriteria baik/ berkembang
sesuai baik (BSB). Telah terlaksana dengan baik sehingga indikator keberhasilan
dapat dicapai.
B. Saran
Berdasarkan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan
mengenal konsep bilangan anak, maka ada beberpa saran untuk meningkatkan
kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu :
1. Bagi guru sebaiknya lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan agar
lebih bermakna dan menarik minat anak untuk ikut aktif dalam kegiatan
2. Bagi peneliti ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti akan kegiatan
dalam pembelajaran khususnya kemampuan mengenal konsep bilangan anak
84
dan diharapkan dapat memberi manfaat dan sebagai kajian yang relevan dalam
penulisan karya ilmiah lainnya.
85
DAFTAR PUSTAKA
Amelia Lina (dkk).(2017). Pengaruh Modifikasi Permainan Ular Naga Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Kelompok B2 Di Paud Save The Kids Banda Aceh. Jurnal . (https://buahhati.stkipgetsempena.ac.id/?journal=home&page=article&op=view&path%5B%5D=35?journal=home&page=article&op=view&path%5B%5D=35) Di Unduh Pada Tanggal 15 September Tahun 2019 Pukul 10.00 Wita
Cahyono, Agus. (2017). Meningkatkan Kemampuan Berhitung Menggunakan Media Belajar Ular Tangga di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita 2 Jragan Tembarak Temanggun. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
Dhermawan Asep. (2018). Tahapan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Usia
Dini. Artikel. (https://agroedupolitan.blogspot.com/2018/03/tahapan-mengenal-konsep-bilangan-pada.html) Di Unduh Pada Tanggal 15 September Tahun 2019 Pukul 10.23 Wita
Fadillah, M. (2018). Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Jakarta :
Prenadamedia Group. (https://id.whhhhikipedia.org/wiki/Ular_tangga,ular)Di Unduh Pada Tanggal 16 Mei Tahun 2019 Pukul 15:36 Wita
Istiqomah Sitti.(2018). Penerapan Metode Bermain Melalui Permainan Ular Tangga dalam Mengembangkan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun di Paud Sriwijaya Lampung Timur. Skripsi. Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
(http://repository.radenintan.ac.id/5119/1/Skripsi%20Full.pdf) Di Unduh Pada Tanggal 16 Mei Tahun 2019 Pukul 13:00 Wita
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. (2015). Kemendikbud Nomor 146
Tahun 2014. Jakarta. Kemendikbud. Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : PT.
Rineka Cipta. Puji R. Lestari (2014). Peningkatan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan
Melalui Penggunaan Media Kartu Angka Dan Kartu Bergambar Pada Anak Kelompok A2 TK Masyithoh Ngasem Sewon Bantul Yogyakarta. Skripsi. Fakulatas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta
Rindha Kurniawati.(2011). Meningkatkan Kemampuan Berhitung Dengan
Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B Tk Yunior Surabaya. Jurnal. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
86
(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PAUD/article/download/14335/10411)Di Unduh Pada Tanggal 16 Mei Tahun 2019 Pukul 15.00 Wita
Reswita (dkk). (2014). Efektivitas media pasir dalam meningkatkan kemampuan
konsep bilangan pada anak usia 5-6 tahun di tk aisyiyah bengkalis. Jurnal. (https://journal.unilak.ac.id/index.php/lectura/article/download/927/663/) Di Unduh Pada Tanggal 15 September Tahun 2019 Pukul 10:12 Wita.
Raysia, Tiara.(2015) Penggunaan Media Permainan Ular Tangga dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Tunas Melati Bandar Lampung. Skripsi. Bandar Lampung. Universitas Lampung. (http://digilib.unila.ac.id/21681/20/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf) Di Unduh Pada Tanggal 16 Mei Tahun 2019 Pukul 15:10 Wita
Rahayu,Sri Lita (dkk).(2016) Meningkatkan Kemampuan Konsep dan lambang Bilangan Anak Usia Dini Melalui Modifikasi Permainan Ular Tangga. Jurnal. (http://ejournal.upi.edu/index.php/cakrawaladini/article/view/10542) Di Unduh Pada Tanggal 16 Mei Tahun 2019 Pukul 20:00 Wita.
Endrasthi Ratna (2014) Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Menggunakan Media Papan Raba Pada Anak Kelompok A Di TK KKLKMD Sedyo Rukun Bambanglipuro Bantul. Skirpsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Satrianawi. (2017). Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta : Deepublish. Sudaryanti.(2006). Pengenalan Matematika Anak Usia Dini. Yogyakarta : Fip
Uny Yuvitasari Intan.(2015) Peningkatan kemampuan mengenal kata melalui metode
permainan ular tangga kata pada anak kelompok a tk sinar melatih seriharjo ngaglik sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas negeri Yogyakarta.(http://eprints.uny.ac.id/15801/1/SKRIPSI%20Intan%20Yuvitasari%20NIM.%2012111247010)Di Unduh Pada Tangga 16 Mei Tahun 2019 Pukul 20:12 Wita
83
KISI-KISI INSTRUMENT TK DHARMA WANITA JALANRU
Tabel 3.1 Kisi-kisi Perkembangan Kognitif Anak Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru.
Kognitif
Variabel Sub Indikator Instrument
Kemampuan
mengenal konsep
bilangan
4. Menyebutkan angka dengan mengangkat jari sebagai
pengetahuan membilang
Lembar observasi (ceklis) dan
dokumentasi
5. Mengurutkan angka sebagai pengetahuan mengenal
konsep bilangan
Lembar observasi (Ceklis) dan
dokumentasi
6. Menunjukkan lambang bilangan sebagai
pengetahuan mengenal lambang bilangan
Lembar observasi (Ceklis) dan
dokumentasi
84
Kisi-kisi Instrument Penilaian ( Lembar Observasi Anak )
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia no 146 tahun 2014 tentang kemampuan mengenal konsep
bilangan di TK Dharma Wanita Jalanru sebagai berikut :
No Indikator Deskripsi Kriteria Skor
1
Menyebutkan
angka 1-20
melalui papan
permainan ular
tangga
Jika anak sudah mampu menyebutkan lebih dari 20 secara
mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum
mencapai kemampuan sesuai indikator
Berkembang sangat baik
( BSB )
4
2 Jika anak sudah mampu menyebutkan 1-20 secara mandiri dan
konsisten tanpa harus diingatkan oleh guru
Berkembang sesuai harapan (
BSH )
3
3 Jika anak sudah mampu menyebutkan kurang dari 1- 10
dengan bantuan guru
Mulai berkembang
( MB )
2
4 Jika anak tidak dapat menyebutkan angka tetapi masih harus
dibimbing dan di contohkan
Belum berkembang
( BB)
1
1 Mengurutkan Jika anak sudah mampu mengurutkan lebih dari 20 secara Berkembang sangat baik 4
85
lambang bilangan
1-20 pada papan
permainan ular
tangga
mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum
mencapai kemampuan sesuai indikator
( BSB )
2 Jika anak sudah mampu mengurutkan 1-20 secara mandiri dan
konsisten tanpa harus diingatkan oleh guru
Berkembang sesuai harapan (
BSH )
3
3 Jika anak sudah mampu mengurutkan kurang dari 1-10 dengan
bantuan guru
Mulai berkembang
( MB )
2
4 Jika anak tidak dapat mengurutkan angka tetapi masih harus
dibimbing dan di contohkan
Belum berkembang
( BB)
1
1 menunjukkan
lambang bilangan
1-20 pada papan
permaianan ular
tangga
Jika anak sudah mampu menunjukkan lebih dari 20 secara
mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum
mencapai kemampuan sesuai indikator
Berkembang sangat baik
( BSB )
4
2 Jika anak sudah mampu menunjukkan 1-20 secara mandiri dan
konsisten tanpa harus diingatkan oleh guru
Berkembang sesuai harapan (
BSH )
3
3 Jika anak sudah mampu menunjukkan kurang dari 1-10 dengan Mulai berkembang 2
86
bantuan guru ( MB )
4 Jika anak tidak dapat menunjukkan angka,tetapi masih harus
dibimbing dan di contohkan
Belum berkembang
( BB)
1
87
Kisi-kisi Instrumen Penilaian Aktivitas Peserta Didik ( Lembar Observasi Anak )
di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru
Variabel Indikator Deskripsi Kriteria Instrument
Aktivitas
anak dengan
menggunakan
Ular tangga
Membilang titik yang
ada pada dadu
Jika anak sudah mampu menyesuaikan pada
saat membilang titik-titik yang terdapat pada
dadu secara mandiri dan sudah dapat
membantu temannya yang belum mencapai
kemampuan sesuai indikator
Berkembang sangat baik
( BSB )
Berkembang sesuai
harapan ( BSH )
Observasi dan dokumentasi
Jika anak sudah mampu menyesuaikan pada
saat membilang titik-titik yang terdapat pada
dadu secara mandiri dan konsisten tanpa harus
diingatkan oleh guru
88
Jika anak sudah mampu menyesuaikan pada
saat membilang titik-titik yang terdapat pada
dadu dengan bantuan guru
Mulai berkembang
( MB )
Jika anak tidak dapat menyesuaikan pada saat
membilang titik-titik yang terdapat pada dadu
angka tetapi masih harus dibimbing dan di
contohkan
Belum berkembang
( BB)
Menghitung langkah
poin sesuai jumlah
titik yang terdapat
pada dadu
Jika anak sudah mampu Menghitung langkah
poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu secara mandiri dan sudah dapat
membantu temannya yang belum mencapai
kemampuan sesuai indikator
Berkembang sangat baik
( BSB )
Jika anak sudah mampu Menghitung langkah
poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
Berkembang sesuai
harapan ( BSH )
89
dadu secara mandiri dan konsisten tanpa harus
diingatkan oleh guru
Jika anak sudah mampu Menghitung langkah
poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu dengan bantuan guru
Mulai berkembang
( MB )
Jika anak tidak dapat Menghitung langkah
poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu angka tetapi masih harus dibimbing dan
di contohkan
Belum berkembang
( BB)
90
Kisi – Kisi Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru
Nama Guru : Tanggal :
No Langkah-langkah kegiatan Tindakan
Keterangan Ya Tidak
1 A. Persiapan
1. Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.
B .Pelaksanaan
3. Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan
yang akan dilakukan, yaitu permainan ular
tangga kata.
4. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular
tangga yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Guru mengambil sebuah dadu dan pion,
91
kemudian diperlihatkan pada anak-anak.
b. Guru menaruh pion pada kolom start,
kemudian melempar dadu, dan menyebutkan
angka yang tertera pada dadu tersebut.
c. Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya
dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka
pada dadu, kemudian menyebutkan gambar dan
angkah yang ada pada jalur papan ular tangga
dimana pion berhenti.
d. Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar
ujung bawah sebuah tangga, maka naik ke atas.
jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar
kepala ular, maka turun ke bawah.
92
RENCANA PENCAPAIAN PEMBELAJARAN HARIAN(RPPH)
TK DHARMA WANITA JALANRU KELOMPOK /SEMESTER : B/1 MINGGU :XIV TEMA/SUBTEMA/CAKUPAN TEMA :BINATANG/BINATANG
DARAT/AYAM HARI/TANGGAL :SELASA,22 -10-2019 KOMPETENSI DASAR :
1.1,3.3,4.3.3.6,4.6,3.10,4.10.2.7
Indikator Pencapaian Pembelajaran
Menunjukkan anak mampu menyanyangi binatang Mampu menggunakan motorik kasar dan halus Mampu Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 melalui papan permainan
ular tangga Mampu menunjukkan lambang bilangan melalui papan permainan ular
tangga Mampu Membilang titik yang ada pada dadu Mampu Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu Mampu memahami dan melaksanakan perintah dari guru Memiliki sikap sabar
Media Dan Sumber Pembelajaran
Guru dan Anak didik
Media ular tangga
Langkah Kegiatan
1. Pembukaan (+30)
Berbaris
Salam, berdoa,menyanyi dan mengaji
Bercakap-cakap tentang binatang ( ayam)
2. Inti (+60)
Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga
Mengurutkan lambang bilangan 1-20 melalui papan permainan ular tangga
Menunjukkan lambang bilangan melalui papan permainan ular
tangga
93
Membilang titik yang ada pada dadu
Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu
Recalling
Merapikan alat yang telah digunakan
Diskusi tentang perasaan dari selama melakukan kegiatan bermain
Penguatan pengetahuan yang didapat anak
3. Istirahat (+30)
Cuci tangan ,Berdoa,makan bersama
Bermain
4. Penutup (+30)
Tanya jawab tentang pelajaran hari ini
Baca doa harian
Berdoa,salam ,pulang
94
RENCANA PENCAPAIAN PEMBELAJARAN HARIAN(RPPH)
TK DHARMA WANITA JALANRU
KELOMPOK /SEMESTER : B/1
MINGGU :XIV
TEMA/SUBTEMA/CAKUPAN TEMA :BINATANG/BINATANG
DARAT/KUCING
HARI/TANGGAL :RABU,23-10- 2019
KOMPETENSI DASAR :1.1,3.3,3.4.3.6,4.6,
3.10,4.10,2.7
Indikator Pencapaian Pembelajaran
Menunjukkan anak mampu menyanyangi binatang Mampu menggunakan motorik kasar dan halus Mampu Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Mampu menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Membilang titik yang ada pada dadu Mampu Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu Mampu memahami dan melaksanakan perintah dari guru Memiliki sikap sabar
Media Dan Sumber Pembelajaran
Guru dan Anak didik
Media ular tangga
Langkah Kegiatan
1. Pembukaan (+30)
Berbaris
Salam, berdoa,menyanyi dan mengaji
Bercakap-cakap tentang binatang ( kucing)
2. Inti (+60)
Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga
Mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular tangga
95
Menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular tangga
Membilang titik yang ada pada dadu Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu Recalling
Merapikan alat yang telah digunakan
Diskusi tentang perasaan dari selama melakukan kegiatan bermain
Penguatan pengetahuan yang didapat anak
3. Istirahat (+30)
Cuci tangan ,Berdoa,makan bersama
Bermain
4. Penutup (+30)
Tanya jawab tentang pelajaran hari ini
Baca doa harian
Berdoa,salam ,pulang
96
RENCANA PENCAPAIAN PEMBELAJARAN HARIAN(RPPH)
TK DHARMA WANITA JALANRU
KELOMPOK /SEMESTER : B/1
MINGGU :XIV
TEMA/SUBTEMA/CAKUPAN TEMA :BINATANG/BINATANG
DARAT/KAMBING
HARI/TANGGAL :KAMIS,24-10- 2019
KOMPETENSI DASAR
:1.1,3.3,3.4.3.12.4.12,3.6.4.6,2.7,
4.10
Indikator Pencapaian Pembelajaran
Menunjukkan anak mampu menyanyangi binatang Mampu menggunakan motorik kasar dan halus Mampu menirukan suara kambing Mampu Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Mampu menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Mampu membilang titik yang ada pada dadu Mampu menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu Memiliki sikap sabar Mampu memahami dan melaksanakan perintah dari guru
Media Dan Sumber Pembelajaran
Guru dan Anak didik
Media ular tangga, krayon/pensil warna dan pola gambar kambing
Langkah Kegiatan
1. Pembukaan (+30)
Berbaris
Salam, berdoa,menyanyi dan mengaji
Bercakap-cakap tentang binatang darat( kambing)
2. Inti (+60)
menirukan suara kambing Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga
97
Mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular tangga
Menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular tangga
Membilang titik yang ada pada dadu Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu Recalling
Merapikan alat yang telah digunakan
Diskusi tentang perasaan dari selama melakukan kegiatan bermain
Penguatan pengetahuan yang didapat anak
3. Istirahat (+30)
Cuci tangan ,Berdoa,makan bersama
Bermain
4. Penutup (+30)
Tanya jawab tentang pelajaran hari ini
Baca doa harian
Berdoa,salam ,pulang
98
RENCANA PENCAPAIAN PEMBELAJARAN HARIAN(RPPH)
TK DHARMA WANITA JALANRU
KELOMPOK /SEMESTER : B/1
MINGGU :Ke XV
TEMA/SUBTEMA/CAKUPAN TEMA :TANAMAN/TANAMAN
HIAS /KAKTUS
HARI/TANGGAL :SELASA,29-10- 2019
KOMPETENSI DASAR
:1.1,3.3,3.4.3.12.4.12,3.6.4.6,2.7,
4.10
Indikator Pencapaian Pembelajaran
Bersyukur atas ciptaan tuhan Mampu menggunakan motorik kasar dan halus Mampu mewarnai gambar kaktus dengan bebas Mampu menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Mampu menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Mampu membilang titik yang ada pada dadu Mampu menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu Memiliki sikap sabar Mampu memahami dan melaksanakan perintah dari guru
Media Dan Sumber Pembelajaran
Guru dan Anak didik
Media ular tangga,gambar pola kaktus,krayon, dan pensil warna
Langkah Kegiatan
1. Pembukaan (+30)
Berbaris
Salam, berdoa,menyanyi dan mengaji
Bercakap-cakap tentang tanaman hias( kaktus)
2. Inti (+60)
Mewarnai gambar kaktus
99
Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Membilang titik yang ada pada dadu Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu Recalling
Merapikan alat yang telah digunakan
Diskusi tentang perasaan dari selama melakukan kegiatan bermain
Penguatan pengetahuan yang didapat anak
3. Istirahat (+30)
Cuci tangan ,Berdoa,makan bersama
Bermain
4. Penutup (+30)
Tanya jawab tentang pelajaran hari ini
Baca doa harian
Berdoa,salam ,pulang
100
RENCANA PENCAPAIAN PEMBELAJARAN HARIAN(RPPH)
TK DHARMA WANITA JALANRU
KELOMPOK /SEMESTER : B/1
MINGGU :Ke XV
TEMA/SUBTEMA/CAKUPAN TEMA :TANAMAN/TANAMAN
HIAS /BUNGA MAWAR
HARI/TANGGAL :RABU,30-10- 2019
KOMPETENSI DASAR :1.1,3.3,3.4.3.6,4.6
,2.7,3.12.4.12
4.10
Indikator Pencapaian Pembelajaran
Bersyukur atas ciptaan tuhan Mampu menggunakan motorik kasar dan halus Mampu mewarnai bunga mawar Mampu Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Mampu menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Mampu membilang titik yang ada pada dadu Mampu menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu Memiliki sikap sabar Mampu memahami dan melaksanakan perintah dari guru
Media Dan Sumber Pembelajaran
Guru dan Anak didik
Media ular tangga,gambar pola bunga mawar
Pensil warna/krayon
Langkah Kegiatan
1. Pembukaan (+30)
Berbaris
Salam, berdoa,menyanyi dan mengaji
Bercakap-cakap tentang tanaman hias( bunga mawar)
2. Inti (+60)
Mewarnai dan menuliskan jumlah bunga mawar
101
Mampu Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga
Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular tangga
Mampu menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular tangga
Mampu membilang titik yang ada pada dadu Mampu menghitung langkah point sesuai jumlah titik yang
terdapat pada dadu Recalling
Merapikan alat yang telah digunakan
Diskusi tentang perasaan dari selama melakukan kegiatan bermain
Penguatan pengetahuan yang didapat anak
3. Istirahat (+30)
Cuci tangan ,Berdoa,makan bersama
Bermain
4. Penutup (+30)
Tanya jawab tentang pelajaran hari ini
Baca doa harian
Berdoa, salam, pulang
102
RENCANA PENCAPAIAN PEMBELAJARAN HARIAN(RPPH)
TK DHARMA WANITA JALANRU
KELOMPOK /SEMESTER : B/1
MINGGU :Ke XV
TEMA/SUBTEMA/CAKUPAN TEMA :TANAMAN/TANAMAN
HIAS /MELATI
HARI/TANGGAL :KAMIS,31-10- 2019
KOMPETENSI DASAR
:1.1,3.3,3.4.3.12.4.12,3.6.4.6,2.7,
4.10
Indikator Pencapaian Pembelajaran
Bersyukur atas ciptaan tuhan Mampu menggunakan motorik kasar dan halus Mampu mengenal simbol huruf M dan menebalkannya Mampu Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mampu mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Mampu menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Mampu membilang titik yang ada pada dadu Mampu menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu Memiliki sikap sabar Mampu memahami dan melaksanakan perintah dari guru
Media Dan Sumber Pembelajaran
Guru dan Anak didik
Media ular tangga,gambar pola kaktus,krayon, dan pensil warna
Langkah Kegiatan
1. Pembukaan (+30)
Berbaris
Salam, berdoa,menyanyi dan mengaji
Bercakap-cakap tentang tanaman hias( melati)
2. Inti (+60)
Mengenal simbol huruf M dan menebalkannya
103
Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga Mengurutkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Menunjukkan lambang bilangan 1-20 pada papan permainan ular
tangga Membilang titik yang ada pada dadu Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada
dadu Recalling
Merapikan alat yang telah digunakan
Diskusi tentang perasaan dari selama melakukan kegiatan bermain
Penguatan pengetahuan yang didapat anak
3. Istirahat (+30)
Cuci tangan ,Berdoa,makan bersama
Bermain
4. Penutup (+30)
Tanya jawab tentang pelajaran hari ini
Baca doa harian
Berdoa,salam ,pulang
104
Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru
Nama Guru : Harianty Tanggal :22-oktober -2019
No Langkah-langkah kegiatan Tindakan
Keterangan Ya Tidak
1 A. Persiapan
a. Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.
B. Pelaksanaan
a. Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan
yang akan dilakukan, yaitu permainan ular tangga.
b. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga
yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Guru mengambil sebuah dadu dan pion,
kemudian diperlihatkan pada anak-anak.
Ya
Ya
Tidak
Guru tidak menyiapkan
karpet
Guru terlebih dahulu
menjelaskan tentang
permainan ular tangga
Guru terlebih dahulu
menjelaskan cara bermain
ular tangga
105
b. Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian
melempar dadu, dan menyebutkan angka yang
tertera pada dadu tersebut.
c. Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya
dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka
pada dadu, kemudian menyebutkan gambar dan
angkah yang ada pada jalur papan ular tangga
dimana pion berhenti.
d. Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar
ujung bawah sebuah tangga, maka naik ke atas.
jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar
kepala ular, maka turun ke bawah.
c. Anak-anak diajak mempraktekkan permainan ular
tangga secara bersama-sama, dengan posisi anak
Ya
Guru mengajak anak
mempraktekkan permainan
ular tangga
106
masih duduk membentuk lingkaran, permainan
dimulai:
a. Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan
kelompok yang sudah dibagi.
b. Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak
menaruh pion pada kolom start, kemudian
melempar dadu, dan menyebutkan angka yang
tertera pada dadu tersebut.
c. Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya
dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka
pada dadu, kemudian menyebutkan angka
yang ada pada jalur papan ular tangga dimana
pion berhenti.
107
Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru
Nama Guru : Harianty Tanggal :23-oktober -2019
No Langkah-langkah kegiatan Tindakan
Keterangan Ya Tidak
1 A. Persiapan
a. Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.
B. Pelaksanaan
a. Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan
yang akan dilakukan, yaitu permainan ular tangga
kata.
b. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga
yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Guru mengambil sebuah dadu dan pion,
kemudian diperlihatkan pada anak-anak.
Ya
Ya
Tidak
Guru tidak menyiapkan
karpet
Guru terlebih dahulu
menjelaskan tentang
permainan ular tangga
Guru terlebih dahulu
menjelaskan cara bermain
ular tangga
108
b. Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian
melempar dadu, dan menyebutkan angka yang
tertera pada dadu tersebut.
c. Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya
dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka
pada dadu, kemudian menyebutkan gambar dan
angkah yang ada pada jalur papan ular tangga
dimana pion berhenti.
d. Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar
ujung bawah sebuah tangga, maka naik ke atas.
jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar
kepala ular, maka turun ke bawah.
c Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular
tangga secara bersama-sama, dengan posisi anak masih
Ya
Guru mengajak anak
mempraktekkan permainan
ular tangga
109
duduk membentuk lingkaran, permainan dimulai:
a. Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan
kelompok yang sudah dibagi.
b. Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak
menaruh pion pada kolom start, kemudian
melempar dadu, dan menyebutkan angka yang
tertera pada dadu tersebut.
c. Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya
dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka
pada dadu, kemudian menyebutkan angka yang
ada pada jalur papan ular tangga dimana pion
berhenti.
110
Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru
Nama Guru : Harianty Tanggal :24-oktober -2019
No Langkah-langkah kegiatan Tindakan
Keterangan Ya Tidak
1 A. Persiapan
a. Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.
B. Pelaksanaan
a.Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan yang
akan dilakukan, yaitu permainan ular tangga kata.
b. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga
yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. .Guru mengambil sebuah dadu dan pion, kemudian
diperlihatkan pada anak-anak.
Ya
Ya
Tidak
Guru tidak menyiapkan
karpet
Guru terlebih dahulu
menjelaskan tentang
permainan ular tangga
Guru terlebih dahulu
menjelaskan cara bermain
ular tangga
111
b. Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian
melempar dadu, dan menyebutkan angka yang tertera
pada dadu tersebut.
c. Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur
papan ular tangga sesuai jumlah angka pada dadu,
kemudian menyebutkan gambar dan angkah yang ada
pada jalur papan ular tangga dimana pion berhenti.
d. Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar ujung
bawah sebuah tangga, maka naik ke atas. jika pion
berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular, maka
turun ke bawah.
c. Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular
tangga secara bersama-sama, dengan posisi anak masih
duduk membentuk lingkaran, permainan dimulai:
Ya
Guru mengajak anak
mempraktekkan permainan
ular tangga
112
a. Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan
kelompok yang sudah dibagi.
b. Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak
menaruh pion pada kolom start, kemudian
melempar dadu, dan menyebutkan angka yang
tertera pada dadu tersebut.
c. Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya
dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka
pada dadu, kemudian menyebutkan angka
yang ada pada jalur papan ular tangga dimana
pion berhenti.
113
Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru
Nama Guru : Harianty Tanggal : 29-oktober -2019
No Langkah-langkah kegiatan Tindakan
Keterangan Ya Tidak
1 A. Persiapan
a.Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.
i. Pelaksanaan
a. Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan yang
akan dilakukan, yaitu permainan ular tangga kata.
b. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga
yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Guru mengambil sebuah dadu dan pion,
kemudian diperlihatkan pada anak-anak.
b. Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian
Ya
Ya
Tidak
Guru tidak menyiapkan
karpet
Guru terlebih dahulu
menjelaskan tentang
permainan ular tangga
Guru terlebih dahulu
menjelaskan cara bermain
ular tangga
114
melempar dadu, dan menyebutkan angka yang
tertera pada dadu tersebut.
c. Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya
dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka
pada dadu, kemudian menyebutkan gambar dan
angkah yang ada pada jalur papan ular tangga
dimana pion berhenti.
d. Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar
ujung bawah sebuah tangga, maka naik ke atas.
jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar
kepala ular, maka turun ke bawah.
c. Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular
tangga secara bersama-sama, dengan posisi anak masih
duduk membentuk lingkaran, permainan dimulai:
Ya
Guru mengajak anak
mempraktekkan permainan
ular tangga
115
a. Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan
kelompok yang sudah dibagi.
b. Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak
menaruh pion pada kolom start, kemudian
melempar dadu, dan menyebutkan angka yang
tertera pada dadu tersebut.
c. Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya
dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka
pada dadu, kemudian menyebutkan angka yang
ada pada jalur papan ular tangga dimana pion
berhenti.
116
Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru Nama Guru : Harianty Tanggal :30-oktober -2019
No Langkah-langkah kegiatan Tindakan
Keterangan Ya Tidak
1 A. Persiapan
a.Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.
B. Pelaksanaan
a. Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan
yang akan dilakukan, yaitu permainan ular tangga
kata.
b. Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga
yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a.Guru mengambil sebuah dadu dan pion, kemudian
diperlihatkan pada anak-anak.
Ya
Ya
Tidak
Guru tidak menyiapkan
karpet
Guru terlebih dahulu
menjelaskan tentang
permainan ular tangga
Guru terlebih dahulu
menjelaskan cara bermain
ular tangga
117
b. Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian
melempar dadu, dan menyebutkan angka yang tertera
pada dadu tersebut.
c. Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur
papan ular tangga sesuai jumlah angka pada dadu,
kemudian menyebutkan gambar dan angkah yang ada
pada jalur papan ular tangga dimana pion berhenti.
d. Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar ujung
bawah sebuah tangga, maka naik ke atas. jika pion
berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular, maka
turun ke bawah.
c.Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular
tangga secara bersama-sama, dengan posisi anak masih
duduk membentuk lingkaran, permainan dimulai:
Ya
Guru mengajak anak
mempraktekkan permainan
ular tangga
118
a. Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan
kelompok yang sudah dibagi.
b. Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak
menaruh pion pada kolom start, kemudian
melempar dadu, dan menyebutkan angka yang
tertera pada dadu tersebut.
c. Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya
dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka
pada dadu, kemudian menyebutkan angka yang
ada pada jalur papan ular tangga dimana pion
berhenti.
119
Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Guru ) di Kelompok B di TK Dharma Wanita Jalanru
Nama Guru : Harianty Tanggal :31-oktober -2019
No Langkah-langkah kegiatan Tindakan
Keterangan Ya Tidak
1 A.Persiapan
a.Anak dikondisikan duduk berkelompok di karpet.
B.Pelaksanaan
a.Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan yang
akan dilakukan, yaitu permainan ular tangga kata.
b.Anak-anak diberi contoh cara bermain ular tangga
yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a.Guru mengambil sebuah dadu dan pion, kemudian
diperlihatkan pada anak-anak.
b. Guru menaruh pion pada kolom start, kemudian
Ya
Ya
Tidak
Guru tidak menyiapkan
karpet
Guru terlebih dahulu
menjelaskan tentang
permainan ular tangga
Guru terlebih dahulu
menjelaskan cara bermain
ular tangga
120
melempar dadu, dan menyebutkan angka yang tertera
pada dadu tersebut.
c.Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur
papan ular tangga sesuai jumlah angka pada dadu,
kemudian menyebutkan gambar dan angkah yang ada
pada jalur papan ular tangga dimana pion berhenti.
d.Jika pion berhenti pada kotak yang ada gambar ujung
bawah sebuah tangga, maka naik ke atas. jika pion
berhenti pada kotak yang ada gambar kepala ular, maka
turun ke bawah.
c. Anak-anak diajak mempraktikkan permainan ular
tangga secara bersama-sama, dengan posisi anak masih
duduk membentuk lingkaran, permainan dimulai:
a.Empat anak sebagai pemain, urut berdasarkan
Ya
Guru mengajak anak
mempraktekkan permainan
ular tangga
121
kelompok yang sudah dibagi.
b.Anak mengambil sebuah dadu dan pion, anak
menaruh pion pada kolom start, kemudian melempar
dadu, dan menyebutkan angka yang tertera pada dadu
tersebut.
c.Anak menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur
papan ular tangga sesuai jumlah angka pada dadu,
kemudian menyebutkan angka yang ada pada jalur
papan ular tangga dimana pion berhenti.
122
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA PRA TINDAKAN DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU
No. Nama Anak
L/P
Indikator Mengenal Konsep Bilangan
Skor
Presentase
Kriteria
Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga
Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Membilang titik yang ada pada dadu
Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 6 30% Tidak baik/Belum
berkembang (BB) 2 Fiqri L 6 30% Tidak baik/Belum
berkembang (BB) 3 Aziza P 5 25% Tidak baik/Belum
berkembang (BB)
4 Dilla P 5 25% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
5 Nabil L 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
6 Evan L 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
7 Amelia P 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
8 Putra L 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
123
9 Rahmat L 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
10 Shaleh L 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
11 Dzaki L 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
12 Haikal L 5 25% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
13 Adelia P 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
14 Nur.aziz
ah
P 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
Ket :
5. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 6. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 7. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 8. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40
124
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA SIKLUS 1 PERTEMUAN KE 1 DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU
No. Nama Anak
L/P
Indikator Mengenal Konsep Bilangan
Skor
Presentase
Kriteria
Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga
Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Membilang titik yang ada pada dadu
Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 7 35% Tidak baik/Belum
berkembang (BB) 2 Fiqri L 6 30% Tidak baik/Belum
berkembang (BB) 3 Aziza P 5 25% Tidak baik/Belum
berkembang (BB)
4 Dilla P 5 25% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
5 Nabil L 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
6 Evan L 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
7 Amelia P 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
8 Putra L 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
125
9 Rahmat L 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
10 Shaleh L 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
11 Dzaki L 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
12 Haikal L 5 25% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
13 Adelia P 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
14 Nur.aziz
ah
P 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
Ket :
1. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 2. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 3. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 4. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40
126
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA SIKLUS 1 PERTEMUAN KE 2 DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU
No. Nama Anak
L/P
Indikator Mengenal Konsep Bilangan
Skor
Presentase
Kriteria
Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga
Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Membilang titik yang ada pada dadu
Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 7 35% Tidak baik/Belum
berkembang (BB) 2 Fiqri L 6 30% Tidak baik/Belum
berkembang (BB) 3 Aziza P 5 25% Tidak baik/Belum
berkembang (BB)
4 Dilla P 5 25% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
5 Nabil L 7 35% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
6 Evan L 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
7 Amelia P 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
8 Putra L 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
127
9 Rahmat L 5 25%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
10 Shaleh L 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
11 Dzaki L 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
12 Haikal L 5 25% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
13 Adelia P 9 45% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
14 Nur.aziz
ah
P 6 30% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
Ket :
1. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 2. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 3. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 4. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40
128
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA SIKLUS 1 PERTEMUAN KE 3 DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU
No. Nama Anak
L/P
Indikator Mengenal Konsep Bilangan
Skor
Presentase
Kriteria
Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga
Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Membilang titik yang ada pada dadu
Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 10 50% Kurang/Mulai
Berkembang(MB) 2 Fiqri L 9 45% Kurang/Mulai
Berkembang(MB) 3 Aziza P 8 40% Tidak baik/Belum
berkembang (BB)
4 Dilla P 8 40% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
5 Nabil L 10 50% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
6 Evan L 7 35%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
7 Amelia P 7 35%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
8 Putra L 7 35%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
129
9 Rahmat L 8 40%
Tidak baik/Belum berkembang (BB)
10 Shaleh L 11 55% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
11 Dzaki L 12 60% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
12 Haikal L 8 40% Tidak baik/Belum berkembang (BB)
13 Adelia P 12 60% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
14 Nur.aziz
ah
P 10 50% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
Ket :
1. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 2. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 3. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 4. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40
130
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA SIKLUS 2 PERTEMUAN KE 1 DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU
No. Nama Anak
L/P
Indikator Mengenal Konsep Bilangan
Skor
Presentase
Kriteria
Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga
Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Membilang titik yang ada pada dadu
Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 12 60% Cukup/Berkembang
sesuai harapan(BSH)
2 Fiqri L 12 60% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
3 Aziza P 10 50% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
4 Dilla P 10 50% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
5 Nabil L 12 60% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
6 Evan L 10 50%
Kurang/Mulai Berkembang(MB)
7 Amelia P 10 50%
Kurang/Mulai Berkembang(MB)
8 Putra L 10 50%
Kurang/Mulai Berkembang(MB)
131
9 Rahmat L 12 60%
Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
10 Shaleh L 12 60% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
11 Dzaki L 14 70% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
12 Haikal L 11 55% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
13 Adelia P 14 70% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
14 Nur.aziz
ah
P 11 55% Kurang/Mulai Berkembang(MB)
Ket :
1. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 2. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 3. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 4. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40
132
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA SIKLUS 2 PERTEMUAN KE 2 DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU
No. Nama Anak
L/P
Indikator Mengenal Konsep Bilangan
Skor
Presentase
Kriteria
Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga
Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Membilang titik yang ada pada dadu
Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 15 75% Cukup/Berkembang
sesuai harapan(BSH)
2 Fiqri L 15 75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
3 Aziza P 14 70% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
4 Dilla P 12 60% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
5 Nabil L 15 75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
6 Evan L 13 65%
Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
7 Amelia P 12 60%
Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
8 Putra L 10 50%
Kurang/Mulai Berkembang(MB)
133
9 Rahmat L 14 70%
Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
10 Shaleh L 15 75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
11 Dzaki L 18 90% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)
12 Haikal L 14 70% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
13 Adelia P 19 95% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)
14 Nur.aziz
ah
P 13 65% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
Ket :
1. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 2. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 3. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 4. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40
134
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS ANAK DIDIK & KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA ULAR TANGGA SIKLUS 2 PERTEMUAN KE 3 DI KELOMPOK B TK DHARMA WANITA JALANRU
No. Nama Anak
L/P
Indikator Mengenal Konsep Bilangan
Skor
Presentase
Kriteria
Menyebutkan angka 1-20 melalui papan permainan ular tangga
Mengurutkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Menunjukkan lambang bilangan 1-20 papan permainan ular tangga
Membilang titik yang ada pada dadu
Menghitung langkah poin sesuai jumlah titik yang terdapat pada dadu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Aditia L 19 95% Baik/Berkembang sangat
baik(BSB)
2 Fiqri L 19 95% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)
3 Aziza P 17 85% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)
4 Dilla P 15 75% Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
5 Nabil L 18 90% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)
6 Evan L 15 75%
Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
7 Amelia P 15 75%
Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
8 Putra L 15 75%
Cukup/Berkembang sesuai harapan(BSH)
135
9 Rahmat L 18 90%
Baik/Berkembang sangat baik(BSB)
10 Shaleh L 16 80% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)
11 Dzaki L 20 100% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)
12 Haikal L 18 90% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)
13 Adelia P 20 100% Baik/Berkembang sangat baik(BSB)
14 Nur.aziz
ah
P 16 80% Baik/Berkembang sangat
baik(BSB)
Ket :
1. Kriteria baik/Berkembang sangat baik (BSB) yaitu apabila nilai anak yang diperoleh anak antara 80 - 100 2. Kriteria cukup/ Berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56 – 79 3. Kriteria kurang/Mulai berkembang(MB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 41 – 55 4. Kriteria tidak baik/Belum Berkembang(BB) yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 0-40
136
DOKUMENTASI
Siklus I
Peneliti mempraktekkan terlebih dahulu cara bermain ular tangga
Anak mengocok dan melempar dadu
138
Siklus II
Peneliti mempraktekkan dan memberikan arahan kepada anak didik
Anak mengocok dan melempar dadu
148
RIWAYAT HIDUP
MARINA RUSTAN. Lahir di Ralla, pada tanggal 09 Juni
1997. Penulis biasanya disapa dengan panggilan Marina.
Anak pertama dari pasangan orang tua ayahanda Rustan
dan Ibunda Mas‟ati. Memiliki 3 saudara kandung Marini
Rustan, Risfiansyah dan Malikha Humaira Rustan.
Agama Islam. Penulis memasuki jenjang pendidikan di TK Dharma Wanita Ralla
pada tahun 2002 dan tamat pada tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan di
SD Inpres Kompleks Ralla pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2009.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tanete Riaja pada
tahun 2009. Dan tamat tahun 2012. Ditahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 5 Barru pada tahun 2012 dan berhasil menyelesaikan
studi pada tahun 2015. Di tahun yang sama tahun 2015 penulis melanjutkan
pendidikan di jenjang perguruan tinggi di Swasta dan penulis di terima pada
program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Program Strata 1 (S1), Universitas Muhammadiyah
Makassar (UNISMUH).