pengembangan kurikulum mata kuliah kewirausahaan dengan konten mata kuliah pengembangan media audio...

13
PENGEMBANGAN KURIKULUM MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DENGAN KONTEN MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO UNTUK MAHASISWA PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FIP UNESA PAPER Oleh : Rahayu Sekar Sari 071024033 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Upload: alim-sumarno

Post on 08-Aug-2015

311 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : RAHAYU SEKAR SARI, http://ejournal.unesa.ac.id

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Kurikulum Mata Kuliah Kewirausahaan Dengan Konten Mata Kuliah Pengembangan Media Audio Untuk Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Fip Unesa

PENGEMBANGAN KURIKULUM MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DENGAN KONTEN MATA KULIAH

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO UNTUK MAHASISWA PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FIP UNESA

PAPER

Oleh :

Rahayu Sekar Sari

071024033

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYAFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKANPROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

2013

Page 2: Pengembangan Kurikulum Mata Kuliah Kewirausahaan Dengan Konten Mata Kuliah Pengembangan Media Audio Untuk Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Fip Unesa

PENGEMBANGAN KURIKULUM MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DENGAN KONTEN MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO UNTUK MAHASISWA

PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FIP UNESA

Rahayu Sekar Sari1, Soeprajitno2

Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Surabaya

Kampus Lidah Wetan1 [email protected]

Abstrak : DR (HC) Ir. Ciputra memaparkan setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia menghasilkan lebih dari 300.000 lulusan, namun daya serap lapangan kerja untuk mereka terlalu sedikit, sehingga terdapat lebih dari 740.000 lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Fenomena tersebut terjadi karena pendidikan tinggi selama ini lebih mendidik mahasiswanya untuk dapat diserap oleh lapangan pekerjaan bukan mendidik kemandirian, sehingga perguruan tinggi lebih berkonstribusi mencetak lulusan sarjana yang menjadi pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan kerja (job creator). (www.ciputra.org)

Bertolak dari permasalahan tersebut, diperoleh sebuah alternatif untuk membekali mahasiswa TP dengan materi entrepreneurship untuk menunjang mata kuliah produksi khususnya produksi media audio pembelajaran, agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus serta sesuai dengan kebutuhan pendidikan sekaligus dapat mendistribusikan produk mereka.

Penelitian pengembangan ini menggunakan metode pengembangan kurikulum Hilda Taba yang terdiri atas: (1) Menghasilkan unit-unit percobaan (pilot unit) melalui langkah-langkah: (a) Mendiagnosis kebutuhan (b) Memformulasikan tujuan (c) Memilih isi (d) Mengorganisasi isi (e) Memilih pengalaman belajar (f) Mengorganisasi pengalaman belajar (g) Menentukan alat evaluasi serta prosedur yang harus dilakukan siswa (h) Menguji keseimbangan isi kurikulum. (2) Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemukan validitas dan kelayakan penggunaannya. (3) Merevisi dan mengonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba (4) Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum. (5) Implementasi dan diseminasi kurikulum yang teruji.

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan, maka diketahui bahwa kurikulum mata kuliah kewirausahaan dengan konten mata kuliah pengembangan media audio untuk mahasiswa prodi Teknologi Pendidikan FIP Unesa telah dikembangkan. Hasil penilaian dari validator ahli materi media audio “baik” dengan prosentase 71,75%, penilaian ahli materi kewirausahaan “baik” dengan prosentase 73,5%, sedangkan penilaian validator ahli pengembangan perangkat pembelajaran “baik” dengan prosentase 77, 5%.

Kata kunci: Jumlah pengangguran, keterampilan produksi mahasiswa, pengembangan kurikulum, keterampilan entrepreneurship.

I. PENDAHULUAN

Jumlah pengangguran di Indonesia tiap tahunnya selalu meningkat, berdasarkan data BPS pada tahun 2006 menunjukkan masih terdapat 11 juta penduduk Indonesia

yang masih menganggur dari 106 juta angkatan kerja, pada perkembangan berikutnya, Koordinator Tim Peneliti Prospek Perekonomian Indonesia 2007 Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, M. Tri Sambodo memaparkan angka pengangguran terbuka 2007 bertambah

Page 3: Pengembangan Kurikulum Mata Kuliah Kewirausahaan Dengan Konten Mata Kuliah Pengembangan Media Audio Untuk Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Fip Unesa

menjadi 12,6 juta jiwa. Angka 1,6 juta penganggur baru itu berasal dari angkatan kerja yang tidak tertampung oleh kesempatan kerja pada 2007 sebesar 1,4 juta jiwa. DR (HC) Ir. Ciputra memaparkan setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia menghasilkan lebih dari 300.000 lulusan, namun daya serap lapangan kerja untuk mereka terlalu sedikit, sehingga terdapat lebih dari 740.000 lulusan perguruan tinggi yang menganggur. . (www.ciputra.org diunduh pada tanggal 29 April 2011, pukul: 17.45 WIB) Mata kuliah kewirausahaan adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa TP pada semester ke tujuh. Mengingat permasalah pengangguran yang telah diungkapkan penulis diatas, bila dihubungkan dengan potensi yang dimiliki mahasiswa TP, sebenarnya potensi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan pengangguran, yaitu dengan mengkombinasikan keterampilan kewirausahaan mahasiwa TP dengan keterampilan produksi yang telah dipelajari oleh mahasiswa TP. Mengkombinasikan teori-teori kewirausahaan dengan keterampilan produksi dimaksudkan untuk membekali life skill wirausaha kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa memiliki kecakapan dasar dalam berwirausaha sekaligus dapat memanfaatkan keterampilan produksi mereka untuk berwirausaha sebagai pengasah keterampilan mahasiswa untuk memproduksi media-media pembelajaran yang lebih inovatif dan sesuai dengan sasaran.

Pengembangan media audio merupakan salah satu mata kuliah produksi yang harus diprogram oleh mahasiswa TP, karena mata kuliah tersebut merupakan salah satu mata kuliah wajib. Berdasarkan sharing dengan beberapa mahasiswa yang sedang menempuh matakuliah pengembangan media audio, banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan

dalam mengembangkan naskah audio serta mencari ide program audio yang akan diproduksi lantaran mereka sangat jarang mendengarkan program audio terutama yang sifatnya pendidikan ataupun pembelajaran, kebanyakan dari mereka hanya mendengarkan program audio yang bersifat hiburan seperti musik ataupun undian (kuis). Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab kurangnya inovasi dan kreatifitas mahasiswa dalam mengembangkan program audio. Karena memang masih jarang dijumpai media pembelajaran berupa media audio.

Demikian juga media-media hasil produksi mahasiswa TP, media-media pembelajaran tersebut akan mengalami nasib yang sangat menyedihkan karena hanya akan dikumpulkan dalam ruang display dan dirawat saat akan dipamerkan. Padahal media-media tersebut merupakan salah satu solusi pemecahan masalah pengangguran yang menjadi pikiran Negara. Hal ini tentu saja kurang disadari oleh mahasiwa TP, Karena dalam membuat media pembelajaran tersebut mereka juga kurang memiliki motivasi untuk membuat suatu karya yang inovatif dan berkualitas serta dapat menjadi pemecahan masalah belajar siswa, mereka membuat media hanya sebagai tuntutan tugas matakuliah produksi. Dari sinilah penulis dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa TP memerlukan materi entrepreneurship untuk menunjang matakuliah produksi khususnya produksi media audio pembelajaran, dengan tujuan agar mahasiswa termotivasi untuk menghasilkan produk yang memiliki kualitas bagus serta sesuai dengan kebutuhan pendidikan sekaligus dapat mendistribusikan produk yang telah dibuat oleh mahasiswa.

II. KAJIAN PUSTAKA

Page 4: Pengembangan Kurikulum Mata Kuliah Kewirausahaan Dengan Konten Mata Kuliah Pengembangan Media Audio Untuk Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Fip Unesa

Pengembangan kurikulum (curriculum development) adalah: The planning of learning opportunities intended to bring about certain desered in pupils, and the assessment of the extend to wich these change have taken plece (Audrey Nicholls & S. Howard Nichools dalam Hamalik, 2008: 96)

Rumusan di atas menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa kearah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai sehingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa. Sedangkan yang dimaksud kesempatan belajar (learning opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara para siswa, guru, bahan, peralatan, dan lingkungan dimana belajar yang diinginkan diharapkan terjadi. Dalam pengertian diatas sesungguhnya pengembangan kurikulum adalah proses siklus, yang tidak pernah berakhir.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Sejalan dengan ketentuan tersebut, perlu ditambahkan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan nasional, dan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Adapun landasan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:

a) Landasan Filosofisb) Landasan Psikologisc) Landasan Sosiologisd) Perkembangan Ilmu Pengetahuan

dan TeknologiGood dan Travers dalam Sanjaya

(2008: 82) mengemukakan bahwa model adalah bentuk representasi realitas yang dikembangkan dari keadaan. Pada dasarnya model berkaitan dengan rancangan yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu kedalam realitas yang sifatnya lebih

praktis. Model berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah komunikasi, atau sebagai petunjuk yang bersifat perspektif untuk mengambil keputusan, atau sebagai petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan. Sementara model yang baik menurut Nadler dalam Sanjaya (2008) adalah model yang dapat menolong si pengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara mendasar dan menyeluruh.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode pengembangan merupakan cara yang digunakan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu produk berdasarkan prosedur yang sistematis, sehingga produk yang dihasilkan memiliki nilai ilmiah yang tinggi dan terpercaya. Model pengembangan yang dipilih oleh peneliti dalam mengembangkan kurikulum mata kuliah kewirausahaan dengan konten mata kuliah pengembangan media audio ini adalah model pengembangan Hilda Taba. Langkah-langkah pengembangan berdasarkan model pengembangan Hilda Taba:

a. Menghasilkan unit-unit percobaan (pilot unit) melalui langkah-langkah: Mendiagnosis kebutuhan. Memformulasikan tujuan. Memilih isi. Mengorganisasi isi. Memilih pengalaman belajar Mengorganisasi pengalaman

belajar Menentukan alat evaluasi serta

prosedur yang harus dilakukan siswa

Menguji keseimbangan isi kurikulum.

b. Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka menemukan validitas dan kelayakan penggunaannya.

c. Merevisi dan mengonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba

d. Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum.

e. Implementasi dan diseminasi kurikulum yang teruji. Pada tahap

Page 5: Pengembangan Kurikulum Mata Kuliah Kewirausahaan Dengan Konten Mata Kuliah Pengembangan Media Audio Untuk Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Fip Unesa

terakhir perlu dipersiapkan guru-guru melalui penataran, lokakarya, dan lainsebagainya, serta mempersiapkan fasilitas dan alat-alat sesuai dengan tuntutan kurikulum. (Sanjaya, 2008: 88-89)

Subjek dalam penelitian ini adalah kurikulum yang berupa silabus dan SAP pada mata kuliah kewirausahaan yang dapat diterapkan sebagai acuan atau pedoman untuk pelaksanaan pembelajaran pada mata kuliah kewirausahaan. Objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang memprogram/ mengikuti mata kuliah kewirausahaan dan telah memprogram mata kuliah pengembangan media audio.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket dan wawancara. Angket digunakan untuk menilai kesesuaian dan kualitas kurikulum kewirausahaan yang dikembangkan berdasar para validator yang telah ditentukan. Angket ini juga digunakan sebagai masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang dikembangkan.. Wawancara digunakan untuk untuk mengetahui respon dari mahasiswa tentang pengembangan kurikulum kewirausahaan yang dikombinasikan dengan mata kuliah pengembangan media audio, saran dari mahasiswa terkait dengan keterampilan berbisnis yang dibutuhkan mahasiswa digunakan sebagai identifikasi kebutuhan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis hasil penilaian validator. Analisis dilakukan terhadap setiap kriteria yang berhubungan dengan setiap komponen kurikulum kewirausahaan yang dikembangkan. Data hasil validasi dari dosen ahli dianalisis secara deskriptif kualitatif. Selanjutnya dianalisis menggunakan rumus dibawah ini:

Dari rumus tersebut pengembang mengumpulkan data menggunakan angket tertutup dengan tingkat penilaian:

Sangat baik = 5Baik = 4

Cukup baik = 3Kurang baik = 2Tidak baik = 1

Berdasarkan hasil angket dapat dilakukan penarikan kesimpulan bahwa kurikulum yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan bila telah sesuai dengan pendeskripsian sesuai dengan kualifikasi penilaian skala likert sebagai berikut:

(Ri

IV. HASIL PENGEMBANGAN

1) Mendiagnosis kebutuhan. Yang dilakukan peneliti

dalam tahap awal pengembangan kurikulum adalah melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah pengembangan media audio, hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akan digunakan sebagai analilsis kebutuhan dalam pengembangan kurikulum serta sebagai arahan bagi peneliti dalam memilih keterampilan/ kemampuan yang akan diajarkan dalam kegiatan perkuliahan.

2) Memformulasikan tujuan.Dalam langkah ini peneliti

mulai merumuskan beberapa komponen kurikulum yaitu berupa latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan arah pengembangan. Dari kegiatan wawancara telah dihasilkan diagnose kebutuhan mahasiswa terhadap keterampilan entrepreneurship, maka dalam kegiatan ini peneliti mengkombinasikan tujuan keterampilan berwirausaha/

Tingkat Pencapaian

Kualifikasi

81% - 100%61% - 80%41% - 60%21% - 40%0% - 21%

Sangat baikBaik Cukup baikKurang baikSangat kurang

P = Jumlah skor seluruh validator X 100% Jumlah skor tertinggi

Page 6: Pengembangan Kurikulum Mata Kuliah Kewirausahaan Dengan Konten Mata Kuliah Pengembangan Media Audio Untuk Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Fip Unesa

entrepreneurship dengan tujuan mata kuliah pengembangan media audio.

3) Memilih isi.Dalam kegiatan ini peneliti

mulai mengembangkan SK dan KD sebagai rancangan materi dan kemampuan yang akan dipelajari oleh mahasiswa. Dalam merumuskan SK-KD peneliti tidak lepas dari acuan GBPP mata kuliah pengembangan media audio, sehingga penentuan kemampuan yang akan diajarkan dibuat selaras agar dapat mempermudah mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam memilih isi/materi kewirausahaan peneliti melakukan analisis terhadap karakteristik kewirausahaan. Karakteristik kewirausahaan yang dimaksud disini adalah DAKIP (Disiplin, Aktif, Kreatif, Inovatif dan Produktif).

4) Mengorganisasi isi.Mengidentifikasi materi

pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar, dengan mempertimbangkan peserta didik, relevansi dengan karakteristik daerah, tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, struktur keilmuan, aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran, relevansi dengan kebutuhan peserta didik, dan alokasi waktu. (Arifin, 2011: 195). Maka dalam memilih isi kurikulum/ materi yang akan diajarkan peneliti menyesuaikan keterampilan berbisnis yang dapat diterapkan dalam mata kuliah pengembangan media audio saja.

5) Memilih pengalaman belajarMenjabarkan kompetensi

dasar ke dalam indikator kompetensi. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/ atau di observasi

untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Setelah penjabaran SK-KD ke dalam indikator pencapaian kompetensi, maka peneliti melanjutkan pengembangan komponen silabus secara keseluruhan.

6) Mengorganisasi pengalaman belajar

Setelah mengembangkan silabus, maka peneliti melanjutkan dengan mengembangkan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang akan menjadi acuan proses pembelajaran.

7) Menentukan alat evaluasi serta prosedur yang harus dilakukan

Dalam langkah kegiatan ini, peneliti menentukan alat/ instrument evaluasi yang akan digunakan untuk menguji keseimbangan kurikulum yang telah dikembangkan oleh peneliti. Adapun alat evaluasi yang akan digunakan adalah angket.

8) Menguji keseimbangan isi kurikulum.

Untuk melihat keseimbangan kurikulum yang telah dikembangkan dilakukan konsultasi dengan dosen ahli pengembangan kurikulum dan uji validitas oleh validator ahli, yakni validator ahli pengembangan perangkat pembelajaran dan validator ahli materi pengembangan media audio dan kewirausahaan. Hasil uji validitas, kritik dan saran dari dosen pembimbing dan validator kemudian dijadikan bahan untuk melakukan revisi demi mendapatkan hasil kurikulum yang maksimal.

V. PENUTUP

A. KesimpulanHasil penelitian ini adalah kurikulum kewirausahaan dengan konten mata kuliah pengembangan media audio pembelajaran untuk mahasiswa prodi Teknologi Pendidikan FIP Unesa. Saran dan respon dari mahasiswa yang telah diwawancarai digunakan sebagai acuan oleh peneliti dalam memilih materi

Page 7: Pengembangan Kurikulum Mata Kuliah Kewirausahaan Dengan Konten Mata Kuliah Pengembangan Media Audio Untuk Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Fip Unesa

pembelajaran serta menyusun rencana kegiatan pembelajaran pada kurikulum yang dikembangkan. Berdasarkan penilaian validator dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum kewirausahaan dengan konten mata kuliah pengembangan media audio oleh dosen ahli materi pengembangan media audio termasuk dalam kategori baik dengan prosentase 71, 75%, materi kewirausahaan termasuk dalam kategori baik dengan prosentase 73,5%, sedangkan validasi yang dilakukan oleh dosen ahli pengembangan perangkat pembelajaran dikategorikan baik dengan prosentase 77, 5%. Oleh karena itu kurikulum kewirausahaan dapat dimanfaatkan dan dijadikan refrensi dalam membuat kurikulum mata kuliah kewirausahaan dengan konten mata kuliah pengembangan media audio untuk mahasiswa Teknologi Pendidikan FIP Unesa.

B. SaranPenelitian ini merupakan

penelitian pengembangan yang hasil dari penelitian ini adalah prototype kurikulum kewirausahaan yang dapat dimanfaatkan. Pada penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti, penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran untuk mata kuliah kewirausahaan yang dikhususkan untuk mahasiswa prodi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Oleh karena itu peneliti memberikan saran berkaitan dengan prototype yang dihasilkan.

1. Pengembangan kurikulum ini hanya untuk mahasisawa S1 Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Apabila akan diterapkan/ digunakan mahasiswa lain harus dikaji terlebih dahulu terutama dari analisis kebutuhan, kondisi lingkungan, karakteristik sasaran, waktu dan dana yang dibutuhkan.

2. Pengembangan lebih lanjut dapat pula dilakukan dengan menggunakan konten mata kuliah produksi lain yang memungkinkan untuk dinuansai dengan keterampilan kewirausahaan.

DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan (Terjemahan Setijadi dkk) Jakarta: CV. Rajawali.

Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung. Alfabeta.

Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Ciputra. 2011. Quantum Leap. www.ciputra.org diunduh pada tanggal 29 April 2011, pukul: 17.45 WIB

Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta.Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Yogyakarta. Ar-ruzz Media.

Munadi, Yuhdi. 2010. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta. Gaung Persada Press.

Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung. Rosdakarya.

Nasution. 1991. Pengembangan Kurikulum.Bandung. Citra Aditya Bakti.

Pramono. 2009. Jika Jiwa Wirausaha Jauh Panggang dari Api. [email protected]

Page 8: Pengembangan Kurikulum Mata Kuliah Kewirausahaan Dengan Konten Mata Kuliah Pengembangan Media Audio Untuk Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Fip Unesa

m Diakses tanggal: 18 Maret 2011; pukul 16.00 WIB.

Riafriana. 2009. Angka Penganguran Sarjana Tinggi. http: www.ngampus.com Diakses tanggal: 10 Maret 2011; pukul 18.00 WIB.

Ridwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Rusijono. 2008. Penelitian Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press.

Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktek Pengembangan KTSP. Jakarta. Kencana.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan. Jakarta. Kencana.

Suherman, Eman. 2008. Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung. Alfabeta.

Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sulistiowati. 2012. Garis Besar Rencana Perkuliahan Matakuliah Pengembangan Media Audio. Surabaya. Tidak dipublikasikan.

Susilo. 2009. Sosialisasi KTSP. http: www.kurikulum.com Diakses tanggal: 20 April 2011; pukul 20.00 WIB.

Susarno Hadi, Lamijan. 2008. Desain Sistem Pembelajaran. Surabaya: Tidak Dipublikasikan. Universitas Negeri Surabaya.

Syaodih, Nana. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Winardi. 2004. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta. Kencana.

Page 9: Pengembangan Kurikulum Mata Kuliah Kewirausahaan Dengan Konten Mata Kuliah Pengembangan Media Audio Untuk Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Fip Unesa