plagiat merupakan tindakan tidak terpuji pdf/f. keguruan dan ilmu...pola pengembangan paragraf...
TRANSCRIPT
POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
BERDASARKAN LETAK KALIMAT UTAMA
DAN PENYIMPANGAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
PADA TAJUK RENCANA
DI HARIAN KOMPAS JUNI 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Oleh:
Yustinus Anang Krismiyanto
NIM: 041224029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
BERDASARKAN LETAK KALIMAT UTAMA
DAN PENYIMPANGAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
PADA TAJUK RENCANA
DI HARIAN KOMPAS JUNI 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Oleh:
Yustinus Anang Krismiyanto
NIM: 041224029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DA
Dosen Pe
POL
BERDA
AN PENYIM
D
embimbing,
LA PENGEM
ASARKAN L
MPANGAN
PADA T
DI HARIAN
Yustinus A
NIM
Telah
,
ii
SKRIPSI
MBANGAN
LETAK KA
N PENGEM
AJUK REN
N KOMPAS
Oleh:
Anang Kris
M: 04122402
h disetujui o
N PARAGR
ALIMAT UT
BANGAN P
NCANA
JUNI 2009
smiyanto
29
oleh:
Tangg
RAF
TAMA
PARAGRA
gal: 7 Juni 2
AF
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Yogyakarta, 11 Juli 2011
Dekan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan secara khusus untuk kedua orang tuaku
Tc. Poniman dan Fr. Patmiyasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
Hal apapun yang kita kerjakan dengan niat baik dan semampu kita yakinlah
hasilnya tidak akan mengecewakan.
( Yustinus Anang K.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang disebutkan didalam
daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Juni 2011
Penulis
Yustinus Anang Krismiyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Yustinus Anang Krismiyanto
Nomor Mahasiswa : 041224029
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF BERDASARKAN LETAK
KALIMAT UTAMA DAN PENYIMPANGAN PENGEMBANGAN
PARAGRAF PADA TAJUK RENCANA DI HARIAN KOMPAS JUNI 2009
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 7 Juni 2011
Yang menyatakan
(Yustinus Anang Krismiyanto)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Krismiyanto, Yustinus Anang. 2011. Pola Pengembangan Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Dan Penyimpangan Pengembangan Paragraf Pada Tajuk Rencana Di Harian Kompas Juni 2009. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini memiliki dua masalah, yaitu: (1) pola pengembangan paragraf apa sajakah yang terdapat pada wacana tajuk rencana dalam harian Kompas Juni 2009 dan (2) penyimpangan pengembangan paragraf yang terdapat pada wacana tajuk rencana dalam harian Kompas Juni 2009.
Data dalam penelitian ini berupa paragraf-paragraf dalam tajuk rencana yang ada di dalam surat kabar, yaitu pada kolom tajuk rencana Kompas periode Juni 2009.
Langkah-langkah pengumpulan data penelitian ini adalah (1) mengumpulkan tajuk rencana dari Kompas Juni 2009, (2) memberi kode (pengkodean) pada setiap paragraf dalam tajuk rencana tersebut berdasarkan urutan tanggal, (3) mengidentifikasi pola pengembagan paragraf dan penyimpangannya. Dalam penelitian ini Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah (1) menganalisis pola pengembangan paragraf, (2) menganalisis penyimpangan paragraf, (3) hasil analisis yang berupa data dicek keabsahannya oleh triangulator. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, pola pengembangan paragraf yang terdapat dalam tajuk rencana surat kabar ada enam jenis, yakni pola pengembangan paragraf umum-khusus, pola pengembangan paragraf klasifikasi, pola pengembangan paragraf contoh, pola pengembangan paragraf pertanyaan, pola pengembangan paragraf perbandingan dan pertentangan, dan pola pengembangan paragraf sebab-akibat. Kedua , penyimpangan pengembangan paragraf yang terdapat dalam tajuk rencana surat kabar ada tiga jenis, yakni penyimpangan kelengkapan, penyimpangan kepaduan, dan penyimpangan kesatuan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas Implikasi penelitian ini adalah penulisan tajuk rencana cenderung mengutamakan isi dari tajuk rencana, berita yang disampaikan singkat, jelas, lugas dan menarik, serta mudah dipahami, tetapi tidak memperhatikan pola pengembangan paragraf dan syarat pengembangan paragraf. Penulisan tajuk rencana harus lebih memahami tentang teknik menulis tajuk rencana yang tidak hanya mementingkan isi dan mudah dipahami saja, tetapi juga menerapkan pola pengembangan paragraf dan syarat pengembangan paragraf. Saran dari penelitian ini adalah untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sejenis tetapi membahas aspek dari ilmu linguistik selain yang sudah dibahas dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT Krismiyanto, Yustinus Anang. 2011. The Paragraph Development Patterns Based
on the Position of the Main Ideas And the Paragraph Development Irrelevancy in “Tajuk Rencana” on Kompas Daily Newspaper June 2009. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University.
This research is a descriptive qualitative research. This research has two problems, they are: (1) what paragraph development patterns are there in tajuk rencana on Kompas June 2009 and (2) the irrelevancy of paragraph development in tajuk rencana on Kompas June 2009. The data in this research were in the form of paragraphs in tajuk rencana written in the newspaper. They were in tajuk rencana columns June 2009. The steps to collect data used in this research were (1) the researcher collected tajuk rencana from Kompas June 2009, (2) the researcher gave codes to every paragraph in those tajuk rencana based on the dates, (3) the researcher identified the paragraph development patterns and the irrelevancy. In this researh, the data analysis done in 3 steps: (1) analysing the paragraph development patterns, (2) analysing the paragraph irrelevancy, (3) checking the reliability of the data, done by a triangulator. The results of this research were as follow. First, there were six kinds of patterns in paragraph development. They were general-specific paragraph development pattern, classification paragraph development pattern, example paragraph development pattern, question paragraph development pattern, comparison and contrast paragraph development pattern, and cause-effect paragraph development pattern. Second, there were three kinds of paragraph development irrelevancy in the newspaper’s tajuk rencana. They were completion irrelevancy, harmony irrelevancy, and unity irrelevancy. Based on the results of this research mentioned above, the implication of this research was that the writing of tajuk rencana should have used the paragraph writing technique, not only about how easy the content is to understand, but also about the application of paragraph development patterns and paragraph development conditions. This research suggests that similar researches can be conducted to discuss the other aspects of tajuk rencana, but the aspect that has been done in this research.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Bahasa jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa kreatif yang
digunakan di dalam penulisan berita di media massa. Bahasa jurnalistik kerap
disebut bahasa pers dan juga memiliki karakter yang berbeda, sesuai dengan jenis
berita yang akan diberitakan (Setiati, 2005:85). Kini bahasa jurnalistik mulai
beragam digunakan untuk menulis berita ekonomi, politik ataupun tajuk rencana,
disesuaikan dengan angle tulisan, sumber berita dan keterbatasan media massa,
baik cetak atau elektronik (Setiati, 2005:87).
Badudu (Setiati, 2005:87) mengemukakan bahwa bahasa jurnalistik
memiliki sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, lugas dan menarik serta
tetap berpedoman pada kaidah bahasa Indonesia baku. Bahasa jurnalistik harus
benar-benar informatif dan komunikatif. Bahasa yang demikian juga tidak mudah
menimbulkan salah paham, tidak mudah menimbulkan tafsir ganda, dan sifatnya
tidak ambigu.
Dengan begitu sangatlah diharapkan, bahwa paragraf-paragraf jurnalistik
yang disusun, dalam setiap karya kejurnalistikan, memenuhi kualifikasi sebagai
paragraf jurnalistik yang berdimensi linguistik, yang berkarakter kebahasaan,
sehingga ketajaman dan keapikan dari penyampaian informasi, benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan. Di dalam tulisan ini, penulis mencoba mengungkapkan
gagasannya berdasarkan hasil penelitian terhadap pola pengembangan paragraf
berdasarkan letak kalimat utamanya dan penyimpangan pengembangan paragraf
pada wacana tajuk rencana. Penulis menyadari bahwa upaya meneliti dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
menuliskan kembali hasil penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik karena
berkat penyertaan dan kasih Tuhan Yesus Kristus yang tak pernah putus kepada
penulis. Di samping itu ada banyak pihak yang telah membantu menyelesaikan
penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. B Widharyanto, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang bersedia
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia, dan Daerah;
3. Dosen PBSID, yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan
pengetahuan;
4. FX. Sudadi, yang sudah membantu dan melayani penulis dalam mengurusi
berbagai hal yang sifatnya administratif;
5. Universitas Sanata Dharma, yang telah menciptakan kondisi serta
menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung penulis dalam studi dan
penyelesaian skripsi ini.
6. Tc. Poniman dan Fr. Patmiyasih, mereka adalah orang tuaku yang luar
biasa. Semangat perjuangan mereka yang selalu memberi motivasi kepada
penulis.
7. Bernadus Harry Kurniawan, adikku yang selalu menghibur penulis.
8. Kety Virginia Margaretha, S.Pd., temanku yang selalu memberi semangat
dan membantu penulis.
9. Teman-teman PBSID angkatan 2004 Universitas Sanata Dharma, yang
selalu memberi dukungan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
10. Teman-teman kontrakan Brotoseno, Teguh Wiyono, S.T., Harsono, Bowo,
Wahyu, Lutfiana dan Ratna Intani Dwi Putri, S.T., yang selalu membantu
dan menghibur penulis.
11. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan skripsi ini. Walaupun demikian, penulis berharap skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
HALAMAN JUDUL……………………………………………………......... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………. iv
MOTO………………………………………………………………………..... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS………………………………………….........
vii
ABSTRAK………………………………………………………………......... Viii
ABSTRACT……………………………………………………………………. ix
KATA PENGANTAR………………………………………………………… Xii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………......................... 3
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………..………………….... 3
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………….... 3
1.5 Batasan Istilah……………………………………….…………………….. 4
1.6 Ruang Lingkup Penelitian…………………………………..……………... 5
1.7 Sistematika Penyajian………………………………………….………….. 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan………………………………………………….... 6
2.2 Hakikat Paragraf………………………………………………….……….. 7
DAFTAR ISI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.3 Komponen Dasar Pembentuk Paragraf …………………………………… 9
2.3.1 Kalimat Topik …………………………………………….…………….. 9
2.3.2 Kalimat Penjelas …………………………………….………………….. 10
2.4 Syarat Pengembangan Paragraf …………………………………………… 11
2.4.1 Kelengkapan Paragraf …………………………………………………... 12
2.4.2 Kesatuan Paragraf ……………………………………………………..... 13
2.4.3 Kepaduan Paragraf ……………………………………………………… 14
2.5 Penyimpangan Pengembangan paragraf ………………………………...... 18
2.5.1 Penyimpangan Kelengkapan Paragraf …………...…………. …………. 19
2.5.2 Penyimpangan Kesatuan Paragraf ……………………………………… 19
2.5.3 Penyimpangan Kepaduan Paragraf ……………………………………... 20
2.6 Pola Pengembangan Paragraf …………………………………………….. 20
2.6.1 Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan dan Pertentangan ….….….. 21
2.6.2 Pola Pengembangan Paragraf Contoh….. ……………………………..... 22
2.6.3 Pola Pengembangan Paragraf sebab-akibat …………..............................
2.6.4 Pola Pengembangan Paragraf Umum-Khusus …………………………..
2.6.5 Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi……………………………….
2.6.6 Pola Pengembangan Paragraf Pertanyaan……………………………….
23
24
25
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ……………………………………………………………. 28
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian ………………………………………… 28
3.3 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ………………………………… 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.4 Analisis data ……...………………………………………………………. 30
3.5 Triangulasi ………………………………………………………………...
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data ……………………………………………………………. 32
4.2 Hasil Penelitian …………………………………………………………… 32
4.2.1 Pola Pengembangan Paragraf……………………………………………. 32
4.2.2 Penyimpangan Pengembangan Paragraf ………………………………... 33
4.3 Pembahasan ………………………………………………………………. 33
4.3.1 Pola Pengembangan Paragraf………………………………………….... 33
4.3.1.1 Pola Pengembangan Paragraf Umum-Khusus ………………………... 34
4.3.1.2 Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi ……………………………. 36
4.3.1.3 Pola Pengembangan Paragraf Contoh ………………………………… 37
4.3.1.4 Pola Pengembangan Paragraf Pertanyaan …………………………….. 38
4.3.1.5 Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan dan Pertentangan ………. 38
4.3.1.6 Pola Pengembangan Paragraf Sebab-akibat ………………………….. 40
4.3.2. Penyimpangan Pengembangan Paragraf ……………………………….. 41
4.3.2.1 Penyimpangan Kelengkapan ………………………………………….. 41
4.3.2.2 Penyimpangan Kepaduan ……………………………………………... 42
4.3.2.3 Penyimpangan Kesatuan ………………………………………………
43
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………...... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
5.2 Implementasi ……………………………………………………..……….. 46
5.3 Saran ………………………………………………….....………………… 47
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..
LAMPIRAN......................................................................................................
BIODATA PENULIS
49
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa kreatif yang
digunakan di dalam penulisan berita di media massa. Bahasa jurnalistik kerap
disebut bahasa pers dan juga memiliki karakter yang berbeda, sesuai dengan jenis
berita yang akan diberitakan (Badudu, 2005:85). Kini bahasa jurnalistik mulai
beragam digunakan untuk menulis berita ekonomi, politik ataupun tajuk rencana,
disesuaikan dengan angle tulisan, sumber berita dan keterbatasan media massa,
baik cetak atau elektronik (badudu, 2005:87).
bahasa jurnalistik memiliki sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana,
jelas, lugas dan menarik serta tetap berpedoman pada kaidah bahasa Indonesia
baku. Bahasa jurnalistik harus mudah dipahami oleh setiap orang yang
membacanya. Bahasa jurnalistik bahkan harus bisa dipahami oleh tingkat
masyarakat berintelektual rendah. Jadi sosok bahasa dalam jurnalistik itu harus
lugas, harus bersifat sederhana, harus tegas, benar-benar tepat dan akurat dalam
diksi atau pemilihan katanya (Rahardi, 2006:12).
Orwell (Setiati, 2005:89) mengemukakan bahwa bahasa jurnalistik bukan
sekadar alat komunikasi. Bahasa jurnalistik juga merupakan bagian dari kegiatan
sosial yang terstruktur dan terikat pada kondisi riil, terkait dengan isi pemberitaan.
Bahasa jurnalistik juga memiliki kekuatan dalam membentuk perilaku pembaca.
Bahasa jurnalistik di dalam pemberitaan jangan hanya memfokuskan diri pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
upaya menarik perhatian khayalak pada masalah tertentu. Bahasa setidaknya dapat
membatasi persepsi dan membantu pembaca memikirkan sesuatu yang
diyakininya.
Bahasa dalam jurnalistik itu harus berciri sederhana, tidak berbelit-belit,
tidak boleh berbunga-bunga, dan harus apa adanya, harus sesuai dengan data atau
faktanya, dan sajiannya harus langsung menuju sasaran atau pokok
permasalahannya (straight to the point). Bahasa jurnalistik harus benar-benar
informatif dan komunikatif. Bahasa yang demikian juga tidak mudah
menimbulkan salah paham, tidak mudah menimbulkan tafsir ganda, dan sifatnya
tidak ambigu.
Bagaimanapun juga, tugas pokok media massa adalah menyampaikan
informasi, menyampaikan pesan – entah sosok informasi atau pesan yang
wujudnya berita, fakta, dan lain-lain −, yang dikemas dalam kolom atau rubrik
media yang ada. Untuk itu, harus benar-benar memperhatikan ciri-ciri bahasa
dalam ragam jurnalistik dengan baik. Dengan begitu sangatlah diharapkan, bahwa
paragraf-paragraf jurnalistik yang disusun, dalam setiap karya kejurnalistikan,
memenuhi kualifikasi sebagai paragraf jurnalistik yang berdimensi linguistik,
yang berkarakter kebahasaan, sehingga ketajaman dan keapikan dari penyampaian
informasi, benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pola pengembangan paragraf apa sajakah yang terdapat pada wacana Tajuk
Rencana dalam harian Kompas Juni 2009 berdasarkan letak kalimat
utamanya?
2. Penyimpangan pengembangan paragraf apa sajakah yang terdapat pada
wacana Tajuk Rencana dalam harian Kompas Juni 2009 berdasarkan letak
kalimat utamanya?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada wacana
Tajuk Rencana dalam harian Kompas Juni 2009?
2. Mendeskripsikan penyimpangan pengembangan paragraf yang terdapat pada
wacana Tajuk Rencana dalam harian Kompas Juni 2009?
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan sumbangan tersendiri bagi penelitian analisis wacana, khususnya
mengenai pola pengembangan tajuk rencana dalam surat kabar.
2. Berbagai landasan teori yang dipakai di dalam penelitian ini dapat menambah
wawasan pembaca tentang pola pengembangan paragraf dalam tajuk rencana
dalam surat kabar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3. Menambah wawasan pembaca mengenai pola pengembangan paragraf dalam
tajuk rencana dalam surat kabar.
4. Menambah pengetahuan pembaca mengenai penyimpangan paragraf yang
terdapat pada wacana Tajuk Rencana dalam surat kabar.
1.5 Batasan Istilah
1. Tajuk rencana
Tajuk rencana adalah tulisan kolom yang dibuat oleh redaksi penerbit pers. Ia
dimuat di halaman khusus bagi tulisan- tulisan opini tentang suatu masalah
atau peristiwa (Romli 2005 : 88).
2. Paragraf
Paragraf adalah seperangkat alat tersusun logis-sistematis relevan dan
mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan
(Tarigan1981 : 10).
3. Wacana
Menyatakan bahwa wacana tulis atau writen discourse adalah wacana yang
disampaikan secara tertulis, meliputi media tulis (Tarigan 1987 : 52). Hal
serupa diungkapkan oleh Hayon (2003 : 26) yang menyatakan bahwa wacana
tulis terutama pada media yang menggunakan bahasa tulis.
4. Penyimpangan
Penyimpangan adalah sesuatu yang menyimpang atau diluar kaidah yang
berlaku. Dalam hal ini kaidah tentang pengembangan paragraf yang baik
(KBBI 2007 : 1067).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5. Pola
Pola adalah bentuk (struktur yang tetap) (KBBI 2007 : 885).
6. Kalimat
Kalimat adalah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan
atau pikiran yang relatif lengkap (Mustakim 1999:65).
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sebagai suatu
penelitian deskripsi kualitatif, penelitian ini hanya dibatasi pada upaya
mendeskripsikan pola pengembangan paragraf tajuk rencana di dalam surat kabar.
Adapun surat kabar yang diteliti adalah Kompas Juni 2009.
1.7 Sistematika Penyajian
Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pada
bab I akan diuraikan tentang pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, definisi istilah, ruang
lingkup penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berisi landasan teori, yang
terdiri dari penelitian sejenis dan landasan teori. Bab III berisi metodologi
penelitian, yang terdiri dari jenis penelitian, populasi dan sampel, instrumen,
analisis data, teknik pengumpulan data. Bab IV berisi pembahasan hasil
penelitian. Bab V berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dengan judul
Penyimpangan Pengembangan Paragraf dalam Wacana Tajuk Rencana Harian
Kompas Tahun 1997. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis
penyimpangan paragraf dalam wacana tajuk rencana harian Kompas. Hasil
penelitiannya yakni, ditemukan dua jenis penyimpangan pengembangan paragraf
pada wacana Tajuk Rencana harian Kompas tahun 1997. Pertama, gagasan pokok
pada paragraf satu dilanjutkan pada paragraf berikutnya. Kedua, adanya
penggunaan kata penghubung yang tidak tepat dalam pengembangan paragraf.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Febiyanto dengan judul Aspek Gramatikal
Dan Leksikal Pada Wacana ”Tajuk Rencana” Surat Kabar Kompas. Salah satu
tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan aspek gramatikal pada wacana
“Tajuk Rencana” surat kabar Kompas. Hasil penelitiannya yakni, aspek
gramatikal terdiri atas pengacuan referensi, penyulihan (substitusi), pelesapan
(elipsis), perangkaian (konjungsi).
Kedua penelitian di atas merupakan penelitian terdahulu yang relevan
karena sesuai dengan penelitian ini. Relevansi penelitian yang dilakukan oleh
Wahyuni adalah sama-sama meneliti tentang penyimpangan pengembangan
paragraf dalam wacana tajuk rencana harian Kompas. Sedangkan relevansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
penelitian yang dilakukan Febiyanto adalah sama-sama meneliti tentang tajuk
rencana harian Kompas.
2.2 Hakikat Paragraf
Menurut Akhadiah (1989: 144) paragraf merupakan inti penuangan buah
pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran
yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat
pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada
kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk sebuah gagasan.
Hal di atas sejalan dengan pendapat Arifin (1987: 131) yang menyatakan
bahwa paragraf adalah satuan bahasa yang membicarakan suatu gagasan atau
topik. Satuan bahasa itu terdiri atas seperangkat kalimat. Paragraf merupakan
perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-
kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah
paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah
kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan, sering kita temukan
bahwa suatu paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satu pun dari
kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya
memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan
masalah itu.
Gorys Keraf menyebut paragraf dengan istilah yang berbeda. Beliau
menggunakan istilah alenia untuk merujuk ada konsep yang sama dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
paragraf. Menurut Keraf (1980: 62) alinea tidak lain dari suatu kesatuan pikiran,
suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan
himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk
membentuk sebuah gagasan. Dalam alenia, gagasan tadi menjadi jelas oleh
uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok
pikiran secara jelas.
Pakar lain menggunakan istilah untuk merujuk konsep yang sama dengan
paragraf adalah The Liang Gie (1992:73). Menurut beliau alinea adalah bagian
dari karangan yang biasanya terdiri dari beberapa kalimat, yang merupakan
kesatuan pembicaraan. Sebuah alinea menurut isinya memuat satu ide utama atau
satu kalimat utama kalau ditinjau dari kalimat yang membangun alinea itu. Ide-ide
atau kalimat lain yang menjadi kelanjutnya harus bersumber pada ide utama itu
sebagai pembantunya, penegasnya, atau pengembangnya.
Dari berbagai pendapat mengenai paragraf yang diberikan oleh beberapa
pakar di atas, maka dapat dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan hakikat
paragraf, yakni (1) sebuah paragraf hanya mengandung satu gagasan atau ide
pokok, (2) gagasan atau ide pokok dalam sebuah paragraf dituangkan dalam satu
kalimat utama, (3) kalimat utama dikembangkan oleh beberapa kalimat penjelas,
(4) kalimat-kalimat penjelas tidak boleh ada yang menyimpang dari kalimat
utama, (5) paragraf adalah himpunan kalimat yang saling berhubungan
membentuk sebuah gagasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.3 Komponen Dasar Pembentuk Paragraf
Pada dasarnya, paragraf terbentuk dari dua komponen dasar, yakni kalimat
topik dan kalimat penjelas. Kalimat topik merupakan dasar pengembangan suatu
paragraf, sedangkan kalimat penjelas merupakan pernyataan-pernyataan yang
mendukung kalimat topik sehingga terbentuk suatu kesatuan gagasan yang
menjadikan paragraf menjadi utuh. Di bawah ini akan dipaparan teori-teori yang
berkaitan dengan komponen-komponen dasar pembentuk paragraf, yakni kalimat
topik dan kalimat penjelas.
2.3.1 Kalimat Topik
Menurut Mustakim (1994: 116) sebuah paragraf hendaknya hanya
mengandung satu pikiran atau gagasan utama, yang diikuti oleh beberapa gagasan
penunjang. Oleh karena itu, kalimat yang terjalin dalam sebuah paragraf hanya
mempersoalkan satu masalah. Jika dalam satu paragraf terdapat dua gagasan atau
lebih, tiap-tiap gagasan utama itu seharusnya dituangkan dalam paragraf yang
berbeda. Sebaliknya, jika dua paragraf hanya mengandung satu gagasan utama,
kedua paragraf seharusnya digabungkan menjadi satu. Dengan demikian paragraf
yang dihasilkan memiliki kesatuan pikiran.
Kalimat topik adalah perwujudan pernyataan ide pokok paragraf dalam
bentuk umum atau abstrak (Tarigan, 1987:18). Ada beberapa istilah yang
digunakan untuk menyebut kalimat topik. Istilah-istilah itu sebenarnya mengacu
pada konsep yang sama dengan kalimat topik. Istilah itu misalnya kalimat utama,
kalimat pokok, kalimat inti, atau kalimat program.
Sebuah paragraf yang baik mengandung satu pokok pikiran. Pokok pikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
itu dituangkan dalam salah satu kalimat di antara kalimat-kalimat yang tergabung
dalam sebuah paragraf. Kalimat yang mengandung pokok pikiran paragraf disebut
kalimat utama atau kalimat topik.
Isi kalimat utama masih bersifat umum karena belum mengungkapkan
pokok pikiran penulis secara rinci. Bagi pembaca, kalimat utama belum memberi
informasi yang lengkap. Karena itu, dalam sebuah paragraf, selain terdapat
kalimat utama, juga terdapat kalimat-kalimat penjelas.
2.3.2 Kalimat Penjelas
Seperti halnya kalimat topik, kalimat penjelas pun disebut dengan istilah
yang berbeda-beda. Tarigan (1987: 19) menyebutnya sebagai kalimat
pengembang sedangkan Akhadiah (1989: 156) menyebutnya dengan kalimat
penunjang. Meskipun istilah yang digunakan berbeda, pada dasarnya merujuk
pada konsep yang sama dengan kalimat penjelas.
Menurut Akahdiah (1989: 156) menulis paragraf memerlukan penyusunan
dan pengekspresian gagasan-gagasan penunjang. Gagasan pokok dari sebuah
paragraf hanya akan jelas kalau diperinci dengan gagasan-gagasan penunjang.
Dengan kata lain, kalimat penjelas atau kalimat penunjang berfungsi memperjelas
gagasan pokok yang ada dalam sebuah paragraf. Setiap gagasan penunjang dapat
dituangkan ke dalam satu kalimat penunjang atau lebih. Ada juga kemungkinan
beberapa gagasan penunjang dituangkan ke dalam satu kalimat penunjang. Tetapi
sebaliknya satu gagasan penunjang dijadikan satu kalimat penunjang.
Sebagian besar kalimat dalam paragraf termasuk kategori kalimat
pengembang. Susunan kalimat pengembang tidak sembarangan. Urutan kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pengembang sebagai perluasan pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak
menuruti hakikat ide pokok (Tarigan, 1987:19).
Pada dasarnya, kalimat penjelas berfungsi untuk menjelaskan kalimat topik,
sehingga tercapai kelengkapan dan kesatuan gagasan. Dengan adanya kalimat
penjelas, menjadikan kalimat topik dalam paragraf semakin jelas dan isi paragraf
lebih mudah dipahami oleh pembaca.
2.4 Syarat Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf adalah penyusunan sebuah paragraf berdasarkan
sebuah kalimat topik. Menurut Keraf (1980: 84) pengembangan paragraf
mencakup dua hal utama. Yang pertama kemampuan memperinci secara
maksimal gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan bawahan. Yang
kedua kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam urutan yang
teratur.
Willis (1980: 59) menyatakan bahwa paragraf harus memenuhi tiga syarat
dalam pengembangannya: (1) kelengkapan, (2) kesatuan, (3) koherensi.
Kelengkapan dimaksudkan sebagai terurainya kalimat topik dengan kalimat-
kalimat penjelas yang relevan. Apabila penulis gagal mengembangkan ide utama
secara utuh maka paragraf menjadi tidak lengkap.
Kesatuan diartikan sebagai kesatuan gagasan paragraf. Sebuah paragraf
merupakan satu unit komposisi karena dalam paragraf hanya dikembangkan satu
ide pokok. Kesatuan terbukti bila masing-masing kalimatnya menyinggung satu
ide pokok yang terdapat dalam paragraf.
Koherensi paragraf terjadi apabila kalimat-kalimat dalam paragraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menunjukkan kerja sama yang erat antara kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain. Koherensi paragraf dapat terjadi lewat penggunaan kata atau frasa transisi,
pengulangan kata kunci, dan lewat perujukan kata ganti (ibid, 100-103)
Menurut Gorys Keraf (1980: 67) alinea yang baik dan efektif harus
memenuhi tiga syarat, yakni (1) kesatuan, (2) koherensi, dan (3) perkembangan
alinea. Kesatuan dalam alinea adalah bahwa semua kalimat yang membina alinea
itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu. Koherensi
adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain
yang membentuk alinea itu. Perkembangan alinea adalah penyusunan atau
perincian gagasan-gagasan yang membina alinea itu.
Tarigan (1987: 36) menjelaskan ada enam kriteria kualitas paragraf, yakni
(1) isi paragraf berpusat pada satu hal saja, (2) isi paragraf relevan dengan isi
karangan, (3) paragraf harus koheren dan unity, (4) kalimat topik harus
dikembangkan dengan jelas dan sempurna, (5) struktur paragraf harus bervariasi
sesuai dengan: (a) latar belakang pembaca, (b) sifat media tempat paragraf
(karangan) diterbitkan, (c) sifat dan tuntutan kalimat topik, (6) paragraf tertulis
dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pendapat tentang syarat pengembangan paragraf yang telah dijelaskan di
atas sangat bervariasi. Tetapi, pada dasarnya syarat pengembangan paragraf
menyangkut tiga hal, yakni kelengkapan, kesatuan, dan kepaduan paragraf. Ketiga
hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
2.4.1 Kelengkapan Paragraf
Menurut Akhadiah (1989: 152) suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik atau
kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak
dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
2.4.2 Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran. Oleh sebab itu,
kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak
ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Jika ada
kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak
padu, tidak utuh (Arifin, 1987: 132).
Sependapat dengan Arifin, Akhadiah (1989: 148) menjelaskan bahwa tiap
paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf
ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya
tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan
topik atau gagasan tersebut. Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Jadi, satu
paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau topik. Semua kalimat
dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut.
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam
paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau relevan dengan topik. Semua kalimat
terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.
Menurut Gorys Keraf (1980: 67-68) kesatuan paragraf akan terganggu
apabila dalam mengembangkan paragraf terjadi penyimpangan-penyimpangan.
Penyimpangan-penyimpangan itu dapat berbentuk: pertama, pemasukan sebuah
sisipan atau interupsi yang jelas dalam urutan-urutan gagasan yang ada; kedua,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sebuah penyimpangan secara gradual dari tema yang ahrus dibina oleh alinea itu,
yakni setiap kalimat berikutnya semakin menyimpang dari tujuan utamanya.
Kesatuan dalam paragraf tidak tercapai disebabkan juga oleh tiga hal lain
yang lazim disebut diferinsiasi berlebihan, kurang diferensiasi , dan degresi.
Sebuah paragraf disebut dalam keadaan diferensiasi berlebihan, bila rentangan
pikiran yang ada dipecah beberapa kali sehingga kelihatan paragrafnya berlabih,
dan menimbulkan kesan seolah-olah dasar pembagian paragraf diletakkan dengan
sekehendak hati, atau sekurang-kurangnya tidak logis.
Sebuah tulisan disebut kurang berdiferensiasi, bila tulisan tersebut
mempunyai hanya sedikit atau tidak ada paragraf. Tulisan yang kurang
berdiferensiasi biasa ditemukan dalam ensiklopedia atau tulisan yang bersifat
renungan, seperti filsafat atau tulisan tanpa perencanaan. Kesatuan dalam paragraf
dapat juga terganggu oleh apa yang disebut digresi, yakni adanya satu pokok
pikiran baru yang diselipkan di tengah-tengah sebuah rentang pikiran, tanpa ada
hubungan langsung baik dengan peristiwa yang mendahuluinya maupun yang
menyusulnya (Enre, 1988:52-57).
2.4.3 Kepaduan Paragraf
Menurut Akhadiah (1989: 150) satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan
atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi
dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca
dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa
hambatan karena tidak ada loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran
yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dititkberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat dalam paragraf.
Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperlihatkan dua hal,
yakni (1) unsur kebahasaan yang digambarkan dengan (a) repetisi atau
pengulangan kata kunci, (b) kata ganti, (c) kata transisi atau ungkapan
penghubung, dan (d) paralisme, (2) pemerincian dan urutan isi paragraf. Yang
dimaksud dengan pemerincian dan urutan isi paragraf adalah cara
mengembangkan pikiran utama menjadi sebuah paragraf dan hubungan antara
pikiran utama dengan pikiran-pikiran penjelas. Perincian ini dapat diurutkan
secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab akibat, akibat
sebab, khusus umum, umum khusus), menurut urutan ruang (spasial), menurut
proses, dan sebagainya.
Kepaduan terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang
membina alinea itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Jika sebuah alinea tidak
memiliki kepaduan, maka tampaknya pembaca hanya menghadapi sekelompok
kalimat yang masing-masing berdiri sendiri, dengan gagasannya sendiri, bukan
suatu uraian yang integral. Alinea yang tidak memiliki kepaduan akan
menghadapkan pembaca dengan loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan,
menghadapkan pembaca dengan urutan-urutan waktu dan fakta yang tidak teratur
atau pengembangan gagasan yang tidak berorientasi pada pokok pikiran utama
(Keraf, 1980: 75).
Menurut Keraf (1980: 76-81) untuk memperoleh kepaduan yang baik dan
mesra antara kalimat-kalimat dalam sebuah alinea, maka harus memperhatikan
persyaratan (1) masalah kebahasaan dan (2) perincian dan urutan alinea. Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kebahasaan yang turut mempengaruhi kepaduan sebuah alinea adalah repetisi,
kata ganti, dan kata-kata transisi. Repitisi adalah pengulangan kata kunci, yakni
kata yang dianggap penting dalam sebuah alinea. Kata kunci ini mula-mula
muncul dalam kalimat pertama lalu diulang dalam kalimat-kalimat berikutnya.
Kehadiran kata kunci berulang-ulang berfungsi untuk memelihara koherensi atau
kepaduan semua kalimat dalam alinea itu.
Kepaduan melalui kata ganti adalah kepaduan yang yang diciptakan dengan
cara mengganti unsur-unsur tertentu dengan menggunakan kata ganti. Pengunaan
kata ganti dimaksudkan untuk menghindari pengulangan kata dalam kalimat-
kalimat berikutnya. Dengan demikian, kata ganti berfungsi untuk menjaga
kepaduan yang baik dan teratur antarkalimat pembentuk alinea. Dalam hal ini,
penulis dapat menunjukkan kepaduan melalui penggunaan kata ganti seperti kata
ganti orang.
Kata-kata transisi juga dapat turut memelihara kepaduan dalam alinea. Kata-
kata transisi fungsinya terletak antara kata ganti dan repitisi. Bila repetisi
menghendaki pengulangan kata-kata kunci, serta kata ganti tidak menghendaki
pengulangan sebuah kata benda, maka dalam kata transisi ditempuh jalan tengah.
Seringkali terjadi bahwa hubungan antara gagasan-gagasan agak sulit
dirumuskan. Sebab itu diperlukan bantuan kata-kata atau frasa-frasa transisi
sebagai penghubung atau katalisator antara gagasan dengan gagasan lainnya, atau
antara satu kalimat dengan kalimat. Bahkan, dapat terjadi pula hubungan antara
alinea dengan alinea.
Kata atau frasa transisi yang digunakan dalam tulisan-tulisan ada bermacam-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
macam. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa kata atau frasa sesuai dengan jenis
hubungannya. Kata atau transisi itu adalah sebagai berikut.
a. Hubungan yang menyatakan tambahan kepada sesuatu yang telah disebut
sebelumnya. Bentuk transisi yang digunakan biasanya: lebih-lebih lagi,
tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula,
berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, dan demikian juga.
b. Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebut
sebelumnya, digunakan: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian,
sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun.
c. Hubungan yang menyatakan perbandingan, menggunakan: lain halnya,
seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.
d. Hubungan yang menyatakan akibat atau hasil, dengan kata transisi: sebab itu,
oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya.
e. Hubungan yang menyatakan tujuan, dengan kata penghubung: untuk maksud
itu, untuk maksud tersebut, dan supaya.
f. Hubungan yang menyatakan singkatan, menggunakan: pendeknya,
ringkasnya, secara singkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan
kata lain, misalnya, yakni, sesungguhnya.
g. Hubungan yang menyatakan waktu, misalnya: sementara itu, segera,
beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian.
h. Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di sana, dekat, di
seberang, berdekatan, berdampingan dengan.
Perincian dan urutan pikiran juga dapat turut memelihara kepaduan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
alinea. Yang dimaksud dengan perincian dan urutan pikiran adalah bagaimana
pengembangan sebuah gagasan utama dan bagaimana hubungan antara gagasan
bawahan yang menunjang gagasan utama tadi. Penulis dapat menjamin kepaduan
dengan mengemukakan perincian isi berdasarkan urutan ruang, dinilai dari sudut
tertentu dan berangsur-angsur bergerak ke sudut yang berlawanan. Ia dapat juga
mempergunakan urutan waktu atau urutan kronologis atau mempergunakan
urutan-urutan logis: sebab-akibat, umum-khusus, klimaks, proses, dan sebagainya.
2.5 Penyimpangan Pengembangan Paragraf.
Pengembangan paragraf yang baik harus memenuhi tiga syarat yakni, (1)
kelengkapan, (2) kesatuan, dan (3) kepaduan (Willis, 1980: 59). Apabila sebuah
paragraf tidak memenuhi ketiga syarat tersebut, maka telah terjadi penyimpangan
pengembangan paragraf. Penyimpangan pengembangan paragraf juga dapat
terjadi jika salah satu syarat pengembangan paragraf tidak terpenuhi.
2.5.1 Penyimpangan Kelengkapan Paragraf
Kelengkapan paragraf adalah paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas
yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama (Akhadiah,
1989: 152). Jika dalam sebuah paragraf tidak berisi kalimat-kalimat penjelas yang
menunjang kalimat utama, maka paragraf tersebut mengalami penyimpangan
kelengkapan paragraf. Penyimpangan kelengkapan paragraf juga dapat terjadi jika
hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan. Berikut ini adalah contoh
paragraf yang mengalami penyimpangan kelengkapan paragraf.
Mendeteksi penyakit TBC pada anak memang sulit. Lebih mudah mendeteksi penyakit maag misalnya. Obatnya pun sudah ditemukan. TBC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
adalah penyakit yang sangat menular tetapi belum dapat ditangani secara cepat.
Paragraf tersebut mengalami penyimpangan kelengkapan paragraf karena kalimat
penjelasnya tidak menunjuang kejelasan kalimat utama (kalimat pertama).
Kalimat utamanya berisi tentang sulitnya mendetksi panyakit TBC pada anak.
Tetapi, kalimat penjelasnya berisi tentang penyakit maag yang mudah dideteksi.
Kalimat terakhir juga tidak mendukung kalimat utama karena berisi tentang TBC
yang sangat menular. Jadi, kalimat penjelasnya tidak menunjang kejelasan kalimat
utama.
2.5.2 Penyimpangan Kesatuan Paragraf
Kesatuan paragraf adalah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran.
Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf tidak boleh ada satu pun yang
menyimpang dari ide pokok paragraf itu (Arifin, 1987: 132). Jika ada kalimat
yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, maka paragraf tersebut
mengalami penyimpangan kesatuan paragraf. Penyimpangan kesatuan paragraf
juga dapat terjadi jika dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari satu pokok
pikiran. Berikut ini adalah contoh paragraf yang mengalami penyimpangan
kesatuan paragraf.
Secara umum saat ini setiap tahun ditemukan sekitar setengah juta kasus baru TB. Separuh diantaranya adalah TB menular. Sekitar 70 persen penderita TB adalah usia produktif. Penderita TB anak akan sembuh dalam kurun waktu 6 bulan dengan syarat tidak kontak dengan penderita TB dewasa. Pengobatan harus dilakukan secara terus menerus karena jika terputus akan menimbulkan resistensi obat. Artinya penderita akan kebal terhadap obat tersebut.
Paragraf tersebut mengalami penyimpangan kesatuan karena mengandung dua
pokok pikiran, yakni jumlah pendetita TB dan Pengobatan TB pada anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Seharusnya sebuah paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran saja.
2.5.3 Penyimpangan Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf adalah paragraf yang kalimat-kalimatnya saling
berhubungan. Paragraf bukanlah kumpulan atau kalimat yang masing-masing
berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang
mempunyai hubungan timbal balik (Akhadiah, 1989: 150). Jika dalam sebuah
paragraf berisi kalimat-kalimat yang tidak saling berhubungan, maka paragraf
tersebut telah mengalami penyimpangan kepaduan paragraf. Penyimpangan
kepaduan paragraf terjadi juga karena adanya loncatan-loncatan pikiran yang
membingungkan, urutan-urutan waktu dan fakta yang tidak teratur atau
pengembangan gagasan yang tidak berorientasi pada pokok pikiran utama (Keraf,
1980: 75). Berikut ini adalah contoh paragraf yang mengalami penyimpangan
kepaduan paragraf.
Tuberculosis (sering dikenal sebagai “TB”) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sangat menular. TB sulit dideteksi. Bakteri tersebut, umumnya menginfeksi paru-paru, walaupun dapat pula menginfeksi organ tubuh lainnya.
Paragraf tersebut mengalami penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak ada
kalimat-kalimat penjelas yang saling berhubungan. Selain itu, juga terjadi
loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan.
2.6 Pola Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni pertama,
kemampuan memperinci secara maksimal kalimat topik paragraf ke dalam kalimat
penjelas dan kedua, kemampuan mengurutkan kalimat penjelas ke dalam suatu
urutan yang teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Untuk mengembangkan suatu paragraf, baik untuk memperinci kalimat topik,
maupun untuk mengurutkan kalimat penjelas dengan teratur, dikembangkan
bermacam-macam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai
tergantung dari sifat paragraf itu.
Dasar pengembangan paragraf dapat terjadi karena adanya hubungan alamiah,
hubungan logis serta ilustrasi-ilustrasi. Hubungan alamiah didasarkan pada
keadaan yang nyata di alam, sedangkan hubungan logis didasarkan pada
tanggapan penulis atas relasi dari perincian-perincian gagasan utama.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa pola pengembangan paragraf menurut
Keraf (1980: 88-98).
2.6.1 Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan dan Pertentangan
Yang dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara
pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, obyek atau
gagasan berdasarkan pada segi-segi tertentu.
Kita dapat membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan, bagaimana politik
pendidikan yang dijalankan dengan memperhatikan pula segi-segi lain untuk
menerangkan gagasan sentral itu. Maksud dari perbandingan itu adalah untuk
sampai kepada suatu penilaian yang relatif mengenai kedua tokoh tersebut. Segi-
segi perbandingan harus disusun sekian macam sehingga kita dapat sampai
kepada gagasan sentralnya. Misalnya kita mula-mula membandingkan rasa humor
mereka, cara mereka menghadapi lawan-lawannya, cara mereka menghargai
pendukung-pendukungnya, serta tingkah laku pribadi mereka. Rangkaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
perbandingan-perbandingan itu diarahkan kepada gagasan sentral, yakni
bagaimana rasa humor mereka menjadi senjata politis, serta bagaimana mereka
menghadapi lawan-lawan mereka, sehingga tidak merugikan sahabat-sahabat dan
sekutu-sekutu mereka. Berikut ini adalah contoh paragraf perbandingan dan
pertentangan.
(1) Keuntungan seorang pedagang berkaitan erat dengan modal yang digunakan. (2) Hal ini dapat disamakan dengan nelayan yang memancing di laut. (3) Jika pedagang memerlukan modal, nelayan memerlukan umpan. (4) Ikan yang dapat ditangkap nelayan sangat tergantung pada umpan yang digunakan. (5) Jika umpannya hanya udang kecil, ikan yang ditangkap juga akan kecil seperti ikan tongkol. (5) Nah, kalau yang digunakan sebagai umpan ikan tongkol, ada kemungkinan sang nelayan akan mendapat ikan besar semacam ikan kakap. (6) Demikian pula seorang pedagang. (7) Jika modalnya sedikit, keuntungan yang diraih juga sedikit. (8) Sebaliknya, bila mengingingkan keuntungan besar, modal yang digunakan harus banyak.
Kalimat utama dalam paragraf di atas adalah kalimat (1). Kalimat-kalimat
penjelasnya adalah kalimat (2) sampai dengan kalimat (8). Kalimat (2) sampai
dengan kalimat (8) berisi perbandingan antara seorang pedagang dengan seorang
nelayan. Dijelaskan bahwa seorang pedagang membutuhkan modal, hal ini
dibandingan dengan seorang nelayan yang membutuhkan umpan.
2.6.2 Pola Pengembangan Paragraf Contoh
Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi-generalisasi
memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga dapat dipahami oleh
pembaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau pendapat yang umum itu
maka sering digunakan contoh-contoh yang konkret. Tetapi sebuah contoh sama
sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang, tetapi dipakai
hanya sekadar untuk menjelaskan maksud penulis. Berikut ini adalah contoh
paragraf contoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(1 )Sejak dulu sudah kita ketahui bahwa penyebaran penduduk Indonesia tidak merata. (2) Sebagai contoh, Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 6,7% dari luas Indonesia, saat ini dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. (3) Kepadatan penduduk di Jawa kurang lebih 900 orang per kilometer persegi. (4) Kepadatan penduduk itu sangat luar biasa bedanya dengan wilayah Indonesia lain. (5) Di Papua Barat kepadatannya hanya empat orang per kilometer persegi. (6) Bahkan di kabupaten Merauke yang luas daerahnya hampi sama dengan Pulau Jawa dan hanya dihuni 270.000 orang itu, kepadatannya hanya dua orang per kilo meter persegi.
Kalimat utama dalam paragraf di atas adalah kalimat (1). Kalimat-kalimat
penjelasnya adalah kalimat (2) sampai dengan kalimat (6). Kalimat (2) sampai
dengan kalimat (6) berisi contoh-contoh mengenai penyebaran penduduk di
Indonesia tidak merata. Dengan demikian jelaslah bahwa contoh-contoh dalam
paragraf di atas digunakan untuk memperjelas kalimat utama.
2.6.3 Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab-
akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab dapat bertindak sebagai kalimat topik,
sedangkan akibat sebagai kalimat penjelasnya. Sebaliknya, akibat sebagai kalimat
topik, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan
sejumlah sebab sebagai kalimat penjelasnya. Dalam mengemukakan hubungan
sebab-akibat tersebut penulis harus menggarap persoalannya berdasarkan
kepentingan relatifnya, berdasarkan kesederhanaan atau kekompleksannya,
kelangsungan atau ketidaklangsungan sebab atau akibat itu terhadap pokok
utamanya.
Dalam eksposisi biasa, sebab dan akibat dikemukakan berdasarkan observasi
dan refleksi yang ada. Seseorang yang menderita penyakit flu akan dihadapkan
pada serangkaian sebab yang diduga mungkin telah mengakibatkan penyakit flu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tersebut. Ia harus memilih di antara sebab-sebab yang paling mungkin: karena
mengendarai motor malam-malam, tidak menyelimuti badan dengan baik waktu
tidur, terlalu lama brjemur di panas, terlalu kedinginan, atau karena terjangkit oleh
orang lain yang jga menderita flu. Beberapa dari sebab-sebab itu mungkin
merupakan sebab yang langsung, bila dibandingkan dengan sebab-sebab lainnya.
Dengan memisahkan sebab langsung dan sebab tidak langsung, maka dapat
diambil tindakan pencegahannya pada waktu mendatang. Berikut ini adalah
contoh paragraf sebab-akibat.
(1) Sepuluh tahun yang lalu hutan bakau dibabat habis-habisan. (2) Lahan bekas hutan bakau itu disulap menjadi tambak-tambak udang windu. (3) Memang, pada waktu itu pengusaha udang windu memperoleh keuntungan besar karena harganya sangat mahal di luar negeri. (4) Akan tetapi, setelah barang dagangan itu tidak laku di pasaran internasional, para pengusaha kembali ke kota, meninggalkan kerusakan lingkungan. (5) Laut tercemar karena hutan bakau yang menyaring limbah yang masuk ke laut tidak ada lagi. (6) Sekarang, puluhan ribu nelayan sulit menghidupi keluarganya karena tak ada ikan yang dapat ditangkap di tepi pantai.
Kalimat utama dalam paragraf di atas adalah kalimat (1) yang bertindak
sebagai sebab. Kalimat-kalimat penjelasnya adalah kalimat (2) sampai dengan
kalimat (6) yang bertindak sebagai akibat. Dituliskan dalam paragraf di atas
bahwa penebangan hutan yang tidak bertanggung jawab menimbulkan beberapa
akibat yang dijelaskan dalam kalimat (2) sampai dengan kalimat (6).
2.6.4 Pola Pengembangan Paragraf Umum-Khusus
Pola pengembangan paragraf umum-khusus dan khusus-umum, merupakan
cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagsan dalam paragraf
secara teratur. Dalam pola pengembangan umum-khusus, kalimat topik
ditempatkan pada awal paragraf, serta pengkhususan atau kalimat penjelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
terdapat pada kalimat-kalimat berikutnya. Sebaliknya, dalam pola pengembangan
khusus-umum, mula-mula dikemukakan kalimat-kalimat penjelasnya kemudian
pada akhir alinea generalisasinya atau kalimat topiknya. Jadi, pola pengembangan
umum-khusus bersifat deduktif, sedangkan pola pengembangan khusus-umum
bersifat induktif. Variasi dalam kedua pola pengembangan alinea itu adalah
semacam penggabungan, yakni pada awal paragraf terdapat kalimat topik (jadi
bersifat deduktif), tetapi pada akhir paragraf kalimat topik tadi diulang sekali lagi
(jadi bersifat induktif). Berikut ini adalah contoh paragraf umum-khusus.
(1) Keadaan pengungsi amat memprihatinkan. Mereka tinggal berdesak-desakan di tempat penampungan yang sederhana.(2) Bahan makanan memang cukup, tetapi alat memasak kurang memadai sehingga jadwal makan mereka tidak menentu. (3) Air bersih yang menjadi kebutuhan paling pokok harus dihemat karena diambil dari tempat yang jauh. (4) Soal pakaian, agaknya mereka tak terlalu memikirkan. (5) Yang sangat mereka risaukan adalah masalah kesehatan. (6) Setiap hari jumlah yang sakit selalu bertambah.
Kalimat utama dalam paragraf di atas adalah kalimat (1). Kalimat (1)
berupa pernyataan umum. Pernyataan khususnya terdapat dalam kalimat (2)
sampai dengan kalimat (6). Dengan demikian kalimat (2) sampai dengan kalimat
(6) merupakan kalimat-kalimat penjelasnya.
2.6.5 Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi
Yang dimaksud dengan klasifikasi adalah sebuah proses untuk
mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan
tertentu. Oleh sebab itu, klasifikasi bekerja kedua arah yang berlawanan, yakni
pertama, mempersatukan satuan-satuaan ke dalam suatu kelompok, dan kedua,
memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain. Dengan demikian klasifikasi
mempunyai persamaan-persamaan tertentu baik dengan pertentangan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
perbandingan maupun dengan umum-khusus.
Persamaannya dengan pertentangan dan perbandingan adalah bahwa keduanya
bertolak dari penetapan ciri-ciri yang sama dan penetapan perbedaan-perbedaan
tertentu, tetapi dalam klasifikasi prosesnya masih berjalan terus untuk menentukan
pengelompokan. Di pihak lain klisifikasi mempunyai persamaan dengan umum-
khusus dan khusus-umum, karena proses klasifikasi itu untuk membuat perincian-
perincian tentang sesuatu yang umum, tetapi perincian itu untuk memperoleh
kelas-kelasnya atau kelompok-kelompoknya. Berikut ini adalah contoh paragraf
klasifikasi.
(1) Pidato dapat menarik kalau pembicara menggunakan pendekatan yang tepat. (2) Ada tiga pendekatan yang dapat dipilih, yaitu pendekatan intelektual, pendekatan moral, dan pendekatan emosional. (3) Pendekatan intelektual dipilih kalau pendengar umumnya adalah kalangan terpelajar. (4) Pendekatan moral digunakan kalau pendengar kebanyakan bergerak dalam kegiatan moral, terutama moral keagamaan. (5) Jika pendengar sebagian besar kurang berpendidikan, pembicara sebaiknya menggunakan pendekatan emosional.
Kalimat utama dalam paragraf di atas adalah kalimat (1).
Pengklasifikasiannya terdapat dalam kalimat (2) sampai dengan kalimat (5).
Dituliskan dalam kalimat (1) bahwa pidato memerlukan pendekatan yang tepat.
Kemudian pengklasifikasian jenis-jenis pendekatan dalam pidato dijelaskan dalam
kalimat-kalimat selanjutnya.
Asul Wiyanto (2004: 69-74) menambahkan pola pengembangan paragraf,
yakni pola pengembangan paragraf pertanyaan yang akan diuraikan sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2.6.6 Pola Pengembangan Paragraf Pertanyaan
Cara mengembangkan paragraf ini agak unik. Kalimat pertama berupa
pertanyaan untuk memancing perhatian pembaca. Kemudian, jawabannya
disusulkan dalam kalimat berikutnya. Berikut ini adalah contoh paragraf
pertanyaan.
(1) Apa yang salah dengan Pancasila dari pengalaman sebelum 1998? (2) Bukan nilai-nilai Pancasila yang salah, bukan indoktrinasinya. (3) Yang salah cara dan tidak adanya pelaksanaan.(4) Akibatnya begitu Soeharto lengser, yang serba berbau Soeharto ditinggalkan, beringsut pula Pancasila sebagai dasar negara dilupakan, tinggal sayup-sayup.
Kalimat (1) merupakan kalimat pertanyaan yang masih bersifat umum.
Kemudian dilanjutkan dengan kalimat-kalimat berikutnya. Kalimat-kalimat
tersebut sebagai jawaban dari kalimat (1). Dengan demikian, kalimat (2) sampai
dengan kalimat (4) merupakan kalimat-kalimat penjelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang: (1) jenis penelitian, (2) sumber data dan data,
(3) metode pengumpulan data , (4) instrumen penelitian, dan (5) analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif karena pada langkah
awal peneliti mengumpulkan fakta-fakta data pada suatu latar alamiah terlebih
dahulu. Fakta-fakta tersebut adalah paragraf-paragraf dalam tajuk rencana. Setelah
itu barulah penelitian merumuskan kesimpulan umum (teori) berdasarkan fakta-
fakta yang ada.
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah tajuk rencana yang ada dalam surat kabar
Kompas periode Juni 2009.Data dalam penelitian ini adalah data paragraf-
paragraf dalam tajuk rencana yang ada di dalam surat kabar.
3.3 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
membaca dan teknik mencatat. Jadi dalam teknik membaca dan mencatat ini,
peneliti mencari, menemukan, mengumpulkan paragraf-paragraf dalam tajuk
rencana yang ada dalam surat kabar Kompas Juni 2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Teknik catat adalah teknik dengan mencatat hasil dari data pada tabel atau
kartu data. Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat dalam kartu data dan
diidentifikasi pola pengembangan paragrafnya dan penyimpangannya.
Menurut Moleong (2008: 37) instrumen penelitian kualitatif adalah peneliti itu
sendiri sebagai alat pengumpul data. Oleh karena itu peneliti membuat langkah-
langkah penelitian sebagai berikut.
1. Peneliti mengumpulkan tajuk rencana dari Kompas Juni 2009.
2. Peneliti memberi kode (pengkodean) pada setiap paragraf dalam tajuk
rencana tersebut berdasarkan urutan tanggal. Pengkodean atau koding adalah
untuk membuat kategorisasi data kualitatif dan juga untuk menguraikan
implikasi dan rincian dari kategorinya (Moleong 2007: 27). Kode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kode untuk tanggal
1 = untuk tanggal satu
2 = untuk tanggal dua
3 = untuk tanggal tiga, dan seterusnya sampai tanggal 30
2. Kode untuk tajuk rencana
A = untuk paragraf tanjuk rencana A
B = untuk paragraf tajuk rencana B
3. Kode untuk paragraf
I = untuk paragraf satu
II = untuk paragraf dua
III = untuk paragraf tiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
IV = untuk paragraf empat
V = untuk paragraf lima, dan seterusnya
3. Peneliti mengidentifikasi pola pengembagan paragraf dan penyimpanganya
3.4 Analisis Data
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif karena pada langkah awal peneliti
menemukan fakta-fakta terlebih dahulu. Analisis data dalam penelitian kualitatif
bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan
pengertian-pengertian dan konsep-konsep dan pembangunan suatu teori yang baru
(Sarwono, 2006:261). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pola
pengembangan dan penyimpangan pengembangan paragraf. Oleh karena itu,
langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis data pola pengembangan paragraf.
Peneliti mengidentifikasi pola pengembangan paragraf dalam setiap paragraf
pada kolom tajuk rencana dan memberikan tanda cek untuk paragraf yang
sesuai pola pengembangan.
2. Menganalisis data penyimpangan pengembanagan paragraf.
Peneliti mengidentifikasi penyimpangan paragraf dari setiap paragraf yang ada
pada kolom tajuk rencana. Dan memberikan tanda cek pada kolom apabila
terjadi penyimpangan paragraf.
3. Hasil analisis dicek keabsahannya atau kredibilitasnya oleh triangulator.
4. Hasil analisis dicek ulang oleh pakar, yakni pembimbing penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3.5 Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2001: 178). Agar temuan tentang
pola pengembangan paragraf dan penyimpangan pengembangan paragraf pada
wacana tajuk rencana di harian kompas juni 2009 yang diperoleh itu benar, maka
dilakukan pemeriksaan keabsahan data dengan cara meng-konfirmasikan hasil
analisis data dengan beberapa teori yang terkait. Hal ini dimaksudkan agar
memperolah pengukuhan akan kredibilitas temuan penelitian.
Trianggulasi hasil analisis data adalah uji keterpercayaan hasil analisis agar
analisis data yang dilakukan benar-benar mencerminkan keteraturan (regularity)
dengan fenomena yang sebenarnya (Buku Pedoman PBSID, 2004: 65). Peneliti
mengkonfirmasikan hasil penelitian kepada Dr. B. Widharyanto, M. Pd dalam hal
ini beliau adalah ahli bahasa Indonesia. Apabila hasil analisis diterima oleh dosen,
maka analisis yang dilakukan sudah benar, tetapi apabila hasil analisis tidak
diterima oleh dosen, maka harus melakukan analisis ulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data
Data penelitian ini berjumlah 432 paragraf yang diambil dari 52 tajuk
rencana dalam surat kabar Kompas periode Juni 2009. Surat kabar Kompas
setiap harinya memuat dua tajuk rencana. Kedua tajuk rencana tersebut diambil
secara keseluruhan sebagai data penelitian. Tajuk rencana pertama diberi kode A
dan tajuk rencana kedua diberi kode B. Setiap paragraf dalam tajuk rencana
diberi nomor urut dengan kode angka romawi untuk memudahkan penghitungan
dan analisis data.
4.2. Hasil Penelitian
Penelitian ini menemukan enam pola pengembangan paragraf. Di samping
itu, penelitian ini juga menemukan tiga penyimpangan pengembangan paragraf
dalam tajuk rencana di surat kabar. Rinciannya adalah sebagai berikut.
4.2.1 Pola Pengembangan Paragraf
Enam pola pengembangan paragraf yang ditemukan dalam penelitian ini,
yakni pola pengembangan paragraf umum-khusus, pola pengembangan paragraf
klasifikasi, pola pengembangan paragraf contoh, pola pengembangan paragraf
pertanyaan, pola pengembangan paragraf perbandingan dan pertentangan, dan
pola pengembangan paragraf sebab-akibat. Pola pengembangan paragraf yang
paling banyak ditemukan dalam tajuk rencana pada surat kabar Kompas adalah
pola pengembangan paragraf umum-khusus. Sedangkan yang paling sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
ditemukan adalah pola pengembangan klasifikasi.
4.2.2 Penyimpangan Pengembangan Paragraf
Penyimpangan pengembangan paragraf yang ditemukan, yakni
penyimpangan kelengkapan, penyimpangan kesatuan, dan penyimpangan
kepaduan. Ketiga penyimpangan pengembangan paragraf tersebut saling
berkaitan. Ketiga penyimpangan pengembangan paragraf tersebut tidak dapat
dipisahkan secara mutlak, karena baik penyimpangan kelengkapan maupun
penyimpangan kepaduan pada akhirnya mengacu kepada penyimpangan kesatuan.
4.3. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas hasil temuan pola pengembangan paragraf
dan penyimpangan pengembangan paragraf dalam tajuk rencana pada surat kabar
Kompas. Pola pengembangan paragraf dalam tajuk rencana pada surat kabar
Kompas yang ditemukan adalah pola pengembangan paragraf umum-khusus, pola
pengembangan paragraf klasifikasi, pola pengembangan paragraf contoh, pola
pengembangan paragraf pertanyaan, pola pengembangan paragraf perbandingan
dan pertentangan, dan pola pengembangan paragraf sebab-akibat. Dan
penyimpangan pengembangan paragraf yang ditemukan, yakni penyimpangan
kelengkapan, penyimpangan kesatuan, dan penyimpangan kepaduan. Hasil
analisis akan dijabarkan sebagai berikut.
4.3.1 Pola Pengembangan Paragraf
Untuk mengembangkan suatu paragraf, baik untuk memperinci kalimat
topik, maupun untuk mengurutkan kalimat penjelas dengan teratur, dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
bermacam-macam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai
tergantung dari sifat paragraf itu. Dasar pengembangan paragraf dapat terjadi
karena adanya hubungan alamiah, hubungan logis serta ilustrasi-ilustrasi.
Hubungan alamiah didasarkan pada keadaan yang nyata di alam, sedangkan
hubungan logis didasarkan pada tanggapan penulis atas relasi dari perincian-
perincian gagasan utama.
Hasil analisis yang dilakukan terhadap pola pengembangan paragraf dalam
surat kabar itu ditemukan enam pola pengembangan paragraf. Keenam pola
pengembangan itu, yakni pola pengembangan paragraf umum-khusus, pola
pengembangan paragraf klasifikasi, pola pengembangan paragraf contoh, pola
pengembangan paragraf pertanyaan, pola pengembangan paragraf perbandingan
dan pertentangan, dan pola pengembangan paragraf sebab akibat.
4.3.1.1 Pola Pengembangan Paragraf Umum-Khusus
Pola pengembangan paragraf umum-khusus dan khusus-umum,
merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagsan dalam
paragraf secara teratur. Dalam pola pengembangan umum-khusus, kalimat topik
ditempatkan pada awal paragraf, serta pengkhususan atau kalimat penjelas
terdapat pada kalimat-kalimat berikutnya. Sebaliknya, dalam pola pengembangan
khusus-umum, mula-mula dikemukakan kalimat-kalimat penjelasnya kemudian
pada akhir alinea generalisasinya atau kalimat topiknya. Perhatikan contoh
berikut!
(29.A.IV) Seperti kita saksikan dalam pemilu presiden dan wakil presiden dewasa ini, situasi damai dan tertib tercipta juga karena pandangan, sikap, dan perilaku para capres-cawapres. Adakalanya muncul berbagai hal, termasuk selebaran yang mudah berkembang sebagai bahan provokasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Karena para capres tidak menanggapi, keadaan tidak bereskalasi. Dari perilaku para capres-cawapres itu, sekurang-kurangnya kita memperoleh kesan, bahwa dapat menyimpulkan, watak, sifat, dan perilaku pada capres-cawapres menjadi contoh dan merupakan salah satu sebab penting, mengapa proses pilpres berlangsung damai.
(30.B.VII) Pada titik ini nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi diterjang.
Kekuatan militer digunakan untuk menyingkirkan presiden yang terpilih secara demokratis. Nafsu akan kekuasaan membutakan orang akan adanya aturan main. Yang legal belum tentu bermoral. Referendum untuk mengubah undang-undang demi kepentingan pribadi, tentu tidak bisa dibenarkan. Kudeta militer untuk menyelesaikan persoalan juga tidak bisa dibenarkan.
Paragraf (29.A.IV) adalah contoh dari paragraf dengan pola
pengembangan paragraf umum khusus. Pada paragraf ini kalimat utamanya
berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat
sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap. Kalimat utama pada
paragraf ini adalah Seperti kita saksikan dalam pemilu presiden dan wakil
presiden dewasa ini, situasi damai dan tertib tercipta juga karena pandangan,
sikap, dan perilaku para capres-cawapres. Kemudian kalimat-kalimat selanjutnya
berupa kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama. Dituliskan dalam
kalimat penjelas bahwa capres-cawapres tidak terprovokasi dengan keadaan yang
sengaja dibuat panas, sehingga situasi pilpres tetap berjalan damai dan tertib.
Dengan demikian jelaslah bahwa paragraf (29.A.IV) dikembangkan menggunakan
pola pengembangan paragraf umum-khusus.
Paragraf (30.B.VII) juga dikembangkan dengan menggunakan pola
pengembangan paragraf umum-khusus. Sama halnya dengan paragraf (29.A.IV),
pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian
diterangkan dengan sejumlah kalimat penjelas berupa pernyataan khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap. Kalimat utama pada
paragraf ini adalah Pada titik ini nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi
diterjang. Kemudian kalimat-kalimat selanjutnya berupa kalimat penjelas yang
mendukung kalimat utama. Pada kalimat-kalimat penjelas lebih dijelaskan lagi
keadaan yang menggambarkan bahwa nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi
diterjang. Dituliskan dalam kalimat penjelas/ pernyataan khusus bahwa kekuatan
militer, kekuasaan, dan referendum disalahgunakan demi tercapinya kepentingan
tertentu. Bahkan kudeta militer pun juga ikut ambil bagian. Dalam paragraf ini
pernyataan umum dijelaskan melalui beberapa pernyataan khusus, sehingga
informasi dalam paragraf ini menjadi lengkap.
4.3.1.2 Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi
Pola pengembangan paragraf yang lain adalah pola pengembangan
paragraf klasifikasi. Pola pengembangan ini tidak banyak ditemukan pada tajuk
rencana di dalam surat kabar. Yang dimaksud dengan klasifikasi adalah sebuah
proses untuk mengelompokkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan-
kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, klasifikasi bekerja kedua arah yang
berlawanan, yakni pertama, mempersatukan hal-hal ke dalam suatu kelompok,
dan kedua, memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain. Perhatikan contoh
berikut!
(3.A.II) Pemilu presiden yang diikuti tiga calon presiden dan calon wapres berlangsung 8 Juli. Masa kampanye berlangsung 32 hari, dari 2 Juni hingga 4 Juli. Namun, kampanye dalam bentuk rapat umum berupa pengerahan massa baru dilangsungkan 12 Juni-4 Juli.
Paragraf (3.A.II) merupakan contoh paragraf klasifikasi karena
pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mengelompokkan hal tertentu. Pada paragraf ini kalimat utamanya adalah Pemilu
presiden yang diikuti tiga calon presiden dan calon wapres berlangsung 8 Juli,
sedangkan kalimat perinciannya adalah Masa kampanye berlangsung 32 hari,
dari 2 Juni hingga 4 Juli. Namun, kampanye dalam bentuk rapat umum berupa
pengerahan massa baru dilangsungkan 12 Juni-4 Juli. Dengan mengelompokkan
dua hal, yakni masa kampanye dan kampanye rapat umum maka informasi dalam
paragraf ini menjadi semakin jelas.
4.3.1.3 Pola Pengembangan Paragraf Contoh
Pola pengembangan selanjutnya yang juga tidak banyak ditemukan pada
tajuk rencana di dalam surat kabar adalah pola pengembangan paragraf dengan
menggunakan contoh. Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau
generalisasi-generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga
dapat dipahami oleh pembaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau
pendapat yang umum itu maka sering digunakan contoh-contoh yang konkret.
Perhatikan contoh berikut!
(2.B.VI) Yang mengecewakan masyarakat bukan hasil akhir, tetapi proses lepasnya, baik Sipadan, Ligitan maupun Timor Timur yang terlalu mudah. Sebagai contoh. Kita kehilangan Sipadan dan Ligitan karena alasan “sepele”, yakni alasan kehadiran terus menerus, penduduk efektif, dan jaminan pelestarian alam atas suatu pulau perbatasan.
Paragraf (2.B.VI) menggunakan pola pengembangan paragraf contoh
karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh.
Contoh yang digunakan adalah lepasnya Sipadan, Ligitan dan Timor Timur dari
Indonesia. Contoh tersebut digunakan, tentu untuk memperjelas paragraf tresbut.
Dengan demikian jelaslah bahwa paragraf (2.B.VI) menggunakan pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pengembangan paragraf contoh.
4.3.1.4 Pola Pengembangan Paragraf Pertanyaan
Pola pengembangan paragraf dengan menggunakan pertanyaan juga tidak
banyak ditemukan pada tajuk rencana di dalam surat kabar adalah pola
pengembangan paragraf pertanyaan. Cara mengembangkan paragraf ini agak unik.
Kalimat pertama berupa pertanyaan untuk memancing perhatian pembaca.
Kemudian, jawabannya disusulkan dalam kalimat berikutnya. Perhatikan contoh
berikut!
(2.A.VI) Apa yang salah dengan Pancasila dari pengalaman sebelum 1998? Bukan nilai-nilai Pancasila yang salah, bukan indoktrinasinya. Yang salah cara dan tidak adanya pelaksanaan. Akibatnya begitu Soeharto lengser, yang serba berbau Soeharto ditinggalkan, beringsut pula Pancasila sebagai dasar negara dilupakan, tinggal sayup-sayup.
Paragraf (2.B.VI) menggunakan pola pengembangan paragraf pertanyaan
karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul
dalam kalimat berikutnya. Kalimat utamanya adalah Apa yang salah dengan
Pancasila dari pengalaman sebelum 1998? Kemudian, kalimat-kalimat
penjelasnya berupa jawaban atas pertanyaan tersebut. Dengan demikian informasi
dalam paragraf tersebut menjadi lengkap.
4.3.1.5 Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan Dan Pertentangan
Pola pengembangan paragraf selanjutnya adalah pola pengembangan
paragraf perbandingan dan pertentangan. Pola pengembangan perbandingan dan
pertentangan adalah suatu cara di mana pengarang menunjukkan kesamaan atau
perbedaan antara dua orang, obyek atau gagasan berdasarkan pada segi-segi
tertentu. Perhatikan data berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(23.B.IV) Kurdi, yang merupakan kelompok etnis terbesar di wilayah berpenduduk sekitar 850.000 itu, merasa berhak lebih atas Kirkuk, wilayah yang kaya minyak ini. Sementara etnis Arab dan Turkomen, walaupun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan Kurdi, mengingkan hak yang sama pula.
(23.A.IV) Singkatnya, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, apalagi
seabad dua abad sebelumnya, Jakarta justru semakin tua. Tua bukan sebagai warisan yang ahrus dilindungi, tetapi tua karena keneratan beban. Beban persoalan begitu melilit-lilit, sampai ada tamsil, siapa pun gubernurnya, pasti akan menghadapi beragam tantangan dan kesulitan yang semakin hari semakin kompleks dan berat.
Paragraf (23.B.IV) adalah contoh pola pengembangan paragraf
perbandingan dan pertentangan karena pada paragraf ini kalimat utamanya
mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
Perbandingan itu dapat dilihat antara keinginan etnis Kurdi, etnis Arab, dan Etnis
Turkomen yang sama, yakni merasa berhak lebih atas Kirkuk; wilayah yang kaya
minyak. Dengan demikian, jelaslah bahwa paragraf (23.B.IV) adalah contoh pola
pengembangan paragraf perbandingan.
Paragraf (23.A.IV) juga merupakan contoh pola pengembangan paragraf
perbandingan dan pertentangan karena pada paragraf ini kalimat utamanya
mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
Perbandingan itu dapat dilihat antara Jakarta seabad dua abad lalu dengan Jakarta
pada masa sekarang, yakni sama-sama memilki beban persoalan yang rumit dan
semakin hari semakin kompleks dan berat. Yang seharusnya semakin tua usia
Jakarta diharapkan menjadi semakin baik tetapi masih juga sama keadaannya dari
tahun ke tahun. Dengan demikian, jelaslah bahwa paragraf (23.A.IV) adalah
contoh pola pengembangan paragraf perbandingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4.3.1.6 Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab-
akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab dapat bertindak sebagai kalimat topik,
sedangkan akibat sebagai kalimat penjelasnya. Sebaliknya, akibat sebagai kalimat
topik, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan
sejumlah sebab sebagai kalimat penjelasnya. Dalam mengemukakan hubungan
sebab-akibat tersebut penulis harus menggarap persoalannya berdasarkan
kepentingan relatifnya, berdasarkan kesederhanaan atau kekompleksannya,
kelangsungan atau ketidaklangsungan sebab atau akibat itu terhadap pokok
utamanya. Perhatikan data berikut!
(27.B.V) Dampak korupsi dan kejahatan terorganisasi memang luar biasa. Pembangunan ekonomi pasti terganggu jika korupsi merebak luas dan stabilitas keamanan terganggu. Jelas pula, kehidupan demokrasi akan terancam jika korupsi dan kejahatan merebak luas. Kualitas demokrasi akan turun. Sudah sering dikemukakan, makna dan kualitas demokrasi akan lebih tinggi jika didukung oleh kesejahtearaan ekonomi dan stabilitas keamanan.
(30.A.VII) Kualitas sebuah pemilu akan ikut ditentukan sejauh mana proses dan
tahapan pemilu yang dijalankan. Kita tak bisa membayangkan bagaimana tujuan pemilu akan dicapai jika proses menuju ke sana tak diikuti secara benar. Ketidakberesan dalam proses pemilu hanya akan menciptakan kecurigaan politik, dan pada akhirnya, jika salah dalam menangani, justru malah bisa membunuh demokrasi sendiri.
Paragraf (27.B. V) adalah contoh pola pengembangan paragraf sebab akibat
karena pada paragraf ini pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian
diikuti akibat-akibat yang ditimbulkan. Dalam paragraf ini yang menjadi sebab
adalah korupsi dan kejahatan terorganisasi. Dari sebab tersebut maka ditimbulkan
berbagai akibat, yakni pembangunan ekonomi pasti terganggu, kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
demokrasi akan terancam, dan kualitas demokrasi akan turun. Dengan demikian
menjadi jelas bahwa paragraf (27.B. V) dikembangkan dengan menggunakan pola
pengembangan paragraf sebab-akibat.
Sama halnya dengan paragraf (30.A.VII), juga merupakan paragraf dengan
menggunakan pola pengembangan paragraf sebab akibat. Ini dikarenakan
pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang
ditimbulkan. Dalam paragraf ini yang menjadi sebab adalah kualitas pemilu
ditentukan oleh proses dan tahapan pemilu itu dijalankan. Jika proses pemilu
mengalami ketidakberesan maka sebagai akibatnya akan menciptakan kecurigaan
politik dan bahkan bisa membunuh demokrasi.
4.3.2 Penyimpangan Pengembangan Paragraf
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa penyimpangan pengembangan
paragraf pada tajuk rencana dalam surat kabar. Penyimpangan-penyimpangan
pengembangan paragraf itu, yakni kelengkapan, kesatuan, dan kepaduan. Berikut
ini akan dibahas satu persatu.
4.3.2.1 Penyimpangan Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan mengalami penyimpangan kelengkapan paragraf
jika tidak berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan
kalimat topik atau kalimat utama. Terlebih jika dalam satu paragraf hanya terdiri
dari satu kalimat saja. Jika seperti itu, bukan hanya mengalami penyimpangan
kelengkapan paragraf, tetapi juga mengalami penyimpangan kepaduan dan
kesatuan paragraf. Perhatikan contoh berikut!
(23.A.VIII) “Lemah lembut” duet Fauzi Bowo-Prijanto perlu dilengkapi ketegasan dalam prinsip dan kelenturan dalam melaksanakan demi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Kota Jakarta tidak menua. (25.A.X) Integrasi bukanlah kata mati, melainkan proses yang terus diperkaya
lewat pengalaman hidup bersama sebagai bangsa Indonesia yang menunjang Pancasila, pistis formal realisasi semangat kemajemukan Indonesia, yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Paragraf (23.A.VIII) hanya terdiri dari satu kalimat. Karena hanya terdiri
dari satu kalimat maka, paragraf ini tidak berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup menunjang kejelasan kalimat utama. Dalam kalimat utamanya hanya
dituliskan Fauzi Bowo-Prijanto memerlukan ketegasan dalam memimpin Kota
Jakarta. Tanpa ada penjelasan lagi dalam kalimat-kalimat penjelas selanjutnya.
Oleh karena itu, informasi yang diterima oleh pembaca menjadi tidak lengkap.
Dengan demikian, paragraf (23.A.VIII) mengalami penyimpangan kelengkapan
paragraf.
Sama halnya dengan paragraf (23.A.VIII), paragraf (25.A.X) juga hanya
terdiri dari satu kalimat. Paragraf (25.A.X) tidak memiliki kalimat-kaliamt
penjelas yang menunjang kejelasan kalimat utama. Dengan demikian, paragraf
(25.A.X) mengalami penyimpangan kelengkapan paragraf.
4.3.2.2 Penyimpangan Kepaduan
Penyimpangan kepaduan terjadi jika kalimat-kalimat penjelas yang
mendukung pokok pikiran paragraf, tidak saling berhubungan. Pembaca dapat
dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan
karena tidak ada loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang
teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan dititkberatkan
pada hubungan antara kalimat dengan kalimat dalam paragraf. Perhatikan contoh
berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
(22.B.V) Pertarungan dalam pemilu 12 Juni lalu secara jelas pula memperlihatkan tarik menarik kekuatan antara kelompok pembaru dan kelompok konservatif. Hasil pemilu yang diklaim dimenangi kubu konservatif pimpinan Presiden Ahmadinejad ditolak kubu pembaru pimpinan Mousavi.
(22.B.VII) Sejauh ini Presiden Ahmadinejad menuduh dunia Barat, khususnya
Amerika Serikat dan Inggris, berada di balik gerakan protes yang tidak kunjung reda. Namun, kaum demonstran melanjutkan aksinya sebagai upaya menegakkan kejujuran dalam berpolitik.
Paragraf (22.B.V) dan (22.B.VII) adalah contoh paragraf yang mengalami
penyimpangan kepaduan paragraf. Karena dalam paragraf ini, hanya terdiri dari
dua kalimat, yakni satu kalimat utama dan satu kalimat penjelas. Dengan
demikian tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan. Tidak ada
urutan pikiran yang teratur, maka tidak memperlihatkan adanya kepaduan
paragraf.
4.3.2.3 Penyimpangan Kesatuan
Penyimpangan kesatuan paragraf terjadi jika dalam satu paragraf terdapat
lebih dari satu pokok pikiran. Bisa juga terjadi karena kalimat-kalimat yang
membentuk paragraf ada yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf. Jika ada
kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf, maka paragraf menjadi
tidak utuh. Perhatikan contoh berikut!
(5.A.I) Survei DPR sebagai lembaga terkorup itu tenta tak bisa dilepaskan dari banyaknya anggota DPR yang ditangkap Komisi Pemberantasan korupsi dan kemudian diadili. Fakta itu tentunya mempengaruhi persepsi publik soal institusi politik yang anggotanya menyandang sebutan “Yang Terhormat”. (5.A.V) Semangat perang melawan korupsi sering disuarakan oleh sejumlah anggota DPR sebagai bagian dari politik pencitraan, karena dalam praktiknya beberapa anggota DPR cenderung menggunakan kekuasaan yang dimilikinya justru untuk memperkaya dirinya sendiri. Diadilinya sejumlah anggota DPR mengonfirmasikan hal itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Paragraf (5.A.I) dan (5.A.V) masing-masing terdiri atas dua kalimat.
Kalimat pertama sebagai kalimat utama dan kalimat kedua sebagai kalimat
penjelas. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat penjelas tentu tidak bisa
menunjang kejelasan kalimat utama. Di samping itu, dalam paragraf tersebut juga
tidak terlihat kalimat-kalimat penjelas yang memiliki hubungan timbal balik.
Akibatnya, pembaca tidak dapat menangkap urutan pikiran yang teratur. Dengan
demikian jelas bahwa paragraf (5.A.I) dan (5.A.V) mengalami penyimpangan
kesatuan paragraf. Artinya paragraf yang mengalami penyimpangan kesatuan
paragraf, juga mengalami penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
Dalam tajuk rencana di surat kabar, banyak ditemukan penyimpangan
kesatuan paragraf. Karena kesatuan paragraf memiliki dua syarat; satu pokok
pikiran dalam satu paragraf dan kalimat-kalimat yang membentuk paragraf tidak
boleh ada yang menyimpang. Jadi, jika melanggar salah satunya saja, sudah
mengalami penyimpangan kesatuan paragraf. Artinya jika mengalami
penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf pasti juga mengalami
penyimpangan kesatuan paragraf.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa setiap paragraf di tajuk
rencana Kompas menggunakan pola pengembangan paragraf. Pola pengembangan
paragraf yang ada dalam tajuk rencana Kompas adalah pola pengembangan
paragraf perbandingan-pertentangan, pola pengembangan paragraf contoh, pola
pengembangan paragraf sebab-akibat, pola pengembangan paragraf umum-
khusus, pola pengembangan paragraf klasifikasi, dan pola pengembangan paragraf
pertanyaan. Dengan demikian, teori yang digunakan dalam penelitian ini berlaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
pada paragraf-paragraf dalam tajuk rencana Kompas. Paragraf-paragraf dalam
tajuk rencana Kompas, menggunakan pola pengembangan paragraf karena untuk
memperinci kalimat topik sehingga paragraf itu menjadi semakin jelas.
Paragraf-paragraf dalam tajuk rencana Kompas juga ada yang mengalami
penyimpangan pengembangan paragraf. Penyimpangan yang ada, yakni
penyimpangan kelengkapan paragraf, penyimpangan kesatuan paragraf, dan
penyimpangan kepaduan paragraf. Penyimpangan-penyimpangan pengembangan
ini terjadi karena biasanya sebuah berita mementingkan keterbacaan, tanpa
memperhatikan aturan penulisan berita. Berita biasanya dikembangkan dari topik
sebuah berita. Topik itu kemudian dikembangkan sedemikian rupa ke dalam
paragraf-paragraf supaya pembaca dapat memahami isi berita.
Pengembangan topik berita ke dalam beberapa paragraf ini biasanya tanpa
melihat syarat pengembangan paragraf yang baik, hanya mementingkan
keterbacaan. Itulah sebabnya terjadi penyimpangan pengembangan paragraf
dalam tajuk rencana Kompas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada bab sebelumnya telah diuraikan pola pengembangan paragraf dan
penyimpangan pengembangan paragraf dalam tajuk rencana di surat kabar.
Berdasarkan berbagai uraian itu, hal-hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai
berikut; pertama pola pengembangan paragraf yang terdapat dalam tajuk rencana
surat kabar ada enam jenis, yakni pola pengembangan paragraf umum-khusus,
pola pengembangan paragraf klasifikasi, pola pengembangan paragraf contoh,
pola pengembangan paragraf pertanyaan, pola pengembangan paragraf
perbandingan dan pertentangan, dan pola pengembangan paragraf sebab-akibat.
Kedua; penyimpangan pengembangan paragraf yang terdapat dalam tajuk rencana
surat kabar ada tiga jenis, yakni penyimpangan kelengkapan, penyimpangan
kepaduan, dan penyimpangan kesatuan.
5. 2 Implementasi
Penelitian tentang pola pengembangan paragraf berdasarkan letak kalimat
utamanya dan penyimpangan pengembangan paragraf pada wacana tajuk
rencanadi harian Kompas Juni 2009 ini dapat digunakan dalam pembelajaran
kelas XI dengan standar kompetensi membaca memahami ragam wacana tulis
dengan membaca intensif dan membaca nyaring dan kompetensi dasarnya adalah
menemukan perbedaaan paragraf induktif dan deduktif melalui membaca intensif.
Kegiatan pembelajaran ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi siswa, guru, lingkungan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sumber belajar lainnya dalam rangka tercapainya kompetensi dasar. Guru
diharapkan mampu memberikan pembelajaran tentang menulis berita yang
memperhatikan pola pengembangan paragraf dan syarat pengembangan paragraf.
Siswa diharapkan mampu menulis tajuk rencana dengan menerapkan pola
pengembangan paragraf dan syarat pengembangan paragraf sehingga tulisan yang
dihasilkan berkualitas
5. 3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti memberikan
saran kepada:
1. Guru bahasa Indonesia
Guru bahasa Indonesia dapat memberikan pelatihan khusus dalam
jurnalistik terutama untuk penulisan berita, sehingga penulisan berita yang
dihasilkan siswa akan semakin baik. Dengan latihan dan bimbingan dari
guru secara baik, siswa akan mengetahui lebih dalam tentang pola
pengembangan paragraf dan penyimpangan paragraf.
2. Harian Kompas
Dalam tajuk rencana pada harian Kompas masih terdapat kesalahan dalam
menerapkan pola pengembangan paragraf dan syarat pengembangan
paragraf. Penulisan tajuk rencana cenderung hanya mengutamakan isi dari
tajuk rencana. Penulisan tajuk rencana juga kurang memperhatikan pola
pengembangan paragraf dan syarat pengembangan paragraf sehingga terjadi
penyimpangan paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dalam tajuk rencana, berita yang disampaikan singkat, jelas, lugas dan
menarik, serta mudah dipahami, tetapi tidak memperhatikan pola
pengembangan paragraf dan syarat pengembangan paragraf. Penulisan tajuk
rencana harus lebih memahami tentang teknik menulis tajuk rencana yang
tidak hanya mementingkan isi dan mudah dipahami saja, tetapi juga
menerapkan pola pengembangan paragraf dan syarat pengembangan paragraf.
Dengan menerapkan pola pengembangan paragraf dan syarat pengembangan
paragraf maka tajuk rencana yang dihasilkan akan lebih baik.
3. Peneliti lain
Peneliti mengajukan saran bagi para peneliti selanjutnya terutama yang
melakukan penelitian yang sejenis. Penelitian ini membahas dua hal, yakni
pola pengembangan paragraf dan penyimpangan pengembangan paragraf
dalam tajuk rencana di surat kabar padahal masih banyak aspek atau bidang
telaah dalam linguistik yang dapat dianalisis dari data ini. Oleh karena itu,
bagi para peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sejenis tetapi
membahas aspek dari ilmu linguistik selain yang sudah dibahas dalam
penelitian ini, misalnya jenis paragraf berdasarkan tujuannya (narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi) atau jenis paragraf berdasarkan
letak kalimat utamanya (deduktif, induktif, campuran).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Arifin, Zaenal. 1987. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Mediyatama Sarana
Perkasa. Enre, Ambo. 1988. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Debdikbud. Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta:
Liberty. Febriyanto. 1999. Aspek Gramatikal Dan Leksikal Pada Wacana ”Tajuk
Rencana” Surat Kabar Kompas. Yogyakarta: PBSID, JPBS, FKIP, USD. Hayon, Josep. 2003 Membaca dan Menulis Wacana. Jakarta: Storial Grafika. Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende: Nusa Indah. Kesuma, Tri Mastoko Jati. 2007. Pengantar Metode Penelitian
Bahasa.Yogyakarta: Carasvatikabooks. Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Mustakim. 1995. Pemakaian Bahasa Indonesia Ragam Tulis Di Lingkungan
Perguruan Tinggi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rahardi, Kunjana. 2006. Paragraf Jurnalistik: Menyusun Alinea Bernilai Rasa
Dalam Bahasa Laras Media. Yogyakarta: Penerbit Santusta. Romli, Asep Syamsul M. 2005. Jurnalistik Terapan. Bandung Batik Press. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif.Yogyakarta: Graha Ilmu. Setiati, Eni. 2005. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan. Yogyakarta:
Penerbit Andi. Soewandi. 2007. “Variabel, Data, dan Jenisnya”. Handout Matakuliah Penelitian
Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD. Tarigan, Djago. 1987. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan
Pengembangannya. Bandung: Angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tarigan, Henry G. 1987. Pengajaran Wacana Angkasa Bandung. Wahyuni, Maria Rini. 2000. Penyimpangan Pengembangan Paragraf dalam
Wacana Tajuk Rencana Harian Kompas Tahun 1997. Yogyakarta: PBSID, JPBS, FKIP, USD.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lampiran Triangulasi Penyidik
Peneliti melakukan triangulasi penyidik untuk kepentingan pengecekan data.
Pelaksanaan triangulasi diserahkan dengan meminta triangulator Dr. B. Widharyanto,
M.Pd. untuk mengecek data hasil analisis peneliti. Sampel data dari hasil analisis
peneliti diserahkan kepada Dr. B. widharyanto, M.Pd. untuk diamati. Bukti
triangulasi itu adalah sebagai berikut.
Pola Pengembangan Paragraf
No Sampel Hasil Analisis pola pengembangan paragraf
Sampel Data untuk Penyidik Komentar
1 Pola pengembangan paragraf umum-khusus
Kalimat utama pada paragraf ini adalah Seperti kita saksikan dalam pemilu presiden dan wakil presiden dewasa ini, situasi damai dan tertib tercipta juga karena pandangan, sikap, dan perilaku para capres-cawapres. Kalimat di atas merupakan paragraf umum. Kalimat selanjutnya merupakan kalimat penjelas dan sebagai paragraf khusus. Dituliskan dalam kalimat penjelas bahwa capres-cawapres tidak terprovokasi dengan keadaan yang sengaja dibuat panas, sehingga situasi pilpres tetap berjalan damai dan tertib. (29.A.IV)
Seperti kita saksikan dalam pemilu presiden dan wakil presiden dewasa ini, situasi damai dan tertib tercipta juga karena pandangan, sikap, dan perilaku para capres-cawapres. Adakalanya muncul berbagai hal, termasuk selebaran yang mudah berkembang sebagai bahan provokasi. Karena para capres tidak menanggapi, keadaan tidak bereskalasi. Dari perilaku para capres-cawapres itu, sekurang-kurangnya kita memperoleh kesan, bahwa dapat menyimpulkan, watak, sifat, dan perilaku pada capres-cawapres menjadi contoh dan merupakan salah satu sebab
Paragraf Umum-Khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Kalimat utama pada paragraf ini adalah Pada titik ini nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi diterjang. Kalimat utama tersebut adalah bagian paragraf umum. Kalimat penjelas dan pernyataan khususnya adalah bahwa kekuatan militer, kekuasaan, dan referendum disalahgunakan demi tercapinya kepentingan tertentu. Bahkan kudeta militer pun juga ikut ambil bagian. (30.B.VII)
penting, mengapa proses pilpres berlangsung damai. (29.A.IV)
Pada titik ini nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi diterjang. Kekuatan militer digunakan untuk menyingkirkan presiden yang terpilih secara demokratis. Nafsu akan kekuasaan membutakan orang akan adanya aturan main. Yang legal belum tentu bermoral. Referendum untuk mengubah undang-undang demi kepentingan pribadi, tentu tidak bisa dibenarkan. Kudeta militer untuk menyelesaikan persoalan juga tidak bisa dibenarkan. (30.B.VII)
Apakah bukan paragraf contoh atau paragraph keduanya?
2 Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi
Kalimat utamanya adalah Pemilu presiden yang diikuti tiga calon presiden dan calon wapres berlangsung 8 Juli. kalimat klasifikasi dari kalimat utama di atas adalah Masa kampanye berlangsung 32 hari, dari 2 Juni hingga 4 Juli. Namun, kampanye dalam bentuk rapat umum berupa pengerahan massa baru dilangsungkan 12 Juni-4 Juli. (3.A.II)
Pemilu presiden yang diikuti tiga calon presiden dan calon wapres berlangsung 8 Juli. Masa kampanye berlangsung 32 hari, dari 2 Juni hingga 4 Juli. Namun, kampanye dalam bentuk rapat umum berupa pengerahan massa baru dilangsungkan 12 Juni-4 Juli. (3.A.II)
Paragraf klasifikasi dan kronologi?
3
Pola Pengembangan Paragraf Contoh Kalimat utama paragraf ini Yang mengecewakan
Paragraf contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
adalah yang mengecewakan masyarakat bukan hasil akhir, tetapi proses lepasnya, baik Sipadan, Ligitan maupun Timor Timur yang terlalu mudah. Kalimat contoh yang digunakan adalah lepasnya Sipadan, Ligitan dan Timor Timur dari Indonesia. (2.B.VI)
masyarakat bukan hasil akhir, tetapi proses lepasnya, baik Sipadan, Ligitan maupun Timor Timur yang terlalu mudah. Sebagai contoh. Kita kehilangan Sipadan dan Ligitan karena alasan “sepele”, yakni alasan kehadiran terus menerus, penduduk efektif, dan jaminan pelestarian alam atas suatu pulau perbatasan. (2.B.VI)
4 Pola Pengembangan
Paragraf Pertanyaan
Kalimat utamanya adalah Apa yang salah dengan Pancasila dari pengalaman sebelum 1998?. Kalimat-kalimat penjelasnya Bukan nilai-nilai Pancasila yang salah, bukan indoktrinasinya. Yang salah cara dan tidak adanya pelaksanaan. Akibatnya begitu Soeharto lengser, yang serba berbau Soeharto ditinggalkan, beringsut pula Pancasila sebagai dasar negara dilupakan, tinggal sayup-sayup. Kalimat penjelas tersebutlah yang menjawab kalimat pertanyaan yang ada pada kalimat utama (2.A.VI)
Apa yang salah dengan Pancasila dari pengalaman sebelum 1998? Bukan nilai-nilai Pancasila yang salah, bukan indoktrinasinya. Yang salah cara dan tidak adanya pelaksanaan. Akibatnya begitu Soeharto lengser, yang serba berbau Soeharto ditinggalkan, beringsut pula Pancasila sebagai dasar negara dilupakan, tinggal sayup-sayup. (2.A.VI)
Paragraf pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
5 Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan Dan Pertentangan
Kalimat perbandingan itu dapat dilihat antara keinginan etnis Kurdi, etnis Arab, dan Etnis Turkomen yang sama, yakni merasa berhak lebih atas Kirkuk; wilayah yang kaya akan minyak.pada paragfaf ini yang menjadi pebandingan adalah bangsa kurdi dan etnuis Arab. (23.B.IV)
Kalimat perbandingan itu dapat dilihat Antara Jakarta seabad dua abad lalu dengan Jakarta pada masa sekarang, yakni sama-sama memilki beban persoalan yang rumit dan semakin hari semakin kompleks dan berat. Yang seharusnya semakin tua usia Jakarta diharapkan menjadi semakin baik tetapi masih juga sama keadaannya dari tahun ke tahun. Pada paragraf tersebut hal yang dibandingkan adalah Jakarta yang dulu dan Jakarta yang sekarang. (23.A.IV)
Kurdi, yang merupakan kelompok etnis terbesar di wilayah berpenduduk sekitar 850.000 itu, merasa berhak lebih atas Kirkuk, wilayah yang kaya minyak ini. Sementara etnis Arab dan Turkomen, walaupun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan Kurdi, mengingkan hak yang sama pula. (23.B.IV)
Antara Jakarta seabad dua abad lalu dengan Jakarta pada masa sekarang, yakni sama-sama memilki beban persoalan yang rumit dan semakin hari semakin kompleks dan berat. Yang seharusnya semakin tua usia Jakarta diharapkan menjadi semakin baik tetapi masih juga sama keadaannya dari tahun ke tahun. (23.A.IV)
Paragraf perbandingan Paragraf perbandingan
6 Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat
Dalam paragraf ini yang menjadi sebab adalah korupsi
Dampak korupsi dan kejahatan terorganisasi
Paragraf sebab-akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dan kejahatan terorganisasi akibatnya, yakni pembangunan ekonomi pasti terganggu, kehidupan demokrasi akan terancam, dan kualitas demokrasi akan turun. (27.B.V)
memang luar biasa. Pembangunan ekonomi pasti terganggu jika korupsi merebak luas dan stabilitas keamanan terganggu. Jelas pula, kehidupan demokrasi akan terancam jika korupsi dan kejahatan merebak luas. Kualitas demokrasi akan turun. Sudah sering dikemukakan, makna dan kualitas demokrasi akan lebih tinggi jika didukung oleh kesejahtearaan ekonomi dan stabilitas keamanan. (27.B.V)
Yogyakarta, 12 April 2011 Triangulator
Dr. B. Widharyanto, M.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Penyimpangan Pengembangan Paragraf
No Sampel Hasil Analisis Penyimpangan
Pengembangan Paragraf
Sampel Data untuk Penyidik Komentar
1 Penyimpangan Kelengkapan Paragraf (23.A.VIII) hanya terdiri dari satu kalimat. Kalimat utamanya dituliskan Fauzi Bowo-Prijanto memerlukan ketegasan dalam memimpin Kota Jakarta. Tanpa ada penjelasan lagi dalam kalimat-kalimat penjelas selanjutnya. (23.A.VIII)
“Lemah lembut” duet Fauzi Bowo-Prijanto perlu dilengkapi ketegasan dalam prinsip dan kelenturan dalam melaksanakan demi Kota Jakarta tidak menua. (23.A.VIII)
Paragraf satu kalimat saja
2 Penyimpangan Kepaduan
Paragraf (22.B.V), hanya terdiri dari dua kalimat, yakni satu kalimat utama dan satu kalimat penjelas. Dengan demikian tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan. Sehingga tidak memperlihatkan adanya kepaduan paragraf.
Pertarungan dalam pemilu 12 Juni lalu secara jelas pula memperlihatkan tarik menarik kekuatan antara kelompok pembaru dan kelompok konservatif. Hasil pemilu yang diklaim dimenangi kubu konservatif pimpinan Presiden Ahmadinejad ditolak kubu pembaru pimpinan Mousavi. (22.B.V)
Tidak ada hubungan antara kalimat satu dengan kalimat dua
3 Penyimpangan Kesatuan Paragraf (5.A.V) terdiri atas dua kalimat. Kalimat utama adalah Semangat perang melawan korupsi sering
Semangat perang melawan korupsi sering disuarakan oleh sejumlah anggota DPR sebagai bagian dari politik
Kalimat satu dan kalimat dua tidak menghadilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
disuarakan oleh sejumlah anggota DPR sebagai bagian dari politik pencitraan, karena dalam praktiknya beberapa anggota DPR cenderung menggunakan kekuasaan yang dimilikinya justru untuk memperkaya dirinya dan kalimat kedua Diadilinya sejumlah anggota DPR mengonfirmasikan hal itu. sebagai kalimat penjelas. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat penjelas tentu tidak bisa menunjang kejelasan kalimat utama. Di samping itu, dalam paragraf tersebut juga tidak terlihat kalimat-kalimat penjelas yang memiliki hubungan timbal balik.
pencitraan, karena dalam praktiknya beberapa anggota DPR cenderung menggunakan kekuasaan yang dimilikinya justru untuk memperkaya dirinya sendiri. Diadilinya sejumlah anggota DPR mengonfirmasikan hal itu. (5.A.V)
kesatuan
Yogyakarta, 12 .April 2011
Dr. B. Widharyanto, M.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran Triangulasi Teori
Berikut ini merupakan bukti triangulasi teori. Bukti ini berupa tabel yang
berisi penjelasan mengenai teori pembanding dan hasil analisis penelitian.
Penyajiannya disusun berdasarkan rumusan masah penelitian, yaitu bukti pola
pengembangan paragraf dan penyimpangan pengembangan paragraf.
1. Pola pengembangan paragraf
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil analisis sudah sesuai
dengan teori yang ada (teori Keraf dan Wiyanto). Dalam penggabungan teori
Keraf dan Wiyanto, ada enam pola pengembangan paragraf. enam pola
Teori Hasil Analisis
Pengembangan paragraf adalah penyusunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik. Menurut Keraf (1980: 84) pengembangan paragraf mencakup dua hal utama. Yang pertama kemampuan memperinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan bawahan. Yang kedua kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur.
Keraf menguraikan ada lima pola pengembangan paragraf pola pengembangan paragraf perbandingan dan pertentangan, (2) pola pengembangan paragraf contoh, (3) pola pengembangan paragraf sebab-akibat, (4) pola pengembangan paragraf umum-khusus, (5) pola pengembangan klasifikasi, kemudian Asul Wiyanto (2004: 69-74) menambahkan satu pola pengembangan paragraf, yakni pola pengembangan paragraf pertanyaan.
Dari penelitian ini peneliti menemukan enam pola pengembangan paragraf. keenam pola pengembangan paragraf tersebut dirinci sebagai berikut: (1) pola pengembangan paragraf perbandingan dan pertentangan, (2) pola pengembangan paragraf contoh, (3) pola pengembangan paragraf sebab-akibat, (4) pola pengembangan paragraf umum-khusus, (5) pola pengembangan paragraf klasifikasi, (6) pola pengembangan paragraf pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengembangan itu adalah, (1) pola pengembangan paragraf perbandingan dan
pertentangan, (2) pola pengembangan paragraf contoh, (3) pola pengembangan
paragraf sebab-akibat, (4) pola pengembangan paragraf umum-khusus, (5)
pola pengembangan paragraf klasifikasi, (6) pola pengembangan paragraf
pertanyaan.
2. Penyimpangan pengembangan paragraf
Teori Hasil Analisis
Menurut Akhadiah (1989: 152) suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Menurut Gorys Keraf (1980: 67-68) kesatuan paragraf akan terganggu apabila dalam mengembangkan paragraf terjadi penyimpangan-penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan itu dapat berbentuk: pertama, pemasukan sebuah sisipan atau interupsi yang jelas dalam urutan-urutan gagasan yang ada; kedua, sebuah penyimpangan secara gradual dari tema yang ahrus dibina oleh alinea itu, yakni setiap kalimat berikutnya semakin menyimpang dari tujuan utamanya
Menurut Keraf (1980: 76-81) untuk memperoleh kepaduan yang baik dan mesra antara kalimat-kalimat dalam sebuah alinea, maka harus memperhatikan persyaratan (1) masalah kebahasaan (2) perincian dan urutan alinea.
Penyimpangan pengembangan paragraf yang ditemukan, yakni penyimpangan kelengkapan, penyimpangan kesatuan, dan penyimpangan kepaduan. Ketiga penyimpangan pengembangan paragraf tersebut saling berkaitan.
Ketiga penyimpangan pengembangan paragraf tersebut tidak dapat dipisahkan secara mutlak, karena baik penyimpangan kelengkapan maupun penyimpangan kepaduan pada akhirnya mengacu kepada penyimpangan kesatuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil analisis sudah sesuai
dengan teori yang ada. Dalam teori menurut Akhadiah, teori Gorys Keraf suatu
paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Penyimpangan-
penyimpangan itu dapat berbentuk: pertama, pemasukan sebuah sisipan atau
interupsi yang jelas dalam urutan-urutan gagasan yang ada; kedua, sebuah
penyimpangan secara gradual dari tema yang harus dibina oleh alinea itu, yakni
setiap kalimat berikutnya semakin menyimpang dari tujuan utamanya
Hasil analisis ini, banyak ditemukan penyimpangan kesatuan paragraf.
Karena kesatuan paragraf memiliki dua syarat; satu pokok pikiran dalam satu
paragraf dan kalimat-kalimat yang membentuk paragraf tidak boleh ada yang
menyimpang. Jadi, jika melanggar salah satunya saja, sudah mengalami
penyimpangan kesatuan paragraf. Artinya jika mengalami penyimpangan
kelengkapan dan kepaduan paragraf pasti juga mengalami penyimpangan
kesatuan paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data Pola Pengembangan Paragraf
No. Paragraf
Pola Pengembangan Paragraf
Alasan Umum Klasifikasi Contoh Pertanyaan Perbandingan
dan Sebab Khusus Pertentangan Akibat
1 1. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
2 1. A. II √ Karena kalimat utamanya berupa
pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
3 1. A. III √ Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
4 1. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
5 1. A. V √ Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 1. A. VI √ Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
7 1.A. VII √
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
8 1. A. VIII √ Karena kalimat utamanya dijelaskan dengan
cara membandingkan dengan hal lain.
9 1. A. IX √ Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
10 1. B. I √ Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
11 1. B. II √ Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
12 1. B III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
13 1. B IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14 1. B V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
15 1. B VI √ Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
16 1. B VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
17 1. B VIII √
Karena pada paragraf ini pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkannya.
18 2. A I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
19 2. A II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
20 2. A.III √ Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
utamanya.
21 2. A IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
22 2. A V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
23 2. A VI √ Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
24 2. A VII √ Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
25 2. A VIII √
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
26 2. B I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 2. B II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
28 2. B III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
29 2. B IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
30 2. B V √ Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
31 2. B VI √ Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
32 2. B VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33 2. B VIII √
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
34 2. B IX √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
35 3. A I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
36 3. AII √ Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
37 3. A III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
38 3. A IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39 3.A.V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
40 3.A.VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
41 3.A.VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
42 3.A.VIII √ Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
43 3. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
44 3. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45 3. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
46 3. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
47 3. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
48 3. B. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
49 3. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
50 4. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51 4. A. II √ Karena pada paragraf ini pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkannya.
52 4. A. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
53 4. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
54 4. A. V √ Karena pada paragraf ini pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkannya.
55 4. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
56 4. A. VII
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
57 4. A. VIII
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58 4. A. IX √ Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
59 4. A. X √ Karena pada paragraf ini pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkannya.
60 4. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
61 4. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
62 4. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
63 4. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
64 4. B. V √ Karena pada paragraf ini pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akibat yang ditimbulkannya.
65 4. B. VI √ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
66 4. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
67 5. A. I √ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
68 5. A. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
69 5. A. III √ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
70 5. A. IV Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
71 5. A. V √ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72 5. A. VI √ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
73 5. A. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
74 5. A. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
75 5. B. I √ Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
76 5. B.II Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
77 5. B. III √ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
78 5. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79 5. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
80 5. B. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
81 5. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
82 5.B. VIII √
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
83 6. A. I √ Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
84 6. A. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85 6. A. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
86 6.A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
87 6.A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
88 6. A. VI √ Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
89 6. A. VII √ .
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
90 6. A. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91 6. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
92 6. B.II
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
93 6. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
94 6. B. IV
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
95 6. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
96 6. B. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97 6. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
98 6. B. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
99 8. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
100 8. A. II
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
101 8. A. III
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
102 8. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103 8. A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
104 8. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
105 8. A. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
106 8. A. VIII
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
107 8. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
108 8. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109 8. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
110 8. B. IV
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
111 8. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
112 8. B. VI
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
113 8. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
114 8. B. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115 9. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
116 9. A.II √
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
117 9. A. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
118 9. A. IV
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
119 9. A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
120 9. A. VI
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121 9. A. VII
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
122 9. A. VIII
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
123 9. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
124 9. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
125 9. B. III
√ Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
126 9. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
127 9. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lengkap.
128 9. B. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
129 9. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
130 9. B. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
131 10. A. I
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
132 10. A. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
133 10. A. III
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134 10. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
135 10. A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
136 10. A.VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
137 10. A. VII
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
138 10. A. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
139 10. A. IX
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140 10. A. X √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
141 10. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
142 10. B. II
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
143 10. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
144 10. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
145 10. B. V
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
146 10. B. VI √ Karena pernyataan yang menjadi sebab
didahulukan kemudian diikuti akibat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditimbulkan
147 10. B. VII
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
148 11. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
149 11. A. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
150 11. A. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
151 11. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
152 11. A. V
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153 11. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
154 11. A. VII
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
155 11. A. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
156 11. A. IX √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
157 11. B. I
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
158 11. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159 11. B. III
√ Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
160 11. B. IV
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
161 11. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
162 11. B. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
163 11. B. VII
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
164 12. A. I
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
165 12. A. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lengkap.
166 12. A. III
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
167 12. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
168 12. A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
169 12. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
170 12. A. VII
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
171 12. A. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172 12. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
173 12. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
174 12. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
175 12. B. IV
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
176 12. B. V
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
177 12. B. VI
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
178 12. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lengkap.
179 12. B. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
180 12. B. IX √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
181 13. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
182 13. A. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
183 13. A. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184 13. A. IV
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
185 13. A. V
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
186 13. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
187 13. A. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
188 13. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
189 13. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
190 13. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan cara membandingkan.
191 13. B. IV
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
192 13. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
193 13. B. VI
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
194 13. B. VII
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
195 13. B. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
196 13. B. IX √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
197 13. B. X
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198 15. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
199 15. A. II
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
200 15. A. III
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
201 15. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
202 15. A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
203 15. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
204 15. A. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
205 15. A. VIII
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
206 15. A. IX √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
207 15. B. I
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
208 15. B. II
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
209 15. B. III
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
210 15. B. IV
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
211 15. B. V
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
212 15. B. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
213 15. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
214 15. B. VIII
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
215 15. B. IX
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
216 16. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
217 16. A. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
218 16. A. III
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219 16. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
220 16. A. V
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
221 16. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
222 16. A. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
223 16. A. VIII
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
224 16. B. I
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
225 16. B. II
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226 16. B. III
√ Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
227 16. B. IV
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
228 16. B. V
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
229 16. B. VI
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
230 16. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
231 16. B. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
232 16. B. IX
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
233 16. B. X √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
234 17. A. I
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
235 17. A. II
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
236 17. A. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
237 17. A. IV
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
238 17. A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
239 17. A. VI
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
240 17. A. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
241 17. A. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
242 17. A. IX
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
243 17. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
244 17. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
245 17. B. III
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara menyertakan bukti-bukti
246 17. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lengkap.
247 17. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
248 17. B. VI
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
249 17. B. VII
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara menyertakan bukti-bukti
250 18. A. I
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
251 18. A. II
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
252 18. A. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
253 18. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254 18. A. V
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
255 18. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
256 18. A. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
257 18. A. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
258 18. A. IX
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
259 18. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260 18. B. II
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
261 18. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
262 18. B. IV
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
263 18. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
264 18. B. VI
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
265 19. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
266 19. A. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lengkap.
267 19. A. III
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
268 19. A. IV
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
269 19. A. V
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara menyertakan bukti-bukti
270 19. A. VI
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
271 19. A. VII
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
272 19. A. VIII
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
273 19. A. IX
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
274 19. A. X √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
275 19. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
276 19. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
277 19. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
278 19. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
279 19. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
280 19. B. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
281 19. B. VII
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
282 19. B. VIII
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
283 19. B. IX
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
284 20. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
285 20. A. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
286 20. A. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
287 20. A. IV √
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam kalimat berikutnya.
288 20. A. V
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
289 20. A. VI
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
290 20. A. VII
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
291 20. A. VIII
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
292 20. A. IX
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
293 20. A. X √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
294 20. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
295 20. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
296 20. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
297 20. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
298 20. B. V
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
299 20. B.VI
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
300 20. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
301 22. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
302 22. A. II
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
303 22. A. III
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
304 22. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
305 22. A. V
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
306 22. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
307 22. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
308 22. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lengkap.
309 22. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
310 22. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
311 22. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
312 22. B. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
313 22. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
314 22. B. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
315 23. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
316 23. A. II
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
317 23. A. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
318 23. A. IV
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
319 23. A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
320 23. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
321 23. A. VII
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
322 23. A. VIII
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
323 23. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
324 23. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
325 23.B. III
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
326 23. B. IV
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
327 23. B. V √ Karena pengembangan paragrafnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
328 23. B. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
329 23. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
330 23. B. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
331 23. B. IX
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
332 23. B. X
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
333 24. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
334 24. A. II
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
335 24. A. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
336 24. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
337 24. A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
338 24. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
339 24. A. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
340 24. A. VIII
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
341 24. A. IX √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
342 24. B. I
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
343 24. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
344 24. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
345 24. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
346 24. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
347 24. B. VI
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
348 24. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
349 24. B. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
350 24. B. IX
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
351 24. B. X
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
352 25. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lengkap.
353 25. A. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
354 25. A. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
355 25. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
356 25. A. V
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
357 25. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
358 25. A. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lengkap.
359 25. A. VIII
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
360 25. A. IX √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
361 25. A. X
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
362 25. B. I
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
363 25. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
364 25. B. III
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
365 25. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
366 25. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
367 25. B. VI
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara menyertakan bukti-bukti
368 25. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
369 26. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
370 26. A. II
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
371 26. A. III
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
372 26. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lengkap.
373 26. A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
374 26. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
375 26. A. VII
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara menyertakan bukti-bukti
376 26. A. VIII
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
377 26. B. I
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
378 26. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
379 26. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
380 26. B. IV
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
381 26. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
382 26. B. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
383 26. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
384 26. B. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
385 26. B. IX
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
386 27. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
387 27. A. II
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara memberikan contoh
388 27. A. III
√
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara merinci kalimat utamanya.
389 27. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
390 27. A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
391 27. A.VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
392 27. A. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
393 27. A. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
394 27. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
395 27. B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
396 27. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
397 27. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
398 27. B. V
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
399 27. B. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
400 27. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
401 29. A. I
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
402 29. A. II
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
403 29. A. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
404 29. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lengkap.
405 29. A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
406 29. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
407 29. B. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
408 29. B. II
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
409 29. B. III
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
410 29. B. IV
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
411 29. B. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
412 29. B. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
413 29. B. VII
Karena pengembangan paragrafnya dilakukan dengan cara menyertakan bukti-bukti
414 29. B. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
415 29. B. IX √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
416 30. A. I √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
417 30. A. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
418 30. A. III √
√
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya mengandung pokok pikiran yang dijelaskan dengan cara membandingkan.
419 30. A. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
420 30. A. V √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
421 30. A. VI √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
422 30. A. VII
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
423 30. A. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
424 30. B. I
√
Karena kalimat utamanya berupa pertanyaan. Kemudian jawabannya disusul dalam kalimat berikutnya.
425 30.B. II √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
426 30. B. III √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
427 30. B. IV √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
428 30. B. V
Paragraf ini hanya terdiri dari satu kalimat. Oleh karena itu, tidak bisa dianalisis pola pengembangan paragrafnya.
429 30. B. VI
√ Karena pernyataan yang menjadi sebab didahulukan kemudian diikuti akibat yang ditimbulkan
430 30. B. VII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang lengkap.
431 30. B. VIII √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
432 30. B IX √
Karena pada paragraf ini kalimat utamanya berupa pernyataan umum yang kemudian diterangkan dengan sejumlah kalimat sehingga pembaca memperoleh informasi yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data Penyimpangan Paragraf
No. Paragraf Penyimpangan Pengembangan Paragraf
Keterangan Kelengkapan Kesatuan Kepaduan Paragraf Paragraf Paragraf
1 1. A. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
2 1. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
3 1. A. III Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
4 1. A. IV √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
5 1. A. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 1. A. VI Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
7 1.A. VII Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
8 1. A. VIII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
9 1. A. IX √ √ √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari satu kalimat. Dengan demikian terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf juga.
10 1. B. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
11 1. B. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
12 1. B III Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
13 1. B IV Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14 1. B V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
15 1. B VI Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
16 1. B VII Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
17 1. B VIII √ √ √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari satu kalimat. Dengan demikian terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf juga.
18 2. A I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
19 2. A II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
20 2. AIII √ √ √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari satu kalimat. Dengan demikian terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf juga.
21 2. A IV Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22 2. A V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
23 2. A VI Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
24 2. A VII Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
25 2. A VIII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
26 2. B I √ √ √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari satu kalimat. Dengan demikian terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf juga.
27 2. B II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
28 2. B III Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
29 2. B IV Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30 2. B V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
31 2. B VI Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
32 2. B VII Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
33 2. B VIII √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
34 2. B IX Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
35 3. A I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
36 3. AII Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37 3. A III Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
38 3. A IV Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
39 3.A.V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
40 3.A.VI Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
41 3.A.VII Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
42 3.A.VIII Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
43 3. B. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
44 3. B. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45 3. B. III Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
46 3. B. IV Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
47 3. B. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
48 3. B. VI √ ada penyimpangan yaitu dalam satu paragraf ada dua kalimat utama
49 3. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
50 4. A. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
51 4. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
52 4. A. III Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53 4. A. IV Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
54 4. A. V √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
55 4. A. VI Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
56 4. A. VII √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
57 4. A. VIII √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
58 4. A. IX Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
59 4. A. X √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60 4. B. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
61 4. B. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
62 4. B. III Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
63 4. B. IV Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
64 4. B. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
65 4. B. VI Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
66 4. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
67 5. A. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68 5. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
69 5. A. III √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
70 5. A. IV √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
71 5. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
72 5. A. VI √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
73 5. A. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
74 5. A. VIII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75 5. B. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
76 5. B.II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
77 5. B. III Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
78 5. B. IV √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
79 5. B. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
80 5. B. VI √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
81 5. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
82 5.B. VIII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83 6. A. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
84 6. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
85 6. A. III √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
86 6.A. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
87 6.A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
88 6. A. VI √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
89 6. A. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
90 6. A. VIII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91 6. B. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
92 6. B.II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
93 6. B. III √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
94 6. B. IV Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
95 6. B. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
96 6. B. VI √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
97 6. B. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
98 6. B. VIII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99 8. A. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
100 8. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
101 8. A. III Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
102 8. A. IV Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
103 8. A. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
104 8. A. VI Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
105 8. A. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
106 8. A. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107 8. B. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
108 8. B. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
109 8. B. III Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
110 8. B. IV Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
111 8. B. V Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
112 8. B. VI Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
113 8. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
114 8. B. VIII √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepaduan paragraf.
115 9. A. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
116 9. A.II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
117 9. A. III Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
118 9. A. IV √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
119 9. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
120 9. A. VI Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
121 9. A. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122 9. A. VIII √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
123 9. B. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
124 9. B. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
125 9. B. III Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
126 9. B. IV √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
127 9. B. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
128 9. B. VI √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129 9. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
130 9. B. VIII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
131 10. A. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
132 10. A. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
133 10. A. III √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
134 10. A. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
135 10. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136 10. A.VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
137 10. A. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
138 10. A. VIII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
139 10. A. IX √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
140 10. A. X √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
141 10. B. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
142 10. B. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
143 10. B. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144 10. B. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
145 10. B. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
146 10. B. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
147 10. B. VII √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
148 11. A. I √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
149 11. A. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
150 11. A. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151 11. A. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
152 11. A. V √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
153 11. A. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
154 11. A. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
155 11. A. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
156 11. A. IX
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
157 11. B. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158 11. B. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
159 11. B. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
160 11. B. IV √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
161 11. B. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
162 11. B. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
163 11. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
164 12. A. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165 12. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
166 12. A. III √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
167 12. A. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
168 12. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
169 12. A. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
170 12. A. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
171 12. A. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
172 12. B. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173 12. B. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
174 12. B. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
175 12. B. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
176 12. B. V √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
177 12. B. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
178 12. B. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
179 12. B. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180 12. B. IX √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
181 13. A. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
182 13. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
183 13. A. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
184 13. A. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
185 13. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
186 13. A. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
187 13. A. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188 13. B. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
189 13. B. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
190 13. B. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
191 13. B. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
192 13. B. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
193 13. B. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
194 13. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
195 13. B. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196 13. B. IX
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
197 13. B. X √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
198 15. A. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
199 15. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
200 15. A. III √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
201 15. A. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
202 15. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203 15. A. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
204 15. A. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
205 15. A. VIII √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
206 15. A. IX √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
207 15. B. I √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
208 15. B. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
209 15. B. III √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210 15. B. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
211 15. B. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
212 15. B. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
213 15. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
214 15. B. VIII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
215 15. B. IX
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
216 16. A. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
217 16. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218 16. A. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
219 16. A. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
220 16. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
221 16. A. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
222 16. A. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
223 16. A. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
224 16. B. I √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225 16. B. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
226 16. B. III √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
227 16. B. IV √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
228 16. B. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
229 16. B. VI √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
230 16. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
231 16. B. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232 16. B. IX
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
233 16. B. X √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
234 17. A. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
235 17. A. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
236 17. A. III √ √
Dalam pargraf ini, kalimat penjelas kurang mendukung kalimat utama. Di samping itu kalimat penjelas juga tidak saling berhubungan/ tidak memiliki hubungan timbal balik. Dengan demikian, terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan.
237 17. A. IV √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
238 17. A. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239 17. A. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
240 17. A. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
241 17. A. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
242 17. A. IX
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
243 17. B. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
244 17. B. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
245 17. B. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
246 17. B. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247 17. B. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
248 17. B. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
249 17. B. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
250 18. A. I √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
251 18. A. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
252 18. A. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
253 18. A. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254 18. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
255 18. A. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
256 18. A. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
257 18. A. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
258 18. A. IX √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
259 18. B. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
260 18. B. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261 18. B. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
262 18. B. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
263 18. B. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
264 18. B. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
265 19. A. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
266 19. A. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
267 19. A. III √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
268 19. A. IV √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
269 19. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
270 19. A. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
271 19. A. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
272 19. A. VIII √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
273 19. A. IX √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
274 19. A. X Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
275 19. B. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
276 19. B. II √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
277 19. B. III √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
278 19. B. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
279 19. B. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
280 19. B. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
281 19. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
282 19. B. VIII √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
283 19. B. IX √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
284 20. A. I √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
285 20. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
286 20. A. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
287 20. A. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
288 20. A. V √ √
Dalam pargraf ini, kalimat penjelas kurang mendukung kalimat utama. Di samping itu kalimat penjelas juga tidak saling berhubungan/ tidak memiliki hubungan timbal balik. Dengan demikian, terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
289 20. A. VI √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
290 20. A. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
291 20. A. VIII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
292 20. A. IX
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
293 20. A. X √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
294 20. B. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
295 20. B. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
296 20. B. III √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
297 20. B. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
298 20. B. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
299 20. B.VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
300 20. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
301 22. A. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
302 22. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
303 22. A. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
304 22. A. IV √ √ √
Dalam paragraf ini, kalimat utamanya tidak jelas. Dengan demikian terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf juga.
305 22. A. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
306 22. A. VI √ √ √
Dalam paragraf ini, kalimat utamanya tidak jelas. Dengan demikian terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf juga.
307 22. B. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
308 22. B. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
309 22. B. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
310 22. B. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
311 22. B. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
312 22. B. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
313 22. B. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
314 22. B. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
315 23. A. I √ Kalimat penjelas tidak saling berhubungan.
316 23. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
317 23. A. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
318 23. A. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
319 23. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
320 23. A. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
321 23. A. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
322 23. A. VIII √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
323 23. B. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
324 23. B. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
325 23.B. III √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
326 23. B. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
327 23. B. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
328 23. B. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
329 23. B. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
330 23. B. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
331 23. B. IX √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
332 23. B. X √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
333 24. A. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
334 24. A. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
335 24. A. III √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
336 24. A. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
337 24. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
338 24. A. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
339 24. A. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
340 24. A. VIII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
341 24. A. IX √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
342 24. B. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
343 24. B. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
344 24. B. III √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
345 24. B. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
346 24. B. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
347 24. B. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
348 24. B. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
349 24. B. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
350 24. B. IX √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
351 24. B. X √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
352 25. A. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
353 25. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
354 25. A. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
355 25. A. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
356 25. A. V √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
357 25. A. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
358 25. A. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
359 25. A. VIII √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
360 25. A. IX
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
361 25. A. X √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
362 25. B. I √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
363 25. B. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
364 25. B. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
365 25. B. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
366 25. B. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
367 25. B. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
368 25. B. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
369 26. A. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
370 26. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
371 26. A. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
372 26. A. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
373 26. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
374 26. A. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
375 26. A. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
376 26. A. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
377 26. B. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
378 26. B. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
379 26. B. III √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
380 26. B. IV √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
381 26. B. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
382 26. B. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
383 26. B. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
384 26. B. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
385 26. B. IX √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
386 27. A. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
387 27. A. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
388 27. A. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
389 27. A. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
390 27. A. V √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
391 27. A.VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
392 27. A. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
393 27. A. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
394 27. B. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
395 27. B. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
396 27. B. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
397 27. B. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
398 27. B. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
399 27. B. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
400 27. B. VII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
401 29. A. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
402 29. A. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
403 29. A. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
404 29. A. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
405 29. A. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
406 29. A. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
407 29. B. I Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
408 29. B. II √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
409 29. B. III √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
410 29. B. IV
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
411 29. B. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
412 29. B. VI √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
413 29. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
414 29. B. VIII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
415 29. B. IX √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
416 30. A. I √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
417 30. A. II √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
418 30. A. III √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
419 30. A. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
420 30. A. V Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
421 30. A. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
422 30. A. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
423 30. A. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
424 30. B. I √ Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
425 30.B. II Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
426 30. B. III
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
427 30. B. IV √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
428 30. B. V √ √
Dalam paragraf ini hanya terdiri atas satu kalimat, yakni hanya kalimat utama. Dengan demikian tidak ada kalimat penjelasnya. Artinya terjadi penyimpangan kelengkapan dan kepaduan paragraf.
429 30. B. VI
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
430 30. B. VII
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
431 30. B. VIII √
Dalam paragraf ini, hanya terdiri dari dua kalimat. Dengan demikian terdapat penyimpangan kepaduan paragraf karena tidak terlihat kalimat penjelas yang saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
432 30. B IX
Tidak ada penyimpangan pengembangan paragraf karena kalimat penjelasnya menunjang kalimat utamanya. Dan kalimat penjelasnya saling berhubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIODATA
Yustinus Anang Krismiyanto lahir di Bantul, Yogyakarta
pada tanggal 4 Juni 1986. Ia putera pertama dari dua bersaudara
pasangan Tarsicius Poniman dan Fransisca patmiyasih. Ia
menyelesaikan Sekolah Dasar pada tahun 1998 di SD Negeri
Banjareja, Cilacap. Pada tahun 2001 ia menyelesaikan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2
Nusawungu, Cilacap. Pendidikan Sekolah Menengah Umum diselesaikan pada
tahun 2004 di SMU Negeri 1 Kroya, Cilacap. Pada tahun 2004, ia melanjutkan
pendidikan ke Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan
ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan daerah
(PBSID), dan lulus pada tahun 2011. Ia menulis skripsi yang berjudul Pola
Pengembangan Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama dan Penyimpangan
Pengembangan Paragraf pada Tajuk Rencana di Harian Kompas Juni 2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI