pengembangan modul mata pelajaran dasar pola kelas x di smk...

64
i PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK YPPM BOJA Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Tata Busana Oleh Nita Candra Sari NIM.5401414014 PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 25-Aug-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

i

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN

DASAR POLA KELAS X DI SMK YPPM BOJA

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Tata Busana

Oleh

Nita Candra Sari

NIM.5401414014

PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

ii

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

iii

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

iv

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

v

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

vi

MOTTO

1. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah

selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).

Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.

(QS. Al-Insyirah: 5-8)

2. Tuan, sebutir pelurumu yang nanti menembus kepalaku hanya akan

membunuhku.Tapi tulisan dan buah pikiranku akan menembus ratusan,

ribuan, jutaan kepala orang.

(Sayyid Quthb)

PERSEMBAHAN

1. Ayah dan bunda yang senantiasa

memberikan doa dan dukungannya

kepada saya.

2. Kakak kandungku yang selalu

memberikan semangat.

3. Teman seperjuangan Pendidikan Tata

Busana 2014 atas motivasi dan

persahabatannya.

4. Almamater yang saya banggakan.

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

vii

SARI

Nita Candra Sari, 2018, “Pengembangan Modul Mata Pelajaran Dasar Pola Kelas

X di SMK YPPM Boja”. Dosen Pembimbing Dra. Sicilia Sawitri, M.Pd.

Pendidikan Tata Busana, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas

Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Pelajaran Dasar Pola ditempuh oleh siswa kelas X yang pada dasarnya

memiliki tingkat pemahaman yang bervariasi dalam belajar pola yang masih ada

kaitannya dengan mata pelajaran produktif lain di kelas XI, oleh karena itu siswa

membutuhkan bahan belajar mandiri yang dapat dipelajari sesuai dengan tingkat

pemahaman masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan

modul pembelajaran Dasar Pola siswa kelas X SMK YPPM Boja; 2) mengetahui

kelayakan modul pembelajaran Dasar Pola siswa kelas X SMK YPPM Boja; 3)

mengetahui tanggapan 28 siswa kelas X SMK YPPM Boja.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang telah

disederhanakan menjadi enam tahap yang meliputi: 1) potensi dan masalah; 2)

pengumpulan data; 3) desain modul; 4) validasi modul; 5) revisi modul; 6) ujicoba

modul. Validasi dilakukan oleh 3 ahli yaitu ahli materi, ahli media dan pengguna

ahli/guru mata pelajaran Dasar Pola. Modul yang telah direvisi selanjutnya

diujicobakan kepada kelas X yang menempuh mata pelajaran Dasar Pola di SMK

YPPM Boja berjumlah 28 siswa. Teknik analisis data menggunakan teknik

analisis deskriptif persentase.

Hasil penelitian berupa: 1) Prosedur pengembangan modul telah

disederhanakan menjadi enam tahapan; 2) Tingkat kelayakan media modul

sebagai media pembelajaran Dasar Pola kelas X dari hasil uji kelayakan oleh ahli

media, ahli materi, dan pengguna ahli rata-rata 91,4%.; 3) Penilaian modul oleh

siswa memperolehan hasil 86,8%.

Simpulan dari penelitian ini yaitu: 1) Penyederhanaan tahapan penelitian

pengembangan menjadi 6 langkah; 2) Modul yang telah divalidasi dikategorikan

sangat layak oleh ahli materi, media, dan pengguna ahli; 3) Hasil penilaian modul

Dasar Pola oleh 28 siswa kelas X SMK YPPM Boja dikategorikan sangat layak.

Saran yang dapat diajukan untuk penelitian yang serupa yakni: 1) Dapat

menambah kompetensi dasar dan materi pokok dalam isi modul; 2) Tahapan

penelitian dapat dilanjutkan hingga tahap menguji keefektifannya; 3) Jumlah

pernyataan setiap aspek dalam lembar validasi ahli hendaknya memiliki jumlah

soal pernyataan yang sama.

Kata Kunci: Pengembangan modul, Pola Dasar, Sistem praktis

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

viii

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengembangan Modul Mata Pelajaran Dasar Pola Kelas X di SMK

YPPM Boja”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan meraih gelar

Sarjana Pendidikan pada Progam Studi Tata Busana, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan syafaat Nya di

yaumil akhir nanti. Aamiin.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta

penghargaan kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri

Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang, Dr. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd, Ketua Jurusan

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, dan Dra. Musdalifah, M. Si,

Koordinator Program Studi Pendidikan Tata Busana atas fasilitas yang

disediakan bagi mahasiswa.

3. Dra. Sicilia Sawitri, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang penuh

perhatian dan atas perkenaan memberi bimbingan dan dapat dihubungi

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

ix

sewaktu-waktu disertai kemudahan menunjukan sumber-sumber yang

relevan dengan penulisan karya ini .

4. Dra. Musdalifah, M.Si dan Wulansari Prasetyaningtyas, S.Pd., M.Pd,

sebagai penguji yang telah memberi masukan yang sangat berharga

berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar, tanggapan,

menambah bobot dan kualitas karya tulis ini.

5. Semua dosen jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas

Teknik, Universitas Negeri Semarang yang telah memberi bekal

pengetahuan yang berharga.

6. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan untuk karya tulis ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat untuk pelaksanaan

pembelajaran di SMK dan Perguruan Tinggi.

Semarang, 20 Februari 2019

Penulis

Nita Candra Sari

5401414014

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

SARI .................................................................................................................... vi

PRAKATA .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 4

1.3 Pembatasan Masalah........................................................................... 5

1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 5

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

1.7 Spesifikasi Poduk yang Dikembangkan ............................................. 7

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ......................................... 9

1.9 Penegasan Istilah ................................................................................ 9

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 12

2.1 Deskripsi Teoritik ............................................................................... 12

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan ......................................................... 39

2.3 Kerangka Pikir .................................................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 44

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 44

3.2 Model Pengembangan ........................................................................ 44

3.3 Alur Penelitian ................................................................................... 45

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

xi

3.4 Prosedur Pengembangan .................................................................... 46

3.5 Subjek Penelitian ................................................................................ 55

3.6 Jenis Data ............................................................................................ 56

3.7 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 57

3.8 Uji Coba Instrumen ............................................................................ 62

3.9 Teknik Analisis Data .......................................................................... 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 67

4.1. Hasil Penelitian ................................................................................ 67

4.2. Pembahasan ...................................................................................... 87

4.3. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 91

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 93

5.1. Simpulan........................................................................................... 93

5.2. Saran ................................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 95

LAMPIRAN ....................................................................................................... 99

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Belajar Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2017/2018 ........................ 3

2.1 Pengelompokan Media Pembelajaran.................................................... 23

2.2 Kerangka Modul Dasar Pola ................................................................. 37

3.1 Hasil Uji Validitas.................................................................................. 64

3.2 Reliabelitas Instrumen............................................................................ 65

3.3 Penilaian Persentase............................................................................... 66

4.1 Kerangka Modul Dasar Pola.................................................................. 78

4.2 Saran Oleh Ahli...................................................................................... 81

4.3 Hasil Validasi Dalam Aspek Kriteria Pemilihan.................................... 82

4.4 Hasil Validasi Dalam Aspek Tampilan Cover Dan Materi.................... 82

4.5 Hasil Validasi Dalam Aspek Media Kualitas Materi............................. 83

4.6 Hasil Validasi Dalam Aspek Fungsi Dan Manfaat Media..................... 83

4.7 Hasil Validasi Dalam Aspek Karakteristik Modul Sebagai Media........ 84

4.8 Hasil Tanggapan Dalam Seluruh Aspek............................................... 84

4.9 Hasil Penilaian Siswa Dalam Aspek Fungsi Dan Manfaat Media......... 85

4.10 Hasil Penilaian Siswa Dalam Tampilan Cover Dan Materi................... 85

4.11 Hasil Penilaian Siswa Dalam Karakteristik Modul Sebagai Media....... 86

4.12 Hasil Penilaian Siswa Dalam Aspek Kriteria Pemilihan Media............ 86

4.13 Hasil Penilaian Siswa Dalam Aspek Kualitas Materi............................ 87

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerucut Edgar Dale...................................................................................... 21

2.2 Prosedur Pemilihan Media........................................................................... 22

2.3 Bagan Kerangka Pikir.................................................................................. 43

3.1 Alur Penelitian Penulis ................................................................................ 45

3.2 Langkah-langkah Metode R & D................................................................. 46

4.1 Desain Halaman Sampul Modul Dasar Pola................................................ 75

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Hasil validasi 7 ahli .................................................................................... 82

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Usulan Topik ............................................................................................... 100

2. Surat Tugas Dosen Pembimbing ................................................................. 101

3. Permohonan Ijin Observasi .......................................................................... 102

4. Dokumentasi Observasi .............................................................................. 103

5. Silabus ......................................................................................................... 105

6. RPP ............................................................................................................. 112

7. Kisi-kisi Instrumen ...................................................................................... 128

8. Lembar Validasi Oleh Guru Mata Pelajaran ............................................... 133

9. Lembar Validasi Oleh Ahli Media .............................................................. 138

10. Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................................ 142

11. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 143

12. Modul .......................................................................................................... 145

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan telah diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan tentang Jalur,

Jenjang, dan Jenis Pendidikan berturut-turut dari pasal 13 hingga pasal 32.

Pendidikan yang bermutu secara konseptual terinci dalam tujuan pendidikan

nasional. Pendidikan yang berkualitas erat kaitanya dengan mutu lulusan dan

proses pembelajaran yang berkualitas. Untuk meningkatkan pendidikan bermutu,

maka salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan

pendidikan baik formal maupun nonformal.

Sekolah menengah Kejuruan tergolong ke pendidikan menengah

merupakan salah satu penyelenggara pendidikan formal yang memiliki 3

tingkatan kelas dengan pembagian program studi keahlian yang sesuai dengan

penjurusan pada SMK. Pembagian jurusan atau kompetensi keahlian yang

dilaksanakan di sekolah merupakan salah satu tujuan pendidikan menengah yang

termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 mengenai

peningkatkan kesiapan fisik dan mental untuk hidup mandiri di masyarakat

dan/melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Mewujudkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi terdapat komponen

pembelajaran yang merupakan suatu sistem terdiri dari tujuan, materi/bahan ajar,

metode dan media, evaluasi, peserta didik, dan guru. Setiap sekolah memiliki

kompetensi yang berbeda sesuai dengan taraf yang menjadi kualifikasi sekolah

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

2

tersebut. Kualifikasi tersebut tentunya berbeda antara Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), dan

Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Pembinaan Pembangunan

Masyarakat (YPPM) Boja merupakan sekolah kejuruan yang berlokasi di Jalan

Raya Bebengan No.122 Boja, Kendal yang membuka beberapa kompetensi

keahlian diantaranya akuntansi (AK), Administrasi Perkantoran (AP), Busana

Butik (BB), dan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).

Kurikulum yang digunakan di SMK YPPM Boja adalah kurikulum 2013

yang telah mengalami beberapa revisi hingga tahun 2017. Perubahan yang telah

dilakukan pada kurikulum tersebut diantaranya perubahan nama mata pelajaran

produktif “Pola Dasar” menjadi “Dasar Pola”. Kegiatan pembelajaran lebih

didominasi oleh ceramah guru di depan kelas. Sehingga guru belum mengetahui

kondisi yang terjadi selama proses demonstrasi didepan kelass. Metode yang

digunakan untuk belajar mengajar pada mata pelajaran Dasar Pola adalah metode

ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan pemberian tugas. Media

pembelajaran yang digunakan yaitu whiteboard. Penyampaikan materi guru

menggunakan satu buku Panduan MGP (Modul Pembelajar Guru).

Peneliti mendapati dalam proses pembelajaran Dasar Pola beberapa siswa

tidak memperhatikan karena guru fokus terhadap pembelajaran menggunakan

whiteboard, siswa tidak menulis kutipan ataupun mengutip materi yang

disampaikan namun tidak lengkap, kendala pemberian tugas yang tidak

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

3

terselesaikan ketika pembelajaran juga dialami oleh siswa. Hasil belajar siswa

kelas X pada mata pelajaran Dasar Pola dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1 Hasil belajar Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2017/2018

X Busana Butik

Nilai Jumlah siswa

85-89 1

80-84 1

75-79 3

70-74 3

65-69 6

60-64 5

55-59 4

50-54 3

45-49 4

Sumber : Data Guru mata pelajaran Dasar Pola tahun 2017/2018

Tabel diatas dapat dibaca dan simpulkan bahwa rata-rata hasil belajar tingkat

keberhasilan yang belum memuaskan atau masih rendah dibawah standar

ketuntasan belajar minimal di SMK YPPM Boja yaitu 70.

Belum adanya modul atau buku pegangan/panduan belajar mandiri Dasar

Pola karenakan materi cenderung sulit untuk dipelajari pada siswa kelas X, yang

merupakan siswa yang baru lulus dari Sekolah Menengah Pertama. Kesulitan

belajar tersebut dihadapi pada saat pemberian tugas yang harus dikerjakan

dirumah ataupun melanjutkan tugas yang belum seleai disekolah, sehingga siswa

perlu memiliki buku panduan agar dapat belajar secara terarah dan efisien.

Permasalahan dari uraian diatas, mendasari perlunya dilakukan penelitian

tentang “PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA

KELAS X DI SMK YPPM BOJA” dengan harapan pengembangan media

belajar dapat meningkatkan mutu, memenuhi tujuan pembelajaran, serta

menyiapkan siswa dalam jenjang kelas yang lebih tinggi.

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

4

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang mungkin menjadi penyebab kurang optimalnya

pembelajaran mata pelajaran Dasar Pola kelas X Tata Busana di SMK YPPM

Boja diidentifikasi sebagai berikut :

1.2.1 Media yang ada (whiteboard) belum dapat mengoptimalkan proses

pembelajaran sehingga dibutuhkan media baru yang diduga mampu

meningkatkan pemahaman siswa dalam pemenuhan media pembelajaran.

1.2.2 Modul pembelajaran untuk siswa belum ada khususnya dalam mata

pelajaran Dasar Pola di SMK YPPM Boja sebagai upaya untuk

meningkatkan pembelajaran yang belum optimal.

1.2.3 Minat dan tingkat pemahaman siswa yang bervariasi membutuhkan

penjelasan yang lebih demi tersampaikannya tujuan dari materi yang

dibelajarkan terhadap mata pelajaran Dasar Pola.

1.2.4 Siswa belum dapat mengerjakan dengan baik tugas dan mengikuti

pembelajaran yang telah di berikan oleh guru mata pelajaran, sebagai

upaya guru dalam melatih keterampilan dan pengetahuan peserta didik

mengenai materi yang telah diajarkan.

1.2.5 Mata pelajaran Dasar Pola merupakan mata pelajaran dasar dalam mata

pelajaran produktif, yang masih ada kaitannya dengan mata pelajaran

produktif lain di kelas XI, sehingga modul diduga mampu membantu

proses pembelajaran mandiri siswa.

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

5

1.3 Pembatasan Masalah

Pembahasan ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan yang diteliti

berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada. Adapun

permasalahan yang perlu dibatasi dalam penelitian ini antara lain :

1.3.1 Siswa SMK YPPM Boja kompetensi keahlian Tata Busana kelas X yang

sedang menempuh mata pelajaran Dasar Pola.

1.3.2 Modul mata pelajaran Dasar Pola di batasi pada materi teknik dan

menggambar pola dasar badan atas, badan bawah (rok), dan lengan secara

konstruksi dengan sistem pola praktis.

1.3.3 Pembahasan mata pelajaran Dasar Pola terkait dengan belum tercapainya

proses pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran, dan minat siswa kelas X

SMK YPPM Boja yang masih rendah.

1.3.4 Mata pelajaran Dasar Pola khususnya materi pola dasar masih ada

kaitannya dengan mata pelajaran produktif pada kelas XI.

1.3.5 Kelayakan media pembelajaran modul mata pelajaran Dasar Pola di

peroleh melalui validasi ahli materi, ahli media, pengguna ahli serta

tanggapan siswa.

1.3.6 Uji coba tanggapan media pembelajaran modul mata pelajaran Dasar Pola

dilakukan pada uji coba kelompok terbatas.

1.4 Rumusan Masalah

Pembahasan yang dapat disimpulkan berdasarkan latar belakang dan

identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

6

1.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan modul pada mata pelajaran Dasar

Pola di kelas X SMK YPPM Boja?

1.4.2 Bagaimana tingkat kelayakan pengembangan modul mata pelajaran Dasar

Pola di kelas X SMK YPPM Boja?

1.4.3 Bagaimana tanggapan siswa terhadap modul mata pelajaran Dasar Pola di

kelas X SMK YPPM Boja?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1.5.1 Mengetahui prosedur pengembangan modul pada mata pelajaran Dasar

Pola di kelas X SMK YPPM Boja.

1.5.2 Mengetahui kelayakan pengembangan modul mata pelajaran Dasar Pola di

kelas X SMK YPPM Boja.

1.5.3 Mengetahui tanggapan siswa terhadap pengembangan modul mata

pelajaran Dasar Pola di kelas X SMK YPPM Boja.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat

baik secara teoritis maupun praktis setelah melakukan penelitian ini adalah:

1.6.1 Manfaat teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang media pembelajaran khususnya

modul dan bermanfaat untuk pengembangan media pembejaran pada mata

pelajaran Dasar Pola.

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

7

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis hasil penelitian ini memberikan masukan bagi SMK YPPM

Boja, bagi guru, serta bagi siswa.

1.6.2.1 Manfaat bagi SMK YPPM Boja

Memberikan informasi bagi sekolah mengenai modul pembelajaran yang

dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa dan mencapai tujuan

dan hasil belajar.

1.6.2.2 Manfaat bagi pendidik

Modul sebagai salah satu alternatif atau masukan sebagai media

pembelajaran yang dapat digunakan dalam penyampaian materi guna

mencapai tujuan pembelajaran, meningkatkan pencapaian proses belajar,

minat dan kerja mandiri siswa.

1.6.2.3 Manfaat bagi peserta didik

1.6.2.3.1 Dapat membantu peserta didik dalam menggambar pola.

1.6.2.3.2 Memberikan pengetahuan dan keterampilan membuat pola kepada

peserta didik untuk dapat menghasilkan busana yang pas dipakai.

1.6.2.3.3 Meningkatkan pencapaian proses belajar, minat, dan kerja mandiri

siswa.

1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Penelitian ini menghasilkan modul pola dasar pada mata pelajaran Dasar

Pola di SMK YPPM Boja. Tampilan dan isi modul mata pelajaran Dasar Pola

dibuat lebih kreatif dan inovatif berupa pemilihan warna, penambahan gambar,

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

8

kejelasan penulisan dan materi dengan tujuan agar modul dapat menarik minat

dan memberi kemudahan siswa dalam belajar mandiri membuat pola dasar.

Bagian isi modul berisi materi pola konstruksi sistem praktis yang meliputi

teknik dan menggambar pola dasar badan, pola dasar lengan yang dilengkapi

dengan sejarah terjadinya lengan, dan pola dasar rok beserta macamnya.

Penambahan materi diawal modul mengenai pola mulai dari dasar terjadinya pola,

pengertian, kualitas, teknik pembuatan, kelebihan dan kelemahan pola, alat dan

bahan, teknik penggunaan penggaris pola, serta tanda-tanda garis pada pola

diberikan agar siswa yang baru lulus dari bangku Sekolah Menengah Pertama dan

baru mempelajari pola lebih paham dan jelas mengenai materi tersebut. Langkah

pembuatan pola disajikan secara sistematis dan jelas sehingga memudahkan siswa

dalam membuat pola dasar dengan sistem praktis.

Modul juga dilengkapi dengan glosarium yang dapat menambah wawasan

mengenai pola, rangkuman materi disetiap bab dalam modul, latihan soal pilihan

ganda untuk mengetahui pencapaian pengetahuan dan ketrampilan peserta didik

yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan, keluwesan, keberhasilan tujuan

yang telah dirumuskan secara efektif dan efisien dengan menggunakan kunci

jawaban sebagai alat mengevaluasi sendiri hasil belajar siswa untuk mengukur

kemampuan. Lembar kerja yang tercantum didalam modul Dasar Pola digunakan

sebagai lembaran untuk menjawab dan mengerjakan pertanyaan dari lembar

latihan yang tertera didalam modul. Lembar kerja berfungsi untuk memudahkan

siswa dan guru dalam meninjau kembali pekerjaan atau tugas yang telah diberikan

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

9

karena memiliki ruang dan penempatan yang strategis setelah lembar soal/latihan

keterampilan .

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1.8.1 Asumsi

Beberapa asumsi yang mendasari pengembangan modul mata pelajaran

Dasar Pola pada materi pola dasar adalah :

1. Tujuan pembelajaran diduga akan tercapai dan meningkat dengan baik

apabila tersedia modul yang relevan dengan kondisi dan kebutuhan siswa.

2. Siswa lebih termotivasi, tertarik, terbimbing, dan terkontrol arah belajarnya

dengan menggunakan modul sebagai pegangan siswa dalam proses

pembelajaran mandiri.

1.8.2 Keterbatasan Pengembangan

Agar penelitian ini lebih terarah maka penulis memberi batasan pada:

1. Media pembelajaran dibuat berupa modul mata pelajaran Dasar Pola.

2. Materi yang dijadikan sebagai isi modul adalah materi pola dasar dengan

sistem praktis meliputi pola dasar badan, lengan dan rok.

3. Penelitian pengembangan dilakukan hanya sampai dengan validasi oleh ahli

materi, ahli media, pengguna ahli serta tanggapan siswa terhadap modul yang

telah dibuat.

1.9 Penegasan Istilah

Penegasan istilah dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih

jelas terhadap elemen-elemen yang terdapat dalam masalah yang akan diteliti

sehingga tidak menimbulkan kesalahan penafsiran.

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

10

1.9.1 Pengembangan

Pengembangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

mengembangkan suatu produk modul yang dibutuhkan karena belum ada dalam

proses pembelajaran yang diharapkan dan diduga mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran, minat, dan kerja mandiri siswa serta tercapainya tujuan

pembelajaran.

1.9.2 Modul

Modul yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah modul mata

pelajaran Dasar Pola. Sebuah modul yang didesain dengan kebutuhan dan

oerkembangan ilmu pengetahuan yang tidak hanya menyajikan konsep dan latihan

soal saja tetapi mampu merangsang keterampilan-keterampilan proses

penggunanya. Terkait pentingnya modul dalam membantu siswa dalam mengasah

keterampilan proses dalam belajar mandiri.

1.9.3 Mata Pelajaran Dasar Pola

Dasar Pola merupakan kelompok mata pelajaran C2 Dasar Progam

Keahlian Tata Busana, yang mana merupakan langkah awal yang paling mendasar

yang harus dikuasai bagi seseorang yang akan mempelajari menggambar pola,

baik pola dasar, maupun pola busana sesuai desain khususnya pola busana

wanita. Materi yang terdapat dalam mata pelajaran Dasar Pola semester genap

diantaranya (a) pola dasar badan atas; (b) pola dasar bawah(rok); (c) pola dasar

lengan; (d) macam-macam lipit pantas dan pemindahannya. Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 330 Tahun 2017 menyatakan bahwa

perubahan yang dilaksanakan pada kurikulum guna menyesuaikan kebutuhan

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

11

perkembangan dunia untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dan

pemenuhan tuntutan dunia kerja dan dunia industri.

1.9.4 Kelas X Tata Busana di SMK YPPM Boja

Sumber daya manusia yang menjadi objek penelitian ditujukan pada siswa

kelas X Tata Busana tahun ajaran 2017/2018 yang sedang menempuh mata

pelajaran Dasar Pola. Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Pembinaan

Pembangunan Masyarakat Boja merupakan sekolah kejuruan yang berlokasi di

Jalan Raya Bebengan No.122 Boja, Kendal dengan memiliki beberapa pilihan

bidang keahlian diantaranya akuntansi (AK), Administrasi Perkantoran (AP),

Busana Butik (BB), dan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) yang menunjukan

lokasi penelitian akan dilaksanakan dalam menyusun skripsi penulis.

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teoritik

Pembahasan ini berupa teori yang berisi mengenai penjabaran dari teori-

teori yang relevan dengan penelitian dapat berupa konsep-konsep, variabel serta

definisinya serta asumsi-asumsi dan hubungan antar variabel yang sesuai dengan

judul penelitian yang dapat memperjelas judul penelitian yang dilakukan (Tim

penyusun buku pedoman penulisaan skripsi/TA, 2017: 19).

2.1.1 Tinjauan tentang Belajar

Sarbiran dikutib Jatirahayu (2013: 48) secara operasional, pendidikan

bermutu memiliki lima indikator diantaranya akuntabilitas, akreditasi, otonomi,

evaluasi, dan managemen.Widiartini (2012: 190) menyatakan bahwa untuk

mencapai tujuan pendidikan, salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah

membekali peserta didik dengan pendidikan keterampilan, yang mana dapat

dilaksanakan sepanjang hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat.

Belajar adalah suatu proses perubahan yang mengandung tiga unsur utama

yaitu berkaitan dengan perubahan tingkah laku, perubahan tingkah laku yang

didahului oleh proses pengalaman, dan perubahan perilaku bersifat relatif

permanen (Rifa’i & Anni, 2012: 66-68). Batthish et al., (2013: 2) menyatakan

bahwa the aim of the present study was to perform a needs assessment of core

pediatric residents who will potentially be using to further understand their

acceptability and requirements of this it educational tool. Pernyataan tersebut

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

13

memiliki makna belajar adalah tampilan yang menunjukan penilaian masyarakat

yang akan berpotensi dapat digunakan lebih lanjut yang dapat diterima dan

keperluan sebagai alat pendidikan yang lain.

Adapun unsur-unsur belajar menurut Gagne dikutib oleh Rifa’i & Anni

(2012: 68) adalah: (a) Pembelajar dapat berupa peserta didik, warga belajar, dan

peserta pelatihan; (b) Rangsangan (stimulus) merupakan peristiwa yang

merangsang pengindraan pembelajar; (c) Memori, berisi berbagai kemampuan

yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas

belajar sebelumnya; (d) Respon merupakan tindakan yang dihasilkan dari

aktualisasi memori. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun

1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan menengah kejuruan adalah

pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan

kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.

Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses usaha atau kegiatan yang dilakukan seseorang, untuk memperoleh

perubahan tingkah laku, sebagai hasil pengetahuan, pengalaman, keterampilan,

dan sikap dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.1.2 Tinjauan tentang Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No

20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 20 adalah proses interaksi siswa dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Briggs dikutib oleh

Rifa’i dan Anni (2012: 157) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

14

peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga siswa itu

memperoleh kemudahan. Keberhasilan proses belajar mengajar antara lain

dipengaruhi oleh kesesuaian, pengemasan antara materi pelajaran dan tingkat

kemampuan guru, tingkat berfikir siswa (Nuroso dan Siswanto, 2010: 35).Leong,

C et al., (2014: 1) menyatakan findings from, this study will be used to improve

exciting modules and evaluation methods. Dapat diartikan bahwa modul dapat

digunakan untuk memperbaiki cara belajar dan metode evaluasi.

Kesimpulan dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, berupa

terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan

itu dengan di dapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang

relatif lama dan karena adanya usaha.

2.1.2.2 Komponen Pembelajaran

Idealnya suatu keberhasilan program pembelajaran jika siswa yang

telah melalui suatu proses pembelajaran memiliki penguasaan sesuai

tujuan yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut. Komponen-

komponen pembelajaran menurut Rifa’i dan Anni (2012: 159) terdiri dari

tujuan, subyek belajar, materi pelajaran, strategi pembelajaran, media, dan

penunjang.

1. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menurut Rifa’i & Anni (2012: 159) merupakan tujuan

yang secara eksplisit di upayakan pencapaiannya melalui kegiatan pembelajaran

adalah instructional effect biasanya itu berupa pengetahuan, dan keterampilan atau

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

15

sikap yang dirumuskan secara eksplisit dalam tujuan pembelajaran kelas (TPK)

semakin spesifik dan operasional. TPK dirumuskan akan mempermudah dalam

menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat. Maka tujuan pembelajaran ranah

afektif akan lebih memungkinkan dicapai melalui efek pengiring. Keberhasilan

kompetensi yang telah ditetapkan dibuktikan dengan kemampuan peserta didik

melakukan kegiatan dalam mengerjakan soal dan tugas yang dapat diukur melalui

prestasi belajar siswa (Widihastuti, 2007: 238). Untuk mencapai kualitas lulusan

(output) perlu adanya sistem dan prosedur penjaminan yang jelas proses

penyelenggaraan pendidikan/pembelajaran disekolah (Kurniawan, 2014: 197).

2. Subyek belajar

Pendidikan memerlukan siswa untuk menjaga pikiran dengan hal positif,

inovatif dan memecahkan masalah dengan bebas (Surindra, Widyaningrum,

Zulistiani, 2016: 94). Siswa merupakan seseorang yang mengikuti suatu progam

pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya dibawah bimbingan

mentor, guru, ataupun instruktur. Siswa merupakan subyek pembelajaran, maka

tujuan pembelajaran ditunjukan pada siswa sehingga guru harus tahu keadaan

siswa. Leonard et.al., 2012: 1 menyatakan bahwa student have difficulty

remembering and applying the foundational material. Pernyataan tersebut berarti

siswa memiliki kesulitan mengingat dan menerapkan materi dasar.

Fatikhah dan Nurma (2015: 47) mengemukakan bahwa pendidik hendaknya

mengetahui pola pikir dan karakter psikologi peserta didik agar mampu memberi

pengarahan yang sesuai usia. Beberapa hal yang harus dilakukan seperti

mengkondisikan lingkungan belajar sehingga pembelajaran menjadi

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

16

menyenangkan, membawa peserta didik aktif mengikuti pembelajaran,

memanfaatkan komponen-komponen pembelajaran dengan baik, mendesain

strategi, metode mengajar sehingga sesuai dengan karakteristik siswa, serta

menggunakan media yang tepat (Yuwono dan Suprapto, 2011: 23-24).

3. Materi pelajaran

Materi pelajaran juga merupakan komponen utama dalam proses

pembelajaran, karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari

kegiatan pembelajaran. Materi pelajaran yang komprehensif, terorganisasi secara

sistematis dan didiskripsikan dengan jelas akan berpengaruh juga terhadap

intensitas proses pembelajaran.

4. Strategi pembelajaran.

Puspita (2015: 58) menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pola

umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Pendidik perlu memilih penerapan strategi

pembelajaran diantaranya, model pembelajaran yang tepat, metode mengajar yang

sesuai, dan teknik-teknik mengajar yang menunjang pelaksanaan metode

pembelajaran. Bentuk strategi pembelajaran dapat dilakukan dengan cara

membagi modul yang terdiri dari beberapa sub kompetensi (Hartoyo, 2009: 66).

Masing-masing individu dapat menyesuaikan kemampuan, motivasi, kecerdasan,

dan bakat yang dimiliki. Mulyadi (2016: 6) menyebutkan penilaian penampilan

guru dibutuhkan untuk jaminan proses kualifikasi belajar dalam semua jenjang

pendidikan. Menentukan strategi pembelajaran yang tepat pendidik dapat

melakukannya dengan mempertimbangkan tujuan, karakteristik peserta didik,

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

17

materi pelajaran, dan sebagainya agar strategi pembelajaran tersebut dapat

berfungsi maksimal. Munadi dikutib Ahmadi (2017:129) menyatakan setiap orang

memiliki sel saraf penghambat dan merupakan sel khusus yang berfungsi

memfokuskan perhatian pada rangsangan yang dianggap menarik dan membuang

rangsangan yang lain.

5. Media pembelajaran

Sholikhah (2017: 10) mengemukakan bahwa hakekatnya proses belajar

mengajar merupakan proses komunikasi penyampaian pesan dari sumber pesan

ke penerima dengan menggunakan media. Media pembelajaran merupakan segala

bentuk baik berupa manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi

tertentu sebagai sarana perantara dalam proses belajar mengajar untuk mencapai

suatu tujuan pembelajaran yang memiliki manfaat. Martubi (2009: 89)

menyatakan media berperan sebagai teknologi pembawa pesan berupa informasi

yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran atau secara fisik untuk

menyiapkan isi/materi pembelajaran. Selain itu, media pembelajaran membantu

guru untuk menghindari terjadinya verbalisme dalam metode ceramah yang

cenderung monoton. Penggunaan media pembelajaran secara umum terbukti

meningkatkan kualitas pengajaran.

6. Penunjang

Komponen penunjang yang dimaksud dalam sistem pembelajaran adalah

fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran, evaluasi, dan

semacamya. Komponen penunjang berfungsi memperlancar, melengkapi, dan

mempermudah terjadinya proses pembelajaran, faktor-faktor, pendekatan dan

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

18

strategi pembelajaran (Rifa’i dan Anni, 2012: 161). Evaluasi bukan saja berfungsi

untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga

berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan

pembelajaran. Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru harus memiliki kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional.

2.1.3 Tinjauan tentang Media Pembelajaran

2.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran menurut Asyhar (2011: 8) adalah segala sesuatu yang

dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana,

sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat

melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Rifa’i & Anni (2012: 161) mengemukakan bahwa media pembelajaran

merupakan alat yang digunakan pendidik membantu penyampaian pesan

pembelajaran. Penggunaan media belajar yang seharusnya memerlukan waktu

panjang dapat direduksi dan pembelajaran dapat diulang kembali sesuai dengan

kebutuhan peserta didik (Mustholiq, Sukir, Chandra, 2007: 6).

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat

yang digunakan guru untuk menyampaikan sebuah materi pembelajaran kepada

siswa, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan perhatian dan minat siswa.

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

19

2.1.3.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran menurut Asyhar (2011: 29) adalah sebagai

berikut: (a) Media sebagai sumber belajar; (b) Media sebagai fungsi semantik; (c)

Media sebagai fungsi manipulatif; (d) Media sebagai fungsi fiksatif; (e) Media

sebagai fungsi distributif; (f) Media sebagai fungsi psikologis; (g) Media sebagai

fungsi sosio-kultural.

Manfaat media menurut Asyhar (2011: 41) yaitu: (a) Memperluas cakrawala

sajian materi pembelajaran; b) Memperoleh pengalaman beragam selama proses

pembelajaran; (c) Memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung

kepada peserta didik; (d) Media pembelajaran menyajikan sesuatu yang sulit

diadakan, dikunjungi, atau dilihat oleh peserta didik; (e) Memberikan informasi

yang akurat dan terbaru; (f) Media dapat menambah kemenarikan tampilan materi

sehingga meningkatkan motivasi dan minat peserta didik; (g) Dapat merangsang

siswa untuk berfikir kritis; (h) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran; (i)

Memecahkan masalah pendidikan atau pembelajaran dikelas. Fungsi media

pembelajaran yang utama adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut

mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh

guru.

2.1.3.3 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Asyhar (2011: 81-82) menjelaskan pemilihan media agar tepat sasaran

harus cermat dan pertimbangan yang matang berdasarkan kriteria: (a) Jelas dan

rapi; (b) Bersih dan menarik; (c) Cocok dengan sasaran; (d) Relevan dengan

topik yang diajarkan; (e) Sesuai dengan tujuan pembelajaran; (f) Praktis,

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

20

luwes, dan tahan; (g) Berkualitas baik; (h) Ukuranya sesuai dengan lingkungan

belajar.

2.1.3.4 Prinsip – prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihannya adalah media digunakan

dan diarahkan untuk mempermudah siswa dalam upaya memahami materi

pelajaran. Asyhar (2011: 82-85) menjelaskan bahwa, terdapat beberapa prinsip

yang dapat digunakan dalam pemilihan media antara lain: 1) kesesuaian, 2)

kejelasan sajian, 3) kemudahan akses, 4) keterjangkauan, 5) ketersediaan, 6)

kualitas, 7) ada alternatif, 8) interaktifitas, 9) organisasi, 10) kebaruan.

2.1.3.5 Landasan Penggunaan Media Pembelajaran

Beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran

menurut Asyhar (2011:18-25) yaitu :

1. Landasan empiris, menjelaskan bahwa dalam pemilihan media pembelajaran

hendaknya mempertimbangkan kesesuaian karakteristik belajar dengan materi

serta medianya, karena terdapat temuan bahwa terdapat interaksi antara

penggunaannya dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan proses belajar

siswa sehingga siswa akan mendapat keuntungan apabila menggunakan media

yang sesuai dengan karakteristik belajarnya.

2. Landasan teknologis, menjelaskan bahwa teknologi pembelajaran merupakan

proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan

organisasi untuk menganalis masalah, mencari cara pemecahannya,

melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah dalam situasi

dimana kegiatan belajar mempunyai tujuan dan terkontrol.

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

21

3. Landasan psikologis, menjelaskan bahwa perbandingan perolehan pencapaian

proses belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol

perbedaannya. Konkrit dan abstrak ini ditunjukkan dalam Dale Cone Of

Experience.

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

( Edgar Dale dalam Asyhar, 2011 : 49)

Dapat dijelaskan bahwa jejang pengalaman belajar yang paling konkret

diletakan pada dasar kerucut, dan semakin kepuncak kerucut pengalaman yang

didapat semakin abstrak. Pengalaman belajar dengan hanya menggunakan simbol

verbal saja, tingkat konkretisitasnya lebih tinggi dibandingkan jika menggunakan

simbol visual. Pembelajaran yang paling konkret adalah pengalaman langsung

atau observasi ke lapangan/lokasi. Sehingga, penggunaan media real object

adalah paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

22

2.1.3.6 Prosedure Pemilihan Media Pembelajaran

Media sangat beragam dan jumlah yang banyak, oleh karena itu para

pengguna harus memilih jenis dan format terlebih dahulu. Adapun langkah-

langkah prosedure pemilihan media secara umum:

Gambar 2.2 Prosedur Pemilihan Media

( Asyhar, 2011: 85)

2.1.3.2 Macam-macam Media Pembelajaran

Prinsip utama dalam memilih harus didasarkan pada kemampuan media

tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Adapun

pengelompokan media pembelajaran sebagai berikut:

Analisis

Kebutuhan

Identifikasi karakter

siswa

Telaah tujuan

pembelajaran

Telaah materi

ajar

Jenis media yang

sesuai kebutuhan

Memilih media

Menetapkan

pilihan media

Ketersediaan

Kemampuan

pengguna

Fasilitas

pendukung

Biaya

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

23

Tabel 2.1 Pengelompokan Media Pembelajaran

Jenis Media Contoh dalam pembelajaran

1. Media Visual a. Buku

b. Jurnal

c. Poster

d. Globe

e. Modul

2. Media audio a. Tape recorder

b. Radio

c. CD

3. Media audio-visual a. Film

b. Video

c. Siaran Tv

4. Multimedia a. Presentasi power point

5. Media berdasarkan bentuk dan ciri fisik a. Media dua dimensi (grafik, bagan, papan

tulis,foto)

b. Media tiga dimensi (prototipe, meja, kursi)

c. Media pandang diam (gambar)

d. Media pandang gerak (film)

6. Media berdasarkan pengalaman belajar a. Verbal (bahan cetak, siaran radio)

b. Media nyata (hutan, sentra produksi)

c. Media tiruan (prototipe)

7. Media berdasarkan unsur pokok a. Audio (siaran radio, CD)

b. Cetak (buku,modul,leaflet)

c. Audio-cetak (kaset )

d. Proyeksi visual diam (OHT, film bingkai)

e. Proyeksi audio visual diam (film bingkai

slide bersuara)

f. Visual gerak (film bisu)

g. Obyek fisik(model)

h. Manusia dan lingkungan (guru,

pustakawan)

i. Komputer

8. Media berdasarkan penggunaan a. Jumlah pengguna

Individual peserta didik

(kelas/laboratorium, media oto-instrusif,

kotak unit pengajaran)

Berkelompok kelas

(film,mediaproyeksi)

Secara massal (televisi, radio

b. Cara penggunaan

Media tradisional/konvensional (karton,

bambu)

Media modern/kompleks (ruang kelas

otomatis, sistem proyeksi berganda,

sistem interkomunikasi)

Sumber: Asyhar (2011: 46-52)

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

24

2.1.4 Tinjauan tentang Modul

2.1.4.1 Pengertian Modul

Modul menurut Daryanto (2013: 9) merupakan sebuah bahan ajar yang

disusun secara utuh dan sistematis serta memuat seperangkat pembelajaran yang

terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan

pembelajaran. Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat

dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Sugiyarningsih (2015: 2) menyatakan

modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena didalamnya telah

dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Pernyataan tersebut juga dipertegas

oleh Dewi, Rahmadana, Dalimunthe (2016: 114) bahwa segala aspek dalam isi

dan materi yang dirancang dalam modul telah disesuaikan kaidah dan kriteria

ilmiah, modul juga dapat digunakan dan diimplementasikan dalam diskusi dalam

teman sebaya. Modul disebut media untuk belajar mandiri karena di dalamnya

telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri (Direktorat Tenaga Kependidikan,

2008: 3).

Direktorat Tenaga Pendidikan (2008) menyatakan modul merupakan

jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para

siswa secara individu dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Modul dipandang

sebagai paket progam pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang

berisi tujuan, bahan ajar, metode, alat atau media, serta sumber belajar dan

sistem evaluasi. Materi modul harus dimulai dari hal yang sifatnya sederhana ke

hal yang sifatnya kompleks (Suryanto dan Hendriyanto, 2017: 42-43)

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

25

Modul menurut Prastowo (2011: 106) adalah sebuah bahan ajar yang disusun

secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai

tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri dengan

bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Lin et al., (2012: 263)

menyatakan bahwa a module is a fundamental unit forming with highly connected

and often possesses spesific functions. Pernyataan tersebut dapat diartikan modul

merupakan sebuah unit dasar yang di bentuk dengan koneksi tinggi dan sering

memiliki fungsi khusus. Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang

dikemas secara utuh dan sistematis, yang didalamnya memuat seperangkat

pengalaman belajar yang terencana dan bertujuan untuk mencapai tujuan

pembelajaran (Daryanto, 2013: 9).

Pengguna modul diharapkan mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan

nya terhadap materi yang dibahas pada setiap satu satuan modul, sehingga apabila

telah menguasainya, maka peserta didik dapat melanjutkan ke tingkat selanjutnya.

2.1.4.2 Fungsi dan Tujuan Modul

Terdapat beberapa fungsi modul menurut (Prastowo 2011: 107-108)

diantaranya: a) Bahan ajar mandiri; b) Pengganti fungsi pendidik; c) Sebagai alat

evaluasi; d) Sebagai bahan rujukan. Modul dapat membantu sekolah dalam

mewujudkan pembelajaran yang berkualitas (Widyaningrum,et.al., 2013: 103).

Oleh sebab itu, modul juga diharapkan dapat memberikan petunjuk belajar bagi

peserta didik selama mengikuti pembelajaran. Dengan modul peserta didik dapat

belajar lebih terarah dan sistematis. Peserta didik diharapkan dapat menguasai

kompetensi yang dituntut oleh kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Fungsi

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

26

modul menurut liu, et al., (2015: 2) diantaranya collectively, our functional

module-based strategy, not only help to explore those underlying mechanisms....,

but also provide to further design their researches. Diartikan bahwa secara

bersamaan, fungsi modul-strategi dasar, tidak hanya membantu pemeriksaan

mekanisme..., tetapi juga menyediakan desain penelitian lebih lanjut.

Tujuan pengajaran modul menurut Prastowo (2011: 108-109) diantaranya a)

Agar peserta didik dapat belajar mandiri; b) Agar peran pendidik tidak terlalu

dominan; c) Melatih kejujuran peserta didik; d) Mengakomodasi tingkat

kecepatan dan tingkat belajar; e) Mampu mengukur tingkat penguasaan materi.

Sementara itu modul juga dapat mengatasi keterbatasaan waktu, ruang, dan daya

indra siswa, serta dapat membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut

kecepatan masing-masing peserta didik (Pratiwi, et.al., 2016: 201).

Modul memiliki berbagai manfaat di tinjau dari kepentingan siswa dan guru.

Modul memiliki manfaat untuk siswa diantaranya (a) Siswa mampu

membelajarkan diri sendiri sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan

dalam berinteraksi langsung dengan modul sebagai sumber belajar maupun

dengan lingkungan; (b) Siswa dapat mengapresiasikan cara belajar sesuai dengan

kemampuan dan minatnya; (c) Siswa dapat melatih diri dengan belajar mandiri;

(d) Siswa dapat mengerjakan soal latihan yang disajikan dalam modul sebagai

upaya dalam melatih dan mengukur kemampuannya; (e) Belajar menjadi lebih

berinovasi karena modul dapat di pelajari dimanapun tempatnya, baik di luar

ruang kelas dan di dalam kelas.

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

27

Keberadaan modul di rasakan manfaatnya oleh guru karena: (a) Menambah

khasanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis modul; (b) Memperluas

wawasan karena di buat dengan berbagai referensi; (c) Membangun komunikasi

yang efektif karena pembelajaran tidak harus dilaksanakan secara tatap muka; (d)

mengetasi keterbatasan ruang dan waktu dalam proses pembelajaran. Hal tersebut

juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Jawani (2018: 79) mengenai

pengembangan modul menjelaskan bahwa penggunaan modul efektif dan dapat

meningkatkan minat, hasil belajar siswa, serta memperoleh respon sangat layak

oleh siswa. Penelitian lain mengenai modul menyimpulkan bahwa penggunaan

modul sebagai media pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk belajar

mandiri sesuai kecepatannya masing-masing, karena peserta didik dapat

mengulang materi sendiri dalam modul, faktor yang mempengaruhi besarnya

efektivitas yaitu kemauan dan kemampuan peserta didik serta perbedaan daya

tangkap dari masing-masing peserta didik (Ermalena, 2016 :78).

2.1.4.3. Elemen Mutu Modul

Untuk menciptakan modul pembelajaran yang mampu memerankan fungsi

dan perannya dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu dirancang dan

dikembangkan dengan memperhatikan beberapa elemen yang mensyaratkannya

(Daryanto 2013: 13), yaitu: format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, spasi

kosong, dan konsistensi.

1. Format

a. Gunakan format kolom (tunggal atau multi) yang proporsional.

b. Gunakan format kertas (vertikal atau horisontal).

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

28

c. Gunakan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap dan bertujuan untuk

menekankan pada hal-hal yang dianggap penting atau khusus.

2. Organisasi

a. Tampilkan peta/ bagan yang menggambarkan cakupan materi yang akan

dibahas dalam modul.

b. Organisasi isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang

sistematis, sehingga memudahkan peserta didik memahami materi

pembelajaran.

c. Susunan dan penempatan naskah, gambar dan ilustrasi sedemikian rupa,

sehingga informasi mudah dimengerti oleh peserta didik.

d. Organisasikan antar bab, antar unit, dan antar paragraf dengan susunan dan

alur yang memudahkan peserta didik memahami isi modul.

e. Organisasikan antar judul, sub judul, dan uraian yang mudah diikuti oleh

peserta didik.

3. Daya tarik

a. Bagian sampul (cover) depan, dengan mengkombinasikan warna, gambar

(ilustrasi), bentuk, dan ukuran huruf yang serasi.

b. Bagian isi modul dengan menempatkan rangsangan-rangsangan berupa

gambar atau ilustrasi, perncetakan huruf tebal, miring, garis bawah, atau

warna.

c. Tugas dan latihan dikemas sedemikian rupa sehingga menarik

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

29

4. Bentuk dan ukuran huruf

a. Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca sesuai dengan

karakteristik umum peserta didik.

b. Gunakan perbandingan huruf yang proporsional antar judul, sub judul, dan isi

naskah.

c. Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks, karena dapat membuat

proses membaca menjadi sulit

5. Spasi kosong

Spasi kosong dapat berfungsi untuk menambah catatan penting dan

memberikan kesempatan jeda kepada peserta didik. Gunakan spasi atau ruang

kosong tanpa naskah atau gambar untuk menambah kontras penampilan modul.

Dapat dilakukan di beberapa tempat seperti:

a. Ruangan sekitar judul bab dan sub bab.

b. Batas tepi (margin), batas tepi yang luas memaksa perhatian peserta didik

untuk masuk ke tengah-tengah halaman.

c. Spasi antar kolom, semakin lebar kolomnya semakin luas spasi diantaranya.

d. Pergantian antar paragraf dimulai dengan huruf kapital.

e. Pergantian antar bab atau bagian.

6. Konsistensi

a. Gunakan bentuk dan huruf secara konsistensi dari halaman ke halaman.

Usahakan agar tidak menggabungkan beberapa cetakan dengan bentuk dan

ukuran huruf yang terlalu banyak variasi.

b. Gunakan jarak spasi konsisten.

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

30

c. Gunakan tata letak pengetikan yang konsisten, baik pola pengetikan maupun

margin/ batas-batas pengetikan.

2.1.4.4. Karakteristik Modul

Daryanto (2013: 9) menyatakan bahwa untuk menghasilkan model yang

mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus

memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul. Karakteristik modul

menurut Daryanto (2013: 9) adalah:

a. Self intruction

Self intruction merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter

tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung

pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self intruction, maka modul harus

memenuhi beberapa kriteria seperti:

1. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan

pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

2. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang

kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas.

3. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi

pembelajaran.

4. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan

untuk mengukur penguasaan siswa.

5. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau

konteks kegiatan dan lingkungan siswa.

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

31

b. Self contained

Self contained adalah keseluruhan materi pembelajaran yang dibutuhkan

termuat dalam modul. Tujuan dari self contained adalah memberikan kesempatan

peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi

belajar dikemas kedalam satu-kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan

pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi, kompetensi dasar,

harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan standar

kompetensi/kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.

c. Stand alone (berdiri sendiri)

Merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan

ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/

media lain. Peserta didik menggunakan modul tidak perlu bahan ajar yang lain

untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika peserta

didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang

digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang

berdiri sendiri.

d. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat

menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel,

luwes digunakan di berbagai perangkat keras (hardware).

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

32

e. User friendly (bersahat/akrab)

Modul juga hendaknya memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat

akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil

bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan

pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan

bahasa yang sederhana, mudah, dimengerti, serta menggunakan istilah yang

umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly. Hal tersebut

berkaitan dengan tingkat pemahaman dan ketertarikan peserta didik yang

bervariasi dalam menggunakan modul.

2.1.4.5 Unsur-unsur Modul

Adapun unsur-unsur dalam modul sebagaimana dikemukakan oleh

Vembriarto dikutib oleh Prastowo (2011: 114-118) terdapat tujuh unsur antara

lain: (1) Tujuan instruksional khusus, dirumuskan secara eksplisit dan spesifik

atau tujuan instruksional khusus. Tujuan belajar tersebut dirumuskan dalam

bentuk tingkah laku siswa; (2) Petunjuk dasar, memuat penjelasan tentang

bagaimana pembelajaran itu dapat diselenggarakan secara efisien, kegiatan yang

harus dilakukan dikelas, waktu yang disediakan untuk pelaksanaan modul, media,

dan sumber yang akan digunakan, prosedur evaluasi, dan jenis alat evaluasi; (3)

Lembar kegiatan, memuat materi dalam pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa;

(4) Lembar latihan bagi siswa, memuat pertanyaan-pertanyaan dan masalah-

masalah yang harus dijawab dan dipecahkan siswa; (5) Rangkuman, memuat

ringkasan materi untuk memantapkan pemahaman tentang materi yang diajarkan

kepada siswa; (6) Lembar evaluasi, mempunyai fungsi sebagai alat evaluasi yang

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

33

digunakan untuk mengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah

dirumuskan oleh pendidik dalam modul pembelajaran; (7) Kunci jawaban tes

formatif, digunakan untuk mencocokan hasil tes formatif yang mana mempunyai

fungsi untuk mengetahui penguasaan materi yang telah di miliki siswa.

2.1.4.6. Kelebihan dan Kelemahan Modul

Ada beberapa kelebihan dan kelemahan modul yang dikemukakan oleh

Vembriarto, dikutip Arsyad (2007: 162). Adapun kelebihan menggunakan modul

dalam proses belajar mengajar antara lain: (a) Mengatasi keterbatasan waktu,

ruang, dan daya indra, baik siswa maupun guru; (b) Dapat digunakan secara tepat

dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi atau gairah belajar,

mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan

belajar; (c) Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil

belajarnya; (d) Siswa lebih aktif belajar, (e) Guru dapat berperan sebagai

pembimbing, bukan semata-mata sebagai pengajar.

Kelemahan penggunaan modul dalam proses pembelajaran sebagaimana yang

dikemukan oleh Vembriarto dikutib oleh Arsyad (2007: 163) antara lain: a)

Kesukaran pada siswa tidak segera dibatasi; b) Tidak semua siswa dapat belajar

sendiri, melainkan membutuhkan bantuan guru; c) Tidak semua bahan dapat

dimodulkan dan tidak semua guru mengetahui cara pelaksanaan pembelajaran

menggunakan modul; d) Kesukaran penyiapan bahan dan memerlukan banyak

biaya dalam pembuatan modul; e) Adanya kecenderungan siswa untuk tidak

mempelajari modul secara baik.

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

34

2.1.4.7. Prosedur Penyusunan Modul

Penulisan modul menurut Daryanto (2013: 16) dilakukan dengan tahapan

sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan modul

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis silabus dan RPP

untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan peseta didik dalam

mempelajari kompetensi yang telah diprogamkan. Tujuan dari analisis kebutuhan

modul adalah untuk mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul

yang harus dikembangkan dalam satu satuan progam tertentu. Analisis kebutuhan

modul dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

a. Tetapkan satuan progam yang akan dijadikan batas/lingkup kegiatan.

b. Periksa apakah sudah ada progam atau rambu-rambu operasional untuk

pelaksanaan progam tersebut.

c. Identifikasi dan analisis standar kompetensi yang dipelajari, sehingga diperoleh

materi pembelajaran yang perlu dipelajari untuk menguasai standar kompetensi

tersebut.

d. Selanjutnya, susunan dan organisasi satuan atau unit bahan belajar yang dapat

mewadahi materi-materi tersebut.

e. Dari daftar satuan atau unit modul yang dibutuhkan tersebut, identifikasi mana

yang sudah ada dan yang belum ada/tersedia.

f. Lakukan penyusunan modul berdasarkan prioritas kebutuhannya.

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

35

2. Desain

Desain modul dalam hal ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah disusun oleh guru. RPP memuat strategi pembelajaran dan media yang

digunakan, garis besar materi pembelajaran, dan metode penilaian serta

perangkatnya. Penulisan modul belajar diawali dengan menyusun buram atau

draf/konsep modul. Modul yang dihasilkan dinyatakan sebagai buram sampai

dengan selesainya proses validasi dan uji coba. Apabila proses tersebut

dinyatakan layak, maka modul dapat diimplementasikan secara riil dilapangan.

3. Implementasi

Implementasi modul dalam kegiatan belajar dilaksanakan sesuai dengan alur

yang telah digariskan dalam modul. Bahan, alat, media, dan lingkungan belajar

yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran diupayakan dapat dipenuhi agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

4. Penilaian

Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan

peserta didik setelah mempelajari seluruh materi yang ada dalam modul.

Pelaksanaan penilaian mengikuti ketentuan yang telah dirumuskan di dalam

modul. Penilaian hasil belajar dilakukan dengan menggunakan instrumen yang

telah dirancang atau disiapkan pada saat penulisan modul.

5. Evaluasi dan validasi

Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur apakah implementasi

pembelajaran dengan modul dapat dilaksanakan sesui dengan desain

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

36

pengembangannya. Evaluasi bersifat objektif, artinya ditujukan antara guru dan

peserta didik sesuai dengan karakteristik modul.

Validasi merupakan proses untuk menguji kesesuaian modul dengan

kompetensi yang menjadi target belajar. Bila isi modul sesuai, artinya efektif

untuk mempelajari kompetensi yang menjadi target belajar, maka modul

dinyatakan valid (sahih). Validasi dapat dilakukan dengan meminta bantuan ahli

yang menguasai kompetensi yang dipelajari. Apabila tidak ada ahli, maka dapat

dilakukan oleh sejumlah guru yang mengajar pada bidang yang sesuai dengan

kompetensi tersebut.

6. Jaminan kualitas

Untuk menjamin kualitas, maka selama proses pembuatannya perlu dipantau

untuk meyakinkan bahwa modul telah disusun sesuai dengan desain yang

ditetapkan. Sama halnya pula, modul yang dihasilkan perlu diuji apakah telah

memenuhi setiap elemen mutu yang berpengaruh terhadap kualitas modul.

2.1.4.8. Penulisan Modul

1. Kerangka Modul

Sebaiknya dalam pengembangan modul dipilih struktur atau kerangka yang

sederhana dan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada

(Daryanto, 2013: 26). Kerangka modul dibuat dan dirancang untuk memudahkan

dalam menyusun modul. Kerangka modul yang akan digunakan dalam penelitian

pengembangan sebagai berikut:

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

37

Tabel 2.2 Kerangka Modul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Peta Kedudukan Modul

Glosarium

I. PENDAHULUAN

A. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

B. Deskripsi

C. Waktu

D. Prasyarat

E. Petunjuk Penggunaan Modul

F. Tujuan Akhir

G. Cek Penguasaan Satandar Kompetensi

II. PEMBELAJARAN

A. Pembelajaran 1

1. Tujuan

2. Uraian Materi

3. Rangkuman

4. Tugas

5. Tes

6. Lembar Kerja Praktek

B. Pembelajaran 2

1. Tujuan

2. Uraian Materi

3. Rangkuman

4. Tugas

5. Tes

6. Lembar Kerja Praktek

III. EVALUASI

2.1. Tes Kognitif

2.2. Tes Psikomotor

2.3. Penilaian Sikap

KUNCI JAWABAN

DAFTAR PUSTAKA

Sumber : Daryanto (2013: 25)

2.1.5 Tinjauan tentang Mata Pelajaran Dasar Pola

2.1.5.1 Mata Pelajaran Dasar Pola

Pembelajaran produktif di SMK YPPM Boja kelas X jurusan Tata Busana

meliputi: Dasar Teknologi Menjahit, Dasar Pola, Dasar Desain, dan Pengetahuan

Tekstil. Dasar Pola merupakan salah satu mata pelajaran produktif dengan

kompetensi dasar (1) Teknik pembuatan pola dasar konstruksi; (2) Membuat pola

dasar badan atas teknik konstruksi; (3) Teknik pembuatan pola dasar lengan; (4)

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

38

Membuat pola dasar lengan; (5) Teknik membuat pola dasar rok secara

konstruksi; (6) Membuat pola dasar rok. Persepsi tentang pembelajaran membuat

pola busana adalah bagaimana seseorang (siswa) memberi pendapat dan kesan

terhadap pembelajaran membuat pola (Harmaida, 2012: 4).Membuat pola busana

dengan teknik konstruksi (Pattern Making) merupakan kompetensi produktif yang

diajarkan di SMK. Porrie dikutib Ningsih (2012) mengemukakan bahwa

konstruksi pola busana adalah salah satu mata pelajaran dibidang studi Tata

Busana yang merupakan inti dari bagian pengetahuan tentang pembuatan pola,

tanpa pola, pembuatan busana dapat dilaksanakan tetapi kup dari busana tersebut

tidak akan memperlihatkan bentuk feminim seseorang. Pola merupakan salah satu

bagian penting dalam membuat busana, yang merupakan perwujudan suatu

busana dari desain, dibutuhkan pola sebagai dasar untuk memotong bahan yang

akan dijahit sesuai dengan model yang diinginkan (Hadijah, Kustono, Sudjimat,

2013: 41). Harapan dengan adanya pola yang sesuai, pembuatan busana menjadi

lebih mudah dan terarah sehingga hasilnya sesuai dengan yang dikehendaki

(Raharjo, Arieshanti, Suciati, 2015: 6).

Kurikulum mencakup empat aspek kompetensi yang meliputi (1) Aspek

kompetensi sikap spiritual; (2) Sikap sosial; (3) Pengetahuan; dan (4)

Keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses

pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Penumbuhan dan

pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran

berlangsung, dan digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan

karakter peserta didik lebih lanjut.

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

39

2.1.5.2 Tujuan Mata Pelajaran Dasar Pola

Karmila (2015: 3) mengemukakan bahwa untuk menciptakan SDM yang

handal, salah satu cara yang dilakukan adalah melalui pendidikan formal, karena

pendidikan mendorong memaksimalkan potensi untuk dapat bersikap kritis, logis

dan inovatif dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.Sukmawaty

(2016: 220) menyebutkan bahwa SMK sebagai lembaga pendidikan yang

menyiapkan tenaga keja, tidak hanya terfokus pada penyiapan siswa dalam

mengisi lapangan kerja di bidang industri akan tetapi dalam sektor informal

maupun mandiri (wirausaha).

Tujuan mata pelajaran tertera dalam silabus yang digunakan oleh setiap

satuan pendidikan tujuan yang akan dicapai dalam mata pelajaran Dasar Pola ini

adalah siswa diharapkan dapat : (1) Mengetahui mengenai pola dasar (pengertian,

fungsi, kualitas, teknik pola); (2) Mengetahui sistem pembuatan pola konstruksi;

(3) Mengetahui alat dan bahan menggambar pola dasar; (4) Membedakan fungsi

alat menggambar pola dasar; (5) Mengetahui teknik penggunaan alat menggambar

pola; (6) Menggunakan alat membuat pola dasar dengan baik dan benar sesuai

dengan fungsinya; (7) Menggambar pola dasar badan atas muka dan belakang

secara konstruksi dengan skala 1:4; (8) Mengetahui dasar terjadinya lengan; (9)

Menggambar pola dasar lengan secara konstruksi dengan skala 1:4; (10)

Menggambar pola dasar rok muka dan belakang secara konstruksi dengan skala.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengembangan media pembelajaran

modul dapat dilihat dari penelitian berikut ini:

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

40

1. Penelitian skripsi Ika Madya Ratri (2016) yang berjudul Perbandingan Hasil

Pembuatan Lengan Draperi Menggunakan Pola Sistem Draping Dan Pola

Sistem.

Hasil lengan draperi yang dikerjakan dengan pola praktis lebih tepat ukuran

jika dibandingkan dengan pola draping didukung oleh jatuh kerung lengan

badan pola draping dan praktis tepat pada badan,tinggi puncak lengan baik pola

draping maupun praktis tepat ukuran, kesimetrisan antara lengan kanan dan kiri

yang menggunakan pola draping kurang tepat, kesesuaian hasil dengan desain

lengan draperi ada yang beberapa kurang tepat dan hasil lengan draperi jika

dilihat secara keseluruhan tampak lebih sesuai pola praktisjika dilihat dari

ukuran.

Hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan yakni berdasarkan saran

penelitian tersebut hasil pembuatan pola praktis tidak kalah bagus dengan pola

draping, hal tersebut didukung dengan hasil penelitiannya.

2. Penelitian skripsi Istia Alif Fanti (2012) yang berjudul Efektivitas Media

Pembelajaran Dengan Adobe Flash Dalam Model Pembelajaran Langsung

Untuk Pencapaian Unjuk Kerja Pembuatan Pola Dasar Badan Wanita Di SMK

N 6 Yogjakarta.

Hasil penelitian berupa siswa lebih senang dalam proses pembelajaran

membuat pola dasar badan wanita menggunakan media pembelajaran Adobe

Flash karena dengan menggunakan media pembelajaran Adobe Flash, siswa

menjadi lebih paham akan materi yang diberikan oleh guru. Siswa lebih tertarik

dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena media yang digunakan

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

41

menjelaskan langkah-langkah pembuatan pola dasar badan wanita dengan

animasi-animasi yang menarik.

Hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pembelajaran

membuat pola dasar badan wanita, siswa perlu dilibatkan langsung agar dapat

menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam membuat pola

dasar badan wanita. Sehingga dalam penerapannya mereka akan mampu

menerapkan teori dengan baik.

3. Penelitian skripsi oleh Veny Purwantining Tyas (2011) yang berjudul

Pengembangan Modul Pembelajaran Pola Celana Panjang Wanita Dengan

Teknik Konstruksi Di SMK N 3 Purwokerto.

Penelitian tersebut menggunakan desain penelitian ini R & D melalui tiga

tahap yaitu: 1) analisis kebutuhan; 2) pengembangan produk; 3) validasi dan

uji coba lapangan. Hasil penelitian berupa a) Modul pembelajaran pola celana

panjang wanita dengan teknik konstruksi; b) Kualitas modul pembelajaran pola

celana panjang wanita dengan teknik konstruksi.

Hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah alur tahapan

penelitian skripsi tersebut dapat digunakan menjadi referensi penulis dalam

menyusun skripsi yang akan disusun. Tahapan penelitian tersebut memiliki

tahapan hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis

dalam menyusun skripsi.

Penelitian yang relevan di atas maka peneliti mencoba mengembangkan

modul pembelajaran untuk materi yang berbeda dan tampilan yang lebih menarik.

Peneliti mengembangkan Modul Mata Pelajaran Dasar Pola Kelas X SMK YPPM

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

42

Boja program keahlian Busana Butik. Pengembangkan media ini, diharapkan

dapat bermanfaat bagi guru dan sekolah sebagai media dan referensi serta dapat

menjadi sumber belajar untuk siswa.

2.3 Kerangka Pikir

Kerangka pikir memaparkan mengenai dimensi-dimensi kajian utama serta

faktor-faktor kunci yang menjadi pedoman belajar baik dalam menyusun metode,

pelaksanaan dilapangan maupun pembahasan hasil penelitian.

Tujuan dari perubahan kurikulum tersebut tidak lain hanya untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di Indonesia. Perubahan kurikulum

tersebut terjadi karena kebutuhan masyarakat yang berubah sesuai dengan

tuntutan perkembangan zaman. Kurikulum 2013 merupakan hasil penyempurnaan

kurikulum sebelum yang biasa dikenal dengan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) 2006. KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004

yaitu kurikulum berbasis kompetensi.

Kegiatan belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Pola dengan metode

ceramah, demonstrasi, pemberian tugas belum sesuai dengan yang diharapkan.

Kegiatan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu

media pembelajaran. Pembelajaran menggunakan media mempunyai banyak

kelebihan dibandingkan dengan tanpa menggunakan media.

Siswa yang mempunyai abstraksi rendah akan mengalami kesulitan dalam

memahami materi saat pembelajaran. Media pembelajaran dalam bentuk modul

diharapkan dapat mengatasi beberapa hambatan yang dihadapi oleh siswa karena

modul merupakan paket pengajaran yang bersifat self-instructional, yaitu siswa

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

43

diberi kesempatan belajar menurut irama dan kecepatan masing-masing. Skema

kerangka berfikir dalam penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir

(Analisis Penulis, 2018)

Permasalahan yang ditemukan pada mata pelajaran Dasar Pola berupa :

1. Pembelajaran lebih dominasi oleh ceramah guru tanpa diserta komponen

yang lebih menguatkan.

2. Hasil belajar siswa cenderung dan bisa dikatakan belum menacapai KKM

yang ditetapkan.

3. Siswa kesulitan dalam memahami hasil catatan mereka sendiri.

4. Siswa kurang mengapresiasi tugas dan pembelajaran yang diberikan oleh

Pengembangan Modul mata pelajaran Dasar Pola sebagai media

pembelajaran

Hasil Modul Dasar Pola

Validasi modul oleh ahli

ahli

Uji coba Modul

Revisi Kurikulum 2013 tahun 2017

Mata Pelajaran Dasar Pola

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

93

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Hasil analisis dan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian pengembangan

nodul Dasar Pola yaitu:

1. Pengembangan media pembelajaran dalam penelitian ini produk yang

dihasilkan adalah Modul Dasar Pola Kelas X SMK YPPM Boja yang

digunakan pada Mata Pelajaran Dasar Pola. Pengembangan modul dilakukan

melalui tahapan oleh Sugiyono yang disederhanakan menjadi enam tahapan

dikarenakan keterbatasan waktu. Langkah tersebut diantaranya analisis

potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk,validasi desain

produk, revisi desain produk, dan uji coba produk.

2. Hasil uji kelayakan Modul Dasar Pola Kelas X SMK YPPM Boja

memperoleh penilaian melalui expert judgment oleh ahli materi, ahli media,

pengguna ahli/ guru mata berada dalam kategori ”Sangat Layak“, sehingga

modul dapat digunakan pada proses pembelajaran mata pelajaran Dasar Pola.

3. Hasil tanggapan 28 siswa terhadap modul diperoleh melalui angket siswa

yang berisikan mengenai karakteristik modul dan isi materi. Rata-rata

tanggapan yang diberikan oleh peserta didik berada dalam kategori ”Sangat

Layak“ dan modul Dasar Pola dapat digunakan dalam proses pembelajaran

Dasar Pola.

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

94

5.1. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian serupa disarankan menambah

kompetensi dasar dan materi pokok ke dalam modul sesuai dengan kebutuhan

peserta didik sehingga modul lebih lengkap.

2. Penelitian lebih lanjut diharapkan pada tahap efektivitas dan implementasi

modul Dasar Pola pada siswa kelas X.

3. Pernyataan tiap aspek dalam lembar validasi ahli hendaknya memiliki jumlah

yang sama, sehinga hasil tidak memiliki perbedaan yang sangat jauh.

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

95

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, et. al. 2017. Pengembangan Media Edukasi Multimedia Indonesian

Culture (MIC) Sebagai Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Sekolah

Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. 34(2): 129.

Asfyra Intan B, Zulkardi, Budi Santoso. 2012. Desain Pembelajaran Operasi

Bilangan Rasional Menggunakan Pola Busana Di Kelas X SMK. Jurnal

Kreno. 3(2): 80-81.

Asyhar, R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung

Persada (GP) Press.

Batthish, et.al. 2013. A Unique, Interactive, And Web Based

Pediatricrheumatology Teaching Modul. International Journal Pedistric

Rheumatology (2).

Ciptaningrum, M.D. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Membuat Pola

Dasar Busana Wanita Sistem Bunka Berbasis Mobile Aplication. E-

Jurnal Teknologi dan Kejuruan 5(2):1-25.

Daryanto. 2013. Menyusun Modul. Yogjakarta: Gava Media.

Dewi R, Rahmadana Muhammad F, Dalimunthe Muhammad B. 2016. Module

Validity Of Peer Counselor Character Service In State University Of

Medan. Journal of Education and Practice. 7(8): 114.

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik

dan Tenaga Kependidikan. 2008. Penulisan Modul. Departemen

Pendidikan Nasional. Jakarta.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2017. Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan

Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program

Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian (C3). Direktorat Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta.

Ermalena, Siti S. Efektifitas Penggunaan Modul Keterampilan Dasar Menjahit

Pada Hasil Belajar Menjahit Di Panti Asuhan Darotul Hadlonah. Skripsi.

Pendidikan Kesejahteraan Keluargaan Universitas Negeri Semarang.

Semarang.

Fanti, Istia Alif. 2012. Efektivitas Media Pembelajaran Dengan Adobe Flash

Dalam Model Pembelajaran Langsung Untuk Pencapaian Unjuk Kerja

Pembuatan Pola Dasar Badan Wanita Di SMK N 6 Yogjakarta. Skripsi.

Pendidikan Teknik Busana Universitas Negeri Yogjakarta. Yogjakarta

Fatikhah, dan I, Nurma. 2015. Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika

Bermuatan Emotion Quotient Pada Pokok Bahasan Himpunan. Jurnal

Eduma. 4(2): 47.

Hadijah I, Kustono D, dan Sudjimat Dwi A . 2013. Pengembangan Bahan Ajar

Pola Dasar Busana Wanita Progam Studi D3 Tata Busana. Jurnal

Teknologi dan Kejuruan 3(2): 188-200.

Harmaida J, Ramainas, Ernawati. 2012. Persepsi Siswi Kelas X Tata Busana

Tentang Kompetensi Membuat Pola Teknik Konstruksi di SMKN 3

Sungai Penuh. E-Jurnal Home Economic and Tourism 1(1).

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

96

Hartoyo. 2009. Upaya Meningkatkan Prestasi Melalui Pembelajaran Dengan

Modul Berbasis Kompetensi. Jurnal Pendidikan Teknik dan Kejuruan.

18(1): 66.

Jatirahayu. 2013. Guru Berkualitas Kunci Mutu Pendidikan. Jurnal Ilmiah Guru

“COPE” (2): 46-53.

Jawani. 2018. Pengembangan Modul Pecah Pola Model Blazer Pada Mata

Pelajaran Membuat Busana Wanita Di Smk Ibu Kartini Semarang.

Skripsi. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri

Semarang. Semarang

Karmila, I., Ernawati, S. Z Novrita. 2015. Pengembangan Modul Pembelajaran

Konstruksi Pola Busana Di Jurusan Kesejahteraan Keluarga Fakultas

Teknik Universitas Negeri Padang. E-Jurnal Home Economic and

Tourism 8(1).

Kurniawan, D. 2014. Urgensi Penjaminan Mutu Sekolah. Jurnal Edutech 1(2):

194-203.

Liu, Nannan ,et.al. 2015. A Functional Modul Based Exploration Between

Inflamtion An Cancer In Esophagus. International Journal Scientific

Reports (5).

Lin, Chun-Yu, et al. 2012. A Web Server To Infer Homologous Modules and

Module-module Interaction Networks in Vertebrates. International

Journal Nucleic Acids Research 40.

Leonard, et.al. 2013. An Introductory Review Module For Anti-Infective

Therapeutics Course. International Journal American Journal of

Pharmaceutical Education 76(7): 135.

Leong, C, et al., 2014. Intructional Design and Assesmen A Physical Assesmen

Skill Module On Vital Signs American. International Journal of

Pharmateutical Education 78(7): 137.

Martubi. 2009. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Lanjut Melalui

Pembelajaran Menggunakan Modul dan Lembar Kerja Dengan Soal

Latihan Berjenjang. Jurnal Pendidikan Teknik dan Kejuruan 18(1):85-

102.

Mulyadi, Endang. 2016. The Analysis Of Social Teachers Performance In The

Senior Hight School Of Ciamis Regency. Journal Of Education And

Practice. 7(24): 7.

Munib, A dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT Unnes Press.

Mustholiq, Imam MS dan N Ariadie Chandra. 2007. Pengembangan Media

Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia Pada Mata Kuliah Dasar

Listrik. Jurnal Pendidikan Teknik dan Kejuruan 16(1): 1-17.

Ningsih Y.D, Idrus Y, dan Izwerni . 2012.Hambatan-Hambatan Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Membuat Pola (Pattern Making) Dengan Teknik

Konstruksi Di SMK Negeri 1 IV Angkek Kab. Agam. E-Jurnal Home

Economic and Tourism 1(1).

Nuroso, H dan Siswanto J. 2010. Model Pengembangan Modul IPA Terpadu

Berdasarkan Perkembangan Kognitif Siswa. Jurnal JP2F 1(1):25-45.

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

97

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010. Pengelolaan

Dan Penyelenggaraan Pendidikan. 28 Januari 2010. Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23 . Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990. Pendidikan

Menengah. 10 Juli 1990. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1990 Nomor 37 . Jakarta.

Putri, H. 2017. Pengembangan Modul Berbasis Pendekatan Kontekstual untuk

Pembelajaran Menulis Teks Anekdot. Jurnal Pendidikan Bahasa dan

Sastra 17(2):241-252.

Puspita, D. 2015. Efektivitas Metode Pembelajaran Proyek Mata Pelajaran Dasar

Teknologi Menjahit Siswa SMK Tata Busana. Fashion and Fashion

Education Journal 4(1): 58.

Pratiwi,et.al. 2016. Pengembangan Modul Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran

Sosiologi Berorientasi HOTS. Jurnal Cakrawala Pendidikan (2).

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogjakarta:

DIVA Press

Raharjo M, Arieshanti I, Nanik S. 2015. Pembuatan Pola Busana Secara Otomatis

Menggunakan Garis dan Kurva B-Spline. Jurnal Systemik 1(1): 5-13.

Ratri, Ika Madya. 2016. Perbandingan Hasil Pembuatan Lengan Draperi

Menggunakan Pola Sistem Draping Dan Pola Sistem Praktis. Skripsi.

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Semarang.

Semarang

Rifa’i, A dan C.T Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.

Rusdiana, E.H. 2013. Modul Pembelajaran Cahaya Dengan Pendekatan

Keterampilan Proses. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Silabus Tata Busana SMK YPPM Boja Tahun Pelajaran 2017/2018. Boja: SMK

YPPM Boja.

Sa’diyah, W, et al. 2016. Pengembangan Bioteknologi Lingkungan Berbasis

Penelitian Mata Kuliah Bioteknologi Untuk Mahasiswa S1 Universitas

Malang. Jurnal Pendidikan 1(9): 1781-1786.

Sawitri, et.al. 2017. Pengembangan Wirausaha Bagi Ibu-Ibu di Kelurahan

Patemon GunungPati Semarang Melalui Pelatihan Keterampilan

Membuat Hantaran Pengantin. Jurnal Teknobuga 4(1):51-56.

Sholikhah, R. 2017. Pengembangan Modul Interaktif Busana Daerah Sebagai

Media Pengenalan Budaya Indonesia. Jurnal Teknobuga 5(2): 9-16.

Suarsana, I M dan G A. Mahayukti. 2013. Pengembangan E-modul Berorientasi

Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis

Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Indonesia 2(2): 264-275.

Suharsimi, A. 2010. Prosedur Penelitian.Jakarta:Rineka Cipta.

Sugiyono 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

.2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmawaty, Wahyu E Pratama. 2016. Pengembangan Model Managemen Unit

Produksi SMK Prodi Keahlian Tata Busana Di Kabupaten Sleman.

Jurnal Pendidikan Vokasi. 6(2): 220.

Suryanto, S dan Hendriyanto, A. 2017. Pengembangan Modul Filsafat Bahasa.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 17(1): 41-56.

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS X DI SMK …lib.unnes.ac.id/40566/1/5401414014_Optimized.pdf · 2020. 10. 26. · PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN DASAR POLA KELAS

98

Surindra, B., Bakti W, Zuliastini. 2017. The Development Of E conomic Statistic

II Module Of Based On Problem-Based Learning (PBL) In Nusantara

PDRI University Kediri. Journal Of Education And Practice. 8(28): 94.

Sugiyarningsih, A. 2015. Efektivitas Pembelajaran Pembuatan Kamisol

Menggunakan Modul Terhadap Hasil Belajar Siswa SMK. Fashion and

Fashion Education Journal 4(1): 1-7.

Tim Penyusun Buku. 2017. Pedoman Penulisan Tugas Akhir atau Skripsi.

Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Semarang

Tyas, V.P. 2011. Pengembangan Modul Pembelajaran Pola Celana Panjang

Wanita Dengan Teknik Konstruksidi SMK N 3 Purwokerto. Skripsi.

Universitas Negeri Yogjakarta. Yogjakarta.

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002. Sistem Penelitian,

Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahujan dan Teknologi. 29

Juli 2002. Jakarta.

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan

Nasional. 8 Juli 2003. Jakarta.

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan. 30 Desember 2005. Jakarta.

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010. Guru dan Dosen.

28 Januari 2010. Jakarta.

Widiartini, Ni K. 2012. Umpan Balik Pembelajaran pada Materi Membuat Pola

Universita Pendidikan Ganesha Bali. Jurnal Evaluasi Pendidikan 3(2):

188-200.

Widihastuti. 2007. Pencapaian Standar Kompetensi Siswa SMK Negeri Program

Keahlian Tata Busana Di Kota Yogjakarta Dalam Pembelajarana Dengan

KBK. Jurnal Pendidikan Teknik Kejuruan. 16(2): 238.

Widyaningrum R., Sarwanto, dan Puguh K. 2013. Pengembangan Modul

Berorientasi POE Berwawasan Lingkungan pada Materi Pencemaran

untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Bioedukasi 6(1): 100-

117.

Widoyoko, E.P. 2014. Penilaian Hasil Belajar di Sekolah. Yogjakarta: Pustaka

Belajar.

Yuwono, K.T dan Suprapto. 2011.Pengembangan Modul Praktikum

Mikrokontroler (AVR) Menggunakan Perangkat Lunak Proteus

Profesional V75SP3 . Jurnal Penelitian Tindakan Kelas 20(4): 23-24