pengembangan media pembelajaran tangan pintar sederhana …
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TANGAN PINTAR
SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERKALIAN
SD KELAS RENDAH
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
Ririn Wahyuningtyas
18010644080
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL PENELITIAN
Proposal oleh : Ririn Wahyuningtyas
Nim : 18010644080
Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TANGAN PINTAR
SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERKALIAN SD
KELAS RENDAH
Proposal Penelitian sebagai langkah awal dari tagihan akhir mata kuliah skripsi
semester ganjil 2021/2022 dalam masa pandemi Covid 19 ini telah disetuji dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diajukan dalam proses pembahasan oleh Tim
Pembahasan dari Jurusan.
Dosen Pembimbing
Dr. Wiryanto, M.Si.
NIP. 196508291993021001
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mewujudkan tujuan yang tercantum pada Pembukaan UUD
1945 alinea ke empat terdapat salah satu tujuan yaitu mencerdaskan bangsa
Indonesia seutuhnya sehingga pendidikan diharapkan dapat memberikan perhatian
terhadap pendidikan yang masih belum tercukupi di Indonesia. Oleh sebab itu orang
tua ingin menyekolahkan anaknya di sekolah yang bermutu, dengan guru
professional, serta sarana prasana yang menunjang pembelajaran.
Kurikulum 13 yang sebelumnya merupakan banyak mapel dan sekarang
diringkas menjadi beberapa mapel saja karena muatan pokok digabungkan menjadi
satu tema dan yang lain muatan umum. Karena mata pelajaran matematika
dipisahkan untuk SD kelas tinggi sehingga mata pelajaran difokuskan terhadap
pokok mata pelajaran itu sendiri. Biasanya anak paling merasa sulit pada mata
pelajaran matematika karena sudah terdoktrin dari masyarakat maupun siswa
sehingga tidak minat dalam mengikuti pembelajaran matematika.
Oleh karena itu pelajaran matematika sangat penting untuk diajarkan lalu
diterapkan supaya peserta didik dapat mengetahui bahwa belajar matematika sangat
menyenangkan dan seru tidak seperti yang mereka bayangkan. Sehingga
diadakannya penelitian ini guna menyelesaikan permasalahan peserta didik tidak
bisa menyelesaikan persoalan matematika, guru harus dapat membuat suatu
pembelajaran yang menarik misalnya dengan membuat media pembelajaran. Media
pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkatan kelas maupun usia.
2
Guru dapat dikatakan berhasil karena pembelajaran yang interaktif antara
guru dan siswa. Oleh karena itu dengan adanya media pembelajaran guru dapat
mengajak siswa berinteraksi dengan bertanya kritis maupun mencoba dan memiliki
rasa ingin tahu, biasanya pembelajaran hanya terfokus pada guru saja.
Mata pelajaran matematika sering dianggap sulit karena terdapat rumus dan
tidak bisa mengikuti apabila terlambat atau tidak hadir. Adanya media
pembelajaran Tangan Pintar Sederhana ini menjadi solusi bagi anak yang kesulitan
akan menjadi semangat dan tertarik karena hal baru, bisa dijadikan dalam bentuk
video bagi yang terlambat mengikuti dan dapat dibuat sendiri di rumah untuk
dipelajar. Media pembelajaran ini dapat membantu anak menyelesaikan soal
dengan baik, dan mencapai tuntutan pada sekolah.
Mapel matematika merupakan aktivitas membangun suatu konsep dengan
fakta serta kemampuan, sehingga guru memberikan suatu materi dengan
menggunakan media, siswa yang mengkonstruksi dengan memahami dan mencoba.
Mengajar efektif dapat dilakukan dengan pemilihan metode serta media
pembelajaran yang sesuai misalnya metode ceramah dengan berkelompok, dan
media pembelajaran TPS merupakan solusi media yang menarik untuk berhitung
mengembangkan minat siswa dalam mempelajari matematika.
3
Sering terjadi pemilihan metode pembelajaran tidak didasarkan dengan
kebutuhan peserta didik, selain guru sebagai sumber guru juga sebagai fasilitator
sehingga dapat membuat suatu fasilitas guna penunjang pembelajaran misalnya
suatu metode yang baru dengan media pembelajaran yang menarik.
Matematika sering sekali dianggap anak-anak sulit, padahal matematika
sangat penting bagi siswa dalam pembelajaran maupun keseharian terlebih pada
peralihan kelas rendah pada kelas tinggi diadakannya calistung guna mengetahui
kemampuan siswa dalam membaca menulis dan berhitung.
Pada beberapa Jurnal yang saya temukan yang disusun oleh Martiana
Panjaitan yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Menghitung Perkalian
Melalui Metode Jarimatika Pada Siswa Kelas III SDN 106162 Kec. Medan Estate”
yang dapat disimpulkan hasil akhirnya siswa kelas III berhasil meningkatkan
kemampuan berhitung perkalian menggunakan suatu strategi metode jarimatika.
Dwi Sunar (2009: 19) mengatakan jarimatika adalah suatu Teknik atau cara
berhitung dengan menggunakan bantuan yaitu jari sebagai alat menghitung.
Selain itu jurnal yang disusun oleh Novi Lailatul Hikmah yang berjudul
“Penerapan metode pembelajaran jarimatika untuk meningkatkan kemampuan
berhitung perkalian pada siswa kelas III SD” yang hasil akhirnya yaitu bahwa
kemampuan berhitung pada siswa kelas III SDN Kalisampurno I mengalami
peningkatan selain itu dapat meningkatkan hasil belajar, meningkatkan nilai-nilai
rata-rata, serta menurunkan kesulitan dalam menghitung perkalian.
Hasil survei observasi pada kelas III SDN Tembok Dukuh III masih banyak
yang belum bisa mengerjakan soal perkalian. Yang menjadi factor penyebabnya
4
yaitu guru hanya menggunakan metode saja tidak menggunakan media
pembelajaran, sedangkan siswa kelas III termasuk kelas rendah yang memerlukan
media kongkrit tidak hanya abstrak materi yang hanya dijelaskan oleh guru secara
monoton.
Salah satu upaya peneliti yaitu mengembangkan metode jarimatika menjadi
suatu media pembelajaran guna meningkatkan kemampuan berhitung, minat,
motivasi belajar, serta menarik siswa supaya bersemangat. Sehingga peneliti
membuat penelitian yang berjudul. “ PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN TANGAN PINTAR SEDERHANA PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERKALIAN SD KELAS RENDAH”
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti teliti masalah yang dialami sebagai
berikut:
1. Guru kurang menguasai kelas dan kurang kreativitas serta inovasi terhadap
metode pembelajaran serta media pembelajaran
2. Ada kejenuhan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika karena
menganggap sulit.
3. Masih rendahnya kemampuan berhitung perkalian serta hafalan perkalian siswa
kelas rendah
4. Tidak adanya minat dan motivasi terhadap pembelajaran di kelas.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembelajaran di SD pada penggunaan media pembelajaran
Tangan Pintar Sederhana?
2. Bagaimana kelayakan dari penggunaaan Media Pembelajaran Tangan Pintar
Sederhana?
3. Bagaimana respon anak terhadap Media Pembelajaran Tangan Pintar
Sederhana?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang diteliti yaitu sebagai berikut :
1. Mengatasi permasalahan operasi hitung perkalian pada mata pelajaran
matematika
2. Mengidentifikasi kelayakan media pembelajaran Tangan Pintar Sederhana
6
3. Mengetahui hasil respon anak terhadap media pembelajaran TPS
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Manfaat akademis dari adanya penelitian pengembangan media pembelajaran ini
dapat memberikan manfaat terutama dalam pendidikan pelajaran matematika di SD
dalam mengentas masalah kesulitan meningkatkan pemahaman belajar perkalian
matematika, dan sebagai rujukan riset-riset selanjutnya tentang memilih media
pembelajaran yang tepat serta metode belajar yang efektif.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini juga diharapkan bisa bermanfaat untuk mengubah doktrin yang
tertanam pada masyarakat dan peserta didik bahwa matematika sulit menjadi
mudah, dan menambah nilai dari hasil belajar siswa yang sebelumnya kurang
menjadi cukup dan lebih, serta dipraktikkan untuk keseharian dalam menghitung,
siswa yang sudah bisa perkalian menjadi hafal perkalian tanpa menghitung.
F. Penelitian Terdahulu
Peneliti memilih beberapa rujukan yang masih berhubungan dengan penulisan pada
penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu tersebut adalah:
1. Bobi Saputra yang berjudul “PENGARUH METODE JARIMATIKA
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III DI
MADRASAH IBTIDAIYAH AL ISLAM KOTA BENGKULU"
Metode jarimatika pada MI Al Islami di Kota Bengkulu pada kelas III SD terlihat
hasil yang berpengaruh karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan juga
semangat belajar dari siswa. Akan tetapi perlu adanya peningkatan guru dalam
7
memperbaiki kualitas mengajar serta memilih media pembelajaran yang tepat untuk
siswa, dan siswa perlu diperbanyak hal yang menarik yang baru yang dapat
menambah semangat serta minat dalam belajar terutama mata pelajaran
matematika.
2. Dwi Wiji Lestari yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE
JARIMATIKA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 1
NGESTIRAHAYU”
Metode jarimatika yang digunakan pada siswa kelas IV SDN 1 Ngestirahayu dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, hal tersebut dibuktikan dengan analisis data
menggunakan angket serta observasi lapangan. Perbedaannya dengan penelitian
saya mengembangkan dan memperbarui tidak hanya suatu metode melainkan bisa
dijadikan media pembelajaran karena jika hanya metode sudah banyak dilakukan
sehingga perlu diajarkannya suatu media sebagai praktik dan menghafal.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Pembelajaran Matematika
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) matematika adalah ilmu yang
mempelajari suatu bilangan serta cara penyelesaian. Matematika pada jenjang SD
terdapat operasi hitung penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian, dari
kelas rendah ke tinggi mempunyai tingkat kesulitan masing-masing.
2. Ruang Lingkup Matematika
Ruang lingkup matematika disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa, ruang lingkup matematika adalah bilangan, geometri pengukuran, dan
pengolahan data.
3. Tujuan Pembelajaran Matematika
Dengan berjalannya perkembangan pengetahuan, teknologi dan zaman
mengubah kurikulum KTSP 2006 menjadi Kurikulum 13 yang menuntut siswa
lebih kreatif dan aktif sehingga lebih tepatnya guru harus menyiapkan pembelajaran
yang dapat membangun suasana dan kebaharuan supaya siswa dapat lebih kritis
dalam pembelajaran.
Tujuan pembelajaran matematika dibagi menjadi dua yaitu tujuan formal
dan material. Adapun tujuan formal yaitu dalam jenjang sekolah seperti SD,
sedangkan tujuan material dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari tak luput
dari pembelajaran matematika banyak sekali diperlukan dalam kehidupan.
9
4. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika
Langkah-langkah pembelajaran matematika sebagai berikut :
a. Dimulai dengan penanaman konsep dasar, yang dimaksud adalah hal baru yang
di dapatkan siswa guna menghubungkan antara kemampuan pengetahuan siswa
tentang suatu hal kongkrit dengan sesuatu yang abstrak.
b. Kedua pemahaman konsep dasar yang digunakan untuk meningkatkan
pemahaman siswa yang dapat dilakukan dengan pertemuan yang berbeda dari
sebelumnya yang mengajarkan konsep dasar.
c. Yang terakhir pembinaan ketrampilan sebagai lanjutan konsep dasar dan
pemahaman guna meningkatkan ketrampilan siswa dalam mengembangkan
suatu konsep.
5. Fungsi Pembelajaran Matematika
Fungsi pendidikan matematika Menurut Karso (2007: 2.7) tujuan
Pendidikan yang tertulis pada GBHN sebagai tujuan pendidikan nasional di SD,
tujuan umum pembelajaran matematika SD sebagai berikut:
a. Menyiapkan siswa melalui latihan supaya dapat menghadapi perubahan di dunia
yang berkembang melalui latihan, berpikir kritis, logis.
b. Mempersiapkan siswa dalam hal menerapkan kemampuan berpikir matematika
dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai pengetahuan lain.
6. Media Pembelajaran
Menurut Schram (Putri, 2011:20) media pembelajaran termasuk dalam
kategori alat bantu teknologi dalam pembelajaran. Sedangkan Sadiman(2008: 7)
menyatakan menyalurkan suatu informasi dari pemberi kepada penerima dapat
dilakukan menggunakan media pembelajaran.
10
7. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Sudrajat dalam (Putri, 2011: 20) sebagai berikut:
a. Media pembelajaran sebagai pengentas masalah keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman peserta didik
b. Media pembelajaran mencakup wilayah ruang yang luas melebihi ruang kelas
c. Media pembelajaran menciptakan interaksi antara guru dan siswa dalam
membangun pembelajaran di kelas
d. Media pembelajaran memerlukan berbagai pengamatan
e. Media pembelajaran menjadi dasar penanaman konsep real artinya nyata dan
benar yang kongkrit
f. Media pembelajaran meningkatkan semangat minat dan motivasi siswa dalam
belajar
g. Media pembelajaran menghasilkan pengetahuan dan pengalaman baru yang
abstrak dan juga kongkrit
Menurut Nasution media pembelajaran sebagai alat bantu proses
pembelajaran adapun manfaat lainnya sebagai berikut:
a. Media pembelajaran sebagai bahan ajar akan memudahkan siswa dalam
memahami suatu materi sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
b. Metode pembelajaran yang bervariasi seperti belajar berkelompok dapat
membuat peserta didik antusias tidak bosan
c. Peserta didik lebih aktif dalam membangun suasana pembelajaran di kelas sesuai
dengan tujuan kurikulum 13 membuat peserta didik lebih kreatif dan kritis
dengan mengamati, mendemonstrasikan suatu media.
Kesimpulan dari Azhar Arsyad ialah memperjelas materi dapat
11
menggunakan media pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa, media
pembelajaran dapat menjadi sebuah bimbingan pada siswa dengan perhatian dan
interaksi, serta media pembelajaran membuat efisien waktu ruang dengan lebih
mudah karena dapat ditampilkan secara kongkrit maupun berupa tampilan layer,
media pembelajaran dapat mengingatkan siswa tentang pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya yang pernah ia pelajari pada lingkungan sekitar.
8. Klasifikasi Media Pembelajaran
Ada banyak sekali macam media pembelajaran dalam berbagai kelompok,
guru dapat memilih media pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan
siswa.
Menurut Nana Sudana dan Ahmad Rivai mengelompokkan media pembelajaran
seperti di bawah ini:
a. Dari sifatnya dikelompokkan menjadi dua yaitu media auditif dan visual
b. Dari wilayah jangkauan dibagi menjadi dua yaitu secara luas seperti TV, terbatas
seperti ppt
c. Dari tekniknya dibagi menjadi dua diproyeksikan seperti film, dan yang tidak
diproyeksikan seperti gambar
Sedangkan dalam proses pembelajaran media pembelajaran yang dapat
digunakan dikelompokkan sebagai berikut :
1. Media 2 dimensi yang memiliki ukuran Panjang dan lebar saja contohnya
gambar dan bagan
2. Media 3 dimensi yang memiliki ukuran Panjang lebar dan tinggi contohnya
diorama dan model penampang
3. Media proyeksi seperti film dan slide
12
4. Media pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sekitar
9. Media Pembelajaran Tangan Pintar Sederhana(TPS)
a. Pengertian Tangan Pintar
Matematika memang tidak mudah, karenanya banyak kurang diminati oleh
anak-anak SD. Namun bisa dibuat menyenangkan dengan menggunakan jari-jari
untuk belajar berhitung. TPS(Tangan Pintar Sederhana) adalah suatu media
pembelajaran berhitung dengan menggunakan suatu papan dari bahan apapun
kemudian diaplikasikan pada jari tangan. Meski hanya menggunakan dari bahan
sederhana dan jari tangan, tapi dengan media pembelajaran serta media
pembelajaran TPS dapat melakukan operasi bilangan. TPS ialah ialah gabungan
dari media pembelajaran serta metode pengajaran yang cara penggunaannya
menggunakan jari sebagai alat operasi hitung perkalian.
Dalam pengajarannya media pembelajaran TPS perlu menjelaskan konsep
terlebih dahulu supaya siswa dapat mencoba dan memahami dengan mudah. Akan
tetapi tanpa menghilangkan konsep operasi matematika, sangat cocok digunakan
untuk siswa yang daya tangkapnya kurang karena media ini bersifat kongkrit.
b. Pembuatan Media Pembelajaran TPS
Media pembelajaran Tangan Pintar Sederhana ini dibuat menyerupai tangan
terdapat maksud tersirat karena membuat siswa tergerak untuk mempraktikkan
menggunakan jemarinya sendiri bias juga dengan membuat di rumah dengan bahan
sederhana.
Peneliti membuat dengan bahan papan bekas meja digunakan supaya awet
dan tahan lama tetapi ringan meskipun tebal karena berbahan triplek, dan dilapisi
kain baground angka karena pembelajaran matematika supaya selaras dan menarik
13
minat anak, di dalamnya terdapat judul angka yang dibuat berwarna warni supaya
anak mengenal dan mengingat media pembelajaran yang peneliti buat, terdapat dua
tangan di dalamnya beserta petunjuk penggunaan media serta contoh soal pada
media supaya memudahkan siswa dalam mempelajari dan memahami.
Media pembelajaran TPS sengaja dibuat real kongkrit karena digunakan
pada anak kelas rendah kususnya kelas III akan tetapi dapat digunakan kelas atas
sebagai media menghafal perkalian sebagai latihan.
c. Perkalian Tangan Pintar
Perkalian adalah penjumlahan berulang, dalam hal ini perkalian dapat
ditentukan dengan penjumlahan secara berulang. Terdapat berbagai cara yang dapat
digunakan pada materi perkalian mata pelajaran matematika. Salah satu contohnya
adalah dengan metode TPS, dengan media pembelajaran dan metode ini berhitung
perkalian akan lebih mudah dan menarik tidak perlu menjumlahkan berulang
melainkan menggabungkan jari-jari.
Perlu diketahui perkalian kusus untuk bilangan 6-10, ibu jari menempati
bilangan 6 dan seterusnya sampai 10 hingga jari kelingking.
d. Langkah - Langkah Tangan Pintar
1) Lipatlah semua jari tangan
2) Angka 6 ditunjukkan sama dengan diganti jari jempol dilipat, angka 7 menutup
ibu jari dengan sebelahnya yaitu telunjuk, untuk 8 berarti ditambah dengan
menutup jari tengah, dan seterusnya.
3) Jemari yang diangkat berdiri nilainya satuan/1 dan jari yang ditutup atau tidak
berdiri nilainya puluhan/10
4) Tambahkan jari yang dilipat sebagai puluhan
14
5) Kalikan jari yang berdiri sebagai jari satuan
6) Jumlahkan hasil dari langkah 4 dan 5. Inilah hasil perkalian 6 sampai 10.
Contoh :
Perkalian Jarimatika 7 × 9 =, 7 berarti ibu jari dan telunjuk ditutup (2 jari yang
ditutup dan 3 jari yang dibuka) angka 9 berarti ibu jari, telunjuk, jari tengah, jari
manis ditutup(4 jari dilipat dan 1 jari berdiri)
*7 = 2 jari dilipat + 3 jari berdiri (jari yang diangkat nilainya 3 dan jari yang dilipat
nilainya 20)
*9 = 4 jari dilipat + 1 jari berdiri (jari yang dilipat nilainya 40 dan yang berdiri 1)
*kalikan jari yang dibuka/berdiri (ingat 1 jari yang dibuka nilainya satuan yaitu 1)
3 × 1 = 3
*lalu jumlahkan jari yang ditutup sebagai puluhan (20 + 40) = 60 (ingat 1 jari yang
dilipat nilainya 10) = (3 × 1 =) + (20 + 40) = (3) + (60) = 63
d. Keunggulan Tangan Pintar Sederhana
Keunggulan dari tekhnik ini adalah :
1) Jarimatika dapat memberikan visualisasi proses menghitung.
2) Menyeimbangkan antara otak kanan dan kiri
3) Bentuk kongkrit suatu media dengan Teknik menggerakkan jari tangan
menumbuhkan minat siswa dalam belajar
4) TPS menyesuaikan kemampuan peserta didik sehingga dikatakan sederhana
kusus kelas rendah dan tidak memberatkan
5) Mencapai tujuan pembelajaran dalam operasi bilangan perkalian
6) Cara membuatnya yang mudah dan sederhana mudah didapat sehingga bias
dibuat di rumah
15
7) Materi yang didapat berguna dalam kehidupan sehari-hari misalnya mengukur
luas suatu benda
8) Metode ini sebagai metode tradisional yang sudah secara luas diketahui
e. Kelemahan Media TPS
Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:
1) Siswa juga menemui kendala kesulitan dalam membedakan antara jari yang
berdiri dikalikan ataukah ditambah dan sebaliknya jari yang dilipat.
2) Jumlah jemari terbatas sehingga persoalan yang diselesaikan juga terbatas
3) Memerlukan penghubungan suatu materi dan mengkomunikasikan konsep dan
petunjuk cara
e. Contoh rancangan materi menggunakan media pembelajaran Tangan
Pintar Sederhana
Gambar 1
Contoh 1
16
Gambar 2
Tangan Pintar tersebut menunjukkan :
Tangan kiri : 1 jari yang ditutup dan 4 jari yang dibuka
Tangan kanan : 2 jari yang ditutup dan 3 jari yang dibuka
Total :
1+2 jari yang ditutup menjadi 3 jari bernilai 3 × 10 = 30
4 jari dibuka dikalikan dengan 3 jari yang dibuka bernilai 4 × 3 = 12
Sehingga 30+12 = 42 hasil dari operasi perkalian menggunakan TPS dengan cepat
tanpa menghitung berulang.
Contoh 2
Gambar 3
17
Tangan kiri : 4 jari yang ditutup dan 1 jari yang dibuka
Tangan kanan : 4 jari yang ditutup dan 1 jari yang dibuka
Total :
4+4 jari yang ditutup dijumlahkan menjadi 8 jari yang ditutup menempati nilai
puluhan bernilai puluhan 8 × 10 = 80
1 jari dibuka dikalikan dengan 1 jari yang dibuka menempati nilai satuan bernilai
(1 × 1 ) = 1
Sehingga 80+1 = 81 hasil dari operasi perkalian menggunakan TPS dengan cepat
tanpa menghitung berulang.
f. Pengertian Belajar
Menurut (Clifford T.Morgan) belajar adalah perubahan perilaku yang didasarkan
dari pengalaman sebelumnya.
1) Hasil Belajar
Hasil dari aktivitas maupun proses belajar yang dapat merubah input seperti
pengetahuan pemahaman dari informasi produk maupun petunjuk yang telah
didapat.
2) Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar
Proses belajar dapat mencapai tujuan belajar dan hasil belajar yang maksimal
dikarenakan komponen yang saling mendukung KBM seperti contohnya
kemampuan siswa, media yang menarik. Adapun factor yang memengaruhi antara
lain factor dari siswa, kurikulum, guru, model pembelajaran, sarana prasarana,
lingkungan.
3) Penilaian Hasil Belajar
Belajar terdapat 3 tahap di dalamnya yaitu tujuan, pengalaman belajar serta hasil
18
belajar. Hasil belajar nantinya akan dilakukan penilaian, penilaian berupa angket
tentang pernyataan siswa setelah melakukan pembelajaran.
B. Kerangka Berpikir
Gambar Bagan 1
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian pengembangan, menurut (Sugiyono,
2013:297) penelitian pengembangan dilakukan dengan cara meneliti terlebih
dahulu kemudia merancang, memproduksi dan menguji kelayakan atau biasa
disebut validitas. Peneliti menggunakan model ADDIE yang di dalamnya terdapat
suatu proses mulai dari analisi, mendesain, membuat, menguji coba, dan yang
terakhir sebagai revisi evaluasi menurut Molenda dan Reiser(2003). Molenda
mengatakan penelitian pengembangan model pembelajarannya berisi sifat umum
dan prosesnya urut serta interaktif(Molenda, 2013). Menurut pendapat lain, model
ADDIE dikatakan lebih lengkap dibandingkan dengan model lain, menurut
(Mulyatiningsih, 2011:5) Model ini juga biasa digunakan sebagai pengembangan
produk seperti bahan ajar, metode, media pembelajaran, strategi mengajar, dll.
Yang bertujuan untuk mempermudah peserta didik mempelajari materi perkalian
pada kelas III SD pada Tema 1 Sub Tema 1 KD (3.1 dan 4.1) tentang operasi hitung
pada bilangan.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan model ADDIE dilakukan dengan dua siklus
melalui sampel kelompok kecil dan uji individu supaya mendapatkan hasil secara
maksimal.
20
Bagan 2
1. Analisis
Analisis yang sudah dilakukan peneliti sebelumnya yang dilakukan dengan
observasi langsung pada tempat penelitian dengan melalui Teknik observasi dan
wawancara yang mendapatkan hasil kurangnya sarana pembelajaran seperti media
pembelajaran beserta kemampuan siswa, kemudian analisis materi, dilakukan
dengan cara mengidentifikasi materi perkalian pada SD kelas rendah yaitu Kelas III
pada Semester 1 Tema 1 yang materinya berisi tentang operasi bilangan yang
nantinya akan dirancang sebagai media pembelajaran.
2. Perancangan
Peneliti merancang sebuah media pembelajaran yang sebelumnya
21
jarimatika hanya dikenal sebagai suatu metode untuk mengerjakan suatu soal, pada
perancangan ini peneliti akan membuat media pembelajaran interaktif yang disebut
Tangan Pintar Sederhana supaya siswa dapat lebih mengenal, memahami, serta
menghafalkan suatu metode sekaligus media, sehingga dapat dipraktikkan secara
terus menerus tidak hanya sebagai pengetahuan sebagai cara cepat dalam perkalian
saja. Sebelumnya peneliti merancang gambaran medianya pada papan sterofoam
dan kertas buffalo yang nantinya akan dibentuk seperti boneka tangan dengan
baground angka beserta tulisan warna warni dan cara petunjuk sebagaimana
menarik siswa kelas rendah sebagai media kongkrit.
3. Pengembangan
Biasanya siswa dan guru hanya mengetahui metode operasi hitung berulang
dan metode jarimatika sedikit yang mengenal. Sehingga dikembangkan menjadi
media pembelajaran yang kongkrit, tahapan pengembangan sebagai berikut:
a. Pengembangan diawali dengan mengumpulkan bahan, dan juga rancangan
produk media, beserta informasi materi yang relevan dan terdapat pada buku
siswa.
b. Tahapan yang kedua ialah validasi ahli yang digunakan sebagai uji kelayakan
media sebelum diujikan kepada peserta didik, yang akan diuji oleh validasi
media dan validasi materi.
c. Selanjutnya saran revisi perbaikan dari ahli media dan materi menjadi perbaikan
dari media supaya lebih baik lagi
4. Evaluasi
22
Pada tahap ini dilakukan uji coba kepada peserta didik guna mengetahui
respon siswa terhadap media dan juga saran perbaikan media, uji coba dilakukan
dengan dua tahap, tahap awal dilakukan dengan membuat kelompok belajar kecil
secara random, uji coba kedua dilakukan pada siwa kelas III SDN Tembok Dukuh
III/85.
Uji coba kelompok dan individu dilakukan sebagai berikut:
a. Setelah direvisi sesuai dengan saran ahli, dilakukan uji coba pada kelompok
kecil yaitu pada peserta didik lingkungan tempat tinggal peneliti pada kelas
rendah SD dan diajak untuk bermain berhitung menggunakan media
pembelajaran secara bergilir dan mengkonstruksi dengan tanya jawab. Hal ini
dilakukan guna mendapat revisi perbaikan dari peserta didik sebelum diuji
kepada individu
b. Uji coba individu
Setelah direvisi beberapa kali yaitu kedua dari uji coba kelompok, menguji
individu dilakukan pada salah satu kelas III di SDN Tembok Dukuh III/85
dengan wali kelas ibu Ary.
C. Tempat dan Waktu
1. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tembok Dukuh III/85 Surabaya yang
beralamat di Jalan Asem Jaya No. 1 Kel. Tembok Dukuh, Kec. Bubutan, Kota
Surabaya, Jawa Timur.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober-Desember tahun 2021
23
tahun ajaran 2021/2022.
3. Subjek Penelitian
Peneliti memilih subjek membuat kelompok kecil kelas rendah yang berada
pada lingkungan rumah dan peserta didik kelas III SDN Tembok Dukuh III/85
secara individu, serta ahli media dan ahli materi.
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Riduwan(2013) menjelaskan pengumpulan data dapat dilakukan
dengan wawancara, observsi, dan angket. Teknik pengumpulan data di bawah ini:
a. Observasi
Riduwan(2013) mengatakan observasi dilaksanakan dengan mengamati
objek tentang factor-faktor yang menghambat pembelajaran dna juga sarana yang
dibutuhkan dalam keberlangsungan pembelajaran
b. Angket
Angket dilakukan untuk mencari informasi dengan beberapa pernyataan
yang akan dijawab oleh responden dengan sadar dan jujur tanpa paksaan
menurut(Riduwan, 2013:26). Angket dibuat dengan membuat daftar pernyataan
yang akan diberi tanda ceklis(√) pada setiap poin tentang persoalan yang diamati.
Pilihan jawaban didasrkan pada pilihan jawaban di dalamnya terdapat 4 pilihan
yang dikemukakan oleh. Riduwan (2013:12).
Berikut began pengumpulan data secara rinci :
24
Tabel 1
2. Instrument Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:93) menjelaskan bahwa instrument adalah alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan yang diamati oleh
responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan skala likert yaitu 4 pilihan
jawaban dengan memberikan tanda ceklis pada setiap penyataan.
Di bawah ini instrumen yang digunakan dalam penelitian.
a. Kuisioner Media Pembelajaran Tangan Pintar Sederhana untuk Ahli
Materi
Instrumen yang terdapat pada kuisioner berisikan kesesuaian media
pembelajaran dengan materi yang terdapat pada buku siswa kelas III SD tentang
operasi bilangan yaitu perkalian.
25
No Aspek yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
Penyajian
1. Kemampuan siswa menjadi dasar
pembuatan materi
2. Materi menyesuaikan tujuan pembelajaran
pada perkalian operasi bilangan
3. Materi dapat menyelesaikan permasalahan
kesulitan menghitung penjumlahan
berulang dalam perkalian
4. Materi dapat menambah pengetahuan
informasi bagi siswa
5. Materi dapat mempermudah pengerjaan
soal yang sebelumnya menggunakan hitung
berulang
Pembelajaran
6. Kesesuaian dengan KD yang terdapat pada
buku siswa SD kelas III.
7. Kesesuaian media pembelajaran “TPS”
dengan materi perkalian pada siswa kelas
III SD
8. Kesesuaian contoh soal dengan materi
pembelajaran
Kefektifan
26
9. Materi dapat mempermudah siswa dalam
mempelajari perkalian
10. Materi dapat menambah efisian waktu
dalam pengerjaan soal perkalian
11. Materi dapat membantu siswa yang sudah
bisa perkalian menjadi hafal
Kelayakan Isi
12. Materi yang disampaikan jelas
13. Materi berisikan informasi dalam
menambah pengetahuan siswa
14. Materi disusun dengan petunjuk
penggunaan
15. Materi yang disajikan jelas mudah dibuat di
rumah dengan menggunakan bufalo
Jumlah Nilai
Nilai rata-rata
Tabel 2
b. Kuisioner Kelayakan Media Pembelajaran Tangan Pintar Sederhana Ahli
Media
Instrumen kuisioner media TPS(Tangan Pintar Sederhana) sebagai
penilaian ahli media terhadap kesesuaian media pembeleajaran ditinjau dari aspek
warna, kejelasan, kemudahan dalam penggunaan, desain pembelajaran, dan
ketahanan produk.
27
No Aspek yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
Tampilan
1. Kemenarikan Media Pembelajaran TPS
2. Kejelasan Petunjuk Media Pembelajaran
TPS
3. Kemenarikan Perpaduan Bahan dan Warna
4. Ketepatan Tema yang Digunakan
5. Kerapian Media Pembelajaran
Bahan Pembuatan
6. Keawetan bahan dalam pembuatan
7. Kemudahan dalam
membawa/memindahkan media
8. Keamanan bahan untuk peserta didik anak
kelas rendah SD
Bahasa
9. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
dalam petunjuk cara
10. Bahasa yang digunakan sesuai dengan
kaidah kebahasaan
Tulisan
11. Tulisan jelas mudah dibaca peserta didik
12. Tulisan menarik pengguna media
pembelajaran
28
Kemudahan
13. Mudah dalam menggunakan media TPS
14. Petunjuk cara penggunaan media mudah
dipahami
Total Nilai
Nilai Rata-rata
Tabel 3
c. Validasi Kuisioner oleh Guru Wali Kelas
Instrumen kelayakan yang divalidasi oleh guru wali kelas III, untuk
mengetahui kelayakan lembar kuisioner bagi peserta didik kelas III, serta kevalidan
kuisioner untuk dinilai oleh peserta didik.
No Aspek yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
Tampilan
1. Tampilan lembar kuisioner menyesuaikan
karaktersitik siswa SD
2. Jenis huruf kuisioner sesuai dengan
karakteristik siswa Sekolah Dasar
3. Kriteria penilaian pada lembar validasi
dinyatakan dengan jelas
4. Penulisan kuisioner mudah dibaca siswa
5. Ukuran font yang digunakan pada lembar
kuisioner sesuai dengan siswa SD
29
Bahasa
6. Bahasa pada lembar kuisioner mudah
dipahami
7. Bahasa yang digunakan sesuai dengan
karaktersitik siswa Sekolah Dasar
8. Bahasa sesuai dengan kaidah kebahasaan
Isi kuisioner
9. Jawaban dari pernyataan kuisioner dapat
digunakan untuk penilaian kelayakan
media “TPS”
10. Keruntutan setiap pernyataan yang
diberikan
11. Butir pernyataan pada lembar kuisioner
sesuai dengan media “TPS”
Kemudahan
12. Kemudahan untuk memahami petunjuk
penggunaan pengisian kuisioner
13. Kemudahan dalam memahami pernyataan
pada kuisioner
14. Kemudahan siswa dalam memberikan nilai
pada pernyataan
Jumlah Nilai
Nilai Rata-rata
Tabel 4
30
d. Kuisioner Respon Siswa terhadap Media Tangan Pintar Sederhana
Kuisioner yang berisi pernyataan tentang kesesuaian materi, dan
keefektivan media pembelajaran mulai dari penyajian materi, pemahaman peserta
didik, kemudahan dalam pengaplikasian.
No Aspek yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
1. Tampilan tangan pada media menarik
2. Tulisan judul menarik
3. Baground yang menambah minat belajar
4. Petunjuk cara penggunaan media mudah
dipahami
5. Materi yang diajarkan mudah dipahami
6. Media Tangan Pintar Sederhana mudah
digunakan
7. Contoh soal sesuai dengan materi
8. Media TPS bias menggantikan metode
perkalian penjumlahan berulang
9. Saya merasa lebih semangat belajar
matematika saat menggunakan media
10. Saya dapat mencoba membuat atau
mengganti dengan menggunakan tangan
11. Media TPS membuat hemat waktu dalam
pengerjaan soal operasi hitung perkalian
31
12. Media yang lucu dan menarik dapat mudah
diingat sehingga dapat membantu
menghafal
Tabel 5
E. Validitas Instrumen
Validitas instrument yang nantinya akan dihitung menggunakan deskriptis
presentase sebagai metode, dengan menghitung data menggunakan rumus yang
dihitung secara manual yang telah ditetapkan guna mendapatkan suatu hasil.
Sebagai berikut:
𝑃𝑆𝑃 = ∑ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 × 𝑁 × 100%
(Arthana: 2005)
Uji kelayakan media pembelajaran “TPS(Tangan Pintar Sederhana)”
menggunakan rumus tersebut. Yang dapat diukur dengan disesuaikan hasilnya pada
table di bawah ini sesuai dengan uji ahli :
Nilai Ketentuan
75% ≤ 𝑃𝑆𝑃 ≤ 100% Dikatakan valid tidak revisi
50% ≤ 𝑃𝑆𝑃 ≤ 75% Dikatakan layak dengan revisi ringan
25% ≤ 𝑃𝑆𝑃 ≤ 50% Belum layak dengan revisi berat
𝑃𝑆𝑃 ≤ 25% Tidak layak digunakan
Tabel 6
(Arthana: 2005)
Setelah analisis kuisioner yang sudah diisi oleh siswa dan dihitung, karena
32
siswa selaku pengguna media pembelajaran dilanjutkan dengan menghitung data
tersebut menggunakan rumus di bawah ini secara manual :
PSA % = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 100%
(Rahayu: 2018)
Dan rumus PSP atau presentase seluruh program menggunakan rumus di
bawah ini :
PSP = ∑ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 ×𝑁 × 100%
Dengan melalui berbagai penghitungan rumus di atas peneliti berharap
supaya mendapatkan hasil kevalidan dari media pembelajaran “TPS”. Keberhasilan
atau kelayakan media pembelajaran TPS disesuaikan dengan hasil pengisian
instrument kuisioner seperti di bawah ini:
Nilai Ketentuan
0% −25% Tidak valid untuk digunakan
26% − 50% Kurang valid
51% − 75% Valid
76% − 100% Sangat Valid
Tabel 7
F. Definisi Operasional
Terjadinya salah persepsi antara peneliti dan pembaca bias terjadi di dalam
sebuah penelitian. Untuk menghindari hal tersebut, maka peneliti memberikan
batasan guna membantu peneliti dan pembaca untuk memahami maksud dari
penelitian yang dilaksanakan.
33
Adapun batasannya adalah sebagai berikut :
3. Jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari media
pembelajaran Tangan Pintar Sederhana(TPS) jika diterapkan dalam
pembelajaran
4. Media “TPS” merupakan media pembelajaran kongkrit yang cocok digunakan
untuk siswa kelas rendah SD dalam mempermudah pembelajaran operasi hitung
perkalian serta mengerjakan soal perkalian yang nantinya akan transisi menjadi
siswa kelas IV, untuk kelas IV sendiri yang sudah bias dan lancer dalam
perkalian dapat digunakan sebagai sarana latihan menghafal perkalian
5. Materi operasi hitung perkalian terdapat pada buku Tema 1 Sub Tema 1 pada
Semester 1 kelas III SD.
G. Teknik Analisis Data
Teknik dari analisis data yang peneliti teliti menggunakan dua jenis yaitu
data kualitatif dan data kuantitatif, kualitatif diperoleh dari saran revisi perbaikan
oleh ahli materi maupun media serta guru, sedangkan kuantitatif dengan
menghitung presentase dari respon hasil pengisian instrument kuisioner oleh setiap
individu.
Teknik dari analisis data secara detail di bawah ini:
1. Data Pengembangan Media TPS
Dilakukan secara kualitatif dari hasil saran perbaikan yang didapat dari ahli
materi dan ahli media serta dari guru maupun peserta didik.
2. Data Kevalidan Media TPS
Teknik yang digunakan yaitu dengan menganalisis secara deskriptif kuantitatif
34
dari respon penilaian kuisioner yang telah diisi peserta didik secara individu
maupun kelompok kecil.
35
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arthana, I. K., & D. (2005). Evaluasi Media Pembelajaran. Surabaya: Teknologi
Pendidikan Unesa.
Branch, R. M. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach. New York: Springer
Science Bussines Media.
Heruman. (2014). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jakarta: PT. Diva Kawan
Pustaka.
Karso. (2007). Pendidikan Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mulyasa. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasaruddin. (n.d.). Karakteristik dan Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di
Sekolah. Sulawesi: STAIN Papopo.
Peni, W. S. (2011). Jarimatika Berhitung mudah dan menyenangkan dengan
menggunakan jari buku panduan untuk putra putri usia 3-10 tahun. Yogyakarta:
Yayasan Jarimatika Indonesia.
Peni, W. S. (2013). Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta: PT. Kawan Pustaka.
Prasetyono, D. S. (2008). Memahami Jarimatika Untuk Pemula. Yogyakarta: Diva Press.
Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
36
Hasil Turnitin
37
KRS
38
Lampiran
Rancangan Media Pembelajaran
Gambar 1
Gambar 2
39
Gambar 3
Kerangka Berpikir
Bagan 1
40
Prosedur Pengembangan
Gambar 2
Tabel pengumpulan data
41
Tabel 1
Kuisioner Ahli Materi
No Aspek yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
Penyajian
1. Kemampuan siswa menjadi dasar
pembuatan materi
2. Materi menyesuaikan tujuan pembelajaran
pada perkalian operasi bilangan
3. Materi dapat menyelesaikan permasalahan
kesulitan menghitung penjumlahan
berulang dalam perkalian
42
4. Materi dapat menambah pengetahuan
informasi bagi siswa
5. Materi dapat mempermudah pengerjaan
soal yang sebelumnya menggunakan hitung
berulang
Pembelajaran
6. Kesesuaian dengan KD yang terdapat pada
buku siswa SD kelas III.
7. Kesesuaian media pembelajaran “TPS”
dengan materi perkalian pada siswa kelas
III SD
8. Kesesuaian contoh soal dengan materi
pembelajaran
Kefektifan
9. Materi dapat mempermudah siswa dalam
mempelajari perkalian
10. Materi dapat menambah efisian waktu
dalam pengerjaan soal perkalian
11. Materi dapat membantu siswa yang sudah
bisa perkalian menjadi hafal
Kelayakan Isi
12. Materi yang disampaikan jelas
13. Materi berisikan informasi dalam
menambah pengetahuan siswa
43
14. Materi disusun dengan petunjuk
penggunaan
15. Materi yang disajikan jelas mudah dibuat di
rumah dengan menggunakan bufalo
Jumlah Nilai
Nilai rata-rata
Tabel 2
Kuisioner Ahli Media
No Aspek yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
Tampilan
1. Kemenarikan Media Pembelajaran TPS
2. Kejelasan Petunjuk Media Pembelajaran
TPS
3. Kemenarikan Perpaduan Bahan dan Warna
4. Ketepatan Tema yang Digunakan
5. Kerapian Media Pembelajaran
Bahan Pembuatan
6. Keawetan bahan dalam pembuatan
7. Kemudahan dalam
membawa/memindahkan media
8. Keamanan bahan untuk peserta didik anak
kelas rendah SD
44
Bahasa
9. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
dalam petunjuk cara
10. Bahasa yang digunakan sesuai dengan
kaidah kebahasaan
Tulisan
11. Tulisan jelas mudah dibaca peserta didik
12. Tulisan menarik pengguna media
pembelajaran
Kemudahan
13. Mudah dalam menggunakan media TPS
14. Petunjuk cara penggunaan media mudah
dipahami
Total Nilai
Nilai Rata-rata
Tabel 3
Validasi Kuisioner oleh guru wali kelas III
No Aspek yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
Tampilan
1. Tampilan lembar kuisioner menyesuaikan
karaktersitik siswa SD
45
2. Jenis huruf kuisioner sesuai dengan
karakteristik siswa Sekolah Dasar
3. Kriteria penilaian pada lembar validasi
dinyatakan dengan jelas
4. Penulisan kuisioner mudah dibaca siswa
5. Ukuran font yang digunakan pada lembar
kuisioner sesuai dengan siswa SD
Bahasa
6. Bahasa pada lembar kuisioner mudah
dipahami
7. Bahasa yang digunakan sesuai dengan
karaktersitik siswa Sekolah Dasar
8. Bahasa sesuai dengan kaidah kebahasaan
Isi kuisioner
9. Jawaban dari pernyataan kuisioner dapat
digunakan untuk penilaian kelayakan
media “TPS”
10. Keruntutan setiap pernyataan yang
diberikan
11. Butir pernyataan pada lembar kuisioner
sesuai dengan media “TPS”
Kemudahan
12. Kemudahan untuk memahami petunjuk
penggunaan pengisian kuisioner
46
13. Kemudahan dalam memahami pernyataan
pada kuisioner
14. Kemudahan siswa dalam memberikan nilai
pada pernyataan
Jumlah Nilai
Nilai Rata-rata
Tabel 4
Instrumen Kuisioner Siswa
No Aspek yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
1. Tampilan tangan pada media menarik
2. Tulisan judul menarik
3. Baground yang menambah minat belajar
4. Petunjuk cara penggunaan media mudah
dipahami
5. Materi yang diajarkan mudah dipahami
6. Media Tangan Pintar Sederhana mudah
digunakan
7. Contoh soal sesuai dengan materi
8. Media TPS bias menggantikan metode
perkalian penjumlahan berulang
9. Saya merasa lebih semangat belajar
matematika saat menggunakan media
47
10. Saya dapat mencoba membuat atau
mengganti dengan menggunakan tangan
11. Media TPS membuat hemat waktu dalam
pengerjaan soal operasi hitung perkalian
12. Media yang lucu dan menarik dapat mudah
diingat sehingga dapat membantu
menghafal
Tabel 5
Validasi Instrumen
Nilai Ketentuan
75% ≤ 𝑃𝑆𝑃 ≤ 100% Dikatakan valid tidak revisi
50% ≤ 𝑃𝑆𝑃 ≤ 75% Dikatakan layak dengan revisi ringan
25% ≤ 𝑃𝑆𝑃 ≤ 50% Belum layak dengan revisi berat
𝑃𝑆𝑃 ≤ 25% Tidak layak digunakan
Tabel 6
Valisasi kuisioner
Nilai Ketentuan
0% −25% Tidak valid untuk digunakan
26% − 50% Kurang valid
51% − 75% Valid
48
76% − 100% Sangat Valid
Tabel 7