pengendalian dan monitoring daya listrik tiap...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
PENGENDALIAN DAN MONITORING DAYA
LISTRIK TIAP RUANGAN KAMAR KOS BERBASIS PLC M221
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma
Disusun oleh:
Vinsent
NIM: 155114056
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
TUGAS AKHIR
PENGENDALIAN DAN MONITORING DAYA
LISTRIK TIAP RUANGAN KAMAR KOS BERBASIS PLC M221
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma
Disusun oleh:
Vinsent
NIM: 155114056
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
FINAL PROJECT
CONTROLLING AND MONITORING BOARDING HOUSE ROOM’S ELECTRICAL POWER
USING PLC M221
In partial fulfilment of the requirements for the degree Sarjana Teknik
Department of Electrical Engineering Faculty of Science and Technology, Sanata Dharma University
Compiled by:
Vinsent
NIM: 155114056
DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
MOTTO:
"Jangan terlalu memikirkan masa depan.
Pikirkan saja apa yang harus kau lakukan di
masa sekarang untuk masa depanmu."
- Doraemon
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu bersama saya
Keluarga dan Kerabat terdekat, yang selalu memberi
dukungan secara moral maupun materi dan
Teman-teman elektro USD angkatan 2015
yang selalu memberikan semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
INTISARI Pemakaian daya listrik pada tiap kamar kos selalu berbeda-beda. Pemakaian daya
listrik yang berbeda tiap kamar kos menyebabkan pembayaran tiap kamar seharusnya berbeda. Penelitian ini membuat sistem pengendalian dan monitoring daya listrik tiap ruangan kamar kos berbasis PLC M221. PLC ini bisa mengendalikan besarnya daya tiap kamar dan bisa melihat pemakaian daya tiap kamar.
Proses kerja pada PLC diawali mengambil nilai tegangan dari sensor tegangan yang telah dirancang dan nilai arus yang didapat dari rangkaian sensor arus. Nilai tegangan dan nilai arus kemudian di proses menggunakan software SoMachine Basic untuk mencari nilai dari tegangan, arus, daya, dan daya telah dipakai setiap kamar. Hasil dari nilai tersebut dimunculkan ke tampilan GUI Wonderware InTouch.
Hasil implementasi sistem tersebut dapat mengatur daya tiap ruangan dan dapat memonitoring daya yang digunakan pada tiap ruangan. Sistem dapat membaca nilai daya dengan tingkat keberhasilan 85%. Sistem tersebut masih memiliki rata-rata kesalahan sebesar 15% untuk pengujian kondisi beban tiap kenaikan 60Watt.
Kata kunci: PLC, sensor arus, sensor tegangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT The use of electricity in each room in a boarding house is different so that each room
is supposed to pay differently based on the use of electricity. This research created power controlling and monitoring system in every room of a boarding house based on PLC M221. This PLC is able to control the power in each room and to know the use of power in each room. The process in PLC is started by taking the voltage values from the voltage sensors, that have been designed, and the current values from the current sensor circuits. Then, the voltage values and the current values are processed using SoMachine Basic software to get the values of voltage, current, power, and power that has been used in each room. The result is displayed on GUI Wonderware InTouch. The system implementation result is able to control the power of each room from 0 to 300watt and to monitor the power that has been used in each room. The system can read the power value with the success rate of 85%. It still has the average error rate of 15% in the load trial for the escalation of 60Watt. Key words: PLC, current sensor, voltage sensor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengendalian dan Monitoring
Daya Listrik Tiap Ruangan Kamar Kos Berbasis PLC M221” dengan segenap kerja keras
sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan tugas akhir tidak lepas dari bantuan,
dukungan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran
dan tenaga penulis, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa karena anugerah dan penyertaanNya pada penulis dari
awal mengerjakan Tugas Akhir hingga akhirnya bisa menyelesaikan Tugas Akhir
ini dengan baik.
2. Bapak Martanto, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing, Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Sanins dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah memberikan bimbingan, pentunjuk, dan saran dalam pembuatan tugas akhir
ini.
3. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T dan ibu Ir. Theresia Prima Ari Setyani,
M.T. selaku dosen penguji yang telah memberikan pertanyaan-pertanyaan dan
saran-saran kepada penulis atas tugas akhir ini.
4. Dosen dan Karyawan Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan kepada
penulis pada saat penulisan tugas akhir berjalan.
5. Mama tercinta yang memberikan dukungan, kesabaran, dan doa serta kasih
sayang yang diberikan kepada penulis dari awal perkuliahan sampai dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Teman bimbingan seperjuangan tugas akhir ini untuk AB, Marco, Tian, Yulis,
kak Ery, dan Kelvin.
7. Terima kasih kepada teman “END TA” yang selalu menjadi teman nginap dan
mengontrol lab TA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
TUGAS AKHIR .................................................................................................................... 2
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Tujuan dan Manfaat ................................................................................................ 2
1.3. Batasan Masalah ..................................................................................................... 2
1.4. Metodologi Penelitian ............................................................................................. 2
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................................ 4
2.1. Programmable Logic Controller (PLC) ..................................................................... 4
2.1.1. PLC Modicon TM211CE40R ............................................................................. 5
2.1.2. TM3AM6 ............................................................................................................ 7
2.1.3. Metode Pemograman PLC .................................................................................. 8
2.2. SCADA Software ....................................................................................................... 9
2.2.1. Wonderware InTouch .......................................................................................... 9
2.3. Sensor Arus .............................................................................................................. 10
2.4. Nilai RMS (Root-Mean-Square) .............................................................................. 11
2.4.1. Nilai RMS dari Gelombang Sinusoidal ............................................................. 11
2.5. Penguat Operasional ................................................................................................. 12
2.5.1. Penguat Operasional Sebagai Penyangga Tegangan ......................................... 12
2.5.2. Penguat Inverting .............................................................................................. 13
2.5.3. Summing Amplifier ............................................................................................ 13
2.5.4. Peak Detektor .................................................................................................... 14
2.5.5. Penyearah Presisi............................................................................................... 15
2.6. Relay ......................................................................................................................... 16
2.7. Transformator ........................................................................................................... 16
BAB III RANCANGAN PENELITIAN ............................................................................. 20
3.1. Model Sistem ............................................................................................................ 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3.2. Perancangan Perangkat Elektronis ........................................................................... 21
3.2.1. Rangkaian Sensor Arus ..................................................................................... 21
3.2.2. Rangkaian Sensor Tegangan ............................................................................. 25
3.3. Diagram Pengkabelan PLC ...................................................................................... 29
3.3.1. Diagram Pengkabelan Masukkan Rangkaian Elektronis .................................. 29
3.3.2. Diagram Pengkabelan Lampu Indikator ........................................................... 31
3.3.3. Diagram Pengkabelan Relay Ruangan .............................................................. 32
3.3.4. Diagram Pengkabelan Pengambilan Daya Ruangan ......................................... 32
3.4. Perancangan Perangkat Lunak.................................................................................. 33
3.3.1. Perancangan PLC .............................................................................................. 33
3.3.2. Proses Pengambilan Nilai Sensor Arus ............................................................. 35
3.3.3. Proses Pengambilan Nilai Sensor Tegangan ..................................................... 35
3.3.4. Daya Ruangan ................................................................................................... 36
3.3.5. Perancangan SCADA ........................................................................................ 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 38
4.1. Perubahan Rancangan ........................................................................................... 38
4.1.1. Rangkaian Sensor Arus ................................................................................. 38
4.1.2. Rangkaian Sensor Tegangan ......................................................................... 41
4.2. Implementasi Alat ................................................................................................. 42
4.3. Cara Pengoperasian SCADA ................................................................................ 46
4.4. Analisis Sistem Panel ............................................................................................ 49
4.5. Pengujian sensor arus ............................................................................................ 55
4.6. Pengujian sensor tegangan .................................................................................... 58
4.7. Pembahasan Ladder PLC ...................................................................................... 65
4.7.1. Proses Perhitungan Tegangan ........................................................................ 65
4.7.2. Proses Nilai Arus ........................................................................................... 73
4.7.3. Perhitungan daya dan penyimpanan daya ..................................................... 79
4.7.4. Ladder relay, batasan daya, dan timer lampu ................................................ 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 98
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 98
5.2. Saran ..................................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 99
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Bagian-bagian PLC M221 ............................................................................... 5 Gambar 2. 2. TM3AM6 ......................................................................................................... 7 Gambar 2. 3. Spesifikasi TM3AM6 ...................................................................................... 7 Gambar 2. 4. Contoh Instruction List .................................................................................... 8 Gambar 2. 5. Contoh Leader Diagram .................................................................................. 8 Gambar 2. 6. ACS712 ......................................................................................................... 10 Gambar 2. 7. Gelombang sinusoidal ................................................................................... 11 Gambar 2. 8.Op-Amp ........................................................................................................... 12 Gambar 2. 9.Buffer .............................................................................................................. 12 Gambar 2. 10.Rangkaian Inverting ..................................................................................... 13 Gambar 2. 11.Summing Amplifier ...................................................................................... 14 Gambar 2. 12. Peak Detector ............................................................................................... 14 Gambar 2. 13. Penyearah Presisi ......................................................................................... 15 Gambar 2. 14. Gambar relay ............................................................................................... 16 Gambar 2. 15. Transformator .............................................................................................. 17 Gambar 3. 1. Gambar Rancangan Sistem ............................................................................ 20 Gambar 3. 2. Diagram blok rangkaian sensor arus.............................................................. 21 Gambar 3. 3. Rangkaian peak detctor menjadi tegangan Sensor Arus ............................... 22 Gambar 3. 4. Grafik persamaan linear sensor arus .............................................................. 22 Gambar 3. 5. Blok diagram untuk rangkaian pengkondisi sinyal ....................................... 23 Gambar 3. 6.Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor Arus .................................................. 24 Gambar 3. 7. Rangkaian sensor tegangan ........................................................................... 25 Gambar 3. 8. Rangkaian Tegangan AC menjadi Tegangan Sensor Tegangan DC ............. 26 Gambar 3. 9. Grafik persamaan linear sensor tegangan ...................................................... 27 Gambar 3. 10. Blok diagram sensor tegangan ..................................................................... 27 Gambar 3. 11. Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor Tegangan ....................................... 28 Gambar 3. 12. Diagram pengkabelan masukkan tegangan dan arus setiap Ruangan ......... 29 Gambar 3. 13. Diagram pengkabelan lampu indikator tiap Ruangan ................................. 31 Gambar 3. 14. Diagram pengkabelan relay ........................................................................ 32 Gambar 3. 15. Diagram pengkabelan pengambilan daya ruangan ...................................... 32 Gambar 3. 16. Diagram alir pemrosesan pada PLC ............................................................ 34 Gambar 3. 17. Diagram alir nilai sensor arus ...................................................................... 35 Gambar 3. 18. Diagram Alir pengambilan nilai tegangan ................................................... 36 Gambar 3. 19. Diagram alur daya yang ditampilkan ke monitor ........................................ 36 Gambar 3. 20. Tampilan daya yang digunakan setiap ruangan ........................................... 37 Gambar 4. 1.Gambar pengkondisi sinyal sensor arus setelah sesuaikan nilai resistansi ..... 39 Gambar 4. 2. Gelombang keluaran peak detector ............................................................... 39 Gambar 4. 3. Nilai keluaran pada sensor arus ..................................................................... 40 Gambar 4. 4. Gambar keluaran setelah melalui peak detector ............................................ 40 Gambar 4. 5.Miniatur kamar kos ......................................................................................... 42 Gambar 4. 6. Gambar Dalam Panel ..................................................................................... 43 Gambar 4. 7.Perangkat keras sensor tegangan .................................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Gambar 4. 8. Cara Pengambilan Arus ................................................................................. 44 Gambar 4. 9. Perangkat keras sensor arus ........................................................................... 45 Gambar 4. 10.Tampilan Awal Pada Wonderware InTouch ................................................ 46 Gambar 4. 11. Cara mengatur batasan daya pada Wonderware InTouch (1) ...................... 47 Gambar 4. 12. Cara mengatur batasan daya pada Wonderware InTouch (2) ...................... 48 Gambar 4. 13. Cara mengatur batasan daya pada Wonderware InTouch (3) ...................... 48 Gambar 4. 14. Perbandingan daya pengukuran dengan daya tertampil di GUI Wonderware InTouch (1) .......................................................................................................................... 50 Gambar 4. 15. Grafik perbandingan daya terukur dengan daya tertampil (2) ..................... 51 Gambar 4. 16. Grafik perbandingan daya terukur dengan daya tertampil (3) ..................... 53 Gambar 4. 17. Grafik tegangan dengan nilai tegangan bervariasi....................................... 55 Gambar 4. 18. Kurva perbandingan tegangan ac dengan tegangan keluaran pengkondisi sinyal ruang ke-1 ................................................................................................................. 59 Gambar 4. 19. Kurva perbandingan tegangan ac dengan tegangan keluaran pengkondisi sinyal ruang ke-2 ................................................................................................................. 62 Gambar 4. 20. Kurva perbandingan tegangan ac dengan tegangan keluaran pengkondisi sinyal ruang ke-3 ................................................................................................................. 64 Gambar 4. 21. ladder diagram tegangan pertama ................................................................ 65 Gambar 4. 22. Ladder diagram tegangan kedua .................................................................. 68 Gambar 4. 23. Ladder diagram tegangan ketiga .................................................................. 70 Gambar 4. 24. Ladder diagram arus pertama ...................................................................... 73 Gambar 4. 25. Ladder diagram arus kedua .......................................................................... 75 Gambar 4. 26. Ladder diagram arus ketiga ......................................................................... 77 Gambar 4. 27. Pembagi arus pertama .................................................................................. 79 Gambar 4. 28. Pembagi arus kedua ..................................................................................... 80 Gambar 4. 29. Pembagi arus ketiga ..................................................................................... 81 Gambar 4. 30. Operasi perhitungan daya dan penyimpanan daya ruangan pertama ........... 82 Gambar 4. 31. Operasi perhitungan daya dan penyimpanan daya ruang ke-2 .................... 83 Gambar 4. 32. Operasi perhitungan daya dan penyimpanan daya ruang ke-2 .................... 84 Gambar 4. 33. Ladder diagram relay ................................................................................... 85 Gambar 4. 34. Ladder batasan daya .................................................................................... 85 Gambar 4. 35. Lampu indikator ruangan pertama ............................................................... 86 Gambar 4. 36. Penghitung waktu ruangan pertama ............................................................ 86 Gambar 4. 37. Lampu indikator ruangan ke-2..................................................................... 87 Gambar 4. 38. Penghitung waktu ruangan ke-2 .................................................................. 87 Gambar 4. 39. Penghitung waktu ruangan ke-3 .................................................................. 88 Gambar 4. 40. Penghitung waktu ruangan ke-3 .................................................................. 88 Gambar 4. 41. Tampilan awal GUI Wonderware InTouch ................................................. 89 Gambar 4. 42.List program di wonderware ......................................................................... 90 Gambar 4. 43. Tampilan GUI Wonderware InTouch .......................................................... 91 Gambar 4. 44. Daya batasan pada saat 0Watt ..................................................................... 92 Gambar 4. 45. Tampilan GUI jika nilai daya melebihi batasan .......................................... 93 Gambar 4. 46. Gambar ketiga ruangan melebihi batas pemakaian ..................................... 94 Gambar 4. 47. Tampilan pemakaian 3 ruangan selama 24 jam ........................................... 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1. Indikator LED ...................................................................................................... 6 Tabel 3. 1. Masukkan analog PLC ...................................................................................... 29 Tabel 3. 2. Keluaran PLC .................................................................................................... 30 Tabel 3. 3. Pembagian Memori PLC ................................................................................... 30
Tabel 4. 1. Perubahan keluaran PLC ................................................................................... 41 Tabel 4. 2. Perubahan memori PLC .................................................................................... 41 Tabel 4. 3. Lanjutan Perubahan Memori PLC ..................................................................... 42 Tabel 4. 4. Pengamatan sistem ruangan 1 dengan beban lampu 60W................................. 49 Tabel 4. 5. Pengamatan sistem ruangan 2 dengan beban lampu 60W................................. 51 Tabel 4. 6. Pengamatan sistem ruangan ke-tiga dengan beban lampu 60W ....................... 52 Tabel 4. 7. Tabel tegangan variasi dengan kondisi tanpa beban ......................................... 54 Tabel 4. 8.tabel data sensor arus ruangan pertama .............................................................. 56 Tabel 4. 9. Tabel data sensor arus ruangan ke-2 ................................................................. 57 Tabel 4. 10. Tabel data sensor arus ruangan ke-3 ............................................................... 58 Tabel 4. 11. Tabel data sensor tegangan pertama ................................................................ 58 Tabel 4. 12. Tabel data sensor tegangan kedua ................................................................... 61 Tabel 4. 13. Tabel data sensor tegangan ketiga ................................................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Listrik merupakan salah satu energi yang begitu penting bagi kehidupan manusia.
Hal itu terbukti karena listrik sekarang menjadi kebutuhan pokok yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia di era globalisasi ini [1], tidak terkecuali teknologi pada
proses produksi dan penggunaan energi yang semakin menekankan automasi dan IoT
(Internet of Things).
Dalam pemakaian setiap hari, energi listrik terkadang terbuang secara percuma
seperti saat tidak mematikan lampu yang sudah tidak terpakai atau lupa mematikan televisi,
sehingga terjadi pemborosan yang membuat tanggungan biaya listrik setiap bulan
bertambah. Ini juga terjadi pada setiap rumah, termasuk rumah yang dikontrakkan kepada
mahasiswa/mahasiswi. Selain itu, pemakaian listrik setiap ruangan yang berbeda-beda
membuat tanggungan listrik per bulan tidak menentu.
Permasalahan di atas dapat diatasi dengan monitoring dan pengendalian daya tiap
ruangan yang merupakan pokok pembahasan dalam tugas akhir ini. Tujuan monitoring dan
pengendalian daya ini adalah untuk mencatat pemakaian atau pengeluaran listrik setiap
bulannya dan membuat batas pemakaian daya untuk setiap ruangan. Dengan adanya
pencatatan ini, pembayaran yang dikenakan pengguna akan sesuai dengan apa yang telah
dipakai di ruangan tersebut. Selain itu, pembuatan batas pemakain daya berfungsi untuk
menghindari adanya pemakaian listrik yang berlebihan atau pemborosan. Pencatatan
tersebut menggunakan satu KWH meter yang dipasang di satu rumah dan bisa mendeteksi
berapa pemakaian per ruangan.
Adapun penelitian tentang monitoring daya telah dilakukan oleh Ajib Amaro dengan
judul Sistem Monitoring Besaran Listrik dengan IoT (Internet of Things) [2]. Dalam
penelitian ini, Amaro melihat pemakaian daya dalam satu ruangan saja. Selain itu dalam
pembuatan alat Amaro menggunakan power meter untuk menampilkan daya. Kedua hal ini
membedakan penelitian Amaro dengan tugas akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan Tugas Akhir ini adalah merancang dan mengimplementasikan sistem
pengendalian dan monitoring daya listrik tiap ruangan kamar kos berbasis PLC M221.
Manfaat Tugas Akhir ini adalah bisa mengetahui pengeluaran daya tiap ruangan serta
dapat melihat berapa daya yang dikeluarkan dan bisa mengendalikan daya tiap ruangan.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian Tugas Akhir ini bisa mengarah pada tujuan yang diinginkan, maka
perlu batasan – batasan masalah yang sesuai dengan judul Tugas Akhir ini. Adapun batasan
masalah yang akan dibatasi adalah:
1. Menggunakan satu buah PLC Modicon TM221CE40R sebagai pusat pengendali
dan penyimpan data untuk di tampilkan ke HMI.
2. Sensor arus, untuk mendeteksi arus pemakaian tiap ruangan.
3. Rangkaian AC to DC, supaya data tegangan dapat di baca PLC dengan cara
menurunkan tegangan 220 VAC ke 10 VDC yang akan di tampilkan ke HMI.
4. Ruangan yang akan dideteksi ada sebanyak 3 ruangan.
5. Pembatasan daya setiap ruangan sebesar 300 Watt.
6. Relay, untuk mengamankan pada saat output ke tiap ruangan.
7. HMI yang digunakan yaitu Wonderware InTouch yang digunakan untuk
menampilkan tampilan daya yang dipakai tiap ruangan per-hari(trend).
8. Tampilan pemakaian daya tiap ruangan.
1.4. Metodologi Penelitian
Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, metode-metode yang digunakan dalam
menyusun tugas akhir ini adalah:
1. Studi literature, yaitu dengan cara mendapat kan data dengan membaca buku-buku
yang berkaitan dengan PLC, sensor arus, pengkondisi sinyal dan jurnal - jurnal
yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini.
2. Dokumenter, yaitu dengan mendapatkan sumber informasi berdasarkan data atau
arsip yang telah ada sehingga dapat membantu dalam mengerjakan tugas akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3. Eksperimen, yaitu dengan langsung melakukan percobaan atau pengujian
terhadap hasil sensor dan daya yang akan digunakan pada tugas akhir ini.
4. Perancangan subsistem hardware, pada tahap ini bertujuan untuk mencari bentuk
model yang optimal dari sistem yang akan dibuat dengan mempertimbangkan dari
berbagai faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan yang telah ditentukan.
Gambar 1. 1. Diagram blok perancangan
5. Pembuatan subsistem hardware, berdasarkan gambar 1.1, PLC sebagai
pengendali dan pemonitor daya yang digunakan pada tiga ruangan. Sensor arus
akan mengukur arus beban yang berada di ruangan dan sensor tegangan akan
mengambil nilai tegangan dari tiap ruangan dan masuk ke dalam pengkondisi
sinyal untuk diambil nilai rms nya sebelum masuk ke PLC. Jika melewati daya
yang telah ditentukan, adanya lampu indikator untuk mengingatkan pengguna
ruangan untuk tidak memakai alat berlebih selama beberapa detik, jika masih
menggunakan beban yang berlebih maka aliran listrik pada ruangan tersebut akan
mati/padam. HMI akan memunculkan nilai daya yang dipakai pada saat itu dan
KWH yang telah dipakai pada tiap ruangan.
6. Proses pengambilan data, proses pengambilan data tiap ruangan dilakukan dengan
cara mencoba berbagai peralatan untuk mengetahui daya yang dipakai dan melihat
berapa daya pada saat pemakaian berlangsung. Untuk pengujian HMI berjalan
atau tidak, data yang akan di ambil adalah tombol untuk mengaktifkan ruangan
ketika mati melewati batas daya yang ditentukan.
7. Analisis dan penyimpulan data percobaan. Analisis data akan dilakukan dengan
mengukur dari sensor arus dan tegangan yang berubah dikarenakan pemakaian,
menganalisis daya yang dipakai dan membandingkan dengan pengukuran dengan
multimeter apakah daya yang ditampilkan di monitor sama dengan apa yang
diukur dengan pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Programmable Logic Controller (PLC)
Programmable Logic Controller singkatnya PLC, merupakan suatu bentuk khusus
pengontrol berbasis-mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram
untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi
semisal logika, sequencing, pewaktuan (timing), pencacahan (counting) dan aritmetika guna
mengontrol mesin-mesin dan proses-proses dirancang untuk dioperasikan oleh para insinyur
yang hanya memiliki sedikit pengetahuan mengenai komputer dan Bahasa pemograman.
Piranti ini dirancang sedemikian rupa agar tidak hanya para programer komputer saja yang
dapat membuat atau mengubah program-programnya [3].
Adapun manfaat dari PLC sendiri yaitu [4];
1. Peningkatan kehandalan. Setelah program ditulis dan diuji, program ini dapat
dengan mudah diunduh ke PLC lain. Karena semua logika terkandung dalam
memori PLC, tidak ada peluang untuk membuat kesalahan pengkabelan logika.
2. Lebih fleksibel. Lebih mudah untuk membuat dan mengubah program dalam
PLC daripada memasang ulang kabel rangkaian.
3. Kemampuan komunikasi. PLC dapat berkomunikasi dengan pengendali atau
peralatan komputer lain untuk melakukan fungsi seperti kontrol pengawasan,
pengumpulan data, memonitor perangkat dan parameter proses, dan mengunduh
dan mengunggah program.
4. Waktu respons lebih cepat. PLC dirancang untuk aplikasi berkecepatan tinggi
dan real-time.
5. Lebih mudah untuk memecahkan masalah. PLC memiliki diagnostik dan
mengganti fungsi yang memungkinkan pengguna untuk melacak lebih mudah
dan memperbaiki masalah perangkat lunak dan perangkat keras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2.1.1. PLC Modicon TM211CE40R
PLC Modicon TM211CE40R merupakan PLC produk dari Schneider electric. PLC ini
memiliki 40 I/O, dimana 16 port sebagai keluaran dan 23 port sebagai masukkan [5].
Gambar 2. 1. Bagian-bagian PLC M221
Pada gambar 2.1 bagian-bagian PLC M221 memiliki beberapa fungsi dan kegunaan
sebagai berikut [5].
1. Status LED
Indikator LED yang terdapat pada PLC memiliki beberapa fungsi yang dapat
dilihat di dalam tabel 2.1.
2. Terminal blok keluaran
Merupakan bagian pada PLC M221 yang berfungsi sebagai port masukkan.
3. Pengunci rel 35mm
Merupakan pengunci yang terletak pada bagian bawah PLC untuk
mengunci PLC dan rel. hal ini dibutuhkan karena pada industri biasanya akan
terjadi getaran dan guncangan sehingga membutuhkan pengunci yang kuat.
4. Ethernet port
Port ini digunakan untuk menghubungkan PLC dengan internet atau
modbus TCP/IP.
5. Power supply
Untuk menghubungkan pada tegangan 220 V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6. Mini USB
USB port ini digunakan untuk memasukkan program ke komputer atau
laptop dengan perangkat lunak SoMachine Basic.
7. Serial line 1 port
Port ini dibiasa digunakan untuk melakukan komunikasi dengan perangkat
lain, baik sebagai Master ataupun Slave.
8. SD card port
PLC ini memungkinkan untuk memakai SD card sebagai media
penyimpanan program. Maka dibutuhkan slot SD card untuk membaca program
yang berada di dalamnya. Kapasitas yang dapat digunakan sebesar tiga puluh
dua GB.
9. Masukkan dua analog
Masukkan ini merupakan bagian dari I/O analog yang hanya terdapat dua
port pada PLC.
10. Saklar Run/Stop
Saklar ini digunakan untukmengoperasikan PLC secara ekternal apabila
aplikasi yang di dalam PLC tidak dalam mode RUN.
11. Terminal blok masukkan
Bagian dari PLC M221 yang berfungsi sebagai port masukkan.
12. Konektor tambahan I/O
Konektor ini bertujuan untuk menambahkan I/O eksternal yang dibutuhkan.
13. Dudukan baterai
Merupakan slot penempatan baterai pada PLC.
Tabel 2. 1. Indikator LED Label Tipe Fungsi Warna Status Deskripsi
PWR Power Hijau On Sedang digunakan Off Tidak digunakan
RUN Status mesin
Hijau
On Kontroler berjalan pada aplikasi yang valid.
Berkedip Kontroler berjalan pada aplikasi valid yang berhenti.
Off Kontroler belum terprogram.
ERR Error Merah
On LED error terjadi pada saat proses booting.
Berkedip Internal Error Berkedip perlahan
Mendeteksi minor error
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Label Tipe Fungsi Warna Status Deskripsi Berkedip sekali Tidak ada aplkasi
SD Akses SD
card Hijau
On SD card sedang diakses
Berkedip Error terdeteksi saat SD card dioperasikan.
Off SD card tidak ada
BAT baterai Merah On Baterai harus diganti
Berkedip Baterai lemah Off Baterai dalam keadaan baik
SL Serial Line Hijau
On Menunjukkan status SL Berkedip Menunjukkan aktifitas SL
Off Menunjukkan tidak ada komunikasi serial
2.1.2. TM3AM6
Pada gambar 2.2 modul TM3AM6 merupakan modul tambahan pada PLC M221, M241 dan M251 yang memiliki 4 modul analog dan 2 analog keluaran.
Gambar 2. 2. TM3AM6
Main Produk Modicon TM3
Tipe komponen Modul Input/Output analog Kompatibilitas
rentang Modul M221 Modul M241 Modul M251
Analog input 4 Tipe masukkan
analog Arus, masukkan analog dari: 4…20mA Arus, masukkan analog dari: 0…20mA Tegangan, masukkan analog dari: 0…10V Tegangan, masukkan analog dari: -10…10V
Analog keluaran 2 Tipe keluaran analog Arus 4…20mA
Arus 0…20mA Tegangan 0…10V Tegangan -10…10V
Gambar 2. 3. Spesifikasi TM3AM6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Pada gambar 2.3. menjelaskan tentang spesifikasi dari modul analog TM3AM6.
TM3AM6 merupakan salah satu produk Modicon TM3 yang memiliki tipe komponen
masukkan dan outputan analog sebagai modul tambahan. Modul analog ini memiliki rentang
kompatibilitas untuk modul M221, M241, dan M251. Modul TM3AM6 memiliki 4
masukkan analog dan 2 analog keluaran.
2.1.3. Metode Pemograman PLC
Di dalam pemograman PLC M221, ada dua acara untuk pemograman untuk
memberikan perintah untuk menjalan kehendak yang di inginkan. PLC biasanya memakai
leader diagram untuk perangkat lunak yang dibutuhkan. Pada PLC M221, perangkat lunak
yang digunakan untuk pemograman yaitu SoMachine Basic. Pada perangkat lunak ini
terdapat dua bahasa pemograman, yaitu [5]: IL (Instruction List) dan LD (Leader Diagram).
Pada gambar 2.4 menunjukkan contoh Instruction List yang dimana listing program
bersifat tekstual. Singkatan-singkatan khusus yang disebut mnemonic digunakan untuk
mengidentifikasi perintah yang berbeda pada saat dijalankan atau tidak. Bahasa yang
digunakan yang biasa digunakan yaitu: OR, AND, XOR, NAND dan sebagainya.
Gambar 2. 4. Contoh Instruction List
Sedangkan Pada gambar 2.5 menunjukkan contoh Leader Diagram dimana Leader
Diagram yaitu instruksi yang terkait dengan kondisi-kondisi di dalam leader diagram.
Instruksi-instruksi leader baik yang indenpenden maupun kombinasi atau gabungan dengan
blok instruksi berikutnya atau sebelumnya, akan membentuk kondisi eksekusi.
Gambar 2. 5. Contoh Leader Diagram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.2. SCADA Software
SCADA software kormelsial yang tersedia dipasaran terbagi menjadi dua jenis. Jenis
pertama ialah software yang dibuat oleh vendor PLC (misalnya: WinCC oleh Siemens, RS
View oleh Allen Bradley, dan Vijeo Look oleh Schneider). Biasanya software jenis ini relatif
mudah diterapkan dengan PLC yang bermerek sama, namun cukup sulit untuk berhubungan
dengan PLC merek lain [7].
Sedangkan jenis ke dua ialah SCADA software yang dibuat oleh perusahaan non vendor
PLC (misalnya: Wonderware Intellution sekarang diakusisi oleh GE Fanuc, dan Citech
sekarang diakusisi oleh Schneider). Umumnya software jenis ini lebih fleksibel untuk
dihubungkan dengan merek PLC yang berbeda-beda [7].
Human Machine Interface (HMI) merupakan bagian penting dari sistem SCADA.
Secara sederhana HMI berfungsi sebagai “jembatan” bagi manusia (operator) untuk
memahami proses yang terjadi pada mesin. Tanpa HMI, manusia akan kesulitan dalam
mengawasi dan mengendalikan mesin tersebut [7].
Secara umum HMI berfungsi untuk memudahkan operator untuk melakukan [7]:
1. Pengawasan plant
2. Pengendalian plant
3. Penanganan alarm
4. Akses historical data dan historical trend
2.2.1. Wonderware InTouch
Salah satu paket SCADA software yang beredar di pasaran ialah Wonderware.
Software utama yang mendasari keseluruhan program SCADA adalah Wonderware
InTouch. Pada dasarnya, InTouch adalah software Human Machine Interface yang juga
dilengkapi dengan fitur dasar SCADA software [7].
Untuk menggunakan Wonderware InTouch, ada tiga komponen penyusun utama
yang harus diketahui yaitu [7]: InTouch Application Manager, InTouch WindowMaker, dan
InTouch WindowViewer. InTouch Application Manager yaitu berfungsi untuk
mengorganisasikan aplikasi yang akan dibuat. Masing-masing aplikasi akan dibuatkan
directory tersendiri untuk menyimpan semua file yang berhubungan. InTouch WindowMaker
ialah suatu development environment dari InTouch. Dengan WindowMaker dapat membuat
halaman – halaman Human Machine Interface (HMI) dengan grafik yang object-oriented
untuk menciptakan layer tampilan yang dapat bergerak dan dapat menerima masukkan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pengguna. InTouch WindowViewer adalah suatu run-time environment yang dapat
menampilkan layer grafik yang telah dibuat pada WindowMaker. Layer tersebut
menampilkan hasil eksekusi dari InTouch QuickScripts yang digunakan saat pemograman
awal.
2.3. Sensor Arus
Sensor arus adalah perangkat yang mendeteksi dan mengubah arus untuk mendapatkan
tegangan output, yang berbanding lurus dengan arus di jalur yang dirancang. Saat arus
melewati rangkaian, terjadi drop tegangan di jalan dimana arus mengalir. Juga medan
magnet dihasilkan dekat konduktor pembawa arus. Fenomena di atas digunakan dalam
teknik desain sensor saat ini [8].
Salah satu contoh sensor arus yang banyak digunakan yaitu ACS712 seperti pada
gambar 2.6. ACS712 adalah sensor yang bekerja pada efek medan. Sensor arus ini dapat
mengukur arus DC maupun AC. ACS712 ini juga di aplikasi yang umum termasuk kontrol
motor, deteksi beban dan manajemen, pasokan daya switchmode, dan proteksi gangguan
arus berlebih. Perangkat ini tidak ditujukan untuk aplikasi otomotif. Perangkat ini terdiri dari
rangkaian Hall linear, rendah-offset, tepat dengan jalur konduksi tembaga yang terletak di
dekat permukaan dadu. Arus yang diterapkan mengalir melalui jalur konduksi tembaga ini
menghasilkan medan magnet yang diubah oleh IC Hall menjadi tegangan proporsional.
Akurasi perangkat dioptimalkan melalui jarak dekat dari sinyal magnetik ke transduser Hall.
Tegangan yang proporsional dan tepat disediakan oleh IC-BiCMOS Hall dengan offset
rendah, stabil-chopper-stabil, yang diprogram untuk akurasi setelah pengemasan. Output
dari perangkat memiliki kemiringan positif (> VIOUT (Q)) ketika arus yang meningkat
mengalir melalui jalur konduksi tembaga utama (dari pin 1 dan 2, ke pin 3 dan 4), yang
merupakan jalur yang digunakan untuk pengambilan sampel saat ini. Hambatan internal dari
jalur konduktif ini adalah 1,2 mΩ tipikal, memberikan daya rendah yang hilang. Ketebalan
konduktor tembaga memungkinkan kelangsungan hidup. Ketebalan konduktor tembaga
memungkinkan kelangsungan hidup perangkat hingga 5 × kondisi arus lebih [9].
Gambar 2. 6. ACS712
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
ACS712 mengeluarkan sinyal analog, VOUT. yang bervariasi secara linier dengan
AC atau DC, IP dalam rentang yang ditentukan. Kapasitor direkomendasikan untuk mengatur
kebisingan, dengan nilai yang bergantung pada aplikasi.
2.4. Nilai RMS (Root-Mean-Square)
Nilai RMS digunakan untuk menentukan keakuratan penghantaran suatu alat dan
tengangan suatu alat. Gelombang tegangan yang berupa sinusoidal yang sederhana sering
menjadi masalah dalam menentukan nilai RMS. Nilai RMS satu gelombang dapat dihitung
berdasarkan rumus 2.1 [10]:
𝐼𝑅𝑀𝑆 = √1
𝑇∫ 𝐼2. 𝑑𝑡
𝑇
0
(2.1)
Dengan T adalah perioda waktu. Secara umum, nilai rms merupakan akar dari kuadrat
rata-rata suatu gelombang. Pengukuran nilai rms juga berguna dalam perhitungan daya,
seperti rumus 2.2 [10]:
𝑃𝐴𝐶 = 𝑉𝑅𝑀𝑆𝐼𝑅𝑀𝑆 (2.2)
Dimana PAC adalah daya AC, IRMS nilai dari rms arus, dan VRMS adalah nilai rms
tegangan yang didapat melalui perhitungan yang serupa untuk mendapatkan nilai IRMS.
2.4.1. Nilai RMS dari Gelombang Sinusoidal
Nilai puncak (peak) gelombang arus yang berbentuk sinusoidal merupakan nilai
maksimum gelombang baik gelombang positif dan negatif. Nilai ini ditunjukan oleh Ipl dan
-Ipl pada gambar 2.7 [10].
Gambar 2. 7. Gelombang sinusoidal
Pada gambar 2.7, gelombang sinusoidal memiliki nilai maksimum positif dan
negatif. Nilai rms dari gelombang arus yang berbentuk sinusoidal adalah [10]
𝐼𝑟𝑚𝑠 =𝐼𝑝𝑙
√2 (2.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Keterangan:
5. Ipl = Arus puncak
2.5. Penguat Operasional
Penguat operasional (atau op-amp) adalah sirkuit terpadu (IC) yang beroperasi sebagai
penguat tegangan. Sebuah op-amp memiliki input diferensial. Artinya, ia memiliki dua
masukkan dari polaritas yang berlawanan. Op-amp memiliki output tunggal dan gain yang
sangat tinggi, yang berarti bahwa sinyal output jauh lebih tinggi daripada sinyal input.
Sebuah op-amp sering diwakili dalam diagram Rangkain dengan simbol berikut [11]:
Gambar 2. 8.Op-Amp
Merujuk pada gambar 2.8, op-amp secara ideal masukkan dari dua buah masukkan
yaitu V+ dan V- dan output sebesar VOUT. Amplifier ini disebut amplifier "operasi" karena
pada awalnya dirancang sebagai perangkat yang efektif untuk melakukan operasi aritmatika
dalam rangkaian analog. Op-amp memiliki banyak aplikasi lain dalam pemrosesan sinyal,
pengukuran, dan instrumentasi [11].
2.5.1. Penguat Operasional Sebagai Penyangga Tegangan
Rangkaian buffer adalah rangkaian yang menghasilkan tegangan output sama dengan
tegangan inputnya [12].
Gambar 2. 9.Buffer
Pada rangakaian buffer pada gambar 2.9, rangkaian ini seperti common collector yaitu
berpenguatan = 1. Fungsi dari rangkaian buffer pada peralatan elektronika adalah sebagai
penyangga, dimana prinsip dasarnya adalah penguat arus tanpa terjadi penguatan tegangan.
Rangkaian buffer yang dibangun dari sebuah Operasional Amplifier (Op-Amp), dapat dibuat
dengan sangat sederhana. Rangkaian buffer dari Op-Amp menjadi sangat sederhana karena
tidak diperlukan komponen tambahan pada konfigurasi buffer non-inverting [12].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.5.2. Penguat Inverting
Salah satu rangkaian dengan satu op-amp yang sering digunakan adalah inverting
amplifier yang ditunjukkan pada gambar 2.10 [12].
Gambar 2. 10.Rangkaian Inverting
Gambar 2.10 dengan R1 sebagai Resistor input (Ri) dan R2 sebagai Rf dan rangkaian
inverting tersebut menggambarkan satu bentuk pengontrol tegangan yang mengatur sumber
tegangan. Resistor sering tersambung antara input noninverting dan ground untuk
meminimalkan efek dari arus bias, dan prosedur ini akan dipertimbangkan kembali.
Bagaimanapun rangkaian akan bekerja tanpa resistansi, untuk membuat rangkaian tetap
sederhana.
Besarnya penguatan dapat dihitung dengan rumus 2.5 [12]:
𝐴𝐶𝐿 = −𝑅𝑓
𝑅𝑖 (2.5)
Untuk nilai keluaran dapat dihitung dengan rumus 2.6 [12]:
𝑉𝑜 = −𝑅𝑓
𝑅𝑖𝑉𝑖 (2.6)
Keterangan:
ACL = Penguatan dari op-amp
Rf = Resitansi feedback
Ri = Resistansi input
Vo = Tegangan output
Vi = Tengangan input
2.5.3. Summing Amplifier
Summing Amplifier adalah jenis lain dari konfigurasi rangkaian penguat operasional
yang digunakan untuk menggabungkan tegangan yang ada pada dua atau lebih input ke
dalam satu tegangan output [13].
U1
OPAMP
R1
R2
INOUT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 2. 11.Summing Amplifier Merujuk pada gambar 2.11, summing amplifier yang berarti menggabungkan nilai-
nilai masukkan dari tiap tegangan yang berbeda dan nanti akan digabung menjadi satu
keluaran pada tegangan output. Adapun nilai keluaran dari summing amplifier dapat dihitung
dengan rumus 2.7 [12]:
𝑉𝑜 = − (𝑅𝑓
𝑅𝑖𝑛𝑉1 +
𝑅𝑓
𝑅𝑖𝑛𝑉2 +
𝑅𝑓
𝑅𝑖𝑛𝑉3 + ⋯ ) (2.7)
Keterangan:
Vo = Tegangan output
Rf = Resistansi feedback
Rin = Resistansi input
V1 = Tegangan 1
V2 = Tegangan 2
V3 = Tegangan 3
2.5.4. Peak Detektor
Peak detektor yang ideal adalah rangkaian yang membuat tegangan yang sama dari
puncak positif dan negatif dari tegangan masukkan. Peak detektor positif membuat output
sama dengan nilai peak input positif begitu pula yang negatif [14].
Gambar 2. 12. Peak Detector
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Peak detector sederhana yang bisa dilihat pada gambar 2.12, adalah rangkaian yang
terdiri dari hubungan seri sebuah dioda dengan kapasitor yang menghasilkan output, secara
teori, berupa tegangan DC yang sama dengan amplitudo puncak (Vp) tegangan AC sebagai
input. Tetapi karena dioda yang ada tidaklah ideal maka tegangan output DC yang dihasilkan
adalah hasil pengurangan dari amplitudo puncak tegangan AC sebagai input dengan
tegangan buka dioda sebesar 0,7V [14].
2.5.5. Penyearah Presisi
Gambar 2. 13. Penyearah Presisi
Gambar 2.13 penyearah presisi akan memungkinkan untuk memperbaiki tegangan
input yang sangat kecil bahkan kurang dari penurunan tegangan maju dioda. Keterbatasan
utama penyearah konvensional adalah bahwa ia tidak dapat memperbaiki tegangan AC di
bawah tegangan maju turun VD (0,7V) dari dioda. Dioda dapat digunakan dalam AM
detektor di mana daya dapat diabaikan dan kami menginginkan informasi dalam sinyal.
Rangkaian rectifier yang digunakan untuk deteksi rangkaian dengan op-amp disebut
penyearah presisi [15].
Untuk mengatur besar penguatan, dapat diatur dapat diatur sebagai berikut:
Penguatan(Av) =𝑅𝑓
𝑅𝑖 (2.8)
Keterangan:
Rf = Resistansi feedback
Ri = Resistansi input
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2.6. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi.
Gambar 2. 14. Gambar relay
Pada gambar 2.14 menjelaskan ada 2 kontak yaitu kontak NC (Normally Closed) dan
kontak NO (Normally Open). kontak penghubung relay terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Kontak NC (Normally Closed)
Kontak penghubung dalam kondisi menutup atau terhubung bila relay tidak
mendapatkan masukkan tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi tegangan yang
mencukupi pada kumparannya aka kontak penghubung menjadi terbuka.
2. Kontak NO (Normally Open)
Kontak penghubung dalam kondisi terbuka bila relay tidak mendapat tegangan pada
kumparannya. Tetapi bila diberi tegangan yang mencukupi pada kumparannya maka kontak
penghubung menjadi tertutup.
2.7. Transformator
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang
dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf
tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12
VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan
hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC). Transformator (Trafo)
memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 2. 15. Transformator
Gambar 2.15 merupakan transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2
lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi
yang dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-
balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan
Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang
dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi
medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL
(Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya
dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf
tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari
tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.
Sedangkan inti besi pada transformator atau trafo pada umumnya adalah kumpulan
lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan
kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.
2.8. Daya
Dalam mempelajari bidang kelistrikan ada beberapa besaran pokok yang harus
dimengerti, mulai dari tegangan, arus, daya, resistansi, kapasitansi, dan masih banyak lagi.
Besaran yang akan banyak digunakan adalah tegangan, arus dan daya. Daya listrik
didefinisikan sebagai kecepatan aliran energi listrik pada satu titik jaringan listrik tiap satuan
waktu dengan satuan watt atau joule/detik dalam satuan SI (standart internasional). Daya
listrik menjadi besaran terukur adanya produksi energi listrik oleh pembangkit, maupun
adanya penyerapan energi listrik oleh beban listrik [17].
2.8.1. Daya Nyata/ Aktif
Daya nyata atau daya aktif adalah daya yang dibutuhkan oleh beban resistif. Daya aktif
menunjukan aliran energi listrik dari pembangkit listrik ke jaringan beban untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dikonversikan menjadi energi lain. Daya listrik pada arus DC, dirumuskan sebagai perkalian
arus dan tegangan listrik [17].
𝑃 = 𝑉 × 𝐼 (2.9)
Keterangan:
P = Daya Nyata/Aktif (W / watt)
𝑉 = Tegangan Listrik (V / volt)
𝐼 = Arus Listrik (A / ampere)
2.9. Persamaan Garis Lurus
Persamaan garis lurus dapat diartikan juga dengan persamaan linier yaitu ada yang
terdiri dari satu variabel dan ada juga yang terdiri dari dua variabel. Persamaan garis lurus
memiliki empat ciri, yaitu: persamaan garis lurus bentuk umum, persamaan garis lurus,
persamaan garis lurus yang melalui titik (x1, y1) dan bergardien m, dan yang terakhir
persamaan garis lurus yang melalui dua titik (x1, y1) dan (x1, y1). Persamaan garis lurus
bentuk umum, persamaan yang melalui titik pusat (0,0) seperti:
𝑦 = 𝑚𝑥 (2.10)
Keterangan:
m = gradien
x = variabel
y = variabel
Persamaan garis lurus yang melalui titik (0, c) dan bergradien m. (0, c) adalah titik potong
sumbu y seperti rumus 2.11:
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 (2.11)
Keterangan:
m = gradien
c = konstanta
jika persamaan garis lurus yang melalui titik (x1, y1) persamaan nya yaitu:
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1) (2.12)
Keterangan:
m = gradien
y1 = perubahan disumbu y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
x1 = perubahan disumbu x
pada saat persamaan garis lurus yang melalui dua titik, maka persamaan nya yaitu:
𝑦 − 𝑦1
𝑦2 − 𝑦1=
𝑥 − 𝑥1
𝑥2 − 𝑥1 (2.13)
Keterangan:
y1 = titik koordinat garis awal y
y2 = titik koordinat garis akhir y
x1 = titik koordinat garis awal x
x2 = titik koordinat garis akhir x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
3.1. Model Sistem
Gambar 3. 1. Gambar Rancangan Sistem
Gambar 3.1. menunjukkan gambar rancangan sistem berupa tiga ruangan yang
dikendalikan oleh PLC. Pengambilan daya tiap ruangan masuk ke dalam rangkaian sensor
arus dan sensor Tegangan yang diolah dalam rangkaian tersebut sebelum masuk ke dalam
PLC. Rangkaian sensor arus terdiri dari modul sensor arus ACS712, peak detector, dan
pengkondisi sinyal .Pengambilan nilai dari sensor arus dari modul sensor ACS 712 yang
pada modul ACS yang akan dirancang memiliki kemampuan untuk mendeteksi arus 0
sampai 5 A dan dikonversikan menjadi tegangan 2,5 sampai 3,425 Volt dengan kenaikan
setiap ampere 185 miliVolt. Peak detector berfungsi untuk mengambil nilai puncak sehingga
yang akan terukur berupa nilai searah. PLC memiliki input analog yang hanya 0 – 10Volt
pada perancangan ini akan diatur sedemikian rupa menggunakan rangkaian pengkondisi
sinyal untuk mengatur masukkan dari nilai sensor arus ke PLC. Begitu juga dengan sensor
tegangan, sensor tegangan dari tiap ruangan diambil melalui trafo step down dan keluaran
tegangan dari trafo masih berupa tegangan bolak-balik sehingga masuk ke dalam penyearah
presisi dibuat menjadi nilai absolut. Peak detector dipakai untuk mengambil nilai puncak
dari hasil tegangan absolut dan mendapatkan tegangan searah. Pengkondisi sinyal di sini
berfungsi untuk mengatur supaya nilai yang masuk ke PLC tidak melebihi 10 Volt dc, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
nilai masukkan analog dari PLC hanya sebesar 10 Volt dc. Setelah semua itu diproses, nilai-
nilai tersebut diubah menjadi nilai daya yang akan ditampilkan ke HMI dan jika nilai
melebihi dari apa yang ditetapkan, maka ruangan tersebut akan terputus aliran daya listrik.
3.2. Perancangan Perangkat Elektronis
3.2.1. Rangkaian Sensor Arus
Rangkaian sensor arus terdiri dari beberapa rangkaian yaitu dari modul ACS712,
peak detector, dan pengkondisi sinyal sebelum masuk ke dalam masukkan PLC.
Gambar 3. 2. Diagram blok rangkaian sensor arus Pada gambar 3.2 menggambarkan rangkaian sensor arus sebelum masuk ke PLC. Di
setiap ruangan diletakan modul sensor arus ACS712 dimana batasan masalah setiap ruangan
hanya bisa memakai sebesar 300 Watt. Maka dari itu jika daya yang dibatasi 300-Watt dan
tegangan PLN sebesar 220 Volt ac maka arus rms pada daya yaitu:
𝑃 = 𝑉𝑃𝐿𝑁. 𝐼𝑅𝑀𝑆
300 = 220. 𝐼𝑅𝑀𝑆
𝐼𝑅𝑀𝑆 =300
220
𝐼𝑅𝑀𝑆 = 1,5 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
Nilai arus RMS yang dibutuhkan pada perancangan ini sebesar 1,5 Ampere. Tetapi
jika mengamankan nilai yang masuk ke PLC, maka pengambilan arus rms sebesar 2 Ampere.
Sehingga dapat mencari arus puncak dengan persamaan (2.3):
𝐼𝑟𝑚𝑠 =𝐼𝑝
√2
2 =𝐼𝑝
√2
𝐼𝑝 = 2,828 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
Nilai arus puncak yang dihasilkan sebesar 2,828 Ampere. Setelah mendapatkan arus
puncak dari rancangan, selanjutnya dikonversikan nilai arus tersebut dengan keluaran sensor
arus tersebut menjadi tegangan. Pada saat keadaan 0 Ampere, nilai keluaran dari sensor arus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sebesar 2,5 Volt dan akan naik 0,185 Volt setiap naik satu Ampere. Maka pada rancangan
ini keluaran tegangan yang dihasilkan sensor arus:
𝑉𝑂𝑈𝑇 = 2,5 + (0,185 ∗ 2,828)
𝑉𝑂𝑈𝑇 = 3,02 𝑉𝑜𝑙𝑡
Hasil dari keluaran tegangan yang didapat sebesar 3,02 Volt. Nilai ini yang akan
masuk ke peak detector seperti pada gambar 3.3.
Gambar 3. 3. Rangkaian peak detctor menjadi tegangan Sensor Arus
Gambar 3.3. di atas adalah tegangan sensor arus yang diolah sebelum masuk ke PLC.
Nilai keluaran dari sensor arus memiliki tegangan 2,5 Volt sampai dengan 3 Volt masih
tegangan DC naik turun. Rangkaian peak detektor sederhana untuk mendapatkan nilai DC
yang dimasukkan ke dalam pengkondisi sinyal sebelum masuk ke PLC. Untuk mendapatkan
nilai keluaran yang linear 0-3V ke 0-10V memerlukan persamaan linear yang ditunjukkan
pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. 4. Grafik persamaan linear sensor arus
Jika dilihat pada gambar 3.4. grafik nilai keluaran arus dan tegangan yang diinginkan.
0
10
-2
0
2
4
6
8
10
12
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Tega
nga
n y
ang
diin
gin
kan
Nilai keluaran arus
output nilai tegangan arus menjadi tegangan 0-10V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Untuk mendapatkan keluaran yang di inginkan dengan persamaan garis lurus sebagai
berikut.
𝑉 − 𝑉1
𝐴 − 𝐴1=
𝑉2 − 𝑉1
𝐴2 − 𝐴1
𝑉 − 0
𝐴 − 2.5=
10 − 0
3.023259 − 2.5
3.023259𝑉 − 2.5𝑉 = 10𝐴 − 25
0.523259𝑉 = 10𝐴 − 25
𝑉 = 19.11𝐴 − 47.77
Sebuah garis lurus yang terbentuk dimana didapatkan persamaan sebagai berikut:
𝑉 = 19.11𝑥 − 47.77 (3.1)
Persamaan 3.1 ialah persamaan garis linear yang dimana akan diaplikasikan ke dalam
rangkaian pengkondisi sinyal. Nilai ini yang akan digunakan sebagai pengkondisi sinyal
yang masuk ke dalam PLC. Adapun blok diagram untuk pengkondisi sinyal sebelum masuk
ke dalam PLC sebagai berikut.
Gambar 3. 5. Blok diagram untuk rangkaian pengkondisi sinyal
Gambar 3.5 yang berawal dari persamaan 3.1 membentuk pembagian-pembagian
dikarenakan jika nilai persamaan dibuat rangkaian hardware akan menjadi kesalahan karena
pengali menggunakan op-amp yang jika terlalu besar akan mengalami saturasi pada keluaran
yang seharusnya pada rancangan kita menginginkan nilai keluaran 0 sampai 10 Volt karena
saturasi akan menjadi nilai Vcc pada sumber op-amp tersebut. Blok diagram ini diaplikasikan
ke dalam hardware seperti pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 menjelaskan rangkaian pengkondisi sinyal untuk masuk ke PLC yang
dimana pada rancangan ini diinginkan PLC mendeteksi tegangan dari 0 Volt sampai 10 Volt.
Hal ini diinginkan karena untuk menetapkan nilai keluaran ADC dari PLC sebesar 0 sampai
1000 nilai keluaran yang dihasilkan. Untuk mengatur nilai keluaran menjadi 0 – 10volt
diperlukan penguatan sedemikian rupa supaya tidak terjadi saturasi pada op-amp.
-2 -9.5 ∑ +
+
VIN
5V
V= 19x - 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 3. 6.Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor Arus
Pada gambar 3.6 rangkaian pengkondisi sinyal sensor arus terdiri dari satu inverting
dan satu summing amplifier. Penguatan inverting akan dikuatkan sebesar 2 kali supaya tidak
terjadi saturasi pada op-amp tersebut dan pada gambar memakai rangkaian summing
amplifier penguatan sebesar 9,5 kali. Dengan adanya rangkaian kedua tersebut yang
membuat rangkaian op-amp tersebut tidak mengalami saturasi. Nilai-nilai resistor yang
diingin supaya menjadi pengondisi sinyal yang diinginkan menggunakan perhitungan
berdasarkan persamaan (2.8) sebagai berikut.
Inverting dengan penguat sebesar 2 kali dan pemilihan R8 sebesar 10 KΩ:
Penguatan(Av) =𝑅9
𝑅8
2 =𝑅9
10. 103
𝑅9 = 20. 103
Setelah mendapatkan nilai R8 sebesar 10 KΩ dan R9 sebesar 20 KΩ selanjutnya
untuk summing amplifier penguatan sama yaitu 9,5 kali dari masukkan maka dengan
pemilihan R10 dan R11 sebesar 10 KΩ:
Penguatan(Av) =𝑅12
𝑅10/11
9,5 =𝑅12
10. 103
𝑅12 = 95. 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dengan merujuk pada gambar 3.4 blok diagram sesuai dengan pengaplikasian
hardware yang akan menghasilkan nilai keluaran yang diharapkan.
3.2.2. Rangkaian Sensor Tegangan
Gambar 3. 7. Rangkaian sensor tegangan Gambar 3.7. terdapat beberapa rangkaian sebelum masuk ke PLC. mulai dari
pengambilan dari nilai tegangan pada tiap ruangan dan masuk ke trafo step down untuk
menurunkan tegangan. Setelah itu masuk ke penyearah presisi untuk menyearahkan
tegangan minus dari dan masuk ke peak detector untuk mengambil nilai puncak. Setelah itu
masuk ke pengondisi sinyal untuk mengatur masuk ke dalam PLC.
Dalam pengambilan nilai sensor tegangan juga tidak secara langsung masuk ke
dalam PLC. Tegangan jala-jala PLN tidak selamanya tetap pada 220 Volt, maka dari itu
perlu torelansi jarak ±30 Volt untuk mengamankan nilai keluaran disesuaikan ke PLC.
Tegangan dilalui trafo step down untuk menurunkan tegangan menjadi 12 Volt. Jika
torelansi pada saat 220 Volt sekitar ±30 Volt maka tegangan berada di 190 Volt sampai 250
Volt. Nilai 12 volt jika dikonversikan torelansinya sebagai berikut.
190
220∗ 12 = 10,36 𝑉 (3.2)
Ini batas minimum yang dihasilkan trafo jika tegangan jala-jala mengalami
penurunan menjadi 190 Volt dan batas maksimum yang akan dihasilkan:
250
220∗ 12 = 13,6 𝑉 (3.3)
Batas maksimum yang dihasilkan yaitu sebesar 13,6 Volt. Untuk mencari puncak
gelombang tegangan yang dihasilkan sebagai berikut.
𝑉𝑝 = 𝑉𝑅𝑀𝑆 ∗ √2
𝑉𝑝 = 10,36 ∗ √2
𝑉𝑝 = 14,65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dan:
𝑉𝑝 = 𝑉𝑅𝑀𝑆 ∗ √2
𝑉𝑝 = 13,6 ∗ √2
𝑉𝑝 = 19,23
Nilai puncak minimum dari tegangan jala-jala sebesar 14,65 Volt dan tegangan
puncak maksimum jala-jala sebesar 19,23 Volt. Nilai ini diolah ke penyearah presisi untuk
mendapatkan nilai mutlak dari tegangan tersebut seperti pada gambar 3.8.
Gambar 3. 8. Rangkaian Tegangan AC menjadi Tegangan Sensor Tegangan DC
Rangkaian di atas pengambilan nilai tegangan DC dari trafo yang keluaran nilainya
masih memiliki tegangan AC. Tegangan bolak – balik dari hasil trafo yang dilalui buffer
mempertahankan nilai dari sensor arus. Tegangan buffer dimasukkan ke penyearah presisi
sebagai penyearah tegangan dari keluaran buffer sehingga mendapatkan nilai mutlak dari
tegangan keluaran. Mengacu pada gambar 2.11, maka nilai dari R1, R2, R4, R6, dan R7
bernilai R dan nilai resistansi R5 sebesar ½ R. Resistor yang terdapat di pasaran untuk
memenuhi kedua nilai resistor tersebut tanpa menghubungkan resistor secara seri ataupun
paralel. Dengan pemilihan R sebesar 20KΩ, maka untuk R5 sebesar 10KΩ karena nilai R5
harus sebesar ½ R.
Pada gambar 3.8 selain rangkaian penyearah presisi, terdapat rangkaian peak
detector. Setelah membuat nilai keluaran bersifat mutlak, nilai keluaran dari penyearah
presisi dimasukkan ke rangkaian peak detector sederhana untuk mendapatkan nilai DC yang
dimasukkan ke dalam pengkondisi sinyal sebelum masuk ke PLC. Untuk mendapatkan nilai
keluaran yang linear 14,65-19,23V ke 0-10V memerlukan persamaan linear yang
ditunjukkan pada gambar 3.9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 3. 9. Grafik persamaan linear sensor tegangan
Jika dilihat pada gambar 3.9, grafik nilai keluaran arus dan tegangan yang diinginkan.
Untuk mendapatkan keluaran yang di inginkan dengan persamaan garis lurus sebagai
berikut.
𝑉′ − 𝑉′1𝑉 − 𝑉1
=𝑉′2 − 𝑉′1𝑉2 − 𝑉1
𝑉′ − 0
𝑉 − 14.65=
10 − 0
19.23 − 14.65
19.23𝑉′ − 14.65𝑉′ = 10𝑉 − 146.5
4.58𝑉′ = 10𝑉 − 146.5
𝑉′ = 2.1834𝑥 − 31.987
Sebuah garis lurus yang terbentuk dimana didapatkan persamaan sebagai berikut:
𝑉′ = 2.1834𝑥 − 31.987 (3.4)
Persamaan 3.2 ialah persamaan garis linear yang akan diaplikasikan ke dalam
rangkaian pengkondisi sinyal. Adapun blok diagram untuk pengkondisi sinyal sebelum
masuk ke dalam PLC sebagai berikut.
Gambar 3. 10. Blok diagram sensor tegangan
Gambar 3.10 yang berawal dari persamaan 3.2 membentuk pembagian-pembagian
dikarenakan jika nilai persamaan dibuat rangkaian hardware akan menjadi eror karena
pengali menggunakan op-amp yang jika terlalu besar akan mengalami saturasi pada keluaran
yang seharusnya pada rancangan menginginkan nilai keluaran 0 sampai 10 Volt karena
-2
0
2
4
6
8
10
12
0 5 10 15 20 25
Tega
nga
n y
ang
diin
gin
kan
Nilai keluran dari trafo
Output nilai tegangan yang dikonversikan 0-10V
-0.34 -6.4 ∑ +
+
VIN
5V
V’= 2.1834x –31.987
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
saturasi akan menjadi nilai Vcc pada sumber op-amp tersebut. Blok diagram ini diaplikasikan
ke dalam hardware seperti pada gambar 3.11.
Gambar 3. 11. Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor Tegangan
Pada rangkaian pengondisi sinyal ini hanya menggunakan rangkaian inverting dan
rangkaian summing amplifier untuk mendapatkan nilai yang diinginkan sebesar 0-10 Volt.
Seperti gambar 3.11 pada blok diagram dimana nilai sensor tegangan dikuatkan sebesar 0,34
dan dijumlahkan dengan tegangan sebesar 5 Volt dan dikuatkan sebesar 6,4. Nilai-nilai
resistor yang diinginkan menggunakan perhitungan berdasarkan persamaan (2.8) dengan
R9+R10 = Rf1, R13+R14 = Rf2, dan R8, R11, dan R12 = Rin sebesar 10 KΩ sebagai berikut
dengan penguatan sebesar 0,48.
Penguatan(Av) =𝑅𝑓1
𝑅𝑖
0,48 =𝑅𝑓1
10. 103
𝑅𝑓1 = 4,8. 103
Setelah mendapatkan nilai Rf1 sebesar 3,4 KΩ selanjutnya untuk summing amplifier
yang penguatan sama yaitu 6,4 kali dari masukkan maka:
Penguatan(Av) =𝑅𝑓2
𝑅𝑖
6,4 =𝑅𝑓2
10. 103
𝑅𝑓2 = 6,4. 103
Dengan merujuk pada gambar 3.11 blok diagram sesuai dengan pengaplikasian
hardware yang menghasilkan nilai keluaran yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3.3. Diagram Pengkabelan PLC
Pada pembuatan alat ini, beberapa rangkaian yang akan masuk ke dalam PLC seperti
masukkan dari rangkaian elektronis, diagram pengkabelan pemasangan lampu indikator,
dan diagram pengkabelan relay per-ruangan.
3.3.1. Diagram Pengkabelan Masukkan Rangkaian Elektronis
Gambar 3. 12. Diagram pengkabelan masukkan tegangan dan arus setiap Ruangan
Dilihat pada gambar 3.12, rangkaian elektronis yang telah dirangkai akan
dimasukkan ke dalam masukkan analog PLC. PLC M221 memiliki dua masukkan analog,
dari itu diperlukan penambahan modul analog eksternal yaitu TM3AM6. Masukkan sensor
arus dari ruangan 1 dan 2 masuk ke masukkan analog dari PLC dan masukkan arus dari
ruangan 3 masuk ke masukkan ke modul analog TM3AM6. Masukkan nilai tegangan yang
dilalui oleh rangkaian elektronis sebelum masuk ke dalam PLC. Masukkan tegangan 1, 2,
dan 3 masuk ke dalam modul analog dan nilainya nanti akan ditampilkan ke layar monitor.
Pada PLC M221 yang digunakan hanya memiliki 40 I/O ditambah dengan 2
masukkan analog yang ditambah dengan modul TM3AM6, modul analog tambahan untuk
perancangan tersebut. Pemakaian banyaknya I/O yang digunakan sebagai berikut.
Tabel 3. 1. Masukkan analog PLC No Masukkan Analog Alamat 1 Sensor Arus Ruangan 1 %IW0.0 2 Sensor Arus Ruangan 2 %IW0.1 3 Sensor Arus Ruangan 3 %IW1.0 4 Sensor Tegangan Ruangan 1 %IW1.1 5 Sensor Tegangan Ruangan 2 %IW1.2 6 Sensor Tegangan Ruangan 3 %IW1.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 3. 2. Keluaran PLC No Nama Alamat 1 Relay Ruangan 1 %Q0.0 2 Relay Ruangan 2 %Q0.1 3 Relay Ruangan 3 %Q0.2 4 Lampu Indikator 1 %Q0.3 5 Lampu Indikator 2 %Q0.4 6 Lampu Indikator 3 %Q0.5
Tabel 3. 3. Pembagian Memori PLC No Masukkan Memori Alamat 1 Sensor Arus Ruangan 1 %MW0 2 Sensor Arus Ruangan 2 %MW1 3 Sensor Arus Ruangan 3 %MW2 4 Sensor Tegangan Ruangan 1 %MW3 5 Sensor Tegangan Ruangan 2 %MW4 6 Sensor Tegangan Ruangan 3 %MW5 7 Indikator Lampu Ruangan 1 %M1 8 Indikator Lampu Ruangan 2 %M2 9 Indikator Lampu Ruangan 3 %M3 10 Daya Ruangan 1 %MW9 11 Daya Ruangan 2 %MW10 12 Daya Ruangan 3 %MW11 13 On Ruangan 1 %M4 14 Off Ruangan 1 %M5 15 On Ruangan 2 %M6 16 Off Ruangan 2 %M7 17 On Ruangan 3 %M8 18 Off Ruangan 3 %M9 19 Reset %M10
Pada tabel 3.1. menjelaskan bahwa alamat-alamat analog yang akan dipakai pada
PLC. Nilai-nilai dari sensor arus dan sensor tegangan diberi alamat supaya tiap sensor dapat
diakses pada saat pembuatan program. IW0.0, IW0.1, dan IW1.0 untuk masukkan pada
sensor arus. Sedangkan IW1.1, IW1.2, dan IW1.3 untuk masukkan nilai dari sensor
tegangan.
Pada masukkan analog, perlu konfigurasi untuk melihat masukkan analog yang ada
di PLC. Langkah-langkah untuk mengkonfigurasi masukkan analog adalah pilih tab
"Configuration" pada bagian kiri, pilih MyController (TM221CE40R) > Analog inputs.
Pada tabel 3.2. keluaran pada PLC yang dipakai pada perancangan ini. Q0.0, Q0.1,
dan Q0.2 sebagai keluaran yang dihubungkan ke relay sebagai pemutus atau penyambung
listrik tiap ruangan sedangkan Q0.3, Q0.4, dan Q0.5 menjadi alamat lampu indikator tiap
ruangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 3.3. menjelaskan pembagian-pembagian alamat memori PLC untuk
perancangan yang akan dibuat. Sensor arus dan tegangan tiap ruangan dimasukkan ke dalam
memori word (MW) agar nilai dari sensor yang terbaca dapat ditampilkan. Memori word
(MW) untuk menyimpan suatu nilai/bilangan lebih besar daripada memori (M). lebar bit
pada memori word sebesar 16bit dan range bilangan dari -32768 sampai 32767 kecuali untuk
fast counter mulai dari 0 sampai 65535. Setelah nilai sensor arus dan tegangan diolah
menjadi daya, nilai daya akan dimasukkan ke dalam memori word (MW) untuk ditampilkan
nilai daya yang dipakai. Indikator ampu tiap ruangan dimasukkan ke dalam memori supaya
bisa terindefikasi ke dalam software wonderware intouch memunculkan animasi yang telah
dibuat.
Untuk memori yang dipakai, nilai tegangan dan nilai arus memakai memori Memori
Word (MW) dikarenakan nilai yang diambil lebih dari 1bit. Untuk memori 1bit hanya
dipakai untuk lampu indikator yang berada di monitor, reset, dan tombol On/Off pada layar
monitor.
3.3.2. Diagram Pengkabelan Lampu Indikator
Diagram pengkabelan lampu indikator dapat dilihat pada gambar 3.11.
Gambar 3. 13. Diagram pengkabelan lampu indikator tiap Ruangan
Pada gambar 3.13 menunjukkan pemasangan lampu indikator untuk masing-masing
ruangan. COM0 dan COM1 dihubungkan ke 0V sedangkan Q3, Q4, dan Q5 dihubungkan
ke +24V. Lampu indikator pada perangcangan ini menggunakan lampu 24V DC yang akan
dipasang pada tiap ruangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3.3.3. Diagram Pengkabelan Relay Ruangan
Diagram pengkabelan relay ruangan menunjukkan cara penyambungan dari keluaran
PLC ke relay dan keluaran relay ke tiap-tiap ruangan. Adapun cara penyambungannya
seperti di bawah ini.
Gambar 3. 14. Diagram pengkabelan relay
Pada gambar 3.14 menampilkan diagram pengkabelan relay yang berada pada
keluaran PLC. fungsi dari relay sebagai pengaman bagi PLC dan menghidupkan atau
mematikan suatu Ruangan pada perancangan ini.
3.3.4. Diagram Pengkabelan Pengambilan Daya Ruangan
Pada pengambilan daya ruangan, adanya cara pengambilan nilai tegangan dan arus
untuk beban. Berikut diagram pengkabelan pengambilan daya ruangan pada gambar 3.15.
Gambar 3. 15. Diagram pengkabelan pengambilan daya ruangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 3.15 menjelaskan pemasangan daya ruangan tengangan 220V akan masuk
ke trafo step down dan akan keluaran trafo sebesar 12V. Keluaran dari trafo ini akan masuk
ke rangkaian elektronis sebelum dimasukkan ke dalam PLC.
Untuk pengukuran nilai sensor arus, modul sensor arus akan dihubungkan dengan
beban secara seri. Hasil dari sensor arus akan dimasukkan ke dalam rangkaian elektronis dan
dimasukkan ke dalam PLC untuk memunculkan nilai yang dipakai beban tersebut.
3.4. Perancangan Perangkat Lunak
Pada perancangan perangkat lunak ditampilkan I/O pada PLC dan desain tampilan
untuk monitoring daya yang digunakan. Perancangan lunak ini terbagi dari perancangan
PLC, pengambilan nilai sensor arus, pengambilan nilai sensor tegangan, daya ruangan, dan
perancangan SCADA.
3.3.1. Perancangan PLC
Perancangan PLC merupakan perancangan software di dalam PLC. Pada alat yang
dibuat perancangan software menggunakan SoMachine Basic. Tujuan perancangan ini agar
pengambilan daya berjalan seperti apa yang diharapkan. Di dalam PLC terdapat rancangan
diagram alir yang bertujuan untuk mengetahui sistem dari alat yang dibuat. Berikut gambar
diagram alir seperti gambar 3.16.
Gambar 3.16 merupakan diagram alir untuk pemrosesan data di dalam PLC secara
umum. Terdapat tahapan-tahapan untuk mengatur daya tiap ruangan. Tiap ruangan akan
diambil nilai tegangan dan arus dan diproses menjadi daya. Jika daya belum mencapai nilai
yang ditentukan maka sensor akan selalu mendeteksi nilai keluaran sampai melebihi 300
watt. Jika daya ruangan melebihi 300 watt, maka ada lampu indikator tiap ruangan yang
hidup untuk memberi tahu pengguna ruangan supaya mengurangi daya yang di pakai saat
itu. Setelah tidak adanya respon dari pengguna ruangan selama 10 detik maka dari PLC
sendiri yang akan mematikan ruangan yang digunakan oleh pengguna ruangan tersebut. Jika
selama 10 detik pengguna menurunkan daya yang digunakan, maka lampu indikator pada
ruangan tersebut akan mati dan pencatatan akan berlanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 3. 16. Diagram alir pemrosesan pada PLC
>300W?
10 detik?
Pengambilan data sensor arus & tegangan
Mulai
PLC dalam mode run
Nyalakan Plant
Proses data menjadi daya
No
Lampu kedip
No
Yes
Yes
Normally Open Relay aktif
Selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.3.2. Proses Pengambilan Nilai Sensor Arus
Berikut proses pengambilan nilai sensor arus pada diagram alir gambar 3.15.
Gambar 3. 17. Diagram alir nilai sensor arus
Pada gambar 3.17 diagram alir nilai sensor arus menunjukkan proses pengambilan
nilai dari sensor arus di setiap ruangan. Proses tersebut melalui beberapa tahapan. Pertama
nilai keluaran dari sensor arus masuk ke dalam rangkaian pengkondisi sinyal untuk
mendapatkan nilai yang diinginkan. Setelah itu, nilai dari pengkondisi sinyal masuk melalui
masukkan analog. Nilai tersebut dibaca oleh alamat yang telah ditentukan dan dimasukkan
ke dalam memori PLC untuk disimpan sebagai data. Data tersebut akan ditampilkan ke layar
monitor untuk tampilan SCADA pada setiap ruangan.
3.3.3. Proses Pengambilan Nilai Sensor Tegangan
Proses pengambilan nilai sensor tegangan melalui melalui beberapa tahapan yang
ditunjukkan pada gambar 3.18. Pada gambar 3.18 diagram alir pengambilan nilai tegangan
menunjukkan proses pengambilan nilai tegangan keluaran trafo setiap ruangan. Tegangan
keluaran trafo dimasukan ke dalam elektronis untuk mendapatkan nilai tegangan yang
diinginkan. Setelah itu, nilai tegangan yang dihasilkan masuk ke dalam masukkan analog
PLC dan dibaca melalui alamat yang telah ditentukan. Memori PLC akan menyimpan hasil
nilai tegangan yang telah diambil sebagai data. Data tersebut akan ditampilkan ke layar
monitor untuk tampilan SCADA pada setiap ruangan.
Mulai
Mengambil nilai sensor arus pada setiap ruangan
Masuk momory %MW0, %MW1, dan %MW2
Baca data memory %MW0, %MW1, dan %MW2
Selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 3. 18. Diagram Alir pengambilan nilai tegangan
3.3.4. Daya Ruangan
Proses melihat daya tiap ruangan melalui beberapa proses yang dapat dilihat pada
gambar 3.19.
Gambar 3. 19. Diagram alur daya yang ditampilkan ke monitor
Diagram alur daya yang ditampilkan ke monitor pada gambar 3.19 menjelaskan
bahwa memori dari arus dan tegangan tiap ruangan akan dikumpulkan ke dalam memori
Mulai
Mengambil nilai sensor tegangan pada setiap ruangan
Masuk momori %MW3, %MW4, dan %MW5
Baca data memory %MW3, %MW4, dan %MW5
Selesai
Mulai
Ambil data di memori %M0, %M1, %M2, %M3, %M4, %M5
P = Arus Ruangan*Tegangan
Ruangan
Muncul Nilai Di Monitor
Selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
daya (%M9, %M10, %M11) yang telah dihitung memakai rumus daya. Setelah data yang
telah disimpan akan ditampilkan ke trend untuk melihat daya yang dikeluarkan dan dicatat
per hari pemakaian daya tiap ruangan.
3.3.5. Perancangan SCADA
Pada rancangan alat yang menggunakan tampilan untuk melihat tegangan, arus, dan
daya yang dikeluarkan pada monitor menggunakan salah satu software Wonderware
InTouch. Wonderware InTouch dihubungkan dengan PLC M221 melalui kabel USB yang
dihubungkan ke CPU.
Gambar 3. 20. Tampilan daya yang digunakan setiap ruangan
Gambar3.20 menampilkan daya yang digunakan setiap ruangan yang dimonitor dan
tiap ruangan mempunyai dua tombol untuk mengaktifkan dan mematikan secara manual juga
terdapat indikator lampu yang akan berkedip selama 10 detik jika kelebihan daya yang
digunakan berlebihan dan jika tidak diambil tindakan maka ruangan tersebut akan terputus.
Trend tiap ruangan akan dimunculkan sekaligus untuk mengetahui pemakaian dari
grafik. Dan pada HMI dapat dilihat berapa daya yang dipakai tiap ruangan sehingga
pengguna bisa melihat pemakaian yang digunakan setiap ruangan. Nilai maksimal yang
dapat dibagi sebesar 300-watt dengan bisa diatur keinginan pengguna jika ingin mengurangi
daya ruangan.
Tombol reset berfungsi untuk mengembalikan nilai awal pemakaian daya total tiap
ruangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang implementasi dan pengamatan hasil dari sensor tegangan dan
sensor arus yang telah dibuat. Hasil pengamatan berupa pengujian keberhasilan ketepatan
keluaran tegangan yang dihasilkan. Pada pembuatan alat terdapat perubahan antara
perancangan dan implementasi dikarenakan tidak ada nilai resistor yang tersedia di pasaran
dan nilai-nilai resistansi memiliki toleransi yang membuat nilai resistansi tidak presisi.
4.1. Perubahan Rancangan
Pembuatan perangkat keras sensor tegangan dan sensor arus terjadi perubahan nilai
resistansi untuk membuat nilai penguatan yang diharapkan. Perubahan nilai resistansi diukur
menggunakan multimeter untuk mendapatkan nilai resistansi yang diharapkan. Dengan
adanya nilai torelansi dari resistansi sendiri dan keterbatasan nilai resistansi yang didapatkan
di pasaran.
4.1.1. Rangkaian Sensor Arus
Rancangan sensor arus telah mengalami sedikit perubahan pada pengkondisi sinyal
dan penambahan rangkaian peak detector dikarenakan penyesuaian dari implementasi alat
yang dibuat. Nilai resistansi yang tidak selalu ada dipasaran membuat penyesuaian pada saat
Implementasi alat. Pengkondisi sinyal dirangkai pada bab 3 telah tepat dengan hasil yang
diharapkan yang dapat dilihat pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 menjelaskan tentang penkondisi sinyal yang telah dirancang sesuai
dengan perhitungan teori sebelumnya. Pada waktu pengerjaan pembuatan perangkat keras,
nilai dari resistansi R12 sebesar sembilan puluh lima kilo ohm tidak ada dipasaran. Dengan
penyesuaian nilai resistansi yang ada dipasaran, maka didapatkan resistansi yang sama
dengan cara meng-seri nilai resistansi di R5, R6, R7 agar sama dengan nilai yang
sebelumnya seperti pada gambar 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 4. 1.Gambar pengkondisi sinyal sensor arus setelah sesuaikan nilai resistansi
Terlihat ada perubahan nilai setelah terjadi penyesuaian pada gambar 4.1. Nilai
resistansi yang sebelumnya bernilai sembilan puluh lima kilo ohm digantikan dengan tiga
buah resistansi agar nilai yang digantikan akan sama dengan nilai sebelumnya.
Pada saat implementasi alat, nilai keluaran tidak sesuai dikarenakan rangkaian peak
detector tidak mengambil nilai peak seperti gambar 4.2.
Gambar 4. 2. Gelombang keluaran peak detector
Pada ganbar 4.2, nilai gelombang pada peak detector tidak berfungsi sebagai
semestinya. Sehingga nilai yang masuk ke dalam pengondisi sinyal mengalami gelombang
seperti gambar 4.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 4. 3. Nilai keluaran pada sensor arus
Pada gambar 4.3, terlihat pada gelombang keluaran terjadi gelombang besar
dikarenakan inputan tidak mengambil tegangan dc sempurna dan menyebabkan nilai yang
terbaca pada plc menjadi tidak stabil. Nilai pada saat pembacaan menunjukkan jika
gelombang pada posisi puncak, maka posisi pembacaan plc terbaca nilai seharusnya yang
ditampilkan. Pada saat gelombang keadaan dibawah, keluaran plc ada pada nilai minimal
plc yaitu nol. Maka dari itu perlu ditambahkan rangkaian peak detector untuk membuat nilai
keluaran menjadi nilai tegangan dc sempurna seperti gambar 4.4.
Gambar 4. 4. Gambar keluaran setelah melalui peak detector
Gambar 4.4 memperlihatkan tegangan keluaran yang dilewatkan rangkaian peak
detector. Nilai dari keluaran ini yang akan masuk ke dalam plc untuk ditampilkan nilai
keluaran arus ke dalam monitor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4.1.2. Rangkaian Sensor Tegangan
Pada rangkaian sensor tegangan sebenarnya sudah sesuai dengan nilai-nilai resistansi
yang berada dipasaran seperti pada gambar 3.11. Tetapi nilai toleransi sebesar ±5% membuat
harus diukur nilai resistansi supaya tidak terjadi kesalahan yang besar pada nilai keluaran
nantinya. Nilai-nilai resistansi akan diukur terlebih dahulu multimeter sebelum dimasukkan
ke dalam perangkat keras yang akan dipakai. Itu yang akan membuat nilai-nilai resistansi
pada tiap ruangan berbeda untuk menyesuaikan nilai resistansi yang diukur. Jika tidak
mengikuti nilai real pada hambatan yang seharusnya, maka nilai penguat pada pengondisi
sinyal akan berbeda dan membuat hasil yang diharapkan pada alat tersebut tidak presisi.
4.1.3. Tagname memori PLC
Pada tagname yang pakai mengalami perubahan dikarenakan penyesuaian pada saat
pembuatan SoMachine Basic. Pada tabel 3.2 dan 3.3 memiliki perubahan sebagai berikut.
Tabel 4. 1. Perubahan keluaran PLC No Nama Alamat 1 Relay Ruangan 1 %Q0.0 2 Relay Ruangan 2 %Q0.4 3 Relay Ruangan 3 %Q0.8 4 Lampu Indikator 1 %Q0.1 5 Lampu Indikator 2 %Q0.5 6 Lampu Indikator 3 %Q0.9
Pada tabel 4.1. menunjukkan perubahan pada keluaran PLC yang pada
implementasinya membuat penyesuaian pada relay. Solid State Relay memiliki masukkan 3
sampai 24 Vdc untuk menghidupkan relay tersebut. Untuk setiap relay dibutuhkan satu per
satu tegangan dc masukkan, maka dari itu tiap ruangan di tempatkan power supply tersendiri
agar relay dapat bekerja.
Perubahan memori PLC juga terjadi dikarenakan penyesuaian pada saat
implementasi seperti pada tabel 4.2.
Tabel 4. 2. Perubahan memori PLC No Masukkan Memori Alamat 1 Arus Ruangan 1 %MW5 2 Arus Ruangan 2 %MW11 3 Arus Ruangan 3 %MW17 4 Tegangan Ruangan 1 %MW40 5 Tegangan Ruangan 2 %MW42 6 Tegangan Ruangan 3 %MW44 7 Indikator Lampu Ruangan 1 %M7 8 Indikator Lampu Ruangan 2 %M8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4. 3. Lanjutan Perubahan Memori PLC No Masukkan Memori Alamat 9 Indikator Lampu Ruangan 3 %M9 10 Daya Ruangan 1 %MW45 11 Daya Ruangan 2 %MW48 12 Daya Ruangan 3 %MW51 13 Off Ruangan 1 %M4 14 Off Ruangan 2 %M5 15 Off Ruangan 3 %M6 16 Daya Simpan Ruangan 1 %MW47 17 Daya Simpan Ruangan 2 %MW50 18 Daya Simpan Ruangan 3 %MW53 19 Reset %M3
Pada tabel 4.2 dan 4.3 menunjukkan perubahan yang diubah karena penyesuaian pada
pembuatan program. Pembuatan program dari perhitungan pada pengkondisi sinyal, nilai-
nilai tersebut masuk kedalam memori-memori untuk mendapatkan hasil akhir yang
diinginkan.
4.2. Implementasi Alat
Bagian ini akan dibahas mengenai perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat
keras yang terdiri dari: keseluruhan sistem, rangkaian sensor arus, sensor tegangan.
Perangkat lunak yang dibahas yaitu ladder dan tampilan pada wonderware.
Berikut gambar implementasi dari keseluruhan sistem pada gambar 4.5.
Gambar 4. 5.Miniatur kamar kos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 4.5 menunjukan miniatur kamar kos dengan satu ruang tambahan sebagai
ruang server dimana ada PLC dan relay di dalamnya. Setiap ruangan berisi masing-masing
satu panel yang berisi sensor tegangan dan sensor arus untuk mendeteksi pemakaian tiap
ruangan. Di dalam panel terdapat sensor arus, sensor tegangan, power supply 5 Vdc serta
rangkaian ac to dc seperti gambar 4.6.
Gambar 4. 6. Gambar Dalam Panel
Gambar 4.6. terdapat beberapa blok, blok hijau terdiri dari sensor tegangan, trafo step
down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan 220 Vac menjadi 12 Vac. Blok merah
terdapat modul sensor ACS712, rangkaian pengkondisi sinyal. Blok biru terdapat power
supply 5 Vdc yang berfungsi sebagai pembanding penguat operasional dalam rangkaian
pengkondisi sinyal. Rangkaian ac to dc 15Vdc sebagai sumber tegangan dari penguat
operasional.
Tampilan fisik dari sensor tengangan terdiri dari peak detector, Penyearah presisi,
dan pengkondisi sinyal seperti gambar 4.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 4. 7.Perangkat keras sensor tegangan
Pada gambar 4.7 merupakan tampilan perangkat keras sensor tegangan dengan
masukan tegangan op-amp sebesar ± 15 Volt, inputan tegangan dari 220 VAC melalui trafo
step down menjadi 12 VAC masuk ke dalam inputan. Nilai inputan tersebut diolah menjadi
tegangan dc menggunakan Penyearah presisi dan peak detector. Setelah mendapatkan nilai
tegangan dc, tegangan tersebut akan dibandingkan menggunakan penguat operasional antara
tegangan inputan dan tegangan pembanding dari power supply 5 Vdc dan nilai keluaran
masuk ke dalam PLC untuk dibaca nilai tegangan yang dihasilkan.
Pada sensor arus juga terdapat rangkaian peak detector dan pengkondisi sinyal. Cara
pengambilan nilai arus dengan memutuskan salah satu kabel line untuk mengambil nilai arus
seperti gambar 4.8.
Gambar 4. 8. Cara Pengambilan Arus
OUT
V- V+ IN
GND
BAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pada gambar 4.8 menunjukkan cara mengambil arus pada beban dan masuk ke dalam
modul sensor arus ACS712 untuk mendeteksi adanya arus beban dan keluaran dari modul
arus berupa tegangan yang masuk ke dalam peak detector untuk membuat sinyal keluaran
menjadi tegangan dc sempurna dan masuk pengkondisi sinyal seperti gambar 4.9.
Gambar 4. 9. Perangkat keras sensor arus
Pada gambar 4.9 merupakan bentuk fisik dari sensor arus yang memiliki 6 pin, 3
buah penguat operasional, resistor dan diode. Pada gamabr 4.9, terdapat 6 pin yang terdiri
dari sumber penguat operasional ± 15V, masukkan dari modul sensor ACS712 akan masuk
ke dalam peak detector untuk mengambil nilai dc dari keluaran tegangan dari modul
ACS712 dan masuk ke dalam pengkondisi sinyal untuk diolah dan setelah itu masuk ke
dalam pembanding penguat operasional antara tegangan masukkan dan power supply 5 Volt
DC dan keluaran yang akan terhubung dengan PLC. Pin ground dan pin keluaran berfungsi
untuk yang menghubungkan ke masukkan analog PLC.
Setelah pin keluaran pada rangkaian sensor arus dan sensor tegangan dimasukkan ke
masukkan analog PLC dan modul tambahan PLC, nilai tersebut diolah kedalam SoMachine
Basic dan Wonderware InTouch untuk dapat tertampil dalam monitor menggunakan
Wonderware InTouch seperti pada gambar 4.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 4. 10.Tampilan Awal Pada Wonderware InTouch
Pada gambar 4.10 memiliki beberapa blok, blok hitam yang terdapat tombol reset
untuk membuat nilai perhitungan pada tiap ruangan kembali ke angka nol. Blok berwarna
biru terdapat tampilan daya tiap ruangan yang telah dikeluarkan pengguna. Blok berwarna
oranye terdapat masukkan untuk menentukan batasan daya yang akan dipakai. Blok
berwarna merah terdapat tampilan tegangan, arus dan daya secara langsung terus menerus
ditampilkan penggunan daya yang dipakai pada saat itu. Fungsi tombol ON R1, ON R2, dan
ON R3 yaitu untuk menghidupkan kembali jika pemakaian melebihi kapasitas yang telah
ditentukan. Terakhir pada blok kuning terdapat grafik yang menunjukkan pemakaian daya
yang digunakan secara langsung tiap ruangan.
4.3. Cara Pengoperasian SCADA
Cara pengoperasian SCADA pada alat ini yaitu mengatur daya yang ingin ditetapkan
sebagai pembatas daya tiap ruangan dan cara mengisi batasan daya untuk semua ruangan
seperti pada gambar 4.11., 4.12., dan 4.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 4. 11. Cara mengatur batasan daya pada Wonderware InTouch (1)
Gambar 4.11 menunjukkan pengaturan batasan daya yang akan dibuat. Daya batasan
sebesar 300watt seperti pada batasan yang telah diberikan sebelumnya. Pada saat dijalankan
program wonderware, nilai awal pembatasan daya tiap ruangan bernilai 0 dan membuat
lampu indikator menyala setiap ruangan. Operator mengisi nilai batasan daya yang telah
ditentukan sebesar 0 sampai 300 untuk mengatur batasan yang akan diinginkan tiap ruangan.
Jika operator mengetik nilai lebih dari 300, maka akan tertampil kesalahan pada windows
viewer yang menunjukkan bahwa nilai dapat terisi didalam program tersebut sebesar 0
sampai dengan 300 watt. Tampilan kesalahan dari windows viewer dapat dilihat seperti
gambar 4.12.
Pada gambar 4.12 menjelaskan cara membuat batasan daya pada tiap ruangan.
Windows viewer muncul karena keterbatasan pada penggunaan tagname yang berada pada
Wonderware InTouch sehingga pembatasan menggunakan default kesalahan yang ada pada
Windows viewer yang dapat dilihat pada gambar 4.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 4. 12. Cara mengatur batasan daya pada Wonderware InTouch (2)
Gambar 4.12 menunjukkan jika nilai operator ingin memasukkan nilai diatas 300,
maka akan ada tombol pop up muncul untuk memberitahu operator jika nilai yang bisa
dimasukkan sebesar 300 dan jika operator memasukkan angka 300, maka nilai nya bisa
diolah dan dapat dijalankan seperti gambar 4.13.
Gambar 4. 13. Cara mengatur batasan daya pada Wonderware InTouch (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 4.13 menunjukkan jika operator menuliskan angka 300 maka masing-masing
ruangan mendeteksi pemakaian tiap ruangan dan menampilkan ke monitor berapa daya yang
dipakai pada saat itu dan akan disimpan untuk menghitung daya yang telah dikeluarkan.
4.4. Analisis Sistem Panel
Pada analisis sistem panel, dilakukan pengamatan daya dengan beban berupa waktu
60W dengan melihat pengukuran yang telah diambil sama dengan hasil yang tertampil pada
layar monitor. Pengamatan sistem dibagi menjadi 3 kelompok sesuai dengan ruangan yang
telah ditetapkan. Berikut pengamatan pada tiap ruangan seperti tabel 4.4, 4.5, dan 4.6.
Tabel 4. 4. Pengamatan sistem ruangan 1 dengan beban lampu 60W
No
Kondi-si
beban
Tegang-an
Terukur (V)
Tegang-an
GUI (V)
Arus Teruk
-ur (A)
Arus GUI (A)
Daya Perhitungan
(V*A)
Daya GUI (VA)
Galat Sistem
%
1 0W 222.78 220.00 0 0 0 0 0 2 60W 222.78 220.00 0.27 0.31 59.04 66.53 12.68 3 120W 222.81 220.00 0.53 0.62 117.64 136.56 16.08 4 180W 222.57 220.00 0.79 0.76 177.61 165.09 7.04 5 240W 222.67 220.00 1.06 1.06 236.69 236.05 0.27 6 300W 222.09 220.00 1.32 1.32 291.83 271.04 7.12 7 360W 222.00 220.00 1.56 1.54 347.65 343.02 1.33
Tabel 4.4 menunjukkan pengamatan sistem ruangan pertama dengan beban kenaikan
lampu 60W. Pada pengujian pengukuran daya secara teori, nilai diambil berupa nilai
tegangan dan nilai arus untuk selanjutnya dimasukkan rumus daya untuk mendapatkan nilai
daya secara teoritis. Nilai daya yang tertampil pada Wonderware InTouch yang diambil dari
memori SoMachine Basic yang sebelumnya masuk ke dalam operasi perhitungan software.
Nilai daya untuk membandingkan nilai secara teoritis sama dengan alat yang telah dibuat
untuk melihat tampilan yang berada di GUI sesuai dengan apa yang terukur di multimeter.
Pengukuran di multimeter diambil satu persatu di ukur tegangan lalu mengukur arus
untuk mendapatkan nilai tegangan dan arus dari seuatu kondisi beban. Setelah mendapatkan
nilai arus tegangan dan arus, nilai tersebut diubah menjadi daya untuk melihat daya
penggunaan pada saat beban dijalankan.
Perbandingan daya lampu tertampil di GUI dan daya lampu yang dicari dengan
menggunakan tegangan dan arus yang diambil multimeter dapat dibuat grafik pada gambar
4.14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 4. 14. Perbandingan daya pengukuran dengan daya tertampil di GUI Wonderware
InTouch (1)
Gambar 4.14. menunjukkan chart bar perbandingan daya pengukuran dengan daya
tertampil di GUI. Pada bar biru menunjukkan daya pengukuran dengan menggunakan
multimeter dan bar berwarna orange menunjukkan daya yang tertampil pada Wonderware
InTouch.
Terlihat jika bar pada saat kondisi nilai 240W nilai bar keduanya sejajar. Bar lain nya
terdapat naik dan turun yang mengakibatkan kesalahan pada daya tertampil dan daya terukur.
Kesalahan ini dapat menguntungkan pemakai ruangan atau bisa merugikan bagi pemakai
ruangan. Hal ini disebabkan nilai pembacaan yang naik dan turun pada saat pembacaan tiap
daya yang digunakan. Jika memakai daya lebih dari 180W, maka pembacaan pada tampilan
GUI menguntungkan pemakai ruangan pada saat pembayaran. Sedangkan pada pemakaian
kurang dari 180W, maka pembacaan pada tampilan GUI merugikan bagi pemakai ruangan
pada saat pembayaran.
Pada tabel 4.5, pengamatan sistem hampir sama dengan tabel 4.4. Nilai yang diambil
berupa tegangan dan arus menggunakan multimeter pada saat beban terpasang untuk
mendapatkan nilai daya yang akan dibandingkan dengan daya hasil dari keluaran tampilan
pada GUI Wonderware InTouch. Berikut adalah tabel dari 4.5 tentang pengamatan sistem
ruangan ke-dua.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
1 2 3 4 5 6 7
Perbandingan daya pengukuran dengan daya tertampil di GUI Wonderware InTouch
Daya pengukuran (V) Daya tertampil di GUI (V)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4. 5. Pengamatan sistem ruangan 2 dengan beban lampu 60W No Kondisi
beban Tegang-
an Terukur
(V)
Tegang-an
GUI (V)
Arus Terukur
(A)
Arus GUI (A)
Daya Perhitungan
(V*A)
Daya GUI (VA)
Galat Sistem
%
1 0W 223 222 0 0 0 0 0 2 60W 223 222 0.27 0.31 59.54 67.09 12.67 3 120W 223 222 0.53 0.62 118.64 136.75 15.26 4 180W 223 222 0.80 0.76 178.4 166.54 6.65 5 240W 223 222 1.07 1.06 238.61 236.21 1 6 300W 223 222 1.32 1.32 294.81 273.50 7.22 7 360W 223 222 1.58 1.54 351.89 343.02 2.52
Pada tabel 4.5 tentang tabel pengamatan sistem yang bekerja pada panel kedua.
Pengamatan sistem ruangan ke-dua yaitu dengan menghitung daya yang telah didapatkan
dari tegangan dan arus yang diambil dari multimeter dan melihat tampilan daya pada GUI.
Pengamatan ini sama dengan ruangan pertama yang dimana akan membandingkan
nilai daya secara teoritis dan daya yang tertampil di GUI. Perbandingan tersebut dapat dilihat
pada gambar 4.15.
Gambar 4. 15. Grafik perbandingan daya terukur dengan daya tertampil (2)
Gambar 4.15 menunjukkan chart bar perbandingan daya pengukuran dengan daya
tertampil di GUI. Pada bar biru menunjukkan daya pengukuran dengan menggunakan
multimeter dan bar berwarna orange menunjukkan daya yang tertampil pada Wonderware
InTouch. Jika dilihat grafik perbandingan tersebut, nilai setiap kenaikan beban berupa lampu
0
50
100
150
200
250
300
350
400
1 2 3 4 5 6 7
Perbandingan daya pengukuran dengan daya tertampil di GUI Wonderware InTouch
Daya pengukuran (V) Daya tertampil di GUI (V)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
60W memiliki garis yang hampir linear pada sistem diatas. Tetapi, terdapat sedikit
perbedaan dengan perhitungan teoritis yang mengakibatkan kesalahan pada sistem.
Pada saat nilai daya pemakaian sebesar 180W, nilai daya yang tertampil pada GUI
sama seperti perngukuran yang dihasilkan. Jika kondisi beban pada saat diatas 180W,
tampilan daya pada GUI membuat kesalahan yang menjadi keuntungan pada saat pemakai
ruangan membayar hasil tagihan yang telah diberikan. Jika kondisi beban dibawah 180W,
maka pemakai ruangan akan dibuat rugi pada saat pembayaran dikarenakan nilai yang
tertampil pada GUI membesar dari pemakaian yang dipakai ruangan tersebut.
Pada tabel 4.6, pengamatan sistem hampir sama dengan tabel-tabel sebelumnya. nilai
yang diambil berupa tegangan dan arus pada saat beban terpasang dan hasil dari keluaran
tampilan pada GUI Wonderware InTouch. Berikut adalah tabel dari 4.6 tentang pengamatan
sistem ruangan ke-tiga.
Tabel 4. 6. Pengamatan sistem ruangan ke-tiga dengan beban lampu 60W No Kondi-
si beban
Tegang-an
Terukur (V)
Tegang-an GUI (V)
Arus Terukur
(A)
Arus GUI (A)
Daya Perhitun
gan (V*A)
Daya GUI (VA)
Galat Sistem
%
1 0W 223 222 0 0 0 0 0 2 60W 223 222 0.26 0.31 57.98 67.57 16.54 3 120W 223 222 0.53 0.62 117.96 136.49 15.63 4 180W 223 222 0.79 0.76 175.72 166.27 5.37 5 240W 223 222 1.05 1.06 234.59 235.75 0.49 6 300W 223 222 1.32 1.32 294.36 272.98 7.26 7 360W 223 222 1.59 1.54 352.34 343.02 3.69
Tabel 4.6 merupakan pengamatan sistem ruangan ke-tiga dengan beban kenaikan
lampu 60W. Pada pengujian menggunakan multimeter untuk mendapatkan pengukuran daya
secara teori, diambil dua data nilai berupa nilai tegangan dan nilai arus untuk dimasukkan
kedalam rumus daya untuk mendapatkan nilai daya secara teoritis. Nilai daya yang tertampil
pada Wonderware InTouch yang diambil dari memori SoMachine Basic yang sebelumnya
masuk ke dalam operasi perhitungan software.
Pengamatan ini diambil dari multimeter untuk mendapatkan nilai tegangan dan nilai
arus agar dapat menjadi daya yang akan dibandingkan dengan daya tampilan di GUI
Wonderware InTouch. Perlunya pengambilan daya secara teori untuk membandingkan nilai
daya yang tertampil di GUI Wonderware InTouch supaya dapat melihat hasil yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dibuat sama dengan teori. Perbandingan daya lampu tertampil di GUI dan daya lampu yang
dicari dengan menggunakan tegangan dan arus yang diambil multimeter dapat dibuat grafik
pada gambar 4.16.
Pada gambar 4.16 menunjukkan perbandingan daya terukur dengan daya tertampil
pada GUI Wonderware InTouch. Perbandingan daya tertampil dapat dilihat sumbu y dan
untuk melihat daya terukur menggunakan multimeter pada sumbu x. Grafik pada gambar
4.16 menunjukkan garis perbandingan antara daya terukur dengan daya tertampil di
Wonderware InTouch. Nilai yang berada di sumbu x yaitu daya yang diambil secara teoritis,
sedangkan pada sumbu y tertampil nilai daya yang berada di GUI.
Gambar 4. 16. Grafik perbandingan daya terukur dengan daya tertampil (3)
Jika dilihat grafik perbandingan pada gambar 4.16, menunjukkan chart bar
perbandingan daya pengukuran dengan daya tertampil di GUI. Pada bar biru menunjukkan
daya pengukuran dengan menggunakan multimeter dan bar berwarna orange menunjukkan
daya yang tertampil pada Wonderware InTouch. Jika dilihat grafik perbandingan tersebut,
nilai setiap kenaikan beban berupa lampu 60W memiliki garis yang hampir linear pada
sistem diatas. Tetapi, terdapat sedikit perbedaan dengan perhitungan teoritis yang
mengakibatkan kesalahan pada sistem.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
1 2 3 4 5 6 7
Perbandingan daya pengukuran dengan daya tertampil di GUI Wonderware InTouch
Daya pengukuran (V) Daya tertampil di GUI (V)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Jika nilai tegangan menurun dan membuat sistem menjadi tidak stabil. Nilai tersebut
dapat dilihat pada tegangan variasi tiap ruangan seperti pada tabel 4.7.
Tabel 4. 7. Tabel tegangan variasi dengan kondisi tanpa beban
No Tegangan
pengukuran (V) Ruangan
Pertama (V) Kedua (V) Ketiga (V) 1. 190.0 198.0 198.0 198.0 2. 195.0 198.0 198.0 198.0 3. 200.0 202.0 207.0 208.0 4. 202.3 202.0 207.0 208.0 5. 204.6 202.0 207.0 208.0 6. 205.0 202.0 207.0 212.0 7. 206.2 202.0 207.0 208.0 8. 208.3 202.0 207.0 208.0 9. 210.4 205.0 207.0 208.0 10. 212.3 212.0 215.0 217.0 11. 214.3 218.0 218.0 215.0 12. 215.0 218.0 218.0 215.0 13. 216.5 218.0 218.0 215.0 14. 218.1 218.0 218.0 218.0 15. 220.5 218.0 218.0 223.0 16. 222.3 220.0 220.0 223.0 17. 224.2 223.0 223.0 223.0 18. 225.0 223.0 223.0 223.0 19. 226.5 227.0 228.0 227.0 20. 228.1 227.0 228.0 227.0 21. 230.2 227.0 228.0 227.0 22. 235.0 231.0 230.0 230.0 23. 240.0 231.0 230.0 230.0 24. 245.0 234.0 234.0 234.0 25. 250.0 238.0 238.0 238.0
Pada tabel 4.7 menunjukkan tabel variasi tegangan tanpa memasang kondisi beban.
Terlihat pada tabel 4.7 yang menunjukkan nilai ruangan pertama, ruangan kedua, dan
ruangan ketiga tidak sama dengan tegangan pengukuran yang menggunakan multimeter.
Pada saat nilai tegangan menunjukkan 190Vac, nilai tegangan tiap ruangan di GUI
menunjukkan 198V. Hal ini disebabkan nilai dari operasi PLC yang memiliki offset sebesar
8volt pada saat nilai di tegangan keluaran pada pengkondisi sinyal 0volt. Jika nilai tegangan
dilihat pada saat 250Vac, nilai pada ruangan pertama, kedua, dan ketiga sama yaitu 238V
pada GUI Wonderware InTouch. Nilai tersebut yang bisa dikeluarkan pada pengkondisi
sinyal yang mengakibatkan nilai pada tampilan GUI berbeda dengan pengukuran yang telah
dilakukan. Nilai tersebut dapat dibuat grafik pada gambar 4.17 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4. 17. Grafik tegangan dengan nilai tegangan bervariasi
Pada gambar 4.17. menunjukkan grafik tegangan dengan nilai tegangan bervariasi
yang dapat dilihat bahwa garis biru untuk ruangan pertama, garis berwarna orange untuk
ruangan kedua, dan abu-abu untuk tampilan ruangan ketiga. Dapat dilihat bahwa jika nilai
dibawah 218 kebawah, nilai yang tertampil pada GUI akan kacau dan tidak tertampil yang
sesuai dengan pengukuran yang telah diambil. Terihat bahwa tegangan kenaikan tidak selalu
mengikuti dengan tegangan yang diukur. Nilai kenaikan yang dapat dilihat pada GUI hanya
kenaikan 2 atau 3 volt. Pada saat nilai tegangan 216V, nilai di GUI tidak dapat menunjukkan
hasil yang telah didapat. Nilai tertampil di GUI sebesar 218V dan 215V. Pengkondisi sinyal
yang telah dirancang tidak bisa mebaca dengan ketelitian 1Vac. Daerah kerja yang
mendekati nilai pengukuran pada saat tegangan sebesar 218Vac sampai dengan 230Vac,
nilai tampilan GUI menampilkan nilai yang mendekati dengan nilai tegangan yang telah
diukur. Hal ini dapat diketahui bahawa sistem kerja pada sistem tersebut sebesar 218Vac
sampai dengan 230Vac. Jika nilai tegangan lebih besar 230Vac atau lebih kecil dari 218Vac
maka tampilan pada GUI akan kacau dan membuat perhitungan daya menjadi tidak sesuai.
4.5. Pengujian sensor arus
Pengujian sensor arus dengan cara melihat tegangan keluaran sebelum masuk ke
dalam PLC, membandingkan dengan nilai hasil dari sensitivitas modul ACS712 dan nilai
arus yang terukur pada tiap kondisi beban. Modul ACS712 yang memiliki spesifikasi 5A
yaitu setiap kenaikan arus sebesar 185mV/A yang dimana jika modul tersebut tidak
mendeteksi adanya arus beban maka nilai yang dihasil sebesar 2.5volt atau sebesar ½ Vcc.
190
200
210
220
230
240
250
190 200 210 220 230 240 250 260
Grafik tegangan dengan nilai tegangan bervariasi
Ruangan pertama (V) Ruangan kedua (V) Ruangan ketiga (V)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4. 8.tabel data sensor arus ruangan pertama No Kondisi beban Arus terukur di
multimeter (A) Vout rangkaian sensor arus (V)
Arus secara teori
1 0W 0 0 0 2 60W 0.265 0.520 0.146 3 120W 0.528 1.030 0.290 4 180W 0.798 1.520 0.428 5 240W 1.063 2.110 0.595 6 300W 1.314 2.780 0.785 7 360W 1.566 3.400 0.960
Tabel 4.8. menunjukkan nilai arus yang terukur dengan nilai arus yang sudah dicari
dengan persamaan 3.1 dan dimasukkan ke dalam tabel 4.8. Sebagai contoh pada kondisi
60W nilai arus yang terukur pada multimeter sebesar 0.265 A. Nilai tegangan keluaran
sensor arus sebesar 0.25 Volt. Maka dapat dicari nilai arus dengan persamaan 3.1 sebagai
berikut.
𝑉 = 19.11𝑥 − 47.77
0.52 = 19.11𝑥 − 47.77
𝑥 =0.52 + 47.77
19.11
𝑥 = 2.5269
Nilai x merupakan nilai dari tegangan keluaran modul sensor ACS712-5A. Modul
ACS712 yang memiliki spesifikasi 5A yaitu setiap kenaikan arus sebesar 185mV/A yang
dimana jika modul tersebut tidak mendeteksi adanya arus beban maka nilai yang dihasil
sebesar 2.5volt atau sebesar ½ Vcc. Dari karakteristik modul sensor arus, dapat dicari nilai
arus seperti berikut.
𝑎 = 𝑥 − 2.5
𝑎 = 2.5269 − 2.5
𝑎 = 0.0269
𝑏 =𝑎
0.185
𝑏 =0.0269
0.185
𝑏 = 0.1457 A
Nilai b merupakan hasil akhir dari pencarian nilai arus yang didapatkan. Jika
dibandingkan dengan arus terukur pada multimeter, nilai arus terpaut cukup jauh dan besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kesalahan pada rangkaian yang telah dibuat. Maka dari itu pembuatan nilai arus biar
mendekati nilai aslinya pada script tampilan GUI pada gambar 4.46.
Kenaikkan tiap ampere sebesar 185mV berpengaruh terhadap sistem. Jika kondisi
beban sebesar 60W hanya 0.27 A, maka kenaikan pada sensor arus sebesar:
𝑥 = 0.27A ∗ 185mV/A
𝑥 = 49.95mV
Kenaikan sebesar 49.95 milivolt yang terkadang rangkaian pada sensor arus
memiliki noise dan menjadi tegangan kecil pada tegangan keluaran tersebut.
Pada ruangan ke-dua diambil nilai arus yang terukur dengan arus hasil pencarian
pada persamaan 3.1 sebagai berikut pada tabel 4.9.
Tabel 4. 9. Tabel data sensor arus ruangan ke-2 No Kondisi beban Arus terukur di
multimeter (A) Vout rangkaian sensor arus (V)
Arus secara teori (A)
1 0W 0 0 0 2 60W 0.27 0.54 0.15 3 120W 0.53 1.02 0.29 4 180W 0.80 1.56 0.44 5 240W 1.07 2.12 0.60 6 300W 1.32 2.80 0.79 7 360W 1.58 3.41 0.96
Tabel 4.9. menunjukkan nilai arus yang terukur dengan nilai arus yang sudah dicari
dengan persamaan 3.1 dan dimasukkan ke dalam tabel 4.9. terlihat hasil arus keluaran pada
alat tersebut sedikit berbeda dari pengukuran multimeter. Pada kondisi beban 60W, galat
rangkaian sensor arus sebesar 43,32% yang dimana tergolong cukup besar. Hal ini
dikarenakan kalibrasi pada sensor yang membuat hasil keluaran memiliki kesalahan sebesar
0.09 pada alat tersebut. Pada saat masukkan modul sensor sebesar 2.5 Vdc, nilai keluaran
akan seperti yang diharapkan. Jika nilai masukkan modul sensor sebesar 2.499 Vdc, maka
hasil yang akan diolah pada rangkaian tersebut juga akan memiliki kesalahan yang cukup
besar. Tegangan keluaran modul sensor ACS712-5A memiliki spesifikasi 5A yaitu setiap
kenaikan arus sebesar 185mV/A yang dimana jika modul tersebut tidak mendeteksi adanya
arus beban maka nilai yang dihasil sebesar 2.5volt atau sebesar ½ Vcc. Pengurangan
kesalahan dapat diatasi dengan menambahkan script pada Wonderware InTouch yang dapat
dilihat pada gambar 4.46.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Selanjutnya pada ruangan ketiga, pengamatan sama dengan ruangan pertama dan
kedua seperti tabel 4.10.
Tabel 4. 10. Tabel data sensor arus ruangan ke-3 No Kondisi
beban Arus terukur di multimeter (A)
Vout rangkaian sensor arus (V)
Arus secara teori (A)
Galat arus pada Rangkaian
1 0W 0 0 0 0 2 60W 0.26 0.54 0.15 41.79% 3 120W 0.53 1.02 0.29 45.72% 4 180W 0.79 1.56 0.44 44.18% 5 240W 1.05 2.12 0.60 43.13% 6 300W 1.32 2.80 0.79 40.33% 7 360W 1.59 3.41 0.96 39.38%
Tabel 4.10. menunjukkan nilai arus yang terukur dengan nilai arus yang sudah dicari
dengan persamaan 3.1 dan dimasukkan ke dalam tabel 4.10. Sama seperti ruangan 1 dan
ruangan 2, nilai sensor arus memiliki kesalahan dalam membaca arus pada saat beban
terpasang. Kesalahan dikarenakan nilai masukkan pada modul sensor tidak presisi yang
membuat hasil yang dihasilkan berbeda. Modul sensor ACS712-5A yang memiliki
spesifikasi 5A yaitu setiap kenaikan arus sebesar 185mV/A dimana jika modul tersebut tidak
adanya arus beban maka nilai yang dihasil sebesar 2.5volt atau sebesar ½ Vcc. Jika dilihat
pada tabel 4.10 kesalahan sistem cukup besar dan dapat diperkecil dengan menambahkan
script pada Wonderware InTouch supaya nilai tampilan arus ditampilan GUI mendekati
dengan arus yang terukur yang dapat dilihat pada gambar 4.46.
4.6. Pengujian sensor tegangan
Pengujian sensor tegangan dilakukan dengan mengukur tegangan keluaran dari
rangkaian sensor tegangan, tegangan masuk dari trafo, dan nilai tegangan pada jala-jala
seperti pada tabel 4.11.
Tabel 4. 11. Tabel data sensor tegangan pertama No Vac
(V) Vin Teori (V) Vin Terukur
(V) Vout Teori
(V) Vout Terukur
(V) 1 190 10.36 10.80 0 0 2 195 10.63 10.90 0.83 0.08 3 200 10.90 11.10 1.67 0.58 4 205 11.18 11.30 2.53 1.38 5 210 11.45 11.70 3.36 2.48 6 215 11.70 11.80 4.13 2.78 7 220 12.00 12.10 5.06 3.68 8 225 12.27 12.20 5.89 3.98 9 230 12.54 12.70 6.72 5.48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai dari tegangan input terukur sedikit berbeda
dengan tegangan input teori. Nilai dari tegangan masukkan dari trafo memiliki sedikit offset
pada saat nilai masukkan ac diberi 220 V. offset tersebut sebesar 0,1v yang mengakibatkan
sedikit bergeser pada saat pengambilan nilai tegangan yang akan ditampilkan di GUI. Hal
ini yang mengakibatkan nilai tegangan keluaran memiliki kesalahan yang cukup besar.
Adapun kurva pembanding antara tegangan AC dengan tegangan keluaran pengkondisi
sinyal sebagai berikut.
Gambar 4. 18. Kurva perbandingan tegangan ac dengan tegangan keluaran pengkondisi
sinyal ruang ke-1
Gambar 4.18 menunjukkan kurva perbandingan antara tegangan AC dengan tegangan
keluaran yang dihasilkan oleh pengkondisi sinyal. Nilai yang berada di sumbu x yaitu
tegangan AC yang memperlihatkan kenaikkan sampai 230V, sedangkan pada sumbu y nilai
tegangan keluaran pada pengkondisi sinyal.
Pada kurva biru menunjukkan hasil keluaran pada pengkondisi sinyal sedangkan
kurva yang berwarna orange menunjukkan garis hasil sebenarnya yang dicari secara teori.
Terlihat jika kurva tegangan yang dihasilkan dibawah dari hasil teori. Hal ini dikarenakan
pengkondisi sinyal pada rangkaian memiliki kesalahan yang cukup besar yang
mengakibatkan nilai keluaran pada pengkondisi sinyal tidak sesuai dengan perancangan
y = 0.1374x - 26.583R² = 0.9725y = 0.168x - 31.92
R² = 1
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
180 190 200 210 220 230 240
Tega
nga
n k
elu
aran
pen
gko
nd
isi s
inya
l (V
)
Tegangan AC (V)
Kurva perbandingan antara tegangan AC dengan tegangan keluaran pengkondisi sinyal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yang telah dirancang. Jika dilihat pada gambar 4.17 kurva biru dan kurva orange membentuk
persamaan pada trendline sebesar:
𝑦 = 0.1374𝑥 − 26.583 (4.1)
𝑦 = 0.168𝑥 − 31.92 (4.2)
Kurva biru mendapatkan persamaan 4.1 dan pada kurva orange mendapatkan
persamaan 4.2. Terlihat perbedaan dari persamaan dikarenakan nilai dari keluaran pada
pengkondisi sinyal tidak mencapai hasil yang diinginkan.
Nilai kurva biru mendapatkan persamaan seperti 4.1 yang dimana jika nilai tegangan
keluaran pada pengkondisi sinyal sebesar 5.48 volt, maka nilai tengangan AC sebesar:
𝑥 =𝑦 + 26.583
0.1374
𝑥 =32.063
0.1374
𝑥 = 230.56 𝑉
Terlihat pada tegangan keluaran pengkondisi sinyal sebesar 5volt, nilai sebenarnya
menggunakan perhitungan teori sebesar 6.72 dengan memasukkan persamaan 4.1 seperti
berikut.
𝑥 = 𝑦 + 26.583
0.1374
𝑥 =33.3
0.1374
𝑥 = 238.36 𝑉
Jika dilihat dari pencarian keduanya menggunakan persamaan 4.1, terlihat pada saat
tegangan keluaran secara pengukuran yang dapat ditampilkan sebesar 230.56V. Sedangkan
jika dimasukkan nilai dari teori akan mendapatkan hasil sebesar 238.36V. Perbedaan sebesar
8.2V yang membuat perhitungan menjadi perbedaan pada saat tampilan GUI. Kesalahan
pada saat keluaran dapat di perkecil dengan perhitungan PLC yang mengambil nilai integer
yang mengakibat banyak pembulatan dan membuat tegangan yang dihasilkan menjadi
berkurang kesalahan yang dibaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pada tabel 4.12 hampir sama dengan pengambilan data di sensor pertama. pembacaan
data sensor tegangan kedua yang telah dibuat sebagai berikut.
Tabel 4. 12. Tabel data sensor tegangan kedua No Vac
(V) Vin teori
(V) Vin
terukur (V) Vout teori
(V) Vout terukur
(V) 1 190 10.36 10.80 0 0 2 195 10.63 10.90 0.83 0.09 3 200 10.90 11.10 1.67 0.58 4 205 11.18 11.30 2.53 1.38 5 210 11.45 11.70 3.36 2.48 6 215 11.70 11.80 4.13 2.75 7 220 12.00 12.10 5.06 3.63 8 225 12.27 12.20 5.89 3.91 9 230 12.54 12.70 6.72 5.52
Pada tabel 4.12 merupakan data tegangan inputan dan masukkan dari sensor
tengangan kedua. Pada tabel 4.12 melihat tegangan ac yang diukur menggunakan multimeter
dan melihat data keluaran sistem dari pengkondisi sinyal yang telah dirancang sesuai dengan
yang diharapkan. Sama seperti pada tabel 4.11, Tabel 4.12 memiliki perbedaan dikarenakan
trafo stepdown memiliki kesalahan pada 12 Vac. Kesalahan tersebut sebesar 0,1v yang
mengakibatkan sedikit bergeser pada saat pengambilan nilai tegangan yang akan
dimasukkan kedalam perhitungan SoMachine Basic dan ditampilkan ke GUI. Nilai
kesalahan terjadi karena pengkondisi sinyal yang dirancang tidak sesuai dengan keluaran
yang telah dirancang. Nilai tegangan keluaran pada pengkondisi sinyal sangat kecil yang
mengakibatkan naise yang terjadi pada saat nilai tegangan AC dibawah 200Vac. Berikut
adalah kurva perbandingan antara tegangan AC dengan tegangan keluaran pengkondisi
sinyal pada gambar 4.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 4. 19. Kurva perbandingan tegangan ac dengan tegangan keluaran pengkondisi
sinyal ruang ke-2
Gambar 4.19 merupakan kurva perbandingan tegangan AC dengan tegangan
keluaran pengkondisi sinyal pada ruangan ke dua. Dilihat pada sumbu x tegangan AC yang
sebenarnya dan pada sumbu y ukur. Jika dilihat pada gambar 4.19, terdapat dua kurva yang
dimana pada kurva orange kurva berupa tegangan keluaran pengkondisi sinyal yang dihitung
secara teoritis dan pada kurva biru berupa tegangan keluaran pengkondisi sinyal yang
diambil secara pengukuran. Perbedaan jarak yang dihasilkan membentuk hasil berbeda dan
dapat dilihat bahwa nilai pengkondisi sinyal yang telah dirancang tidak mencapai hasil yang
telah dirancang sebelumnya. Kedua kurva membentuk persamaan tersendiri yang ditulis
pada persamaan 4.3 dan 4.4.
𝑦 = 0.1367𝑥 − 26.447 (4.3)
𝑦 = 0.1681𝑥 − 31.954 (4.4)
Persamaan 4.3 didapatkan dari kurva biru dan persamaan 4.4 didapatkan dari kurva
orange. Pada tegangan ac sebesar 230V, nilai tegangan keluaran pengkondisi sinyal yang
didapatkan sebesar 5.52V dan nilai seharusnya yang telah dirancang sebesar 6.72V. Nilai ini
yang memuat perbedaan yang cukup jauh, jika nilai 5.52V dimasukkan kedalam persamaan
4.4 maka nilai yang didapatkan:
𝑥 =5.52 + 31.954
0.168
y = 0.1681x - 31.954R² = 0.9999
y = 0.1367x - 26.447R² = 0.9689
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
190 195 200 205 210 215 220 225 230 235
Tega
nga
n k
elu
aran
pen
gko
nd
isi s
inya
l (V
)
Tegangan AC (V)
Kurva perbandingan antara tegangan AC dengan tegangan keluaran pengkondisi sinyal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
𝑥 =37.474
0.168
𝑥 = 223.059 𝑉
Terlihat jika nilai yang didapat dengan memasukkan persamaan 4.4 mendapatkan
nilai sebesar 223.059V. Nilai sebenarnya pada saat terukur sebesar 230V. Perbedaan sebesar
7V yang mengakibatkan nilai pembacaan menjadi tidak akurat. Nilai yang dimasukkan
kedalam PLC yang diolah menggunakan operasi integer akan membuat nilai keluaran
menjadi sedikit mendekati hasil yang terukur.
Tabel 4.13 menjelaskan tentang sensor tegangan yang ketiga dari tegangan masukkan
dan juga tegangan keluaran sebagai berikut.
Tabel 4. 13. Tabel data sensor tegangan ketiga No Vac
(V) Vin teori
(V) Vin terukur
(V) Vout teori
(V) Vout terukur
(V) 1 190 10.36 10.8 0 0 2 195 10.63 10.9 0.83 0.09 3 200 10.9 11.1 1.67 0.58 4 205 11.18 11.3 2.53 1.38 5 210 11.45 11.7 3.36 2.48 6 215 11.7 11.8 4.13 2.75 7 220 12 12.1 5.06 3.63 8 225 12.27 12.2 5.89 3.91 9 230 12.54 12.7 6.72 5.52
Pada tabel 4.13 merupakan data tegangan inputan dan masukkan dari sensor
tengangan kedua. Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai dari tegangan input terukur sedikit
berbeda dengan tegangan input teori. Nilai dari tegangan masukkan dari trafo memiliki
sedikit offset pada saat nilai masukkan ac diberi 220 V. offset tersebut sebesar 0,1v yang
mengakibatkan sedikit bergeser pada saat pengambilan nilai tegangan yang akan
ditampilkan di GUI. Perbedaan nilai tegangan masukan secara teori dan terukur dapat dibuat
grafik sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 4. 20. Kurva perbandingan tegangan ac dengan tegangan keluaran pengkondisi
sinyal ruang ke-3
Gambar 4.20 merupakan kurva perbandingan tegangan ac dengan tegangan keluaran
pengkondisi sinyal. Pada sumbu x menunjukkan tegangan ac dan pada sumbu y
menunjukkan tegangan keluaran pengkondisi sinyal. Dapat dilihat terdapat dua kurva pada
gambar diatas, kurva biru menunjukkan hasil pengukuran tegangan keluaran pengkondisi
sinyal dan kurva orange menunjukkan hasil perhitungan teoritis tegangan keluaran
pengkondisi sinyal. Perbedaan jarak yang dihasilkan membentuk hasil berbeda dan dapat
dilihat bahwa nilai pengkondisi sinyal yang telah dirancang tidak mencapai hasil yang telah
dirancang sebelumnya. Kedua kurva membentuk persamaan tersendiri yang ditulis pada
persamaan 4.5 dan 4.6.
𝑦 = 0.1367𝑥 − 26.447 (4.5)
𝑦 = 0.1681𝑥 − 31.954 (4.6)
Terlihat persamaan 4.5 yang didapatkan pada kurva biru dan persamaan 4.6 yang
didapatkan pada kurva berwarna orange. Terlihat jelas bahwa nilai persamaan dari teoritis
dan hasil pengukuran berbeda yang cukup signifikan dan membuat hasil keluaran berbeda.
Pada saat nilai tegangan ac 230V, nilai pengukuran tegangan keluaran pengkondisi sinyal
sebesar 5.52V. Nilai seharusnya pada saat nilai tegangan ac 230V sebesar 6.72V. Perbedaan
nilai dari perhitungan teori dengan pengukuran yang menyebabkan nilai keluaran yang
tertampil pada Wonderware InTouch berbeda.
y = 0.1367x - 26.447R² = 0.9689
y = 0.1681x - 31.954R² = 0.9999
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
190 195 200 205 210 215 220 225 230 235Tega
nga
n k
elu
aran
pen
gko
nd
isi s
inya
l (V
)
Tegangan AC (V)
Kurva perbandingan antara tegangan AC dengan tegangan keluaran pengkondisi sinyal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4.7. Pembahasan Ladder PLC
Pada pemograman PLC ini dibagi berdasarkan fungsi dan tujuan pengoperasian alat
pada tugas akhir ini. Pembagian tersebut dibahas menjadi 3 bagian, yaitu: proses perhitungan
tegangan, proses perhitungan arus, dan proses perhitungan daya.
4.7.1. Proses Perhitungan Tegangan
Untuk membuat nilai yang tertampil pada monitor, perlu adanya perhitungan dalam
software SoMachine Basic untuk mengembalikan nilai tegangan sebenarnya seperti pada
gambar 4.21, 4.22, dan 4.23.
Berikut proses perhitungan tegangan pada ruangan pertama pada gambar 4.21.
Gambar 4. 21. ladder diagram tegangan pertama
Gambar 4.21 membahas tentang cara pengambilan data dan cara mengelolah dari
nilai adc menjadi nilai keluaran yang akan ditampilkan ke Wonderware InTouch. %IW1.0
sebagai inputan analog dari PLC yang mendeteksi tegangan analog ruangan pertama akan
membaca data dan dimasukkan ke dalam memori word %MW18 supaya bisa diolah ke
dalam SoMachine Basic. Memori tersebut selanjutnya masuk ke dalam operasi perhitungan
pengkondisi sinyal dengan persamaan 3.4.
𝑉′ = 2.1834𝑥 − 31.987
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Nilai dari keluaran tengangan yang dideteksi PLC tidak bisa langsung masuk ke
dalam persamaan 3.4 dikarenakan perhitungan nilai memori word hanya bisa menjumlahkan
nilai bulat dan nilai dari PLC berupa nilai ADC berupa 0 sampai 1000. Sedangkan persamaan
3.4 dibuat untuk masukkan nilai tegangan dari 0volt sampai dengan 10 volt. Maka dari itu
nilai tersebut akan dinaikkan 100 kali lipat supaya bisa menampilkan nilai 2 nilai belakang
koma pada tampilan GUI Wonderware InTouch. Nilai V’ pada persamaan 3.4 merupakan
nilai dari PLC untuk mencari nilai sebenarnya dari tegangan inputan.
Jika nilai beban lampu sebesar 60W maka akan mendeteksi nilai tegangan seperti
gambar 4.21. Dilihat pada gambar 4.21 nilai %MW18 sebesar 369 dan nilai tersebut akan
diolah ke dalam operasi berikutnya untuk dimasukkan ke dalam %MW19. Nilai dari
%MW19 berupa perjumlahan dari nilai dari %MW18 dengan 3200 seperti berikut.
%MW19 = %MW18 + 3200
%MW19 = 3569
Nilai 3200 didapatkan dari penguatan 100 kali dan dibulatan pada persamaan 3.4.
Setelah hasil dari penjumlahan, nilai %MW19 dibagikan dengan angka 21 dan hasil dari
operasi tersebut seperti berikut.
%MW20 = %MW19/21
%MW20 = 3569/21
%MW20 = 169.95
%MW20 = 169
Nilai dari operasi tersebut dimasukkan ke dalam %MW20. Nilai dari memori word
merupakan memori integer yang dimana nilai dari desimal akan dihilangkan. Angka 21 pada
operasi tersebut merupakan pembulatan dari persamaan 3.4. setelah mendapatkan hasil
%MW20, nilai %MW20 merupakan nilai dari tegangan trafo step down yang selanjutnya
mencari nilai tegangan ac untuk ditampilkan ke dalam GUI.
Nilai dari %MW21 merupakan nilai dari perkalian dari %MW20 dan 22. Nilai 22
didapatkan dari persamaan 3.2 untuk mencari nilai dari jala-jala sebenarnya. Nilai 22 dari
nilai 220 untuk mengurangi pembengkakkan nilai memori atau sebagai mengurangi dari
hasil penguatan 100 dari persamaan 3.4 seperti berikut.
%MW21 = %MW20 ∗ 22
%MW21 = 169 ∗ 22
%MW21 = 3718
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Setelah mendapatkan hasil dari operasi %MW21, nilai %MW21 akan dibagi 12
untuk mendapatkan nilai tegangan ac dan dimasukkan ke dalam memori %MW22 seperti
berikut.
%𝑀𝑊22 =%𝑀𝑊21
12
%𝑀𝑊22 =3718
12
%𝑀𝑊22 = 309
Setelah mendapatkan nilai dari %MW22 dapat dilihat terjadi pembulatan. Nilai dari
%MW22 akan dikalikan 10 dan dimasukkan ke dalam memori %MW23. Penguatan 10 kali
perlu dilakukan untuk pembagian yang selanjutnya akan merusak nilainya jika tidak
dikuatkan dan mendapatkan hasil yang cukup dan bisa terbaca dua belakang koma seperti
berikut.
%𝑀𝑊23 = %𝑀𝑊22 ∗ 10
%MW23 = 3090
Selanjutnya nilai dari %MW23 akan dibagi 14 untuk mendapatkan nilai ac yang
diinginkan. Nilai dari 14 dari akar 2 yang dimana pada perancangan bab 3 di tulis
mendapatkan nilai tegangan sebelum masuk ke dalam persamaan 3.4. dan nilai tersebut
masuk ke dalam memori %MW24.
%𝑀𝑊24 =%𝑀𝑊23
14
%𝑀𝑊24 =3090
14
%𝑀𝑊24 = 220 (4.1)
Hasil tersebut dimasukkan ke dalam %MW24 sebagai nilai dari tegangan untuk
dikirim ke Wonderware InTouch. Nilai pembulatan pada memori yang membuat tegangan
naik dari Vac 222 menjadi 220 pada tampilan GUI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4. 22. Ladder diagram tegangan kedua
Gambar 4.22 tentang pengambilan data dan mengelolah nilai adc pada ruangan ke-
2. Proses dari ladder diagram tegangan pada ruangan kedua sama dengan ruangan pertama,
perbedaan dari ladder untuk tegangan pertama terletak pada memori yang dimasukkan untuk
tidak terjadi masukkan ganda ke memori yang sama. %IW1.2 sebagai inputan analog dari
PLC yang mendeteksi tegangan analog ruangan pertama akan membaca data dan
dimasukkan ke dalam memori word %MW25 supaya bisa masuk ke dalam operasi
perhitungan persamaan 3.4 dan diolah oleh SoMachine Basic. Memori tersebut selanjutnya
masuk ke dalam operasi perhitungan pengkondisi sinyal dengan persamaan 3.4.
𝑉′ = 2.1834𝑥 − 31.987
Nilai dari keluaran tengangan yang di deteksi PLC tidak bisa langsung masuk ke
dalam persamaan 3.4 dikarenakan perhitungan nilai memori word hanya bisa menjumlahkan
nilai bulat dan nilai dari PLC berupa nilai ADC berupa 0 sampai 1000. Sedangkan persamaan
3.4 dibuat untuk masukkan nilai tegangan dari 0volt sampai dengan 10 volt. Maka dari itu
nilai tersebut akan dinaikkan 100 kali lipat supaya bisa menampilkan nilai 2 nilai belakang
koma pada tampilan GUI Wonderware InTouch. Nilai V’ pada persamaan 3.4 merupakan
nilai dari PLC untuk mencari nilai sebenarnya dari tegangan inputan.
Jika nilai beban lampu sebesar 60W maka akan mendeteksi nilai tegangan seperti
gambar 4.22. Dilihat pada gambar 4.22 nilai %MW25 sebesar 336 sedikit berbeda nilai dari
tegangan pada ruangan pertama. Nilai tersebut akan diolah ke dalam operasi berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
untuk dimasukkan ke dalam %MW26. Nilai dari %MW26 berupa perjumlahan dari nilai dari
%MW25 dengan 3200 seperti berikut.
%MW26 = %MW25 + 3200
%MW26 = 3536
Nilai 3200 didapatkan dari penguatan 100 kali dan dibulatan pada persamaan 3.4.
Setelah hasil dari penjumlahan, nilai %MW26 dibagikan dengan angka 21 dan hasil dari
operasi tersebut seperti berikut.
%MW27 = %MW26/21
%MW27 = 3536/21
%MW27 = 168.38
%MW27 = 168
Nilai dari operasi tersebut dimasukkan ke dalam %MW27. Nilai dari memori word
merupakan memori integer yang dimana nilai dari desimal akan dihilangkan. Angka 21 pada
operasi tersebut merupakan pembulatan dari persamaan 3.4. setelah mendapatkan hasil
%MW27, nilai %MW27 merupakan nilai dari tegangan trafo step down yang selanjutnya
mencari nilai tegangan ac untuk ditampilkan ke dalam GUI.
Nilai dari %MW28 merupakan nilai dari perkalian dari %MW27 dan 22. Nilai 22
didapatkan dari persamaan 3.2 untuk mencari nilai dari jala-jala sebenarnya. Nilai 22 dari
nilai 220 untuk mengurangi pembengkakkan nilai memori atau sebagai mengurangi dari
hasil penguatan 100 dari persamaan 3.4 seperti berikut.
%MW28 = %MW27 ∗ 22
%MW28 = 168 ∗ 22
%MW28 = 3696
Setelah mendapatkan hasil dari operasi %MW28, nilai %MW28 akan dibagi 12
untuk mendapatkan nilai tegangan ac dan dimasukkan ke dalam memori %MW29 seperti
berikut.
%𝑀𝑊29 =%𝑀𝑊28
12
%𝑀𝑊29 =3696
12
%𝑀𝑊29 = 308
Setelah mendapatkan nilai dari %MW29 dapat dilihat terjadi pembulatan. Nilai dari
%MW29 akan dikalikan 10 dan dimasukkan ke dalam memori %MW30. Penguatan 10 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
perlu dilakukan untuk pembagian yang selanjutnya akan merusak nilainya jika tidak
dikuatkan dan mendapatkan hasil yang cukup dan bisa terbaca dua belakang koma seperti
berikut.
%MW30 = %MW29 ∗ 10
%MW30 = 3080
Selanjutnya nilai dari %MW30 akan dibagi 14 untuk mendapatkan nilai ac yang
diinginkan. Nilai dari 14 dari akar 2 yang dimana pada perancangan bab 3 di tulis
mendapatkan nilai tegangan sebelum masuk ke dalam persamaan 3.4. dan nilai tersebut
masuk ke dalam memori %MW31.
%MW31 =%MW30
14
%MW31 =3080
14
%MW31 = 220 (4.2)
Hasil tersebut dimasukkan ke dalam %MW31 sebagai nilai dari tegangan untuk
dikirim ke Wonderware InTouch. Nilai pembulatan pada memori yang membuat tegangan
naik dari Vac 222 menjadi 220 pada tampilan GUI.
Gambar 4. 23. Ladder diagram tegangan ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4.23 tentang ladder diagram tegangan pada ruangan ketiga. Pada tegangan
ketiga sama seperti gambar 4.21 dan gambar 4.22. perbedaan dari ladder untuk tegangan
pertama dan tegangan kedua terletak pada memori yang dimasukkan untuk tidak terjadi
masukkan ganda ke memori yang sama. %IW1.3 sebagai inputan analog dari PLC yang
mendeteksi tegangan analog ruangan pertama akan membaca data dan dimasukkan ke dalam
memori word %MW32 supaya bisa masuk ke dalam operasi perhitungan persamaan 3.4 dan
diolah oleh SoMachine Basic. Memori tersebut selanjutnya masuk ke dalam operasi
perhitungan pengkondisi sinyal dengan persamaan 3.4.
𝑉′ = 2.1834𝑥 − 31.987
Nilai dari keluaran tengangan yang di deteksi PLC tidak bisa langsung masuk ke
dalam persamaan 3.4 dikarenakan perhitungan nilai memori word hanya bisa menjumlahkan
nilai bulat dan nilai dari PLC berupa nilai ADC berupa 0 sampai 1000. Sedangkan persamaan
3.4 dibuat untuk masukkan nilai tegangan dari 0volt sampai dengan 10 volt. Maka dari itu
nilai tersebut akan dinaikkan 100 kali lipat supaya bisa menampilkan nilai 2 nilai belakang
koma pada tampilan GUI Wonderware InTouch. Nilai V’ pada persamaan 3.4 merupakan
nilai dari PLC untuk mencari nilai sebenarnya dari tegangan inputan.
Jika nilai beban lampu sebesar 60W maka akan mendeteksi nilai tegangan seperti
gambar 4.23. Dilihat pada gambar 4.23 nilai %MW32 sebesar 363 sedikit berbeda nilai dari
tegangan pada ruangan pertama. Nilai tersebut akan diolah ke dalam operasi berikutnya
untuk dimasukkan ke dalam %MW33. Nilai dari %MW33 berupa perjumlahan dari nilai dari
%MW32 dengan 3200 seperti berikut.
%MW33 = %MW32 + 3200
%MW33 = 3563
Nilai 3200 didapatkan dari penguatan 100 kali dan dibulatan pada persamaan 3.4.
Setelah hasil dari penjumlahan, nilai %MW33 dibagikan dengan angka 21 dan hasil dari
operasi tersebut seperti berikut.
%MW34 = %MW33/21
%MW34 = 3563/21
%MW34 = 169.67
%MW34 = 169
Nilai dari operasi tersebut dimasukkan ke dalam %MW34. Nilai dari memori word
merupakan memori integer yang dimana nilai dari desimal akan dihilangkan. Angka 21 pada
operasi tersebut merupakan pembulatan dari persamaan 3.4. setelah mendapatkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
%MW34, nilai %MW34 merupakan nilai dari tegangan trafo step down yang selanjutnya
mencari nilai tegangan ac untuk ditampilkan ke dalam GUI.
Nilai dari %MW35 merupakan nilai dari perkalian dari %MW34 dan 22. Nilai 22
didapatkan dari persamaan 3.2 untuk mencari nilai dari jala-jala sebenarnya. Nilai 22 dari
nilai 220 untuk mengurangi pembengkakkan nilai memori atau sebagai mengurangi dari
hasil penguatan 100 dari persamaan 3.4 seperti berikut.
%MW35 = %MW34 ∗ 22
%MW35 = 169 ∗ 22
%MW35 = 3718
Setelah mendapatkan hasil dari operasi %MW35, nilai %MW35 akan dibagi 12
untuk mendapatkan nilai tegangan ac dan dimasukkan ke dalam memori %MW36 seperti
berikut.
%MW36 =%MW35
12
%MW36 =3718
12
%MW36 = 309
Setelah mendapatkan nilai dari %MW36 dapat dilihat terjadi pembulatan. Nilai dari
%MW36 akan dikalikan 10 dan dimasukkan ke dalam memori %MW37. Penguatan 10 kali
perlu dilakukan untuk pembagian yang selanjutnya akan merusak nilainya jika tidak
dikuatkan dan mendapatkan hasil yang cukup dan bisa terbaca dua belakang koma seperti
berikut.
%MW37 = %MW36 ∗ 10
%MW37 = 3090
Selanjutnya nilai dari %MW37 akan dibagi 14 untuk mendapatkan nilai ac yang
diinginkan. Nilai dari 14 dari akar 2 yang dimana pada perancangan bab 3 di tulis
mendapatkan nilai tegangan sebelum masuk ke dalam persamaan 3.4. dan nilai tersebut
masuk ke dalam memori %MW38.
%MW38 =%MW37
14
%MW38 =3090
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
%MW38 = 220 (4.3)
Hasil tersebut dimasukkan ke dalam %MW31 sebagai nilai dari tegangan untuk
dikirim ke Wonderware InTouch. Nilai pembulatan pada memori yang membuat tegangan
naik dari Vac 222 menjadi 220 pada tampilan GUI. Hal ini menjadi kesalahan pada saat
tampilan GUI pada saat monitoring sistem yang ada.
4.7.2. Proses Nilai Arus
Proses penampilan nilai arus melewati beberapa bagian sebelum memunculkan nilai
ditampilan pengguna. Berikut adalah cara pengolahan arus yang ditunjukkan pada gambar
4.24, 4.25, dan 4.26.
Gambar 4. 24. Ladder diagram arus pertama
Gambar 4.24 memperlihatkan operasi arus pada ruangan pertama. Nilai dari inputan
analog %IW0.0 ke memori %MW0 untuk menyimpan nilai dari inputan analog. Nilai dari
%MW0 selanjutnya masuk ke dalam perhitungan pada persamaan 3.1 dikarenakan
perhitungan nilai memori word hanya bisa menjumlahkan nilai bulat dan nilai dari PLC
berupa nilai ADC berupa 0 sampai 1000. Sedangkan persamaan 3.4 dibuat untuk masukkan
nilai tegangan dari 0-volt sampai dengan 10 volt. Maka dari itu nilai tersebut akan dinaikkan
100 kali lipat supaya bisa menampilkan nilai 2 nilai belakang koma pada tampilan GUI
Wonderware InTouch.
Jika nilai beban lampu sebesar 60W maka akan mendeteksi nilai tegangan hasil dari
pengkondisi sinyal arus yang masuk ke dalam masukkan analog. Dilihat pada gambar 4.24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
nilai %MW0 sebesar 21 dan nilai tersebut akan diolah ke dalam operasi berikutnya untuk
dimasukkan ke dalam %MW1. Nilai dari %MW1 berupa perjumlahan dari nilai dari %MW0
dengan 4777 seperti berikut.
%MW1 = %MW0 + 4777
%MW1 = 21 + 4777
%MW1 = 4798
Setelah nilai tersebut dijumlahkan, nilai tersebut disimpan ke memori %MW1 dan
nilai dari %MW1 dibagi dengan 19 yang selanjutnya disimpan ke memori %MW2 seperti
berikut.
%MW2 = %MW1/19
%MW2 = 4798/19
%MW2 = 252.52
%MW2 = 252
Nilai dari %MW2 adalah hasil dari persamaan 3.1 untuk menemukan nilai dari 0-
10volt yang telah dirancang pada kondisi sinyal sebelumnya. Nilai tersebut hanya berupa
tegangan dari hasil modul ACS712 yang selanjutnya akan dicari hasil dari nilai arus
sebenarnya. Spesifikasi dari modul ACS712-5A kenaikan tiap arus sebesar 185mV/A yang
dimana jika modul tersebut tidak mendeteksi adanya arus beban maka nilai yang dihasil
sebesar 2.5volt atau sebesar ½ Vcc.
Nilai dari %MW2 yang merupakan nilai modul ACS712 yang telah kuatkan sebesar
100 kali lipat untuk mendapat nilai integer 2 belakang koma dikurangi dengan 250 dan
dimasukkan ke dalam memori %MW3 sebagai berikut.
%MW3 = %MW2 − 250
%MW3 = 252 − 250
%MW3 = 2
Selanjutnya nilai dari %MW3 dinaikkan sebesar 100 kali untuk mendapatkan nilai
millivolt yang sangat kecil. Setelah %MW3 dikuatkan 100 kali dimasukkan ke dalam
memori %MW4, nilai dari %MW4 dibagi dengan 18 untuk mendapatkan nilai arus yang
terukur seperti berikut.
%MW4 = %MW3 ∗ 100
%MW4 = 2 ∗ 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
%MW4 = 200
%MW5 = %MW4/18
%MW5 = 200/18
%MW5 = 11.11 = 11 (4.4)
Hasil dari memori %MW5 akan menjadi arus untuk tampilan GUI Wonderware
InTouch.
Gambar 4. 25. Ladder diagram arus kedua
Gambar 4.25 memperlihatkan operasi arus pada ruangan kedua. Nilai dari inputan
analog %IW1.1 ke memori %MW6 untuk menyimpan nilai dari inputan analog. Nilai dari
%MW6 selanjutnya masuk ke dalam perhitungan pada persamaan 3.1 dikarenakan
perhitungan nilai memori word hanya bisa menjumlahkan nilai bulat dan nilai dari PLC
berupa nilai ADC berupa 0 sampai 1000. Sedangkan persamaan 3.4 dibuat untuk masukkan
nilai tegangan dari 0-volt sampai dengan 10 volt. Maka dari itu nilai tersebut akan dinaikkan
100 kali lipat supaya bisa menampilkan nilai 2 nilai belakang koma pada tampilan GUI
Wonderware InTouch.
Jika nilai beban lampu sebesar 60W maka akan mendeteksi nilai tegangan hasil dari
pengkondisi sinyal arus yang masuk ke dalam masukkan analog. Dilihat pada gambar 4.25
nilai %MW6 sebesar 22 dan nilai tersebut akan diolah ke dalam operasi berikutnya untuk
dimasukkan ke dalam %MW7. Nilai dari %MW7 berupa perjumlahan dari nilai dari %MW6
dengan 4777 seperti berikut.
%MW7 = %MW6 + 4777
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
%MW7 = 22 + 4777
%MW7 = 4799
Setelah nilai tersebut disimpan ke memori %MW7, nilai dari %MW7 dibagi dengan
19 untuk melanjutkan operasi persamaan 3.1 yang selanjutnya disimpan ke memori %MW8
seperti berikut.
%MW8 = %MW7/19
%MW8 = 4799/19
%MW8 = 252.57
%MW8 = 252
Nilai dari %MW8 adalah hasil dari persamaan 3.1 untuk menemukan nilai dari 0-
10volt yang telah dirancang pada kondisi sinyal sebelumnya. Nilai tersebut hanya berupa
tegangan dari hasil modul ACS712 yang selanjutnya akan dicari hasil dari nilai arus
sebenarnya. Spesifikasi dari modul ACS712-5A kenaikan tiap arus sebesar 185mV/A yang
dimana jika modul tersebut tidak mendeteksi adanya arus beban maka nilai yang dihasil
sebesar 2.5volt atau sebesar ½ Vcc.
Nilai dari %MW8 yang merupakan nilai modul ACS712 yang telah kuatkan sebesar
100 kali lipat untuk mendapat nilai integer 2 belakang koma dikurangi dengan 250 dan
dimasukkan ke dalam memori %MW9 sebagai berikut.
%MW9 = %MW8 − 250
%MW9 = 252 − 250
%MW9 = 2
Selanjutnya nilai dari %MW9 dinaikkan sebesar 100 kali untuk mendapatkan nilai
millivolt yang sangat kecil. Setelah %MW8 dikuatkan 100 kali, nilai operasi perhitungan
masuk ke dalam memori %MW10, nilai dari %MW10 dibagi dengan 18 untuk mendapatkan
nilai arus yang terukur seperti berikut.
%MW10 = %MW9 ∗ 100
%MW10 = 2 ∗ 100
%MW10 = 200
%MW11 = %MW10/18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
%MW11 = 200/18
%MW11 = 11.11 = 11 (4.5)
Hasil dari memori %MW11 akan menjadi arus untuk tampilan GUI Wonderware InTouch.
Gambar 4. 26. Ladder diagram arus ketiga
Gambar 4.26 memperlihatkan operasi arus pada ruangan kedua. Nilai dari inputan
analog %IW0.1 ke memori %MW12 untuk menyimpan nilai dari inputan analog. Nilai dari
%MW12 selanjutnya masuk ke dalam perhitungan pada persamaan 3.1 dikarenakan
perhitungan nilai memori word hanya bisa menjumlahkan nilai bulat dan nilai dari PLC
berupa nilai ADC berupa 0 sampai 1000. Sedangkan persamaan 3.4 dibuat untuk masukkan
nilai tegangan dari 0-volt sampai dengan 10 volt. Maka dari itu nilai tersebut akan dinaikkan
100 kali lipat supaya bisa menampilkan nilai 2 nilai belakang koma pada tampilan GUI
Wonderware InTouch.
Jika nilai beban lampu sebesar 60W maka akan mendeteksi nilai tegangan hasil dari
pengkondisi sinyal arus yang masuk ke dalam masukkan analog. Dilihat pada gambar 4.26
nilai %MW12 sebesar 17 dan nilai tersebut akan diolah ke dalam operasi berikutnya untuk
dimasukkan ke dalam %MW13. Nilai dari %MW13 berupa perjumlahan dari nilai dari
%MW12 dengan 4777 seperti berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
%MW13 = %MW12 + 4777
%MW13 = 17 + 4777
%MW13 = 4794
Setelah nilai tersebut disimpan ke memori %MW13, nilai dari %MW13 dibagi
dengan 19 untuk melanjutkan operasi persamaan 3.1 yang selanjutnya disimpan ke memori
%MW14 seperti berikut.
%MW14 = %MW13/19
%MW14 = 4794/19
%MW14 = 252.31
%MW14 = 252
Nilai dari %MW14 adalah hasil dari persamaan 3.1 untuk menemukan nilai dari 0-
10volt yang telah dirancang pada kondisi sinyal sebelumnya. Nilai tersebut hanya berupa
tegangan dari hasil modul ACS712 yang selanjutnya akan dicari hasil dari nilai arus
sebenarnya. Spesifikasi dari modul ACS712-5A kenaikan tiap arus sebesar 185mV/A yang
dimana jika modul tersebut tidak mendeteksi adanya arus beban maka nilai yang dihasil
sebesar 2.5volt atau sebesar ½ Vcc.
Nilai dari %MW14 yang merupakan nilai modul ACS712 yang telah kuatkan sebesar
100 kali lipat untuk mendapat nilai integer 2 belakang koma dikurangi dengan 250 dan
dimasukkan ke dalam memori %MW15 sebagai berikut.
%MW15 = %MW14 − 250
%MW15 = 252 − 250
%MW15 = 2
Selanjutnya nilai dari %MW15 dinaikkan sebesar 100 kali untuk mendapatkan nilai
millivolt yang sangat kecil. Setelah %MW15 dikuatkan 100 kali, nilai operasi perhitungan
masuk ke dalam memori %MW16, nilai dari %MW16 dibagi dengan 18 untuk mendapatkan
nilai arus yang terukur seperti berikut.
%MW16 = %MW15 ∗ 100
%MW16 = 2 ∗ 100
%MW16 = 200
%MW17 = %MW16/18
%MW17 = 200/18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
%MW17 = 11.11 = 11 (4.6)
Hasil dari memori %MW17 akan menjadi arus untuk tampilan GUI Wonderware InTouch.
4.7.3. Perhitungan daya dan penyimpanan daya
Pada pembahasan ini menjelaskan perhitungan daya dan cara menyimpan nilai daya.
Perhitungan daya yaitu dengan cara megkalikan nilai dari tegangan yang telah didapat dan
nilai dari arus yang didapatkan. Nilai tersebut akan bisa langsung ditampilkan ke GUI
sebagai nilai daya pada saat itu. Permasalahan muncul saat nilai daya akan menyimpan nilai
daya yang telah didapatkan pada saat itu. Maka dari itu perlu satu cara untuk membuat
supaya nilai penyimpanan pada sistem tetap aman. Pada program PLC nilai daya yang
disimpan hanya sebesar 1/4 P agar nilai memori tidak terjadi berlebih.
Gambar 4. 27. Pembagi arus pertama
Gambar 4.27 menunjukkan nilai arus yang telah didapat dari memori %MW5
dikalikan 10 dikarenakan untuk membagi nilai 11 langsung dibagi dengan angka 4 akan
mendapatkan nilai 2 yang dimana seharusnya nilai pada operasi tersebut sebesar 2.7 seperti
berikut.
%MW39 = 11/4
%MW39 = 2
Maka dari itu perlu diambil satu belakang koma untuk pembagian tersebut. Maka
nilai dari memori %MW5 dinaikan 10 kali lipat untuk mendapatkan nilai belakang koma.
%MW39 = %MW5 ∗ 10
%MW39 = 11 ∗ 10
%MW39 = 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Setelah nilai dari %MW5 dinaikkan sebesar 10 kali lipat, selanjutnya nilai %MW39
dibagi dengan 4 sebagai berikut.
%MW40 = %MW39/4
%MW40 = 110/4
%MW40 = 27.5 = 27 (4.7)
Nilai dari %MW40 hasil arus yang telah dibagi dan akan dikalikan ke tegangan untuk
mendapatkan nilai daya.
Gambar 4. 28. Pembagi arus kedua
Gambar 4.28 menunjukkan nilai arus kedua yang telah didapat dari memori %MW11
dikalikan 10 dikarenakan untuk membagi nilai 11 langsung dibagi dengan angka 4 akan
mendapatkan nilai 2 yang dimana seharusnya nilai pada operasi tersebut sebesar 2.7 seperti
berikut.
%MW41 = 11/4
%MW41 = 2
Maka dari itu perlu diambil satu belakang koma untuk pembagian tersebut. Maka
nilai dari memori %MW11 dinaikan 10 kali lipat untuk mendapatkan nilai belakang koma.
%MW41 = %MW11 ∗ 10
%MW41 = 11 ∗ 10
%MW41 = 110
Setelah nilai dari %MW11 dinaikkan sebesar 10 kali lipat, selanjutnya nilai %MW41
dibagi dengan 4 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
%MW42 = %MW41/4
%MW42 = 110/4
%MW42 = 27.5 = 27 (4.8)
Nilai dari %MW42 hasil arus yang telah dibagi dan akan dikalikan ke tegangan untuk
mendapatkan nilai daya.
Gambar 4. 29. Pembagi arus ketiga
Gambar 4.29 menunjukkan nilai arus yang telah didapat dari memori %MW17
dikalikan 10 dikarenakan untuk membagi nilai 11 langsung dibagi dengan angka 4 akan
mendapatkan nilai 2 yang dimana seharusnya nilai pada operasi tersebut sebesar 2.7 seperti
berikut.
%MW43 = 11/4
%MW43 = 2
Maka dari itu perlu diambil satu belakang koma untuk pembagian tersebut. Maka
nilai dari memori %MW17 dinaikan 10 kali lipat untuk mendapatkan nilai belakang koma.
%MW43 = %MW17 ∗ 10
%MW43 = 11 ∗ 10
%MW43 = 110
Setelah nilai dari %MW17 dinaikkan sebesar 10 kali lipat, selanjutnya nilai %MW44
dibagi dengan 4 sebagai berikut.
%MW44 = %MW43/4
%MW44 = 110/4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
%MW44 = 27.5 = 27 (4.9)
Nilai dari %MW44 hasil arus yang telah dibagi dan akan dikalikan ke tegangan untuk
mendapatkan nilai daya.
Setelah nilai arus yang telah termodifikasi, barulah operasi nilai daya dapat dijalankan
dan menyimpan nilai daya yang telah dipakai seperti pada gambar 4.30.
Gambar 4. 30. Operasi perhitungan daya dan penyimpanan daya ruangan pertama
Gambar 4.30 tentang operasi perhitungan daya pada ruangan pertama dan cara
menyimpan daya yang telah digunakan. Pada saat kondisi nilai beban sebesar 60W, nilai dari
persamaan 4.1 diambil dan dikalikan dengan persamaan 4.7. Nilai tersebut akan dimasukkan
ke dalam memori %MW57 seperti berikut.
%MW57 = 220 ∗ 27
%MW57 = 5940
Setelah mendapatkan nilai hasil perhitungan daya, nilai tersebut dibagi dengan 10
supaya tidak terjadi overload pada penyimpanan yang telah disediakan.
%MW45 = %MW57/10
%MW45 = 5940 /10
%MW45 = 594
Nilai dari %MW45 dimasukkan ke dalam penyimpanan daya. Penyimpanan daya pada
tampilan GUI berupa Kilo Watt hour (KWh), maka nilai dari watt yang telah didapat dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
60 dengan nilai daya yang didapat dengan nilai pengambilan tiap satuan menit agar menjadi
satuan jam pada sistem tersebut.
Memori %M3 digunakan untuk membuat nilai penyimpanan pada memori %MW47
menjadi nol kembali dan pengambilan nilai daya di reset untuk mengambil nilai baru pada
beban yang diukur.
Gambar 4. 31. Operasi perhitungan daya dan penyimpanan daya ruang ke-2
Gambar 4.31 tentang operasi perhitungan daya dan penyimpanan daya pada ruangan ke-
2. Pada saat kondisi nilai beban sebesar 60W, nilai dari persamaan 4.2 diambil dan dikalikan
dengan persamaan 4.8. Nilai tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam memori %MW58
seperti berikut.
%MW58 = 220 ∗ 27
%MW58 = 5940
Setelah mendapatkan nilai hasil perhitungan daya, nilai tersebut dibagi dengan 10
supaya tidak terjadi overload pada penyimpanan yang telah disediakan.
%MW48 = %MW58/10
%MW48 = 5940 /10
%MW48 = 594
Nilai dari %MW48 dimasukkan ke dalam penyimpanan daya. Penyimpanan daya pada
tampilan GUI berupa Kilo Watt hour (KWh), maka nilai dari watt yang telah didapat dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
60 dengan nilai daya yang didapat dengan nilai pengambilan tiap satuan menit agar menjadi
satuan jam pada sistem tersebut.
Memori %M3 digunakan untuk membuat nilai penyimpanan pada memori %MW50
menjadi nol kembali dan pengambilan nilai daya di reset untuk mengambil nilai baru pada
beban yang diukur.
Gambar 4. 32. Operasi perhitungan daya dan penyimpanan daya ruang ke-2
Gambar 4.32 tentang operasi perhitungan daya pada ruangan ketiga dan cara
menyimpan daya yang telah digunakan. Pada saat kondisi nilai beban sebesar 60W, nilai dari
persamaan 4.3 diambil dan dikalikan dengan persamaan 4.9. Nilai tersebut akan dimasukkan
ke dalam memori %MW59 seperti berikut.
%MW59 = 220 ∗ 27
%MW59 = 5940
Setelah mendapatkan nilai hasil perhitungan daya, nilai tersebut dibagi dengan 10
supaya tidak terjadi overload pada penyimpanan yang telah disediakan.
%MW51 = %MW59/10
%MW51 = 5940 /10
%MW51 = 594
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Nilai dari %MW51 dimasukkan ke dalam penyimpanan daya. Penyimpanan daya pada
tampilan GUI berupa Kilo Watt hour (KWh), maka nilai dari watt yang telah didapat dibagi
60 dengan nilai daya yang didapat dengan nilai pengambilan tiap satuan menit agar menjadi
satuan jam pada sistem tersebut.
Memori %M3 digunakan untuk membuat nilai penyimpanan pada memori %MW53
menjadi nol kembali dan pengambilan nilai daya di reset untuk mengambil nilai baru pada
beban yang diukur.
4.7.4. Ladder relay, batasan daya, dan timer lampu
Pada pembahasan berikut ini tentang ladder relay, Batasan daya, dan timer untuk
lampu.
Gambar 4. 33. Ladder diagram relay
Gambar 4.33 tentang ladder diagram relay tiap ruangan. Relay disini untuk menentukan
tiap ruangan aktif atau tidaknya ruangan tersebut. Adanya Batasan-batasan pada tiap relay
untuk membatasi nilai daya yang terukur. Jika nilai pemakaian daya melebih batas yang
ditentukan, maka relay akan mati dan membuat aliran listrik ruangan tersebut mati.
Batasan daya yang bisa diatur dari 0 sampai 300 ditampilan GUI akan masuk ke dalam
proses
Gambar 4. 34. Ladder batasan daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 4.34. menunjukkan cara untuk membatasi daya tiap ruangan. Nilai pada
%MW54 untuk memberi nilai awal pada masukkan pertama. Nilai %MW60 berasal dari
perkalian antara %MW56 dikalikan dengan 10. Nilai %MW56 berasal dari masukkan yang
dimasukkan operator pada tampilan GUI.
Setelah pembatasan daya, nilai tersebut akan dilihat apakah nilai tersebut melebihi atau
kurang dari batasan yang telah ditetapkan. Jika nilai pemakaian daya melebihi batasan yang
telah ditetapkan maka lampu akan menyala seperti ladder gambar 4.35.
Gambar 4. 35. Lampu indikator ruangan pertama
Gambar 4.35 merupakan ladder lampu indikator untuk ruangan pertama. Jika nilai daya
melebihi dari daya yang ditentukan maka outputan akan hidup dan lampu akan menyala.
Adanya time base pada memori %S6 akan berkedip satu detik dan membuat lampu
mengikuti waktu yang ditentukan. Memori %M7 berfungsi untuk mengirim nilai ke
perhitungan untuk menghitung waktu dari memori %S6.
Gambar 4. 36. Penghitung waktu ruangan pertama
Gambar 4.36 menunjukkan penghitung untuk lampu indikator ruangan pertama. Nilai
%M7 masuk ke dalam penghitung maju dan akan menambah nilai dari penghitung. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
nilai dari penghitung terbaca 10, maka nilai dari %M4 akan aktif dan akan mematikan
ruangan pertama. Jika sebelum penghitung menghitung 10 dan daya pada ruangan pertama
dikurangkan pemakaian beban, maka operasi tercukupi dan mereset nilai menjadi 0.
Gambar 4. 37. Lampu indikator ruangan ke-2
Gambar 4.37 merupakan ladder lampu indikator untuk ruangan kedua. Jika nilai daya
melebihi dari daya yang ditentukan maka outputan akan hidup dan lampu akan menyala.
Adanya time base pada memori %S6 akan berkedip satu detik dan membuat lampu
mengikuti waktu yang ditentukan. Memori %M8 berfungsi untuk mengirim nilai ke
perhitungan untuk menghitung waktu dari memori %S6.
Gambar 4. 38. Penghitung waktu ruangan ke-2
Gambar 4.38 menunjukkan penghitung untuk lampu indikator ruangan kedua. Nilai
%M8 masuk ke dalam penghitung maju dan akan menambah nilai dari penghitung. Setelah
nilai dari penghitung terbaca 10, maka nilai dari %M5 akan aktif dan akan mematikan
ruangan pertama. Jika sebelum penghitung menghitung 10 dan daya pada ruangan pertama
dikurangkan pemakaian beban, maka operasi tercukupi dan mereset nilai menjadi 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 4. 39. Penghitung waktu ruangan ke-3
Gambar 4.39 merupakan ladder lampu indikator untuk ruangan kedua. Jika nilai daya
melebihi dari daya yang ditentukan maka outputan akan hidup dan lampu akan menyala.
Adanya time base pada memori %S6 akan berkedip satu detik dan membuat lampu
mengikuti waktu yang ditentukan. Memori %M9 berfungsi untuk mengirim nilai ke
perhitungan untuk menghitung waktu dari memori %S6.
Gambar 4. 40. Penghitung waktu ruangan ke-3
Gambar 4.40 menunjukkan penghitung untuk lampu indikator ruangan ketiga. Nilai
%M9 masuk ke dalam penghitung maju dan akan menambah nilai dari penghitung. Setelah
nilai dari penghitung terbaca 10, maka nilai dari %M6 akan aktif dan akan mematikan
ruangan pertama. Jika sebelum penghitung menghitung 10 dan daya pada ruangan pertama
dikurangkan pemakaian beban, maka operasi tercukupi dan mereset nilai menjadi 0.
4.8. Pengamatan GUI Wonderware Intouch
Pada pengamatan GUI di Wonderware InTouch dilakukan dengan menganalisis
tampilan yang ada pada GUI dan cara memunculkan nilai memori dari SoMachine Basic ke
tampilan GUI Wonderware InTouch.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar 4. 41. Tampilan awal GUI Wonderware InTouch
Gambar 4.41 tentang tampilan awal GUI di Wonderware InTouch. semua nilai
tegangan, arus, dan daya secara real time tiap ruangan seperti tertampil pada gambar 4.42.
Pada tegangan keluaran yang dihasilkan, terdapat beda keluaran dikarenakan proses pada
PLC menggunakan bilangan bulat.
Tampilan trend akan selalu tertampil dan membaca data daya tiap ruangan. Warna
dari tiap ruangan berbeda-beda seperti yang dilihat pada gambar 4.41. Warna garis pada
ruangan pertama berwarna hitam, warna garis untuk ruangan kedua berwarna biru, dan
terakhir untuk warna garis pada ruangan ketiga berwarna biru.
Tampilan trend berfungsi untuk melihat pemakaian tiap ruangan seperti pada gambar
4.41. Pada saat ruangan pertama dilihat menggunakan daya sebesar 136,49W dan pada
ruangan kedua pemakaian sebesar 67W dan ruangan ketiga tidak memakai daya. Trend pada
GUI memunculkan daya pada saat pemakaian tiap ruangan yang ditunjukkan garis grafik
hitam, merah dan biru.
Maka dari itu harus ada penyesuaian dari Wonderware supaya menampilkan nilai
keluaran seperti nilai yang terhitung pada saat dijalankan. Berikut adalah list program dari
wonderware untuk menampilkan nilai dari keluaran seperti gambar 4.42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Gambar 4. 42.List program di wonderware
Gambar 4.42 menunjukkan list program di wonderware dengan memakai logika jika,
logika jika ini dibutuhkan karena terjadi karena perhitungan PLC memakai operasi bilangan
bulat yang mengakibatkan nilai memiliki offset, Perhitungan tersebut dapat dilihat pada
gambar 4.24. Gambar 4.24 merupakan perhitungan yang dilakukan SoMachine Basic untuk
mendapatkan nilai arus. Pada saat nilai arus bernilai nol, maka nilai tegangan bernilai 2,5volt
dan masuk ke dalam pengkondisi sinyal sehingga menghasilkan nilai 0 volt. Nilai tersebut
yang akan diolah dengan perhitungan merujuk pada persamaan 3.1.
𝑉 = 19𝑥 − 47.77
V = 0volt dengan dilihat perhitungan gambar 4.24,
0 = 19𝑥 − 4777 4777 = 19𝑥
𝑥 =4777
19
𝑥 = 251.421
Dikarenakan nilai perhitungan pada PLC tidak dirancang untuk menghitung nilai
pecahan, maka yang terhitung sebesar 251. Setelah mendapatkan nilai tersebut, selanjutnya
akan dikurangkan tengangan sebesar 2,5volt untuk mencari nilai ampere. Nilai 251 sudah
dibesarkan 100 kali dari hasilnya, pengurangan sebesar 2,5 akan dinaikkan menjadi 250
untuk mengurangi nilai yang telah didapat.
𝑥′ = 251 − 250 = 1
Setelah mendapatkan pengurangan dari kedua tersebut, maka nilai tersebut yang akan
dibagikan setiap kenaikan 1 ampere pada rangkaian tersebut. Modul ACS712 yang
digunakan memiliki kenaikan 185mV/A. Nilai tersebut akan dibagi dengan nilai yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
didapat untuk melihat nilai ampere. Untuk perhitungan dalam PLC nilai dari 185 milivolt
atau 0.185volt tidak bisa langsung, nilai tersebut akan dikalikan 100 untuk masing-masing
nilai dan dibagi nilai tersebut untuk mendapatkan arus yang akan Tertampil.
𝑥 =100
18
𝑥 = 5.55
Nilai hasil dari perhitungan mendapatkan 5 yang dapat dibaca PLC dan pada
wonderware akan dibagi nilainya 100 sebelum menampilkan ke dalam monitor. Dari error
yang dihasilkan dari perhitungan PLC, maka dibuat logika jika untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Nilai 7 dibuat untuk mencegah nilai kesalahan yang dibaca PLC atau
nilai offset dari sensor arus. Jika arus melebihi nilai 7, maka arus dan daya terukur akan
ditampilkan di monitor untuk menampilkan data yang dihasilkan. Jika nilai yang dihasilkan
dibawah 7, maka nilai yang Tertampil adalah nol. dengan penguatan untuk arus sebesar 2,8
dan penguatan daya sebesar 1,12.
Maka dari hal tersebut kesalahan pada rangkaian akan disempurnakan dengan
menuliskan script pada Wonderware InTouch untuk menyempurnakan hasil yang diukur
pada alat yang telah dibuat. Sebagai contoh jika kondisi beban sebesar 60W maka tampilan
di Wonderware InTouch sebagai berikut pada gambar 4.43.
Gambar 4. 43. Tampilan GUI Wonderware InTouch
Pada gambar 4.43 memperlihatkan tampilan GUI di Wonderare InTouch ruangan
kedua pada kondisi beban 60W yang ditunjukkan pada blok berwarna hitam dan pada blok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
biru menunjukkan tampilan daya yang dipakai pada kondisi beban 120W. Tampilan tersebut
dapat dilihat untuk memonitoring nilai daya tiap ruangan. Nilai tampilan daya yang terpakai
akan ditampilkan kedalam trend untuk melihat grafik pemakaian tiap ruangan.
Grafik pada trend dapat dilihat pada ruangan kedua jika memakai beban yang
berubah ubah hasil tampilan dari grafik tersebut akan mengikuti dari pemakaian beban yang
digunakan. Pada saat pengaturan daya batasan bernilai 0Watt maka lampu indikator akan
menyala seperti pada gambar 4.44.
Gambar 4. 44. Daya batasan pada saat 0Watt
Pada gambar 4.44 menunjukkan tampilan GUI pada saat daya batasan dituliskan nol.
Pada saat diberi nilai nol maka lampu indikator tiap ruangan akan menyala dan aliran daya
listrik akan terputus setelah sepuluh detik jika tidak mengubah nilai daya batasannya. Setelah
operator mengubah nilai menjadi 300W yang membuat tiap ruangan kembali seperti semula.
Pada saat kondisi beban melebihi batasan 300W, maka lampu indikator menyala pada GUI
seperti gambar 4.45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Gambar 4. 45. Tampilan GUI jika nilai daya melebihi batasan
Jika dilihat dari gambar 4.45. beban yang dipakai melebihi dari batasan yang
seharusnya, maka lampu indikator akan menyala selama 10 detik supaya pemakaian beban
dikurangkan. Ruangan akan terputus jika melewati 10 detik dan memanggil server untuk
menghidupkan kembali ruangan yang telah terputus dengan cara menekan tombol ON
ruangan agar aliran listrik tersambung kembali. Jika daya diturunkan maka lampu indikator
akan mati dan dapat dipakai seperti biasanya.
Nilai daya yang digunakan akan disimpan kedalam memori agar bisa mencatat hasil
pemakaian daya dan dapat ditampilkan hasil yang disimpan ke GUI Wonderware InTouch.
Nilai akan selalu tersimpan kedalam memori biarpun pada saat tampilan GUI dimatikan dan
PLC tidak dijalankan yang akan berjalan mengambil data kembali setelah listrik dihidupkan
dan daya pada ruangan digunakan.
Pada saat nilai ketiga ruangan diaktifkan bersamaan dengan beban daya yang
berlebih, maka tampilan GUI seperti gambar 4.46.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Gambar 4. 46. Gambar ketiga ruangan melebihi batas pemakaian
Gambar 4.46. menunjukkan pemakaian daya berlebih pada tiga ruangan akan
membuat semua lampu indikator tiap ruangan menyala untuk memberi peringatan bahwa
pemakaian melebihi batas dari pemakaian.
Terlihat bahwa pada saat beban melebihi batas yang ditentukan akan diberi
pemberitahuan sebelum memutuskan aliran listrik tiap ruangan. Nilai daya yang telah
tertampil akan dicatat oleh PLC untuk ditampilkan nilai daya yang telah dipakai per ruangan.
Hasil dari nilai daya yang telah terpakai tertampil di GUI Wonderware InTouch dapat
dilihat pada gambar 4.47. Gambar 4.47 memperlihatkan pemakaian daya ketiga ruangan
selama 24 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gambar 4. 47. Tampilan pemakaian 3 ruangan selama 24 jam
Pada gambar 4.47 menjelaskan ketika ketiga ruangan aktif memakai daya selama 24
jam penuh dan pemakaian daya tiap ruangan tercatat untuk ditampilkan ke GUI. Dapat
dilihat kotak biru menunjukkan nilai daya penyimpanan yang telah diambil selama 24 jam.
Sebagai contoh pada ruangan pertama menunjukkan nilai daya pemakaian sebesar 136.49W
dan nilai daya penyimpanan didapatkan dengan perhitungan sebagai berikut.
Daya penyimpanan = daya x jam
Daya penyimpanan = 136.49 x 24
Daya penyimpanan = 3.275,76
Pada daya penyimpanan perhitungan menunjukkan jika pada ruangan pertama
dihidupkan dengan daya sebesar 136.49 selama 24 jam sebesar 3275,76. Nilai yang tertampil
pada blok biru menunjukkan nilai pada ruangan pertama sebesar 3,23 KVAh atau 3230 yang
menunjukkan perhitungan dengan daya yang di ambil hampir sama dengan perhitungan.
Perbedaan daya hasil tertampil dengan kondisi beban yang terpakai berkisar 10%
yang dimana membuat selisih pada pembayaran tiap ruangan. Untuk pembayaran tiap 1
KWH pada tahun 2019 sebesar 1644 rupiah. Sebagai contoh untuk ruangan pertama
memakai beban sebesar 120W selama satu hari maka dapat dihitung pembayaran yang akan
dibayar pada ruangan tersebut sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KWH =Daya x jam x 1 hari
1000
KWH =120 x 24 jam x 1 Hari
1000
KWH = 2,88
Harga 1 KWH = Rp. 1.644, maka:
Biaya yang dikeluarkan = 2,88 x 1.644
Biaya yang dikeluarkan = Rp 4.734
Jika pemakaian 120 W selama satu bulan secara terus menerus maka ruangan
tersebut harus membayar sebesar Rp 4.734. Pada monitoring GUI menunjukkan hal yang
berbeda, nilai pemakaian beban 120W selama 24 jam menunjukkan 3230 VAh. Maka pada
perhitungan uang yang akan dibayar sebesar:
Biaya yang dikeluarkan = 3,23 x 1.644
Biaya yang dikeluarkan = Rp 5.310
Perbedaan pada tampilan yang membuat pembayaran menjadi berlebih sekitar
10,84% atau sekitar 576 rupiah. Jika dipakai selama satu bulan, maka akan ada perbedaan
pembayaran sebesar 17.180 rupiah.
Ini menjadi kerugian bagi pemakai ruangan jika memakai beban sebesar 120W. Pada
saat pemakaian suatu ruangan sebesar 240W, dapat dilihat pada tabel 4.3 nilai tampilan pada
GUI sebesar 236,05W. Maka dapat dihitung yang dibayar sebagai berikut.
KWH =Daya x jam x 1 hari
1000
KWH =236,05 x 24 jam x 1 hari
1000
KWH = 5,6652
Harga 1 KWH = Rp 1.644, maka:
Biaya yang dikeluarkan = 3,23 x 1.644
Biaya yang dikeluarkan = Rp 9.313,58
Dapat dilihat jika pada keluaran monitor sebesar 236,05W, biaya yang akan
ditanggung ruangan sebesar 9.313,58 rupiah. Jika dilihat pada penggunaan daya 240W, nilai
seharusnya dibayar sebesar:
KWH =Daya x jam x 1 hari
1000
KWH =240 x 24 jam x 1 hari
1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
KWH = 5,76
Harga 1 KWH = Rp 1.644, maka:
Biaya yang dikeluarkan = 5,76 x 1.644
Biaya yang dikeluarkan = Rp 9.469,44
Perbedaan perhitungan dengan tampilan GUI untuk pembayaran sebesar 155,86
rupiah. Jika dilihat pada satu bulan, maka perbedaan bayaran sebesar 4.675,8 rupiah yang
membuat keuntungan bagi pembayar ruangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pada alat tugas akhir ini, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem dapat menampilkan pengukuran tegangan, arus, daya, dan daya yang telah
dipakai tiap ruangan dengan tingkat keberhasilan 85%.
2. Tiga ruangan dapat dikontrol dengan memasukkan daya batasan pada GUI.
3. Jika nilai batasan melebihi batas pemakaian, akan ada peringatan untuk
menurunkan pemakaian berupa lampu indikator.
5.2. Saran
Penelitian tentang pengukuran daya listrik menggunakan PLC masih dalam tahap
percobaan dan masih banyak kekurangan yang ditemui. Berikut saran pengembangan
pengukuran daya listrik menggunakan PLC:
1. Penggunaan sensor tegangan harus lebih memerhatikan nilai dari tegangan step
down yang menjadi tegangan inputan supaya nilai yang dirancang sesuai.
2. Perancangan tempat dalam panel, seperti tata letak alat sampai pengkabelan ke
PLC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
DAFTAR PUSTAKA [1] TEMUKAN PENGERTIAN. (2015). Pengertian Energi Listrik. Dikutip pada 1
November 2018. Dari: https://www.temukanpengertian.com/2015/09/pengertian-
enegri-listrik.html.
[2] Amaro, Najib. 2017. Sistem monitoring besaran listrik dengan teknologi IoT (Internet
of Things). Tugas Akhir. Teknik Elektro. Universitas Lampung.
[3] W., Bolton. 2004. Programmable Logic Controller (PLC): Sebuah Pengantar Edisi
ketiga. Diterjemahkan oleh: Irzam Harmein, S.T. Jakarta: Erlangga.
[4] D., Petruzella Frank. 2011. Programmable Logic Controllers. New York: The
McGraw-Hill Companies.
[5] ---. 2017. Datasheet Modicon M221 Logic Controller Hardware Guide. Schneider
Electric.
[6] ---. 2018. Datasheet TM3AM6. Schneider Electric.
[7] Wicaksono, Handy. 2012. SCADA Software dengan Wonderware InTouch.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
[8] Elprocus. (2013). Current Sensor and It’s Application. Dikutip pada 29 November
2018. Dari: https://www.elprocus.com/current-sensor/#comments
[9] ---. ---. Datasheet ACS712. Allegromicro.
[10] H., Rashid Muhammad. 2003. Power Electronic Circuits, Devices, and Application,
3rd Edition. New York: Prentice Hall.
[11] Chegg Study. (2015). Operational Amplifier. Dikutip pada 29 November 2018. Dari:
https://www.chegg.com/homework-help/definitions/operational-amplifier-4
[12] D., Stanley William. 1994. Operational Amplifier with Linear Integrated Circuit Third
Edition. New York: Macmillan College Publishing Company.
[13] Electronics Tutorials. (2014). The Summing Amplifier. Dikutip 1 Desember 2018.
Dari: https://www.electronics-tutorials.ws/opamp/opamp_4.html
[14] Basic Electronics Tutorials. (2014). Peak Detector. Dikutip 21 November 2018. Dari:
https://www.electronics-tutorial.net/analog-integrated-circuits/peak-detector/
[15] Basic Electronics Tutorials. (2014). Precision Rectifier. Dikutip 29 November 2018.
Dari: https://www.electronics-tutorial.net/analog-integrated-circuits/precision-
rectifier/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
[16] Rumus-rumus. (2019). Rumus Persamaan Garis Lurus dan Penjelasannya. Dikutip
pada 4 April 2019. Dari: https://rumusrumus.com/persamaan-garis-lurus/#!
[17] Teknik Elektronika. (2019). Pengertian Daya Listrik dan Rumus untuk
Menghitungnya. Dikutip pada 29 Oktober 2019. Dari:
https://teknikelektronika.com/pengertian-daya-listrik-rumus-cara-menghitung/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-1
Listing Program PLC:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L-7
Rangkaian Sensor Arus:
Rangkaian Sensor Tegangan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI